Disusun Oleh:
Kelompok 6
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
TA. 2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
menyertai dan memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok pada matakuliah
Psikologi Kepemimpinan yang berjudul “Kepemimpinan dan Kekuasaan”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen matakuliah
Psikologi Kepemimpinan yang telah memberikan tugas ini kepada kami, sehingga kami
bisa memiliki serta membagikan wawasan mengenai Kepemimpinan dan Kekuasaan.
Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada anggota kelompok yang turut
berpartisipasi dalam pengerjaan tugas ini sehingga tugas ini bisa terselesaikan tepat
pada waktunya.
Kami juga menyadari bahwa makalah masih memiliki banyak kekurangan
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca mengenai judul terkait.
20 Juni 2023
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sistem lapisan masyarakat yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan
tertentu biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi
dalam organisasi formal, seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik,kelas, yaitu :
politis angkatan bersenjata dan sebagainya. Kekuasaan dan wewenang itu merupakan
suatu unsur khusus dalam sistem pelapisan masyarakat yang mempunyai sifat khusus
1
lain daripada tanah, uang dan benda ekonomis lainnya, ilmu pengetahuan dan
sebagainya. Hal ini disebabkan uang, tanah dan sejenisnya dapat dibagi secara bebas
dalam masyarakat tanpa merusak keutuhan masyarakat.
Namun demikian, apabila suatu masyarakat hendak hidup teratur dan keutuhan
masyarakat tetap terjaga, maka kekuasaan dan wewenang harus dibagi-bagi secara
teratur, sehingga setiap orang akan jelas dimana kekuasaan dan wewenangnya dalam
organisasi baik secara horizontal maupun vertikal. Kekuasaan merupakan unsur penting
dalam kehidupan masyarakat karena peranannya dapat menentukan nasib berjuta-juta
orang. Kekuasaan senantiasa ada dalam masyarakat, baik masih sederhana maupun
masyarakat besar yang kompleks. Adapu keberadaan kekuasaan tergantung pada sifat
hubungan antara yang berkuasa (pemimpin) dan yang terpaksa. Ada pemimpin disatu
bidang tertentu, ada pula pemimpin dalam banyak segi kehidupan. Ada pemimpin yang
mencari pengikutnya dan ada yang justru dicari pengikutnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu menurut Jono (2018) kepemimpinan merupakan suatu usaha dari
seorang untuk dapat merealisasikan tujuan individu ataupun tujuan organisasi. Secara
umum kepemimpinan meliputi prose mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memberikan motivasi perilaku untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki individu, kelompok dan budayanya. Selain itu, mempengaruhi interpretasi
mengenai peristiwa yang dialami memelihara hubungan kerja sama dalam kelompok
ataupun luar kelompok.
3
kelompok, bagaimana hal itu dilakukan, dan cara orang berhubungan dalam kelompok.
Kepemimpinan terjadi jika orang yang dipengaruhi untuk melakukan apa yang
etis dan bermanfaat bagi organisasi dan diri mereka sendiri, bukan upaya yang tidak
relevan atau merugikan pengikut. Dengan demikian, domain proses kepemimpinan
tidak boleh dibatasi oleh tujuan yang dimaksudkan pemimpin.
4
5. Kepemimpinan Langsung dan Tidak Langsung
5
melibatkan teori psikologis tentang ciri-ciri kepribadian, nilai, keterampilan, asi dan
pengetahuan untuk menjelaskan keputusan dan perilaku individu.
3. Proses Kelompok
Kepemimpinan dilihat dari perspektif tingkat kelompok yaitu berfokus pada
pengaruh pemimpin pada proses kolektif yang menentukan kinerja tim, Proses
pengaruh melibatkan efektivitas pemimpin dan semua anggota tim. Contohnya
komitmen untuk menjalankan peran kerja Kelebihan anggota teori proses kelompok
yaitu memberikan hasil yang jauh lebih baik mereka secara efektif. Dengan
kepemimpinan efektif dalam Kelemahannya yaitu tidak memasukkan yang perencanaan
untuk menjelaskan anggota. proses psikologis proses mempengaruhi.
4. Proses Organisasi
Menurut Fleishman dalam Yuki (2013) tingkat analisis organisasi
menggambarkan kepemimpinan sebagai proses yang terjadi dalam "sistemterbuka"
yang lebih besar dimana kelompok-kelompoknya adalah sub sistem. Faktor yang
mempengarhi keberlangsungan hidup satu orang, yaitu :
- Adaptasi terhadap lingkungan dan sumber daya yang diperlukan. Misalnya
mengantisipasi kebutuhan konsumen dan mengevaluasi kendala yang dialami.
- Efisiensi oleh organisasi proses transformasi untuk menghasilkan produk dan jasa.
Misalnya, merancang struktur yang sesuai, yang digunakan menentukan hubungan
otoritas dan memanfaatkan teknologi, sumber daya dan personel yang tersedia.
6
5. Teori Bertingkat
Teori multi-level atau bertingkat mempunyai kedudukan variabel yang berbeda.
Misalnya, variabel independen dan dependen berada pada variabel konseptualisasi yang
sama, tetapi variabel moderator berada pada level yang berbeda. Dan bahkan tipe multi-
level yang lebih kompleks termasuk pengaruh pemimpin pada proses penjelasan lebih
dari satu level dan kausalitas timbal balik di antara beberapa variabel. Toeri multi-level
kepemimpinan yang efektif dapat menyediakan cara untuk mengatasii keterbatasan
teori level tunggal, tetapi sangat sulit untuk mengembangkan teori multi-level yang
sedikit dan mudah diaplikasikan. Tingkat konseptualisasi berimplikasi untuk ukuran
dan metode analisis yang digunakan untuk menguji suatu materi.
7
semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak
pimpinan. Pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal, selalu dipandang
rendah, sehingga tidak dianggap mampu berbuat sessuatu tanpa perintah. Untuk
mendukung kemampuan organisasi, sangat bergantung pada struktur otoritas yang
terdapat di dalam organisasi, karena otoritas merupakan dasar dalam setiap
pengambilan keputusan. Lebih lanjut Weber menyatakan bahwa terdapat tigas jenis
otoritas yang berpengaruh terhadap pola kepemimpinan maupun kegiatan pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi, yaitu :
2. Otoritas tradisional
Otoritas yang muncul karena kepercayaan orang kepada tradisi termasuk status
seseorang yang karena tradisi mempunyai hak untuk memerintah, otoritas tradisional
merupakan dasar bagi organisasi gereja dan kerajaan.
3. Otoritas karismatik
Otoritas yang muncul pada diri sesorang yang mempunyai karismatik pribadi
yang luar biasa, yang menyebabkan orang tersebut dianggap mempunyai hak untuk
memerintah oleh orang lain.
8
secara perorang maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya mengfungsikan
dirinya sebagai penasehat.
9
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang
baik, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat yang lebih baik. Gaya kepemimpinan
adalah sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar
sasaran tercapai atau gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai
dan sering diterapkan seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah gaya yang dapat memaksimalkan
produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan dan mudah menyesuaikan dengan segala
situasi. Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe
kepemimpinan. Ada empat gaya dasar kepemimpinan yakni :
10
Disamping itu, masih ada beberapa pendapat tentang gaya kepemimpinan yang
diajukan oleh para pakar yang kesemuanya dapat ditelusuri dalam beberapa literatur
kepemimpinan, organisasi dan manajemen. Studi dari Ohio State University atau
Michigan misalnya, mengemukakan dua orientasi utama pemimpin dan orientasi pada
hubungan kemanusiaan dan orientasi pada struktur tugas. Dari kedua macam orientasi
ini, bila divisualisasikan ke dalam gambar bujur sangkar yang berkuadran empat, akan
didapatkan empat macam kombinasi gaya, yaitu: Hubungan rendah, tugas rendah (kiri
bawah), Hubungan rendah, tugas tinggi (kanan bawah), Hubungan tinggi, tugas rendah
(kiri atas) dan hubungan tinggi, tugas tinggi (kanan atas).
Hal yang mirip juga dikemukakan oleh Blake dan Mouton dengan teori
managerial Gridnya. Gaya kepemimpinan menurut Rivai (2003:60) adalah sekumpulan
ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi
tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan
strategi yang di sukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. Dari sudut
pandang pendekatan perilaku, gaya kepemimpinan adalah pola penyeluruh dari
tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh
bawahannya.
11
pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerjasama, dan yang mementingkan
hasil yang dicapai. Ketiga pola tersebut tidak terpisah satu sama lain, saling
mendukung, namun kecederungan atau titik beratnya berbeda, sehingga kombinasi dari
ketiga pola dasar tersebut akan menghasilkan tiga tipe utama, yaitu:
12
memiliki sejumlah pengikut. Selanjutnya antara pemimpin dan para pengikut terjalin
ikatan emosional dan rasional menyangkut kesamaan nilai yang ingin disebar dan
ditanam serta kesamaan tujuan yang ingin dicapai.
a. Studi Lowa.
13
b. Penemuan Ohio
Dalam tahun (1945), biro penelitian bisnis dari Universitas Negeri Ohio
melakukan serangkaian penemuan dalam bidang kepemimpinan. Suatu riset
interdisipliner mulai dari ahli psikologi, sosiologi dan ekonomi mengembangkan dan
mempergunakan kuesioner deskripsi perilaku pemimpin. Untuk menganalisa
kepemimpinan dalam berebagai tipe kelompok dan situasi. Penelitian ini dilakukan atas
beberapa komandan angkatan udara dan anggota-anggota pasukan pengebom, pejabat-
pejabat sipil, pengawas-pengawasan dalam pabrik, administrator-administrator
perguruan tinggi dan kelompok sipil lainnya.
Studi Ohio memulai dengan premis bahwa tidak ada kepuasan atas rumusan
atau definisi kepemimpinan yang ada. Mereka juga mengetahui bahwa hasil kerja yang
terdahulu darinya adalah terlalu banyak berasumsi bahwa kepemimpinan itu selalu
diartikan sama dengan kepemimpinan yang baik. Tim peneliti Ohio telah menetapkan
mempelajari kepemimpinan dengan tidak memperdulikan rumusan-rumusan yang ada
atau apakah hal tersebut efektif atau tidak efektif. Di dalam menelaah perilaku
pemimpin ini, dari Universitas Ohio menemukan bahwa kedua perilaku struktur
inisiatif dan perhatian tersebut sangat berbeda dan terpisah satu sama lain. Nilai yang
tinggi pada satu dimensi tidaklah mesti diikuti rendahnya nilai dari dimensi yang lain.
Perilaku pemimpin dapat pula merupakan kombinasi dari dua dimensi perilaku tersebut
dirancang pada sumbu yang terpisah.
Taylor (1911), seorang ahli teknik mesin sekaligus Bapak Manajemen Ilmiah
menemukan gaya kepemipinannya dalam memimpin perusahaan sebagi berikut:
1. Cara terbaik untuk meningkatkan hasil kerja ialah dengan meningkatkan teknik atau
metode kerja, akibatnya manusia dianggap sebagai mesin.
2. Manusia untuk manajemen bukan manajemen untuk manusia.
14
3.Fungsi pemimpin menurut teori manajemen keilmuan (teori klasik) adalah
menetapkan dan menerapkan criteria prestasi untuk mencapai tujuan.
4. Fokus pemimpin adalah pada kebutuhan organisasi.
e. Studi Michigan
Kantor Riset Angkatan Laut mengadakan kontrak kerjasama dengan Pusat Riset
Survei Universitas Michigan untuk mengadakan penelitian. Tujuan kerjasama ini
adalah untuk meneliti prinsip-prinsip produktivitas kelompok dan kepuasan anggota
kelompok yang diperoleh dari partisipasi mereka. Untuk mencapai tujuan ini, maka
pada tahun 1947 dilakukan penelitian di Newark, New Jersey pada perusahaan asuransi
Prudential. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan pada seksi produksi lebih
menyukai:
15
4) Berorientasi pada pekerja daripada produksi. (Likert, 1962). Penelitian
mengidentifikasikan dua konsep gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan
dan berorientasi pada produksi.
Setidak-tidaknya ada dua teori atau pendekatan penting yang relevan dengan
pembicaraan tentang psikologi kepemimpinan. Yang pertama adalah teori tingkat
kebutuhan Maslow, dan kedua teori kekuasaan Frenc dan Reven. Abraham Maslow
mengemukakan bahwa kebutuhan manusia dalam lima tingkatan dalam hal urutan
pemenuhannya, yaitu (1) kebutuhan fisik, (2) kebutuhan akan keamanan, (3) kebutuhan
sosial, (4) kebutuhan akan penghargaan dan (5) kebutuhan aktualisasi diri.
Kelima sumber kekuasaan itu adalah: (1) kekuasaan paksaan, (2) kekuasaan
imbalan, (3) kekuasaan legitimasi, (4) kekuasaan keahlian, (5) kekuasaan referensi.
16
kekuasaan yang ada pada seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena
kemampuannya memberi imbalan atas apa yang dilakukannya. Kekuasaan legitimasi
adalah kekuasan yang didapat seseorang secara formal ditinjau dari struktur organisasi.
Selanjutnya, kekuasaan keahlian, yaitu kekuasaan yang ada pada seseorang karena
keahliannya di bidang tertentu, sehingga dengan kealhiannya itu ia memiliki pengaruh
atas orang lain. Kekuasaan referensi adalah kekuasaan yang menggambarkan adanya
referensi atau rujukan pada tokoh tertentu yang berpengaruh. Kekuasaan paksaan,
imbalan dan ligitimasi pada dasarnya dinyatakan secara tegas oleh posisi seseorang
dalam organisasi. Orang-orang yang ada pada level organisasi yang lebih rendah pula
dibandingkan dengan mereka yang memiliki posisi yang lebih tinggi, dilain pihak
kekuasaan keahlian dan referensi tidak sealalu berkaitan dengan posisi seseorang dalam
organisasi. Proposisi psikologi kepemimpinan atau kepemimpinan, dari sudut
pandangan psikologi menyatakan bahwa fungsi utama seorang pemimpin adalah
mengembangkan sistem motivasi yang efektif.
Dalam hal ini pemimpin harus mampu melakukan stimulasi terhadap bawahan
atau pengikutnya sedemikian rupa agar dapat memberikan sumbangan positif bagi
tujuan-tujuan organisasi, disamping memuaskan kebutuhan-kebutuhan pribadinya.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka teori tingkat kebutuhan ynag
dikemukakan oleh Abraham Maslow (fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan
aktualisasi diri dapat mejadi model atau pedoman bagi pemimpin dalam
mengembangkan sistem motivasi yang paling efektif. Seorang pemimpin, dengan
pemahaman yang dalam bahwa seseorang tak hidup hanya dengan makan saja, tetapi
juga memerlukan pertumbuhan psikologi, akan tetapi mengembangkan berbagai
program yang mampu menghasilkan kontribusi optimal dari bawahannya. Tegasnya
suatu program yang memfokuskan diri pada semua sisi kebutuhan yang disebut di atas
(fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri) dianggap memiliki
probabilitas yang tinggi lebih tinggi dalam memotivasi dari pada program yang bersifat
parsial.
17
2.7 Hubungan Kepemimpinan dan Kekuasaan
Jika kita amati hal-hal yang telah saya sebutkan di dalam bagian terdahulu,
maka titik-penghubung antara kepemimpinan dan kekuasaan itu adalah sangsi-sangsi
ethis yang diperhatikan oleh pemegang peran kepemimpinan dan kekua saan tersebut;
di samping itu juga unsur kemanfaatan umum yang dapat diraih dari fungsi-fungsi
kedua gejala tersebut. Dengan kedua titik penghubung tersebut, apakah seorang yang
sedang memegang kekuasaan dapat tetap memperhatikan nilai-nilai baik dan buruk
bagi kemanfaatan umum tujuan kekuasaan yang akan mereka capai, atau sebaliknya
apakah seorang yang berperan dalam kepemimpinan tetap memperhitungkan nilai-nilai
baik dan buruk pada waktu akan menggunakan unsur kekuasaan guna meluruskan
gerak kepemimpinan mencapai tujuan bersama; semua itu merupakan daerah lingkup
pemikiran pemegang kekuasaan atau kepemimpinan. Pemegang peran kepemimpinan
yang tetap di atas garis fungsi kepemimpinan akan selalu menggunakan kekuasaan
sejauh hal itu tidak bertentangan dengan sangsi-ethis, agar tujuan bersama tetap dapat
tercapai. Pemegang kekuasaan yang masih mempunyai rasa tanggung jawab selalu
18
harus mempertimbangkan kemanfaat tujuan dari kekuasaannya itu sesuai dengan nilai-
nilai ethis dengan segala sangsi-sangsinya.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selain itu menurut Jono (2018) kepemimpinan merupakan suatu usaha dari
seorang untuk dapat merealisasikan tujuan individu ataupun tujuan organisasi. Secara
umum kepemimpinan meliputi prose mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memberikan motivasi perilaku untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki individu, kelompok dan budayanya. Selain itu, mempengaruhi interpretasi
mengenai peristiwa yang dialami memelihara hubungan kerja sama dalam kelompok
ataupun luar kelompok.
Setidak-tidaknya ada dua teori atau pendekatan penting yang relevan dengan
pembicaraan tentang psikologi kepemimpinan. Yang pertama adalah teori tingkat
kebutuhan Maslow, dan kedua teori kekuasaan Frenc dan Reven. Abraham Maslow
mengemukakan bahwa kebutuhan manusia dalam lima tingkatan dalam hal urutan
pemenuhannya, yaitu (1) kebutuhan fisik, (2) kebutuhan akan keamanan, (3) kebutuhan
sosial, (4) kebutuhan akan penghargaan dan (5) kebutuhan aktualisasi diri.
20
DAFTAR PUSTAKA
21