PENDAHULUAN
Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya: "untuk
menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang". Dalam abad
Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga kesehatan dan membuat pertumbuhan badan yang
harmonis, dan tidak dipertandingkan. Baru pada akhir abad 19, peraturan-peraturan dalam senam
mulai ditentukan dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal modern Olympic Games, senam
dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai salah satu cabang olahraga yang teratur.
Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan
dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil.
Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia.
Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki
pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia
memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang lebih kental
dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan atau
perkotaan.
Olahraga senam sendiri ada bermacam-macam, seperti : senam kuno, senam sekolah, senam
alat, senam korektif, senam irama, turnen, senam artistik. Secara umum senam memang demikian
adanya, dari tahun ke tahun mengalami penyempurnaan dan semakin berkembang. Yang dulunya
tidak untuk dipertandingkan, namun sejak akhir abad 19 mulai dipertandingkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan senam ketangkasan?
2. Apa saja 3 macam senam ketangkasan ?
3. Apa manfaat dari senam ketangkasan?
4. Bagaimana cara memegang lempar lembing di Negara Finlandia dan Amerika
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui senam ketangkasan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis senam ketangkasan
3. Untuk mengetahui manfaat senam ketangkasan.
4. Mengetahui pengertian lempar lembing
5. Mengetahui persyaratan yang syah pada olah raga lempar lembing
6. Mengetahui teknik bermain lempar lembing
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Guling Depan dari Sikap/Posisi Awal Jongkok
Cara melakukan aktivitas guling depan dari sikap awal jongkok adalah sebagai berikut.
1. Cara melakukan Aktivitas guling depan dari sikap berdiri adalah sebagai berikut.
Sikap awal berdiri dengan kedua kaki rapat, lalu letakkan kedua telapak tangan di atas matras
selebar bahu, di depan ujung kaki sejauh ± 50 cm.
2. Bengkokkan kedua tangan, lalu letakkan pundak di atas matras dan kepala dilipat sampai
dagu menempel bagian dada.
3. Selanjutnya dengan, berguling ke depan, yaitu saat panggul menyentuh matras lipat kedua
kaki dan pegang tulang kering dengan kedua tangan menuju ke posisi jongkok.
3
b. Sikap Kayang
Sikap kayang adalah suatu bentuk atau sikap membusurkan badan bagian depan ke atas,
bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki dengan siku-siku dan lutur lurus. Sikap dan gerakan
kayang akan mudah dilakukan, apabila:
1. Mempunyai kelentukan otot perut, punggung, dan paha.
2. Kelenturan persendian bahu, ruas-ruas tulang belakang, dan persendian panggul; serta
3. Kekuatan lengan dan bahu untuk menopang badan.
Ada beberapa tahapan cara latihan dan melakukan sikap kayang di antaranya yaitu:
1. Latihan sikap kayang dari posisi tidur
(a) Sikap permulaan:
Tidur terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua tumit dekat dengan pinggul (pantat). Kedua siku
ditekuk, kedua telapak tangan diletakkan pada matras atau lantai di samping telinga, ibu jari yang
lainnya menunjuk ke arah bahu.
(b) Gerakan:
Angkat badan dan luruskan kedua tungkai bersamaan dengan meluruskan kedua lengan. Tumpuan
berada di kedua tungkai dan kedua telapak tangan, serta pandangan menghadap ke lantai/matras.
Bentuk badan yang baik adalah menyerupai busur atau melengkung.
(b) Gerakan:
Bersamaan dengan mengayunkan kedua tangan ke atas arah belakang, lentingkan badan ke
belakang pelan-pelan, kepala ditengadahkan mengikuti gerakan badan melenting ke belakang, hingga
4
kedua telapak tangan mengenai lantai. Pada waktu melentingkan badan ke belakang kedua kaki
diusahakan tetap lurus, kepala tetap tengadah ke depan dan kedua tangan tetap lurus.
c. Sikap Lilin
Sikap lilin merupakan sikap tidur terlentang kemudian kedua kaki diangkat keras di atas
(rapat) bersama-sama, pinggang ditopang kedua tangan dan pundak tetap menempel pada lantai.
Dalam melakukan sikap lilin, kekuatan otot perut berfungsi untuk kedua tangan menopang pinggang.
Cara melakukan gerakan sikap lilin sebagai berikut:
Tidur terlentang, kedua tangan di saping badan, pandangan ke atas.
Angkat kedua kaki lurus ke atas dan rapat.
Yang menjadi landasan adalah seluruh pundak dibantu kedua tangan menopang
padapinggang.
Pertahankan sikap ini beberapa saat.
5
pelempar sebelum pelepasan lembing (bagian belakang pesaing mungkin tidak menghadapi garis
melemparkan setiap saat sebelum pelepasan lembing).
1. Cara Memegang Lempar Lembing
a. Cara Finlandia
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong
hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari
tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada tepi belakang
dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu
menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan
di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang
memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin,
1992).
b. Cara Amerika
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing
serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal
dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi
belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga
jari lainya berimpit dan siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis
lempar dan garis-garis itu semua.
Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan
mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya
membelakangi sektor lemparan.
6
Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan
jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung
garis lempar dan garis perpanjangan.
2. Peralatan lembing
Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3)
tali pegangan.
Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata
lembing yang runcing.
Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak
melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus
sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m.
Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
7
teknik yang harus diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara
membawa lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
A. Cara Memegang Lembing
Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus yang perlu
diperhatikan. Ada dua macam cara dalam memegang lembing, yaitu:
Cara Finlandia: antara kedua jari tengah dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang
balutan lembing, sedangkan jari telunjuk diletakkan sewajarnya.
Cara Amerika: antara kedua jari telunjuk dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang
balutan lembing.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang
membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur.
Senam ketangkasan sering dikatakan dengan senam pertandingan atau senam artistik, karena
bentuk-bentuk gerakannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam pertandingan
baikmengenai sikap pada waktu akanmelakukan, keindaha dan ketepatan, serta keseimbangan pada
sikap akhirnya.
Di dalam gerakan lempar lembing banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh bagian
atas dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang lengkap dari
bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan lempar lembing yang baik.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami selaku penulis menyarankan agar kita terbiasa untuk hidup
sehat dan diantaranya dengan melakukan senam ketangkasan dan lempar lembing untuk
meningkatkan kebugaran jasmani serata mengembangkan kualitas fisik untuk hidup menjadi lebih
sehat.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://mayasari9595.blogspot.co.id/2015/01/senam-ketangkasan.html
http://marzuki49.blogspot.com/2012/02/pembelajaran-senam-ketangkasan.htm
http://duniadesisrini.blogspot.com/2017/10/makalah-senam-ketangkasan.html
https://vdocuments.site/makalah-lempar-lembing.html
10