WALIKOTA MOJOKERTO
PROVINSI JAWA TIMUR
TENTANG
WALIKOTA MOJOKERTO,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
18. Input adalah sumber daya dalam bentuk dana, sumber daya
manusia (SDM), peralatan, dan material yang digunakan
untuk menghasilkan output.
19. Output adalah barang-barang yang diproduksi, jasa yang
diserahkan/diberikan, atau hasil-hasil lain dari proses atas
input.
20. Proses adalah kegiatan-kegiatan operasional yang
menggunakan input untuk menghasilkan output.
21. Outcome adalah tujuan atau sasaran yang akan dicapai
melalui output.
22. Efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target
yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan
keluaran (output) dengan hasil (outcome).
23. Efisien merupakan pencapaian keluaran yang maksimum
dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan
terendah untuk mencapai keluaran tertentu.
24. Ekonomis merupakan perolehan masukan dengan kualitas
dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud ditetapkannya Peraturan Walikota ini adalah sebagai
pedoman teknis bagi APIP pada Inspektorat agar memiliki
kesamaan persepsi dan keseragaman metodologi sesuai standar
audit dalam melaksanakan Audit Kinerja.
Pasal 3
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Walikota ini,
meliputi:
a. pendahuluan;
b. gambaran umum Audit Kinerja;
c. perencanaan Audit Kinerja;
d. pelaksanaan Audit Kinerja;
e. komunikasi hasil audit.
Pasal 5
Uraian Ruang Lingkup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
BAB IV
SASARAN AUDIT KINERJA
Pasal 6
(1) Sasaran Audit Kinerja adalah menilai aspek efisiensi,
aspek efektifitas dan aspek keekonomisan program dan
kegiatan pada setiap Perangkat Daerah yang tercantum
dalam APBD.
(2) Guna mengefektifkan pelaksanaan Audit Kinerja dalam
suatu penugasan audit, maka sasaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibatasi hanya pada salah satu
program dan kegiatan yang memiliki tingkat risiko tinggi.
BAB V
KEGIATAN AUDIT KINERJA
Pasal 7
(1) Sumber dana kegiatan Audit Kinerja dari APBD dan
dituangkan dalam PKPT.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kota Mojokerto.
Ditetapkan di Mojokerto
pada tanggal 23 November 2022
WALIKOTA MOJOKERTO,
ttd.
IKA PUSPITASARI
Diundangkan di Mojokerto
pada tanggal 23 November 2022
SEKRETARIS DAERAH KOTA MOJOKERTO,
ttd.
GAGUK TRI PRASETYO, ATD, M.M.
Pembina Utama Madya
NIP. 19680206 199301 1 002
BERITA DAERAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2022 NOMOR 84
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum,
LAMPIRAN
PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO
NOMOR 84 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS AUDIT KINERJA DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA
MOJOKERTO
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN UMUM AUDIT KINERJA
Ilustrasi kasus :
Proyek pembangunan jalan 10km, asumsi nilai kedua proyek dibawah harga
standar dengan tujuan mengurangi tingkat kemacetan.
a. Proyek A menghabiskan dana Rp100jt, menurunkan tingkat kemacetan
10%;
b. Proyek B menghabiskan dana Rp90jt, menurunkan tingkat kemacetan 15%;
Maka :
- Proyek A dan B, ekonomis karena dibawah harga standar. (asumsi kondisi
kedua proyek sama)
- Proyek B lebih efisien dari pada Proyek A, karena Proyek B dengan jalan
10 km menggunakan sumber daya (input) sebesar Rp 90 jt, dibanding
proyek B Rp100 jt.
- Proyek B lebih efektif dari pada proyek A. karena proyek B dapat
menurunkan tingkat kemacetan sebesar 15% dari pada proyek A hanya
sebesar 10%.
Adapun syarat indikator kinerja yang baik yaitu dapat diukur, relevan, mudah
dimengerti, serta dapat memberikan informasi yang tepat tentang capaian
kinerja. Dalam menentukan konsep keberhasilan kinerja suatu program/
kegiatan, perlu disepakati bersama mengenai skala tingkatan/grading dalam
penentuan skor keberhasilan program/kegiatan antara auditor dengan
manajemen.
Dalam tabel 2.1 adalah contoh skala pengukuran kinerja yang biasa digunakan
Skor Kategori
85 < skor < 100 Berhasil
70 < skor < 85 Cukup Berhasil
50 < skor < 70 Kurang Berhasil
0 < skor < 50 Tidak Berhasil
BAB III
PERENCANAAN AUDIT KINERJA.
3.1 Persiapan
Persiapan penugasan audit kinerja diperlukan untuk memastikan audit kinerja
dapat dilaksanakan dengan baik. Audit kinerja dilakukan atas area
pengawasan yang telah ditetapkan dalam PKPT berdasarkan Perencanaan
Pengawasan Berbasis Risiko (PPBR) yang dilakukan oleh APIP.
Hal yang perlu dipersiapkan antara lain:
a. Mengidentifikasi mandat/kewenangan APIP, kebijakan dan peraturan
umum terkait program prioritas dan informasi yang terpilih. Hal tersebut
dapat diperoleh melalui dokumen Internal Audit Chapter (IAC), RPJMD,
Renstra, Isu terkini, besaran anggaran, dan kejadian temuan tahun
sebelumnya. Hasil identifikasi ini dapat dijadikan Potencial Audit Objective
(PAO). Contoh format yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pada
Lampiran 1a, 1b dan 1c;
ditemukan
a. Tingkat mutasi pegawai Semakin tinggi maka
b. Jumlah program baru semakin berisiko
c. Tingkat kerumitan proses sehingga perlu diberi
d. Tingkat ketidakjelasan bobot yang lebih tinggi
tanggung jawab
2 Signifikansi a. Materialitas keuangan (nilai Semakin signifikan
anggaran, jumlah maka perlu diberi
pendapatan, nilai asset, dll) bobot yang lebih tinggi
b. Pengaruh pada keberhasilan
organisasi
c. Pengaruh pada stakeholder
ekstern
3 Potensi Manfaat a. Potensi memperoleh input Semakin tinggi maka
Audit yang lebih murah/ekonomis potensi manfaat perlu
b. Potensi penghematan input/ diberi bobot yang lebih
efisiensi tinggi
c. Potensi peningkatan output
dan
outcome/efektivitas
d. Potensi perbaikan proses
bisnis
4 Auditabilitas a. Tingkat verifiabilitas Semakin tinggi tingkat
(Auditability) pekerjaan audibilitas perlu
b. Skill/kompetensi auditor memperoleh bobot
c. Kejelasan kriteria kinerja yang lebih tinggi
d. Keterjangkauan lokasi
geografis
pihak yang terlibat, serta risiko dan pengendalian yang ada pada proses
tersebut.
3. Narrative memoranda, menggambarkan proses menggunakan kalimat atau
narasi, dan biasanya merupakan dokumentasi atau catatan tambahan
(pelengkap) berkaitan proses tersebut.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan dalam pemahaman proses bisnis auditi
yaitu:
a) Identifikasi keselarasan antara program prioritas di RPJMD, RKPD,
dengan Renstra, Renja, dan DPA. Contoh kertas Kerja keselarasan
terdapat pada Lampiran 5.
b) Identifikasi dan evaluasi ketepatan Indikator Kinerja Utama (IKU) di
RPJMD, apakah indikator kinerja utama atas program prioritas yang ada
di RPJMD telah cukup/layak untuk digunakan dan dijadikan ukuran
dalam pencapaian program prioritas sehingga diharapkan IKU yang ada
dapat menggambarkan pencapaian program prioritas. Contoh kertas Kerja
evaluasi ketepatan Indikator Kinerja terdapat pada Lampiran 6.
c) Identifikasi dan analisis kondisi sistem pengendalian intern terkait dengan
unsur dan sub unsur lingkungan pengendalian. Analisis dilakukan untuk
memperoleh informasi awal apakah lingkungan pengendalian kondusif/
memadai untuk mendukung capaian kinerja program prioritas. Contoh
kertas Pemahaman Sistem Pengendalian terdapat pada Lampiran 7.
d) Identifikasi program prioritas terkait dengan regulasi/pedoman,
juklak/juknis, kebijakan teknis dan SOP yang ada pada OPD. Identifikasi
pelaksana program prioritas yaitu OPD Utama dan OPD Pendukung
termasuk peran, tusi dan proses bisnis dari OPD tersebut sampai dengan
kegiatan-kegiatan yang ada pada unit-unit teknis terkait beserta struktur
organisasi sehingga APIP dapat menentukan actor utama dan pendukung
dalam pencapaian kinerja.
e) Identifikasi area-area kritis mana saja yang menjadi proses bisnis dari
pelaksana program tersebut, pelajari informasi hasil audit sebelumnya,
issue/permasalahan atas program, kemudian area kritis tersebut
dikembangkan untuk dapat dijadikan Critical Success Factor (CSF).
Selanjutnya CSF dioperasionalkan menjadi Key Performance Indikator
(KPI) untuk dapat dilakukan pengukuran dan penilaian kinerja. Contoh
Kertas Kerja pada Lampiran 8.
3.4 Identifikasi dan Penilaian Risiko Utama serta Desain Pengendalian Utama
Tujuan dari tahap identifikasi risiko adalah untuk menentukan risiko strategis
yang berpotensi menghambat pencapaian kinerja program prioritas. Langkah
identifikasi dan penilaian risiko dalam tahap perencanaan audit, sangat
BAB IV
PELAKSANAAN AUDIT KINERJA.
Keterangan:
Aspek 3E : Aspek Ekonomis, Efisien dan Efektif
KKA : Kertas Kerja Audit
IKK : Indikator Kinerja Kegiatan
4) Analisis
Jenis bukti audit ini dapat diperoleh dari auditan atau dikembangkan
sendiri oleh APIP. Bukti analisis yg diperoleh dari auditan perlu diuji
kualitasnya untuk dapat digunakan sebagai bukti audit. Bukti analisis
dapat mencakup analisis rasio dan tren, perbandingan prosedur dan
standar dengan ketentuan yang dipersyaratkan, perbandingan kinerja
dengan organisasi sejenis, analisis dari pengujian terinci atas transaksi-
transaksi, analisis biaya-manfaat, maupun dari analisis atas penetapan
sampling.
Input yang digunakan dalam kegiatan “Pengumpulan dan Pengujian
Data” antara lain berupa: Program Kerja Audit, Data Audit, dan Kriteria
Audit.
Berdasarkan jenis dan sumber bukti yang telah diidentifikasi serta
program kerja audit yang telah ditetapkan, maka APIP melakukan
pengumpulan data. Setelah itu, data diuji untuk memastikan
tercapainya tujuan audit. Data audit inilah yang nantinya akan menjadi
bukti pendukung atas temuan audit.
Keterangan:
n = sampel; N = populasi; e = nilai presisi 95% atau tingkat kesalahan
yang diharapkan sig. = 5% = 0,05.
2. Teknik Audit
Untuk memperoleh informasi sebagai bukti audit, auditor melaksanakan
prosedur dan teknik audit sebagai bentuk pengujian, sebagaimana
direncanakan pada PKA. Teknik audit tertentu dirancang untuk
memperoleh jenis bukti audit tertentu. Dalam gambar 4.2 digambarkan
hubungan antara teknik dan jenis bukti audit yang dapat diperoleh:
Teknik audit terbagi menjadi teknik audit manual dan teknik audit
berbantuan komputer. Modul ini hanya membahas teknik audit manual,
yaitu:
a. Teknik Audit untuk Bukti Fisik
1) Observasi/Pengamatan
Observasi/pengamatan adalah peninjauan dan pengamatan atas
suatu objek secara hati-hati, ilmiah, dan kontinu selama kurun
waktu tertentu untuk membuktikan suatu keadaan atau masalah.
Teknik ini sering dilakukan dari jarak jauh dan tanpa disadari oleh
pihak yang diamati. Observasi banyak mengandalkan panca indera,
kecermatan, dan pengetahuan auditor.
2) lnventarisasi/Opname
lnventarisasi atau opname adalah pemeriksaan fisik dengan
menghitung fisik barang, menilai kondisinya (rusak berat, rusak
ringan, atau baik), dan membandingkannya dengan saldo menurut
buku (administrasi). Kemudian mencari sebab-sebab terjadinya
perbedaan apabila ada. Hasil opname biasanya dituangkan dalam
suatu Berita Acara (BA).
3) lnspeksi
Inspeksi atau on the spot inspection adalah meneliti secara langsung
ke tempat kejadian yang dilakukan secara rinci dan teliti. Inspeksi
sering dilakukan secara mendadak dan biasanya tidak diikuti
dengan pembuatan Berita Acara (BA).
9) Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah mencocokan dua data yang terpisah, mengenai
hal yang sama tetapi dikerjakan oleh unit kerja yang berbeda.
Contoh rekonsiliasi dilakukan terhadap catatan bendahara
mengenai jumlah saldo simpanan di bank yang dituangkan dalam
Buku Pembantu Bank dengan saldo simpanan di bank menurut
rekening koran yang diterima dari pihak bank. Kedua data tersebut
biasanya akan menunjukkan saldo yang berbeda karena perbedaan
waktu pencatatan. Dengan melakukan teknik rekonsiliasi dapat
diketahui berapa sesungguhnya saldo simpanan yang seharusnya di
bank.
4.4 Pengujian Risiko Utama atas Area Indikator Kinerja yang Tidak Optimal
APIP dalam mengidentifikasi dan menganalisis penyebab tidak tercapainya
capaian kinerja, mengaitkan identifikasi dan penetapan risiko utama serta
efektivitas pengendalian yang dilakukan oleh manajemen. Alur pikir pengujian
risiko dan efektivitas pengendalian atas indikator kinerja yang tidak optimal
Simpulan
4.5 Pengujian Efektifivitas Pengendalian Utama Atas Area yang Tidak Optimal
Setelah menguji risiko utama, APIP selanjutnya melakukan pengujian atas
efektivitas pengendalian yang terkait dengan risiko utama tersebut.
Berdasarkan standar audit, dinyatakan bahwa APIP perlu memahami
rancangan sistem pengendalian intern dan menguji penerapan/efektivitas dari
pengendalian intern auditi/manajemen. Pengendalian utama yang akan diuji
adalah pengendalian utama yang telah dievaluasi auditor pada tahap evaluasi
atas kecukupan desain pengendalian utama.
Kriteria yang diperoleh harus diuji dan dianalisis secara tepat dan setelah
itu dapat digunakan sebagai tolak ukur atau pembanding dengan kondisi
yang dijumpai. Dalam praktik, auditi seringkali tidak memiliki kriteria jelas
untuk kegiatan yang diaudit. Secara teoritis penetapan kriteria yang jelas
merupakan salah satu tanggung jawab auditi. Langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam menentukan kriteria dapat dirinci sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi apakah auditan telah memiliki kriteria yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja program/kegiatan yang
dilaksanakan;
2. Menguji apakah kriteria yang dimiliki auditan relevan dengan tujuan
audit dan memenuhi karakteristik kriteria yang baik sebagai berikut.
a. Andal: apabila kriteria tersebut digunakan oleh APIP lain untuk
masalah yang sama, maka kriteria tersebut harus bisa memberikan
simpulan yang sama.
b. Obyektif: kriteria bebas dari bias baik dari sisi APIP maupun auditan.
c. Bermanfaat: kriteria dapat menghasilkan temuan dan simpulan audit
yang memenuhi keinginan para pengguna informasi.
d. Dapat dimengerti: kriteria ditetapkan secara jelas dan bebas dari
perbedaan interpretasi.
e. Dapat diperbandingkan: kriteria tersebut bersifat konsisten apabila
digunakan dalam audit kinerja atas auditan atau kegiatan-kegiatan
yang serupa atau apabila digunakan dalam audit kinerja sebelumnya
atas auditan yang sama.
f. Lengkap: kriteria yang lengkap mengacu kepada penggunaan seluruh
kriteria yang signifikan dalam menilai kinerja.
g. Dapat diterima: kriteria dapat diterima oleh auditan yang diaudit,
Lembaga legislatif, media, dan masyarakat umum. Semakin tinggi
4. Akibat dan Dampak (Apa Akibat dan Dampak yang Ditimbulkan dari
Adanya Perbedaan Antara Kondisi dan Kriteria)
Akibat menunjukkan konsekuensi apa yang telah terjadi atau dapat terjadi
APIP dalam menyusun temuan didasarkan bukti-bukti yang ada atas hasil
pengujian yang dilakukan. Hasil pengujian digunakan APIP dalam membuat
kesimpulan atas capaian kinerja program prioritas berdasarkan kriteria
indikator kinerja yang telah disepakati di tahapan perencanaan. Jika terjadi
perbedaan antara kondisi dengan kriteria, APIP dapat menganalisis apa yang
menjadi penyebabnya. Analisis meliputi faktor penyebab yang memicu/
membuat capaian hasil kinerja tidak tercapai, seperti ketidaktepatan
identifikasi risiko utama oleh manajemen, ketidaktepatan desain pengendalian,
dan ketidakefektifan implementasi pengendalian.
Kemudian masing-masing faktor penyebab tersebut diidentifikasi, dirumuskan
solusi dan diberikan saran pemecahan masalahnya (rekomendasi) terkait atas
kondisi dan kriteria yang terjadi. Rekomendasi diharapkan dapat mengurangi
dampak masalah, meningkatkan proyeksi capaian kinerja, memperbaiki
kelemahan pengelolaan risiko dan meningkatkan efektivitas pengendalian yang
ada sehingga dapat mengurangi tingkat risiko organisasi dan outcome dari
Pada praktik audit sektor publik di Indonesia, evaluasi temuan dapat dilakukan
untuk meyakinkan bahwa permasalahan yang ditemukan memenuhi syarat
sebagai temuan dan memenuhi unsur unsur temuan. Permasalahan yang tidak
memenuhi syarat dan unsur temuan, namun cukup penting untuk
dikomunikasikan kepada auditi, dapat disampaikan sebagai hal-hal lain yang
perlu diperhatikan.
Output yang dihasilkan dari kegiatan “Penyusunan Temuan Audit” adalah:
1. Konsep Temuan Audit;
2. Berita Acara Temuan Audit;
3. Tanggapan resmi tertulis atas Berita Acara Temuan Audit.
Skor Kategori
85 ≤ skor ≤ 100 Berhasil
70 ≤ skor < 85 Cukup Berhasil
50 ≤ skor < 70 Kurang Berhasil
0 ≤ skor < 50 Tidak Berhasil
kertas kerja audit oleh instansi APIP wajib mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan peraturan yang ditetapkan oleh organisasi
profesi.
BAB V
KOMUNIKASI HASIL AUDIT
Hasil Audit intern perlu disampaikan dalam format yang tepat, kepada pihak
yang tepat, pada waktu yang tepat, serta dimonitoring tindak lanjutnya secara
berkesinambungan. Bentuk pengkomunikasian hasil audit dapat dibuat dalam
bentuk surat dan bab Laporan. Bentuk surat digunakan apabila dari hasil
audit tidak diidentifikasi banyak fakta yang signifikan untuk dikomunikasikan
atau terdapat informasi yang harus segera disampaikan dan ditindaklanjuti
oleh auditi sebelum penugasan berakhir.
pidana dan atau sanksi administrasi berupa surat peringatan pertama. Surat
peringatan kedua dapat diberikan jika dalam satu bulan setelah surat
peringatan pertama belum ada tindak lanjut dan jika tidak ada tindak lanjut
sama sekali maka dapat diterbitkan surat kepada pemimpin organisasi auditi.
Agar pelaksanaan tindak lanjut efektif, perlu dilakukan hal-hal berikut:
1. Tanggapan auditi diterima dan dievaluasi selama audit berlangsung atau
dalam waktu yang wajar setelah audit berakhir, serta telah dilakukan
pembahasan hasil audit dengan auditi.
2. Laporan hasil audit ditujukan kepada tingkatan manajemen yang dapat
melakukan tindak lanjut.
3. Status tindak lanjut dari pelaksanaan tindak lanjut dilaporkan kepada
pimpinan auditi.
4. Laporan perkembangan kemajuan tindak lanjut yang diterima dari auditi
dibuat secara periodik dan diakhiri dengan laporan penyelesaian tindak
lanjut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memantau tindak lanjut hasil audit:
1. Semua formulir dan bukti pendukung yang terkait dengan tindak lanjut
temuan audit harus didokumentasikan dengan baik dan dipisahkan antara
temuan yang rekomendasinya sudah tuntas diselesaikan dengan temuan
yang masih terbuka (yang rekomendasinya belum atau belum seluruhnya
ditindaklanjuti).
2. Tim pemantau tindak lanjut melakukan pemutakhiran tindak lanjut atas
saldo temuan yang belum ditindaklanjuti dan tindak lanjut yang masih
kurang. Pemutakhiran tersebut dilakukan secara periodik (setidaknya
sekali dalam setahun) dan dituangkan dalam sebuah berita acara yang
ditandatangani pimpinan auditi dan tim pemantau tindak lanjut.
3. Pemantauan tindak lanjut sangatlah penting dalam pencapaian outcome
audit kinerja, dikarenakan dengan ditindaklanjutinya rekomendasi audit
kinerja maka diharapkan terdapat peningkatan ketaatan, perbaikan kinerja
serta perbaikan tata kelola organisasi, pengendalian intern dan pengelolaan
risiko dalam pencapaian program dan tujuan organisasi.
1. Lampiran 1.a
2. Lampiran 1.b
Catatan:
1. Kolom 2 Hasil Identifikasi Masalah diisi dengan output berupa
masalah-masalah utama yang didapatkan dari langkah
sebelumnya yaitu pengidentifikasian masalah.
2. Kolom 3 Area Potensial diisi dengan area/program/kegiatan/
bidang yang berkaitan dengan masalah utama yang didapatkan
3. Lampiran 1.c
Faktor Pemilihan
Area Total Urutan Kesimpulan
Risiko Dampak
No. Potensial Siginifikansi Auditabilitas Skor Prioritas Dipilih/Tidak
Manajemen Audit
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Catatan:
1. Kolom 2 diisi dengan area-area potensial yang didapatkan
dari hasil pengidentifikasi masalah.
2. Kolom 3, 4, 5, dan 6 diisi dengan menggunakan skor 1 = rendah; 2 =
sedang; 3 = tinggi.
3. Kolom 7 merupakan penjumlahan dari kolom 3, 4, 5, dan 6.
4. Kolom 8 merupakan urutan prioritas dari area-area potensial yang
akan dipilih sebagai obyek audit.
5. Kolom 9 merupakan kesimpulan area potensial yang akan dipilih
sebagai fokus obyek audit.
Lampiran 2
MENUGASKAN
Kepada : 1. …… : Penanggung Jawab
2. …… : Wakil Penanggung Jawab
3. …… : Pengendali Teknis
4. …… : Ketua TIM
5. Anggota:
……
……
Untuk melakukan Audit kinerja berbasis risiko pada program … Penugasan
ini dilaksanakan selama … hari kerja mulai tanggal … sampai dengan …
Demikian Surat Tugas ini disampaikan untuk dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.
Inspektur
……………..
NIP. … …
Tembusan:
1. Walikota Mojokerto
2. Dinas …
3. Arsip
Lampiran 3
Waktu yang
Dilaksanakan oleh Ref.
No Uraian diperlukan
KKP
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Waktu yang
Dilaksanakan oleh Ref.
No Uraian diperlukan
KKP
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
5) Lakukan diskusi tim untuk
memperoleh data yang diperlukan
terkait tujuan dan ruang lingkup
yang telah ditetapkan
6) Lakukan pembicaraan pendahuluan
dengan manajemen auditi
3 Pemahaman Proses Bisnis Auditi
a. Tujuan : Memahami proses bisnis
auditi sesuai dengan ruang lingkup
audit
b. Langkah Kerja:
1) Lakukan identifikasi keselarasan
Program yang diaudit dengan
tujuan/sasaran/IKU
2) Lakukan identifikasi dan evaluasi
lndikator Kinerja Utama apakah
sudah memadai atau tidak
3) Lakukan identifikasi dan analisis
sistem pengendalian intern
4) Peroleh informasi mengenai SOTK,
struktur dan fungsi, tujuan
kegiatan/program, indikator dan
capaian kinerja auditi dari laporan
kinerja serta juklak, pedoman, SOP
terkait dengan program yang
diaudit
5) ldentifikasi aktor pelaksana yang
terlibat
6) ldentifikasi area-area kritis dari
proses bisnis
7) ldentifikasi dan reviu kelayakan
indikator kinerja/data capaian
kinerja
4 ldentifikasi dan Penilaian Risiko
a. Tujuan : Mengidentifikasi dan menilai
risiko utama auditi yang akan menjadi
sasaran audit dengan memperhatikan
tujuan, sasaran, dan IKU yang akan
dicapai auditi yang berpotensi
menghambat pencapaian kinerja
b. Langkah Kerja:
1) Dapatkan risk register/profil risiko
Waktu yang
Dilaksanakan oleh Ref.
No Uraian diperlukan
KKP
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
auditi
2) Lakukan penilaian ketepatan
pernyataan risiko dengan
menggunakan metode 4W1H
berdasarkan area kritis yang telah
teridentifikasi
3) Lakukan Brainstorming dengan
Pimpinan Auditi/pegawai kunci
terkait dengan perumusan risiko
sebab dampak
4) Susun daftar risiko utama yang
berpotensi menghambat pencapaian
strategis dan pastikan bahwa daftar
risiko tersebut telah mencerminkan
penyebab hakiki
5) Lakukan evaluasi pernyataan dan
penilaian risiko (skala probabilitas,
skala dampak, dan level risiko)
berdasarkan daftar risiko utama
yang sudah dibuat
6) Buat simpulan dan kertas kerja
5 ldentifikasi dan penilaian kecukupan
desain pengendalian kunci
a. Tujuan : Mengidentifikasi dan
menyimpulkan kecukupan desain
pengendalian sehingga risiko sesuai
dengan tingkat selera organisasi
b. Langkah Kerja:
1) Lakukan Brainstorming untuk
menentukan pengendalian utama
atas setiap risiko yang telah
teridentifikasi
2) ldentifikasi desain pengendalian
kunci yang ada dengan mempelajari
SOP,wawancara dan pengamatan
3) Evaluasi kecukupan desain
pengendalian terhadap pencapaian
tujuan pengendalian kemudian
simpulkan
4) Komunikasikan hasil simpulan
awal kecukupan desain
pengendalian kunci kepada
Waktu yang
Dilaksanakan oleh Ref.
No Uraian diperlukan
KKP
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
manajemen
……………………………….. ………………………………
………………………………..
Lampiran 4
2. Tujuan Audit :
.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........
4. Lingkup Audit:
.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........
Lampiran 5
Perangkat Daerah : …
RPJMD : …
Tahun Anggaran : …
Visi RPJMD : …
Misi RPJMD : …
Tujuan : …
Indikator Tujuan : …
Sasaran Strategis : …
Indikator Sasaran Strategis : …
Renstra OPD
Sasaran Strategis OPD :…
Indikator Sasaran OPD :…
Program :…
Indikator program :…
Kegiatan :…
Indikator Kegiatan :…
Lampiran 6
Perangkat Daerah : …
RPJMD :…
Tahun Anggaran :…
Keterangan:
1. Diisi dengan nomor urut 4. – 6. diisi YA atau TIDAK
2. Diisi sasaran strategis 7. Jika terdapat indikator kinerja yang tidak
memenuhi atribut, maka disarankan untuk
IKU pengganti
3. Diisi Uraian indikator kinerja
Lampiran 7
1 Lingkungan Pengendalian
d. Struktur Organisasi
1) Struktur organisasi tidak boleh terlalu sederhana
sehingga pemantauan terhadap kegiatan entitas tidak
akan memadai dan tidak boleh pula terlalu kompleks
karena dapat mengganggu kelancaran arus informasi.
2) Apakah jajaran pimpinan entitas telah memahami
sepenuhnya tanggung jawab pengendalian yang mereka
3) …
2 Penilaian Risiko
c. Identifikasi Risiko
d. Analisis Risiko
1) Apakah pimpinan entitas telah menetapkan proses formal
untuk menganalisis risiko termasuk proses informal
berdasarkan aktivitas sehari-hari ?
2) Apakah telah ditetapkan kriteria dalam menetapkan
tingkat risiko rendah, sedang, dan tinggi ?
3) …
3 Aktifitas Pengendalian
i. Pendokumentasian
1) Apakah sistem pengendalian intern, semua transaksi dan
kejadian penting lainnya telah didokumentasikan secara
memadai ?
2) Apakah dokumentasi tersebut selalu tersedia untuk
kepentingan pengujian ?
3) ...
a. Informasi
1) Apakah informasi diidentifikasi, diperoleh, diproses, dan
dilaporkan melalui suatu sistem informasi ?
2) Apakah informasi yang relevan diperoleh baik dari sumber
ekstenal maupun dari informasi yang dikelola secara
internal ?
3) …
b. Komunikasi
1) Apakah tugas dan tanggung jawab pengendalian pegawai
dikomunikasikan melalui jaringan komunikasi yang
efektif ?
2) Apakah saluran komunikasi seperti pada saat pelatihan,
rapat atau dalam pelaksanaan pekerjaan baik secara
formal maupun informal telah dilaksanakan secara
memadai ?
5 Pemantauan
a. Pemantauan Berkelanjutan
1) Apakah pemerintah atau manajemen memiliki strategi
untuk menjamin efektivitas pelaksanaaan pemantauan
berkelanjutan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a) Apakah strategi yang dimiliki pemerintah atau
manajemen menjamin umpan balik (feedback) secara
rutin, pemantauan kinerja, dan pencapaian tujuan
SPI ?
b) …
b) ...
3) Apakah pihak ketiga juga melibatkan dalam pelaksanaan
pemantauan ?
a) Apakah keluhan-keluhan masyarakat dan pihak lain
dapat segera diketahui penyebabnya ?
b) …
4) Apakah struktur organisasi dan kegiatan supervisi yang
ada dapat membantu pemantauan terhadap fungsi SPI ?
a) Apakah pembagian tugas dan tanggung jawab
digunakan untuk membantu pendeteksian
kecurangan ?
b) ...
b. Evaluasi Terpisah
1) Apakah lingkup dan frekuensi pelaksanaan evaluasi
khusus terhadap pengendalian intern telah memadai ?
a) Apakah hasil penilaian risiko dan efektivitas
pemantauan berkelanjutan, dipertimbangkan dalam
menentukan lingkup dan frekuensi evaluasi terpisah
?
b) …..
Lampiran 8
Contoh kasus :
Auditor sedang melakukan audit kinerja berbasis risiko atas Program
Pengendalian Banjir pada Dinas Pekerjaan Umum. Sebelumnya, auditor perlu
memahami proses bisnis dari program tersebut, apakah program sudah
mendukung sasaran strategis Pemda. Caranya dengan melakukan identifikasi
keselarasan program yang diaudit kinerja dengan dokumen perencanaan Pemda.
Adapun data pendukungnya seperti RPJMD, Renstra, Renja, RKA, DPA dsb. Visi:
Pemda sebagai kota perdagangan dan jasa yang hebat menuju masyarakat
semakin sejahtera.
strategis Pemda.
3. Berdasarkan data pendukung, program pengendalian banjir merupakan
program yang kompleks di mana diperlukan koordinasi dengan semua pihak
yang terlibat, seperti Dinas Pekerjaan Umum yang didukung oleh
Bappedalitbang sebagai bagian perencanaan, dan bahan kajian. Auditor juga
perlu mengidentifikasi regulasi/pedoman, juklak/juknis, kebijakan teknis, dan
SOP pada OPD terkait tersebut.
4. Berdasarkan identifikasi di atas dapat disimpulkan area-area kritis dalam
program pengendalian banjir yaitu:
Lampiran 9
Contoh Program Kerja Audit Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7 8
Tujuan:
Mengukur tingkat kejadian
mangkir dokter jada tanpa ada
pengganti
Langkah Kerja :
1. Ambil sampel secara
random, peroleh jadwal jaga
dan daftar hadir dokter
2. Peroleh laporan perawat atas
ketidakhadiran dokter jaga
dan penetapan
3. Peroleh keluhan pasien,
analisis hubungan jadwal
jaga, daftar hadir, laporan
perawat, penunjukan dokter
pengganti
4. Susun Observasi/hasil audit
5. Dst.
……………………………….. ………………………………
………………………………..
Lampiran 10
Nama …
NIP …
……………………………….
NIP. ……………………….. 2. Pengendali Teknis
Nama …
NIP ...
3. Ketua Tim
Nama …
NIP …
4. Anggota Tim
Lampiran 11
Demikian notisi ini kami sampaikan agar para pihak yang terlibat
dalam program ketahanan pangan dapat menyiapkan tanggapan tertulis
dan corrective action plan sebelum pembahasan akhir.
Mojokerto, … …. 202X
Wakil Penanggung Jawab,
Nama ……………………..
NIP………………………….
Lampiran 12
Mojokerto……………………….
Nomor : 700/…../417…………/20…. Kepada Yth.
Sifat : Penting Sdr. Kepala ………………
Lampiran : …………. di
Perihal : Laporan Hasil Audit Kinerja MOJOKERTO
Paragraf Pembuka
• Dasar melakukan audit intern; identifikasi auditi; tujuan/sasaran audit;
ruang lingkup audit; dan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi.
• Metodologi audit; dan pernyataan bahwa penugasan telah dilaksanakan
sesuai dengan standar audit.
Paragraf Isi
Hasil audit intern berupa pengakuan atas kinerja yang memuaskan,
simpulan, fakta, dan rekomendasi; tanggapan dari pejabat auditi yang
bertanggung jawab; pelaporan informasi rahasia apabila ada; pernyataan
pembatasan pihak-pihak yang menerima laporan.
Paragraf Penutup
Apresiasi kepada auditi dan harapan agar auditi melaksanakan tindak
lanjut rekomendasi hasil audit sesuai dengan kesepakatan/corrective action
plan yang telah dibuat.
Inspektur
Nama ……………
NIP ……………………..
Tembusan:
1. Walikota Mojokerto
2. …
Lampiran 13
Mojokerto……………………….
Nomor : 700/…../417…………/20…. Kepada Yth.
Sifat : Penting Sdr. Walikota ………………
Lampiran : …………. di
Perihal : Laporan Hasil Audit Kinerja MOJOKERTO
atas Program prioritas ..pada
Pemerintah Kota Mojokerto
tahun ….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Penugasan
Audit kinerja atas program prioritas … Tahun … dilakukan lintas
sektoral/lintas OPD yaitu pada OPD … sebagai koordinator utama dan
OPD … sebagai koordinator pendukung … sesuai dengan Surat
Perintah Tugas Inspektur Kota Mojokerto Nomor : … Tanggal …
B. Tujuan Audit
Tujuan audit kinerja atas program prioritas … Tahun … adalah …
E. Penilaian Kinerja
Hasil Penilaian atas keberhasilan program prioritas dapat dikategorikan
sebagai berikut:
Skor Kategori
85 ≤ skor ≤ 100 Berhasil
70 ≤ skor < 85 Cukup Berhasil
50 ≤ skor < 70 Kurang Berhasil
0 ≤ skor < 50 Tidak Berhasil
BAB II
HASIL AUDIT KINERJA
BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL AUDIT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Audit terhadap Pelaksanaan Program … Tahun
Anggaran n-1 per 31 Desember n-1 (post) dan Semester I Tahun
Anggaran n (current), diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Keuangan
Alokasi dana … pada Tahun Anggaran n-1 per 31 Desember n-1
(Post) adalah Rp…,00 dengan realisasi dana sebesar Rp…,00 atau …
dan Semester I Tahun Anggaran n per 30 Juni n (current) adalah
Rp…,00 dengan realisasi dana sebesar Rp…,00 atau …%
Realisasi penyerapan anggaran per 30 Juni 20XX (current) sebesar
…%, hal tersebut disebabkan adanya perubahan struktur organisasi
berupa …
2. Penilaian Indikator Utama Kinerja
Tingkat keberhasilan Program … Tahun Anggaran n-1 tercermin
dari perolehan skor agregat Indikator Utama Kinerja (KPI) sebesar
83,84 dari skor maksimum 100, dan kurang dari ambang batas
keberhasilan yang ditetapkan sebesar 85,00.
Indikator keberhasilan Program … Tahun Anggaran n-1, adalah
sebagai berikut:
1) Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-Undangan Program …
Telah berhasil dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas Pelaksanaan Program
a) Capaian nilai indikator ekonomis, efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan program 82,64% atau memperoleh skor sebesar
72,72 dari bobot kinerja sebesar 88,00. Hal ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan Program … Tahun Anggaran n-1 Cukup
Berhasil direncanakan dan dilaksanakan dengan efektif dan
efisien sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
b) Capaian nilai indikator keberhasilan Program … semester I
Tahun Anggaran n Tahap Perencanaan program 88,38%
atau memperoleh skor sebesar 38,89 dari bobot kinerja
sebesar 44,00. Hal ini menunjukkan pelaksanaan Program
Semester I Tahun Anggaran n berhasil direncanakan oleh
secara efektif dan efisien sesuai kriteria yang ditetapkan.
B. Rekomendasi
Terhadap permasalahan yang dijumpai dalam audit kami rekomendasikan
kepada … agar:
1. …
2. …
Inspektur
Nama ……………………
NIP ………………………
D.1 Penggunaan Dana BOS D.1. Penggunaan Dana BOS 5 Teliti apakah Penggunaan Reviu
.2.4 mengikuti ketentuan yang 2.4.1 tidak mengikuti Dana BOS mengikuti dokumen
telah ditetapkan oleh Petunjuk ketentuan yang telah ketentuan yang telah
Teknis Penggunaan dan ditetapkan oleh Petunjuk ditetapkan oleh Petunjuk
Pertanggungjawaban Teknis Penggunaan dan Teknis Penggunaan dan
Keuangan Dana BOS Pertanggung jawaban Pertanggungjawab an
Keuangan Dana BOS Keuangan Dana BOS
D.2 Pengambilan dana BOS D.2. Pengambilan dana BOS 1 Dapatkan SK Bendahara Permintaan
.1.1 dilakukan oleh bendahara 1.1.1 tidak dilakukan oleh BOS dan Kepala Sekolah dokumen
sekolah atas persetujuan bendahara sekolah atas
Kepala Sekolah persetujuan Kepala 2 Lakukan wawancara dengan Wawancara
Sekolah Bendahara BOS dan Kepala
Sekolah
3 Dapatkan Dokumen Analisis
pengambilan Dana BOS dokumen
D.2 Dana BOS dalam suatu D.2. Dana BOS dalam suatu 1 Dapatkan buku tabungan / Permintaan
.2.1 periode tidak harus habis 2.1.1 periode dipergunakan rekening penyimpan dana dokumen
dipergunakan pada periode pada periode tersebut. BOS sekolah
tersebut. Besar penggunaan Besar penggunaan dana 2 Teliti apakah pencairan dana Reviu
dana tiap bulan disesuaikan tiap bulan tidak dilakukan sesuai kebutuhan dokumen
dengan kebutuhan satuan disesuaikan dengan sekolah
pendidikan sebagaimana kebutuhan satuan 3 Teliti apakah pencairan dana Reviu
tertuang dalam Rencana pendidikan sebagaimana menyisakan saldo minimum dokumen
Kegiatan dan Anggaran tertuang dalam Rencana sesuai ketentuan lembaga
Sekolah (RKAS). Kegiatan dan Anggaran penyalur
Sekolah (RKAS).
D.2 Dana BOS harus diterima D.2. Dana BOS diterima tidak 1 Dapatkan pencatatan Permintaan
.2.2 secara utuh oleh satuan 2.2.1 utuh oleh satuan penerimaan Dana BOS dan dokumen
pendidikan dan tidak pendidikan dan terdapat SK Penetapan
diperkenankan adanya pemotongan atau
pemotongan atau pungutan pungutan biaya.
biaya apapun dengan alasan
apapun dan oleh pihak
D.2 uang tunai yang ada di Kas D.2. uang tunai yang ada di 1 Teliti apakah Tahun 2018, Permintaan
.2.3 Tunai tidak lebih dari Rp10 2.3.1 Kas Tunai melebihi dari Bendahara memegang uang dokumen dan
juta Rp10 juta tunai lebih dari 10 juta ? wawancara
D.2 Pembelian barang/jasa D.2. Pembelian barang/jasa 1 Minta dokumen pembelian Permintaan
.3.1 dilakukan oleh Tim Manajemen 3.1.1 dilakukan oleh Tim barang dan jasa dokumen
BOS Sekolah dengan Manajemen BOS Sekolah
menggunakan prinsip-prinsip tidak dengan 2 Teliti besaran nilai pembelian Reviu
sesuai dengan Petunjuk Teknis menggunakan prinsip- barang, apakah mekanisme dokumen
Penggunaan dan prinsip sesuai dengan pembeliannya telah sesuai
Pertanggungjawaban Keuangan Petunjuk Teknis dengan Juknis Penggunaan
Dana BOS dan diketahui oleh Penggunaan dan dan Pertanggungjawaban
Komite Sekolah Pertanggungjawab an Keuangan Dana BOS
Keuangan Dana BOS dan 3 Teliti apakah Pembelian Reviu
tidak diketahui oleh Barang/Jasa diketahui dokumen dan
Komite Sekolah Komite Sekolah ? wawancara
D.2 Pembelian barang dan jasa D.2. Pembelian barang dan 1 Minta dokumen pembelian Permintaan
.3.2 terkait biaya rehabilitasi 3.2.1 jasa terkait biaya barang dan jasa terkait biaya dokumen
ringan / pemeliharaan telah rehabilitasi ringan / perbaikan/perawatan
sesuai dengan Petunjuk pemeliharaan tidak
2 Teliti besaran nilai setiap Reviu
Teknis Penggunaan dan sesuai dengan Petunjuk
pembelian, apakah dokumen
Pertanggungjawaban Teknis Penggunaan dan
mekanisme pembeliannya
Keuangan Dana BOS Pertanggung jawaban
telah sesuai dengan
Keuangan Dana BOS
Petunjuk Teknis Penggunaan
dan Pertanggungjawaban
Keuangan Dana BOS ?
E. KETEPATAN ADMINISTRASI
E.1 Sekolah telah Mengisi, E.1. Sekolah tidak Mengisi, 1 Dapatkan data pokok Permintaan
.1.1 mengirim dan meng-update 1.1.1 mengirim dan meng- pendidikan dokumen
E.3 Sekolah telah membuat E.3. Sekolah belum membuat 1 Dapatkan Laporan realisasi Permintaan
.2.1 laporan realisasi penggunaan 2.1.1 laporan realisasi penggunaan dana per dokumen
dana per sumber dana dan penggunaan dana per sumber dana
telah sesuai Petunjuk Teknis sumber dana dan belum 2 Pastikan telah sesuai dengan Reviu
Penggunaan dan sesuai dengan Petunjuk Petunjuk Teknis Penggunaan dokumen, dan
Pertanggungjawaban Teknis Penggunaan dan dan Pertanggung jawaban wawancara
Keuangan Dana BOS Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS
Keuangan Dana BOS
E.3 Sekolah telah membuat E.3. Sekolah belum membuat 1 Dapatkan Lembar Permintaan
.2.2 Lembar pencatatan 2.2.1 Lembar pencatatan pencatatan dokumen
pertanyaan/kritik/saran pertanyaan/kritik/saran pertanyaan/kritik/saran
2 Lakukan wawancara kepada Reviu
guru, murid, Komite Sekolah, dokumen, dan
org tua murid mengenai wawancara
Lembar pencatatan
pertanyaan/kritik/saran
E.3 Sekolah telah membuat Lembar E.3. Sekolah belum membuat 1 Dapatkan Lembar Reviu
.2.3 pencatatan pengaduan 2.3.1 Lembar pencatatan pencatatan pengaduan dokumen, dan
pengaduan wawancara
E.3 Sekolah telah membuat E.3. Sekolah belum membuat 1 Dapatkan Laporan Kegiatan Reviu
.2.4 Laporan Kegiatan dan 2.4.1 Laporan Kegiatan dan dan Pertanggungjawaban dokumen, dan
Pertanggungjawaban tiap Pertanggungjawaban tiap triwulan ke Dinas wawancara
triwulan ke Dinas Pendidikan tiap triwulan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
dan Kebudayaan Kota Pendidikan dan Kota Mojokerto
Mojokerto Kebudayaan Kota
Mojokerto
WALIKOTA MOJOKERTO,
ttd.
IKA PUSPITASARI