Anda di halaman 1dari 94

SALINAN

WALIKOTA MOJOKERTO
PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO


NOMOR 84 TAHUN 2022

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS AUDIT KINERJA DI LINGKUNGAN


PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MOJOKERTO,

Menimbang : a. bahwa guna penilaian program dan kegiatan Perangkat


Daerah agar pertanggungjawabannya berjalan secara efektif,
efisien dan ekonomis guna perbaikan atas sistem dan
pengelolaan program dan kegiatan Perangkat Daerah di
lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto, maka sesuai
ketentuan Pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, perlu
mengatur pedoman teknis audit kinerja;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota
tentang Pedoman Teknis Audit Kinerja di Lingkungan
Pemerintah Kota Mojokerto;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954
tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17
Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-Kota Besar dan
Kota-Kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 551);

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
-2-

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1982 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Mojokerto (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3242);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007
tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8
Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata
Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah;
7. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata
Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
8. Peraturan Deputi Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
Pemerintah Daerah Nomor PED-09/D3/04/2020 tentang
Pedoman Umum Audit Kinerja Berbasis Risiko;
9. Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 45 Tahun 2022 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Inspektorat Kota Mojokerto (Berita Daerah Kota
Mojokerto Tahun 2022 Nomor 45);

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
-3-

Memperhatikan : Peraturan Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia Nomor


PER-01/AAIPI/DPN/2021 tentang Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN TEKNIS AUDIT


KINERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kota Mojokerto.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Mojokerto.
3. Walikota adalah Walikota Mojokerto.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
5. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Mojokerto.
6. Inspektur adalah Inspektur Kota Mojokerto.
7. Inspektur Pembantu Wilayah adalah Inspektur Pembantu
Wilayah pada Inspektorat Kota Mojokerto.
8. Aparat Pengawas Internal Pemerintah yang selanjutnya
disingkat APIP adalah Inspektorat Jenderal Kementerian,
unit pengawasan lembaga pemerintah non kementerian,
Inspektorat Daerah Provinsi, dan Inspektorat Daerah
Kabupaten/Kota.
9. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah
yang selanjutnya disingkat P2UPD adalah Pegawai Negeri
Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan pemeriksaan atas penyelenggaraan
teknis urusan pemerintahan di daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
-4-

10. Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup,


tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga
dan/atau pihak lain yang didalamnya terdapat kepentingan
negara sesuai dengan peraturan perundang- undangan, yang
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan
kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang.
11. Pemeriksaan/Audit adalah proses identifikasi masalah,
analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara
independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar
audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan
tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
12. Audit Kinerja adalah audit atas pengelolaan keuangan negara
dan pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang
terdiri atas aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
13. Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan
pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan
kedudukan dan kewenangannya, yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban.
14. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen
perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan
kegiatan Perangkat Daerah yang berisi rencana pendapatan,
rencana belanja program dan kegiatan Perangkat Daerah
serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
15. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
Perubahan yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD
Perubahan adalah dokumen perencanaan dan penganggaran
yang berisi perubahan rencana pendapatan, rencana
belanja program dan kegiatan Perangkat Daerah serta
rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya
disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
17. Program Kerja Pengawasan Tahunan yang selanjutnya
disingkat PKPT adalah rencana kerja kegiatan pengawasan
tahunan yang meliputi jenis kegiatan pengawasan, obyek
pengawasan, dan jadwal pengawasan.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
-5-

18. Input adalah sumber daya dalam bentuk dana, sumber daya
manusia (SDM), peralatan, dan material yang digunakan
untuk menghasilkan output.
19. Output adalah barang-barang yang diproduksi, jasa yang
diserahkan/diberikan, atau hasil-hasil lain dari proses atas
input.
20. Proses adalah kegiatan-kegiatan operasional yang
menggunakan input untuk menghasilkan output.
21. Outcome adalah tujuan atau sasaran yang akan dicapai
melalui output.
22. Efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target
yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan
keluaran (output) dengan hasil (outcome).
23. Efisien merupakan pencapaian keluaran yang maksimum
dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan
terendah untuk mencapai keluaran tertentu.
24. Ekonomis merupakan perolehan masukan dengan kualitas
dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
Maksud ditetapkannya Peraturan Walikota ini adalah sebagai
pedoman teknis bagi APIP pada Inspektorat agar memiliki
kesamaan persepsi dan keseragaman metodologi sesuai standar
audit dalam melaksanakan Audit Kinerja.

Pasal 3

Tujuan ditetapkannya Peraturan Walikota ini, adalah untuk:


a. menilai pelaksanaan program dan kegiatan perangkat
daerah yang bersumber dari APBD sehingga dapat
memberikan rekomendasi bagi pencapaian kinerja program
dan kegiatan Perangkat Daerah yang efisien, efektif dan
ekonomis secara berkesinambungan untuk peningkatan
kinerja dan penguatan tata kelola Perangkat Daerah; dan
b. pedoman teknis bagi Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Daerah dalam melaksanakan program dan
kegiatan secara efisien, efektif dan ekonomis sehingga
tercapai peningkatan kinerja tugas dan fungsi serta tujuan
organisasi.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
-6-

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 4
Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Walikota ini,
meliputi:
a. pendahuluan;
b. gambaran umum Audit Kinerja;
c. perencanaan Audit Kinerja;
d. pelaksanaan Audit Kinerja;
e. komunikasi hasil audit.

Pasal 5
Uraian Ruang Lingkup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

BAB IV
SASARAN AUDIT KINERJA

Pasal 6
(1) Sasaran Audit Kinerja adalah menilai aspek efisiensi,
aspek efektifitas dan aspek keekonomisan program dan
kegiatan pada setiap Perangkat Daerah yang tercantum
dalam APBD.
(2) Guna mengefektifkan pelaksanaan Audit Kinerja dalam
suatu penugasan audit, maka sasaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibatasi hanya pada salah satu
program dan kegiatan yang memiliki tingkat risiko tinggi.

BAB V
KEGIATAN AUDIT KINERJA

Pasal 7
(1) Sumber dana kegiatan Audit Kinerja dari APBD dan
dituangkan dalam PKPT.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
-7-

(2) PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun


berdasarkan atas prinsip kesesuaian, keterpaduan,
menghindari tumpang tindih, efisiensi dan efektifitas dalam
penggunaan sumber daya pengawasan.

(3) PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan


dengan Keputusan Walikota.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kota Mojokerto.

Ditetapkan di Mojokerto
pada tanggal 23 November 2022
WALIKOTA MOJOKERTO,
ttd.
IKA PUSPITASARI
Diundangkan di Mojokerto
pada tanggal 23 November 2022
SEKRETARIS DAERAH KOTA MOJOKERTO,
ttd.
GAGUK TRI PRASETYO, ATD, M.M.
Pembina Utama Madya
NIP. 19680206 199301 1 002
BERITA DAERAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2022 NOMOR 84
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum,

ditandatangani secara elektronik


RIYANTO, S.H., M.Si.
Pembina Tingkat I
NIP. 19690905 199003 1 006

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
-8-

LAMPIRAN
PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO
NOMOR 84 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS AUDIT KINERJA DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA
MOJOKERTO

PEDOMAN TEKNIS AUDIT KINERJA DI LINGKUNGAN


PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin strategis dan


bergerak mengikuti kebutuhan pemangku kepentingan dan tantangan
zaman. Pada masa lalu fokus utama peran auditor intern sebagai watchdog,
mengalami perubahan sebagai internal consultant dan sebagai katalis yang
memberi nilai tambah (value added) untuk perbaikan Tata Kelola (Governance)
yang ada.

Peran auditor internal sebagai konsultan diharapkan dapat memberikan


manfaat berupa nasehat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources)
organisasi, sehingga dapat membantu tugas para pimpinan di tingkat
operasional. Audit yang dilakukan adalah audit operasional yaitu untuk
meyakini apakah organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi
secara ekonomis, efisien, dan efektif, sehingga dapat dinilai apakah
manajemen telah menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah kepada
tujuannya.

Peran auditor internal sebagai katalis berkaitan dengan jaminan kualitas


(quality assurance). Auditor diharapkan dapat membimbing manajemen dalam
mengenali berbagai risiko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi.
Pemberian jasa jaminan kualitas bertujuan untuk meyakinkan bahwa aktivitas
organisasi yang dijalankan, telah menghasilkan keluaran (output) yang dapat
memenuhi kebutuhan penggunanya. Dalam memainkan perannya sebagai
katalis, auditor internal berperan sebagai fasilitator dan agen perubahan (agent
of change).

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
-9-

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut Inspektorat Kota Mojokerto


sebagai APIP harus memiliki strategi pengawasan yang efektif dalam
melakukan perbaikan berkelanjutan di wilayah kerjanya masing-masing,
terutama dalam hal peningkatan kinerja pemerintah. Salah satu cara untuk
meningkatkan kinerja pemerintah tersebut dilakukan melalui Audit Kinerja.
Melalui Audit Kinerja, Inspektorat diharapkan mampu menilai apakah suatu
program/ kegiatan telah dilaksanakan secara efisien, efektif dan hemat yang
pada akhirnya mampu memberi kontribusi bagi peningkatan aspek kinerja
meliputi aspek Efektif, Efisien, Ekonomis (3E) di organisasi perangkat daerah.

1.2 Tujuan dan Sasaran


Pedoman bertujuan untuk menjadi acuan dalam melaksanakan audit
kinerja agar memiliki kesamaan persepsi dan keseragaman metodologi sesuai
standar audit dalam rangka pelaksanaan audit yang efisien dan efektif.
Sasaran yang ingin dicapai adalah Inspektorat sebagai APIP mampu memberi
nilai tambah terhadap efektivitas, efisiensi dan keekonomisan
program/kegiatan dengan cara yang lebih sistematik.

1.3 Ruang Lingkup


Panduan ini mengatur tentang tatacara pelaksanaan audit kinerja mulai
dari tahap perencanaan sampai dengan tahap komunikasi hasil audit.
Pelaksanaan audit kinerja berbasis risiko, area pengawasan pada program
strategis/prioritas yang memiliki risiko tinggi sebagaimana tercantum dalam
Perencanaan pengawasan berbasis Risiko. Pelaksanaan audit kinerja pada
program yang paling berkontribusi atau relevan dengan sasaran strategis
RPJMD Kota Mojokerto.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 10 -

BAB II
GAMBARAN UMUM AUDIT KINERJA

2.1 Pengertian Audit Kinerja


Berdasarkan Pasal 50 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008, Audit Kinerja adalah audit atas pengelolaan keuangan negara dan
pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang terdiri atas aspek
kehematan, efisiensi, dan aspek efektivitas. Karakteristik Audit Kinerja antara
lain:
a. Audit kinerja harus dapat menjawab apakah sesuatu yang benar telah
dilakukan dengan cara yang benar. Maksudnya adalah bahwa program
prioritas yang diaudit telah dilaksanakan dengan cara yang benar.
b. Audit kinerja haruslah menggambarkan seperti pemeriksaan Kesehatan
(medical checkup) pelaksanaan suatu program prioritas. Maksudnya adalah
bahwa audit kinerja harus dapat memberikan saran-saran perbaikan
terhadap kinerja program prioritas yang tidak optimal dan pengelolaan risiko
yang belum memadai.
c. Audit kinerja adalah audit for management sehingga diharapkan hasil audit
kinerja yang dilakukan dapat memberikan rekomendasi perbaikan sebagai
upaya peningkatan akuntabilitas dan kinerja entitas yang diaudit.
d. Audit kinerja memerlukan indikator kinerja sebagai ukuran yang jelas, sah,
dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai aspek ekonomis, efisiensi dan
efektivitas.

2.2 Ruang lingkup dan Tujuan Audit Kinerja


Ruang lingkup audit kinerja berbasis risiko adalah area pengawasan
berupa program strategis/ program prioritas yang memiliki risiko tinggi
sebagaimana tercantum dalam PKPT yang disusun berdasarkan Perencanaan
Pengawasan Berbasis Risiko (PPBR).
Adapun tujuan dari audit kinerja adalah menilai kinerja suatu organisasi,
program dan kegiatan yang meliputi audit atas aspek Ekonomis, Efisiensi, dan
Efektivitas (3E) serta memberikan nilai tambah dan masukan kepada
manajemen terkait perbaikan kinerja untuk mengurangi/menghilangkan/
memulihkan dampak, saran pengelolaan risiko dan pengendalian dalam
rangka perbaikan tata kelola organisasi.
Ekonomis berkaitan dengan perolehan sumber daya yang akan digunakan
dalam proses dengan biaya, waktu, tempat, kualitas, dan kuantitas yang tepat.
Ekonomis berarti meminimalkan biaya perolehan input yang akan digunakan
dalam proses, dengan tetap menjaga kualitas dan standar yang diterapkan.
Audit atas aspek ekonomis meliputi faktor-faktor, apakah:

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 11 -

a. barang atau jasa untuk kepentingan program, aktivitas, fungsi, dan


kegiatan telah diperoleh dengan harga yang lebih murah dibandingkan
dengan barang atau jasa yang sama yang terdapat dalam standar harga
atau e-catalog dan harga asosiasi; dan
b. barang atau jasa telah diperoleh dengan kualitas yang lebih bagus
dibandingkan dengan jenis barang/jasa serupa dengan harga yang sama.

Efisiensi merupakan hubungan optimal antara input dan output. Suatu


entitas dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output maksimal
dengan jumlah input tertentu atau mampu menghasilkan output tertentu
dengan memanfaatkan input minimal. Audit atas aspek efisiensi meliputi:
a. Apakah input yang tersedia untuk menghasilkan barang/jasa telah dipakai
secara optimal;
b. Apakah output yang sama dapat diperoleh dengan lebih sedikit input;
c. Apakah output yang terbaik dalam ukuran kuantitas dan kualitas dapat
diperoleh dari input yang digunakan.

Efektivitas merupakan pencapaian tujuan. Efektivitas berkaitan dengan


hubungan antara output yang dihasilkan dengan tujuan yang dicapai
(outcome). Efektif berarti output yang dihasilkan telah memenuhi tujuan yang
ditetapkan. Audit atas aspek efektivitas meliputi:
a. Apakah output yang dihasilkan telah dimanfaatkan sebagaimana
diharapkan;
b. Apakah output yang dihasilkan konsisten dengan tujuan yang
ditetapkan;
c. Apakah outcome yang dinyatakan berasal dari output yang dihasilkan dan
bukan dari pengaruh lingkungan luar.
Fokus Audit Kinerja ada pada area yang mampu memberi nilai tambah dan
memiliki potensi untuk perbaikan berkelanjutan. Pada prinsipnya audit kinerja
terkait dengan hubungan antara input, output, proses, dan outcome.
a. Input adalah sumber daya dalam bentuk dana, sumber daya manusia
(SDM), peralatan, dan material yang digunakan untuk menghasilkan
output.
b. Output adalah barang-barang yang diproduksi, jasa yang diserahkan/
diberikan, atau hasil-hasil lain dari proses atas input.
c. Proses adalah kegiatan-kegiatan operasional yang menggunakan input
untuk menghasilkan output.
d. Sedangkan outcome adalah tujuan atau sasaran yang akan dicapai melalui
output.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 12 -

Ilustrasi kasus :
Proyek pembangunan jalan 10km, asumsi nilai kedua proyek dibawah harga
standar dengan tujuan mengurangi tingkat kemacetan.
a. Proyek A menghabiskan dana Rp100jt, menurunkan tingkat kemacetan
10%;
b. Proyek B menghabiskan dana Rp90jt, menurunkan tingkat kemacetan 15%;
Maka :
- Proyek A dan B, ekonomis karena dibawah harga standar. (asumsi kondisi
kedua proyek sama)
- Proyek B lebih efisien dari pada Proyek A, karena Proyek B dengan jalan
10 km menggunakan sumber daya (input) sebesar Rp 90 jt, dibanding
proyek B Rp100 jt.
- Proyek B lebih efektif dari pada proyek A. karena proyek B dapat
menurunkan tingkat kemacetan sebesar 15% dari pada proyek A hanya
sebesar 10%.

2.3 Metodologi, Tahapan Audit Kinerja dan Kompetensi Kebutuhan SDM


2.3.1 Metodologi/ Pendekatan pelaksanaan Audit Kinerja
1. Pendekatan Integrated Performance Management System (IPMS)
Pendekatan IPMS yaitu sebuah pendekatan/metode pengukuran kinerja
dengan menetapkan tujuan, proses mencapai tujuan, faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan, dan indikator keberhasilan. Pendekatan ini
lebih tepat untuk mengukur kinerja suatu program jangka pendek dan
periodik seperti infrastruktur atau program dengan durasi waktu tertentu
baik satu tahunan maupun lima tahunan.
2. Pendekatan Balance scorecard
Pendekatan Balance scorecard yaitu sebuah pengukuran kinerja dengan
menggunakan empat perspektif yaitu keuangan, stakeholders, bisnis proses,
dan learning process and growth. Pendekatan ini dapat digunakan untuk
program rutin/berkelanjutan secara terus menerus seperti pada proses
bisnis pada unit kerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang proses
bisnisnya terus menerus dan berulang serta berhubungan langsung dengan
stakeholder.
3. Pendekatan Logic yaitu suatu metode pengukuran yang menguraikan
hubungan sebab akibat antara berbagai komponen program dengan
komponen indikator kinerja seperti input, output, dan outcome. Pendekatan
ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi pencapaian suatu program/
kegiatan.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 13 -

2.3.2 Tahapan Audit Kinerja


Audit Kinerja dilaksanakan dalam tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan audit kinerja berbasis risiko terdiri dari
1) Persiapan Penugasan Audit Kinerja (PKA Perencanaan);
2) Penetapan tujuan dan ruang lingkup audit;
3) Pemahaman Proses Bisnis Auditi;
4) Identifikasi dan Penilaian Risiko Utama serta pengendalian utama;
5) Penetapan indikator kinerja, bobot dan penyusunan rancangan
pengujian (PKA Pengujian).
Hasil dari proses tahap perencanaan adalah penetapan indikator
kinerja, model audit kinerja, penetapan potential risk dan penyusunan
Program Kerja Audit (PKA) rencana pengujian bukti (PKA Pengujian).
b. Tahap Pelaksanaan
1) Mengumpulkan dan menguji bukti terkait dengan aspek ketaatan
serta aspek 3E;
2) Menilai dan menyimpulkan capaian kinerja IKK yang mendukung
program;
3) Identifikasi kinerja yang tidak optimal dan identifikasi penyebab tidak
optimalnya capaian kinerja;
4) Identifikasi dan analisis atas risiko utama dan efektifitas
pengendalian;
5) Menyusun temuan, simpulan sementara dan pendokumentasian
hasil audit.
c. Tahap Komunikasi Hasil Audit
1) Perolehan tanggapan;
2) Penyusunan dan penyampaian Laporan Hasil Audit (LHA);
3) Monitoring Tindak Lanjut.
Setelah selesai melaksanakan penugasan lapangan, penyusunan
simpulan, temuan, saran dan usulan rekomendasi, APIP perlu
mengomunikasikan hasil audit kinerja kepada pimpinan/manajemen
auditi. Sebelum melaksanakan pembahasan akhir dengan auditi,
sebaiknya melakukan pembahasan intern. Pembahasan intern perlu
dihadiri seluruh tim audit. Pembahasan intern bermanfaat untuk
memastikan kembali bahwa isi notisi hasil audit (simpulan sementara)
telah didukung oleh bukti yang relevan, kompeten, dan cukup.
Selanjutnya, untuk memperoleh tanggapan atas simpulan dari hasil
pengkomunikasian hasil audit, perlu dilakukan pembahasan akhir
secara formal dengan auditi. Pembahasan akhir hendaknya dilakukan
dengan efektif dan menghasilkan kesepakatan.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 14 -

Pembahasan akhir hendaknya dihadiri oleh pihak yang mempunyai


jabatan dan kewenangan dalam pengambilan keputusan baik dari pihak
APIP maupun auditi. Pengomunikasian hasil audit APIP yang di
dalamnya terdapat rekomendasi dan saran sangat penting bagi auditi
untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang ada sesuai saran
yang telah diberikan. Rekomendasi yang diberikan diharapkan dapat
mengurangi dampak masalah, meningkatkan proyeksi capaian kinerja,
memperbaiki kelemahan pengelolaan risiko dan pengendalian yang ada
serta dapat mengurangi tingkat risiko organisasi.

2.3.3 Kompetensi Kebutuhan SDM


Dalam pelaksanaan tugas, wajib mengikuti standar audit yang telah
ditetapkan. Untuk pelaksanaan suatu audit kinerja, perlu mempunyai
kompetensi dan kecermatan profesional mengenai audit kinerja. SDM APIP
yang telah terlatih untuk melakukan audit kinerja, memahami pengukuran
kinerja dan memahami proses bisnis auditi. Selain itu, dapat menggunakan
tenaga ahli internal ataupun eksternal apabila tidak ada SDM Inspektorat
yang mempunyai keahlian yang diharapkan. Penugasan Tim Audit Kinerja
ditetapkan dengan Surat Perintah Inspektur sebagaimana contoh format
Lampiran 2, dengan susunan tim terdiri :
a. Penanggungjawab : Inspektur
b. Wakil Penanggung jawab : Inspektur Pembantu Wilayah
c. Pengendali Teknis : P2UPD/JF. Auditor
d. Ketua Tim : P2UPD/JF. Auditor
e. Anggota Tim : P2UPD/JF. Auditor Muda /dan Pertama

2.4 Pemilihan dan Penetapan Indikator Kinerja


Menurut Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 definisi indikator kinerja
ialah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari kinerja program dan
kegiatan yang telah dilaksanakan. Di dalam indikator kinerja dapat terdiri atas
input, output, outcome, manfaat, dan dampak. Indikator kinerja adalah konsep
yang akan digunakan dalam pengukuran aspek 3E, aspek ketaatan dan menilai
capaian kinerja suatu program prioritas. Penetapan indikator kinerja dan skala
pengukuran kinerja hendaknya melalui kesepakatan bersama antara APIP dan
auditi dengan memperhatikan risiko strategis, proses bisnis auditi, dan tujuan
dari program strategis. Audit kinerja hendaknya dilaksanakan atas auditi yang
telah memiliki indikator kinerja sebagai ukuran kinerjanya. APIP dapat menilai
kelayakan indikator kinerja dengan memperhatikan standar pelayanan
minimal, tujuan strategis organisasi, best practice, serta pertimbangan
profesional APIP.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 15 -

Adapun syarat indikator kinerja yang baik yaitu dapat diukur, relevan, mudah
dimengerti, serta dapat memberikan informasi yang tepat tentang capaian
kinerja. Dalam menentukan konsep keberhasilan kinerja suatu program/
kegiatan, perlu disepakati bersama mengenai skala tingkatan/grading dalam
penentuan skor keberhasilan program/kegiatan antara auditor dengan
manajemen.
Dalam tabel 2.1 adalah contoh skala pengukuran kinerja yang biasa digunakan

Skor Kategori
85 < skor < 100 Berhasil
70 < skor < 85 Cukup Berhasil
50 < skor < 70 Kurang Berhasil
0 < skor < 50 Tidak Berhasil

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 16 -

BAB III
PERENCANAAN AUDIT KINERJA.

Tujuan perencanaan Audit Kinerja adalah mempersiapkan audit secara rinci


berdasarkan perencanaan pengawasan APIP, sehingga pelaksanaan audit berjalan
secara efisien dan efektif. Gambaran tahapan Perencanaan Audit sebagaimana
dalam gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Persiapan Penugasan

3.1 Persiapan
Persiapan penugasan audit kinerja diperlukan untuk memastikan audit kinerja
dapat dilaksanakan dengan baik. Audit kinerja dilakukan atas area
pengawasan yang telah ditetapkan dalam PKPT berdasarkan Perencanaan
Pengawasan Berbasis Risiko (PPBR) yang dilakukan oleh APIP.
Hal yang perlu dipersiapkan antara lain:
a. Mengidentifikasi mandat/kewenangan APIP, kebijakan dan peraturan
umum terkait program prioritas dan informasi yang terpilih. Hal tersebut
dapat diperoleh melalui dokumen Internal Audit Chapter (IAC), RPJMD,
Renstra, Isu terkini, besaran anggaran, dan kejadian temuan tahun
sebelumnya. Hasil identifikasi ini dapat dijadikan Potencial Audit Objective
(PAO). Contoh format yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pada
Lampiran 1a, 1b dan 1c;

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 17 -

b. Mempersiapkan tim dan surat penugasan dengan memperhatikan


kompetensi dan keahlian secara kolektif sesuai dengan penugasan yang
akan dilakukan. Contoh Surat Perintah Tugas pada Lampiran 2.
c. Mengalokasikan dan menetapkan sumber daya yang sesuai untuk
mencapai sasaran penugasan audit dalam pembuatan Program Kerja Audit
(PKA) Perencanaan. Contoh pada Lampiran 3.

3.2 Penentuan Tujuan dan Ruang Lingkup


a. Agar sasaran/tujuan audit kinerja dapat dicapai, perlu menetapkan ruang
lingkup penugasan yang memadai. Pernyataan ruang lingkup perlu dibuat
untuk menjelaskan apa yang tercakup dan tidak tercakup di dalam
penugasan.
b. Rumusan tujuan audit kinerja harus dirumuskan dan dinyatakan dengan
jelas. Tujuan audit kinerja yaitu APIP melaksanakan pengukuran, penilaian
dan pelaporan atas aspek ketaatan serta aspek 3E atas capaian kinerja
program prioritas. APIP dapat memilih untuk mengaudit keseluruhan
aspek kinerja meliputi aspek ekonomis, efisiensi, efektivitas (3E) dan
kepatuhan (1K), atau secara bertahap mulai dari salah satu aspek kinerja
(1E), atau kombinasi dari dua aspek kinerja (2E) disertai kepatuhan.
c. Area pengawasan yang terpilih audit kinerja adalah area pengawasan yang
mendukung sasaran strategis organisasi, sehingga APIP dapat memberikan
nilai tambah pada perbaikan tata kelola, pengelolaan risiko dan
pengendalian pada auditi sehingga outcome audit kinerja dapat tercapai.
d. Adapun ruang lingkup yang terkait audit kinerja berbasis risiko adalah
program prioritas (area pengawasan) periode tertentu yang ditetapkan
dalam PPBR, menjadi concern/perhatian pimpinan daerah dan telah
memiliki indikator kinerja.

Pelaksanaan tahapan ini dapat menggunakan format pada Lampiran 4.


Untuk meminimalkan risiko kegagalan audit, auditor dapat membangun
model pemilihan ruang lingkup audit dengan mempertimbangkan “faktor
seleksi” dan “kriteria seleksi” seperti dalam tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Model Pemilihan Ruang Lingkup Audit

No. Faktor Seleksi Kriteria Seleksi Catatan


1 Risiko a. Rendahnya serapan anggaran Semakin rendah maka
Manajemen b. Rendahnya capaian kinerja semakin berisiko
c. Rendahnya respon sehingga perlu diberi
manajemen bobot yang lebih tinggi
terhadap kelemahan yang

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 18 -

ditemukan
a. Tingkat mutasi pegawai Semakin tinggi maka
b. Jumlah program baru semakin berisiko
c. Tingkat kerumitan proses sehingga perlu diberi
d. Tingkat ketidakjelasan bobot yang lebih tinggi
tanggung jawab
2 Signifikansi a. Materialitas keuangan (nilai Semakin signifikan
anggaran, jumlah maka perlu diberi
pendapatan, nilai asset, dll) bobot yang lebih tinggi
b. Pengaruh pada keberhasilan
organisasi
c. Pengaruh pada stakeholder
ekstern
3 Potensi Manfaat a. Potensi memperoleh input Semakin tinggi maka
Audit yang lebih murah/ekonomis potensi manfaat perlu
b. Potensi penghematan input/ diberi bobot yang lebih
efisiensi tinggi
c. Potensi peningkatan output
dan
outcome/efektivitas
d. Potensi perbaikan proses
bisnis
4 Auditabilitas a. Tingkat verifiabilitas Semakin tinggi tingkat
(Auditability) pekerjaan audibilitas perlu
b. Skill/kompetensi auditor memperoleh bobot
c. Kejelasan kriteria kinerja yang lebih tinggi
d. Keterjangkauan lokasi
geografis

3.3 Pemahaman Proses Bisnis Auditi


Proses ini dilaksanakan agar memahami kegiatan pokok, tugas dan fungsi, isu
dan permasalahan yang dihadapi, peraturan yang terkait dengan program
prioritas, anggaran yang diperoleh, informasi mengenai penerapan lingkungan
pengendalian yang mendukung keberhasilan program serta data umum
lainnya yang relevan. Dalam pemahaman proses bisnis perlu mendalami dan
mengidentifikasi seluruh tingkatan pencapaian tujuan organisasi baik dari
operasional dan tujuan strategis. Auditor perlu membuat dokumentasi
berkaitan pemahaman atas proses-proses pada organisasi (auditi).
Dokumentasi atas proses dapat dituangkan dalam bentuk:
1. Process maps, menggambarkan suatu proses secara umum mulai dari
masukan, proses atau aktivitas, hubungan dengan proses lainnya, dan
keluaran.
2. Flow chart, menggambarkan suatu dengan lebih rinci, termasuk jenis
proses, sistem, dan prosedur yang digunakan, arus dokumen, pihak-

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 19 -

pihak yang terlibat, serta risiko dan pengendalian yang ada pada proses
tersebut.
3. Narrative memoranda, menggambarkan proses menggunakan kalimat atau
narasi, dan biasanya merupakan dokumentasi atau catatan tambahan
(pelengkap) berkaitan proses tersebut.

Adapun hal-hal yang perlu dilakukan dalam pemahaman proses bisnis auditi
yaitu:
a) Identifikasi keselarasan antara program prioritas di RPJMD, RKPD,
dengan Renstra, Renja, dan DPA. Contoh kertas Kerja keselarasan
terdapat pada Lampiran 5.
b) Identifikasi dan evaluasi ketepatan Indikator Kinerja Utama (IKU) di
RPJMD, apakah indikator kinerja utama atas program prioritas yang ada
di RPJMD telah cukup/layak untuk digunakan dan dijadikan ukuran
dalam pencapaian program prioritas sehingga diharapkan IKU yang ada
dapat menggambarkan pencapaian program prioritas. Contoh kertas Kerja
evaluasi ketepatan Indikator Kinerja terdapat pada Lampiran 6.
c) Identifikasi dan analisis kondisi sistem pengendalian intern terkait dengan
unsur dan sub unsur lingkungan pengendalian. Analisis dilakukan untuk
memperoleh informasi awal apakah lingkungan pengendalian kondusif/
memadai untuk mendukung capaian kinerja program prioritas. Contoh
kertas Pemahaman Sistem Pengendalian terdapat pada Lampiran 7.
d) Identifikasi program prioritas terkait dengan regulasi/pedoman,
juklak/juknis, kebijakan teknis dan SOP yang ada pada OPD. Identifikasi
pelaksana program prioritas yaitu OPD Utama dan OPD Pendukung
termasuk peran, tusi dan proses bisnis dari OPD tersebut sampai dengan
kegiatan-kegiatan yang ada pada unit-unit teknis terkait beserta struktur
organisasi sehingga APIP dapat menentukan actor utama dan pendukung
dalam pencapaian kinerja.
e) Identifikasi area-area kritis mana saja yang menjadi proses bisnis dari
pelaksana program tersebut, pelajari informasi hasil audit sebelumnya,
issue/permasalahan atas program, kemudian area kritis tersebut
dikembangkan untuk dapat dijadikan Critical Success Factor (CSF).
Selanjutnya CSF dioperasionalkan menjadi Key Performance Indikator
(KPI) untuk dapat dilakukan pengukuran dan penilaian kinerja. Contoh
Kertas Kerja pada Lampiran 8.

3.4 Identifikasi dan Penilaian Risiko Utama serta Desain Pengendalian Utama
Tujuan dari tahap identifikasi risiko adalah untuk menentukan risiko strategis
yang berpotensi menghambat pencapaian kinerja program prioritas. Langkah
identifikasi dan penilaian risiko dalam tahap perencanaan audit, sangat

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 20 -

berkaitan dengan proses manajemen risiko yang diterapkan oleh auditi.


a. Pada Auditi dengan kondisi risk managed dan risk enabled, auditor
mendapat informasi risiko yang dihadapi organisasi berdasarkan daftar
risiko dari hasil proses manajemen risiko organisasi.
b. Pada kondisi risk defined, auditor cukup dengan melakukan verifikasi
apakah proses manajemen risiko sudah berjalan dengan efektif. Bila proses
manajemen risiko sudah berjalan dengan baik, auditor dapat
menggunakan daftar risiko organisasi.
c. Pada kondisi risk naive dan risk aware, auditor bersama manajemen
organisasi perlu melakukan identifikasi, penilaian proses, dan penerapan
manajemen risiko bagi organisasi.

Beberapa hal yang dilakukan yaitu:


a. APIP perlu mengidentifikasi risiko yang menghambat pencapaian kinerja
program. Identifikasi dan penilaian risiko dapat dilakukan dengan
memanfaatkan risk register dan profil risiko auditi yang telah divalidasi
sesuai jenjangnya, apakah divalidasi Walikota atau pimpinan OPD yang
disertai dengan data dukung berupa analisis dokumen, SOP, dan laporan
kegiatan.
b. APIP perlu melakukan penilaian register risiko (evaluasi register risiko)
untuk memastikan validitas risk register auditi. Evaluasi risk register auditi
dapat dilakukan dengan melakukan brainstorming dengan pimpinan OPD
yang terkait program prioritas, dan pegawai kunci yang
menjalankan/mengetahui program tersebut disertai hasil analisis atas data
historis, benchmarking, hasil riset dan hasil kajian mengenai risiko (sebab,
dampak, kemungkinan terjadinya). Hasil dari evaluasi register risiko
tersebut kemudian dibuat daftar risiko-risiko utama baik pada risiko
strategis Pemda, risiko strategis OPD dan risiko operasional OPD yang
berpotensi menghambat pencapaian program proritas.
c. APIP mengidentifikasi pengendalian atas daftar risiko-risiko utama yang
telah teridentifikasi. Pengendalian yang telah ada pada daftar risiko
tersebut kemudian diidentifikasi pengendalian utamanya. Pengendalian
utama yang telah ditetapkan kemudian diberikan simpulan atas
kecukupan desain pengendalian utama terhadap risiko utama. Diharapkan
telah dilakukan pengendalian dan dievaluasi secara rutin sehingga dapat
meminimalisir kegagalan dan dampak yang timbul akibat pengendalian
utama tidak dijalankan.
Format penilaian risiko yang digunakan dalam tahap ini mengikuti
peraturan terkait pedoman manajemen risiko yang berlaku.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 21 -

3.5 Penetapan Indikator Kinerja, Bobot Penilaian dan Penyusunan Rencana


Pengujian
Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Dalam audit kinerja, APIP seyogyanya menetapkan/memilih audit kinerja
atas program prioritas yang telah memiliki indikator kinerja.
b. Indikator kinerja yang ada tersebut seyogyanya telah dilakukan reviu
kelayakan oleh APIP, telah dilakukan pembahasan dan kesepakatan
dengan pihak auditi/manajemen atas indicator kinerja, bobot penilaian
dan skala/gradasi pengukuran kinerja. Hasil pembahasan tersebut
dituangkan dalam berita acara kesepakatan antara auditor dengan auditi.
c. Menyusun model/metodologi audit kinerja, apakah menggunakan
pendekatan IPMS, Logic, Balance Scorecard sehingga tergambar kerangka
proses dan struktur dari audit kinerja yang akan dilakukannya.
d. Menyusun program kerja audit termasuk rencana pengujian rinci (PKA
Pelaksanaan) dan alokasi sumber daya mengenai anggaran waktu
pengujian serta dana yang diperlukan untuk melaksanakan penugasan.
Dalam penyusunan rencana pengujian perlu memperhatikan tujuan audit
dan ruang lingkup audit serta indikator kinerja yang telah disepakati
bersama. APIP dalam melakukan pengumpulan dan pengujian bukti pada
tahap pelaksanaan berfokus kepada indicator kinerja yang disepakati yang
mendukung capaian kinerja atas area pengawasan terpilih. Contoh PKA
Pengujian/Pelaksanaan Audit Kinerja pada Lampiran 9.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 22 -

BAB IV
PELAKSANAAN AUDIT KINERJA.

4.1 Proses Pelaksanaan Audit Kinerja

Gambar 4. 1 Proses Pelaksanaan Audit Kinerja

Keterangan:
Aspek 3E : Aspek Ekonomis, Efisien dan Efektif
KKA : Kertas Kerja Audit
IKK : Indikator Kinerja Kegiatan

Dalam proses pelaksanaan audit kinerja, APIP akan melakukan


pengumpulan dan pengujian untuk mendapatkan bukti yang relevan,
kompeten dan cukup, atas kondisi area pengawasan terpilih (program
prioritas), terkait aspek ketaatan serta aspek 3E atas indicator kinerja yang
telah disepakati dengan auditi. Manajemen, sehingga APIP dapat:
1. Menilai dan menyimpulkan capaian kinerja.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis penyebab-penyebab tidak optimalnya
kinerja atau indikator capaian kinerjanya masih di bawah batas predikat
"berhasil" dari target yang telah ditetapkan.
3. Menyusun temuan dan simpulan audit.
4. Memberikan rekomendasi dan saran untuk mengurangi dampak
permasalahan, perbaikan kinerja, perbaikan pengelolaan risiko,
pengendalian dan governance risk control.

APIP mengumpulkan dan menguji bukti-bukti yang diperoleh yang terkait


dengan aspek ketaatan, aspek 3E, serta capaian kinerja berdasarkan
indikator kinerja dan model/metodologi yang telah disepakati pada tahap
perencanaan. Hasil indikator kinerja tersebut kemudian diidentifikasi,
dianalisis, dan disimpulkan capaian kinerjanya. Atas capaian kinerja yang
masih di bawah ambang/ tidak optimal, APIP dapat mengambil kesimpulan

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 23 -

berkaitan pengujian pengendalian dan dihubungkan dengan efektivitas


penanganan risiko yang diharapkan menjadi area of improvement terkait
dengan risiko utama dan pengendalian sehingga dapat diberikan saran
perbaikan kinerja, pengelolaan risiko, dan pengendalian.

4.2 Pengumpulan Bukti dan Teknik Audit yang digunakan


1. Pengumpulan Bukti
Dalam proses pelaksanaan audit kinerja, APIP mengumpulkan dan
mendapatkan bukti-bukti yang relevan, kompeten, dan cukup. Teknik audit
dan teknik sampel digunakan, untuk memperoleh bukti yang material dan
relevan serta sampel yang representative. Bukti yang diperoleh tersebut
menjadi dasar dalam penyusunan temuan dan simpulan hasil audit.
Bukti-bukti yang didapat dari perolehan dan pengujian data dapat berupa:
1) Bukti Fisik
Jenis bukti ini dapat diperoleh dari beberapa hal sebagai berikut:
a. Pengamatan langsung, misalnya: terhadap aktivitas dari orang,
suatu kejadian, maupun kondisi aset tertentu;
b. Pengamatan terhadap proses/prosedur yang berjalan; dan
c. Inspeksi/kunjungan lapangan ke suatu proyek, verifikasi persediaan,
dan lainnya.
2) Testimoni
Bukti testimonial/lisan/keterangan merupakan pernyataan yang
diperoleh secara lisan melalui wawancara, diskusi, atau dalam bentuk
pernyataan tertulis sebagai respon dari pertanyaan atau wawancara.
Bukti testimonial/lisan/keterangan didokumentasikan dalam bentuk
dokumen hasil wawancara, rekaman percakapan yang disimpan dalam
alat perekam atau magnetic tape beserta transkripnya.
3) Dokumen
Bukti dokumen adalah bukti dalam bentuk fisik, baik berupa dokumen
resmi ataupun elektronik. Bukti ini adalah yang paling umum diperoleh
dari seluruh jenis bukti audit. Bukti dokumen dapat diperoleh dari
dalam maupun luar auditan yang diaudit. Hal-hal yang termasuk bukti
dokumen misalnya:
a. Peraturan perundangan-undangan;
b. Dokumen terkait organisasi (rencana strategis organisasi, visi dan
misi organisasi, struktur organisasi);
c. Surat-surat, Notulen rapat;
d. Dokumen kontrak.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 24 -

4) Analisis
Jenis bukti audit ini dapat diperoleh dari auditan atau dikembangkan
sendiri oleh APIP. Bukti analisis yg diperoleh dari auditan perlu diuji
kualitasnya untuk dapat digunakan sebagai bukti audit. Bukti analisis
dapat mencakup analisis rasio dan tren, perbandingan prosedur dan
standar dengan ketentuan yang dipersyaratkan, perbandingan kinerja
dengan organisasi sejenis, analisis dari pengujian terinci atas transaksi-
transaksi, analisis biaya-manfaat, maupun dari analisis atas penetapan
sampling.
Input yang digunakan dalam kegiatan “Pengumpulan dan Pengujian
Data” antara lain berupa: Program Kerja Audit, Data Audit, dan Kriteria
Audit.
Berdasarkan jenis dan sumber bukti yang telah diidentifikasi serta
program kerja audit yang telah ditetapkan, maka APIP melakukan
pengumpulan data. Setelah itu, data diuji untuk memastikan
tercapainya tujuan audit. Data audit inilah yang nantinya akan menjadi
bukti pendukung atas temuan audit.

Syarat bukti audit yang memadai, yaitu:


a. lnformasi yang cukup, berkaitan dengan jumlah informasi yang dapat
dijadikan sebagai dasar untuk menarik suatu kesimpulan. Untuk
menentukan kecukupan informasi, auditor harus menerapkan
pertimbangan keahliannya secara profesional dan objektif.
b. lnformasi disebut kompeten, jika informasi tersebut sah dan dapat
diandalkan untuk menjamin kesesuaian dengan faktanya. lnformasi
yang sah adalah informasi yang memenuhi persyaratan hukum dan
peraturan perundang-undangan. lnformasi yang dapat diandalkan
berkaitan dengan sumber dan cara memperoleh informasi itu sendiri.
c. lnformasi disebut relevan jika informasi tersebut secara logis
mendukung atau menguatkan pendapat atau argumen yang
berhubungan dengan tujuan dan kesimpulan.

Auditor juga menggunakan hal-hal berikut berkaitan dengan metodologi


yang digunakan:
a. Sampling audit;
b. Penggunaan teknologi informasi;
c. Auditor dapat menggunakan tenaga ahli apabila pengetahuan dan
pengalamannya tidak memadai untuk mendapatkan informasi yang
cukup, kompeten, dan relevan. Untuk memahami apakah hasil kerja
tenaga ahli dapat mendukung kesimpulan, auditor harus mempelajari
metode atau asumsi yang digunakan oleh tenaga ahli tersebut.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 25 -

Saat melakukan pengumpulan dan pengujian bukti juga perlu


memperhatikan luasnya besaran pengujian yang akan dilakukan. Besaran
luasnya pengujian tersebut tidak perlu dilakukan audit secara keseluruhan
melainkan dapat dilakukan sampel sesuai dengan tingkat keyakinan yang
diharapkan melalui teknik pemilihan sampel. Agar pemilihan sampel dapat
benar representative maka dapat menggunakan contoh rumus/tabel
statistik yang biasa digunakan dalam menentukan jumlah sampel antara
lain:
1. Rumus Slovin

Keterangan:
n = sampel; N = populasi; e = nilai presisi 95% atau tingkat kesalahan
yang diharapkan sig. = 5% = 0,05.

Contoh: APIP akan menguji kelengkapan berkas permohonan dalam


layanan administrasi kependudukan sejumlah 125 berkas. Atas hal
tersebut APIP tidak akan menguji secara keseluruhan melainkan
menggunakan sampel dengan pertimbangan profesionalnya dengan
menggunakan rumus slovin dan tingkat kesalahan yang dikehendaki
adalah 5%, maka jumlah sampel yang akan dilakukan pengujian oleh
APIP adalah :

2. Rumus berdasarkan Proporsi atau Tabel Isaac dan Michael


Selain menggunakan rumus slovin dalam menentukan sampel yang
representative juga dapat menggunakan tabel Isaac dan Michael. Di
mana dalam table tersebut telah tersedia tingkat kesalahan sebesar 1%,
5% dan 10%. Dengan tabel ini, auditor dapat secara langsung
menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat
kesalahan yang dikehendaki.

3. Jumlah sampling minimal


APIP saat melakukan audit/pengawasan yang ruang lingkupnya tidak
terlalu besar, maka dapat menggunakan jumlah sampling minimal
seperti yang disebutkan Roscoe dalam Sugiyono (2010: 131)
mengatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah
antara 30 sampai dengan 500. Bila populasi kurang dari 30, seyogyanya
diambil keseluruhan.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 26 -

2. Teknik Audit
Untuk memperoleh informasi sebagai bukti audit, auditor melaksanakan
prosedur dan teknik audit sebagai bentuk pengujian, sebagaimana
direncanakan pada PKA. Teknik audit tertentu dirancang untuk
memperoleh jenis bukti audit tertentu. Dalam gambar 4.2 digambarkan
hubungan antara teknik dan jenis bukti audit yang dapat diperoleh:

Gambar 4. 2 Hubungan antara teknis dan jenis bukti audit

Teknik audit terbagi menjadi teknik audit manual dan teknik audit
berbantuan komputer. Modul ini hanya membahas teknik audit manual,
yaitu:
a. Teknik Audit untuk Bukti Fisik
1) Observasi/Pengamatan
Observasi/pengamatan adalah peninjauan dan pengamatan atas
suatu objek secara hati-hati, ilmiah, dan kontinu selama kurun
waktu tertentu untuk membuktikan suatu keadaan atau masalah.
Teknik ini sering dilakukan dari jarak jauh dan tanpa disadari oleh
pihak yang diamati. Observasi banyak mengandalkan panca indera,
kecermatan, dan pengetahuan auditor.
2) lnventarisasi/Opname
lnventarisasi atau opname adalah pemeriksaan fisik dengan
menghitung fisik barang, menilai kondisinya (rusak berat, rusak
ringan, atau baik), dan membandingkannya dengan saldo menurut
buku (administrasi). Kemudian mencari sebab-sebab terjadinya
perbedaan apabila ada. Hasil opname biasanya dituangkan dalam
suatu Berita Acara (BA).

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 27 -

3) lnspeksi
Inspeksi atau on the spot inspection adalah meneliti secara langsung
ke tempat kejadian yang dilakukan secara rinci dan teliti. Inspeksi
sering dilakukan secara mendadak dan biasanya tidak diikuti
dengan pembuatan Berita Acara (BA).

b. Teknik Audit untuk Bukti Dokumen


1) Verifikasi
Verifikasi adalah pengujian secara rinci dan teliti tentang
kebenaran, ketelitian perhitungan, kesahihan, pembukuan,
kepemilikan dan eksistensi suatu dokumen. Verifikasi mencakup
Teknik audit lain untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
dokumen.
2) Cek
Cek adalah menguji kebenaran atau keberadaan sesuatu dengan
teliti.
3) Uji/tes
Uji/tes adalah penelitian secara mendalam terhadap hal-hal yang
esensial atau penting.
4) Footing
Footing adalah menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total
dari atas ke bawah (vertical) untuk menentukan apakah data yang
disediakan auditi dapat diyakini ketepatan perhitungannya. Teknik
ini tidak digunakan untuk menguji kebenaran penjumlahan dari
atas ke bawah (vertical) atas kertas kerja yang dibuat sendiri oleh
auditor.
5) Cross Footing
Cross Footing adalah menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan
total dari kiri ke kanan (horizontal) dilakukan terhadap perhitungan
yang dibuat oleh auditi.
6) Tracing
Menelusuri bukti transaksi ke pencatatan/pelaporan terkait untuk
menguji kelengkapan pencatatan/pelaporan.
7) Vouching
Menelusuri bukti dari laporan/catatan ke bukti transaksi untuk
menguji validitas laporan/catatan.
8) Scanning
Scanning adalah penelaahan secara umum dan dilakukan dengan
cepat tetapi teliti untuk menemukan hal-hal yang tidak lazim atas
suatu informasi/data.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 28 -

9) Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah mencocokan dua data yang terpisah, mengenai
hal yang sama tetapi dikerjakan oleh unit kerja yang berbeda.
Contoh rekonsiliasi dilakukan terhadap catatan bendahara
mengenai jumlah saldo simpanan di bank yang dituangkan dalam
Buku Pembantu Bank dengan saldo simpanan di bank menurut
rekening koran yang diterima dari pihak bank. Kedua data tersebut
biasanya akan menunjukkan saldo yang berbeda karena perbedaan
waktu pencatatan. Dengan melakukan teknik rekonsiliasi dapat
diketahui berapa sesungguhnya saldo simpanan yang seharusnya di
bank.

c. Teknik Audit untuk Bukti Analisis


1) Analisis
Analisis adalah memecah/mengurai data/informasi ke dalam unsur-
unsur yang lebih kecil atau bagian-bagian sehingga dapat diketahui
pola hubungan antar unsur. Dari hasil analisis akan diketahui
adanya kekurangan, kecenderungan dan kelemahan yang perlu
diperhatikan, Analisis tersebut dalam bentuk analisis rasio, analisis
statistik, perbandingan dengan unit kerja lain.
2) Evaluasi
Evaluasi adalah cara untuk memperoleh suatu simpulan atau
pandangan/penilaian dengan mencari pola hubungan atau dengan
menghubungkan atau merakit berbagai informasi yang telah
diperoleh.
3) Pembandingan
Pembandingan adalah membandingkan data dari satu unit kerja
dengan data dari unit kerja yang lain. Teknik pembandingan
umumnya digunakan sebelum teknik analisis.

d. Teknik Audit untuk Bukti Keterangan


1) Konfirmasi
Konfirmasi adalah memperoleh bukti sebagai peyakin bagi auditor,
dengan cara mendapatkan informasi yang sah dari pihak yang
relevan, umumnya pihak di luar auditi. Dalam konfirmasi, auditor
telah memiliki informasi/data yang akan dikonfirmasikan.
Konfirmasi dapat dilakukan secara lisan dan tertulis.
2) Permintaan Informasi
Permintaan Informasi (inquiry) dapat dilakukan untuk menggali
informasi tertentu dari berbagai pihak yang berkompeten.
Permintaan informasi secara tertulis dapat dilakukan melalui
kuisioner, menulis surat permintaan informasi, atau nota
permintaan informasi. Sedangkan wawancara adalah upaya
memperoleh informasi/data melalui lisan yang lebih bersifat

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 29 -

menggali informasi/data dari pihak yang relevan.


4.3 Pengujian Aspek Ketaatan, 3E dan Capaian Kinerja
Dalam proses pelaksanaan audit kinerja, APIP mengumpulkan dan menguji
bukti atas hasil pengujian sampel yang terpilih atas aspek ketaatan dan aspek
3E. APIP juga menilai dan menyimpulkan capaian kinerja berdasarkan
indikator kinerja dan model/ metodologi yang telah disepakati pada tahap
perencanaan.
Dalam melakukan pengujian atas aspek ketaatan, APIP dapat memberikan
keyakinan memadai bahwa area, proses, sistem yang diaudit atas program
prioritas telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, kebijakan,
prosedur yang berlaku dan peraturan terkait, serta kriteria/ketentuan yang
berlaku lainnya.
Pengujian terkait aspek 3E yang dilakukan oleh APIP, seperti aspek ekonomis
dan efisien, APIP dapat menguji bagaimana perolehan input mengenai barang
dan jasa maupun perolehan input kegiatan yang mendukung program prioritas.
APIP juga perlu melihat perolehan input dibandingkan dengan hasil (output)
untuk melihat aspek efisien, apakah auditi telah memperoleh, melindungi, dan
menggunakan sumber dayanya secara hemat dan efisien serta mengidentifikasi
penyebab timbulnya ketidakhematan dan ketidakefisienan. Sedangkan untuk
pengukuran dan penilaian aspek efektivitas, APIP dapat menilai apakah
capaian hasil program atau manfaat yang diperoleh sesuai dengan yang
ditetapkan dan menilai sejauh mana kegiatan auditi dalam pelaksanaan
program yang bersangkutan mencapai tujuan.
Setelah itu, APIP dapat melakukan penilaian capaian kinerja masing-masing
indikator kinerja kegiatan yang mendukung program prioritas berdasarkan
hasil pengujian atas aspek ketaatan dan aspek 3E. Capaian kinerja kegiatan
yang tidak optimal kemudian diidentifikasi dan dianalisis penyebabnya. Atas
capaian kinerja yang masih di bawah ambang batas, APIP dapat mengambil
kesimpulan berkaitan pengujian pengendalian dan dihubungkan dengan
efektivitas penanganan risiko terutama yang terkait dengan risiko dan
pengendalian utama yang ada pada auditi. Adapun pada saat audit kinerja
dilaksanakan ternyata program tersebut masih berjalan dan belum memiliki
sasaran antara, maka penilaian 3E dan pengukuran kinerja hanya melihat
pada aspek ekonomis dan efisiensinya tanpa perlu melihat efektivitas dari
program tersebut. Namun, jika telah memiliki sasaran antara, maka dapat
dilihat efektivitasnya.

4.4 Pengujian Risiko Utama atas Area Indikator Kinerja yang Tidak Optimal
APIP dalam mengidentifikasi dan menganalisis penyebab tidak tercapainya
capaian kinerja, mengaitkan identifikasi dan penetapan risiko utama serta
efektivitas pengendalian yang dilakukan oleh manajemen. Alur pikir pengujian
risiko dan efektivitas pengendalian atas indikator kinerja yang tidak optimal

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 30 -

sebagaimana dijelaskan dalam gambar 4.3.

Evaluasi Risk Register dan


Rancangan Pengendalian Utama
untuk menangani risiko tersebut
sesuai kebijakan SOP dan RTP
Auditi

Menurut professional judgement


Uji dampak/ auditor, apakah proses penetapan
kejadian risiko → risiko utama dan rancangan
simpulkan pengendalian utama telah memadai

Uji dampak/ Uji efektivitas pengendalian utama


kejadian risiko → atas risiko utama apakah telah
simpulkan efektif

Simpulan

Gambar 4. 3 Alur pengujian risiko dan efektivitas pengendalian

Berikut adalah beberapa langkah dalam melakukan pengujian penilaian risiko,


yaitu:
1. Dapatkan dokumen perencanaan terkait tujuan organisasi sampai dengan
tujuan area pengawasan (RPJMD-Renstra-RKPD-Renja).
2. Dapatkan kebijakan manajemen risiko yang berlaku pada organisasi.
3. Dapatkan dokumen register risiko terbaru yang telah diperbaharui dan
telah di tandatangani pimpinan unit/OPD serta dokumen terkait lainnya.
4. Lakukan pengujian dan penilaian atas penetapan konteks, baik tingkat
strategis Pemda, tingkat strategis unit/OPD maupun tingkat operasional
unit/OPD, termasuk menguji keselarasan penetapan risiko. Apakah risiko-
risiko yang ditetapkan telah mengacu pada tujuan dan sasaran strategis
Pemda (RPJMD-Renstra OPD).
5. Lakukan pengujian apakah penetapan probabilitas dan dampak, serta
penetapan selera risiko telah sesuai dengan kebijakan MR organisasi.
6. Lakukan pengujian dan penilaian atas tahapan identifikasi risiko, mulai
dari prosesnya, apakah telah melibatkan pihak yang memang memahami
proses bisnis dan risikonya, apakah risiko telah diidentifikasi mulai dari
menganalisis tujuan, identifikasi kegiatan/program untuk mencapai
tujuan, identifikasi risiko pada setiap kegiatan/program yang dapat
menghambat pencapaian tujuan. Apakah penetapan risiko operasional,
risiko strategis, dan risiko entitas organisasi terkait program tersebut telah
tepat, apakah masih ada risiko utama yang belum teridentifikasi oleh
manajemen.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 31 -

7. Lakukan pengujian atas proses analisis risiko, berkaitan dengan pemberian


nilai probabilitas dan dampak, apakah telah melibatkan proses yang
objektif melalui workshop/FGD/lainnya dengan melibatkan pihak-pihak
yang tepat (memahami proses bisnis dan risiko).
8. Lakukan penilaian atas evaluasi risiko, termasuk penyusunan profil risiko
dan pemetaannya sesuai dengan kebijakan manajemen risiko yang
ditetapkan.
9. Pastikan seluruh risiko signifikan organisasi telah diidentifikasi, dianalisis,
dan dievaluasi dengan baik oleh manajemen.

4.5 Pengujian Efektifivitas Pengendalian Utama Atas Area yang Tidak Optimal
Setelah menguji risiko utama, APIP selanjutnya melakukan pengujian atas
efektivitas pengendalian yang terkait dengan risiko utama tersebut.
Berdasarkan standar audit, dinyatakan bahwa APIP perlu memahami
rancangan sistem pengendalian intern dan menguji penerapan/efektivitas dari
pengendalian intern auditi/manajemen. Pengendalian utama yang akan diuji
adalah pengendalian utama yang telah dievaluasi auditor pada tahap evaluasi
atas kecukupan desain pengendalian utama.

Langkah kerja pengujian rancangan/desain pengendalian sebagai berikut:


1. Dapatkan dokumen register risiko terakhir unit kerja yang telah divalidasi
pimpinan organisasi untuk melihat tujuan dan penyataan risiko terkait
program.
2. ldentifikasi rancangan pengendalian utama atas risiko utama pada area
indikator kinerja dengan capaian kinerja yang tidak tercapai/tidak optimal.
3. Dapatkan kebijakan tertulis atas pengendalian utama dan lakukan
identifikasi atribut pengendalian utama (4W1H), atas risiko utama pada
area indikator kinerja dengan kinerja tidak tercapai/tidak optimal. Yang
dimaksud dengan atribut pengendalian adalah komponen-komponen dalam
pengendalian tersebut mampu menjawab pertanyaan 4W1H (apa, siapa,
kapan, mengapa, dan bagaimana pengendalian atas risiko), Contoh: dalam
pelaporan hasil audit sebaiknya telah melalui reviu berjenjang (approving),
dengan atribut pengendalian yaitu (1) apa yang direviu, (2) siapa yang
melakukan reviu, (3) kapan perlu dilakukan reviu, (4) mengapa perlu
dilakukan reviu dan (5) bagaimana cara melakukan reviu.
4. Lakukan reviu ketepatan rencana tindak pengendalian dengan
menganalisis atribut pengendalian apakah telah dirancang sesuai dengan
tujuan risiko atas program tersebut sehingga dapat menurunkan risiko ke
level yang dapat diterima, berupa penurunan probabilitas dan dampak,
termasuk menganalisis akar penyebab dan kebutuhan pengendalian
tambahan.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 32 -

Untuk memperjelas pemahaman, desain pengendalian dapat digambarkan


dalam suatu formulir (form) pengendalian. Teknik pengujian ketepatan desain
pengendalian dapat berupa wawancara ke pegawai kunci, yaitu pegawai yang
memahami proses bisnis dan risiko terkait substansi form pengendalian
tersebut, penelitian dan analisis dokumen serta prosedur terkait.

Apabila dari hasil pengujian rancangan pengendalian dinyatakan tidak efektif,


APIP dapat memberikan saran penguatan desain pengendalian seperti
perbaikan substansi form pengendalian dalam rangka pencapaian hasil kinerja
program. Selanjutnya, APIP melakukan pengujian kesesuaian implementasi
desain pengendalian atas risiko utama pada area indikator kinerja yang
capaian kinerjanya tidak tercapai/tidak optimal. Dalam hal ini, APIP dapat
melakukan pengujian implementasi pengendalian tersebut bersamaan dengan
pengujian ketepatan rancangan pengendalian. Jika hasil pengujian ketepatan
rancangan pengendalian menunjukkan bahwa pengendalian belum
efektif/belum tepat, tetap dilakukan pengujian implementasi untuk
mengetahui komitmen manajemen dalam implementasi rencana pengendalian.
Teknik pengujian implementasi pengendalian dapat berupa wawancara dengan
pegawai kunci dan pimpinan organisasi, pengamatan atas prosedur/SOP
dengan implementasi di lapangan, reviu dokumen bukti implementasi
pengendalian dan melakukan penilaian apakah yang tertulis di SOP telah
dilakukan dengan cara yang tepat, oleh orang yang tepat dan terdokumentasi
dengan baik, serta reperformance (pelaksanaan ulang suatu kegiatan) atas
pengendalian intern yang ada. Atas hasil pengujian efektivitas pengendalian
utama tersebut diharapkan APIP dapat memberikan saran perbaikan
efektivitas pengendalian terkait dengan hasil capaian kinerja yang tidak
optimal.

4.6 Penyusunan Temuan dan Simpulan Hasil Audit Kinerja.


APIP menyusun dan mengembangkan temuan (finding), menyimpulkan hasil
audit serta merumuskan rekomendasi. Jika terjadi ketidaksesuaian antara
kondisi dan kriteria secara signifikan, APIP perlu mencari penyebabnya serta
mengungkap akibat adanya perbedaan tersebut.Temuan merupakan hasil
perbandingan antara kondisi (apa yang sebenarnya terjadi) dengan kriteria (apa
yang seharusnya terjadi).
Pengembangan temuan ikut menentukan keberhasilan tugas audit. Untuk itu,
auditor perlu memahami unsur-unsur temuan, sehingga pengembangan
temuan menjadi lebih efektif. Setiap temuan mengandung unsur-unsur, yaitu:
kondisi, kriteria, sebab, dan akibat, serta rekomendasi.
1. Kondisi (Kekurangan atau Kelemahan Apa yang Sebenarnya Terjadi)
Kondisi menunjukkan realitas yang ada dari suatu pelaksanaan kegiatan
yang menunjukkan adanya kekurangan atau kelemahan. Untuk
menyatakan kondisi, auditor harus mengumpulkan bukti yang relevan,
kompeten, cukup, dan material.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 33 -

2. Kriteria (Apa yang Seharusnya Terjadi)


Kriteria adalah standar-standar kinerja yang logis dan bisa dicapai untuk
menilai aspek ekonomis, efisiensi, dan efektivitas dari kegiatan yang
dilaksanakan oleh auditan. Kriteria merepresentasikan praktik-praktik
yang baik, yaitu suatu harapan mengenai "apa yang seharusnya".
Perbandingan kriteria dengan kondisi aktual akan menghasilkan temuan
audit.

Jika kondisi memenuhi atau melebihi kriteria, hal ini mengindikasikan


bahwa auditan telah melaksanakan praktik terbaik. Sebaliknya, jika
kondisi tidak memenuhi kriteria, hal ini mengindikasikan perlunya
tindakan perbaikan. APIP perlu mengembangkan kriteria yang spesifik
dengan memulai dari pernyataan-pernyataan kriteria yang bersifat umum,
kemudian diperinci menjadi pernyataan yang lebih khusus atau spesifik.
Kriteria diperlukan sebagai dasar pembanding apakah praktik-praktik yang
dilaksanakan telah mencapai standar kinerja yang seharusnya.
Kriteria antara lain berupa:
a. Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Ketentuan manajemen yang harus ditaati/dilaksanakan.
c. Pengendalian manajemen yang andal.
d. Tolok ukur keberhasilan, efisiensi dan kehematan.
e. Standar dan norma/kaidah.

Input yang digunakan untuk menentukan kriteria antara lain sebagai


berikut:
1. Output dari kegiatan perencanaan sebelumnya, antara lain:
a. Gambaran umum dari auditan/program/kegiatan yang diaudit
yang antara lain meliputi input, proses, output, dan outcome;
b. Hasil reviu peraturan perundang-undangan yang meliputi
kewenangan, maksud dan tujuan, dan struktur organisasi; dan
c. Informasi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kinerja
auditan.
2. Kriteria yang diperoleh dari auditan terkait, antara lain memuat
pengendalian, standar, ukuran, hasil, target, dan komitmen yang
ditetapkan oleh auditan tersebut.
3. Kriteria yang diperoleh dari kinerja historis auditan
4. Praktik terbaik (best practice) yang diperoleh dari kegiatan serupa yang
telah berhasil.
5. Standar yang ditetapkan oleh organisasi profesional dengan melalui
proses yang baku (due process). Artinya kriteria tersebut merupakan
hasil konsultasi dan telah diuji, sehingga diterima oleh pihak-pihak

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 34 -

berwenang/berkepentingan dan telah mencerminkan hasil


kesepakatan professional.
6. Indikator-indikator kinerja yang dirancang oleh auditan atau oleh
pemerintah, misalnya indikator yang tercantum dalam RPJMD,
Renstra, RKA, atau Perjanjian Kinerja yang disepakati.
7. Informasi dan ilmu pengetahuan yang telah dibakukan.
8. Kriteria yang digunakan dalam kegiatan audit serupa atau oleh
Lembaga Pengawasan di negara lain.
9. Standar kriteria dari organisasi di dalam atau di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan atau program serupa.
10.Hasil identifikasi atas tujuan atau sasaran dari program/kegiatan
auditan.
11.Hasil identifikasi tren kinerja rata-rata atau optimal yang telah dicapai
12.Literatur lainnya.

Kriteria yang diperoleh harus diuji dan dianalisis secara tepat dan setelah
itu dapat digunakan sebagai tolak ukur atau pembanding dengan kondisi
yang dijumpai. Dalam praktik, auditi seringkali tidak memiliki kriteria jelas
untuk kegiatan yang diaudit. Secara teoritis penetapan kriteria yang jelas
merupakan salah satu tanggung jawab auditi. Langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam menentukan kriteria dapat dirinci sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi apakah auditan telah memiliki kriteria yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja program/kegiatan yang
dilaksanakan;
2. Menguji apakah kriteria yang dimiliki auditan relevan dengan tujuan
audit dan memenuhi karakteristik kriteria yang baik sebagai berikut.
a. Andal: apabila kriteria tersebut digunakan oleh APIP lain untuk
masalah yang sama, maka kriteria tersebut harus bisa memberikan
simpulan yang sama.
b. Obyektif: kriteria bebas dari bias baik dari sisi APIP maupun auditan.
c. Bermanfaat: kriteria dapat menghasilkan temuan dan simpulan audit
yang memenuhi keinginan para pengguna informasi.
d. Dapat dimengerti: kriteria ditetapkan secara jelas dan bebas dari
perbedaan interpretasi.
e. Dapat diperbandingkan: kriteria tersebut bersifat konsisten apabila
digunakan dalam audit kinerja atas auditan atau kegiatan-kegiatan
yang serupa atau apabila digunakan dalam audit kinerja sebelumnya
atas auditan yang sama.
f. Lengkap: kriteria yang lengkap mengacu kepada penggunaan seluruh
kriteria yang signifikan dalam menilai kinerja.
g. Dapat diterima: kriteria dapat diterima oleh auditan yang diaudit,
Lembaga legislatif, media, dan masyarakat umum. Semakin tinggi

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 35 -

tingkat “dapat diterima” semakin efektif audit kinerja yang


dilaksanakan.
h. Relevan: kriteria dapat memberikan kontribusi dalam proses
pelaksanaan audit terkait dengan pembuatan simpulan yang sesuai
dengan tujuan audit.

3. Mengembangkan kriteria lain dengan persetujuan auditan jika auditan


tidak memiliki kriteria atau dari hasil pengujian, kriteria yang ada
ternyata tidak relevan dengan tujuan audit dan belum memenuhi
karakteristik kriteria.
4. Komunikasikan kriteria yang akan dipakai kepada auditan sebelum
audit dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan bersama (APIP
dan manajemen auditan) mengenai dasar pengukuran kinerja yang
digunakan dalam audit atas obyek yang diaudit. Hal ini dilakukan agar
diperoleh kesepakatan antara auditan dengan APIP, sehingga nantinya
tidak ada penolakan terhadap hasil audit. Jika tidak tercapai
kesepakatan antara APIP dan auditan yang diaudit mengenai kriteria
yang telah dikembangkan, maka APIP harus melakukan analisis dan
diskusi lebih lanjut sampai diperoleh kriteria yang disepakati kedua
belah pihak.
5. Menerapkan kriteria yang telah ditetapkan dalam audit.
Output yang dihasilkan dari kegiatan “Menentukan Kriteria Audit”
adalah standar yang akan digunakan sebagai pembanding terhadap
praktik yang berjalan meliputi:
a. Kelompok kriteria (ekonomis, efisiensi, dan efektivitas);
b. Jenis kriteria (rincian kriteria yang terdapat dalam masing-masing
kelompok);
c. Penjelasan (deskripsi ringkas setiap jenis kriteria);
d. Satuan pengukuran (misalkan kilometer/jam, orang/hari);
e. Sumber data (deskripsi tentang dari mana data diperoleh);
f. Standar ukuran kinerja (menjelaskan standar yang digunakan dan
artinya);
g. Tanggapan auditan (sepakat atau tidak sepakat).

3. Sebab (Mengapa Terjadi Perbedaan Antara Kondisi dan Kriteria)


Materi penyebab merupakan hal yang penting apabila ditinjau dari tujuan
audit yaitu untuk menghasilkan rekomendasi ke arah perbaikan di masa
datang. Penyebab mengungkap tentang mengapa terjadi ketidaksesuaian
antara kondisi dan kriteria.

4. Akibat dan Dampak (Apa Akibat dan Dampak yang Ditimbulkan dari
Adanya Perbedaan Antara Kondisi dan Kriteria)
Akibat menunjukkan konsekuensi apa yang telah terjadi atau dapat terjadi

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 36 -

karena adanya ketidaksesuaian antara kondisi dengan kriteria. Jika


memungkinkan, auditor perlu mengkuantifikasi akibat dengan melaporkan
nilai uang, jumlah kejadian masalah, atau tingkat keparahan suatu akibat
yang timbul. Materialitas adalah faktor yang sangat penting untuk
meyakinkan manajemen/auditi mengenai pentingnya tindak lanjut atas
rekomendasi dari auditor intern.
5. Rekomendasi (Apa yang Dapat Dilakukan untuk Memperbaikinya)
Rekomendasi adalah usulan rencana perbaikan yang diberikan oleh auditor
untuk menutup kesenjangan antara kondisi dan kriteria. Materi
rekomendasi harus dirancang guna:
a. Memperbaiki kelemahan (menghilangkan penyebab).
b. Meminimalisasi akibat dari kelemahan yang ada.
Rekomendasi harus jelas:
a. Ditujukan kepada siapa.
b. Mengarah pada tindakan nyata.
c. Konsekuensi yang akan timbul apabila tindak lanjut atas rekomendasi
tidak dilakukan.
d. Dapat dilaksanakan oleh auditi.
e. Apabila ada altenatif perbaikan, tuangkan semua alternatif berikut
alasannya masing-masing.
Dalam memberikan dan merumuskan rekomendasi, auditor harus
memperhatikan:
a. Biaya yang akan terjadi dalam mengimplementasikan rekomendasi
harus tidak melebihi manfaat yang akan diperolehnya.
b. Jika terdapat beberapa alternatif rekomendasi dengan biaya yang
terkait, harus diusulkan.
c. Rekomendasi harus dapat dilaksanakan.

APIP dalam menyusun temuan didasarkan bukti-bukti yang ada atas hasil
pengujian yang dilakukan. Hasil pengujian digunakan APIP dalam membuat
kesimpulan atas capaian kinerja program prioritas berdasarkan kriteria
indikator kinerja yang telah disepakati di tahapan perencanaan. Jika terjadi
perbedaan antara kondisi dengan kriteria, APIP dapat menganalisis apa yang
menjadi penyebabnya. Analisis meliputi faktor penyebab yang memicu/
membuat capaian hasil kinerja tidak tercapai, seperti ketidaktepatan
identifikasi risiko utama oleh manajemen, ketidaktepatan desain pengendalian,
dan ketidakefektifan implementasi pengendalian.
Kemudian masing-masing faktor penyebab tersebut diidentifikasi, dirumuskan
solusi dan diberikan saran pemecahan masalahnya (rekomendasi) terkait atas
kondisi dan kriteria yang terjadi. Rekomendasi diharapkan dapat mengurangi
dampak masalah, meningkatkan proyeksi capaian kinerja, memperbaiki
kelemahan pengelolaan risiko dan meningkatkan efektivitas pengendalian yang
ada sehingga dapat mengurangi tingkat risiko organisasi dan outcome dari

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 37 -

audit kinerja dapat tercapai.


Setelah temuan hasil audit dikembangkan dan rekomendasi dirumuskan, perlu
dilakukan evaluasi dan pengembangan lebihl anjut. Hasil evaluasi dan
pengembangan lebih lanjut ini akan menentukan bentuk komunikasi hasil
audit yang akan dilakukan.

Reding et al (2009) merumuskan proses evaluasi temuan dan


pengembangannya (observation evaluation and escalation process), sebagai
berikut:
a. Apabila terdapat satu atau beberapa temuan, setiap temuan perlu
dikaitkan dengan risiko dan pengendalian yang bermasalah dan
dihubungkan dengan kategori tujuan organisasi (proses atau kegiatan),
yaitu operasional, kepatuhan, atau pelaporan.
b. Kemudian masing-masing temuan (observasi) diklasifikasikan, apakah
berkaitan dengan desain pengendalian yang lemah atau implementasi/
operasional pengendalian yang tidak efektif.
c. Proses selanjutnya adalah menentukan dampak dan kemungkinan dari
setiap temuan (observasi). Hasil dari proses ini akan menentukan atau
menilai tingkat pentingnya atau signifikansi dari temuan yang ada,
sebagai berikut:
1. Insignificant
Suatu masalah atau kelompok masalah dikatakan tidak signifikan
(insignificant) jika kejadian/risiko yang ditemukan hanya memiliki
tingkat probabilitas yang kecil dan tingkat dampak yang tidak
material. Terkait dengan masalah yang tidak signifikan, auditor harus
melakukan evaluasi apakah masalah tersebut terkait dengan
pengendalian utama atau tidak. Jika masalah tersebut tidak terkait
dengan pengendalian utama, masalah tersebut perlu dikomunikasikan
secara informal kepada pihak yang bertanggung jawab menanganinya
dan dikomunikasikan secara formal kepada pimpinan auditi untuk
menegaskan bahwa auditor tidak mengidentifikasi masalah terkait
pengendalian utama. Jika masalah yang diidentifikasi auditor terkait
dengan pengendalian utama tetapi telah memiliki pengendalian
pengganti (compensating control) yang mampu menangani dampak,
masalah tersebut tetap dikelompokkan sebagai observasi tidak
signifikan yang perlu dikomunikasikan secara formal kepada
manajemen yang bertugas untuk mengawasi area tersebut, jika
diminta, hal tersebut dapat dikomunikasikan secara formal kepada
pihak ekstern.
2. Significant
Suatu masalah/kelompok masalah dikatakan signifikan jika
melibatkan tingkat kegagalan pengendalian yang cukup sering (more
than remote) dan memiliki dampak yang cukup besar (trivial). Masalah

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 38 -

yang signifikan harus dikomunikasikan secara formal kepada


penanggung jawab kegiatan, manajemen senior, pimpinan auditi,
komite audit, dan pihak ekstern yang berkepentingan.
3. Material
Suatu masalah/kelompok masalah dikatakan material jika melibatkan
tingkat kegagalan pengendalian yang cukup sering (more than remote)
dan memiliki dampak yang melebihi tingkat materialitas (materiality
threshold) yang telah ditetapkan. Masalah yang material harus
dikomunikasikan secara formal kepada penanggung jawab kegiatan,
manajemen senior, pimpinan auditi, komite audit, dan pihak ekstern
yang berkepentingan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diikhtisarkan bahwa tingkat signifikansi


temuan (observasi) akan menentukan bentuk komunikasi hasil audit yang
dapat dilakukan, sebagai berikut:
a. Apabila temuan dinilai insignificant dan tidak berkaitan dengan kegiatan
pengendalian utama, maka komunikasi atas temuan tersebut dapat
dilakukan secara informal.
b. Apabila temuan dinilai insignificant dan berkaitan dengan kegiatan
pengendalian utama, maka komunikasi atas temuan tersebut dilakukan
secara formal.
c. Apabila temuan dinilai significant, sudah tentu berkaitan dengan kegiatan
pengendalian utama, maka komunikasi atas temuan tersebut dilakukan
secara formal kepada pimpinan auditi.
d. Apabila temuan dinilai material, sudah tentu berkaitan dengan kegiatan
pengendalian utama, maka komunikasi atas temuan tersebut dilakukan
secara formal kepada pimpinan auditi dan pihak lain yang berkepentingan.

Pada praktik audit sektor publik di Indonesia, evaluasi temuan dapat dilakukan
untuk meyakinkan bahwa permasalahan yang ditemukan memenuhi syarat
sebagai temuan dan memenuhi unsur unsur temuan. Permasalahan yang tidak
memenuhi syarat dan unsur temuan, namun cukup penting untuk
dikomunikasikan kepada auditi, dapat disampaikan sebagai hal-hal lain yang
perlu diperhatikan.
Output yang dihasilkan dari kegiatan “Penyusunan Temuan Audit” adalah:
1. Konsep Temuan Audit;
2. Berita Acara Temuan Audit;
3. Tanggapan resmi tertulis atas Berita Acara Temuan Audit.

Sepanjang relevan dengan tujuan audit, auditor perlu mengambil simpulan


menyeluruh mengenai pencapaian kinerja auditi, permasalahan yang relevan, dan

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 39 -

informasi dukungan yang signifikan. Simpulan menyeluruh yang sering dihasilkan


auditor dalam audit kinerja berbasis risiko meliputi simpulan mengenai tingkat
pencapaian kinerja dan simpulan mengenai efektivitas pengendalian intern auditi.

1. Simpulan Mengenai Pencapaian Kinerja


Auditor mengambil simpulan menyeluruh mengenai tingkatan pencapaian
kinerja auditi menggunakan skala tingkatan/grading yang telah ditetapkan
oleh pimpinan organisasi/manajemen. ldealnya konsep keberhasilan kinerja
suatu program/kegiatan skor keberhasilan adalah 100%, sehingga perlu
disepakati bersama mengenai skala tingkatan/grading dalam penentuan skor
keberhasilan program/kegiatan antara auditor dengan manajemen. Contoh
skala tingkatan pencapaian kinerja sebagaimana dalam table 4.1.

Tabel 4. 1 Skala pengukuran kinerja

Skor Kategori
85 ≤ skor ≤ 100 Berhasil
70 ≤ skor < 85 Cukup Berhasil
50 ≤ skor < 70 Kurang Berhasil
0 ≤ skor < 50 Tidak Berhasil

Simpulan menyeluruh mengenai tingkat pencapaian kinerja auditi merupakan


observasi hasil audit. Oleh karena itu, simpulan audit tersebut menggunakan
data dan informasi yang telah diaudit. Dalam hal auditor menggunakan
data/informasi yang tidak diaudit dalam menyusun simpulan menyeluruh
mengenai tingkat pencapaian kinerja auditi, hal tersebut harus diungkapkan
secara tegas (sebagai contoh, auditor menggunakan data capaian kinerja auditi
apa adanya tanpa data tersebut diaudit, maka auditor harus men-disclose nya).

2. Simpulan Mengenai Efektivitas Pengendalian Intern


Simpulan menyeluruh mengenai tingkat efektifitas pengendalian intern auditi
diperlukan auditor untuk menginformasikan hasil penilaian kecukupan
pengendalian intern auditi di dalam mengelola risiko/mengamankan
pencapaian kinerja organisasi secara menyeluruh serta apa yang perlu
dilakukan auditi untuk meningkatkan efektivitas pengendalian tersebut.
Simpulan efektivitas pengendalian intern auditi dapat disusun dengan
tingkatan/skala yang sistematis dan bersifat fleksibel (sesuai kebutuhan
auditi). Agar simpulan mengenai efektivitas pengendalian intern dalam
menangani risiko dan mengamankan pencapaian tujuan/kinerja menjadi lebih
terukur dan dapat dibandingkan antar penugasan, auditor dapat
menggunakan skala peringkat efektivitas operasi pengendalian. Contoh skala
peringkat efektivitas operasi pengendalian intern sebagai berikut (Sobel, 2015
dalam Kastowo, 2019):

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 40 -

a. Pengendalian telah efektif/tidak terdapat kesenjangan yang signifikan


Pengendalian telah berjalan efektif dan mampu memberikan jaminan
bahwa semua risiko kunci telah ditangani pada level yang dapat diterima.
Meskipun terdapat peluang untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pengendalian namun tidak terdapat kelemahan signifikan dalam
pengelolaan risiko kunci.
b. Pengendalian telah efektif sebagian/terdapat kesenjangan yang kurang
signifikan
Pengendalian telah berjalan efektif untuk menangani sebagian risiko pada
level yang dapat diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelemahan
tersebut memiliki akibat yang kurang signifikan tetapi tetap harus
ditangani untuk menghindari akibat yang lebih signifikan di masa yang
akan datang.
c. Pengendalian tidak efektif/terdapat kesenjangan yang signifikan
Pengendalian tidak efektif untuk menangani risiko pada level yang dapat
diterima dan mengakibatkan permasalahan yang signifikan.
Adapun contoh dalam penyusunan simpulan sebagai berikut:
1) Apabila kinerja tidak tercapai atau masih perlu dioptimalkan
(berdasarkan hasil penilaian capaian kinerja) namun efektivitas
pengendalian atas risiko utama pada area indikator kinerja telah efektif
sebagian, maka pencapaian kinerja sampai dengan akhir periode
berpotensi untuk gagal/tidak tercapai.
2) Apabila kinerja tercapai atau telah optimal (berdasarkan hasil penilaian
capaian kinerja), namun efektivitas pengendalian atas risiko utama
pada area indikator kinerja telah efektif sebagian, maka pencapaian
kinerja sampai dengan akhir periode berpotensi untuk terhambat.
Dalam penugasan audit, apabila terdapat suatu permasalahan yang
disebabkan oleh kelemahan aturan, kebijakan, ketentuan yang menjadi
kriteria, APIP dapat memberikan saran kepada manajemen untuk melakukan
telaahan/kajian atas kriteria tersebut sebagai bahan masukan untuk
melakukan perbaikan kebijakan di masa mendatang.

4.7 Pendokumentasian Audit Kinerja


Sesuai dengan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (Paragraf 2330,
AAIPI 2021), Auditor harus mendokumentasikan informasi yang cukup, andal,
relevan dan bermanfaat untuk mendukung kesimpulan dan hasil penugasan.
Pendokumentasian audit intern dalam bentuk kertas kerja audit perlu rinci,
mencakup sasaran, sumber dan simpulan yang dibuat oleh APIP sehingga
dapat terlihat hubungan antara fakta dengan simpulan pada laporan hasil
audit kinerja APIP. Setiap dokumentasi kertas kerja perlu direviu secara
berjenjang guna memastikan bahwa kertas kerja telah disusun dan memuat
informasi hasil pelaksanaan Program Kerja Audit (PKA) serta memastikan
bahwa pelaksanaan audit dan simpulan APIP telah sesuai dengan standar
audit. Meskipun kertas kerja berisikan informasi mengenai auditi, hak
kepemilikan atas kertas kerja audit berada pada instansi APIP. Pemanfaatan

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 41 -

kertas kerja audit oleh instansi APIP wajib mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan peraturan yang ditetapkan oleh organisasi
profesi.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 42 -

BAB V
KOMUNIKASI HASIL AUDIT

5.1 Perolehan tanggapan atas simpulan dan rekomendasi


Berdasarkan SAIPI Paragraf 2400 – Komunikasi Hasil Penugasan, Auditor
harus mengkomunikasikan hasil penugasan. Langkah yang dilaksanakan
dalam tahapan ini adalah:
a. APIP melakukan pembahasan intern yang dihadiri seluruh tim audit.
Pembahasan intern bermanfaat untuk memastikan kembali bahwa isi dari
notisi hasil audit (simpulan sementara) telah didukung dengan bukti yang
relevan, kompeten dan cukup serta untuk menyamakan persepsi di antara
seluruh tim audit agar memiliki pendapat yang sama pada waktu
melakukan pembicaraan akhir dengan auditi. Proses dan hasil
pelaksanaan pembahasan intern tim perlu didokumentasikan di dalam
kertas kerja audit.
b. Untuk memperoleh tanggapan atas simpulan dari hasil pengkomunikasian
hasil audit maka perlu dilakukan pembahasan akhir secara formal dengan
auditi. Pembahasan akhir hendaknya dilakukan dengan efektif dan
menghasilkan kesepakatan. Pembahasan akhir hendaknya dihadiri oleh
pihak yang mempunyai jabatan dan kewenangan dalam pengambilan
keputusan baik dari pihak APIP maupun auditi. Kesepakatan hasil dari
pembahasan akhir didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara
Pembahasan Hasil Audit yang memuat informasi mengenai hasil
kesimpulan audit, tanggapan auditi, rekomendasi yang disepakati maupun
yang tidak disepakati, serta hal-hal lain yang memerlukan pembahasan
lebih lanjut. Format tahapan ini pada Lampiran 10 dan 11.

5.2 Penyusunan dan Penyampaian Laporan Hasil Audit


Setelah selesai pembahasan dan kesepakatan hasil audit dengan auditi, Ketua
tim membuat konsep laporan berlandaskan fakta yang didokumentasikan
dalam KKA, temuan hasil audit, dan hasil pembahasan temuan hasil audit.
Berdasarkan SAIPI Paragraf 2430, Auditor harus menyatakan dalam setiap
laporan hasil penugasan bahwa Pengawasan Intern "dilaksanakan sesuai
dengan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia".
Laporan hasil audit intern harus mencakup hal-hal di bawah ini:
1. Pernyataan bahwa Audit dilakukan sesuai dengan Standar Audit
APIP dalam menjalankan tugas auditnya diwajibkan untuk mengikuti
standar audit yang ada. Standar Audit yang digunakan oleh APIP adalah
Standar Auditor Intern Pemerintah Indonesia yang diterbitkan oleh Asosiasi
Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI).

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 43 -

2. Tujuan, Lingkup, dan Metodologi Audit


Suatu laporan hasil audit harus memuat tujuan, lingkup, dan metodologi
audit. APIP harus menjelaskan alasan mengapa suatu auditan diaudit, apa
yang diharapkan atau dicapai dari pelaksanaan audit, apa yang diaudit,
dan bagaimana cara audit dilakukan.
3. Hasil audit berupa temuan audit, simpulan, dan rekomendasi.
a) Temuan Audit, merupakan ‘potret’ kenyataan yang ditemukan APIP
dalam melaksanakan suatu audit kinerja.
b) Simpulan Hasil Audit, harus dapat menjawab tujuan audit yang telah
ditetapkan sebelumnya. Penarikan simpulan dapat dilakukan dengan
metode kuantitatif ataupun kualitatif.
c) Rekomendasi, APIP harus menyampaikan rekomendasi kepada auditan
untuk memperbaiki kinerja atas bidang yang bermasalah guna
meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan auditan yang diaudit.
Suatu rekomendasi akan bersifat sangat konstruktif/membangun
apabila:
1) diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan;
2) berorientasi pada tindakan nyata dan spesifik;
3) ditujukan kepada pihak yang mempunyai wewenang untuk
bertindak; dan
4) dapat dilaksanakan.
4. Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil audit
APIP harus mendapatkan tanggapan tertulis dan resmi atas temuan,
simpulan, dan rekomendasi audit dari pejabat berwenang auditan. Dalam
memenuhi persyaratan kualitas komunikasi yaitu adil, lengkap, dan
obyektif, audit semaksimal mungkin mengupayakan adanya reviu dan
tanggapan dari auditan sehingga diperoleh suatu laporan yang tidak hanya
mengemukakan fakta dan pendapat auditor saja, melainkan memuat pula
pendapat dan rencana yang dilakukan oleh auditan.

Hasil Audit intern perlu disampaikan dalam format yang tepat, kepada pihak
yang tepat, pada waktu yang tepat, serta dimonitoring tindak lanjutnya secara
berkesinambungan. Bentuk pengkomunikasian hasil audit dapat dibuat dalam
bentuk surat dan bab Laporan. Bentuk surat digunakan apabila dari hasil
audit tidak diidentifikasi banyak fakta yang signifikan untuk dikomunikasikan
atau terdapat informasi yang harus segera disampaikan dan ditindaklanjuti
oleh auditi sebelum penugasan berakhir.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 44 -

Penyusunan dalam bentuk surat dituangkan dalam beberapa paragraf, yaitu:


1. Paragraf pembuka memuat tujuan dan ruang lingkup;
2. Paragraf isi memuat simpulan hasil audit yang dapat menjawab secara
langsung tujuan audit dan rekomendasi;
3. Paragraf penjelas memuat penjelasan tambahan jika diperlukan;
4. Paragraf penutup berisi permintaan kepada auditan agar rekomendasi
segera ditindaklanjuti dan menginformasikannya kepada APIP.
Format Laporan Hasil Audit bentuk Surat pada Lampiran 12.
Laporan bentuk bab digunakan apabila dari hasil audit diidentifikasi banyak
fakta signifikan yang perlu dikomunikasikan. Kegiatan Penyusunan Konsep
Laporan Hasil Audit didokumentasikan menjadi Kertas Kerja Audit (KKA).
Secara umum, komunikasi hasil audit tersebut mencakup dua bentuk
komunikasi, yaitu komunikasi lisan dan tulisan. Komunikasi lisan harus
dilakukan sebelum komunikasi tulisan dalam bentuk laporan hasil audit (LHA)
yang resmi diterbitkan.
Format Laporan Hasil Audit bentuk BAB pada Lampiran 13.
Laporan audit kinerja berbasis risiko ditujukan kepada Walikota dan
dikomunikasikan dengan pemilik/pelaksana program. Laporan tersebut berisi
capaian kinerja, informasi ketaatan terhadap ketentuan, dan penyebab
capaian kinerja tidak tercapai berupa saran perbaikan mengenai pemulihan
dampak, perbaikan kinerja dan pengelolaan risiko, rencana tindak
pengendalian, serta efektifitas desain pengendalian intern atas program
prioritas tersebut. Apabila audit dihentikan sebelum berakhirnya penugasan,
APIP dapat membuat ikhtisar hasil audit sampai dengan tanggal penghentian
dan menjelaskan alasan penghentian audit serta dikomunikasikan secara
tertulis kepada auditi dan pejabat yang berwenang

5.3 Monitoring Tindak Lanjut


Berdasarkan SAIPI, Paragraf 2500 menyebutkan bahwa Pimpinan APIP
harus membangun system pemantauan tindak lanjut atas hasil penugasan
yang telah dikomunikasikan kepada klien. Pimpinan APIP harus menetapkan
proses tindak lanjut untuk memantau dan memastikan bahwa klien telah
melaksanakan tindakan perbaikan secara efektif, atau menerima risiko untuk
tidak melaksanakan tindakan perbaikan. Kewajiban pelaksanaan tindak lanjut
berdasarkan PP 60 Tahun 2008 pasal 43 menyebutkan bahwa pimpinan
instansi wajib melakukan tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 09 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan
Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional dinyatakan apabila
dalam jangka waktu 60 hari setelah laporan hasil audit diterima, auditi tidak
menindaklanjuti rekomendasi hasil laporan, maka auditi dapat dikenai sanksi

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 45 -

pidana dan atau sanksi administrasi berupa surat peringatan pertama. Surat
peringatan kedua dapat diberikan jika dalam satu bulan setelah surat
peringatan pertama belum ada tindak lanjut dan jika tidak ada tindak lanjut
sama sekali maka dapat diterbitkan surat kepada pemimpin organisasi auditi.
Agar pelaksanaan tindak lanjut efektif, perlu dilakukan hal-hal berikut:
1. Tanggapan auditi diterima dan dievaluasi selama audit berlangsung atau
dalam waktu yang wajar setelah audit berakhir, serta telah dilakukan
pembahasan hasil audit dengan auditi.
2. Laporan hasil audit ditujukan kepada tingkatan manajemen yang dapat
melakukan tindak lanjut.
3. Status tindak lanjut dari pelaksanaan tindak lanjut dilaporkan kepada
pimpinan auditi.
4. Laporan perkembangan kemajuan tindak lanjut yang diterima dari auditi
dibuat secara periodik dan diakhiri dengan laporan penyelesaian tindak
lanjut.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memantau tindak lanjut hasil audit:
1. Semua formulir dan bukti pendukung yang terkait dengan tindak lanjut
temuan audit harus didokumentasikan dengan baik dan dipisahkan antara
temuan yang rekomendasinya sudah tuntas diselesaikan dengan temuan
yang masih terbuka (yang rekomendasinya belum atau belum seluruhnya
ditindaklanjuti).
2. Tim pemantau tindak lanjut melakukan pemutakhiran tindak lanjut atas
saldo temuan yang belum ditindaklanjuti dan tindak lanjut yang masih
kurang. Pemutakhiran tersebut dilakukan secara periodik (setidaknya
sekali dalam setahun) dan dituangkan dalam sebuah berita acara yang
ditandatangani pimpinan auditi dan tim pemantau tindak lanjut.
3. Pemantauan tindak lanjut sangatlah penting dalam pencapaian outcome
audit kinerja, dikarenakan dengan ditindaklanjutinya rekomendasi audit
kinerja maka diharapkan terdapat peningkatan ketaatan, perbaikan kinerja
serta perbaikan tata kelola organisasi, pengendalian intern dan pengelolaan
risiko dalam pencapaian program dan tujuan organisasi.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 46 -

FORMAT DOKUMEN AUDIT KINERJA

1. Lampiran 1.a

Audit Kinerja atas … Dibuat oleh :


Tahun … Direviu oleh :
Disetujui oleh :

KERTAS KERJA PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH

Hasil wawancara dengan manajemen, pemahaman auditan, dan isu yang


berkembang di media massa:

No. Permasalahan Sumber Informasi

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 47 -

2. Lampiran 1.b

Audit Kinerja atas … Dibuat oleh :


Tahun … Direviu oleh :
Disetujui oleh :

KERTAS KERJA PENENTUAN AREA POTENSIAL

No. Hasil Identifikasi Masalah Area Potensial


1 2 3

Catatan:
1. Kolom 2 Hasil Identifikasi Masalah diisi dengan output berupa
masalah-masalah utama yang didapatkan dari langkah
sebelumnya yaitu pengidentifikasian masalah.
2. Kolom 3 Area Potensial diisi dengan area/program/kegiatan/
bidang yang berkaitan dengan masalah utama yang didapatkan

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 48 -

3. Lampiran 1.c

Audit Kinerja atas … Dibuat oleh :


Tahun … Direviu oleh :
Disetujui oleh :

KERTAS KERJA PEMILIHAN AREA POTENSIAL

Faktor Pemilihan
Area Total Urutan Kesimpulan
Risiko Dampak
No. Potensial Siginifikansi Auditabilitas Skor Prioritas Dipilih/Tidak
Manajemen Audit
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Catatan:
1. Kolom 2 diisi dengan area-area potensial yang didapatkan
dari hasil pengidentifikasi masalah.
2. Kolom 3, 4, 5, dan 6 diisi dengan menggunakan skor 1 = rendah; 2 =
sedang; 3 = tinggi.
3. Kolom 7 merupakan penjumlahan dari kolom 3, 4, 5, dan 6.
4. Kolom 8 merupakan urutan prioritas dari area-area potensial yang
akan dipilih sebagai obyek audit.
5. Kolom 9 merupakan kesimpulan area potensial yang akan dipilih
sebagai fokus obyek audit.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 49 -

Lampiran 2

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO


INSPEKTORAT
Jalan Benteng Pancasila No. 23 Telepon (0321) 399630
e-mail : inspektorat@mojokertokota.go.id ; website :
inspektorat.mojokertokota.go.id
M O J O K E R T O 61314

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : 700/…/ 417.400/…

Dasar : 1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 tahun 2008 tentang


Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
2. Peraturan Pemerintah Nomor …
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …
4. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat Kota
Mojokerto Nomor …

MENUGASKAN
Kepada : 1. …… : Penanggung Jawab
2. …… : Wakil Penanggung Jawab
3. …… : Pengendali Teknis
4. …… : Ketua TIM
5. Anggota:
……
……
Untuk melakukan Audit kinerja berbasis risiko pada program … Penugasan
ini dilaksanakan selama … hari kerja mulai tanggal … sampai dengan …
Demikian Surat Tugas ini disampaikan untuk dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.

Inspektur

……………..
NIP. … …
Tembusan:
1. Walikota Mojokerto
2. Dinas …
3. Arsip

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 50 -

Lampiran 3

Audit Kinerja atas … Nomor PKA : ……….


Dibuat oleh : ……….
Auditi : … Direviu oleh : ……….
Tahun : … Disetujui oleh : ……….

INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO


PROGRAM KERJA AUDIT – TAHAP PERENCANAAN

Waktu yang
Dilaksanakan oleh Ref.
No Uraian diperlukan
KKP
Rencana Realisasi Rencana Realisasi

A Tahap Persiapan dan Perencanaan


1 Persiapan
a. Tujuan: Menyiapkan Alokasi Waktu dan
PKA Perencanaan
b. Langkah Kerja:
1) Peroleh dan identifikasi data/
informasi awal program terkait (PAO)
2) Persiapkan susunan Tim yang
kompeten dengan memper-
timbangkan keahlian secara kolektif
3) Susun Surat Perintah Tugas
4) Susun anggaran waktu penugasan
dan PKA Tahap perencanaan
2 Penentuan Tujuan dan Ruang Lingkup
Audit
a. Tujuan : Menentukan tujuan dan ruang
lingkup penugasan
b. Langkah Kerja:
1) Pastikan Tujuan dan Ruang lingkup
audit sudah ditetapkan dalam
Rencana Kerja Audit Intern
Tahunan/PKPT jika belum maka
klarifikasi tujuan audit kepada
pimpinan APIP
2) Tentukan unit/Kegiatan dan Periode
yang dipilih untuk ruang lingkup
3) Susun prioritas ruang lingkup audit
4) Tetapkan tujuan dan ruang lingkup
audit

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 51 -

Waktu yang
Dilaksanakan oleh Ref.
No Uraian diperlukan
KKP
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
5) Lakukan diskusi tim untuk
memperoleh data yang diperlukan
terkait tujuan dan ruang lingkup
yang telah ditetapkan
6) Lakukan pembicaraan pendahuluan
dengan manajemen auditi
3 Pemahaman Proses Bisnis Auditi
a. Tujuan : Memahami proses bisnis
auditi sesuai dengan ruang lingkup
audit
b. Langkah Kerja:
1) Lakukan identifikasi keselarasan
Program yang diaudit dengan
tujuan/sasaran/IKU
2) Lakukan identifikasi dan evaluasi
lndikator Kinerja Utama apakah
sudah memadai atau tidak
3) Lakukan identifikasi dan analisis
sistem pengendalian intern
4) Peroleh informasi mengenai SOTK,
struktur dan fungsi, tujuan
kegiatan/program, indikator dan
capaian kinerja auditi dari laporan
kinerja serta juklak, pedoman, SOP
terkait dengan program yang
diaudit
5) ldentifikasi aktor pelaksana yang
terlibat
6) ldentifikasi area-area kritis dari
proses bisnis
7) ldentifikasi dan reviu kelayakan
indikator kinerja/data capaian
kinerja
4 ldentifikasi dan Penilaian Risiko
a. Tujuan : Mengidentifikasi dan menilai
risiko utama auditi yang akan menjadi
sasaran audit dengan memperhatikan
tujuan, sasaran, dan IKU yang akan
dicapai auditi yang berpotensi
menghambat pencapaian kinerja
b. Langkah Kerja:
1) Dapatkan risk register/profil risiko

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 52 -

Waktu yang
Dilaksanakan oleh Ref.
No Uraian diperlukan
KKP
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
auditi
2) Lakukan penilaian ketepatan
pernyataan risiko dengan
menggunakan metode 4W1H
berdasarkan area kritis yang telah
teridentifikasi
3) Lakukan Brainstorming dengan
Pimpinan Auditi/pegawai kunci
terkait dengan perumusan risiko
sebab dampak
4) Susun daftar risiko utama yang
berpotensi menghambat pencapaian
strategis dan pastikan bahwa daftar
risiko tersebut telah mencerminkan
penyebab hakiki
5) Lakukan evaluasi pernyataan dan
penilaian risiko (skala probabilitas,
skala dampak, dan level risiko)
berdasarkan daftar risiko utama
yang sudah dibuat
6) Buat simpulan dan kertas kerja
5 ldentifikasi dan penilaian kecukupan
desain pengendalian kunci
a. Tujuan : Mengidentifikasi dan
menyimpulkan kecukupan desain
pengendalian sehingga risiko sesuai
dengan tingkat selera organisasi
b. Langkah Kerja:
1) Lakukan Brainstorming untuk
menentukan pengendalian utama
atas setiap risiko yang telah
teridentifikasi
2) ldentifikasi desain pengendalian
kunci yang ada dengan mempelajari
SOP,wawancara dan pengamatan
3) Evaluasi kecukupan desain
pengendalian terhadap pencapaian
tujuan pengendalian kemudian
simpulkan
4) Komunikasikan hasil simpulan
awal kecukupan desain
pengendalian kunci kepada

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 53 -

Waktu yang
Dilaksanakan oleh Ref.
No Uraian diperlukan
KKP
Rencana Realisasi Rencana Realisasi
manajemen

6 Penetapan indikator audit kinerja dan


Rencana Pengujian
a. Tujuan : Menghasilkan kesepakatan
indikator audit kinerja dan PKA
pengujian
b. Langkah Kerja:
1) Diskusikan audit kinerja disertai
dengan membangun/kesepakatan
kriteria kinerja bersama
stakeholders dengan menentukan
metodologi dan melakukan analisis
atas kelayakan tujuan, indikator
dan parameter kinerja (3E), dan
capaian kinerja serta compliance
(kepatuhan) yang ada dengan
membandingkan hasil identifikasi
area - area kritis dan risiko utama
yang telah teridentifikasi sehingga
dapat dikembangkan/terhubung
dengan indikator kinerja
2) Tetapkan tujuan pengujian dan
teknik pengujian dan penentuan
rencana pengujian pengendalian
3) Susun PKA pelaksanaan Audit
Kinerja

Disetujui Wakil Penanggung Direviu Pengendali Teknis Kota Mojokerto, ………..


Jawab Disusun Ketua Tim

……………………………….. ………………………………
………………………………..

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 54 -

Lampiran 4

Audit Kinerja atas … Dibuat oleh :


Tahun … Direviu oleh :
Disetujui oleh :

KERTAS KERJA PENENTUAN TUJUAN DAN LINGKUP AUDIT

1. Area Potensial yang Dipilih :


.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........

2. Tujuan Audit :
.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........

3. Periode Waktu Audit :


.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........

4. Lingkup Audit:
.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........
.............................................................................................................
...........

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 55 -

Lampiran 5

Audit Kinerja atas … Nomor KKA :…


Ref. PKA :…
Auditi : … Dibuat oleh :…
Tahun : … Direviu oleh :…
Disetujui oleh :…

Kertas Kerja untuk menilai Keselarasan Antara Program Prioritas di


RPJMD, RKPD dengan Renstra OPD

Perangkat Daerah : …
RPJMD : …
Tahun Anggaran : …
Visi RPJMD : …
Misi RPJMD : …
Tujuan : …
Indikator Tujuan : …
Sasaran Strategis : …
Indikator Sasaran Strategis : …

RKPD Tahun ...


Program prioritas terkait audit : …
Indikator Program Prioritas :…
Kegiatan :…
Indikator Kegiatan :…

Renstra OPD
Sasaran Strategis OPD :…
Indikator Sasaran OPD :…
Program :…
Indikator program :…
Kegiatan :…
Indikator Kegiatan :…

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 56 -

OPD Utama Program


OPD Pendukung I OPD Pendukung II dst
Prioritas
RPJMD
Program Kegiatan Program Kegiatan Program Kegiatan
Pendukung Pendukung Pendukung Pendukung Pendukung Pendukung

Uraian Indikator No Uraian No Uraian No Uraian No Uraian No Uraian No Uraian


Program Program
di RPJMD di RPJMD

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 57 -

Lampiran 6

Audit Kinerja atas … Nomor KKA :…


Ref. PKA :…
Auditi : … Dibuat oleh :…
Tahun : … Direviu oleh :…
Disetujui oleh : …

KERTAS KERJA EVALUASI KETEPATAN IKU

Perangkat Daerah : …
RPJMD :…
Tahun Anggaran :…

Indikator Kinerja Utama


Sasaran
No Indikator Simpulan
Strategis Spesific Measurable Relevan
Kinerja
1 2 3 4 5 6 7
1. Meningkatnya % penerbitan Ya Ya Ya
ketepatan IMB yang
waktu sesuai dengan
penerbitan IMB standar waktu
layanan
2. Meningkatnya Jumlah Ya Ya Ya
kepastian perubahan/
hukum atas revisi atas
tata ruang dan rencana tata
wilayah ruang/wilayah
3. Meningkatnya % retribusi IMB Tidak, Indikator
pajak/ yang akurat Retribusi diganti % IMB
retribusi yang akurat tahun ini
daerah atas tidak berarti dibandingkan
layanan IMB ada dengan tahun
peningkatan sebelumnya
retribusi

Keterangan:
1. Diisi dengan nomor urut 4. – 6. diisi YA atau TIDAK
2. Diisi sasaran strategis 7. Jika terdapat indikator kinerja yang tidak
memenuhi atribut, maka disarankan untuk
IKU pengganti
3. Diisi Uraian indikator kinerja

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 58 -

Lampiran 7

Audit Kinerja atas … Nomor KKA :…


Ref. PKA : ….
Auditi : …. Dibuat oleh :…
Tahun : … Direviu oleh :…
Disetujui oleh :…

KERTAS KERJA PEMAHAMAN SISTEM PENGENDALIAN


INTERNAL

No. Pemahaman SPI Ya Tidak Catatan

1 Lingkungan Pengendalian

a. Integritas dan Nilai Etika


1) Apakah jajaran pimpinan entitas memiliki komitmen
terhadap integritas dan nilai etika?
2) Apakah entitas memiliki kode etik yang bersifat
komprehensif ?
3) …

b. Komitmen terhadap Kompetensi


1) Apakah telah terdapat job description yang menjelaskan
tugas suatu pekerjaan/posisi tertentu sesuai kebutuhan
entitas ?
2) Apakah manajemen entitas telah melakukan analisis, baik
formal maupun informal, mengenai jenis pekerjaan dan
perlu/tidaknya supervisi atau pelatihan ?
3) …

c. Gaya operasi dan filosofi manajemen


1) Apakah manajemen entitas menerapkan prinsip kehati-
hatian?
2) Apakah manajemen entitas hanya akan bertindak setelah
melalui analisis mendalam terhadap risiko dan
kemungkinan manfaat yang diperoleh ?
3) …

d. Struktur Organisasi
1) Struktur organisasi tidak boleh terlalu sederhana
sehingga pemantauan terhadap kegiatan entitas tidak
akan memadai dan tidak boleh pula terlalu kompleks
karena dapat mengganggu kelancaran arus informasi.
2) Apakah jajaran pimpinan entitas telah memahami
sepenuhnya tanggung jawab pengendalian yang mereka

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 59 -

No. Pemahaman SPI Ya Tidak Catatan


miliki?

3) …

e. Tanggung Jawab dan Wewenang


1) Apakah mekanisme pembebanan suatu tanggung jawab,
pendelegasian wewenang, dan pengembangan kebijakan
dapat mendukung terciptanya akuntabilitas dan
pengendalian ?
2) Apakah pembebanan tanggung jawab dan pendelegasian
wewenang dihubungkan/dikaitkan dengan tujuan dan
sasaran organisasi, fungsi operasi, tuntutan peraturan,
tanggung jawab atas sistem operasi, dan wewenang atas
suatu perubahan ?
3) …

f. Kebijakan dan Praktek Sumber Daya Manusia


1) Apakah terdapat prosedur dan kebijakan tertulis dalam
penggunaan, pelatihan, promosi, dan penggajian pegawai
?
2) Jika tidak ada praktek dan kebijakan tertulis, apakah
manajemen mengomunikasikan ekspektasi tentang orang
yang akan dipekerjakan atau berpartisipasi secara
langsung dalam proses pemilihan tersebut ?
3) …

2 Penilaian Risiko

a. Penetapan Tujuan Organisasi


1) Apakah pimpinan organisasi telah menetapkan tujuan
umum organisasi dalam bentuk visi, misi, tujuan, dan
sasaran ?
2) Apakah visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi tersebut
sejalan dengan program yang telah ditetapkan oleh
lembaga legislatif ?
3) ...

b. Penetapan Tujuan Operasional Entitas


1) Apakah semua aktivitas yang signifikan sudah sejalan
dengan tujuan operasional entitas?
2) Apakah semua aktivitas telah direviu secara periodik
untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut
tidak menyimpang dari tujuan operasional dan rencana
strategis entitas ?
3) …

c. Identifikasi Risiko

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 60 -

No. Pemahaman SPI Ya Tidak Catatan


1) Apakah sudah digunakan metode penilaian risiko
kualitatif untuk menentukan urutan risiko relatif secara
periodik ?
2) Apakah sudah digunakan metode penilaian risiko
kuantitatif untuk menentukan urutan risiko relatif secara
periodik ?
3) …

d. Analisis Risiko
1) Apakah pimpinan entitas telah menetapkan proses formal
untuk menganalisis risiko termasuk proses informal
berdasarkan aktivitas sehari-hari ?
2) Apakah telah ditetapkan kriteria dalam menetapkan
tingkat risiko rendah, sedang, dan tinggi ?
3) …

e. Pengelola Risiko akibat Perubahan


1) Apakah sudah diperhitungkan seluruh operasional entitas
yang dapat dipengaruhi oleh perubahan ?
2) Apakah perubahan-perubahan yang rutin sudah
diperhitungkan dalam proses identifikasi risiko yang
sudah baku ?
3) …

3 Aktifitas Pengendalian

a. Pelaksanaan reviu oleh manajemen pada tingkat atas


1) Apakah terdapat mekanisme reviu dari pejabat tinggi atau
manajer senior untuk mengawasi pencapaian suatu
entitas terhadap rencana yang telah dibuat ?
2) Apakah pejabat tinggi atau manajer senior mengawasi
pencapaian suatu entitas terhadap rencana yang telah
dibuat sesuai mekanisme yang ada ?
3) …

b. Mereviu pengelolaan SDM


1) Apakah ekspektasi manajemen terhadap pencapaian
tujuan telah didokumentasikan kepada seluruh personil ?
2) Apakah ekspektasi manajemen terhadap pencapaian
tujuan telah dikomunikasikan kepada seluruh personil ?
3) …

c. Mereviu pengelolaan informasi untuk memastikan tingkat


keakuratan dan kelengkapan informasi
1) Apakah pembukuan semua transaksi dilakukan secara
sekuensial ?
2) Apakah jumlah-jumlah transaksi telah dicocokan dengan

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 61 -

No. Pemahaman SPI Ya Tidak Catatan


jumlah pengendali ?
3) ...

d. Menetapkan dan memantau indikator dan ukuran kinerja


1) Apakah indikator dan ukuran kinerja telah dibuat untuk
setiap bagian dan level dalam organisasi sampai kepada
individu ?
2) Apakah terhadap indikator tersebut telah dilakukan reviu
dan validasi secara periodik ?
3) ...

e. Memisahan tugas atau fungsi


1) Apakah kewenangan untuk mengendalikan seluruh
aktivitas kunci dipisahkan ?
2) Apakah terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab
dalam otorisasi ?
3) ...

f. Mereviu otorisasi kepada personil tertentu dalam melakukan


suatu transaksi
1) Apakah transaksi yang diakui hanya transaksi-transaksi
yang valid sesuai ketentuan manajemen ?
2) Apakah suatu transaksi hanya dilakukan oleh orang yang
memiliki wewenang ?
3) …

g. Mereviu pencatatan atas transaksi dengan menguji


1) Apakah setiap transaksi telah diklasifikasi dan dicatat
secara memadai guna mendukung pengendalian operasi
dan pengambilan keputusan ?
2) …

h. Membuat pembatasan akses dan akuntabilitas terhadap


sumber daya dan catatan-catatan
1) Apakah terdapat pembatasan terhadap akses atas sumber
daya dan catatan ?
2) Apakah standar, prosedur, dan operasi atas pembatasan
akses telah ditetapkan ?
3) ...

i. Pendokumentasian
1) Apakah sistem pengendalian intern, semua transaksi dan
kejadian penting lainnya telah didokumentasikan secara
memadai ?
2) Apakah dokumentasi tersebut selalu tersedia untuk
kepentingan pengujian ?
3) ...

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 62 -

No. Pemahaman SPI Ya Tidak Catatan

4 Informasi dan Komunikasi

a. Informasi
1) Apakah informasi diidentifikasi, diperoleh, diproses, dan
dilaporkan melalui suatu sistem informasi ?
2) Apakah informasi yang relevan diperoleh baik dari sumber
ekstenal maupun dari informasi yang dikelola secara
internal ?
3) …

b. Komunikasi
1) Apakah tugas dan tanggung jawab pengendalian pegawai
dikomunikasikan melalui jaringan komunikasi yang
efektif ?
2) Apakah saluran komunikasi seperti pada saat pelatihan,
rapat atau dalam pelaksanaan pekerjaan baik secara
formal maupun informal telah dilaksanakan secara
memadai ?

c. Bentuk dan alat komunikasi


1) Apakah pimpinan entitas menggunakan metode
komunikasi efektif yang antara lain meliputi manual
kebijakan dan prosedur, arahan manajemen,
memorandum, pemberitahuan, situs internet dan
intranet, pesan-pesan melalui video- tape, e-mail, dan
pidato-pidato?
2) ...

5 Pemantauan

a. Pemantauan Berkelanjutan
1) Apakah pemerintah atau manajemen memiliki strategi
untuk menjamin efektivitas pelaksanaaan pemantauan
berkelanjutan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a) Apakah strategi yang dimiliki pemerintah atau
manajemen menjamin umpan balik (feedback) secara
rutin, pemantauan kinerja, dan pencapaian tujuan
SPI ?
b) …

2) Dalam pelaksanaan tugas rutinnya, apakah pegawai


memperoleh informasi mengenai berfungsi tidaknya SPI.
Beberapa informasi yang dapat dipertimbangkan adalah:
a) Apakah pejabat pelaksana atau manajemen operasi
membandingkan produksi, persedian, penjualan, dan
informasi lainnya yang didapatkan dari kegiatan rutin
dengan sistem yang menghasilkan informasi ?

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 63 -

No. Pemahaman SPI Ya Tidak Catatan

b) ...
3) Apakah pihak ketiga juga melibatkan dalam pelaksanaan
pemantauan ?
a) Apakah keluhan-keluhan masyarakat dan pihak lain
dapat segera diketahui penyebabnya ?
b) …
4) Apakah struktur organisasi dan kegiatan supervisi yang
ada dapat membantu pemantauan terhadap fungsi SPI ?
a) Apakah pembagian tugas dan tanggung jawab
digunakan untuk membantu pendeteksian
kecurangan ?
b) ...

5) Apakah data yang dicatat oleh sistem informasi maupun


keuangan telah dibandingkan secara periodik dengan
fisiknya ?
a) Apakah persediaan dan aset lainnya diperiksa secara
berkala ?
b) …

6) Apakah tanggapan atas rekomendasi auditor baik internal


maupun eksternal ditujukan untuk memperkuat/
perbaikan pengendalian intern ?
a) Apakah pejabat pelaksana yang mempunyai
kewenangan memberi keputusan mengenai
rekomendasi yang akan diimplementasikan ?
b) ...

7) Apakah terdapat mekanisme pertemuan dengan para


pegawai dalam rangka memperoleh umpan balik mengenai
efektivitas SPI ?
a) Apakah isu-isu yang relevan, informasi, dan umpan
balik terkait dengan efektivitas pengendalian intern
yang dinyatakan dalam pelatihan, seminar, sesi
perencanaan, dan pertemuan-pertemuan lain
didapatkan dan digunakan oleh manajemen untuk
menjawab masalah-masalah atau memperkuat
struktur pengendalian intern ?
b) …

8) Apakah para pegawai secara rutin diminta untuk


menyatakan secara eksplisit mengenai kesesuaian
perilaku mereka terhadap kode etik ?
a) Apakah kepada para pegawai secara berkala diminta
untuk melaksanakan kode etik ?
b) …

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 64 -

No. Pemahaman SPI Ya Tidak Catatan

9) Apakah terdapat efektivitas dari kegiatan auditor intern ?


a) Apakah kegiatan auditor intern di dalam organisasi
mempunyai tingkat kompetensi dan pengalaman di
bidangnya ?
b) …

b. Evaluasi Terpisah
1) Apakah lingkup dan frekuensi pelaksanaan evaluasi
khusus terhadap pengendalian intern telah memadai ?
a) Apakah hasil penilaian risiko dan efektivitas
pemantauan berkelanjutan, dipertimbangkan dalam
menentukan lingkup dan frekuensi evaluasi terpisah
?
b) …..

2) Apakah metodologi untuk mengevaluasi pengendalian


intern telah memadai dan logis? Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan:
a) Apakah terdapat instrumen yang digunakan seperti
checklist, kuisioner, atau instrumen lain ?
b) ............
3) Apabila evaluasi ini dilakukan oleh auditor intern, apakah
mereka memiliki sumber daya, kemampuan dan
independensi yang memadai. Hal-hal berikut perlu
menjadi bahan pertimbangan:
a) Apakah unit auditor intern mempunyai pegawai
dengan kompetensi dan pengalaman untuk
melakukan evaluasi ?
b) …
4) Apakah terdapat kecukupan proses evaluasi ? Beberapa
hal berikut dapat dijadikan pertimbangan:
1) Apakah evaluator mempunyai kecukupan
pemahaman terhadap aktivitas organisasi ?
2) ...

c. Penyelesaian hasil audit


1) Apakah terdapat mekanisme yang dapat menjamin bahwa
terhadap temuan-temuan audit ataupun reviu lainnya
telah dilakukan penyelesaian dengan tepat ? Antara lain:
a) Apakah manajer mereviu dan mengevaluasi temuan-
temuan audit ataupun reviu lainnya termasuk
penyimpangan-penyimpangan dan kemungkinan
perbaikannya ?
b) ……

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 65 -

No. Pemahaman SPI Ya Tidak Catatan


2) Apakah manajemen tanggap terhadap temuan dan
rekomendasi audit ataupun reviu lainnya yang bertujuan
kepada perbaikan pengendalian intern? Hal tersebut dapat
terlihat dari:
a) Apakah eksekutif yang berwenang mengevaluasi
temuan dan rekomendasi serta menentukan tindakan
yang tepat untuk memperbaiki atau meningkatkan
pengendalian ?
b) …
2) Apakah tindak lanjut terhadap temuan dan
rekomendasi audit ataupun reviu lainnya telah
dilakukan secara memadai? Antara lain dapat diketahui
dari:
1) Apakah masalah-masalah pada transaksi atau
kejadian tertentu dikoreksi secara tepat ?
2) …
Kesimpulan :

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 66 -

Lampiran 8

Audit Kinerja atas ….. Nomor KKA :…


Ref. PKA :…
Auditi : … Dibuat oleh :…
Tahun : … Direviu oleh :…
Disetujui oleh :…

KERTAS KERJA PEMAHAMAN ORGANISASI AUDITAN

Hasil penelaahan dokumen dan wawancara dengan manajemen:

1. Visi dan Misi Organisasi.


……………………………………………………..……………………………
2. Tujuan organisasi
……………………………………………………..……………………………
3. Tugas pokok dan fungsi organisasi
……………………………………………………..……………………………
4. Dasar hukum dan peraturan yang mempengaruhi pelaksanaan program
atau fungsi pelayanan publik organisasi.
……………………………………………………..……………………………
5. Sasaran dari program/kegiatan organisasi.
……………………………………………………..……………………………
6. Struktur organisasi auditan.
……………………………………………………..……………………………
7. Input, proses, output, dan outcome dari organisasi yang diperiksa.
……………………………………………………..……………………………
8. Anggaran yang dikelola organisasi.
……………………………………………………..……………………………
9. Key Performance Indicator yang digunakan oleh organisasi dalam
menilai kinerja.
……………………………………………………..……………………………
10. Ringkasan hasil reviu atas peraturan perundang-undangan yang
relevan dengan tupoksi organisasi.
……………………………………………………..……………………………
11. Ringkasan program kegiatan yang ditetapkan dalam tahun berjalan.
……………………………………………………..……………………………

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 67 -

Contoh kasus :
Auditor sedang melakukan audit kinerja berbasis risiko atas Program
Pengendalian Banjir pada Dinas Pekerjaan Umum. Sebelumnya, auditor perlu
memahami proses bisnis dari program tersebut, apakah program sudah
mendukung sasaran strategis Pemda. Caranya dengan melakukan identifikasi
keselarasan program yang diaudit kinerja dengan dokumen perencanaan Pemda.
Adapun data pendukungnya seperti RPJMD, Renstra, Renja, RKA, DPA dsb. Visi:
Pemda sebagai kota perdagangan dan jasa yang hebat menuju masyarakat
semakin sejahtera.

Misi Tujuan Sasaran


1. Mewujudkan kehidupan Meningkatnya sumber - Meningkatnya aksesbilitas
masyarakat yang daya manusia yang Pendidikan dan derajat
berbudaya dan berkualitas dan berbudaya Kesehatan masyarakat
berkualitas - Meningkatnya kearifan budaya
lokal
Meningkatnya - Meningkatnya kualitas daya
kesejahteraan masyarakat saing tenaga kerja
- Menurunnya angka kemiskinan
2. Mewujudkan Terwujudnya tata Kelola Terwujudnya birokrasi yang bersih
pemerintahan yang pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang baik
semakin handal untuk dan melayani
meningkatkan pelayanan
publik
3. Mewujudkan kota Terwujudnya - Terwujudnya tata ruang yang
metropolitas yang pembangunan kota yang berdaya guna
dinamis dan tanggu, produktif, dan - Meningkatnya kinerja
berwawasan lingkungan berkelanjutan pelayanan infrastruktur Kota
- Terwujudnya lingkungan hidup
yang berkualitas
- Terwujudnya sarana dan
prasaran dasar pemukiman
yang berkualitas

Berdasarkan hasil pemahaman proses bisnis dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Bahwa program pengendalian banjir pada Pemerintah Daerah mendukung misi
yang ketiga "Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan
Lingkungan" dengan sasaran "Meningkatnya Kinerja Pelayanan lnfrastruktur
Kota" serta mendukung tujuan yaitu Terwujudnya Pembangunan Kota yang
Tangguh, Produktif, dan Berkelanjutan Dalam Mendukung dan Memperkuat
Perekonomian Pemda.
2. Bahwa indikator kinerja sudah dapat menggambarkan pencapaian program,
kondisi sistem pengendalian sudah memadai dalam mendukung program, dan
alokasi anggaran program sudah memadai dalam mendukung sasaran

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 68 -

strategis Pemda.
3. Berdasarkan data pendukung, program pengendalian banjir merupakan
program yang kompleks di mana diperlukan koordinasi dengan semua pihak
yang terlibat, seperti Dinas Pekerjaan Umum yang didukung oleh
Bappedalitbang sebagai bagian perencanaan, dan bahan kajian. Auditor juga
perlu mengidentifikasi regulasi/pedoman, juklak/juknis, kebijakan teknis, dan
SOP pada OPD terkait tersebut.
4. Berdasarkan identifikasi di atas dapat disimpulkan area-area kritis dalam
program pengendalian banjir yaitu:

No Area Kritis OPD Terkait


1. Pompa pengendali banjir tidak berfungsi Dinas PU
2. Aliran sungai banyak sampah Dinas Lingkungan
Hidup
3. Adanya bangunan permanen yang didirikan di Satpol PP
pinggir sungai
4. Ketersediaan Ruang terbuka Hijau Dinas Lingkungan
Hidup
5. Kebijakan daerah hijau Bappedalitbang

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 69 -

Lampiran 9
Contoh Program Kerja Audit Pelaksanaan

Audit Kinerja atas … Nomor PKA :…


Dibuat oleh :…
Auditi : … Direviu oleh :…
Tahun : … Disetujui oleh :…

INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO


PROGRAM KERJA AUDIT PELAKSANAAN

No Uraian Rencana Realisasi Ref Ket


Oleh HP Oleh HP KKA

1 2 3 4 5 6 7 8
Tujuan:
Mengukur tingkat kejadian
mangkir dokter jada tanpa ada
pengganti
Langkah Kerja :
1. Ambil sampel secara
random, peroleh jadwal jaga
dan daftar hadir dokter
2. Peroleh laporan perawat atas
ketidakhadiran dokter jaga
dan penetapan
3. Peroleh keluhan pasien,
analisis hubungan jadwal
jaga, daftar hadir, laporan
perawat, penunjukan dokter
pengganti
4. Susun Observasi/hasil audit
5. Dst.

Disetujui Wakil Penanggung Direviu Pengendali Teknis Kota Mojokerto, ………..


Jawab Disusun Ketua Tim

……………………………….. ………………………………
………………………………..

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 70 -

Lampiran 10

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO


INSPEKTORAT
Jalan Benteng Pancasila No. 23 Telepon (0321) 399630
e-mail : inspektorat@mojokertokota.go.id ; website :
inspektorat.mojokertokota.go.id
MOJOKERTO 61314

BERITA ACARA EXIT CONFERENCE


HASIL AUDIT KINERJA TA …
Program …

ANTARA TIM INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO DENGAN KEPALA


ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA MOJOKERTO (Penanggung
Jawab Program) …
---------- Pada hari ini … tanggal … bulan … 20xx, bertempat di Kantor …
(OPD) Kota Mojokerto di … telah dilakukan pembahasan hasil audit kinerja
atas Program … antara Tim Audit Inspektorat berdasarkan surat tugas
Inspektur Kota Mojokerto Nomor: SPT-…/… tanggal … bulan … 201x
dengan Kepala Organisasi Perangkat Daerah Kota Mojokerto (Penanggung
Jawab Program) … dengan hasil pembahasan sebagai berikut:
1. Tim Audit Inspektorat Kota Mojokerto telah menyampaikan Notisi Hasil
Audit Kinerja atas Program … tanggal …, bulan … 201x sebagaimana
terlampir dan memberikan penjelasan seperlunya kepada Kepala
Organisasi Perangkat Daerah Kota Mojokerto sebagai penanggung jawab
program … dan staf atas materi permasalahan yang termuat dalam
notisi dimaksud.
2. Terhadap permasalahan yang telah disampaikan dan dijelaskan oleh
Tim Audit Inspektorat Kota Mojokerto beserta dokumen/data
pendukung yang merupakan bagian dari kertas kerja Tim, Kepala
Organisasi Perangkat Daerah (penanggung jawab program) …
menyatakan: sependapat/tidak sependapat terhadap seluruh materi
temuan dan simpulan sebagaimana tertuang dalam lampiran.

---------- Demikian Risalah Pembahasan Hasil Audit Kinerja atas Program …


ini dibuat dengan sebenarnya. Kemudian ditutup serta ditandatangani oleh
Tim Audit Inspektorat Kota Mojokerto dan Kepala Organisasi Perangkat
Daerah Kota Mojokerto sebagai penanggung jawab program pada hari …
tanggal …, bulan …201x sebagaimana tersebut diatas.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 71 -

Kepala Organisasi Perangkat


Daerah Kota Mojokerto sebagai 1. Wakil Penanggung Jawab
Penanggung Jawab Program

Nama …
NIP …
……………………………….
NIP. ……………………….. 2. Pengendali Teknis

Nama …
NIP ...

3. Ketua Tim

Nama …
NIP …

4. Anggota Tim

- Nama … NIP … ttd …


- Nama … NIP … ttd …

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 72 -

Lampiran 11

Contoh Simpulan Sementara (Notisi Hasil Audit)


Notisi Hasil Audit Kinerja Berbasis Risiko Program Ketahanan Pangan
pada Pemerintah Kota Mojokerto Tahun 202x

Yth. Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Mojokerto (Satker Pengampu)


Dinas Pekerjaan Umum Pemda ABC (Satker Pendukung)
Dinas Sosial Pemda ABC (Satker Pendukung)

Kami telah melakukan audit kinerja berbasis risiko pada program


ketahanan pangan Pemerintah Kota Mojokerto Tahun 202x. Audit
dilaksanakan sesuai dengan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia.
Audit bertujuan untuk menilai ketaatan terhadap peraturan, capaian aspek
kinerja serta menilai efektivitas pengendalian intern yang relevan dengan
penanganan risiko terkait dengan program ketahanan pangan Tahun 202x.
Dengan mempertimbangkan hasil analisis risiko dan sumber daya yang
tersedia, ruang lingkup audit kami batasi pada program/kegiatan
Satker/OPD yang secara langsung/signifikan mendukung program prioritas
ketahanan pangan. Dengan indikator kinerja yang telah disepakati dengan
satker/OPD yang terlibat, pengujian kami lakukan secara uji petik dengan
teknik sampling non statistikal.
Program ketahanan pangan yang dilakukan audit kinerja terdiri
atas tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan, di mana atas
masing-masing tahapan tersebut terdiri dari beberapa indikator kinerja
yang telah disepakati yang mencakup aspek ekonomis, efisien, dan
efektivitas. lndikator kinerja tersebut telah ditetapkan dengan
mempertimbangkan proses bisnis, risiko, dan desain pengendalian yang
teridentifikasi di awal serta area-area kritis yang menghambat pencapaian
kinerja program ketahanan pangan.
Berdasarkan audit yang kami lakukan, observasi yang kami
hasilkan meliputi (1) penilaian atas aspek ketaatan, capaian kinerja beserta
aspek 3E, (2) penilaian efektivitas pengendalian intern dan risiko, serta (3)
temuan-temuan hasil audit atas program/kegiatan yang capaian kinerjanya
yang tidak optimal dalam mendukung program ketahanan pangan
sebagaimana lampiran yang tidak terpisahkan dari notisi ini. Kami
merekomendasikan kepada para pihak yang terlibat dalam program
ketahanan pangan untuk menerapkan manajemen risiko agar pengendalian
yang dirancang dan diimplementasikan, dapat menangani risiko dan
mengamankan pencapaian tujuan (kinerja). Perbaikan kebijakan,
pengelolaan risiko, pengendalian, dan prosedur kegiatan sebagaimana kami
rekomendasikan di dalam setiap hasil observasi (temuan) yang dapat
meningkatkan dan mendukung capaian kinerja program ketahanan
pangan.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 73 -

Demikian notisi ini kami sampaikan agar para pihak yang terlibat
dalam program ketahanan pangan dapat menyiapkan tanggapan tertulis
dan corrective action plan sebelum pembahasan akhir.

Mojokerto, … …. 202X
Wakil Penanggung Jawab,

Nama ……………………..
NIP………………………….

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 74 -

Lampiran 12

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO


INSPEKTORAT
Jalan Benteng Pancasila No. 23 Telepon (0321) 399630
e-mail : inspektorat@mojokertokota.go.id ; website :
inspektorat.mojokertokota.go.id
MOJOKERTO 61314

Mojokerto……………………….
Nomor : 700/…../417…………/20…. Kepada Yth.
Sifat : Penting Sdr. Kepala ………………
Lampiran : …………. di
Perihal : Laporan Hasil Audit Kinerja MOJOKERTO

Paragraf Pembuka
• Dasar melakukan audit intern; identifikasi auditi; tujuan/sasaran audit;
ruang lingkup audit; dan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi.
• Metodologi audit; dan pernyataan bahwa penugasan telah dilaksanakan
sesuai dengan standar audit.
Paragraf Isi
Hasil audit intern berupa pengakuan atas kinerja yang memuaskan,
simpulan, fakta, dan rekomendasi; tanggapan dari pejabat auditi yang
bertanggung jawab; pelaporan informasi rahasia apabila ada; pernyataan
pembatasan pihak-pihak yang menerima laporan.
Paragraf Penutup
Apresiasi kepada auditi dan harapan agar auditi melaksanakan tindak
lanjut rekomendasi hasil audit sesuai dengan kesepakatan/corrective action
plan yang telah dibuat.

Inspektur

Nama ……………
NIP ……………………..

Tembusan:
1. Walikota Mojokerto
2. …

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 75 -

Lampiran 13

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO


INSPEKTORAT
Jalan Benteng Pancasila No. 23 Telepon (0321) 399630
e-mail : inspektorat@mojokertokota.go.id ; website :
inspektorat.mojokertokota.go.id
MOJOKERTO 61314

Mojokerto……………………….
Nomor : 700/…../417…………/20…. Kepada Yth.
Sifat : Penting Sdr. Walikota ………………
Lampiran : …………. di
Perihal : Laporan Hasil Audit Kinerja MOJOKERTO
atas Program prioritas ..pada
Pemerintah Kota Mojokerto
tahun ….

Kami telah melakukan Audit Kinerja Atas Program Prioritas XXXX


pada Pemerintah Kota Mojokerto. Tahun 20XX. Audit dilaksanakan
sesuai dengan Standar Audit yang dikeluarkan Dewan Pengurus
Nasional Asosiasi APIP Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) dan kami
yakin bahwa audit tersebut dapat memberikan dasar yang memadai
untuk menyimpulkan kinerja yang dicapai, memberikan saran perbaikan
yang diperlukan untuk memperbaiki pencapaian kinerja dan
perbaikanpengelolaan risiko, proses pengendalian intern serta tata kelola
atas program prioritas XXXX.

Hasil audit disajikan dengan pokok-pokok bahasan sebagai berikut:


BAGIAN SATU : PENDAHULUAN
BAGIAN KEDUA : HASIL AUDIT KINERJA
BAGIAN KETIGA : SIMPULAN DAN REKOMENDASI

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 76 -

BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Penugasan
Audit kinerja atas program prioritas … Tahun … dilakukan lintas
sektoral/lintas OPD yaitu pada OPD … sebagai koordinator utama dan
OPD … sebagai koordinator pendukung … sesuai dengan Surat
Perintah Tugas Inspektur Kota Mojokerto Nomor : … Tanggal …

B. Tujuan Audit
Tujuan audit kinerja atas program prioritas … Tahun … adalah …

C. Tujuan dan Ruang Lingkup


Tujuan Audit Kinerja adalah untuk memberikan nilai tambah dan
masukan/saran untuk mengurangi dampak permasalahan, perbaikan
kinerja dan perbaikan GRC terkait dengan aspek ketaatan terhadap
ketentuan yang berlaku dan aspek ekonomis, efisiensi, dan efektivitas
(3E) dalam pencapaian sasaran strategis Pemerintah Kota Mojokerto.
Ruang lingkup dari Audit kinerja program prioritas xxx tahun …
mencakup:
Program … di OPD xx pada Kegiatan xxx
Program … di OPD xx pada Kegiatan xxx

D. Metodologi Audit Kinerja


Audit kinerja atas program prioritas … dilaksanakan dengan metodologi
IPMS … Teknik Audit yang digunakan adalah reviu dokumen,
wawancara, observasi dll.
Dalam pemilihan sampel, teknik sampel yang kami gunakan adalah xxx
dengan tingkat keyakinan xxx.

E. Penilaian Kinerja
Hasil Penilaian atas keberhasilan program prioritas dapat dikategorikan
sebagai berikut:

Skor Kategori
85 ≤ skor ≤ 100 Berhasil
70 ≤ skor < 85 Cukup Berhasil
50 ≤ skor < 70 Kurang Berhasil
0 ≤ skor < 50 Tidak Berhasil

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 77 -

F. Gambaran Umum Program prioritas


Nama Program Prioritas:
Tujuan Program Prioritas:
OPD : OPD A (Koordinator Utama)
OPD B (Koordinator Pendukung)

Program : Program A … pada Kegiatan A … di OPD A


Program A … pada Kegiatan B … di OPD B

G. Periode dan Waktu Pelaksanaan


Audit kinerja yang dilaksanakan pada program prioritas xxx
Waktu pelaksanaan Audit Kinerja adalah xxx s.d xxx

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 78 -

BAB II
HASIL AUDIT KINERJA

A. Mengumpulkan dan menguji bukti terkait aspek ketaatan, aspek 3E


dan menilai serta menganalisis capaian kinerja

Capaian Kinerja Tahun n - 1


Hasil audit kinerja Program … Tahun Anggaran n-1 pada Dinas …
memperoleh skor 83,84% dari nilai maksimum 100, yang
mencerminkan program … telah dilaksanakan dengan predikat “Cukup
Berhasil”. Simpulan tersebut diperoleh dari hasil pengukuran kinerja
aktual terhadap aktivitas utama pelaksanaan Program (Core Activities)
yang ditetapkan. Pencapaian nilai Kinerja Program Tahun Anggaran n-1
berdasarkan aktivitas utama digambarkan pada tabel berikut ini:

Tabel 1 : Pencapaian Kinerja Per Aktivitas Utama dan Indikator


Kinerja Utama

NO Uraian Bobot Capaian Skor


Relatif Kinerja Agregat
A Aktifitas Utama
1 Ekonomis 44,00 81,98% 36,07
2 Efisien 47,00 84,37% 39,65
3 Efektif 9,00 90,24% 8,12
Total Skor 100 83,84 83,84

B. Identifikasi penyebab tidak optimalnya capaian kinerja dengan


identifikasi dan analisis risiko utama dan efektivitas pengendalian
Capaian kinerja Program … Tahun Anggaran n-1 sebesar 83,84%,
menunjukkan terdapat faktor-faktor penentu keberhasilan yang belum
dilaksanakan secara optimal yang dipengaruhi oleh penerapan sistem
pengendalian intern yang belum memadai. Gambaran penerapan
sistem pengendalian intern yang tidak optimal untuk masing-masing
indikator kinerja, sebagai berikut:
1) Belum optimalnya kinerja efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
program yang hanya mencapai 82,64%, disebabkan hal-hal sebagai
berikut:
a) Tahap Perencanaan
Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran - meningkatkan
kemampuan pelaksanaan yang hanya mencapai 84,08%
disebabkan oleh:

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 79 -

(1) Kelemahan Lingkungan Pengendalian


Belum sesuai aturan yang berlaku …
(2) Kelemahan Penilaian Risiko
- Dinas … terlambat melakukan pengadaan jasa Tenaga Ahli
dan Fasilitator Masyarakat dari target nasional yang telah
ditetapkan yaitu paling lambat …;
- Analisis atas kendala/hambatan dalam pelaksanaan
pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi, belum
dilakukan.
(3) Kelemahan Aktivitas Pengendalian
Pengendalian Dinas … dalam pembentukan BKAD masih
lemah, yaitu adanya anggota BKAD yang tidak sesuai dengan
kriteria yang ditentukan.
(4) Kelemahan Informasi dan Komunikasi
Media untuk pengaduan masyarakat, baik di Tingkat …
maupun di Tingkat Kabupaten belum tersedia.
(5) Kelemahan Pemantauan Berkelanjutan
Belum efektifnya mekanisme/kebijakan pemantauan terkait
dengan …
b) Tahap Pelaksanaan
(1) Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Sasaran –
pembangunan infrastruktur yang hanya mencapai 82,37%,
disebabkan oleh Kelalaian Ketua Badan Kerjasama Antar
Desa (BKAD) dalam melakukan pengadaan material dan
lemahnya pengendalian mutu pelaksaan pekerjaan oleh
Fasilitator Masyarakat dan PPK.
(2) Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Sasaran –
pendayagunaan sumber daya dan tenaga kerja lokal yang
hanya mencapai 86,67%, disebabkan oleh kesulitan BKAD
memperoleh material di lokasi setempat karena tidak sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan.
(3) Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Jumlah-pertanggung
jawaban penggunaan dana operasional sesuai ketentuan
yang hanya mencapai 98,97%, disebabkan oleh Kelemahan
pengedalian PPK dalam membuat Perjanjian Kerja dengan
jumlah orang peserta tanpa mempertimbangkan jumlah
undangan.
(4) Belum optimalnya kinerja ketepatan kualitas- pembangunan
infrastruktur yang dilakukan belum dapat bermanfaat atau
memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat
sekitar, hal tersebut dikarenakan …

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 80 -

(5) Belum tepatnya Kinerja Ketepatan Waktu - pelaksanaan


pengadaan jasa … yang hanya mencapai 50,00% disebabkan
oleh Dinas … Provinsi … terlambat melakukan pengadaan
jasa Tenaga Ahli dan Fasilitator Masyarakat dari target
nasional yang telah ditetapkan yaitu paling lambat …
(6) Belum tepatnya Kinerja Ketepatan Waktu - penyaluran dana
dan pelaksanaan kegiatan atau program sesuai dengan
pedoman/juknis/juklak yang hanya mencapai 73,86%
disebabkan oleh masih adanya beberapa BKAD yang belum
memasukkan Laporan Pertanggungjawaban Dana Tahap I,
sehingga pencairan dana Tahap II terlambat.
(7) Belum tepatnya Kinerja Ketepatan Waktu – penyelesaian
pembangunan Infrastruktur yang hanya mencapai 81,80%
disebabkan oleh infrastruktur yang dibangun (Jembatan
Gantung) di Kecamatan … mempunyai tingkat kesulitan yang
tinggi sehinga membutuhkan waktu yang lebih lama dari
jenis pekerjaan fisik lainnya.
2) Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Pelaporan Pelaksanaan
Program yang hanya mencapai 90,18%, disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut: …
a) Tahap Pelaporan
(1) Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Pelaporan mekanisme
penanganan pengaduan yang efektif yang hanya mencapai
50,00%, disebabkan oleh media pengaduan masyarakat tidak
tersedia, sehingga mekanisme penanganan pun tidak
berjalan.
(2) Belum optimalnya Kinerja Ketepatan Pelaporan pelaksanaan
monitoring dan evaluasi kecamatan yang hanya mencapai
92,32%, disebabkan oleh Fasilitator Masyarakat (FM) kurang
efektif dalam mendampingi BKAD membuat laporan harian
pekerjaan setiap hari.

Capaian kinerja … Semester I Tahun Anggaran n Tahap Perencanaan


sebesar 88,38%, menunjukkan telah berhasil, namun masih terdapat
faktor-faktor penentu keberhasilan yang belum dilaksanakan secara
optimal yang dipengaruhi oleh sistem pengendalian intern yang belum
memadai. Gambaran penerapan sistem pengendalian intern yang tidak
optimal untuk masing-masing indikator kinerja, sebagai berikut:
Belum optimalnya kinerja ketepatan sasaran - meningkatkan kemampuan
pelaksanaan … dengan capaian 86,36% disebabkan oleh:

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 81 -

1) Kelemahan Lingkungan Pengendalian


Penetapan unsur–unsur BKAD dalam Musyarawah Antar Desa belum
sesuai kriteria dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Badan Kerjasama Antar Desa.
2) Kelemahan Penilaian Risiko
Penilaian risiko terhadap kendala/hambatan yang mungkin dihadapi
dalam pelaksanaan pekerjaan belum dituangkan dalam dokumen
perencanaan berupa dokumen profil kawasan.
3) Kelemahan Aktivitas Pengendalian
Pengendalian Dinas … dalam pembentukan BKAD masih lemah, yaitu
masih terdapat anggota BKAD tidak sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 82 -

BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL AUDIT

A. Simpulan
Berdasarkan hasil Audit terhadap Pelaksanaan Program … Tahun
Anggaran n-1 per 31 Desember n-1 (post) dan Semester I Tahun
Anggaran n (current), diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Keuangan
Alokasi dana … pada Tahun Anggaran n-1 per 31 Desember n-1
(Post) adalah Rp…,00 dengan realisasi dana sebesar Rp…,00 atau …
dan Semester I Tahun Anggaran n per 30 Juni n (current) adalah
Rp…,00 dengan realisasi dana sebesar Rp…,00 atau …%
Realisasi penyerapan anggaran per 30 Juni 20XX (current) sebesar
…%, hal tersebut disebabkan adanya perubahan struktur organisasi
berupa …
2. Penilaian Indikator Utama Kinerja
Tingkat keberhasilan Program … Tahun Anggaran n-1 tercermin
dari perolehan skor agregat Indikator Utama Kinerja (KPI) sebesar
83,84 dari skor maksimum 100, dan kurang dari ambang batas
keberhasilan yang ditetapkan sebesar 85,00.
Indikator keberhasilan Program … Tahun Anggaran n-1, adalah
sebagai berikut:
1) Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-Undangan Program …
Telah berhasil dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas Pelaksanaan Program
a) Capaian nilai indikator ekonomis, efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan program 82,64% atau memperoleh skor sebesar
72,72 dari bobot kinerja sebesar 88,00. Hal ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan Program … Tahun Anggaran n-1 Cukup
Berhasil direncanakan dan dilaksanakan dengan efektif dan
efisien sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
b) Capaian nilai indikator keberhasilan Program … semester I
Tahun Anggaran n Tahap Perencanaan program 88,38%
atau memperoleh skor sebesar 38,89 dari bobot kinerja
sebesar 44,00. Hal ini menunjukkan pelaksanaan Program
Semester I Tahun Anggaran n berhasil direncanakan oleh
secara efektif dan efisien sesuai kriteria yang ditetapkan.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 83 -

B. Rekomendasi
Terhadap permasalahan yang dijumpai dalam audit kami rekomendasikan
kepada … agar:
1. …
2. …

Demikian kami sampaikan, untuk dapat melakukan langkah-langkah


tindak lanjut yang diperlukan. Atas perhatian dan kerjasama yang baik,
kami ucapktan terima kasih.

Inspektur

Nama ……………………
NIP ………………………

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
Lampiran 14

Audit Kinerja atas Pengelolaan Dana BOS pada Dibuat oleh :


SMP NEGERI XX KOTA MOJOKERTO
Tahun … Direviu oleh :
Disetujui oleh :

[contoh] PROGRAM KERJA AUDIT KINERJA


PARAMETER TAO PKA TANGGAL DILAKSANAKAN
OLEH
NO URAIAN NO URAIAN METODE NO RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
KERJA KKA
A. KETEPATAN SASARAN
A.1. Sekolah yang diperiksa sudah A.1. Terdapat Sekolah tidak 1 Dapatkan SK Penetapan Permintaan
1.1 terdata dalam sistem Data 1.1.1 memiliki murid/ tidak Sekolah Penerima BOS dari dokumen
Pokok Pendidikan Dasar dan beroperasi Tim Manajemen
Menengah wajib menerima 2 Periksa apakah sekolah telah Analisa
dana BOS. ditetapkan sebagai penerima dokumen
dana BOS
3 Periksa apakah sekolah Permintaan
sudah terdata dalam dokumen
Dapodik
A.1. Siswa miskin dibebaskan dari A.1. Terdapat siswa miskin 1 Dapatkan daftar siswa yang Permintaan
1.2 biaya operasional sekolah. 1.2.1 yang tidak tercantum ada di sekolah dokumen
dalam daftar
A.2. Seluruh siswa sekolah negeri A.2. Siswa sekolah negeri 1 Lakukan wawancara kepada Wawancara
1.1 bebas dari biaya Operasional 1.1.1 tidak bebas dari biaya siswa tidak mampu apakah
Sekolah Operasional Sekolah telah dibebaskan biaya
operasional oleh sekolah
B. KETEPATAN JUMLAH
B.1 Nilai bantuan yang diterima B.1. Nilai bantuan yang 1 Dapatkan buku tabungan / Permintaan
.1.1 sekolah periode Januari- 1.1.1 diterima sekolah periode catatan mutasi rekening BOS dokumen
Desember 2018 = nilai yang Januari-Desember 2018 sekolah
tercantum dalam SK Tim tidak sama dengan nilai 2 Dapatkan SK Permintaan
Kab/Kota periode Januari- yang tercantum dalam dokumen

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 85 -

PARAMETER TAO PKA TANGGAL DILAKSANAKAN


OLEH
NO URAIAN NO URAIAN METODE NO RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
KERJA KKA
Desember 2018 SK Tim Kab/Kota 3 Bandingkan jumlah Analisa
periode Januari- penyaluran dana BOS dalam dokumen
Desember 2018 buku rekening dengan
besaran prosentase yang
diatur dalam ketentuan
juknis BOS 2018 tiap
triwulan (penerimaan
triwulan I, III dan IV sebesar
20 % dari alokasi 1 tahun
dan triwulan II 40 % dari
alokasi 1tahun)
B.1 Biaya satuan yang diterima Biaya satuan yang 1 Dapatkan jumlah murid riil Permintaan
.2.1 sekolah per siswa/tahun diterima sekolah per sekolah bulan Januari - Juni dokumen
sesuai dengan Buku Juknis siswa/tahun tidak 2018 (sem I TA 2018)
BOS sesuai dengan Buku 2 Dapatkan jumlah murid riil Permintaan
Panduan BOS sekolah bulan Juli - Des dokumen
2018 (sem II TA 2018)
3 Teliti apakah jumlah siswa Reviu
pada SK Kab / Kota = jumlah dokumen
siswa riil
4 Teliti apakah jumlah Reviu
bantuan yang diterima = dokumen
jumlah siswa riil x unit cost
C. KETEPATAN WAKTU
C.1 Dana BOS diterima di C.1. Dana BOS di rekening 1 Dapatkan buku tabungan / Permintaan
.1.1 rekening sekolah setiap 1.1.1 sekolah tidak diterima rekening BOS sekolah, teliti dokumen
triwulan setiap triwulan apakah Dana BOS diterima
di rekening sekolah setiap
triwulan
C.1 Dana BOS triwulan I diterima C.1. Dana BOS triwulan I 2 Teliti apakah Dana BOS Reviu
.1.2 paling lambat pada minggu 1.2.1 tidak diterima paling triwulan I diterima paling dokumen
ketiga di bulan Januari; lambat pada minggu lambat pada minggu ketiga
ketiga di bulan Januari; di bulan Januari;

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 86 -

PARAMETER TAO PKA TANGGAL DILAKSANAKAN


OLEH
NO URAIAN NO URAIAN METODE NO RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
KERJA KKA
C.1 Dana BOS triwulan II diterima C.1. Dana BOS triwulan II 3 Teliti apakah Dana BOS Reviu
.1.3 paling lambat 7 (tujuh) hari 1.3.1 tidak diterima paling triwulan II diterima paling dokumen
kerja pada awal bulan April; lambat 7 (tujuh) hari lambat 7 (tujuh) hari kerja
kerja pada awal bulan pada awal bulan April;
April;
C.1 Dana BOS triwulan III iterima C.1. Dana BOS triwulan III 4 Teliti apakah Dana BOS Reviu
.1.4 paling lambat paling lambat 7 1.4.1 tidak diterima paling triwulan III diterima paling dokumen
(tujuh) hari kerja pada awal lambat paling lambat 7 lambat paling lambat 7
bulan Juli (tujuh) hari kerja pada (tujuh) hari kerja pada awal
awal bulan Juli bulan Juli
C.1 Dana BOS triwulan IV diterima C.1. Dana BOS triwulan IV 5 teliti apakah Dana BOS Reviu
.1.5 paling lambat 7 (tujuh) hari 1.5.1 tidak diterima paling triwulan IV diterima paling dokumen
kerja pada awal bulan lambat 7 (tujuh) hari lambat 7 (tujuh) hari kerja
Oktober. kerja pada awal bulan pada awal bulan Oktober.
Oktober.
D. KETEPATAN PENGELOLAAN DANA
D.1 Sekolah telah membuat D.1. Sekolah tidak membuat 1 Dapatkan Rincian Reviu
.1.1 Rincian Penggunaan Tiap 1.1.1 Rincian Penggunaan Penggunaan Tiap Jenis dokumen
Jenis Anggaran dan telah Tiap Jenis Anggaran dan Anggaran
mengacu kepada Petunjuk tidak mengacu kepada 2 Teliti apakah Rincian Reviu
Teknis Penggunaan dan Petunjuk Teknis Penggunaan Tiap Jenis dokumen dan
Pertanggungjawaban Penggunaan dan Anggaran Petunjuk Teknis prosedur
Keuangan Dana BOS Pertanggung jawaban Penggunaan dan analitik
Keuangan Dana BOS Pertanggungjawaban
Keuangan Dana BOS

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 87 -

PARAMETER TAO PKA TANGGAL DILAKSANAKAN


OLEH
NO URAIAN NO URAIAN METODE NO RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
KERJA KKA
D.1 Penggunaan Dana BOS harus D.1. Penggunaan Dana BOS 1 Dapatkan Berita Acara yang Permintaan
.2.1 didasarkan kesepakatan dan 2.1.1 tidak untuk ditandangani oleh peserta dokumen
keputusan bersama antara Pengembangan rapat terkait kesepakatan
Tim Manajemen BOS Sekolah, Perpustakaan, Kegiatan dan keputusan bersama
Dewan Guru dan Komite Penerimaan Peserta antara Tim Manajemen BOS
sekolah & dituangkan dalam Didik Baru, Kegiatan Sekolah, Dewan Guru dan
Berita Acara yang Pembelajaran dan Komite sekolah
ditandangani oleh peserta Ekstrakurikuler,
rapat Kegiatan evaluasi
pembelajaran,
pengelolaan sekolah,
pengembangan profesi
guru dan tenaga
kependidikan serta
pengembangan
managemen sekolah,
Langganan Daya dan
Jasa, Pemeliharaan
sarpras sekolah,
pembayaran honor,
pembeliaan atau
perawatan alat
multimedia
pembelajaran.

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 88 -

PARAMETER TAO PKA TANGGAL DILAKSANAKAN


OLEH
NO URAIAN NO URAIAN METODE NO RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
KERJA KKA
D.1 Penggunaan Dana BOS untuk D.1. Penggunaan Dana BOS 1 Teliti apakah pencatatan Reviu
.2.2 Pengembangan Perpustakaan, 2.2.1 tidak untuk penggunaan dana BOS dokumen
Kegiatan Penerimaan Peserta Pengembangan untuk Pengembangan
Didik Baru, Kegiatan Perpustakaan, Kegiatan Perpustakaan, Kegiatan
Pembelajaran dan Penerimaan Peserta Penerimaan Peserta Didik
Ekstrakurikuler, Kegiatan Didik Baru, Kegiatan Baru, Kegiatan Pembelajaran
evaluasi pembelajaran, Pembelajaran dan dan Ekstrakurikuler,
pengelolaan sekolah, Ekstrakurikuler, Kegiatan evaluasi
pengembangan profesi guru Kegiatan evaluasi pembelajaran, pengelolaan
dan tenaga kependidikan serta pembelajaran, sekolah, pengembangan
pengembangan managemen pengelolaan sekolah, profesi guru dan tenaga
sekolah, Langganan Daya dan pengembangan profesi kependidikan serta
Jasa, Pemeliharaan sarana guru dan tenaga pengembangan managemen
dan prasarana sekolah, kependidikan serta sekolah, Langganan Daya
pembayaran honor, pengembangan dan Jasa, Pemeliharaan
pembeliaan atau perawatan manajemen sekolah, sarana dan prasarana
alat multimedia pembelajaran. Langganan Daya dan sekolah, pembayaran honor,
Jasa, Pemeliharaan pembeliaan atau perawatan
sarana dan prasarana alat multimedia
sekolah, pembayaran pembelajaran.
honor, pembeliaan atau 2 Identifikasi apakah terdapat Reviu
perawatan alat penggunaan dana BOS yang dokumen dan
multimedia tidak sesuai Petunjuk Teknis wawancara
pembelajaran. Penggunaan dan
Pertanggungjawaban
Keuangan Dana BOS
D.1 Setelah dipakai untuk D.1. Setelah dipakai untuk 4 Teliti apakah terdapat dana Reviu
.2.3 sebagaimana tersebut di atas, 2.3.1 sebagaimana tersebut di BOS dipergunakan untuk dokumen
sisa dana BOS digunakan atas, sisa dana BOS membuayai biaya lainnya
membiayai biaya lainnya yang tidak digunakan yang diperbolehkan dalam
diperbolehkan dalam Petunjuk membiayai biaya lainnya Petunjuk Teknis Penggunaan
Teknis Penggunaan dan yang diperbolehkan dan Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban dalam Petunjuk Teknis Keuangan Dana BOS
Keuangan Dana BOS Penggunaan dan
Pertanggungjawaban

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 89 -

PARAMETER TAO PKA TANGGAL DILAKSANAKAN


OLEH
NO URAIAN NO URAIAN METODE NO RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
KERJA KKA
Keuangan Dana BOS

D.1 Penggunaan Dana BOS D.1. Penggunaan Dana BOS 5 Teliti apakah Penggunaan Reviu
.2.4 mengikuti ketentuan yang 2.4.1 tidak mengikuti Dana BOS mengikuti dokumen
telah ditetapkan oleh Petunjuk ketentuan yang telah ketentuan yang telah
Teknis Penggunaan dan ditetapkan oleh Petunjuk ditetapkan oleh Petunjuk
Pertanggungjawaban Teknis Penggunaan dan Teknis Penggunaan dan
Keuangan Dana BOS Pertanggung jawaban Pertanggungjawab an
Keuangan Dana BOS Keuangan Dana BOS
D.2 Pengambilan dana BOS D.2. Pengambilan dana BOS 1 Dapatkan SK Bendahara Permintaan
.1.1 dilakukan oleh bendahara 1.1.1 tidak dilakukan oleh BOS dan Kepala Sekolah dokumen
sekolah atas persetujuan bendahara sekolah atas
Kepala Sekolah persetujuan Kepala 2 Lakukan wawancara dengan Wawancara
Sekolah Bendahara BOS dan Kepala
Sekolah
3 Dapatkan Dokumen Analisis
pengambilan Dana BOS dokumen
D.2 Dana BOS dalam suatu D.2. Dana BOS dalam suatu 1 Dapatkan buku tabungan / Permintaan
.2.1 periode tidak harus habis 2.1.1 periode dipergunakan rekening penyimpan dana dokumen
dipergunakan pada periode pada periode tersebut. BOS sekolah
tersebut. Besar penggunaan Besar penggunaan dana 2 Teliti apakah pencairan dana Reviu
dana tiap bulan disesuaikan tiap bulan tidak dilakukan sesuai kebutuhan dokumen
dengan kebutuhan satuan disesuaikan dengan sekolah
pendidikan sebagaimana kebutuhan satuan 3 Teliti apakah pencairan dana Reviu
tertuang dalam Rencana pendidikan sebagaimana menyisakan saldo minimum dokumen
Kegiatan dan Anggaran tertuang dalam Rencana sesuai ketentuan lembaga
Sekolah (RKAS). Kegiatan dan Anggaran penyalur
Sekolah (RKAS).
D.2 Dana BOS harus diterima D.2. Dana BOS diterima tidak 1 Dapatkan pencatatan Permintaan
.2.2 secara utuh oleh satuan 2.2.1 utuh oleh satuan penerimaan Dana BOS dan dokumen
pendidikan dan tidak pendidikan dan terdapat SK Penetapan
diperkenankan adanya pemotongan atau
pemotongan atau pungutan pungutan biaya.
biaya apapun dengan alasan
apapun dan oleh pihak

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 90 -

PARAMETER TAO PKA TANGGAL DILAKSANAKAN


OLEH
NO URAIAN NO URAIAN METODE NO RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
KERJA KKA
manapun

D.2 uang tunai yang ada di Kas D.2. uang tunai yang ada di 1 Teliti apakah Tahun 2018, Permintaan
.2.3 Tunai tidak lebih dari Rp10 2.3.1 Kas Tunai melebihi dari Bendahara memegang uang dokumen dan
juta Rp10 juta tunai lebih dari 10 juta ? wawancara
D.2 Pembelian barang/jasa D.2. Pembelian barang/jasa 1 Minta dokumen pembelian Permintaan
.3.1 dilakukan oleh Tim Manajemen 3.1.1 dilakukan oleh Tim barang dan jasa dokumen
BOS Sekolah dengan Manajemen BOS Sekolah
menggunakan prinsip-prinsip tidak dengan 2 Teliti besaran nilai pembelian Reviu
sesuai dengan Petunjuk Teknis menggunakan prinsip- barang, apakah mekanisme dokumen
Penggunaan dan prinsip sesuai dengan pembeliannya telah sesuai
Pertanggungjawaban Keuangan Petunjuk Teknis dengan Juknis Penggunaan
Dana BOS dan diketahui oleh Penggunaan dan dan Pertanggungjawaban
Komite Sekolah Pertanggungjawab an Keuangan Dana BOS
Keuangan Dana BOS dan 3 Teliti apakah Pembelian Reviu
tidak diketahui oleh Barang/Jasa diketahui dokumen dan
Komite Sekolah Komite Sekolah ? wawancara
D.2 Pembelian barang dan jasa D.2. Pembelian barang dan 1 Minta dokumen pembelian Permintaan
.3.2 terkait biaya rehabilitasi 3.2.1 jasa terkait biaya barang dan jasa terkait biaya dokumen
ringan / pemeliharaan telah rehabilitasi ringan / perbaikan/perawatan
sesuai dengan Petunjuk pemeliharaan tidak
2 Teliti besaran nilai setiap Reviu
Teknis Penggunaan dan sesuai dengan Petunjuk
pembelian, apakah dokumen
Pertanggungjawaban Teknis Penggunaan dan
mekanisme pembeliannya
Keuangan Dana BOS Pertanggung jawaban
telah sesuai dengan
Keuangan Dana BOS
Petunjuk Teknis Penggunaan
dan Pertanggungjawaban
Keuangan Dana BOS ?
E. KETEPATAN ADMINISTRASI
E.1 Sekolah telah Mengisi, E.1. Sekolah tidak Mengisi, 1 Dapatkan data pokok Permintaan
.1.1 mengirim dan meng-update 1.1.1 mengirim dan meng- pendidikan dokumen

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 91 -

PARAMETER TAO PKA TANGGAL DILAKSANAKAN


OLEH
NO URAIAN NO URAIAN METODE NO RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
KERJA KKA
data pokok pendidikan secara update data pokok 2 Teliti data pokok pendidikan Reviu
lengkap kedalam sistem yang pendidikan secara telah ditandatangani sesuai dokumen
telah disediakan oleh lengkap kedalam sistem dengan Petunjuk Teknis
Kemdikbud dan yang telah disediakan Penggunaan dan
ditandatangani sesuai dengan oleh Kemdikbud dan Pertanggung jawaban
Petunjuk Teknis Penggunaan tidak ditandatangani Keuangan Dana BOS
dan Pertanggungjawaban sesuai dengan Juknis
Keuangan Dana BOS Penggunaan dan
Pertanggungjawaban
Keuangan Dana BOS
E.1 Siswa miskin di sekolah E.1. Siswa miskin di sekolah 1 Teliti apakah Siswa miskin di Reviu
.1.2 masuk dalam Daftar Siswa 1.2.1 belum masuk dalam sekolah masuk dalam Daftar dokumen,
Miskin yang Dibebaskan dari Daftar Siswa Miskin Siswa Miskin yang wawancara
Segala Jenis Pungutan/Iuran yang Dibebaskan dari Dibebaskan dari Segala Jenis dan observasi
Segala Jenis Pungutan/Iuran
Pungutan/Iuran
E.1 Dana BOS telah dimasukkan E.1. Sekolah tidak 1 Dapatkan RKAS Permintaan
.1.3 sebagai salah satu sumber 1.3.1 memasukkan Dana BOS dokumen
penerimaan dalam RKAS sebagai sumber
2 Teliti apakah RKAS telah Reviu
penerimaan dalam RKAS
mencantumkan dana BOS dokumen
sebagai sumber penerimaan
E.1 Dana BOS diterima di E.1. Dana BOS tidak diterima 1 Dapatkan buku tabungan Permintaan
.1.4 rekening sekolah (tidak di 1.4.1 di rekening sekolah penyimpan BOS dokumen
rekening pribadi)
2 Teliti apakah buku tabungan Reviu
tersebut atas nama sekolah dokumen
atau atas nama pribadi ?
E.2 Sekolah telah membukukan E.2. Sekolah belum 1 Dapatkan pencatatan Permintaan
.1.1 seluruh transaksi penerimaan 1.1.1 membukukan seluruh penggunaan dana beserta dokumen
dan penggunaan dana BOS transaksi penerimaan dokumen pendukungnya
sesuai Petunjuk Teknis dan penggunaan dana (misal kuitansi yang sah)
Pelaporan dan BOS sesuai Petunjuk 2 Teliti apakah dokumen Reviu
Pertanggungjawaban Teknis Pelaporan dan pendukung yang ada cukup dokumen,
Keuangan dan telah didukung Pertanggung jawaban memadai secara formil dan wawancara
dengan bukti kuitansi yang Keuangan dan belum materil dan observasi

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 92 -

PARAMETER TAO PKA TANGGAL DILAKSANAKAN


OLEH
NO URAIAN NO URAIAN METODE NO RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
KERJA KKA
sah didukung dengan bukti 3 Identifikasi apakah terdapat Reviu
kuitansi yang sah transaksi yang belum dokumen
tercatat
E.2 Sekolah telah mengumumkan E.2. Sekolah belum 1 Lakukan observasi apakah Reviu
.2.1 besar dana yang diterima dan 2.1.1 mengumumkan besar terdapat besar dana yang dokumen,
dikelola oleh sekolah dan dana yang diterima dan diterima dan dikelola oleh wawancara
rencana penggunaan dana dikelola oleh sekolah dan sekolah dan rencana dan observasi
BOS (RKAS) di papan rencana penggunaan penggunaan dana BOS
pengumuman sekolah yang dana BOS (RKAS) di (RKAS) di papan
ditandatangani oleh Kepala papan pengumuman pengumuman sekolah
Sekolah, Bendahara dan Ketua sekolah yang 2 Lakukan wawancara kepada Reviu
Komite Sekolah ditandatangani oleh guru, murid, Komite Sekolah, dokumen,
Kasek, Bendahara dan org tua murid mengenai wawancara
Ketua Komite Sekolah kemudahan akses terhadap dan observasi
besar dana yang diterima dan
dikelola oleh sekolah dan
rencana penggunaan dana
BOS (RKAS)
3 Lakukan wawancara kepada Reviu
guru, murid, Komite Sekolah, dokumen,
org tua murid mengenai wawancara
rencana penggunaan BOS dan observasi
E.2 Sekolah telah mengumumkan E.2. Sekolah belum 1 Lakukan observasi apakah Reviu
.2.2 penggunaan dana BOS di 2.2 mengumumkan terdapat Laporan dokumen,
papan pengumuman sekolah, penggunaan dana BOS Penggunaan BOS di papan wawancara
di papan pengumuman pengumuman sekolah dan observasi
sekolah
E.2 Sekolah telah membuat E.2. Sekolah belum belum 1 Dapatkan laporan tahunan Permintaan
.2.3 laporan tahunan yang 2.3.1 membuat laporan yang merupakan kompilasi dokumen
merupakan kompilasi dari tahunan yang dari pengunaan dana BOS
pengunaan dana BOS tiap merupakan kompilasi tiap triwulan untuk
triwulan untuk diserahkan dari pengunaan dana diserahkan kepada Dinas
kepada Dinas Pendidikan dan BOS tiap triwulan untuk Pendidikan dan Kebudayaan
Kebudayaan Kota Mojokerto diserahkan kepada Kota Mojokerto
Dinas Pendidikan dan

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 93 -

PARAMETER TAO PKA TANGGAL DILAKSANAKAN


OLEH
NO URAIAN NO URAIAN METODE NO RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
KERJA KKA
Kebudayaan Kota
Mojokerto
E.2 Sekolah telah E.2. Sekolah belum 1 Lakukan wawancara kepada Wawancara
.2.4 menginformasikan secara 2.4.1 menginformasikan orang tua murid mengenai
tertulis rekapitulasi secara tertulis kemudahan akses terhadap
penerimaan dan penggunaan rekapitulasi penerimaan rekapitulasi penerimaan dan
dana BOS kepada orang tua dan penggunaan dana penggunaan dana BOS
siswa setiap semester BOS kepada orang tua
bersamaan dengan pertemuan siswa setiap semester
orang tua siswa dan sekolah; bersamaan dengan
pertemuan orang tua
siswa dan sekolah;
E.2 Sekolah telah membuat E.2. Sekolah belum membuat 1 Dapatkan laporan realisasi Reviu
.2.5 laporan realisasi penggunaan 2.5.1 laporan realisasi penggunaan dana BOS dokumen,
dana BOS triwulanan yang penggunaan dana BOS triwulanan yang wawancara
ditandatangani oleh Kepala triwulanan yang ditandatangani oleh Kepala dan observasi
Sekolah, Bendahara dan Ketua ditandatangani oleh Sekolah, Bendahara dan
Komite Sekolah; Kepala Sekolah, Ketua Komite Sekolah
Bendahara dan Ketua
Komite Sekolah;
E.2 Sekolah telah memasang E.2. Sekolah belum 1 Lakukan wawancara kepada Reviu
.2.6 spanduk di sekolah terkait 2.6.1 memasang spanduk di guru, murid, Komite Sekolah, dokumen,
kebijakan pendidikan bebas sekolah terkait kebijakan orang tua murid wawancara
pungutan; pendidikan bebas dan observasi
pungutan;
E.3 Kepala Sekolah bersedia E.3. Kepala Sekolah tidak 1 Dapatkan surat pernyataan Permintaan
.1.1 menandatangani surat 1.1. menandatangani surat tanggung jawab yang dokumen
pernyataan tanggung jawab 1 pernyataan tanggung menyatakan bahwa BOS
yang menyatakan bahwa BOS jawab yang menyatakan yang diterima telah
yang diterima telah digunakan bahwa BOS yang digunakan sesuai NPH BOS
sesuai NPH BOS diterima telah digunakan yang dibuat Kepala Sekolah
sesuai NPH BOS 2 Pastikan agar Kepala Wawancara
Sekolah bersedia membuat
pernyataan terhadap
kebenaran

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.
- 94 -

PARAMETER TAO PKA TANGGAL DILAKSANAKAN


OLEH
NO URAIAN NO URAIAN METODE NO RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
KERJA KKA
pertanggungjawabannya

E.3 Sekolah telah membuat E.3. Sekolah belum membuat 1 Dapatkan Laporan realisasi Permintaan
.2.1 laporan realisasi penggunaan 2.1.1 laporan realisasi penggunaan dana per dokumen
dana per sumber dana dan penggunaan dana per sumber dana
telah sesuai Petunjuk Teknis sumber dana dan belum 2 Pastikan telah sesuai dengan Reviu
Penggunaan dan sesuai dengan Petunjuk Petunjuk Teknis Penggunaan dokumen, dan
Pertanggungjawaban Teknis Penggunaan dan dan Pertanggung jawaban wawancara
Keuangan Dana BOS Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS
Keuangan Dana BOS
E.3 Sekolah telah membuat E.3. Sekolah belum membuat 1 Dapatkan Lembar Permintaan
.2.2 Lembar pencatatan 2.2.1 Lembar pencatatan pencatatan dokumen
pertanyaan/kritik/saran pertanyaan/kritik/saran pertanyaan/kritik/saran
2 Lakukan wawancara kepada Reviu
guru, murid, Komite Sekolah, dokumen, dan
org tua murid mengenai wawancara
Lembar pencatatan
pertanyaan/kritik/saran
E.3 Sekolah telah membuat Lembar E.3. Sekolah belum membuat 1 Dapatkan Lembar Reviu
.2.3 pencatatan pengaduan 2.3.1 Lembar pencatatan pencatatan pengaduan dokumen, dan
pengaduan wawancara
E.3 Sekolah telah membuat E.3. Sekolah belum membuat 1 Dapatkan Laporan Kegiatan Reviu
.2.4 Laporan Kegiatan dan 2.4.1 Laporan Kegiatan dan dan Pertanggungjawaban dokumen, dan
Pertanggungjawaban tiap Pertanggungjawaban tiap triwulan ke Dinas wawancara
triwulan ke Dinas Pendidikan tiap triwulan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
dan Kebudayaan Kota Pendidikan dan Kota Mojokerto
Mojokerto Kebudayaan Kota
Mojokerto

WALIKOTA MOJOKERTO,
ttd.
IKA PUSPITASARI

UU ITE No 11 Tahun 2008 pasal 5 ayat 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah"
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan. BSrE.

Anda mungkin juga menyukai