Anda di halaman 1dari 12

Pemanfaatan Google Docs dan Google Slide dalam pembelajaran

A. Kompetensi
Setelah mempelajari mata pelatihan ini, peserta dapat merancang dan menyusun materi/konten
digital yang menarik untuk proses pembelajaran berbasis projek berbasis aplikasi Google Docs
dan Google Slide.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Dalam rangka mencapai kompetensi yang ditetapkan, indikator pencapaian kompetensi yang
akan dicapai dalam pembelajaran ini adalah peserta mampu:
1. menjelaskan fungsi dan manfaat Google Docs dan Google Slide.
2. menjelaskan fitur utama dan kegunaannya dari Google Docs dan Google Slide.
3. merancang pembelajaran berbasis projek dengan memanfaatkan Google Docs dan Google
Slide.

C. Uraian Materi
Perubahan dunia global dalam bidang teknologi sangat pesat. Tanpa dapat dihindari peranan
teknologi saat ini harus diakui sangat penting. Situasi pandemi Covid19 memaksa hampir seluruh
bidang kehidupan harus menggunakan teknologi. Tidak terkecuali bidang pendidikan, peranan
teknologi mampu menghubungkan antara guru dan siswa meskipun dari tempat yang
berbeda-beda. Maka, pembelajaran secara virtual menjadi trend saat ini sebagai salah satu solusi
agar kebutuhan belajar siswa tetap terlayani secara optimal.

Salah satu pengembangan pembelajaran berbasis digital menggunakan fasilitas Google Docs dan
Google Slide. Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah dengan menggunakan Google Docs
dan Google Slide siswa dapat berkolaborasi? Bagaimana bila siswa harus bekerja dalam
kelompok? Apakah dapat dilakukan koreksi dan evaluasi?
1. Fungsi dan manfaat Google Docs
Salah satu tuntutan pekerjaan seorang guru adalah menyusun naskah/dokumen dalam bentuk
microsoft word. Namun, adakalanya dalam proses penyusunan naskah/dokumen dalam bentuk
word terjadi kendala misalnya mati lampu secara tiba-tiba sehingga belum sempat menyimpan
tulisan yang baru saja diketik. Nah, tentu kita panik dan juga jengkel. Pekerjaan yang mungkin
sudah banyak namun tidak tersimpan. Sebagai alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah
menggunakan Google Docs. Mengapa Google Docs? Di bawah ini adalah beberapa hal yang
menunjukkan fungsi dan manfaat Google Docs:
a. Dilansir dari Hubspot, Google Docs adalah layanan pengolah kata yang diberikan kepada
pengguna Google secara gratis. Jika kita sudah terbiasa bekerja dengan Microsoft Word,
maka Google Docs adalah versi lain yang memungkinkan kita untuk membuat, mengedit,
dan membagikan naskah/dokumen tertulis secara online. Kita dapat mengakses di mana saja
dan kapan saja dengan menggunakan perangkat apa saja baik laptop maupun gadget.
b. Untuk dapat menggunakan Google Docs di laptop maka kita dapat memulai dengan
membuka website resmi dan login dengan menggunakan akun Gmail kita.
c. Google Docs dapat kita gunakan dari gadget selain laptop. Kita dapat mengunduh
aplikasinya dari Google Play Store dan juga App Store.
d. Dikutip dari Make Use Of, pengolah kata yang disediakan oleh Google ini
memungkinkanmu untuk mengedit naskah/dokumen di manapun dan menyimpan datanya
secara otomatis. Sehingga kita tidak perlu lagi repot melakukan penyimpanan berulang kali.
Kita dapat menyimpan hasil pekerjaan kita di Google Drive.
e. Google Docs juga langsung terhubung ke akun Gmail. Hal ini memungkinkan kita dapat
langsung mengirimkan email ke alamat yang diinginkan. Klik menu File lalu pilih “Email as
attachment”, dan kirim dokumen tersebut sebagai attachment di dalam email. Dokumen
Google Docs melalui email dalam format yang tersedia di dalam fitur download. Bahkan,
kamu bisa langsung menuliskan subject dan juga body email dari Google Docs.

2. Fitur yang ada di Google Docs


Google Docs menawarkan banyak fitur yang membantu penyusunan naskah/dokumen. Beberapa
fitur yang populer dalam Google Docs misalnya adalah:
a. Fitur download
Google Docs menyediakan beberapa format unduhan dokumen yang sedang dikerjakan yaitu:
● Microsoft Word (.docx)
● OpenDocument Format (.odt)
● Rich Text Format (.rtf)
● PDF Document (.pdf)
● Plain Text (.txt)
● Web Page (.html, zipper)
● EPUB Publication (.epub)
1) Fitur share
Google Docs memiliki fitur share yang memungkinkan kita untuk membagikan dokumen
dengan siapa pun itu dengan cara memasukkan email pengguna lain dan mengirimkan
undangan untuk membuka sebuah dokumen atau dengan membagikan link dari dokumen
tersebut. Kita juga dapat memilih siapa saja yang hanya bisa melihat, memberikan
komentar, atau mengedit dokumen secara bebas.
2) Fitur offline
Google Docs ternyata juga dapat digunakan secara offline. Bagaimana caranya? Klik
menu File, lalu klik pilihan “Make available offline”. Selanjutnya kita dapat mengedit
naskah/dokumen meski tidak tersedia jaringan internet. Hanya saja kita tidak dapat
berkolaborasi dalam kondisi offline. Saat kita bekerja kembali secara online maka
naskah/dokumen tersebut dapat kembali dilihat dan diedit seperti biasa dengan pengguna
lainnya.
3) Fitur History
Kelebihan Google Docs selanjutnya adalah tersedia fitur history. Fitur ini
memungkinkan kita untuk melihat kembali “riwayat” naskah tersebut dibuat dan diedit.
Jika diberi akses penuh oleh pemilik dokumen, kita dapat mengganti detail di dalam
dokumen, lalu perubahan tersebut akan tercatat di history. Dengan fitur ini kita dapat
melihat perubahan apa saja yang ada dan siapa yang mengubahnya. Bagaimana cara
bekerjanya? Kita klik link “See new changes” atau “Last edit was by …” yang terletak di
samping menu Help. Atau kita klik menu File, lalu pilih “Version history”.
4) Fitur Chat & Comment
Dengan menggunakan Google Docs kita dapat bekerja secara kolaborasi (bahkan saat
kita tidak dapat bertemu muka dengan rekan atau siswa kita). Bagaimana jika ada ide,
masukan, atau saran yang kita ingin minta atau berikan? Bekerja dengan Google Docs
memungkinkan kita untuk memberi atau menerima komentar terhadap naskah/dokumen
yang kita buat. Dengan fitur chat kita dapat mendiskusikan isi dokumen dengan rekan
atau siswa bila orang tersebut memiliki akses dan sedang membuka dokumen tersebut.
Fitur comment terletak di kanan atas di samping ikon Share. Kita juga dapat
menggunakan cara lain yaitu memilih kalimat terletak atau paragraf yang ingin
dikomentari, lalu arahkan kursor ke bagian ujung kanan dokumen. Di sana akan terlihat
sebuah ikon bulat dengan lambang kotak dialog dan tanda +.

Untuk memahami kecanggihan Google Docs, selain membaca penjelasan di bawah ini kita dapat
belajar dari link https://www.youtube.com/watch?v=KMDalQzk7FA.

3. Fungsi dan Manfaat Google Slide


Pembelajaran yang menarik dan interaktif selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa. Saat
mempresentasikan materi di kelas kita selalu berusaha untuk membuat tampilan presentasi
menarik. Namun, apakah tampilan presentasi yang atraktif itu juga dapat membuat pembelajaran
menjadi interaktif? Kita yang terbiasa menggunakan PowerPoint memiliki alternatif untuk
memanfaatkan salah satu produk dari Google yaitu Google Slide. Google Slide dapat
dimanfaatkan guru untuk menggelar pembelajaran interaktif secara online. Dengan google slide,
peserta didik dapat membuat, mengedit, berkolaborasi, dan melakukan presentasi di mana saja
berada secara gratis.
a. Menyusun bahan presentasi di mana saja dan kapan saja
Menyusun bahan presentasi dengan memanfaatkan Google Slide dapat kita lakukan di mana saja
dan kapan saja. Kita juga tidak perlu khawatir akan kehilangan data yang sudah kita masukkan
ke bahan presentasi bila misalnya terjadi gangguan listrik padam. Selain itu, kita tidak
memerlukan USB untuk menyimpan hasil pekerjaan.
2. Memfasilitasi pekerjaan tim
Google Slide memungkinkan kita berbagi dokumen dengan tim, karena kita dapat berkolaborasi
bersama tim dalam membuat presentasi. Kolaborasi ini akan mempercepat pembuatan dokumen
presentasi, karena anggota tim dapat saling menambahkan atau mengedit presentasi. Selain itu,
kita juga dapat melihat riwayat revisi secara real-time dari setiap pengguna.
3. Dukungan cloud storage lebih besar
Google Drive menjadi penyimpanan utama untuk Google Slide sebesar 15 GB per individu.
Dengan penyimpanan sebesar itu, tentunya pengguna lebih leluasa dalam menyimpan dokumen
presentasi maupun dokumen-dokumen lain. Jika merasa kurang, pengguna juga dapat melakukan
upgrade ke paket yang lebih besar dengan membayar harga langganan per bulan. Atau jika ingin
yang gratis, pengguna dapat memanfaatkan Dropbox yang juga terintegrasi dengan Google Slide,
Google Docs, dan Google Sheets.

Agar kita dapat mengenal lebih jauh tentang kecanggihan Google Slide sila mengunjungi kanal
https://www.youtube.com/watch?v=S5gc3WBrz58&ab_channel=REFOIndonesia.

4. Fitur yang ada di Google Slide


Fitur yang disediakan Google Slide tidak jauh berbeda dengan Microsoft PowerPoint. Beberapa
fitur dalam Google Slide antara lain adalah:
a. Voice Type Speaker Notes
Fitur ini memungkinkan kita tinggal merekam suara dan mengucapkan kalimat yang
ingin ditampilkan di slide presentasi. Bahkan kita dapat memilih jenis bahasa yang
akan digunakan.
b. Activity Dashboard
Fitur tersebut akan memberikan informasi mengenai progress pembuatan presentasi.
Jadi aktivitas semua anggota tim dalam menyusun presentasi akan terlihat melalui
Activity Dashboard. Dengan begitu, bisa diketahui apa saja perubahan yang sudah
diberikan, dan siapa saja yang membuat perubahan tersebut.
c. Animasi
Google Slide memiliki fitur animasi yang akan membuat proses transisi slide tampak
lebih menarik yang dapat digunakan dan dipilih sesuai dengan kebutuhan. Jenis
animasi transisi yang digunakan dapat diaplikasikan pada satu slide maupun beberapa
slide. Kita dapat melihat hasil preview untuk jenis animasi yang sudah diaplikasikan.
Untuk lebih jauh mengenal tentang fitur-fitur dalam Google Slide kita dapat mengunjungi kanal
berikut https://www.youtube.com/watch?v=uOacR8tx_T0&ab_channel=REFOIndonesia.

3. Pembelajaran berbasis Projek


Paradigma pembelajaran terus berubah. Saat ini tugas guru dalam pembelajaran tidak hanya
menyampaikan konsep dan teori saja. Guru juga harus mempertimbangkan bahwa pembelajaran
dapat memotivasi dan meningkatkan kreativitas siswa. Salah satu model pembelajaran yang
dikenal adalah pembelajaran berbasis projek (project-based learning).

Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran
yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk.
Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan
melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.

Proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas peserta didik dalam memecahkan masalah,
dilakukan secara berkelompok/mandiri, melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu,
dituangkan dalam sebuah produk riil yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai standar untuk
selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain. Model pembelajaran ini menekankan pada proses
pembelajaran jangka panjang, siswa terlibat secara langsung dengan berbagai isu dan persoalan
kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan persoalan nyata,
bersifat interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku mulai dari merancang,
melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered). Dalam pelaksanaanya, PBL
bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal sebelum mengumpulkan data dan informasi
dengan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas
secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan sebagai wahana
pemelajaran dalam memahami permasalahan yang komplek dan melatih serta mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam melakukan investigasi dan melakukan kajian untuk menemukan
solusi permasalahan.

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang dalam rangka: (1) Mendorong dan membiasakan siswa
untuk menemukan sendiri (inquiry), melakukan penelitian/pengkajian, menerapkan keterampilan
dalam merencanakan (planning skills), berfikir kritis (critical thinking), dan penyelesaian
masalah (problem-solving skills) dalam menuntaskan suatu kegiatan/proyek. (2) Mendorong
siswa untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu ke dalam berbagai
konteks (a variety of contexts) dalam menuntaskan kegiatan/proyek yang dikerjakan. (3)
Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar menerapkan interpersonal skills dan
berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana orang bekerjasama dalam sebuah tim dalam
lingkungan kerja atau kehidupan nyata.

Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk
menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta
didik.

Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik antara lain adalah:


1) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
2) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;
3) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan
yang diajukan;
4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi
untuk memecahkan permasalahan;
5) Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
7) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan
8) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat
dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan
inovasi dari siswa.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka
untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang
kompleks.
4) Meningkatkan kolaborasi.
5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
6) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik
menikmati proses pembelajaran.

Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek adalah:


1) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam penelitian atau percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
2) Kemungkinan adanya peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
3) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta
didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus
dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi
waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalisir dan menyediakan peralatan
yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah
dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam
proses pembelajaran.

Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan
seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek
membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi
berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri
berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa. Pelajaran berbasis proyek juga
meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa
yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan
kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya.

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek adalah :


a) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai
dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha
agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
b) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian
peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan
esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat
dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan
proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan
proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar
merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara
yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
d) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the
Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada
setiap roses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.
e) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan
dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
f) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu
secara jelas. Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai
hasil akhir proyek.Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai,
seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis.
Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan
penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
(1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
(2) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
(3) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta
didik.

Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan akhir
proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan
penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist.

Untuk menyegarkan kembali pengetahuan kita tentang model pembelajaran berbasis projek
sebaiknya kita buka link https://www.youtube.com/watch?v=arpJzNv22fw .

Contoh Model Pembelajaran Berbasis Projek:


- Projek dalam mata pelajaran
https://www.youtube.com/watch?v=4N1U2sqdU1M
https://www.youtube.com/watch?v=Hi4hDeuBWDM

- Projek lintasmapel
https://www.goethe.de/ins/id/id/spr/unt/kum/gku.html#:~:text=Universitas%20Anak%2DAn
ak%20Digital%20Jerman,bentuk%20permainan%20dengan%20bahasa%20Jerman.

- Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


https://www.youtube.com/watch?v=QhTICCTDrR4

Sumber Pustaka

Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015 SMA/SMK Mata Pelajaran
Bahasa Jerman, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015.

Bahan Pelatihan Google Workspace Education, REFO, 2020.

Anda mungkin juga menyukai