Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PENERAPAN METODE KASUS DALAM KELAS ONLINE

A. Introduction
Kelas online ialah kelas yang dilaksanakan secara virtual dan adanya tatap muka secara langsung
melalui adanya sebuah media atau kelas online ialah kelas yang tidak bisa bersentuhan langsung
namun bisa bertatap muka dengan adanya bantuan teknologi. Kelas online berisikan sebuah kelas
dimana proses pembelajaran berlangsung tanpa adanya interaksi langsung. Kelas online memiliki
manfaat dalam pengaplikasiannya yaitu: kelas online dapat dilaksanakan tanpa terbatas ruang dan
waktu dan kelas online tanpa secara langsung mengajarkan setiap peserta untuk lebih mengenal dan
tahu mengenai teknologi. Dalam kelas online ada beberapa aplikasi yang dibutuhkan yang pada
umumnya ialah google meet,zoom,classroom dan e-learning. Kelas online memiliki banyak manfaat
dan dampak yang berguna untuk menunjang pendidikan bukan hanya secara formal namun juga
secara informal. Hal inilah yang mendasari bahwa kelas online sangat penting diterapkan di era
sekarang ini.
Kelas online sederhana ialah kelas virtual yang pelaksanaannya menggunakan teknologi yang
sederhana. Atau kelas online sederhana ialah kelas yang pelaksanaannya secara virtual namun
teknologi yang digunakan mudah digunakan,mudah didapatkan dan aksesnya sederhana. Kelas online
sederhana salah satunya dapat dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi yang penggunaannya
sudah umum dan hemat dalam penyimpanan dan hemat dalam pemakaian data internet. Salah satu
contohnya ialah aplikasi google classroom dan google meet. Aplikasi keduanya bisa digunakan dalam
kelas online sederhana karena keduanya merupakan aplikasi yang berasal dari satu sumber besar yaitu
google dan pemakaian aplikasi tersebut mudah dipahami dan mudah dalam mengaksesnya. Kelas
online sederhana dapat diterapkan dalam pembelajaran. Salah satu penerapan dari kelas online
sederhana dapat kita temukan dalam pembelajaran fisika.
Pembelajaran fisika secara online memiliki arti proses belajar mengajar fisika dimana
pelaksanaannya dilaksanakan secara virtual atau online. Pembelajaran fisika secara online sudah
dilaksanakan sejak tahun 2020. Namun pelaksanaannya di tahun tersebut masih mengalami banyak
kendala karena di tahun itu ialah tahun pertama adanya inovasi pembelajaran yang awalnya offline
(tatap muka langsung) beralih ke online/virtual secara umum di Indonesia. Mulai sejak tahun
2020,pembelajaran fisika hingga saat ini di tahun 2022 masih tetap ada dilaksanakan. Pembelajaran
fisika secara online dapat dilaksanakan namun memiliki dampak.
Dampak dari pembelajaran fisika secara online ada dua dampak yaitu dampak baik dan dampak
buruk. Terlebih dahulu kita mengetahui dampak baik dari pembelajaran fisika secara online ialah
pembelajaran dapat dilaksanakan tanpa adanya batas ruang dan waktu,hemat dalam hal ekonomi dan
waktu,pembelajaran memiliki banyak referensi,media yang digunakan bukan hanya satu saja namun
menjadi multimedia. Adapun dampak buruk atau juga disebut kendala dalam pembelajaran fisika
secara online materi yang disampaikan oleh pendidik tidak dapat dipahami siswa dengan baik,akses
internet yang terbatas,kurangnya jaringan yang memadai dan pembelajaran fisika secara online
kebanyakan peserta didik tidak memahami materi dan pembelajaran online hanya sering sekilas saja
serta jika ada praktikum kemungkinan hanya dilaksanakan secara sekilas.
Metode kasus atau case method ialah sebuah proses pembelajaran dimana dilaksanakan dengan
bantuan metode dimana awal pembelajaran diberikan sebuah kasus atau case. Diawal pembelajaran
diberikan kasus. Kasus yang dimaksud bukanlah sebuah masalah. Karena antara kasus dan masalah
itu beda. Dalam hal ini pembelajaran dilaksanakan dengan metode yaitu metode kasus. Metode
pembelajaran dengan metode kasus dapat diterapkan dalam pembelajaran salah satunya dalam
pembelajaran fisika. Dengan alasannya ialah dalam pembelajaran fisika akan selalu ada kasus-kasus
yang perlu dipecahkan. Kasus-kasus tersebut dapat dipecahkan atau diselesaikan menggunakan
metode kasus.
Dalam metode kasus pembelajaran berlangsung diharapkan dua arah dan aktif. Karena
pembelajaran dengan metode kasus mengharuskan setiap peserta didik untuk aktif dan mengikuti alur
pembelajaran dengan baik. Metode kasus dalam pembelajaran bisa awalnya bukan guru langsung
memberi sebuah kasus,melainkan guru meminta dan menyuruh siswanya untuk membaca atau
menikmati/menonton video pembelajaran yang sudah disediakan oleh guru. Karena kasus dalam hal
pembelajaran ada baiknya diawali adanya setidaknya sedikit ilmu atau pemahaman siswa mengenai
materi yang akan dijadikan kasus.
Dan dari guru melakukan tahap yang tadi,siswa akan mendapatkan sebuah gambaran atau ilmu
secuil mengenai materi. Setelah itu guru dapat langsung memberi kasus yang harus dipecahkan dan
diberi solusi oleh siswa. Kemudian siswa dapat melakukan pemecahan dan solusi dengan cara belajar
kelompok agar ilmu yang didapatkan bisa dibagikan antara yang satu dengan yang lain. Jadi dalam
pembelajaran dengan metode kasus bukan ilmu saja yang didapatkan oleh peserta didik namun
mereka mendapatkan beberapa skill salah satunya yaitu kemampuan dalam bekerja sama.
Pembelajaran dengan metode kasus memiliki manfaat dalam penerapannya. Karena melalui
metode kasus siswa diharuskan mampu dan bisa berpikir kritis untuk memunculkan solusi yang
kadang tidak terlintas dalam benak mereka dan melalui metode kasus siswa harus bisa memberikan
solusi di tengah kemungkinan yang tidak ada. Jadi kemampuan berpikir krtis mereka akan diasah dan
dipertajam agar kasus tadi dapat dipecahkan dan ada solusi untuk akhirnya. Solusi yang nantinya
dapat dipergunakan untuk mengatasi kasus yang sama. Contoh penerapan metode kasus dalam
pembelajaran ialah dalam pembelajaran fisika.
Pembelajaran fisika dengan bantuan metode kasus membantu para peserta didik untuk memahami
fisika dalam kehidupan bukan hanya fisika dengan rumus dan angka. Dan dalam pembelajaran
fisika,metode kasus yang diharapkan diberikan oleh pendidik itu ialah kasus dalam kehidupan sehari-
hari ya ada hubungannya dengan fisika. Misalnya dalam materi hukum I newton. Maka pendidika
harus bisa memberikan kasus dalam kehidupan dengan materi hukum I newton. Sehingga para siswa
tidak membayangkan saja namun bisa melihat langsung dari kasus tersebut dan mereka mampu
menempatkan diri mereka jika peserta didik berada dalam kasus tersebut.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi atau eksperimen
semu tanpa kelas pembanding. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 16 Bandung. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 16 Bandung. Sedangkan sampel
yang dipilih adalah siswa kelas X-Jerman 8 sebanyak 20 siswa.
Data dalam penelitian ini diolah dan dianalisis melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Memeriksa dan menganalisis hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest).
2. Melakukan uji validitas dan reliabilitas pretest dan posttest.
3. Melakukan persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data yang telah
diperoleh.
4. Menguji signifikansi perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji T
C. Hasil dan Pembahasan

Sampel Pre Test Post Test


2
X X Y Y2
1 63 3969 92 8464
2 43 1849 85 7225
3 62 3844 98 9604
4 67 4489 95 9025
5 62 3844 95 9025
6 50 2500 77 5929
7 65 4225 97 9409
8 63 3969 87 7569
9 62 3844 95 9025
10 43 1849 82 6724
11 48 2304 88 7744
12 55 3025 75 5625
13 42 1764 83 6889
14 38 1444 90 8100
15 40 1600 90 8100
16 42 1764 90 8100
17 43 1849 88 7744
18 52 2704 88 7744
19 27 729 67 4489
20 33 1089 82 6724
Jumlah 1000 52654 1744 153258
S 11.81881 7.8847
Max 67 98
Min 27 67

Kategori Penilaian menurut Arikunto (2008:245)

Angka 100 Keterangan

80-100 Baik sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

Uji Normalitas Data Pretest


Sampel X Zi f(zi) s(zi) f(zi)-s(zi)
1 27 -1.94605 0.0262 0.05 -0.0238
2 33 -1.43839 0.0764 0.1 -0.0236
3 38 -1.01533 0.1562 0.15 0.0062
4 40 -0.84611 0.2996 0.2 0.0996
5 42 -0.67689 0.2514 0.3 -0.0486
6 42 -0.67689 0.2514 0.3 -0.0486
7 43 -0.59228 0.2776 0.4 -0.1224
8 43 -0.59228 0.2776 0.4 -0.1224
9 47 -0.25383 0.4013 0.45 -0.0487
10 48 -0.16922 0.4364 0.5 -0.0636
11 50 0 0 0.55 -0.55
12 52 0.169222 0.5636 0.6 -0.0364
13 55 0.423055 0.6628 0.65 0.0128
14 62 1.015331 0.8438 0.8 0.0438
15 62 1.015331 0.8438 0.8 0.0438
16 62 1.015331 0.8438 0.8 0.0438
17 63 1.099942 0.8621 0.9 -0.0379
18 63 1.099942 0.8621 0.9 -0.0379
19 65 1.269164 0.8965 0.95 -0.0535
20 67 1.438385 0.9236 1 -0.0764

Uji Normalitas data Posttest

Sampel Y Zi f(zi) s(zi) f(zi)-s(zi)


1 67 -2.56193 0.0052 0.05 -0.0448
2 75 -1.5473 0.0618 0.1 -0.0382
3 77 -1.29365 0.0985 0.15 -0.0515
4 82 -0.65951 0.2578 0.25 0.0078
5 82 -0.65951 0.2578 0.25 0.0078
6 83 -0.53268 0.2981 0.3 -0.0019
7 85 -0.27902 0.3936 0.35 0.0436
8 87 -0.02537 0.492 0.4 0.092
9 88 0.101462 0.5398 0.55 -0.0102
10 88 0.101462 0.5398 0.55 -0.0102
11 88 0.101462 0.5398 0.55 -0.0102
12 90 0.355118 0.6368 0.7 -0.0632
13 90 0.355118 0.6368 0.7 -0.0632
14 90 0.355118 0.6368 0.7 -0.0632
15 92 0.608774 0.7257 0.75 -0.0243
16 95 0.989258 0.8365 0.9 -0.0635
17 95 0.989258 0.8365 0.9 -0.0635
18 95 0.989258 0.8365 0.9 -0.0635
19 97 1.242914 0.8925 0.95 -0.0575
20 98 1.369742 0.9131 1 -0.0869

Anda mungkin juga menyukai