Anda di halaman 1dari 4

NAMA : IRFAN HIDAYAT

TUGAS RESUME BAB V


PUASA
A. Pengertian Puasa
Menurut bahasa, puasa dalam bahasa Arab yaitu shiyam atau shaum yang
artinya menahan atau menjauhkan diri dari (Ahmad Warson Munawwir, 1997: 804).
Sejalan dengan pengertian di atas, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah (2011: 3) mengartikan puasa, yaitu menahan diri dari sesuatu.
Adapun menurut istilah, puasa berarti menahan diri dari makan, minum,
hubungan seksual suami istri dan dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar
hingga terbenam matahari dengan niat karena Allah (Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2011: 3).
B. Syarat dan Rukun Puasa
Syarat ibadah puasa itu terbagi menjadi 2, yaitu syarat wajib dan syarat sah.
Adapun syarat wajib puasa sebagai berikut (Syakir Jamaluddin, 2013: 224):
1. Beragama Islam
2. Baligh
3. Berakal atau mumayyiz
4. Mampu
Sedangkan syarat sah puasa menurut Syakir Jamaluddin (2013: 225) yaitu:
1. Bagi wanita harus suci dari haid, nifas dan wiladah.
2. Dikerjakan pada hari dibolehkan berpuasa.
Mengenai rukun ibadah puasa, dikalangan ulama fiqih terjadi perbedaan
pendapat yakni (Syakir Jamaluddin, 2013: 224):
1. Umumnya ulama fiqih berpendapat bahwa rukun ibadah puasa itu hanya menahan
diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari sejak terbit fajar sampai
terbenamnya matahari.
2. Sementara ulama fiqih dari kalangan Mazhab Syafi’i dan Mazhab Maliki
menambahkan satu rukun lagi yaitu Niat.
C. Hal-hal yang Membatalkan Puasa dan Mengurangi Nilainya
1. Makan dan minum dengan sengaja
2. Senggama suami-istri di siang hari pada bulan Ramadhan
3. Muntah dengan sengaja (Syakir Jamaluddin, 2013: 226-227).
4. Keluar darah haid atau nifas sebagai konsekuensi syarat sahnya puasa (Syakir
Jamaluddin, 2013: 227).
5. Gila saat berpuasa (Syakir Jamaluddin, 2013: 227).
6. Mengeluarkan air mani dengan sengaja (onani) atau istimna’
D. Pantangan Orang Berpuasa
Ada beberapa pantangan orang yang berpuasa (Himpunan Putusan Majelis Tarjih,
1967: 171) yaitu:
1. Berkumur atau istinsyaq secara berlebihan.
2. Mencium dan bermesraan dengan suami/istri di siang hari.
3. Menggosok gigi saat berpuasa.
4. Menuangkan air di atas kepala saat berpuasa.
E. Tata Cara Berpuasa
1. Niat
2. Makan Sahur, perkara yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw.
3. Menjauhi hal-hal yang dapat membatalkan puasa dan hal-hal yang dapat
mengurangi nilainya
4. Berbuka Puasa
5. Memberi makan berbuka bagi orang yang berpuasa
6. Shalat berjama’ah di masjid
7. Melakukan amalan-amalan utama di bulan Ramadhan, seperti: Bershadaqah,
memperbanyak baca Al-Qur’an, shalat lail/shalat tahajjud/qiyam Ramadhan/shalat
tarawih, dan Beri’tikaf di masjid terutama di sepuluh terakhir bulan Ramadhan
F. Beberapa Persoalan dalam Ibadah Puasa
1. Orang mati tapi punya hutang puasa
2. Makan atau minum karena lupa saat berpuasa
G. Macam-Macam Puasa
1. Puasa Wajib
a. Puasa Ramadhan
Yaitu puasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan.
a. Melihat bulan sabit (rukyatul-hilal)
b. Menggunakan perhitungan atau hisab, yakni menghitung posisi benda-
benda langit seperti bulan dan matahari.
Adapun orang yang diwajibkan dan yang tidak boleh puasa Ramadhan
adalah:
1) Orang yang diwajibkan berpuasa Ramadhan adalah semua orang
islam, baik laki-laki maupun Perempuan, yang mukallaf.
2) Orang yang tidak boleh berpuasa di bulan Ramadhan, namun
wajib menggantinya di luar bulan Ramadhan adalah Perempuan
yang sedang haid dan nifas di bulan Ramadhan.
Adapun beberapa orang yang diberi keringan (dispensasi) untuk tidak
berpuasa di bulan Ramadhan, namun wajib menggantinya di luar bulan
Ramadhan seperti yang di tetapkan dalam Al-Qur’an dan Hadist, yaitu:
1) Orang yang sakit biasa dibulan Ramadhan
2) Orang yang sedang berpergian (musafir)
Sedangkan orang-orang yang boleh meninggalkan puasa Ramadhan,
namun harus menggantinya dengan membayar fidyah sebanyak 1 mud
atau lebih dengan dengan makanan pokok untuk setiap hari yang
ditinggalkan dari puasanya, yaitu:
1) Orang yang sudah tidak mampu berpuasa, seperti orang yang sudah
tua renta
2) Orang yang sakit menahun
3) Perempuan yang hamil dan menyusui
c. Puasa Qadla yaitu puasa yang dilaksanakan untuk mengganti kewajiban
puasa yang ditinggalkannya pada bulan Ramadhan. (Syakir Jamaluddin,
2013: 240). Hal ini didasarkan pada QS. Al-Baqarah ayat 183.
d. Puasa Kifarat (tebusan) ditujukan bagi:
1) Seorang muslim yang membunuh muskim lainnya tanpa sengaja,
apabila tidak mampu membebaskan seorang budak beriman dan
tidak mampu membayar diat/denda yang diserahkan kepada
keluarga yang terbunuh, maka wajib berpuasa dua bulan berturut-
turut.
2) Seorang suami yang mendzihar istrinya (menganggap istrinya sama
dengan ibunya, yang berarti haram dinikahi), kemudian menarik
Kembali ucapannya, apabila tidak mampu membebaskan seorang
budak mukmin maka wajib berpuasa dua bulan berturut-turut.
3) Seorang yang melanggar sumpah, jika tidak sanggup memberikan
makan pada sepuluh orang fakir miskin, maka wajib berpuasa tiga
hari.
e. Puasa Nadzar, yaitu puasa yang kewajibannya ditimbulkan/ditetapkan oleh
diri kita sendiri (Syakir Jamaluddin, 2013: 241) karena memperoleh
sesuatu yang sangat diharapkan.
b. Puasa Sunnah
a. Puasa pada Hari A’rafah tanggal 9 Dzulhijjah (HR. Muslim dari Abu
Qatadah) yang dilakukan khususnya oleh kaum Muslim yang tidak berhaji.
(Syakir Jamaluddin, 2017:242).
b. Puasa a’syura ; puasa pada hari ke-10 dari bulan muharam.
c. Puasa pada hari seni dan kamis
d. Puasa 6 hari pada bulan syawal
e. Puasa dalam kondisi jihad (perang dijalan Allah)
f. Puasa sya’ban
g. Puasa 3 hari tiap bulan sesuai kalender hijriah
h. Puasa nabi daud atau pusa berselang yaitu sehari berpuasa sehari
berikutnya tidak, dan demikian seterusnya.( Syakir Jamaluddin, 2013:243).
c. Puasa Makruh
Ada beberapa puasa yang dimakruhkan berdasarkan hadis nabi SAW, yaitu:
a. Puasa sepanjang massa / seumur hidup (shaum al-dahr).
b. Puasa wishal yaitu puasa terus menerus, misalnya puasa selama dua hari
berturut-turut tanpa sahur dan buka
c. Puasa pada hari jum’at atau sabtu saja
d. Puasa sehari menjelang Ramadhan.
d. Puasa Haram
a. Puasa pada 2 hari raya ‘Id, yakni idul fitri dan idul adha
b. Puasa pada hari tasyrik, yakni tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah
c. Puasa sunnah yang di kerjakan oleh seorang istri tanpa seizin suaminya
d. Puasa yang dapat menimbulkan kemudaharatan.
H. Hikmah Puasa
Dalam konteks puasa ini, banyak sekali hikmah yang terkandung didalamnya,
antara lain:
1. Dimensi rohaniyah (Muhammad Bin Ibrahim Al-Tuwaijiry, 2002:3)
a. Puasa sebagai cara untuk bertaqwa kepada Allah dengan melakukan
kewajiban dan meninggalkna larangannya.
b. Puasa membiasakan seseorang untuk menguasai diri, mengekang nafsu,
melatih bertanggung jawab dan sabar menghadapi kesulitan
c. Puasa menjadikan seorang muslim merasakan penderitaan sesamanya,
hingga mendorongnya untuk membantu dan berbuat baik kepada fakir
miskin.
d. Puasa sebagai penyuci jiwa (tazkiyat bin nafsi), membersihkan hati dari
akhlak tercela.
2. Puasa jasmaniah
Adapun pengaruh mekanisme puasa terhadap Kesehatan jasmani meliputi
beberapa aspek, yaitu:
a. Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan
b. Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi).
c. Menambah jumlah sel darah putih sehingga dapat meningkatkan daya
tahan tubuh
d. Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh.
e. Memblokir makanan untuk bakteri, virus, dan sel kanker
f. Mendorong terjadinya pergantian sel-sel tubuh yang rusak dengan yang
baru (peremajaan).
g. Meningkatkan daya serap makanan, memperbaiki fungsi hormon dan
meningkatkan fungsi organ tubuh.
Juga hikmah puasa itu adalah mampu mencegah dan menyembuhkan penyakit
sebagai berikut:
a. Menurunkan kolestrol dan trigliserida tinggi
b. Menrunkan berat badan dan mencegah obesitas (kegemukan)
c. Mengurangi resiko kencing manis (diabetes mellitus) tipe II
d. Menurunkan tekanan darah tinggi
e. Mencegah pengerasan pembuluh darah
f. Mencegah gangguan jantung dan stroke
g. Pada umumnya maag yang fungsional akan membaik karena puasa
h. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sperma.

Anda mungkin juga menyukai