BAB I PEMODELAN
Istilah riset operasi diciptakan selama Perang Dunia II ketika para pemimpin militer Inggris
meminta para ilmuwan dan insinyur untuk menganalisis beberapa masalah militer seperti
penyebaran radar dan manajemen konvoi, pemboman, kapal selam, dan operasi
penambangan.
Penelitian Operasional (Operations research) atau sering juga disebut ilmu manajemen
adalah sebuah pendekatan ilmiah sederhana yang berusaha untuk merancang dan
mengoperasikan sistem yang terbaik, biasanya dalam kondisi yang membutuhkan alokasi
Pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan biasanya melibatkan penggunaan satu atau
lebih model matematika. Model matematika adalah representasi matematis dari situasi aktual
yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik atau hanya untuk
A. Model Optimasi
Optimasi meliputi:
• Fungsi Objektif
Fungsi yang ingin kita maksimalkan atau minimalkan. Dalam banyak situasi, suatu
• Variabel Keputusan
• Fungsi Kendala
Dalam kebanyakan situasi, hanya nilai-nilai tertentu dari variabel keputusan yang
Contoh:
Sebuah perusahaan Furniture yang akan membuat meja dan kursi. Keuntungan yang
diperoleh dari satu unit meja adalah Rp 70.000,- sedangkan keuntungan yang diperoleh dari
satu unit kursi adalah Rp. 50.000,-. Namun untuk meraih keuntungan tersebut Perusahaan
menghadapi kendala keterbatasan jam kerja. Untuk pembuatan 1 unit meja memerlukan 4
jam kerja. Untuk pembuatan 1 unit kursi membutuhkan 3 jam kerja. Untuk pengecatan 1 unit
meja dibutuhkan 2 jam kerja, dan untuk pengecatan 1 unit kursi dibutuhkan 1 jam kerja.
Jumlah jam kerja yang tersedia untuk pembuatan meja dan kursi adalah 240 jam per minggu
sedang jumlah jam kerja untuk pengecatan adalah 100 jam per minggu. Berapa jumlah meja
• Fungsi Kendala
B. Proses Pemodelan
Saat riset operasi digunakan untuk memecahkan permasalahan optimasi, berikut adalah
Berdasarkan resep yang ada, campuran kue tersebut harus terdiri dari paling sedikit 200 kg
daging ayam, paling sedikit 400 kg daging sapi, dan tidak lebih dari 300 kg cereal.
Perusahaan ingin mengetahui pencampuran yang optimal dari bahan-bahan baku yang dapat
meminimumkan biaya. Formulasi model matematika dari permasalahan ini.
2. Perusahaan ABCD akan memproduksi dua macam benda, yaitu Produk I dan Produk II.
Untuk memproduksi setiap unit produk I diperlukan bahan baku A sebanyak 40 kg dan bahan
baku B sebanyak 25 kg serta bahan baku C sebanyak 80 kg. Sedangkan untuk memproduksi
setiap unit produk II diperlukan bahan baku A sebanyak 30 kg dan bahan baku B sebanyak
40 kg serta bahan baku C sebanyak 50 kg. Jumlah bahan baku yang disediakan perusahaan
masing_masing adalah bahan baku A sebanyak 3000 kg dan bahan baku B sebanyak 1500
kg serta bahan baku C sebanyak 3600 kg. Sumbangan terhadap laba dan biaya tetap (yang
dihitung dengan harga jual persatuan dikurangi biaya variabel per satuan) setiap unit produk
I sebesar Rp 150,00 dan setiap unit produk II Rp 120,00. Buat Formulasi Model dari
permasalahan ini.
3. Sebuah perusahaan ingin menentukan berapa banyak masing_masing dari tiga produk yang
berbeda yang akan dihasilkan dengan tersedianya sumber daya yang terbatas agar diperoleh
keuntungan maksimum. Kebutuhan tenaga kerja dan bahan baku serta sumbangan
keuntungan masing_masing produk adalah sebagai berikut:
Produk Sumber Daya Laba
Tenaga Kerja Bahan (Rp/Unit)
(jam/unit) (Kg/unit)
I 5 4 3
II 2 6 5
III 4 3 2
Tersedia 240 jam kerja dan bahan mentah sebanyak 400 kg. Buat formulasi model program
linier untuk permasalahan ini!
4. PT Kue Enak memproduksi tiga jenis kue, yaitu pia, bolukismis dan cookies dengan
keuntungan tiap jenis produk masing_masing Rp 150, Rp 400 dan Rp 600. Setiap minggu
ditetapkan minimum produksi roti pia 25 unit, bolu kismis 130 unit dan cookies 55 unit.
Ketiga jenis roti memerlukan pemrosesan tiga kali yaitu penyiapan bahan, peracikan dan
pengovenan seperti terlihat pada tabel berikut: