Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH GREEN BANKING, MEKANISME KONTROL DAN

KOMITE AUDIT TERHADAP FINANCIAL DISTRESS


(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2022)

Dini Rahmawati
Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Mathla’ul Anwar Banten
Dinira270200@gmail.com

Abstrak
DINI RAHMAWATI B04180048 Pengaruh green banking, mekanisme
kontrol, dan komite audit terhadap finacial distress. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh Green Banking terhadap Financial Distress, untuk
mengetahui pengaruh Mekanisme Kontrol terhadap Financial Distress untuk
mengetahui pengaruh komite audit terhadap Financial. Populasi pada penelitian
ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pemilihan sampel menggunakan teknik sampel jenuh.
Pengujian hipotesis menggunakan Uji t berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa: Green Banking berpengaruh terhadap Financial Distress.
mekanisme kontrol berpengaruh terhadap Financial Distress. komite audit
berpengaruh terhadap Financial Distress. Pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2020-2021.
Kata kunci: green banking, mekanisme kontrol, dewan komisaris,
kepemilikan publik, komite audit, dan financial distress.
Abstrack

DINI RAHMAWATI B04180048 The effect of green banking, control


mechanisms, and audit committees on financial distress. This study aims to
determine the effect of Green Banking on Financial Distress, to determine the
effect of Control Mechanisms on Financial Distress to determine the effect of the
audit committee on Financial Distress. The population in this study are banking
companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Sample selection using
saturated sample technique.
Testing the hypothesis using the t test based on the results of the research
shows that: Green Banking has an effect on Financial Distress. control
mechanisms affect Financial Distress. the audit committee has an effect on
Financial Distress. Banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange
for the 2020-2021 period.
Keywords: green banking, control mechanism, board of commissioners, public
ownership, audit committee, and financial distress

1
1. Pendahuluan
Dunia industri semakin berkembang dengan pesat setiap tahunnya
dan mnegakibatkan terjadinya persaingan antara organisasi atau
perusahaan. Hal ini akan berdampak pada setiap perusahaan akan
menghadapi berbagai tantangan agar dapat bertahan. Misalnya saja pada
PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) membukukan kerugian Rp5,03 triliun.
Jumlah tersebut meningkat dari periode yang sama setahun sebelumnya,
yakni rugi sebesar Rp2,31 triliun. Mengutip laporan keuangan triwulan IV
2022 KB Bukopin mencetak pendapatan bunga konsolidasian sebesar
Rp4,12 triliun. Sementara itu, kerugian penurunan nilai aset keuangan
meningkat menjadi Rp3,93 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,04
triliun pada tahun 2021. (Aprilia, 2023)
Financial Distress merupakan tahap dari kondisi keuangan
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan sebelum terjadinya
kebangkrutan (Damayanti et al., 2021). Sedangkan menurut Yucha (2018)
Financial Distress adalah gambaran perusahaan yang mengalami kesulitan
keuangan. Financial Distress dapat disebabkan oleh perencanaan bisnis
yang kurang baik, jika operasional perusahaan tidak direncanakan dengan
baik maka akan berpotensi mengalami Financial Distress, kerugian yang
secara terus-menerus juga dapat menyebabkan Financial Distress hal ini
dikarenakan kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan sulit atau krisis
sehingga perusahaan mengalami penurunan dana untuk menjalankan
kegiatan usahanya karena disebabkan menurunnya pendapatan atau laba
yang didapatkan perusahaan sehingga perusahaan mengalami kesulitan
dalam membayar kewajibannya. (Dewi et al., 2019).
Perusahaan yang mengalami Financial Distress hingga bangkrut
penyebabnya ada beberapa hal. Mulai dari ketidakmampuan manajemen
dalam melakukan pengambilan keputusan, tidak sesuainya penerapan
keputusan, hingga berbagai faktor lainnya. Berbagai penyebab kegagalan
perusahaan tersebut bisa di hindari jika perusahaan dapat menerapkan
mekanisme corporate governance dengan baik. Faulina, (2021). Di
Indonesia sendiri sebelumnya sudah ada beberapa bank yang mulai
mengimplementasikan praktek Green Banking namun hanya sebatas pada
inisiasinya, dan itupun masih bersifat voluntary. Regulasi terkini yang
relevan dengan praktek Green Banking adalah dikeluarkannya Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51/POJK.03/2017 mengenai
keuangan berkelanjutan. Melalui aturan ini, Lembaga Jasa Keuangan
(LJK), emiten, dan perusahaan publik di dorong untuk menyediakan
sumber pendanaan untuk pembangunan berkelanjutan dan pendanaan
terkait perubahan iklim dalam jumlah yang memadai. . (Wrespatiningsih et
al.,2022).
Hasil penelitian Cahyoputro, Rafael Galih & Hadiprajitno, (2022)
CSR dalam dimensi lingkungan berpengaruh negatif terhadap Financial
Distress sedangkan CSR dalam dimensi sosial dan CSR dalam dimensi

2
tata kelola tidak berpengaruh terhadap risiko Financial Distress. Penelitian
yang dilakukan oleh Dewi et al., (2019) Likuiditas dan Profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap Financial Distress, sedangkan Leverage
tidak berpengaruh terhadap Financial Distress.
Objek dalam ini penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2022. Alasan penulis memilih
objek penelitian ini dikarenakan data yang tersedia di BEI cukup lengkap,
akurat, mudah diperoleh dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Tinjauan Pustaka
1. Grand Theory
a. Teori Agensi (Agency Theory)
Teori agensi (agency teory) adalah teori yang memaparkan adanya
pemisahaan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan.
Pemisahan yang dimaksud disini adalah pemisahaan kepentingan.
Berdasarkan teori keagenan, terdapatnya pemisahan antara
kepemilikan perusahaan dan pengelolaan perusahaan dapat
memunculkan konflik. Penyebab kemunculan konflik atau agency
conflict terjadi karena pihak terkait yaitu principal (pemegang saham)
dan agen (yang mengelola dana principal) tidak mempunyai
kepentingan yang selaras (Jannah et al., 2021).
b. Teori Stakeholder (Stakeholders Theory)
Freeman (1984) berpendapat bahwa stakeholder adalah seseorang atau
sekelompok orang yang dipengaruhi dan mempengaruhi proses
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
c. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)
Legitimasi menjelaskan bahwa aktivitas perusahaan adalah yang
dikehendaki, pantas atau serasi dengan beberapa sistem nilai, norma,
keyakinan, serta ketentuan yang dibuat secara kemasyarakatan Maka
dari itu, perusahaan harus memiliki keselerasan antara nilai
kemasyarakatan yang memiliki kaitan secara langsung dan tidak
langsung dengan aktivitas perusahaan,terutama pemanfaatan sumber
daya oleh perusahaan (Cahyoputro, Rafael Galih & Hadiprajitno, 2022)
2. Green Banking
Pengertian Green Banking
Green banking atau perbankan hijau adalah perbankan yang
aktivitas nya ramah lingkungan. Kegiatan green banking di praktikan
dalam berbagai kegiatan. Salah satu nya ialah mengurangi penggunaan
kertas (paperless) dengan bertransaksi secara online seperti membayar
tagihan secara online sehingga dapat melakukan penghematan energi,
serta melakukan pinjaman kepada perusahaan yang go green (Dwi dan
Kunradus, 2019)
GBDI = Xij X 100%
Nj
Keterangan:

3
GBDI= Green Banking Disclosure Index perusahaaan
Xij = 1= jika diungkapkan
0 = jika item tidak diungkapkan
Nj = Jumlah Indikator 21 item

3. Dewan Komisaris
Dewan komisaris dapat terbentuk dari komisaris yang bukan
merupakan pihak terafiliasi yang biasa disebut sebagai komisaris
independen dan komisaris yang terafiliasi (Praditasari & Setiawan,
2017).
DK = Jumlah Anggota Dewan Komisaris

4. Kepemilikan Publik
Kepemilikan saham publik adalah propersi kepemilikan saham yang
dimiliki oleh publik atau masyarakat terhadap saham perusahaan.
(Syifa et., al 2017)
KSP=Kepemilikan Saham <5% x100%
Total Lembar saham Perusahaan

5. Financial Distress
Irham Fahmi, (2020) menyatakan bahwa, Financial Distress adalah
tahap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu
perusahaan yang terjadi sebelum mengalami kebangkrutan atau
likuidasi, yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan adapun
likuidasi. Kondisi ini pada umumnya ditandai antara lain dengan
adanya penundaan pengiriman, kualitas produk yang menurun,
dan penundaan pembayaran tagihan dari bank.

aset lan ar utang lan ar


total aset
la a ditahan
total aset
la a se elum unga dan pajak
total aset
total ekuitas
total lia ilitas

4
Setelah melakukan penghitungan diatas kemudian disesuaikan
dengan nilai cut-off yang telah ditentukan untuk mendapatkan klasifikasi,
nilai cut-off tersebut yaitu sebagai beikut :
, , , ,

4. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh Green Banking Terhadap Fiancial Distress
Praktek Green Banking adalah satu dari sekian upaya yang bisa
dilakukan perbankan untuk melaksanakan tanggungjawab sosialnya
terhadap lingkungannya. Walaupun bank sebenarnya tidak secara
langsung tergolong sebagai penyumbang pencemaran lingkungan,
namun pemberian pinjaman kepada nasabanya dapat menjadi salah satu
faktor dalam mencemarkan lingkungan (Setyoko & Wijayanti, 2022).
H1 : Green Banking berpengaruh terhadap Fiancial Distress
2. Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Financial Distress
Dewan komisaris berperan untuk mengawasi implementasi kebijakan
direksi. Oleh karena itu dewan komisaris seharusnya dapat mengawasi
dewan direksi sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan
kepentingan pemegang saham. Komposisi dewan komisaris harus
sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang
efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara independen dalam
arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu
kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis
dalam hubungan satu sama lain dan terhadap direksi (Maryam &
Yuyetta, 2019)
H2: Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Financial Distress
3. Pengaruh Komite Audit Terhadap Financial Distress
Komite audit harus melakukan pemeriksaan laporan keuangan serta
memastikan bahwa informasi dalam laporan keuangan perusahaan telah
dibuat sesuai standar akuntansi yang berlaku umum dan terhindar dari
salah satu laporan keuangan dengna pemahaman yang baik yang
dimiliki komite audit mengenai sistem akuntansi dan keuangan pada
perusahaan, maka pengawasan keuangan perusahaan akan menjadi
lebih optimal sehingga akan menghindari terjadinya Financial Distress
(Rustyningrum & Rohman, 2021).
H3 : Komite Audit berpengaruh terhadap Financial Distress

Green Banking (X1) H₁


Dewan Komisaris (X2) H₂ Financial
H3
Distress (Y)
Kepemilikan Publik (X3)

Komite Audit (X4) H4

5
5. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian Sugiyono, (2017) pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. tujuan adanya
penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti tentang
bagaimana peneliti dilakukan, sehingga permasalahan dapat diselesaikan.
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik.
2. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan infromasi
mengenai penelitian terkait. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder.
3. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan Perusahaan
Perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2022 sebanyak
46 Perusahaan (Terlampir).
4. Sampel
Sugiyono, (2017) “teknik sampling adalah teknik pengam ilan sampel,
untuk menentukan sampel yang akan digunakan penelitian” Tekink
sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua yaitu probability
sampling dan nonprobability sampling. Teknik sampling yang digunakan
oleh penulis adalah teknik nonprobability sampling.

6. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi linier
berganda, analisis koefisien determinasi.
Tabel 1
Descriptive Statistics Variable
N Minimum Maximum Sum Mean
GB 46 0,238 1,000 30,240 0,65739
DK 46 0,250 1,000 19,375 0,42120
KP 46 0,022 0,852 22,142 0,48135
KA 46 0,333 1,000 29,011 0,63067
FD 46 1,052 2,903 76,680 1,66696
Valid N 46
(listwise)
Sumber: Data diolah peneliti dengan SPSSVersi 25

a. Berdasarkan hasil analisis dari tabel 1 dapat dilihat bahwa Green Banking yang
diukur oleh Green Banking Disclosure Index (GBDI) dengan keseluruhan sampel
sebanyak 46 perusahaan diperoleh rata-rata (mean) sebesar 0,657 artinya hanya
65,7% dari jumlah indikator Green Banking yang diungkapkan, sisanya belum
mengunggapkan indikator Green Banking secara lengkap pada perusahaan
perbankan. Nilai minimum sebesar 0,238 yang dimiliki oleh Bank Victoria

6
Internasional Tbk. Nilai maksimum sebesar 1,00 dimiliki oleh Bank Artha Graha
Tbk. Jumlah (sum) Green Banking sebesar 30,240.
b. Dewan komisaris (DK) dengan keseluruhan sampel sebanyak 46 perusahaan
diperoleh rata-rata (mean) sebesar 0,421 artinya hanya 42,1% dari jumlah
indikator dewan komisaris, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai minimum
sebesar 0,250 yang dimiliki oleh Bank Negara Indonesia Tbk, Bank Syariah
Indonesia Tbk, Bank KB Bukopin Tbk, Bank Raya Indonesia Tbk, Bank BTPN
Syariah Tbk, Bank Danamon Tbk, Bank Ganesha Tbk, Bank Panin Dubai Syariah
Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk, Bank Amar Indonesia Tbk, Bank Sinarmas Tbk,
Bank Ina Perdana Tbk, Bank Mayapada Tbk, Bank Multiarta Indonesia Tbk, dan
Bank Mestika Dharma Tbk. Nilai maksimum sebesar 1,00 yang dimiliki oleh
Bank China Constr Tbk. Nilai sum sebesar 19,375.
c. Kepemilikan Publik (KP) dengan keseluruhan sampel sebanyak 46 perusahaan
diperoleh rata-rata (mean) sebesar 0,481 artinya hanya 48,1% dari jumlah
indikator kepemilikan publik, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai
minimum sebesar 0,022 yang dimiliki oleh Bank Bumi Arta Tbk. Nilai
maksimum sebesar 0,852 yang dimiliki oleh Bank Central Asia Tbk Dengan nilai
sum sebesar 22,142.
d. Komite Audit (KA) dengan keseluruhan sampel sebanyak 46 perusahaan
diperoleh rata-rata (mean) sebesar 0,630 artinya hanya 63% dari jumlah indikator
Komite Audit, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai minimum sebesar 0,333
yang dimiliki oleh Bank Tabungan Negara Tbk, Bank Raya Indonesia Tbk, Bank
Jago Tbk, Bank Neo Commerce Tbk, Bank MNC Internasional Tbk, dan Bank
Ganesha Tbk. Nilai maksimum sebesar 1,00 yang dimiliki oleh Bank Multiarta
Indonesia Tbk. Dengan nilai sum sebesar 29,011.
e. Financial Distress dengan keseluruhan sampel sebanyak 46 perusahaan diperoleh
rata-rata (mean) sebesar 1,667. Nilai minimum sebesar 1,052 yang dimiliki oleh
Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. Nilai maksimum sebesar 2,903 yang
dimiliki oleh Bank MNC Internasional Tbk. Dengan nilai sum sebesar 76,680.
Tabel 3
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 0,609 0,371 0,250 0,17763
a. Predictors: (Constant), GB, DK, KP, KA
Sumber: Data diolah peneliti dengan SPSS versi 25

Dari hasil SPSS diatas kita bisa melihat apakah ada pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari nilai Adjusted R-Squared. Maka
koefisien atau nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,250 dapat diartikan variabel
X Green Banking ( ₁), Mekanisme kontrol ( ₂) (yang diukur oleh dewan
komisaris, dan kepemilikan publik) dan komite audit ( ₃). Terhadap variabel
terikat Y (Financial Distress), memiki kontribusi sebesar 25% sedangkan sisanya
(100% - 25% = 75%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam
penelitian ini. Seperti Intellectual capital dan sebagainya.

7
Tabel 4
Analisis regresi berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 2,300 0,418 5,504 0,000
GB 0,177 0,294 0,083 2,600 0,552
DK -0,277 0,317 0,123 -2,873 0,388
KP 0,499 0,330 0,208 2,513 0,138
KA 1,384 0,459 0,424 3,017 0,064
a. Dependent Variable: Financial Distress
Sumber: Data diolah peneliti dengan SPSS versi 25

a. Konstanta sebesar 2,300 artinya jika diasumsikan nilai Green Banking, dewan
komisaris, komite audit dan kepemilikan publik dianggap konstan, maka
Financial Distress meningkat sebesar 2,300 persen.
b. Koefisien regresi (X₁) sebesar 0,177 artinya jika diasumsikan Green Banking
mengalami perubahan 1 persen dan dewan komisaris, komite audit,
kepemilikan publik dianggap konstan, maka Financial Distress meningkat
sebesar 0,177 persen dari kondisi sebelumnya.
c. Koefisien regresi (X₂) (DK) sebesar -0,277 artinya jika diasumsikan dewan
komisaris mengalami perubahan 1 persen dan Green Banking, komite audit,
kepemilikan publik dianggap konstan, maka Financial Distress menurunkant
sebesar 0,277 persen dari kondisi sebelumnya. Dan Koefisien regresi (KSP)
sebesar 0,499 artinya jika diasumsikan komite audit mengalami perubahan 1
persen dan Green Banking, dewan komisaris, kepemilikan publik dianggap
konstan, maka Financial Distress meningkat sebesar 0,154 persen dari kondisi
sebelumnya.
d. Koefisien regresi (X₃) sebesar 1,384 artinya jika diasumsikan kepemilikan
publik mengalami perubahan 1 persen dan Green Banking, dewan komisaris,
komite audit dianggap konstan, maka Financial Distress meningkat sebesar
0,154 persen dari kondisi sebelumnya.

Uji Hipotesis

Uji Parsial T
a. Pengaruh Green Banking Terhadap Financial Distress
Berdasarkan tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan dari Green Banking
sebesar 0,552 > 0,05 dengan nilai t hitung > t tabel (2,600>2,018), artinya terdapat
pengaruh antara green banking terhadap financial distress dengan demikian hipotesis
alternatif (H₁) diterima.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Asfahaliza & Anggraeni, (2022) bahwa Green Banking berpengaruh terhadap financial
distres. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Anggraini et al., (2020) bahwa
Green Banking berpengaruh secara positif pada Financial Distress.

8
b. Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Financial Distress
Berdasarkan tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan dari dewan komisaris
sebesar 0,388 > 0,05 dengan nilai t hitung < t tabel (-2,873 < 2,018), artinya terdapat
pengaruh negatif antara dewan komisaris terhadap financial distress.Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2019) dan Litasari (2018) dan
Rustyaningrum & Rohman, (2021) yang menunjukan bahwa jumlah dewan komisaris
berpengaruh negatif terhadap Financial Distress.
c. Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Financial Distress
Berdasarkan tabel 5.5 juga dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan kepemilikan publik
sebesar 0,138 > 0,05 dengan nilai t hitung > t tabel (2,513 > 2,018), artinya terdapat
pengaruh antara kepemilikan publik terhadap financial distress dengan demikian
hipotesis alternatif (H₂) diterima. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lugina Kurniawan, (2021) bahwa kepemilikan publik berpengaruh
postif terhadap Financial ditress.
d. Pengaruh Komite Audit Terhadap Financial Distress
Berdasarkan tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan dari komite audit
sebesar 0,064 > 0,05 dengan nilai t hitung > t tabel (3,017>2,018), artinya terdapat
pengaruh antara komite audit terhadap financial distress dengan demikian hipotesis
alternatif (H₃) diterima. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Prihati & Tidar, (2022) bahwa komite audit berpengaruh terhadap Financial Distress.
Sedangkan penelitian menurut Norziaton & Hafizah, (2019) menemukan bahwa
keahlian komite audit berpengaruh negatif terhadap Financial Distress.

7. Simpulan
Penelitian ini menganalisis berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pengaruh Green
Banking, Mekanisme Kontrol Dan Komite Audit Terhadap Financial Distress
(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia
Tahun )” Menggunakan Teknik Analisis Regresi, Yaitu Uji T (Parsial) Dengan
Bantuan Program SPSS versi 25, peneliti menyimpulkan bahwa: Berdasarkan dari
pengujian hipotesis nilai signifikan dari Green Banking sebesar 0,552 > 0,05
dengan nilai t hitung > t tabel (2,600>2,018), sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis alternatif (H₁) yang menyatakan ahwa terdapat pengaruh antara Green
Banking terhadap Financial Distress artinya (diterima). Berdasarkan dari pengujian
hipotesis nilai signifikan dari Mekanisme kontrol yang diukur oleh dewan
komisaris sebesar 0,388 > 0,05 dengan nilai t hitung < t tabel (-2,873 < 2,018).
Kemudian Berdasarkan dari pengujian hipotesis nilai signifikan dari Mekanisme
kontrol yang diukur oleh keppemilikan publik sebesar 0,138 > 0,05 dengan nilai t
hitung > t tabel (2,513 > 2,018), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
alternatif (H₂) yang menyatakan ahwa terdapat pengaruh antara mekanisme
kontrol terhadap Financial Distress artinya (diterima). Berdasarkan dari pengujian
hipotesis nilai signifikan dari komite audit sebesar 0,064 > 0,05 dengan nilai t
hitung > t tabel (3,017>2,018), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
alternatif (H₃) yang menyatakan ahwa terdapat pengaruh antara komite audit
terhadap Financial Distress artinya (diterima).

9
Saran

Setalah melakukan penelitian, pembahasan dan merumuskan kesimpulan dari penelitian


ini, maka penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan peneitian yang
telah dilakukan untuk dijadikan masukan dan bahan pertimbangan yang berguna dan
lebih baik bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan diharapkan bisa terus mempertahankan green banking dan


meningkatkan financial distress pada tahun berikutnya supaya kinerja dari suatu
perusahaan dapat dipandang baik oleh investor maupun masyarakat dan konsumen.
Penulis menyarankan agar perusahaan dapat meningkatkan faktor mekanisme good
corporate governance, seperti jumlah saham yang dimiliki oleh setiap manajemen
dan institusional dan melengkapi mengungkapkan struktural untuk bahan penelitian.
Supaya kinerja dari suatu perusahaan meningkat. Untuk peneliti selanjutnya
diharapkan untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan agar ukuran perusahaan
tidak dapat memperlemah variabel independen terhadap kinerja perusahaan. Supaya
kinerja perusahaan dapat meningkat pesat dari tahun ketahun tanpa adanya
penurunan kinerja perusahaan.
2. Bagi manajemen perusahaan diharapkan mampu lebih transparan dalam melaporkan
seluruh laporan keuangan perusahaan. Karena manajemen adalah pihak yang
dipercaya oleh para pemegang saham dalam mengelola perusahaan.
3. Bagi investor atau calon investor agar dapat menilai atau memilah mana perusahaan
yang efektif untuk dijadikan tempat berinvestasi. Sebaiknya para calon investor dan
investor harus memperhatikan informasi-informasi yang berkaitan keuangan maupun
non-keuangan.

Daftar Pustaka:
Anggraini, D., ARYANI, D., & Prasetyo, I. B. (2020). Analisis Implementasi Green
Banking Dan Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Bank Di Indonesia (2016-
2019). JBMI (Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Informatika), 17(2), 141 161.
https://doi.org/10.26487/jbmi.v17i2.11264
Aprilia, Z. (2023). Bank KB Bukopin Laporkan Kerugian Rp 5,03 Triliun. CNBC
INDONESIA. https://www.cnbcindonesia.com/market/20230411124747-17-
428937/bank-kb-bukopin-laporkan-kerugian-rp-503-triliun
Asfahaliza, A. N. P., & Anggraeni, P. W. (2022). Pengaruh Penerapan Green Banking
Terhadap Profitabilitas Perbankan Di Indonesia Periode 2016-2021. Contemporary
Studies in Economic Finance and Banking, 1(2), 298 311.
Cahyoputro, Rafael Galih & Hadiprajitno, P. B. (2022). Pengaruh Csr Serta Aktivitas
Csr Dalam Dimensi Lingkungan , Sosial , Dan Tata Kelola Terhadap Risiko.
11(4), 1 14.
Damayanti, I., Kumalasari, R. E., & Sholihah, S. (2021). Pengaruh Gcg, Rasio

10
Keuangan, Arus Kas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial Distress Pada
Perbankan. Jurnal Computech & Bisnis, 15(2), 120 129.
Dewi, N. L. P. A., Endiana, I. D. M., & Arizona, I. P. E. (2019). Pengaruh Rasio
Likuiditas, Rasio Leverage dan Rasio Profitabilitas Terhadap Financial Distress
Pada Perusahaan Manufaktur. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(November), 1689 1699.
Effendi, M. A. (2016). The power of good corporate governance: teori dan
implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Faulina, N. F. (2021). Pengaruh Corporate Governance terhadap Financial Distress
(Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2016-2018). Skripsi Universitas Andalas, 1(69), 5 24.
Hanif, Wahyu Ningsih, N., & Iqbal, F. (2020). Green Banking Terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Keuangan Dan Perbankan, 3(2),
86 99.
Istiana, T., Hasiholan, L. B., & Fathoni, A. (2018). ANALISIS PENGARUH
PENERAPAN STRUKTUR GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus di Perusahaan Rokok yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Journal of Management, 4(4).
Jannah, A. M., Dhiba, Z. F., & Safrida, E. (2021). Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Likuiditas dan Leverage terhadap Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur
di BEI. JAKP: Akuntansi, Keuangan Dan Perpajakan, 4(1), 14 23.
Kushariadi, B. (2018). PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE,
LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE. 2,
6 11.
Kushariadi, B., & Putra, R. N. (2018). Good Corporate Governance, Leverage, Ukuran
Perusahaan Dan Tax Avoidance. Journal of Islamic Finance and Accounting, 1(2),
1. https://doi.org/10.22515/jifa.v1i2.1401
Lestari, T., & Wahyudin, A. (2021). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
terhadap Financial Distress dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating.
Business and Economic Analysis Journal, 1(1), 50 62.
Lugina Kurniawan, L. (2021). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Green Banking
Disclosure dengan Mekanisme Kontrol sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Wahana
Akuntansi, 16(1), 1 16. https://doi.org/10.21009/wahana.16.011
Manan, M. A., & Hasnawati, S. (2022). Pengaruh Good Corporate Governance terhadap
Financial Distress yang di Kontrol oleh Ukuran Perusahaan pada Perusahaan
Industri Sektor Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi, Keuangan, Dan
Manajemen, 3(4), 279 292. https://doi.org/10.35912/jakman.v3i4.1197

11
12

Anda mungkin juga menyukai