MAQASHID SYARIAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana
Hukum Jurusan Perbandingan Mazhab Dan Hukum pada Fakultas Syariah
Dan Hukum UIN Alauddin Makassar
Oleh:
REZA DAMAISAR
NIM: 10300118005
Nim : 10300118005
Maqashid Syariah
benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini
merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain sebagian atau
seluruhnya maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi
hukum.
Reza Damaisar
NIM. 10300118005
ii
KATA PENGANTAR
atas segala nikmatnya, baik nukmat kesehatan, nilmat iman, maupun nikmat
menyelesaikan tugas skripsi ini dengan judul “Fatwa Tentang Bom Bunuh Diri
untuk meraih gelar Sarjana Hukum di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Muhammad saw. Nabi yang telah membawa kita bersama para sahabatnya dari
alam kegelapan menuju ke alam terang benderang yang mengenal Allah swt.
Sehimgga kita bisa merasakan bagaimana keindahan Islam dan manisnya iman.
Terselesainya skripsi ini tidak hanya hasil jeriih payah dari penulis semata
namun juga berangkat dari bantuan dorongan dan motivasi dari berbagai pihak.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua yang tercinta yakni ayah saya
Latatta dan ibunda saya Rosmini serta saudara dan saudari saya yang selalu
memberikan saya motivasi mendoakan saya dari rumah sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan tepat penulis juga menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Hamdan Juhainis, M.A, Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, para Wakil Rektor dan seluruh staf UIN Alauddin
Makassar.
2. Bapak Dr. H. Muammar Muhammad Bakry, Lc., M.A. selaku Dekan Fakultas
ibunda Dr. Hj. Rahmatiah HL, M.Pd. selaku wakil dekan I akademik dan
iii
selaku wakil dekan II bidang administrasi umum dan keuangan, kepada bapak
Dr. H. Muh. Saleh Ridwan, M.Ag. selaku wakil dekan III bidang
Perbandingan Mazhab dan Hukum, kepada bapak Dr. Abdi Wijaya, S.Ag.,
M.Ag. selaku sekretaris jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum yang telah
4. Teruntuk keapada bapak Dr. H. Abdul Wahid Hadade, Lc., M.H.I. selaku
5. Teruntuk kepada bapak Prof. Dr. H. Kasjim, S.H., M.TH.I. selaku penguji 1
dan bapak Dr. H. Abdul Syatar, Lc., M.H.I. selaku penguji 2 yang tidak bosan-
6. Dan juga teruntuk kepada kakak-kakak senior kami yang selalu memberikan
skripsi ini.
7. Dan teruntuk kepada seluruh teman-teman kelas dan juga mahasiswa Fakultas
8. Dan juga kepada seluruh pihak yang mmembantu saya dalam menyelesaikan
skeipsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu semoga Allah swt.
iv
Penulis menyadari bahwa tidak ada kesempurnaan dalam dunia ini begitu
pula dalam penyusunan skripsi ini yang tidak luput dari kekurangan serta
kesalahan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
skripsi ini, penulis berharap semoga rahmat dan izin Allah swt. mudah-mudahan
skripsi ini bermanfaat bagi penulis bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pihak yang membacanya di kemudian hari, dan kepada pihak yang membutuhkan
Reza Damaisar
NIM. 10300118005
v
DAFTAR ISI
vi
B. Implikasi Penelitian.....................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................53
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat
1. Konsonan
Huruf
Nama Huruf Latin Nama
Arab
ب Ba b Be
ت Ta t Te
ج Jim j Je
د Dal d De
ر Ra r Er
س Sin s Es
viii
ظ zet (dengan titik di
Za ẓ
bawah)
ع ‘ain ‘
apostrof terbalik
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha H Ha
ء Hamzah ,
Apostrof
ي Ya Y Ye
tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda
(‘).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vocal bahasa Indonesia, terdiri atas vocal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
ِا Kasrah I I
ix
ُا ḍammah U U
Huruf dan
Harkat dan Huruf Nama Nama
Tanda
Contoh:
3. Maddah
Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf
i dan garis di
ى kasrah dan yā’ i
atas
u dan garis di
ىو ḍammah dan wau ū
atas
Contoh:
َم اَت: mata
َر َم ى: rama
ِقْيْل: qila
َيُم ْو ُت: yamutu
x
4. Tā’ Marbūṭah
Transliterasi untuk tā’ marbūṭah ada dua, yaitu: tā’ marbūṭah yang hidup
atau mendapat harkat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, yang transliterasinya adalah
[t]. Sedangkan tā’ marbūṭah yang mati atau mendapat harkat sukun
Kalau pada kata yang berakhir dengan tā’ marbūṭah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka tā’
Contoh:
5. Syaddah (Tasydid)
Contoh:
sesuai dengan bunyi huruf yang ada setelah kata sandang. Huruf "l" ()ل
diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata
sandang tersebut.
xi
Contoh:
َاْلَفْلَس َفُة: al-falsafah
َاْلِبَالُد: al-biladu
7. Hamzah
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di
awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
a. Hamzah di Awal
ُاِم ْر ُت: umirtu
b. Hamzah Tengah
َش ْي ٌء: :Syai’un
8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia
Pada dasarnya setiap kata, baik fi‘il, isim maupun huruf, ditulis
sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat
dilakukan dengan dua cara; bisa terpisah per kata dan bisa pula dirangkaikan.
Contoh:
xii
Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya
atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frase nominal), ditransliterasi tanpa huruf
hamzah.
Contoh:
ِد ْيُن هلَّلاDinullah هلَّلا ِباbillah
Adapun tā’ marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-
Contoh:
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All caps), dalam
kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf
kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama dari (orang,
tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri
didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh:
B. Daftar Singkatan
H = Hijrah
xiii
M = Masehi
SM = Sebelum Masehi
w. = Wafat tahun
HR = Hadis Riwayat
xiv
ABSTRAK
Nama : Reza Damaisar
Nim : 10300118005
Judul : Fatwa Bom Bunuh Diri dalam Tinjauan Maqashid Al-
Syariah.
Penelitian ini berjudul Fatwa Bom Bunuh Diri dalam Tinjauan Maqashid
Al-Syariah. Adapun pokok masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana
metodologi hukum penghalalan bom bunuh diri atau Harokah istisyhadiyah?
Bagaimana penerapan gerakan istisyhadiyah yang benar dalam hukum Islam?
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode
library research yang mengambil dari buku jurnal dan buku-buku lainnya atau kita
kenal dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
suatu penelitian yang mengambil sumber data dari buku-buku perpustakaan,
sedangkan deskriptif adalah menggambarkan apa adanya suatu tema yang akan di
paparkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan dan
memberikan justifikasi kepada Muslim untuk berjuang, berperanag (harb) dan
menggunakan kekerasan (qital) terhadap para penindas, musuh-musuh Islam dan
pihak luar yang menunjukkan sikap bermusuhan dan tidak mau hidup berdamai
dengan Islam dan kaum Muslimin. Beberapa perbedaan pendapat ulama terhadap
metodologi hukum penghalalan bom bunuh diri atau Harokah istisyhadiyah.
Yusuf Qardawi menyebutkan keabsahan praktek bom bunuh diri (istishadiyyah)
tidak termasuk dalam hal yang dilarang dengan alasan apa pun, walaupun yang
menjadi korban adalah penduduk sipil. Pandangan Abdul Malik dari kalangan
ulama Malikiyah berpendapat bahwa tidak apa-apa jika seseorang dengan
sendirian melawan tentara musuh yang besar apabila ia memiliki kekuatan dan
niat ikhlas kepada Allah. Pandangan Muhammad Mutawalli al-Sya”rawi” orang
yang membunuh dirinya sendiri divonis akan dikekalkan dalam neraka. Allah-lah
yang menciptakannya, dan ruh serta hidup manusia adalah milik Allah swt, jika
manusia bunuh diri, berarti dia menghancurkan atau merusak sesuatu yang bukan
miliknya.
Implikasi dari penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan bom bunuh diri
menggugurkan salah satu bagain dari maqashid al-syariah yaitu dharuriyat karena
menyebabkan gugurnya dalam menjaga agama, jiwa, keturunan, harta dan
menjaga akal. Diharapkan setiap umat muslim mengingat bahwa Islam adalah
agama yang mengharamkan bagi siapapun untuk tidak melakukan bunuh diri atau
menghilangkan nyawanya sendiri terlebih dengan cara bom bunuh diri.
Kata kunci: Fatwa, Bom Bunuh Diri dan Maqashid Syariah
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Islam sangat menjunjung tinggi harga diri seorang manusia terlebih lagi
jiwa seorang muslim, sebagai seorang muslim hendaknya menjaga dan merawat
jiwanya baik secara jasmani, rohani, akal, harta serta keturunan dan tidak juga
merusak jiwa saudaranya atau orang lain dan hendaknya saling mengingatkan
Islam, serupa dengan agama-agama Nabi Ibrahim yang lain yang memperlihatkan
bunuh diri sebagai suatu dosa yang amat menjejaskan perjalanan rohaniah
atau masalah yang dihadapi seseorang. Ini karena umat Islam harus sedar bahwa
nyawa yang kita punyai ii adalah milik Allah, dan manusia tidak layak untuk
manusia sangat rinci dalam memberikan hal-hal yang perlu di capai dalam
segala yang memabukkan apa pun nama dan bahannya. Nabi bersabda;
1
Zainil Ghulam, Implementasi Maqashid Syariah Dalam Koperasi Syariah, Iqtishoduna
Vol. 7, No. 1, April 2016, h. 96-98.
2
Ummul Maisarah Mohd Ariffin, Najihad Abd Wahid, Anas Mohd Yunus, Zurita Mohd
Yusoff & Mohd Rahim Ariffin, Perspektif Islam Terhadap Rehabilitasi Bunuh Diri (Islamic
Perspectives on Suicide Rehabilitiation), International Jurnal of Advanced Research in Islamic
Studies and Education. h. 3
1
2
: Artinya
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mutsanna dan
Muhammad bin Hatim keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami
Yahya -yaitu Al Qatthan- dari Ubaidullah telah mengabarkan kepada kami
Nafi' dari Ibnu Umar dia berkata -dan saya tidak mengetahuinya kecuali dari
Nabi beliau bersabda, "Setiap yang memabukkan adalah khamer dan setiap
khamer adalah haram.
Menjaga harta yaitu dilarangnya mencuri dan sangsi atasnya, dilarang
curang dan berkhianat di dalam berbisnis, dilarang riba, dilarang memakan harta
orang lain dengan cara bathil, kewajiban mengganti barang yang dirusaknya.
Menjaga keturunan dalam Islam adalah melaui pernikahan yang sah dan salah satu
hal yang dapat merusak hifdzun nasab itu sendiri adalah pernikahan yang
dilakukan dengan berbeda agama, hal ini bisa menyebabkan nasab dalam keluarga
seseorang tersebut tidak terjaga. Menjaga jiwa sama pentingnya menjaga agama
karena apabila tidak ada jiwa yang menegakkannya maka eksistensi agama akan
hilang. Larangan membunuh bertujuan untuk menjaga jiwa manusia agar tidak
jelas adalah untuk menjaga nyawa dan kehidupan yang damai antara sesama
berkaitan dengan akidah, ibadah, hukum yang disyaratkan Allah swt kepada
pengalaman masa lalu dalam bentuk tekstualnya dalam lapangan sosial politik.
Tindakan sosial politik Nabi dan sahabat dianggap sebagai contoh final yang
3
Abdul Husain Muslim ibn al-hajjaj, Shahih Muslim (Riyadh: Ifkar Ad-Daulah, 1998), h.
831
3
harus ditiru umat Islam di manapun dan kapanpun. Islam kaffah yang
mulai dari ekonomi, masyarakat, Negara lengkap dengan symbol dan bentuknya.
mazhab Wahhabi, Maududian yang harus diterapkan umat Islam seluruh dunia.4
Salah satu doktrin utama yang diyakini kelompok radikal adalah jihad
menegakkan agama Allah dengan jiwa dan raga. Dalam doktrin jihad ini, praktek
ke laut, danau, dan sejenisnya, apapun motif perbuatannya, apakah karena prustasi
al-Ayyubbi, maka pada saat itu negara Palestina merupakan negara merdeka.
Namun beberapa puluhan tahun belakangan ini muncul kaum Yahudi yang
kemudian mengklaim dan mempunyai misi untuk mengambil negara tersebut dan
bahkan tidak segan untuk membunuh kaum muslimin yang bertahan di tempatnya
di Palestina.6
4
M. Imdadun Rahmat, 2003, Islam Pribumi, menolak Arabisme, Mencari Islam
Indonesia, Jakarta: Jurnal Tashwirul Afkar PP Lakpesdam, Edisi No. 14, h. 14.
5
Akh. Fauzi Aseri, 2002, Euthanasia, Suatu Tinjauan dari Segi Kedokteran, Hukum
Pidana, dan Hukum Islam, dalam Problematika Hukum Islam Kontemporer, Editor: Dr. H.
Chuzaimah T. Yanggo dan HA. Hafiz Anshary AZ., MA., Jakarta: Pustaka Firdaus dan LSIK, cet.
3, h. 64.
6
Emilia Palupi Nurjannah, M. Fakhruddin, Deklarasi Balfour: Awal Mula Konflik Israel
Palestina, Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, Vol. 1 No.1 Maret 2019, h.16
4
Para pelaku bom bunuh diri sering kali melakukan aksinya di obyek-obyek
vital yang banyak dikunjungi warga negara Barat yang telah melakukan teror
Mereka tidak memandang apakah aksi bom bunuh diri akan membawa kerugian
terhadap negara tertentu. Bom bunuh diri dapat membunuh dan melukai warga
bunuh diri menurutt Abu Hamid al Ghazali dan Abu Ishak as Syatibi melarang
QS Al-An’am/6: 151
۞ ُقْل َتَع اَلْو ا َاْتُل َم ا َح َّر َم َر ُّبُك ْم َع َلْيُك ْم َااَّل ُتْش ِر ُك ْو ا ِبٖه َش ْئًـا َّو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِاْح َس اًنۚا َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْو اَل َد ُك ْم ِّم ْن ِاْم اَل ٍۗق
َنْح ُن َنْر ُزُقُك ْم َو ِاَّياُهْم ۚ َو اَل َتْقَر ُبوا اْلَفَو اِحَش َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَۚن َو اَل َتْقُتُلوا الَّنْفَس اَّلِتْي َح َّر َم ُهّٰللا ِااَّل ِباْلَح ِّۗق ٰذ ِلُك ْم
١٥١ َو ّٰص ىُك ْم ِبٖه َلَع َّلُك ْم َتْع ِقُلْو َن
Terjemahnya:
7
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarrta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an, 2019), h. 148
5
8
١٧٩ َو َلُك ْم ِفى اْلِقَص اِص َح ٰي وٌة ّٰٓيُاوِلى اَاْلْلَباِب َلَع َّلُك ْم َتَّتُقْو َن
Terjemahnya:
Dan dalam Qishah itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-
memilih untuk berdiplomasi lewat jalur politik praktis, terbukti dengan adanya
memandang tabu dan haram mengikuti alam demokrasi. Dan para ulama pun
telah sepakat bahwa amar ma’ruf nahi munkar tidak boleh dilaksanakan dengan
tengah masyarakat, dalam hal ini Rasulullah saw sebenarnya telah mengingatkan
fase-fasenya, yaitu: dengan kekuatan, atau dengan ucapan atau kalau tidak
bom bunuh diri yang disebut bom syahid tersebut9. Ulama muda Saudi, seperti
Syekh Salman al-Audah dan Syekh Sulaiman Nashir al-Ulwan, juga mendukung
aksi ini. Menurut mereka, pengorbanan pemuda yang melakoni bom bunuh diri
untuk membela rakyat Palestina yang dibantai. Mereka tidak mempunyai model
perlawanan efektif, selain dari bom bunuh diri, Menurut fatwa Syaikh al-Syaikh
“Membunuh diri sendiri merupakan kejahatan berat dan dosa besar. Mereka yang
melakukan bunuh diri dengan cara meledakkan diri menggunakan bahan peledak
mereka telah menyimpang jauh dari jalan yang benar, pikiran mereka telah
8
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarrta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an, 2019), h. 27
9
Busyro, Amaliyah Al-Istisyhad (Bom Bunuh Diri) Dalam Tinjauan Dakwah Dan Hukum
Islam, Al-Hurriyah, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2010, h. 46.
6
diserang oleh kejahatan,” engenai sebutan syahid bagi seseorang yang tewas,
yang terikat dengan suatu sifat, seperti setiap orang yang dibunuh fisabillah
syahid, orang yang mati karena penyakit tahun merupakan syahid dan yang
semacamnya. Mereka yang syahid seperti ini terdapat dalam nash hadis Nabi.
Mengklaim seseorang syahid tanpa alasan yang jelas seperti di atas, hal ini
peperangan, kalian mengatakan bahwa si Fulan syahid dan si Fulan telah mati
َح َّد َثَنا َعْب ُد الَّص َم ِد َح َّد َثَنا َّمَحاٌد َعْن ُس َهْيٍل َعْن َأِبيِه َعْن َأيِب ُه َر ْيَر َة َأَّن َر ُس وَل الَّل ِه َص َّلى
ِه ِت ِه
الَّل ُه َعَلْي َو َس َّلَم َق اَل اْلَق يُل يِف َس ِبيِل الَّل َش ِه يٌد َو اْلَم ْطُع وُن َش ِه يٌد َو اْلَم ْبُطوُن َش ِه يٌد َو َمْن
َم اَت يِف َس ِبيِل الَّلِه َفُه َو َش ِه يٌد
:Artinya
Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad, dia berkata; telah
jalan Allah adalah mati syahid, orang yang mati terkena Tha'un adalah mati
syahid, orang yang mati karena sakit perut adalah mati syahid dan
barangsiapa mati di jalan Allah adalah syahid."10
Menjustifikasi seseorang telah mati syahid tidak boleh sembarangan.
Karena syahid adalah tempat yang mulia di sisi Allah swt. dan tidak sembarangan
orang yang mendapatkannya. Orang yang syahid langsung diterima di surga serta
ia bisa memberi syafaat kepada 60 orang yang ia suka pada hari kiamat, Ibnu
juga bersaksi bahwa orang tersebut masuk surga. Konsekuensi ini amatlah berat,
kecuali dengan sifat yang telah disebutkan oleh Rasulullah SAW atau disaksikan
10
7
langsung oleh Beliau, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun berpendapat bom
bunuh diri haram untuk dilakukan. Menurut MUI, bom bunuh diri hukumnya
haram karena merupakan salah satu bentuk tindakan keputusasaan (al-ya’su) dan
mencelakakan diri sendiri (ihlak an-nafs). Baik dilakukan di daerah damai (dar al-
karena merupakan bagian dari jihad bin nafsi yang dilakukan di daerah perang
(dar al-harb) atau dalam keadaan perang dengan tujuan untuk menimbulkan rasa
takut (irhab). Musuh pun mendapatkan kerugian lebih besar termasuk melakukan
mempersembahkan dirinya sebagai korban demi agama dan umatnya. Orang yang
bunuh diri adalah orang yang pesimis atas dirinya dan atas ketentuan Allah SWT.
Untuk itu, MUI menegaskan bahwa terorisme bukan sebuah jihad yang
kesejahteraan masyarakat. Tak hanya itu, MUI menilai terorisme sebagai salah
Sementara itu, jihad adalah segala upaya dengan sekuat tenaga serta
musuh dalam segala bentuknya. Jihad dalam pengertian ini juga disebut sebagai
al qital atau al harb. Jihad pun mengandung arti segala upaya sungguh-sungguh
dan berkelanjutan untuk menjaga dan meninggikan agama Allah (li i’laai
kalimatillah).
tujuannya untuk menegakkan agama Allah dan atau membela hak-hak pihak
terzalimi.
QS Al-Maidah/5: 32
ِم ْن َاْج ِل ٰذ ِلَكۛ َك َتْبَن ا َع ٰل ى َبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل َاَّن ٗه َم ْن َقَت َل َنْفًس ۢا ِبَغْي ِر َنْفٍس َاْو َفَس اٍد ِفى
اَاْلْر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَتَل الَّناَس َجِم ْيًع ۗا َو َم ْن َاْح َياَها َفَك َاَّنَم ٓا َاْح َيا الَّناَس َجِم ْيًعاۗ َو َلَقْد َج ۤا َء ْتُهْم
٣٢ ُرُس ُلَنا ِباْلَبِّيٰن ِت ُثَّم ِاَّن َك ِثْيًرا ِّم ْنُهْم َبْع َد ٰذ ِلَك ِفى اَاْلْر ِض َلُم ْس ِر ُفْو َن
Terjemahnya:
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang
lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia
telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua
manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepadamereka dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di
antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.11
Meskipun demikian sampai saat ini ada juga ulama yang menghalalkan
bom bunuh diri atau gerakan mati syahid di antaranya ust Abdul Shomad pada
saat di berikan sebuah pertanyaan mengenai bom bunuh diri atau gerakan mati
menarik bagi saya mengambil sebuah judul skripsi Fatwa Bom Bunuh Diri
B. Rumusan Masalah
11
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an, 2019), h. 113
12
https://youtu.be/nALmyhDJegY
9
istisyhadiyah.?
maqashid al-syariah.?
C. Kajian Puataka
Dalam kajian Pustaka ini penulis memilih beberapa berkaitan dengan riset
1. Jurnal Imam Mustofa yang berjudul “Bom Bunuh Diri: Antara Jihad Dan
dasarnya para pelaku aksi bom bunuh diri sebagai reaksi dan bentuk
perlawanan terhadap penjajahan dan teror. Bom tas atau bom mobil dan
barisan musuh atau tempat yang didiami oleh musuh atau di kendaraan
toko Muslim terkait tindakan bom bunuh diri secara umum, sedangkan
skripsi ini lebih memfokuskan kepada fatwa terkait bom bunuh diri. 14
13
Imam Mustofa, Bom Bunuh Diri: Antara Jihad Dan Teror (Meluruskan Pemahaman
Hukum Bom Bunuh Diri) 15 A Kota Metro Lampung.
14
Yoyo Hambali, Hukum Bom Bunuh Diri Menurut Islam Radikal dan Islam Moderat,
Maslahah, Vol.1, No. 1, Juli 2010,h. 26
10
3. Jurnal karya Yoyo Hambali yang berjudul “Hukum Bom Bunuh Diri
Menurut Islam Radikal dan Islam Moderat” dalam skripsi ini membahasa
kasus bom bunuh diri secara meluasa bukan saja di Indonesia tetapi
Bom Bunuh Diri Berdasarkan Teori Agresi Dan Bunuh diri Sebagai
5. Jurnal karya Bosyro yang berjudul “Bom Bunuh Diri Dalam Fatwa
Syari’ah” dalam skripsi ini hanya merujuk pada fatwa kontenporer saja17
D. Metodologi penelitian
penelitian.
1. Jenis Penelitian
metode library research yang mengambil dari buku jurnal dan buku-buku lainnya
15
Herlina Nurani, dan Ahmad Ali Nurdin, Pandangan Keagamaan Pelaku Bom Bunuh
Diri Di Indonesia, Univesitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia, Journal of
Islamic Studies and Humanities Vol. 3, No. 1 (2018) h. 79-102.
16
Wildan Kholidul Firdaus, Analisis Perilaku Bom Bunuh Diri Berdasarkan Teori Agresi
Dan Bunuh diri Sebagai Deteksi Dini Radikalisme, jurnal pendidikan dan pengajaran, vol. 1, No. 2
17
Bosyro, Bom Bunuh Diri Dalam Fatwa Kontenporer Yusuf al-Qardawi Dan
Relevansinya Dengan Maqashid Al-Syari’ah, jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, vol.
16, No. 1 (2016
11
atau kita kenal dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. 18Penelitian deskriptif
2. Pendekatan Penelitian
ditetapkan dalam sumber hukum Islam itu sendiri seperti kitab suci Al-Qur’an,
hadis, kaidah ushul fikih, serta pandangan ulama dalam pembahasan suatu
hukum
penelitian ini yang berupa jurnal, buku atau dokumen-dokumen 19 lainnya yang
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data utama dalam penelitian ini mengutip ini seperti
b. Data Sekunder
Mengenai sumber data sekunder yang menjadi penunjang atau data pelengkap
dalam penelitian ini ialah buku tentang perjanjian, jurnal karya ilmiah lainnya
Pada dasarnya metode penelitian untuk mendapatkan data secara ilmia dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.20 Penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan
normatif dengan melakukan konsep hukum yang ada dalam hukum tertulis dan
perundang-undangan.21
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam pembahasan penelitian ini dari hasil
20
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Penelitian,
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 135.
21
Amiruddin dan Zainal Abidin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Cet. Ix : Jakarta:
PT. Raja Prasinjo Prasaja, 2016), h. 118.
13
b. Untuk mengetahui pandangan imam mazhab dan hukum posistif terhadap fatwa
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dapat menjadi produk yang akan dijadikan sebagai bahan
bacaan dan informasi tentang fatwa bom bunuh diri dalam tinjaun Maqashid Al-
Syariah.
b. Manfaat Praktis
Manfaat paraktis dapat dijadikan sebuah gambaran serta bahan ajar terhadap
bebebrapa pihak yang telah memerlikan, dan juga sebagai bahan referensi atau
tambahan informasi bagi pembaca yang ingin mempelacari lebih dalam mengenai
TINJAUAN TEORETIS
A. Fatwa
1. Pengertian Fatwa
jawaban dari suatu pertanyaan, baik si penanya itu jelas identitasnya atau tidak,
pendapat atau keputusan yang berkenaan dengan doktrin atau hukum agama yang
Definifi fatwa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu: (1) Jawaban
berupa keputusan atau pendapat yang diberikan oleh mufti/ahli tentang suatu
masalah, dan (2) nasihat orang alim, pelajaran baik, dan patuah baik. Fatwa adalah
22
Yusuf al-Qardawi, Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan, h. 5
23
Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2012), h. 20
14
15
hukum. Fatwa berasal dari kata arab alifta’, al-fatwa yang secara sederhana berarti
membuat keputusan.24
Fatwa merupakan salah satu metode dalam Al-Qur’an Al_Karim dan As-
perintah fatwa, dan cara inilah yang dominan terhadap Al-Qur’an, baik mengenai
Bila ditelusuri dalam sejarah Islam, fatwa tidak hanya dikeluarkan oleh
penguasa yang memiliki kompetensi resmi untuk itu, seperti mufti yang diangkat
oleh negara, akan tetapi seorang ulama yang terkenal di suatu kawasan yang juga
yas aluunaka ( mereka bertanya kepadamu), dan bentuk perkataan seperti ini
QS Al-Baqarah/2: 189
۞ َيْس َٔـُلْو َنَك َع ِن اَاْلِهَّلِةۗ ُقْل ِهَي َم َو اِقْيُت ِللَّناِس َو اْلَح ِّجۗ َو َلْيَس اْلِبُّر ِبَاْن َتْأُتوا
اْلُبُيْو َت ِم ْن ُظُهْو ِر َها َو ٰل ِكَّن اْلِبَّر َمِن اَّتٰق ۚى َو ْأُتوا اْلُبُيْو َت ِم ْن َاْبَو اِبَهاۖ َو اَّتُقوا َهّٰللا َلَع َّلُك ْم
١٨٩ ُتْفِلُحْو َن
Terjemahnya:
24
Muhammad Hisbullah dan Haidir, DIN, SYARIAH, FIKIH, FATWA, QANIN/QONUT,
DAN QADHA DALAM HUKUM ISLAM, jurnal ilmiah metadata, ISSN, vol.3 No.1
16
QS Al-Baqarah/2: 219
۞ َيْس َٔـُلْو َنَك َع ِن اْلَخ ْم ِر َو اْلَم ْيِس ِۗر ُقْل ِفْيِهَم ٓا ِاْثٌم َك ِبْيٌر َّو َم َناِفُع ِللَّناِۖس َو ِاْثُم ُهَم ٓا َاْك َبُر
ِم ْن َّنْفِع ِهَم ۗا َو َيْس َٔـُلْو َنَك َم اَذ ا ُيْنِفُقْو َن ۗە ُقِل اْلَع ْفَۗو َك ٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ُهّٰللا َلُك ُم اٰاْل ٰي ِت َلَع َّلُك ْم
١٩ َتَتَفَّك ُرْو َۙن
Terjemahnya:
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi.
Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.” Dan mereka
menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan.
Katakanlah, “Kelebihan (dari apa yang diperlukan).” Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan,
26
QS An-Nisa/4: 176
َيْسَتْفُتْو َنَۗك ُقِل ُهّٰللا ُيْفِتْيُك ْم ِفى اْلَك ٰل َلِةۗ ِاِن اْم ُر ٌؤ ا َهَلَك َلْيَس َلٗه َو َلٌد َّو َلٓٗه ُاْخ ٌت َفَلَه ا ِنْص ُف
َم ا َتَر َۚك َو ُهَو َيِر ُثَهٓا ِاْن َّلْم َيُك ْن َّلَها َو َلٌد ۚ َفِاْن َك اَنَتا اْثَنَتْيِن َفَلُهَم ا الُّثُلٰث ِن ِمَّم ا َت َر َك ۗ َو ِاْن
َك اُنْٓو ا ِاْخ َو ًة ِّر َج ااًل َّو ِنَس ۤا ًء َفِللَّذ َك ِر ِم ْثُل َح ِّظ اُاْلْنَثَيْيِۗن ُيَبِّيُن ُهّٰللا َلُك ْم َاْن َتِض ُّلْو اۗ َو ُهّٰللا ِبُك ِّل
١٧٦ ࣖ َش ْي ٍء َع ِلْيٌم
Terjemahnya:
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah
memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan
dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka
bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang
ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta
saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara
perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara
laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama
dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini)
kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.”27
25
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) h. 29
26
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 34
17
2. Kedudukan Fatwa
pelanjut tugas Nabi saw. Sehingga ia berkedudukan sebagai khalifah dan ahli
waris beliau:
َو ِإَّن اْلُع َلَم اَء َو َر َثُة اَأْلْنِبَياِء
Artinya:
hukum-hukum melalui analisis dan ijtihadnya, sehingga jika dilihat dari sisi ini
seorang mufti sebagaimana dikatakan Imam Syatibi juga sebagai pencetus hukum
27
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) h. 106
28
HR Abu Daud dan Tirmidzi dari hadist Abu Darda. Lihat Sunan Abi Daud 3: 317, “Bab
al-Hatsts’ala Thalabil-‘Ilmi”, dan Sunan Tirmidzi 4: 153, “Bab fil Fadhlil-Fiqhi ‘alal Ibadah”
(penj).
29
Yusuf Qardawi, Fatwa Antara Ketelitian & Kecorobohan, h. 5.
18
dengan sengaja tanpa ada alasan yang dibenarkan oleh agama atau dengan cara-
cara yang dilarang oleh agama. Bunuh diri adalah perbuatan menghentikan hidup
sendiri yang dilakukan oleh individu itu sendiri atau atas permintaannya sendiri dengan
sengaja. Pada dasarnya, segala sesuatu itu memiliki hubungan sebab akibat (ini adalah
sistematika). Dalam hubungan sebab akibat ini akan menghasilkan suatu alasan atau
sebab tindakan yang disebut motif30 Tindakan menghilangkan nyawa sendiri dengan
sengaja tidak dibenarkan oleh ajaran Islam karena telah melampaui batas
yang tinggi, menceburkan diri ke sungai, dan sebagainya. Dalam ajaran Islam,
nyawa adalah sesuatu yang menjadi hak Allah, Dia-lah yang berhak memberikan
dan menghilangkannya dari seseorang. Oleh karena itu apabila ada orang yang
dengan sangaja tanpa alasan yang dibenarkan agama, maka ajaran Islam sangat
QS An-Nisa’/4: 29
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن
٢٩ َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم َر ِح ْيًم ا
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu, dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang Kepadamu.32
30
Irwan Budi Nugroho, Euthanasia dan Bunuh Diri Ditinjau Dari Hukum Islam Dan
Hukum yang Berlaku di Indonesia, Jurnal Studi Islam dan Sosial, (SoloVolume 13 No. 2 2020)
31
Lihat Yahya ibn Musa al-Zahrani dalam http:/www.saaid.net/Doat/Yahia/50.htm; juga
http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%
19
QS Al-Baqarah/2: 195
١٩٥ َو َاْنِفُقْو ا ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللا َو اَل ُتْلُقْو ا ِبَاْيِد ْيُك ْم ِاَلى الَّتْهُلَك ِةۛ َو َاْح ِس ُنْو اۛ ِاَّن َهّٰللا ُيِح ُّب اْلُم ْح ِسِنْيَن
Terjemahnya:
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.33
Dua ayat ini menunjukkan bahwa perbuatan bunuh diri dan sengaja
melakukan sesuatu yang membuat diri celaka adalah sesuatu yang dibenci oleh
Allah swt. Menurut al-Raqhib al-Asfihani, ahli bahasa dari Asy’ariyah (w.402 H/
981 M), kata membunuh dalam ayat di atas dapat diartikan dengan
menghilangkan nyawa dengan cara-cara yang dilarang agama. 34 Oleh karena itu
secara umum termasuk dalam pengertian ini membunuh orang lain, membunuh
diri sendiri dan juga membunuh binatang apabila tidak mengikuti prosedur
Thabari, pakar tasir berkebangsaan Persia (w.310 H/923 M), larangan membunuh
itu dimaksudkan juga sebagai larangan membunuh sesama muslim, karena orang
muslim itu dianggap satu, membunuh orang lain saja dianggap sama dengan
QS Al-Hujarat/49: 1
١ ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل ُتَقِّد ُم ْو ا َبْيَن َيَد ِي ِهّٰللا َو َر ُسْو ِلٖه َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َسِم ْيٌع َع ِلْيٌم
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendahului Allah dan Rasul-
Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar
lagi Maha Mengetahui.35
32
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) h. 83
33
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 30
34
Al-Raghib al-Ishfahani, Mu’jam Mufradat al-Alfazh al-Qur`an, (Beirut: Dar al-Fikr,
[t.th]), h. 408
35
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) h. 151
20
hukum sebelum ada petunjuk dari Allah dan Rasul, akan tetapi secara luas juga
dapat menjangkau laarangan membunuh diri sendiri dan juga orang lain, karena
a. QS Al-Baqarah/2: 194
َالَّش ْهُر اْلَحَر اُم ِبالَّش ْهِر اْلَحَر اِم َو اْلُحُرٰم ُت ِقَص اٌۗص َفَمِن اْع َتٰد ى َع َلْيُك ْم َفاْعَتُد ْو ا َع َلْيِه ِبِم ْثِل َم ا اْع َتٰد ى
١٩٤ َع َلْيُك ْم ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللا َو اْعَلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َم َع اْلُم َّتِقْيَن
Terjemahnya:
Bulan haram dengan Bulan haram, dan (terhadap) sesuatu yang dihormati
berlaku (hukum) qisas. Oleh sebab itu barangsiapa menyerang kamu, maka
seranglah dia setimpal dengan seragannya terhadap kamu. Bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang
bertakwa.36
b. QS An-Nahl/16: 125
ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَحَس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتْي ِهَي َاْح َس ُۗن ِاَّن َر َّبَك ُهَو َاْعَلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن
١٢٥ َس ِبْيِلٖه َو ُهَو َاْعَلُم ِباْلُم ْهَتِد ْيَن
Terjemahnya:
Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama
siksaannya yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar,
sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang bersabar37
a. Faktor Sosiologis
36
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarrta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an, 2019 h. 30
37
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 281
21
dan norma yang berlaku. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk
hukum sosial untuk ditaati oleh warga sekalipun aturan itu tidak tertulis.
Manusia tidak dapat dilepaskan dari perbuatan salah dan dosa. Kesalahan
yang dibuat baik yang disengaja maupun tidak sebenarnya memiliki konsekuensi
Lebih khusus lagi, dalam kehidupan rumah tangga tidak jarang muncul
banyak dinamikanya. Ada keluarga harmonis, biasa-biasa saja, ada juga keluarga
bermusyawarah dengan kepala dingin dan dari hati ke hati. Sebab, pada dasarnya
Karena kesalahan satu anggota keluarga, bisa menjadikan keluarga lain tertekan
dan tersingkir. Karena begitu tertekan dan tidak dihargai orang akan melakukan
bunuh diri.
b. Faktor Politik
bernegara.
Untuk meraih posisi penting dalam politik pun orang melakukan banyak
cara. Metode dan taktik dilakukan demi memperebtkan jabatan. Bahkan, cara-cara
akibat dan resiko yang akan muncul. Tetapi, karena motivasi yang sangat kuat dan
pengorbanan sudah banyak dilakukan, langkah yang tercela pun akan dilakukan.
mejadi tepukul dan malu, nama baik keluarga dan koneksinya menjadi tercemar.
batinya menjadi gelap. Ia mencari langkah untuk untuk menutupi rasa malu. Dan
tragis, bunuh diri menjadi jalan yang ditempuh untuk menghindarkan diri dari
tuntutan politik.
c. Faktor Ekonomi
yang baik adalah ekonomi yang cukup dan terkadang lebih. Memang, orang hidup
tidak akan bisa dilepaskan dari faktor ekonomi. Mulai dari bangun tidur hingga
Ekonomi yang cukup atau lebih dapat membuat hidupnya menjadi senang
dan bahagia, meskipun bahagia itu sendiri tidak ada tolak ukurnya. Sebagian
sukses.
harta warisan yang telah mengelurkan uang tetapi kalah, ia melakukan bunuh diri.
mengakhiri hipunya.
d. Faktor Keyakinan/Agama
maka kita harus sadar bahwa akibat buruk bukan hanya kita rasakan tetapi juga
penderitaan bagi mereka, maka hendaklah mereka jangan sampai melanggar hak
mensholimi seorangpun, dan tekut kepada Allah dalam urusan hak-hak manusia.
Secara umum, dosa dibagi atas dua hal, yang pertama berkenaan dengan
hak Allah swt. Kedua berhubungan dengan hak-hak manusia. Bagian kedua lebih
besar, dimana Allah swt bersumpah dengan Zat-NyaYang Suci bahwa meskipun
sulit sekali keadaan manusia yang membawa badan kelaliman dan pelanggaran
hak-hak sesama mereka. Meskipun hanya sebesar ujung jarum, pelanggaran hak
Para fukaha juga mengeluarkan fatwa tentang tidak sahnya shalat yang
dilakukan dengan pakaian yang bahwa al-Mirshad ialah jalan yang disitu manusia
akan ditanyakan tentang hak-hak semasa mereka. Jika kalian ingin melewati jalan
24
itu, maka kalian harus benar-benar berhati-hati terhadap orang lain, dan
untuk mencapai surga dengan bunuh diri. Ajaran suatu keyakinan yang
e. Faktor Pendidikan
kemajuan dan keberhasilan suatu bangsa. Pada masa saat ini, negara menuntut
yang memiliki prasayat tertentu yang dapat menikmati pendidikan. Sebagai tolak
Namun, terkadang ujian oleh sebagian siswa dianggap sebagai masalah. Sebab,
bila yang bersangkutan tidak lulus ujian, ia akan merasa bodoh, lemah, tersingkir,
juga gagal. Lebih fatal lagi ia akan mendapatkan ‘sanksi’ sosial. Sanksi di sini
keluarga hancur. Muncul cercaan dan tekanan dari orang tua juga anggota
Dalam posisi demikian, anak yang tidak lulus ujian akan pintas. Ia merasa
terkucilkan dan tersingkir. Untuk menutupi rasa malu tidak segan-segan ia akan
C. Maqashid Syariah
yaitu Maqashid dan Syariah. Maqashid yaitu merupakan bentuk plural dari
Maqashid, Qushud, Maqashid atau Qashd yang merupakan bentuk kata dari
Qashada Yaqshudu dengan beragam makna, seperti penuju satu arah, tengah-
tengah, tujuan, adil dan melampaui batas, jalan lurus, tengah-tengah antara
jalan menuju sumber air. Jalan menuju sumber air ini dapat pula dikaitkan sebagai
yang disyariatkan oleh Allah untuk hamba-Nya, baik yang ditetapkan melalui Al-
Qur’an maupun Sunnah Nabi saw yang berupa perkataan, perbuatan dan ketetapn
menjelaskan syariah bermakna jumlah hukum amaliyyah yang dibawa oleh agama
Islam, baik yang berkaitan dengan konsepsi aqidah maupun legislasi hukumnya.40
Persamaan syari’at dengan arti bahasa syariah yaitu suatu jalan yang
menuju sumber air ini adalah dari segi bahwa siapa saja yang telah mengikuti
syari’ah tersebut, maka ia akan mengalir serta bersih jiwanya. Allah swt. telah
38
Ahmad Imam Mawardi, Fiqh Minoritas Al-Aqlliyat dan Evolusi Maqashid al-Syariah
dari konsep pendekatan, ( Yogyakarta:Lkis,2010), h. 178-179.
39
Abdullah Karim Zaian, al-Madkhal li Dirasah as-Syari’ah al-Islamiyyah (Beirut:
Muassasah ar-Risalah: 1976), h. 39
40
Ar-Raisuni, al-Fikr al-Maqashid gawaiduhu wa Fawaiduhu (Ribath: Mathbaah an
Najah al-Jadidah ad-Dar al-Baidha, 1999), h. 10
26
sebagaimana dia menjadi syari’ah sebagai kehidupan jiwa manusia. 41Adapun inti
dengan kata lain adalah untuk mencapai kemashlahatan, karena tujuan penetapan
karena itu, taklif (pembebanan hukum) harus mengacu kepada terwujudnya tujuan
hukum itu.
kata Syari’at berasal dari kata Syara’a al Syari’a yang berarti menerangkan atau
menjelaskan sesuatu, atau juga berasal dari kata syir’ah dan Syari’ah yang berarti
menerangkan atau menjelaskan sesuatu, atau juga berasal dari kata syirah atau
syari’ah yang berarti suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air
alat lain.
QS A-Jasiyah/45: 18
ُثَّم َجَع ْلٰن َك َع ٰل ى َش ِرْيَعٍة ِّم َن اَاْلْم ِر َفاَّتِبْع َها َو اَل َتَّتِبْع َاْهَو ۤا َء اَّلِذ ْيَن اَل َيْع َلُم ْو َن
Terjemahnya:
41
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh (Jakarta:Kencana, 2003), h. 2-3
42
Amir Muallin dan Yusdin, Konfigurasi Pemikiran Hukum Islam, (Yokyakarta, UIIPres,
1999), hal. 92.
43
Abu Hamid al Gazali, al-Mustafa Min Tlm al-Usul, Juz 1 (Beirut: Dar al-Kutuub al-
Ilmiyyah, 1983) hal. 286.
27
Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari
urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa
nafsu orag-orang yang tidak mengetahui.44
“agama” dimana syariat disini berperan sebagai tiang atau tembok penegak aturan
bagi umat muslim diseluruh dunia ini. Dengan menyimpulkan dua suku kata
Islam. Atau secara garis besar bisa juga dikatakan bahwa Maqashid al-Syariah
adalah konsep untuk mengetahui nilai-nilai dan sasaran yang mengandung syara’
yang tersurat dan yang bersifat dalam al-qur’an dan al- hadist. Yang diterapkan
oleh Allah swt. kepada manusia serta tujuan akhir hukum tersebut adalah satu,
yaitu mashlahah atau kebaikan atau kesejahteraan umat manusia baik di Dunia
dari makna yang paling sederhana sampai pada makna yang holistik. Dikalangan
ulama klasik sebelum al-Syatibi, sebelum ditemukan defenisi yang kongkrit dan
Allah swt. Yang berintikan kemaslahatan umat manusia didunia dan kebahagiaan
44
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) h. 45
45
Rikha Rezky Irjayanti, Skripsi: mplementasi pasal 280 Undang-undang Nomor 22
Tahun 200 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam Budaya hidup Masyarakat kebupaten
Gowa Prespektif Mqashid a-syariah ( Makassar, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
2017), h. 21.
28
Maqashid syariah pada sisi lain merupakan teori dalam metode filosofis
hukum yariah yang bertujuan untuk mewujudkan kepentingan umat manusia dan
merupakan salah satu bentuk penekanan Islamiasi hubungan antara hukum Tuhan
dalam ijtihad, harus ada dua kriteria yang mesti dimiliki oleh seseorang, yaitu
pertama kemampuan memahami maqashid syariah secara utuh, dan kedua adalah
kemampuan menggunakan ilmu bahasa Arab dan al-Qur’an serta hadis untuk
kedua standar tersebut saling terkait karena standar kedua adalah alat dan standar
ataupun sasaran yang akan dicapai oleh syara’ dalam sebagian besar atau semua
pencanangan tiap-tiap hukum oleh syar’I (pemegang otoritas syari’at Allah dan
Rasulnya).49
ijtihadnya, disebabkan pada landasan tujuan hukum itulah setiap persoalan dalam
kehidupan manusia dikembalikan. Baik itu terhadap persoalan yang belum ada
46
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Al-Syari’ah Mmenurut Al-syatibi (Jakarta:Pustaka
Firdaus), h. 5 dan 167.
47
Asapri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syari’ah Menurut Syatibi (Ed. 1, Cet. 1; Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1996), h. 156
48
Abu Ishaq al-Statibi, al-Mufaqat fi Ushul al-Syari’ah, Jilid IV, (Beirut: Dar al-
Maarifah, t,th.), h. 105-107
49
Wahbah al-Zuhayli, Ushul al-Fiqh al-Islami (Damaskus: Dar al-Fikr.1998), h. 1045.
29
apakah suatu kasus perkara masih bisa ditetapkan dengan suatu ketentuan hukum
tersebut memerlukan penerapan dari hasil ijtihad, yaitu kembali kepada ra’yu dan
qiyas. Mengingat hal tersebut, maka ijtihad merupakan suatu yang tidak dapat
bahaya dan memelihara tujuan hukum Islam untuk menjaga Agama, jiwa, dan
tujuan syara’.
diperhatikan. Apakah sampai mengancam lima unsur pokok maslahat atau belum
50
TM. Hasbi Ash Shiddieqiy, Filsafat Hukum Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2001), h. 31.
51
Ahmad Munir Suratmaputra, Filsafat Hukum Islam (Jakarta;Pustaka Firdaus, 2002).
30
b. Kemaslahatan itu juga dapat bersifat Qath’i artinya dengan maslahat benar-
benar telah diyakini sebagai maslahat, tidak didasarkan terhadap dugaan (zhann)
semata-samata.
c. Kemaslahatan yang ketiga juga itu bersifat Kully, artinya, kemaslahatan itu
berlaku secara umum dan kolektif, tidak bersifat individual. Dan apabila maslahat
itu bersifat individual, kata al-Ghazali , syarat lain yang dipenuhi adalah bahwa
para ahli ushul fiqh dapat kita pahami bahwa betapa erat kaitanya antara maslahat
dibutuhkan manusia agar dapat bertahan hidup sebagai manusia secara normal dan
diatas permukaan bumi, generasi dari generasi oleh para ulama ushul fiqh diberi
nama keperluan dan perlindungan al-daruriyat. Dengan kata lain, keperluan dan
beberapap klasifikasi:
b. Dharuriyat
yang harus ada. Mashlahah dharuriyat adalah sesuatu yang mesti ada bagi
manusia demi tegaknya kemashlahatan agama dan dunia. Dharuriyat ialah tujuan
atau tingkat kebutuhan yang harus ada atau tingkat kebutuhan yang harus ada atau
disebut dengan kebutuhan primer. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, akan
Menurut as-Syatibi ada lima hal yang termasuk dalam kategori ini, yaitu
c. Hajjiyat
hidup manusia, agar mereka terhindar dari kesulitan. Kalau sesuatu ini tidak ada,
maka ia tidak akan menimbulkan kerusakan atau kematian, hanya saja akan
52
Al-Muwafaqat (1: 38, II: 10, III: 10, IV: 27) urutannya adalah sebagai berikut: addin
(agama), an-nafs (jiwa), an-nasl (keturunan), almal (harta) dan al-aql (akal). Sementara dalam al-
Muwafaqat (III: 47) urutannya adalah ad-din, annafs, an-nasl dan al-mal. Sedangkan dalam
kitabnya al-I” tisham II: 179 dan al-Muwafaqat II: 299 urutannya adalah ad-din, an-nafs, an-nasl,
dan almal.
32
lima unsur pokok kehidupan manusia contoh jenis maqashid ini anata lain
d. Tahsniyat
keharusan akhlak yang baik atau dengan adat. Kalau sesuatu ini tidak ada, maka
tidak akan menimbulkan kerusakan atau hilangnya sesuatu, juga tidak akan
dan tidak layak menurut ukuran tatakrama dan kesopanan. Mashlahah seperti ini
thaharah,menutup aurat, dan menghilangkan najis. Dalam fiqh adat seperti adab
Lima kebutuhan dhaririyat (esensial) yang mencakup din, nafs, aql, nasl,
dan mal merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, manusia hanya dapat
melangsungkan hidupnya dengan baik jika kelima macam kebutuhan ini terpenuhi
53
Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) h. 66
54
Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu ekonomi Islam,) h. 66
33
penguat saja tidak bisa digunakan dalam metode ini. Kedua, perintah
adanya syarat ini, maka perintah dan larangan yang bersifat dhimni,
alarm bi asy syai’ nahyun an dhiddih, dll), tidak bisa digunakan untuk
Illat dibedakan menjadi dua, yaitu illat yang diketahui (ma’limah) dan
ilmu ushul fiqh. Adapun illat ghairu ma’lumah, sikap yang wajib
ada illat yang manshush, tetapi bisa jadi bukan merupakan maqshud
asy-syari’
halal, membentengi diri dari terpaan fitnah, dll, semua itu merupakan
Dari semua maqashid itu, ada yang diungkapkan secara eksplisit oleh
kepada maqashid, dan ada pula yang dipahami dari dalil-dalil lain atau
maqshud al ashli.
empirik.
mengetahui apa maksud dan isi kandungan al-Qur’an. Oleh karena itu, maksud al-
Qur’an harus dicari dalam al-Qur’an harus dicari dalam al-Qur’an sendiri. Untuk
menjadi dua bagian: tujuan yang bersifat primer (al-Maqashid al-Asliyyah) dan
tujuan yang bersifat sekunder (al- Maqashid taba’iyyat). Yang dimaksud denga
tujuan yang bersifat primer adalah tujuan di dalamnya manusia tidak mempunyai
a. kulliyah
Islam secara umum, atau kepada kelomppok besar. Muhammada ibn ‘Asyur
55
Muhammad Aziz dan Sholikah, Metode Penetapan Maqashid al Syariah:Studi
Pemikiran Abu Ishaq al Syatibi, Ulul Albab, Volume 14, No. 2 Tahun 2013, h. 169-173.
56
Abbdul Wahhab Khallaf, maqashid syariah adalah suatu alat bantu untuk memahami
redaksi Al-Qur’an dan Al-Hadist, meneyelesaikan dalil-dalil yang bertentangan dan menetapkan
hukum terhadap kasus yang tidak tertampung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Lihat, Taufik
Abdullah (ketua editor), Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,
2002), juz 3 h. 294
57
Abu Ishaq al-Syatibi, Al-Muwafat, (Bairut: Darul Ma”rifat, 1997), vol 2, h. 120-121
37
memberikan contoh mashlahah ini seperti menjaga dua tanah haram (Makkah dan
Madinah) agar jangan sampai jatuh ke tangan orang-orang kafir. Demikian pula
kemashlahatan ini tidak tercapai maka mafsadahnya juga kembali kepada umat
secara umum.
b. Juz’iyah
5. Kebutuhan
a. Qath’iyyah
berupa nash yang tidak mempunyai kemungkinan takwil. Selain itu, termasuk
mashlahah dharurriyat, dan hal-hal yang menurut akal terdapat kemaslahatan yang
besar.
b. Zhanniyah
Zhaniiyah adalah apa saja hasil penalaran akal yang bersifat zhanniy,
seperti memelihara anjing di rumah sebagai penjaga pada saat merasa terancam.
dalil zhanniy.
c. Wahmiyyah
58
Muhammad Thabir ibn ‘Asyur’, Maqashid al-Syari’ah., h. 90
38
agama itu sangat penting, yaitu; memelihara rukun imam yang enam (percaya
kepada qada’ dan qadar) dan memelihara rukun Islam yang ke lima (naik haji
bagi orang yang mampu), berdakwah serta mengajarkan ajaran Islam. Para ahli
Ulama dari ahli hukum Tradisional juga telah memberikan contoh yang
sangat baik dan sangat penting tentang bagaimana prinsip memelihara jiwa, yaitu
minuman selama itu tidak akan membahayakan kesehatan. Sekarang ini, para para
ahli hukum Islam memberikan contoh memelihara jiwa sesuai dengan situasi
atau sosial, tidak melakukan KDRT, tidak melakukan aborsi tidak melakukan
39
merupakan anak cucu nabi adam oleh karena itu mereka harus dilindungi.
Manusia yang hidup di dunia ini merupakan makhluk hidup yang paling
tinggi derajatnya diantara makhluk hidup yang lainnya, seperti telah dijelaskan
bahwa manusia mempunyai akal fikiran untuk melakukan sesuatu. Olehnya itu
Islam mengajarkan untuk melindungi akal dari perbuatan yang tidak sejalan
ma’rifat kepada Allah Swt dan ciptaannya. Tanpa akal manusia tidak berhak
kita untuk melakukan ajaran yang dilarang oleh Islam. Salah satu dari perbuatan
yang bisa merusak akal adalah memminum minuman keras yang menyebabkan
seseorang mabuk dan kehilangan kesadaran serta fikiran. Seseorang akan mabuk
melaksanakan lembaga pernikahan, agar dapat memperoleh anak yang sah dan
ber-Khalwat antara perempuan dan laki-laki. saat ini telah berkembang konsep
dalam keluarga serta didalam masyarakat. Atas dasar itulah, maka tidak
mana manusia tidak akan pernah terlepas dari harta tersebut. Dalam kehidupan ini
manusia termotivasi untuk mencari harta demi menjaga eksistensi kehidupan dan
demi menambah kenikmatan materi dan reigi. Namun, dalam motivasi pencarian
harta ini dibatasi menjadi tiga syarat yaitu, harta dikumpulkan dengan cara yang
halal, dipergunakan untuk hal-hal dan dari harta ini harus dikeluarkan hak Allah
orang yang miskin dan kaya. Prinsip ini juga mendorong para kaum muslim untuk
semua level.
tersebut sama halnya juga dengan merusak visi misi hukum Islam. Dengan
Kata bom berasal dari bahasa Yunani (Bombos), sebuah istilah yang
meniru suara ledakan ‘bom’ dalam bahasa tersebut. Dalam Kamus Besar
Indonesia diartikan sebagai senjata peledak; peluru besar yang dapat meledak.
Bunuh diri (dalam bahasa Inggris: suicide; dalam budaya Jepang dikenal dengan
istilah harakiri) adalah tindakan mengakhiri hidup tanpa bantuan aktif orang lain.
Bunuh diri adalah mematikan diri, sedangkan bom bunuh diri yaitu seseorang
yang bunuh diri mengunakan alat peledak dalam rangka memenuhi ambisinya.
Biasanya bom bunuh diri dilakukan dalam situasi perang yang sudah tidak
menemukan jalaln lagi, dalam arti jalan buntu dapat mengalahkan musuhnya.
Bom adalah alat yang menghasilkan ledakan yang mengeluargan energi secara
Bom bunuh diri atau juga dikenal sebagai bom manusia (human bombing)
menurut Nawaf Hail Takruri adalah akativitas seorang (mujahid) mengisi tas atau
mobilnya dengan bahan peledak, atau melilitkan bahan peledak pada tubuhnya,
Qadah, bom bunuh diri adalah aktivitas seorang mujahid yang melemparkan
63
Nawaf hail Takruri, Aksi Bunuh Diri atau Mati Syahid (al-Amaliyat allstissyhidiyah fi
al-Mizan al-Fiqh), (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2002), h. 320.
42
43
besar tidak selamat, akn tetapi dapat memberi manfaat besar bagi kaum
muslimin.64 Bom bunuh diri yaitu kegiatan bunuh diri yang dilatar belakangi
keyakinan oleh pelaku bahwa perbuatan tersebut merupakan salah satu bentuk
Dalam bahasa Arab, bom bunuh diri disebut intihaar, yang berasal dari
kata kerja nahara yang berarti menyembelih (dzabaha) dan membunuh (qatala)
kehidupan dan menuntun mereka kepada perilaku positif dan benar menuju
dunia dan di akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt,
QS An-Nisa/4: 84
َفَقاِتْل ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللاۚ اَل ُتَك َّلُف ِااَّل َنْفَس َك َو َح ِّر ِض اْلُم ْؤ ِمِنْيَن ۚ َع َس ى ُهّٰللا َاْن َّيُك َّف َبْأَس اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو اۗ َو ُهّٰللا َاَشُّد َبْأًسا
٨٤ َّو َاَشُّد َتْنِكْياًل
Terjemahnya:
Maka berperanglah engkau (Muhammad) di jalan Allah, engkau tidaklah
dibebani melainkan atas dirimu sendiri. Kobarkanlah (semangat) orang-
orang beriman (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak
(mematahkan) serangan orang-orang yang kafir itu. Allah sangat besar
kekuatan(-Nya) dan sangat keras siksaan(-Nya).66
QS Al-Isra/17: 9
64
Muhammad Tha’mah al-Qadah, Aksi Bom Syahid dalam Pandangan Hukum Islam (al-
Mughamarat bi an-Nafsi fi al-Qital wa Hukmuha fi al-Islam), (Bandung: Pustaka Umat 2002),
h.17
65
Sulaiman al-Husain, Mengapa Harus Bunuh Diri, (Jakarta: Qisthi Press, 2005), h.7.
66
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) h. 84
44
ِاَّن ٰهَذ ا اْلُقْر ٰا َن َيْهِد ْي ِلَّلِتْي ِه َي َاْقَو ُم َو ُيَبِّش ُر اْلُم ْؤ ِمِنْيَن اَّلِذ ْيَن َيْع َم ُلْو َن الّٰص ِلٰح ِت َاَّن َلُهْم َاْج ًرا َك ِبْيًر ۙا
Terjemahnya
Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan
kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar,67
QS At-Tahrim/66: 9
٩ ٰٓيَاُّيَها الَّنِبُّي َج اِهِد اْلُك َّفاَر َو اْلُم ٰن ِفِقْيَن َو اْغ ُلْظ َع َلْيِه ْۗم َو َم ْأٰو ىُهْم َجَهَّنُۗم َو ِبْئَس اْلَم ِص ْيُر
Terjemahnya
Wahai Nabi! Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan
bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam
dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.68
QS Al-Ankabu/29: 69
٦٩ ࣖ َو اَّلِذ ْيَن َج اَهُد ْو ا ِفْيَنا َلَنْهِدَيَّنُهْم ُس ُبَلَنۗا َو ِاَّن َهّٰللا َلَم َع اْلُم ْح ِسِنْيَن
Terjemahnya
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta
orang-orang yang berbuat baik.69
67
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,) Jakarrta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur’an, 2019) , h. 283
68
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , h. 561
69
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , h. 404
45
Perjuangan tidak pernah mengenal kata akhir, namun cara berjuang tiap
muslim yang melakukan bom bunuh diri atau dikenal sebagai suicided bombing
dan human bombing atau bom manusia. Istilah yang lebih tepat untuk ini adalah
bom jihad atau jihad bunuh diri dengan menggunakan bom. Secara umum ada dua
reaksi para ulama dalam menyikapinya, sebagian melarang dan sebagian lagi
a. Pandangan MUI
Tahun 2004 pada point kedua tentang Hukum Melakukan Teror dan Jihad
adalah wajib. Dan ketiga tentang Bom Bunuh Diri dan ‘Amaliyah al-Istisyhad
bahwa:71
Orang yang bunuh diri adalah orang yang pesimis atas dirinya dan atas
yang seluruh cita-citanya untuk mencari rahmat dan keridhaan Allah Swt.
70
Adyanata, Jihad Bom Bunuh Diri Menurut Hadist Nabi swt, Jurnal Ushuluddin Vol.
XX No. 2, Juli 2013, h. 199
71
Majelis Ulama Indonesia,. 2004. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 3 Tahun 2004
Tentang TERORISME, h. 81-82.
46
2. Bom bunuh diri hukumnya haram karena mereupakan salah satu bentuk
tindakan keputusasaan (al ya’su) dan mencelakakan diri sendiri (ihlak an-
merupakan bagian dari jihad binnafsi yang dilakukan di daerah perang (dar
al harb) atau dalam keadaan perang dengan tujuan untuk menimbulkan rasa
takut (irhab) dan kerugian yang lebih besar di pihak musuh Islam, termasuk
Zionis, tidak termasuk dalam hal yang dilarang dengan alasan apa pun, walaupun
72
Muh. Yunan, Lc. M. HI. Cadar, Jenggot dan Rerorisme Serta Sudut Pandang Ulama
Klasik, Kontenporer dan Ulama Indonesia, Sangaji Jurnal , Institut Agama Islam (IAI)
Muhammadiyah Bima, Volume 2, Nomor 2, h. 231-232.
47
kondisi.73
bahwa: “Tidak apa-apa jika seseorang dengan sendirian melawan tentara musuh
yang besar apabila ia memiliki kekuatan dan niat ikhlas kepada Allah. Apabila ia
kepada kehancuran.”74 Apabila ia menuntut mati shahid dan niatnya ikhlas, maka
ia boleh melakukannya karena tujunnya adalah mencari ridha Allah. Hal seperti
QS Al-Baqarah/2: 207
٢٠٧ َوِم َن الَّناِس َم ْن َّيْش ِر ْي َنْفَس ُه اْبِتَغ ۤا َء َم ْر َض اِت ِهّٰللاۗ َو ُهّٰللا َر ُءْو ٌۢف ِباْلِع َباِد
Terjemahnya:
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari
keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.75
‘Amaliyah al-Ishtishad (tindakan mencari keshahidan) berbeda sifatnya
dengan bom bunuh diri. Pertama, orang yang bunuh diri itu kebanyakan
Kedua, bom bunuh diri hukumnya haram karena merrupakan salah satu bentuk
tindakan putus asa (al-ya’su) dan mencelakakan diri sendiri, baik dilakukan di
73
Imam Zarkasyi Mubhar, Bunuh Diri Dalam Al-Qur’an (Kajian Tahlili QS. Al-Nisa/4:
29-30), Jurnal al-Mubarak, Volume 4 No.1 2009, h. 50-51
74
Abu Anas Ali bin Husain Abu Lauz, Salah Kaprah dalam Memperjuangkan Islam,
(Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2004), h. 112
75
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) h. 32
48
nafsh yang dilakukan di daerah perang (dar al-harb) dengan tujuan untuk
menimbulkan rasa takut dan kerugian besar di pihak musuh Islam, termasuk
yang membunuh dirinya sendiri divonis akan dikekalkan dalam neraka. Allah-lah
yang menciptakannya, dan ruh serta hidup manusia adalah milik Allah swt, jika
manusia bunuh diri, berarti dia menghancurkan atau merusak sesuatu yang bukan
miliknya. Orang yang membunuh satu jiwa dengan tidak sengaja diharuskan
membayar diyat (denda). Adapun orang yang membunuh orang lain dengan
Berdasarkan hal tersebut, maka tindakan bunuh diri termsuk perkara keji
yang diciptakan Allah swt. kepadanya. Balasan berupa neraga bagi pelaku bunuh
diri dan kekekalan mereka di dalamnya serta keharaman mereka terharap surga
kekekalan di dalam neraka dan keharaman terhadap surga merupakan balasan bagi
orang-orang kafir.77
76
Fatwa MUI tentang Terorisme, baca: Aguk Irawan MN dan Isfah Abidah Aziz, Di
Balik Fatwa Jihad Imam Samudra, 249, dan Yusug Suharto dkk, Muslim Marhamah. 137
77
Imam Zarkasyi Mubhar, Bunuh Diri Dalam Al-Qur’an (Kajian Tahlili QS. Al-Nisa/4:
29-30), Jurnal al-Mubarak, Volume 4 No.1 2009, h. 48
BAB IV
790 H), tidak mendefinisikan maqashid al-syariah ini secara gamblang. Demikian
kepada isi dari maqashid al-syariah itu sendiri. Demikian pula ulama-ulama
atau materi-materi yang menjadi inti dari semuanya sudah tergambar dalam
oleh Syari pada setiap hukum yang ditetapkan-Nya. Adapun Manshur al-Khalifiy
Islam adalah agama yang universal yang biasa juga disebut agama
diterapkan dalam semua masa, untuk semua bangsa karena di dalamnya terdapat
cakupan yang luas dan elestisitas untuk segala zaman dan tempat. 79Selain
78
Busyro, Bom Bunuh Diri Dalam Fatwa Kontemporer Yusuf al-Qardawi dan
Relevansinya Dengan Maqasid al-Syaariah, (Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan), Vol. 16,
No. 1 (2016), h. 89
79
Abd. Shomad, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indosensia
(Cet. I; Jakarta: Kencana Prenada Media Grouf, 2010), h. 57
49
50
Qur’an, hadist dan pedapat para ulama. Salah satu diantaranya yang dibahas
penting, baik yang berkaitan dengan dasar hukum Islam (al-Qur’an dan hadis),
penerapannya maupun filsafat dan tujuan hukum Islam. Hal tersebut disebabkan
QS Al-Baqarah/2: 286
اَل ُيَك ِّلُف ُهّٰللا َنْفًسا ِااَّل ُو ْس َعَهاۗ َلَها َم ا َك َسَبْت َو َع َلْيَها َم ا اْك َتَسَبْت ۗ َر َّبَنا اَل ُتَؤاِخ ْذ َنٓا ِاْن َّنِس ْيَنٓا َاْو َاْخ َطْأَن اۚ َر َّبَن ا َو اَل
َتْح ِم ْل َع َلْيَنٓا ِاْص ًرا َك َم ا َح َم ْلَتٗه َع َلى اَّلِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلَناۚ َر َّبَنا َو اَل ُتَحِّم ْلَنا َم ا اَل َطاَق َة َلَن ا ِب ٖۚه َو اْع ُف َع َّن ۗا َو اْغ ِف ْر َلَن ۗا
٢٨٦ ࣖ َو اْر َحْم َناۗ َاْنَت َم ْو ٰل ىَنا َفاْنُصْر َنا َع َلى اْلَقْو ِم اْلٰك ِفِرْيَن
Terjemahnya
Maqashid al-Syariah dimaknai sebagai tujuan atau tujuan Allah swt. dan
Rasul-Nya dalam membuat syariat atau hukum Islam. Artinya hal yang
80
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) , h. 49
51
ulama berpendapat bahwa tujuan syariat itu dapat dipahami dan diterima oleh akal
pikiran manusia, kecuali yang bersifat ta’abbudi dan sesuatu yang hikmahnya
tidak dima’qul (tidak dapat dipahami oleh akal). Sebahagian ulama yang lain
mengatakan bahwa semua hukum yang tertuang dalam syariat Islam mempunyai
kemaslahatan manusia. Tidak ada satu pun hukum Allah swt. yang tidak
mempunyai tujuan. Hukum yang tidak mempunyai tujuan, sama dengan taklif ma
la yutaq (memebankan suatu yang tidak dapat dilaksanakan), dan hal ini tidak
contoh: Allah swt. (al-Syari’), tetapi untuk kepentingan mukallaf atau manuasia,
QS Al-Ankabut/29: 45
ُاْتُل َم ٓا ُاْو ِح َي ِاَلْيَك ِم َن اْلِكٰت ِب َو َاِقِم الَّص ٰل وَۗة ِاَّن الَّص ٰل وَة َتْنٰه ى َع ِن اْلَفْح َش ۤا ِء َو اْلُم ْنَك ِرۗ َو َلِذ ْك ُر ِهّٰللا َاْك َب ُرۗ َو ُهّٰللا َيْع َلُم َم ا
٤٥ َتْص َنُعْو َن
Terjemahnya
81
Yusuf al_qardawi, al-Madkhal fi Dirasah al-Syari’ah al-Islamiyah, Terj. Muhammad
Zaki & Yasir Tajid, Membumikan Syariat Islam (Cet. I; Jakarta: Dunia Ilmu, 1997), h. 55
82
Ali al-Sayis, Nasy’ah al-Fiqh al-Ijtihad wa Atwaruh (Kairoh Mesir: al-Majma’ al-
Buhus al-Islamiyah, 1970), h. 8
83
Satria Effendy M.Zein, Ushil Fiqh (Cet. I; Jakarta: Kencana,2005), h. 233.
52
(keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.84
Dalam maqashid syariah terbagi empat unsur. Berdasarkan keempat unsur
merumuskan hukum Islam. Salah satu konsep tersebut adalah daruriyat yang
dijabarkan secara konkret ke dalam lima tujuan akhir syariat yang paling
Lima hal di atas memiliki makna yang sangat dalam dan luas yang
sebagai unsur terpenting dalam diri manusia adalah sangat medasar untuk dijaga.
perlu agar manusia tidak boros, tetapi menggunakan hartanya sesuai kemaslahatan
dirinya atau orang lain. Memelihara akal dari sesuatu yang dapat mengganggu
akal. Kesehatan akal, adalah panggal dari kesehatan semua tindakan dan perilaku
manusia. Menjaga dan memelihara semua hal yang terdapat dalam maqasidu
syariah tersebut dibutuhkan ikhtiar lewat berbagai media interaksi antara manusia.
84
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) , h. 401
85
Abi Ishak al-Syatibi, Almuwafaqat fi Ushul al-Syari’ah, h. 324-343.
86
Muh. Haras Rasyid, Konsep Pendidikan Islam dalam Maqasshid Al-Syariah (ash-
Shahabah, Dpk. Fakultas Agama Islam Universitas Islam Alauddin Makassar),volume 1, No 2,
53
adanya dukungan Deklerasi Balfour dan Resolusi No. 181 tahun 1947 dari
Inggris dan PBB atas pendirian negara Israel terhadap Palestina. Salah satu
serangan bernama operasi Cast Lead oleh Israel terhadap Palestina selama 27
Dessember 2008 hingga 19 Januari 2009 yang menewaskan banyak korban sipil
bermusuhan dan tidak mau hidup berdamai dengan Islam dan kaum Muslimin.
Bunuh diri telah dilegitimasi sebagai tindakan yang benar oleh masyarakat
akan memberi ganjaran surga kepada orang-orang yang mati syahid. Asumsi
mengenai religiositas di sini membuat bom bunuh diri dianggap hal yang mulai
keagamaan seperti Haamas dan Jihad Islam sebagai yang mempopulerkan istilah
martir kepada masyarakat Palestina dengan pengaruh bahwa mati di jalan Allah
tindakan (bom bunuh diri) itu dipandang sebagai salah satu cara berjihad di jalan
Allah yang paling agung, yaitu dengan melakukan teror terhadap musuh.
Berdasarkan pernyataan ini dapat dipahami bahwa tindakan bom bunuh diri yang
merupakan salah satu bentuk jihad, bahkan jihad semacam itu dipandang oleh
Yusuf al-Qardhawi sebagai cara yang paling mulia dan dikategorikan kepada
merupakan motivasi terkuat bagi Muslim Palestina untuk melakukan bom bunuh
diri. Dengan cara itu akan dapat menggentarkan musuh dan membuat mereka
takut berhadapan dengan umat Islam. Oleh karena itu tindakan ‘amaliyah al-
istisyhad (mencari syahid) ini tidak tepat disebut sebagai al-intihar (bunuh diri).88
terjadi antara negara Palestina dan Israel adalah tindakan logis. Kelompok pejuang
Palestina melegitimasi tindakan bom bunuh diri sebagai ekspresi untuk melawan
pendudukan Israel. Prinsip di balik tindakan bom bunuh diri ini berkaitan erat
dengan semnagat nasionalis. Bom bunuh diri dijadikan senjata pilihan bagi
peledak yang bisa diledakkan dari jauh dan dapat menyebabkan kerusakan lebih
cepat tanpa harus mengorbankan nyawa, namun ada saja yang secara sukarela
Palestina dan Israel diklaim sebagai tugas mulia bagi seorang hamba Allah, hal
88
Busyro, Bom Bunuh Diri Dalam Fatwa Kontemporer Yusuf al-Qardawi dan
Relevansinya Dengan Maqasid al-Syaariah, (Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan), Vol. 16,
No. 1 (2016), h. 91
55
jihad, maka dapat diketahui makna jihad yang selama ini tertunda. Jihad dalam
bentuk bom bunuh diri yang belum pernah dilegalkan, dapat dujadikan
PENUTUP
A. Kesimpulan
bom bunuh diri atau Harokah istisyhadiyah. Cara berjuang tiap umat
muslim yang melakukan bom bunuh diri atau dikenal sebagai suicided
bombing dan human bombing atau bom manusia. Istilah yang lebih tepat
untuk ini adalah bom jihad atau jihad bunuh diri dengan menggunakan bom.
Secara umum ada dua reaksi para ulama dalam menyikapinya, sebagian
yang menjadi korban adalah penduduk sipil. Pandangan Abdul Malik dari
kekuatan dan niat ikhlas kepada Allah. Apabila ia tidak memiliki kekuatan
yang membunuh dirinya sendiri divonis akan dikekalkan dalam neraka. Allah-
lah yang menciptakannya, dan ruh serta hidup manusia adalah milik Allah swt,
56
57
jika manusia bunuh diri, berarti dia menghancurkan atau merusak sesuatu
bermusuhan dan tidak mau hidup berdamai dengan Islam dan kaum Muslimin.
Bunuh diri telah dilegitimasi sebagai tindakan yang benar oleh masyarakat
akan memberi ganjaran surga kepada orang-orang yang mati syahid. Asumsi
mengenai religiositas di sini membuat bom bunuh diri dianggap hal yang
membuat bom bunuh diri dianggap hal yang mulai bahkakn menjadi cita-cita.
jalan Allah merupakan salah satu cara mengantongi tiket ke surga menuju
keabadian.
B. Implikasi Penelitian
akal.
yang berkaitan dengan fatwa tentang bom bunuh diri dalam tinjauan maqashid
syariah, bagi peneliti semuanya tidaklah sempurna tidak pula luput dari kesalahan
dan kekurangan. Masukan dan saran dari pembaca semua sangat diharapkan demi
59
60
Irwan Budi Nugroho, Euthanasia dan Bunuh Diri Ditinjau Dari Hukum Islam
Dan Hukum yang Berlaku di Indonesia, Jurnal Studi Islam dan Sosial,
(SoloVolume 13 No. 2 2020)
Lihat Yahya ibn Musa al-Zahrani dalam http:/www.saaid.net/Doat/Yahia/50.htm;
juga
http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) h.83
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h.30
Al-Raghib al-Ishfahani, Mu’jam Mufradat al-Alfazh al-Qur`an, (Beirut: Dar al-
Fikr, [t.th]), h. 408
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) h.151
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h.30
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) h 281
Ahmad Imam Mawardi, Fiqh Minoritas Al-Aqlliyat dan Evolusi Maqashid al-
Syariah dari konsep pendekatan, ( Yogyakarta:Lkis,2010), h. 178-179.
61
Adyanata, Jihad Bom Bunuh Diri Menurut Hadist Nabi swt, Jurnal Ushuluddin
Vol. XX No. 2, Juli 2013, h. 199
Majelis Ulama Indonesia,. 2004. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 3 Tahun
2004 Tentang TERORISME, hal. 81-82
Muh. Yunan, Lc. M. HI. Cadar, Jenggot dan Rerorisme Serta Sudut Pandang
Ulama Klasik, Kontenporer dan Ulama Indonesia, Sangaji Jurnal , Institut
Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Bima, Volume 2, Nomor 2, hal. 231-
232.
Imam Zarkasyi Mubhar, Bunuh Diri Dalam Al-Qur’an (Kajian Tahlili QS. Al-
Nisa/4: 29-30), Jurnal al-Mubarak, Volume 4 No.1 2009, h. 50-51
63
Abu Anas Ali bin Husain Abu Lauz, Salah Kaprah dalam Memperjuangkan Islam,
(Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2004), h. 112
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) h. 32
Fatwa MUI tentang Terorisme, baca: Aguk Irawan MN dan Isfah Abidah Aziz, Di
Balik Fatwa Jihad Imam Samudra, 249, dan Yusug Suharto dkk, Muslim
Marhamah. 137
Imam Zarkasyi Mubhar, Bunuh Diri Dalam Al-Qur’an (Kajian Tahlili QS. Al-
Nisa/4: 29-30), Jurnal al-Mubarak, Volume 4 No.1 2009, h. 48.
Busyro, Bom Bunuh Diri Dalam Fatwa Kontemporer Yusuf al-Qardawi dan
Relevansinya Dengan Maqasid al-Syaariah, (Wacana Hukum Islam dan
Kemanusiaan), Vol. 16, No. 1 (2016), hal. 89
Abd. Shomad, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum
Indosensia (Cet. I; Jakarta: Kencana Prenada Media Grouf, 2010), h. 57
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) , h. 49
Yusuf al_qardawi, al-Madkhal fi Dirasah al-Syari’ah al-Islamiyah, Terj.
Muhammad Zaki & Yasir Tajid, Membumikan Syariat Islam (Cet. I;
Jakarta: Dunia Ilmu, 1997), h. 55
Ali al-Sayis, Nasy’ah al-Fiqh al-Ijtihad wa Atwaruh (Kairoh Mesir: al-Majma’ al-
Buhus al-Islamiyah, 1970), h. 8
Satria Effendy M.Zein, Ushil Fiqh (Cet. I; Jakarta: Kencana,2005), h. 233.
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, , (Jakarrta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019) , h. 401
Abi Ishak al-Syatibi, Almuwafaqat fi Ushul al-Syari’ah, h. 324-343.
Muh. Haras Rasyid, Konsep Pendidikan Islam dalam Maqasshid Al-Syariah (ash-
Shahabah, Dpk. Fakultas Agama Islam Universitas Islam Alauddin
Makassar),volume 1, No 2, januari 2015, h. 4-6
Nadya Afdholy, Dekonstruksi Makna Jihad Dalam Novel Laskar Mawar Karya
Barbara Victor, juranal bahasa, sastra dan pengajaran, Vol 7, No. 1
Februari 2019, hal. 42.
Busyro, Bom Bunuh Diri Dalam Fatwa Kontemporer Yusuf al-Qardawi dan
Relevansinya Dengan Maqasid al-Syaariah, (Wacana Hukum Islam dan
Kemanusiaan), Vol. 16, No. 1 (2016), hal. 91