Bahan Pelatihan SPSS
Bahan Pelatihan SPSS
Data yang berasal dari pengisian kuesioner oleh responden di rekap dalam
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya
dengan demikian, uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan
sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam mengukur apa yang diukur
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Uji realibilitas adalah adalah uji untuk
Uji validitas dan realibilitas dilakukan atas data kuesioner yang diisi oleh
responden diluar responden sebenarnya (bersifat uji coba). Hal ini dimaksud
untuk mengetahui apakah data kuesioner tersebut valid dan realibel untuk
disebarkan kepada responden sebenarnya. Jumlah kuesioner yang akan diuji pada
pemrosesan “data view” yang diakses dari halaman “variable view” pada program
SPSS, sehingga data yang direkap di Excel, dapat di copy kedalam halaman “data
berikut pemrosesannya :
1. Data rekap hasil kuesioner setiap variable dicopy secara sendiri sendiri
kedalam halaman data view (misalnya uji variable X 1 dengan pertanyaan X11,
X12, X13 dan X14, kemudian uji variable X2, lalu variable X3, dan seterusnya)
2. Setelah tercopy di halaman data vew, maka kita memulai dengan melakukan
5. Terlihat susunan data kuesioner variable yang hendak diuji berikut data
6. Setelah variable yang akan diuji berada dalam kotak variabels, maka klik
“valid” atau “tidak” maka lihat pada kolom “jumlah” dari tabel “correlations”
pada kolom tersebut terdapat nilai “Pearson Correlations”, nilai ini akan
R tabel didapat dari tabel R dengan n = 30, apabila perbandingan nilai “Pearson
Correlations” lebih besar (>) dari nilai R tabel, maka jawaban kuesioner yang
kecil (<) dari nilai R tabel, maka kuesioner tersebut menjadi tidak valid. Untuk
Uji Realibilitas
3. Pada scale muncul kotak pilihan, maka pilih (klik) “Realiability Analyze”
4. Terlihat kembali susunan data (nilai) variable yang akan diuji berikut
5. Setelah variable data berada di kotak “ITEMS”, maka pilih tombol ”statistic”
Cronbach’s Alpha. Bila nilai Cronbach’s Alpha > 0,60, maka variable
bagaimana keadaan naik turunnya variable dependen (terikat), bila dua atau lebih
nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variable
Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variable harus tersedia.
Selanjutnya berdasarkan data itu peneliti harus dapat menemukan persamaan regresi
berganda melalui perhitungan. Dalam hal ini kita akan mempergunakan program SPSS
Berdasarkan 10 responden yang digunakan sebagai sumber data dibawah ini, kita
Kepemimpinan Direktif (X2) Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y), dengan tabel
No
X1 X2 Y
Responden
1 10 7 23
2 2 3 7
3 4 2 15
4 6 4 17
5 8 6 23
6 7 5 22
7 4 3 10
8 6 3 14
9 7 4 20
10 6 3 19
Sumber : Data di olah
Untuk dapat meramalkan bagaimana produktivitas kerja pegawai (Y) bila kemampuan
pegawai (X1) dan kepemimpinan direktif (X2) dinaikan atau diturunkan, maka harus
dicari persamaan regresinya terlebih dahulu, dengan meneggunakan program SPSS.
Program SPSS
Analisis korelasi dan regresi bisa dikatakan paling banyak penggunaannya dalam skripsi,
tesis untuk berbagai bidang riset. Program ini memudahkan dan bahkan memanjakan
kita dalam perhitungan yang berkaitan dengan korelasi dan regresi. Dalam perhitungan
regresi dengan 2 variabel bebas X1 dan X2 diatas, kita merasakannya sudah cukup rumit
dilakukan secara manual, apalagi dengan lebih dari 2 variabel bebas, tentunya dapat
perhitungan tersebut dapat diatasi. Khususnya bagi pengguna dari jurusan yang bukan
No
X1 X2 Y
Responden
1 10 7 23
2 2 3 7
3 4 2 15
4 6 4 17
5 8 6 23
6 7 5 22
7 4 3 10
8 6 3 14
9 7 4 20
10 6 3 19
Ketik Y pada kolom Name, pada kolom Lebel ketik produktifitas(Y). dan pada
Pada kolom Name dibawahnya ketik X1, pada kolom Lebel ketik Kemampuan
Pada kolom Name dibawahnya lagi ketik X2, pada kolom Lebel ketik
h. Klik tombol Statistics. Selanjutnya terbuka kotak dialog Linear Regression Statistics.
j. Untuk uji heteroskedastisitas maka klik Plots, selanjutnya kotak dialog Linear
dengan 0 (X1, X2 =0), maka Y (produktivitas pegawai) sama dengan 3,919. Bila
variable bebas (X) dengan variable terikat Y. Koefisien korelasi (R) mempunyai
turunnya variable Y.
Untuk mengetahui seberapa besar R dan R 2 hasil dari output SPSS penelitian
diatas, maka dapat dilihat dari tabel model summary output SPSS
R= 0,915 artinya antara variable bebas X (X 1, dan X2) dengan variable terikat Y
memiliki hubungan yang kuat searah karena nilai 0,915 mendekati +1.
pengaruh naik turunya nilai variable terikat Y, adalah 0,836 atau 83,6%
sedangkan sisanya 16,4% dipengaruhi oleh factor lainnya yang tidak disertakan
Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak (secara simultan), adalah
tidak.
H0 ; b1 = b2 = b3 = ….= bn = 0
Artinya X1, X2, X3, …,Xn secara serentak tidak berpengaruh terhadap Y
Ha ; b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ …..≠ bn ≠ 0
menggunakan 0,05 :
Fhitung diperoleh dari output SPSS (hasil dari pemrosesan data penelitian di
Fkritis atau Ftabel dapat dicari pada tabel statistic distribusi F dengan
variable terikat).
Untuk penelitian diatas didapat F hitung dari tabel ANOVA sebesar 17,899,
n = 10 dan K = 3
4. Pengambilan Keputusan
5. Kesimpulan
Dari penelitian diatas, diketahui Fhitung = 17,899 dan Ftabel = 4,74 atau
Fhitung > Ftabel, jadi hipotesis nol ditolak, kesimpulan yaitu kemampuan
H0 : b1 = 0
H0 ; b2 = 0
…………..
Ho ; bn = 0
jika :
H0 : b1 ≠ 0
H0 ; b2 ≠ 0
H0 ; b3 ≠ 0
…………..
Ho ; bn ≠ 0
menggunakan 0,05 :
thitung diperoleh dari output SPSS (hasil dari pemrosesan data penelitian di
tkritis atau ttabel dapat dicari pada tabel statistic distribusi t dengan
Coefficient)
ttabel, diperoleh dari tabel t dengan df= n – k – 1 atau dalam hal ini
tabel = 2,365.
4. Pengambilan Keputusan
5. Kesimpulan
dari ttabel, sedangkan thitung X2 < dari ttabel, kesimpulannya yaitu kemampuan
berpengaruh signifikan.
regresi linear, agar model tersebut menjadi valid sebagai alat penduga. Agar
model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara
dengan melihat nilai tolerance dan VIF pada tabel Coefficients. Semakin
kecil nilai tolerance dan semakin besar nilai VIF semakin mendekati
menyebutkan jika nilai tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10,
Dalam contoh penelitian diatas, maka hasil dari pengamatan pada tabel
karena hal ini menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien
SPSS, yaitu dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi. Jika
titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas dan dibawah
dengan pola tidak jelas diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
masalah heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
populasinya.
Ha : Terjadi autokorelasi.
menggunakan 0,05
Nilai d yang didapat dari hasil regresi pada contoh penelitian, dapat
4 – dU = 4 – 1,6413 = 2,3587
4 – dL = 4 – 0,6972 = 3,3028
e. Pengambilan keputusan
dL < d < dU atau 4-dU < d < 4 – dL maka tidak ada kesimpulan
f. Kesimpulan
g. Gambar
dL d dU 4 - dU 4 - dL
0,6972 1,516 1,6413 2,3587 3,3028