Sumatera Barat
Kriteria untuk tingkat pohon, tiang, pancang, dan ● Perhitungan potensi tegakan
semai adalah sebagai berikut: Potensi tegakan yang dihitung meliputi volume
● Pohon dengan kriteria diameter setinggi dada tegakan dan jumlah batang per ha yang diklasifi-
(1,3 m) >20 cm, bila pohon berbanir diameter kasikan menurut kelas diameter: <10 cm, 10-19
diukur 20 cm di atas banir. cm, 20-29 cm, 30-39 cm, 40-49 cm, 50-59 cm,
● Tiang, yaitu pohon muda dengan diameter se- dan >60 cm.
tinggi dada (1,3 m) antara >10 sampai <20 cm. Volume diketahui melalui perhitungan dengan
● Pancang, yaitu permudaan yang tingginya >1,5 menggunakan rumus sebagai berikut:
m sampai pohon muda dengan diameter <10 cm. V = 1/4. π.d2.t.f
● Semai, yaitu permudaan mulai dari kecambah
V = volume pohon total (m3), π = konstanta
sampai tinggi <1,5 m.
(3,141592654), d = diameter pohon setinggi
Data yang diperoleh dianalisis untuk menen-
dada atau 20 cm di atas banir (cm), t = tinggi
tukan jenis-jenis yang dominan. Jenis dominan me-
pohon total (m), f = angka bentuk pohon (0,6).
rupakan jenis yang mempunyai nilai penting ter-
● Untuk membandingkan keragaman Dipterocar-
tinggi di dalam tipe vegetasi yang bersangkutan
paceae sebelum dan sesudah ditebang digunakan
(Kusmana, 1997). Jenis dominan tersebut dapat di-
rumus koefisien kesamaan komunitas/index
peroleh dengan analisis indeks nilai penting sebagai
similarity (IS). Nilai IS tertinggi 100% dan te-
penjumlahan kerapatan relatif, dominasi relatif, dan
rendah 0%, semakin mendekati 100% komunitas
frekuensi relatif dari masing-masing jenis yang ter-
tumbuhan yang dibandingkan semakin identik
dapat dalam sampel petak, penelitian menggunakan
(Muller-Dombois dan Ellenberg, 1974).
rumus (Soerianegara dan Indrawan, 1998).
● Indeks keanekaragaman jenis, nilainya berkisar 2C
IS = x 100%
antara 0-4 (Misra, 1980; Magurran, 1988). a+b
n ni 2 ni IS = koefisien masyarakat atau koefisien ke-
H = - Log e samaan komunitas (%), C = jumlah nilai penting
N N
i=1 terkecil dari jenis-jenis yang sama terdapat pada
H = Shanon indeks, ni = nilai penting masing- kedua komunitas yang diperbandingkan, a =
masing spesies, e = konstanta dan N = total nilai jumlah nilai penting jenis Dipterocarpaceae pada
penting. salah satu komunitas, b = jumlah nilai penting
Tabel 2. Potensi Dipterocarpaceae pada kelompok hutan Sungai Subelen-Sungai Saibi Cagar Biosfer Pulau Siberut, Sumatera Barat.
Tinggi pohon Kerapatan (batang/ha) Basal area (m2/ha) Indeks nilai penting Keragaman jenis
Keadaan hutan
(m) Pohon Tiang Pohon Tiang Pohon Tiang Pohon Tiang
Primer 23,5 24,0 13,3 10,8 0,2 123,3 43,7 0,2 0,2
Bekas tebangan <1 tahun 19,6 9,3 4,0 1,6 0,0 64,7 16,3 0,2 0,1
Bekas tebangan 5 tahun 21,3 8,0 5,3 0,8 0,1 27,9 19,9 0,1 0,1
50
y = 3,0867x0,5327
45
40 R2 = 0,71
35
Tinggi (m)
30
25
20
15
10
5
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Diameter (cm)
Gambar 1. Hubungan antara diameter dan tinggi pohon pada hutan primer.
45
40
35 y = 4,0196x0,5052
30
Tinggi (m)
R2 = 0,81
25
20
15
10
5
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Diameter (cm)
Gambar 2. Hubungan antara diameter dan tinggi pohon pada LOA <1 tahun.
40
y = 1,9766x0,7344
35
R2 =0,82
30
Tinggi (m)
25
20
15
10
5
0
0 10 20 30 40 50 60
Diameter (cm)
Gambar 3. Hubungan antara diameter dan tinggi pohon pada LOA 5 tahun.
Tabel 4. Potensi produksi Dipterocarpaceae di kelompok hutan Sungai Subelen-Sungai Saibi Cagar Biosfer Pulau Siberut,
Sumatera Barat.
Kelas diameter (cm)
Keadaan hutan 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 >60
N V N V N V N V N V N V
Hutan primer 13,3 2,0 5,3 2,3 4,0 4,2 - - 1,3 4,2 12 199,4
LOA <1 tahun 4 3,0 2,7 3,0 - - 2,7 5,4 2,7 13,9 1,3 5,4
LOA 5 tahun 7,1 0,7 4,0 2,2 1,3 1,2 - - 2,7 10,2 - -
N = jumlah pohon/ha, V = volume pohon (m3/ha).