Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS HARGA SATUAN PADA PEKERJAAN PRESERVASI JEMBATAN

A. Resume Substansi
Dalam menganalisis Harga Satuan Dasar terdiri dari komponen biaya langsung dan tidak
langsung. Untuk komponen biaya langsung meliputi pertama item pekerjaan (tenaga kerja,
bahan, peralatan) kemudian dilakukan analisa HSD upah, biaya transportasi, harga alat, bunga
bank, asuransi, harga bahan, jarak ke lokasi dan kedua item biaya penerapan SMKK yang
terdiri dari 9 komponen. Dalam menganalisis biaya langsung meliputi :
a) Metode kerja, jarak ke lokasi, kondisi jalan, spesifikasi umum, spesifikasi khusus, rencana
kerja dan syarat (RKS), dan rencana keselamatan konstruksi (RKK);
b) Analisis biaya penerapan SMKK (analisis risiko)
Sedangkan untuk biaya tidak langsung meliputi biaya umum dan keuntungan yang besarnya
berkisar 15% dari biaya langsung.
1. Analisa Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
HSD Tenaga Kerja dapat diperoleh dari ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
setempat antara lain Upah Minimum Regional (UMR), Badan Pusat Statistik, atau data hasil
survei, dan data lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan. Apabila diperlukan tunjangan-
tunjangan, dapat disesuaikan dengan ketentuan teknis yang ada dalam spesifikasi.
Besarnya biaya tenaga kerja dipengaruhi keahlian tenaga kerja, mobilisasi tenaga yang
didatangkan dari luar daerah, jumlah tenaga kerja, faktor kesulitan pekerjaan, cuaca/ iklim,
waktu (siang atau malam), ketersediaan peralatan, pengaruh lamanya kerja, dan pengaruh
tingkat persaingan tenaga kerja. Pengukuran produktifitas suatu pekerjaan yang dilakukan
dengan metode Time and Motion Study yaitu dengan cara mengamati gerak para pekerja
dan mencatat produknya pada setiap menitnya.
2. Analisa Harga Satuan Dasar Alat
HSD peralatan atau harga sewa alat per jam tediri dari biaya pasti dan biaya operasi. Biaya
pasti meliputi nilai sisa alat, suku bunga bank dan biaya pengembalian modal bila pembelian
alat berat dengan kredit ke bank serta biaya asuransi alat sedangkan untuk biaya operasi
tergantung pada harga perolehan alat, tenaga mesin, konsumsi bahan bakar, pelumas dan
oli lainnya, serta suku cadang dan pemeliharaan.
Faktor yang mempengaruhi HSD peralatan antara lain: jenis peralatan, kapasitas alat,
tenaga mesin (horse power), faktor efisiensi alat, kondisi alat, kondisi cuaca, kondisi lokasi,
jenis material/bahan yang dikerjakan, dan faktor-faktor lainnya. Umur ekonomis peralatan
dapat dihitung berdasarkan kondisi penggunaan dan pemeliharaan yang normal,
menggunakan standar/manual dari pabrik pembuatnya. Setiap pemakaian peralatan
(operasional) membutuhkan sejumlah biaya seperti biaya bahan bakar, pelumas dan oli lain
sesuai dengan fungsinya, biaya pemeliharaan/perawatan serta perbaikan selama operasi.
Jumlah jam kerja alat dalam 1 tahun dihitung berdasarkan tugasnya sebagai berikut:
a. Peralatan bertugas berat (heavy duty) dianggap bekerja terus-menerus dalam setahun
selama 8 jam/hari dan 250 hari/tahun;
b. Peralatan yang bertugas sedang dianggap bekerja dalam setahun selama 8 jam/hari
dan 200 hari/tahun;
c. Peralatan yang bertugas ringan (light duty) dianggap bekerja dalam setahun selama 8
jam/hari dan 150 hari/tahun.
3. Analisa Harga Satuan Dasar Bahan
Harga satuan dasar bahan dapat dipengaruhi oleh harga bahan baku dari kuari atau pabrik,
jarak ke lokasi penerimaan, kondisi jalan, berat isi bahan, jenis alat angkut dan
kapasitasnya. Faktor yang mempengaruhi HSD bahan antara lain adalah kualitas,
kuantitas, dan lokasi asal bahan. HSD bahan dikelompokkan menjadi 3 bagian antara lain:
a. HSD bahan baku, contoh tanah timbunan, batu kali, pasir, semen, baja tulangan, aspal,
geosintetik (bisa sebagai bahan jadi), dan lain-lain;
b. HSD bahan olahan, contoh agregat kasar dan agregat halus, campuran beton semen,
aspal emulsi (bisa sebagai bahan jadi), campuran beraspal, dan lain-lain;
c. HSD bahan jadi, contoh tiang pancang beton pracetak, panel pracetak, geosintetik,
aspal emulsi, aspal karet, CPHMA, TCM, dan lain-lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi antara lain faktor operator, peralatan,
cuaca, kondisi medan/ lapangan, dan manajemen kerja dimana faktor tersebut digunakan
sebagai faktor efisiensi alat (Fa). Faktor kehilangan bahan (h) pada proses harga satuan
dasar bahan tidak diperlukan karena faktor kehilangan bahan hanya digunakan pada proses
analisis produktifitas dalam menyusun harga satuan pekerjaan (HSP).
Faktor-faktor yang mempegaruhi analisis produktifitas bahan antara lain:
a. Faktor konversi volume bahan (Fk), pada dasarnya dapat ditetapkan berdasarkan
pengalaman, pengamatan dan hasil uji laboratorium;
b. Faktor kuantitas dan proporsi bahan, diperlukan dalam analisis adalah untuk
mendapatkan koefisien bahan dalam satuan pengukuran. Satuan kuantitas bahan
adalah volume atau berat setiap jenis bahan dalam satuannya masing-masing yang
diperlukan dalam suatu mata pembayaran dengan memperhatikan satuan produk mata
pembayaran yang bersangkutan;
c. Faktor kehilangan bahan, dimana dalam menentukan keperluan bahan (bahan dasar
yang ada di kuari) perlu diperhitungkan adanya faktor kehilangan akibat pengerjaan atau
angkutan. Faktor kehilangan pada dasarnya dapat ditetapkan berdasarkan
pengalaman, pengamatan dan hasil uji laboratorium. Sebagai contoh selama
pemadatan faktor kehilangan bahan dapat berkisar antara 0 - 8% untuk campuran
berbasis aspal, dan bisa sampai dengan 25% untuk campuran berbasis semen;
d. Berat volume dan/ atau berat isi dan berat jenis bahan, diperlukan untuk konversi
kebutuhan bahan dalam satuan berat, yang perlu disiapkan sesuai dengan satuan
pembayaran yang digunakan;
e. Dimensi bahan, digunakan untuk keperluan konversi volume pekerjaan yang berbeda
dengan satuan pembayaran yang digunakan;
f. Dimensi pekerjaan, digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang perlu diuji dalam
pekerjaan pengendalian mutu, atau sesuai dengan frekuensi sampling pada pekerjaan
pengendalian mutu, atau sesuai dengan gambar;
g. Pekerjaan manual, dapat dianalisis sesuai dengan gambar dan kebutuhan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang bersangkutan. Kebutuhan bahan tersebut dapat
dianalisis sesuai dengan gambar, atau mengikuti koefisien bahan yang berlaku;
h. Pengadaan bahan, untuk pekerjaan pengadaan bahan olahan (agregat untuk fondasi
perkerasan berbutir dan perkerasan aspal atau beton semen, atau campuran aspal/
campuran beton segar siap pakai (ready mix) dan bahan jadi (tiang pancang pracetak,
lantai beton pracetak, dinding pracetak dan sejenisnya) dapat dianalisis volumenya,
dengan memperhitungkan biaya transportasi dan biaya handling di Base Camp atau di
lokasi pekerjaan;
i. Pengendalian mutu, dimana yang dianalisis adalah mutu bahan termasuk pekerjaan
yang terpasang di lapangan, mutunya harus diuji dan dilaporkan ke Pengawas
Pekerjaan. Pengendalian mutu dilaksanakan pada sebelum pelaksanaan atau
mobilisasi, selama pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai