Pada dasarnya,
analisis teknikal bertujuan untuk menggali informasi mengenai estimasi biaya teknis proyek, yang meliputi berikut
ini.
1. Investasi tetap
Meliputi tanah lokasi, bangunan pabrik dan bangunan lainnya, serta mesin dan pemasangannya.
2. Biaya dan pengeluaran produksi
Meliputi bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja langsung, biaya pabrik tidak langsung (factory
overhead cost).
3. Biaya masa percobaan atau uji coba
Misalnya, biaya-biaya yang diperkirakan akan terjadi di luar produksi normal selama masa operasi
percobaan. Misalnya, biaya waktu lembur, pengulangan pekerjaan, kerusakan, dan biaya penelitian
teknikal.
4. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan fasilitas yang dibutuhkan proyek.
Misalnya fasilitas penunjang, yaitu jalan raya, pelabuhan udara, laut, jalan kereta api, air, listrik, dan
komunikasi.
Hal-hal tersebut perlu dinilai tidak hanya pada satu lokasi melainkan juga di beberapa alternatif lokasi. Misalnya,
suatu industri membutuhkan sejumlah besar bahan bakar yang tersedia di suatu lokasi, dimana lokasi tersebut dapat
menghasilkan bahan bakar dengan jumlah dan kualitas tertentu sesuai kebutuhan proyek dengan biaya yang
serendah-rendahnya. Sejumlah alternatif lokasi lain menyediakan bahan bakar yang dibutuhkan, tetapi penentuan
lokasi yang dipilih adalah tergantung pada kombinasi biaya minimal dari biaya-biaya pengangkutan bahan baku dan
bahan bakar ke pabrik serta biaya pengangkutan barang jadi ke pasar.