Anda di halaman 1dari 4

Selamat malam,

Mohon izin, saya Fauzi Nur Rahman dengan NIM 031323632 akan mengikuti diskusi dengan
topik AMDAL. Berikut penjelasan saya.

Kepanjangan AMDAL adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau Analisis Dampak
Lingkungan. Secara umum, pengertian AMDAL adalah suatu kajian untuk mengetahui dampak
lingkungan yang disebabkan oleh adanya sebuah kegiatan yang direncanakan, misalnya proyek
baru.

Berdasarkan PP No 27 tahun 1999, pengertian AMDAL adalah suatu kajian dari suatu dampak
besar serta penting untuk melakukan pengambilan keputusan suatu usaha atau juga kegiatan
yang direncanakan di dalam lingkungan hidup.

Analisis ini biasanya dilakukan ketika akan dilakukan suatu proyek baru. AMDAL bersifat
menyeluruh, meliputi dampak biologi, sosial, ekonomi, fisika, kimia maupun budaya. Jadi,
AMDAL ini tidak hanya berfokus pada lingkungan hidup saja tetapi juga komponen lainnya
yang terlibat.

Pasal 15 ada upaya preventif di jalur perizinan antara lain:

1. Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai
dampak lingkungan hidup.
2. Ketentuan tentang rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar
dan penting terhadap lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), serta tata
cara penyusunan dan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan hidup ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
3. Di Indonesia implementasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
diatur dalam PP No 27 Tahun 1999. AMDAL dan sebagai upaya yang dilakukan berupa
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup. AMDAL sangat diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan yang dinilai
berpotensi berdampak negatif terhadap lingkungan. AMDAL sebagai salah satu
instrumen proses penegakan hukum administrasi lingkungan belum terlaksana
sebagaimana mestinya. Padahal instrumen ini dilekatkan suatu misi mengenai
kebijakan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Pasal 16-17: Dalam hal perizinan juga mengatur tentang pengelolaan limbah
sebagaimana tercantum dalam Pada Pasal 16 ayat (1) Setiap penangung jawab usaha
dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan.
Pada ayat (2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat menyerahkan pengelolaan limbah tersebut kepada pihak lain.
4. Ketentuan pelaksanaan pasal ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 17 ayat (1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
melakukanpengelolaan bahan berbahaya dan beracun. Pada pasal yang sama ayat (2)
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun meliputi: menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan/atau membuang. Ayat (3) Ketentuan
mengenai pengelolaan bahan berbahaya dan beracun diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.

Demikian dari saya. Mari diskusi.

Terima kasih.

Sumber:
Yuliati, Sri Handaru dan Tamjuddin. 2018. Studi Kelayakan Bisnis. (Edisi ke-2). Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-amdal.html
Selamat malam,

Mohon izin, saya Fauzi Nur Rahman dengan NIM 031323632 akan mengikuti diskusi dengan
topik pentingnya manajemen dalam studi kelayakan bisnis. Berikut penjelasan saya.

Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok
orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja sama
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.

Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis kuno, yaitu menagement, yang
artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan. Manajemen dapat juga didefinisikan
sebagai upaya perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran secara efisien dan efektif.

Efektif dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan sesuai perencanaan dan efisien untuk
melaksanakan pekerjaan dengan benar dan teroganisir.

Menurut T. Hani Handoko, ada tiga alasan utama mengapa manajemen diperlukan:

1. Manajemen diperlukan agar tujuan pribadi dan organisasi dapat tercapai


2. Berikutnya, manajemen juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-
tujuan, sasaran, dan kegiatan, yang saling bertentangan dari pihak yang punya
kepentingan dalam organisasi.
3. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi

Agar dalam pelaksanaan manajemen dalam studi kelayakan bisnis tidak gagal, perlu diketahui
penyebabnya, yaitu:

a. Kegagalan Memahami Fungsi Top Management  Puncak manajemen ada di


lokasi yang berjauhan dengan bawahan sehingga manajer lokal kurang mendapat
info mengenai kebijaksanaan pimpinan pusat sehingga kurang memperhitungkan
alasan yang mendasari kebijaksanaan tersebut dan hanya fokus pada masalah rutin
saja.
b. Kegagalan Memberikan Wewenang dan Tanggung Jawab yang Memadai 
Manajer tidak bisa efektif bekerja jika tanpa tugas, tanggung jawab dan wewenang
dari atasannya. Larangan dan sanksi yang terlalu banyak akan membuat bawahan
merasa tidak bebas berkreasi sehingga membuat mereka tidak efektif bekerja.
c. Kegagalan Mendapatkan Tenaga Manajemen yang Memadai  Kurangnya tenaga
manajemen membuat biaya produksi meningkat, menurunkan output, menimbulkan
kesulitan mekanis. Jika dibiarkan, proyek gagal.
d. Kekurangan Tenaga Manajemen yang Berpengalaman  manajer posisi kunci
harus kompeten, mendapatkan pelatihan, berpengalaman, berbakat memimpin,
berbisnis dan mengelola.
e. Kekurangan Pemimpin yang Berbakat  Kemampuan teknis super tanpa bakat
memimpin akan gagal. Manajer dinilai dari bagaimana dia memimpin, organisir.
Mengerahkan, dan merangsang inspirasi orang lain.
f. Tidak Ada Pendelegasian  Manajer tanpa kepercayaan untuk mengelola atau
Kewenangan diberikan kepada manajer yang tidak mampu.
g. Kurangnya Kesadaran tentang Profit dan Biaya  Efiseinsi perusahaan adalah
profitabilitas, yang juga dipakai untuk menilai kemampuan manajemen dalam
mengelola perusahaan.
h. Kurangnya Kesadaran Menggunakan Alat Akuntansi sebagai Alat Manajemen 
Laporan harian, bulanan, tahunan sesuai prosedur akuntansi berlaku akan
mempermudah manajer unutk mengetahui dan menunjukkan prestasinya.
i. Kurangnya Kesadaran Pengelolaan Sumber Daya Manusia  Pengelolaan SDM
kurang baik akan membuat perusahaan mengalami kesulitan. Oleh karena itu,
pengelolaan yang baik dimulai dari perencanaan jumlah dan kualitas, pencarian,
seleksi, pemilihan, pemeliharaan, dan pengembangan.
j. Kurangnya Kesadaran terhadap Fungsi Pemasaran  kesadaran akan pentngnya
kepuasan konsumen sangat diperlukan. Karena fokus pada profit, hal ini sering
dilupakan.

Demikian dari saya. Mari diskusi.

Terima kasih.

Sumber:

Yuliati, Sri Handaru dan Tamjuddin. 2018. Studi Kelayakan Bisnis. (Edisi ke-2). Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka

https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen.html

Anda mungkin juga menyukai