Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Komunikasi Data (Data Communication)

Oleh: Yoga Permana Wijaya, S.Pd


www.yogapermanawijaya.wordpress.com

Pengertian Komunikasi Data


Komunikasi berasal dari bahasa Inggris ‘Communication’, secara etimologis berasal dari bahasa
Latin ‘Commicatus’, dan perkataan ini bersumber dari kata ‘Communis’ yang memiliki makna
‘berbagi’ atau ‘menjadi miliki bersama’. Komunikasi berarti suatu proses membangun saling
pengertian dengan menciptakan dan menggunakan informasi agar tehubung satu sama lain.

Data berasal dari kata ‘datum’ yang berarti materi atau kumpulan fakta yang dipakai untuk
keperluan suatu analisa. Data merupakan sesuatu yang masih belum mempunyai arti bagi
penerimanya dan memerlukan suatu pengolahan untuk menjadi informasi (informasi adalah
sesuatu yang bisa dimengerti manusia dan bernilai pengetahuan). Data bisa berwujud suatu
kedaan, gambar, huruf, angka, bahasa, simbol matematika dan simbol lainnya yang bisa
digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data secara elektronik dari dua
atau lebih alat yang terhubung kedalam sebuah jaringan (network) melalui suatu media. Elemen
Sistem Komunikasi data dapat dibagi menjadi 3 bagian seperti yang digambarkan dalam bagan
berikut ini:

Gambar 1. Elemen Sistem Komunikasi Data


Untuk mengkomunikasikan data dari suatu tempat ketempat lain ke 3 elemen tersebut harus
ada, bila salah satu elemen tidak tersedia maka komunikasi data mustahil bisa dilakukan.

Perkembangan Komunikasi Data


Sebelum berkembangnya teknologi komunikasi data dan adanya jaringan komputer (computer
network), banyak perusahaan mengalami keadaan seperti yang digambarkan sebagai berikut:
Suatu perusahaan umumnya terdiri atas berbagai bagian yang masing-masing menjalankan
fungsinya. Perkembangan perusahaan akan memberikan tuntutan bagi suatu bagian untuk
melakukan komputerisasi operasinya. Tiap bagian akan mengembangkan sistemnya sesuai
dengan keperluannya sehingga perusahaan tersebut akan mempunyai berbagai sistem yang satu
dengan yang lainnya tidak kompatibel dan hanya efisien untuk bagian tersebut. Untuk
menghemat biaya, waktu dan tenaga, digunakanlah sistem yang dipusatkan sehingga masing-
masing bagian hanya menyiapkan datanya sedangkan pengolahannya dipusatkan dan dilakukan
oleh komputer yang berkekuatan besar (mainframe). Pengolahan kebanyakan dilakukan
secara sistem batch (Batch Processing system). Sistem terpusat seperti ini mengumpulkan dan
mempersiapkan data yang hendak diolah agar dapat diterima oleh komputer pusat pengolah
data, sehingga memerlukan selang beberapa waktu untuk memperoleh hasilnya. Kadang-
kadang data yang diperlukan dan telah dipersiapkan tersebut dibawa dengan alat transportasi
ke komputer pengolah data. Oleh komputer data tersebut akan diolah sesuai dengan aturan
yang berlaku. Hasil pengolahan kemudian dikeluarkan dalam bentuk yang dapat dipergunakan
oleh pemakai, misalnya berbentuk cetakan kertas (print-out), ataupun bentuk lain. Hasil ini
kemudian dikirimkan ke pihak yang memerlukannya. Tiap-tiap bagian tidak dapat memasukkan
data dan mendapatkan data seketika dari komputernya.
Gambar 2. Pengolahan Data konvensional
Untuk mengatasi selang waktu yang diperlukan untuk membawa data tersebut haruslah
digunakan suatu sistem komunikasi data. Dengan sistem ini tiap pengolahan yang diperlukan
akan mendapatkan suatu terminal yang terhubung ke komputer pusat. Melalui terminal ini
tugas atau data dapat secara langsung diberikan kepada komputer dan hasilnya dapat diterima
seketika itu juga. Selain itu, data bagian lain dapat juga dimanfaatkan jika dibutuhkan
sehingga dapat diperoleh sistem pengolahan informasi yang benar-benar terpusat. Semua
bagian dari perusahaan tersebut dapat saling memanfaatkan data karena tersimpan di satu
tempat dan program yang ada akan mengatur keandalan dari data perusahaan.

Pada situasi di atas terlihat kenyataan bahwa untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
diperlukan cukup banyak waktu. Usaha mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan
hasil pengolahan menyebabkan timbulnya komunikasi data ini. Sebelum adanya komunikasi
data aktivitas pengolahan data harus melalui beberapa prosedur yang tidak terlalu efisien.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa waktu dapat dihemat terutama pada bagian
transportasi dan pada saat pengubahan bentuk data ke bentuk yang sesuai dengan bentuk yang
dapat diterima oleh sistem komputer. Dengan menggunakan saluran komunikasi sebagai alat
transportasi, waktu yang dapat dihemat cukup banyak. Bilamana kegiatan pengubahan bentuk
data ke bentuk yang dikehendaki tidak terjadi dalam proses langsung dan harus dilakukan pada
saat pengumpulan data, maka komunikasi data seperti ini disebut komunikasi data off-line (Of
line data communication).
Lebih banyak waktu lagi dapat dihemat bila data yang dikumpulkan dapat langsung diterima
oleh komputer lalu segera diolah (interactive), berarti sistem komunikasi data seperti ini
disebut sebagai Komunikasi data on-line (On line data communication). Dengan adanya komunikasi
data ini pemakai (user) dapat mengirimkan data langsung ke komputer melalui terminalnya
yang dihubungkan dengan saluran transmisi. Akibatnya komunikasi data memberi keuntungan
dalam penghematan waktu dalam hal:
1. Pengumpulan dan persiapan data: Bila pada saat pengumpulan data digunakan suatu intelligent
terminal (terminal pintar) maka waktu untuk pengumpulan data dapat dikurangi sehingga dapat
mempercepat proses.
2. Pengolahan data: Komputer langsung mengolah data yang masuk dari saluran transmisi.
3. Distribusi: Dengan adanya saluran transmisi hasil dapat langsung dikirimkan kepada pemakai yang
memerlukannya.
Kalau alasan pertama adalah penghematan waktu, maka alasan kedua ialah penggunaan sistem
komputer secara lebih efisien. Contohnya ialah penggunaan komputer secara bersama oleh
berbagai departemen, bagian ataupun anak perusahaan dari suatu perusahaan yaitu dengan
pemakaian terminal pada masing-masing pihak yang membutuhkannya.

Sekarang dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi data antara lain ialah:

 Memungkinkan pengiriman data dalam jumlah yang besar secara effisien, tanpa kesalahan dan
ekonomis dari satu tempat ke tempat yang lain.
 Memungkinkan penggunaan sistem komputer dan peralatan pendukungnya dari jauh (remote computer
use)
 Memungkinkan penggunaan sistem komputer secara terpusat maupun secara tersebar sehingga
mendukung manajemen dalam hal kontrol
 Mempermudah kemungkinan pengelolaan dan pengaturan data yang ada dalam berbagai macam sistem
komputer
 Mengurangi waktu untuk pengolahan data
 Mendapatkan data langsung dari sumbernya (mempertinggi kehandalan)
 Mempercepat penyebarluasan informasi.
Kini perusahaan kecil dan menengah dengan cepat mengadopsi pemakaian komputer terutama
apa yang dikenal sebagai PC (Personal Computer). Umumnya perusahaan-perusahaan ini
sebagian besar tidak menggunakan sistem terpusat karena investasi yang diperlukan terlalu
tinggi. Pemakaian dari PC yang meluas menimbulkan perkembangan yang pesat dalam hal
pemakaian bersama sumber daya dan menuntut komunikasi yang handal dan murah. Kemajuan
teknik komunikasi data menyebabkan timbulnya suatu jaringan yang merupakan kumpulan
perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat saling berkomunikasi. Jaringan yang dibentuk
karena dimungkinkannya komunikasi yang handal antar perangkat dalam jaringan tumbuh
dengan sangat pesat. Pengolahan informasi bukan saja terpusat akan tetapi dapat tersebar.
Jaringan akan dinilai didasarkan atas keandalan, keamanan dan unjuk kerjanya (misalnya
dalam hal jumlah pemakai yang dapat didukungnya; jenis medium yang dipakai; perangkat
keras; perangkat lunak). Efektivitas sistem komunikasi data tergantung pada karakterisitik
dasar yaitu: penyampaian (delivery), ketepatan (accuracy) dan waktu (timeliness).

Bentuk Sistem Komunikasi Data


Dari pembahasan perkembangan komunikasi data maka dapat diketahui suatu sistem
komunikasi data dapat berbentuk off-line communication system atau on-line communication system.
1. off-line communication system
Suatu bentuk sistem komunikasi data yang sederhana dapat berbentuk off-line communication
system,yaitu data yang ditransmisikan tidak langsung diproses oleh CPU penerima.

Gambar 3. Off-Line Communication System (Jogiyanto Hartono: 2004)


2. On-Line Communication System
Suatu on-line communication system, data yang dikirimkan akan langsung diterima oleh komputer
pusat untuk diolah. On-Line Communication System dapat berbentuk remote job entry (RJE) system;
realtime system; time sharing system; client server system atau distributed data processing system.
a. Remote Job Entry System
Data yang akan dikirimkan dikumpulkan terlebih dahulu dan dikirimkan secara bersama-sama
ke komputer pusat untuk diolah. Karena data dikumpulkan (batch) terlebih dahulu dalam suatu
periode, maka cara pengolahan sistem ini disebut dengan batch processing system. Hasil dari
pengolahan data umumnya ada dikomputer pusat dan tidak dapat langsung seketika dihasilkan,
karena komputer pusat harus sekaligus mengolah sekumpulan data yang cukup besar.
Gambar 4. Remote Job Entry System (Jogiyanto Hartono: 2004)
b. Realtime System
Suatu realtime system memungkinkan data yang dikirim kepusat komputer seketika pada saat itu
juga akan diolah di pusat komputer dan pusat komputer mengirimkan kembali hasil pengolahan
pengiriman data yang dikirimkan tersebut. American Airlines merupakan perusahaan yang
pertama kali mepelopori sistem ini. Dengan realtime system, penumpang dapat memesan tiket
untuk suatu nomor penerbangan tertentu dan mendapatkan hasilnya kurang dari 15 detik,
calon penumpang dapat pula mengetahui apakah masih ada tempat duduk atau tidak.

Gambar 5. Realtime System (Jogiyanto Hartono: 2004)


c. Time Sharing System
Time Sharing System memungkinkan beberapa pemakai bersama-sama menggunakan suatu
komputer dan komputer tersebut akan membagi waktunya bergantian untuk tiap-tiap pemakai.
Tiap-tiap user dilayani oleh komputer bergiliran dalam waktu yang sangat cepat (time
slice atau quantum), sehingga tiap-tiap pemakai komputer tidak merasa bahwa komputer
melayani beberapa pemakai sekaligus bergiliran.

Gambar 6. Time Sharing System (Jogiyanto Hartono: 2004)


d. Client Server System
Time Sharing System umumnya melibatkan komputer mainframe yang dihubungkan dengan banyak
terminal. Terminal yang digunakan adalah dumb terminal yang digunakan sebagai alat input
atau output saja. Terminal ini disebut dengan dumb terminal (terminal bodoh) karena tidak
memiliki processor, sehingga semua pengolahan data dilakukan oleh komputer pusat
(mainframe). Oleh karena itu komputer pusat harus membagi waktunya (time sharing) untuk
melayani dumb terminal.
Dengan semakin murahnya komputer mikro (PC), banyak dumb terminal yang diganti oleh
komputer mikro ini. Sebagai sebuah terminal, komputer mikro merupakan Intelligent
terminalkarena memiliki processor didalamnya, sehingga pengolahan data dapat dilakukan di
komputer mikro tersebut. Jika pengolahan data dapat dilakukan di masing-masing terminal,
maka logikanya pengolahan data tidak perlu dilakukan oleh komputer pusat yang besar dan
mahal seperti mainframe. Yang diperlukan adalah komputer pusat yang menyediakan database
dan program aplikasi umum. Komputer pusat seperti itu cukup komputer mini bahkan
komputer mikro yang memiliki media penyimpanan cukup besar untuk melayani (server)
kebutuhan data dan program dari terminal-terminal komputer mikro. Komputer pusat yang
berfungsi sebagai penyedia data dan program ini disebut dengan server. Komputer-komputer
mikro yang berfungsi sebagai terminal disebut dengan clients dan sistem jaringan ini disebut
dengan Client Server System.
e. Distributed Data Processing System
Distributed Data Processing (DDP) System merupakan suatu sistem komputer interaktif yang
lokasinya terpencar dan dihubungkan dengan jalur telekomunikasi, masing-masing komputer
mampu mengolah data secara sendiri-sendiri dan mampu berhubungan dengan komputer
lainnya dalam suatu sistem. Masing-masing komputer dalam setiap lokasi menggunakan
komputer yang lebih kecil dibandingkan dengan komputer pusat. Komputer kecil tersebut
memiliki penyimpanan data tersendiri dan mampu mengolah data sendiri. Pekerjaan yang
terlalu besar yang tidak dapat dilakukan ditempat sendiri maka akan ditransmisikan untuk
diolah di komputer yang lebih besar, atau bila data tidak tersedia ditempat sendiri, dapat
diambilkan dari komputer pusat.

Gambar 7. DDP System (Jogiyanto Hartono: 2004)


Model Komunikasi Data
Ada 3 macam model komunikasi data dilihat berdasarkan tipe channel transmisi, yakni tipe
transmisi satu arah (Simplex atau one way transmission), transmisi dua arah bergantian (Half
Duplex atau either way transmission), atau transmisi dua arah serentak (Full Duplex atau both way
transmission).
1. Simplex atau One Way Transmission
Tipe channel transmisi ini hanya dapat membawa informasi data dalam bentuk satu arah saja,
tidak bolak-balik. Misalnya siaran radio atau televisi, yaitu signal yang dikirimkan dari stasiun
pemancar hanya dapat diterima oleh pesawat penangkap siaran, tetapi pesawat penangkap
siaran tidak dapat mengirimkan infomasi balik ke stasiun pemancar. Pengiriman data dari satu
komputer ke komputer lain yang searah (komputer yang satu mengirim kekomputer lainnya
sebagai penerima) merupakan contoh dari one way transmission.
2. Half Duplex atau Either Way Transmission
Half Duplex atau Either Way Transmission biasa disingkat HDX, dalam tipe channel transmisi ini
informasi data dapat dikirim dan diterima namun tidak secara serentak (bergantian). Artinya
bila satu mengirimkan maka yang lainnya menerima dan sebaliknya. Radio CB Walkie-
talkiemerupakan contoh dari two-way transmission, dengan radio CB Walkie-talkie kita dapat
berbicara atau mendengarkan namun secara bergantian.
3. Full Duplex atau Both Way Transmission
Full Duplex atau Both Way Transmission biasa disingkat FDX merupakan channel transmisi dimana
informasi data dapat mengalir dalam dua arah serentak atau dapat mengirim dan menerima
data dalam waktu yang bersamaan. Komunikasi lewat telepon merupakan contoh dari
tipe channel transmisi ini. Dengan telepon kita bisa berbicara sekaligus mendengarkan apa yang
sedang diucapkan oleh lawan bicara.
Model komunikasi data berdasarkan jalur transmisinya terdiri dari unicast, multicast, dan
broadcast.
1. Unicast
Unicast merupakan kontak data informasi pada suatu alat dengan alat yang lain, sedangkan
ketika kontak tersebut terjadi, alat tersebut tidak dapat melakukan kontak dengan alat lainnya
diluar kontak yang terjadi. Contoh apabila dua telepon saling terhubung, telepon yang lain
tidak dapat menghubungi salah satu dari kedua telepon yang sedang terhubung itu.

2. Multicast
Berbeda dengan Unicast, dalam multicast ketika proses kontak terjadi, masing-masing alat
tetap dapat terhubung dengan alat lainnya. Contohnya adalah server yang digunakan untuk
mengakses Internet. Server mampu melayani beberapa komputer yang terhubung dengan
media transmisi, dan dalam proses ini masing-masing komputer mampu melakukan proses balik
dengan server tersebut.

3. Broadcast
Dalam proses ini alat yang menerima data informasi tidak dapat memberikan respon balik
terhadap alat pengirim data informasi. Akan tetapi pengirim dapat mengirim kelebih dari satu
alat sekaligus. Contohnya pemancar radio dan pemancar televisi.

Berdasarkan konfigurasi jalur transmisi data, model komunikasi data terbagi menjadi point to
point dan point to multipoint:
1. Point to Point
Dalam konfigurasi ini media atau peralatan saling terhubung antara satu peralatan dengan
peralatan lain tanpa terbagi. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada beberapa peralatan
komputer seperti printer yang terhubung langsung dengan komputer.

2. Point to Multipoint
Dimana suatu alat atau media dapat terhubung dengan beberapa alat lainnya. Proses transmisi
data yang menggunakan konfigurasi ini misalnya penyiaran radio yang mana sebuah pemancar
dapat diakses atau terhubung dengan beberapa radio sekaligus.

Berdasarkan mode transmisi data, komunikasi data dapat berbentuk mode transmisi paralel
(parallel transmission) dan mode transmisi seri (serial transmission).
1. Mode Transmisi Paralel
Pada mode transmisi ini, semua bit dari karakter yang diwakili oleh suatu kode, ditransmisikan
secara serentak satu karakter setiap saat.
Gambar 8. Mode Transmisi Paralel (Jogiyanto Hartono: 2004)
Bila digunakan kode ASCII, maka dibutuhkan sebanyak 8 channel untuk mentransmisikan
sekaligus ke 8 buah bit 1 karakter kode ASCII. Perhatikan, bahwa yang ditransmisikan secara
paralel adalah bit-bit dalam 1 karakter, sedangkan masing-masing karakternya ditransmisikan
secara seri (berurutan).
2. Mode Transmisi Serial
Mode transmisi serial merupakan mode transmisi yang umum dipergunakan. Pada mode ini,
masing-masing bit dari satu karakter dikirimkan secara berurutan, yaitu bit per bit, satu diikuti
oleh bit berikutnya. Penerima kemudian merakit kembali arus bit-bit yang datang ke dalam
bentuk karakter.

Gambar 9. Mode Serial Transmisi (Jogiyanto Hartono: 2004)


Jaringan Komputer
Jaringan komputer (networks) adalah kumpulan interkoneksi sejumlah komputer dan komponen
hardware dengan saluran komunikasi sehingga dapat berbagi sumber daya dan data informasi.
Berikut ini merupakan Jenis-jenis jaringan komputer:

Berdasarkan Arsitektur Jangkauan Area


1) PAN (Personal Area Network)
2) LAN (Local Area Network)
3) MAN (Metropolitan Area Network)
4) WAN (Wide Area Network)
5) internet (International Network/Interconnected Network)
Berdasarkan Media Transmisi
1) Wireline (dengan kabel): jenis-jenis kabel yang biasa digunakan adalah kabel twisted pair
(UTP/unshielded twisted pair dan STP/shielded twisted pair), Coaxial, dan Fiber Optic
2) Wireless (tanpa kabel atau nirkabel): jenis-jenis media transmisinya dapat
berupa terestrial microwave (gelombang mikro yang sumbernya dan disalurkannya di
bumi), satellite system, radiasi elektromagnetik, bluetooth, infrared dsb.
Berdasarkan Desain Fisik / Topologi
1) Star

2) Bus

3) Ring

4) Mesh

5) Tree
Protokol Komunikasi Data dan Model Referensi OSI
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya
hubungan, komunikasi dan perpindahan data informasi antara dua atau lebih komputer.
Protokol mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya
mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi
penerima agar komunikasi dapat berlangsung dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam
jaringan tersebut berbeda sama sekali. Protokol ini mengurusi berbagai hal mulai dari
perbedaan format data pada kedua sistem hingga pada masalah koneksi listrik.

Fungsi protokol secara detail dapat dijelaskan berikut:

1) Fragmentasi dan reassembly

Fungsi dari fragmentasi dan reasembly adalah membagi informasi yang dikirim menjadi
beberapa paket data pada saat sisi pengirim mengirimkan informasi dan setelah
diterima maka sisi penerima akan menggabungkan lagi menjadi paket informasi yang
lengkap.

2) Encaptulation

Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan address, kode-
kode koreksi dan lain-lain.

3) Connection control

Fungsi dari Connection control adalah membangun hubungan (connection) komunikasi


dari sisi pengirim dan sisi penerima, dimana dalam membangun hubungan ini juga
termasuk dalam hal pengiriman data dan mengakhiri hubungan.

4) Flow control

Berfungsi sebagai pengatur perjalanan data dari sisi pengirim ke sisi penerima.

5) Error control

Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses pengiriman
maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error control adalah mengontrol
terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data dikirimkan.
Salah satu protokol standar internasional adalah OSI (Open System Interconnection). OSI
dikeluarkan oleh lembaga ISO (International Standars Organization ) di Eropa pada tahun 1977.
Model referensi OSI menggambarkan bagaimana data informasi di sebuah komputer berpindah
melewati sebuah media jaringan ke suatu komputer lain. Model ini disebut OSI (Open System
Interconnection) Reference Model karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian open
system. Open System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi
dengan sistem-sistem lainnya.
Model OSI itu sendiri bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini tidak
menjelaskan secara pasti layanan dan protokolnya untuk digunakan pada setiap layernya.
Model OSI hanya menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sebuah layer. Akan
tetapi ISO juga telah membuat standar untuk semua layer, walaupun standar-standar ini bukan
merupakan model referensi itu sendiri. Setiap layer telah dinyatakan sebagai standar
internasional yang terpisah. Model OSI disusun atas 7 lapisan sebagai berikut, disusun dari
lapisan yang terendah sampai lapisan yang tertinggi:
1. fisik (lapisan 1);
2. data link (lapisan 2);
3. network (lapisan 3);
4. transport (lapisan 4);
5. session (lapisan 5);
6. presentasi (lapisan 6) dan
7. aplikasi (lapisan 7).

Gambar 10. Model Referensi OSI (wikipedia.org)


Ke tujuh lapisan dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu lapisan
atas (host layer) dan lapisan bawah (media layer). Lapisan atas dari model OSI berurusan
dengan persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasi hanya pada software. Lapisan
tertinggi (lapisan aplikasi) adalah lapisan penutup sebelum ke pengguna (user). Pengguna dan
lapisan aplikasi saling berinteraksi dengan software aplikasi yang berisi sebuah komponen
komunikasi. Lapisan bawah dari model OSI mengendalikan persoalan transport data. Lapisan
fisik dan lapisan data link diimplementasikan ke dalam hardware dan software, sedangkan
lapisan network pada umumnya hanya diimplementasikan dalam software.

Sebelum munculnya model reference OSI, sistem jaringan komputer menjadi beraneka ragam
dan sangat tergantung kepada pemasok perangkat jaringan (vendor), sehingga banyak
perangkat memiliki protokol berbeda yang tidak dapat saling berkomunikasi. OSI berupaya
membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperabilitas antara
pemasok yang berbeda, agar komunikasi berbagai perangkat jaringan yang berbeda tersebut
dapat dilakukan.

Model referensi ini awalnya ditunjukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol
jaringan, meski pada kenyataan inisiatif ini mengalami kegagalan yang disebabkan oleh
beberapa faktor berikut:
1) Standar model referensi ini sangat berdekatan jika dibandingkan dengan model referensi
DARPA yang dikembangkan oleh lembaga Internet Engineering Task Force (IETF). Model referensi
DARPA adalah model basis protocol TCP/IP yang populer di gunakan dan kini menjadi protokol
bagi open system networking terbesar didunia (Internet) .
2) Model referensi ini dianggap sangat kompleks dan kurang efektif. Beberapa fungsi seperti
halnya metode komunikasi connectionless dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya
seperti flow control dan koneksi kesalahan di ulang-ulang pada beberapa barisan.
3) Pertumbuhan internet dan protocol TCP/IP membuat model referensi OSI menjadi kurang
diminati.

Pemerintah AS mencoba untuk mendukung model referensi OSI dalam solusi jaringan
pemerintah pada tahun 1980an. Dengan mengimplementasikan beberapa standar yang disebut
dengan Goverment Over Systems Interconnection Profile (GOSIP) usaha ini akhirnya di tinggalkan
tahun 1955. Model referensi OSI pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi
logis yang harus terjadi agar komunikasi dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protocol
yang digunakan dalam dunia nyata semacam TCP/IP, DECNET dan IBM, System Network
Architecture (SNA) memetakan tumpukan protocol (protocol stack) mereka ke model referensi
OSI. Model referensi OSI pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana
beberapa protokol jaringan didalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan
berinteraksi.
Dengan maksud agar jaringan tidak menjadi rumit, protokol OSI dibagi menjadi beberapa
Level/Layer/Lapisan. Susunan dari layer ini menunjukan tahapan dalam melakukan
komunikasi. Masing-masing layer memiliki tujuan yang sama, yakni memberikan layanan
kepada layer yang berada diatasnya. Level/Layer/Lapisan OSI itu adalah sebagai berikut:

1) Physical Layer (Lapisan Fisik)


Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi, metode pensinyalan, sinkronisasi bit,
arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet /token ring), topologi jaringan dan pengkabelan.
Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana network interface card (NIC) dapat
berkomunikasi atau berinteraksi dengan media kabel atau nirkabel. Lapisan fisik melakukan
fungsi pengiriman dan penerimaan bit stream dalam medium fisik.
Hal-hal yang diatur oleh lapisan fisik, adalah:

 Karakteristik fisik dari media dan antarmuka.


 Representasi bit-bit. Maksudnya lapisan fisik harus mampu menterjemahkan bit 0 atau 1, juga termasuk
pengkodean dan bagaimana mengganti sinyal 0 ke 1 atau sebaliknya.
 Data rate (laju data).
 Sinkronisasi bit.
 Line configuration (Konfigurasi saluran). Misalnya: point-topoint atau point-to-multipoint
configuration.
 Topologi fisik. Misalnya: mesh, star, ring, bus.
 Mode transmisi. Misalnya :half-duplex, full-duplex, simplex.
2) Data Link Layer (Lapisan Data Link)
Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data di kelompokan menjadi format yang
disebut sebagai frame, pada level ini terjadi koneksi kesalahan, flow control, pengamatan
perangkat keras (seperti halnya media acces control address (mac address) dan menentukan
bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, brigde, repeater, dan switch layer 2
beroperasi. Spefikasi IEEE 80z, membagi level ini menjadi 2 level, yaitu lapisan logic link
control/ (LLC) dan lapisan media acces control (MAC). Lapisan data link berfungsi
mentransformasi lapisan fisik yang merupakan fasilitas transmisi data mentah menjadi link
yang reliabel. Dalam lapisan ini menjamin informasi bebas error untuk ke lapisan diatasnya.
Tanggung jawab utama lapisan data link ini adalah sebagai berikut :

 Framing, yaitu membagi aliran bit (bit stream) yang diterima dari lapisan network menjadi unit-unit
data yang disebut frame.
 Physical addressing. Jika frame-frame didistribusikan ke sistem lain pada jaringan, maka data link akan
menambahkan sebuah header di muka frame untuk mendefinisikan pengirim dan/atau penerima.
 Flow control. Jika rate atau laju bit stream berlebih atau berkurang maka flow control akan melakukan
tindakan yang menstabilkan laju bit.
 Error control. Data link menambah reliabilitas lapisan fisik dengan penambahan mekanisme deteksi
dan retransmisi frame-frame yang gagal terkirim.
 Access control. Jika dua atau lebih perangkat (device) dikoneksi dalam link yang sama, lapisan data
link perlu menentukan perangkat yang mana yang harus dikendalikan pada saat tertentu.
3) Network Layer (Lapisan Network)
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket dan
kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch
layer-3. Lapisan network bertanggung jawab untuk pengiriman paket dengan konsep source-to-
destination.
Tanggung jawab spesifik lapisan network ini adalah :

 Logical addressing. Bila pada lapisan data link diimplementasikan physical addressing untuk penangan
pengalamatan/addressing secara lokal, maka pada lapisan network problematika addressing untuk
lapisan network bisa mencakup lokal dan antar jaringan/network. Pada lapisan network ini logical
address ditambahkan pada paket yang datang dari lapisan data link.
 Routing. Jaringan-jaringan yang saling terhubung sehingga membentuk internetwork diperlukan
metoda routing/pe-rute-an. Sehingga paket dapat ditransfer dari satu perangkat yang berasal dari
jaringan tertentu menuju perangkat lain pada jaringan yang lain.
4) Transport Layer (Lapisan Transport)
Berfungsi untuk memecah data kedalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke
paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain
itu, level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket di terima dengan sukses (unknown
ledgement) & menstranmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang ditengah jalan. Pada
intinya lapisan ini bertugas memastikan paket dihantar dengan benar. Tanggung jawab spesifik
lapisan transport ini adalah :
 Sevice-point addressing. Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau aplikasi yang
berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan transport ini tidak hanya menangani
pengiriman/delivery source-todestination dari Komputer yang satu ke komputer yang lain saja namun
lebih spesifik kepada pengiriman jenis pesan (message) untuk aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap
pesan yang berlainan, aplikasi harus memiliki alamat (address) tersendiri lagi yang disebut service
point address atau port address.
 Segmentation dan reassembly. Sebuah pesan (message) dibagi dalam segmen- segmen yang terkirim.
Setiap segmen memiliki nomor urut (sequence number). Sequence number ini yang berguna bagi
lapisan transport untuk merakit (reassembly) segmen-segman yang terpecah atau terbagi tadi
menjadi message yang utuh.
 Connection control. Lapisan transport dapat berperilaku sebagai connectionless atau connection-
oriented.
 Flow control. Seperti halnya lapisan data link, lapisan transport bertanggung jawab untuk kontrol aliran
(flow control). Bedanya dengan flow control di lapisan data link adalah dilakukan untuk end-to-end.
 Error control. Sama fungsi tugasnya dengan error control di lapisan data link, juga berorientasi end-to-
end.
5) Session Layer (Lapisan Session)
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat di buat, di pelihara/dihancurkan.
Selain itu di level ini juga dilakukan resolusi nama. Layanan yang diberikan oleh tiga layer
pertama (fisik, data link dan network) tidak cukup untuk beberapa proses. Maka pada lapisan
session ini dibutuhkan dialog controller.

Tanggung jawab spesifik :

 Dialog control.
 Sinkronisasi.
6) Presentation Layer (Lapisan presentasi)
Berfungsi untuk menetralisasikan data yang hendak di transmisikan oleh aplikasi kedalam
format yang dapat ditransmisikan oleh aplikasi kedalam format yang dapat ditransmisikan
melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirector
(redirector software). Presentation layer lebih cenderung pada syntax dan semantic pada
pertukaran informasi dua sistem.
Tanggung jawab spesifik:

 Translasi.
 Enkripsi.
 Kompresi.
7) Application layer (Lapisan aplikasi)
Berfungsi sebagai antar muka antara aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur
bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan.
Protocol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, & NFS.

Daftar Istilah
 Jaringan kerja (network): Hubungan komunikasi satu sama lainnya antara dua atau lebih alat
sehingga membentuk suatu sistem.
 Terminal: setiap titik dimana data dapat masuk atau keluar dari sistem.
 Crosstalk: sebuah fenomena dimana signal transmisi pada sebuah sirkuit atau saluran, menciptakan
efek mengganggu terhadap signal transmisi pada sirkuit atau saluran lainnya.
 Noise signal: kesalahan pada signal berguna dalam mentransmisikan informasi yang diakibatkan
gangguan acak dari suatu energi, baik energi natural ataupun buatan manusia
 Interferensi: interaksi antar gelombang di dalam suatu wilayah. Interferensi dapat bersifat membangun
dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru
yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya
adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan.

Kata Kunci
Pengertian komunikasi data, perkembangan komunikasi data, evolusi komunikasi data, sistem
komunikasi data, bentuk komunikasi data, model komunikasi data, jaringan komunikasi data,
arsitektur komunikasi data, protokol komunikasi data, model referensi OSI (Open System
Interconnections).

Anda mungkin juga menyukai