Anda di halaman 1dari 18

NOTULEN

BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Rabu, 13 September 2023


Lokasi Pertemuan : Hotel Sae Inn
Sasaran : Camat se Kabupaten Kendal

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal memberikan sambutan
dan arahan sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan
bahwa peserta kegiatan harus memperhatikan apa yang disampaikan dalam
pertemuan ini agar bisa dilaksanakan selanjutnya. Kemenkes berkomitmen untuk
mentransformasi sistem kesehatan Indonesia salah satunya berfokus pada layanan
primer. Kebijakan Posyandu sebagai LKD (Lembaga Kemasyarakatan Desa)
menjadikan Posyandu menangani semua urusan kesehatan (semua siklus kehidupan).
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Peran Pokjanal Posyandu Dalam Menjalankan Fungsi Pembinaan Posyandu
Disampaikan oleh Dispermades
Pokjanal Posyandu menurut Permendagri No. 54 Tahun 2007, Pokjanal Posyandu
adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam
pembinaan penyelenggaraan/pengelolaan Posyandu yang berkedudukan di Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan. Fungsi Pokjanal Posyandu yaitu
penyaluran Aspirasi Masyarakat dalam pengembangan Posyandu, Pelaksanaan
Kebijakan Pemerintah dalam pembinaan Posyandu, Pengorganisasian pelaksanaan
kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan Posyandu, Peningkatan kualitas
pelayanan Posyandu kepada Masyarakat, Pengembangan kemitraan dalam peminaan
posyandu.
b. Kebijakan Posyandu sebagai LKD
Disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kendal.
Permendagri Nomor 18 Tahun 2018 telah meningkatkan status Posyandu menjadi
Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD). Dengan Posyandu menjadi LKD menjadikan
Posyandu menangani semua urusan kesehatan. Pembiayaan dapat dialokasikan
melalui APBDes. Pokjanal Posyandu sebagai wadah koordinasi dan konsolidasi yang
dibentuk mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa dan Kelurahan
dalam rangka sinergitas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta
pembinaan posyandu sebagai layanan terintegrasi.
c. Posyandu Dalam Integrasi Layanan Primer
Disampaikan oleh Endang Jumini, S.Gz, M.Si Kabid Kesmas Dinas Kesehatan
Kabupaten Kendal.
Kemenkes berkomitmen untuk mentransformasi sistem kesehatan Indonesia - salah
satunya berfokus pada layanan primer. 3 Fokus Integrasi Layanan Primer (ILP) yaitu
Siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan sekaligus sebagai fokus
penguatan promosi dan pencegahan, Mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring
hingga tingkat desa dan dusun, termasuk untuk memperkuat promosi dan
pencegahan serta resiliensi terhadap pandemi, Memperkuat Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS) melalui pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan per desa.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
Peran Kader sangat penting sehingga harus dipikirkan reward untuk Kader. Apa yang
harus direncanakan dan target mulai tahun berapa ILP dilaksanakan?
Jawab :Harus ada dukungan agar Kader mau melakukan tugasnya dengan dibentuk
LKD sehingga pembiayaan dapat di danai dari dana Desa. ILP mulai dilaksanakan
tahun ini (2023) dan segera untuk dibentuk Pokjanal.
4. Output
Pembentukan Pokjanal Posyandu mulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa yang
ditetapkan dengan penerbitan SK.
5. Penutupan
Penutupan SosialisasiPokjanal Posyandu ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,

Yunia Indah P., S.Kep Ns


NIP. 19740621 200604 007
NOTULEN
BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Selasa, 6 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Balai Desa Karanganyar Plantungan
Sasaran : Desa Karanganyar

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Kepala Desa Karanganyar yang memberikan sambutan dan arahan
sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa peserta
kegiatan harus memperhatikan apa yang disampaikan dalam pertemuan ini agar bisa
dilaksanakan selanjutnya. Harapannya dengan kegiatan ini kita jadi lebih mengerti apa
itu desa siaga.
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
b. Disampaikan oleh Hary S Kuncoro, S.KM.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
c. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Erni Juni Fitriyanti, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Kalau ada keluarga yang ngeyel kalau diingatkan kader, misalnya untuk tidak BAB di
jamban, bagaimana mengatasinya?
Jawab : Kader bisa menggandeng tokoh masyarakat atau pihak pemerintahan yang
disegani keluarga tersebut sehingga pesan yang diberikan lebih diperhatikan oleh
keluarga tersebut.
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,

Yunia Indah P., S.Kep Ns


NIP. 19740621 200604 007
NOTULEN

BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Rabu, 7 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Balai Desa Jeruk Giling Kecamatan Kaliwungu Selatan
Sasaran : Desa Jeruk Giling

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Kepala Desa Jeruk Giling yang memberikan sambutan dan arahan
sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa peserta
kegiatan harus memperhatikan apa yang disampaikan dalam pertemuan ini agar bisa
dilaksanakan selanjutnya. Harapannya dengan kegiatan ini kita jadi lebih mengerti apa
itu desa siaga.
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Hary S Kuncoro, S.KM.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
b. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Erni Juni Fitriyanti, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Sumber daya apa yang seperti apa yang dimaksud dalam desa siaga?
Jawab : Sumber daya yang dimiliki desa/masayarakat yang bisa menjadi
kekuatan/modal untuk mengatasi masalah kesehatan. Misalnya desa memiliki dana
desa untuk membiayai kegiatan kesehatan, CSR dari pihak swasta, dan lain-lain.
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,

Yunia Indah P., S.Kep Ns


NIP. 19740621 200604 007
NOTULEN
BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Kamis, 8 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Aula Kecamatan Sukorejo
Sasaran : Desa Harjodowo dan Desa Ngargosari

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Camat Sukorejo yang memberikan sambutan dan arahan sekaligus
membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa sudah dijadwalkan
pengusulan RKPDes jatuh pada bulan September, untuk itu setiap desa harus
membuat usulan kegiatan dan dana terutama untuk bidang Kesehatan. Desa siaga dan
rumah desa sehat untuk dapat berjalan beriringan, mendukung satu sama lain.
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Hary S Kuncoro, S.KM.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
c. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Erni Juni Fitriyanti, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Di desa banyak sekali kegiatan yang sama dari pihak atas (Desa siaga, RDS, BNN)
apakah tidak bisa dijadikan satu agar desa tidak bingung karena terlalu banyak
kegiatan?
Jawab : Harus ada koordinasi dengan pihak terkait agar walaupun banyak kegiatan tapi
tetap efektif dilakukan. hal-hal yang sama dapat dikolaborasikan agar setiap program
saling mendukung satu dengan yang lainnya.
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,
Yunia Indah P., S.Kep Ns
NIP. 19740621 200604 007

NOTULEN
BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Senin, 12 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Balai Desa Limbangan
Sasaran : Desa Limbangan

1. Pembukaan
b. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Kepala Desa Limbangan yang memberikan sambutan dan arahan
sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa peserta
diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan seksama agar dapat diaplikasikan nanti
ketika akan melakukan SMD secara mandiri.
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
b. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Yunia Indah S. Kep., Ns.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
d. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Pratiwi Sulistiyani, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Selama ini sudah SMD tapi langsung kita kumpulkan warga dan disepakati saat itu
juga, apakah bisa seperti itu?
Jawab : prinsipnya semua proses dari mulai mencari masalah hingga solusi harus
dilakukan, dengan cara FGD seperti itu bisa namun lebih baik lagi jika melibatkan
masyarakat.
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,
Yunia Indah P., S.Kep Ns
NIP. 19740621 200604 007

NOTULEN
BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Selasa, 13 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Balai Desa Korowelanganyar Kecamatan Cepiring
Sasaran : Desa Korowelanganyar

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Kepala Desa Korowelanganyar yang memberikan sambutan dan
arahan sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa
peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan seksama agar dapat
diaplikasikan nanti ketika akan melakukan SMD secara mandiri.
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Yunia Indah S. Kep., Ns.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
e. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Pratiwi Sulistiyani, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Apakah MMD harus dilaksanakan sendiri? Di desa adanya musrenbang
Jawab : Dapat dilaksanakan bersama saat musrencang, tidak harus dianggarkan
secara khusus
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,

Yunia Indah P., S.Kep Ns


NIP. 19740621 200604 007
NOTULEN

BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Rabu, 14 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Balai Desa Sumberejo Kecamatan Kaliwungu
Sasaran : Desa Sumberejo

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Kepala Desa Sumberejo yang memberikan sambutan dan arahan
sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa kegiatan
ini sangat bagus untuk menilai apakah selama ini kita sudah memenuhi syarat-syarat
sebagai desa siaga aktif.
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Yunia Indah S. Kep., Ns.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
b. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Pratiwi Sulistiyani, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Apa bedanya desa siaga aktif dengan rumah desa sehat?
Jawab : prinsipnya sama-sama kegiatan untuk mengatasi masalah Kesehatan, namun
desa siaga lebih luas mencakup Kesehatan, bencana alam, dan kegawatdaruratan
kesehatan. Dalam pelaksanaannya kedua program ini bisa dikolaborasikan ditingkat
desa agar saling mendukung satu sama lain.
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,

Yunia Indah P., S.Kep Ns


NIP. 19740621 200604 007
NOTULEN

BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Kamis, 15 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Balai Desa Rejosari Kecamatan Kangkung
Sasaran : Desa Rejosari dan Desa Kadilangu

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Camat Kangkung yang memberikan sambutan dan arahan
sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa peserta
diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan baik. Desa diharapkan dapat
melaksanakan SMD sebelum bulan September 2023 karena jadwal penyusunan
RKPDes akan dimulai bulan September
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Yunia Indah S. Kep., Ns.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
b. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Pratiwi Sulistiyani, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Apakah semua warga harus diwawancarai saat survei mengingat banyaknya jumlah
warga?
Jawab : bisa menggunakan sampel, 10-20 orang per RT
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,

Yunia Indah P., S.Kep Ns


NIP. 19740621 200604 007

NOTULEN
BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Senin, 19 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Aula Kecamatan Patebon
Sasaran : Desa Purwosari dan Desa Magersari

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Kasi Pemberdayaan Kec. Patebon yang memberikan sambutan
dan arahan sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan
bahwa peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan seksama agar dapat
diaplikasikan nanti ketika akan melakukan SMD secara mandiri.
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Endang Jumini, S. Gz., M.Si.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
b. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Pratiwi Sulistiyani, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Apakah kuesioner bisa dibuatkan puskesmas saja? Karena banyak tentang Kesehatan
yang anggota FGD dan kader tidak tahu
Jawab : Idealnya isi dari kuesioner dibuat oleh masyarakat, puskesmas hanya
mendampingi selama proses pemberdayaan, jika ada yang tidak dimengerti
puskesmas bertugas meluruskan
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,

Yunia Indah P., S.Kep Ns


NIP. 19740621 200604 007

NOTULEN
BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Selasa, 20 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Aula Kecamatan Rowosari
Sasaran : Desa Karangsari dan Desa Gempolsewu

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Kasi Pemberdayaan Kec. Rowosari yang memberikan sambutan
dan arahan sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan
bahwa peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan seksama agar dapat
diaplikasikan nanti ketika akan melakukan SMD secara mandiri.
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Hary S Kuncoro, S.KM.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
b. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Erni Juni Fitriyanti, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Kapan waktu yang tepat untuk SMD?
Jawab : Sebelum penyusunan RKPDes agar semua usulan yang muncul dari SMD
bisa diusulkan.
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,

Yunia Indah P., S.Kep Ns


NIP. 19740621 200604 007
NOTULEN

BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Rabu, 21 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Balaidesa Winong Kec. Ngampel
Sasaran : Desa Winong

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Kasi Pemberdayaan Kec. Winong yang memberikan sambutan dan
arahan sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa
peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan seksama agar dapat
diaplikasikan nanti ketika akan melakukan SMD secara mandiri.
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Endang Jumini, S.Gz., M.Si.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
b. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Pratiwi Sulistiyani, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Untuk tahun ini SMD sudah dilaksanakan, apakah perlu dilaksanakan lagi sesuai
tahapan yang telah dijelaskan?
Jawab : Sesuai kebutuhan, jika dirasa hasilnya masih kurang sesuai bisa dilaksanakan
lagi selama RKPDes belum diajukan.
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,
Yunia Indah P., S.Kep Ns
NIP. 19740621 200604 007

NOTULEN

BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Kamis, 22 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Balaidesa Plososari Kec. Patean
Sasaran : Desa Plososari

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
Disampaiakan oleh Kepala Desa Plososari yang memberikan sambutan dan arahan
sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa peserta
diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan seksama agar dapat diaplikasikan nanti
ketika akan melakukan SMD secara mandiri.
d. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Yunia Indah P., S.Kep Ns.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
b. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Pratiwi Sulistiyani, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Apakah FKD harus rapat sebanyak 8 kali? Anggaran desa sangat terbatas.
Jawab :Idealnya FKD aktif apabila melakukan rapat minimal 8 kali dalam setahun.
Tidak harus dianggarkan secara khusus, bisa pada saat pertemuan non formal, atau
Bersama dengan kegiatan lain, yang penting ada dokumentasi, notulen, dll.
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,
Yunia Indah P., S.Kep Ns
NIP. 19740621 200604 007

NOTULEN

BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Rabu, 27 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Aula Kecamatan Kendal
Sasaran : Kelurahan Kalibuntu dan Kelurahan Patukangan

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
d. Disampaiakan oleh Camat Kendal yang memberikan sambutan dan arahan sekaligus
membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa peserta diharapkan
dapat mengikuti kegiatan dengan seksama agar dapat diaplikasikan nanti ketika akan
melakukan SMD secara mandiri.
e. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Endang Jumini, S. Gz., M.Si.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
b. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Erni Juni Fitriyanti, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Apakah semua warga harus diwawancari mengingat penduduk kelurahan yang padat
dan banyak yang tidak menetap?
Jawab : Bisa dengan sampel per RT, minimal 10-20 orang per RT
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,
Yunia Indah P., S.Kep Ns
NIP. 19740621 200604 007

NOTULEN

BIMBINGAN TEKNIS DESA SIAGA

Hari, tanggal : Rabu, 27 Juni 2023


Lokasi Pertemuan : Balaidesa Purworejo Kec. Ringinarum
Sasaran : Desa Purworejo

1. Pembukaan
a. Pembukaan
b. Menyanyikan lagu indonesia raya dan mars hidup sehat
c. Sambutan
d. Disampaiakan oleh Kepala Desa Purworejo yang memberikan sambutan dan arahan
sekaligus membuka pertemuan ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa peserta
diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan seksama agar dapat diaplikasikan nanti
ketika akan melakukan SMD secara mandiri.
e. Doa
Dilakukan bersama- sama seluruh peserta yang hadir sesuai agama dan kepercayaan
masing – masing.
2. Materi
a. Kebijakan dan Peran Lintas Sektor
Disampaikan oleh Yunia Indah P., S. Kep. Ns.
Bahwa Desa Siaga Aktif adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah Kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan Kesehatan secara mandiri. Kebijakan Desa Siaga
Aktif tercantum dalam Kepmenkes Nomor 828 Tahun 2008 yang terdiri dari 4 pilar yaitu
pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan oleh masyarakat, pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat, dan pembiayaan kesehatan. Peran pemerintah desa
sangat penting terutama Forum Kesehatan Desa (FKD) dan kader sebagai penggerak.
Kegiatan utamanya yaitu SMD dan MMD yang akan melahirkan rencana kegiatan
untuk mengatasi masalah Kesehatan di desa.
b. Pergerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disampaikan oleh Pratiwi Sulistiyani, S.KM.
Bahwa dalam pemberdayaan masyarakat harus menjalankan sistem kemitraan, baik
dengan kader Kesehatan, lintas sektor/swasta, instansi pendidikan, dan lain-lain.
Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan 1 (satu) tahun sekali sebagai dasar penyusunan
usulan kegiatan yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Penyampaian tahapan SMD disampaikan dengan simulasi oleh peserta kegiatan,
meliputi proses mencari masalah kesehatan dan menjabarkan faktor risiko,
memprioritaskan masalah, membuat peta imajiner, hingga Menyusun rencana
intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
3. Diskusi dan tanya jawab
Hal – hal yang dijadikan bahan diskusi dan tanya jawab sebagai berikut :
- Bagaimana jika ada warga yang ngeyel jika diberi masukan oleh kader?
Jawab : kader bisa mengajak tokoh atau perangkat desa yang disegani oleh warga
tersebut untuk membantu mengedukasi warga
4. Output
Peserta Bimtek Desa Siaga mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya di masyarakat
yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah Kesehatan
serta mampu melaksanakan SMD dan MMD secara mandiri dengan didampingi
puskesmas.
5. Penutupan
Penutupan kegiatan Bimtek Desa Siaga ditutup oleh pembawa acara.

Kendal,
Pelaksana kegiatan,

Yunia Indah P., S.Kep Ns


NIP. 19740621 200604 007

Anda mungkin juga menyukai