Anda di halaman 1dari 35

Tugas Kelompok

Oleh : Kelompok 5
Perubahan dan adaptasi
Fisiologi pada BBL
DOSEN PENGAMPU
~Lenny Naingolan,SST.M.Kes
~Inke Malahayati,SST,M.Kes
Anggota Kelompok 1

Maimunah Nur
Ir n a
ara Siti A
a nisw mna
d
Latar Belakang
BBL atau Bayi baru lahir adalah masa
kehidupan bayi pertama di luar rahim
sampai dengan usia 28 hari dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim menjadi di luar
rahim.
Identifikasi Masalah
Perubahan system pernapasan/respirasi
Perubahan pada system peredaran darah
Pengaturan suhu
Metabolisme glukosa
Perubahan system gastrointestinal
System kekebalan tubuh/imun
*Perubahan System
Pernapasan/Respirasi*
Pernapasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam
tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan
membuang karbon dioksida ke lingkungan.

Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:


-Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan
udara.
-Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke
sel-sel tubuh
dua cara pernapasan
01 02
Respirasi / Pernapasan Dada Respirasi/Pernapasan Perut

•Otot antar tulang rusuk luar •Otot difragma pada perut


berkontraksi atau mengerut mengalami kontraksi
•Tulang rusuk terangkat ke atas • Diafragma datar
•Rongga dada membesar yang •Volume rongga dada menjadi besar
mengakibatkan tekanan udara yang mengakibatkan tekanan
dalam dada kecil sehingga udara udara pada dada mengecil
masuk ke dalam badan. sehingga udara pasuk ke paru-paru
Sistem Pernapasan pada Manusia
terdiri atas:
1. Hidung
2. Faring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Bronkiouls
6. paru-paru
ALAT – ALAT PERNAPASAN PADA MANUSIA

1.Rongga Hidung (Cavum Nasalis)


Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak
(kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir
berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat
konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menghangatkan udara yang masuk. Di sebelah belakang rongga hidung
terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut
choanae.Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus
dan selaput lendir yang
berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.
2. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan
2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan
saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat
terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran
pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang
terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa
menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan.
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar
masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring
juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara percakapan.
3. Batang Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak
sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding
tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan,
dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan
kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok
bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam
paru- paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi
saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus
berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru
(alveolus).
4. Pangkal Tenggorokan (laring)
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan.
Laring berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah
satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di
ujung bagian pangkal laring.
Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis
pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran
suara pada laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan
juga sebagai tempat keluar masuknya udara. Pangkal tenggorok disusun
oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal tenggorok
dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu
menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada
waktu bernapas katu membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat
selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru,
misalnya pada waktu kita bicara.
5. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus
kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan
trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada
bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari
lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu
bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-
paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah
kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus
lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang
menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke
dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung
kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam alveolus inilah
oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus
adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.
6. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh
diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru
kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua
selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung
menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan
selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun
oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih
bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus
bersilia. Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris.Pada dinding
duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang disebut
alveolus.
*PERUBAHAN PADA SYSTEM
PEREDARAN DARAH*
Sistem kardiovaskuler ialah sistem organ pertama yang
berfungsi dalam perkembangan manusia. Pembentukan
pembuluh darah dan sel darah dimulai pada minggu ketiga
dan bertujuan menyuplai oksigen dan nutrien dari ibu
kepada embrio. Pada akhir minggu ketiga, tabung jantung
mulai berdenyut. Selama minggu keempat dan kelima,
jantung berkembang menjadi organ empat serambi. Dan
pada tahap akhir masa embrio, perkembangan jantung
lengkap.
2 SISTEM PEREDARAN DARAH
01 02
SIMULASI PEREDARAN DARAH KECIL SIMULASI PEREDARAN DARAH BESAR

Sistem peredaran darah ini mengalirkan Sistem peredaran darah ini


darah dari jantung ke paru- mengalirkan darah yang kaya oksigen
paru dan kembali ke jantung.
dari
Darah yang kaya karbon dioksida dari bilik
bilik (ventrikel) kiri jantung lalu
kanan -> dialirkan ke paru-
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
paru melalui arteri pulmonalis -> paru-paru
Jantung (bilik kiri) -> aorta ->
di bagian alveolus darah
tersebut bertukar dengan darah yang kaya pembuluh nadi -> pembuluh kapiler ->
akan oksigen -> pembuluh balik pembuluh balik atas dan pembuluh
paru-paru/vena pulmonalis -> jantung balik bawah -> jantung melalui serambi
melalui serambi kiri. kanan.
Organ sistem peredaran darah manusia
•Jantung merupakan bagian tubuh manusia yang terletak dalam rongga
dada sebelah kiri di atas diafragma. Jantung sendiri memiliki fungsi sebagai
alat pemompa darah. Jantung mempunyai empat ruang yang terbagi
sempurna yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel).
•Pembuluh Darah
Selain jantung untuk memompa darah, diperlukan juga pembuluh darah
untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Terdapat tiga macam pembuluhdarah
yaitu arteri, vena, dan kapiler. Mari kita simak penjelasan berikut untuk mengetahui
hubungan ketiga pembuluh darah satu dengan lain.

•Pembuluh Nadi (Arteri)


Pembuluh darah yang membawa darah keluar dari jantung atau yang
arahnya meninggalkan jantung disebut dengan pembuluh darah nadi atau arteri.
Arteri yang mengandung darah yang kaya oksigen untuk diedarkan keseluruh
tubuh, pembuluh darah ini disebut nadi besar atau aorta. Aorta ini membentuk
cabang-cabang lebih kecil dan ujung-ujungnya berhubungan langsung dengan sel-
sel tubuh. Cabang-cabang inilah yang disebut kapiler.Pembuluh darah nadi kedua,
keluar dari bilik kanan (ventrikel kanan) membawa darah dari seluruh tubuh yang
kaya karbon dioksida menuju ke paru-paru, disebut arteri pulmonalis.
•Pembuluh Balik (Vena)
Pembuluh darah yang membawa darah ke jantung disebut dengan
pembuluh darah vena atau pembuluh balik. Pembuluh balik tubuh berukuran
besar terdiri dari pembuluh balik atas (vena kava superior) dan pembuluh balik
bawah (vena kava inferior). Pembuluh balik atas membawa darah dari tubuh
bagian atas misalnya kepala dan lengan. Pembuluh balik bawah membawa
darah dari tubuh bagian bawah. Kedua pembuluh vena kava superior-inferior
bermuara ke serambi kanan jantung (atrium kanan) membawa darah kaya
karbon dioksida.
•Pembuluh Kapiler
Pembuluh darah berukuran kecil sebagai perpanjangan arteri dan vena
disebut dengan kapiler. Dinding sel pembuluh ini bersifat permeabel alias
dapat ditembus partikel sehingga cairan tubuh dan zat-zat terlarut dapat
keluar masuk melalui dinding selnya yang hanya berupa selapis sel.
Pembuluh kapiler menghubungkan ujung pembuluh nadi terkecil
(arteriola) dengan ujung pembuluh balik terkecil (venula). Pada pembuluh
kapiler inilah juga terjadi pertukaran oksigen, karbon dioksida, zat-zat
makanan, serta hasil-hasil ekskresi dengan jaringan yang ada di sekeliling
kapiler.
Meskipun ukuran arteriol dan kapiler lebih kecil dibandingkan dengan
arteri dan vena, tetapi jumlah volume darah secara keseluruhan lebih besar
di arteriol dan kapiler. Volume darah di dalam kapiler 800 kali volume darah
di dalam arteri dan vena.
*PENGATURAN SUHU*
Suhu tubuh adalah pernyataan tentang
perbandingan (derajat) panas suatu
zat. Dapat pula dikatakan sebagai ukuran
panas/dinginnya suatu benda. Sedangkan
dalam bidang thermodinamika suhu adalah
suatu ukuran kecenderungan bentuk atau
sistem untuk melepaskan tenaga secara
spontan
Hipotalamus yang terletak antara hemisfer
serebral, mengontrol suhu tubuh. Suhu yang
nyaman adalah pada saat sistim panas beroperasi.
Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada
suhu tubuh, hipotalamus anterior mengontrol
pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior
mengontrol produksi panas. Bila sel saraf di
hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set
point maka inpuls akan dikirim untuk menurunkan
suhu tubuh
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
1. Kecepatan metabolisme basal
2. Sirkulasi cerebral
3. Rangsangan saraf simpatis
4. Hormon pertumbuhan
5. Hormon kelamin
6. Demam (peradangan)
7. Status gizi
8. Aktivitas
9. Gangguan organ
10. Lingkungan
*METABOLISME GLUKOSA*
Glukosa darah merupakan gula yang terdapat dalam
darah yang dibentuk dari
karbohidrat dalam makanan yang diserap dalam jumlah
besar ke dalam darah serta
dikonversikan di dalam hati. Glukosa dalam tubuh dipecah
untuk menyediakan energi
pada sel atau jaringan dan dapat disimpan sebagai energi
dalam sel sebagai glikogen.
Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan
dan disimpan sebagai glikogen di
hati dan otot rangka. Kadar glukosa darah dapat
dipengaruhi oleh dua hormon yang
berasal dari pankreas yaitu insulin dan glukagon.
Insulin diperlukan untuk
permeabilitas membran sel terhadap glukosa dan
untuk transportasi glukosa ke dalam
sel. Tanpa insulin, glukosa tidak dapat memasuki
sel.
Metabolisme glukosa menghasilkan asam piruvat, asam laktat, dan asetil koenzim
A (asetil-KoA) yang dapat menghasilkan energi. Metabolisme glukosa juga secara
signifikan dikontrol oleh hati. Simpanan glikogen di hati merupakan sumber glukosa
untuk mempertahankan kadar glukosa normal dalam darah. Selain itu, di hati terjadi
glukoneogenesis, karena glikogen terbentuk dari sumber-sumber non karbohidrat
seperti asam amino atau asam lemak. Hal ini terjadi pada keadaan rendahnya asupan
karbohidrat,DM, atau kelaparan. Pada kasus kerusakan hati yang berat, dapat terjadi
hipoglikemia karena ketidakmampuan jaringan hati yang tersisa untuk membentuk
glukosa (Sacher dan McPerson,2012). Glukosa dapat disimpan di hati atau otot sebagai
glikogen, suatu polimer yang terdiri dari banyak residu glukosa dalam bentuk yang
dapat dibebaskan dan dimetabolisme sebagai glukosa. Karena besarnya volume dan
kandungan enzim untuk berbagai konversi metabolik, hati berperan dalam
mendistribusikan glukosa untuk menghasilkan energi. Sebagian besar energi untuk
fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa
*PERUBAHAN SYSTEM
GASTROINTESTINAL*
Dalam 24 jam pertamanya setelah lahir, saluran pencernaan bayi akan mencerna asupan untuk
pertama kalinya. Perlu diingat:

1. Bayi yang baru lahir memiliki kapasitas lambung seukuran kelereng Namun Ibu jangan khawatir
karena lambung si Kecil akan terus membesar dalam beberapa hari selanjutnya.
2. Dinding perut si kecil agak kaku dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran Oleh karena itu
asupan yang dicerna akan bergerak perlahan dari lambung ke usus.
3. Bayi ibu hanya akan bisa menelan sekitar tiga sendok makan ASI di hari pertamanya Pada ibu
yang menyusui untuk enam bulan pertama atau kedepannya, si kecil mungkin ingin meminum susu
setiap jam. Alasan lain untuk menyusui lebih sering dalam jumlah yang kecil adalah pada mulanya
payudara Ibu menghasilkan ASI dalam jumlah kecil dengan protein tinggi dan kaya dengan
antibodi yang disebut kolostrum.
Bayi baru lahir memiliki 4 refleks yang berhubungan dengan pencernaan yang
membantu saat makan atau menyusui:

1.)Refleks mencari puting


Memudahkan si kecil untuk mencari dan melekat pada puting. Kontak kulit antar Ibu dan
si kecil (Inisiasi Menyusui Dini) dapat memicu refleks ini.
2.)Refleks menghisap/menelan
Mengkoordinasikan gerakan mulut dengan pernapasan, membantu si kecil untuk minum
ASI dengan mudah. Refleks ini cukup kuat setelah lahir, dan para ahli menyarankan Ibu
untuk segera menyusui 1 jam setelah melahirkan.
3.)Refleks mendorong lidah
membuat si kecil mendorong lidahnya ketika bibirnya menyentuh puting. Refleks ini
memudahkan si kecil pada saat sedang menyusu.
4.)Refleks muntah
Menghalau makanan padat supaya tidak tertelan oleh si kecil yang berumur kurang dari
4 hingga 6 bulan.
Pada saat yang sama, sistem pencernaan si kecil yang baru lahir bersiap-
siap untuk pekerjaan barunya yaitu mencerna dan memproses ASI dengan
cara-cara berikut ini:

1. Meningkatkan asam lambung


Kadar asam lambung berlipat ganda dalam 24 jam setelah kelahiran. Hal
ini membantu memecah protein susu dalam lambung.
2. Memperbanyak laktase
Hampir semua anak dilahirkan dengan kemampuan untuk menghasilkan
laktase dalam jumlah yang besar, suatu enzim yang bekerja di usus untuk
mencerna laktosa.Tingkat laktase yang tertinggi adalah saat kelahiran,
kemudian turun selama tahun pertama. Untuk kebanyakan orang, tubuh
berhenti memproduksi laktase yang cukup untuk mencerna susu pada
masa kanak-kanak dan remaja.
*SYSTEM KEKEBALAN
TUBUH/imun*
Sistem imun adalah sistem daya tahan tubuh terhadap
serangan substansi asing yang terpapar ke tubuh kita.
Substansi asing tersebut bisa berasal dari luar maupun
dalam tubuh sendiri. Contoh subtansi asing yang berasal
dari luar tubuh (eksogen) misalnya bakteri, virus, parasit,
jamur, debu, dan serbuk sari.
Respon imun terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase
respon imun alami (innate imunity) dan fase respon
imun adaptif (adaptive immunity). Respon imun
alami akan terjadi pada awal terpaparnya
imunogen ke tubuh kita. Apabila sistem imun alami
ini bisa mempertahankan tubuh dari serangan
imunogen, maka kita tidak akan menderita sakit
(fase pertama). Sebaliknya, apabila sistem imun
alami tidak bisa mempertahankan terhadap
serangan imunogen, maka kita akan
sakit/terinfeksi (fase kedua).
ada 3 mekanisme respon imun untuk mengeliminasi infeksi virus, yang akan
dijabarkan sebagai berikut.
Melalui antibodi. Sebelum masuk menginfeksi ke dalam sel inang, virus
dapat disingkirkan oleh antibodi. Antibodi adalah suatu protein yang secara
spesifik mengenali antigen, termasuk virus, dan akan berikatan dengannya.
Ikatan antibodi dengan virus akan membasmi virus dengan cara: (a) antibodi
menetralisasi virus sehingga virus tidak lagi bisa menginfeksi sel inang; (b)
beberapa antibodi dapat bekerja sekaligus bersamaan sehingga partikel
virus berlekatan menjadi agregat (proses ini disebut aglutinasi) dan menjadi
target yang jauh lebih mudah dikenali oleh sel-sel dalam sistem imun; (c)
kompleks antibodi-virus akan berikatan pada reseptor permukaan sel
sehinga mengaktivasi proses fagositosis, yaitu proses “penelanan” dan
perusakan virus oleh sel fagosit (misalnya makrofag); dan (d) mengaktivasi
sistem komplemen, yang pada akhirnya akan mengopsonisasi dan
memfagositosis virus (3).
•Mekanisme sitotoksik
Jika virus sudah masuk mengineksi ke dalam sel inang, sel-sel sistem imun
tidak dapat “melihat” atau mendeteksi keberadaan virus tersebut sehingga
tubuh tidak tahu jika sel inang telah terinfeksi. Untuk mengatasi hal tersebut,
sistem imun memiliki suatu metode yang mampu memperlihatkan apa yang
ada di dalam suatu sel dengan menggunakan suatu molekul protein yang
dinamakan MHC kelas I (class I major histocompatibility complex). MHC kelas I
ini bertugas mempresentasikan potongan protein (peptide) hasil produksi virus
di dalam sel ke permukaan sel.Salah satu jenis sel limfosit T, yaitu sel T
sitotoksik, mampu mengenali MHC pada sel yang telah terinfeksi virus. Proses
interaksi sel T dengan MHC ini akan memicu sel T memproduksi senyawa yang
akan membunuh sel yang terinfeksi virus tersebut[3].Namun demikian, virus
memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat tinggi, sehingga akhirnya juga
dapat meloloskan diri dari deteksi oleh sel T, misalnya dengan cara menekan
molekul MHC. Di sisi lain, sistem imun juga memiliki sel NK yang dapat
mendeteksi sel yang memiliki jumlah molekul MHC jauh lebih sedikit dari
‘normal’. Sel NK ini juga akan mentarget sel tersebut yang terinfeksi virus
tersebut dengan cara yang mirip dengan sel T sitotoksik
•Melalui interferon
Selain dengan mekanisme sitotoksik, sel inang yang
terinfeksi virus tersebut akan memproduksi dan
melepaskan molekul protein yang disebut Interferon
menghambat replikasi virus di dalam sel inang. Selain
itu, interferon juga berperan sebagai molekul sinyal
yang akan “memperingatkan” sel-sel sehat di sekitar
sel yang terinfeksi akan keberadaan virus. Sel-sel di
sekitar sel yang terinfeksi ini akan “bersiaga” dengan
meningkatkan jumlah MHC kelas I pada
permukaannya, sehingga dapat diidentifikasi oleh sel
T yang akan mentarget sel tersebut yang terinfeksi
virus tersebut dengan cara yang mirip dengan sel T
sitotoksik
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai