Anda di halaman 1dari 11

0

DAYA DUKUNG FONDASI DANGKAL


1
1. Persamaan Daya Dukung
a. Teori plastisitas Prandtl
Pada sekitar tahun 1920 Prandtl mengusulkan teri daya dukung
berdasarkan teori plastisitas, membentuk persamaan dari analisis kondisi
aliran yang mana keruntuhan daya dukung fondasi pada permukaan tanah,
seperti ditunjukan pada Gambar 1 di bawah ini ;

Gambar 1. Bidang keruntuhan daya dukung fondasi

Jika kita perhatikan Gambar 1 di atas, tanah berdekatan dengan fondasi bergerak
menuju ke atas

Bagian melengkung bidang cd maupun ce merupakan bagian spiral


logaritmis, busur lingkaran dan daya dukung Prandtl, untuk fondasi di tanah
lempung dengan φ = 0, yaitu ;

qult = (π +2)c = 5,14 c pers. 1


yang lain menemukan 5,64c sampai 5,74c sedangkan dari metoda Prandtl
5,14c yang merupakan daya dukung untuk fondasi – fondasi di permukaan
tanah. Nilai Nc sebesar 5,14 dan bebannya sebesar 5,14 adalah
pertambahan akibat geser diantara tanah dan dasar fondasi.

b. Jumikis (1962) dan Davidson (1973), fondasi di atas tanah φ – c


Yang dimaksud tanah φ – c yaitu tanah yang memiliki sifat cohesif maupun
gesekan (sudut geser dalam). Kerusakan pasak berdasrkan teoritis dan
pemodelan Jumikis (1962) dan Davidson (1973). Pada waktu pasak
menghujam tanah, tekanan lateral sepanjang garis ag cenderung
mengalihkan blok agf secara horizontal, seperti diperlihatkan oleh Gambar
2 di bawah ini ;
2

Gambar 2

Yang mana ;

Pasak agb menimbulkan garis gelincir tegangan seperti yang dinyatakan


sisipan kecil blok tegangan pada α = 45 + φ/2 terhadap horizontal dan untuk
telapak dengan alas licin sehingga ab merupakan bidang utama, dengan
cara yang sama maka pasak afe mempunyai sudut gelincir sebesar β = 45 –
φ/2 yang keluar pada bidang ae yang juga sebagai bidang utama pada sudut
β.
Kita dapat menghitung tekanan tanah tahanan total sebagai gaya pp dengan
cara integrasi dari blok tegangan sebelah kanan dari garis af sepanjang H
dari gambar 1 di atas ;
H H
pp = ∫ σ1 dz = ∫ [ ( γz + q’) tan2 (45 + φ/2) + 2c tan (45 + φ/2) ] dz
0 0

Perlu dipahami σ1 bervariasi dari a sampai f berdasrkan kedalaman z.


Maka kita peroleh ;
3
2
Pp = (0,5 γ H Kp) + q’H Kp + 2cH√Kp pers. 2

Dengan cara menjumlahkan gaya – gaya vertical untuk setengah pasak adg
dalam satu satuan lebar ;

Atau dapat kita nyatakan dengan faktor N, sehingga ;


qult = c Nc + q’ Nq + γ B Nγ pers. 4

c. Persamaan daya dukung Terzaghi


Persamaan daya dukung Terzaghi (1943) merupakan pengembangan
teori daya dukung Prandtl (1920) dengan teori plastisitas untuk analisis
penghujaman pasak sebuah alas kaku ke dalam tanah yang lebih lunak.
Terzaghi menggunakan α = φ, sedangkan teori yang lain menggunakan
α = 45 + φ/2 dan Terzaghi menggunakan faktor bentuk dengan ketentuan
kohesi sc dan alas sγ, persamaan Terzaghi dikembangkan sebagaimana
persamaan 2. Persamaan daya dukung Terzaghi dimaksudkan untuk pondasi
dangkal dengan D ≤ B.
Seperti ditunjukan oleh Gambar 3 ;

Gambar 3

Persamaan Terzaghi sbb ;


qult = c Nc sc + q’ Nq + 0,5γ B Nγ sγ pers. 5

Yang mana faktor N yaitu ;


Yang mana ;
4

Nc : pertambahan akibat geser diantara tanah dan dasar fondasi.

Nq : konstribusi utama daya dukung akibat tambahan beban tanah atas


fondasi juga merupakan konstribusi utama dalam daya dukung
terutama untuk tanah dengan kohesi kecil.

Nγ : konstribusi zona tumbukan (punch) abc dalam Gambar 1, tidak terlalu


besar pengaruhnya terhadap daya dukung kecuali fondasi itu sangat
besar.

Faktor bentuk sc dan sγ sbb ;

Tabel 1. Faktor bentuk dari Terzaghi


Faktor Menerus Bundar Bujur sangkar
sc 1 1,3 1,3
sγ 1 0,6 0,8

Daya dukung batas qult fondasi jalur sbb ;

qult = c Nc + q’ Nq + 0,5γ B Nγ pers. 6(a)

Daya dukung batas qult fondasi bujur sangkar sbb ;

qult = 1,3c Nc + q’ Nq + 0,4γ B Nγ pers. 6(b)

Daya dukung batas qult fondasi bundar sbb ;

qult = 1,3c Nc + q’ Nq + 0,6γ R Nγ pers. 6(c)

Faktor N daya dukung untuk persamaan Terzaghi, diperlihatkan oleh Tabel 2


berikut ini ;
5
Tabel 2. Faktor daya dukung untuk persamaan Terzaghi
φ Nc Nq Nγ Kpγ
0 5,7† 1,0 0,0 10,8
5 7,3 1,6 0,5 12,2
10 9,6 2,7 1,2 14,7
15 12,9 4,4 2,5 18,6
20 17,7 7,4 5,0 25,0
25 25,1 12,7 9,7 35,0
30 37,2 22,5 19,7 52,0
34 52,6 36,5 36,0
35 57,8 41,4 42,4 82,0
40 95,7 81,3 100,4 141,0
45 172,3 173,3 297,5 298,0
48 258,3 287,9 780,1
50 347,5 415,1 1153,2 800,0
† = 1,5 π + 1

Contoh 1
Hitung besarnya daya dukung fondasi yang diijinkan qall dengan faktor
keamanan 3, jika lebar telapak B = 1,5 m serta B = 3 m.
Data tanah dari hasil test triaxial undrained serta dimensi dari fondasi
seperti ditunjukan oleh Gambar C 1 berikut ini ;

C = 14,5 kPa
φ = 200
γ = 17,5 kN/m3

Gambar C 1

Solusi
SF = 3 biasanya dipakai jika c > 0
φ = 200 dari Tabel 2 didapat Nc = 17,7 , Nq = 7,4 serta Nγ = 5
Faktor bentuk si ;
sc = 1,3 dan sγ = 0,8 karena bujur sangkar
Persamaan Terzaghi sbb ;
qult = c Nc sc + q’ Nq + 0,5γ B Nγ sγ yang mana, q’ = γ H
6

Daya dukung batas qult ;


qult = 14,5 . 17,7 . 1,3 + (1,2 . 17,5) 7,4 + 0,5 . 17,5 . B . 5 . 0,8
= 489,5 + 35 B

Maka daya dukung yang diijinkan qall yaitu ;

qall = qult / SF = 163,17 + 11,67 B jika,


B = 1,5 m maka qall = 180,67 kN/m2 ≈ 18,1 T/ m2
B=3m maka qall = 198,2 kN/m2 ≈ 19,8 T/ m2

d. Daya dukung Meyerhof (1951, 1963)


Daya dukung meyerhof mirip dengan daya dukung Terzaghi tetapi
memasukan faktor bentuk yang mana sq untuk suatu kedalaman Nq, faktor
kedalaman di serta faktor kemiringan ii . Ia menyarankan bentuk persamaan
sbb ;

Beban vertical ; qult = c Nc sc dc + q’ Nq sq dq + 0,5γ B Nγ sγ dγ pers. 7(a)

Beban miring ; qult = c Nc dc ic + q’ Nq dq iq + 0,5γ B Nγ dγ iγ pers. 7(b)

Yang mana faktor N yaitu ;


Nq = e α tan φ tan2 (45 + φ/2)
Nc = (Nq – 1) cot φ
Nγ = (Nq – 1) tan (1,4 φ)

Faktor bentuk, kedalaman serta kemiringan ditunjukan oleh Tabel 3, Tabel 4


dan Tabel 5 sbb ;

Tabel 3. Faktor bentuk s dari Meyerhof


Faktor bentuk Kegunaan

sc = 1 + 0,2 Kp B Semua nilai φ


L
B
sq = 1 + 0,1 Kp L = sγ φ >10 0
sγ = sq = 1 φ=00
7
Tabel 4. Faktor kedalaman d dari Meyerhof
Faktor kedalaman Kegunaan
D
dc = 1 + 0,2 √Kp Semua nilai φ
B

dq = dγ = 1 +0,1 D √Kp φ >10 0


B
dq = dγ = 1 φ=00
Kp = tan 2(45 + φ/2)

Tabel 5. Faktor kemiringan i dari Meyerhof 90 0


Faktor kemiringan Kegunaan

θ 2
ic = ic = 1 – Semua nilai φ
90 0

iγ = 1 – θ 2
φ >10 0
φ
iγ = 0 φ=00
θ : sudut kemiringan terhadap vertical

Faktor N daya dukung untuk persamaan Meyerhof diperlihatkan oleh Tabel


6 berikut ini ;

Tabel 6. Faktor N daya dukung untuk persamaan Meyerhof


φ Nc Nq Nγ
0 5,14 1,0 0,0
5 6,49 1,6 0,1
10 8,34 2,5 0,4
15 10,97 3,9 1,1
20 14,83 6,4 2,9
25 20,71 10,7 6,8
26 22,25 11,8 8,0
28 25,79 14,7 11,2
30 30,13 18,4 15,7
32 35,47 23,2 22,0
34 42,14 29,4 31,1
36 50,55 37,7 44,4
38 61,31 48,9 64,0
40 75,25 64,1 93,6
45 133,73 134,7 262,3
50 266,5 318,5 871,7
8

Sampai sekitar D = B nilai daya dukung batas qult Meyerhof tidak jauh
berbeda dengan Terzaghi, perbedaannya lebih kelihatan pada rasio D/B
yang lebih besar.

Hubungan φps terhadap φtr


Perlu untuk diingat bahwa sudut geser dalam φ dari uji triaxial φtr adalah 1
– 5 0 lebih kecil daripada sudut geser dalam dari uji regangan bidang (plane
strain,) jadi φps merupakan hasil pokok dari uji geser langsung.
Di lapangan pada waktu sebuah tembok panjang condong ke depan karena
tekanan tanah lateral, berkembanglah kondisi regangan bidang sepanjang
dinding kecuali ujung – ujungnya.

Hal yang serupa telapak panjang suatu dinding adalah suatu kasus regangan
bidang lawan kasus triaxial untuk suatu telapak bujur sangkar, hubungan
plane strain terhadap regangan triaxial oleh Lee (1970) dan Meyerhof
memodifikasi peralihan kasus regangan triaxial penuh menjadi kasus
regangan bidang penuh untuk telapak 1,1 – 0,1 B/L.
Lade dan Lee (1976) mengusulkan hubungan φps terhadap φtr yaitu ;
φps = 1,5φtr – 17 0 untuk φ > 340

Contoh 2
Diketahui fondasi telapak dengan lebar B = 0,5 m, panjang L = 2m dan
dalam fondasi D = 0,5 m serta dari test triaxial didapatkan φtr = 42,70 dan c
= 0. Seperti ditunjukan oleh Gambar C 2.
Hitung daya dukung batas qult fondasi.
pult

c=0
0,5 m
φtr = 42,70
γ ‘ = 9,31 kN/m3

B = 0,5 m

Gambar C 2
Solusi
q’ = γ’ D = 9,31. 0,5 = 4,65 kPa
9
B/L = 0,5/2 = 0,25 dan D/B = 0,5/0,5 =1
φps = 1,5φtr – 17 0 untuk φ > 340
φps = 1,5(42,70 ) – 17 0 = 470

dari hasil interpolasi didapatkan Nq = 186,9 sehingga ;

Nγ = (Nq – 1) tan (1,4 φ) = (186,9 – 1) tan (1,4 (470 ) )


= 413,6

Kp = tan 2(45 + φ/2) = tan 2(45 + 47/2) = 6,44 dan √Kp = 2,54

sq = sγ = 1 + 0,1 Kp B untuk φ >10 0


L

sq = sγ = 1,16
D
dq = dγ = 1 + 0,1 √Kp untuk φ >10 0
B

qult = q’ Nq sq dq + 0,5γ B Nγ sγ dγ
= ( 4,65 . 186,9 . 1,16 . 1,25 ) + ( 0,5 . 9,31 . 0,5 . 413,6 . 1,16 . 1,25)
= 2659 kPa

Contoh 3
Berdasarkan uji SPT pada pengujian lubang bor didapatkan qu rata – rata
200 kN/m2.
Rencanakan daya dukung yang diijinkan dengan SF = 3 untuk fondasi
telapak bujur sangkar berdasarkan metoda Meyerhof dan Terzaghi.

Solusi ;
cu = qu/ 2
a) Daya dukung berdasarkan metoda Meyerhof yaitu ;

Nc = 5,14 dari Tabel 6


sc = 1,2 untuk Metoda Meyerhof
qult = sc cu Nc + q’ Nq = 1,2 (qu/ 2 ) 5,14 + q’ Nq
10
= 3,084 qu + q’ Nq
qall = qult / SF = 1,03 qu + 0,334 q’ Nq
0,334 q’ Nq diabaikan maka qall ;
qall = 1,03 qu

b) Daya dukung berdasarkan metoda Terzaghi yaitu ;


Nc = 5,7 dari Tabel 2
sc = 1,3 untuk Metoda Terzaghi untuk φ = 0
qult = sc cu Nc + q’ Nq = 1,3 (qu/ 2 ) 5,7 + q’ Nq
= 3,705 qu + q’ Nq
qall = qult / SF = 1,23 qu + 0,334 q’ Nq
0,334 q’ Nq diabaikan maka qall ;
qall = 1,23 qu

Dapat disimpulkan bahwa daya dukung ijin dari kedua metoda itu
mendekati qu dari SPT karena qall = 1,03 qu ataupun qall = 1,23 qu mendekati
qu dari SPT.

Penggunaan qu = qall hampir bersifat umum bila contoh tanah dari SPT
digunakan untuk qu, karena contoh tanah ini pada keadaan terganggu
sehingga SF berada pada 4 atau 5 sebagai pengganti SF = 3 seperti contoh 2
di atas.
Metoda seperti ini tidak diperbolehkan jika qu < 75 kPa dan hal ini su harus
ditentukan pada bahan atau tanah yang kwalitasnya lebih baik daripada
contoh bahan dari SPT.

Anda mungkin juga menyukai