Anda di halaman 1dari 14

YAYASAN KESEJAHTRAAN KORPRI PROVINSI BALI

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN


DOSEN PENGAMPU
DR. I NYOMAN NURI ARTHANA, ST., MT
U N I V E R S I T A S W A R M A D E W A
KM. DEDDY ENDRA P, ST., MT
Bermutu, Unggul, Berwawasan Ekowisata dan Berdaya Saing Global Tahun 2034
COKORDA ISTRI ARINA CIPTA UTARI, S.T., M.ARS

STUDIO
PERANCANGAN
ARSITEKTUR 3

A1 FAKULTAS TEKNIK DAN PERANCANGAN


PRODI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA DIONISIUS WADANG SABON
( 202062121001 )
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

PETA KONSEP

BAB I BAB II BAB III

PENDAHULUAN PENDEKATAN, KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN


DAN TEMA RANCANGAN DAN PERANCANGAN

BABIV BAB V

PENGEMBANGAN DESAIN KONSEP PERENCANAAN


DAN PERANCANGAN
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

BAB I
PENDAHULUAN
RINGKASANPROYEK YANG DIUSULKAN
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

BANGUNAN PUSAT OLEH-OLEH


FUNGSI
DEVINISI Memudahkan wisatawan untuk mencari dan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
membeli oleh-oleh khas daerah.
pusat adalah tempat yang letaknya di tengah, pokok
Mempromosikan produk-produk lokal kepada
atau pangkal yang menjadi tumpuan (berbagai
urusan, hal dan sebagainya). Sedangkan, oleh-
wisatawan.
KRITERIA PUSAT
oleh/cendera mata ​a dalah sesuatu yang dibawa dari
bepergian. Cenderamata bisa berupa apasaja, namun
FOKUS OLEH-OLEH
cederamata yang khas biasanya berupa kain/pakaian
lokal, kerajinan tangan, makanan khas, dan lain-lain.
Jadi, pusat oleh-oleh merupakan tempat yang
PRODUK Pencahayaan ruang yang terang dan merata, sehingga produk dapat dilihat
dengan jelas oleh pengunjung.
menyediakan beragam jenis oleh-oleh atau produk Produk khas daerah. Pencahayaan yang baik dapat meningkatkan daya tarik produk dan
khas suatu daerah yang biasa dijadikan buah tangan Produk-produk lokal. menciptakan suasana yang nyaman bagi pengunjung.
atau kenang-kenangan untuk dibawa pulang. Ukuran ruang yang proporsional dengan jumlah produk yang dijual dan
"Pusat oleh-oleh juga merupakan bangunan atau jumlah pengunjung yang diharapkan.
kompleks bangunan yang dirancang khusus untuk Bentuk ruang yang ideal, seperti persegi panjang atau bujur sangkar,
menjual oleh-oleh khas suatu daerah. karena memudahkan penataan dan pengaturan ruang.

FASILITAS
FASILITAS :
PERSYARATAN BANGUNAN PUSAT OLEH-OLEH
Fasilitas Utama: Ernst Neufert, "Architects' Data" (Arsitektur Data)
Toilet pusat oleh-oleh: Bersih, nyaman, dan mudah 1. Tata Letak dan Zonasi
diakses, termasuk toilet untuk penyandang disabilitas. Tata letak ruang penjualan harus mudah diakses dan dinavigasi oleh pengunjung.
Area Belanja: Nyaman, mudah diakses, Mudah terlihat. Ruang penjualan harus dibagi menjadi beberapa zona, seperti zona display produk, zona kasir, dan zona tunggu.
Stan kasir Pusat oleh-oleh: yang strategis dan tidak Zonasi ruang penjualan membantu mengoptimalkan alur pengunjung dan meningkatkan efisiensi penjualan.
menyebabpkan antrian jadi panjang. 2. Ukuran dan Bentuk Ruang
Tempat duduk pusat oleh oleh: Tersedia di dalam dan di Ukuran ruang penjualan harus proporsional dengan jumlah produk yang dijual dan jumlah pengunjung yang diharapkan.
luar bangunan Bentuk ruang penjualan yang ideal adalah persegi panjang atau bujur sangkar, karena memudahkan penataan dan pengaturan ruang.
Ruang menyusui didalam pusat oleh-oleh: Tempat yang 3. Pencahayaan
nyaman dan aman bagi ibu untuk menyusui bayinya. Pencahayaan ruang penjualan harus terang dan merata, sehingga produk dapat dilihat dengan jelas oleh pengunjung.
Tempat penitipan barang: Untuk wisatawan yang ingin Pencahayaan yang baik dapat meningkatkan daya tarik produk dan menciptakan suasana yang nyaman bagi pengunjung.
berbelanja dengan bebas. 4. Ventilasi
ATM dan money changer: Untuk memudahkan wisatawan Ruang penjualan harus memiliki ventilasi yang baik agar sirkulasi udara lancar dan terhindar dari bau apek.
dalam bertransaksi. Ventilasi yang baik membantu menjaga kenyamanan pengunjung dan karyawan.
Area parkir pusat oleh-oleh: Luas, aman, dan mudah 5. Akustik
diakses. Ruang penjualan harus memiliki akustik yang baik agar suara tidak terdistorsi dan mudah dimengerti.
Fasilitas Penunjang: Akustik yang baik membantu pengunjung dan karyawan berkomunikasi dengan mudah dan nyaman.
Ruang/Area Kafe dan restoran: Agar Pengunjung Dapat 6. Furnitur dan Perlengkapan
Beristirahat dengan santai dan menikmati Area pusat oleh Furnitur dan perlengkapan ruang penjualan harus dipilih dengan mempertimbangkan fungsi dan estetika.
oleh Furnitur dan perlengkapan yang tepat dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung dan karyawan, serta membantu menunjang proses penjualan.
Ruang Tempat bermain anak: Untuk anak-anak yang 7. Keamanan dan Kenyamanan
menemani orang tua berbelanja. Ruang penjualan harus aman dan nyaman bagi pengunjung dan karyawan.
Ruang Pameran seni dan budaya: Menampilkan budaya Keamanan dan kenyamanan dapat diwujudkan dengan menyediakan sistem keamanan yang memadai, menjaga kebersihan ruang penjualan, dan menyediakan
lokal dan meningkatkan daya tarik pusat oleh-oleh. fasilitas yang memadai bagi pengunjung dan karyawan.
Ruang Informasi wisata: Menyediakan informasi tentang 8. Estetika
tempat wisata, akomodasi, dan transportasi. Ruang penjualan harus memiliki estetika yang menarik dan sesuai dengan citra merek.
Ruang Pijat dan spa: Untuk wisatawan yang ingin relaksasi Estetika ruang penjualan dapat ditingkatkan dengan desain interior yang menarik, pemilihan material yang tepat, dan penggunaan dekorasi yang sesuai.
setelah berbelanja.
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA
BANGUNAN PUSAT OLEH-OLEH

Meningkatkan Daya Tarik Wisata


Keberadaan pusat oleh-oleh dapat
meningkatkan daya tarik wisata suatu
daerah, karena wisatawan dapat
berbelanja sekaligus menikmati suasana
dan budaya setempat.

Menjadi Ikon Wisata dan Identitas


Memudahkan Wisatawan Mencari Suatu Daerah
Oleh-Oleh.
Pusat oleh-oleh menyediakan berbagai Pusat oleh-oleh yang menarik dan
macam oleh-oleh khas daerah dalam satu memiliki ciri khas daerah dapat menjadi
tempat, sehingga memudahkan ikon wisata dan identitas suatu daerah.
wisatawan untuk mencari dan membeli
oleh-oleh yang diinginkan.

FUNGSI
UTAMA

Mempromosikan Produk-Produk
Lokal
Pusat oleh-oleh menjadi wadah untuk Menciptakan Lapangan Pekerjaan
mempromosikan produk-produk lokal
kepada wisatawan, baik dari segi kualitas
Pusat oleh-oleh membutuhkan banyak
maupun keunikan produk.
tenaga kerja, baik untuk berjualan,
menjaga keamanan, maupun mengelola
Meningkatkan Pendapatan Ekonomi
kebersihan dan kenyamanan tempat.
Masyarakat Setempat
Keberadaan pusat oleh-oleh dapat
meningkatkan pendapatan ekonomi
masyarakat setempat, terutama bagi para
pelaku usaha kecil dan menengah (UKM)
yang memproduksi dan menjual oleh-
oleh.
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

BANGUNAN PUSAT OLEH-OLEH

INPUT PROSES
OUTPUT
ANALISA KEBUTUHAN :
ISU:
Pembangunan pusat oleh-oleh yang menarik dan
Desain pusat oleh-oleh sering tidak
nyaman di area pariwisata sangat penting untuk
mencerminkan budaya daerah, tata
meningkatkan minat wisatawan, mempromosikan
ruang yang tidak efisien membuat
budaya lokal, dan meningkatkan pendapatan bagi
pengunjung kesulitan mencari produk,
pengusaha lokal dan pemerintah daerah.
dan desain yang monoton membuat
pengunjung merasa bosan. Berdasarkan analisis dengan meningkatkan daya tarik
FASILITAS : bangunan, kenyamanan pengunjung, layanan, dan promosi,
Fasilitas Utama: pusat oleh-oleh yang kurang menarik dan kurang nyaman
Toilet pusat oleh-oleh: Bersih, nyaman, dan mudah dapat menjadi pusat oleh-oleh yang menarik, nyaman, dan
POTENSI: diakses, termasuk toilet untuk penyandang ramai pengunjung. Maka menghasilkan suatu bangunan Pusat
Pengalaman Berbelanja yang Menyenangkan: Pusat oleh-oleh disabilitas. oleh oleh dengan judul : Perancangan Nusantara Local gift
harus dirancang dengan tata ruang yang nyaman dan lapang, Area Belanja: Nyaman, mudah diakses, Mudah center
sehingga pengunjung dapat berbelanja dengan mudah dan terlihat.
menyenangkan. Selain itu, dapat ditambahkan elemen-elemen Stan kasir Pusat oleh-oleh: yang strategis dan tidak
interaktif seperti pojok foto, area bermain anak, atau spot menyebabpkan antrian jadi panjang.
instagramable untuk menarik perhatian pengunjung. Tempat duduk pusat oleh oleh: Tersedia di dalam
Lebih dari Sekedar Belanja: Pusat oleh-oleh dapat menjadi lebih dan di luar bangunan
dari sekedar tempat untuk membeli oleh-oleh. Dengan Ruang menyusui didalam pusat oleh-oleh: Tempat
menambahkan fasilitas seperti kafe, restoran, atau area yang nyaman dan aman bagi ibu untuk menyusui

NUSANTARA
pameran, pusat oleh-oleh dapat menjadi destinasi wisata yang bayinya.
menarik bagi pengunjung. Tempat penitipan barang: Untuk wisatawan yang
ingin berbelanja dengan bebas.
ATM dan money changer: Untuk memudahkan

LOCAL GIFT
wisatawan dalam bertransaksi.
MASALAH : Area parkir pusat oleh-oleh: Luas, aman, dan mudah
Penurunan Minat Wisatawan. diakses.

CENTER
Kurangnya Promosi Budaya Lokal. Fasilitas Penunjang:
Ketidaknyamanan bagi Wisatawan. Ruang/Area Kafe dan restoran: Agar Pengunjung
Persaingan dengan Pusat Oleh-Oleh Lain. Dapat Beristirahat dengan santai dan menikmati
Dampak Negatif terhadap Citra Area Wisata. Area pusat oleh oleh
Ruang Tempat bermain anak: Untuk anak-anak yang
menemani orang tua berbelanja.
Ruang Pameran seni dan budaya: Menampilkan
budaya lokal dan meningkatkan daya tarik pusat
oleh-oleh.
Ruang Informasi wisata: Menyediakan informasi
tentang tempat wisata, akomodasi, dan
transportasi.
Ruang Pijat dan spa: Untuk wisatawan yang ingin
relaksasi setelah berbelanja.
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

BAB II
PENDEKATAN KONSEP DASAR DAN TEMA RANCANGAN
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

DASAR PENENTUAN DALAM PENDEKATAN

A.PENGERTIAN PUSAT OLEH-OLEH


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat adalah tempat yang letaknya di tengah, pokok atau pangkal yang menjadi tumpuan (berbagai urusan, hal dan sebagainya). Sedangkan, oleh-oleh/cendera
mata ​a dalah sesuatu yang dibawa dari bepergian. Cenderamata bisa berupa apasaja, namun cederamata yang khas biasanya berupa kain/pakaian lokal, kerajinan tangan, makanan khas, dan lain-lain.
Jadi, pusat oleh-oleh merupakan tempat yang menyediakan beragam jenis oleh-oleh atau produk khas suatu daerah yang biasa dijadikan buah tangan atau kenang-kenangan untuk dibawa pulang. "Pusat oleh-
oleh juga merupakan bangunan atau kompleks bangunan yang dirancang khusus untuk menjual oleh-oleh khas suatu daerah.

B.BENTUK KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN PADA WADAH PUSAT OLEH-OLEH


Kegiatan utama di pusat oleh-oleh tentu saja adalah penjualan dan promosi produk oleh-oleh khas daerah.
Pameran produk secara menarik dengan menampilkan produk unggulan dan produk baru.
Demonstrasi pembuatan produk oleh-oleh tertentu, terutama yang memiliki nilai budaya atau keunikan tersendiri.
Pelayanan penjualan yang ramah dan informatif, membantu wisatawan memilih oleh-oleh yang sesuai dengan kebutuhan.
Penawaran diskon dan promo untuk menarik minat pembeli dan meningkatkan penjualan.
Sistem pembayaran yang beragam, termasuk tunai, kartu kredit, dan dompet digital.
Pengemasan dan pengiriman barang untuk memudahkan wisatawan membawa oleh-oleh.

C.HAKEKAT FUNGSI PUSAT OLEH-OLEH


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat adalah tempat yang letaknya di tengah, pokok atau pangkal yang menjadi tumpuan (berbagai urusan, hal dan sebagainya). Sedangkan, oleh-oleh/cendera mata ​a dalah sesuatu yang
dibawa dari bepergian. Cenderamata bisa berupa apasaja, namun cederamata yang khas biasanya berupa kain/pakaian lokal, kerajinan tangan, makanan khas, dan lain-lain.
Jadi, pusat oleh-oleh merupakan tempat yang menyediakan beragam jenis oleh-oleh atau produk khas suatu daerah yang biasa dijadikan buah tangan atau kenang-kenangan untuk dibawa pulang. "Pusat oleh-oleh juga merupakan
bangunan atau kompleks bangunan yang dirancang khusus untuk menjual oleh-oleh khas suatu daerah.
1. Sarana Distribusi Produk Lokal:
Pusat oleh-oleh menjadi jembatan antara produsen lokal dan wisatawan, memudahkan akses wisatawan untuk mendapatkan produk-produk khas daerah.
Membantu UMKM lokal dalam memasarkan produk mereka ke pasar yang lebih luas.
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
2. Media Promosi Budaya dan Pariwisata:
Pusat oleh-oleh menjadi etalase budaya dan pariwisata daerah, menampilkan produk-produk yang mencerminkan kekhasan daerah.
Meningkatkan kesadaran wisatawan tentang budaya dan potensi wisata daerah.
Mendukung pengembangan pariwisata daerah secara berkelanjutan.
3. Ruang Interaksi dan Pertukaran Budaya:
Pusat oleh-oleh menjadi titik temu antara wisatawan dan masyarakat lokal, memungkinkan interaksi dan pertukaran budaya.
Meningkatkan pemahaman dan toleransi antar budaya.
Menciptakan pengalaman yang berkesan bagi wisatawan.
4. Wadah Pelestarian Budaya Lokal:
Pusat oleh-oleh dapat menjadi wadah untuk melestarikan budaya lokal, dengan menampilkan produk-produk tradisional dan kerajinan tangan.
Meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya lokal.
Membantu mencegah akulturasi budaya yang negatif.
5. Kontribusi terhadap Perekonomian Daerah:
Pusat oleh-oleh menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan daerah.
Mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pariwisata dan industri kreatif.
Meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Kesimpulan:
Hakekat fungsi pusat oleh-oleh bukan hanya sebagai tempat jual beli, tetapi juga sebagai sarana untuk mempromosikan budaya, pariwisata, dan ekonomi daerah. Pusat oleh-oleh yang dikelola dengan baik dapat memberikan manfaat
yang signifikan bagi berbagai pihak, baik bagi wisatawan, masyarakat setempat, maupun pemerintah daerah.
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

PENDEKATAN
PENDEKATAN BUDAYA DALAM DESAIN
BANGUNAN PUSAT OLEH-OLEH ADALAH
SEBUAH STRATEGI YANG MENGGABUNGKAN
UNSUR-UNSUR BUDAYA LOKAL KE DALAM
DESAIN ARSITEKTUR DAN INTERIOR
BANGUNAN. HAL INI BERTUJUAN UNTUK
MENCIPTAKAN PENGALAMAN YANG LEBIH
AUTENTIK DAN BERKESAN BAGI
PENGUNJUNG, SERTA UNTUK
MEMPROMOSIKAN BUDAYA DAN TRADISI
DAERAH SETEMPAT.

1. PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL:


PENGGUNAAN MATERIAL LOKAL SEPERTI
KAYU, BATU, ATAU BAMBU DAPAT
MEMBERIKAN KESAN YANG LEBIH
TRADISIONAL DAN AUTENTIK PADA
PENGERIAN PROJECT BANGUNAN.
MATERIAL LOKAL JUGA DAPAT
MEMBANTU UNTUK MEMPERKUAT
IDENTITAS BUDAYA DAERAH SETEMPAT.
BEDASARKAN DARI PENGERTIAN 2. ORNAMEN DAN DEKORASI:
PUSAT OLEH-OLEH ITU SENDIRI, PENGGUNAAN ORNAMEN DAN DEKORASI
DAPAT DITARIK KESIMPULAN YANG TERINSPIRASI DARI BUDAYA
BAHWA PENGERTIAN DARI LOKAL DAPAT MEMBERIKAN SENTUHAN
YANG UNIK DAN MENARIK PADA
PUSAT OLEH-OLEH YAITU:
BANGUNAN.
ORNAMEN DAN DEKORASI DAPAT
BERUPA UKIRAN, LUKISAN, ATAU
TEKSTIL TRADISIONAL.

Desain pusat oleh-oleh sering tidak


mencerminkan budaya daerah, tata
ruang yang tidak efisien membuat PENERAPAN PENDEKATAN EKONOMI DALAM
pengunjung kesulitan mencari produk, DESAIN BANGUNAN PUSAT OLEH-OLEH
dan desain yang monoton membuat DAPAT MEMBANTU MENINGKATKAN
pengunjung merasa bosan. EFISIENSI BIAYA, MEMAKSIMALKAN
KEUNTUNGAN, DAN MENJAGA
KEBERLANJUTAN.

PENGGUNAAN MATERIAL DAUR ULANG:


PENGGUNAAN MATERIAL DAUR ULANG
DAPAT MEMBANTU MENGURANGI BIAYA
BAHAN BANGUNAN DAN SEKALIGUS
ARSITEKTUR BERWAWASAN LINGKUNGAN MEMBANTU MENJAGA LINGKUNGAN.
(ENVIRONMENTAL ARCHITECTURE) ADALAH SEBUAH PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI:
PENDEKATAN DESAIN YANG MENGUTAMAKAN PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI
KELESTARIAN LINGKUNGAN DALAM SELURUH SIKLUS DAPAT MEMBANTU MENGURANGI
HIDUP BANGUNAN. PENDEKATAN INI BERTUJUAN KONSUMSI ENERGI DAN BIAYA
UNTUK MEMINIMALKAN DAMPAK NEGATIF BANGUNAN OPERASIONAL.
TERHADAP LINGKUNGAN DAN MEMAKSIMALKAN PEMASANGAN PANEL SURYA:
MANFAAT EKOLOGISNYA. PEMASANGAN PANEL SURYA DAPAT
MEMBANTU MENGHASILKAN ENERGI
LISTRIK DAN SEKALIGUS MENGURANGI
EMISI GAS RUMAH KACA.
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

PENGERTIAN
PROJECT PENDEKATAN

PENDEKATAN EKONOMI
DENGAN ADANYA GALERI SENI INI AKAN MEMBANGKITKAN
AKTIVITAS EKONOMITERUTAMA BAGI PARA
SENIMAN SENI RUPA DI KAWASAN INI DAN MEMBERIKAN PELUANG
ISU BAGI UNTUK MENGEMBANGKAN
USAHA MEREKA DENGAN TUJUAN KOMERSIL

PENDEKATAN BUDAYA
MEMUNCULKAN DAMPAK TERHADAP BUDAYA KHUSUSNYA KARYA
DAYA TARIK KESENIAN
SEBAGAI OLEH-OLEH. MENJADI WADAH UNTUK
PENGEMBANGAN PROMOSI KARYA KARYA SENI LOKAL.

DAN PROMOSI PENDEKATAN LINGKUNGAN


Desain pusat oleh-oleh sering tidak ARSITEKTUR BERWAWASAN LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL
mencerminkan budaya daerah, tata PELESTARIAN ARCHITECTURE) ADALAH SEBUAH PENDEKATAN DESAIN YANG
ruang yang tidak efisien membuat MENGUTAMAKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DALAM SELURUH

pengunjung kesulitan mencari produk,


AKTIVITAS EKONOMI SIKLUS HIDUP BANGUNAN. PENDEKATAN INI BERTUJUAN UNTUK
MEMINIMALKAN DAMPAK NEGATIF BANGUNAN TERHADAP
dan desain yang monoton membuat LINGKUNGAN DAN MEMAKSIMALKAN MANFAAT EKOLOGISNYA.
pengunjung merasa bosan.

Konsep arsitektur metafora adalah sebuah pendekatan desain


KONSEP DASAR yang menggunakan metafora sebagai inspirasi untuk
menciptakan bangunan yang memiliki makna dan nilai estetika
Dekonstruktivisme adalah gaya arsitektur yang muncul di tahun 1980an dan RANCANGAN lebih dalam. Metafora dapat berupa objek, konsep, atau ide
"membongkar" konsep klasik tentang bentuk, fungsi, dan keindahan.
yang digunakan untuk mewakili makna tertentu dari bangunan.
Bayangkan: alih-alih gedung kotak yang kaku, bangunan dekonstruktivis
tampak terfragmentasi dan berantakan. Dindingnya miring, lantainya tidak
METAFORA Tujuan utama penggunaan tema arsitektur metafora adalah
untuk:
sejajar, dan keseluruhannya terlihat dinamis dan "berlawanan" dengan
Menciptakan bangunan yang unik dan menarik: Penggunaan
arsitektur tradisional.
metafora dapat menghasilkan bangunan yang memiliki
Ciri khasnya:
bentuk dan karakter yang tidak biasa, sehingga lebih
Bentuk terfragmentasi: Seperti puzzle yang tidak pas, bangunan
menarik perhatian dan mudah diingat.
dekonstruktivis terlihat "pecah-pecah."
Menyampaikan makna: Metafora dapat digunakan untuk
Asimetris dan dinamis: Tidak ada simetri yang membosankan, bentuknya
asimetris dan seolah bergerak.
TEMA menyampaikan makna tertentu dari bangunan, seperti nilai-
nilai yang ingin ditanamkan, fungsi bangunan, atau identitas
Batas kabur: Ruang dalam dan luar terkadang menyatu, menciptakan RANCANGAN penggunanya.
kebingungan yang disengaja.
Membuat bangunan lebih berkesan: Penggunaan metafora
Material tidak biasa: Logam yang dipelintir, beton kasar, kaca pecah - arsitek
dekonstruktivis suka bereksperimen! DEKONSTRUKTIVISME dapat menciptakan bangunan yang lebih berkesan dan
meninggalkan memori yang mendalam bagi penggunanya.
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

PERUMUSAN KONSEP DASAR

Desain pusat oleh-oleh sering tidak mencerminkan budaya daerah,


tata ruang yang tidak efisien membuat pengunjung kesulitan
ISU mencari produk, dan desain yang monoton membuat pengunjung
merasa bosan.

PENGERT Bedasarkan dari pengertian pusat oleh-oleh itu sendiri, dapat ditarik

IAN
kesimpulan bahwa pengertian dari pusat oleh-oleh yaitu: WADAH
UNTUK MEPROMOSIKAN KARYA LOKAL SEBAGAI OLEH-OLEH

PROJECT
UNTUK WISATAWAN

Pendekatan Ekonomi:
Mempertimbangkan biaya: Memilih material dan desain yang hemat biaya, serta mempertimbangkan nilai investasi jangka panjang.
Efisiensi: Memaksimalkan fungsi ruang dan meminimalkan pemborosan.
Aksesibilitas: Memastikan bangunan mudah diakses oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas.
PENDEKA Pendekatan Budaya:
Memahami konteks budaya: Merancang bangunan yang sesuai dengan nilai dan tradisi lokal.
TAN Identitas: Mencerminkan budaya lokal dalam elemen desain, seperti ornamen, material, dan bentuk bangunan.
Partisipasi masyarakat: Melibatkan masyarakat setempat dalam proses perancangan.
Pendekatan Lingkungan:
Kelestarian: Memilih material dan desain yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Adaptasi: Menyesuaikan desain dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat.
Keberlanjutan: Memastikan bangunan dapat terus digunakan dan dipelihara dalam jangka panjang.

DAYA TARIK PENGOLAHAN BENTUK

PENGEMBANGAN KONSEP DASAR ELEMEN PEMBENTUK RUANG


PENERAPANNYA PENCAHAYAAN
DAN PROMOSI RANCANGAN MATERIAL
PADA JALUR SIRKULASI
PELESTARIAN METAFORA “ARSITEKTUR”
AKTIVITAS EKONOMI
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

PENJABARAN KONSEP DASAR


GAMABR CONTOH BANGUNAN

DEFINISI
Metafora dalam kamus besar bahasa Indonesia: adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung
dengan cara menyamakannya.
Metafora dalam arsitektur: adalah sebuah kiasan atau ungkapan yang diwujudkan dalam bentuk bangunan.
Kiasan ini dapat berupa bentuk, material, tekstur, atau elemen lain yang menimbulkan kesan dan makna
tertentu bagi pengamat dan pengguna bangunan

“PENERAPAN KOSEP METAFORA


PADA PERANCANGAN”

Bentuk Bangunan:
Bangunan berbentuk seperti sarang burung: Metafora ini dapat mewakili ide tentang
komunitas, kehangatan, dan perlindungan. Contohnya, The Basket Building di Ohio, Amerika
Serikat.
Fasad bangunan yang bertekstur seperti kulit: Metafora ini dapat mewakili ide tentang
ketahanan, fleksibilitas, dan adaptasi. Contohnya, Guangzhou Opera House di China.
Atap bangunan yang berbentuk seperti gelombang laut: Metafora ini dapat mewakili ide

METAFORA tentang dinamisme, pergerakan, dan perubahan. Contohnya, The Sydney Opera House di
Australia.

Material Bangunan:
Penggunaan kayu yang dominan: Metafora ini dapat mewakili ide tentang kedekatan
dengan alam, kesederhanaan, dan kehangatan. Contohnya, The Chapel in the Woods di
Texas, Amerika Serikat.
Penggunaan kaca yang ekstensif: Metafora ini dapat mewakili ide tentang transparansi,
keterbukaan, dan modernitas. Contohnya, The Pompidou Centre di Paris, Prancis.
Penggunaan batu yang kokoh: Metafora ini dapat mewakili ide tentang kekuatan,
ketahanan, dan keabadian. Contohnya, Petra, sebuah kota kuno di Yordania.

Detail Bangunan:
Jendela berbentuk seperti mata: Metafora ini dapat mewakili ide tentang pengamatan,
pengetahuan, dan pencerahan. Contohnya, The Sagrada Familia di Barcelona, ​S panyol.
Tangga yang melingkar: Metafora ini dapat mewakili ide tentang perjalanan, pertumbuhan,
dan evolusi. Contohnya, The Guggenheim Museum Bilbao di Spanyol.
Ornamen yang terinspirasi dari flora dan fauna: Metafora ini dapat mewakili ide tentang
hubungan antara manusia dan alam. Contohnya, Taj Mahal di India.
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

PERUMUSAN TEMA RANCANGAN

Desain pusat oleh-oleh sering tidak mencerminkan budaya daerah,


tata ruang yang tidak efisien membuat pengunjung kesulitan
ISU mencari produk, dan desain yang monoton membuat pengunjung
merasa bosan.

PENGERT Bedasarkan dari pengertian pusat oleh-oleh itu sendiri, dapat ditarik

IAN
kesimpulan bahwa pengertian dari pusat oleh-oleh yaitu: WADAH
UNTUK MEPROMOSIKAN KARYA LOKAL SEBAGAI OLEH-OLEH

PROJECT
UNTUK WISATAWAN

Pendekatan Ekonomi:
Mempertimbangkan biaya: Memilih material dan desain yang hemat biaya, serta mempertimbangkan nilai investasi jangka panjang.
Efisiensi: Memaksimalkan fungsi ruang dan meminimalkan pemborosan.
Aksesibilitas: Memastikan bangunan mudah diakses oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas.
PENDEKA Pendekatan Budaya:
Memahami konteks budaya: Merancang bangunan yang sesuai dengan nilai dan tradisi lokal.
TAN Identitas: Mencerminkan budaya lokal dalam elemen desain, seperti ornamen, material, dan bentuk bangunan.
Partisipasi masyarakat: Melibatkan masyarakat setempat dalam proses perancangan.
Pendekatan Lingkungan:
Kelestarian: Memilih material dan desain yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Adaptasi: Menyesuaikan desain dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat.
Keberlanjutan: Memastikan bangunan dapat terus digunakan dan dipelihara dalam jangka panjang.

Desain pusat oleh-oleh sering tidak mencerminkan budaya daerah,


KOSEP tata ruang yang tidak efisien membuat pengunjung kesulitan
mencari produk, dan desain yang monoton membuat pengunjung
METAFORA merasa bosan.

Sebagai bangunan yang erat kaitannya dengan kesenian dan pelestarian


TEMA RANCANGAN budaya, lingkungan maka tema Dekonstruktivisme yang akan digunakan
dalam Perancangan Galeri seni ini. Dan merespon perkembangan arsitektur
DEKONSTRUKTIVISME kedepan
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA

PENJABARAN TEMA RANCANGAN


KRITERIA ARSITEKTUR DEKONSTRUKTIV
DEFINISI Berikut adalah beberapa kriteria utama arsitektur dekonstruktivisme:
Dekonstruktivisme adalah aliran arsitektur yang muncul pada tahun 1980- 1. Fragmentasi dan Diskontinuitas:
an yang menantang prinsip-prinsip klasik tentang bentuk, fungsi, dan Bentuk bangunan terkesan terfragmentasi, seolah terdiri dari potongan-potongan yang tidak berhubungan.
estetika bangunan. Aliran ini berusaha membongkar dan merekonstruksi Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan elemen-elemen seperti:
elemen-elemen arsitektur tradisional untuk menciptakan bangunan yang Bentuk geometri yang tidak teratur
unik dan provokatif. Volume yang terpotong
Fasad yang terfragmentasi
2. Asimetri dan Dinamis:
Bentuk asimetris dan komposisi dinamis mendominasi desain dekonstruktivisme.
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan elemen-elemen seperti:

CIRI-CIRI ARSITEKTUR DEKONSTRUKTIV


Bentuk yang tidak seimbang
Garis yang melengkung dan miring
Sudut yang tidak biasa
Ciri-ciri utama Dekonstruktivisme: 3. Erosi Batas dan Ruang Acak:
ARSITEKT Fragmentasi dan Diskontinuitas: Bentuk bangunan terkesan Batas antara interior dan eksterior menjadi kabur.
DEKONSTRUKTIV terfragmentasi, seolah terdiri dari potongan-potongan yang Ruang interior terkesan mengalir dan tidak terstruktur.
tidak berhubungan. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan elemen-elemen seperti:
Asimetris dan Dinamis: Bentuk asimetris dan komposisi dinamis Jendela dan pintu yang besar
mendominasi desain dekonstruktivisme. Ruang terbuka yang terhubung
Erosi Batas dan Ruang Acak: Batas antara interior dan eksterior Dinding yang tidak tembus pandang
menjadi kabur, dan ruang interior terkesan mengalir dan tidak 4. Material dan Tekstur Tidak Biasa:
terstruktur. Penggunaan material yang tidak biasa dan eksperimental, seperti:
Material dan Tekstur Tidak Biasa: Penggunaan material yang Logam yang dipelintir
tidak biasa dan eksperimental, seperti logam yang dipelintir, Beton mentah
beton mentah, dan kaca pecahan. Kaca pecahan
5. Pencahayaan:
Pencahayaan digunakan untuk menciptakan efek dramatis dan memperkuat bentuk dan tekstur bangunan.

PENERAPAN TEMA DEKONSTRUKTIV PADA PERANCANGAN


Contoh Bangunan Dekonstruktivisme:
Penerapan Tema Rancangan Dekonstruktivisme: Guggenheim Museum Bilbao karya Frank Gehry: Bangunan ini memiliki bentuk seperti kapal yang
Bentuk Bangunan: Bangunan dekonstruktivisme seringkali memiliki terfragmentasi, dengan fasad titanium yang berkelok-kelok.
bentuk yang tidak biasa, seperti kurva yang kompleks, fragmen yang Dancing House karya Vlado Milunić dan Frank Gehry: Bangunan ini terkenal dengan bentuknya yang
ditumpuk, atau struktur yang miring. asimetris, menyerupai pasangan penari.
Fasad: Fasad bangunan dekonstruktivisme seringkali terbuat dari Museum Experience of the Future (EMP) karya Frank O. Gehry: Bangunan ini memiliki fasad logam yang
material yang tidak biasa dan memiliki tekstur yang kasar. terfragmentasi dan bentuk yang berliku-liku.
Ruang Interior: Ruang interior dekonstruktivisme terkesan dinamis
dan mengalir, dengan batas-batas yang kabur dan transisi yang
tidak terduga.
Pencahayaan: Pencahayaan digunakan untuk menciptakan efek
dramatis dan memperkuat bentuk dan tekstur bangunan.

Anda mungkin juga menyukai