Studio Perancangan Arsitektur 3
Studio Perancangan Arsitektur 3
STUDIO
PERANCANGAN
ARSITEKTUR 3
PETA KONSEP
BABIV BAB V
BAB I
PENDAHULUAN
RINGKASANPROYEK YANG DIUSULKAN
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA
FASILITAS
FASILITAS :
PERSYARATAN BANGUNAN PUSAT OLEH-OLEH
Fasilitas Utama: Ernst Neufert, "Architects' Data" (Arsitektur Data)
Toilet pusat oleh-oleh: Bersih, nyaman, dan mudah 1. Tata Letak dan Zonasi
diakses, termasuk toilet untuk penyandang disabilitas. Tata letak ruang penjualan harus mudah diakses dan dinavigasi oleh pengunjung.
Area Belanja: Nyaman, mudah diakses, Mudah terlihat. Ruang penjualan harus dibagi menjadi beberapa zona, seperti zona display produk, zona kasir, dan zona tunggu.
Stan kasir Pusat oleh-oleh: yang strategis dan tidak Zonasi ruang penjualan membantu mengoptimalkan alur pengunjung dan meningkatkan efisiensi penjualan.
menyebabpkan antrian jadi panjang. 2. Ukuran dan Bentuk Ruang
Tempat duduk pusat oleh oleh: Tersedia di dalam dan di Ukuran ruang penjualan harus proporsional dengan jumlah produk yang dijual dan jumlah pengunjung yang diharapkan.
luar bangunan Bentuk ruang penjualan yang ideal adalah persegi panjang atau bujur sangkar, karena memudahkan penataan dan pengaturan ruang.
Ruang menyusui didalam pusat oleh-oleh: Tempat yang 3. Pencahayaan
nyaman dan aman bagi ibu untuk menyusui bayinya. Pencahayaan ruang penjualan harus terang dan merata, sehingga produk dapat dilihat dengan jelas oleh pengunjung.
Tempat penitipan barang: Untuk wisatawan yang ingin Pencahayaan yang baik dapat meningkatkan daya tarik produk dan menciptakan suasana yang nyaman bagi pengunjung.
berbelanja dengan bebas. 4. Ventilasi
ATM dan money changer: Untuk memudahkan wisatawan Ruang penjualan harus memiliki ventilasi yang baik agar sirkulasi udara lancar dan terhindar dari bau apek.
dalam bertransaksi. Ventilasi yang baik membantu menjaga kenyamanan pengunjung dan karyawan.
Area parkir pusat oleh-oleh: Luas, aman, dan mudah 5. Akustik
diakses. Ruang penjualan harus memiliki akustik yang baik agar suara tidak terdistorsi dan mudah dimengerti.
Fasilitas Penunjang: Akustik yang baik membantu pengunjung dan karyawan berkomunikasi dengan mudah dan nyaman.
Ruang/Area Kafe dan restoran: Agar Pengunjung Dapat 6. Furnitur dan Perlengkapan
Beristirahat dengan santai dan menikmati Area pusat oleh Furnitur dan perlengkapan ruang penjualan harus dipilih dengan mempertimbangkan fungsi dan estetika.
oleh Furnitur dan perlengkapan yang tepat dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung dan karyawan, serta membantu menunjang proses penjualan.
Ruang Tempat bermain anak: Untuk anak-anak yang 7. Keamanan dan Kenyamanan
menemani orang tua berbelanja. Ruang penjualan harus aman dan nyaman bagi pengunjung dan karyawan.
Ruang Pameran seni dan budaya: Menampilkan budaya Keamanan dan kenyamanan dapat diwujudkan dengan menyediakan sistem keamanan yang memadai, menjaga kebersihan ruang penjualan, dan menyediakan
lokal dan meningkatkan daya tarik pusat oleh-oleh. fasilitas yang memadai bagi pengunjung dan karyawan.
Ruang Informasi wisata: Menyediakan informasi tentang 8. Estetika
tempat wisata, akomodasi, dan transportasi. Ruang penjualan harus memiliki estetika yang menarik dan sesuai dengan citra merek.
Ruang Pijat dan spa: Untuk wisatawan yang ingin relaksasi Estetika ruang penjualan dapat ditingkatkan dengan desain interior yang menarik, pemilihan material yang tepat, dan penggunaan dekorasi yang sesuai.
setelah berbelanja.
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA
BANGUNAN PUSAT OLEH-OLEH
FUNGSI
UTAMA
Mempromosikan Produk-Produk
Lokal
Pusat oleh-oleh menjadi wadah untuk Menciptakan Lapangan Pekerjaan
mempromosikan produk-produk lokal
kepada wisatawan, baik dari segi kualitas
Pusat oleh-oleh membutuhkan banyak
maupun keunikan produk.
tenaga kerja, baik untuk berjualan,
menjaga keamanan, maupun mengelola
Meningkatkan Pendapatan Ekonomi
kebersihan dan kenyamanan tempat.
Masyarakat Setempat
Keberadaan pusat oleh-oleh dapat
meningkatkan pendapatan ekonomi
masyarakat setempat, terutama bagi para
pelaku usaha kecil dan menengah (UKM)
yang memproduksi dan menjual oleh-
oleh.
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA
INPUT PROSES
OUTPUT
ANALISA KEBUTUHAN :
ISU:
Pembangunan pusat oleh-oleh yang menarik dan
Desain pusat oleh-oleh sering tidak
nyaman di area pariwisata sangat penting untuk
mencerminkan budaya daerah, tata
meningkatkan minat wisatawan, mempromosikan
ruang yang tidak efisien membuat
budaya lokal, dan meningkatkan pendapatan bagi
pengunjung kesulitan mencari produk,
pengusaha lokal dan pemerintah daerah.
dan desain yang monoton membuat
pengunjung merasa bosan. Berdasarkan analisis dengan meningkatkan daya tarik
FASILITAS : bangunan, kenyamanan pengunjung, layanan, dan promosi,
Fasilitas Utama: pusat oleh-oleh yang kurang menarik dan kurang nyaman
Toilet pusat oleh-oleh: Bersih, nyaman, dan mudah dapat menjadi pusat oleh-oleh yang menarik, nyaman, dan
POTENSI: diakses, termasuk toilet untuk penyandang ramai pengunjung. Maka menghasilkan suatu bangunan Pusat
Pengalaman Berbelanja yang Menyenangkan: Pusat oleh-oleh disabilitas. oleh oleh dengan judul : Perancangan Nusantara Local gift
harus dirancang dengan tata ruang yang nyaman dan lapang, Area Belanja: Nyaman, mudah diakses, Mudah center
sehingga pengunjung dapat berbelanja dengan mudah dan terlihat.
menyenangkan. Selain itu, dapat ditambahkan elemen-elemen Stan kasir Pusat oleh-oleh: yang strategis dan tidak
interaktif seperti pojok foto, area bermain anak, atau spot menyebabpkan antrian jadi panjang.
instagramable untuk menarik perhatian pengunjung. Tempat duduk pusat oleh oleh: Tersedia di dalam
Lebih dari Sekedar Belanja: Pusat oleh-oleh dapat menjadi lebih dan di luar bangunan
dari sekedar tempat untuk membeli oleh-oleh. Dengan Ruang menyusui didalam pusat oleh-oleh: Tempat
menambahkan fasilitas seperti kafe, restoran, atau area yang nyaman dan aman bagi ibu untuk menyusui
NUSANTARA
pameran, pusat oleh-oleh dapat menjadi destinasi wisata yang bayinya.
menarik bagi pengunjung. Tempat penitipan barang: Untuk wisatawan yang
ingin berbelanja dengan bebas.
ATM dan money changer: Untuk memudahkan
LOCAL GIFT
wisatawan dalam bertransaksi.
MASALAH : Area parkir pusat oleh-oleh: Luas, aman, dan mudah
Penurunan Minat Wisatawan. diakses.
CENTER
Kurangnya Promosi Budaya Lokal. Fasilitas Penunjang:
Ketidaknyamanan bagi Wisatawan. Ruang/Area Kafe dan restoran: Agar Pengunjung
Persaingan dengan Pusat Oleh-Oleh Lain. Dapat Beristirahat dengan santai dan menikmati
Dampak Negatif terhadap Citra Area Wisata. Area pusat oleh oleh
Ruang Tempat bermain anak: Untuk anak-anak yang
menemani orang tua berbelanja.
Ruang Pameran seni dan budaya: Menampilkan
budaya lokal dan meningkatkan daya tarik pusat
oleh-oleh.
Ruang Informasi wisata: Menyediakan informasi
tentang tempat wisata, akomodasi, dan
transportasi.
Ruang Pijat dan spa: Untuk wisatawan yang ingin
relaksasi setelah berbelanja.
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA
BAB II
PENDEKATAN KONSEP DASAR DAN TEMA RANCANGAN
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA
PENDEKATAN
PENDEKATAN BUDAYA DALAM DESAIN
BANGUNAN PUSAT OLEH-OLEH ADALAH
SEBUAH STRATEGI YANG MENGGABUNGKAN
UNSUR-UNSUR BUDAYA LOKAL KE DALAM
DESAIN ARSITEKTUR DAN INTERIOR
BANGUNAN. HAL INI BERTUJUAN UNTUK
MENCIPTAKAN PENGALAMAN YANG LEBIH
AUTENTIK DAN BERKESAN BAGI
PENGUNJUNG, SERTA UNTUK
MEMPROMOSIKAN BUDAYA DAN TRADISI
DAERAH SETEMPAT.
PENGERTIAN
PROJECT PENDEKATAN
PENDEKATAN EKONOMI
DENGAN ADANYA GALERI SENI INI AKAN MEMBANGKITKAN
AKTIVITAS EKONOMITERUTAMA BAGI PARA
SENIMAN SENI RUPA DI KAWASAN INI DAN MEMBERIKAN PELUANG
ISU BAGI UNTUK MENGEMBANGKAN
USAHA MEREKA DENGAN TUJUAN KOMERSIL
PENDEKATAN BUDAYA
MEMUNCULKAN DAMPAK TERHADAP BUDAYA KHUSUSNYA KARYA
DAYA TARIK KESENIAN
SEBAGAI OLEH-OLEH. MENJADI WADAH UNTUK
PENGEMBANGAN PROMOSI KARYA KARYA SENI LOKAL.
PENGERT Bedasarkan dari pengertian pusat oleh-oleh itu sendiri, dapat ditarik
IAN
kesimpulan bahwa pengertian dari pusat oleh-oleh yaitu: WADAH
UNTUK MEPROMOSIKAN KARYA LOKAL SEBAGAI OLEH-OLEH
PROJECT
UNTUK WISATAWAN
Pendekatan Ekonomi:
Mempertimbangkan biaya: Memilih material dan desain yang hemat biaya, serta mempertimbangkan nilai investasi jangka panjang.
Efisiensi: Memaksimalkan fungsi ruang dan meminimalkan pemborosan.
Aksesibilitas: Memastikan bangunan mudah diakses oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas.
PENDEKA Pendekatan Budaya:
Memahami konteks budaya: Merancang bangunan yang sesuai dengan nilai dan tradisi lokal.
TAN Identitas: Mencerminkan budaya lokal dalam elemen desain, seperti ornamen, material, dan bentuk bangunan.
Partisipasi masyarakat: Melibatkan masyarakat setempat dalam proses perancangan.
Pendekatan Lingkungan:
Kelestarian: Memilih material dan desain yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Adaptasi: Menyesuaikan desain dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat.
Keberlanjutan: Memastikan bangunan dapat terus digunakan dan dipelihara dalam jangka panjang.
DEFINISI
Metafora dalam kamus besar bahasa Indonesia: adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung
dengan cara menyamakannya.
Metafora dalam arsitektur: adalah sebuah kiasan atau ungkapan yang diwujudkan dalam bentuk bangunan.
Kiasan ini dapat berupa bentuk, material, tekstur, atau elemen lain yang menimbulkan kesan dan makna
tertentu bagi pengamat dan pengguna bangunan
Bentuk Bangunan:
Bangunan berbentuk seperti sarang burung: Metafora ini dapat mewakili ide tentang
komunitas, kehangatan, dan perlindungan. Contohnya, The Basket Building di Ohio, Amerika
Serikat.
Fasad bangunan yang bertekstur seperti kulit: Metafora ini dapat mewakili ide tentang
ketahanan, fleksibilitas, dan adaptasi. Contohnya, Guangzhou Opera House di China.
Atap bangunan yang berbentuk seperti gelombang laut: Metafora ini dapat mewakili ide
METAFORA tentang dinamisme, pergerakan, dan perubahan. Contohnya, The Sydney Opera House di
Australia.
Material Bangunan:
Penggunaan kayu yang dominan: Metafora ini dapat mewakili ide tentang kedekatan
dengan alam, kesederhanaan, dan kehangatan. Contohnya, The Chapel in the Woods di
Texas, Amerika Serikat.
Penggunaan kaca yang ekstensif: Metafora ini dapat mewakili ide tentang transparansi,
keterbukaan, dan modernitas. Contohnya, The Pompidou Centre di Paris, Prancis.
Penggunaan batu yang kokoh: Metafora ini dapat mewakili ide tentang kekuatan,
ketahanan, dan keabadian. Contohnya, Petra, sebuah kota kuno di Yordania.
Detail Bangunan:
Jendela berbentuk seperti mata: Metafora ini dapat mewakili ide tentang pengamatan,
pengetahuan, dan pencerahan. Contohnya, The Sagrada Familia di Barcelona, S panyol.
Tangga yang melingkar: Metafora ini dapat mewakili ide tentang perjalanan, pertumbuhan,
dan evolusi. Contohnya, The Guggenheim Museum Bilbao di Spanyol.
Ornamen yang terinspirasi dari flora dan fauna: Metafora ini dapat mewakili ide tentang
hubungan antara manusia dan alam. Contohnya, Taj Mahal di India.
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WARMADEWA WARMADEWA
PENGERT Bedasarkan dari pengertian pusat oleh-oleh itu sendiri, dapat ditarik
IAN
kesimpulan bahwa pengertian dari pusat oleh-oleh yaitu: WADAH
UNTUK MEPROMOSIKAN KARYA LOKAL SEBAGAI OLEH-OLEH
PROJECT
UNTUK WISATAWAN
Pendekatan Ekonomi:
Mempertimbangkan biaya: Memilih material dan desain yang hemat biaya, serta mempertimbangkan nilai investasi jangka panjang.
Efisiensi: Memaksimalkan fungsi ruang dan meminimalkan pemborosan.
Aksesibilitas: Memastikan bangunan mudah diakses oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas.
PENDEKA Pendekatan Budaya:
Memahami konteks budaya: Merancang bangunan yang sesuai dengan nilai dan tradisi lokal.
TAN Identitas: Mencerminkan budaya lokal dalam elemen desain, seperti ornamen, material, dan bentuk bangunan.
Partisipasi masyarakat: Melibatkan masyarakat setempat dalam proses perancangan.
Pendekatan Lingkungan:
Kelestarian: Memilih material dan desain yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Adaptasi: Menyesuaikan desain dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat.
Keberlanjutan: Memastikan bangunan dapat terus digunakan dan dipelihara dalam jangka panjang.