Anda di halaman 1dari 20

PERANCANGAN CULTURAL CENTER

DI KABUPATEN BONE DENGAN PENDEKATAN


ARSITKETUR REGIONALISME

PROPOSAL
PENGAMBANGAN KONSEP TUGAS AKHIR

A. YAYAN ULIA SARI


5190911204

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2024
PERANCANGAN CULTURAL CENTER
DI KABUPATEN BONE DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR REGIONALISME

PROPOSAL
PENGAMBANGAN KONSEP TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

A. YAYAN ULIA SARI


5190911204

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2024

i
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL
PENGEMBANGAN KONSEP TUGAS AKHIR

PERANCANGAN CULTURAL CENTER


DI KABUPATEN BONE DENGAN PENDEKATAN
ARSITKETUR REGIONALISME

Disusun oleh:

A. YAYAN ULIA SARI


5190911204

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing ……………… ………………

Proposal Pengembangan Konsep Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu
persyaratan untuk pendaftaran proses Pengembagnan Konsep Tugas Akhir pada
Program Studi Arsitektur

Yogyakarta,…………
Ketua Program Studi Arsitektur

Dr. Ir. Endang Setyowati, M.T.


NIK: 100615029

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan proposal pengembangan konsep tugas akhir yang berjudul
“Perancangan Cultural Center di Kabupaten Bone dengan Pendekatan Arsitektur
Regionalisme”. Penulisan proposal laporan pengembangan konsep tugas akhir ini
dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat pencapaian gelar Sarjana Arsitektur
pada Program Studi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Teknologi Yogyakarta.

Proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu saya ucapkan terima kasih atas segala
bantuannya sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan proposal ini, maka
dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang akan
penulis jadikan sebagai evaluasi.

Akhir kata, semoga laporan proposal pengembangan konsep tugas akhir ini dapat
bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan ide/gagasan pembaca.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
1. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 2
1.2 LATAR BELAKANG LOKASI .................................................................. 5
1.2.1 Luas dan Batas Wilayah ...................................................................... 5
1.2.2 Topografi ............................................................................................. 6
1.2.3 Geologi ................................................................................................ 6
1.2.4 Klimatologi .......................................................................................... 7
1.2.5 Hidrologi .............................................................................................. 7
1.2.6 Penggunaan Lahan ............................................................................... 8
1.3LATAR BELAKANG PENDEKATAN………………………………..…10
2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 10
2.1 Permasalahan Umum .................................................................................. 10
2.1 Permasalahan Khusus ................................................................................. 10
3. TUJUAN DAN SASARAN ............................................................................. 10
3.1 Tujuan ......................................................................................................... 10
3.2 Sasaran ........................................................................................................ 11
4. LINGKUP PEMBAHASAN ............................................................................ 11
4.1 Non Arsitektural ......................................................................................... 11
4.1 Non Arsitektural ......................................................................................... 11
5. SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA………..………………………………………………..…13

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Festival Tanjung Pallette…………………………………………..…3

Gambar 1.2 Pemeran Informasi Pembangunan dan Budaya, Pertunjukan Seni dan
Pasar Kuliner…………………….………………………………………………...3

Gambar 1.3 Pemeran Cagar Budaya………………………………………………4

Gambar 1.4 Peta Provinsi Sulawesi Selatan………………………………………6

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penyesuaian Nomenklatur Program KDH Terpilih ke dalam…………..5

Tabel 1.2 Rata-rata Iklim Menurut Bulan di Kabupaten Bone 2022……………...7

vi
1. LATAR BELAKANG

Judul

“Perancangan Cultural Center di Kabupaten Bone dengan Pendekatan Arsitektur


Regionalisme”

Pengertian Judul

“Perancangan Cultural Center di Kabupaten Bone dengan Pendekatan Arsitektur


Regionalisme”, berdasar tiap kata yang membentuknya:

Perancangan : Sedangkan Paul Davidov, 1982 menyatakan bahwa


perancangan adalah sebuah proses untuk menetapkan
tindakan yang tepat di masa depan melalui pilihan-
pilihan yang sistematik (Ananda, 2019)

Cultural Center : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cultural


center atau pusat kebudayaan adalah tempat membina
dan mengembangkan kebudayaan. Cultural center
bertanggung jawab untuk mengendalikan dan
merancang kegiatan budaya dan kesenian (KBBI
dalam Berlianti, 2022).

Kabupaten Bone : Kabupaten Bone merupakan salah satu dari 24


kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan.
Kabupaten Bone berada di pesisir timur Provinsi
Sulawesi Selatan. Letak wilayah kabupaten ini
berjarak 174 km dari Kota Makassar (DPRD dan
Bupati Bone, 2019).

Pendekatan : Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,


menginsipirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu
(Mustofa, 2009).

1
Arsitektur Regionalisme : Arsitektur regionalisme merupakan konsep pendekatan
dengan memperhatikan karakteristik regional yang
berkaitan erat dengan budaya lokal, iklim, dan penggunaan
material lokal dengan teknologi modern (Hidayatun, dkk,
dalam Widodo, 2023).

Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa maksud dari judul


“Perancangan Cultural Center di Kabupaten Bone dengan Pendekatan Arsitektur
Regionalisme” adalah merencanakan fasilitas sebagai wadah pembinaan dan
pengembangan budaya untuk menjaga keberadaannya yang ada di Kabupaten
Bone, dengan menerapkan ciri-ciri kedaerahan seperti arsitektur setempat, iklim,
budaya, dan teknologi modern sebagai media pendekatan utama.

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara berkembang yang memiliki


keanekaragaman budaya dan kekayaan seni yang sangat banyak dengan
kekhasan yang berbeda satu sama lain (Kominfo, 2013). Kebudayaan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia diambil dari kata budaya atau culture yang
dapat diartikan pikiran, akal budi, hasil pemikiran manusia. Menurut Solaeman,
dalam Hakim, 2023) istilah kebudayaan memiliki definisi luas yang mencakup
konsep-konsep seperti peradaban, memahami emosi kompleks suatu bangsa,
meliputi pengetahuan tentang kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat,
dan ciri-ciri lain yang dibawa atau diperoleh dari aktivitas masyarakat.
Salah satu daerah yang memiliki kebudayaan yang beragam yaitu
Kabupaten Bone seperti tari tradisional, pakaian tradisional, senjata
peninggalan sejarah, makanan tradisional, dll yang masih dilestarikan hingga
saat ini. Pelestarian tersebut dapat dilihat dari berbagai event atau pameran yang
diadakan pemerintah setempat guna mendukung para pelaku industri seperti :

2
Gambar 1.1 Festival Tanjung Pallette
Sumber : Radio Republik Indonesia, 2023

Gambar 1.2 Pemeran Informasi Pembangunan dan Budaya, Pertunjukan Seni dan
Pasar Kuliner
Sumber : Bone Berita, 2023

3
Gambar 1.3 Pemeran Cagar Budaya
Sumber : Kebudayaan.kemdikbud.go.id, 2016

Dapat dilihat dari berbagai kegiatan di atas yang dilaksanakan di berbagai


lokasi menunjukkan bahwa belum tersedianya wadah atau tempat khusus
sebagai pusat pengadaan kebudayaan yang masif dan memadai serta menarik.
Selain itu, tempat yang dijadikan lokasi tersebut masih belum bisa menampung
berbagai jenis kegiatan pada saat pameran karena bangunan yang sempit. Dari
berbagai potensi dan permasalahan yang ada, Kabupaten Bone perlu pengadaan
bangunan berbasis culture center yang selain berfungsi sebagai tempat hiburan,
juga dapat berfungsi sebagai media untuk edukasi, promosi dan pelestarian
budaya di era perkembangan teknologi yang meningkat.
Perancangan culture center juga selaras dalam pemenuhan salah satu
program Pembangunan Daerah terpilih ke dalam Nomenklatur Program
Berdasarkan Permendagri 86/2016 Beserta Perubahannya dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yaitu:

4
Nomenklatur Program
No Program KDH Terpilih Berdasarkan Permendagri
13/2006Beserta Perubahannya
18. Program menjadikan Bone • Program Pengelolaan Keragaman
sebagai Pusat Kebudayaan Bugis Budaya
di Indonesia • Program Pengelolaan Kekayaan
Budaya
• Program Pengembangan Nilai
Budaya

Tabel 1.1 Penyesuaian Nomenklatur Program KDH Terpilih ke dalam


Nomenklatur Program Berdasarkan Permendagri 86/2016 Beserta Perubahannya
Sumber : RPJMD Kabupaten Bone, 2023

1.2 LATAR BELAKANG LOKASI

1.2.1 Luas dan Batas Wilayah


Kabupaten Bone merupakan salah satu dari 24 kabupaten/kota di
Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Bone berada di pesisir timur Provinsi
Sulawesi Selatan. Letak wilayah kabupaten ini berjarak 174 km dari Kota
Makassar. Lokasi Kabupaten Bone terletak pada posisi 4°13'-5°6' Lintang
Selatan dan antara 119°42'-120°30' Bujur Timur serta mempunyai garis pantai
sepanjang 138 Km dari arah Selatan kearah Utara. Posisi geografis ini
menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Bone berada pada wilayah tropis.
Kondisi ini menunjukkan ada potensi pengembangan berbagai jenis tanaman
tropis. Secara administratif, Kabupaten Bone berbatasan dengan berbagai
wilayah, yaitu:
1. Sebelah Utara berbatasan Kabupaten Wajo dan Soppeng.
2. Sebelah Selatan berbatasan Kabupaten Sinjai dan Gowa.
3. Sebelah Timur berbatasan Teluk Bone.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep dan Barru.
Kabupaten Bone memiliki posisi strategis di Sulawesi Selatan. Letak
Kabupaten Bone pada Bagian Timur Sulawesi Selatan menjadikan Kabupaten
Bone memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang yang menghubungkan
Provinsi Sulawesi Selatan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara. Posisi tersebut

5
juga menempatkan Kabupaten Bone sebagai pusat pelayanan pemerintahan dan
pengembangan perekonomian di Kawasan tersebut.

Gambar 1.4 Peta Provinsi Sulawesi Selatan


Sumber : Wikipedia, 2021

1.2.2 Topografi
Kabupaten Bone memiliki wilayah pedalaman, pegunungan dan pesisir.
Wilayah bagian barat Kabupaten Bone pada umumnya merupakan
wilayahpedalaman dan pegunungan, sedangkan wilayah bagian timur pada
umumnya merupakan wilayah pesisir. Berdasarkan elevasi (ketinggian dari
permukaan laut), dapat dilihat bahwa pada umumnya wilayah Kabupaten
Bone berada pada ketinggian 0 – 500 meter diatas permukaan laut.

1.2.3 Geologi
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Bone terdiri dari tanah Aluvial
Gleyhumus, Litosol, Regosol, Mediteran, dan Renzina. Jenis tanah didominasi
oleh tanah mediteran seluas 67,6 persen dari total wilayah kemudian Renzina
9,59 persen, dan Litosol 9 persen. Penyebaran jenis tanahnya yaitu sepanjang
Pantai Timur Teluk Bone ditemukan tanah Aluvial.

6
1.2.4 Klimatologi
Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang. Kelembapan
udara berkisar antara 95%-99% dengan temperatur berkisar 26°C-43°C. Suhu
cukup tinggi rata-rata terjadi pada bulan Januari dan terendah pada bulan
Agustus di musim kemarau. Pada periode April-September bertiup Angin
Timur yang membawa hujan, sebaliknya pada Bulan Oktober-Maret bertiup
Angin Barat saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone.
Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah
peralihan, yaitu : Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang
sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur.

Suhu Kelembapan Kecepatan Curah Penyinaran


No Bulan (°C) (%) Angin Hujan Matahari
(m/sec) (mm) (%)
1. Januari 27.6 84.0 3.5 669.7 4.2
2. Februari 27.5 84.4 3.8 834.2 3.9
3. Maret 28.3 81.3 3.8 324.2 5.0
4. April 28.9 78.7 4.4 134.7 6.9
5. Mei 29.0 79.9 4.0 340.9 6.5
6. Juni 28.2 81.2 3.7 198.7 6.0
7. Juli 28.9 75.5 3.8 34.4 6.9
8. Agustus 29.3 69.7 3.9 74.3 7.4
9. September 29.0 75.8 3.8 154.9 6.7
10. Oktober 28.3 81.4 3.3 355.0 5.3
11. November 28.1 81.2 3.2 567.2 5.1
12. Desember 27.4 84.2 3.5 965.7 4.1
Tabel 1.2 Rata-rata Iklim Menurut Bulan di Kabupaten Bone 2022
Sumber : Kabupaten Bone dalam Angka, 2023

1.2.5 Hidrologi
Ketersediaan air untuk pengembangan sektor pertanian dan pemukiman
bersumber dari sungai dan jaringan irigasi. Beberapa lokasi-lokasi yang
berkontribusi terhadap ketersediaan sumber-sumber air baku di Kabupaten
Bone, diantaranya bersumber dari sungai-sungai besar dan prasarana jaringan
irigasi. Sungai-sungai besar yang mengalir di Kabupaten Bone seperti Sungai
Walanae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulubulu, Salomekko, Tobunne dan Sungai
Lekoballo.

7
1.2.6 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Bone berdasarkan fungsi utama
lahan. Secara makro penggunaan lahan dibagi kedalam beberapa kawasan yang
mencakup kawasan lindung dan kawasan budidaya.

1.2.6.1 Kawasan Lindung


Kawasan lindung yang ditetapkan untuk melindungi kelestarian
lingkungan hidup mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
Penetapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Bone dijadikan titik tolak
didalam pengembangan tata ruang wilayah yang berlandaskan pada prinsip
pembangunan berkelanjutan.
Sesuai dengan kondisi wilayah, kawasan lindung yang perlu ditetapkan di
Kabupaten Bone sesuai dengan kriterianya masing-masing adalah:
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya, yang meliputi: kawasan hutan lindung dan kawasan
resapan air.
2. Kawasan Perlindungan Setempat, yang terdiri dari: kawasan sempadan
pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, dan ruang
terbuka hijau kawasan perkotaan.
3. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya, meliputi:
kawasan taman wisata alam dan kawasan cagar alam.
4. Kawasan Rawan Bencana Alam meliputi: kawasan rawan banjir,
Kawasan rawan angin puting beliung dan kawasan rawan tanah longsor.
5. Kawasan Lindung Geologi terdiri atas: kawasan rawan bencana alam
geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
6. Kawasan Lindung Lainnya merupakan kawasan konservasi wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil berupa kawasan konservasi terumbu karang
yang terdiri atas: zona inti, zona pemanfaatan terbatas, dan/atau zona
lainnya sesuai dengan peruntukan kawasan.

8
1.2.6.2 Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam
dan manusia serta semberdaya buatan. Kawasan budidaya yang akan
diarahkan pengembangannya meliputi:
1. Kawasan peruntukan hutan produksi, yang mencakup; Kawasan
hutanproduksi tetap dan kawasan hutan produksi terbatas. Kawasan
hutan produksi tetap dengan luasan 16.309,73 Ha dan Kawasan hutan
produksi terbatas seluas 80.471 Ha.
2. Kawasan Peruntukan Pertanian terdiri atas : kawasan peruntukan
pertanian tanaman pangan, kawasan peruntukan pertanian hortikultura,
kawasan peruntukan perkebunan, dan kawasan peruntukan peternakan.
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan seluas 119.216 Ha,
Kawasan peruntukan pertanian hortikultura dengan luasan 185.881,18
Ha, Kawasan peruntukan perkebunan meliputi : kawasan Perkebunan
komoditas kopi, jambu mente, kemiri, tebu, vanili, kelapa, kakao, lada
dan kelapa hibrida, dan Kawasan peruntukan peternakan merupakan
kawasan peruntukan pengembangan ternak besar, ternak kecil, dan
ternak unggas.
3. Kawasan peruntukan perikanan, terdiri atas kawasan peruntukan
perikanan tangkap, kawasan peruntukan budidaya perikanan, Kawasan
pengolahan ikan dan pelabuhan perikanan.
4. Kawasan peruntukan pertambangan, terdiri atas kawasan peruntukan
wilayah pertambangan mineral dan batubara serta kawasan peruntukan
wilayah pertambangan minyak dan gas bumi.
5. Kawasan peruntukan industri , terdiri atas kawasan peruntukan industry
besar dan kawasan peruntukan industri rumah tangga.
6. Kawasan peruntukan pariwisata, terdiri atas kawasan peruntukan
pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan.
7. Kawasan peruntukan pemukiman, terdiri atas kawasan peruntukan
permukiman perkotaan dan kawasan peruntukan permukiman pedesaan.

9
8. Kawasan peruntukan lainnya meliputi kawasan peruntukan perdagangan,
olahraga, pertahanan dan keamanan serta keselamatan operasi
penerbangan.

1.3 LATAR BELAKANG PENDEKATAN

Kabupaten Bone dikenal sebagai Kota Budaya Bugis yang menjunjung


tinggi adat istiadat serta keberagaman seni budaya menjadi ciri khas dari
Kabupaten Bone yang dalam hal ini disebut dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bone 2018-2023 yang ingin
menjadikan Bone sebagai Pusat Kebudayaan Bugis di Indonesia sehingga
pendekatan Arsitektur Regionalisme sangat cocok untuk perancangan Art
Center.

2. RUMUSAN MASALAH

2.1 Permasalahan Umum

Bagaimana merancang Cultural Center ?

2.1 Permasalahan Khusus

Bagaimana menerapkan pendekatan Arsitektur Regionalisme pada


perancangan Cultural Center di Kabupaten Bone?

3. TUJUAN DAN SASARAN

3.1 Tujuan

Merancang Cultural Center di Kabupaten Bone dengan menerapkan pendekatan


Arsitektur Regionalisme.

10
3.2 Sasaran

Menyusun konsep perancangan cultural center dengan pendekatan Arsitektur


Regionalisme sebagai wadah pelestarian kebudayaan Kabupaten Bone untuk
menjadikan Kabupaten Bone sebagai pusat kebudayaan bugis di Indonesia dan
menjawab berbagai permasalahan yang ada secara bersamaan.

4. LINGKUP PEMBAHASAN

Lingkup pembahasan perancangan yang dipakai dalam Perancangan Cultural


Center di Kabupaten Bone dengan Pendekatan Arsitektur Regionalisme, meliputi :

4.1 Non Arsitektural

1. Pengertian Kebudayaan
2. Kebudayaan di Kabupaten Bone
3. Pengguna/Pelaku kegiatan Cultural Center di Kabupaten Bone
4. Jenis kegiatan Cultural Center di Kabupaten Bone

4.1 Non Arsitektural

1. Fungsi Cultural Center


2. Kebutuhan ruang Cultural Center
3. Standar perancangan Cultural Center
4. Studi kasus Cultural Center
5. Pengertian pendekatan Arsitektur Regionalisme
6. Prinsip pendekatan Arsitektur Regionalisme
7. Studi kasus Arsitektur Regionalisme

11
5. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bagian ini membahas tentang pengertian judul, latar belakang masalah, latar
belakang lokasi, latar belakang pendekatan, rumusan masalah, tujuan dan sasaran,
lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan konsep Perancangan Cultural Center dengan pendekatan Arsitektur


Regionalisme yang berisi tentang teori dari beberapa kutipan buku dan sumber
ilmiah/jurnal/studi kasus.

BAB III : METODE PERANCANGAN

Tentang dasar pemikiran Perancangan Cultural Center dengan pendekatan


Arsitektur Regionalisme mengenai alasan pemilihan konsep yang digunakan,
metode yang digunakan, dan alur proses perancangan dan pola pikir yang
digunakan dalam penyelesaiannya.

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisis dan pembahasan menjelaskan tentang gambaran Perancangan Cultural


Center berupa alur pemilihan site dengan skoring, kemudian data site, analisis site,
dan analisis konsep dalam merespon sekitaran site, analisis konsep perancangan
dengan pendekatan Arsitektur Regionalisme.

BAB V : KESIMPULAN

Penyimpulan atas pembahasan keeluruhan BAB dari keseluruhan ulasan materi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, K. (2019). Kajian Kesesuaian Proses tahapan Perancangan terhadap Hasil


Rancangan. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Berlianti, A. R. (2022). Performing Art and CUlture Center di Magelang dengan


Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

DPRD dan Bupati Bone. (2019). Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023. Watampone: Bappeda Bone.

Hakim, R. T. (2023). Perancangan "Salatiga Cultural Center" sebagai Pusat KOnservasi


kebudayaan dengan Pendekatan Arsitektur Biofilik. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Kominfo. (2013, Juni 13). Indonesia Miliki Kekayaan dan Keanekaragaman Budaya.
Diakses pada tanggal 26 Januari 2024:
https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/1342/Indonesia+Miliki+Kek
ayaan+dan+Keanekaragaman+Budaya/0/berita_satker

Mustofa. (2009). Materi Kuliah Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Yogyakarta:


Universitas Negeri Yogyakarta.

Widodo, D. A. (2023). Kajian Penerapan Pendekatan Arsitektur Regionalisme pada


Museum Batik Surakarta. Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, 51-
60.

13

Anda mungkin juga menyukai