Anda di halaman 1dari 29

PERANCANGAN PERPUSTAKAAN KOTA

LABUAN BAJO BERBASIS TAMAN LITERASI


DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HYBRID

PROPOSAL PENGEMBANGAN KONSEP TUGAS AKHIR

OKTAVIANUS CARLO GON


5180911223

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI
YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENGEMBANGAN KONSEP TUGAS AKHIR

PERANCANGAN PERPUSTAKAAN KOTA


LABUAN BAJO BERBASIS TAMAN LITERASI
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HYBRID

Disusun oleh:
OKTAVIANUS CARLO GON
5180911233

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

………………… Pembimbing ……………………. ………………

Proposal Pengembangan Konsep Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Arsitektur

Yogyakarta,
Ketua Program Studi Arsitektur

Dr. Ir. Endang Setyawati, M.T.


NIK. 100615029

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ iii
1. LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.1. JUDUL PROYEK..................................................................................... 1
1.2. PENGERTIAN JUDUL............................................................................ 1
1.3. LATAR BELAKANG JUDUL................................................................. 4
1.4. TEMA PERANCANGAN........................................................................ 6
1.5. LOKASI PROYEK................................................................................... 7
2. PERMASALAH.................................................................................................10
2.1. PERMASALAHAN UMUM....................................................................10
2.2. PERMASALAHAN KHUSUS................................................................ 10
3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN....................................................11
3.1. TUJUAN PENELITIAN...........................................................................11
3.2. MANFAAT PENELITIAN...................................................................... 11
4. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 11
4.1. TINJAUN UMUM PERPUSTAKAAN KOTA....................................... 11
4.2. TINJAUAN UMUM DESIGN.................................................................18
4.2.1. PENGERTIAN..................................................................................18
4.2.2. KARAKTERISTIK...........................................................................19
5. METODE PERANCANGAN...........................................................................19
5.1. CANGKUPAN PERMASLAHAN..........................................................19
5.1.1. IDE PERANCANGAN.....................................................................19
5.1.2. IDENTIFIKASI MASALAH............................................................20
5.2. PENYELESAIAN MASALAH.............................................................. .21
5.2.1. PENGUMPULAN DATA............................................................... .21
5.2.2. ANALISIS DATA........................................................................... .21
5.2.3. KONSEP ATAU PENDEKATAN.................................................. .21
6. SISTEMATIKA PENULISAN....................................................................... .21
7. JADWAL PENELITIAN................................................................................ .23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perpusnas Dorong Pemkab Manggarai Barat Gerakan


Literasi Lewat Pojok Baca…………………………………………...5

Gambar 1.2 Data Jumlah Sekolah Per Kecamatan di Kabupaten


Manggarai Barat……………………………………………………..5
Gambar 1.3 Kondisi Gedung Perpustakaan Daerah Labuan Bajo Saat Ini……….6
Gambar 1.4 Titik Lokasi Site…………………………………………………….7
Gambar 1.5 Site…………………………………………………………………..8
Gambar 1.6 Rencana Umum Pola Ruang Kota Labuan Bajo…………………….9
Gambar 1.7 Intensitas Pemanfaatan Lahan Kawasan Site……………………….9

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Umum


Kabupaten/Kota……………………………………………………17

iii
1. LATAR BELAKANG

1.1. JUDUL PROYEK

Proposal Pengembangan Konsep Tugas Akhir dengan Judul Proyek


“Perancangan Perpustakaan Kota Labuan Bajo Berbasis Taman Literasi
Dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid.”

1.2. PENGERTIAN JUDUL

Perancangan Perpustakaan Kota Labuan Bajo Berbasis Taman Literasi


Dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid berdasarkan tiap kata pembentuknya:
Perancangan Menurut KBBI, perancangan berarti proses, cara,
perbuatan merancang.

Sedangkan menurut J.C Jones (1990), perancangan


mempunyai makna memulai perubahan dalam benda-
benda buatan manusia. Perancangan adalah usulan
pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi
sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses:
mengidentifikasi masalah-masalah, mengidentifikasi
metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan
pemecahan masalah. Dengan kata lain adalah
pemograman, penyusunan rancangan, dan pelaksanaan
rancangan (John Wade, 1997).

Perpustakaan Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1


menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang
mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam,
mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi
kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui
beragam cara interaksi pengetahuan.

1
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah
koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan
sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun
perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi
besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota
atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang
rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas
biaya sendiri.

Kota Labuan Kota Labuan Bajo merupakan kota kecil yang berada di
Bajo Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kota Labuan
Bajo juga merupakan ibu kota dari Kecamatan Komodo
dan ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.

Kota Labuan Bajo sendiri memiliki luas 13,79 km² dan


terdiri atas 5 desa/kelurahan, dari total 768,9 km² dan 19
desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Komodo.

Berbasis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti


kata berbasis adalah mempunyai basis. Arti lainnya dari
berbasis adalah berdasarkan pada.

Taman Menurut (Djamal, 2005), taman adalah sebidang tanah


terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya terdapat
pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang
dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya.
Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai,
bermain dan kegiatan lainnya.

2
Literasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti
kata literasi adalah kemampuan dan keterampilan
individu dalam berbahasa yang meliputi membaca,
menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan
masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Literasi berhubungan
dengan kata berbahasa.

Pendekatan Merupakan proses, cara atau metode untuk memulai


sesuatu.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Arsitektur Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi


bangunan, jembatan, dan sebagainya; ilmu bangunan;
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Hybrid Hybrid adalah pendekatan arsitektur yang


menggabungkan serta mempersenyawakan (adaptif
blending) 2 atau lebih teori, fungsi dan bentuk yang
berbeda menjadi suatu fungsi serta bentuk baru.
(Pujantara R. , 2014). Konsep ini sering dijumpai di
berbagai bangunan yang lahir di era post-modern.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwah “Perancangan


Perpustakaan Kota Labuan Bajo Berbasis Taman Literasi Dengan Pendekatan
Arsitektur Hybrid” merupakan proses merancang sebuah wadah yang akan
memfasilitasi kegiatan intelektual dan interasksi pengetahuan dalam bentuk
ruang arsitektur yang lebih rekreatif, sehingga mampu meningkatkan
kemampuan dan keterampilan individu. Dalam hal ini bangunan yang
dirancang adalah perpustakaan kota yang akan digunakan oleh seluruh warga
kota Labuan Bajo secara publik. Pendekatan Hybrid sendiri dipilih karena
mampu menggabungkan dan mempersenyawakan 2 fungsi dan teori yang
berbeda yakni perpustakaan untuk ruang edukasi dan taman untuk ruang

3
rekreasi menjadi sebuah wadah intelektual yang lebih kreatif.

Perpustakaan ini akan membantu pemerintah dalam meningkatkan literasi


kota baik bagi pelajar dan mahasiswa maupun masyarakat umum. Selain
itu tujuan dibangunnya fasilitas ini juga adalah untuk mewadahi kegiatan
kreatif dan rekreasi serta sebagai titik temu semua kalangan dalam bentuk
ruang edukatif.

1.3. LATAR BELAKANG JUDUL

Berdasarkan data dari perpustakaan.kemendagri,go,id 2021 Indonesia


menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi,
atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Tingkat literasi yang sangat rendah itu berbanding lurus dengan minat baca
dan tingkat kunjungan ke perpustakaan. “Di Manggarai Barat, dengan hanya
1 perpustakaan daerah dan 3 perpustakaan desa, Jumlah kunjungan pada
tahun 2019 tercatat hanya mencapai 4.284 orang. Angka ini masih sangat jauh
bila dibandingkan dengan jumlah penduduk kota Labuan Bajo dan Manggarai
Barat secara keseluruhan,” katanya.

Dampak nyata dari rendahnya tingkat literasi dan minat baca ini adalah
kurangnya wawasan seseorang yang berpengaruh pada daya kritisnya
terhadap fenomena social budaya yang dialami termasuk dalam memfilter
informasi yang diperolehya dari media.

Para pakar sosial menyakini bahwa infomasi yang tidak tersaring dengan
baik bisa terjadi akibat dari kategori konseptual atau wawasan dalam pikiran
seseorang yang kurang beragam. Mereka mengatakan bahwa seseorang
melakukan interpretasi terhadap informasi yang diperolehnya berdasarkan
atas kategori konseptual yang ada dalam pikirannya. Semakin luas kategori
konseptual atau wawasan seseorang, semakin kompleks intepretasi orang
tersebut sebelum melakukan tindakan. la akan pandai untuk memilah
informasi yang baik dan benar serta memperhitungkan segala akibat dari
tindakan yang akan diambilnya.

4
Gambar 1.1 Perpusnas Dorong Pemkab Manggarai Barat Gerakan Literasi
Lewat Pojok Baca.
(Sumber: https://www.perpusnas.go.id/)

Labuan bajo yang merupakan wilayah dari Kecamatan Komodo


merupakan daerah dengan jumlah sekolah yang cukup banyak. Di Kecamatan
Komodo terdapat 100 sekolah dari total 551 sekolah yang ada di Kabupaten
Manggarai Barat, serta terdapat 2 perguruang tinggi yakni Universitas
Terbuka dan Politeknik Politeknik Elbajo Commodus.

Gambar 1.2 Data Jumlah Sekolah Per Kecamatan di Kabupaten Manggarai


Barat.
(Sumber: https://dapo.kemdikbud.go.id/)

5
Dari data jumlah sekolah diatas beserta jumlah penduduk Labuan Bajo dan
Kecamatan Komodo yang berjumlah 55.038 jiwa tentu membutuhkan sebuah
wadah literasi daerah berupa perpustakaan kota yang memadahi dan sesuai
standar. Namun hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Perpustakaan
Daerah Labuan Bajo saat ini yang sangat kecil dan sederhana, bahkan
terkesan seperti kantor desa.

Gambar 1.3 Kondisi Gedung Perpustakaan Daerah Labuan Bajo Saat Ini.
(Sumber: https://www.google.com/maps/)

Guna mendukung kemajuan literasi di Kota Labuan Bajo perlu dirancang


sebuah wadah edukasi publik berupa perpustakaan kota yang lebih besar dan
sesuai standar, serta memiliki daya tarik yang tinggi untuk dikunjungi
sehingga tidak terkesan membosankan. Dalam hal ini didesain berbasis
Taman Literasi, yakni Taman sebagai wadah rekreasi dan Literasi sebagai
edukasi yang digabungkan menjadi satu kesatuan dalam ruang intelektual
publik yang kreatif.

1.4. TEMA PERANCANGAN

Arsitektur Hybrid adalah teori yang menggabungkan serta


mempersenyawakan (adaptif blending) 2 atau lebih teori, fungsi dan bentuk
yang berbeda menjadi suatu fungsi serta bentuk baru. (Pujantara R. , 2014).
Konsep ini sering dijumpai di berbagai bangunan yang lahir di era post-
modern. Perkembangan teknologi yang pesat mendukung kreativitas dan
6
inovasi yang dimiliki oleh para arsitek muda. Oleh karena itu tidak dipungkiri
bahwa arsitektur kontemporer dengan konsep Hybrid memang masih banyak
dan sering dijumpai pada masa kini.

Perancangan ini menggunakan pendekatan dan metode perancangan


arsitektur Hybrid yang menggabungkan dua fungsi yaitu perpustakaan dan
taman sehingga dapat memberikan persepsi yang berbeda. Hasil rancangan
perpustakaan memfokuskan pada menyelesaikan tiga kriteria desain yaitu
bangunan yang dapat meningkatkan minat baca, sebagai wadah kegiatan
rekreasi edukasi, serta dapat menjadi pusat literasi daerah.

1.5. LOKASI PROYEK

Pemilihan lokasi site sendiri dipilih didasarkan potensi site yang berada di
jalan Prof. WZ Yohanes tepat berhadapan dengan Kantor Bupati Manggarai
Barat, dan merupakan khawasan dengan fungsi sebagai zona pemerintahan
dan pendidikan. Lokasi site juga berada tepat ditengah kota labuan bajo serta
dekat dengan zona perdagangan dan jasa, sehingga mudah diakses dari
berbagai sudut kota. Lokasi geografis site yang strategis akan dimanfaatkan
sebagai wadah literasi publik yang edukatif dan rekreatif. Selain itu lokasi site
sendiri saat ini merupakan bagian dari hutan kota, sehingga terdapat banyak
pepohonan yang bisa dimanfaatkan sebagai vegetasi peneduh pada area
outdoor dengan tetap menjaga keasrian lingkungan.

Gambar 1.4 Titik Lokasi Site


(Sumber: Google Maps, 07 Agustus 2022)
7
Gambar 1.5 Site
(Sumber: Google Maps, 07 Agustus 2022)

Dalam RTRWN Kawasan Labuan Bajo merupakan kawasan perkotaan


atau selanjutnya disebut sebagai PKW, yang menjadi bagian dari Kabupaten
Manggarai Barat. Sebagai PKW di Kabupaten Manggarai Barat, peran
kawasan RTBL adalah sebagai pendukung Kabupaten Manggarai Barat dalam
mewujudkan tujuan dalam RTWN yang diataranya adalah :
1. Mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
2. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi,
dan kabupaten/kota dalam rangka perlingdungan fungsi ruang dan
pencegahan dampak negatif akibat pemanfaatan ruang;
3. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. PKW dalam RTRWN adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan yang
melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten di sekitarnya, dan
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

Adapun Kebijakan dalam RTRWN bagi kawasan strategis perkotaan


Labuan Bajo adalah sebagai berikut :
• Labuan Bajo adalah salah satu PKW di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
• Labuan Bajo merupakan kawasan yang termasuk dalam kawasan tahap
pengembangan.
• Labuan Bajo diharapkan menjadi kawasan pengembangan dan peningkatan
fungsi untuk mewujudkan kota-kota pusat pertumbuhan nasional.
8
Kriteria kawasan RTBL sebagai PKW dianggap sudah memenuhi karena
Kawasan RTBL sebagai PKW telah dilalui oleh jaringan jalan arteri primer,
jaringan jalan dan kolektor primer untuk mendukung aksesibiltas kawasan.

Gambar 1.6 Rencana Umum Pola Ruang Kota Labuan Bajo


(Sumber: Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Strategis
Perkotaan Labuan Bajo 2012-2032)

Gambar 1.7 Intensitas Pemanfaatan Lahan Kawasan Site


(Sumber: Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Strategis
Perkotaan Labuan Bajo 2012-2032)
9
Dengan adanya rencana umum pola ruang yang diatur dalam Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Strategis Perkotaan Labuan
Bajo 1012-2032, pemilihan lokasi site bisa disesuaikan dengan Zona
pemanfaatan ruang yakna pada zona edukasi dan pemerintahan. Hal ini
bertujuan untuk menjaga keteraturan bangunan dan kawasan perkotaan agar
sesuai dengan RTBL. Pemilihan lokasi site juga harus merupakan site kosong
tanpa bangunan serta mempertimbangkan syarat keberadaan perpustakaan
kota yakni di tengah-tengah kota dan mudah diakses dari seluruh wilayah
kota.

2. PERMASALAHAN

2.1. PERMASALAHAN UMUM

1. Bagaimana merancang Perpustakaan Kota yang memiliki daya tarik tinggi?


2. Bagaimana menghubungkan aktivitas literasi, edukasi, dan rekreasi dalam
satu konsep bangunan (Perpustakaan Kota)?

2.2. PERMASALAHAN KHUSUS

1. Bagaimana merancang Perpustakaan Kota yang menarik dan


menyenangkan untuk dikunjungi dengan pendekatan Hybrid?
a. Bagaimana konsep sirkulasi pada bagian dalam dan luar bangunan?
b. Bagaimana penataan hubungan antar ruang?
c. Bagaimana konsep view yang akan ditampilkan?
d. Bagaimana konsep pencahayaan pada bangunan dan interior?
e. Bagaimana penerapan tahapan-tahapan dan prinsip Hybrid pada design?
2. Bagaimana merancang Perpustakaan Kota yang rekreatif tapi tetap
mengidentifikasikan karakter dan identitas setempat?

10
3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. TUJUAN PENELITIAN


Tujuan Perancangan Perpustakaan Kota Labuan Bajo adalah sebagai
berikut:
a. Merancang wadah literasi dalam bentuk yang lebih edukatif dan rekreatif.
b. Merancang bangunan yang diharapkan akan menjadi pusat kegiatan
edukasi dan literasi daerah.
c. Mewadahi berbagai kegiatan edukasi, seni, dan kretivitas anak muda
setempat yang belum terwadahi.
d. Menjadi taman kota baru yang lebih atraktif.

3.2. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat Perancangan Perpustakaan Kota Labuan Bajo adalah sebagai


berikut:

a. Mewujudkan kebutuan warga labuan bajo khususnya pelajar dan kaum


akademis terhadap sarana literasi publik.
b. Mengajak seluruh kalangan untuk melakukan kegiatan yang lebih bernilai
positif dan meningkatkan intelektualitas.

c. Menyatukan semua kalangan dalam ruang publik baru yang lebih edukatif.
d. Membantu meningkatkan literasi nasional khususnya daerah Labuan bajo guna
menyambut kemajuan pembangunan dan pariwisata.

4 TINJAUAN PUSTAKA

4.1. TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN KOTA

Perpustakaan Kabupaten/Kota merupakan Perpustakaan daerah yang


berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan
deposit, perpustakaan penelitian dan perpustakaan pelestarian yang
berkedudukan di kabupaten/kota.
a. Ruang lingkup
Standar perpustakaan umum kabupaten/kota ini menetapkan dasar-dasar
pengelolaan perpustakaan umum di tingkat kabupaten/kota, meliputi status
11
organisasi, jasa dan sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia,
sarana dan prasarana, anggaran, serta teknologi informasi dan komunikasi.
b. Istilah dan definisi
1. kerja sama perpustakaan
kegiatan pemanfaatan layanan perpustakaan secara bersama untuk
memenuhi kebutuhan informasi yang berbasis koleksi perpustakaan.
2. koleksi perpustakaan
semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemu
kembali dan didayagunakan bagi pengguna.
3. layanan pembaca
bagian dari layanan perpustakaan yang diselenggarakan untuk dapat
memberikan bantuan, saran dan layanan lain kepada pengguna
perpustakaan. Layanan ini biasanya diselenggarakan bersamaan dengan
layanan teknis.
4. layanan perpustakaan
jasa yang diberikan kepada pengguna sesuai dengan misi perpustakaan.
5. layanan teknis
segala kegiatan dan proses yang berkaitan dengan pengadaan,
pengorganisasian dan pemrosesas materi perpustakaan agar dapat
didayagunakan.
6. literasi informasi
kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, termasuk di
dalamnya kemampuan untuk memahami bagaimana perpustakaan dikelola,
mengenali sumber-sumber perpustakaan yang diberikan (termasuk format
informasi dan sarana penelusuran otomatis) dan pengetahuan tentang
teknik penelusuran yang biasa digunakan. Pengertian ini juga mencakup
kemampuan yang dituntut untuk mengevaluasi isi informasi secara kritis
dan menggunakannya dengan efektif, sebaik pemahaman terhadap
infrastruktur teknis tentang bagaimana transmisi informasi dilatarbekangi,
termasuk latar belakang sosial, politik dan konteks budaya serta
pengaruhnya.
7. pelestarian materi perpustakaan
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan materi perpustakaan baik dalam

12
bentuk fisik asli maupun dalam bentuk alih media.
8. pendidikan pengguna
seluruh kegiatan di perpustakaan yang berkaitan dengan pemberian
informasi kepada pengguna perpustakaan bagaimana mendapatkan
kemungkinan yang terbaik dalam penggunaan sumber, layanan dan
fasilitas perpustakaan. Kegiatan ini dapat diberikan baik dalam bentuk
instruksi formal maupun informal oleh pustakawan atau staf perpustakaan
secara perseorangan maupun dalam kelompok. Termasuk didalamnya
tutorial secara online, materi audiovisual dan panduan tercetak serta
pathfinder.
9. perpustakaan
suatu institusi yang mengelola materi perpustakaan yang diorganisir secara
sistematis dengan aturan baku, dilayankan untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para penggunanya.
10. perpustakaan umum kabupaten/kota
perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
pengembangan perpustakaan di wilayah kabupaten/kota serta
melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak
membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan gender.
11. pustakawan
seseorang yang memiliki kompetensi kepustakawanan yang diperoleh
melalui pendidikan serendah-rendahnya Diploma II di bidang ilmu
perpustakaan dan informasi atau bidang lain yang disetarakan melalui
pendidikan dan pelatihan kepustakawanan yang diselenggarakan oleh
lembaga terakreditasi untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
tugas pokok dan fungsi perpustakaan.
12. sarana dan prasarana
segala sesuatu yang menunjang terselenggaranya suatu kegiatan
perpustakaan, meliputi gedung dan mebeler perpustakaan.
13. sumber daya perpustakaan
segala kekayaan dan komponen lain perpustakaan baik berupa koleksi
perpustakaan, tenaga pengelola perpustakaan, sarana dan prasarana,

13
anggaran dan sarana teknologi informasi.
14. tenaga teknis
tenaga nonpustakawan yang secara teknis mendukung pelaksanaan fungsi
perpustakaan.
c. Misi perpustakaan
Misi perpustakaan umum kabupaten/kota menyediakan materi perpustakaan
dan akses informasi bagi semua anggota masyarakat untuk kepentingan
pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, literasi informasi dan rekreasi.
d. Fungsi perpustakaan
Fungsi perpustakaan umum kabupaten/kota adalah:
1. mengembangkan koleksi;
2. menghimpun koleksi muatan lokal;
3. mengorganisasi materi perpustakaan;
4. mendayagunakan koleksi;
5. menyelenggarakan pendidikan pengguna;
6. menerapkan teknologi informasi dan komunikasi;
7. melestarikan materi perpustakaan;
8. membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.
e. Tugas perpustakaan
Tugas perpustakaan umum kabupaten/kota adalah:
1. menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia dini;
2. menyediakan sarana pendidikan seumur hidup;
3. menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal;
4. menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota masyarakat;
5. menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat sehingga
aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang dengan baik;
6. mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi perpustakaan
lain serta berbagai situs Web;
7. menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan Informasi;
8. menyediakan fasilitas belajar dan membaca;
9. menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer;
10. menyelenggarakan perluasan layanan antara lain melalui perpustakaan
keliling.

14
f. Koleksi
1. Koleksi perpustakaan dikembangkan untuk menunjang visi dan misi, tugas
pokok dan fungsi, serta kebutuhan masyarakat.
2. Jenis koleksi perpustakaan terdiri atas koleksi karya cetak, karya rekam dan
bentuk lain yang mengakomodasikan semua kebutuhan masyarakat,
termasuk kebutuhan penyandang cacat.
3. Perpustakaan umum kabupaten/kota memiliki koleksi buku sekurang-
kurangnya 5.000 judul.
4. Perpustakaan menyediakan koleksi terbitan lokal dan koleksi muatan lokal.
5. Koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan
masyarakat.
6. Penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 2% dari jumlah judul per
tahun
7. Perpustakaan melakukan pencacahan koleksi sekurang-kurangnya setiap 3
tahun.
8. Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi sekurang-kurangnya setiap 3
tahun.
9. Perpustakaan melanggan sekurang-kurangnya 2 judul surat kabar terbitan
lokal provinsi dan 2 judul terbitan nasional.
10. Perpustakaan melanggan sekurang-kurangnya 5 judul majalah.
g. Pengorganisasian materi perpustakaan
1. Materi perpustakaan diorganisasikan dengan maksud agar mudah
ditemukan kembali secara cepat dan tepat.
2. Materi perpustakaan dikatalog, diklasifikasi dan disusun secara sistematis
dengan menggunakan :
- Pedoman deskripsi bibliografis;
- Bagan klasifikasi;
- Pedoman tajuk subjek/tesaurus;
- Pedoman penentuan tajuk entri utama.
h. Sumber daya manusia
1. Jumlah sumber daya manusia
Sumber daya manusia di perpustakaan umum kabupaten/kota berjumlah
sekurangkurangnya 7 orang.
15
2. Perbandingan jumlah sumber daya manusia
Perbandingan jumlah sumber daya manusia yang diperlukan adalah dengan
rasio 3:4, yaitu 3 (tiga) tenaga pustakawan, 4 (empat) tenaga teknis.
3. Pengembangan sumber daya manusia
Perpustakaan memberikan kesempatan untuk pengembangan sumber daya
manusia secara terprogram melalui pendidikan formal, nonformal dan
pengembangan di bidang perpustakaan dan penjenjangan kedinasan.
i. Manajemen
Perpustakaan menerapkan prinsip manajemen yang mencakup perencanaan,
pengorganisasian, penataan staf, pengarahan, pengawasan, pelaporan dan
penganggaran.
1. Kepala perpustakaan
Perpustakaan dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada
kepala daerah setempat. Kualifikasi kepala perpustakaan berijazah strata 1
(S1) bidang ilmu perpustakaan atau S1 bidang lain ditambah dengan diklat
penyetaraan bidang perpustakaan setara 628 jam, atau menurut peraturan
yang berlaku.
2. Tenaga teknis
Tenaga teknis yang memiliki keahlian sesuai dengan bidang dan profesinya
yang bertugas menunjang tugas pokok dan fungsi perpustakaan, seperti
tenaga teknis komputer, audio visual, ketatausahaan.
j. Layanan perpustakaan
1. Jam buka perpustakaan sekurang-sekurangnya 35 jam per minggu.
2. Layanan yang disediakan perpustakaan umum kabupaten/kota meliputi:
- layanan membaca;
- layanan sirkulasi;
- layanan rujukan;
- layanan perpustakaan keliling;
- layanan penelusuran informasi;
- layanan bimbingan pengguna.
k. Organisasi perpustakaan
1. Pembentukan

16
Perpustakaan umum kabupaten/kota dibentuk oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota berdasarkan surat keputusan kepala daerah kabupaten/kota.
2. Status kelembagaan
Perpustakaan umum kabupaten/kota berada di bawah wewenang dan
bertanggungjawab langsung kepada kepala pemerintah daerah
kabupaten/kota. Kedudukan Perpustakaan umum kabupeten/kota di
wilayahnya dapat berupa dinas atau kantor.
3. Struktur organisasi
Perpustakaan umum kabupaten/kota merupakan satuan organisasi
perpustakaan yang dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan. Struktur
organisasi perpustakaan sekurang-kurangnya terdiri dari kepala
perpustakaan, unit layanan pembaca, unit layanan teknis, unit teknologi
informasi dan komunikasi serta kelompok fungsional dan unit tata usaha.
Struktur organisasi perpustakaan umum kabupeten/kota :

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota.


(Sumber: Standar Nasional Indonesia (Sni) Bidang Perpustakaan)

l. Gedung
Perpustakaan menempati gedung sendiri dan menyediakan ruang untuk
koleksi, staf dan penggunanya dengan luas sekurang-kurangnya 600 M2
(ruang koleksi dan baca anak-anak, remaja, dewasa, ruang kepala, ruang
administrasi, ruang pengolahan, ruang serba guna, ruang teknologi informasi
dan komunikasi serta multi media, ruang perpustakaan keliling). Lokasi
gedung berada di pusat kegiatan masyarakat, dan mudah dijangkau.

17
Perpustakaan memperhatikan aspek kenyamanan, keindahan, pencahayaan,
ketenangan, keamanan, dan sirkulasi udara.
1. Ruang koleksi dan layanan
Area koleksi seluas 45% yang terdiri dari ruang koleksi dan baca anak-anak,
dewasa, koleksi buku, non buku, ruang majalah, ruang koleksi muatan lokal.
2. Ruang khusus
Ruang khusus seluas 30% yang terdiri dari ruang teknologi informasi dan
komunikasi serta multi media, ruang manajemen perpustakaan keliling, dan
ruang serba guna.
3. Ruang staf
Ruang staf perpustakaan seluas 25% terdiri dari ruang kepala, ruang
administrasi, ruang pengadaan dan pengorganisasian materi perpustakaan.
m. Anggaran
1. Anggaran perpustakaan secara rutin tersedia melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).
2. Anggaran dari sumber lain yang tidak mengikat.
n. Teknologi informasi dan komunikasi
Perpustakaan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pengadaan dan pengorganisasian materi perpustakaan, layanan sirkulasi dan
informasi termasuk akses internet.

4.2. TINJAUAN UMUM DESIGN

4.2.1. PENGERTIAN

Pendekatan ekspresionisme dalam arsitektur, adalah pendeketan


yang dibebaskan dalam berimajinasi serta kebebasan sang seniman
dalam merancang bangunan. Kebebasan merncang berarti kebebasan
dalam menggunakan metode perancangan yang konfensional seperti
aturan modul, aturan geometri, sumbu formal dan sebagainya, sehingga
rancanganyang dibuat tidak kaku dan monoton, dan menjadi rancangan
yang lebih memiliki emosi serta makna.

18
4.2.2. KARAKTERISTIK

Penggunaan konsep Hybrid ini sering ditemukan pada bangunan


publik. Konsep ini tidak jarang ditemukan di bangunan yang dapat
diakses oleh masyarakat secara umum. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa penggunakan konsep Hybrid pada bangunan formal
adalah mustahil. Pada penerapan konsep Hybrid, sering ditemukan
pencampuran gaya klasik dan modern yang ditemui di eksterior maupun
interior bangunan. Selain pencampuran gaya, arsitek yang menggunakan
konsep arsitektur Hybrid ini juga terkadang menggabungkan fungsi
bangunan untuk mewadahi heterogenitas yang banyak dijumpai oleh
masyarakat umum di perkotaan.

Adapun tahapan-tahapan dalam pendekatan Arsitektur Hybrid adalah


sebagai berikut:
1. Elektik atau quatation
Menelusuri dan memilih pembendaharaan bentuk dan elemen arsitektur
dari masa lalu yang dianggap potensial untuk diangkat kembali atau
telah mapannya makna yang diterima dan dipahamai masyarakat.
2. Manipulasi atau modifikasi
Elemen eketik selanjutnya dimanipulasi atau dimodifikasi dengan cara
menggeser, mengubah dan atau memutar balikkan makna yang telah ada.
3. Penggabungan
Penggabungan dan penyatuan beberapa elemen yang telah dimanipulasi
atau dimodifikasi ke dalam desain.

5 METODE PERANCANGAN

5.1. CANGKUPAN PERMASLAHAN

5.1.1. IDE PERANCANGAN

Ide Perancangan ini muncul dari permasalahan tingkat literasi yang


rendah baik di daerah maupun secara nasional, serta keluhan dari Diri

19
Sendiri dan Warga Labuan Bajo akan wadah literasi publik dilabuan
bajo yang belum memadahi. Sehingga dibutuhkannya bangunan
sebagai fasilitas untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Tidak hanya
sebagai penyedia fasilitas, bangunan juga harus mampu menyesuaikan
dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan
Strategis Perkotaan Labuan Bajo 2012-2032, serta berperan dalam
menunjukan identitas dan tingkat literasi kota Labuan Bajo.

5.1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Berikut merupakan uraian identifikasi masalah yang dapat


dibedakan menjadi 2 jenis identifikasi, yaitu fungsi dan site:
Fungsi
a. Bangunan harus mampu membantu pemerintah daerah dalam
meningkatkan literasi daerah.
b. Bangunan harus berfungsi dengan baik sebagai wadah edukasi
yang rekreatif untuk menark minat pengunjung.
c. Diluar dan dalam bangunan harus terdapat banyak ruang publik
untuk mewadahi berbagi kegiatan edukasi, seni, dan kreativitas
semua kalangan.
Site
a. Site berada dikawasan yang memiliki Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) sehingga harus menyesuaikan dengan semua
regulasi dan zona pemanfaatan site.

b. Site merupakan bagian dari hutan kota sehingga harus semaksimal


mungkin mempertahankan area hijau, dan area resapan air.
c. Site berada di tengah kota Labuan Bajo dan berhadapan dengan
Kantor Bupati Manggarai Barat yang merupakan pusat
pemerintahan, sehingga dibutuhkannya area publik.
d. Site berada ditengah kota Labuan bajo dan disisi jalan utama
sehingga dibutuhkan pola sirkulasi kendaraan kedalam site dan
keluar site sebaik mungkin untuk menghindari kemacetan.

20
5.2. PENYELESAIAN MASALAH

5.2.1 PENGUMPULAN DATA


Jenis data yang dikumpulkam ini diperoleh melalui berbagai
sumber, seperti studi literatur, studi kasus, observasi dan wawancara
terhadap perencanaan pembangunan dan pengembangan sistem literasi
Kota Labuan Bajo kedepan, sedangkan untuk data pendukung
merupakan data yang diperoleh melalui Artikel, Website, Literatur, dll.

5.2.2 ANALISIS DATA

Hasil dari data yang dikumpulkan akan dilakukan proses analisis,


dari proses ini akan mendapatkan hasil berupa respond dan strategi
perancangan yang kemudian dijabarkan menjadi satu kesatuan yaitu
konsep/pendekatan yang sesuai dengan hasil respond dan startergi yang
akan digunakan pada bangunan.

5.2.3 KONSEP ATAU PENDEKATAN

Konsep atau pendekatan merupakan hasil dari pengelohan data awal


yang kemudian dianalisis dan berhasil menghasilkan strategi
perancangan secara deskriptif. Hasil dari deskriptif terbut di proses
menjadi sebuat Konsep yang akan digunakan pada bangunan.

6 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dibagi menjadi 7 Bab yang saling keterkaitan. Untuk


mempermudah dalam penyampaian proposal ini, maka ditulis dalam sub-sub
materi, pembagian tersebut diantaranya sebagai berikut:

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI
21
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB 1 LATAR BELAKANG


Bab ini berisi tentang informasi umum menganai judul proyek, pengertian
judul, latar belakang tema dan lokasi dari proyek Perancangan Perpustakaan
Kota Labuan Bajo Berbasis Taman Literasi Dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid.

BAB 2 PERMASALAHAN

Bab ini berisi permasalahan yang harus diselesaikan dalam proyek


Pengembangan Konsep Tugas Akhir sebelum memasuki Tugas akhir dengan judul
Perancangan Perpustakaan Kota Labuan Bajo Berbasis Taman Literasi Dengan
Pendekatan Arsitektur Hybrid.

BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT


Bab ini menjelaskan isi apa saja tujuan serta manfaat dalam penggarapan
proyek ini.
BAB 4 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori yang mendukung konsep proyek Perancangan
Perpustakaan Kota Labuan Bajo Berbasis Taman Literasi Dengan Pendekatan
Arsitektur Hybrid dan dikutip dari beberapa Literatur, Jurnal/Artikel dari hasil
penelitian yang sudah ada sebelumnya sebagai acuan dan pembanding dalam
pengerjaan.

BAB 5 METODE PERANCANGAN


Bab ini berisi tentang cakupan masalah baik dalam arsitektural maupun non-
arsitektural, serta metode penyelesaian masalah secara deskriptif.

BAB 6 SISTEMATIKA PENULISAN


Bagian ini berisikan urutan tata penulisan yang akan digunakan, untuk
mempermudah pemahaman dari isi yang akan disampaikan kepada pembaca.

BAB 7 JADWAL PENELITIAN

22
Bab ini berisi pernyataan menganai kapan penelitian mengenai proyek ini
akan dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini berisi sumber jurnal, buku serta artikel yang dijadikan landasan
utama dalam pembentukan proposal ini.

7 JADWAL PENELITIAN

Penelitiaan ini akan dilakukan sepanjang berjalannya semester 9


(Pengembangan Konsep Tugas Akhir) hingga akhir semester 10 (Tugas Akhir).

23
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, A. P. & Purwantiasning, A. W. (2020). Kajian Arsitektur Hybrid Pada


Bangunan Museum. Jakarta; Arsitektur UMJ Press.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2011). Standar Nasional Indonesia


(SNI) Bidang Perpustakaan. Jakarta: Lembaga Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2017). Peraturan Kepala


Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2017 Tentang
Standar Nasional Perpustakaan Kabupaten/Kota. Lembaga Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia: Jakarta.

Annisa, S. & Anisa, A. (2019). Kajian Konsep Arsitektur Hybrid Pada


Bangunan Gedung Indonesia Menggugat Bandung. Jurnal Arsitektur
PURWARUPA, Volume 3 No 2 Mei 2019, 131-136.

Aini, N. A. & Hayati, A. (2017). Perancangan Perpustakaan Umum dengan


Pendekatan Arsitektur Hybrid. Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 6, No.
2 (2017) 2337-3520 (2301-928X Print), 140-143.

Kabupaten Manggarai Barat. (2012). Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan


(RTBL) Kawasan Strategis Perkotaan Labuan Bajo 2012-2032.
Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat: Labuan Bajo.

Perpustakaan Kemendagri. (2021). “Tingkat Literasi Indonesia di Dunia Rendah,


Ranking 62 Dari 70 Negara.” perpustakaan.kemendagri.go.id.
perpustakaan.kemendagri.go.id/tingkat-literasi-indonesia-di-dunia-
rendah-ranking-62-dari-70-negara/ (Diakses Agustus 6, 2022).

24
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2019). “Perpusnas Dorong Pemkab
Manggarai Barat Gerakan Literasi Lewat Pojok Baca.” perpusnas.go.id.
www.perpusnas.go.id/news-
detail.php?lang=id&id=181130051003QURGmqFK8c (Diakses Agustus
6, 2022).

Humas Protokol Kabupaten Manggarai Barat. (2019). “Wabup Maria Geong:


Urgensi Dunia Media Massa yang Sehat (bagian II).”
humas.manggaraibaratkab.go.id. humas.manggaraibaratkab.go.id/wabup-
maria-geong-urgensi-dunia-media-massa-yang-sehat-bagian-ii/ (Diakses
Agustus 6, 2022).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. (2021). “Data


Sekolah Kab. Manggarai Barat - Dapodikdasmen.”
dapo.kemdikbud.go.id. dapo.kemdikbud.go.id/sp/2/241600 (Diakses
Agustus 6, 2022)

25

Anda mungkin juga menyukai