DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
YUSNAN MOKOAGOW
SULAEMAN
RYAN APRIANDHIKA
JUNIAR PUTRI SALSABILLAH RAHIM
IIN KRISTIANI MOODUTO
REVY REVANZA IDRUS
MUHAMMAD REZKY KURRAHMAN
PUTRI FARAH QURRATU'AIN
NOVIANA K. LALIYO
NATASYA BULUMUNGO
MUH. NAQI ABDUL IZZAH IHSAN
MOHAMAD SYAHRIL DAUD
A TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ELEMEN-ELEMEN URBAN
DESAIN DI KAWASAN BONEBOLANGO” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Heryati, S.T.,
M.T. Pada mata kuliah Arsitektur Kota. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang elemen urban desain bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................... 6
A. KATEGORI SIGNAGE ............................................................................................. 7
B. SKEMA WARNA SIGNAGE .................................................................................... 8
C. PEMAHAMAN FAKTOR MANUSIA ...................................................................... 8
D. FAKTOR PSIKOLOGIS .......................................................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 14
A. Elemen-elemen dari urban design Bone Bolango ........................................................ 14
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 21
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 21
B. Saran ........................................................................................................................ 21
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gorontalo tahun 2003. Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri
atas 4 wilayah kecamatan, yaitu: Bone Pantai, Kabila, Suwawa, dan Tapa.
Kabupaten Bone Bolango memiliki proporsi wilayah kurang lebih 16,24% dari luas
wilayah Provinsi Gorontalo. Wilayah Kabupaten Bone Bolango ini dilalui oleh
beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS terbesar yang melalui wilayah tersebut
dan Kecamatan Tapa. Luas DAS ini adalah ± 265.000 Ha dengan panjang sungai utama
100 Km yang bermuara ke Teluk Tomini. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan air
bersih kebutuhan sehari-hari masyarakat, diperoleh melalui air tanah galian dengan
kelurahan, dan 160 Desa. Pada tahun 2017, Luas wilayahnya mencapai 1.984,31 km²
Berada di di suatu daerah kita sering memperhatikan sebuah struktur dan tata
umum. Lalu bagaimana personal yang diharapkan dari sebuah hunian kota? Dan sejauh
manakah daerah kabupaten Bone Bolango dalam memperhatikan sebuah kata ruang
lingkungan kawasan kota maupun daerah? Mulai dari transformasi massal yang akan
lalu munculnya suatu polusi udara, bagaimana tata guna lahan terbuka hijau di suatu
daerah dan fasilitas-fasilitas lainnya yang tentu saja masih banyak contoh persoalan
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan urban design dalam suatu kawasan perkotaan
Apa saja permasalahan perubahan design di Gorontalo dan apa saja potensi-
C. Tujuan
dapat menjelaskan maksud dan tujuan dari suatu urban design
Gorontalo
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada masa sekarang ini signage sering diartikan secara harfiah sebagai tanda.
Sebenarnyasignage bukan suatu kata yang benar-benar ada. Pada awalnya, kata
signage digunakan oleh Paul Arthur, seorang pelopor “way finding” (penemuan
jalan). Kata signage keluar ketika Paul Arthur mendiskripsikan “mindset” (cara
berpikir), bahwa masalah komunikasi tempat, arah, kawasan dan lain-lain dalam suatu
lingkungan tidak harus dilakukan secara verbal, namun dapat dipecahkan dengan
keilmuan Environmental Graphic Design yang merupakan salah satu bagian dari
keilmuan Desain Grafis yang khusus membahas dan merancang masalah signage.
Signage adalah suatu tema konsisten yang meliputi seluruh area dari suatu lingkungan
timbul dari masalah berbagai perbedaan bahasa dan persepsi pengamat.Signage harus
dapat dimengerti melalui persepsi warna, visual, maupun verbalnya. Berbagai macam
lingkungan, baik untuk keperluan lokasi lingkungan dalam (misal: interior gedung
perkantoran, rumah sakit, sekolah, museum, dll), maupun lokasi lingkungan luar
(misal: jalan raya, kompleks perumahan, tempat rekreasi, dll). Adapun sistem
perancangan dan penggunaannya secara umum, seperti standar grafis, material dan
belahan negara di dunia. Khusus mengenai signage jalan raya, pada tahun 1968 di
Konvensi “Road Sign and Signals”, Wina, Austria, telah disepakati sistem umum
signage jalan raya yang diberlakukan di 52 negara di dunia. Namun untuk penerapan
detailnya, masing-masing negara memiliki regulasi yang berbeda. Hal ini dapat dilihat
misalnya pada sistem pengukuran yang digunakan setiap negara (contoh: Amerika
dengan sistem mil, Indonesia dengan sistem meter), pembagian detail kategori
A. KATEGORI SIGNAGE
Seiring dengan perkembanganya jaman, pengategorian signage jalan raya atau
rambu lalu lintas dikelompokkan menjadi sebagai berikut. Pertama, Oriental Signage.
penting.Meskipun bukan yang paling utama dalam sign system, cukup memengaruhi
ke kiri, ke kanan, atas, bawah), yang secara umum menngunakan simbol anak panah.
larangan khusus pada suatu tempat yang biasanya digunakan khusus oleh pemilik atau
Ornamental signage. Tujuan utama dari signage ini adalahuntuk menambah estetika
dari suatu bangunan atau tempat, hingga dapat menghasilkan efek yang mengesankan
sistem skema warna signage jalan raya sistem Amerika sebagai berikut:Merah dengan
putih untuk tanda berhenti dan tindakan terlarang, seperti dilarang parkir, dilarang
masuk, dilarang berhenti, dll; Hijau denga huruf putih untuk tanda informasi, seperti
arah, jarak dan tempat-tempat; Cokelat dengan putih untuk tanda tempat
bersejarah,daerah ski dan tempat berkemah; Biru dengan putih tempat layanan seperti
rumah sakit, rest area, bensin, penginapan, dll; Putih dengan hitam (atau merah) untuk
tanda peraturan Signage dan Penerapannya ….. (Dyah Gayatri Puspitasari; James
Darmawan) 479 seperti batas kecepatan, dll; Kuning dengan huruf atau simbol hitam
untuk tanda peringatan seperti jalan menurun, tanjakan, percabangan jalan, dll.
Oleh karena itu, setiap perancangan harus mengacu pada apa yang disebut sebagai
faktor manusia. Faktor Fisik Wilayah Penglihatan secara Normal (Normal Field of
sudut pandang yang sesuai untuk tanda berada pada sudut pandang 60o . Area di luar
sudut pandang tadi tidak efisien karena akan terlihat kurang detail. Ketika benar
yang lebih demi melihat sesuatu di luar sudut pandangnya. Sebagai contoh, bila
sebuah tanda diletakkan pada langit-langit yang tinggi sehingga garis pandang
penglihatan dari mata pengguna jalan hingga titik horisontalnya mencapai lebih dari
30o , hal ini akan mempersulit atau berlebihan. Umumnya, para pengguna jalan tidak
memiliki kebiasaan untuk mendongakkan kepala mereka untuk melihat tanda, mereka
juga tidak akan menggerakkan kepala mereka di luar kebiasaan 480 HUMANIORA
Vol.4 No.1 April 2013: 475-490 untuk melihat sesuatu secara khusus di luar sudut
pandang mereka. Konsistensi dari ketinggian tanda yang dibuat pada sistem akan
tempat.
secara jelas.
membaca sekitar 125 kata per menit, hingga 500-600 kata per menit.Faktor-faktor
rata kecepatan membaca pada umumnya adalah 250 kata per menit. Berdasarkan pada
kecepatan membaca ini, tanda sebagai pengantar atau penyampai pesan yang hanya
dapat dilihat sepersekian detik saja, sebaiknya tidak memuat lebih dari enam sampai
c. Keterbacaan (Legibility)
seseorang dengan kemampuan melihat 20/20 dapat melihat huruf setinggi 1 inci (25
milimeter) sesuai dengan standar tabel Snellen yang digunakan oleh optometris pada
jarak 50 kaki (15 meter). Akan tetapi, laboratorium ideal seperti ini harus dimodifikasi
D. FAKTOR PSIKOLOGIS
A. Hubungan Dasar Bentuk (Figure-Ground Relationship)
mengenai bentuk dan pola dilihat berdasarkan latar belakangnya. Bentuk digambarkan
oleh sisi, dan sisi merupakan persepsi dari garis batas/kontur. Apapun yang
berpengaruh terhadap persepsi jelas dari garis batas/kontur akan memberikan efek
pula untuk pengenalan objek. Konsep dasar bentuk juga berkaitan dengan jarak
negatif antara huruf ke huruf memberikan pengaruh pada persepsi dan pengenalan
bagi huruf dan bentuk. Pada saat memahami proses membaca, kita secara sadar
HUMANIORA Vol.4 No.1 April 2013: 475-490 mereka saling berdekatan atau
terpisah secara berlebihan, jarak negatif dapat memengaruhi titik tertentu yang
ada enam warna yang berbeda, tidak termasuk putih dan hitam – merah, kuning, biru,
hijau, tangerine/oranye, cokelat – yang dapat dipisahkan dengan mudah dan diingat
oleh orang normal. Di luar dari keterbatasannya, warna dapat digunakan sebagai
tanda/sandi (coding) pada situasi tertentu dimana jumlah warna yang digunakan
atau dinding pada lahan parkir untuk mempermudah identifikasi tingkat atau lantai
yang berbeda. Aplikasi penanda ini tidak membutuhkan ingatan warna ketika
Warna dapat membangkitkan mood atau perasaan tertentu; kualitas warna yang
positif ini biasanya banyak digunakan pada grafis dinding, desain interior, dan
kuat pada tanda; seseorang telah dikondisikan untuk memahami bahwa warna-warna
tertentu, merah misalnya, merupakan pertanda dari bahaya atau darurat karena
pengalaman dari mesin api, lampu merah yang berkedip, atau tanda lalu lintas. Warna
merah digunakan sebagai latar belakang dari tanda berhenti hampir di semua negara,
warna merah telah dikondisikan sebagai penanda untuk perintah ‘berhenti’ (stop),
namun tidak dapat digunakan secara khusus sendiri untuk tempat berhenti. Sama
kasusnya dengan reaksi kita melihat warna kuning sebagai warna peringatan, mungkin
karena kita sudah terbiasa melihatnya selama bertahun-tahun digunakan sebagai tanda
seseorang akan memahami tanda khusus. Yang terpenting adalah bahwa hal ini
berkaitan dengan kualitas, intensitas, dan warna dari cahaya sekitarnya yang jatuh
pada tanda tersebut; gangguan secara fisik dari garis penglihatan antara pengamat dan
tanda; serta lingkungan visual yang ada di belakang atau sekitar tanda tersebut.
Signage dan Penerapannya ….. (Dyah Gayatri Puspitasari; James Darmawan) 483
Untuk beberapa bagian terpenting, faktor-faktor lingkungan ini di luar kendali dari
desainer, akan tetapi mereka terkait dengan faktor-faktor desain yang sebenarnya
persepsi tanda. Tanda dapat digantikan untuk meningkatkan garis pandang. Hampir
semua elemen desain dari tanda dapat dikurangi untuk meningkatkan keterbacaan
memadai’.
Dasar dari faktor manusia lebih dipentingkan pada peletakan tanda tersebut
pada ketinggian penglihatan mata (eye-level) rata-rata. Hal ini jelas terlihat pada tanda
bagi pejalan kaki yang diletakkan sesuai dengan tingkat penglihatan mereka. Akan
tetapi, hal tersebut merupakan jawaban dasar untuk mempermudah masalah yang ada.
Hal yang terpenting adalah untuk mengingat bahwa tanda seharusnya diletakkan
tanda tersebut. Ia harus mempertimbangkan masalah tanda satu persatu sesuai dengan
tinggi rata-rata? Apakah tanda tersebut dapat lihat dari sudut pandang tertentu hingga
garis penglihatan normal? Apakah tanda tersebut berada di luar wilayah penglihatan
normal? Apakah latar belakang dari tanda tersebut, bagaimana dengan lingkungan
atau unsur alam lainnya akan tumbuh dan berkembang sehingga nantinya akan
mengganggu tanda yang diletakkan di sana? Apakah kendaraan yang diparkir akan
mengganggu tanda yang dipasang tersebut pada waktuwaktu tertentu? Apakah tanda
dapat dilihat oleh baik pengemudi kendaraan maupun pejalan kaki dan dapat dibaca
Ruang terbuka, adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas
baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana
dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.
Ruang terbuka terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.
Di kawasan bone bolango untuk ruang terbuka, khsuusnya ruang terbuka hijau
dapat dibilang cukup memadai dengan adanya fasilitas yang menunjang pemakainya.
Beberapa ruang terbuka hijau yang termasuk dalam kawasan bone bolango antara lain
adalah ruang terbuka hijau suwawa, ruang terbuka hijau kabila. Dua in rth in kami
berasal dari bahasa Inggris, conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan
1)Pelestarian dan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam secara bijaksana;
genetik dari suatu spesies dapat tetap ada dengan mempertahankan lingkungan
alaminya.
Bone Bolango yang merupakan salah satu distrik dari provinsi dari Gorontalo
menyimpan banyak tempat wisata maupun tempat bersejarah. Dalam hal ini preservasi
atau (pelestarian) diperlukan untuk tetap menjaga kelestarian dari tempat tersebut.
preservasi dapat menjaga kondisi dari benteng tersebut agar tidak rusak ditangan yang
Adapun Contoh lainnya adalah pantai Kurenai yang masih termasuk dalam
Tata Guna Lahan (land use planning) adalah pengaturan penggunaan lahan.
Dalam tata guna lahan dibicarakan bukan saja mengenai penggunaan permukaan
bumi, tetapi juga mengenai penggunaan permukaan bumi dilautan. Tata Guna Lahan
tanah, baik yang direncanakan maupun tidak, yang meliputi persediaan tanah,
Menurut Lindgren , penggunaan lahan (land use) mempunyai arti sama dengan
lahan yaitu merupakan tempat tinggal, lahan usaha, lapangan olah raga, rumah sakit
dan areal pemakaman. Berikut beberapa contoh Tata Guna Lahan yang ada di Kab.
Bone Bolango
Lapangan Tapa, (Tapa Bone Bolango)
Pedestrian ways atau yang dikenal dengan jalur pejalan kaki, istilah ini mulai
bermunculan pada masa pemerintahan Yunani kuno yang berasal dari kata pedos yang
berarti kaki yang sering diartikan sebagai pejalan kaki. Tidak hanya itu, pedestrian
juga dapat diartikan sebagai sirkulasi atau perpindahan orang dari satu tempat ke
tempat lain dengan berjalan kaki. Pedestrian ways merupakan salah satu elemen
penting dalam sebuah kota terutama kota-kota besar. Menurut Rubenstein, 1987 (
dalam tesis Widodo, Mulyadi, 2001, jalur pejalan kaki pada jalan Pandanaran
Berjalan kaki untuk menuju ke tempat kerja atau perjalanan fungsional, jalur
pedestrian dirancang untuk tujuan tertentu seperti untuk melakukan pekerjaan bisnis,
Jalur pedestrian adalah ruang luar yang digunakan untuk kegiatan penduduk kota
dapat juga sebagai tempat kampanye, upacara resmi dan sebagai tempat berdagang.
Fungsi ruang publik bagi pejalan kaki antara lain untuk bergerak dari satu bangunan
ke bangunan yang lain, dari bangunan ke open space yang ada atau sebaliknya, atau
dari suatu tempat ke tempat yang lainya di sudut kawasan ruang public (Doddy
Dharmawan, 2004).
Ruang pejalan kaki dalam konteks kota dapat berperan untuk menciptakan
terdapat banyak pedestrian ways seperti di area Malioboro, Center Point,dll. Dalam
pembahasan mengenai pedestrian ways kali ini saya hanya akan membahas dua objek
pedestrian ways yang ada di Gorontalo terutama di kabupaten bone bolango, yaitu
Dalam sebuah jalur pedestrian pasti memiliki sarana dan prasarana tersendiri
yang akan menunjang kegiatan masyarakat, sarana dan prasarana yang dimaksud
disini seperti marka untuk penyebrangan atau zebra cross, jalur hijau atau tanaman
A. Malioboro
Malioboro merupakan salah satu ruang terbuka yang memiliki jalur pedestrian bagi
Gambar diatas merupakan beberapa gambaran kondisi dari pedestrian ways yang ada
dimalioboro. Jalur ini merupaka jalur pedestrian yang bagus dan juga bermanfaat bagi
banyak orang, namun berdasarkan syarat dari kebutuhan sarana dan prasarana jalur
pedestrian ini masih belum baik, sebab jalur yang digunakan untuk pejalan kaki malah
disalah gunakan oleh para pedagang kaki lima sebagai tempat berjualan, hal ini yang
menyebabkan para pejalan kaki harus turun ke bagian jalan raya sebab jalur pedestrian
nya tertutupi oleh pedagang kaki lima. Dari masalah diatas kita bisa mengambil
kesimpulan bahwa sebaiknya pemerintah memberikan space bagi para pedagang kaki
lima untuk berjualan agar jalur tersebut tidak terganggu bagi pejalan kaki untuk
melakukan aktivitasnya dan juga pedagang kaki lima dapat diuntungkan karena
B. Center Point
Center point sendiri juga merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh warga kota
Gorontalo, di center point ini juga terdapat jalur pedestrian untuk masyratakatnya agar
dapat beraktivitas dengan baik dan juga tidak mengganggu aktivitas jalan raya.
menyediakan solusi buat para pedagang kaki lima yaitu memberikan gerobak
berjualan, namun ini tidak efisien sebab menutup jalur pedestriannya, namun disisi
lain lagi ada baiknya sebab para pedagang jadi lebih tertata.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dan survei langsung yang kami lakukan mengenai 8
elemen urban design di Bone bolango, maka dapat kita simpulkan bahwa penataan
kawasan di kab. Bone Bolango sudah cukup baik. Terlebih kab. Bone Bolango
tinggi. Hal ini memungkinkan bagi pemerintah maupun badan swasta untuk lebih
Namun di balik hal itu, masih banyak masyarakat awam yang tidak tau menahu
mengenai peraturan baik dari segi larangan parkir hingga kurangnya kedisiplinan
masyarakat dalam hal mematuhi rambu-rambu lalu lintas (signance), sikap acuh tak
acuh masalah sampah hingga pedagang kaki lima yang menyalah fungsikan trotoar
yang harusnya menjadi area pejalan kaki menjadi tempat untuk berjualan.
B. Saran
Saya berharap kita generasi muda, pemerintah, masyarakat maupun
badan swasta dapat saling bekerja sama salam hal mewujudkan keamanan
dan kenyamanan dalam melakukan aktifitas sehari hari. Hal ini dapat di
diri masing.
https://lingkunganhidup.co/konservasi-sumber-daya-alam/
https://i1.wp.com/dulohupa.id/wp-content/uploads/2021/05/SUasana-Pantai-Kurenai-yang-sepi-
pengunjung.jpeg?fit=1280%2C957&ssl=1
https://www.celebes.co/wp-content/uploads/2020/08/Melihat-Senja-di-Ketinggian-Menara-
Benteng-Ulanta.jpeg