Oleh :
1. Judul Kegiatan :
“Penggunaan Game Designer City 2 Sebagai Media Pengenalan Konsep
Perencanaan Kota Kepada Siswa Sma Negeri 1 Kertosono.”
2. Peneliti
a. Nama : Avidh Zulkhan Mahmud
b. NIM : 21040274054
c. Jurusan : S1 Pendidikan Geografi
d. Nama Perguruan Tinggi : Universitas Negeri 1 Surabaya
e. Alamat Rumah : Baron. Nganjuk, Jawa Timur
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadlirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq , dan hidayah- Nya dengan
telah tersusunnya Proposal Penelitian Penggunaan Game Designer City 2 Sebagai Media
Pengenalan Konsep Perencanaan Kota Kepada Siswa Sma Negeri 1 Kertosono pada Mata
Kuliah Bahasa Indonesia Tahun 2021 .
Proposal disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia sebagai
bagian kegiatan pembelajaran untuk mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan .
1. Yth. Ibu Dr. Ririe Rengganis, S.S., M.Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah
Bahasa Indonesia
2. Semua pihak yang telah secara aktif memberikan dukungan materiil maupun non
materiil dalam penyusunan proposal .
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................... iii
DAFTAR ISI ............................................... iv
I PENDAHULUAN ............................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................... 2
1.3 Tujuan ............................................... 2
1.4 Manfaat ............................................... 2
1.5 Batasan Istilah ............................................... 3
.....
II KAJIAN PUSTAKA ............................................... 4
2.1 Penelitian ............................................... 4
Terdahulu Yang
relevan
2.2 Pengertian Game ............................................... 6
2.3 Genre Game ............................................... 7
2.4 Unsur-Unsur Game ............................................... 9
2.5 Konsep-Konsep ............................................... 10
Perencanaan kota ....
2.6 Konsep 12
Perencanaan Kota ...............................................
Pada Game .
Designer City 2
2.7 Cara Kerja 14
Designer City 2
...............................................
III METODE ............................................... 15
PENELITIAN /
PRAKTIKUM
iv
3.1 Jenis Penelitian ............................................... 15
3.2 Pendekatan ............................................... 15
Penelitian
3.3 Sumber Data dan ............................................... 15
Data Penelitian
3.4 Teknik ............................................... 16
Pengumpulan Data
3.5 Teknik Analisis ............................................... 16
Data
v
I. PENDAHULUAN
Perencanaan kota adalah proses yang diterapkan sebagai cara untuk mengatur
dinamika tindakan manusia di kota, dengan tujuan untuk menetapkan pedoman
yang mengatur pendudukan spasial melalui pola tipologi penggunaan, mobilitas,
distribusi peralatan, layanan, dan kawasan alami di kota (Natalia : 2019).
Perencanaan kota diperlukan untuk memberikan keseragaman dalam pembagian
tanggung jawab dan keuntungan yang dihasilkan oleh pembangunan infrastruktur.
Perencanaan tersebut selanjutnya bertujuan untuk mengumumkan terlebih dahulu
apa yang dapat dilakukan dalam menghadapi pemecahan masalah yang dapat
menghambat dinamika fungsi yang melibatkan kota. Perencanaan kota mencakup
metode-metode dalam mengkoordinasikan dampak spasial dari kebijakan sektoral,
untuk mencapai pemerataan pembangunan ekonomi antar daerah daripada yang
diciptakan oleh kekuatan pasar, serta untuk mengatur konversi penggunaan lahan
dan properti (Glasson: 2007).
Perencanaan kota juga menjadi salah satu materi yang dibahas pada pelajaran
geografi di SMA. Dalam pengenalan konsep perencanaan kota ini, umumnya
masih menggunakan metode tradisional seperti ceramah. Hal ini terkadang
membuat siswa merasa bosan dengan model penyampaian atau pengenalan materi
dengan metode tradisional. Rasa bosan ini juga akan berpengaruh juga terhadap
tingkat minat dan pemahaman siswa terkait materi tersebut. Untuk itu diperlukan
suatu media baru agar dapat menarik minat dan meningkatkan pemahaman siwa
terkait perencanaan kota.
Game dapat menjadi salah satu media pengenalan konsep perencanaan kota
kepada siwa SMA. Game dapat menjadi sarana penegnalan yang efektif karena
cenderung lebih disukai serta menyenangkan dibanding belajar menggunkan
metode lain. Salah satu game yang mengakat tema perencanaan kota adalah
Designer City 2. Game ini mengimplementasikan konsep keruangan dan tata kota
dalam gameplay-nya. Hal ini membuat game designer city dapat dijadikan media
pengenalan konsep perencanaan kota yang cukup menarik.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, pengalaman, serta penemuan
hal baru dalam bidang Geografi .
1.5.1. Geografi
1.5.3. Konsep
3
sistematis dan lancar, dibutuhkan suatu perencanaan yang mudah dipahami
dan dimengerti. konsep adalah suatu perwakilan dari banyak objek yang
memiliki ciri-ciri sama serta memiliki gambaran yang abstrak
1.5.4. Media
Media adalah sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari pengirim kepada penerima pesan, dengan tujuan meningkatkan
pemahaman penerima pesan. Secara etimologis kata “media” berasal dari
bahasa Latin, yaitu “medius” yang artinya tengah, perantara, atau
pengantar. Dalam bahasa Indonesia kata medium mengandung
arti antara (menyatakan posisi) atau sedang (menyatakan ukuran). Istilah
“media” pada umumnya merujuk pada sesuatu yang dijadikan sebagai
wadah, alat, atau sarana untuk melakukan komunikasi.
1.5.5. Game
4
menggunakan SimCity 2000 sebagai alat pembelajaran harus dapat
mewadahi persepsi mahasiswa terhadap permainan SimCity 2000,
terutama perbedaaan persepsi antara laki-laki dan perempuan. Selain itu,
pengajar juga harus mempertimbangkan respon dari tiap mahasiswa
terhadap permainan SimCity 2000 tersebut. Berdasarkan studinya, Adams
menemukan bahwa 48% mahasiswa sangat tertarik dengan penerapan
SimCity 2000 dalam kurikulum pendidikan geografi perkotaan.
2.1.3 Minnery, J. dan Searle, G. (2014) “Toying with the City ? Using the
Computer SimCity 4 in Planning Education”, Journal of Planning
Practice & Research.
5
tersebut dalam pembelajaran perencanaan kota. Berfokus pada tingkat
efektifitas game tata kota sebagai wahana pembelajaran perencanaan kota,
Minnery dan Searle menemukan bahwa permainan SimCity efektif dalam
mengenalkan kepada mahasiswa tentang konsep kota. Hal tersebut
didukung dengan kefektifan dalam menuntun mahasiswa untuk berpikir
analitis dan kritis tentang bentuk kota yang lebih baik. Namun demikian,
penerapan permainan SimCity untuk pendidikan perencanaan memiliki
batasan dan catatan tertentu. Minnery dan Searle juga memberikan catatan
dalam pengukuran efektifitas permainan SimCity dalam pembelajaran
perencanaan kota. Mereka menyatakan bahwa permainan SimCity tidak
memberikan gambaran tentang struktur ruang dalam perencanaan. Selain
itu, pada konteks perencanaan strategis, proses perencanaannya akan
sangat kompleks apabila diterapkan dengan SimCity. Hal tersebut karena
terjadi perbedaan yang mendasar antara konsep perencanaan di dalam
permainan tata kota dengan dunia nyata.
Pengertian Game adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan memiliki aturan
tertentu sehingga ada yang menang dan ada yang kalah, biasanya dalam konteks
hiburan atau. Permainan terdiri atas berbagai peraturan yang membangun situasi
bersaing dari orang atau lebih (kelompok) dengan memilih strategi yang dibangun
untuk mecapai kemenangan sendiri atau pun untuk meminimalisasi kemenangan
lawan. Peraturan-peraturan menentukan kemungkinan tindakan yang dilakukan
oelh setiap pemain, sejumlah notifikasi diterima pemain sebagai kemajuan
bermain, dan sejumlah kemenangan atau kekalahan dalam berbagai situasi dan
kondisi. ( Febriyanto Pratama Putra, 2012)
John C Beck & Mitchell Wade, game adalaha lingkungan pelatihan yang
baik bagi dunia nyata dalam organisasi terkait pemecahan masalah secara
kolaborasi.
6
Samuel Henry, game merrupakan suatu bentuk hiburan yang sering
dijaikan sebagai penyegar pikiran dari rasa lelah yang disebabkan oleh
aktivitas dan rutinitas sehari-hari.
John Naisbitt, Game merupakan sistem partisipatoris yang dinamis karena
memiliki tingkat penceritaan yang tidak dimiliki oleh film.
Menurut Irsa (2015:8), game merupakan salah satu jenis kegiatan bermain
dengan pemainnya berusaha meraih tujuan dari game tersebut dengan
melakukan aksi sesuai aturan dari game tersebut.
Menurut Agustina (2015:2), game atau permainan adalah suatu cara
belajar dengan menganalisa dengan sekelompok pemain maupun indvidual
dengan menggunakan stragtegi-strategi yang rasional.
2.3 Genre Game
Permainan pada genre ini menunjukan aksi yang cukup memiliki konten
kekerasan tinggi, dimana terdapat aksi tembak menembak, memukul,
tergantung cerita dan tokoh di dalamnya. Pada permainan jenisi ini,
pemain memerlukan kecepatan dalam reflex serta kordinasi yang baik
dalam memainkanya. Contoh : PB (Point Blank), CS (Counter Strike)
dan Crysis.
7
Permainan genre ini merupakan permainan yang melakukan penjelajahan
seperti memanjat, menulusuri hutan, meloncati tebing yang terpisah
jurang, berayun dari pohon ke pohon lainya, bergulat melawan tanaman
atau pun hewan liar demi mencari clue atau petunjuk menuju rintangan
berikutnya. Adapun yang bertualang diantara jalan jalan perkotaan
sekedar mencari tongkat kayu ataupun sabuk untuk membuat alat untuk
misi berikutya, itulah beberapa dari banyak hal yang karakter pemain
harus lakukan dan lalui dalam permainan jenis ini. Contoh : Kings Quest,
dan Space Quest.
8
Permainan jenis ini sesuai dengan namanya mengenai pemecahan teka-
teki, baik itu menyusun balok, menyamakan warna, 8 menyamakan
bentuk, memecahkan perhitungan matematika, menggeser, menarik dan
mendorong kotak ke tempat yang seharusnya. Sering pula permainan
jenis ini merupakan unsur dalam permainan genre petualangan maupun
edukasi. Contoh: Tetris, Bubble Party.
Game ini merupakan adaptasi dari kehidupan nyata, pemain game jenis
sport membutuhkan kelincahan dan juga strategi dalam memainkannya.
Game ini berupa kompetisi antara dua pemain atau lebih, dimana pemain
dapat melakukan secara individual atau tim. Contoh game tipe ini antara
lain, PES (pro evolution soccer), Mario Kart, tenis.
9
disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan design visual ataupun
animasinya.
Game terdiri dari berbgai unsur dasar yang dipadukan sehingga menciptakan
suatu pengalaman yang menarik, adapun komponen-komponen game antara lain:
2.3.1 Fitur,
Fitur merupakan suatu hal yang menggambarkan game kedalam bentuk
bentuk yang dapat dilihat maupun dirasakan.
2.3.2 Gameplay
Gameplay merupakan cara kerja suatu game, dimana fitur-fitur yang
ada akan membentuk suatu gameplay.
2.3.3 Interface/grafis,
Interface merupakan semua bentuk tampilan yang ada pada sebuah
game. Interface yang baik akan membuat pemainya betah dan tidak
bosan dalam memainkan game.
2.3.4 Aturan (rules)
Rules merupakan sekumpulan aturan yang ada dalam memainkan
sebuah game.
2.3.5 Desain level
Desain level merupakan tingkat kesulitan yang menggambarkan jalan
cerita pada sebuah game.
10
bersih, dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan
potensi sosial ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan forum
masyarakat, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan
perencanaan kota.
11
Konsep sesain dan perencanaan perkotaan yang berfokus terdapa
pembangunan berkepadatan tinggi dengan penggunaan yang beragam
dan bercampur jadi satu dalam satu lahan yang sama untuk
mengefisienkan lahannya semaksimal mungkin. Menurut Bruton, 2000;
secara umum diartikan kepadatan relatif tinggi, campuran dasar
penggunaan kota pada sistem transportasi umum yang efisien dan
dimensi yang mendorong berjalan dan bersepeda.
12
pepohonan. Untuk pembuatan landskap tidak terlalu detail karena hanya
memiliki efek visual, namun tidak terlalu mempengaruhi perhitungan
simulasi. Landskap di Designer City 2 lebih dilihat sebagai penghalang
pengembangan, bukan sebagai potensi desain, karena desainnya
terbatas pada bangunan yang hanya disediakan oleh Designer City 2.
13
antara lain rumah sakit, pendidikan, pos polisi, pemadam kebakaran,
air, dll.
14
Dalam permainan Designer City 2, pengguna bertugas sebagai walikota
(mayor). Walikota memiliki tugas untuk menentukan bentuk jalan dan zonasi
blok kota serta mengelola segala sesuatu yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, pendidikan, industri dan segala hal yang dibutuhkan oleh warga
kota. Berdasarkan hal tersebut, pengguna sebagai walikota memiliki 2 fase
pembangunan kota, yakni fase perencanaan dan pengelolaan kota.
Selanjutnya, dalam membangun kota, walikota dibantu oleh penasehat-
penasehat yang membantu walikota sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Penasehat tersebut bertugas untuk memberikan penjelasan, nasehat, saran, dan
pemberitahuan kepada walikota mengenai kondisi tiap bidang pembangunan.
Bidang-bidang tersebut yakni roads (jalan), zone (zonasi), power (listrik),
water (air), sewage (sanitasi), waste disposal (persampahan dan limbah padat),
fire safety (pengamanan kebakaran), health (kesehatan), police (kepolisian),
education (pendidikan), mass transit (angkutan masal), dan parks
(pertamanan). Melalui bidang-bidang tersebut, walikota dapat membangun
sebuah kota.
15
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Analisis data yang digunakan adalah metode versi Miles dan Huberman,
bahwa ada tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta
penarikan kesimpulan atau verifikasi.
DAFTAR RUJUKAN
16
Gee, J.P. Deep learning properties of good digital games: How far can they go. In
Serious Games: Mechanisms and Effects; Ritterfeld, U., Cody, M., Vorderer, P.,
Eds.; Routledge: New York, NY, USA, 2009; pp. 89–104.
Minnery, J. dan Searle, G. (2014) “Toying with the City? Using the Computer
Game Sim City™4 in Planning Education”, Journal of Planning Practice &
Research, 29 (1), 41-55.
Adams, P. C., 1998, “Teaching and Learning with SimCity 2000”, Journal of
Geography, 97 (2), 47-55.
Pengertian dan Jenis Jenis Game. Diakses pada tanggal 2 November 2021, dari
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/666/BAB-II.pdf
17