Anda di halaman 1dari 10

LAKAR Volume 01 No 01 (2018), 81 – 90

Jurnal Arsitektur ISSN 2654-3680 (Print) | ISSN 0000-0000

KAJIAN PERENCANAAN PENATAAN KOTA PUSAKA BOGOR

Wiyoga Triharto1, Ryan Hidayat2, Rully Firman3


1
Universitas Indraprasta PGRI, Program Studi Arsitektur
wiyoga.triharto@unindra.ac.id
2
Universitas Indraprasta PGRI, Program Studi Arsitektur
ryan.hidayat@unindra.ac.id
3
Universitas Indraprasta PGRI, Program Studi Arsitektur
rully.firman@unindra.ac.id

Abstract :
The purpose of this study was to compile a planning plan for Pusaka City, Bogor City. Pusaka City
Planning, Bogor City is intended as one of the efforts to encourage the realization of heritage cities
through increasing the quality and quantity of heritage areas that are in accordance with the
characteristics of the city in the implementation of the district / city RTRW as mandated by Law No.
26/2007 on Arrangement Room. In the study of the compilation of the Bogor City Heritage Area
Action Plan 2013 Heritage area was determined based on the analysis of the historical significance
of Bogor City and the morphological analysis of urban developments that had been carried out, then
the area in delineation of the area was divided based on similar historical, socio-cultural and
physical aspects. The methodology in this study, namely the methodology for implementing the
Pusaka City structuring planning work, in the City of Bogor was carried out in four stages, namely
the preparation stage, the fact and analysis stage, planning and design, and the DED preparation.
The Context of Bogor City Heritage Planning Arrangement In 2015, the priority area planning
location is the agreed planning location as an area that has significant and strategic value in the
preservation of urban heritage areas and is a priority in its preservation. Analysis as an effort to
approach the possibilities that can be taken in structuring the area.
Key Words: Arrangement, Heritage City, Bogor

Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun perencanaan penataan Kota Pusaka, Kota Bogor.
Perencanaan Penataan Kota Pusaka, Kota Bogor ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya
mendorong terwujudnya kota pusaka melalui peningkatan kualitas dan kuantitas kawasan pusaka
yang sesuai dengan karakteristik kota dalam rangka implementasi RTRW kabupaten/kota sebagai
amanat Undang - Undang (UU) Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dalam kajian
Penyusunan Rencana Aksi Kawasan Pusaka Kota Bogor 2013 Kawasan pusaka ditetapkan
berdasarkan analisis signifikansi sejarah Kota Bogor dan analisis morfologi perkembangan kota
yang sudah dilakukan, kemudian kawasan di dalam delineasi kawasan dibagi berdasarkan adanya
kesamaan peristiwa sejarah, sosial budaya dan aspek fisik. Metodologi dalam penelitian ini, yaitu
metodologi pelaksanaan pekerjaan perencanaan penataan Kota Pusaka, Kota Bogor dilakukan 4
tahap, yakni tahap persiapan, tahap fakta dan analisa, perencanaan dan perancangan, dan
penyusunan DED. Konteks Perencanaan Penataan Kota Pusaka Kota Bogor Tahun 2015, lokasi
perencanaan kawasan prioritas merupakan lokasi perencanaan yang disepakati sebagai kawasan
yang memiliki nilai signifikansi dan strategis dalam pelestarian kawasan pusaka kota dan merupakan
prioritas dalam pelestariannya. Analisis sebagai upaya pendekatan atas kemungkinan-kemungkinan
yang dapat ditempuh dalam penataan kawasan.
Kata Kunci : Penataan, Kota Pusaka, Bogor

PENDAHULUAN telah menyelenggarakan Program Penataan dan


Dalam rangka mewujudkan implementasi Pelestarian Kota Pusaka (P3KP).
penataan ruang kota yang konsisten berbasis Kota Bogor yang termasuk dalam kelompok
kekuatan ruang kota dengan nilai-nilai pusaka di A pada Tahun 2015 ini akan dilaksanakan
dalamnya, serta mendorong diakuinya Kota pembangunan/penataan fisik di kawasan Pecinan,
Pusaka Indonesia sebagai Kota Pusaka Dunia oleh dan untuk menjaga kesinambungan kegiatan
UNESCO, pada tahun 2012 Direktorat Jenderal P3KP serta untuk menindaklanjuti kegiatan yang
Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum telah dilakukan tesebut , maka Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan

81
82 KAJIAN PERENCANAAN PENATAAN KOTA PUSAKA BOGOR

Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran ini juga Multi kriteria merupakan salah satu metode dalam
akan melakukan Penyusunan Perencanaan proses perencanaan untuk memilih alternatif
Penataan Kota Pusaka, Kota Bogor. terbaik. Adapun proses pemilihan alternatif terbaik
Pusaka adalah peninggalan masa lalu yang (Appraise alternative courses of action) dalam
bernilai sejarah, mengandung kualitas pemikiran, proses perencanaan dalam diilustrasikan dalam
rencana dan pembuatannya, serta memiliki peran buku “An Introduction to Development in The
yang sangat penting bagi keberlanjutan hidup Thrid World” karangan Diana Conyers dan Peter
manusia. Ada pula yang mewakili gaya arsitektur Hills.
yang khas pada suatu masa. Pusaka, dalam kamus
Indonesia-Inggris oleh Poerwadarminto, berarti
heritage (bhs.Ingris). Perkembangan pemahaman
pusaka yang awalnya bertumpu pada artefak
tunggal, dalam dua dekade terakhir ini pusaka
dapat berarti pula suatu saujanan (cultural
landscape) yang luas bahkan bisa lintas batas
wilayah serta menyangkut persoalan pusaka alam
dan budaya.
Profesional, pecinta pelestarian & pemerhati

1998 2000 2003 2004

Center for JARINGAN TAHUN PUSAKA BADAN


Heritage PELESTARIAN INDONESIA & PELESTARIAN
Conservation PUSAKA PIAGAM PUSAKA
UGM INDONESIA PELESTARIAN INDONESIA

Inisiator: Walikota/Bupati
Gambar 2. Proses Perencanaan
Inisiator: Pemerintah
2004
2020 2015 2012

KOTA PUSAKA KOTA PUSAKA KOMITMEN DAN


JARINGAN KOTA
PUSAKA
METODOLOGI
DUNIA INDONESIA DUKUNGAN
LINTAS SEKTOR
INDONESIA
Dalam metodologi pelaksanaan pekerjaan
PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) perencanaan penataan kota pusaka kota bogor ini
dilakukan 3 tahapan yaitu:
Gambar 1. Gerakan Pelestarian di Kota Pusaka 1. Tahap Persiapan yang berisi:
a. Mobilisasi personil
Berdasarkan kondisi Kota Bogor serta b. Penyusunan rencana kerja
tipologi kawasan pusaka yang ada, maka dalam c. Pemahaman pekerjaan
penentuan kawasan pusaka prioritas terdapat d. Studi pustaka dan studi banding
sejumlah variabel yang akan menjadi bahan 2. Tahap Fakta dan Analisa yang berisi:
pertimbangan dalam pengambilan keputusan a. Survey pengumpulan data sekunder dan
tersebut. Pengambilan keputusan dalam primer
perencanaan yang dihadapkan kepada sejumlah b. Pengukuran lokasi perencanaan
variabel yang komplek secara metodologi disebut c. Analisa data
pengambilan keputusan berdasarkan multi kriteria. d. Penyusunan konsep dan
Setidaknya keputusan yang diambil harus mampu e. Koordinasi dengan pemangku
mencerminkan adanya kompromi, dimana kepentingan
kehendak (aspirasi) masyarakat, daerah harus 3. Perencanaan dan Perancangan, meliputi:
dipadukan dengan kebutuhan daerah untuk a. Penajaman konsep perencanaan
menyelaraskan aspirasi tersebut secara lintas b. Desain perancangan
daerah dan lintas sektoral, dan karakteristik c. FGD di Pusat
kawasan pusaka itu sendiri serta manfaat yang
paling besar yang dapat dirasakan jika hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
keputusan tersebut dilaksanakan. Berdasarkan hal Studi Banding
tersbut secara metodologi analisis yang digunakan Pusaka terkait erat dengan komponen
adalah analisis multi kriteria. peninggalan lingkungan hidup yaitu abiotik (alam
Analisis multi kriteria (Multi Criteria Analysis) dan buatan), biotik (flora dan fauna), serta sosial-
merupakan metode yang mampu menggabungkan budaya. Dan komponen pusaka dapat berbentuk
sejumlah kriteria dengan besaran yang berbeda tunggal ataupun kelompok, berskala kecil tingkat
(multi-variable) dan dalam persepsi pihak terkait lokal seperti rukun tetangga hingga desa, kota
yang bermacam-macam (multi-face). pusaka atau pulau, juga dari yang sangat bersahaja
hingga budaya tingkat tinggi, serta dari makanan

LAKAR| Jurnal Program Studi Arsitektur | Vol. 01 No. 01 (2018), 81-90


Wiyoga Triharto 83

tradisional hingga Candi Borobudur yang


merupakan candi Budha terbesar di dunia.
Pusaka Budaya Ragawi (Tangible Cultural
Heritage)
Pusaka budaya ragawi adalah semua pusaka
budaya yang mempunyai raga atau berbentuk
benda. Secara garis besar pusaka budaya ragawi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pusaka budaya
ragawi bergerak dan pusaka budaya ragawi tak
bergerak.

Gambar 5. Pusaka Alam


Pusaka Saujana (Cultural Landscape
Heritage)
Pusaka saujana merupakan produk
kreativitas manusia dalam merubah bentang alam
dalam waktu yang lama sehingga didapatkan
keseimbangan kehidupan antara alam dan
manusia.

Gambar 3. Pusaka Budaya Ragawi


Pusaka Budaya Tak Ragawi (Intangible
Cultural Heritage)
Pusaka budaya tak ragawi adalah suatu
kekayaan masa lalu yang sifatnya abstrak, tidak
berwujud secara fisik, tetapi mengandung nilai,
manfaat, makna, keahlian, dll. yang sangat tinggi
dan berharga bagi kehidupan.
Sebagian besar dari warisan budaya tersebut
merupakan pusaka budaya tak ragawi, yaitu tradisi
oral bahasa, proses kreasi kemampuan dan
pengetahuan, seni pertunjukkan, festival, religi Gambar 6. Pusaka Saujana
dan kepercayaan, kosmologi, serta sistem Kota Pusaka, Kota Bogor
pembelajaran dan kepercayaan serta praktek- Secara harfiah, kawasan prioritas dipahami
praktek kepercayaan yang terkait dengan alam. sebagai kawasan yang diutamakan
pembangunannya dibandingkan dengan kawasan
lainnya karena pertimbangan-pertimbangan
tertentu (dikembangkan dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Selain itu, kawasan prioritas juga
dipahami sebagai bagian dari suatu wilayah
administrasi pemerintahan yang memiliki
karakteristik dan/atau persoalan khusus yang
menyebabkan kawasan ini perlu untuk
diprioritaskan atau diberikan perhatian khusus
dalam penanganannya. Apabila ada kesalahan
Gambar 4. Pusaka Budaya Tak-Ragawi dalam mengantisipasi pola penanganan dan
Pusaka Alam (Natural Heritage) pemberian prioritas pada kawasan dengan
Pusaka alam adalah bentukan alam yang kebutuhan khusus tersebut akan berdampak
istimewa. Bentukan-bentukan secara alami terhadap proses dan capaian tujuan pembangunan
tersebut memiliki karakter yang khas, saling perkotaan secara keseluruhan. Berdasarkan
berhubungan dan terus berkembang. pemahaman ini, maka yang disebut sebagai

LAKAR| Jurnal Program Studi Arsitektur | Vol. 01 No. 01 (2018), 81-90


84 KAJIAN PERENCANAAN PENATAAN KOTA PUSAKA BOGOR

kawasan pusaka prioritas adalah kawasan pusaka yaitu :Delineasi kawasan messo adalah enam
yang berada di dalam kawasan perkotaan yang kawasan pusaka dan satu kawasan sekitar terminal
perlu untuk diutamakan pelestariannya karena Baraangsiang. Enam Kawasan tersebut adalah:
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun 1. Kawasan Istana Bogor
pertimbangan yang dimaksud dapat berupa 2. Kawasan Permukiman Eropa
karakteristik dan/atau persoalan khusus yang 3. Kawasan Pecinan Surya Kencana
menyebabkan kawasan ini perlu untuk diberikan 4. Kawasan Empang
perhatian khusus dalam penanganannya. 5. Kawasan Karsten Plan
Dalam konteks Perencanaan Penataan Kota 6. Kawasan Perluasan Barat
Pusaka Kota Bogor Tahun 2015, lokasi 7. Kawasan Terminal Baranang siang dan
perencanaan kawasan prioritas merupakan lokasi sekitarnya
perencanaan yang disepakati sebagai kawasan Termninal Baranangsiang dan kawasan sekitarnya
yang memiliki nilai signifikansi dan strategis dimasukkan ke dalam delineasi kawasan messo
dalam pelestarian kawasan pusaka kota dan karena aktivitas yang ada di Terminal
merupakan prioritas dalam pelestariannya. Baranangsiang berpengaruh langsung pada
Penentuan lokasi perencanaan kawasan prioritas aktivitas di kawasan pusaka, khususnya kawasan
ini diperlukan untuk menyusun DED perencanaan sekitar kebun Raya Bogor. Berikut adalah
sebagai dokumen acuan dalam pelaksanaan delineasi skala messo Kawasan Pusaka Kota
pekerjaan konstruksi. Bogor.
Dasar pertimbangan dalam penentuan
indikasi kawasan pusaka prioritas adalah:
1. Arah kebijakan pelestarian kota pusaka Kota
Bogor. Dasar pertimbangan ini menjadi
penting agar kawasan pusaka prioritas yang
bersangkutan memang diarahkan
pelestariannya oleh kebijakan legal yang
berlaku dan disepakati bersama.
2. Kondisi eksisting kawasan pusaka di kota.
Dasar pertimbangan ini dilihat dari kondisi
eksisting baik yang sifatnya permasalahan
maupun pelestariannya.
3. Tujuan pelestarian kawasan pusaka kota. Dasar
pertimbangan ini dilihat untuk mengarahkan
kriteria dan indikator yang menjadi penilaian
dalam menentukan kawasan pusaka prioritas.
Deliniasi Kawasan Pusaka Kota Bogor
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai
delineasi kawasan Pusaka Kota Bogor dalam skala
messo. Kawasan meso terdiri dari kawasan RTBL
dan kawasan sekitarnya yang mempunyai nilai
signifikansi yang tinggi. Fokus tinjauan pada skala
messo adalah melihat masing-masing kawasan
Gambar 7. Peta Delineasi Kawasan Messo
pusaka yang terbagi menjadi enam bagian
kawasan pusaka Kota Bogor, karakteristik Secara wilayah administasi, kawasan messo
kawasan-kawasan tersebut dari berbagai aspek, terbagi ke dalam beberapa kecamatan dan
serta kaitan antar kawasan pusaka. kelurahan. Sebagian besar kawasan messo berada
Dalam kajian Penyusunan Rencana Aksi di Kecamatan Bogor Tengah, kemudian
Kawasan Pusaka Kota Bogor 2013 Kawasan Kecamatan Bogor Barat (Kawasan Perluasan
pusaka ditetapkan berdasarkan analisis Barat) dan kecamatan Bogor Selatan (kawasan
signifikansi sejarah Kota Bogor dan analisis Empang).
morfologi perkembangan kota yang sudah Potensi dan Masalah Pengembangan Kawasan
dilakukan, kemudian kawasan di dalam delineasi
Pusaka
kawasan dibagi berdasarkan adanya kesamaan
peristiwa sejarah, sosial budaya dan aspek fisik. Kota Bogor merupakan hinterland atau
Kawasan Pusaka Kota Bogor dibagi menjadi 6 daerah penyangga ibukota Jakarta. Kedua daerah

LAKAR| Jurnal Program Studi Arsitektur | Vol. 01 No. 01 (2018), 81-90


Wiyoga Triharto 85

ini dihubungkan dengan akses yang sangat baik Bogor yang berkembang mulai dari Kebun Raya
yaitu terhubung oleh keberadaan jalan tol Jagorawi Bogor dan sekitarnya. Sementara itu, dalam studi
(Jakarta – Bogor – Ciawi) serta jalur kereta api ini dijelaskan bahwa di pusat kota inilah
dengan frekuensi perjalanan yang cukup tinggi konsentrasi bangunan lama (heritage) dan juga
serta beberapa jenis kelas pelayanan. Dengan tatanan kota yang dirancang oleh Belanda pada
waktu tempuh lancar sekitar 1 jam dari Bogor ke waktu itu dan menghasilkan sebuah kualitas
Jakarta, kondisi ini membuat Kota Bogor menjadi lingkungan yang baik untuk jumlah penduduk
salah satu pilihan untuk tinggal bagi masyarakat yang ada saat itu. Dengan demikian, serangan
yang bekerja di Jakarta. Kondisi ini membuat terhadap kawasan pusat kota ini sangat besar.
tingginya frekuensi pergerakan dari Kota Bogor ke Intensitas pembangunan di kawasan pusat ini
Jakarta di pagi hari dan sebaliknya di sore hari. membesar. Hal ini terlihat dari mulai banyaknya
Kota Bogor memiliki karakter yang sangat bangunan dengan intensitas tinggi (bangunan
berbeda dengan kota-kota hinterland Jakarta. vertikal berlantai lebih dari 8 lantai) dan juga
Dengan sebutan sebagai kota hujan, keberadaan cukup banyaknya baliho yang menjanjikan
Kebun Raya Bogor, dekat dengan pegunungan dan pembangunan bangunan vertikal akan dibangun di
bentang alam yang bergelombang, Kota Bogor pusat kota. Hal ini akan mengubah wajah pusat
memiliki citra tersendiri. Kota ini lebih dikenal kota yang dulu direncanakan dan dirancang
sebagai kota peristirahatan karena suasana hijau sebagai sebuah kota taman dengan intensitas
dan asrinya serta kota wisata yang dengan rendah. Keberadaan dan citra ruang yang ada
keberadaan Kebun Raya Bogor yang menjadikan selama ini telah terbentuk dan melekat kuat
magnet terbesar yang berpengaruh terhadap citra terancam dengan serbuan kehadiran elemen-
kota. Dengan citra yang ada dan kondisi fisik alam elemen kota yang akan mengubah citra.
yang berbeda dengan kota hinterland lainnya Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
inilah juga membuat Kota Bogor kerap menjadi secara umum permasalahan pembangunan di pusat
tujuan kegiatan konvensi. Berbagai rapat institusi kota ini juga berkorelasi dengan permasalahan
baik swasta maupun pemerintah banyak dilakukan pelestarian kota pusaka. Permasalahan pelestarian
di kota ini dan sekitarnya. Tentunya disamping itu, yang terjadi di Kota Bogor merupakan
citra kota pertanian dan kota pendidikan pertanian permasalahan yang terjadi seiring dengan
juga melekat kuat dengan adanya Kebun Raya pembangunan kota. Beberapa kawasan strategis
Bogor yang telah menelurkan berbagai institusi kota yang mempunyai nilai ekonomi tinggi selalu
penelitian serta pendidikan pertanian yang menjadi target pembangunan, sehingga perubahan
berkontribusi secara nasional dan internasional. dan penghancuran kawasan lama seringkali tidak
Dengan kondisi yang ada ini Kota Bogor dapat dihindari. Perubahan yang terjadi sulit untuk
memiliki daya tarik yang luar biasa. Daya tarik ini dihindari karena belum adanya perangkat
diiringi dengan besarnya minat investor untuk kebijakan pelestarian kawasan yang secara
berpartisipasi dalam penyediaan berbagai fasilitas spesifik menjaga nilai-nilai sifnifikansi budaya
yang dibutuhkan. Pembangunan perumahan dari tiap-tiap kawasan pusaka Kota Bogor.
menjadi salah satu yang dominan mengubah pola
ruang di Kota Bogor dan sekitarnya. Dengan
berkembangnya penduduk ini, sudah barang tentu
investor juga melihat adanya peluang untuk
penyediaan fasilitas kota lainnya seperti mall atau
tempat perbelanjaan, restoran, cafe serta hotel.
Dari dorongan pembangunan fasilitas kota
inilah salah satu permasalahan kota ini bermula.
Investor merupakan pihak yang ingin mencari
keuntungan dengan melakukan kegiatan ekonomi
berupa pembangunan fasilitas kota. Pusat kota
merupakan daerah yang paling banyak diincar oleh
Gambar 8. Permasalahan Kota Bogor
para investor. Pusat Kota Bogor adalah kota lama

LAKAR| Jurnal Program Studi Arsitektur | Vol. 01 No. 01 (2018), 81-90


86 KAJIAN PERENCANAAN PENATAAN KOTA PUSAKA BOGOR

Visi dan misi 2. Lestari dan berkelanjutannya fungsi kegiatan


Adapun visi pengembangan kota Pusaka sub-kawasan sebagai sebuah kebun raya (koleksi
Bogor yaitu: tanaman tropis) dan kegiatan penelitiannya
”Kota Taman Berbudaya Luhur” Rencana Pelestarian:
Sedangkan misi pengembangan kota Pusaka 1. Menyusun panduan pengembangan fisik
Bogor, antara lain: dan perawatan Istana, lansekap Kebun Raya
a. Memelihara kualitas lingkungan dan karakter dan bangunan di dalamnya.
kawasan 2. Menyusun masterplan pengembangan
b. Mem-preservasi obyek-obyek pusaka kegiatan penelitian dan iptek di Kebun
c. Menjadikan kawasan bersejarah dapat menjadi Raya.
preseden yang baik untuk pembangunan B. Kampung Arab Empang
lingkungan perkotaan di Bogor Tujuan:
d. Menjaga dan meningkatkan kualitas 1. Lestari dan berkelanjutannya kegiatan khas
lingkungan perkotaan komunitas kampung Arab di Empang.
Kebijakan dan strategi pengembangan kota 2. Kembali munculnya karakter fisik
pusaka lingkungan kampung Arab dengan Alun-
Strategi pengembangan kota Pusaka Bogor, alun Empang sebagai pusatnya.
antara lain: Rencana Pelestarian:
1. Mengangkat obyek pusaka yang memiliki 1. Mengembangkan program kegiatan budaya
signifikansi tinggi ke ranah nasional- kampung Arab dan penyusunan kajian untuk
internasional  registrasi Kebun Raya Bogor pengembangannya menjadi obyek
sebagai World Heritage Site pariwisata.
2. Menjaga kualitas, karakter dan daya dukung 2. Merencanakan master plan perbaikan sarana
kawasan penyangganya dan prasarana lingkungan untuk mendukung
3. Penataan kawasan-kawasan tertentu yang kegiatan budaya kampung Arab dan
menunjang potensi kota pusaka pengembangan kegiatan wisata di
4. Menyebarkan simpul-simpul pengembangan dalamnya, serta memunculkan kembali
kawasan dengan nuansa tipikal dengan pusat karakter fisik lingkungan khas kampung
kota Arab Empang.
5. Mencoba berbagai metode preservasi C. Pecinan Suryakencana
bangunan dan obyek lainnya Tujuan:
1. Lestari dan berkelanjutannya karakter sub-
kawasan sebagai sebuah Pecinan dengan
kegiatan perdagangan, hunian dan
religinya, serta bentuk arsitekturnya yang
khas.
2. Kembali munculnya karakter fisik
lingkungan Pecinan dengan bangunan ruko
deretnya yang berarsitektur Cina di dalam
kavling berbentuk sempit dan memanjang
ke belakang.
Rencana kegiatan:
1. Mengembangkan program kegiatan budaya
Rencana Penanganan Pecinan dan penyusunan kegiatan
Adapun rencana penanganan kawasan pusaka pengembangannya untuk menjadi obyek
Kota Bogor akan dibagi per kawasan pusaka. wisata.
A. Istana Bogor dan Kebun Raya 2. Menyusun master plan fisik kawasan dan
Tujuan : arsitektur Pecinan.
1. Lestari dan berkelanjutannya karakter fisik 3. Menyusun rencana penataan PKL dan
sub-kawasan sebagai sebuah ruang terbuka rekonstruksi fasade ruko Cina.
hijau dengan gaya perancangan Taman D. Permukiman Eropa
Inggris (English Garden) dengan Istana Tujuan:
Bogor / Buitenzorg sebagai pusat / tengaran. Lestari dan berkelanjutannya sub-
kawasan Permukiman Eropa, yang memiliki
beberapa fitur ruang kota, seperti aksis formal

LAKAR| Jurnal Program Studi Arsitektur | Vol. 01 No. 01 (2018), 81-90


Wiyoga Triharto 87

Istana Bogor – Pal Putih, tatanan bangunan Proses Penetapan Delineasi Lokasi
institusional di sekeliling Istana Bogor, Statiun Perencanaan
Bogor sebagai salah satu simpul kota dan area Dalam penataan suatu kawasan pusaka,
hunian etnis Eropa. diperlukan adanya kejelasan lingkup wilayahnya
Rencana penanganan: melalui penetapan zonasi-zonasi yang berfungsi
1. Menyusun master plan fisik sub-kawasan untuk mengelola ruang dimana terdapat kawasan
Permukiman Eropa. pusaka. Penetapan Zonasi Pusaka berorientasi
2. Menyusun panduan pelestarian dan pelestarian dan sekaligus pengembangan, melalui
pengembangan arsitektur bangunan penandaan lingkup area yang mengakomodasi
bersejarah. area yang berkaitan dengan nilai penting sebagai
3. Menyusun rencana penataan koridor Jl. Zona Inti, dan area di luarnya (area di
Jenderal Sudirman (aksis formal Istana sekelilingnya) yang diperlukan untuk menjamin
Bogor-Pal Putih). pemeliharaan dan pengembangan pusaka sebagai
4. Menyusun rencana penataan ruang terbuka Zona Penyangga.
dan PKL di sekitar Stasiun Bogor
E. Pemekaran Barat
Kawasan
Tujuan:
Kembali munculnya karakter fisik sub- Segmen

kawasan Pemekaran Barat dengan area Rumah Trail


Sakit Jiwa, ex-Cultur Tuin dan area Kota Paris
sebagai titik-titik pentingnya. Zona
Penanganan
Rencana penanganan:
Menyusun master plan fisik sub-kawasan
Pemekaran Barat.
F. Plan Karsten
Tujuan
1. Lestari dan berkelanjutannya karakter fisik Gambar 9. Ilustrasi Kawasan
sub-kawasan sebagai sebuah permukiman
dengan karakter Kota Taman (Garden City).
2. Lestari dan berkelanjutannya fungsi
kegiatan institusional di dalam sub-kawasan
seperti kegiatan pendidikan dan penelitian
(IPB Taman Kencana dan Pusat Penelitian
Karet).
Rencana penanganan:
1. Menyusun master plan fisik sub-kawasan
Plan Karsten.
2. Menyusun panduan pelestarian dan
pengembangan arsitektur bangunan
bersejarah.
3. Menyusun rencana penataan lansekap
gerbang kawasan di Jl. Pangrango.

Rencana Lembaga Pengelolaan Kota Pusaka


Rencana pengembangan Kelembagaan
untuk pengelolaan kawasan Pusaka di Kota Bogor
memuat poin-poin berikut.
1. Pengembangan sistem kelembagaan dan peran
pemangku kepentingan
2. Mengaktifkan Tim Kota Pusaka untuk dapat
memiliki program yang dapat terukur
kinerjanya RPJMD Gambar 10. Ilustrasi Delineasi Kawasan Pusaka
3. Informasi, Edukasi, Promosi Prioritas (Sumber: DJPR. 2013. Pelaksanaan P3KP
4. Pengelolaan resiko bencana untuk pusaka kota Kota Bogor)

LAKAR| Jurnal Program Studi Arsitektur | Vol. 01 No. 01 (2018), 81-90


88 KAJIAN PERENCANAAN PENATAAN KOTA PUSAKA BOGOR

Penetapan zona penataan ditetapkan


berdasarkan pertimbangan fungsi dan visual, yang
secara garis besar meliputi:
1) Zona Inti adalah area utama yang memiliki
signifikansi dan pembentuk karakter kawasan
pusaka; Lokasi perencanaan merupakan kawasan
2) Zona Penyangga adalah area yang secara yang dianggap memiliki signifikansi dan
langsung mendukung pengelolaan zona inti pelestarian yang tinggi, sehingga berdasarkan
sekaligus sebagai area transisi, yang penjelasan sebelumnya bahwa dalam
diperuntukan bagi pengembangan potensi, mengidentifikasi lokasi perencanaan yang akan
vitalitas, dan memberi nilai tambah kawasan disusun di Kota Bogor didasarkan pada 3 (tiga)
pusaka. hal, yaitu (1) arah kebijakan pembangunan dan
3) Penetapan zonasi dilakukan dengan penataan ruang, dan (2) kondisi eksisting
mempertimbangkan kualitas visual kawasan, kawasan pusaka di kota Bogor, serta tidak
penguatan nilai landmark aset pusaka, dan terlepas dari (3) tujuan perencanaan penataan
tautan (linkage) kawasan yang memperkuat kota pusaka Kota Bogor yang terkait dengan
identitas kawasan. kepentingan kota. Dalam menilai data-data dengan
4) Penetapan luas, tata letak, dan fungsi zona menggunakan kriteria dan indikator yang telah
ditentukan berdasarkan hasil kajian dengan ditetapkan dan dianalisis dengan teknik penilaian
mengutamakan peningkatan kesejahteraan yang merupakan gabungan dari metode kuantitatif
rakyat. dan metode kualitatif.
5) Penanganan di Zona Inti memerlukan kehati- Berdasarkan arah kebijakan RTRW, kota
hatian, ketelitian, dan kecermatan dengan pusaka termasuk dalam Kawasan Strategis Kota
memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian dengan sudut pandang sosial budaya yang
secara ketat. meliputi:
6) Penetapan zonasi harus mengutamakan 1. Kawasan Kebun raya dan sekitarnya
prinsip-prinsip konservasi dan preservasi. 2. Sempadan Sungai Ciliwung dan Cisadane
3. Kawasan Kawasan perdagangan lama di
PENUTUP Pasar Bogor, Pecinan di Suryakencana dan
Simpulan Kampung Arab di Empang
Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan 4. Kawasan Istana Batu Tulis dan sekitarnya
Pusaka Prioritas 5. Kawasan Perumahan berarsitektur khas di
Secara umum, kriteria dipahami sebagai taman Kencana
suatu ukuran yang menjadi dasar penilaian atau Adapun arahan pengembangan dari
penetapan sesuatu. Pengertian lain, kriteria adalah masing-masing kawasan strategis kota Bogor yang
ukuran yang menjadi dasar penilaian atau termasuk Kota Pusaka adalah sebagai berikut:
penetapan dalam pemilihan kawasan, dimana Arahan pengembangan dari masing-
ukuran tersebut didasarkan pada tinjauan masing kawasan strategis kota Bogor yang
akademis dan menjadi kesepakatan semua pihak termasuk kawasan pusaka adalah sebagai berikut:
yang terkait. 1. Kawasan kebun raya dan sekitarnya
Kriteria ini dalam proses analisis perlu Kebun Raya merupakan aset Kota Bogor
dilengkapi dengan alat ukur serta nilai ukur yang yang juga merupakan aset dunia sehingga
jelas yang biasa dikenal dengan indikator dan perlu dipertahankan kelestarian
parameter. Terkait dengan hal ini, indikator lingkungannya dengan dukungan kawasan
dipahami sebagai penetapan kriteria untuk sekitarnya. Pengembangan kawasan sekitar
mengukur dan menjamin terpenuhinya pencapaian akan mempengaruhi citra dan kondisi Kebun
program atau kegiatan atau dapat juga dipahami Raya secara tidak langsung, hal ini menjadi
sebagai sesuatu yang dapat menjadi petunjuk atau pertimbangan mengapa kawasan ini dijadikan
yang dapat mengukur dan/atau menjamin salah satu kawasan stategis kota.
terpenuhinya penetapan sesuatu. Adapun Kepentingan yang berada dalam
parameter dipahami sebagai nilai dari indikator penetapan kawasan ini menjadi kawasan
yang digunakan untuk mengukur atau strategis lingkungan yaitu sebagai:
mengelompokkan suatu kondisi tertentu. a. tempat perlindungan keanekaragaman
hayati,

LAKAR| Jurnal Program Studi Arsitektur | Vol. 01 No. 01 (2018), 81-90


Wiyoga Triharto 89

b. kawasan lindung yang ditetapkan bagi pergerakan kendaraan serta munculnya


perlindungan ekosistem, flora/fauna aktivitas lain seperti PKL, tanpa disadari
yang perlu dilestarikan kawasan ini mengalami penurunan kualitas
c. perlindungan terhadap keseimbangan lingkungan. Di samping permasalahan
iklim mikro kemacetan, ketidakteraturan juga
Delineasi kawasan strategis ini adalah kemunduran dalam hal kualitas bangunan
sekitar Kebun Raya dan Istana, Balai Kota, lama yang tidak dijaga. Untuk
Hotel Salak, Gedung Karesidenan Bogor, mengembalikan kulaitas lingkungan kawasan
Sekolah Regina Pacis, SMA1, SMP 1 dan dan citra pusat kota lama, maka ditetapkan
IPB. Arahan dalam mempertahankan, kawasan ini sebagai kawasan strategis kota.
melindungi, menata dan mengendalikan Kepentingan penetapan kawasan ini
kegiatankegiatan yang ada di dalam dan menjadi kawasan strategis budaya karena:
sekitar kawasan tersebut. a. kawasan yang memiliki nilai sejarah
2. Sempadan Sungai Ciliwung dan Cisadane dan kawasan dimana terdapat budaya
Kota Bogor memiliki potensi Ruang dan adat istiadat yang perlu
Terbuka Hijau yang luas dengan adanya dilestarikan
sempadan sungai Ciliwung dan Cisadane. b. terdapat beberapa aset yang harus
Namun pada kenyataannya, sebagian dilindungi dan dilestarikan
sempadan ini telah beralih fungsi menjadi Dengan delineasi kawasan adalah
kawasan non hijau atau kawasan terbangun. Pasar Bogor, Pecinan di Suryakencana dan
Untuk mengembalikan fungsi sempadan yang Kampung Arab di Empang.
seharusnya, maka ditetapkan kawasan Arahan pengembangan kawasan ini
sempadan Sungai Ciliwung dan Cisadane ini adalah penataan lingkungan dan bangunan,
menjadi kawasan strategis. Penataan kawasan dengan mengembalikan kualitas lingkungan,
ini juga akan menjadi sumbangan besar bagi citra kawasan, penataan fungsi bangunan dan
upaya meningkatkan luasan RTH kota. mempertahankan nilai heritage kawasan serta
Kepentingan penetapan kawasan ini mempertahankan fungsi kawasan sebagai
menjadi kawasan strategis lingkungan pusat perekonomian dan kawasan wisata.
karena: 4. Kawasan Istana Batu Tulis dan Sekitarnya
a. kawasan ini berfungsi sebagai kawasan Kawasan ini memiliki nilai sejarah bagi
lindung dengan jenis kawasan Kota Bogor sehingga perlu dipertahankan.
perlindungan setempat. Perkembangan aktivitas pembangunan di
b. Kawasan ini berfungsi untuk perlindungan sekitarnya perlu ditata dengan baik sehingga
sumber daya air dan pemulihan kualitas dapat selaras dengan kawasan ini, serta
lingkungan menjaga agar bangunan bersejarah ini tidak
c. Kawasan yang memberikan perlindungan beralih fungsi.
terhadap keseimbangan iklim mikro Kepentingan penetapan kawasan ini
d. Kawasan rawan bencana alam longsor menjadi kawasan strategis budaya karena:
pada beberapa segmen tertentu a. kawasan yang memiliki nilai sejarah dan
Arahan pengembangan kawasan ini asset yang perlu dilestarikan
adalah penataan kawasan guna b. tempat perlindungan peninggalan
mengembalikan fungsi sempadan sungai budaya
dengan lebar dan luasan sebagaimana telah Dengan delineasi kawasan: Istana
ditetapkan dalam peraturan yang berlaku serta Batu Tulis, Prasasti Batu Tulis dan kawasan
mengendalikan kegiatan-kegiatan yang ada di sekitarnya. Arahan pengembangannya adalah
dalam dan di sekitar kawasan sempadan penataan kawasan dengan tetap
sungai. memperhatikan nilai-nilai sejarah yang
3. Kawasan perdagangan lama di Pasar dimiliki dan mengintegrasikan
Bogor, Pecinan di Suryakencana dan perkembangan kawasan sekitar dengan obyek
Kampung Arab di Empang sejarah ini.
Sebagai bagian dari pusat kota kawasan 5. Kawasan Perumahan Perumahan
perdagangan lama ini mempunyai nilai Berarsitektur Khas di Taman Kencana
sejarah bagi perkembangan Kota Bogor. Kota Bogor merupakan salah satu kota
Dengan semakin berkembangnya kegiatan yang memiliki kawasan perumahan
perdagangan dan jasa, tingginya arus peninggalan Belanda dengan arsitektur

LAKAR| Jurnal Program Studi Arsitektur | Vol. 01 No. 01 (2018), 81-90


90 KAJIAN PERENCANAAN PENATAAN KOTA PUSAKA BOGOR

bangunan yang indah. Keberadaan kawasan Kambali, Urip Herdiman. Status dan Kondisi
ini menjadi daya tarik Kota Bogor, di mana Tanah Partikelir Buitenzorg: Lahir dan
pada kawasan ini mulai berkembang aktivitas Perkembangannya sampai Tahun 1829.
lain selain hunian yaitu jasa kuliner dan Skripsi. Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra,
akomodasi. Universitas Indonesia, Jakarta, 1990.
Kawasan ini menjadi salah satu daya tarik Muhsin, Mumuh. “Bogor”, in Nina H. Lubis, et.al.
wisata Kota Bogor. Untuk mempertahankan Sejarah Kota-Kota Lama di Jawa Barat.
dan mengendalikan perkembangan kawasan Bandung: Alqaprint, 2000.
maka ditetapkan kawasan ini sebagai
Pranayama, Anton. Peranan Hok Tek Bio di
kawasan strategis.
Kawasan Gerbang Suryakencana pada
Kepentingan penetapan kawasan ini
Periode 1901-2005. Skripsi. Jurusan
menjadi kawasan strategis budaya karena:
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
a. Pada kawasan ini terdapat bangunan yang
Katolik Parahyangan, Bandung, 1999.
merupakan cagar budaya yang perlu
dilestarikan Wiryomartono, A. Bagoes P. Seni Bangunan dan
b. Kawasan ini merupakan lingkungan Seni Binakota di Indonesia, Kajian Mengenai
perumahan khas yang perlu dilestarikan Konsep, Struktur, dan Elemen Fisik Kota
dan dapat menjadi contoh pengembangan Sejak Peradaban Hindu-Buddha, Islam
perumahan di wilayah kota lainnya hingga Sekarang. Jakarta: Gramedia, 1995.
Dengan delineasi kawasan: kawasan Taman Tinjauan Arsitektur Sejarah Kota Bogor. Seminar
Kencana. Arahan pengembangan kawasan ini Morfologi Kota, Seminar Arsitektur,
adalah penataan dan pengendalian perkembangan, 1985/86, Universitas Katolik Parahyangan,
sehingga kawasan heritage ini dapat dipertahankan Bandung.
keberadaannya meskipun terjadi beberapa Tjahjono, Gunawan (ed.). Indonesian Heritage:
perubahan fungsi/ aktivitas dalam bangunan. Architecture. Singapore: Archipelago Press,
1999.
Saran
Van der Heiden, C.N. “Town Planning in the
Saran dimaksud untuk penelitian selanjutnya.
Dutch Indies”, hal.63-84, in Planning
Perspectives, Vol. 5, 1990.
DAFTAR PUSTAKA
Batarfie, Farida. Sebuah Pengamatan Mengenai
Rumah Peribadatan Masyarakat Tionghoa di
Kecamatan Bogor Tengah, Kotamadya
Bogor: Vihara Dhanagun. Skripsi. Fakultas
Sastra, Universitas Indonesia, 1986.
Bogaers and Ruijter, “Ir. Thomas Karsten and
Indonesian Town Planning”, hal.74-88 dalam
Peter J.M. Nas ed. Indonesian City, Studies
in Urban Development and Planning. Leiden:
KITLV, Foris Publications, 1986.
Cribb, Robert. Historical Atlas of Indonesia.
London: Curazon, 2000.
Crosette, Barbara. The Great Hill Stations of Asia.
Boulder, Colo: Westview Press, 1998.
Danasasmita, Saleh. Sejarah Bogor. Bogor:
Pemerintah Daerah Kotamadya DT II Bogor,
1983.
Franke, Wolfgang (dan Claudine Salmon).
Chinese Epigraphic Materials in Indonesia.
Vol. 2, Singapore: South Seas Society, 1988.
History of Railroads in Indonesia – PERUMKA,
[http://www.cybernet.or.id/kereta/main.htm]

LAKAR| Jurnal Program Studi Arsitektur | Vol. 01 No. 01 (2018), 81-90

Anda mungkin juga menyukai