Abstrak— Bojonegoro merupakan sebuah Implementation. The result of this design is an art and cultural
Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki destinasi wisata center of Bojonegoro with Monggo Pinarak concept which
Geoparak dan memiliki banyak potensi lokal yang dapat applies the legend, art and culture of Bojonegoro. This concept
dikembangkan. Namun tidak ada wadah bagi para komunitas application is also used as a special expression for the visitors to
budaya seni kesenian, kuliner, dan agrowisata serta kurangnya come and apply the ambience through personal experience from
pengenalan potensi lokal kabupaten Bojonegoro membuat the cultural elements.
masyarakat hanya sekedar melintasi Bojonegoro dan tidak
mengetahui potensi lokal daerah sendiri. Tujuan dari Keyword— Bojonegoro, Interior Design, Pinarak Bojonegoro,
perancangan ini adalah mewadahi komunitas – komunitas Tourism Center
kesenian, kuliner, dan agrowisata yang ada dengan menciptakan
tempat berkonsep filosofis sebagai inovasi desain, tempat untuk
memperkenalkan potensi lokal Bojonegoro untuk mendatangkan
wisatawan lokal maupun mancanegara dan tempat edukasi yang I. PENDAHULUAN
memanfaatkan hasil kekayaan alam sebagai tempat festival lokal
yang melestarikan budaya. Metode yang digunakan dalam
proses perancangan ini merupakan pengembangan design
K ABUPATEN Bojonegoro memiliki batas wilayah di
sebelah selatan Kabupaten Madiun, Nganjuk dan Ngawi,
disebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
thinking HPI School of Design Thinking dengan menambahkan
metode implementasi untuk menciptakan nilai inovasi dan Lamongan. Sedangkan Kabupaten Tuban merupakan
keunggulan pada sebuah perancangan. Tahapan dari design kabupaten tetangga yang berbatasan dari sisi utara dan sebelah
thinking ini adalah understand, observe, point of view, ideate, barat berhadapan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah.
prototype, test dan implementation. Hasil dari perancangan ini Letaknya yang berhadapan langsung dengan Propinsi Jawa
adalah pusat wisata seni dan budaya Bojonegorondengan konsep Tengah membuat Bojonegoro banyak dilalui oleh wisatawan.
Monggo Pinarak yang menerapkan legenda, seni dan budaya Tidak hanya itu, lokasinya yang terkenal akan penghasil
Bojonegoro. Aplikasi konsep ini juga digunakan sebagai minyak gas terbesar di Asia ini juga membuat Bojonegoro
ungkapan / ekspresi spesial untuk pengunjung agar mau singgah sering dikunjungi oleh turis maupun pendatang dari berbagai
dan mengaplikasikan suasana melalui pengalaman tersendiri
daerah. [1]
yang dirasakan melalui unsur budaya.
Kabupaten Bojonegoro juga kaya akan potensi – potensi
Kata Kunci— Bojonegoro, Perancangan Interior, Pinarak unggulan seperti dalam bidang pertanian, hortikultura,
Bojonegoro, Pusat wisata
perkebunan, peternakan, potensi industri, pariwisata dan
potensi pertambangan. Potensi – potensi ini semakin hari
Abstract— Bojonegoro is a district from East Java semakin dikembangkan oleh pemerintah. Tetapi sangat
which has a Geoparak tourism destination and a lot of local disayangkan jika masyarakat kurang mengenal dan
potentials that can be developed. However, there is no place for
mengetahui bagaimana proses potensi – potensi lokal
art culture, culinary, and agrotourism communities, also
introduction to the local potential, which makes people only
Bojonegoro dikembangkan, sangat disayangkan juga jika
transit the city and not knowing about those local potentials in tidak mengenalkan budaya Bojonegoro kepada banyaknya
that city. The purpose of this design is to make a place for all the wisatawan dan juga turis yang datang [2]. Tidak cukup hanya
existing art, culinary, and agrotourism communities by designing di situ, dalam buku Kecamatan Bojonegoro dalam angka 2018
a philosophic place as an innovation design to introduce the local memberikan data mengenai banyaknya komunitas –
potentials of Bojonegoro, and to attract local tourists and komunitas seni yang ada pada tiap – tiap desa di Bojonegoro
international tourists, also a place for education which makes use tahun 2015 -2017[3]. (Tabel 1)
of natural resources as a local festival place which preserves
culture. The method used in this design process is a design Dalam perkembangannya untuk meningkatkan pertumbuhan
thinking development, HPI School of Design Thinking, by adding ekonomi Bojonegoro, pemerintah sering mengadakan festival
an implementation method to create innovation and excellence yang mengikutsertakan para komunitas seni guna menggali
value in a design. The step of design thinking are Understanding, potensi lokal Bojonegoro.
Observation, Point of View, Ideation, Prototype, Test, and
JURNAL INTRA Vol. 7 No. 2, (2019) 467-477 468
2015 2016
C. Point Of View
Tahap ketiga, perancang akan menjabarkan kebutuhan
komunitas dari sisi desain interior, merumuskan masalah yang
JURNAL INTRA Vol. 7 No. 2, (2019) 467-477 469
perlu dipecahkan, dan juga memikirkan solusi – solusi awal (Pegunungan Kapur Selatan) dan sebelah utara (Pegunungan
guna menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Kapur Utara) yang mengapit dataran rendah yang berada di
sepanjang aliran Bengawan Solo yang merupakan daerah
D. Ideate pertanian yang subur. [5]
Tahap keempat yaitu melakukan proses brainstorming untuk
menemukan alternatif ide solusi perancangan, membuat B. Persyaratan Umum Usaha Pariwisata
konsep desain yang sesuai dengan solusi pemecahan Menurut Maryani,1991 syarat -syarat daya tarik wisata guna
perancangan. menarik dan dikunjungi oleh wisatawan adalah: [6]
D. Sentra Kuliner
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Wisata adalah
“bepergian bersama-sama tujuannya adalah untuk memperluas
pengetahuan, bersenang-senang, bertamasya, dll)”. Sedangkan
Kuliner memiliki arti masakan atau makanan. Dapat
disimpulkan bahwa wisata kuliner merupakan perjalanan yang
memanfaatkan masakan serta suasana lingkungannya sebagai
Gambar 2. Business Model Canvas
objek tujuan wisata. Masa perjalanan yang ditempuh dalam
wisata kuliner tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih dari
tiga bulan, serta tidak dalam rangka mencari pekerjaan.
III. KAJIAN PUSTAKA Kegiatan wisata ini tidak hanya dilakukan secara perorangan,
tetapi juga dapat dikelola secara profesional dan dilakukan
A. Bojonegoro secara berkelompok. [7]
Wilayah Kabupaten Bojonegoro merupakan bagian dari
E. Agrowisata
wilayah Provinsi Jawa Timur yang secara orientasi berada di
bagian paling barat wilayah Provinsi Jawa Timur dan Agrowisata merupakan kegiatan yang berupaya dalam
berbatasan langsung dengan Kabupaten Blora yang mengembangkan sumber daya alam suatu daerah yang
merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah. Keadaan memiliki potensi dibidang pertanian sangat didukung dari segi
topografi Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh keadaan lingkungan alam, letak geografis, jenis produk , komoditas
tanah yang berbukit yang berada di sebelah selatan pertanian yang dihasilkan, serta sarana dan prasarananya.
JURNAL INTRA Vol. 7 No. 2, (2019) 467-477 470
C. Konsep Desain
Konsep dari Perancngan ini adalah Monggo Pinarak.
Dimana kata “Monggo” memiliki makna singgah / mampir,
ungkapan / ekspresi spesial masyarakat pedesaan di Jawa,
nuansa kehidupan mengutamakan keharmonisan komunitas.
Sedangkan kata “Pinarak” sendiri diambil dari kata kata
Gambar 3. Logo Branding Pinarak Bojonegoro “Monggo Pinarak” yang memiliki arti singgah atau mampir.
Pinarak merupakan sebuah bentuk kesahajaan sebagai tuan
Pinarak Bojonegoro merupakan tagline Bojonegoro dimana rumah yang menawarkan, mempersilahkan kepada tamu,
logo ini menuangkan harapan dan semangat untuk saudara, dan teman untuk berkunjung dan merasakan wisata
menggeliatkan budaya serta destinasi wisata yang lewat kehangatan, keakraban dan keramah tamahan
mengandung unsur entertain dan sarana prasarana yang masyarakat Bojonegoro. Alasan penggunaan bahasa jawa
memadai. Branding ini juga diharapkan dapat menggerakan sendiri adalah karena kita dapat bangga dengan bahasa daerah
tata nilai kewisataan dalam masyarakat Bojonegoro yang yang menjadi bahasa sehari hari di Bojonegoro.
masih minim. (Gambar 3)
D. Karakter, gaya, dan suasana ruang
B. Latar Belakang Pemilihan Konsep Karakter ruang yang ingin ditampilkan adalah bijaksana,
kokoh, berjiwa muda, semangat dan dinamis agar pengguna
Dalam Visi Misi yang ditunjukkan dalam branding Pinarak tetap merasa nyaman dan menikmati eksplorasi Bojonegoro
Bojonegoro, masyarakat Bojonegoro memiliki harapan dan melalui suasana yang dihadirkan. Untuk memberikan suasana
semangat untuk menggeliatkan budaya Bojonegoro melalui tersebut maka skema warna digunakan adalah warna hijau,
destinasi wisata Bojonegoro yang entertain dan mengedukasi. biru dan orange yang juga melambangkan warna dari
Kegerakan tata nilai kewisataan dalam masyarakat branding Pinarak Bojonegoro. Gaya interior yang digunakan
Bojonegoro yang masih minim juga menjadi salah satu adalah gaya eklektik dimana gaya yang dipadukan adalah
penunjang pemilihan konsep ini. Tujuan dibuatnya gaya tradisional dan modern. Hal tersebut dapat dilihat dari
perancangan ini adalah agar Kabupaten Bojonegoro dapat penggunaan material untuk lantai, dinding dan plafon. Selain
memperkenalkan potensi lokalnya kepada masyarakat luas itu penerapan sustainable dan up to date juga ditambahkan
secara nasional maupun internasional, selain itu wadah ini melalui penggunaan material lokal dan juga elemen dekoratif
dapat dijadikan alat untuk mengedukasi masyarakat dan dapat ukir untuk menambah kesan tradisional, sedangkan gaya
dijadikan sebagai salah satu wisata edukasi yang melestarikan modern terlihat dari bentukan furniture yang simple diambil
budaya. Dari perancangan ini, diharapkan pengunjung dapat dari stilasi gaya – gaya orang menari. Jika mengacu pada gaya
mengalami pengalaman ruang yang dapat dihadirkan, dapat dan suasana yang ingin diciptakan, maka warna cokelat dan
mewadahi aktivitas komunitas dan pengunjung dengan tekstur asli kayu dapat digunakan.
menerapkan unsur Bojonegoro di dalamnya. (Gambar 4)
JURNAL INTRA Vol. 7 No. 2, (2019) 467-477 471
E. Aplikasi Perancangan
1) Dinding
a) Bentuk
Bentuk pola lantai yang digunakan menggunakan salah satu
stilasi gerakan tari thengul selain itu bentuk lengkung dapat
memberikan kesan menarik dan rektreatif. (Gambar 5)
Gambar 6. Plafon Reciprocal
b) Material
Material menggunakan kayu, kaca, besi galvanis
c) Warna
Warna Plafon menggunakan warna natural dari serat kayu
dengan warna hitam dari besi galvanis untuk memberikan
aksen pada skylight
Gambar 5. Stilasi Gerakan Tari Thengul pada Layout
4) Sistem Interior
b) Material
a) Sistem Pencahayaan
Material yang digunakan adalah rotan, carpet, kaca,
Sistem pencahayaan yang digunakan adalah adanya bantuan
tanaman artificial dan besi . Tidak lupa menggunakan material
pencahayaan alami pada siang hari dan pencahayaan buatan
lokal Bojonegoro yaitu kayu.
pada sore hingga malam hari. Pencahayaan buatan
menggunakan lampu LED pada setiap jenisnya. Jenis lampu
c) Warna
yang digunakan adalah spotlight/tracklight pada area gallery
Warna yang digunakan adalah warna – warna dari bahan dan gift shop, kombinasi lampu downlight yang ditata
yang natural dan menggunakan warna dari branding Pinarak sedemikian rupa pada roncetan yang ada pada setiap ruang
Bojonegoro seperti cokelat, krem hijau, orange, dan biru (Gambar 7)
2) Dinding
a) Bentuk
Bentuk dinding dominan geometris, agar dinding tidak Gambar 7. Lampu Downlight & Spotlight
terkesan monoton maka perlu diaplikasikan pula gaya – gaya
tari thengul agar dapat mengedukasi masyarakat. Selain itu b) Sistem Penghawaan
penggunaan panel logo Pinarak Bojonegoro yang menyerupai Sistem penghawaan yang diberikan adalah AC. Keuntungan
api dan ukiran kayu juga digunakan untuk mendukung dari penggunaan jenis AC ini adalah penyebaran udara yang
suasana tradisonal. Bentuk roncetan juga diberikan pada area lebih merata pada setiap ruang. (Gambar 8)
dinding agar suasana ruang lebih terasa meruang
b) Material
Mengacu pada gaya tradisional maka material yang
digunakan ada vinyl motif kayu, busa peredam suara
J. Ruang Workshop
K. Ruang Pantry dilapisi kedap suara sehingga suara dari dalam tidak terdengar
hingga luar. (Gambar 30)
N. Ruang Rias
Gambar 29. Ruang Latih Wayang Detail elemen interior yang pertama ini terletak pada ruang
studio tari yaitu cermin yang dapat digunakan oleh para
Ruang Latih Wayang ini dibuat untuk membantu para komunitas seni tari. Frame yang digunakan pada cermin ini
komunitas wayang yang akan bermain untuk pertunjukkan menggunakan bentukan lengkung yang menggambarkan
dan juga dapat digunakan sebagai tempat untuk workshop. karakter masyarakat Bojonegoro yang ulet dan bertekad kuat
Ruangan ini dilengkapi dengan panel akustik guna meredam guna memajukan daerahnya. (Gambar 32)
suara yang akan diciptakan dari gamlean. Selain itu detail
ukiran juga digunakan untuk menambah kesan tradisional.
(Gambar 29)
Gambar 30. Ruang Studio Tari Gambar 32. Detail Elemen Interior 1
Ruang Studio tari difungsikan untuk para komunitas seni. Detail Elemen Interior kedua berada pada area Live
Ruangan ini dapat digungsikan sebagai ruang latih sebelum Gallery. Detail Elemen Interior ini menggunakan rangka weld
tampil maupun ruang latih kepada masyarakat yang ini belajar lalu diberikan sentuhan artificial. Sentuhan warna hijau dan
mengenai kesenian Bojonegoro. Ruangan ini didominasi penggunaan tanaman digunakan untuk menambahkan suasana
dengan material kayu. Lantai menggunakan parket kayu Bojonegoro yang masih rindang dan juga asri. ( Gambar 33)
sehingga tidak membahayakan penari. Ruangan ini juga
JURNAL INTRA Vol. 7 No. 2, (2019) 467-477 476
Gambar 33. Detail Elemen Interior 2 Gambar 36. Detail Elemen Interior 5
VI. KESIMPULAN
A. Simpulan
Perancangan interior pusat wisata seni dan budaya
Bojonegoro ini merupakan sebuah wadah untuk menambah
objek wisata yang ada. Dimana wisata ini mengandung unsur
Gambar 34. Detail Elemen Interior 3 rekreasi, apresiasi, edukasi, pelatihan, dan informasi. Tujuan
rekreasinya adalah karena di Bojonegoro sendiri belum pernah
ada tempat untuk memperkenalkan hampir sebagian besar dari
Dibutuhkan ciri khas khusus untuk menonjolkan sebuah potensi Bojonegoro. Tujuan apresiasinya adalah menyediakan
lokasi, oleh karena itu penggunaan bentuk roncetan pada wadah guna mengapresiasi dan meningkatkan jumlah
detail elemen interior area informasi dapat membantu ciri khas komunitas yang ada di Bojonegoro. Tujuan edukasinya adalah
tersebut ( Gambar 34). untuk memperkenallan kepada wisatawan lokal maupun
mancanegara mengenai asal usul Bojonegoro, sejarah
Bojonegoro, dan budaya Bojonegoro. Tujuan pelatihannya
adalah untuk meningkatkan kreatifitas komunitas dan
meningkatkan jumlah anggota komunitas per tahunnya. Yang
terakhir, tujuan informasinya adalah secara tidak langsung,
tempat ini memberikan informasi dan mengenalkan potensi
Bojonegoro kepada wisatawan bahwa Bojonegoro memiliki
potensi yang sangat banyak dan dapat dikembangkan terus
menerus. Semua tujuan ini memiliki visi dan misi yang sama
dengan kabupaten Bojonegoro dimana diharapkan wadah ini
dapat digunakan guna meningkatkan sektor pariwisata dan
meningkatkan perekonomian.
B. Saran
Setelah melalui semua proses perancangan interior pusat
wisata seni dan budaya Bojonegoro ini, penulis menjadi
Gambar 35. Detail Elemen Interior 4
mempunyai sebuah pengalam dan juga pembelajaran yang
JURNAL INTRA Vol. 7 No. 2, (2019) 467-477 477
baru. Oleh karena itu, penulis ingin membagikan beberapa Selama pembuatan tugas akhir ini penulis banyak
saran kepada pembaca yaitu : mendapat bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
1. Unsur Budaya kepada:
Indonesia disebut juga dengan Negara Kepulauan dimana 1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro
Indonesia terdiri dari pulau - pulau yang terbentang dari yang telah membantu dan mendukung kelengkapan data
Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu terdapat aneka – data yang diperlukan, memberikan izin serta
ragam kebudayaan seperti cerita rakyat, seni tradisional, memberikan masukan selama penyusunan tugas akhir
banyakya suku bangsa,dll. Namun, keberagaman budaya ini.
tersebut mulai ditinggalkan oleh sebagian generasi muda 2. Diana Thamrin, S.Sn., M. Arch selaku dosen pembimbing I
karena mereka merubah mindset mereka dengan memberi dan juga selaku sekertaris jurusan Program Studi Desain
label “Memalukan” atau “Kampungan” pada segi pandang Interior yang telah memberikan waktu, kesabaran,
kebudayaan. Kurang minatnya masyarakat sekitar terhadap bimbingan, pengarahan, koreksi, masukan dan motivasi
kebudayaan juga membuat rasa bangga dan perasaan cinta selama penyusunan tugas akhir ini.
terhadap negara sendiri sudah mulai pudar. Padahal untuk
3. Celline Junica Pradjonggo, S. Sn selaku dosen pembimbing
menjadikan sebuah negara yang maju dan berkembang,
II yang telah memberikan waktu, kesabaran, bimbingan,
memiliki jiwa nasionalisme sangat diperlukan. Oleh karena
pengarahan, koreksi, masukan dan motivasi selama
penulis memiliki saran untuk membawa unsur budaya yang
penyusunan tugas akhir ini.
penuh dengan filosofi kedalam sebuah perancangan dapat
memberikan kesan susana yang baru sebagai wujud inovasi.
DAFTAR PUSTAKA
2. Desain yang berkelanjutan [1] Calyanda, Achmad Farabi.”Minyak Bumi dan Gas, Awal Perubahan
Wajah Bojonegoro.Kompasiana.2016. 15 Maret 2019.
Pada era globalisasi ini sudah sering sekali terdengan berita <https://www.kompasiana.com/achmadfarabi/58523e7e4b7a618f3edff3
mengenai rusaknya sumber daya alam serta terancamnya 10/minyak-bumi-dan-gas-awal-perubahan-wajah-bojonegoro>
keragaman hayati dunia. Dengan menggunakan desain yang [2] Muliyanto.”Potensi Wisata di Bojonegoro Terus Dikembangkan”.
Kumparan. 2017. 13 Maret 2019. <
berkelanjutan ke dalam perancangan seperti menggunakan https://kumparan.com/beritabojonegoro/potensi-wisata-di-bojonegoro-
material lokal, akan memberikan banyak manfaat yaitu seperti terus-dikembangkan>
melestarikan sumber daya alam, memberikan unsur lokalitas, [3] Badan Pusat Statistik. Kabupaten Bojonegoro dalam Angka: Kabupaten
menurunkan penggunaan energi, mengurangi limbah, dan juga Bojonegoro. 2018
[4] Thamrin, Diana, Wardani, Laksmi K. W., Sitindjak, Ronald H.I.,
dapat menguntungkan dalam segi estetika. Natadjaja,Listia. Experiential Learning through Community Co‐ design
in Interior Design Pedagogy.International Journal of Art and Design
3. Bentuk Education. Vol 38 no 2, pp 461-477.2018.
Penggunaan bentuk yang dinamis dan tidak kaku dapat [5] “Kondisi Geografis Kabupaten Bojonegoro”.Situs Resmi Pembkab
Bojonegoro.2014. 13 Maret 2019
membantu menciptakan suasana yang lebih rekreatif karena <http://www.bojonegorokab.go.id/geografi>
dapat menimbulkan kesan yang unik, asik dan menyenangkan [6] Maryani. Pengantar Geografi Pariwisata. Bandung: Jurusan
Pendidikan Geografi FPIPS IKIP.1991
[7] Departement Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.2003
UCAPAN TERIMA KASIH [8] Windia,Wayan, Made W., Ketut S., Made S. Model Pengembangan
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Agrowisata Di Bali.Jurnal Social – Ekonomi Pertanian.Vol. 7 no.1, pp 1-
14. 2007
berkat, pertolongan, karunia dan kasih-Nya yang telah
dianugerahkan kepada penulis terima selama melaksanakan
tugas akhir ini, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perancangan
Interior Pusat Wisata Seni dan Budaya Bojonegoro” sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Interior Designer Program
Studi Desain Interior Fakultas Seni dan Desain Universitas
Kristen Petra.