ABSTRACT
As one of the fashion-based Creative Industries in the city of Bandung, in assisting the development of the Creative
Industry as a shopping tourism destination, a research was conducted on the Binong Jati Knitting Center in order
to identify and analyze the stages that have been carried out and hope the results of the analysis can be used as a
reference to provide input in the preparation of marketing strategies for the Binong Jati Knitting Center in
Bandung. Positioning is done by setting a differentiation strategy, with the aim of providing added value to the
Binong Jati Knitting Center as a destination that is unique in the conditions and environment around the
destination. The marketing strategy that can be applied is based on the analysis and existing needs, namely by
using ways to increase promotions for the Binong Jati Knitting Center
1
JURNAL MANNER VOL.1. NO. 1. FEB 2022 E-ISSN: & P-ISSN
Konsep Pemasaran
Berdasarkan Undang - Undang No.10 Tahun
2009 tentang kepariwisataan, diberikan batasan
mengenai pemasaran kepariwisataan Indonesia,
2
JURNAL MANNER VOL.1. NO. 1. FEB 2022 E-ISSN: & P-ISSN
sebagai: “Pemasaran Pariwisata bersama, terpadu Produk Shopping adalah produk konsumen yang
dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh lebih jarang dibeli, sehingga pelanggan
pemangku kepentingan serta pemasaran yang membandingkan dengan cermat kesesuaian, mutu,
bertanggung jawab dalam membangun Indonesia harga, dan gayanya Abdullah (2012:156)
sebagai destinasi pariwisata yang berdaya saing”.
Pemasaran pariwisata menurut Sunaryo (2013:179) Industri Kreatif
adalah suatu proses pertukaran, yang secara Definisi Industri Kreatif pertama kali di
Industrial merupakan sebuah sistem yang didalam- kemukakan oleh seorang ahli ekonomi inggris yang
Nya mencakup proses untuk mencapai pertukaran bernama Howkins pada tahun 2011. Howkins
antara dua pelaku yang berbeda yaitu : mengelompokkan beberapa bidang pekerjaan di
Konsumen atau wisatawan yang membeli atau dalam Industri Kreatif yaitu advertising,
menggunakan produk wisata yang ada di destinasi. architecture, art, crafts, desain, fashion, film, music,
Destinasi yang memasok dan menjual produk wisata performing, arts, publishing, R&D, software, toys
kepada wisatawan. and games. Sub-sektor yang merupakan industri
berbasis kreativitas di Indonesia berdasarkan
Strategi Pemasaran pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh
Menurut Kotler (2005:18) Tugas pemasar Departemen Perdagangan Republik Indonesia 2008
adalah menyusun program atau rencana pemasaran salah satunya Kerajinan yang merupakan kegiatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
Apabila konsep 4P melihat pemasaran dari sudut distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga
pandang produsen ada konsep lain yang merupakan pengrajin yang berawal dari desain awal sampai
marketing mix yang dilihat dari sudut pandang dengan proses penyelesaian produknya, antara lain
pelanggan Kotler&Amstrong, (2005) yaitu Cosumer meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu
Solution, Customer cost, Convience, berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan,
Communication bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga,
Analisis SWOT merupakan evaluasi terhadap perunggu, besi) kayu, kaca, porselen, kain, marmer,
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada
ancaman perusahaan Kotler (2005:114). Analisis umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang
SWOT merupakan cara untuk mengamati relatif kecil (bukan produksi massal);
lingkungan pemasaran eksternal dan internal.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor Penelitian Terdahulu ( 1 s.d 3 penelitian)
eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman
(threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) METODE
dan Kelemahan (weakness). Dalam penelitian mengenai strategi
pemasaran Industri Kreatif Sentra Rajutan Binong
Perumusan Sasaran Jati Bandung penulis menggunakan metode
Setelah menyelesaikan analisis SWOT, dapat penelitian kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan
berlanjut ke penyusunan sasaran spesifik untuk bukan merupakan angka-angka melainkan data yang
periode perencanaan tertentu. Tahap dalam proses berasal dari wawancara, catatan lapangan, dokumen-
itu disebut perumusan sasaran Tujuannya untuk dokumen. Sehingga yang menjadi tujuan dari
mencakup profitabilitas, pertumbuhan penjualan, penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan
peningkatan pangsa pasar, pembatasan risiko, kenyataan/realita dibalik fenomena secara
inovasi, reputasi. Unit bisnis tersebut menentukan mendalam. Penelitian ini bersifat deskriptif dan
tujuannya sendiri dan mengelolanya berdasarkan menggunakan pendekatan induktif
tujuan tesebut. Data yang telah dikumpulkan, diolah dan
Diferensiasi adalah lebih dari penetapan dianalisis secara deskriptif berdasarkan konsep
posisi yang mengikat perbedaan-perbedaan rumit marketing mix dengan menggunakan alat analisis
yang mewarnai entitas itu. Differensiasi adalah SWOT untuk mengetahui faktor-faktor internal dan
sebagai proses menambahkan serangkaian eksternal. Kemudian melakukan pengelompokan
perbedaan yang penting dan bernilai, guna wisatawan menggunakan alat Segmenting,
membedakan tawaran perusahaan itu dari tawaran Targeting Dan Positioning
pesaing Kotler (2005:347)
Produk PEMBAHASAN
Menurut Abdullah (2012:153) Profil Sentra Rajut Binong Jati
mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang Sentra Rajutan Binong Jati adalah salah satu
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan Industri kreatif berbasis Fashion yang terletak di
perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan jalan Binong jati kecamatan Batu Nunggal, Bandung
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. .Fokus sentra ini adalah memproduksi berbagai
Definisi produk secara luas produk meliputi objek macam jenis pakaian yang berbahan rajut. Macam-
secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, macam produk rajutan yang diproduksi diantaranya
gagasan atau bauran dari semua wujud di atas. Sweater, Jaket, Cardigan, Syal, Baju hangat dll. Saat
3
JURNAL MANNER VOL.1. NO. 1. FEB 2022 E-ISSN: & P-ISSN
ini terdapat kurang lebih 293 pengrajin rajut dan blackberry messenger dengan kemudahan
menyerap tenaga pekerja sebanyak 2.134 Orang berbelanja via online atau biasa dikenal dengan
istilah online shop setiap pengrajin dapat langsung
Sejarah Sentra Rajutan Binong Jati memasarkan produknya kepada konsumen tanpa
Sentra Rajutan Binong Jati merupakan melewati perantara dengan kelemahan jumlah
kawasan industri kreatif yang unik dan bersejarah. produk yang lebih sedikit dibandingkan memasarkan
Pada tahun 1960.an usaha rajutan di Binong Jati produknya melalui grosir besar yang masing-masing
mulai bermunculan. Usaha ini diawali dengan ajakan memiliki kapasitas yang berbeda.
kerja sama warga Tionghoa dengan warga sekitar Selain itu pengrajin beberapa kali mengikuti
untuk membangun industri rajutan. Saat itu, usaha pameran-pameran hand craft yang sering diadakan
rajutan masih dikerjakan dengan mesin tradisional. di Bandung dan Jakarta serta kota besar lainnya yang
Seiring berjalannya waktu usaha ini makin mana pameran tersebut diadakan oleh lembaga
berkembang ke arah lebih baik. Tahun 70-an, pemerintah maupun swasta.
delapan hingga sepuluh orang sudah membuka
usaha serupa. Puncaknya pada tahun 1998. Muncul Popularitas Sentra Rajutan Binong Jati
sekitar enam ratus pengrajin yang sudah Binong Jati dikenal sebagai tempat produksi
menggunakan mesin modern. Perkembangan usaha perajin rajutan di Bandung. Gapura yang bertuliskan
rajutan Binong Jati tidak sampai di situ saja. Agar "Sentra Industri Rajutan Binong Jati" di Jl. Gatot
lebih dikenal, warga berinisiatif untuk memberikan Subroto, Bandung, sebagai penanda jalan masuk
nama kawasannya dengan sebutan "Sentra Industri menuju kawasan sentra tersebut. Sampai saat ini
Rajutan Binong Jati". Nama Sentra sendiri ada sejak masyarakat kurang mengenal keberadaan kawasan
tahun 2003 ini dikarenakan kurangnya promosi dan tata letak
keberadaan Sentra Rajutan yang tidak strategis
Misi Sentra Rajutan Binong Jati karena berada di kawasan yang padat pemukiman
Misi Sentra Rajutan Binong Jati adalah untuk mengakibatkan kondisi kawasan Sentra Rajutan
menjadi pusat kawasan industri dan penjualan Binong Jati bila sepintas melewati jalan utama Gatot
rajutan sekaligus sebagai kawasan wisata dan ikut Subroto tidak akan terlihat Gapura yang bertuliskan
berperan serta dalam membantu masyarakat sekitar keberadaan Sentra ini, kecuali masyarakat sekitar
sentra rajutan Binong jati. Untuk menjadi salah satu lingkungan dan konsumen setia dan mengetahui
tujuan wisata sentra industri kreatif rajutan Binong keberadaan kawasan Sentra Rajutan Binong Jati ini
jati diperlukan standar keunggulan, kualitas sehingga kawasan sentra ini kurang diketahui oleh
pelayanan, dan dengan menyediakan fasilitas dan masyarakat bahkan wisatawan dalam negeri yang
layanan yang berbeda dari sentra lainnya sedang melaksanakan wisata di Kota Bandung.
Penjualan Sentra Rajutan Binong Jati Pesaing (Competitor) Sentra Rajutan Binong Jati
Walaupun industri Fashion adalah industri Sentra Rajutan Binong Jati adalah satu-
yang cukup menjanjikan untuk memperoleh satunya sebuah sentra dengan pengrajin hampir tiga
keuntungan tetapi di sentra rajutan Binong jati ratusan yang memproduksi rajutan di Jawa Barat dan
sendiri tidak mengalami peningkatan yang berada di satu kawasan yang tidak terpisah
signifikan bahkan ada kecenderungan penurunan (tersentra). Namun di tengah persaingan yang
tingkat pengrajin yang berdampak menurunnya semakin ketat baik dengan industri dalam negeri
jumlah produksi dan tingkat penjualan yang maupun luar negeri, industri rajutan Binong Jati
disebabkan oleh persaingan yang ketat dan kurang masih belum mampu bersaing dengan industri
dikenalnya keberadaan sentra rajutan Binong jati di berbasis Fashion, berbeda dengan Sentra Kaos dan
Bandung. Jeans Cihampelas dan Sentra Kain dan Pakaian
Cigondewah, sehingga tidak mampu bersaing
Kegiatan Pemasaran Yang Sudah Dilakukan Sentra dengan pusat perbelanjaan dengan produk yang
Rajutan Binong Jati dijual di Pasar Baru, Pasar Andir, Pusat
Sampai saat ini dalam melakukan promosi perbelanjaan Kings dan bahkan factory outlet, distro
terhadap sentra rajutan Binong jati hanya melalui dan mall ternama, Produk-produk tersebut menjadi
artikel-artikel yang ditulis di blog beberapa beberapa pesaing Sentra Rajutan Binong Jati dalam
pengrajin dan pengunjung yang telah mengunjungi industri berbasis Fashion. Kondisi tersebut ditambah
Sentra Rajutan Binong Jati, selain itu terdapat dengan adanya pasar bebas menjadi bertambahnya
Koperasi Rajutan Binong Jati (KIRBI) yang dikelola pesaing bagi industri dalam negeri khususnya Sentra
oleh dinas UKM dan Perindag Kota Bandung yang Rajutan Binong Jati, produk rajutan impor yang
aktif menyiarkan berita-berita yang terkait tentang membanjiri pasar Indonesia dengan harga yang
kegiatan yang dilakukan di sentra rajutan Binong jati murah dan tidak dikenai pajak diimbangi pemasaran
di website sentra industri Bandung maupun portal besar-besaran yang dilakukan hampir keseluruhan
sosial seperti facebook, twitter, instagram, dll. daerah mengakibatkan persaingan industri semakin
Semakin canggihnya teknologi komunikasi, maka ketat dan memiliki dampak yang tidak baik bagi para
kemudahan berkomunikasi dimanfaatkan oleh para pengrajin sentra rajutan Binong jati, karena beberapa
pengrajin untuk melakukan promosi, melalui via hal tersebut maka terjadi penurunan jumlah
4
JURNAL MANNER VOL.1. NO. 1. FEB 2022 E-ISSN: & P-ISSN
pengrajin yang signifikan setiap tahunnya di Sentra sendiri telah menjadi salah satu bentuk gaya hidup
Rajutan Binong Jati yang ada saat ini dikarenakan trend korea style
sedang merambah ke Indonesia dan banyak
Pelaku Usaha di Sentra Rajutan Binong Jati mendoktrin kalangan remaja usia muda mengikuti
style tersebut, dimana korea style ini memiliki
Sentra Rajutan Binong Jati tercatat ada 293 keunikan dalam berbusana yaitu menggunakan
pengrajin kelas menengah dan kecil yang dibagi bahan pakaian yang berasal dari rajutan. Semakin
menjadi beberapa jenis industri yaitu : beragamnya bentuk penggunaan bahan rajutan dan
1. Industri Rajutan proses s.d showroom yang perubahan fungsi bahan rajutan yang mulanya hanya
terdiri dari 25 pengusaha rajut untuk orang tua menjadi suatu gaya hidup tersendiri
2. Industri rajutan konveksi yang terdiri dari di lingkungan sosial saat ini yang mengakibatkan
189 pengusaha rajut ketertarikan terhadap rajutan di berbagai kalangan
3. Industri rajutan konveksi dan showroom usia. Hal tersebut terbukti dengan hasil kuesioner
yang terdiri dari 40 pengusaha rajut dengan para pengunjung Sentra Rajutan Binong Jati
4. Industri rajut showroom atau pedagang yang terdapat dalam diagram di bawah ini:
rajut yang terdiri dari 39 pengusaha rajut.
Setiap industri yang dalam prosesnya juga
memproduksi rajutan sendiri baik dalam pembuatan Diagram 4.1 Produk menurut Pendapat Pengunjung
motif maupun pembuatan baju sekaligus menjualnya di Sentra Rajutan Binong Jati
langsung di toko mereka rata-rata memiliki
karyawan 20-50 orang, sedangkan pengusaha
rajutan yang hanya menjual produk jadi di toko
mereka rata-rata hanya memiliki karyawan sebanyak
3-8 orang.
6
JURNAL MANNER VOL.1. NO. 1. FEB 2022 E-ISSN: & P-ISSN
menjadi alternatif pilihan wisatawan dalam Seiring dengan merambahnya gaya Korea
berbelanja, selain itu dari analisis harga tidak style yang sangat digandrungi oleh para pencinta
ditemukan permasalahan, karena dari harga yang Korea khususnya maupun konsumen yang hanya
ditawarkan disesuaikan dengan kualitas produk dan menyukai gaya berpakaiannya saja, yang setidaknya
kemampuan berbelanja setiap pengunjung. Dari segi satu atau dua kali dalam seminggu untuk
analisis promosi ditemukan bahwa promosi yang menggunakan rajutan. Adanya dorongan konsumen
dilakukan selama ini masih sangat kurang sehingga untuk selalu membeli rajutan setiap bulannya
masih banyak yang tidak mengetahui keberadaan dengan alasan tidak ingin ketinggalan jaman dan
Sentra Rajutan Binong Jati di Bandung sebagai salah selalu ingin terkini dalam dunia fashion.
satu destinasi wisata belanja, sehingga diperlukan Konsumen yang termasuk dalam segmen ini sangat
strategi promosi baru untuk dapat meningkatkan mementingkan harga dan cenderung memilih
pengunjung di Sentra Rajutan Binong Jati yang akan membeli rajutan dengan harga murah hal ini
berdampak positif terhadap peningkatan jumlah disebabkan karena konsumen yang masuk dalam
produksi, jumlah pengrajin, jumlah pendapatan dan segmen ini memiliki latar belakang pekerjaan hanya
sebagainya, Dari analisis distribusi ditemukan sebagai staf atau pekerja di sebuah perusahaan dan
ketergantungan para produsen rajutan terhadap pelajar yang penghasilannya hanya bersifat rata-rata
pihak penyalur (grosir) yang dapat menampung dan tidak berlebih bahkan belum memiliki
barang dengan kapasitas produksi lebih banyak akan penghasilan tetap.
tetapi perputaran dari saluran pemasaran tersebut Dalam pemilihan rajutan , konsumen melihat
tidak efisien dan efektif sehingga membutuhkan dari desain dan motif yang beragam. Pengguna
waktu yang lebih lama untuk sampai kepada dalam segmen ini masuk dalam kriteria demografi
konsumen. dimana penggunaan rajutan didasarkan oleh
pendapatan dan pekerjaan.
Pemakai rajutan hanya pada kondisi tertentu
Analisis Segmenting, Targeting, Positioning Konsumen rajutan dalam segmen ini hanya membeli
Dalam konsumsi rajutan teridentifikasi tiga segmen rajutan pada saat-saat tertentu, misalnya pada acara
besar sebagai berikut : liburan ke tempat yang memiliki suhu dingin yang
1. Pemakai rajutan sebagai identitas diri mengharuskan konsumen untuk menggunakan
Para konsumen rajutan yang termasuk dalam rajutan sebagai pelindung kehangatan badan,
segmen ini, dalam kegiatan kesehariannya selalu sehingga volume pembelian rajutan sangat jarang
menggunakan baju rajutan atau melengkapi diri dan pengetahuan akan motif dan desain rajutan pun
dengan barang yang memiliki bahan dasar rajutan, terbatas. Kecenderungan konsumen rajutan ini
selain itu mereka memiliki kecenderungan mengenai harga rajutan beragam tergantung dengan
mengenakan rajutan dengan brand atau tanpa brand jenis acara yang akan dihadiri. Konsumen rajutan
tetapi memiliki desain dan motif yang menarik. dalam segmen ini masuk dalam kriteria perilaku dan
Untuk harga para konsumen rajutan ini memiliki sikap karena hanya menggunakan rajutan
kecenderungan tidak memedulikan harga rajutan berdasarkan kesempatan atau tingkat penggunaan
karena kecenderungan yang ada konsumen memiliki rajutan tersebut.
pendapatan tinggi dan memiliki pekerjaan yang Saat ini yang terjadi di Sentra Rajutan Binong
tetap. Jati pengunjung yang ada memiliki kecenderungan
Melihat rajutan sebagai identitas diri , menggunakan rajutan dengan persentase sebagai
konsumen memiliki kebanggaan tersendiri dalam berikut:
menggunakan atau mengenakan rajutan dengan Tabel 4.13 Penggunaan Rajutan oleh Pengunjung di
desain dan motif yang klasik. Pada umumnya Sentra Rajutan Binong Jati
pemakai rajutan selalu memilih menggunakan bahan
rajutan yang berkualitas terbaik. Konsumen dalam
segmen ini masuk dalam kriteria segmenting
psychographic dimana penggunaan rajutan dilihat
dari gaya hidup , aktivitas dan minat konsumen dan
termasuk juga ke dalam segmenting perilaku dan
sikap dimana konsumen menggunakan rajutan
didasarkan sikap terhadap produk rajutan, loyalitas
dan penggunaan rajutan.
Pemakai rajutan yang terbawa arus oleh tren atau
lingkungan sekitar Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015
Konsumen produk rajutan dengan segmen ini Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan
memiliki kecenderungan terhadap kuantitas rajutan bahwa pengunjung yang menggunakan rajutan di
yang dimiliki walaupun tetap memperhatikan Sentra rajutan Binong Jati adalah pengunjung yang
kualitas rajutan yang ada, hal ini disebabkan karena memiliki segmenting menggunakan rajutan karena
ketergantungan terhadap dunia fashion yang sangat tren, sehingga segmenasi yang ada di sentra rajutan
cepat pertumbuhannya sehingga mengakibatkan Binong jati dapat diarahkan ke segmenting
tuntutan mengikuti jaman.
7
JURNAL MANNER VOL.1. NO. 1. FEB 2022 E-ISSN: & P-ISSN
penggunaan rajutan yang dipaksakan oleh sebuah Tabel 4.16 Target Pengunjung Sentra Rajutan
tren atau lingkungan sekitar. Binong Jati
Dibandingkan dengan kompetitor yang sama
memiliki atau membidik segmen kedua sangat
banyak, tetapi sentra rajutan Binong jati memiliki
peluang untuk dapat menjadi salah satu kompetitor
kuat dalam persaingan tersebut, hal ini disebabkan
Sentra Rajutan Binong Jati memiliki kelebihan
dalam motif dan kualitas produk, dimana kualitas
dan motif memiliki keragaman yang bervariatif.
Targeting
Sesuai dengan segmenting yang telah
dilakukan maka targeting atau penetapan pasar
sasaran (target market) ditujukan kepada pasar
sasaran konsumsi. Pasar sasaran konsumsi adalah
orang-orang yang berusia antara 15-50 tahun yang Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2015
berprofesi sebagai PNS, Swasta, pelajar dan lainnya
dengan tingkat pendidikan minimal SMA dan Berdasarkan analisis di atas, targeting pasar
pendapatan dimulai kurang dari Rp 2.000.000,-. konsumsi ini akan semakin berkembang dimasa
Pemilihan sasaran tersebut didasarkan pada yang akan datang, dikarenakan semakin
pertimbangan sebagai berikut: berkembangnya produk rajutan di Indonesia dan hal
tersebut diperkuat dengan analisis yang telah
Usia dilakukan bahwa industri kecil dan konsumsi
Orang yang berusia 15 tahun ke atas masyarakat akan meningkat disebabkan oleh
umumnya sudah mengerti tentang dunia fashion dan pertumbuhan ekonomi yang baik serta dunia fashion
konsumtif dalam menentukan cara berpakaian , yang tak habis oleh jaman dan selalu berubah-ubah
sedangkan orang yang berusia di bawah umur mengikuti tren. Di masa yang akan datang para
tersebut pada umumnya belum mengerti dalam pengrajin di Sentra Rajutan Binong Jati sudah
menentukan cara berpakaian sesuai dengan mode. berencana untuk mengembangkan motif dan desain
Usia 50 tahun menjadi batas karena pada usia rajutan yang ada menjadi lebih beraneka ragam dari
tersebut pada umumnya sudah memutuskan untuk segi warna maupun motif. Semakin beragamnya
tidak terlalu mengikuti perkembangan jaman, produk rajutan akan semakin menarik minat pembeli
sehingga tingkat konsumtif menjadi menurun. yang masuk dalam segmenting dan targeting yang
Profesi dipaparkan sebelumnya.
Pemilihan profesi ini terkait dengan pendapatan dan
aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Karena profesi Positioning
yang dipilih memiliki perilaku konsumtif yang Position merupakan suatu tempat yang lebih
sangat tinggi sesuai dengan jenis pekerjaan, selain banyak mengisi benak customer mengenai jenis
itu profesi-profesi yang disebutkan diatas memiliki produk, brand atau suatu organisasi dibandingkan
perilaku sesuai dengan segmenting yang disebutkan. penawaran competitor. Untuk mempertajam hal
tersebut Sentra Rajutan Binong Jati perlu
Tingkat pendidikan mempertajam positioning di benak pembeli dan
Tingkat pendidikan SMA umumnya pencinta rajutan di Indonesia. Dengan melakukan
mempunyai tingkat konsumtif yang sangat tinggi pendekatan strategi diferensiasi, kemungkinan
dan pengetahuan yang luas tentang ragam rajutan di sentra rajutan Binong jati mendapatkan positioning
Indonesia dengan penggunaannya. yang lebih baik di benak para pembeli menjadi lebih
besar. Terdapat berbagai cara untuk melakukan
Tingkat Pendapatan diferensiasi strategi salah satunya dapat tercipta
Walaupun tingkat pendapatan beragam bahkan ada melalui aktivitas pemasaran, penjualan, atau
yang belum memiliki penghasilan, pasar sasaran pelayanan customer selain itu dapat juga diciptakan
mempunyai daya beli yang cukup untuk produk melalui aktivitas distribusi.
rajutan dengan kualitas yang baik dan harga yang Sentra Rajutan Binong Jati merupakan
bervariatif. tempat yang unik dikarenakan suatu lokasi yang
tersentra dan dihuni oleh banyak pelaku usaha
rajutan yang tidak hanya melakukan penjualan dan
display barang, tetapi juga sekaligus memproduksi
sendiri rajutan mereka dan proses produksinya dapat
dilihat langsung oleh pembeli. Kegiatan tersebut
dapat dijadikan satu aktivitas yang memberikan
value lebih kepada para pembeli dibandingkan
dengan pesaing yang lain.
8
JURNAL MANNER VOL.1. NO. 1. FEB 2022 E-ISSN: & P-ISSN
Formulasi Tujuan
Setelah perusahaan melakukan analisis
SWOT, perusahaan dapat terus mengembangkan
tujuan khusus untuk periode perencanaan. Tahap
proses ini disebut formulasi tujuan (goal
formulation). Tujuan adalah sasaran yang spesifik
menyangkut besaran dan waktu (Kotler, 2009:55)
Sentra Rajutan Binong Jati melakukan bauran
sasaran yang termasuk didalam-Nya terdiri dari
keuntungan, pertumbuhan, penjualan, peningkatan
pangsa pasar, risiko, inovasi dan reputasi. Sentra
Rajutan Binong Jati menetapkan beberapa sasaran
atau tujuan meliputi laba jangka pendek dengan
pertumbuhan jangka panjang, antara lain:
1. Pengrajin dapat meningkatkan Laba atau
keuntungan penjualan rajutan dengan
meningkatkan pendapatan penjualan dan
menekan angka belanja pengeluaran baik
pengeluaran belanja bahan baku;
9
JURNAL MANNER VOL.1. NO. 1. FEB 2022 E-ISSN: & P-ISSN
2. Pengrajin mampu menumbuhkan pendapatan memberikan titik awal yang baik untuk berpikir
penjualan rajutan dengan meningkatkan pangsa secara strategis dengan beberapa cara berikut ini :
pasar dan harga dari produk; 1. Keunggulan biaya secara keseluruhan
3. Pengrajin mampu meningkatkan jumlah Mencapai biaya produksi dan distribusi
produksi dengan mempertahankan kualitas terendah adalah strategi yang penting bagi Sentra
rajutan dan ketahanan produk rajutan; Rajutan Binong Jati yang memiliki keunggulan pada
4. Pengrajin mampu menumbuhkan tingkat posisi pembelian bahan baku yang sangat mudah
popularitas Sentra Rajutan Binong Jati dengan untuk didapatkan dan sangat menguntungkan bagi
meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang ada; para pelaku usaha untuk dapat menetapkan harga
5. Pengrajin mampu menumbuhkan saluran yang lebih murah dibandingkan pesaing-pesaing lain
distribusi dengan meningkatkan pangsa pasar dan dapat memenangkan pangsa pasar yang besar.
dalam negeri maupun luar negeri (Impor). Bahkan para pengrajin tidak dikhususkan untuk
menguasai atau memerlukan keahlian pemasaran
Formulasi Strategis yang tinggi, sehingga kestabilan dalam lingkungan
Tujuan (goal) mengindikasikan apa yang pelaku usaha dapat dijamin dari biaya.
ingin dicapai oleh pengrajin, sedangkan strategi
adalah rencana atau langkah untuk sampai ke sana. 2. Diferensiasi
Setiap bisnis harus merancang sebuah strategi untuk Sentra Rajutan Binong Jati dapat
mencapai tujuannya. Sentra Rajutan Binong Jati melaksanakan strategi ini dengan berkonsentrasi
telah menunjukkan potensi yang dimiliki terlihat pada pengembangan inovasi produk yang sudah ada
dari elemen-elemen kekuatan. Untuk memperluas atau membuat produk dengan pelayanan yang
dan mempertahankan pangsa pasar, Sentra Rajutan memudahkan konsumen untuk menerima dan
Binong Jati telah menunjukkan sikap yang reaktif menikmati produk yang dimiliki sentra rajutan
dengan melakukan strategi sebagai berikut: Binong jati. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara
1. Mempertahankan kualitas produk dengan menunjukkan atau menonjolkan ciri khas dari
meningkatkan dan menjaga kualitas jenis benang produk kepada konsumen misalnya, pelayanan yang
sebagai bahan baku. ramah dan profesional dalam menghadapi
2. Meningkatkan keahlian SDM dengan konsumen, produk rajutan dengan desain yang
mengadakan kegiatan pelatihan untuk diinginkan oleh konsumen bahkan konsumen dapat
memberikan inovasi produk dan jasa membuat rajutan sendiri dan masih banyak lainnya.
Dalam menghadapi berbagai perubahan
eksternal yang ada yaitu era pasar bebas atau 3. Fokus
globalisasi yang melanda dunia usaha saat ini Sentra Rajutan Binong Jati dapat berfokus pada
menyebabkan pada masa yang akan datang pesaing satu atau lebih segmen pasar yang lebih sempit.
tidak hanya memasarkan produknya akan tetapi Pengrajin dapat mengetahui segmen wisatawan
perusahaan asing dapat beroperasi di Indonesia dengan akrab dan mengejar kepemimpinan biaya
dengan kebebasan aturan yang sama. Kondisi maupun diferensiasi di dalam setiap segmen.
persaingan yang semakin ketat membuat industri Strategi ini dapat menguntungkan pengrajin
kecil maupun besar harus bekerja keras agar dikarenakan situasi modern dan gaya hidup berpacu
keberadaannya tetap diakui oleh para konsumer. Hal pada tren yang sedang populer sehingga dapat
ini menunjukkan bahwa Sentra Rajutan Binong Jati dimanfaatkan oleh pengrajin untuk mendapatkan
tidak dapat berdiam diri dalam mengelola usahanya, pangsa pasar yang menggunakan rajutan sebagai
pengrajin harus mampu berpikir untuk bisa bersaing identitas diri atau sebagai gaya hidupnya.
dengan pesaing sampai memiliki pangsa pasar yang
lebih banyak. Sentra Rajutan Binong Jati dalam 4. Popularitas
mengelola usaha-usahanya dapat memenangkan Sampai saat ini masyarakat kurang mengenal
persaingan. Para pengrajin diwajibkan untuk keberadaan kawasan ini dikarenakan tidak
merubah cara berpikir tidak hanya untuk mencari tersedianya lapangan parkir yang mencukupi untuk
keuntungan saja, namun juga harus berpikir strategik kendaraan beroda empat bahkan kendaraan besar
untuk masa depan keberadaan kawasan industri seperti bus, akses masuk yang tidak mudah dan
kreatif ini. berada dikawasan yang padat pemukiman
Oleh karena itu, untuk saat ini Sentra Rajutan mengakibatkan kondisi kawasan sentra rajutan
Binong Jati haru melanjutkan dan melaksanakan Binong jati bila sepintas melewati jalan utama gatot
langkah-langkah atau strategi yang sudah Subroto tidak akan terlihat Gapura yang bertuliskan
diterapkan, akan lebih baik lagi jika melaksanakan keberadaan Sentra ini, kecuali masyarakat sekitar
alternatif strategi yang telah dirumuskan lingkungan dan konsumen setia yang sudah
berdasarkan analisis SWOT yaitu Strategi mengetahui keberadaan kawasan Sentra Rajutan
Binong Jati ini diakibatkan kawasan sentra ini
Keunggulan persaingan. kurang diketahui oleh masyarakat bahkan wisatawan
Strategi Keunggulan Persaingan dalam negeri yang sedang melakukan tour di Kota
Strategi Generik atau strategi keunggulan Bandung.
persaingan mengajukan tiga strategi generik yang
10
JURNAL MANNER VOL.1. NO. 1. FEB 2022 E-ISSN: & P-ISSN
Hal tersebut memiliki kesamaan pendapat Kotler. (2005). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT
dengan pengunjung di Sentra Rajutan Binong Jati, Gramedia
berdasarkan tabel di bawah ini terlihat bahwa Kotler, P., & Keller. (2009). Manajemen Pemasaran
pengunjung tidak mendapatkan kenyamanan kondisi Edisi Ketiga Belas. Jakarta: Erlangga
jalan untuk menuju destinasi. Sebanyak 66,7% Kotler., P & Armstrong. (2012). Prinsip Prinsip
menjawab tidak nyaman untuk menuju kawasan Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta :
Sentra Rajutan Binong Jati Erlangga.
Pendit. (2002). Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT Pradnya
Produk Paramitha
Pitana, Diarta. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata.
Sentra Rajutan Binong jati menawarkan produk Yogyakarta: CV Andi Offset
kepada wisatawan yang berkunjung untuk Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
berbelanja produk rajutan. Wisatawan dapat Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
memilih berbagai macam produk yang tersedia Sunaryo. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi
antara lain: Sweater, Blazer, aksesoris pelengkap, Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di
tas, dan perlengkapan rumah tangga. Indonesia. Yogyakarta: Gaya Media
Sugiyono. (2003). Metodologi Penelitian
Desain Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta
Desain rajut merupakan kerajinan yang Thamrin., & Francis. (2012). Manajemen Pemasaran
membentuk suatu produk yang terbuat dari untaian .Depok: PT Raja Grafindo Persada
benang. Semakin berkembangnya industri fashion di Yoeti, Oka. (2002). Perencanaan Strategis
Indonesia, banyak desain-desain produk yang Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta:
terbuat dari rajutan dengan beraneka ragam jenis Pradnya Paramita
benang. Yoeti, Oka. (2008). Perencanaan & Pengembangan
Pariwisata. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
KESIMPULAN
Strategi pemasaran merupakan suatu cara
untuk memasarkan produk. Yang dihasilkan agar
produk tersebut dapat mendatangkan wisatawan.
Strategi pemasaran Sentra Rajutan Binong Jati
mempunyai peranan penting dalam
mengimplementasikan guna mendukung potensi
pengrajut dan mencapai target penjualan yang
diinginkan. Strategi pemasaran yang di tetapkan
yaitu sebagai berikut:
1. Menyesuaikan motif produk dan kualitas bahan
yang tersedia dengan segmenting, targeting
dan positioning pasar.
2. Menetapkan harga sesuai dengan kondisi
produk dan fasilitas yang tersedia namun
disesuaikan dengan menghubungkan
kebutuhan pasar.
3. Melakukan pemasaran secara langsung dengan
membuat berbagai offline store yang menarik.
4. Melakukan pemasaran tidak langsung melalui
berbagai reseller atau distributor untuk
pengembangan produk.
5. Menggunakan marketing mix untuk
memaksimalkan pemasaran produk agar saling
berkaitan untuk menunjang kebutuhan
wisatawan berbelanja
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto., Elvinara., & Soemirat. (2008). Dasar
Dasar Public Relations. Bandung: Rosda
Karya
Hermantoro. (2011). Creative Based Tourism, dari
wisata rekreatif menuju wisata kreatif. Depok
: Galangpers
Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: PT
Gramedia
12