Anda di halaman 1dari 6

Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019

ISBN 978-623-7482-00-0

PENGEMBANGAN TOPI JANUR BERBASIS TOURISM EXPERIENCE


DESIGN DI DESA NYALIAN, KECAMATAN BANJARANGKAN,
KABUPATEN KLUNGKUNG-BALI

I Gusti Ketut Adi Winata1, Ni Luh Putu Eka Yudi Prastiwi2, Ni Wayan Novi Budiasni3
1
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya Dharma;2 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya Dharma; 3 Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Satya Dharma
Email: igk.adiwinata@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this Community Service are: 1) Providing knowledge to coconut leaf hat craftsmen
related to marketing and financial management. 2) Preparing human resources in the nyalian village towards
the tourist village. 3) Preparing products offered to tourists that emphasize on the tourism experience design
where tourists take part in tourism activities, for example to weave coconut leaf hat. This program is
implemented using lecture, discussion and demonstration methods. The implementation of community service
ran succesfully can be seen from the results of the evaluation which stated that the craftsmen were very
enthusiastic in participating in the activities to the end. It can be concluded that this activity is able to increase
the knowledge of coconut leaf hat craftsmen and increase the motivation of teenagers to continue with the
coconut leaf hat crafts

Keywords: tourism experience design

ABSTRAK

Tujuan dari Pengabdian Masyarakat ini adalah : 1) Memberikan pengetahuan kepada pengrajin topi janur
terkait dengan pemasaran dan pengelolaan keuangan. 2) Mempersiapkan sumber daya manusia yang ada di desa
Nyalian menuju desa wisata. 3) Mempersiapkan produk yang ditawarkan kepada wisatawan yang menitik
beratkan pada tourism experience design dimana wisatawan ikut serta di dalam kegiatan pariwisata yaitu
menganyam topi janur. Program ini dilaksanakan menggunakan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini berjalan dengan baik dapat dilihat dari hasil evaluasi yang
menyatakan bahwa pengrajin sangat antusias dalam mengikuti kegiatan sampai akhir. Dapat disimpulkan bahwa
kegiatan ini mampu menambah pengetahuan pengrajin topi janur dan menambah motivasi kaum remaja untuk
meneruskan kerajinan topi janur ini.

Kata kunci: tourism experience design

PENDAHULUAN wisatawan asing maupun wisatawan


domestik memilih pulau Bali sebagai
Hari libur merupakan hari yang dinanti- destinasi utama untuk berlibur. Selain
nanti para pekerja di Indonesia. Berkutat keindahan alamnya Bali juga terkenal akan
dengan pekerjaan berjam-jam dan menguras keberagaman budaya dan adat istiadatnya.
otak membuat stres dan tidak fokus dalam Berkembangnya sektor pariwisata di Bali
penyelesaian pekerjaan. Berlibur merupakan dibarengi dengan sektor perekonomian
keputusan tepat untuk menyegarkan kembali dimana berbagai kegiatan ekonomi yang
kondisi tubuh dan otak agar lebih relax dan dihasilkan dari datangnya para wisatawan ke
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan Bali seperti bisnis hiburan, aktraksi wisata,
baik. Salah satu destinasi wisata di Indonesia restoran, hotel dan penginapan serta
yang paling terkenal adalah Bali. Baik kerajinan tangan. Berdasarkan konsep
1250
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
experience economy, pengembangan objek memiliki sumber air yang bisa dikembangkan
atau produk wisata tidak hanya pada fasilias menjadi kolam pemandian ataupun yang
fisik, juga meliputi desain pengalaman (Pine lainnya. Desa ini juga memiliki beberapa
& Gilmore, 1998; Scott & Ding, 2013). kelompok yang aktif dalam kegiatan ekonomi
Pengembangan produk wisata perlu salah satunya adalah kelompok pengrajin topi
mempertimbangkan tidak hanya fitur dan janur. Uniknya kelompok topi janur
manfaat, tetapi juga pengalaman yang dianggotai oleh kaum lansia. Umur yang
didapatkan oleh konsumen. Harapan semakin menua tidaklah menjadi hal yang
konsumen pada pengalaman yang perlu dikhawatirkan jika masih memiliki
menyenangkan dan mengesankan, akan kemauan untuk produktif. Khususnya di
mendorong untuk membeli produk dan Banjar Dinas Pemenang Desa Nyalian
layanan (Tsaur, Chiu, & Wang, 2006). Kecamatan Banjarangkan Kabupaten
Pengalaman dapat didefinisikan sebagai Klungkung-Bali, Kelompok Lansia dibina
mental perjalanan yang memberikan menjadi lansia yang tetap sehat, tangguh dan
pelanggan dengan kenangan setelah produktif. Topi janur merupakan produk
dilakukan sesuatu yang istimewa, setelah yang dibuat secara turun-menurun yang
mempelajari sesuatu atau hanya bersenang- sudah membudaya di Desa Nyalian.
senang (Sundbo & Hagedorn-Rasmussen, Pengrajin meyakini bahwa kerajinan ini
2008). Desain pengalaman perlu merupakan warisan leluhur yang patut
dikembangkan dengan memperhatikan dilestarikan. Kelompok Pengrajin Topi Janur
interaksi antara konsumen dan penyedia ini diketuai oleh Bapak I Wayan Muntur,
layanan, begitu juga konsumen dan produk dengan sekretaris Ibu Ni Ketut Kerti dan
wisata. Interaksi itu akan memberikan variasi Bendahara Bapak I Wayan Rinta. Kelompok
disetiap tingkatan pengalaman. Pengalaman ini beranggotakan 17 orang lansia yang
yang dikembangkan tersebut merupakan kisaran umurnya antara 60-74 tahun. Di
kunci penciptaan nilai bagi pelanggan. tahun 2017 pengrajin topi janur mengalami
Produk wisata yang dihasilkan perlu penurunan penjualan. Mereka tidak melihat
mempertimbangkan aspek pengalaman yang dari laporan keuangan tetapi menghitung
dibuat dan variasi budaya di setiap daerah di berapa topi janur yang dihasilkan dan berapa
Bali. Adanya variasi produk dan sentuhan topi janur yang terjual. Tourism Experience
budaya yang beragam dapat membuat variasi Design patut dicoba untuk meningkatkan
dari nilai tambah bagi pelanggan (Winata penjualan topi janur ini.
dkk, 2018). Wisatawan asing yang berkunjung ke
Kebiasaan wisatawan asing dan desa nyalian akan diajarkan bagaimana cara
domestik cukup berbeda. Wisatawan membuat topi janur. Dengan ikut
domestik cenderung memilih beberapa berkecimpung di dalamnya maka wisatawan
tempat yang berbeda dan cepat merasa puas asing dapat merasakan pengalaman yang
dengan satu tempat wisata tetapi wisatawan tidak bisa mereka dapatkan di tempat wisata
asing lebih memilih untuk mengeksplorasi yang lain. Ada beberapa kendala yang
satu tempat saja dalam waktu yang lama. dihadapi dari kelompok ini :
Dari kebiasaan wisatawan asing inilah timbul
1. Aspek Sumber Daya Manusia
keinginan penulis untuk mewujudkan konsep
Tourism Experience di Desa Nyalian, Dahulu kelompok pengrajin topi janur
Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten ini beranggotakan anak-anak muda yang
Klungkung-Bali. Desa Nyalian ini produktif. Dikarenakan hasil dari penjualan
merupakan salah satu desa yang dipersiapkan topi janur tidak menjanjikan, mereka lebih
untuk menjadi daerah pariwisata karena memilih untuk mencari pekerjaan di kota

1251
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
maupun menjadi buruh bangunan yang sudah Pengrajin juga tidak memiliki papan nama
jelas penghasilannya perhari. Kerajinan topi untuk membantu memperjelas tempat
janur ini sudah ada turun temurun, hendaknya produksi pengrajin topi janur.
kaum muda juga harus ikut andil di dalamnya
3. Aspek Keuangan
demi terciptanya keberlanjutan. Untuk
menerapkan konsep tourism experience Dalam kesehariannya yang menghitung
design diperlukan bantuan dari generasi segala macam bentuk keuangan adalah
muda untuk bisa berkomunikasi dengan bendahara dari kelompok topi janur.
wisatawan asing minimal mampu berbahasa Bendahara hanya mencatat pemasukan dan
Inggris dengan baik. pengeluaran secara garis besar saja. Tidak
ada pencatatan seperti laporan keuangan, arus
2. Aspek Produksi dan Pemasaran
kas dan lainnya.
Pengrajin membutuhkan alat dan bahan
yang memadai. Proses pembuatan yang METODE
panjang memakan waktu yang cukup lama
untuk menghasilkan satu buah topi janur. Metode yang digunakan pada program ini
Alat yang dibutuhkan pengrajin seperti adalah ceramah, diskusi dan
kompor dan panci. Kompor dan panci yang pendampingan. Metode ceramah
mereka miliki dalam ukuran standar. Jika digunakan dalam memaparkan materi
permintaan pasar meningkat maka pengrajin
pelatihan. Metode diskusi digunakan
akan kewalahan untuk menghasilkan topi
untuk memperjelas pemecahan masalah
janur ini. Begitu pula dengan harga bahan
baku seperti janur. Para pengrajin
yang belum dipahami mitra.
mendapatkan bahan baku dengan cara Pendampingan dilakukan untuk membuat
membeli. Artinya apabila harga janur inovasi produk yang baru. Tahapan
meningkat maka mereka tidak akan pelaksanaan aka dijelaskan pada gambar
memproduksi topi janur. Harga janur berikut ini :
seringkali meningkat saat hari-hari raya
agama Hindu. Selain itu, diperlukan inovasi
produk untuk menghasilkan beberapa variasi
produk agar wisatawan bisa memilih yang
mana yang akan dibelinya. Pengrajin belum
memasarkan secara maksimal, mereka hanya
menitipkan hasil produksinya pada pedagang
di pasar sukawati dan penduduk sekitar.

1252
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
Identifikasi Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

 Memberikan Pelatihan Entrepreneurship


 Aspek Sumber Daya
 Memberikan Pelatihan Bahasa Inggris
Manusia  Memberikan Pelatihan Internet
 Aspek Pemasaran Marketing
 Aspek Keuangan  Memberikan Pelatihan Akuntansi dan
Manajemen Keuangan
 Pendampingan Inovasi Produk
 Penanaman Pohon Kelapa

Metode Pelaksanaan
Tahapan Pelaksanaan Program  Ceramah
 Diskusi
 Demonstrasi

Tahap Persiapan : Tahap Pelaksanaan : Tahap Monitoring dan


 Melakukan kordinasi antara  Pengadaan Peralatan yang Evaluasi :
tim pengusul dengan mitra ditawarkan Pendampingan dan penilaian
untuk membicarakan  Memberikan Pelatihan terhadap capaian program
tentang tanggal pelaksanaan Entrepreneurship kemitraan masyarakat yang
program.  Memberikan Pelatihan telah dilaksanakan oleh tim
 Mengurus surat menyurat Bahasa Inggris pengusul dan mitra.
perijinan.  Memberikan Pelatihan
 Menyiapkan sarana dan Internet Marketing
prasarana yang digunakan  Memberikan Pelatihan
dalam pelaksanaan program Akuntansi dan Manajemen
kemitraan masyarakat Keuangan
 Pendampingan inovasi
produk
 Penanaman Pohon Kelapa

Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

HASIL DAN PEMBAHASAN pengabdian masyarakat dan diputuskan


Tahap Persiapan pelaksanaan kegiatan pada tanggal 19-21
Pada tahap ini diawali dengan rapat Agustus 2019. Pada tanggal 22 Juli 2019, tim
dengan tim pelaksana pengabdian masyarakat. pelaksana kembali menuju desa mitra untuk
Pada rapat kordinasi ini diputuskan beberapa menyurvey tempat pelaksanaan kegiatan dan
hal terkait dengan pelaksaan pengabdian memberikan undangan kepada 20 orang
masyarakat yaitu : tanggal keberangkatan pengrajin serta 20 orang remaja yang akan
menuju mitra, mempersiapkan Surat Ijin mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat.
Pelaksanaan Kegiatan, Mempersiapkan surat
Setelah selesai melakukan kordinasi tim
undangan dan rencana kegiatan, merencanakan
pelaksana kembali berkumpul untuk
sarana dan prasarana yang dibutuhkan saat
mempersiapkan sarana dan prasarana yang
kegiatan, pemilihan narasumber.
dibutuhkan seperti pembuatan spanduk,
Pada tanggal 17 Juni 2019 tim menuju undangan kepada narasumber, peminjaman
desa Nyalian untuk melakukan kordinasi LCD, pemesenan konsumsi pelatihan dan
dengan mitra yang diterima langsung oleh pemesanan bibit pohon kelapa.
Bapak Perbekel Desa Nyalian Cokorda Gde
Tahap Pelaksanaan
Agung Mahaputra. Tim Pelaksana
mengkordinasikan terkait pelaksanaan kegiatan
1253
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan selama


3 hari yang diiukuti 20 pengrajin topi janur dan
20 remaja desa Nyalian. Pada hari pertama
tanggal 19 Agustus 2019 dilaksanakan
pembukaan acara yang dibuka langsung oleh
perbekel desa Nyalian didampingi oleh bendesa
adat serta kepala P3M Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Satya Dharma Bapak I Gusti Adi
Winata, SE., M.Agr yang sekaligus sebagai Gambar 3. Pelatihan Internet Marketing
ketua tim pelaksana. Pada acara pembukaan ini
disertai dengan serah terima 100 buah bibit Dihari kedua pelaksanaan Pelatihan
kelapa. Selanjutnya pelatihan yang pertama keuangan dan Entrepreneurship. Untuk
yaitu pelatihan Bahasa Inggris yang diisi oleh Pelatihan Keuangan yang dipaparkan oleh
Ibu Ni Made Rianita, S.Pd., M.Pd. Pada Bapak Gede Widiadnyana Pasek, M.Pd., M.Si,
pelatihan ini dipaparkan materi dan praktek mitra diajarkan bagaimana cara mengelola
penggunaan bahasa inggris khususnya keuangan dengan catatan keuangan sederhana.
speaking.

Gambar 4. Pelatihan Pengelolaan Keuangan


Gambar 2. Pelatihan Bahasa Inggris

Materi tergolong sederhana yang Dilanjutkan dengan pemaparan dari Bapak


difokuskan pada kata-kata yang sering I Putu Agus Adnyana, SE., MM tentang
digunakan saat transaksi belanja dan proses entrepreneurship. Pada materi ini dijelaskan
pembuatan topi janur. Narasumber yang kedua contoh pembanding yaitu desa tigawasa yang
yaitu Bapak Gusti Putu Eka Kusuma, SE., MM menerapkan konsep tourism experience design
dengan materi pelatihan internet marketing. dimana produk desa tigawasa adalah keben
Pelatihan ini difokuskan kepada remaja desa (salah satu sarana persembahyangan umat
Nyalian yang sebagian besar aktif Hindu). Penduduk tigawasa mengajarkan cara
menggunakan smartphone. Pelatihan ini pembuatan keben kepada turis yang datang ke
memaparkan tentang cara menggunakan desa mereka.
smartphone untuk berjualan online sekaligus Dihari ketiga dilaksanakan penanaman 100
pembuatan akun Instagram dan Facebook. bibit kelapa serta dilaksanakan pendampingan
dalam pembuatan inovasi produk. Dalam
kegiatan ini yang dilibatkan adalah pengrajin
dan remaja desa Nyalian untuk meregenerasi
kerajinan topi janur.

1254
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0

sumber daya manusia, motivasi berwirausaha


dan pelatihan bahasa inggris yang diberikan
kepada kaum remaja dan pengrajin berdampak
positif dimana kaum remaja lebih termotivasi
untuk meneruskan kerajinan topi janur ini dan
lebih mempersiapkan diri untuk menuju desa
wisata. Keberlanjutan program ini dipandang
perlu guna memantapkan kesiapan pengrajin
Gambar 5. Pelatihan Kewirausahaan menuju desa wisata.

DAFTAR RUJUKAN
Selama tiga hari pelaksanaan kegiatan, mitra
terlihat sangat antusias dalam mengikuti
Pine, B., & Gilmore, J. 1998. Welcome to
kegiatan, pada sesi diskusi banyak pertanyaan
the experience economy. Harvard
yang muncul dan bermunculan ide-ide baru Business Review
untuk menginovasi produk topi janur. Antusias
mitra juga ditunjukkan dengan kehadiran 100% Scott, Noel and Ding, Peiyi. 2013. Tourism
selama 3 hari kegiatan. Experience Design: Some Recent
Research.http://www.lyxk.com.cn
/EN/10.3969/j.issn.1002-
5006.2013.01.001
Sundbo., Hagedorn-Rasmussen, 2008.The
backstaging of experience
production.
https://www.researchgate.net/pub
lication/289338032_The_backsta
ging_of_experience_production
Tscaur, S-H., Chiu, Y-T., & Wang C-H.
2006. The Visitors Behavioral
Gambar 6. Inovasi Produk Capil Janur Consequences of Experiential
Marketing: An Empirical Study
Tahap Monitoring dan Evaluasi on Taipei Zoo.
Pendampingan dan penilaian terhadap doi:10.1300/J073v21n01_04
capaian program kemitraan masyarakat yang Winata, I Gusti Ketut Adi., Prastiwi, Ni
telah dilaksanakan oleh tim pengusul dan mitra. Luh Putu Eka Yudi., Sanjaya, Ni
Penilaian dilakukan oleh Kepala P3M Bapak I Made Wulan Sari. 2018. Tourism
Gusti Ketut Adi Winata, SE, M.Agr. Experience Design dan Penciptaan
Nilai Pelanggan Pada Pariwisata di
SIMPULAN Bali. Artha Satya Dharma.Jurnal
Dari Kegiatan Pengabdian Masyarakat Kajian Ekonomi dan Bisnis Vol.
yang telah dilaksanakan dapat ditarik 11 No. 1. 1 Maret 2018, 245- 26
kesimpulan bahwa kegiatan ini dapat
menambah pengetahuan pengrajin topi janur di
bidang pemasaran dan keuangan. Dari segi

1255

Anda mungkin juga menyukai