Anda di halaman 1dari 198

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali

Penulis:
Ni Ketut Suardani
Made Novita Dwi Lestari
Luh Kartika Sutra Dewi
Ni Putu Ayu Wikantini
Anak Agung Gede Rai Astawa
Putu Sabda Jayendra
Ni Ketut Erawati
Anak Agung Any Sutraningrum
Putu Agita Hary Devianti
Anak Agung Ari Sutraningsih
Ni Putu Nita Purwasih
I Nyoman Suarma

Editor:
I Made Arsa Wiguna
I Wayan Wiwin

Penerbit:
UHN Sugriwa Press
Jl. Ratna No. 51 Denpasar
Email: uhnpress@uhnsugriwa.ac.id

Edisi Pertama
Januari 2023
vii + 189 pages; 14, 8 x 21 cm
© masing-masing penulis, 2023

ISBN: 978-623-7294-42-9

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali i


KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Rasa angayu bagia kami haturkan ke hadapan Ida


Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
asung kerta wara nugraha Beliau, book chapter ini dapat
terselesaikan. Book Chapter yang tengah Bapak/ Ibu/ Saudara
baca ini merupakan karya dari mahasiswa Program Magister
Pariwisata Budaya dan Keagamaan Universitas Hindu Negeri
I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar angkatan pertama Tahun
2022. Book chapter ini hadir untuk memberi warna bagi
pengembangan pariwisata alternatif khususnya di Bali.
Bapak/ Ibu/ Saudara pembaca yang budiman,
pariwisata global termasuk di Bali sempat mengalami masa
pelik ketika wabah covid-19 melanda. Anjloknya permintaan
(demand) berpengaruh terhadap penawaran (supply) yang
tersedia. Hal ini praktis menimbulkan efek domino bagi
pelaku pariwisata. Tidak sedikit pelaku pekerja di sector
pariwisata yang dirumahkan tanpa mendapat penghasilan,
begitupun pemilik usaha akomodasi, restoran, travel agent dan
produk-produk pariwisata lainnya mengalami kerugian secara
finansial. Beberapa hotel di Bali bahkan dijual karena
pemiliknya tidak sanggup lagi menanggung biaya operasional,
sementara tidak ada pendapatan sama sekali. Kini, geliat
pariwisata sudah mulai terlihat. Hotel, vila, penginapan sudah
mulai beroperasi seperti semula. Sarana transportasi pun mulai
beraktivitas seperti sedia kala. Singkatnya produk-produk
pariwisata sudah mulai berkinerja. Jumlah kunjungan
wisatawan domestic dan mancanegara juga terus mengalami

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali ii


peningkatan, terlebih aturan PPKM sudah dicabut oleh
Presiden RI. Ini tentu memberikan peluang sekaligus
tantangan bagi pelaku pariwisata khususnya di Bali untuk
berbenah diri.
Berkaca dari fenomena tersebut, sudah saatnya melihat
kembali ketersediaan potensi wisata yang dimiliki dan
disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Orientasinya bukan
hanya kepuasan wisatawan, tetapi keseimbangan sumber daya
di daerah tujuan wisata. Meminjam pendapat Ike Janita Dewi
dalam buku berjudul Implementasi dan Implikasi
Kelembagaan Pemasaran Pariwisata yang Bertanggungjawab
(Responsible Tourism Marketing) menyatakan bahwa etos
dan prinsip pemasaran pariwisata yang bertanggungjawab
yakni mengintegrasikan serta menyelaraskan prinsip-prinsip
pemasaran pariwisata dengan tujuan pembangunan pariwisata
berkelanjutan. Hal ini bermakna bahwa ada keseimbangan
antara kebutuhan wisatan dengan perlindungan sumber daya
sosial, budaya, dan lingkungan serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat lokal. Pariwisata alternatif menjadi
salah satu strategi dalam mewujudkan pariwisata yang
bertanggung jawab tersebut. Tren pariwisata saat ini sudah
mengarah pada pariwisata alternatif yang lebih
mengedepankan keunikan budaya, eksplorasi alam serta
keterlibatan masyarakat lokal. Bali memiliki potensi sangat
besar untuk mengembangkan pariwisata alternatif ini. Untuk
itu, dalam book chapter ini dipaparkan hasil pemikiran,
gagasan dan hasil penelitian dari mahasiswa Program
Magister Pariwisata Budaya dan Keagamaan Universitas
Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar mengenai
strategi pemasaran termasuk peluang dan tantangan
pemasaran pariwisata alternatif di Bali. Pariwisata sebagai
sektor unggulan di Bali sebaiknya tidak terlena dengan

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali iii


gemerlap mass tourism, namun perlu diikuti dengan
mengoptimalkan strategi-strategi pemasaran pariwisata
alternatif sebagai upaya untuk mewujudkan pemasaran
pariwasata yang bertanggung jawab dan memberi manfaat
besar bagi masyarakat lokal.
Semoga kehadiran book chapter ini dapat
menginspirasi dan memotivasi para pembaca dan pelaku
wisata untuk terus berkreasi mengembangkan potensi-potensi
yang berlimpah, namun tetap menjaga keajegan sumber daya
alam serta budaya agar tidak terjajah dan punah.

Salam pariwisata!

Om Santih, Santih, Santih, Om

Denpasar, Januari 2023


Editor

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali iv


DAFTAR ISI

Peluang dan Tantangan Pemasaran Warung Nasi


Tékor dalam Mempertahankan Daya Tarik Wisata
Kuliner Tradisional
Ni Ketut Suardani ................................................................ 1

Strategi Pemasaran Pariwisata di Desa Panji Anom,


Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng
Made Novita Dwi Lestari .................................................. 18

Peluang dan Tantangan Pemasaran Budaya pada


Pasar Seni Tradisional sebagai Daya Tarik Wisata
Belanja (Studi Kasus Pasar Seni Guwang Sukawati)
Luh Kartika Sutra Dewi..................................................... 27

Peluang dan Tantangan Pemasaran Pariwisata


Budaya di Bali (Studi Kasus pada Objek Wisata Puri
Agung Kerambitan)
Ni Putu Ayu Wikantini....................................................... 43

Tata Kelola dan Pemasaran The Fireflies Garden


Sebagai Pariwisata Budidaya Kunang-Kunang di Desa
Taro, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar
Anak Agung Gede Rai Astawa......................................... 60

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali v


Revitalisasi Tradisi Membuat Gula Aren Melalui
Implementasi Prinsip Bauran Pemasaran: Studi Di
Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng
Putu Sabda Jayendra ................................................................ 77

Strategi Pemasaran Berbasis Teknologi Informasi dan


Komunikasi pada Destinasi Wisata Bali Swing
Bongkasa Pertiwi di Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung
Ni Ketut Erawati .................................................................. 90

Analisis Strategi Pemasaran Taman Anyar Sebagai


Daya Tarik Wisata Edukasi Budaya Bali
Anak Agung Any Sutraningrum ..................................... 106

Strategi Pemasaran Pariwisata untuk Meningkatkan


Kunjungan Wisatawan ke Pantai Lovina Kabupaten
Buleleng Bali
Putu Agita Hary Devianti.................................................. 129

Promosi dengan Pemanfaatan Sosial Media terhadap


Destinasi Terbaru yang ada di Bali (Studi Kasus
Wahana The Bali Glass Bridge (Jembatan Kaca) di
Desa Blangsinga-Kemenuh Gianyar –Bali)
Anak Agung Ari Sutraningsih ......................................... 143

Strategi Pemasaran Serayupot and Terracotta Sebagai


Wisata Edukasi di Banjar Ambengan Peliatan
Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar
Ni Putu Nita Purwasih ....................................................... 159

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali vi


Strategi Pemasaran Air Terjun Goa Gong, Daya Tarik
Wisata Baru Kabupaten Badung
I Nyoman Suarma ................................................................ 171

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali vii


PELUANG DAN TANTANGAN
PEMASARAN WARUNG NASI
TÉKOR DALAM
MEMPERTAHANKAN DAYA TARIK
WISATA KULINER TRADISIONAL
Ni Ketut Suardani

A. PENDAHULUAN
Branding baru pariwisata Wonderful Indonesia
mengacu pada lima kriteria yaitu; nature, culture,
people, food, and money. Berdasarkan branding tersebut
salah satu unsur penting pariwisata adalah kuliner, hal
ini sejalan dengan informasi yang disampaikan oleh Ir.
Jero Wacik, SE Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
(Kemenbudpar). Kuliner dalam bahasa Inggris yaitu
‘culinary’ yang berarti dapur tempat membuat
makanan. Membuat sebuah makanan memiliki makna
yang luas, yaitu peralihan dari alam menuju ke
budaya. Makanan daerah dan tradisional dapat
digolongkan sebagai produk budaya yang bernilai
ekonomis. Dalam hal ini, makanan yang selama ini
diolah secara tradisional oleh masyarakat tidak lagi
digunakan hanya untuk konsumsi sehari-hari,
melainkan dikemas sedemikian rupa sehingga
memberikan nilai tambah berupa pendapatan.
Bali sangat terkenal dengan olahan kuliner yang
dapat membangkitkan selera wisatawan untuk datang

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 1


ke Bali, itu karena makanan khas Bali memiliki nilai
yang otentik. Hal tersebut sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh Arisandi et al.(2019) dan Sutaguna et
al.(2020). Makanan tradisional adalah wujud dari
upaya manusia dalam menggunakan bahan pangan
disekitarnya menjadi makanan yang siap dikonsumsi,
pemasaran makanan tradisional hal yang menarik
untuk dikaji dan dicermati, mengingat banyak makanan
tradisional yang diproduksi oleh masyarakat setempat
mulai tersaingi oleh makanan cepat saji dan makanan
western yang semakin menjamur. Maka dipandang
perlu untuk mengkaji peluang dan tantangan
pemasaran dalam mempertahankan daya tarik wisata
kuliner tradisional.
Peneliti sebelumnya yaitu Ibu Sri Utami dari
Universitas Indonesia (Maret 2018) meneliti bahwa
Kuliner sebagai identitas Budaya dilihat dari Perspektif
Komunikasi Lintas Budaya. Penelitian tersebut
memaparkan tentang Keterlibatan kuliner sebagai
identitas budaya dalam globalisasi melalui komunikasi
lintas budaya. Dalam penelitiannya Sri Utami
menyatakan bahwa Kuliner dapat memberikan
pengetahuan dalam aspek perubahan pada konteks
sosial, budaya, politik dan ekonomi dalam masyarakat
dunia sehingga tidak dapat disepelekan. Penelitian
tersebut juga menyatakan bahwa kuliner merupakan
salah satu cara paling mudah dan langsung untuk
mempromosikan pemahaman multikultural. Sehingga
penelitian kali ini bisa saja menjadi tindak lanjut dari
penelitian sebelumnya dimana penelitian ini akan
memfokuskan pada peluang dan tantangan dalam
memasarkan Wisata Kuliner Tradisional sebagai daya
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 2
tarik wisata sehingga mampu mempertahankan salah
satu budaya di Bali.
Dalam menyelesaikan penelitian ini, Sumber
data yang digunakan berupa data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan
observasi di Warung Nasi Tékor serta dengan metode
wawancara mendalam dengan dua narasumber yakni
Bapak Pande Nyoman Darta (Pekak Tékor) selaku
pemilik dari Warung Nasi Tékor serta Bapak Ketut
Siandana selaku arsitek Warung Nasi Tékor. Data
sekunder diperoleh dari literatur terkait, media massa,
dan tulisan tulisan yang berkaitan dengan topik
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Analisis SWOT.

B. PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Warung Nasi Tékor

Pande Nyoman Darta adalah salah satu pelaku


usaha kuliner dengan berjualan Nasi Bali di kawasan
Kertalangu denpasar. Warung Nasi Tékor dibangun
oleh bapak Nyoman dan istrinya sebagai bentuk rasa
terimakasih beliau kepada pemilik tanah karena
telah diberikan tempat untuk tinggal. Pande Nyoman
Darta adalah warga asli kaliasem Denpasar, beliau
memutuskan untuk menetap sambil berjualan nasi
tékor di Kawasan Desa Budaya Kertalangu, Jl. By Pass
Ngurah Rai Tohpati No.28, Kesiman Kertalangu,
Denpasar Timur.
Warung Nasi Tékor di Desa Budaya
Kertalangu Denpasar merupakan warung makan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 3
yang mengusung konsep penyajian jadul, dimana
penyajian makanan nya menggunakan alas pincuk
yang terbuat dari daun pisang atau disebut juga
dengan tékor. Pincuk atau tékor selanjutnya menjadi
ciri khas serta branding dari Warung Nasi Tékor.
Tékor adalah daun pisang yang dibuat berbentuk
segi tiga, memiliki makna seperti goa garba, di
tengahnya terdapat lubang seperti konsep panca
indra di ajaran Agama Hindu. Selain tempat nasinya
yang unik, tempat untuk sup nya juga unik yaitu
terbuat dari batok kelapa. Begitu juga cangkir seng
jadul nya yang tidak ketinggalan eksis memenuhi
meja makan.
Sajian menu utama yang ditawarkan adalah
nasi ayam lengkap khas Bali. Selain nasi ayam
tersedia pula ayam bakar sere lemo, nasi bebek, sate
lilit dan menu menarik lainnya. Sensasi tempat yang
sejuk, suasana yang nyaman ditambah dengan asap
serta bau masakan yang membuat serasa berada di
rumah pedesaan zaman dulu.
Konsep tempat yang dibuat layaknya pasar
atau rumah jaman dulu dapat terlihat dari penataan
meja dan kursi nya yang terbuat dari kayu. Tempat
untuk memesan makanan nya pun di desain seperti
dapur kayu jaman dulu. Suasana warung dibuat
terlihat kuno dengan hiasan barang-barang khas
jaman dulu. Dekorasi warungnya terdiri dari
barang-barang yang biasanya dijual di pasar
tradisional seperti kurungan ayam, tempat rumput
dan barang-barang tradisional lainnya. Menurut
pengakuan dari pemilik nasi tékor, warung ini sudah
dibuka dari 6 tahun yang lalu, beliau menyebut
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 4
warung makan ini mengusung visi misi yaitu “Olahan
Masa lalu , Rasa masa kini, kuliner masa depan”.
Dengan visi dan misi tersebut beliau berharap
Warung Nasi Tékor miliknya mampu menjaga
kelestarian olahan masa lalu dengan menyesuaikan
dengan rasa masa kini dan akan akan menjadi
kuliner masa depan.

(Sumber: Dok. Suardani, 2022)

Gambar 1.1
Tampak depan Warung Nasi Tékor

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 5


(Sumber: Dok. Suardani, 2022)
Gambar 1.2
Suasana Warung Nasi Tékor

2. Analisis Peluang dan Tantangan


Pemasaran Warung Nasi Tékor dalam
Mempertahankan Daya Tarik Wisata Kuliner
Tradisional

1. Analisis SWOT Warung Nasi Tékor

Metode SWOT digunakan dalam riset


mengenai lingkungan internal dan eksternal dari
Warung Nasi Tékor, dikutip dari Gregory, (2002).

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 6


Dua elemen faktor yang hadir dari internal
lingkungan pengusaha dan bisnis itu sendiri adalah
Strength dan weaknesses. Sedangkan 2 elemen
lainnya yang berasal dari eksternal adalah
Opportunities dan Threats. Analisis SWOT dalam
penelitian ini digunakan untuk menemukan peluang
serta tantangan yang sedang dihadapi oleh Warung
Nasi Tékor dalam mempertahankan daya tarik
wisata kuliner tradisional.

Tabel 1. Matriks Analisis SWOT Warung Nasi


Tékor.
(Sumber: Hasil wawancara dan analisis
peneliti)
Internal Kekuatan Kelemahan
& 1. Lokasi 1. Ketersedia
Eksternal strategis an menu.
2. Fasilitas 2. Alur
cukup pemesanan
3. Memiliki ciri kurang
khas jelas
4. Harga menu 3. Menu yang
yang disajikan
terjangkau. di Warung
5. Memiliki cita Nasi Tékor
rasa sendiri. tidak
untuk
semua
kalangan.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 7


4. Kekurang
SDM yang
memahami
cara dalam
pengolaha
n.
5. Memiliki
beberapa
kompetitor
.
6. Strategy
pemasaran
belum
dilakukan
secara
efektif
Peluang Strategy SO Strategy WO
(Opportunity) 1. Menanam 1. Selain
1. Bahan baku serta menyiapka
mudah menyediakan n atau
didapat. sendiri bahan menyediak
2. Warung Nasi baku untuk an bahan
Tékor adalah menghindari baku
satu-satunya kekurangan sendiri
warung Bali bahan baku juga
yang serta bekerja
mempertaha memastikan sama
nkan tradisi kualitas bahan dengan
Bali jaman baku guna masyaraka
kuno. mempertahan t lokal
dalam

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 8


3. Makanan kan cita rasa penyediaa
yang dari makanan. n bahan
ditawarkan 2. Mempertahan baku.
oleh Warung kan konsep 2. Menyediak
Nasi Tékor dan tidak an papan
terdiri dari terpengaruh alur
ayam dan dengan pemesanan
bebek perkembanga untuk
sehingga n era digital, memudahk
termasuk ke untuk an
makanan menghadirkan penyesuaia
halal ciri khas yang n konsep
4. Harga otentik dalam tradisional
terjangkau persaingan. yang ada di
5. Makanan 3. Menentukan Warung
khas Bali target pasar. Nasi Tékor
tidak banyak 4. Harga yang 3. Melaksana
ditemukan di ditawarkan kan
restaurant - sesuai dengan training
restoran kualitas atau
yang ada di makanan yang pelatihan.
Bali. ditawarkan Sehingga
serta sesuai SDM yang
dengan terlatih
ekonomi mampu
semua meningkat
kalangan. kan
5. Mempertahan pelayanan.
kan visi dan 4. Menghadir
misi untuk kan
tidak atraksi-
mengkolabora atraksi
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 9
sikan kuliner lainnya
tradisional yang
dengan berhubung
kuliner an dengan
modern agar konsep
tidak terjadi pasar
pergeseran tradisional.
makna. dan Sehingga
mengurangi pengunjun
kompetitor g
mendapatk
an hiburan
tambahan
ketika
menikmati
hidangan
yang
tersedia di
Warung
Nasi Tékor.
Ancaman Strategy SO Strategy WO
(Threats)
1. Kurangnya 1. Menambahka 1. Menamba
peminat di n menu yang hkan spot
kalangan ramah dengan foto yang
remaja dan anak-anak sesuai
anak-anak berupa dengan
2. Pemasaran cemilan jaman minat para
yang dulu atau remaja
dilakukan jajanan pasar. dan anak-
masih anak

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 10


bersifat 2. Manfaatkan 2. Menyedia
tradisional media sosial kan diskon
3. Persaingan dalam atau
bisnis melakukan promo-
kuliner pemasaran promo
masakan secara aktif menarik
cepat saji seperti 3. Menamba
yang instagram, hkan
semakin tiktok, atraksi-
menjamur facebook dan atraksi
dan commers yang
teknologi lainnya. berhubun
pemasaran 3. Melakukan gan
masa kini promosi dengan
dimana dengan konsep
pemanfaatan memunculkan jadul
sosial media perbedaan Warung
semakin serta Nasi Tékor
marak keunikan yang
membuat dimiliki.
Warung Nasi 4. Mengadakan
Tékor sedikit event khusus
kewalahan untuk
apabila tidak menarik
mampu minat
mengikuti pelanggan
perubahan
zaman.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 11


2. Peluang (Opportunities)
a. Bahan baku mudah didapat. Menurut Pekak tékor
sekarang ini bahan baku yang digunakan didapat
dari hasil kebun sendiri serta beternak ayam dan
bebek. Tentu saja dengan menyediakan bahan baku
sendiri membuat persediaan
bahan baku tetap terkontrol dan tidak akan
mengalami kehabisan bahan baku atau kekurangan
bahan baku. Untuk meningkatkan peluang selain
menyediakan bahan baku sendiri pekak tékor
sebaiknya bekerja sama dengan petani lokal dalam
memasok persediaan bahan baku.
b. Warung Nasi Tékor adalah satu-satunya warung
Bali yang masih mempertahankan tradisi Bali
jaman kuno. Sehingga siapa pun yang datang ke
warung akan merasakan suasana yang identik
dengan pasar tradisional jaman dulu Mengingat
kuliner tradisional cukup diminati oleh wisatawan
luar, menjadi salah satu warung yang
mempertahankan tradisi Bali jaman kuno mampu
mempertahankan eksistensi warung tékor sebagai
daya tarik wisatawan yang cukup dicari dan
menjadi tujuan wisatawan yang datang ke Bali.
c. Makanan yang ditawarkan oleh Warung Nasi Tékor
terdiri dari ayam dan bebek sehingga termasuk ke
makanan halal. Menu yang disediakan di Warung
Nasi Tékor ramah terhadap semua agama baik itu
agama hindu yang merupakan mayoritas di Bali,
serta dapat dikonsumsi pula oleh pemeluk agama
lain seperti muslim yang mencintai makanan halal.
Sehingga target pasar yang di dapat akan semakin

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 12


luas yaitu tidak hanya masyarakat Bali tetapi juga
masyarakat luar
d. Harga terjangkau. Harga yang ditawarkan oleh
Warung Nasi Tékor untuk per porsi tidak terlalu
mahal. Untuk harga sangat menyesuaikan dengan
kualitas makanan yang disajikan. Harga makanan
standar Rp. 25.000 dan minuman Rp. 10.000.
Sehingga harga tersebut akan sesuai dengan
ekonomi semua kalangan.
e. Daya tarik Kuliner Khas Bali jarang ditemukan di
restoran-restoran besar di Bali. Sehingga para
wisatawan yang rindu serta ingin tahu mengenai
makanan khas Bali akan datang ke Warung Nasi
Tékor. Sehingga daya saing dengan restoran-
restoran modern akan lebih kecil. Dalam hal ini
Warung Nasi Tékor akan mampu menjadi warung
tradisional yang menjadi tempat favorit wisatawan
asing.

(Sumber: Doc. Suardani, 2022)


Gambar 1.3
Pekak tékor sedang menyiapkan makanan

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 13


3. Ancaman (Threats)
a. Menu khas Bali biasanya menggunakan bumbu
genep sehingga kadang tidak cocok dengan lidah
para remaja dan anak-anak. Dalam meminimalisir
ancaman ini warung tékor dapat meningkatkan
jenis menu yang ramah terhadap remaja serta
anak-anak. Warung Nasi Tékor bisa menambahkan
cemilan atau jajan bali jaman dulu yang
berhubungan dengan kuliner khas Bali. Selain itu
Warung Nasi Tékor juga bisa menambahkan spot-
spot foto yang menarik kaum muda mudi untuk
datang .Selain itu Warung Nasi Tékor bisa
menyediakan fasilitas bermain anak jaman dulu
seperti ayunan dan arena permainan khas Bali
lainnya.
b. Kurang nya SDM dalam proses membuat hidangan
di Warung Nasi Tékor akan berpengaruh dalam cita
rasa yang dihasilkan. Sehingga untuk
menyelesaikan ancaman ini. perlu menyediakan
training atau latihan untuk menyiapkan SDM.
Trening ini bertujuan untuk memperkenalkan cara
memasak berbagai macam menu tradisional,
sehingga SDM tersebut mampu meningkatkan
pelayanan.
c. Kurang tersedianya buku menu membuat
pelanggan kebingungan dalam proses memesan
makanan. Hal yang akan terjadi adalah
penumpukan antrian di meja kasir. Dalam
menyelesaikan permasalahan ini Warung Nasi
Tékor harus menyediakan papan pengumuman
alur pemesanan makanan. Papan alur pemesanan

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 14


ini juga berguna dalam mengatasi kebingungan
pelanggan dalam proses pemesanan.
d. Pemasaran yang dilakukan masih bersifat
tradisional. Dalam sistem pemasaran di Warung
Nasi Tékor belum optimal. Pemilik Warung lebih
memilih teknik memasarkan warung nya dengan
sistem Word to mouth dari para pelanggan yang
pernah datang ke Warung Nasi Tékor. Pemanfaatan
beberapa media sosial telah dilakukan hanya saja
belum begitu optimal. Di era digitalisasi media
sosial diyakini sangat berperan dalam sistem
pemasaran. Warung Tékor bisa lebih aktif dalam
melakukan teknik pemasaran menggunakan media
sosial serta e commerce yang ada. Media sosial yang
disarankan adalah instagram, tiktok, facebook dan
website. Warung Nasi Tékor juga dapat
menggunakan fasilitas grab serta gojek dalam
pemasarannya, sehingga pelanggan dengan mudah
dapat memesan dari mana saja.

C. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis metode SWOT diatas
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Peluang dan
Tantangan Pemasaran Warung Nasi Tékor dalam
Mempertahankan Daya Tarik Wisata Kuliner
Tradisional meliputi :
Bisnis Kuliner Warung Nasi Tékor memiliki
kekuatan yang cukup dalam mempertahankan Daya
tarik wisata kuliner tradisional. Konsep jadul yang
dimiliki Warung Nasi Tékor Akan mampu
meningkatkan brandingnya dengan memberikan kesan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 15
rasa yang abadi. Tampilan visualnya yang menarik,
mampu memuaskan panca indera dari pelanggan lokal
maupun asing. Peluang dalam mempertahankan
eksistensi Warung Nasi Tékor juga sangat berpengaruh
terhadap harga yang ditawarkan. Sebanding dengan
peluang yang dimiliki oleh Warung Nasi Tékor,
ancaman atau tantangan yang dihadapi pun cukup
berpengaruh. Dalam menghadapi tantangan, Warung
Nasi Tékor perlu meningkatkan pemasaran nya
sehingga tantangan yang lebih banyak ditemukan
karena era digitalisasi dapat diminimalisir. Walaupun
pertumbuhan bidang kuliner yang begitu pesat
mengakibatkan persaingan bisnis yang ketat, Warung
Nasi Tékor memiliki peluang dalam mempertahankan
eksistensi nya sampai saat ini. Dengan harga yang
terjangkau, tempat yang nyaman, suasana yang otentik
ditambah dengan promosi yang tepat, serta proses
memasak yang sehat dengan sistem tradisional akan
mempertahankan eksistensi Warung Nasi Tékor dalam
Mempertahankan Wisata Kuliner Tradisional.

DAFTAR PUSTAKA

Nheu, G. D. S. E., & Sugiarti, D. P. (2020). Strategi Pemasaran


Wisata Kuliner Sebagai Destinasi Wisata Di Dili, Timor-
Leste. JURNAL DESTINASI PARIWISATA, 8(2), 196-200.
Yuharrani. Aisyah (2021). Warung Nasi Tékor Suasana Jadul di
Bali Pakai Pincuk Daun Pisang.Tribun Bali
Sumarwan, U., & TjiptonoTjiptonon, F. (2019). Strategi
pemasaran dalam perspektif perilaku konsumen. PT
Penerbit IPB Press.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 16


Handika, M. R., & Darma, G. S. (2018). Strategi pemasaran
bisnis kuliner menggunakan influencer melalui media
sosial instagram. Jurnal Manajemen Bisnis, 15(2), 192-
203.
Cahya., Dicky., Pratama. (2020). Targeting: Definisi dan
Kriteria Pemilihan Target Pasar. Kompas.com/Skola
Marsiti, C. I. R., Suriani, N. M., & Sukerti, N. W. (2019). Strategi
pengembangan makanan tradisional berbasis teknologi
informasi sebagai upaya pelestarian seni kuliner
Bali. Jurnal IKA, 17(2), 128-135..
Margi, I. K. (2013). identifikasi potensi wisata kuliner berbasis
bahan baku lokal di kabupaten buleleng, Bali. Jurnal
ilmu sosial dan humaniora, 2(2).
Purna, I. M. (2019). Betutu Bali: Menuju Kuliner Diplomasi
Budaya Indonesia. Patanjala, 11(2), 291952.
Marsiti, C. I. R., Suriani, N. M., & Sukerti, N. W. (2019). Strategi
pengembangan makanan tradisional berbasis teknologi
informasi sebagai upaya pelestarian seni kuliner
Bali. Jurnal IKA, 17(2), 128-135..
Suarthana, J. H. P., Osin, R. F., & Anggayana, I. W. A. (2020).
ANALISIS MENU SERTA KAITANNYA DENGAN
STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA LOLOAN
RESTAURANT KUTA-BALI. Jurnal Manajemen
Pelayanan Hotel, 4(1), 12-18.
Utami, S. (2018). Kuliner sebagai identitas budaya: Perspektif
komunikasi lintas budaya. CoverAge: Journal of
Strategic Communication, 8(2), 36-44.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 17


STRATEGI PEMASARAN
PARIWISATA DI DESA PANJI
ANOM, KECAMATAN SUKASADA,
KABUPATEN BULELENG
Made Novita Dwi Lestari

A. PENDAHULUAN
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto di
tahun 1973 berdiri Desa Panji Anom yang terletak di
Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Dahulunya
Desa Panji Anom hanyalah desa dengan hamparan
perkebunan dan persawahan dan hanya ada sedikit
penduduk yang tinggal. Desa Panji Anom dulunya masih
satu desa dengan Desa Panji dan merupakan
pemekaranpemekeran dari Desa Panji itu sendiri.
Seiring berjalannya waktu, karena adanya
pembangunan dan makin banyaknya masyarakat yang
tinggal di sanadsana maka pada tanggal 15 Agustus
1973 berdirilah Desa Panji Anom yang diprakarsai oleh
Pemerintah Buleleng dan tokoh masyarakat di desa
tersebut dengan wilayah yang berbatasan dengan
beberapa Desa yaitu : Desa Pemaron, Kecamatan
Buleleng disebelah utara,, Desa Panji Kecamatan
Sukasada disebelah timur, Desa Wanagiri Kecamatan
Sukasada disebelah selatan dan Desa Tegallinggah
Kecamatan Sukasada disebelah barat. (website panji
anom)

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 18


Desa Panji Anom masih memiliki
pemandanganalam yang tampak asri, sawah yang
berundak-undak, jalur trekking yang sepanjang
jalannya terdapat banyak pepohonan, selain air
terjunnya yang sangat terkenal, Desa Panji Anom juga
memiliki budaya yang masih dilestarikan yaitu megoak-
goakan. Sehingga Desa Panji Anom layak dikembangkan
menjadi salah satu desa wisata yang terdapat di
Kabupaten Buleleng.
Untuk mengembangkan suatu desa wisata, maka
perlu dilakukan strategi pemasaran pariwisata yang
didukung oleh seluruh komponen masyarakat,
pemerintah dan para stakeholder. Definisi pemasaran
dan pemasaran pariwisata telah banyak dibukukan
dengan baik dan diuraikan dan dideskripsikan dalam
buku-buku pelajaran. Dalam ini, kami mengambil
definisi pemasaran dari Walsh, 1993 yaitu: Proses
manajemen yang mengidentifikasikan dan
mengantisipasi permintaan serta kepuasaan pelanggan
dengan memperoleh keuntungan. Lumsdon, 1977
mendefinisikan pemasaran pariwisata sebagai berikut:
proses manajerial yang mengantisipasi dan
memuaskan keinginan pengunjung yang ada dan calon
pengunjung secara lebih efektif dari pemasok atau
destinasi pesaing. Perubahan manajemen dipacu oleh
laba, dan manfaat bagi masyarakat atau keduanya; jalan
manapunmana pun yang ditempuh, sukses jangka
Panjang tergantung dari interaksi antara pelanggan dan
pemasok. In juga berarti menyelamatkan kebutuhan
lingkungan dan masyarakat serta merupakan inti dari
kepuasaan konsumen. Hal-hal tersebut tidak dapat lagi

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 19


dianggap sebagai sesuatu yang terpisah satu dengan
lainnya.
Pemasaran memainkan peranan sangat penting
dalam pariwisata karena pelanggan jarang melihat,
merasa, atau mencoba produk yang akan dibelinya.
Untuk dapat menilai suatu produk, seseorang harus
bepergian ke tempat tujuan. Karena itu fokus
pemasaran pariwisata adalah mengkomunikasikan dan
menggarisbawahi nilai dari produknya. Angkutan dan
akses, infrastruktur (sanitasi, air, listrik, dan lain-lain)
merupakan beberapa contoh produk pariwisata.
Pemasaran pariwisata juga harus menonjolkan
fasilitas-fasilitas ini, karena merupakan faktorkunci
yang mempengaruhi keputusan konsumen. Oleh karena
itu, bentuk pemasaran pariwisata berbeda dari
pemasaran lainnya karena harus menyajikan gambaran
keseluruhan dari produk yang lengkap termasuk jasa
dari sektor lain yang melengkapi.

B. PEMBAHASAN
Persaingan yang begitu ketat dan banyak di
industri pariwisata maka promosi adalah salah satu
strategi pemasaran yang dapat dilakukan dan dinilai
ampuh untuk menaikkan pangsa pasar. Pemasangan
iklan dan promosi penjualan adalah cara yang
dilakukan untuk menaikkan kunjungan wisatawan ke
suatu daerah.
Agar wisatawan tahu bahwa ada destinasi
wisata baru dan sedang populer maka perlu adanya
strategi pemasaran, sehingga wisatawan mengetahui
informasi secara detail tempat wisata yang baru
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 20
tersebut. Dengan adanya strategi pemasaran yang baik
maka tempat wisata yang dipromosikan akan
berkembang lebih baik dan lebih ramai lagi.
Keefektifan dari pengawasan suatu tempat
wisata merupakan salah satu strategi pemasaran
pariwisata selain yang disebutkan diatas. Sehingga
untuk menciptakan tempat wisata yang aman dan
nyaman, pengelola destinasi wisata perlu untuk
meningkatkan pelayanan dan pengamanan di daerah
tersebut. Strategi pemasaran ini membuat target serta
tujuan tempat wisata menjadi lebih terarah. Terdapat
beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam menyusun
strategi pemasaran suatu produk atau jasa. Tempat
wisata yang memiliki keamanan dan kenyamanan akan
banyak dikunjungi oleh wisatawan sehingga akan
berdampak pada tingginya tingkat kunjungan sehingga
akan membuat keuntungan tersendiri bagi pengelola
tempat wisata tersebut. Berikut adalah strategi
pemasaran dalam bidang pariwisata untuk membuat
tempat wisata menjadi ramai dikunjungi wisatawan
seperti yang dilakukan Desa Panji Anom, Kecamatan
Sukasada. Kabupaten Buleleng.
Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada.
Kabupaten Buleleng memiliki kekayaan alam yang
sangat luar biasa dan untuk pengembangan wisata di
daerah ini sangat dibutuhkan kerjasama antara
perangkat desa, pokdarwis, masyarakat sekitar,
pemerintah daerah maupun pusat dan para stakeholder
lainnya. Sehingga dari Kerjasama ini akan
meningkatkan kunjungan wisatawan dalam maupun
luar negeri dan mensejahterakan masyarakat di Desa
Panji Anom dan sekitarnya.
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 21
1. Membangun Identitas Tempat Wisata
Hal pertama yang perlu dipersiapkan dalam
membangun identitas tempat wisata dalam
membangun identitasi tempat wisata. Desa Panji Anom
sudah membangun identitas desanya dengan
mengumpulkan informasi mengenai hal-hal apa saja
yang akan ditawarkan kepada wisatawan. Pengelola
wisata seperti pokdarwis berusaha menggali informasi
mengenai hal yang membuat tempat wisatanya berbeda
dengan tempat wisata lain. Dengan mengaktifkan
website Desa Panji Anom yang didalamnya terdapat
berbagai informasi tentang Desa Panji Anom dari profil
desa, luas wilayah, letak dan batas-batas desa, jarak
pemerintah desa, banjar dinas, jumlah penduduk,
organisasi subak, potensi desa, sarana Pendidikan,
sarana Kesehatan, dan sarana dan prasarana media
informasi. Informasi yang mendetail mengenai sejarah
dan alasan mengapa tempat wisata itu ada adalah salah
satu cara membangun identitas tempat wisata. Dengan
membangun identitas tempat wisata maka daerah
wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan akan
memiliki cerita dan keunikannya sendiri sehingga
wisatawan penasaran dengan daerah tersebut dan
ingin mengunjunginya supaya tahu cerita dibalik
tempat wisata tersebut memiliki identitas yang pasti
dan terarah. Tempat wisata yang unik dan berbeda
selalu menjadi incaran para wisatawan.

2. Menentukan Target Pasar


Strategi pemasaran pariwisata yang kedua yang
sudah dilakukan Desa Panji Anom adalah menentukan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 22
target pasar. Target pasar disini adalah penentuan
wisatawan yang akan berkunjung ke objek-objek wisata
yang terdapat di Desa Panji Anom yaitu wisatawan
domestik maupun wisatawan mancanegara. Tidak
hanya penentuan dari segi wilayah saja tetapi
penentuan target pasar ini juga dilakukan berdasarkan
umur, motivasi dan tingkat sosialnya. Pengelola suatu
tempat wisata harus memiliki target pasar yang jelas,
untuk siapa atau darimana orang yang akan
mengunjungi tempat wisata tersebut karena hal ini
akan berpengaruh pada keberlangsungan suatu tempat
wisata dan tinggi rendahnya wisatawan yang datang ke
tempat tersebut sehingga perlu dipikirkan secara
matang siapa saja yang termasuk target pasar. Tidak
hanya target pasar, proses dalam pemasaran pun
memiliki peranan penting dalam pemasaran sehingga
dapat menaikkan jumlah wisatawan. Kesalahan
penentuan target pasar dapat berakibat fatal. Hal ini
karena dapat membuat tempat wisata sepi pengunjung.
Dalam pen entuannya diharapkan pengelola dapat
bekerja sama dengan beberapa pihak untuk
mengetahui target pasar yang sesuai dengan proses
tempat wisatanya. Penentuan target pasar akan
mempermudah pengelola dalam mengetahui pasaran
yang ramai dari para pengunjung

3. Menetapkan Harga
Penetapan harga merupakan salah satu strategi
pemasaran yang penting untuk dilakukan. Penetapan
harga pada suatu tempat wisata biasanya harus
dibarengi dengan fasilitas yang ada di sekitar tempat
wisata tersebut dan pendukungnya karena semakin
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 23
lengkap fasilitas yang ada maka penetapan harga pun
semakin mudah. Penetapan harga inipun mengacu pada
siapa yang akan mengunjungi tempat wisata tersebut
karena tidak semua orang yang akan mengunjungi
tempat wisata memilikimemilki tingkat sosial yang
sama. Seperti contohnya yang dilakukan Desa Panji
Anom, setiap objek wisata yang terdapat di desa
tersebut memiliki harga yang berbeda sesuai dengan
fasilitas pendukung yang terdapat di objek wisata
tersebut, dan juga penetapan harga ditentukan oleh
pengunjung itu sendiri apakah berasal dari wisatawan
lokallocal atau wisatawan mancanegara. Penetapan
harga inilah yang menjadi hal penting dalam
pengelolaan pariwisata. Selain itu yang perlu dicermati
pengelola tempat wisata adalah fasilitas yang terdapat
pada tempat wisata karena jika harga yang diberikan
untuk mengunjungi tempat wisata itu tinggi dengan
fasilitas yang ditawarkan tidak memadai maka
pengunjung akan merasa kecewa dan tidak ingin
berkunjung ke tempat tersebut. Oleh karena itu, dalam
penentuan harga sebaiknya memperhatikan target
pasar atau target pengunjung yang akan mengunjungi
tempat wisata. Harga yang sudah ditetapkan sebaiknya
mudah dijangkau dan bisa menutupi biaya
pemeliharaan dari fasilitas penunjang yang ada. Dan
untuk itu adakanlah harga promosi sesekali untuk
menarik wisatawan berkunjung.

4. Merumuskan Unique Selling Proposition (USP)


Strategi pemasaran yang keempat adalah Unique
Selling Point. Suatu badan usaha harus merumuskan
USP dalam strategi pemasaran pariwisatanya. USP
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 24
sendiri dipraktekkan agar dapat merayu atau
membujuk wisatawan untuk datang ke tempat wisata
dan apa yang sudah dipromosikan dapat diterima oleh
khalayak. USP sangatlah berguna diterapkan dalam
bidang pariwisata karena pengelola wisata akan tahu
dan paham tentang keunikan tempat wisata yang
dikelolanya karena pengunjung akan tertarik untuk
berkunjung ke tempat wisata yang unik sehingga
pengelola wisata bisa membuat strategi agar para
pengunjung terus berdatangan. Yang dimaksud bujuk
dan rayuan disini adalah bagaimana pengelola wisata
dapat menjelaskan keunikan dan fasilitas apa saja yang
terdapat di tempat wisata tersebut, selain harga yang
ditawarkan terjangkau sehingga wisatawan tertarik
untuk terus berkunjung.

5. Melakukan Pemasaran
Strategi pemasaran yang kelima adalah melakukan
pemasaran itu sendiri, dengan menentukan target
pasar yang benar dan penentuan harga yang relevan
maka tempat wisata akan ramai dikunjungi. Suatu
tempat wisata bisa dikatakan ramai atau tidak
tergantung dari adanya proses pemasaran yang tepat
dan jelas dan itu bisa dilakukan tidak hanya membuat
papan reklame di jalan ataupun brosur yang disebarkan
tetapi di era digital ini, pemasaran bisa dilakukan di
social media seperti facebook, Instagram, twitter dan
lain-lain . Dalam melakukan pemasaran sebaiknya
tunjukkan kelebihan dan keunikan yang terdapat pada
tempat wisata tersebut. Target pasar sangat berkaitan
dengan proses pemasaran itu sendiri sehingga

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 25


pelaksanaannya harus sesuai dengan target pasar yang
telah dibuat.

C. SIMPULAN
Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng
mempunyai potensi wisata yang luar biasa. Untuk
mengembangkannya, diperlukan pembinaan terutama
Pokdarwis, bagaimana potensi tersebut dapat digarap
maksimal sehingga bisa mendatangkan wisatawan, dan
memberi kesejahteraan masyarakat kepada
masyarakat. Sehingga diperlukan strategi pemasaran
pariwisata yang kuat dan bersinergi yang dilakukan
oleh seluruh komponen masyarakat, pemerintah
daerah dan para stakeholder sehingga minat wisatawan
untuk berkunjung ke Desa Panji Anom semakin
meningkat dan alhasil kesejahteraan
masyarakatnyamasayarakatnya juga akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Lumsdon, L. 1997. Tourism Marketing. International Thomson


Business Press: London
Walsh, L S, 1993. International Marketing, edisi ke-3,
Pitman:London.
http://panjianom-buleleng.desa.id

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 26


PELUANG DAN TANTANGAN PEMASARAN
BUDAYA PADA PASAR SENI TRADISIONAL
SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BELANJA
STUDI KASUS PASAR SENI GUWANG
SUKAWATI
Luh Kartika Sutra Dewi
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa
Denpasar

A. PENDAHULUAN
Pulau Bali merupakan bagian dari Kepulauan Sunda
Kecil sepanjang 153 kmkm dan lebar 112 km sekitar
3,2 km dari Pulau Jawa. Secara geografis, Bali terletak di
8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur
yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian
Indonesia yang lain. Batas wilayah Bali adalah Laut Bali
di bagiandibagian utara, Samudera Hindia
bagiandibagian selatan, Selat Bali di bagian barat dan
Selat Lombok di bagian timur. Bentang alam yang indah
Bali yang dikenal sebagai Pulau Dewata, Pulau Seribu
Pura dengan suguhan banyak destinasi pariwisata dan
sarana prasarana penunjang pariwisata, membuat Bali
menjadi tujuan yang memiliki daya pikat yang kuat dan
mampu mendatangkan kunjungan wisatawan. Bali yang
memiliki ciri khas dan kental akan budaya serta seni -
seni yang yang terlahir oleh seniman Bali menjadi nilai
tambah terhadap kemajuan pariwisata Bali. Bali
memiliki 8 Kabupaten dan 1 Kotamadya diantaranya
adalah Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli,
KabupatenKabupatan Gianyar, Kabupaten Buleleng,
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 27
Kabupaten Jembrana, Kabupaten Karangasem,
Kabupaten Klungkung, Kabupaten Tabanan dan
Kotamadya Denpasar. Salah satu kabupaten di Bali yang
terkenal dengan kebudayaan serta kesenian kerajinan
tangan yakni Kabupaten Gianyar.
Gianyar juga memiliki potensi seni budaya
diantaranya seni tari, seni musik/tabuh, seni lukis, seni
suara maupun seni karya. Potensi selanjutnya yang
dimiliki Kabupaten Gianyar adalah sebagai daerah
pusat budaya di Bali seperti kerajinan ukir - ukiran asli
Bali, patung Garuda Wisnu, serta berbagai cinderamata
yang merupakan salah satu kekuatan utama pariwisata
yang selalu dicari wisatawan. Wisatawan cenderung
lebih mementingkan kualitas dan keunikan produk.
Keberhasilan penjualan cinderamata memerlukan
strategi pemasaran yang tepat untuk dapat selalu
menciptakan kepuasan dan mendapatkan loyalitas
wisatawan. Pengembangan pariwisata di Kabupaten
Gianyar dilakukan dengan mengembangkan daya tarik
wisata, kesenian budaya sebagai ciri khas Bali dan juga
mempromosikan kerajinan - kerajinan asli Kabupaten
Gianyar yang salah satunya adalah cinderamata melalui
pasar seni tradisional yang dimana pasar seni
tradisional menjadi tujuan wisatawan untuk membeli
cinderamata atau sekedar berkunjung menikmati hasil
karya seni Bali. Di Kabupaten Gianyar terdapat 8 Pasar
Seni Tradisional pada Tabel 1.1, sebagai berikut :

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 28


Tabel 1.1

Pasar Seni Tradisional Di Kabupaten Gianyar


No. Nama Pasar Seni Alamat Pasar Seni
1. Pasar Seni Di Desa Sukawati
Sukawati
2. Pasar Seni Guwang Di Desa Guwang
Sukawati
3. Pasar Seni Di Desa Cemenggaon
Cemenggaon Celuk
4. Pasar Seni Goa Di Desa Bedulu
Gajah Blahbatuh
5. Pasar Seni Ubud Di Desa Ubud
6. Pasar Seni Gunung Di Desa Tampaksiring
Kawi
7. Pasar Seni Tirta Di Desa Manukaya
Empul Tampaksiring
8. Pasar Seni Gelulung Di Desa Sukawati
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Gianyar, 2022.

Berdasarkan Tabel 1.1, terdapat 8 pasar seni


tradisional di Kabupaten Gianyar yang tercatat
dalam data Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Gianyar, namun hanya 3 pasar seni
tradisional saja yang aktif beroperasi seperti Pasar
Seni Sukawati, Pasar Seni Guwang dan Pasar Seni
Ubud serta sisanya hanya sebagai pelengkap dari
keberadaan daya tarik wisata disekitarnya.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 29


Pasar Seni Tradisional sebagai tempat untuk
menjual berbagai macam kerajinan budaya,
cinderamata dan kerajinan lainnya. Pasar Seni
Tradisional umumnya bertujuan untuk
memberdayakan masyarakat lokal serta sebagai
wadah penyaluran kreativitas dan karya seni
masyarakat. Dalam pengembangan Pasar Seni
Tradisional khususnya Pasar Seni Guwang
diperlukan strategi untuk terus
mempromosikannya, salah satunya dengan cara
mengoptimalkan produk yang dipasarkan dengan
harga produk yang terjangkau, kemajuan
perkembangan teknologi dalam memasarkan,
pelayanan yang baik terhadap wisatawan yang
berkunjung dan sebagainya sehingga strategi
pemasaran dapat menjadi alat untuk menarik
wisatawan untuk berkunjung. Akan tetapi,
maraknya keberadaan pasar seni modern seperti
swalayan oleh - oleh membuat keberadaan pasar
seni tradisional mengalami penurunan kunjungan
wisatawan sehingga banyak keluhan dari pedagang
akan keberadaan pasar seni modern yang
berkembang saat ini.

Telaah hasil penelitian sebelumnya dilakukan


oleh Dewi (2020) dalam Skripsi Program Studi
Sarjana Industri Perjalanan Wisata, UNUD, yang
berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Pasar Seni
Guwang Sukawati Sebagai Daya Tarik Wisata
Belanja”, sebagai acuan dan referensi yang relevan
dalam penelitian ini. Penelitian tersebut
memaparkan mengenai Pasar Seni Guwang

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 30


merupakan salah satu pasar seni tradisional di
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar yang
dibangun sebagai wadah penyaluran kreativitas
karya seni dan sebagai lapangan pekerjaan
masyarakat lokal Desa Guwang. Maraknya
keberadaan pasar seni modern, berdampak pada
pasar seni tradisional yang mulai ditinggalkan. Hasil
Studi tersebut dilakukan untuk mengetahui strategi
pemasaran yang tepat untuk menjaga eksistensi
Pasar Seni Guwang sebagai daya tarik wisata
belanja. Teknik analisis data yang digunakan dalam
hasil studi tersebut adalah penjabaran lingkungan
internal eksternal/IFAS EFAS dengan Marketing Mix
7P sebagai faktor internal dan analisis pasar,
kompetitor, pemerintah, teknologi, ekonomi, sosial
budaya dan analisis lingkungan sebagai faktor
eksternal. Jenis data yang digunakan adalah data
kuantitatif dan kualitatif, data primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, penyebaran kuesioner
internal eksternal kepada 175 wisatawan yang
berkunjung ke Pasar Seni Guwang serta kepada
Pengelola Pasar Seni Guwang, Akademisi Pariwisata
dan Guide Freelance yang mengajak wisatawan ke
Pasar Seni Guwang. Teknik analisis data yang
digunakan adalah mix methods. Hasil studi dari 22
indikator lingkungan internal dan 13 indikator
lingkungan eksternal, maka diperoleh 13 faktor
kekuatan, 9 faktor kelemahan, 8 faktor peluang dan
5 faktor ancaman. Berdasarkan hasil pengolahan
data dalam studi ini terhadap faktor internal
eksternal/IFAS EFAS diketahui total nilai IFAS
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 31
adalah 2,53 dan total nilai EFAS adalah 2,70
sehingga menunjukkan posisi Pasar Seni Guwang
berada pada sel V yaitu strategi Growth Stability
yaitu strategi yang dilakukan Pasar Seni Guwang
yang menginginkan pertumbuhan atau peningkatan
usaha untuk kedepan dan mengatasi kemerosotan
penghasilan yang sedang dihadapi saat ini.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis data


kualitatif berbentuk deskriptif untuk
menggambarkan fenomena dan fakta yang terjadi
serta berbagai keterangan dan informasi dari hasil
wawancara yang berhubungan dengan penelitian
ini. Sumber data yang digunakan adalah data
primer yang diperoleh secara langsung dari
narasumber di lokasi penelitian, hasil wawancara
kepada Pengelola dan Pedagang serta penyebaran
kuesioner/angket dan foto – foto dokumentasi.
Strategi pemasaran dengan menggunakan Bauran
Pemasaran (Marketing Mix) 7P, yaitu keseluruhan
kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan
produk, harga, promosi, saluran distribusi, personal,
lingkungan fisik dan proses dan Analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).

B. PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum
Desa Guwang adalah salah satu desa yang
bertempat di Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar. Desa Guwang adalah lokasi dari Pasar Seni
Guwang. Desa Pakraman Guwang masuk dalam

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 32


wilayah administrasi Desa Dinas Guwang,
Kecamatan Gianyar. Luas total wilayah Desa
Guwang 2.785 km terbagi dalam 7 Banjar Dinas
serta 5 Banjar Satusan (Desa Adat).

Pasar Seni Guwang terbagi menjadi tiga blok,


yaitu blok A terletak di sebelah kiri dari pintu
gerbang masuk. Kios – kios yang berada di blok ini
sebagian besar menjual cinderamata berupa
kerajinan kayu ataupun barang yang lain. Di bagian
blok B yang terletak di sebelah kanan pintu
gerbang, pedagang banyak yang menjual
cinderamata berupa pakaian meskipun ada juga
yang menjual selain bahan dari kain. Sedangkan
blok C letaknya diantara ujung blok A dan blok B,
sehingga blok – blok di Pasar Seni Guwang ini
membentuk huruf U dengan blok C sebagai
penghubungnya, walaupun gedung bangunannya
terpisah. Dari ragam jenis dan bentuk barang
dagangan serta harganya, di Pasar Guwang tidak
berbeda jauh dengan barang cinderamata atau
harganya pada Pasar Seni Sukawati. Leluasanya
berbelanja di Pasar Seni Guwang yang tidak ada
pedagang asongan yang berkeliling di sekitar atau
di dalam pasar seperti di Pasar Seni Sukawati.
Sedangkan untuk pengunjung atau pembeli yang
sebagian besarnya wisatawan di Pasar Seni
Guwang sudah lumayan ramai, terlebih lagi bila
mendapat rombongan wisatawan yang datang
dengan beberapa bus pariwisata. Namun untuk
dapat berbelanja lebih puas, sebaiknya datang lebih
awal karena jika masih pagi, para pedagang
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 33
biasanya memberikan harga yang lebih murah.
Selain untuk penglaris (penggarispenggarus dalam
Bahasa Bali) dagangannya, hal tersebut
dikarenakan pengunjung atau wisatawan yang
masih sepi. Biasanya, pada saat pengunjung atau
wisatawan mulai ramai maka para pedagang akan
memberikan harga lebih mahal.

2. Analisis SWOT Pemasaran Pasar Seni


Guwang Sukawati
Analisis SWOT merupakan metode yang
digunakan untuk menganalisis kondisi Pasar Seni
Weaknesses), serta faktor eksternal yaitu sebagai
Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats)
yang diperoleh dari hasil penelitian pada Pasar Seni
Guwang. Berdasarkan analisis SWOT ditemukan
strategi dan program pemasaran yang dapat
diterapkan oleh Pasar Seni Guwang berdasarkan
faktor internal yaitu sebagai Kekuatan (Strengths)
dan Kelemahan (Weaknesses) serta faktor eksternal
yaitu sebagai Peluang (Opportunities) dan Ancaman
(Threats) yang diperoleh dari hasil penelitian pada
Pasar Seni Guwang. Berdasarkan analisis SWOT
ditemukan strategi dan program pemasaran yang
dapat diterapkan oleh Pasar Seni Guwang. Adapun
beberapa strategi sertabeserta program
pemasaran yang dapat dirumuskan dalam
pemasaran Pasar Seni Guwang adalah sebagai
berikut :

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 34


a. Strategi Strengths Opportunities (SO), adalah
strategi yang menggunakan kekuatan dan
memanfaatkan peluang yang telah
diidentifikasidiindentifikasi. Strategi yang dapat
diterapkan dalam pemasaran Pasar Seni
Guwang adalah strategi memperluas segmentasi
pasar dan strategi memanfaatkan SDM untuk
kemajuan Pasar Seni Guwang.
b. Strategi Weaknesses Opportunities (WO), adalah
strategi yang meminimalkan kelemahan dan
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
dapat diterapkan dalam pemasaran Pasar Seni
Guwang adalah strategi mengembangkan
infrastrukturinfratruktur, strategi
mengembangkan produksi, dan strategi
memperluas promosi.
c. Strategi Strengths Threats (ST), adalah strategi
yang menggunakan kekuatan dan mengatasi
ancaman yang ada. Strategi yang dapat
diterapkan dalam pemasaran Pasar Seni
Guwang adalah strategi mempertahankan
pangsa pasar.
d. Strategi Weaknesses Threats (WT), adalah
strategi yang meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman yang ada. Strategi yang
dapat diterapkan dalam pemasaran Pasar Seni
Guwang adalah strategi bersaing dengan pasar
seni terdekat.

3. Peluang dan Tantangan Pemasaran Pasar


Seni Guwang Sukawati
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 35
Adapun peluang dan tantangan yang
dapat dilakukan terhadap pemasaran Pasar Seni
Guwang, sebagai berikut :

a. Penguatan Kerjasama Dengan Guide Freelance


Adapun cara yang bisa diterapkan seperti
memberikan komisi maupun dengan
memfasilitasi tempat beristirahat bagi para
Guide Freelance maupun Driver yang mengajak
wisatawan berkunjung ke Pasar Seni Guwang.
Diharapkan dengan semakin banyaknya Guide
Freelance yang bekerja sama maka akan semakin
luas pula saluran distribusi yang dilakukan oleh
Pasar Seni Guwang.
b. Kerjasama Dengan Travel Agent
Adapun cara yang bisa diterapkan adalah
dengan memberikan komisi maupun
cinderamata sebagai ucapan terimakasih kepada
Travel Agent yang mengajak wisatawannya
berkunjung ke Pasar Seni Guwang. Diharapkan
dengan bekerjasama dengan Travel Agent maka
kunjungan wisatawan yang datang dan
berbelanja ke Pasar Seni Guwang akan semakin
banyak.
c. Kerjasama Dengan Para Youtuber Maupun
Influencer
Adapun cara yang bisa diterapkan seperti
untuk mengulas mengenai Pasar Seni Guwang,
sehingga diharapkan dapat membuat Pasar Seni
Guwang eksis melalui konten – konten youtube
maupun link artikel pada sosial media.
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 36
d. Pengembangan Kreativitas Masyarakat Lokal
Desa Guwang
Adapun cara yang dapat diterapkan
adalah dengan mengasah kemampuan
masyarakat lokal yang berbakat maupun yang
berminat dalam membuat kerajinan tangan
dengan cara bekerjasama dan memberikan upah
yang sesuai dengan hasil produk yang dihasilkan
untuk dipasarkan di Pasar Seni Guwang. Dengan
demikian diharapkan produk yang dihasilkan
untuk dipasarkan di Pasar Seni Guwang
berkualitas baik dan tidak mengecewakan
pembeli.
e. Penguatan Pemasaran Karya Seni Secara
Aspiratif Dan Inspiratif
Adapun cara yang bisa diterapkan adalah
dengan berdiskusi sebelum memproduksi
produk dan Pengelola menerima masukan yang
membangun dalam pembuatan karya seni. Hal
tersebut diharapkan Pasar Seni Guwang menjual
produk yang unik dan memiliki ciri khas sendiri.
f. Kolaborasi Dengan Pemkab / Dinas Provinsi Dan
Akademisi
Adapun cara yang bisa diterapkan
dengan bekerjasama dalam penciptaan produk
yang akan dipasarkan di Pasar Seni Guwang
serta memberikan pelatihan kepada Pengelola
Pasar Seni Guwang bersama masyarakat Desa
Guwang maupun masyarakat sekitar Pasar Seni
Guwang dalam penciptaan produk baru.
g. Pembuatan Produk Khas Dan Unik

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 37


Adapun cara yang dapat diterapkan
adalah dengan membuat produk yang hanya
dijual di Pasar Seni Guwang sehingga wisatawan
akan tertarik untuk berkunjung ke Pasar Seni
Guwang untuk membeli produk tersebut.
h. Meningkatkan Promosi Pasar Seni Guwang
Melalui Media Elektronik
Adapun cara yang dapat diterapkan
adalah dengan memperluas kerjasama dengan
penyiaran TV swasta dalam mempromosikan
Pasar Seni Guwang secara berkala. Diharapkan
dengan adanya promosi Pasar Seni Guwang
melalui media TV dapat menjangkau lebih
banyak wisatawan atau calon pengunjung.
i. Peningkatan Media Transaksi
Adapun cara yang dapat diterapkan
adalah dengan menggunakan mesin EDC
(Electronic Data Capture) jika memungkinkan
pada kios Pedagang Pasar Seni Guwang. Mesin
EDC difungsikan untuk menerima pembayaran
nontunai dari kartu kredit ataupun kartu debit.
Dengan adanya mesin EDC di kios pedagang
diharapkan lebih memudahkan transaksi jual
beli di Pasar Seni Guwang.

C. SIMPULAN
Berdasarkan latar belakang dan
pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 38


1. Strategi yang telah diterapkan Pasar Seni Guwang
sebagai daya tarik wisata belanja adalah (1) Jenis
produk yang dipasarkan adalah lukisan, patung,
pakaian dan kerajinan lainnya yang kualitasnya
setara dengan produk yang dijual di toko souvenir
modern (2) Memberikan potongan harga serta
wisatawan dapat melakukan tawar menawar harga
produk dan juga harga produk yang dipasarkan
terjangkau (3) Menyediakan tata ruang untuk kios
pedagang yang memadai (4) Melakukan promosi
melalui media internet / online, TV dan media cetak
serta dibantu oleh tokoh – tokoh
masyarakatmasyarat di Desa Guwang dalam
mempromosikan Pasar Seni Guwang
(5) Memberikan etika profesi dan pelatihan –
pelatihan kepada Pedagang Pasar Seni Guwang dan
PengrajinPengerajin Di Desa Guwang (6)
Menyediakan lahan parkir yang luas (7)
Menyediakan ATM untuk memfasilitasi wisatawan.
2. Kekuatan dari Pasar Seni Guwang adalah (1)
Kemudahan dalam mencari informasi mengenai
Pasar Seni Guwang (2) Produk yang dipasarkan
berkualitas baik (3) Pedagang sangat handal dalam
melayani (4) Harga produk sesuai dengan kualitas
produk (5) Wisatawan mendapatkan potongan
harga jika membeli produk dalam jumlah banyak
(6) Tempat parkir luas (7) Pedagang ramah dalam
melayani (8) Kemudahan dalam menjangkau Pasar
Seni Guwang (9) Kualitas dan jenis produk yang
dipasarkan setara dengan produk yang dijual di
toko souvenir modern (10) Promosi Pasar Seni
Guwang melalui media internet/online (11) Pasar
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 39
Seni Guwang bersih (12) Harga produk terjangkau
(13) Pedagang sangat baik dalam berbahasa
Indonesia maupun Inggris. Sedangkan Kelemahan
Pasar Seni Guwang adalah (1) Pasar Seni Guwang
kurang mudah dijangkau berbagai transportasi (2)
Produk yang dipasarkan kurang beraneka ragam
(3) Wisatawan kurang dapat melakukan tawar
menawar harga produk (4) Lokasi Pasar Seni
Guwang kurang strategis (5) Pasar Seni Guwang
kurang tertata rapi dan menarik (6) Proses
transaksi yang aman tetapi kurang mudah
meskipun disediakannya ATM untuk memfasilitasi
wisatawan (7) Promosi Pasar Seni Guwang melalui
media elektronik/TV (8) Pedagang kurang sopan
dalam melayani (9) Promosi Pasar Seni Guwang
melalui media cetak.
3. Peluang Pasar Seni Guwang adalah (1) Jumlah
kunjungan wisatawan ke Bali meningkat (2)
Berkembangnya ekonomi kreatif masyarakat lokal
dalam memproduksi souvenir (3) Kemajuan
teknologi dalam memasarkan Pasar Seni Guwang
(4) Kebijakan pemerintah dalam mendorong dan
mengembangkan penataan pasar seni tradisional
(5) Interaksi yang baik antar wisatawan dengan
Pedagang Pasar Seni Guwang (6) Kunjungan
wisatawan China (7) Kebersihan dan kenyamanan
Pasar Seni Guwang (8) Keamanan di Pasar Seni
Guwang. Sedangkan Ancaman Pasar Seni Guwang
adalah (1) Kurangnya keinginan / minat wisatawan
berkunjung ke Pasar Seni Guwang (2) Krisis
ekonomi global (3) Nilai tukar rupiah
melemahmelemh (4) Kecanggihan media yang
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 40
digunakan pesaing (5) Semakin banyak pasar oleh
– oleh modern.
Alternatif strategi yang dapat
diimplementasikan pada Pasar Seni Guwang adalah
(1) Strategi memperluas segmentasi pasar (2)
Strategi memanfaatkan SDM untuk kemajuan Pasar
Seni Guwang (3) Strategi mengembangkan
infrastruktur (4) Strategi mengembangkan
produksi (5) Strategi mengembangkan promosi (6)
Strategi mempertahankanmemperthankan pangsa
pasar (7) Strategi bersaing dengan pasar seni
terdekat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Analisi SWOT. Jakarta : Balai Pustaka.

. 2019. Jumlah Pasar Seni Di Kabupaten Gianyar.


Gainyar : Bali Post.

Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta : Balai Pustaka (1991 : 1011).

Angipora P. Marius, 1999, Dasar-dasar


Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Dewi, 2020. Strategi Pemasaran Pasar Seni Guwang


Sukawati Sebagai Daya Tarik Wisata Belanja.
Skripsi UNUD.

Yoeti, 2003. Wisata Belanja. Balai Pustaka.


Jakarta.Tourism Business Frontiers, 2006.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 41


Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 42
PELUANG DAN TANTANGAN
PEMASARAN PARIWISATA
BUDAYA BALI
(STUDI KASUS PADA OBJEK
WISATA PURI AGUNG
KERAMBITAN)
Ni Putu Ayu Wikantini

A. Pendahuluan
Pemasaran adalah rangkaian kegiatan yang
menciptakan, mengkomunikasikan, dan menaruh
nilai kepada pelanggan atau target pasar, ataupun
untuk mengelola interaksi dengan cara tertentu
sehingga dapat menguntungkan organisasi atau
pemangku kepentingan. (Weaver, 2014)
menambahkan sebetulnya pemasaran bersifat
interaksi saling timbal balik yang saling
menguntungkan. Ketika ide, produk, jasa, dan nilai
yang diciptakan kemudian dipertukarkan kepada
kedua pihak, untuk mencapai keuntungan dan
solusi atas permasalahan bersama. Orientasi dari
sebuah konsep pemasaran ialah konsumen atau
pelanggan, dimana organisasi yang dalam hal ini
merujuk kepada organisasi pariwisata mengetahui
apa yang diinginkan konsumen kemudian
menghasilkan suatu produk atau jasa yang dapat
membantu konsumen tersebut mendapatkan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 43
keinginannya dan memuaskan permintaan yang
ada untuk mendapatkan sebuah keuntungan
(Goeldner anddan Ritchie, 2012). Damanik dalam
Manafe, J. (2016) menyampaikan bahwa
pemasaran pariwisata sebaiknya berkenaan
tentang bagaimana menekan segmen pasar yang
sebenarnya dan mengidentifikasi bagaimana pola
perilakunya, serta mengomunikasikan ke segmen
pasar bahwa produk (destinasi) yang ditawarkan
tersebut lebih unggul dan berbeda dari produk
lainnya.
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya
akan potensi dan daya tarik wisatanya. Hal ini
menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara
untuk berkunjung ke Indonesia, baik untuk sekedar
menghabiskan liburan maupun mempelajari dan
mengenal keunikan Indonesia. Selain itu,
keramahtamahan penduduk lokal menjadi faktor
pendukung para wisatawan betah dan nyaman
melakukan aktivitas wisata. Potensi dan daya tarik
tersebut tentu harus disikapi dan dikembangkan
dengan maksimal. Seturut dengan UU No. 10 Tahun
2009 tentang Kepariwisataan, tertuang bahwa
pembangunan kepariwisataan diwujudkan melalui
pelaksanaan rencana pengembangan pariwisata
yang menekankan pada pembangunan
kepariwisataan, keunikan budaya dan alam, serta
pemenuhan kebutuhan manusia selama melakukan
perjalanan pariwisata. Pariwisata termasuk
pemasaran pariwisata dan organisasi pariwisata.
Dalam Setiadarma, D., & Wijaya, K. D. P. (2020),
WTO (World Trade Organization) atau Badan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 44
Pariwisata Dunia menyampaikan bahwa pariwisata
akan menjadi industri besar dan perkembangannya
beriringan dengan bidang telekomunikasi dan
teknologi informasi. Sejauh ini, pemasukan devisa
terbesar negara dari sektor pariwisata bersumber
dari pulau Bali yang tidak dipungkiri lagi
pamornya. Hal ini menandakan kekayaan
kebudayaan dan tempat wisata eksotis yang ada di
Bali masuk ke dalam jejeran pilihan destinasi
wisata favorit mancanegara.
Pesona bali yang kuat dan menakjubkan
tersebut berhasil menarik kunjungan wisatawan.
Dilansir dari Bali Management Villas, tersaji data
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Bali yang
menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali
pada bulan September 2022 mencapai 305.244
kunjungan. Hal ini menunjukkan adanya tren
positif sejak awal tahun ini pasca pandemi. Jumlah
ini kian mengalami kenaikan bila dibandingkan
dengan bulan sebelumnya. Data jumlah kunjungan
wisatawan pada bulan Oktober mengalami
kenaikan sebesar 4,84%.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 45


Sumber: Bali Management Villas
Data kunjungan ini dicatat berdasarkan jumlah
kunjungan wisatawan asing yang masuk
melaluimelalu pintu Bandar Udara Internasional
Ngurah Rai dan jalur Pelabuhan domestik.
Tabel 1. Data Kunjungan wisatawan asing
Pintu Masuk Agustus September Oktober
2022 2022 2022
Bandara Ngurah 276,659 291,115 305,152
Rai
Pelabuhan 32 47 92
Sumber: Bali Management Villas

Perkembangan industri pariwisata terpengaruh


oleh adanya objek wisata dan atraksi wisata.
Sepintas, pengertian antara objek dan atraksi
wisata terasa sama, namun sebenarnya memiliki
perbedaan besar. Yoeti dalam Manafe, J. (2016)
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 46
memaparkan bahwa di luar negeri, mereka hanya
mengenal atraksi wisata yang disebut dengan nama
Tourist Attraction. Tidak sama halnya dengan
Indonesia yang mengenal kedua hal tersebut
dengan terminologi yang berbeda. Objek wisata
adalah segala hal menarik yang dapat dilihat dan
dirasakan oleh wisatawan, umumnya bersumber
dan disediakan oleh alam. Sedangkan daya tarik
wisata adalah segala sesuatu yang menarik bagi
seorang wisatawan untuk dilihat, didengar,
dinikmati dan dimiliki. Secara umum, itu adalah
sesuatu yang dilakukan orang dan perlu persiapan
khusus sebelum akhirnya dapat ditampilkan
kepada wisatawan. Ada 3 syarat suatu tempat layak
dikunjungi: (1) something to see, (2) something to
buy, dan (3) something to do. Pulau Bali
menawarkan kedua hal tersebut, mulai dari objek
wisata hingga atraksi wisata. Atraksi wisata
termasuk ke dalam pariwisata budaya, dimana
kegiatan yang dilakukan umumnya menampilkan
keunikan budaya, kesenian, serta nilai-nilai yang
dianut suatu kelompok masyarakat di sekitar
wilayah wisata. Salah satu pelaku wisata di Bali
yang menampilkan atraksi wisata adalah Puri
Agung Kerambitan (Puri Agung Kerambitan) di
Kerambitan, Tabanan, Bali dengan atraksi wisata
berupa Teater Calonarang TektekanT (Teater
Calonarang Tetekan). Produk atraksi wisata Teater
Calonarang TektekanTetekan pun disukai
wisatawan, baik wisatawan mancanegara
(wisman) maupun wisatawan domestik (wisdom).
Teater Calonarang TektekanTetekan merupakan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 47
salah satu pertunjukan nasional yang memegang
erat kesusastraan daerah dan seni pertunjukan
tradisional Bali. Hal ini menunjukkan adanya
aktivitas budaya yang direalisasikan dalam
pelakonan.
Perkembangan Teater Calonarang
TektekanTetekan di Puri Agung Kerambitan
berlangsung dinamis dan cukup baik. Ditandai
dengan kunjungan wisata rata-rata sebanyak 2.002
wisman dalam kurun 1992 hingga 2002. Angka ini
merupakan angka yang cukup menggembirakan
karena pertumbuhan kunjungan tamu terus
meningkat seiring bertambahnya tahun. Hingga,
Puri Agung Kerambitan juga terkena imbas dari
tragedi Bom Bali dan mengalami kemunduran
kunjungan wisatawan. Selain itu, adanya atraksi
sejenis yang diselenggarakan oleh pelaku
wisatawan lainnya, tepatnya di Puri Anyar
Kerambitan (PAnK) sehingga terjadi persaingan
jumlah kunjungan. Bahkan, pihak PAnK sempat
mengungguli teater yang dijalankan oleh Puri
Agung Kerambitan.
Atas persaingan yang terjadi, pihak Puri Agung
Kerambitan mengupayakan pengembangan atraksi
dengan cara memperkuat upacara penyambutan,
memaksimalkan atraksi berbagai kesenian
tradisional khas desa adat Kerambitan, juga
meningkatkan keramahtamahan kepada para
wisman yang dianggap sebagai tamu agung dan
disambut keluarga Raja Puri Agung Kerambitan
beserta lima permaisuri serta anak-anaknya.
Manajemen Puri Agung Wisata sebagai pengelola
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 48
atraksi wisata Teater Calonarang TektekanTetekan
di Puri Agung Kerambitan hingga kini terus
mengupayakan pemulihan dan peningkatan
pendapatan. Salah satunya dengan
menyelenggarakan atraksi unggulan selama dua
kali dalam seminggu dan mencari langkah solusi
agar pemasaran pariwisata budaya yang
dikembangkannya efektif sehingga mampu
menjangkau wisatawan dengan jumlah yang lebih
besar. Selain berfokus untuk menambah
konsistensi pelaksanaan Teater Calonarang
TektekanTetekan, Puri Agung Kerambitan juga
menjalin Kerjasama dengan beberapa biro
perjalanan. Namun hasilnya belum sebagaimana
yang diharapkan karena nilai profitabilitasnya
masih rendah dibandingkan kebutuhan Puri Agung
Kerambitan setiap bulannya (Purwanto. 2013).
Berdasarkan fenomena yang ada, penulis ingin
melihat realitas; peluang dan tantangan dalam
strategi pemasaran pariwisata budaya yang
dilakukan oleh pengelola Teater Calonarang
TektekanTetekan di Puri Agung Kerambitan,
Tabanan, Bali.
B. Pembahasan
1. Pariwisata Budaya dan Penyelenggaraannya
Segala potensi budaya dan kearifan lokal
yang dikembangkan sedemikian rupa menjadi
pariwisata merupakan produk dari kreativitas
manusia yang bernilai ekonomi. Apabila
melihatnya dari aspek budaya, industri
pariwisata perlahan-lahan memainkan peran
penting dalam perkembangan budaya
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 49
Indonesia. Hal ini dikarenakan keberadaan
suatu objek wisata budaya menandakan bahwa
daerah memiliki kemampuan untuk
memperkenalkan keanekaragaman budaya
suatu negara, seperti kesenian tradisional,
upacara keagamaan atau adat yang menarik
perhatian wisatawan mancanegara maupun
wisatawan lokal. Aktivitas pariwisata budaya
dapat terjadi dan dialami hanya bagi daerah
yang memiliki keragaman kebudayaan dan nilai
keunikannya. Pariwisata budaya ini terus
berkembang seiring waktu. Industri pariwisata
yang berkembang dengan pesat terjadi
pertukaran unsur kebudayaan melalui interaksi
antara wisatawan dan masyarakat lokal yang
berada di sekitar daerah wisata. Wisatawan pun
dapat mengenal dan menghargai budaya yang
diterapkan oleh masyarakat sekitar (Spillane
dalam Sugiyarto, S. 2018).
Pelaku atau penyelenggara pariwisata
merupakan orang yang secara langsung terlibat
dalam pembuatan materi atau produk budaya
bagi para wisatawan baik masyarakat sekitar,
komunitas, lembaga, dan pemerintah (Boniface,
P. 1999). Untuk menyelenggarakan pariwisata
budaya, perlu dipahami bagaimana seseorang
(wisatawan) menginginkan suatu atraksi wisata
itu sendiri. Jika hal ini tidak dipahami terlebih
dahulu oleh penyelenggara pariwisata, maka
sulit untuk memberikan pelayanan yang tepat
dan memenuhi kepuasan para wisatawan.
Sebagaimana disebutkan oleh (Martaleni. 2017),
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 50
bahwa produk pariwisata budaya bersifat tidak
nyata atau abstrak karena produk pariwisata
hanya bisa dirasakan dan diamati oleh
wisatawan. Dapat dipahami pula bahwa produk
pariwisata memiliki karakteristik sebagai jasa
atau service. Sehingga, untuk mencapai tingkat
kualitas pariwisata yang baik dibutuhkan
peningkatan pelayanan jasa di bidang
pariwisata.
Ndou dalam Martaleni (2017),
memformulasikan komponen yang dapat
ditemukan dalam produk wisata, antara lain:
1. Atraksi, keunikan objek wisata yang
memiliki nilai-nilai berupa budaya,
kelestarian alam, festival seni, dan
lainnya.
2. Aksesibilitas, kemudahan untuk
menjangkau tempat wisata. Komponen
ini termasuk penting karena
bersinggungan dengan bagaimana
wisatawan dapat mencapai lokasi objek
wisata.
3. Amenities, merupakan sarana dan
prasarana untuk mendapatkan
kesenangan. Apapun fasilitas seperti
akomodasi, kebersihan, keamanan, dan
kenyamanan dari suatu pelayanan
kepada wisatawanwsatawan.
4. Networking, jaringan Kerjasama yang
berkaitan dengan produk yang
ditawarkan. Misal, kerjasama biro
perjalanan dengan pengelola suatu
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 51
objek wisata. Dengan tujuan
mempermudah akses dan mendapatkan
keuntungan bagi kedua belah pihak.
Seperti yang telah dipaparkan, sebuah
atraksi wisata tergantung dengan bagaimana
penyelenggaraannya, penontonnya, dan gaya
promotornya. Beberapa usaha pariwisata
budaya tidak berhasil disebabkan
penyelenggaranya tidak mencari tempat yang
sesuai, ataupun ketidaksesuaian dirinya sendiri
dalam pemilihan antara gaya promosi dan
produknya (Boniface, P. 1999).
2. Daya Tarik Objek Wisata Budaya Puri Agung
Kerambitan
Wisata Puri Agung Kerambitan di
Tabanan Bali merupakan kawasan asri Desa
Kerambitan yang dikelilingi oleh pertanian kecil
dan sawah yang subur. Bangunan istana yang
berdiri kokoh dengan ukiran kayunya yang
indah disertai suasana kental alunan tarian dan
musik tradisional.
Sesungguhnya, Kerambitan merupakan
bekas singgasana keluarga kerajaan di
Kabupaten Tabanan, Arya kencengkenseng.
Kerajaan Tabanan Puri Agung Kerambitan
dikembalikan ke Puri Anyar Kerambitan pada
abad ke-17. Kini salah satu keturunan keluarga
keraton yang masih hidup adalah Anak Agung
NgurahNgula Oka Silagunadha, Raja keraton
yang memimpin. Saat ini, istana digunakan
untuk pertunjukan tarian dan musik sakral

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 52


tradisional dan dilestarikan sebagai warisan
budaya.
Puri Agung Kerambitan merupakan puri
yang besar dengan luas 2 Ha dan masih terjaga
kelestariannya. Daerah ini terkenal dengan
kesusastraan klasik, Tari Legong, lukisan
bertemakan wayang, ukiran batu atau kayu.
Salah satu daya tarik yang diperhitungkan
adalah gamelan tektekan yang berfungsi untuk
mengusir bhuta kala pada saat masyarakat desa
sedang grubug. Selain itu, dipercaya memiliki
kekuatan magis oleh masyarakat sekitar.
Terdapat berbagai potensi pertunjukkan
dengan nilai seni yang ditawarkan oleh
masyarakat Desa Kerambitan. Pertunjukkan
tersebut dikemas menjadi baru dan
dikombinasikan dengan proses ritualistik yang
besar berdasarkan segi materi, ruang, dan waktu
penyajian (Ruastiti, N. M. 2012).
3. Peluang Pemasaran Puri Agung Kerambitan
Sebagai Destinasi Edukatif
Adanya istilah yang dikenakan untuk
wisata warisan atau heritage tourism
menunjukkan bahwa peninggalan sejarah yang
masih terjaga di masa kini memiliki sejumlah
fungsi dan manfaat bagi generasi mendatang.
Sebagai suatu objek daya tarik wisata budaya,
puri mengandung elemen penting daya tarik
wisata: something to see, something to do dan
something to buy. Saat ini, bangunan puri di Bali
selain menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan atau
acara kebudayaan setempat juga difungsikan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 53
sebagai daya tarik wisata. Sehingga berbagai
bangunan warisan budaya seperti puri, benteng,
dan sejenisnya perlu dilestarikan dan dijaga
dengan baik.
Puri yang dapat dijadikan salah satu
tempat untuk melakukan pembelajaran di luar
kelas, karena kemungkinanmemungkinan
pelajar atau mahasiswa mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan baru mengingat
puri adalah bangunan warisan budaya bernilai
historis (Ankomah dan Larson, dalam Sudiarta,
et al. 2022). Hal ini diperkuat dengan asas
penyelenggaraan pariwisata yang berasaskan:
(1) manfaat, (2) kelestarian, (3) partisipatif, dan
(4) keberlanjutan. Sejalan dengan bagaimana
pembangunan pariwisata seharusnya
dilaksanakan. Puri diharapkan memberi
manfaat bagi seluruh pihak, mulai dari
pengelola, masyarakat lokal, dan wisatawan.
Selain itu, adanya aktivitas wisata dapat
membantu pelestarian warisan dan dikenang
secara luas.
Smith (2013) berpendapat bahwa
terdapat tiga komponen dalam educational
tourism (wisata edukasi) yaitu: Universitas,
Pemerintah, dan Stakeholder pariwisata. Ketiga
komponen tersebut memegang peran penting
untuk memajukan suatu objek wisata menjadi
objek wisata berbasis edukasi. Keselarasan
ketiga komponen dapat dengan cepat membantu
pemasaran, mengingat kuasa (power) dan
khalayak (audiences) yang dimiliki masing-
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 54
masing pihak. Misalnya saja Ketika universitas
atau perguruan tinggi memasukkan rencana
kegiatan pembelajaran di luar kelas bagi
mahasiswanya. Dengan mendatangkan
mahasiswa untuk mengunjungi Puri lalu
memberikan informasi dan pengetahuan budaya
serta membiarkan mahasiswa belajar
mengeksploarasi realitas aktivitas budaya
dalam Puri akan membentuk karakter
mahasiswa yang berbudaya dan memiliki
keajegan untuk melestarikan budaya. Selain itu,
dapat mendorong perekonomian masyarakat
sekitar termasuk pengelola puri serta
memberikan peluang bagi pengelola untuk
mengembangkan kualitas wisata yang
digelutinya.
4. Tantangan Pemasaran Pariwisata Budaya
Puri Agung Kerambitan
Berdasarkan kajian analisis internal dan
eksternal pada artikel terdahulu, Purwanto
(2013) memaparkan lingkungan eksternal
mikro merupakan faktor-faktor di sekitar
perusahaan yang mempengaruhi kemampuan
melayani pelanggan, baik sebagai: perusahaan
pesaing, perusahaan saluran pemasaran, pasar
pelanggan dan masyarakat luas. Meskipun
lingkungan eksternal mikro merupakan hal di
luar kendali, namun sebaiknya pengelola
melakukan antisipasi agar
profitabilitasnyaprovitabilitasnya bertahan
stabil dan semakin berkembang. Kondisi
internal pengelola juga sama pentingnya dengan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 55
kondisi eksternal pengelola. Faktor yang dapat
dikendalikan dapat berubah karena perubahan
sosial, budaya, ekonomi, keamanan, atau
persaingan. Faktor-faktor yang dikendalikan ada
di dalam perusahaan yang meliputi faktor-faktor
seperti produk, harga, distribusi dan pemasaran
(Dharmesta, 1999: 22-25).
Promosi yang dilakukan pengelola wisata
Puri Agung Kerambitan masih mengutamakan
media yang lama seperti pemberian brosur,
kartu nama, dan promosi dari kepuasan
pelanggan sebagai unggulan utama, karena
biaya promosi masih minimal anggarannya. Hal
ini menjadi tantangan baru bagi pengelola
wisata budaya untuk memaksimalkan media
baru dalam ajang promosi. Mengingat peluang
besar yang ditawarkan oleh dunia digital bagi
kepentingan pariwisata (Kurniawan, A. R. 2020).
Adapun beberapa langkah yang dapat
dilaksanakan untuk memberdayakan revolusi
digital: (1) pelatihan kualitas layanan, (2)
pelatihan digital marketing secara dasar, (3)
menerapkan konsep e-tourism.
Kecakapan dalam memberdayakan
teknologi akan memberikan keuntungan bagi
pelaku wisata. Salah satunya, konsep e-tourism
yang memberikan pengalaman merasakan dan
menikmati sepintas tentang objek wisata secara
virtual dan mendapatkan informasi lengkap
terkait objek wisata. Hal tersebut dapat
mendorong keinginan wisatawan untuk segera
mengalami secara langsung atraksi wisata yang
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 56
ditawarkan. Mengingat akses digital sangat
mudah diakses dan menjangkau khalayak luas.

C. SIMPULAN
Berdasarkan paparan analisis peluang dan
tantangan pemasaran atraksi wisata Teater
Calonarang TektekanTetekan di Puri Agung
Kerambitan dapat disimpulkan bahwa berikut.
Pertama, Puri Agung Wisata selaku pengelola
atraksi wisata di Puri Agung Kerambitan harus
menerapkan strategi pemasaran yang bersifat
agresif (growth oriented strategy). Puri Agung
dapat menunjukkan posisinya sebagai puri yang
unggul dan bersaing pada wilayah Kerambitan
meskipun terdapat pesaing yaitu Puri Anyar
Kerambitan yang relatif lebih mahal.
Promosi strategis yang dapat dilakukan yaitu
dengan menggaungkanmenggaungkan wisata
Teater Calonarang TektekanTetekan menjadi
wisata edukatif yang menarik dan menambah
wawasan berbudaya. Tantangan yang harus
dihadapi oleh pengelola Puri Agung Kerambitan
yaitu mengutamakan media digital dan mulai
meninggalkan media yang dipakai oleh agen
perjalanan karena dirasa sudah tidak optimal dan
metode cukup tertinggal. Hingga nantinya,
pengelola Puri Agung Kerambitan tidak lagi
bergantung kepada salah satu pihak, seperti travel
agen dan biro perjalanan. Namun, menunjukkan
keberhasilan Puri Agung Kerambitan dalam
melatih kemandirian dan menunjukkan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 57
keberhasilan Puri Agung Kerambitan dalam
mengelola SDA dan SDM-nya.

DAFTAR PUSTAKA

Boniface, P. (1999). Mengelola wisata budaya bermutu.


Goeldner, C., & Ritchie, B. (2012). Tourism: Practices,
principles, philosophies. NewJersey: John Wiley and
Sons, inc.
Kotler, Philip. (1993). Manajemen Pemasaran, Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Jilid
1.Jakarta: Erlangga.
Manafe, J. D., Setyorini, T., & Alang, Y. A. (2016). Pemasaran
Pariwisata Melalui Strategi Promosi Objek Wisata Alam,
Seni dan Budaya (Studi Kasus di Pulau Rote NTT).
BISNIS: Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, 4(1), 101-
123.
Martaleni. (2017). Pemasaran Pariwisata di Indonesia.
Malang: CV. IRDH.
Purwanto. (2013). Strategi Pemasaran Atraksi Wisata
Teater Calonarang TektekanTetekan Di Tabanan Bali.
Jurnal Nasional Pariwisata, 5(3), 154-167.
Ruastiti, Ni Made. 2004. Seni Pertunjukan Wisata Bali:
Sebuah Kemasan Baru, Denpasar: Forum Budaya dan
Ilmu Pengetahuan.
Setiadarma, D., & Wijaya, K. D. P. (2020). Strategi
Komunikasi Pemasaran 10 Destinasi Pariwisata
Prioritas “Bali Baru” Di Kementerian Pariwisata
Republik Indonesia. Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem
Informasi, 1(6), 631-648.
Sudiarta, I. N. S., Karini, N. M. O., & Sari, W. C. J. (2022).
Wisata Puri: Strategi Memasarkan Bali sebagai
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 58
Educational Tourism Destination. Jurnal Kajian dan
Terapan Pariwisata, 2(2), 1-8.
Sugiyarto, S., & Amaruli, R. J. (2018). Pengembangan
Pariwisata Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal. Jurnal
Administrasi Bisnis, 7(1), 45-52.
Weaver, D. B., & Lawton, L. (2014). Tourism management.
John Wiley & Sons Australia, Ltd.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 59


TATA KELOLA DAN PEMASARAN
THE FIREFLIESFIRE FLIES
GARDEN SEBAGAI PARIWISATA
BUDIDAYA KUNANG-KUNANG DI
DESA TARO, KECAMATAN
TEGALLALANG
KABUPATEN GIANYAR
Anak Agung Gede Rai Astawa

A. PENDAHULUAN

Bali sangat terkenal dengan pesona Alam yang


indah, budaya yang begitu kuat dan kuliner khas Bali
yang menggugah seleraselara wisatawan. sehingga
menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Bali
secara berulang-ulang. Pariwisata dapat didefinisikan
sebagai suatu perjalanan dari satu tempat menuju
tempatempat lain yang bersifat sementara, yang
biasanya dilakukan orang-orang yang ingin
menyegarkan pikiran setelah bekerja terus dan
memanfaatkan waktu libur dengan
menghabiskan waktu bersama keluarga untuk
berekreasi.(22609-61791-1-SM, n.d.)
Branding baru pariwisata Indonesia yaitu
Wonderful Indonesia yang merupakan tagline brand

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 60


pariwisata Indonesia (Sulthan, n.d.). mengacu pada lima
kriteria yaitu; nature, culture, people, food, and money.
Berdasarkan branding tersebut unsur tersebut terfokus
pada Alam, Budaya dan Kuliner. Menata Alam Bali
untuk keasrian panorama alam yang dapat
meningkatkan Hasrat wisatawan untuk menikmati
pesona alam Bali. Peningkatan pada sektor
kepariwisataan juga mampu menggalakkan
kegiatan ekonomi, antara lain lapangan kerja
(Simamora et al., 2016). Budaya tradisional Bali dalam
menata pertanian, salah satunya di Desa Taro I Nyoman
Sudaryana menata Sawah yang berada di belakang
Rumahnya sebagai pertanian organik, pengelolaan
persawahan yang terbebas dari bahan kimia, sehingga
binatang dan serangga sawah tetap berada di wilayah
tersebut salah satunya kunang-kunang,
Di samping itu makanan khas bali yang diolah
secara tradisional yang merupakan spirit untuk
Kesehatan sebagai sumber vitamin dan nutrisi. Dari tata
kelola sawah yang indah sampai terbentuknya Taman
Kunang-Kunang yang dikenaldi kenal sebagai The
FirefliesFire Flies Garden di Desa Taro.
Pariwisata budaya merupakan salah satu sektor wis
ata yang banyak dikembangkan oleh
pemerintah daerah akhir-
akhir ini. Menurut Nafila (2013), bahwa pariwisata
budaya adalah salah satu jenis pariwisata yang
menjadikan budaya sebagai daya tarik
utama. Dimana di
dalam pariwisata budaya ini wisatawan akan dipan
du untuk disamping mengenali sekaligus memahami
budaya dan kearifan pada komunitas lokal. Disamping
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 61
itu, pengunjung akan
dimanjakan dengan pemandangan, tempat-tempat
bersejarah sekaligus museum, representasi nilai dan
sistem hidup masyarakat lokal, seni (baik seni
pertunjukan atau pun seni lainnya), serta kuliner khas
dari masyarakat asli atau masyarakat lokal yang
bersangkutan (Prasodjo, 2017).

Dalam penyelesaian penelitian ini, Sumber data


yang digunakan berupa data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dengan melakukan observasi
dan wawancara di The FirefliesFire Flies Garden
dengan satu narasumber yakni Bapak I Nyoman
Sudaryana selaku pemilik dari The FirefliesFire Flies
Garden. Dengan metodologimetodole penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif, diteliti secara
dalam. Jenis sumber data yaitu sumber data primer dan
data sekunder. Sementara teknik pengumpulan data
wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, sajian
data dan penarikan simpulan secara
terintegrasi(Sulthan, n.d.).

B. PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum The FirefliesFire Flies
Garden
I Nyoman Sudaryana yang akrab dipanggil
Komang Petak, berasal dari Banjar Petak, Desa Taro
merupakan saudagar olahan kerajinan paras taro
berupa sedan, candi, angkul-angkul dan tembok
penyengker melalui UD. Komang Petak yang sukses
sampai saat ini dan menjalankan hobinya dengan
berkebun dan berternak di belakang rumahnya. Pada

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 62


awal tahun 2020 terjadi pandemi covid-19 yang
sangat membungkam dunia. Karena pandemi
tersebut terjadi penurunan pesanan di UD. KOMANG
PETAK sehingga I Nyoman Sudaryana fokus menata
sawahnya, yang sebelumnya sudah ditata secara
alami tanpa bahan kimia, berbeda dengan petani
yang lainnya yang selalu menyemprotkan pestisida
ke daun padi untuk mengusir hewan/serangga yang
merusak padi. Berbeda dengan I Nyoman Sudaryana
yang senantiasa sengaja membiarkan hewan dan
serangga yang ada di sawahnya termasuk kunang-
kunang yang terlihat cantik pada malam
hari. Dengan demikian terinspirasi untuk
membudidaya kunang-kunang dengan membuat
penangkaran kunang-kunang. Pada tanggal 8
Agustus 2020 I Nyoman Sudaryana mulai menata
ulang lahan sawahnya, membangun
restoranrestaurant dan jalur tracking di lahan milik
keluarganya dan selesai di bangun dan di tata pada
bulan Desember 2020. Konsep dari tempat wisata ini
dibuatdi buat dengan nuansa tradisional yang mulai
dari penataan persawahan yang bersih dan alami.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 63


Sumber: Dokumentasi I Nyoman Sudaryana, 2021
Gambar 1.1 Penangkaran kunang-kunang
Pembangunan penangkaran kunang-kunang
yang di depannyadidepannya ditanami pohon
bambu-bambu kecil sedangkan di dalamnya terdapat
banyak pohon paku (polypodiophyta) dan di
tambahkan simbar (platycerium) yang melekat pada
pohon kamboja dan di hiasi pohon talas (Colocasia

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 64


esculenta) yang di tanam di dalam penangkaran
kunang-kunang.

Sumber: Dokumentasi Instagram the fireflies


gardenthefirefliesgarden, 2022

Gambar 1.2 Pohon kelapa sebagai objek


pemandangan

Selanjutnya penanaman kelapa di beberapa


tempat di area persawahan yang membuat kesan
seni Ketika memandang persawahan dan bisa
merasakan sejuknya udara di area persawahan
karena lokasinya jauh dari Jalan Raya dan polusi
udara.
Selain itu, penanaman tanaman hias di areal
jalan menuju penangkaran kunang-kunang dan jalan
menuju restaurant yang membuat kesan eksotis
ketika wisatawan berjalan. Seperti yang nampak
pada gambar berikut.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 65


Sumber : Dokumentasi Anak Agung Gede Rai Astawa, 26 Desember 2022
Gambar 1.3 Tanaman Hias yang Menghiasi Pinggir
Jalan

Tersedia juga spot foto bagi yang gemar


berfoto. Spot foto ini terbuat dari bahan alami yaitu
bambu yang sudah kering dengan di hiasi dengan
tanaman hias dan juga ditanamdi tanam jenis simbar
(platycerium) yang ditanam di bawah.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 66


Sumber : Dokumentasi Anak Agung Gede Rai Astawa, 26 Desember 2022
Gambar 1.4 Spot Foto Selfie

Bagi wisatawan yang suka berswafoto juga


tersedia spot foto di atas kolam/telaga yang
dipenuhidi penuhi tanaman bunga teratai dan di
desain jalan beton yang berbentuk bulat terpisah-
pisah, jika dilihat dari atas Nampak jalan tersebut
menyerupai bentuk serangga yang disebut kunang-
kunang.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 67


Sumber : Dokumentasi Anak Agung Gede Rai Astawa, 26 Desember
2022
Gambar 1. 5 Dokumentasi spot foto di atas telaga

Kuliner yang tersedia disini semua berbahan


alami dimasak secara tradisional Bali, dan disajikan
menggunakan peralatan alami yaitu piring yang
terbuat dari kayu, serta alas makanan terbuat dari
daun pisang, tetaipitetapi sendok masih
menggunakan bahan stainless steelstainlestil,
cangkir menggunakan bahan keramik dan gelas
menggunakan bahan kaca. Seperti tampaknampak
pada gambar berikut.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 68


Sumber : Dokumentasi Instagram, the firefliesardenthefirefliesgraden, 2021
Gambar 1.6 Makanan Tradisional Bali

Di area ini juga terdapat tempat tracking yang


dipandu oleh guide lokal melewati perladangan dan
bisa melihat beberapa tanaman buah yang ada di
Perkebunan milik I Nyoman Sudaryana.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 69


Sumber : Dokumentasi I Nyoman Sudaryana, 24 Oktober 2022
Gambar 1.7 Kegiatan Tracking

2. Daya Tarik The FirefliesFire Flies Garden

Tempat ini memiliki daya Tarik yang luar biasa


sehingga para wisatawan mancanegara dan juga
wisatawan domestik tertarik mengunjungi tempat ini.
Menurut I Nyoman Sudaryana selaku owner The
FirefliesFire Flies Garden mengatakan berdasarkan
pendapat dari wisatawan yang berkunjung, yang
menjadi daya tarik adalah tempat yang masih asri
dengan udara yang sejuk dan jauh dari polusi udara,
masih terdengar suara-suara burung liar yang
berkicau, menikmati makanan tradisional bali yang
berbahan alami dan jika berkunjung malam hari bisa
melihat kedipan cahaya yang dipancarkan oleh
kunang-kunang yang sedang terbang ataupun
berhinggap di pohon atau rumput, bahkan kunang-

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 70


kunang akan datang ke restaurant tempat wisatawan
makan.

1. Kunjungan Kabinet Negara pada tahun 2021

Pada Tanggal 31 Januari Tahun 2021


pengelola The FirefliesFire Flies Garden di Desa
Taro menyambut kunjungan Kabinet Negara
yang berkunjung ke Desa Taro dan mampir ke
The FirefliesFire Flies Garden, adapun Kabinet
yang hadir pada saat itu adalah Sandiaga
Salahuddin Uno (Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif) beserta jajarannya.

Sumber : Dokumentasi Instagram komangpetak, 2021


Gambar 2.1
I Nyoman Sudaryana menyambut kehadiran Bapak
Sandiaga Salahuddin Uno

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 71


2. Kunjungan Wakil Ketua Komisi X DPR RI
Pada Tanggal 21 NovemberNopember Tahun
2021 pengelola The FirefliesFire Flies Garden di
Desa Taro menyambut kunjungan DPR RI yang
berkunjung ke Desa Taro dan mampir ke The
FirefliesFire Flies Garden, adapun DPR RI yang
hadir pada saat itu adalah Dede Yusuf (Wakil
Ketua Komisi X DPR RI) beserta jajarannya

Sumber : Dokumentasi Instagram thefirefliesgarden, 2022


Gambar 2.2
Dokumentasi foto Bapak Dede Yusuf Bersama I
Nyoman Sudaryana

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 72


3. Kunjungan Kabinet Negara pada tahun
2022
Pada Tanggal 15 Januari Tahun 2022 pengelola The
FirefliesFire Flies Garden di Desa Taro menyambut
kunjungan Kabinet Negara yang berkunjung ke Desa
Taro dan mampir ke The FirefliesFire Flies Garden,
adapun Kabinet yang hadir pada saat itu adalah Sri
Mulyani (MenteriMentri Keuangan) beserta
jajarannya.

Sumber : Dokumentasi Instagram komangpetak, 2022

Gambar 2.3
Dokumentasi foto Ibu Sri Mulyani Bersama I
Nyoman Sudaryana

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 73


4. Study Tour Mahasiswa
Tempat ini seringkali menjadi study tour untuk
rombongan mahasiswa di Bali yang ingin menggali
informasi tentang The FirefliesFire Flies Garden,
belajar tentang membangun destinasi serta analisis
pariwisata dan sambil berfoto untuk mereka upload
di media sosial setelah selesai belajar.

Sumber : Dokumentasi Instagram komangpetak, 2022

Gambar 2.4
Study Tour Mahasiswa

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 74


3. Pemasaran The FirefliesFire Flies Garden

Cara pemasaran dari The FirefliesFire Flies


Garden adalah melalui Instagram the fireflies garden
yang dikeloladi kelola sendiri oleh owner.
Pemasaran pariwisata melalui digitalisasi
komunikasi pemasaran merupakan suatu Langkah
yang maju (Sulthan, n.d.) dan beberapa kerjasama
dengan pihak lain seperti: Kerjasama dengan
atourin, Bali Liang Tour dan Green BikesGreenbikes
Adventure. Khusus kerja sama tracking dengan Hotel
Padma.

Banyak juga wisatawan yang datang sendiri,


dengan demikian keuntungan yang di dapat oleh
pengelola didapatkan secara utuh karena tidak perlu
harus membayar persentase kepada pihak lain.

C. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat


disimpulkan Tata Kelola The Fireflies Garden
dikelola dengan sangat santai berdasarkan hobby
tanpa target pemasaran yang terukur, owner hanya
mengandalkanmenghandalkan pemasaran melalui
mouth to mouth dan hanya menerima jika ada pihak
lain yang menginginkan untuk bekerja sama, owner
selalu terbuka kepada siapapun yang ingin
bekerjasama untuk ingin memasarkan The Fireflies
Garden. Tempat ini tujuan utamanya adalah hobby
dan juga untuk membuka lapangan pekerjaan baru
untuk masyarakat sekitar yang membutuhkan
pekerjaan dan niat bekerja. Karena owner juga
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 75
mengelola UD. Komang Petak yang juga salah satu
usahanya yang sukses di Desa Taro. Dengan
demikian owner tidak hanya terfokus untuk
mengelola The FirefliesFire Flies Garden.

DAFTAR PUSTAKA

Prasodjo, T. (2017). Pengembangan Pariwisata


Budaya dalam Perspektif Pelayanan Publik. In
JournalJurnal Office (Vol. 3, Issue 1).

Simamora, R. K., Rudi, D., & Sinaga, S. (2016). Jurnal


Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA
Peran Pemerintah Daerah dalam
Pengembangan Pariwisata Alam dan Budaya di
Kabupaten Tapanuli Utara. In Jurnal Ilmu
Pemerintahan dan Sosial Politik (Vol. 4, Issue 1).
http://ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma

Sulthan, M. (n.d.). Prosiding Seminar dan Call For


Paper Komunikasi Pemasaran Pariwisata
Kabupaten Purbalingga (Studi Pada Analisis
Komunikasi Pariwisata Berbasis Digital).
http://travel.tribunnews.com.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 76


REVITALISASI TRADISI MEMBUAT
GULA AREN MELALUI
IMPLEMENTASI PRINSIP BAURAN
PEMASARAN: STUDI DI DESA
PEDAWA, KECAMATAN BANJAR,
KABUPATEN BULELENG
Putu Sabda Jayendra

A. PENDAHULUAN
Tradisi membuat gula aren merupakan tradisi yang
sudah sangat terkenal di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar,
Kabupaten Buleleng. Tradisi ini bukan hanya sekedar untuk
menghasilkan produk, namun juga memiliki nilai-nilai
kesakralan, religius magis, dan nilai historis. Oleh sebab itu,
tradisi ini sudah menjadi identitas sosio-kultural
masyarakatnya dan telah berlangsung turun-temurun.
Tradisi membuat gula aren di Desa Pedawa adalah
tradisi yang unik. Tradisi ini wajib dilakukan oleh sepasang
laki dan perempuan dalam satu rumah tangga. Laki-laki
bertugas menyadap tuak (air nira), sedangkan wanita
bertugas memasak gulanya hingga siap pakai. Dalam
melaksanakan kegiatan ini, baik laki-laki maupun wanitanya
dilarang berbicara atau bergunjing, karena tradisi ini adalah
tradisi yang disakralkan (Jayendra & Supriyandana, 2021).
Gula aren Pedawa bukan hanya menjadi produk
konsumsi biasa, namun juga salah satu sarana untuk ritual

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 77


yadnya yang hanya dijumpai di Desa Pedawa. Dalam banten
daksina orang Pedawa tidak menggunakan telur, namun gula
aren, sehingga boleh dikatakan hal ini sangat unik. Gula
pedawa menjadi produk budaya yang tidak saja bernilai
ekonomis, namun juga religius magis.
Hadirnya dunia pariwisata turut memperkuat
eksistensi tradisi ini. Bukan saja karena tradisi membuat
gula aren menjadi salah satu atraksi, namun produk gula
aren Pedawa yang memiliki cita rasa yang manis dan khas
menjadi incaran para wisatawan, baik domestik maupun
asing. Gula aren Pedawa yang pada awalnya tampil dalam
varian bentuk tradisional akhirnya memiliki varian baru dan
dikemas secara modern.
Inovasi produk diinisiasi oleh Kelompok Tani Bima
Dewa yang diketuai oleh Bapak Ketut Arya Wirawan. Bima
Dewa sendiri merupakan kepanjangan dari Bumi Perthiwi
Mesari Aren Desa Pedawa. Perkumpulan kelompok tani ini
kemudian mengembangkan brand yang bernama Oemah
Semut. Oemah Semut adalah UKM (Usaha Kecil menengah)
yang berdiri sejak tahun 2018 sebagai solusi permasalahan
para petani terkait inkonsistensi harga, pemasaran, serta
inovasi produk. Definisi UKM adalah segala jenis usaha yang
kepemilikannya merupakan milik perorangan atau pribadi,
atau usaha yang dimiliki oleh badan yang bukan merupakan
anak dari sebuah perusahaan yang lebih besar atau cabang
dari perusahaan yang dimiliki oleh perseorangan atau badan
(Krishna & Pranata, 2022).
Dalam berinovasi rupanya terjadi penerapan
prinsip-prinsip bauran pemasaran (marketing mix). Kotler
dan Keller (dalam Selang, 2002) menyatakan bahwa bauran
pemasaran merupakan seperangkat produk, harga, promosi
dan distribusi, yang didalamnya akan menentukan tingkat
keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 78


mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran.
Hal ini menarik untuk dikaji. Melalui penerapan prinsip-
prinsip bauran pemasaran, diharapkan mampu menaikkan
reputasi gula aren Pedawa dan menjadi salah satu upaya
untuk meningkatkan taraf hidup para petani aren, serta
berimplikasi pada revitalisasi tradisi membuat gula aren di
Desa Pedawa.

B. PEMBAHASAN
Gula aren merupakan salah satu jenis palm sugar
yang diperoleh dari hasil perebusan nira yang disadap dari
tandan bunga jantan pohon aren (Arenga pinnata). Bentuk
fisiknya serupa dengan gula yang dihasilkan dari kelapa
ataupun pohon lontar (ental) namun memiliki rasa cita
manis yang berbeda. Dari segi fisiknya gula aren mempunyai
ciri khas tersendiri yaitu mudah larut. Maka dari itu gula
aren sekarang banyak digunakan dalam pembuatan
makanan dan minuman baik, seperti pembuatan kue, kecap,
kopi, dan juga lainnya (Pratama et al., 2021).
Secara tradisional, varian produk yang dihasilkan
oleh para petani aren lokal di Desa Pedawa ada tiga jenis
yaitu Gula Gede (Gula Batok), Gula Kicak, dan Gula Inceh.
Gula Gede merupakan gula yang dicetak dengan
menggunakan batok atau tempurung kelapa. Bentuk Gula
Gede merupakan varian yang paling umum ditemui
dipasaran. Gula Kicak adalah versi mini dari Gula Gede. Kicak
adalah bahasa asli masyarakat pedawa yang artinya kecil
atau mini. Sedangkan Gula Inceh adalah gula cair yang
diperoleh dari proses awal menjadi gula merah (Jayendra &
Supriyandana, 2021). Inceh merupakan bahasa asli
masyarakat pedawa yang artinya cair.
Melalui penerapan prinsip-prinsip bauran
pemasaran, maka para petani yang tergabung dalam
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 79
Kelompok Tani Bima Dewa memiliki peluang dan tantangan,
baik dalam mengembangkan inovasi produk maupun
memperluas akses pemasaran.Lovelock (dalam Pasaribu,
2017) menyatakan bahwa bauran pemasaran dikenal
dengan prinsip 4P yaitu Product (produk), Price (harga),
Place (distribusi atau tempat), dan Promotion (promosi).
Terkait dengan hal tersebut, prinsip-prinsip bauran
pemasaran yang telah sejauh ini telah diimplementasikan
dalam produk gula aren Pedawa dapat dirinci sebagai
berikut.
1. Product (Produk)
Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan
sebagai usaha mencapai tujuan perusahaan itu sendiri,
melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan dari
konsumen itu sendiri (Dwijayanto & Widodo, 2020).
Merujuk pengertian tersebut, definisi produk yang
ditawarkan bisa berupa barang atau jasa. Dalam hal ini
gula aren Pedawa merupakan produk yang berupa
barang. Inovasi produk yang dilakukan oleh kelompok
tani di Desa Pedawa memunculkan berbagai varian
produk yang tidak lagi terbatas pada varian bentuk
tradisional (Gula Gede, Gula Kicak, dan Gula Inceh),
namun memunculkan varian baru yaitu Gula Semut,
Gula Juruh, dan Gula Permen.
Gula Semut merupakan gula aren yang
berbentuk serbuk halus. Bentuk ini diperoleh dengan
penghancuran dan penghalusan gula batok yang telah
jadi. Gula Juruh merupakan salah satu jenis varian gula
cair. Berbeda dengan Gula Inceh diperoleh dari nira
yang sudah mengental saat proses pemasakan, Gula
Juruh dihasilkan dari gula aren yang sudah jadi namun
dicairkan kembali. Perbedaan lainnya ada pada tingkat
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 80
kekentalannya. Gula Inceh merupakan belum bisa
dicetak karena masih mengandung kadar air sebanyak
40% - 50%, Gula Juruh jauh lebih kental, bahkan
menyamai madu. Dalam labeling-nya, Gula Juruh
disebut juga sebagai nectar aren (Jayendra &
Supriyandana, 2021). Sedangkan varian terakhir yang
dikembangkan adalah Gula Permen yang bentuknya
menyerupai gula batangan mini. Merupakan gula yang
berukuran kecil, berbentuk batangan persegi panjang
yang ukurannya hanya berkisar 5 cm. Karena
ukurannya yang kecil, dapat dimasukkan ke dalam saku
dan praktis untuk dibawa kemana-mana. Beberapa
varian inovatif tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 1
Berbagai Varian Produk Gula Aren Pedawa
Sumber: Dok. Jayendra, 2021.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 81


Beberapa varian produk gula aren Pedawa
tersebut berasal dari hasil produksi petani yang diambil
dan diolah kembali dengan bantuan peralatan yang
lebih modern. Lahirnya berbagai varian produk ini
sekaligus melengkapi dari varian tradisional yang
sudah ada sebelumnya.
Selain menciptakan varian produk, dalam
pengemasan (packaging) juga diciptakan inovasi
membuat parcel. Parcel tersebut dikemas dalam
keranjang tradisional yang diisi dengan berbagai varian
gula aren pedawa sebagaimana tampak dalamdala
gambar berikut.

Gambar 2

Parcel Gula Aren Pedawa


Sumber: Dok. Gula Bali Pedawa, 2022.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 82


Dalam parcel ini varian gula yang memiliki bentuk
tradisional dikemas dalam kemasan plastik mika dan
digabungkan dengan varian yang baru sehingga
menjadi satu paket yang isinya komplit. Parcel ini masih
dipasarkan secara terbatas bagi wisatawan yang
berkunjung langsung sebagai oleh-oleh lokal khas Desa
Pedawa.

2. Price (Harga)

Suparyanto dan Rosad (dalam Dwijayanto &


Widodo, 2020) menyatakan bahwa harga adalah nilai
pada sesuatu yang umumnya berupa uang yang
dikorbankan untuk mendapatkan suatu produk. Harga
umumnya ditentukan setelah mengkalkulasi antara
biaya produksi, tenaga dan sebagainya sehingga
penetapan harga akan memberi keuntungan yang
setimpal.
Produk gula aren Pedawa memiliki biaya
operasional yang relatif tinggi karena masih diolah
dengan teknik tradisional. Misalnya untuk varian gula
tradisional (Gula Batok dan Gula Kicak) harga jual
berkisar antara Rp. 35.000,- sampai dengan Rp. 40.000,-
per kilogram. Sedangkan untuk varian lainnya yang
telah dikemas, seperti Gula Semut dipatok harga Rp.
30.000,- dengan berat bersih 200 gram. Untuk Gula
Permen dipatok harga Rp. 3.000,- per pcs.
Penetapan harga ini diupayakan agar tetap
konsisten, terutama untuk varian yang tradisional.
Varian produk tradisional biasanya langsung dicari oleh

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 83


konsumen langsung ke rumah-rumah petani aren,
sehingga harga yang diperoleh bisa bervariasi per
kilogramnya. Untuk itu disepakati rentangan harga
terendah adalah Rp. 35.000,- dan tertinggi Rp. 40.000,-
per kilogram. Kesepakatan ini diambil agar jangan
sampai ada perang harga di antara petani. Sedangkan
untuk paket parcel harga bervariasi tergantung ukuran
parcel dan varian gula yang diisikan di dalamnya.
3. Place (Tempat)
Tempat merupakan lokasi yang menjadi pusat
produksi atau penjualan produk. Suatu produk tidak
akan banyak gunanya bagi konsumen apabila tidak
tersedia pada saat dan tempat yang dibutuhkan. Produk
akan mencapai konsumen melalui saluran distribusi.
Saluran distribusi (channel of distribution) adalah
sekumpulan perusahaan atau individu yang
berpartisipasi dalam aliran produk dari produsen
hingga pengguna akhir atau konsumen (Budiwati,
2012). Untuk lokasi yang ditetapkan sebagai pusat
produksi dan penjualan gula aren Pedawa adalah di
Desa Pedawa sendiri. Para pembeli akan langsung
datang ke Pedawa untuk membeli gula aren.

4. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan salah satu cara yang
dilakukan untuk memperkenalkan produk dan juga
untuk menarik calon konsumen agar tertarik dan
membeli produk yang ditawarkan, baik berupa barang
atau jasa. Promosi juga bertujuan untuk menawarkan
serta menginformasikan produk yang dijual

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 84


(Dwijayanto & Widodo, 2020). Promosi penting
dilakukan agar calon konsumen memiliki informasi
yang utuh mengenai gambaran produk, baik
menyangkut harga maupun keunggulan produk yang
ditawarkan. Promosi yang baik akan mempengaruhi
keputusan pembelian produk serta loyalitas konsumen
menjadi pelanggan. Terkait dengan hal tersebut, gula
aren Pedawa sesungguhnya memiliki banyak peminat
dan sudah cukup terkenal karena rasanya yang manis
dan gurih.
Ada beberapa strategi promosi yang dilakukan
untuk menarik minat calon konsumen untuk membeli
gula ini. Strategi yang paling mendasar adalah Word of
Mouth (WOM), yaitu dari mulut ke mulut. Sebelum
adanya media sosial, cara ini adalah cara yang paling
umum dilakukan. Selain itu pelanggan yang memiliki
loyalitas akan menceritakan pada orang lain segala
keunggulan dan kebaikan produk gula aren ini secara
sukarela dan tanpa paksaan. Testimoni dari orang-
orang yang sudah merasakannya akan sangat berguna
dalam membangun reputasi gula aren Pedawa.
Strategi berikutnya adalah memanfaatkan
teknologi berbasis internet, seperti media sosial,
website, dan marketplace. Media sosial
mempergunakan Facebook dan juga Instagram dengan
nama akun Gula Bali Pedawa. Untuk website,
penjelasan mengenai produk gula aren Pedawa masih
bersinergi dengan website resmi Desa Pedawa.
Penjelasan berupa uraian umum proses produksi gula
aren sampai pada berbagai varian produknya dapat
dijumpai pada website resmi desa, dengan masuk pada
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 85
portal produk dan potensi usaha desa. Sedangkan untuk
marketplace, gula aren Pedawa dapat dijumpai
ulasannya pada Shopee dan juga Tokopedia. Tujuannya
jelas agar produk gula aren Pedawa memiliki area
pemasaran yang lebih luas.
Pengimplementasian prinsip bauran pemasaran
yang terangkum dalam konsep 4P memiliki andil yang
sangat besar dalam merevitalisasi tradisi membuat gula
aren di Desa Pedawa. Umumnya kegiatan bertani,
berkebun, dan sejenisnya kurang diminati generasi
muda. Namun hadirnya sektor pariwisata yang
mengadopsi produk-produk lokal mampu menaikkan
citra dan gengsi para petani aren. Tidak saja aktivitas
menyadap nira dan mengolah gula menjadi atraksi,
namun produk yang dihasilkan juga memiliki reputasi
dan pangsa pasar yang cukup menjanjikan.
Hal ini berdampak pada kesadaran untuk
melestarikan eksistensi tradisi yang sudah berlangsung
secara turun temurun ini. Contoh nyata yang paling
terlihat adalah penanaman bibit-bibit pohon aren yang
mulai dilakukan secara masif. Sejak jaman dahulu
hingga sekarang, para petani aren selalu mengandalkan
pohon-pohon aren liar yang tumbuh secara alami di
lahan perkebunannya. Namun antara rentang tahun
2020 – 2021, pembibitan pohon aren melalui campur
tangan manusia untuk kali pertama dilakukan. Hal ini
menjadi indikasi bahwa masyarakat Desa Pedawa
sudah memiliki visi ke depan terkait dengan pengadaan
bahan baku pembuatan gula aren secara masif
(Jayendra & Supriyandana, 2021). Selain itu para
generasi muda yang kreatif sudah banyak membuat
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 86
konten-konten terkait dengan atraksi tradisi membuat
gula aren di Desa Pedawa agar dapat diketahui oleh
khalayak umum, sehingga mampu membangun image
yang positif tentang potensi wisata di Desa Pedawa.

C. SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan pada sub sebelumnya
dapat diambil simpulansimpulan bahwa implementasi
bauran pemasaran yang terkonsep dalam 4P memiliki
implikasi yang sangat besar, tidak saja
memperkenalkan produk gula aren Pedawa, namun
menjaga tatanan tradisi sebagai bagian dari identitas
kultural masyarakatnya. Tradisi membuat gula aren
yang dipandang sebagai mata pencaharian yang tidak
begitu menguntungkan bahkan kurang bergengsi di
kalangan generasi mudanya kini dianggap sebagai
sektor yang cukup menjanjikan. Selain itu, adanya
implementasi prinsip bauran pemasaran mampu
memacu semangat dan kreativitas masyarakat lokal
dalam berinovasi menciptakan varian produk dan
desain kemasan yang inovatif agar mampu menembus
jaringan pemasaran yang lebih luas. Peluang dan
tantangan kedepannya yang dihadapi tidak sebatas
memperluasmemperlebar jaringan pemasaran, namun
juga perlu dipikirkan untuk bermitra atau berpartner
(partnership) dengan badan usaha lainnya yang mampu
mengakomodir produk gula aren Pedawa ini agar
mampu eksis secara berkelanjutan.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 87


DAFTAR PUSTAKA
Budiwati, H. (2012). Implementasi Marketing Mix
dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pada Produk Unggulan
Keripik Pisang Agung di Kabupaten Lumajang.
WIGA, 2(2), 29–44.

Dwijayanto, A., & Widodo, A. (2020). Pengaruh


Bauran 8P Terhadap Keputusan Pembelian
Coffee Shop. E-Proceeding of Management, 7(2),
6192–6203.
http://repository.unpas.ac.id/30412/8/DAFTA
R PUSTAKA griya.pdf

Jayendra, P. S., & Supriyandana, P. Y. (2021). Gula


Pedawa Sari Bumi Bali Aga. Nilacakra.

Krishna, G. A. A. M., & Pranata, K. A. (2022). Analisis


Permasalahan Keuangan dan Pemasaran di UKM
Oemah Semut, Desa Pedawa, Buleleng, Bali.
Community Engagement & Emergence Journal,
3(November), 275–281.

Pasaribu, N. F. (2017). Strategi Bauran Pemasaran Di


Agrowisata Buana Ametha Sari. Binus Business
Review, 4(2), 791–797.
https://swa.co.id/youngster-inc/entrepreneur-
youngsterinc/raja-stroberi-dari-pasir-ipis

Pratama, G. P. R. E., Nindia, C. I. P., & Adityasmara, F.


(2021). “Ngelebengang” Tradisi pembuatan gula
aren desa pedawa dalam fotografi story. Retina
Jurnal Fotografi, 1(2), 69–79.
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 88
Selang, C. A. D. (2002). Analisis Manajemen
Pemasaran , Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. EMBA, 1(3), 71–80.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 89


STRATEGI PEMASARAN
BERBASIS
TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
PADA DESTINASI WISATA
BALI SWING BONGKASA PERTIWI
DI KECAMATAN ABIANSEMAL
KABUPATEN BADUNG
Ni Ketut Erawati

A. PENDAHULUAN
Bali merupakan destinasi wisata yang tidak
asing bagi wisatawan baik dalam negeri maupun luar
negeri. Pesona alam yang eksotik dan masih alami
adalah daya tarik yang menjadi ikonik dan mengundang
rasa ingin tahu wisatawan untuk datang. Sejalan
dengan itu berbagai persoalan yang harus dituntaskan
oleh pengelola destinasi pariwisata yang kian hari kian
banyak bermunculan. Terlebih lagi di Era pandemi
Covid-19, memberi goncangan dahsyat bagi dunia
pariwisata bukan hanya di Bali namun di seluruh dunia.
Laporan dari Dinas Pariwisata Bali, mencatat
penurunan kunjungan wisatawan mancanegara
(wisman) dari bulan Januari hingga Juni 2021 hingga
99,99% lebih dibanding tahun sebelumnya. Namun
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 90
demikian kita semua harus bangkit dengan semangat
dan inovasi yang kreatif untuk bisa menghidupkan
kembali pariwisata Bali. Dalam persaingan di industri
pariwisata maka kita memerlukan strategi pemasaran
yang tepat untuk bisa tetap bersaing dan menarik
pengunjung datang di kawasan wisata yang kita Kelola.
Strategi pemasaran merupakan logika pemasaran
dimana produk pemasaran diharapkan dapat mencapai
sasaran pemasaran yang diinginkan
(Kurniawan:2020). Berdasarkan penelitian terdahulu
yang berjudul “Strategi Marketing Desa Wisata berbasis
Teknologi Informasi” pariwisata di Indonesia
membutuhkan strategi dalam membangun kembali
pariwisata yang terpuruk setelah Covid- 19.
Perkembangan teknologi komunikasi menjadi media
yang tepat dalam meningkatkan geliat industri
pariwisata. Sehingga strategi marketing ini sangat
berguna pada desa wisata Kampung Eduwisata
Bhinneka Kemayoran, Perkampungan Betawi dan
Pulau Untung Jawa di DKI Jakarta.
Destinasi wisata Bali Swing Bongkasa Pertiwi di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung, memiliki
potensi alam yang luar biasa untuk dikembangkan. Ini
adalah modal utama dari pemasaran destinasi wisata
ini. Pemerintah indonesia dalam konsideran Undang -
undang Pariwisata Indonesia (UU No. 9 Tahun 1990),
menyatakan “keadaan alam, flora dan fauna, arkeologi,
serta heritage yang dimiliki bangsa Indonesia, aset
penting artinya potensi kepariwisataan”. Hal ini
menunjukkan bahwa keadaan alam merupakan sumber
daya yang besar bagi usaha kepariwisataan. Persaingan
yang ketat menjadi motivasi bagi pengelola destinasi
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 91
wisata untuk mengemas strategi pemasaran yang
mampu menjawab tantangan di era digital dan generasi
milenial seperti saat ini. Sejalan dengan pendapat
(Heliany, I, 2019) jaringan, media sosial dan
softwaresoft ware merupakan perangkat yang
menopang revolusi industri 4.0.
Strategi pemasaran yang tepat dengan
pemanfaatan teknologi informasi berpotensi
mengembangkan destinasi wisata dan mampu bersaing
dalam meningkatkan kunjungan wisatawan. Bali Swing
Bongkasa Pertiwi adalah destinasi wisata yang
menyuguhkan keindahan alam dan petualangan baru
yang menguji adrenalin. Banyak atraksi-atraksi wisata
yang disuguhkan disana. Teknologi informasi sangat
membantu bagi pengembangan destinasi wisata baru
ini sehingga dapat menjangkau wisatawan dalam skala
yang lebih luas dan beragam segmentasi pasar.
Menurut (costa, et al.,2020) marketing teknologi yakni
penggunaan teknologi informasi untuk
mempromosikan produk, mendapatkan pelanggan
serta meningkatkan strategi komunikasi antara
pemangku kepentingan tanpa memandang jarak dan
waktu.
B. PEMBAHASAN
1. Potensi Destinasi Wisata Bali Swing
Bongkasa Pertiwi
Badung adalah salah satu kabupaten di
Bali yang menyimpan banyak destinasi wisata
yang potensial, salah satunya adalah Bali Swing
Bongkasa Pertiwi yang terletak di kecamatan
Abiansemal. Dikutip dari situs
https://www.pinhome.id/info-area/bali-
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 92
swing-bongkasa-pertiwi/. Destinasi ini
menawarkan fantasi yang berbeda bagi
pengunjung yang dalam hal ini adalah
wisatawan yang datang. Panorama alam yang
indah dan alami menjadi nilai tersendiri bagi
wisatawan. Hal yang sangat menarik dari Bali
Swing Bongkasa Pertiwi ini adalah atraksi
wisata ayunan dengan ketinggian yang tak
biasa. Ada 15 ayunan dengan beragam
ketinggian kisaran 10 meter hingga 78 meter
dari daratan yang berhadapan dengan
hamparan pohon kelapa yang hijau, sungai,
lembah, ngarai, bukit Ini benar-benar
menantang dan menguji adrenalin seperti
gambar berikut

Gambar 1.
Atraksi Ayunan yang Menguji Adrenalin

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 93


Selain atraksi wisata tersebut, Bali Swing
juga menyuguhkan spot-spot foto dengan
background seperti helikopterhelicopter, sarang
burung, perahu hutan, dan romantic bed di tepi
tebing. Bali Swing Bongkasa ini sangat berpotensi
menjadi wisata alam karena memiliki
pemandangan alam yang indah. Menurut Seragih
dalam bukunya pada tahun 1993, hiburan SDA
adalah pengalaman menyenangkan di alam
terbuka, Sehingga wisatawan memperoleh jasmani
dan rohani yang fresh, pengetahuan dan
pengalaman cinta terhadap alam.
2. Strategi Pemasaran Marketing Mix Bali
Swing Bongkasa Pertiwi
Dalam persaingan di era digitalisasi
seperti saat ini strategi pemasaran digitalisasi
memang menjadi pilihan yang tepat dan sesuai
dengan tuntutan di industri pariwisata yang
sedang bangkit. Penggunaan teknologi adalah hal
yang menjadi keharusan jika tidak ingin
ditinggalkan oleh zaman. Menurut (Kotler &
Armstrong, 2016:62) alat dan jasa pemasaran
yaitu Product, Price, Place, Promotion, People,
Packaging, Programming dan Partnership. Strategi
pemasaran berbasis teknologi yang diterapkan di
Bali Swing Bongkasa Pertiwi adalah 8P yaitu:

1. Product
(Produk): segala sesuatunya yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen (Kotler
dan Keller, 2009),
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 94
Total tourist product adalah“serangkaian
atau sepaket produk yang nyata dan tidak,
yang berinti pada aktivitas berwisata di
suatu destinasi. ‘Paket’ produk ini dianggap
sebagai pengalaman, yang tersedia dengan
harga tertentu (Middleton, 1989)”. Dalam
hal ini produk pada destinasi wisata Bali
Swing adalah sumber daya alam dan atraksi
wisata yang ada antara lain lembah, sungai,
hutan hijau, terasering, air terjun, ayunan,
spot foto dengan background: sarang
burung, helicopter, romantic bed,
dan perahu hutan.

Gambar 2

Spot foto dengan beragam background

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 95


2. Price
Harga adalah elemen dalam bauran
pemasaran yang tidak saja menentukan
profitabilitas tetapi juga membandingkan
nilai suatu produk/daerah wisata. Pemasar
produk wisata harus mengetahui
karakteristik harga (Kotler dan Keller,
2010), termasuk katalog harga dan
petunjuk harga (price cues). Harga tiket
masuk di Bali Swing Bongkasa Pertiwi ini
sangat sesuai dengan kualitas produk dan
atraksi yang ditawarkan dan cukup
terjangkau karena ada 2 jenis tiket dengan
harga berbeda sesuai atraksi dan pelayanan
yang diperoleh. Harga tiket masuk antara
150 ribu – 500 ribu. Pembelian tiket dapat
diperoleh melalui website karena teknologi
selalu memudahkan akses dan jarak.

3. Place
Elemen lokasi dalam hal ini meliputi
berbagai aktivitas yang membuat jasa yang
ditawarkan bisa dengan mudah diperoleh
atau diakses oleh konsumen. Menurut Gusri
(2019), lokasi yang strategis dan
kemudahan aksesibilitas dari tempat wisata
merupakan salah satu hal yang penting agar
suatu destinasi wisata banyak dikunjungi
oleh wisatawan. Bali Swing Bongkasa
Pertiwi lokasinya terletak di Jalan Dewi
Saraswati 7, Banjar Tegal Kuning, Desa
Bongkasa Pertiwi, Kecamatan. Abiansemal,
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 96
Kabupaten. Badung, Bali. Bali Swing
Bongkasa buka dari jam 08:00 – 17:00.
Alamat Bali Swing Bongkasa Pertiwi, bisa
diakses di googlegooggle
map. Pendistribusian produk secara online
dengan teknologi dapat diakses dimana saja
dengan mudah.

4. Promotion
Promotion juga dapat dikatakan sebagai
komunikasi pemasaran (marketing
communications) adalah berbagai cara
untuk menginformasikan, membujuk, &
mengingatkan konsumen spontan dan
verbal tentang suatu barang yang
dipasarkan (Kotler dan Keller, 2009: 510).
Pada hakekatnya mempromosikan barang
bukan hanya melalui sponsor atau
advertising saja. Pemasaran bisa
menggunakan strategi berbeda dan variatif
kepada wisatawan. Bali Swing Bongkasa
Pertiwi menggunakan teknologi informasi
sebagai bahan promosi seperti
platformflatform digital yakni : Instagram,
website, facebook dan aplikasi media sosial
lainnya. Sehingga destinasi ini bisa
dijangkau dalam jarak dan waktu yang tak
terbatas.

5. People
Dalam strategi pemasaran pariwisata
sumber daya manusia atau people
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 97
memegang peranan sebagai penggerak.
Destinasi wisata Bali Swing Bongkasa
Pertiwi menerapkan strategi Community
based Tourism. Menurut Syafi'i (2015)
community based tourism
adalah pariwisata yang menitik beratkan
pada lingkungan, sosial, dan budaya yang
berkelanjutan. Dalam pariwisata berbasis
masyarakat menyatakan yakni pengelolaan
tempat wisata harus ada peran serta
masyarakat lokal, baik terlibat langsung
maupun tidak terlibat langsung dalam
industri pariwisata (Purnamasari, 2011).
Bali Swing Bongkasa Pertiwi melibatkan
masyarakat lokal untuk menjalankan
promosi baik langsung maupun tidak
langsung. Mereka lebih banyak dari
kalangan milenial yang memahami
teknologi informasi dan mampu bekerja
secara online.

6. Packaging
Kotler dan Amstrong (2012)
mendefinisikan “packaging involves
designing and producing the container or
wrapper for a product” yaitu pemberian
label atau bungkus serta bagaimana
menghasilkan barang dengan tujuan tetap
terjaga kualitasnya. Bali Swing Bongkasa
Pertiwi memiliki 2 paket wisata menarik
dengan sensasi yang berbeda. Paket 1
adalah Bali Swing Active Package dengan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 98
harga 500.000/person dengan fasilitas yang
diperoleh diantaranya semua aktivitas yang
tersedia di Bali swing Bongkasa Pertiwi.
Anda bisa bergantian dengan pelanggan lain
untuk mencoba semua wahana. Selain itu,
paket Bali Swing Active termasuk makan
siang buffet dan termasuk minuman (kopi,
teh, dan air minum). Ada menu vegetarian
dan nusantara disiapkan sesuai waktunya
dan dipastikan adalah makanan halal. Paket
2 adalah Bali Swing Entrance
Package dengan harga 150.000/person
dengan fasilitas yang diperoleh tidak sama
dengan paket 1, Namun pengunjung tidak
bisa menikmati atraksi yang sama dengan
paket 2 tadi. Semua ini bisa dilihat pada web
atau situs https://www.water-sport-
bali.com/bali-swing/

7. Programming
Programming dalam bauran pemasaran
tourism merupakan program atau layanan
tambahan diluar paket yang sudah dibeli
wisatawan, dan bersifat gratis semata-mata
agar memberikan kesenangan bagi
pelanggan (Diarta, 2015). Menurut
Morrison (2013), programming dalam
suatu tempat wisata bertujuan sebagai
hiburan, menambah pengalaman,
dan meningkatkan kepuasan wisatawan.
Pada destinasi wisata Bali Swing Bongkasa
Pertiwi juga memberikan asuransi kepada
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 99
wisatawan untuk memberi jaminan
keamanan kepada wisatawan, yang jarang
ditemui di destinasi wisata lain. Selain itu
ada juga atraksi trekking bagi wisatawan.
Bali Swing Bongkasa Pertiwi juga memiliki
aturan khusus bagi pengunjung demi
menjaga keselamatan wisatawan seperti
usia, tinggi badan dan jika memiliki
penyakit khusus akan mendapat perhatian
khusus untuk masing-masing atraksi
wisata. Semua dikerjakan dengan teknologi
terkini untuk mempermudah akses.

8. Partnership
Dalam pariwisata, kemitraan/partnership
merupakan bentuk kerjasama dengan
pemerintah, hotel, restaurant, perusahaan
media, travel agent, dan pelaku usaha lain
yang menjual produk-produk wisata
(Diarta, 2015). Hal ini dimaksudkan untuk
membangun kredibilitas dari tempat
wisata, dan juga untuk mengurangi beban
biaya (Martaleni, 2016). Bali Swing
Bongkasa Pertiwi membangun partnership
dengan masyarakat setempat dengan
organisasi POKDARWIS, BUM Desa, Dinas
pariwisata, Asita Bali dan travel agent
maupun media sosial online untuk
mempermudah promosi.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 100


3. Peran TIK Untuk Meningkatkan Kunjungan
Wisatawan Di Bali Swing Bongkasa Pertiwi
TIK adalah akses tercepat dan efektif
digunakan dalam menyebarkan informasi strategi
pemasaran pariwisata. Menurut Slamin (2010) TIK
atau ICT adalah teknologi yang berfungsi untuk
mentransfer informasi. Sementara itu Law et al
(2003) menyatakan bahwa TIK merupakan media
online yang berfungsi sebagai sarana yang
menggantikanmengantikan media lain. TIK dapat
menyebarluaskan promosi destinasi wisata dalam
bentuk pengelolaan situs dan web yang bisa diakses
dimana saja dan kapan saja. Strategi pemasaran
yang digunakan pada destinasi wisata Bali Swing
Bongkasa Pertiwi awalnya masih konvensional
namun seiring berjalannya waktu, dalam industri
pariwisata para pelaku wisata berlomba-lomba
mencari cara yang kekinian namun bisa
menyuguhkan hal yang tak biasa sebagai keunikan
tersendiri menjadi suatu keharusan untuk mampu
menggunakan teknologi dalam promosi produk
wisata. Inilah sebabnya banyak generasi
milenialmilineal yang membantu dalam wadah
POKDARWIS tersebut untuk menggunakan media
sosial seperti : Instagram, youtube, tiktok, facebook,
web, situs untuk mengakses lokasi, paket wisata
bahkan untuk pembelian tiket sudah dapat
dilakukan secara online. Media online dengan cepat
menyebarluaskan dan sangat membantu dalam
promosi pemasaran produk wisata Bali Swing ini.
Secara berkelanjutan, banyak bidang
yang dapat dikembangkan dengan media teknologi
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 101
informasi ini di sektor pariwisata (Yang & Hsu,
2016). Fungsi TIK adalah tawaran promosi paling
efektif dan praktis di era digitalisasi. Teknologi
seperti penggunaan internet, youtube, smartphone,
Instagram dan media sosial lainnya sangat
membantu mengembangkan pariwisata sebagai
informasi tanpa batas. Pemasaran digital tourism
adalah cara menyebarluaskan produk wisata secara
online. Adapun aktivitas digital marketing meliputi :
website, advertising, email, direct marketing, forum
discussion, mobile applications. (digital marketing
pariwisata.com,2018). Fungsi TIK dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi
Bali Swing Bongkasa Pertiwi antara lain :
1. Memudahkan akses informasi produk
wisata dengan konsep E-Tourism
Sudah bukan zamannya lagi wisatawan
menunggu informasi wisata dari Biro Jasa
atau Organisasi yang memegang
kepentingan, mereka lebih aktif dalam
mencari informasi mengenai destinasi yang
diinginkan karena bisa diakses melalui
handphonehandpone. Karena tuntutan itu
para penggerak pariwisata Indonesia
menyediakan web-web ataupun page-page
di dunia internet guna memenuhi keinginan
wisatawan tersebut. Website resmi Bali
Swing Bongkasa Pertiwi dapat diakses di
info@realbaliswing.com dan
marketing@realbaliswing.com
2. Sistem kepariwisataan berbasis E-tourism

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 102


Semua layanan bisa diakses seperti
pemesanan hotel, pemesanan transportasi ,
pemesanan tiket destinasi dan pemesanan
bentuk perjalanan online.
3. Mobile application
Mobile applications adalah
aplikasi mobile yang didesain khusus
untuk perangkat smartphone dan tablet.
Platform aplikasi mobile ada 4 yaitu
android, ios, windows 8 dan
windows phone. Aplikasi yang dikemban
gkan yang berbasis mobile adalah seperti
pemesan tiket pesawat atau hotel yang
mana bisa dilakukan lewat telepon pintar.
Di Bali Swing Bongkasa Pertiwi aplikasi ini
digunakan untuk pemesanan tiket atraksi
wisata.
4. Online advertising
Online advertising adalah iklan yang dibuat
secara online atau website untuk menarik
pelanggan . Bali Swing Bongkasa Pertiwi
menggunakan online advertising untuk
mempromosikan package atau produk
wisata yang ada.

C. SIMPULAN
Destinasi wisata Bali Swing Bongkasa Pertiwi
memiliki keunikan sebagai sport wisata petualangan
yang menguji adrenalin. Banyak produk dan atraksi
wisata yang ditawarkan bagi wisatawan. Untuk
mempermudah wisatawan memperoleh informasi
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 103
mengenai Bali Swing Bongkasa Pertiwi, pihak pengelola
telah mengemas strategi pemasaran dengan pola
bauran pasar yang dikombinasikan dengan TIK
kekinian yang sangat mudah untuk diakses. Melalui
media sosial seperti facebook, Instagram, youtube,
tiktok, dan lain-lain, juga website, smartphone dan situs
tourism diharapkan mampu mengundang wisatawan
untuk datang. Dengan lebih mudahnya penyebarluasan
informasi destinasi wisata yang berbasis teknologi akan
meningkatkan kunjungan wisatawan untuk datang ke
destinasi wisata Bali Swing Bongkasa Pertiwi
kecamatan Abiansemal kabupaten Badung.

DAFTAR PUSTAKA
Aditia, A. R. R., Wadud, M., & Kurniawan, M. (2020).
Pengaruh Kualitas Produk terhadap Kepuasan
Konsumen Sepeda Motor NMAX pada PT Yamaha A.
Rivai Palembang. Jurnal Nasional Manajemen
Pemasaran & SDM, 1(1), 23-37.
Buhalis, D. 1998. Strategic Use of Information Technologies
in the Tourism Industry. Tourism Management 19(3):
409-423. Buhalis, D. 2003. E-Tourism: Information
Technology for Strategic Tourism Management.
Cambridge. Pearson.
Deny Kurniawan. (2015). Penerapan teknologi web service
untuk integrasi layanan e – ticketingtiketing
pemesanan tiket travel dan biro perjalanan pada cv
Trans Sukses. Information Technology and Telematics,
5(1). Retrieved from
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti3/articl
e/view/3062

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 104


Lindawati, S., Hendri, M., & Hutahaean, J. (2020). Pemasaran
Digital. Yayasan Kita Menulis.
Middleton, Victor T. C. and Clarke, Jackie. 2001. Marketing in
Travel and Tourism. Third Edition. Oxford:
Butterworth-Heinemann.
Noviyanti, S. 2014. WIsatawan Muda Meningkat di Asia.
Kompas.com. (Retrieved from:
https://travel.kompas.com/read/2014/08/27/15110
927/Wisatawan.muda .meningkat.di.Asia).
Philip Kotler, 2011. Marketing Management. An Asian
Perspective. Pearson Education Inc. terjemahan oleh
Penerbit Erlangga.
http://blog.ub.ac.id/kharismanif/mengenal-pariwisata-
berbasis-teknologi-informasi-dan-komunikasi-e-
tourismn

https://www.water-sport-bali.com/bali-swing/

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 105


ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
TAMAN ANYAR
SEBAGAI DAYA TARIK WISATA
EDUKASI BUDAYA BALI
Anak Agung Any Sutraningrum

A. Pendahuluan
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor
yang mampu menggerakkan pembangunan daerah.
Sektor pariwisata dikembangkan oleh daerah –
daerah dengan potensi daerahnya masing – masing
seperti potensi alam yang dimiliki, keragaman
budaya serta tatanan kehidupan masyarakatnya
sehingga memberikan kontribusi penting bagi
perekonomian daerah. Sejalan dengan yang
disampaikan oleh Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata (Kemenbudpar) Ir.Jero Wacik, SE
menegaskan branding baru pariwisata Wonderful
Indonesia mengacu pada lima kriteria yakni: nature,
culture, people, food and money.
Pariwisata Bali dikenal sebagai tempat wisata
yang menawarkan berbagai objek wisata kepada
para wisatawan, seperti wisata budaya, wisata
alam,maupun wisata kuliner serta pulau Bali juga
terkenal akan keramah tamahan masyarakat serta
adat istiadatnya. Peraturan Daerah Provinsi Bali
Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 106
Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali
disebutkan bahwa “ Daya Tarik Wisata yang
selanjutnya disingkat DTW adalah segala sesuatu
yang memiliki keunikan,keindahan,dan nilai yang
berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,
spiritual dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan”.(PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI
NOMOR 5 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR
PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN BUDAYA
BALI, 2020)
Pariwisata yang aktivitasnya lebih pada ingin
mengenal Budaya Bali banyak diminati oleh
wisatawan mancanegara maupun domestic. Budaya
Bali dikatakan adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki oleh masyarakat Bali dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan
Bali pada hakikatnya dilandasi oleh nilai – nilai yang
bersumber pada ajaran agama Hindu.Kebudayaan
Bali bersifat fleksibel dan selektif dalam menerima
dan mengadopsi pengaruh kebudayaan
luar.(Suweta, 2020)
Daya tarik wisata yang bisa memberikan
wisatawan mancanegara maupun domestic
mengenalkan budaya Bali adalah Taman Anyar.
Taman Anyar terletak di Desa Penarungan,
Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Bali. Taman
Anyar merupakan salah satu potensi wisata yang
dimiliki oleh desa wisata Penarungan. Taman Anyar
dimanfaatkan oleh pemilik rumah menjadi sarana
akomodasi, menyuguhkan atraksi budaya setempat
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 107
seperti tari barong dan tari joged. Disamping itu juga
memberikan pengalaman baru kepada wisatawan
tentang cara memasak makanan khas Bali seperti
sate, jajanan Bali seperti klepon, membuat canang
dan gebogan. Pengalaman yang lain juga diberikan
seperti membuat klangsah, membuat minyak
tanusan, proses pembuatan kopi, mengenalkan
matekap (membajak sawah dengan kerbau),
menanam padi, dan mengenalkan sistem perairan di
Bali untuk subak. Di Taman Anyar ini wisatawan
diberikan pengalaman menjadi orang Bali beberapa
jam dan berinteraksi dengan orang Bali.
Dilihat dari minat wisatawan mancanegara
maupun domestik yang berwisata ke Bali karena
ingin mendapatkan pengalaman atau informasi
mengenai budaya Bali, sehingga perlu adanya
analisis strategi pemasaran Taman Anyar sebagai
daya tarik wisata edukasi budaya Bali. Keberhasilan
suatu daya tarik wisata harus diikuti dengan
pengelolaan yang baik serta diikuti dengan
pemasaran yang baik pula.
B. Pembahasan
1. Gambaran Umum Taman Anyar, Desa
Penarungan
Desa Penarungan menghadirkan wisata alam
pedesaan yang tenang dengan suasana khas
pertanian di Bali yang dilewati aliran sungai dan
budaya agraris dan religi yang dijaga dengan baik
secara turun temurun. Berada di persimpangan
jalur utama Bali menuju Pura Taman Ayun,

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 108


Sangeh, dan Ubud. Desa Penarungan memiliki
berbagai potensi wisata untuk ditawarkan baik
kepada wisatawan domestik maupun
mancanegara. Potensi wisata yang dimiliki desa
Penarungan yaitu Lazy River Tubing, Jogging
Track, Pancoran Solas, Kuliner Samsam Merekak,
dan Wana Shanti Villa.
Taman Anyar yang terletak di Banjar
Umahanyar tersebut sering dikunjungi
wisatawan mancanegara dan domestik sejak
tahun 2016 karena dapat memberikan edukasi
budaya yang ada di Bali seperti memperkenalkan
tarian Bali, makanan khas Bali, proses pembuatan
minyak kelapa, pembuatan kopi, pembuatan
klangsah, canang, gebogan, matekap (membajak
sawah dengan kerbau) dan proses menanam
padi.
Taman Anyar ini dibuka karena melihat dari
kebutuhan wisatawan yang mengunjungi Bali
yang menginginkan edukasi budaya Bali. Melihat
dari fenomena tersebut akhirnya tercetus ide
dari Bapak Rai Suardana pemilik Taman Anyar
dan saudara Dharma Wijaya anaknya yang
merupakan sama–sama berprofesi sebagai guide
ini untuk menggunakan rumah hunian sebagai
daya tarik wisata yang dikunjungi wisatawan
dengan berbagai aktivitas masyarakat Bali
sebagai daya tarik wisata edukasi budaya Bali.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 109


2. Analisis Strategi Pemasaran Taman Anyar
sebagai Daya Tarik Wisata Edukasi Budaya
Bali

Konsep Strategi (Rangkuti, 2002),


strategi dalam penelitian ini adalah misi
pengelola atau perusahaan dalam
merencanakan kegiatan untuk mencapai tujuan
dan sasaran dengan mempertimbangkan aspek
persaingan dan pengaruh kekuatan faktor
lingkungan.(Mahendra Jani, I Gusti Ayu Putu
Seri, Suryawan, 2018) Konsep pemasaran secara
sederhana pemasaran sebagai proses dan
aktivitas untuk mengantisipasi permintaan,
mengenali permintaan ,mendorong timbulnya
permintaan dan memuaskan permintaan
(William H. Keaven dalam Wahab, 1997
)(Mahendra Jani, I Gusti Ayu Putu Seri,
Suryawan, 2018).Konsep strategi pemasaran
menurut Kotler dan Armstrong (2009 ) untuk
berhasilnya strategi pemasaran yang dijalankan
, dibutuhkan 2 ( dua ) hal yang sangat penting
dan saling berkaitan yaitu : (1) target pemasaran
yang dituju , (2) bauran pemasaran yang
dijalankan untuk mencapai target pasar
tersebut. Konsep Bauran Pemasaran (Marketing
Mix ) menurut Lee Nancy dalam Philip Kotler
2011 yang terdiri dari produk ( product ), harga
(price ) , promosi (promotion), lokasi / tempat
(place), orang (people), packaging, programming
(pemaketan dan perancangan program dan
kemitraan (partnership). (Lisarini, 2015)
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 110
Jenis dan Sumber data dalam penelitian
ini menggunakan jenis data kualitatif, seperti
hasil wawancara yang ditulis dengan deskriptif ,
potensi daya tarik wisata Taman Anyar dan dua
sumber data yaitu sumber data primer serta
sumber data sekunder. Dalam pengumpulan
data menggunakan tiga teknik yaitu: observasi
yang dimana penelitian ini dilakukan dengan
cara pengamatan langsung di lokasi penelitian
yaitu daya tarik wisata Taman Anyar. Observasi
ini menggunakan teknik pencatatan dan
dokumentasi, wawancara pengumpulan data
yang dilakukan dengan Tanya jawab dengan
pihak yang memiliki wewenang dalam
penelitian ini yaitu ketua pengelola daya tarik
wisata Taman Anyar, serta studi pustaka yang
dilakukan dengan cara pengumpulan data – data
dari brosur, media sosial yang memuat tentang
topik yang dibahas yang berkaitan dengan
Taman Anyar desa Penarungan.
Teknik analisis data menggunakan teknik
analisis data deskriptif kualitatif data yang telah
dikumpulkan diolah dan dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan alat analisis
SWOT yang merupakan analisis kualitatif yang
dilaksanakan dengan mengkaji faktor – faktor
internal dan eksternal. Faktor internal dalam hal
ini adalah Strength (kekuatan atau potensi) dan
Weakness (kelemahan atau kendala). (Mahendra
Jani, I Gusti Ayu Putu Seri, Suryawan, 2018)
Faktor eksternal terdiri dari Opportunity
(peluang) dan Threat (ancaman) yang dimiliki
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 111
oleh daya tarik wisata Taman Anyar. Analisis
SWOT digunakan untuk memperoleh
pandangan dasar mengenai strategi yang
diperlukan dalam mencapai suatu tujuan
tertentu, dalam hal ini mengkaji tentang upaya –
upaya apa saja yang dapat dijadikan solusi
alternatif dalam upaya memberikan edukasi
wisatawan tentang budaya Bali.
a. Analisis Bauran Pemasaran ( Marketing Mix )
1. Produk ( product )
Produk adalah segala sesuatunya yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen (Kotler dan Keller,
2009).Produk dalam perspektif
pariwisata sangat erat kaitannya dengan
daya tarik wisata yang dalam hal ini tidak
hanya dari segi kebudayaan yakni
bangunan bale banjar Umahanyar,
bangunan konsep rumah Bali yang
berada di dalam Taman Anyar, bangunan
konsep pura keluarga /
merajanmrajan/sanggah juga berada di
dalam Taman Anyar, bangunan konsep
pura subak yang berada di sekitar Taman
Anyar, namun juga dari segi alam yakni
hamparan sawah hijau sepanjang Taman
Anyar, lahan sawah untuk matekap dan
menanam padi. Budaya Bali yang bisa
juga dinikmati wisatawan pada saat
mengunjungi Taman Anyar yaitu:
memperkenalkan tarian Bali seperti tari
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 112
Barong, dan Joged, proses pembuatan
minyak dari kelapa, proses pembuatan
kopi, juga memberikan edukasi kepada
wisatawan cara pembuatan banten di
Bali seperti: membuat canang, membuat
gebogan dan membuat klangsah.
Wisatawan juga diberikan kesempatan
untuk mencoba memahat kayu sebagai
dasar dalam pembuatan konsep rumah
Bali. Edukasi mengenai budaya Bali
diperkenalkan kepada wisatawan adalah
memasak makanan khas Bali, seperti
membuat sate dan sambal Bali, dan juga
membuat jajanan tradisional Bali seperti
jajan klepon.
2. Harga ( price )
Biaya yang dimaksudkan disini yaitu
suatu sistem manajemen perusahaan
yang akan menentukan harga dasar yang
tepat bagi produk yang ditawarkan oleh
Daya Tarik Wisata Taman Anyar desa
Penarungan. Untuk publish rate adult
USD 65 dan kids USD 30. Untuk harga
yang sudah ada kontrak / perjanjian yaitu
dewasa USD 25 dan anak – anak USD 15.
3. Lokasi / tempat ( place )
Pemasaran pariwisata perlu memahami
karakteristik lokasi/tempat dari produk
wisata.Komponen tempat /lokasi saluran
distribusi tidak dapat dipindahkan dan
harus dinikmati di tempat daya tarik
wisata tersebut. Lokasi daya tarik wisata
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 113
Taman Anyar sangat mudah ditemukan
karena berada di persimpangan jalur
wisata utama Bali menuju Pura Taman
Ayun, Sangeh dan Ubud.Taman Ayar ini
tepatnya berada di banjar Umahanyar,
desa Penarungan, kecamatan Mengwi ,
kabupaten Badung.
4. Promosi ( promotion )
Promotion juga dikenal komunikasi
(marketing communications) adalah
berbagai cara untuk menginformasikan,
membujuk dan mengingatkan konsumen
secara langsung maupun tidak langsung
tentang suatu produk atau brand yang
dijual (Kotler dan Keller, 2009: 510).
Daya Tarik Taman Anyar menggunakan
salah satu promosi yaitu advertising
(periklanan) sebagai sarana untuk
memperkenalkan produknya. Media
yang digunakan adalah brosur , internet
dan word of the mouth.Selain itu daya
tarik wisata Taman Anyar juga
melakukan kerjasama dengan travel –
travel domestic maupun mancanegara,
dan villa – villa yang berada di sekitar
Taman Anyar untuk mendatangkan
wisatawan.Dalam memasarkan
produknya daya tarik wisata Taman
Anyar menggunakan jenis saluran
pemasaran langsung dan tidak langsung.
5. Pemaketan dan perancangan (packaging)

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 114


Packaging adalah kombinasi dari jasa dan
daya tarik wisata yang saling berkaitan
dalam satu paket penawaran harga.Daya
Tarik Wisata Taman Anyar memiliki
paket wisata village tour yang juga
termasuk dalam harga akomodasi yang di
jual oleh yoga retreat yang berada di desa
penarungan.
6. Orang ( people )
Pengelolaan sumber daya manusia
menjadi tantangan tersendiri dalam
pemasaran pariwisata. Elemen dari
pelaku pariwisata (people ) yaitu para
pegawai daya tarik wisata Taman Anyar
serta wisatawan, meliputi hak dan
kewajiban karyawan , cara berpakaian
dan penampilan karyawan yang memiliki
pengaruh terhadap keberhasilan
penyampaian jasa dari karyawan Taman
Anyar kepada wisatawan. Menurut
pengelola daya tarik wisata Taman Anyar
saudara Dharma Wijaya bahwa yang ikut
membantu dalam memberikan edukasi
mengenai budaya Bali kepada wisatawan
adalah masyarakat yang sudah lansia
dalam artian sudah tidak produktif lagi
untuk bekerja di luar rumah, masyarakat
remaja yang biasanya membantu
mengenalkan budaya tarian Bali dan
music tradisional Bali, serta anak – anak
yang masih bersekolah di SDN 3 banjar
Umahanyar membantu dalam
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 115
memperkenalkan tarian tradisional Bali.
Berdasarkan informasi yang
disampaikan di atas bahwa dapat
disimpulkan karyawan dari daya tarik
wisata Taman Anyar berasal dari
masyarakat sekitar karena setiap
aktivitas yang ditampilkan
membutuhkan karyawan dari 25 sampai
30 orang.
7. Programming
Suatu teknik yang berkaitan dengan
packaging, yaitu pengembangan aktivitas
tertentu, acara, atau program untuk
menarik dan meningkatkan
pembelanjaan wisatawan, atau
memberikan nilai tambah pada paket
atau produk wisata (Morrison
2010).Daya tarik wisata Taman Anyar
bersama dengan yoga retreat yang
berada di desa Penarungan
memprogramkan wisatawan yang
menggunakan yoga retreat maka
aktivitas nya sudah termasuk dalam
mengunjungi daya tarik wisata Taman
Anyar.
8. Kemitraan (partnership)
Kemitraan bisa berbentuk kerjasama
promosi (joint promotion), kerjasama
penjualan (sales cooperation) diantara
pelaku usaha maupun dengan
pemerintah. Bentuk kerjasama bisa
berdurasi pendek maupun perjanjian
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 116
kerjasama pemasaran jangka panjang.
Dalam aktivitasnya daya tarik wisata
Taman Anyar menjalin kemitraan dengan
yoga – yoga retreat yang berada di desa
Penarungan, dimana yoga retreat
tersebut menjual kegiatan yoganya telah
termasuk dalam akomodasi dan aktivitas
mengunjungi daya tarik wisata Taman
Anyar.
b. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman (Strength, Weakness,Opportunities
and Threat Analysis)
Analisis SWOT adalah suatu teknik
perencanaan strategi yang bermanfaat untuk
mengevaluasi kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu daya tarik wisata. Hal ini penting
dilakukan pada suatu daya tarik wisata untuk
menentukan penyusunan strategi, penjualan
produk, maupun ide bisnis baru.
1. Identifikasi faktor internal
Berdasarkan hasil observasi
lapangan serta membaca dari google
review yang tulis oleh wisatawan yang
mengunjungi daya tarik wisata Taman
Anyar maka dapat diidentifikasi faktor –
faktor internal sebagai berikut:
(Tripadvisor, 2022)
a. Kekuatan
Daya tarik wisata Taman Anyar
merupakan daya tarik wisata yang
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 117
memberikan edukasi tentang budaya
Bali kepada wisatawan dimana
wisatawan yang mengunjungi daya
tarik wisata Taman Anyar dapat
memberikan pengalaman mengenal
aktivitas sebagai orang Bali ,
mengenal budaya Bali, serta
berinteraksi langsung dengan orang
Bali. Daya tarik wisata Taman Anyar
menyediakan semua yang
dibutuhkan oleh wisatawan
mengenai budaya Bali yang langsung
di pandu oleh guide local Taman
Anyar.Wisatawan yang mengunjungi
daya tarik wisata Taman Anyar
sangat merasa puas dengan aktivitas
yang disajikan beserta dengan pesona
alam Bali, kebersihan lingkungan
serta keramahtamahan masyarakat
Bali.
b. Kelemahan
Dari hasil observasi di lapangan
sebagian besar wisatawan yang
berkunjung ke daya tarik wisata
Taman Anyar dengan tujuan berlibur
bagi wisatawan mancanegara dan
dengan tujuan outing bagi wisatawan
domestic. Banyaknya permintaan
dari wisatawan mancanegara yang
menginginkan lebih dari sehari untuk
mengenal budaya Bali, maka mereka
membutuhkan akomodasi yang
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 118
berada di sekitar daya tarik wisata
Taman Anyar. Menurut informasi dari
pengelola daya tarik wisata Taman
Anyar, saudara Dharma Wijaya,
bahwa di Taman Anyar hanya
memiliki tiga kamar saja sehingga
tidak memungkinkan untuk
wisatawan yang datang dalam jumlah
group. Sedangkan rumah penduduk
di sekitar daya tarik wisata Taman
Anyar belum bisa mensupport untuk
menyediakan akomodasi karena
masih terkendala dengan biaya. Serta
pengelola daya tarik wisata Taman
Anyar juga harus selalu menjaga
hubungan baik dengan masyarakat
sekitar daya tarik wisata Taman
Anyar karena masyarakat sekitar juga
sebagai pelaku dalam
memperkenalkan budaya Bali.Daya
tarik wisata Taman Anyar belum
memiliki fotografer untuk
mendokumentasikan setiap kegiatan
wisatawan di daya tarik wisata
Taman Anyar sehingga bisa di
publikasikan di media social. Serta
promosi melalui media online yang
masih kurang karena sumber daya
manusia di bidang teknologi yang
masih belum dimiliki oleh daya tarik
wisata Taman Anyar.
2. Identifikasi faktor – faktor eksternal
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 119
Berdasarkan hasil observasi di lapangan
maka dapat diidentifikasikan faktor –
faktor eksternal sebagai berikut:
a. Peluang
Berkembangnya tren pariwisata
kembali ke alam (back to nature)
dimana wisatawan yang berlibur
ingin merasakan relaksasi pikiran
maupun mendapatkan kesegaran
jasmani setelah sibuk dengan
rutinitas dalam pekerjaan. Daya tarik
wisata Taman Anyar merupakan
daya tarik yang mengandalkan tour
desa (village tour) yang mengemas
aktivitasnya memberikan edukasi
kepada wisatawan mengenai budaya
Bali, serta mengandalkan keindahan
alam pedesaan.Untuk harga yang
ditawarkan oleh daya tarik wisata
Taman Anyar untuk publish rate
dewasa USD 65 dan untuk anak –
anak USD 30, sedangkan harga untuk
yang sudah memiliki perjanjian
dengan beberapa travel agent dan
yoga retreat untuk dewasa USD 25
dan anak – anak USD 15. Harga
tersebut sudah termasuk dalam
penjemputan wisatawan bagi
wisatawan yang menginap di area
Kuta, Seminyak, Legian, Sanur,
Canggu dan Ubud. Seharusnya pihak

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 120


pengelola daya tarik wisata Taman
Anyar memanfaatkan kelebihan
yang dimiliki untuk
mengembangkan lagi inovasi
aktivitas lain yang bisa
diperkenalkan kepada wisatawan,
selain yang sudah ada sekarang
sehingga wisatawan bisa lebih
datang lebih dari sekali ke daya tarik
wisata Taman Anyar.
b. Ancaman
Daya tarik wisata yang sejenis dan
berdekatan dengan daya tarik wisata
Taman Anyar itu berada di daerah
Ubud yang memiliki aktivitas yang
serupa dengan daya tarik wisata
Taman Anyar sehingga daya tarik
wisata tersebut bisa menjadi pesaing
bahkan ancaman dalam pemasaran
daya tarik wisata Taman Anyar.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 121


Tabel 1.1
Matriks Analisis SWOT Strategi Pemasaran Daya
Tarik Wisata Taman Anyar

Internal Strengths (S) Weakness (W)


1. Edukasi 1. SDM yang
budaya handal
Bali bidang IT
2. Interaksi untuk
dengan promosi
orang Bali online
3. Mencoba 2. Kurangnya
langsung akomodasi
aktivitas bagi
sebagai wisatawan
orang Bali yang ingin
4. Kebersiha belajar
n daya budaya Bali
tarik lebih dari
wisata satu hari
Taman 3. Menjalin
Anyar hubungan
baik dengan
External
masyarakat
sekitar
sebagai
pelaku
aktivitas

Opportunities (O) SO WO
1. Berkembangn Menciptakan Mempromosik
ya tren branding daya an daya tarik
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 122
pariwisata tarik wisata wisata Taman
kembali ke Taman Anyar Anyar sebagai
alam sebagai daya daya tarik
2. Harga paket tarik wisata wisata yang
sudah yang memberikan
termasuk memberikan edukasi budaya
dengan edukasi Bali yang
penjemputan budaya Bali berkualitas
ke villa atau dan selalu bisa
hotel tempat berinovasi
tamu
menginap
3. Aktivitas
budaya
banyak di
perkenalkan
kepada
wisatawan
dan
wisatawan
bisa langsung
mempraktekk
an
Threats (T) ST WT
1. Daya tarik Memperhatik 1. Strategi
wisata yang an kebersihan peningkata
sejenis yang daya tarik n promosi
berdekatan wisata Taman daya tarik
dengan daya Anyar serta wisata
tarik wisata memberikan Taman
Taman Anyar. edukasi yang Anyar

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 123


tepat tentang 2. Menjaga
budaya Bali. selalu
hubungan
baik dengan
masyarakat
yang akan
membantu
dalam
aktivitas di
daya tarik
wisata
Taman
Anyar.
(Sumber: Hasil analisis, 2022)

3. Strategi Pemasaran yang Harus Diterapkan


Taman Anyar sebagai Daya Tarik Wisata
Edukasi Budaya Bali
Berdasarkan hasil analisis dalam bauran
pemasaran (marketing mix) mengenai produk,
harga, tempat /lokasi, promosi, packaging,
programming, people dan partnership yang
dimiliki oleh daya tarik wisata Taman Anyar serta
mengidentifikasi terhadap faktor internal dan
eksternal terhadap marketing mix yang dimiliki
oleh daya tarik wisata Taman Anyar maka strategi
pemasaran yang diterapkan oleh pengelola daya
tarik wisata Taman Anyar selalu menjaga
hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar
karena aktivitas /kegiatan yang ditampilkan

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 124


kepada wisatawan semuanya didukung oleh
masyarakat sekitar serta didukung dengan relasi
dari beberapa guide yang sering mengajak
wisatawan berkunjung ke daya tarik wisata
Taman Anyar serta perlu adanya SDM yang handal
dalam mempromosikan daya tarik wisata Taman
Anyar secara online sehingga di kenal daya tarik
wisata Taman Anyar sebagai daya tarik untuk
edukasi budaya Bali dijelaskan sebagai berikut :
a. Strategi Strength Opportunities ( SO )
Strategi ini dipergunakan untuk
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk
meraih peluang yang ada di luar atau
lingkungan eksternal. Strategi yang dapat
diterapkan dalam pemasaran daya tarik wisata
Taman Anyar adalah menciptakan branding
daya tarik wisata sebagai daya tarik wisata
yang memberikan edukasi budaya Bali.
Dengan branding atau mereknya yang dimiliki
tujuannya adalah selalu mengingatkan
wisatawan jika menyebut daya tarik wisata
Taman Anyar pasti sudah akan mengingat
daya tarik wisata yang memberikan edukasi
budaya Bali dan daya tarik wisata Taman
Anyar ini kelebihannya banyak aktivitas yang
bisa dilakukan sebagai orang Bali, serta di ajak
ikut berinteraksi dengan orang Bali dan daya
tarik wisata Taman Anyar sudah terkenal
sampai ke mancanegara.
b. Strategi Strength Threat ( ST )
Strategi ini menggunakan kekuatan untuk
menghadapi ancaman. Strategi yang dapat
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 125
dilakukan dalam memasarkan daya tarik
wisata Taman Anyar adalah dengan
mempertahankan kebersihan lingkungan daya
tarik wisata Taman Anyar, keindahan alam ,
kegiatan/aktivitas yang diperkenalkan kepada
wisatawan , guide local yang memandu
wisatawan selama di daya tarik wisata Taman
Anyar dengan demikian penilaian yang
diberikan oleh wisatawan kepada daya tarik
wisata Taman Anyar akan berpengaruh
terhadap kualitas pengelolaan dari daya tarik
wisata tersebut sebagai daya tarik wisata
edukasi budaya Bali.
c. Strategi Weakness Opportunities ( WO )
Strategi Weakness Opportunities ini dirancang
untuk meminimalkan kelemahan dengan
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
pemasaran yang bisa diterapkan adalah
mempromosikan daya tarik wisata Taman
Anyar sebagai daya tarik wisata edukasi
budaya Bali yang berkualitas.
d. Strategi Weakness Threat ( WT )
Strategi ini bertujuan untuk bertahan dengan
meminimalisir kelemahan dengan
menghindari ancaman. Strategi yang dapat
diterapkan dalam memasarkan daya tarik
wisata Taman Anyar melakukan promosi di
media sosial dan memiliki sumber daya
manusia yang handal di bidang teknologi, dan
selalu menjaga hubungan yang baik dengan
masyarakat local daya tarik wisata Taman
Anyar yang juga sebagai pelaku dalam
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 126
aktivitas maupun kegiatan yang memberikan
edukasi kepada wisatawan.
C. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pemaparan di atas dapat
disimpulkan bahwa strategi pemasaran yang dapat
dilakukan untuk mengenalkan daya tarik wisata
Taman Anyar sebagai daya tarik wisata edukasi
budaya Bali adalah menciptakan branding daya tarik
wisata Taman Anyar sebagai daya tarik wisata yang
memberikan edukasi budaya Bali yang berkualitas,
mempertahankan kebersihan daya tarik wisata
Taman Anyar dan keindahan alam sekitar,
melakukan promosi melalui media internet maupun
brosur dan bekerjasama dengan beberapa hotel
maupun villa yang berada di sekitar untuk
memasukkan kegiatan / aktivitas edukasi budaya
Bali di Taman Anyar dalam harga kamar mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip & Keller,K,L.2011.Prinsip-prinsip pemasaran,


edisi 12, terjemahan Benyamin Molan. Jakarta:PT.Indeks
Lisarini, E. (2015). Kontribusi bauran pemasaran 8p pada
strategi pemasaran produk bekatul instan. Jurnal
Agroscience, 5(1), 8–13.
Mahendra Jani, I Gusti Ayu Putu Seri, Suryawan, I. B. (2018).
Strategi pemasaran Daya Tarik Wisata Untuk
Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Daya

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 127


Tarik Wisata Sangeh Kabupaten Badung Provinsi Bali.
5(2), 241.
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN
KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI. (2020). 5.
Suweta, I. M. (Sekolah T. A. H. N. M. K. (2020). KEBUDAYAAN
BALI DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN PARIWISATA
BUDAYA. 1(1), 2.
Tripadvisor. (2022). No Title. Google Review.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 128


STRATEGI PEMASARAN
PARIWISATA UNTUK
MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN KE PANTAI LOVINA
KABUPATEN BULELENG BALI

Putu Agita Hary Devianti

A. PENDAHULUAN
Bali merupakan satu di antara banyaknya pulau
yang berada di Negara Indonesia. Dari segi pariwisata,
Bali sangat terkenal hingga ke mancanegara. Berbagai
wisatawan banyak yang melakukan kunjungan ke Pulau
Bali baik untuk berlibur atau melakukan kegiatan
berwisata lainnya. Pulau Bali banyak dikunjungi para
wisatawan karena Pulau Bali adalah tempat wisata
yang terkenal menawarkan berbagai objek wisata
seperti wisata budaya, wisata alam dan wisata kuliner.
Pulau Bali mempunyai sembilan kabupaten.
Kabupaten Buleleng merupakan salah satu kabupaten
yang berada di Provinsi Bali. Kabupaten Buleleng yang
merupakan salah satu kabupaten di bagian utara Pulau
Bali memiliki kekayaan objek wisata dengan luas

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 129


wilayah keseluruhan ±1.365,88 Km . Dengan 9 2

kecamatan yang ada, kabupaten ini mempunyai


beragam objek wisata seperti Wisata Bahari, Wisata Air
Terjun, Waduk, Wisata Religi. Salah satu wisata Bahari
atau pantai yang terkenal di Kabupaten Buleleng adalah
Pantai Lovina. Pantai yang berada di sebelah barat kota
dari Kabupaten Buleleng tepatnya di Desa Kalibukbuk.
Pantai Lovina merupakan objek wisata yang dikelola
Pemerintah Kabupaten Buleleng banyak dikunjungi
oleh wisatawan baik lokal maupun internasional.
Namun, berdasarkan data yang ada jumlah
kunjungan Pantai Lovina terus mengalami penurunan
sejak pandemi Covid 19 melanda hingga saat ini telah
melandai. Penurunan jumlah pengunjung pada Pantai
Lovina ini tidak dapat dipungkiri dapat disebabkan oleh
berbagai faktor seperti munculnya objek wisata baru,
kurangnya promosi, dan strategi pemasaran yang
kurang tepat. Terlepas dari dibukanya objek wisata
baru dan kurangnya promosi, faktor yang sangat
penting diperhatikan adalah pemasaran
pariwisataperiwisata karena strategi pemasaran
pariwisata ini merupakan teknik- teknik bagaimana
memulai rancangan dari bagaimana merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi hingga
monitoringmemonitoring pada penggunaan bauran
pemasaran pariwisata yang digunakan agar wisatawan
tertarik berkunjung pada suatu objek wisata yang
dipasarkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka strategi
pemasaran pariwisata di Pantai Lovina menarik untuk
digalidi gali lebih lanjut karena Pantai Lovina
merupakan objek wisata Bali Utara yang menarik baik
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 130
dari keindahan alam pantainya dan juga dari segi
kemudahan akses perjalanan menuju objek wisata
tersebut. Pantai ini dapat dinikmati pengunjung karena
mempunyai berbagai macam fasilitas yang baik. Banyak
aktifitas yang dapat dilakukan yang mungkin tidak
semua ada pada pantai lainnya yang tidak tertutup
kemungkinan akan meningkat jumlah jumlah
pengunjung wisatanya jika strategi pemasaran
pariwisatanya dilakukan secara tepat.
Beberapa kajian literaturliterature dapat dilihat
dalam penggunaan strategi pemasaran yang tepat
dalam pariwisata. Salah satunya dapat dilihat dalam
artikel yang berjudul “PEMASARAN PARIWISATA
MELALUI STRATEGI PROMOSI OBJEK WISATA ALAM,
SENI DAN BUDAYA (Studi Kasus di Pulau Rote NTT)”
oleh Janri D. Manafe, Tuty Setyorini, Yermias A Alang
dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam. Di dalam
artikel dituliskan bahwa salah satu strategi pemasaran
pariwisata yang tepat digunakan dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan di Pulau Rote (NTT) adalah
dengan menggunakan strategi promosi objek wisata
alam, seni dan budaya. Strategi promosi yang
ditetapkan dalam artikel ini adalah Mix 5 (lima) dimana
meliputi Periklanan (advertising), Promosi Penjualan
(Sales Promotion), Hubungan Masyarakat (PR),
Penjualan Pribadi (Personal Selling) dan Pemasaran
Langsung (Direct Marketing). Dengan adanya artikel ini,
maka penelitian ini akan berpusat pada strategi
pemasaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan di Pantai Lovina.
B. PEMBAHASAN
a. Pemasaran Pariwisata
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 131
Dalam Kotler dan Keller ( 2009:4) dikatakan
bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerial
atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran
produk dan nilai. Definisi pemasaran tersebut
didasarkan pada konsep-konsep inti yaitu kebutuhan,
keinginan dan permintaan, produk, utilitas, nilai dan
kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan pasar,
pemasaran serta pemasar.
Beberapa pengertian dari konsep-konsep inti
tersebut adalah sebagai berikut: a) Kebutuhan adalah
suatu keadaan dimana yang dirasakan oleh manusia
sebab tidak ada kepuasan atas dasar tertentu. Maksud
dari kebutuhan ini adalah yang tidak diciptakan oleh
masyarakat atau para pemasar tetapi kebutuhan yang
sudah ada dan melekat dalam tubuh dan kondisi
manusia. b) Keinginan adalah kehendak yang kuat akan
sesuatu pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan yang
lebih mendalam. c) Permintaan adalah keinginan akan
produk yang spesifik dan didukung dengan
kemampuan untuk membelinya. d) Produk adalah
sesuatu hal yang dapat ditawarkan kepada seseorang
atau konsumen untuk memuaskan suatu kebutuhan
atau keinginan. e) Utilitas (nilai kegunaan)adalah
taksiran konsumen mengenai kapasitas keseluruhan
suatu produk untuk memuaskan kebutuhan yang mana
makin dekat letak suatu produk dengan keadaan yang
dibutuhkan maka akan tinggi nilai kepuasannya. f)
Pertukaran adalah suatu tindakan dalam memperoleh
produk yang dikehendaki dari seseorang atau
konsumen dengan menawarkan sesuatu yang lain
sebagai suatu balasan. Basu Swastha dan Irawan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 132
(2005:5) menyatakan bahwa “Pemasaran adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
dan jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.”
Dari definisi yang telah disebutkan dapat
disimpulkan bahwa sebenarnya pemasaran merupakan
suatu kegiatan untuk menawarkan barang atau jasa
baik individu atau suatu kelompok yang ditujukan
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen agar
setia dan juga menjadi konsumen tetap melalui
kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan suatu
produk, penetapan harga, promosi, pendistribusian
produk, sehingga apa yang ditargetkan dapat tercapai
sesuai yang diinginkan.
Berkaitan dengan penelitian ini, yang menjadi
produk pemasaran adalah objek wisata Pantai Lovina
termasuk di dalamnya adalah sarana dan prasarana
serta fasilitas-fasilitas yang terdapat di obyek wisata
Pantai Lovina yang terletak di Kabupaten Buleleng.
Pantai Lovina itu sendiri telah menjadi salah satu
destinasi atau tujuan wisata bahari di Pulau Bali,
khususnya Kabupaten Buleleng. Terdapat penurunan
jumlah pengunjung setiap tahunnya terutama sejak
pandemic Covid 19 melanda hingga saat ini. Penurunan
jumlah pengunjung ini dapat dilihat dari sisi aspek
pemasaran baik dari segi produk yaitu obyek wisata itu
sendiri, harga tiket obyek wisata dan promosi yang
dilakukan guna meningkatkan jumlah pengunjung.
b. Strategi Pemasaran Pariwisata Pantai Lovina

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 133


Pantai Lovina yang letaknya berada di Desa
Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng ini sangat terkenal
dengan berbagai aktivitasaktifitas bahari yang dapat
dilakukan, yang paling terkenal adalah aktivitasaktifitas
melihat atraksi lumba-lumba di tengah lautan.
Beberapa spot wisata menarik yang terdapat di Pantai
Lovina adalah (1) Spot sunrise terbaik. Sembari
menikmati atraksi lumba-lumba di pagi hari, dapat
dilihat momen matahari terbit yang sangat indah; (2)
Snorkeling bawah laut. Pantai-pantai di Bali terkenal
dengan keindahan bawah lautnya. Begitu pun Pantai
Lovina yang memiliki banyak terumbu karang, ikan hias
dan ikan-ikan laut yang sangat beragam jenisnya; (3)
Memancing ikan di laut. Dalam memancing ikan di
Pantai Lovina, para pemandu akan memandu dan dapat
menyewa perahu yang dikenakan biaya Rp 60.000-
100.000 setiap orangnya; (4) Melihat pertunjukkan
musik. Di sekitar Pantai Lovina ini terdapat beberapa
café dan tempat makan yang sering digunakan untuk
nongkrong malam hari. Di beberapa tempat, terdapat
pertunjukkan musik yang bisa dinikmati serta tak lupa
juga para wisatawan dapat mencari oleh-oleh baik
berupa makanan khas daerah tersebut atau souvenir.
Hal inilah yang dapat dimanfaatkan dari segi
pemasaran sehingga dapat meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan baik dalam negeri maupun
mancanegara. Ini juga mengapa penetapan strategi
pemasaran pariwisata sangatlah penting diterapkan di
Pantai Lovina.
Berbagai strategi pemasaran pariwisata telah
dilakukan oleh pemerintah desa dan juga pemerintah
kabupaten demi meningkatkan jumlah kunjungan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 134
wisatawan ke Pantai Lovina. Secara umum konsep dari
pemasaran yang dulunya menggunakan 4P (product,
price, place, promotion) telah berkembang menjadi 7P
(product, price, place, promotion, people, process,
physicalphsycal evidence). Konsep 7P ini dikenal dengan
istilah bauran pemasaran (marketing mix). Konsep
pada bauran pemasaran ini menunjukkan bahwa
aktivitas pemasaran semakin hari semakin banyak
melibatkan banyak aspek, baik fisik maupun non fisik.
Konsep 7P ini yang menjadi konsep inti dari strategi
pemasaran pariwisata Pantai Lovina Kabupaten
Buleleng ini adalah:
1. Produk (Product): Produk adalah bauran
pemasaran yang dapat dikatakan sebagai hal pokok
yang dapat dijual sehingga baik dari segi kualitas,
kemasan maupun merek atau branding harus
dikemas dan di desain semenarik mungkin sehingga
para pembeli yang mana dalam hal ini adalah
wisatawan akan tertarik. Produk yang dimaksud
dalam konteks ini adalah produk pariwisata yang
dipasarkan, yaitu obyek wisata Pantai Lovina dan
seluruh komponen yang ada di wilayah pantai
Lovina ini yang meliputi: keindahan panorama alam,
kuliner, fasilitas dan sarana penunjang,
merchandise/souvenir, wahana permainan, dan lain
sebagainya. Dalam pariwisata, produk akan
dikatakan lebih memiliki daya tarik jika produk
disertai informasi tentang sesuatu yang khas dan
berbeda dengan produk lain seperti dari makanan,
souvenir dan lain- lain.
2. Harga (Price): Harga merupakan faktor bauran
pemasaran yang dapat mempengaruhi penjualan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 135
suatu produk. Faktor kesesuaian harga inilah yang
seringkali menjadi pertimbangan bagi para
wisatawan atau customer dalam memilih suatu
produk. Misalkan, untuk sekedar menikmati
pemandangan pantai tidak dipungut biaya atau
harga tiket masuk (HTM) di pantai Lovina. Hal ini
dilakukan dengan harapan masyarakat sekitar
dapat sering mengunjungi pantai Lovina. Begitu
juga dengan harga berbagai hal yang ada di pantai,
dapat dikategorikan low price selain
aktivitasaktifitas menyaksikan lumba-lumba karena
harus menyewa kapal untuk pergi ke tengah laut di
Pantai Lovina ini. Jika ingin menyaksikan lumba-
lumba akan dipungut biaya lain yang juga masih
sangat terjangkau.
3. Lokasi (Place): Suatu lokasi akan sering didatangi
karena kemudahannya. Ini sangat penting menjadi
perhatian karena lokasi akan berkaitan dengan
biaya transportasi dan akomodasi bagi wisatawan.
Pantai Lovina ada di lokasi yang sangat strategis
dengan akses jalan propinsi yang menghubungkan
kota-kota di Pulau Bali. Kendaraan kecil seperti
motor, mobil pribadi, angkutan umum, bahkan bis-
bis pariwisata dapat dengan mudah mengakses ke
lokasi pantai Lovina. Selain itu, kondisi jalanan
umumnya beraspal yang baik, dan waktu yang
dibutuhkan untuk sampai ke lokasi pantai dapat
dikatakan tidak terlalu lama, karena hanya
membutuhkan waktu kurang lebih dua jam dari
pusat kota Denpasar atau sekitar dua setengah jam
dari Bandara Ngurah Rai.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 136


4. Promosi (Promotion): Promosi merupakan
kegiatan yang paling banyak memiliki program-
program terkait dengan pariwisata, karena kegiatan
promosi sangat berperan penting di dalam
menginformasikan secara detail dan jelas tentang
hal-hal yang berkaitan dengan Pantai Lovina. Jadi,
dapat dikatakan bahwa dalam promosi suatu obyek
wisata harus tersebar luar sehingga menjangkau
semua kalangan masyarakat luas. Di era teknologi
yang modern ini, kegiatan promosi disamping dapat
menggunakan berbagai media cetak juga dapat
menggunakan media online. Lalu, agar tepat sasaran
dan efektif tentu sebaiknya promosi disesuaikan
dengan target sasaran sehingga efektif baik dari segi
efektifitas komunikasi maupun biaya media
promosi. Bentuk-bentuk promosi yang dapat
dilakukan melalui saluran media, baik cetak
maupun elektronik. Dan yang saat ini sedang naik
daun adalah promosi berbasis online melalui media
sosial (medsos) yang sedang booming, seperti WA,
facebook, twitter, instagram, tiktok dan sejenisnya.
Penggunaan media sosial sebagai media promosi
dilakukan semata-mata untuk dapat menjangkau
wisatawan yang lebih luas baik domestik maupun
mancanegara.
5. SDM (people): Dari keseluruhan unsur pemasaran
yang ada, sumber daya manusia merupakan faktor
yang paling penting karena sumber daya manusia
adalah penggerak yang tidak hanya merancang dan
merumuskan program, tetapi juga yang dapat
melaksanakan dan menjalankan sistemsystem
pemasaran itu sendiri. Dalam mengoptimalkan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 137
suatu program, kompetensi dasar dan performa
yang tinggi harus terpenuhi. Dalam meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia dapat dilakukan
pelatihan-pelatihan yang sesuai bidang tugas dan
studi banding.
6. Proses (process): Pelayanan jasa dan kualitas
produk sangat bergantung pada proses
penyampaian jasa itu sendiri kepada konsumen
yang dalam hal ini adalah wisatawan. Semua
jenis pelayanan dan jasa yang telah ditetapkan dan
distandarisasi harus dijalankan sesuai dengan
sistem dan prosedur yang ada. Ketentuan yang telah
ditetapkan dan distandarisasi ini harus dipatuhi
oleh seluruh stakeholders yang memiliki
kompetensi dan loyalitas tinggi terhadap lembaga.
Dalam melaksanakan kegiatan tugas juga
menyesuaikan dengan peraturan- peraturan yang
telah ada.
7. Bukti Fisik Perusahaan (physical evidence):
Bukti fisik adalah bangunan fisik yang memiliki nilai
tambah dan bisa mewakili karakter produk atau
Lembaga itu sendiri. Seluruh sarana dan prasarana
termasuk infrastruktur yang ada di sekitar obyek
wisata pantai Lovina dapat bernilai penting bagi
para wisatawan. Tata ruang, desain bangunan,
perlengkapan, hingga karya seni yang
mencerminkan kekhasan lokal merupakan objek
yang memiliki kesan sendiri bagi wisatawan. Pada
saat ini, pemerintah desa bekerjasama dengan
pemerintah kabupaten sedang dilakukan
pembenahan sumber daya fisik obyek wisata Pantai
Lovina sebagai produk yang dipasarkan. Kegiatan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 138
pemasaran pada akhirnya adalah kegiatan yang
mempunyai target yang ingin dicapai (goals). Oleh
karena itu, kegiatan pemasaran adalah kekuatan
untuk menjual produk wisata itu sendiri yang mana
ketika untuk sampai kepada wisatawan, sebuah
produk harus diinformasikan. Informasi mengenai
detail produk secara jelas, keseluruhan proses
produksi hingga produk sampai ke tangan
konsumen atau wisatawan semua membutuhkan
sentuhan komunikasi.
Selain menggunakan strategi pemasaran
pariwisata 7P yang telah dijelaskan di atas, untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan dapat juga
dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana
yang ada di Pantai Lovina. Sarana penunjang yang ada
di Pantai Lovina ini diharapkan dapat menciptakan rasa
menyenangkan yang disertai dengan kemudahan,
kenyamanan dan pemenuhan kebutuhan dalam
menikmati produk wisata. Aksesibilitas juga diperlukan
dalam hal ini sehingga para wisatawan merasa diberi
kemudahan ketika melakukan kunjungan. Namun,
atraksi wisata pada daerah tujuan wisata sebenarnya
adalah motivasi yang paling utama bagi para wisatawan
baik dalam maupun luar negeri dalam melakukan
kegiatan kunjungan wisata. Maka dari itu, setiap
tahunnya pemerintah desa dan kabupaten bekerjasama
untuk mengadakan festival Lovina yang akan berisi
festival makanan dan festival kebudayaan asli Buleleng,
sehingga para wisatawan akan selalu tertarik untuk
berkunjung ke Pantai Lovina dan membuat
meningkatnya kunjungan wisatawan.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 139


C. SIMPULAN
Pantai Lovina yang letaknya berada di Desa
Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng ini sangat terkenal
dengan berbagai aktivitasaktifitas bahari yang dapat
dilakukan. Beberapa spot wisata menarik yang terdapat
di Pantai Lovina adalah (1) Spot sunrise terbaik; (2)
Snorkeling bawah laut; (3) Memancing ikan di laut; dan
(4) Melihat pertunjukkan musik. Hal inilah yang dapat
dimanfaatkan dari segi pemasaran sehingga dapat
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik
dalam negeri maupun mancanegara.
Secara umum konsep dari pemasaran yang
dulunya menggunakan 4P (product, price, place,
promotion) telah berkembang menjadi 7P (product,
price, place, promotion, people, process, physicalphsycal
evidence). Konsep 7P ini dikenal dengan istilah bauran
pemasaran (marketing mix). Konsep pada bauran
pemasaran ini menunjukkan bahwa aktivitas
pemasaran semakin hari semakin banyak melibatkan
banyak aspek, baik fisik maupun non fisik. Strategi
pemasaran pariwisata yang dapat dilakukan oleh
pemerintah desa dan juga pemerintah kabupaten demi
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai
Lovina adalah dengan menggunakan konsep 7P.

DAFTAR PUSTAKA

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 140


Basu Swastha dan Irawan. 2005. Manajemen
Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.

Bungin, Burhan. 2015. Komunikasi Pariwisata


(Tourism Communication) Pemasaran dan
Brand Destinasi. Edisi Pertama. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Brenda Kienan. 2001. Smaal Buneness Solution
Ecommerce. Jakarta: Penerbit Gramedia.
Cangara, Hafied. 2017. Perencanaan dan Strategi
Komunikasi. Jakarta: Rajawali Persada.
Denzin, Norman K & Lincoln Yvonna S. 2009.
Handbook of Qualitative Research. California:
Sage Publication Pvt. Ltd.
Janri D. Manafe, Tuty Setyorini, Yermias A Alang.
2016. “PEMASARAN PARIWISATA MELALUI
STRATEGI PROMOSI OBJEK WISATA ALAM,
SENI DAN BUDAYA (Studi Kasus di Pulau
Rote NTT)” dalam Jurnal Bisnis dan
Manajemen Islam. Diakses pada tanggal 24
Desember 2022
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Bisn
is/article/view/1687
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen
Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Machdoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran
Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu .
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 141


Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Efektif Suatu
Pendekatan Lintas Budaya. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi
Pemasaran Perpadu. Edisi Pertama.
Jakarta: Kencana Prenada Group.
Nova, Firsan. 2009. Crisis Public Relations:
Bagaimana PR Menangani Krisis
Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Salim, Agus. 2006. Teori & Paradigma Penelitian
Sosial. Semarang: TiaraWacana.
Suhandang, Kustadi, 2010. Periklanan :
Manajemen, Kiat dan Strategi. Jakarta:
Nuansa.
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan
Komunikasi Pemasaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Soemanagara, Dermawan. 2006. Marketing
Communication –Taktik dan Strategi.
Jakarta: PT Buana Ilmu Populer
(kelompok Gramedia)
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran Edisi
ke-3. Yogyakarta: Andi.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 142


PROMOSI DENGAN
PEMANFAATAN SOSIAL MEDIA
TERHADAP DESTINASI TERBARU
YANG ADA DI BALI
STUDI KASUS WAHANA THE BALI
GLASS BRIDGE
(JEMBATAN KACA) DI DESA
BLANGSINGA KEMENUH GIANYAR
Anak Agung Ari Sutraningsih

A. PENDAHULUAN
Fenomena saat ini di dunia pariwisata setelah
pandemi banyak muncul potensi - potensi wisata yang
bisa digunakan sebagai destinasi tujuan wisata. Namun
terkadang kendalanya kurang memanfaatkan peluang
yang ada saat ini. Disini yang terpenting adalah ketika
potensi daerah tersebut bisa digunakan untuk daerah
wisata adalah ke model pengembangan pariwisata
tersebut yaitu diperlukannya strategi pemasaran disini
kegunaannya adalah sebagai upaya pencitraan
memperkenalkan destinasi yang baru itu. Sosial media
di era 4.0 disebutkan sebagai fenomena paling baru
yang memainkan peran penting dalam memasarkan
dan mempromosikan suatu produk termasuk industri
jasa pariwisata. EfektivitasEfektifitas sosial media
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 143
sebagai strategi promosi saat ini berperan penting.
Intensitas dan keefektifan penggunaan sosial media
dari sudut pandang calon wisatawan baik domestik,
lokal maupunataupun mancanegara terhadap
keputusan berkunjung.

Dengan metode deskriptif kualitatif, studi kasus disini


adalah wahana baru yang ada di Bali yaitu wahana
jembatan kaca (The Bali Glass Bridge) dan disini studi
pustaka juga digunakan untuk mengungkap sejauh
mana efektivitas social media marketing dalam
menjaring wisatawan domestik, lokal maupun
mancanegara untuk berkunjung. Studi
kepustakaankepustakaaan disini akan memberikan
gambaran - gambaran terhadap penggunaan sosial
media dalam pemasaran wisata baru tersebut dan
secara terkonsep menginformasikan
dominasidominanisasi wisatawan saat ini mulai beralih
ke sosial media karena mereka dengan cepat dapat
memperoleh informasi mengenai destinasi - destinasi
wisata yang terbaru yang akan dikunjungi dan juga
dapat mengkalkulasi dana yang akan dihabiskan ketika
akan melakukan perjalanan wisata.

B. PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Pengembangan Destinasi
Wisata Baru
Industri pariwisata sangat berkembang pesat
baik pada era sebelum pandemi dan proses setelah
pandemi. Ketika Indonesia mencanangkan untuk
menggalakkan pariwisata sebagai satu diantara sumber

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 144


devisa non migas, jadi untuk mempromosikan
pariwisata harus memperhatikan beberapa masalah.
Terutama bila yang ingin dipromosikan tersebut tidak
hanya untuk mendapatkan manfaat sesaat tetapi juga
manfaat di berkelanjutan jangka panjang, maka
pengembangan industri pariwisata harus juga
memperhatikan masalah - masalah yang akan
ditimbulkan ketika daerah - daerah ataupun potensi -
potensi wisata tersebut di bangun dan dikembangkan.
Jadi bisa dikatakan pengembangan destinasi wisata
harus pula melihat jangka panjang pemanfaatan alam
dan lingkungan serta sumber daya manusia yang ada di
area wisata tersebut. Selain itu juga ketika destinasi
wisata baru di bangun tidak terlepas dari analisis SWOT
yang digunakan. Ketika Robinson dan Pearce (1997)
menginformasikanmengginformasikan tentang analisis
baik potensi maupunataupun area dengan analisis
SWOT dimana dikatakan analisis ini merupakan salah
satu komponen penting dalam manajemen strategi.
Cakupan dari analisis SWOT yaitu faktor - faktor dalam
perusahaan itu sendiri. Dimana nantinya akan
menghasilkan profil destinasi wisata sekaligus
memahami dan mengidentifikasikan kelemahan dan
kekuatan dari destinasi wisata tersebut. Dimana
kelemahan dan kekuatan ini kemudian akan
dibandingkan dengan faktor ancaman dari luar dan
peluang sebagai dasar untuk menghasilkan opsi atau
alternatif strategi lain.

2. Deskripsi Tentang Destinasi Baru Wahana


Jembatan Kaca Bali

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 145


The Bali Glass Bridge (Jembatan Kaca)
merupakan destinasi wisata terbaru yang dimiliki oleh
Bali yang terletak di kabupaten Gianyar tepatnya di
desa blangsinga - kemenuh, karena wahana ini berada
di dua desa tersebut. Adanya daya tarik wisata yang
terbaru dan satu - satunya di Bali yaitu Wahana
Jembatan Kaca (Glass bride) dimana proses
pembangunan, bekerja sama dengan China dan mulai
dioperasikan pada Jumat 11 September 2022. Menurut
Owner Bali Glass Bridge, Dewa Sukrawan
“mengungkapkan setelah mengantongi izin
operasional, jembatan kaca ini menghubungkan antara
Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh
dengan Banjar Tegenungan, Desa Kemenuh, Kecamatan
Sukawati resmi menerima kedatangan wisatawan yang
berkunjung ke Kabupaten Gianyar.” Jembatan kaca ini
memiliki panjang sekitar 188 meter, lebar 2,2 meter
dengan ketinggian 66 meter. Keberadaan wahana
jembatan kaca ini berada di atas Sungai Petanu
(Kompas.com 2022). Konsep awal pembangunan
wahana ini mengambil contoh wahana yang sama di
negara Cina yang terlebih dahulu mempunyai wahana
tersebut. Ketika dilaksanakan research terhadap
tempat yang akan digunakan, pengelola meyakini
daerah blangsinga dan kemenuh bisa digunakan
dimana di sekitardisekitaran DTW tersebut juga
terlebih dahulu ada pusat oleh oleh khas Bali yaitu
Krisna Oleh - oleh Bali, air terjun tegenungan dan
pengelukatan Siwa Budha. Struktur tanah dan tebing
yang akan digunakan juga sudah diteliti oleh ahlinya.
Mengambil konsep model jembatan kaca yang ada di
Cina, karena wahana The Glass Bridge Bali ini bekerja
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 146
sama dengan Cina juga. Destinasi wisata baru ini
memanfaatkan strategi - strategi dalam pemasaran
sehingga apa tujuan dari pembangunan wisata baru ini
dapat diperoleh. Untuk masuk ke wahana ini wisatawan
yang berkunjung akan dikenakan biaya masuk atau
tiket nya yaitu Harga tiket Bali Glass Bridge untuk
wisatawan domestik dikenakan seharga Rp 75.000
untuk anak-anak, dan dewasa Rp 150.000. Sementara
bagi wisatawan mancanegara tarifnya Rp 125.000
untuk anak-anak dan Rp 250.000 untuk
dewasa.

Gambar 1
Bali Glass Bridge
3. Strategi Promosi Destinasi Baru Jembatan Kaca
Bali
Berbicara mengenai strategi pemasaran dikatakan
oleh Kurz(2008)yang mana keseluruhan program dari
suatu usaha baik usaha barang atau jasa dalam
menargetkan pangsa pasar dan memberikan kepuasan

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 147


kepada konsumen dengan membangun kombinasi
elemen dari marketing mix; produk, distribusi,
promosi, dan harga. Disini untuk strategi promosi yang
digunakan adalah dengan pemanfaatan sosial media
mengikuti trend saat ini, dimana semua lapisan sudah
menggunakan gadgetgedget dalam mencari informasi
apapun dengan teknologi saat sekarang ini sehingga
ketika pemanfaatan sosial media untuk media promosi
lebih mudah dan cepat sampai informasinya ke semua
lapisan. Postingan- postingan di sosial media yang di
post oleh tim marketing serta wisatawan yang sudah
dapat berkunjung ke wahana jembatan kaca tersebut
dan dibagikan secara berantai. Sosial media saat
sekarang ini banyak model dan macam - macamnya
tergantung yang akan digunakan dan lebih cepat
memberikan informasi terkait dengan kegiatan
promosi. Walaupun media - media sosial tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Adapun
pemanfaatan sosial media yang digunakan oleh
marketing dari wahana jembatan kaca dan yang
digunakan oleh para wisatawan untuk mengunggah
konten tentang wahana jembatan kaca (The Bali Glass
Bridge).

3.1 Promosi dengan pemanfaatan media - media


sosial.

1. Facebook
2. Instagram
3. Tiktok
4. Google Traveling
5. Twitter

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 148


6. Traveloka Eksplore
7. You Tube
3.2 Kelebihan dan kekurangan Masing -
masing manfaat media sosial.

1. Facebook
Peluncuran media sosial ini pada tahun
2004 yang mana merupakan sebuah layanan
jejaring sosial, pengoperasiannya oleh
Facebook, Inc. Pada bulan September 2012,
Facebook ini sudah banyak memperoleh lebih
dari satu miliar pengguna aktif, lebih dari
setengah orang di dunia yang menggunakan
telepon genggam. Ketika media ini digunakan
untuk promosi destinasi wisata “Jembatan Kaca”
sangat bermanfaat karena ketika tim pengelola
atau bagian marketing memberikan informasi
tentang wahana tersebut cepat bisa sampai ke
semua pihak yang aktif menggunakan
gadgetgedget. Ketekunan dan kreativitas disini
sangatlah diperlukan untuk jangka panjang
dalam kegiatan promosi. Kelemahan media
sosial ini biasanya digunakan atau diakses oleh
orang - orang yang tidak bertanggung jawab
seperti tindakan kejahatan, atau menyebarkan
hoaxhoaks.

2. Instagram
Untuk media sosial instagram yang
digunakan sekarang merupakan sosial media

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 149


yang sangat digemari di semua lapisan
masyarakat saat ini. Merupakan platform yang
sangat visual. Berdasarkan statistik, ada
sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia
memanfaatkan Instagram disetiap bulannya.
Dari 1 miliar tersebut, 63% nya adalah pengguna
aktif, jadi pada saat ini kita menjadi tahu bahwa
manfaat Instagram untuk promosi suatu usaha
baik jasa maupunataupun barang. Itulah
mengapa, Instagram bisa jadi salah satu
platform yang tepat untuk promosi usaha yang
kita miliki khususnya pada usaha baru yang
dibuka untuk umum. Dan mengapa tim
marketing wahana jembatan kaca menggunakan
media sosial ini salah satunya karena saat ini
instagram menu - menunya lebih instagramable,
Instagram sudah dibuktikan unggul untuk usaha
mempromosikan sekaligus menjelaskan produk.
Pihak pengelola memberikan ruang kepada
wisatawan utk berswafoto dan diunggah di akun
instagram masing - masing. Untuk
kelemahannya instagram sendiri sama seperti
media sosial yang lain terkadang digunakan
untuk kejahatan dan membuat hoaks.

3. Tiktok
Platform atau media sosial ini berhasil
menggeserkan posisi media sosial yang lain yang
lebih dahulu muncul. Dilansir
dari travelandtravel.org, platform sosial media

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 150


ini merupakan buatan China ini telah
berkembang yang dikonfirmasi oleh fakta
bahwa TikTok Inggris menghabiskan sekitar
119,5 juta dolar pada 2019 untuk iklan dan
pemasaran aplikasi. Saat ini, ini Tiktok adalah
salah satu platform sosial media dengan
peningkatan tumbuh paling cepat dengan lebih
dari 800 juta pengguna di seluruh dunia. Dan
platform sosial media dengan audiens termuda:
69% pengguna berusia antara 16 dan 24 tahun.
Media sosial tiktok ini penggunaannya lebih
bervariasi karena bentuk konten yang
diperlukan adalah model video dan foto yang
bisa diunggah dengan kapasitas yang maksimal
dan juga lebih bervariasi, sehingga tiktok ini
sangatlah digemari juga oleh semua
kalangan. Promosi dengan media ini digunakan
oleh tim marketing jembatan kaca karena dapat
menggabungkan dengan media sosial yang lain
seperti snapchat, vine dan instagram.
Kelemahan media ini lebih sedikit jika kita bisa
bandingkan dengan media sosial lain yang
sejenis.

4. Google Traveling
Pemanfaatan media sosial ini dalam
kegiatan promosi juga mendukung, walau media
google traveling masih kalah dengan media
sosial yang sedang berkembang saat ini, namun
google traveling sangat membantu kegiatan
promosi yang dilakukan. Platform ini khusus
untuk yang memang mencari informasi terkait

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 151


tempat - tempat wisata yang dalam hal ini yaitu
destinasi wisata. Tim marketing juga
memanfaatkan media sosial ini ketika
mempromosikan keberadaan jembatan kaca
yang ada di Bali tepatnya di Blangsinga Gianyar,
dikarenakan biasanya ketika orang - orang
mencari informasi terkait dengan destinasi
wisata yang ada di gianyar di platform google
traveling akan ikut muncul karena di
seputarandiseputaran kawasan tersebut
terdapat juga daerah tujuan wisata yaitu air
terjun tegenungan yang lebih dahulu banyak
dikunjungi wisatawan baik yang domestik, lokal
maupun mancanegara, memudahkan wahana ini
juga dikenal melalui google traveling.
Kelemahan dari media sosial ini yaitu
diperuntukkan hanya mencari informasi terkait
kegiatan traveling atau tempat - tempat wisata.

5. Twitter
Platform ini paling awal di luncurkan dari
platform yang lainnya, kita tidak bisa
memungkiri jika saat ini banyak sekali usaha -
usaha yang menggunakan sosial media sebagai
media untuk menjalankan dan mengembangkan
bisnis serta menerapkan digital marketing. Satu
diantara sekian banyak sosial media yang ada
yang sering digunakan sebagai media promosi
adalah platform Twitter. Twitter sudah ada sejak
tahun 2006, namun sampai saat ini masih eksis
bahkan bisa diandalkan untuk menjalankan
strategi digital marketing. Media sosial ini dapat

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 152


menaikkan tingkat Brand Awareness serta
menambah Followers Twitter yang mana media
ini efektif untuk mengembangkan reputasi yang
baik pada produk khususnya produk wisata
ataupun destinasi wisata. Karena di era saat ini
(era digital 4.0), ada banyak konsumen yang
dengan senang hati memberikan testimoni -
testimoni dan tanggapan - tanggapan mereka
dalam menggunakan suatu produk ke Twitter,
baik hanya berbagi dalam satu tweet atau dalam
bentuk thread yang dilengkapi dengan foto-foto
produk sekaligus. Hal ini tentu menjadi
keuntungan tersendiri bagi pengelola industri
pariwisata. Tapi ketika kita bandingkan dengan
media sosial yang sejenis twitter lebih terbatas
penggunaanya dikarenakan hanya bisa sedikit
untuk mengunggah foto dan hastag nya juga
terbatas. Diperlukan followers yang banyak
untuk dapat dengan cepat mempromosikan
destinasi wisata tersebut.

6. Traveloka Eksplore
Akses informasi terkait dengan
pariwisata media sosial ini sangat berperan di
era seperti sekarang, dengan kecanggihan
teknologi wisatawan dapat mencari informasi
apapun sesuai dengan yang diinginkannya.
Traveloka sendiri disini ketika platform ini
digunakan untuk media promosi destinasi
wisata, disarankandi sarankan untuk mengakses
ke traveloka eksplore dimana di fitur ini orang
akan bisa mendapatkan informasi yang

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 153


persispercis seperti menu story pada Instagram.
Ini adalah aplikasi yang terbuka untuk seluruh
pengguna Traveloka dan bisa diakses secara
gratis. Pada platform ini kita bisa mencari
banyak ide dari berbagai sumber yang ada. Baik
inventivitas dalam perjalanan, inventivitas gaya
hidup atau lifestyle, inventivitas kuliner,
inventivitas wisata dan lainnya. Maka dari itu
tim marketing dari destinasi dapat mengunggah
informasi terbaru tentang wahana jembatan
kaca tersebut.

7. Youtube
Sosial media ini lebih menggunakan
video pada konten Youtube sebenarnya tidak
berbeda jauh dengan mempromosikan suatu
produk. Dimana sosial media ini berusaha
membuat konten yang kreatif dan inovatif untuk
pengguna agar mau melihat video yang telah tim
marketing buat. Informasi seperti ini akan
sangat membantu dalam merancang strategi
promosi destinasi wisata pada platform Youtube
yang paling tepat. Semakin mengenal target
pasar, semakin mudah untuk merancang
strategi promosi yang tepat sasaran
menggunakan sosial media youtube, disini video
- video yang memuat konten jembatan kaca
dibuatdi buat sekreatifse kreatif dan se inovatif
mungkin dan bisa bekerja sama dengan
youtuber yang aktif membuatmembuatn konten
- konten wisata.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 154


Banyaknya media promosi dengan pemanfaatan sosial
media pada era digital 4.0 ini menyebabkan begitu
mudah akses informasi yang bisa didapatkan secara
cepat, begitu pula dengan pengelola - pengelola
destinasi wisata bisa dengan mudah memberikan
informasi terkait produk - produk wisata yang
ditawarkan di suatu daerah tujuan wisata. Baik
pemasaran maupun promosi untuk keberadaan
destinasi baru tidaklah sulit untuk pada saat sekarang,
tergantung dari tim kreatif dari marketing itu sendiri
apakah bisa dengan konsisten melakukan promosi
lewat pemanfaatan media sosial yang ada. Konten yang
kreatif dan inovatif serta informasi yang diberikan saat
mempromosikan produk wisata atau pun destinasi
wisata tersebut. Bagaimana pengemasan konten
tersebut juga sebagai salah satu daya tarik pengunjung
untuk datang berkunjung ke destinasi wisata itu.

C. SIMPULAN
Pada hakikatnya pemanfaatan sosial media
dalam promosi di sebuahdisebuah destinasi wisata
baru sangatlah berperan seperti wahana jembatan kaca
yang ada di desa Blangsinga Kemenuh Gianyar Bali
dimana kesimpulanya adalah :
1. Konsep bauran pemasaran (marketing mix)
sangatlah tepat digunakan strategi pemasaran
wahana tersebut.
2. Promosi yang digunakan tidak monoton seperti era
sebelum adanya teknologi, tim marketing sudah
dapat melihat peluang dengan memanfaatkan sosial

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 155


media yang ada saat ini. Ini berarti sudah bisa
mengikuti teknologi di periode digital 4.0
3. Banyak manfaat yang didapat ketika tim marketing
mampu membuat konten yang kreatif dan inovatif
tentang wahana jembatan kaca itu untuk diunggah
di sosial media.
4. Memberikan kebebasan kepada wisatawan yang
berkunjung ke wahana tersebut untuk mengambil
foto ataupun berswa foto agar bisa diunggah ke
akun sosial media yang mereka miliki, sehingga
membantu tim marketing untuk ikut
mempromosikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Bisnis Wisata. Bagaimana Manfaat TIKTOK Dalam


Pemasaran Pariwisata.
https://bisniswisata.co.id/bagaimana-manfaat-
tiktok-dalam-pemasaran-pariwisata/
Kompasiana.com. "Keunggulan Facebook Sebagai Social
Media Marketing", Klik untuk
baca:Arwindapy/www.kompasiana.com/arwin
dapy/56fcd2064523bd1705b8ccc2/keunggula
n-facebook-sebagai-social-media-marketing
Lalu Edy Herman, Handry Sudiartha Athar. 2018.
Pengembangan Model Social Media
Marketing dan Keputusan Berkunjung:

Niaga Hoster. 5+ Manfaat Instagram untuk Promosi Bisnis


Anda.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 156


https://www.niagahoster.co.id/blog/manfa
at-instagram-untuk-bisnis/
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr1Qfrx
Aa9j9y8tCo_LQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG
9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=16
72442482/RO=10/RU=https%3a%2f%2fw
ww.instagram.com%2fp%2fClYJls3vxfP%2f
/RK=2/RS=WutH3aluQ6NsAY283QM0JuEv
QJw-
Ronny Sugiantoro. 2022. PENGGUNAAN BAHASA DALAM
PEMANFAATAN MEDIA BARU: PERSUASIVE
LANGUAGE DI MEDIA SOSIAL DALAM
MENINGKATKAN MINAT MENGUNJUNGI
DESTINASI WISATA.
http://ejournal.stipram.ac.id/index.php/ke
pariwisataan/article/viewFile/161/137
www.kompas.tv. 2022. Jembatan-kaca-super-panjang-
hadir-di-bali-jelang-ktt-g20-simak-fakta-
faktanya/RK=2/RS=KbLlnHuB1CF.RTz.jN3
47eLSrkU-
Red. Com. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
PENGGUNAAN TWITTER SEBAGAI MEDIA
PROMOSI.
https://redcomm.co.id/knowledges/kelebi
han-dan-kekurangan-penggunaan-twitter-
sebagai-media-promosi

Republika.co.id. Dijamin Seru! Ini 4 Manfaat


Menggunakan Traveloka Explore.
https://republika.co.id/berita/rc0dhq4
59/dijamin-seru-ini-4-manfaat-
menggunakan-traveloka-explore
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 157
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr1
TfvR_65jCuos0d3LQwx.;_ylu=Y29sbwN
zZzMEcG9zAzQEdnRpZAMEc2VjA3Ny/
RV=2/RE=1672441938/RO=10/RU=htt
ps%3a%2f%2ftravelspromo.com%2fht
m-wisata%2fjembatan-kaca-bali-
gianyar%2f/RK=2/RS=OpIiENo8ChE.Uf
oYuJ.xsXjeDVE-
Raja Komen. Cara Memanfaatkan YouTube Untuk
Mempromosikan Wisata.
https://rajakomen.com/blog/cara-
memanfaatkan-youtube-untuk-
mempromosikan-wisata-6bde76b736.php

Sebuah Pendekatan Konseptual.


https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.ph
p/jika/article/view/4688

Supriadi, Bambang dan. Nanny Roedjinandari, 2017.


Perencanaan dan Pengembangan Destinasi
Pariwisata. Universitas Negeri Malang

Wahyu Blahe. Makalah Pemasaran Pariwisata, Strategi,


dan Konsepnya.
https://wahyublahe.id/pemasaran-
pariwisata/

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 158


STRATEGI PEMASARAN
SERAYUPOT AND TERRACOTTA
SEBAGAI WISATA EDUKASI DI
BANJAR AMBENGAN PELIATAN
KECAMATAN UBUD KABUPATEN
GIANYAR
Ni Putu Nita Purwasih

A. PENDAHULUAN

Perkembangan Pariwisata di Indonesia


khususnya di Bali sangat mempengaruhi sektor
ekonomi masyarakat. Bisa dilihat sebagian besar
daerah yang ada di Indonesia berlomba – lomba untuk
membangun dan mengembangkan daerah mereka
untuk menjadi daya tarik wisata. Untuk meningkatkan
kunjungan wisata dan pendapatan daerah, maka
penggunaan pengembangan dan pemasaran yang tepat
merupakan faktor utama yang harus dilakukan.
Pemasaran tidak hanya sekedar bagaimana cara
memasarkan produk atau jasa tetapi bagaimana produk
atau jasa tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
kepuasan wisatawan. Pemasaran juga memberikan
pengetahuan dan gambaran tentang kebutuhan
wisatawan melalui menganalisis perilaku konsumen
dan motivasi wisatawan.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 159


Tujuan pemasaran adalah mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan dan memenuhi kebutuhan itu
dengan baik, sehingga semua produk menjual dirinya
sendiri. Oleh karena itu, perilaku wisatawan dan
motivasi wisatawan sangat perlu diperhatikan dalam
mengemas sebuah produk wisata agar sesuai dengan
harapan yang dimiliki oleh wisatawan dalam
memenuhi kepuasan wisatawan. (Kotler 1993)
Motivasi wisatawan itu melahirkan minat baru
di bidang wisata edukasi. Wisata edukasi adalah suatu
perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk
memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun
pengetahuan mengenai bidang kerja yang
dikunjunginya. Wisata jenis ini juga sebagai study tour
atau perjalanan kunjungan-kunjungan pengetahuan
(Suwantoro, 1997).
Sedangkan menurut Rodger (1998), Wisata
edukasi adalah suatu program dimana peserta kegiatan
wisata melakukan perjalanan wisata pada suatu tempat
tertentu dalam suatu kelompok dengan tujuan utama
mendapatkan pengalaman belajar secara langsung
terkait dengan lokasi yang dikunjungi.
Jadi wisata edukasi adalah aktivitas pariwisata
yang dilakukan oleh wisatawan yang mengambil
liburan sehari dan mereka yangang melakukan
perjalanan untuk pendidikan dan pembelajaran sebagai
tujuan utama atau kedua. Wisata edukasi dilihat
berdasarkan pengaruh lingkungan eksternal yang
mempengaruhi penawaran dan permintaan produk
daya tarik wisata edukasi untuk memenuhi kebutuhan
yang berbeda.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 160


Wisata edukasi yang berkembang di
Kabupaten Gianyar seperti : a. Bali Zoo Park; b. Taman
Burung Bali; c. Bali Safari dan Bahari; d. Keramas Park;
e. Kebun Raya Gianyar; f. Museum Arma. Dan salah
satunya adalah Serayupot and Terracotta yang terletak
di jalan Gunung Sari Banjar Ambengan, Pelitan, Ubud,
Gianyar. Pemasaran pada wisata edukasi di Serayupot
and Terracotta ini telah mengalami perubahan
segmentasi pasar dari awal berdirinya. Pada awal
berdirinya tahun 2005 yang diawali oleh bapak I Wayan
Cameng yang profesinya sebagai pelukis, sempat
terhenti karena dampak pariwisata saat Bom Bali.
Beliau melanjutkan hobinya melukis ke Terracotta,
sambil menjual alat – alat sarana upacara Hindu yang
terbuat dari gerabah / terracotta. Dilanjutkan oleh
anaknya tahun 2020 Kadek Indah Jayanti mulai
mengembangkan ke Putri class.( Hasil wawancara pada
28 Desember 2022)
Dari hanya menjual sarana upacara agama
Hindu berkembang menjadi wisata edukasi Serayupot
and Terracotta menyediakan produk barang berupa
terracotta dan keramik, produk jasa berupa workshop,
Pottery class, Drawing class dan Coffe shop. Wisatawan
yang disasar adalah keluarga yang mengajak anak –
anak dan anak muda.

B. PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif


dengan pendekatan kualitatif dan analisis SWOT. Data
diperoleh dengan melakukan pengamatan dan
wawancara kepada pemilik dan wisatawan yang
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 161
berkunjung ke Serayupot and Terrakotta. Menurut
Lofland (dalam Moleong, 2013: 157) “Sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan
tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti
dokumen dan lain-lain”. Sumber data akan diambil dari
dokumen, hasil wawancara, catatan lapangan dan hasil
dari observasi.
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini,
sebagai berikut: Menurut Kotler (2004), “Strategi
pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan
digunakan untuk mencapai
tujuan pemasarannya. Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran dapat
dinyatakan sebagai perusahaan dalam kondisi
persaingan dan lingkungan yang selalu berubah agar
mencapai tujuan yang diharapkan.
Di dalam wisata edukasi, Kepuasan wisatawan
memiliki peran penting dalam produk dan jasa
pariwisata, sebagai perencanaan pemasaran untuk
tujuan dan penilaian yang harus menjadi parameter
dasar yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
produk tujuan dan layanan (Sofi et al, 2014 : 7).
Strategi Pemasaran Serayupot and Terracotta
Sebagai Wisata Edukasi di Banjar Ambengan Peliatan
Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar dianalisis
menggunakan bauran pemasaran. Menurut Kotler
(2012 : 25), bauran pemasaran memiliki empat unsur
yang bernama marketing mix 4P dan 7P yang terdiri
dari produk, harga, saluran distribusi, promosi,
orangnya, proses, dan bukti fisik. Berdasarkan dari hasil
penelitian, adapun bauran pemasaran yang telah

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 162


diterapkan oleh Serayupot and Terracotta yaitu sebagai
berikut :

a. Product (Produk)
Produk yang dimiliki oleh Serayupot and
Terracotta berupa barang dan jasa. Barang
terdiri dari keramik dan terracotta. Sedangkan
jasa terdiri dari Pottery class dan drawing class.
Selain itu juga menyediakan spot foto yang
sangat menarik wisatawan.

b. Price (Harga)
Harga dari barang yang dijual di Serayupot and
Terracotta sangat terjangkau. Untuk terracotta
yang polos dari ukuran kecil sampai besar, mulai
harga Rp. 15.000 sampai dengan Rp. 65.000.
Sedangkan yang dengan karakter atau emoji

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 163


mulai harga Rp. 55.000 sampai dengan Rp.
60.000.
Untuk harga jasa dari Serayupot and Terracotta
terdiri dari :
 Pottery Class ( Throwing earthenware) Rp.
299.000 per pax
 Pottery Class (Throrwing stoneware) Rp.
425.000 per pax
 Pottery Class (Experience only) Rp. 310.000
per pax
 Handbuilding Pottery Class (Stoneware) Rp.
369.000 per pax
 Drawing Class (Earthenware) Rp. 199.000
per pax
 Drawing Class (Stoneware) Rp. 330.000 per
pax

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 164


c. Place (Tempat)
Lokasi Serayupot and Terracotta beralamat di
Jalan Gunungsari Banjar Ambengan Desa
Peliatan Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar.
Lokasi yang sangat strategis dan mudah
dijangkau karena dekat dengan pusat wisata di
Ubud.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 165


d. Promotion (Promosi)
Promosi yang dipakai dalam mengenalkan
Serayupot and Terracotta kepada para
konsumennya adalah melalui media social.
Dalam era digital media social adalah alat
promosi yang paling tepat dan bagus digunakan
tanpa memerlukan biaya promosi yang tinggi.
Media sosialsocial yang dipilih adalah Instagram
dan Website.
e. People (Orang)
Kadek Indah Jayanthi sendiri pada awalnya
memilih usaha ini karena termotivasi dari
ayahnya yang memiliki hobi melukis dan
menjual gerabah atau terracotta sebagai sarana
persembahyangan agama Hindu. Dari ramainya
usaha itu yang sering digunakan tempat
selfieselfi hingga berkembang menjadi seperti
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 166
saat ini. Tentu dalam pengembangan usahanya
dibantu oleh beberapa orang staf yang
berjumlah sebanyak 10 orang, agar bisa
memberikan pelayanan yang maksimal kepada
para wisatawanwisatwan.
f. Process (Proses)
Selain proses pelayanan yang diberikan pada
lokasi Serayupot and Terracotta secara
langsung. Barang juga dapat dipesan secara
online. Sedangkan jasa yang diberikan juga
dapat dilayani di luar lokasi atau sesuai dengan
permintaan dari pelanggan.
g. Physical Evidence (Bukti fisik)
Salah satu bukti fisik yang sangat jelas bisa
dinikmati oleh konsumen adalah hasil produk
yang lebih colorful, lebih menarik karena
jenisnya lebih banyak dan desain unique.

Sedangkan hasil dari analisis SWOT Serayupot and


Terracotta terdiri dari:

a. Strengths (kekuatan)
Kekuatan yang dimiliki dari produk yang berupa
barang dan jasa mampu memberikan kepuasan
konsumen. Pelayanan yang ramah, tempat yang
strategis, dan produk yang lebih colorful dan
unique serta pemasaran melalui media sosial
merupakan kekuatan yang mampu menopang
pertumbuhan dan perkembangan dari wisata
edukasi Serayupot and Terracotta.
b. Weaknesses (kelemahan)

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 167


Sedangkan kelemahan yang dimiliki Serayupot
and Terracotta sebagaisbagai wisata edukasi
adalah lahan parkir yang kurang memadai.
Lahan parkir yang jauh membuat para
konsumen berjalan cukup jauh ke lokasi. Selain
itu kelemahan yang tidak bisa dihindari adalah
saat pengiriman barang kadang terkendala
barang rusak atau pecah yang menjadi tanggung
jawab dari kurir pengiriman.
c. Opportunities (peluang)
Sebagai wisata edukasi Serayupot and
Terrakotta sangat tepat mengambil peluang
usaha yang sedang menjadi trend saat ini, selain
memiliki produk unggulan juga menyediakan
spot foto yang menjadikannya viral di sosial
media. Saat pandemi covid-19 juga memberikan
peluang pekerjaan, dimana banyak orang –
orang kehilangan pekerjaan tetapi Serayupot
and Terracotta mampu menjadikan peluang
usaha baru dan tetap berproduksi.
d. Threats (ancaman)
Strategi pemasaran yang tepat bertujuan
menghindari ancaman dan meminimalisir
kelemahan. Strategi yang sudah diterapkan
Serrayupot and Terracotta dalam memasarkan
daya tarik wisata edukasi adalah dengan
promosi di media sosial dan memiliki sumber
daya manusia yang handal di bidang teknologi.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 168


C. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan
pada Serayupot and Terracotta dapat
disimpulkan bahwa Strategi pemasaran yang
sudah diterapkan di Serayupot and Terracotta
sebagai wisata edukasi adalah menggunakan
bauran pemasaran (marketing mix) dari 7P yang
terdiri dari produk (product), harga (price),
tempat (place), promosi (promotion), people
(orang ), process ( proses), dan Physical Evidence
(Bukti fisik).
Sedangkan berdasarkan analisisalisis SWOT
dapat dirumuskan sebagai berikut :
pengoptimalan produk , Peningkatan kualitas
pelayanan karyawan, Menjaga kualitas produk,
Penentuan ikon produk, Meningkatkan
kemampuan berbahasa, Peningkatan Media
Promosi berbasis teknologi, Penambahan lahan
parkir dan Peningkatan Kerjasama dengan pihak
lain.

DAFTAR PUSTAKA

J. Moleong, Lexy. 2013. “Metodologi Penelitian


Kualitatif”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Kotler dan Armstrong. 1993. Manajemen Pemasaran,


Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian, Jilid 1.Jakarta: Erlangga.

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 169


Kotler, Amstrong (2004). Prinsip – prinsip Pemasaran,
Erlangga, Jakarta.

Rihati, Ni Luh Gede Hita.2019. “ Strategi Pemasaran


Agrowisata Royal Cocoa sebagai Wisata Edukasi
di Banjar Wongaya Beten Mengesta Kecamatan
Penebel Kabupaten Tabanan”. Jurnal Pariwisata
Budaya. Vol 4 no 2 hlm 9-16.

Rodger, 1998. Leisure, Learning and Travel, Journal of


Physical Education, 69 (4): hal 28.

Suwantoro Gamal. 1997. Dasar-Dasar


Pariwisata.Penerbit Andi Yogyakarta

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 170


STRATEGI PEMASARAN AIR TERJUN
GOA GONG, DAYA TARIK WISATA
BARU KABUPATEN BADUNG
I Nyoman Suarma

A. PENDAHULUAN
Dipuji sebagai sebuah pulau yang dianggap
pulau surgasorga terakhir, Pulau Bali dikenal sebagai
episentrum pariwisata Indonesia mempunyai
kekayaan daerah berupa tujuan wisata di hampir
setiap sudut pulau. Pulau yang hanya berukuran 0.3
persen dari seluruh luas daratan Republik Indonesia,
dengan bentangan 140 km x 90 km dan hampir tidak
terlihat di dalam peta Nusantara. Namun tidak
disangsikan pulau Bali sangat menarik wisatawan
manca negara maupun domestic untuk berbondong
bondong datang dan mengabadikan eksistensi
mereka dengan keindahan pulau Bali.
Pada Tahun 2019 ( sebelum pendemi Covid 19)
Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
Bali mencapaimencpai 6.27 juta jiwa dan wisatawan
domestik lebih dari 10,5 juta jiwa. Ditahun yang
sama total devisa dari pariwisata Bali mencapai
USD9,346 juta atau setara dengan 53,65% PDRB Bali
dan menyumbang 55,26% terhadap devisa
perjalanan nasional. (Bank Indonesia, 2020).

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 171


Larangan bepergian dan ketakutan akan penyebaran
virus selama pandemi membuat jumlah turis
domestik dan turis asing menurun drastis. Secara
total jumlah wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Bali pada Januari- Desember 2020
sebanyak 1.069.473 wisatawan tetapi di tahun 2021
hanya sebanyak 51 kunjungan.Hal ini juga berimbas
pada Pertumbuhan ekonomi Bali yang mengalami
kontraksi sebesar -9.03% (y-o-y) dari sektor
pariwisata yang sangat terdampak akibat pandemi
ini.
Tetapi rangkaian pertemuan G20 dengan
pertemuan puncak para pemimpin dunia G20 yang
berlangsung pada 15-16 November 2022
merupakan ajang untuk promosi pariwisata Bali.
Rangkaian pertemuan G20 yang berlangsung, secara
lancar dan berjalan baik merupakan ajang promosi
pariwisata Bali,tersampaikan bahwa Bali adalah
daerah yang aman dan nyaman sebagai tempat
kegiatan dan liburan. Dari data PT Angkasa Pura I,
rata-rata jumlah kunjungan wisatawan domestik per
hariperhari pada September 2022 sebanyak 10.776
orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 9.921
orang.
Kedatangan penumpang internasional
melalui Bandar udara Internasional I Gusti Ngurah
Rai dari awal tahun 2022 hingga bulan September
2022 sebanyak 1,19 juta jiwa dan penumpang
domestik 2,75 juta jiwa. Pariwisata yang mulai
mengalami trend peningkatan turut meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Bali hingga November 2022
sudah mencapai 8.09 %.
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 172
Kabupaten Badung yang merupakan
kabupaten dengan tingkat pendapatan tertinggi di
Bali terutama dari sektor pariwisata, banyak obyek
wisata yang sudah dikenal di dunia berada di
Kabupaten Badung yang dengan potensi pariwisata
yang sangat beragam dan spesifik baik berupa
potensi alam maupun potensi budaya. Selain
kawasan primadona bagi para wisatawan seperti
kawasan pariwisata Kuta, Jimbaran dan Nusa Dua,
Kabupaten Badung ini juga memiliki keindahan
objek wisata alam selain pantai. Sementara wilayah
Utara merupakan wilayah dataran tinggi
pegunungan. Nuansa alamnya berbeda dengan
kawasan selatan yang merupakan kawasan pantai,
kawasan utara kabupaten Badung berhawa sejuk
dan didominasi pepohonan hijau sebagai wujud dari
potensi alam berupa lahan pertanian, dan
perkebunan serta konservasi sumber daya alam
berupa hutan dengan keragaman ekosistemnya.
Salah satu daya tarik wisata di kabupaten
Badung yang yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah Daya Tarik Wisata baru berupa Air Terjun
Goa Gong yang terletak di terletak di Desa Sulangai,
Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Sebuah Daya
Tarik Wisata dalam sebuah kawasan alam yang
terletak pada ketinggian ± 500 mdpl dengan bentang
alam yang indah dan menyejukkan. Air Terjun Goa
Gong Desa Sulangai dapat diakses dengan jarak ±41
Km dari denpasar pada jurusan Denpasar – Plaga.
Daya Tarik Wisata yang baru diresmikan
pengelolaanya kepada Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis) Giri Amertha Sulangai tanggal 26 Juli
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 173
2022 dan dengan kejernihan air masih alami yang
berasal dari sumber mata air persawahan yang
dirembes oleh tanah dengan debit air yang cukup
deras karena dipakai oleh Masyarakat Desa Sulangai
untuk pengairan. Pemandangan alam yang menuju
Air Terjun Goa Gong penuh dengan pepohonan dari
perkebunan warga serta di dalam areal Air terjunnya
sendiri dikelilingi oleh hutan-hutan yang masih
alami dan tebing-tebing yang menjulang tinggi
ditambah dengan suara gemericik air yang jatuh ke
sungai yang menambah keasrian daya tarik wisata
ini.
Sistem promosi yang dilakukan oleh pihak
pengelola yang baru dibentuk di tahun 2021 sudah
sangat bagus mengandalkan pemasangan papan
nama dipinggir jalan desa dan informasi dari mulut
ke mulut, media sosial, promosi lewat pemberitaan
di media cetak. selain itu sarana pendukung yang
berupa akses jalan beton yang sudah cukup baik,
namun areal parkir dimana tempat parkir tersebut
masih belum memadai sehingga pengunjung yang
datang ke daya tarik wisata Air Terjun Goa Gong
memarkirkan motornya tidak pada tempatnya yang
terkesan terlihat tidak rapi.
Sistem yang diterapkan oleh pihak pengelola
daya tarik wisata Air Terjun Goa Gong selama ini
sudah memperhatikan prinsip-prinsip yang
terkandung dalam manajemen suatu daya tarik,
karena dalam kegiatan operasionalnya pekerjaan
pada sub-sub bidang tertentu sudah sangat jelas
dengan pengorganisasian yang baik dan
pengawasan yang intensif serta dukungan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 174
masyarakat serta aparat pemerintahan yang sangat
mendukung pengelolaan daya tarik wisata ini.
Air Terjun Goa Gong yang merupakan daya tarik
wisata alam perlu dijaga daya tarik wisata alam
sehingga diperlukan adanya upaya pelestarian di
dalam pengelolaannya dengan selalu
memperhatikan ekosistem alaminya serta
melibatkan masyarakat lokal dalam memahami
maupun menerapkan hakikat sapta pesona di dalam
mendukung pengembangan pariwisata di sekitar
Daya tarik Wisata Air Terjun Goa Gong dalam
kerangka wisata berbasis komunitas. Melihat kondisi
di Daya tarik Wisata Air Terjun Goa Gong diperlukan
sistem pengelolaan yang lebih baik sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kunjungan
wisatawan. Disamping itu, berkembangnya daya
tarik wisata Air Terjun Goa Gong sebagai daya tarik
wisata alam diharapkan bisa memberikan pengaruh
positif bagi masyarakat sekitar, seperti membuka
lapangan kerja baru untuk peningkatan pendapatan
serta melestarikan konservasi alam, mekanisme
penelitian ini mengkaji tentang pengelolaan yang
tepat bagi pengelola untuk mengelola Daya Tarik
Wisata Air Terjun Goa Gong agar jumlah kunjungan
wisatawan dapat ditingkatkan, sehingga kegiatan
kegiatan pariwisata dapat berkembang dan
memberikan manfaat dan keuntungan bagi semua
pihak baik pengelola, wisatawan maupun
masyarakat sekitarnya.
Mengelola adalah hal yang penting dalam
merumuskan strategi strategi pengelolaan yang
diperlukan pengelola Daya Tarik Wisata Air Terjun
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 175
Goa Gong dengan selalu mengacu pada upaya
pelestarian alam dan kelestarian lingkungannya.
Strategi pengelolaan Air Terjun Goa Gong sebagai
daya tarik wisata alam dengan tetap mengacu
sebagai daya tarik wisata berkelanjutan dan tetap
berpedoman pada Tri Hita Karana. Pengelolaan
suatu daya tarik wisata tidak bisa lepas dari unsur-
unsur manajemen yang terdiri dari perencanaan
,pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan
(Handoko, 1994).
Tulisan ini mengambil lokasi di Air Terjun Goa
Gong yang terletak di Desa Sulangai, Kecamatan
Petang Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Lokasi
penelitian dapat ditempuh dengan jarak ±41 Km dari
Denpasar, dan hanya 6,5 Km dari jalur jalan utama
pada jurusan Denpasar-Bedugul, dan juga yang
dapat ditempuh melalui jalur Denpasar –Kintamani
melewati Plaga dengan berjarak 2,7 km dari jalan
utama.
Data Kualitatif didapatkan dari ketua Pokdarwis
desa Sulangai berupa data deskriptif yang diperoleh
mengenai, organisasi pengelolaan,potensi daya tarik,
aktivitas promosi serta bagaimana persepsi
masyarakat dari desa Sulangai dan wisatawan
terhadap pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun
Goa Gong. Data Kuantitatif berupa data yang berupa
angka-angka yang didapat dari perhitungan seperti
jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah penduduk
Desa Sulangai. Adapun Data Primer dikumpulkan
peneliti di lokasi penelitian seperti potensi daya
tarik,persepsi wisatawan dan masyarakat terhadap
pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun Goa
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 176
Gong serta strategi pengelolaan Daya Tarik Wisata.
Sedangkan data Sekunder merupakan data yang
diperoleh tidak dari pihak pertama namun dari
institusi-institusi atau sumber yang terkait misalnya
data statistik kunjungan wisatawan ke Bali,
dan gambaran umum Desa Sulangai
Pengumpulan data adalah dengan cara:
Observasi, Wawancara, Studi Kepustakaan. Dalam
teknik penentuan Informan digunakan Purposive
Sampling yakni data yang diambil dengan sengaja
dari orang atau tokoh yang diperkirakan mampu
memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diberikan. Narasumber yang dipilih adalah sampel
utama yaitu ketua Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis) Giri Amertha Sulangai Desa
Sulangai sebagai pengelola Daya tarik Wisata Air
Terjun Goa Gong serta beberapa anggota pengelola
karena mereka diyakini merupakan
individu yang mengetahui seluk beluk tentang Daya
Tarik Wisata Air Terjun Goa Gong serta
mengetahui sistem pengelolaan yang dilakukan
selama ini.
Dalam menganalisa data menggunakan teknik
analisis data SWOT. Menurut Galavan (2014),
analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan
Threat) yaitu analisis untuk mendapatkan strategi
yang berguna atau efektif yang diterapkan sesuai
pasar dan keadaan publik saat itu, peluang
(opportunity) dan ancaman (threat) dipakai untuk
mengetahui lingkungan luar atau eksternal
kemudian kekuatan (strength) dan kelemahan

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 177


(weakness) yang didapatkan melalui analisis
mendalam.

B. PEMBAHASAN
Misi pengelolaan pariwisata di Desa Sulangai
diwujudkan dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata
Air Terjun Goa Gong sangat linier dengan misi dari
desa Sulangai yakni Mewujudkan pariwisata
terintegrasi berbasis kerakyatan sesuai dengan
potensi desa,kekayaan pertanian dan industri
kreatif.
Misi pembangunan desa Sulangai ini ini jelas
mengharapkan pengelolaan daya tarik wisata Air
Terjun Goa Gong dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi lingkungan yang
berkelanjutan, masyarakat desa serta wisatawan
sehingga kelestarian Daya Tarik Wisata Air Terjun
Goa Gong selalu tetap terjaga.
Perencanaan daya tarik wisata di Air Terjun Goa
Gong direncanakan para penggiat wisata yang
berasal dari desa Sulangai dan oleh pengelola daya
tarik wisata di bawah koordinasi Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis ) Giri Amertha Sulangai dan
BUMdes Sulangai Tranggana Sari serta berada di
bawah pembinaan Kantor dinas Pariwisata Badung
serta dengan penasehat Kepala Desa Sulangai.
Penggerakan yang dilakukan oleh pengelola yang
banyak mempunyai latar belakang di Pariwisata
maka menjalankan jobdesk- para pengelola sebagai
penjaga parkir, penjaga loket di pos jaga, penjaga

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 178


kebersihan, dan penjaga keamanan sudah sangat
terkoordinasi.
Namun mereka masih memerlukan pendidikan
dan pelatihan terutama pada bidang bahasa asing
dan kepramuwisataan. Namun sampai sekarang
dibantu oleh beberapa ekspatriat yang tinggal di
lingkungan desa Sulangai serta beberapa warga desa
yang mempunyai latar belakang sebagai
pramuwisata anggota Himpunan Pramuwisata
Indonesia daerah Bali serta beberapa warga yang
menjalankan profesi lainya seperti sopir pariwisata,
hotel serta akademisi membuat sumber daya
manusia maupun infrastruktur di daya tarik wisata
Air terjun Goa Gong cepat tertata dan tertangani
dengan baik.
Pengawasan di daya tarik tersebut dilakukan
oleh team Pokdarwis serta dinas Pariwisata Badung
mengoreksi semua aktivitas yang dilaksanakan di Air
Terjun Goa Gong sesuai dengan yang sudah
direncanakan. SWOT merupakan pendekatan atau
analisis yang dipergunakan untuk mengkaji kondisi
atau keadaan daya tarik Wisata Air Terjun Goa Gong
berdasarkan memperkuatkan kekuatan (strength),
kesempatan (opportunities) dan di lain pihak
mengantisipasi ancaman (threats) serta mengatasi
kelemahan (weakness) yang dimilikinya.
Berikut diuraikan pendekatan SWOT
pengelolaan Daya tarik Wisata Air Terjun Goa Gong.
Kekuatan (strength) yang dimiliki oleh Daya Tarik
Wisata Air Terjun Goa Gong adalah pemandangan
alam berupa air terjun yang indah, serta lokasi daya
tarik air terjun yang relatif jauh yakni sekitar 800
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 179
m dari pemukiman penduduk sehingga keberadaan
daya tarik yang berbasis ekowisata dapat
ditonjolkan.
Kondisi hutan tempat air terjun Goa Gong
berada masih alami dengan udara yang segar serta
jauh dari polusi udara akan menjadi daya tarik
tersendiri bagi wisatawan. Selain itu para wisatawan
juga telah disediakan wahana selfie, dapat
melakukan kegiatan berfoto, beristirahat sejenak di
gazebo yang telah disediakan serta bilamana ingin
mandi dibawah guyuran air terjun juga sudah
disediakan kamar ganti dan prasarana MCK yang
memadai. Wisatawan bisa mandi di air terjun
menikmati air yang segar dan bersih serta
kealamian alam disekitar membawa suasana
alamiah yang hijau dan segar.
Lokasi Daya Tarik Wisata Air Terjun Goa
Gong ini sangat strategis, dimana letaknya sangat
berdekatan, hanya berjalan 800 m dengan jalan yang
relatif gampang di akses,sudah dibetonisasi serta
harga tiket yang murah baik untuk wisatawan
domestic Rp 10.000 per orang dan wisatawan
mancanegara Rp 20.000/orang
Daya tarik wisata lainnya yang terletak tidak jauh
dari Air Terjun Goa Gong adalah Monkey Forest Alas
Pala Sangeh yang pepohonan besar yang sudah
berumur ratusan tahun. Daya tarik wisata Air terjun
Goa Gong ini aksesnya sangat mudah dijangkau
dengan kendaraan roda dua maupun roda empat
dengan kondisi jalan raya yang masih bagus hotmix.
Kondisi utama jalan desa yang sudah diaspal, untuk
mencapai daya tarik sangatlah mudah yaitu lintasan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 180
jalan Denpasar-Bedugul atau Denpasar Kintamani
via Plaga menuju jalan pura Kancing Gumi. Akses
dari parkir di lapangan bola menuju air Terjun Goa
Gong sendiri mempunyai medan yang tidak begitu
terjal dan melewati kebun coklat, Vanili, Cengkeh
Kopi dan tanaman tropis lainnya sehingga cocok
dipakai sebagai kegiatan trekking bagi penggemar
wisata petualang.
Dilihat dari jumlah penduduk desa Sulangai
Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali yang
mempunyai jumlah penduduk 4.649 jiwa sehingga
banyak tenaga produktif untuk bisa dididik nantinya
sebagai pekerja dalam industri pariwisata karena
pengelolaan Air Terjun Goa Gong.
Selama ini promosi daya tarik hanya dari plang
nama yang dipasang dipinggir jalan Desa Sulangai
serta dari mouth to mouth saja sedangkan dari biro
perjalanan wisata (Travel Agency) masih sedikit
sesuai dengan yang ditemukan dilapangan. Sampai
saat ini belum adanya event event yang dilaksanakan
di Air Terjun Goa Gong sehingga wisatawan asing
maupun domestic tidak mengetahui keberadaan Goa
Gong. Dengan adanya event merupakan program
strategis pengelola kawasan wisata dalam
mempromosikan destinasi wisatanya untuk
meningkatkan jumlah kunjungan. Belum adanya
tourist information center yang secara rutin
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan
serta mengawasi kegiatan promosi sehingga
promosi destinasi daya tarik wisata menjadi
maksimal.Diperlukan juga segmentasi pasar
dan peningkatan kualitas daya tarik wisata yang
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 181
ditawarkan untuk dapat dikemas dengan
menggabungkan atraksi seni budaya baik
pertunjukan ataupun kegiatan masyarakat sehari
hari yang menarik wisatawan asing. Permodalan
yang dimiliki oleh pihak desa yang belum mencukupi
untuk meningkatkan sarana dan prasarana sehingga
diperlukan investasi dalam membangun menurut
skala prioritas bagi peningkatan kualitas destinasi
wisata.
Pihak-pihak swasta yang mau menanamkan
modal karena kurang tersedianya fasilitas
pendukung seperti, warung yang permanen serta
perluasan tempat parkir yang selama ini hanya
memakai lapangan bola tanpa adanya atap parkir
serta akses jalan raya untuk kendaraan besar
seperti Bus sehingga bisa mengakomodasi
kedatangan wisatawan domestik dan wisatawan
domestik dalam jumlah banyak.
Sarana akomodasi seperti homestay atau villa
yang tidak terlalu banyak di satu pihak bagus
sehingga alih fungsi lahan tidak terjadi namun tanpa
adanya hotel maupun villa membuat kurangnya
wisatawan yang datang sendiri ke lokasi. Wisatawan
yang datang berasal dari luar kawasan.
Minimnya tenaga profesional khususnya
dibidang pariwisata dalam pengelolaan daya tarik
perlu penanganan serius dan cepat.Ketrampilan
masyarakat yang masih kurang dalam pariwisata
dikalangan generasi mudanya, sehingga diperlukan
peningkatan keterampilan pariwisata seperti
pengenalan arti penting pariwisata, penguasaan
bahasa asing dan teknik memandu wisatawan yang
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 182
baik, serta keterampilan pelayanan terhadap
wisatawan, merupakan suatu hal yang esensial
dikuasai oleh anggota pokdarwis.
Berdasarkan potensi yang dimiliki, maka
terdapat beberapa kesempatan (opportunities) yang
dapat diraih dengan dikembangkannya Air Terjun
Goa Gong sebagai daya tarik wisata alam ini.
Keberadaan Daya tarik Wisata Air Terjun Goa Gong
dengan dikelilingi hutan yang masih alami sebagai
daya tarik wisata air terjun sebagai bagian dari
kegiatan trekking dimana lokasi ini sangat memiliki
peluang untuk menjadikan daya tarik wisata alam,
peluang besar untuk mencari pangsa pasar dari
ecotourism, dengan disertai terbukanya peluang
bagi pengusaha lokal untuk mengadakan usaha
pendukung kawasan wisata maupun dalam hal
penataan daya tarik dan fasilitas pendukung yang
dirasa masih kurang akan menambah kenyamanan
bagi wisatawan akan berkunjung ke Daya tarik
Wisata Air Terjun Goa gong , seperti mengadakan
pelatihan dan pendidikan guide lokal dengan
bersertifikat pariwisata muda sesuai dengan Perda
Pramuwisata no 5 tahun 2016. Dengan cara tersebut
maka akan dapat mengurangi pengangguran dan
dapat membuka lapangan kerja baru. Kegiatan
tersebut akan dapat berkontribusi bagi masyarakat
lokal dalam berperan aktif dalam kegiatan
pariwisata yang berlangsung.
Di dalam setiap pengelolaan daya tarik wisata
utamanya di daerah aka nada culture shock dan
exchange culture dimana hal tersebut selain
memberikan dampak positif tetapi juga membawa
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 183
dampak negatif. Jika tidak mendapat penanganan
yang benar maka akan menimbulkan ancaman
(threats) yang dapat mengganggu keberlangsungan
Daya tarik Wisata Air Terjun Goa Gong beberapa
ancaman yang mungkin timbul diantaranya aktivitas
wisata yang memanfaatkan berbagai potensi yang
ada memungkinkan adanya kerusakan mutu
lingkungan alam, sosial, dan budaya itu sendiri.
Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena adanya
pelanggaran terhadap daya dukung lingkungan
tersebut, pelanggaran terhadap tata guna lahan
termasuk juga terjadinya peralihan fungsi lahan.
Dengan peralihan fungsi lahan maka akan dapat
muncul bangunan-bangunan modern di tempat-
tempat pemandangan indah sehingga lahan yang
dulunya perkebunan akan mengalami peralihan
lahan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem
alam. Selain itu dengan meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan maka kemungkinan akan
terjadi polusi lingkungan seperti terjadi
penumpukan sampah terutama sampah plastic yang
tentunya akan berpengaruh negatif terhadap
keindahan alam dan kualitas kesuburan tanah.
Sebelum diresmikan pengelolaan Daya Tarik
Wisata Air terjun Goa Gong kepada Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis ) Giri Amertha Sulangai dan
BUMdes Sulangai Tranggana Sari, pengelola air
terjun Goa Gong mendapatkan kunjungan 80-100
wisatawan per bulan, dan Sejak peresmian
pengelolaan Air Terjun selanjutnya promosi dan
pengelolaan membawa peluang peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan serta konsekuensinya adalah
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 184
para wisatawan yang datang kadang dengan
mengendarai kendaraan bermotor yang akan dapat
memunculkan permasalahan baru seperti polusi
udara, kebisingan, hingga kemungkinan dari
adanya kemacetan lalu lintas ketika memasuki areal
parkir yang belum tertata, sehingga dibutuhkan
anggaran untuk perbaikan kualitas jalan dan parkir.
Dengan fasilitas pendukung yang ada tanpa adanya
perencanaan yang kurang tepat maka akan
berdampak terhadap pada kerusakan lingkungan
alam secara luas. Seperti pembangunan villa,
restoran maupun homestay di wilayah sekitar Air
terjun Goa Gong Sulangai harus tetap
memperhatikan dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan disekitar.
Pelatihan untuk generasi muda untuk
mengantisipasi kecemburuan sosial bila nantinya
akan muncul tenaga kerja dari luar. Maka ini tidak
sesuai dengan unsur dari tujuan visi dan misi dari
pemerintahan desa Sulangai dalam pembangunan
wisata berkelanjutan itu sendiri. Dari hasil analisis
SWOT tersebut, secara umum dapat diuraikan
strategi pengelolaan Air Terjun Goa Gong sebagai
daya tarik wisata alam diantaranya adalah: 1)
Mengelola Daya Tarik Wisata Air Terjun Goa Gong
secara profesional 2) Memanfaatkan dan tetap
melakukan pelestarian lingkungan alam oleh
masyarakat lokal 3) Meningkatkan promosi
pariwisata baik melalui media elektronik maupun
media cetak serta kerjasama dengan biro perjalanan
wisata. 4) Mengadakan calendar of event dengan
memanfaatkan kesenian tradisional local dengan
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 185
mengundang stakeholder promosi pariwisata
daerah 5) Memperbaiki, menambah dan memelihara
sarana dan prasarana untuk meningkatkan
kunjungan wisatawan. 6) Mengadakan pendidikan
dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM dan
memberikan pemahaman kepada masyarakat
tentang arti pentingnya pariwisata.
Berdasarkan pendekatan SWOT dapat ditarik beberapa
pokok permasalahan dalam pengelolaan Daya Tarik
Wisata Air Terjun Goa Gong yaitu: 1). Masalah
pengelolaan daya tarik wisata, 2) Masalah pelestarian
terhadap lingkungan alam, 3) Masalah Sumber Daya
Manusia, 4) Terbatasnya media informasi bagi
wisatawan , 5) Ketersediaan sarana penunjang
pariwisata di daya tarik wisata, 6) Beberapa
permasalahan tersebut akan dapat diatasi melalui
program-program pengelolaan dengan tetap
memperhatikan berbagai aspek kepentingan sehingga
hasil yang nantinya dicapai dapat menguntungkan
semua pihak.

C. SIMPULAN
Dalam Memanfaatkan segala potensi yang dimiliki dan
menjaga kelestarian alam yang tentunya akan
bermanfaat bagi peningkatan pendapatan masyarakat
lokal maupun pendapatan daerah”. Untuk mencapai
tujuan dari pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun
Goa Gong , maka dipilih lima sasaran pengelolaan yaitu
memperbaiki pengelolaan Air Terjun Goa Gong sebagai
daya tarik wisata alam, menjaga kelestarian alam,
mempersiapkan dan meningkatkan kualitas Sumber
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 186
Daya Manusia untuk mengelola Daya Tarik Wisata Air
Terjun Goa Gong secara professional, menyediakan
media informasi yang lengkap, serta membangun dan
memelihara sarana pariwisata. Dari hasil analisis SWOT
tersebut, secara umum dapat diuraikan strategi
pengelolaan Air Terjun Goa Gong sebagai daya tarik
wisata alam diantaranya adalah: mengadakan
pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas
SDM dan pengetahuan masyarakat tentang arti
pentingnya pariwisata, meningkatkan promosi
pariwisata baik melalui media elektronik maupun
media cetak serta kerjasama dengan biro perjalanan
wisata, memperbaiki menambah dan memelihara
sarana dan prasarana untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan, memanfaatkan kesenian tradisional sebagai
bentuk atraksi wisata, memanfaatkan dan tetap
melakukan pelestarian lingkungan alam oleh
masyarakat lokal, mengelola Daya Tarik Wisata Air
Terjun Goa Gong secara profesional. Berdasarkan
pendekatan SWOT dan hasil persepsi masyarakat dan
wisatawan, dapat ditarik beberapa pokok
permasalahan dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata
Air Terjun Goa Gong yaitu: masalah pengelolaan daya
tarik wisata, masalah pelestarian terhadap lingkungan
alam, masalah Sumber Daya Manusia, terbatasnya
media informasi bagi wisatawan, ketersediaan sarana
penunjang pariwisata di daya tarik wisata. Beberapa
permasalahan tersebut akan dapat diatasi melalui
program-program pengelolaan dengan tetap
memperhatikan berbagai aspek kepentingan sehingga
hasil yang nantinya dicapai dapat menguntungkan
semua pihak.
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 187
DAFTAR PUSTAKA
Astina, Ida Bagus. 1997. Kepariwisataan, Lingkungan Hidup
dan Konservasi Budaya di Indonesia ( Artikel Dalam
Majalah Ilmiah Analisis Pariwisata No. 1 ). Denpasar :
Program Studi Diploma 4 Pariwisata Universitas
Udayana. (hal. 1-2)
Choy, Darryl Low. 1999. Perencanaan Ekowisata Belajar Dari
Pengalaman South East Queensland Dalam Prosiding
Seminar dan Lokakarya Perencanaan Pariwisata
Berkelanjutan. Bandung : ITB (hal. 16-17)
Kusmayadi, Endar sugiarto. 2000. Metodologi Penelitian
Dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama. (hal.22)
Pitana,I Gde 2005.Sosiologi Pariwisata,Kajian sosiologis
terhadap struktur,sistem dan dampak dampak
pariwisata.ANDI
Pusat Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional.
2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta : Balai Pustaka (hal. 10 & 18)
Rangkuti, Freddy. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah
Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia pustaka utama. (hal.
10 & 30-34)
Suryawan, Ida Bagus. 2013. Pengelolaan Potensi Ekowisata
Di Desa Cau Belayu Kecamatan Marga Kabupaten
Tabanan (Analisis Pariwisata Dalam Kajian Kritis
Kepariwisataan). Denpasar : Fakultas Pariwisata
Swadarma Agus I Nyoman. 2003. Pengembangan Potensi Air
Terjun Les Sebagai Wisata Alam di Desa Les Kecamatan
Tejakula Kabupaten Buleleng (Laporan Akhir).
Denpasar : Program Studi Diploma 4 Pariwisata
Universitas Udayana. (hal. 8)
Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 188
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Kepariwisataan. Bandung
: Angkasa. (hal. 15)

Strategi Pemasaran Pariwisata Alternatif di Bali 189

Anda mungkin juga menyukai