Anda di halaman 1dari 68

Kebijakan Kementerian

Kesehatan dalam Pelayanan


KB Pasca Persalinan (KBPP)
Jakarta, 20 Juli 2020

dr. Lovely Daisy, MKM


Kasubdit Kesehatan Usia Reproduksi
Direktorat Kesehatan Keluarga
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
SISTEMATIKA PENYAJIAN

▰ Analisa situasi
▰ Kebijakan pelayanan KB
▰ KB Pasca Persalinan (KBPP)
▰ KB dalam Masa Pandemi
▰ Indikator
▰ Harapan
2
1. Analisa Situasi
JUMLAH KEMATIAN IBU DI INDONESIA
TAHUN 2018 DAN 2019

2018 : 4.226
2019 : 4.196
MASALAH KELUARGA BERENCANA
ASFR
15-19 TAHUN MODERN CONTRACEPTIVE PREVALENSI PEMAKAIAN
PREVALENCE RATE mCPR KONTRASEPSI (MKJP)
(KB cara modern )

SDKI 2012 SDKI 2017 TARGET 2024 SDKI 2012 SURVEY 2016
SKAP 2019 SDKI 2012 SDKI 2017 SUSENAS 2019 TARGET 2024 SUSENAS 2019 TARGET 2024

48 36 33 18 58 57,2 54,55 63,41 18.3 21.6 21.39 28.39

UNMET NEED TINGKAT PUTUS


KB PASCA PAKAI
PERSALINAN KONTRASEPSI

SDKI 2012

23 40
SDKI 2017
SUSENAS 2019 TARGET 2024

11 11 19.78 7,4
RISKESDAS 2018 TARGET 2024
SDKI 2012 SDKI TARGET
2017 2024

27.1 20

28.8
TARGET 2024 : 63,41

6
7
8
CAKUPAN KB AKTIF TAHUN 2019
NO PROVINSI Peserta KB Aktif Kondom Pil Suntik AKDR Implan MOW MOP
1 JABAR 91.21 5.6 27.78 56.43 2.67 2.39 1.69 0.04
2 NTB 87.26 7.7 27.69 34.79 8.67 13.88 6.45 0.82
3 KALSEL 86.37 4.26 16.5 32.02 0.94 46.58 0 0
4 BENGKULU 85.13 4.33 26.64 59.48 4.82 7.28 1.24 0.18
5 Kep. RIAU 84.4 3.43 22.94 51.83 3.98 7.51 1.28 0.11
6 JAMBI 82.32 5.41 23.28 52.64 2.15 7.4 0.8 0.11
7 SULUT 79.8 5.28 16.75 57.91 4.6 13.53 1.69 0.24
8 DKI JAKARTA 79.54 4.82 19.85 55.25 4.61 11.83 1.45 0.85
9 SULTENG 78.3 2.94 23.17 61.42 3.21 6.91 2.16 0.2
10 SUMSEL 77.81 5.32 27.48 56.12 3.81 5.51 1.71 0.06
11 LAMPUNG 74.68 5.1 11.67 56.61 15.39 9.29 1.47 0.47
12 SULSEL 73.72 2.94 23.85 51.02 12.03 6.62 2.76 0.52
13 JATIM 72.92 0.06 0.13 5.05 0.08 0.07 0.04 0
14 Kep. BABEL 72.04 8.67 9.52 43.95 24.28 7.8 4.82 0.87
15 MALUT 71.29 2 16.11 60.31 11.28 10.15 4 0.41
16 JATENG 71.04 0 0 0 0 0 0 0
17 GORONTALO 70.29 2.93 10.07 39.62 39.05 3.51 4.47 0.49
18 SULBAR 70.17 1.46 13.27 61.81 9.07 15.98 1.37 0.18
19 KALTIM 66.55 1.7 9.19 31.53 7.15 11.25 3.56 0.09
20 KALTENG 61.09 1.2 28.59 58.08 1.56 3.97 0.74 0.08
21 Bali 59.4 1.4 25.09 68.51 0.81 3.77 0.36 0.07
22 DIY 57.89 1.16 29.48 50.52 2.23 3.53 0.76 0.14
23 SUMUT 57.57 2.95 22 60.33 6.64 5.3 2.28 0.11
24 NTT 57.16 4.57 14.47 71.62 3.45 4.23 1.63 0.03
25 KALBAR 53.61 2.48 22.9 42.24 10.54 18.73 2.8 0.3
26 SULTRA 49.9 1.64 26.86 36.5 6.03 8.09 2.47 0.25
27 RIAU 46.68 2.35 25.87 54.62 4.39 10.84 1.75 0.16
28 KALTARA 45.04 1.37 31.98 54.71 1.6 9.08 1.12 0.14
29 ACEH 41.88 0.65 41.36 44.91 2.99 9.01 0.96 0.15
30 MALUKU 34.87 2.25 32.91 50.77 1.97 10.07 1.6 0.42
31 PAPUA 25.53 1.01 23.2 65.85 2.85 8.07 1.88 0.14
32 PAPBAR 18.52 3.26 18.03 61.51 5.54 12.33 2.71 1.09
33 SUMBAR 0.98 1.2 16.2 49.98 1.48 2.43 0.22 0
34 Banten 0 2.31 20.12 68.34 0.45 8.11 0.21 0.01
TOTAL 68.23 2.85 18.39 46.49 8.24 7.52 2.34 0.35
9
Sumber : Data Komdat tahun 2019 (9 mar 2020)
KOMPLIKASI BERAT DAN KEGAGALAN KONTRASEPSI
PER MIX KONTRASEPSI (Absolut)
1894

ASPEK EFEKTIVITAS? 1626


1460
1448 1439

1101
1014 2016

907 890 2017

2018
753 728 733
671 682

542
514
480

288

147
153
126 7451
546955 38
1321 5

KOMPLIKASI BERAT KEGAGALAN KONTRASEPSI TOTAL KASUS


Sumber : BKKBN (Data Pelayanan Kontrasepsi 2016, 2017 dan Oktober 2018)
Tingkat Putus Pakai
Kontrasepsi (2003-2017)

Alasan

SDKI
2017
SDKI
2017

Bagaimana pelaksanaan Efek samping sebagai alasan utama putus pakai


KB; SDKI (2007) dan (2012) sebesar 18,1% dan
konseling ?? SDKI (2017) sebesar 30%
Kualitas Pelayanan Konseling KB

30,4 MMI Indonesia: 30,4

Method Information Index (MII) Indonesia 57.6


49.2
Indeks yang digunakan untuk mengukur
kualitas konseling KB yang diterima klien, 36.8
yang meliputi:
1. Informasi tentang metode lain ber-KB di
luar yang diketahui/dikehendaki klien,
2. Informasi tentang efek samping
kontrasepsi, dan
3. Informasi tentang hal yang perlu dilakukan
jika mengalami efek samping kontrasepsi
Parameter 1 Parameter 2 Parameter 3

2017
Laporan Family Planning 2020 (FP2020) tahun 2016-
ASPEK CLIENT-
CENTERED?
Kenapa perlu
dilakukan
penguatan KB PP ?
PROPORSI 4 TERLALU, RISKESDAS 2013

33.7 32.3
40
12.1
20 8.4

0
Terlalu muda Terlalu tua Terlalu dekat Terlalu
<20 tahun >35 tahun <2 tahun banyak >2
anak
CAKUPAN PERSALINAN DI FASILITAS
KESEHATAN TAHUN 2019

15 Sumber : Data Komdat tahun 2019


CAKUPAN KB PP TAHUN 2019
NO PROVINSI Peserta KB PP Kondom Pil Suntik AKDR Implan MOW MOP
1 DKI JAKARTA 95.51 6.16 32.99 52.95 3.13 1.78 2.09 0.86
2 LAMPUNG 76.84 11.64 25.89 37.09 9.39 11.14 5.9 0.48
3 ACEH 67.78 0 2.9 82.61 8.7 5.8 1.45 0
4 Kep. BABEL 66.11 5.84 28.49 53.24 2.29 6.62 3.56 0.36
5 KALSEL 61.8 1.79 18.32 66.41 3.49 3.59 0.83 0.17
6 NTB 61.67 5 19.28 66.17 1.06 4.24 0.33 0.02
7 SUMSEL 60.08 6.19 15.33 67.57 3.54 6.46 0.81 0.1
8 BENGKULU 59.05 3.2 18.88 50.02 3.92 12.89 0.66 0.18
9 JAMBI 54.66 1.87 23.07 65.8 2.45 4.77 1.94 0.1
10 SULTENG 49.6 5.86 19.16 59.41 5.42 6.66 3.43 0.06
11 JATIM 48.53 10.66 12.92 39.75 19.38 11.03 0.57 0.23
12 MALUT 47.38 2.31 18.09 67.94 6.66 5.16 1.07 0.2
13 KALTENG 46.24 0 0 0 0 0 0 0
14 Kep. RIAU 44.67 0 0 0 0 0 0 0
15 KALTIM 42.38 2.82 8.49 71.73 8.46 5.94 2.54 0.02
16 KALTARA 42.01 0 0 0 0 0 0 0
17 JABAR 41.95 4.94 6.92 118.46 20.37 4.46 6.88 0.09
18 Bali 32.58 0.67 2.65 77.78 5.23 12.51 1.1 0.07
19 SULSEL 32.19 1.25 9.56 54.86 9.97 17.53 6.1 0.04
20 KALBAR 28.98 0.89 21.27 61.8 1.76 2.52 1.04 0.01
21 SULTRA 28.57 1.23 23.61 69.13 1.53 3.95 0.62 0.04
22 PAPUA 25.98 2.68 23.91 71.82 3.17 1.89 0.93 0.03
23 RIAU 24.38 3.85 16.27 60.73 9.27 6.19 2.87 0.04
24 GORONTALO 20.84 14.61 9.49 60.42 5.42 5.66 4.43 0
25 SULBAR 19.97 0 0 0 0 0 0 0
26 MALUKU 14.72 2.2 24.47 41.49 9.71 11.09 6.73 3.98
27 SUMUT 13.42 0.72 14.95 62.24 4.95 13.23 2.74 0.01
28 DIY 9.92 1.25 27.14 62.63 1.79 5.79 1.37 0.11
29 PAPBAR 7.18 0.48 30.77 42.72 7.89 17.18 0.96 0
30 NTT 6.22 1.9 17.2 50.62 3.28 7.66 5.43 0.13
31 SUMBAR 0.06 0.81 11.55 51.77 0.67 10.64 1.99 0
32 JATENG 0 0.92 6.87 55.43 1.8 8.35 1.26 0.13
33 Banten 0 0.55 6.98 76.5 4.43 5.89 1.4 0
34 SULUT 0 3.7 18.61 66.5 0.97 7.59 0.11 0
NASIONAL 34.69 3.9 16.72 62.1 7.01 7.04 1.75 0.24
16
Sumber : Data Komdat tahun 2019 (9 mar 2020)
2. Kebijakan
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
• 12

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada peng

STRATEGI RPJMN 2020-2024

Peningkatan kesehatan Percepatan


ibu, anak Perbaikan
dan Peningkatan pengendalian
Penguatan Gerakan Peningkatan
penyakit pelayanan
Masyarakat Hidup Sehatkesehatan
(Germas) dan pengawasan obat dan
gizi masyarakat
kesehatan reproduksi
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI
Upaya Terobosan
Peningkatan Akses Peningkatan fasilitas kesehatan (Puskesmas, Bidan Praktek Swasta dan 120
Pelayanan RSUD Kab/Kota) dalam penanganan kegawatdaruratan ibu dan bayi,
Kesehatan Ibu dan ketersediaan rumah tunggu kelahiran, keterjangkauan layanan
Anak
KB

Peningkatan Penempatan dokter spesialis (obgin, anak, penyakit dalam, anestesi, bedah)
Kualitas Pelayanan sebanyak 700 orang per tahun, ketersediaan Unit Transfusi Darah/Bank Darah
STRATEGI Kesehatan RS di kab/kota, penguatan antenatal, persalinan, dan postnatal sesuai
standar, pengampuan & pembinaan dari RSUP
INTERVENSI
Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu & Anak, Kelas ibu hamil dan ibu balita,
Pemberdayaan Posyandu, pemanfaatan dana desa, peran PKK perencanaan persalinan dan
Masyarakat pencegahan komplikasi (ambulan desa, donor darah)

Penguatan Tata Penguatan upaya promotif & preventif di Puskesmas, pelacakan-


pencatatan-pelaporan kematian ibu dan bayi, pemantauan implementasi
Kelola
regulasi
DUKUNGAN REGULASI TERKAIT PELAYANAN KB
UU No. 40/2004 UU No. 36/2009
tentang SJSN tentang Perpres No. 82/2018
Kesehatan tentang Jaminan Kesehatan

Permenkes No. 97/2014


tentang Pelayanan Kesehatan
Permenkes No. 28/2014 UU No. 52/2009
Masa Sebelum Hamil, Masa tentang Pedoman Pelaksanaan tentang
Hamil, Persalinan, Masa Sesudah Program JKN Perkembangan
Melahirkan, Peyelenggaraan Kependudukan
Pelayanan Kontrasepsi, serta
Permenkes No. 76/2014 dan
tentang Pedoman INA CBG Pembangunan
Pelayanan Kesehatan Seksual
dalam Pelaksanaan JKN Keluarga
Permenkes No. 99 Tahun 2015 Permenkes No. 12/2016 tentang
tentang Perubahan Atas Perubahan Atas Peraturan Menteri
Permenkes No. 71/2013 tentang Kesehatan No 59/2014 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan pada JKN Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Progra Jaminan Kesehatan

Permenkes No. 6/2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Permenkes Nomor 52/2016
tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
PENGUATAN AKSES DAN KUALITAS PELAYANAN KB
Pentingkatan
awareness
masyarakat dan
PUS terkait pentingnya Meningkatkan
perencanaan kehamilan melalui monitoring dan
kelas ibu hamil, konseling KB bagi
PUS dengan kondisi atau masalah evaluasi terhadap
kesehatan khusus, dan pemberian pelayanan KB yang diberikan
konseling kespro bagi catin oleh petugas kesehatan

Peningkatan Memanfaatkan
kapasitas tenaga teknologi untuk
kesehatan melalui: pelatihan dan meningkatkan kualitas pelayanan
orientasi KBPP, pelatihan gawat KB dengan pengembangan Roda
darurat maternal neonatal, KLOP dalam versi android dan
Sosialisasi Pedoman KB WHO dan menyusun metode pembelajaran
Orientasi Roda KLOP, dsb jarak jauh (e-learning)
PEDOMAN KB WHO ADAPTASI INDONESIA

Adaptasi dari pedoman-pedoman ini diharapkan dapat


menjadi acuan dalam penyediaan dan peningkatan pelayanan
KB di Indonesia
Keluarga Berencana
• Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatu

▪ Pengaturan kehamilan adalah upaya untuk membantu


pasangan suami istri untuk melahirkan pada usia yang ideal,
memiliki jumlah anak, dan mengatur jarak kelahiran anak
yang ideal dengan menggunakan cara, alat, dan obat KB pada kondisi khusus:
kontrasepsi. KB Pasca Persalinan (KBPP)
KB Pasca Keguguran
(KBPK)
▪ Pelayanan kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan terkait
dengan pemberian, pemasangan/pencabutan suatu metode
kontrasepsi dan tindakan-tindakan lain dalam upaya
mencegah kehamilan.
23
PELAYANAN KONTRASEPSI

Tujuan Reproduksi: Sasaran:


Menunda kehamilan (usia klien < 20 tahun, atau klien Pasangan
yang memiliki Suami
masalah kesehatan)
Istri
Tindakan pemberian
pelayanan kontrasepsi
Mengatur jarak kehamilan (minimal 2 Masa interval
tahun) Pascapersalinan
Pascakeguguran
Pelayanan kontrasepsi darurat
Menghentikan kesuburan (khususnya pada klien berusia > 35 tahun dan memiliki anak
≥3)

dilakukan pada:
Pelayanan Kontrasepsi
Pelayanan Prapelayanan
• Pemberian komunikasi,
Kontrasepsi informasi dan edukasi
• Pelayanan konseling
• Pemberian kondom, pil, 1
suntik, pemasangan atau • Penapisan kelayakan
pencabutan implant, medis
pemasangan atau • Permintaan persetujuan
pencabutan AKDR, tindakan tenaga
pelayanan tubektomi, kesehatan
2
pelayanan vasektomi

• Pelayanan Pascapelayanan
kontrasepsi dapat Kontrasepsi
dilakukan pada: 3
• Pemberian konseling
1. Masa Interval
• Pelayanan
2. Pasca Persalinan
medis/rujukan
3. Pasca Keguguran
4. Pelayanan
kontrasepsi darurat 25
Kategori Metode Kontrasepsi
Modern/
Masa perlindungan Kandungan
No. METODE Tradisional
Non Non- Tradisional
MKJP Hormonal Modern
MKJP Hormonal
1. AKDR √ √ √
2. Implan √ √ √
3. Tubektomi √ √ √
4. Vasektomi √ √ √
5. Suntikan √ √ √
6. Pil √ √ √
7. Kondom √ √ √

Metode Amenorhe
8. √ √ √
Laktasi (MAL)

9. KB Alamiah √ √ √

10. Senggama Terputus √ √ √


26
Pelayanan Kontrasepsi Dalam Program KB
(Permenkes No.97/2014)

Pilihan Metode Kontrasepsi


Non metode
Metode kontrasepsi
Utamakan :
kontrasepsi jangka
jangka panjang
panjang
(Non MKJP) (MKJP)
KONDOM
Suntik AKDR
Pil Implan
Kondom Vasektomi
MAL Tubektomi
KB Alamiah

Harus dilakukan sesuai standar oleh nakes di fasyankes

Dapat dilakukan/diberikan di fasyankes atau fasilitas lain


MAL :Metode Amenore Laktasi
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim
3. KB Pasca Persalinan
Waktu penggunaan
kontrasepsi:
Menurut WHO Pelayanan KBPP diberikan dalam waktu 0-12 bulan setelah melahirkan.
Sesuai kepentingan program Indonesia membagi menjadi:
Periode waktu
KBPP dalam masa nifas Masa Nifas
yang digunakan
(0-42 hari) oleh program

KBPP setelah masa nifas (>42 hari – 12 Bulan)

KB Interval >12 Bulan


KB Pascapersalinan (KBPP)
• Kembalinya
kesuburan pasca Secara umum, hampir
persalinan tidak terduga dan
kadang dapat terjadi sebelum semua metode
datangnya menstruasi (rata- kontrasepsi dapat digunakan
rata pada ibu yang tidak sebagai metode KB PP
menyusui, ovulasi terjadi pada
45 hari pasca persalinan atau
lebih awal)
• Resiko untuk Hamil kembali

dalam 6 bulan pertama


KBPP Tujuan KB PP: mengatur
jarak kelahiran/ kehamilan
yang aman dan sehat dan
menghindari kehamilan
yang tidak diinginkan
Jarak Kehamilan Risiko Kehamilan
yang Sehat yang Rapat
Menunggu setidaknya 24 bulan setelah kelahiran terakhir
Kehamilan yang tidak di inginkan
Setelah keguguran, menunggu setidaknya 6 bulan sebelum hamilKehamilan
Penguguran kembali yang tidak a
Remaja harus menunggu sampai usia setidaknya 20Resiko
tahun sebelum hamil
komplikasi pertama dan
kehamilan kali pe
Resiko komplikasi Pada Bayi
3
2
AKDR Pasca plasenta
Angka
Waktu Pemasangan Definisi Observasi
Ekspulsi
pemasangan AKDR
Insersi dini Dalam 10 menit 9,5-12,5% Ideal : angka
dalam 10 menit setelah
pascaplasenta setelah plasenta ekspulsi rendah
plasenta lahir (atau
lahir
sebelum penjahitan
Insersi segera 10 menit – 48 jam 25-37 % Cukup aman uterus pada SC)
pascapersalinan pasca persalinan
Insersi tunda >48 jam – 4 minggu TIDAK Risiko tinggi
pascapersalinan pasca persalinan DIREKOMEN perforasi, ekspulsi
DA SIKAN dan infeksi

Perpanjangan >4 minggu pasca 3-13% Aman


interval persalinan
pascapersalinan
PMK 97/2014
Apakah Konseling berpengaruh
terhadap keberhasilan KBPP?
Konseling yang efektif sangat berpengaruh pada
keberhasilan program KBPP:
▪ Konseling sangat penting untuk meningkatkan
cakupan KBPP segera. Jika mendapatkan
konseling berkualitas, 32,7% responden
memutuskan untuk menggunakan KBPP
segera, jauh lebih tinggi dibandingkan 9,8% Pelayanan KB Pasca Persalinan
dapat dimulai pada kunjungan
pada kelompok yang tidak mendapatkan antenatal, proses kelahiran dan
konseling (PPFP Choice study) kunjungan post natal. Inisiasi KB
PP dapat dimulai dengan
▰ Konseling KB selama kunjungan kehamilan, konseling yang adekuat disetiap
diharapkan dapat membantu ibu memutuskan proses diatas
metode KB apa yang akan dipakai segera
34
setelah persalinan
Penguatan Konseling
Keputusan ber-KB
Menggunakan ABPK, Klien
akan diperkenalkan jenis dan
metode kontrasepsi
Konseling KB pada PUS

Penapisan kelayakan medis


penggunaan kontrasepsi
Setelah klien memahami tentang
jenis dan metode kontrasepsi,
selanjutnya akan dilakukan
penapisan kondisi medis klien
apakah .

Penapisan Kriteria Kelayakan


Medis klien sebelum
menggunakan kontrasepsi
Penguatan Konseling
KBPP
Penguatan KBPP
Konseling KBPP harus dilaksanakan
Pemberian informasi sebelum melahirkan, khususnya
Konseling Perencanaan Kehamilan
bagi pasangan ODHA termasuk terkait perencanaan diberikan pada saat pemeriksaan
kehamilan
pemilihan kontrasepsi keluarga bagi catin
3
6
4. KB Dalam Masa Pandemi
DAMPAK COVID 19 TERHADAP PELAYANAN KB
1. Gangguan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan 3. Gangguan distribusi yang
2. Masyarakat menahan diri dari
Kesehatan termasuk pelayanan KB KR mengakibatkan ketersediaan
mengunjungi fasilitas kesehatan
 Petugas kesehatan sibuk dengan respons alokon terbatas
karena kekhawatiran tentang
COVID-19
paparan COVID-19 atau karena
 Fasilitas kesehatan tutup atau membatasi 4. Pelatihan bagi provider berhenti
pembatasan mobilitas
layanan atau tidak berjalan dengan optimal
 Kurangnya ketersediaan APD

Dengan keterbatasan pergerakan, akses


Pelayanan KB Walaupun dalam kondisi Pandemi Covid 19,
layanan untuk mendapatkan kelanjutan tetap saja diharapkan semua PUS terutama 4T
adalah masalah kesehatan layanan kontrasepsi terganggu.
masyarakat yang memerlukan tetap menggunakan kontrasepsi dengan
Hal ini dapat meningkatkan terjadinya berbagai metode,
perhatian khusus selama kehamilan yang tidak diinginkan
pandemi supaya tidak terjadi kehamilan
karena kurangnya akses ke layanan yang tidak diinginkan
kontrasepsi.
Pedoman & Regulasi
Himbauan pada PUS
Tunda dan atau rencanakan kehamilan dengan baik
sampai kondisi pandemi berakhir dengan memperhatikan:

Kriteria Layak Hamil


Kemudahan Akses mendapatkan pelayanan Kese

Pastikan menggunakan alat atau obat kontrasepsi bagi PUS yang ingin menunda
kehamilan atau tidak ingin hamil lagi
Pelaksanaan Pelayanan KB
Masa Adaptasi
Kebiasaan Baru
Dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan pencegahan penularan Covid 19
Dilakukan dengan Penguatan metode KBPP dan meng
memperhatikan
zonasi wilayah

Senantiasa
menerapkan: Prinsip
pecegahan penularan
Covid 19
Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah
NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH

1 Teknis Umum • Pelayanan KB dapat dilaksanakan tetapi • Pelayanan KB dapat dilaksanakan tetapi
Pelaksanaan dilakukan dengan pengaturan jumlah pasien dilakukan dengan pengaturan jumlah pasien dan
Pelayanan dan waktu pelayanan yang dilakukan secara waktu pelayanan yang dilakukan secara tele
tele registrasi registrasi

• Dilakukan anamnesa melalui teleregistrasi • Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke


terkait: gejala dan risiko tertular covid petugas kesehatan untuk kontrol, kecuali yang
(dengan menelusuri riwayat kontak), mempunyai keluhan, dengan syarat membuat
konsultasi penggunaan KB dapat dilakukan perjanjian terlebih dahulu dengan petugas
dengan tatap muka dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan • Dilakukan anamnesa melalui teleregistrasi
terkait:
• Melakukan validasi hasil anamnesa - gejala dan risiko tertular covid
teleregistrasi dengan melakukan triase. - konseling penggunaan KB,
Kepada klien yang datang ke fasilitas (apabila masih dibutuhkan informasi
kesehatan. lanjutan dapat diberikan saat tatap
muka dengan waktu yang terbatas).

• Melakukan validasi hasil anamnesa


teleregistrasi dengan melakukan triase.
Kepada klien yang datang ke fasilitas
kesehatan
Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah
NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH

2 Pelayanan • Petugas Kesehatan dapat memberikan pelayanan • Petugas Kesehatan dapat memberikan pelayanan
Medis KB dengan syarat menggunakan APD lengkap KB dengan syarat menggunakan APD lengkap
Pemberian sesuai standar dan sudah mendapatkan sesuai standar dan memperhatikan protokol
Kontrasepsi perjanjian terlebih dahulu dari klien : Kesehatan bagi klien
o Akseptor yang mempunyai keluhan :
o Bagi akseptor AKDR atau Implan yang o Akseptor yang mempunyai keluhan
sudah habis masa pakainya, o Bagi akseptor AKDR atau Implan yang
o Bagi akseptor Suntik yang datang sesuai sudah habis masa pakainya,
jadwal. o Bagi akseptor Suntik dan pil yang datang
sesuai jadwal.
• Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL o Akseptor baru yang akan menggunakan
KB dan Kader untuk minta bantuan pemberian AKDR, implant, suntik dan pil dilakukan
Pil KB kepada klien yang membutuhkan yaitu: penapisan kondisi medis menggunakan
o Bagi akseptor Pil ulangan sesuai jadwal Roda KLOP.

• Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi


dengan PL KB dan Kader untuk minta
bantuan pemberian Pil KB kepada klien
yang membutuhkan yaitu:
o Bagi akseptor Pil ulangan sesuai jadwal
o Bagi akseptor Pil baru, tetapi yang sudah
konsultasi ke petugas Kesehatan
Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah
NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH

2 Pelayanan Petugas Kesehatan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai program yaitu dengan mengutamakan metode
Medis MKJP (AKDR Pasca Plasenta atau MOW sesuai indikasi)
Pemberian
Kontrasepsi
• Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi • Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi
dengan PL KB dan Kader untuk minta dengan PL KB dan Kader untuk minta
bantuan pemberian kondom kepada klien yang bantuan pemberian kondom kepada klien
tidak bisa datang kontrol ke petugas yang membutuhkan yaitu :
Kesehatan o Bagi akseptor IUD atau Implan atau suntik
yang sudah habis masa pakainya, tetapi
tidak bisa kontrol ke petugas kesehatan

• Petugas dapat memberikan pelayanan • Tunda pelayanan MOW interval dan MOP,
MOW interval dan MOP di FKTP dan hingga wilayah tersebut ditetapkan menjadi zona
FKTRL dengan menggunakan APD sesuai hijau atau zona kuning (Akseptor dapat disarankan
standar dan memperhatikan protokol menggunakan pilihan metode KB lainnya
pencegahan covid -19
Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah
NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH

3 Konseling • Konseling KB dapat dilakukan secara • Konseling KB tidak dilakukan secara


langsung dengan menggunakan APD dan langsung atau tatap muka, dapat
mematuhi protokol pencegahan penularan dialihkan melalui media online (WA,
Covid-19, tetapi apabila masih SMS, HP, Aplikasi, dsb)
memungkinkan masih bisa
mengoptimalkan penggunaan media
online
4 Penyampaian • Petugas kesehatan memberikan konsultasi • Petugas kesehatan memberikan konsultasi
keluhan dan kepada klien menggunakan wa/telepon kepada klien menggunakan wa/telepon.
informasi lebih atau menerima klien secara langsung
lanjut dengan menggunakan APD dan
memperhatikan protocol pencegahan
covid-19
Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah

NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH

5 Penggerakan • Petugas lapangan diperkenankan • Petugas lapangan tidak diperkenankan


Masyarakat untuk memberikan KIE dan penyuluhan untuk memberikan KIE dan penyuluhan
secara langsung tetapi dengan jumlah baik secara personal maupun penyuluhan
terbatas dan memperhatikan protokol massal secara langsung kepada masyarakat
pencegahan covid-19

• Pemberian KIE dapat dikombinasikan • Pemberian KIE dapat diberikan dengan


dengan penggunaan media online (WA, mengoptimalkan penggunaan media online
Telepon, Aplikasi smart phone, dsb) (WA, Telepon, Aplikasi smart phone, dsb)

Optimalisasi pencatatan dan pemantauan akseptor serta berkoordinasi dengan bidan setempat
untuk memastikan tidak terjadi putus pakai bagi klien dimasa pandemi Covid 19
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Terapkan prinsip umum pencegahan penularan COVID-19 pada saat
melakukan pelayanan KB yaitu menggunakan APD sesuai standar, mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir setiap selesai melakukan pemeriksaan,
dan menjaga jarak badan minimal 1,5 meter dari klien
2. Lakukan triase klien, dan pastikan klien yang dilayani bukan penderita covid,
kontak erat atau kasus suspek. Bagi Akseptor yang positif covid, kontak erat
atau kasus suspek dirujuk ke fasilitas yang mampu menangani covid dan
dianjurkan tidak melakukan hubungan seks selama masa ini sehingga
penggunaan kontrasepsi dapat ditunda dan diminta langsung dilakukan
setelah sembuh atau selesai masa pemantauan;
3. Informasikan ke klien bahwa mereka dapat mendapatkan informasi tentang
KB secara online antara lain melalui situs resmi BKKBN atau melalui konsultasi
dengan petugas kesehatan melalui wa/telepon;
Kriteria APD bagi
Nakes berdasarkan
jenis pelayanan KB
Kriteria APD bagi PLKB dan Kader dalam pelayanan KB
Media KIE dan Panduan Pelayanan KB Dalam Situasi Pande
4. Indikator
INDIKATOR RPJMN DAN RENCANA STRATEGIS (1)
KEMENTERIAN KESEHATAN 2020 – 2024

TARGET
No Indikator Definisi Operasional Formula
2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah DO/Kriteria Kabupaten/kota Jumlah 120 200 320 470 514
Kabupaten/kota yang menyelenggarakan Kab/Kota kab/ kab/ kab/ kab/ kab/
yang pelayanan kesehatan usia Kab/Kota kota kota kota kota kota
menyelenggara reproduksi adalah: yang
kan pelayanan 1. Minimal 50% puskesmas menyelengg
kesehatan usia memberikan pelayanan arakan
reproduksi kesehatan reproduksi calon pelayanan
pengantin (kespro catin), kesehatan
dan; usia
2. Seluruh Puskesmas reproduksi
mampu dan memberikan
pelayanan KB Pasca
Persalinan
KRITERIA 1.
Minimal 50% puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
calon pengantin (kespro catin)

DEFINISI OPERASIONAL
Puskesmas memberikan pelayanan :
• konseling / komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kesehatan reproduksi calon pengantin dan
• skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi meliputi : (pemeriksaan berat
badan, tinggi badan, penentuan IMT, pemeriksaan Lingkar Lengan Atas / LiLa) dan tanda
anemia (pemeriksaan konjungtiva dan pemeriksaan Hb)
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan dan atau perawat dan atau
petugas gizi)
DATA DUKUNG
• Laporan hasil pelayanan yang diberikan kepada calon pengantin
• Adanya pencatatan (kohort usia reproduksi)
KRITERIA 2.
Seluruh Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca
Persalinan
DEFINISI OPERASIONAL

Puskesmas yang mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan dengan metoda cara modern (AKDR/ pil/
suntik/ kondom/ MAL/ implan/ vasektomi) dilakukan dalam kurun waktu 0-42 hari setelah ibu melahirkan.
KB Pasca Persalinan (KB PP) adalah pelayanan KB yang diberikan kepada PUS setelah persalinan sampai kurun
waktu 42 hari, dengan tujuan untuk menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan.
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan). Mempunyai minimal 2 (dua) orang tenaga
kesehatan yang kompeten yaitu :
• dokter dan atau
• bidan yang sudah mendapatkan pelatihan Contraceptive Technolgy Update (CTU)/ pelatihan keluarga
berencana (KB) / orientasi KB Pasca Persalinan (KBPP)

DATA DUKUNG
• Laporan hasil pelayanan KBPP bagi PUS (melalui data SIP)
Pelaksana Kegiatan
• Penanggung jawab kegiatan adalah pengelola program kesehatan
reproduksi / Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
• Penanggung jawab kegiatan adalah pengelola program kesehatan
reproduksi Puskesmas
• Penanggung jawab kegiatan adalah pengelola program Keluarga
Berencana Puskesmas

Tempat Pelaksanaan
▶ Dilaksanakan di Puskesmas dan jaringannya

Waktu Pelaksanaan
▶ Pelayanan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
Pencatatan dan pelaporan
• Petugas melakukan pelayanan dan mencatatkan dalam kohort kesehatan usia reproduksi dan melaporkan melalu

Waktu Pelaporan
▶ Dilaporkan setiap Bulan

Pedoman yang dipakai


▶ Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
▶ Pedoman Pelayanan KB Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan / Pedoman Pelayanan KB
ACEH (3): SUMUT (4): KALTIM (1):
Pidie,
Bireuen,
Deli Serdang,
Mandailing
Kutai
Kertanegara
SULBAR (2): Kabupaten/Kota
Polewali Mandar, SULUT (2):

Lokus AKI-AKN
Aceh Natal, Asahan, KEPRI (1): KALTARA
Utara Kota (2): Mamuju Kep. Talaud,
Nias Selatan Bolaang
Batam Nunukan, SULTENG (3):
KALTENG (2): Bulungan Banggai Mongondow Utara
RIAU (2): Kotawaringin Timur, Kepulauan, MALUT (2):
Rokan Hilir, Kota Waringin Barat Donggala, Sigi Kepulauan Sula, Kota
Pelalawan
KALBAR (1): Tidore Kep.
JAMBI (1): Kubu Raya MALUKU
SUMBAR (4): Tanjung Jabung Timur
asaman Barat, Pesisir Selatan, Agam
BABEL (2): (3):
Bangka Selatan, Belitung Timur GORONTALO
Maluku Tengah, Maluku
Tenggara, Buru

BENGKULU (2): (2):


Seluma, Bengkulu Utara SULTRA (2):
DKI JAKARTA (3): Bombana, Konawe Selatan
SUMSEL (2): Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta KALSEL
Timur, Kota Jakarta Utara (1): PAPBAR (2):
Banyu Asin, Musi Banyuasin
LAMPUNG (1): Kota Baru Manokwari, Fakfak
Kota Bandar SULSEL (1):
Lampung Gowa
PAPUA (3):
BANTEN (7): Mimika, Merauke,
Serang, Lebak, DIY (1): Asmat
JABAR (21): BALI (2):
Tangerang, Indramayu, Bogor, Garut, JATENG (14): Bantul Karang Asem,
Pandeglang, Sukabumi, Karawang, Grobogan, Tabanan
Kota Serang, Bandung, Bandung Barat, Brebes, Demak,
Kota Cilegon, Cirebon, Purwakarta, Kota Cilacap, Batang, NTB (2):
Kota Bandung, Tasikmalaya, Kota Semarang, JATIM (18): Lombok NTT (1): Pada tahun 2020 disamping daerah ini, perlu
Timor Tengah
Tangerang Bekasi, Subang, Cianjur,
Kuningan, Kota Bekasi, Kota
Banyumas,
Jember, Kota Surabaya, Pasuruan,
Bojonegoro, Banyuwangi, Sidoarjo,
Timur,
Selatan
juga di mapping kab/kota yang dianggap
Selatan Kendal, Lombok
Depok, Kota Tasikmalaya,
Pemalang,
Pamekasan, Gresik, Bondowoso,
Tengah seluruh Puskesmas diwilayahnya akan mampu
Majalengka, Mojokerto, Tulungagung, Jombang,
Sumedang, Ciamis Boyolali, Sragen, Kediri, Malang, Lumajang, Sampang, memberikan pelayanan KBPP (30% kab/kota) ---
Klaten, Blora, Situbondo, Magetan
Tegal
> untuk mencapai target
5. Harapan
HARAPAN DALAM TAN
PELAYANAN KB TERMASUK KB PASCA
PERSALINAN
Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota bersama
BKKBN Provinsi/OPD KB Kabupaten/ Kota agar:
Melakukan Konseling penyedia layanan
pemetaan KB
kemampuan
seluruh
Puskesmas
yang mampu
(SDM, sarana
prasarana, alat, Meningkatkan
dll) dan Memastika
kapasitas
memberikan n
tenaga
pelayanan KB ketersediaa
kesehatan
termasuk KBPP n alokon
dalam
khususnya
melakukan
MKJP di
pelayanan KBPP
seluruh
termasuk
fasyankes
pelaksanaan
Meningkat
Mendorong kan
klien sudah ber koordinasi
KBPP LP, LS dan
(terutama OP
MKJP) termasuk
sebelum dalam
pulang dari melakukan
fasyankes pemantaua
setelah n dan
melahirkan evaluasi
Harapan terkait pelayanan KB dimasa Pandemi

Pelayanan KB dimasa Pandemi Covid 19 harus tetap


terlaksana guna menghindari kehamilan yang tidak
terencana

Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan KB wajib


menerapkan protokol Kesehatan pencegahan penularan
covid 19 & pengaturan pasien dengan tele registrasi

Semua pihak perlu berkolaborasi dalam meningkatkan


p. engetahuan dan kepatuhan masyarakat
dalam menerapkan protokol Kesehatan
pencegahan penularan covid 19.

Tercapainya target indikator pelayanan KB KR dan


penurunan AKI & AKB
Terima kasih

@KemenkesRI Kementerian kemenkes_ri


Kesehatan
RI
61

Anda mungkin juga menyukai