Anda di halaman 1dari 53

WORKSHOP

RESERVES
Oleh
DADANG RUKMANA

Bali : 24 - 27 April 2013

DINAS PENGEMBANGAN LAPANGAN


DIVISI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN
BIDANG PENGENDALIAN PERENCANAAN
LATAR BELAKANG

Dalam pengembangan suatu lapangan baik SKK Migas maupun


KKKS memerlukan kepastian mengenai perhitungan cadangan dan
perkiraan produksi migas yang dapat dioperasikan, karena
perhitungan cadangan migas bersifat :
 Perkiraan dimana tergantung kelengkapan data, metode atau
asumsi-asumsi, personil dan alat bantu yang digunakan.
Permasalahan dalam melakukan perhitungan cadangan adalah
minimnya data-data yang tersedia atau minimnya informasi.
 Perhitungan cadangan sarat dengan interpretasi melibatkan
multidisiplin ilmu dan teknologi.
TUJUAN

• Dapat dipahami istilah/definisi/kategori/perhitungan Resources


dan Cadangan.
• Untuk menyamakan persepsi dalam melakukan evaluasi
subsurface terkait dalam penentuan kategori/klasifikasi dan
perhitungan reserves.
• Diharapkan dapat meningkatkan akurasi perkiraan cadangan
berdasarkan metoda perhitungan dan diakui secara Internasional.
• Menghindarkan kerugian negara akibat short fall produksi atau
over kapasitas karena kurang tepatnya perhitungan cadangan.

3
Tahapan Kegiatan Eksplorasi - Produksi
Sumber Daya (Resources)
EVALUASI CEKUNGAN PLAY (Identifikasi Kehadiran HC)
Phase
INDENTIFIKASI PROSPEK Eksplorasi LEAD (Identifikasi Pelamparan HC)

PROSPEK (identifikasi akumulasi HC)


PEMBORAN EKSPLORASI

DISCOVERY
RENCANA PENGEMBANGAN (Pembuktian : akumulasi HC &
Phase mengalirnya HC)
PENGEMBANGAN DAN Development RESERVES
PRODUKSI AWAL
(P1, P2, P3)
(Memproduksikan HC)
PEMBORAN INFILL DAN WORKOVERS

OPTIMASI PRODUKSI / IOR P1 =


Phase
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

SECONDARY (Water/Gas Flood) Produksi P2 & P3 =

ENHANCED OIL RECOVERY

PENURUNAN PRODUKSI LAPANGAN Phase


Akhir P1
MENINGGALKAN LAPANGAN Produksi
4
Kategori Sumber Daya & Cadangan
% Peluang dapat % Peluang untuk
% Peluang % Peluang % Peluang
mengalirnya HC dapat
kehadiran Pelamparan mendapatkan
diproduksikannya
Hidrokarbon Hidrokarbon akumulasi HC
Hidrocarbon
PLAY( * ) LEAD PROSPEK DISCOVERY RESERVES
Unlikelyhood High Est. P90 Sumuran P1 P1 (Proven
P2 P2 (Probable)
Likelyhood Base Est. P50 P3 P3 (Possible)

Most Likelyhood Low Est. P10 1C


Struktur 2C
3C
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

Perhitungan Sumber
Daya  Probability Perhitungan Cadangan 
(Pendekatan dengan Pendekatan
Monte Carlo ) deterministic

Proving UP Resources  Reserves


(Fungsi dari Penambahan Data)
Sumber : Galih W.A. 5
KONSEP MENGURANGI KETIDAK PASTIAN
(CADANGAN Vs PENGEMBANGAN LAPANGAN)

4
5

6
Discovery to Reserves

Area Prospek dg 1 sumur discovery (Secara


struktur sudah terbukti ada HC, tetapi secara isi
HC masih rendah tingkat kepastiannya)

Probability  Pendekatan dg
MonteCarlo (Tingkat
C1 Kepastian masih rendah)
C2
DISCOVERY C3
 P3
2009 © BPMIGAS – All rights reserved

P1
P2 Deterministic
(Tingkat Kepastian sangat tinggi)
P3
PEMBAGIAN AREA KATEGORI CADANGAN
Berdasarkan Radius Sumur

 Area Cadangan : Proven,


Probable dan Possible
didasarkan atas radius Sumur
 Diluar Area Cadangan : Masuk
Kategori Sumber Daya
Ult.R.R (Resources)
Np P1
Khusus untuk POP, cadangan
P2 dihitung hanya area P1, diluar area
P1 masuk Kategori Sumber Daya
(Resources)
P3

Peta Net Pay


8
ATURAN DAN KETENTUAN YANG
TERKAIT DENGAN CADANGAN MIGAS
• PP 35 Tahun 2004 Pasal 39 Ayat 1 : Kontraktor wajib melaporkan penemuan dan
hasil sertifikasi cadangan Minyak dan/atau Gas Bumi kepada Menteri melalui
Badan Pelaksana.
• Kontraktor (K3S) wajib melaporkan cadangan setiap awal tahun (Annual
Reserves Report) kepada Ditjen Migas dan BPMIGAS
• Surat Edaran dari Kepala BPMIGAS tahun 2005 No 538/BP00000/2005-S1
perihal Pedoman Pelaksanaan Studi GGR dan Sertifikasi Cadangan Migas :
 Setiap usulan studi GGR dan sertifikasi cadangan harus mendapat
persetujuan dari BPMIGAS.
 Khusus keperluan sertifikasi cadangan oleh konsultan independent,
penyampaikan data untuk keperluan perhitungan (parameter) harus
mendapat persetujuan dari BPMIGAS.
 Laporan akhir (final report) studi GGR dan sertifikasi cadangan agar
diserahkan ke BPMIGAS. Data-data dan dokumen yang dipergunakan oleh
konsultan independen tsb harus dikembalikan ke K3S yg bersangkutan. 9
ATURAN DAN KETENTUAN YANG TERKAIT
DENGAN CADANGAN MIGAS
• Surat edaran dari Deputi Perencanaan BPMIGAS tahun 2006 No
136/BPA0000/2006-S1 perihal Pedoman Penyempurnaan Sertifikasi Cadangan
Migas :
 Setiap usulan sertifikasi cadangan, harus disampaikan dan didiskusikan
terlebih dahulu dengan fungsi terkait BPMIGAS.
 Kelengkapan data dalam evaluasi geologi dan geofisika harus menyertakan
pemodelan geologi dan pemodelan geofisika dan harus mendapat
persetujuan BPMIGAS sebelum melangkah ke evaluasi subsurface lainnya.
 Sertifikasi final oleh pihak independen baru dapat dilakukan setelah
dikonsultasikan dengan BPMIGAS.
• Keputusan Manajemen BPMIGAS tahun 2008 bahwa setiap sertifikasi cadangan
harus dilakukan oleh lembaga independen dalam Negeri.
• Sebelum melakukan kegiatan studi GGR dan Sertifikasi harus mendapatkan ijin
disclose data dari Ditjen Migas
10
KLASIFIKASI CADANGAN & DEFINISI PRMS 2007

Klasifikasi Cadangan dan Resources berdasarkan Petroleum Resources Management


System (PRMS 2007)

11
Definisi Cadangan Berdasarkan PRMS 2007
Terpenuhi :
 Secara Komersial / memiliki komitmen dan Ekonomi
 Peraturan Pemerintah
 Memenuhi aspek : Sosial, Lingkungan dan Hukum

Iya Tidak

RESERVES Contingent
Resources

Jumlah cadangan migas yang telah dianalisa secara ilmu


kebumian dan didukung oleh data teknik untuk
diambil/diproduksikan 12
KLASIFIKASI CADANGAN & DEFINISI PRMS 2007
• Definisi Cadangan berdasarkan PRMS 2007 adalah jumlah cadangan migas yang
telah dianalisa baik secara ilmu kebumian dan didukung oleh data teknik untuk
diambil/diproduksikan secara komersial, pada jangka watu tertentu , dari reservoir
yang diketahui dan di bawah definisi kondisi ekonomi, metode operasi, dan
peraturan pemerintah.

Pengertian Komersial
Ketika sebuah proyek pengembangan dan produksi atas suatu akumulasi migas
dikatakan komersial, maka dapat dianggap bahwa kondisi‐kondisi sosial,
lingkungan, dan ekonomi untuk proyek tersebut telah terpenuhi secara esensial,
termasuk didalamnya kondisi‐kondisi politik, hukum, peraturan, dan kontraktual.
Sebagai tambahan, sebuah proyek dapat dikatakan komersial jika memiliki
komitmen bagi pelaksanaan pengembangan dan produksinya dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama.

• Diluar definisi tsb maka cadangan dikategorikan sebagai Contingent Resources


(Sub-Commercial) yang diklasifikasikan sebagai C1, C2, dan C3 karena belum
dianggap sebagai cadangan yang siap diproduksikan namun memiliki potensi
untuk diproduksikan dikemudian hari apabila telah dinyatakan komersial. 13
Permasalahan dari Definisi PRMS 2007 Dalam
Pengembangan Lapangan Gas Baru

Contingent
Resources

Iya
Buyer
Buyer menginginkan
Volume HC sudah dalam
bentuk Cadangan
RESERVES

Volume HC harus dalam


bentuk Cadangan
POD
POD disetujui/akan disetujui
Permasalahan dari Definisi PRMS 2007
Berdasarkan PRMS 2007 Cadangan yang di hitung sampai dengan Kontrak dari suatu
lapangan atau Blok.
Reserve Contingent
Resources

Kenapa ini tidak


dikategorikan sebagai
Reserve ???

Ekonomi
Limit

Habis
Kontrak

15
KLASIFIKASI CADANGAN & DEFINISI PRMS 2007
Apabila definisi dan klasifikasi PRMS 2007 diterapkan oleh SKK Migas
untuk perhitungan cadangan K3S di Indonesia, maka akan berdampak
positif dan juga negatif.

Dampak Positif :
 Terjadi pengelompokan cadangan yang komersial maupun sub-
komersial.
 Data cadangan yang ditampilkan mencerminkan kondisi yang lebih
realistis dengan derajat kepastian cadangan yang baik.
 Dapat memudahkan bagi SKK Migas & K3S dalam membuat
rencana kerja & biaya (WP&B) atau untuk proyek jangka pendek.
 Cadangan yang terhitung sangat cocok sebagai penjamin bagi bank.

16
KLASIFIKASI CADANGAN & DEFINISI PRMS 2007
Dampak Negatif :
 Penemuan lapangan baru akan sulit untuk segera dikembangkan,
karena perhitungan cadangan dikaitkan dengan komersialitas .
 Perhitungan cadangan akan turun drastis bagi lapangan yang belum
memiliki : rencana pemboran atau rencana pengembangan (Project)
atau belum ada pembeli untuk lapangan gas.
 Perubahan klasifikasi cadangan sangat cepat dan lebih rumit,
sehingga kurang cocok untuk pelaporan cadangan tahunan.
 Sertifikasi cadangan suatu lapangan harus dilakukan setiap saat
(contohnya ketika ada perubahan rencana pengembangan/
pemboran atau bahkan adanya perubahan kegiatan workover).
 Klasifikasi & definisi cadangan versi PRMS 2007 hasilnya tidak bisa
dijadikan acuan untuk pengembangan jangka panjang.

17
Confidential
Contoh Hasil Perhitungan CADANGAN
berdasarkan PRMS 2007
Jika definisi dan klasifikasi cadangan versi PRSM 2007 diterapkan secara
Nasional, akan berdampak pada pengurangan cadangan nasional cukup besar
60%.

Hasil sertifikasi dari 10 Lapangan di salah satu K3S oleh Institusi LN (tidak cost
recovery) dengan dasar PRMS 2007 menunjukkan cadangan 2P berkurang
sebanyak 65% dari perhitungan inhouse sendiri.

Contoh hasil sertifikasi salah satu lapangan di K3S


Gas Volume GCA GCA GCA Inhouse
(MMscf) Low Case Mid Case High Case (2P)

Estimated EUR 77,814 174,019 311,200 343,290

Contingent 1C = 3,597 2C = 3C = 29,323 0


Resources 13,386
18
USULAN KLASIFIKASI CADANGAN DARI IATMI

Produksi Tingkat Kepastian Project

K o m e r s ia l
BERPRODUKSI

T in g k a t K e m u n g k in a n U n tu k E k o n o m is
Cadangan Definitif
1P 2P 3P
DISETUJUI UNTUK PENGEMBANGAN
D is c o v e re d P IIP

PENGEMBANGAN TERTUNDA
P ra - K o m e r s ia l

PENGEMBANGAN BELUM JELAS

Cadangan Kontinjen
1CK 2CK 3CK PENGEMBANGAN BELUM LAYAK

PENEMUAN EKSPLORASI/PERIODE

TRANSISI
"Unrecoverable"

Tingkat ketidakpastian

19
USULAN KLASIFIKASI CADANGAN DARI IATMI
Cadangan Definitif (Reserves) :
Kuantitas migas yang dapat diproduksikan secara komersial berdasarkan aplikasi sebuah
proyek pengembangan.
Cadangan harus memenuhi kriteria :
 Telah ditemukan (discovered),
 Dapat diambil (recoverable),
 Memenuhi syarat komersialitas (commercial)
Cadangan Kontinjen:
Suatu kuantitas migas diperkirakan secara potensial dapat diperoleh akan tetapi tingkat
komersialitas belum memadai karena masihn adanya kondisi belum dapat dipenuhi.

Komersial :
Proyek pengembangan untuk memproduksikan suatu akumulasi migas telah memenuhi
kajian teknis, keekonomian serta kondisi-kondisi sosial dan lingkungan.
Kajian teknis dan keekonomian dapat dilakukan oleh evaluator independen dan/atau operator
atas persetujuan pemerintah.
20
KLASIFIKASI CADANGAN
Klasifikasi Cadangan yang digunakan oleh SKK Migas dan Ditjen
Migas mengacu kepada SPE 2001 /AAPG/WPC/SPEE yang

Annual Reserves Report


dimodifikasi berdasarkan karakter reservoar di Indonesia.
Reserves

Proved Probable Possible


Estimate Estimate Estimate

Developed Undeveloped

90%P1 + 50%P2 Or 90% P1

POD
Ekonomis Tidak Ekonomis

Hasil Forum di Bali (“Penyamaan Persepsi Kategori & Perhitungan cadangan “) telah disepakati BPMIGAS-Ditjen
Migas – Pertamina bahwa klasifikasi cadangan dari PRMS 2007 (SPE 2007) sampai saat ini belum bisa dipakai
21
dalam POD atau dalam pelaporan cadangan tahunan (Annual Reserves Report).
KLASIFIKASI CADANGAN
(berdasarkan tingkat-tingkat pengembangan)

Aktif
CADANGAN MIGAS
Dikembangkan

Pasti
Tdk.Aktif
Primer
Mungkin Blm.Dikembangkan

Sekunder Harapan Tingkat Produktivitas


Status Pengembangan

Tahapan Produksi Tingkat Kepastian

Klasifikasi cadangan yang lebih terperinci dapat dilakukan per formasi atau per lapisan
22
Hubungan Cadangan dengan Produksi
PERKEMBANGAN CADANGAN
 Ada korelasi yang jelas, cadangan turun
Million barrels

maka produksi juga akan turun.


 Apabila produksi bertahan tetap atau
meningkat, maka cadangan harus tetap
atau meningkat.
 Cadangan menurun karena Reserves
Replacement Ratio < 1.
 Kontribusi cadangan minyak nasional
berasal dari lapangan yang sudah
Mature.

Penurunan Cadangan Proven


sebesar 4 %/tahun

2%
23
DEFINISI CADANGAN SKK Migas
Perkiraan jumlah hidrokarbon yang terdapat didalam
reservoar yang dapat diproduksikan dengan
menggunakan teknologi yang tersedia pada saat ini
sesuai dengan kondisi lapangan.

Cadangan Proven Status 01/01/2010

Cumulative Production Ultimate


(Produksi Kumulatif) Original
22.3 Recoverable Reserve
Remaining Reserve (Pengambilan Maksimum) Oil/Gas In
(Cadangan) Place
3.7
(OOIP/OGIP)
Awal Isi Minyak/Gas
Remaining Inplace
43.7 (Sisa Awal Isi di Tempat)
di Tempat
Potensi Hidrokarbon tahap lanjut

24
Satuan : Milyar Barel
Definisi dan Penentuan Kriteria Cadangan
Cadangan Pasti (”Proven Reserve”) :
Perkiraan jumlah hidrokarbon yang ditemukan di dalam batuan
reservoar yang terbukti dapat diproduksikan dengan meng-gunakan
teknologi yang tersedia dengan tingkat keyakinan 90% berdasarkan
data log sumur, geologi dan keteknikan reservoar serta didukung oleh
produksi aktual atau uji alir produksi.

Proven = P1 ≠ P90
Cadangan Mungkin (”Probable Reserve”) :
Perkiraan jumlah hidrokarbon yang ditemukan di dalam batuan
reservoar yang mungkin dapat diproduksikan dengan menggunakan
teknologi yang tersedia dengan tingkat keyakinan 50% berdasarkan
data log sumur, geologi dan keteknikan reservoar tetapi tidak/belum
didukung oleh produksi aktual atau uji alir produksi.

Probable = P2, 2P = P1 + P2, 2P ≠ P50 25


Definisi dan Penentuan Kriteria Cadangan

Cadangan Harapan (”Possible Reserve”) :

Perkiraan jumlah hidrokarbon yang ditemukan di dalam batuan


reservoar yang diharapkan dapat diproduksikan dengan menggunakan
teknologi yang tersedia dengan tingkat keyakinan 10% berdasarkan
korelasi data geologi, geofisika, keteknikan reservoar dan tidak/belum
ada data sumur.

Possible = P3, 3P = P1 + P2 + P3, 3P ≠ P10

Kriteria cadangan dapat menggunakan analogi tetapi harus dilihat kasus per
kasus dan ada kesepakan dengan SKK Migas, syarat :
 Ada data test (DST) dan harus dalam system yang sama (memiliki contact
yang sama)
 Memiliki karakteristif yang sama/hampir sama
 Memiliki data-data yang lengkap misalkan seismic sudah 3D (ada attribut
seismic), data-data core lengkap dll.
 Succes Ratio > 80% pada area tsb. 26
Definisi dan Penentuan Kriteria Cadangan

BLOK D
BLOK A BLOK B BLOK C
Sumur 2 Sumur 5
Sumur 1 Sumur 3 Sumur 4

R 1

R 2
Tengah
R 3
Tengah
Barat Timur Barat Timur
Barat Tengah Timur

Interpretasi Log
DST
Produksi
Prospek 27
PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN
Batas P1, P2 dan P3 secara vertikal
• Batas P1 (Proven) :
 Berdasarkan batas Oil Water Contact (OWC) atau Gas Water
Contact (GWC) dimana batas fluida harus ditunjang dengan data
uji alir produksi, interpretasi petrofisik dan didukung dengan
pressure gradient minyak/gas dengan air .
 Apabila OWC atau GWC dapat ditentukan secara pasti maka tidak
ada batas P2 maupun batas P3 secara vertical dalam reservoar
yang sama.
 Jika Contact tidak ditemukan maka batas P1 adalah batas bawah
interval test produksi (DST).
 Apabila Resistivity dibawah test produksi (DST) menunjukkan lebih
besar dan didukung dengan properti bagus maka batas P1 bisa
sampai Lowest Known Oil (LKO) atau Lowest Known Gas (LKG). 28
PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN
Batas P1, P2 dan P3 secara vertikal

• Batas area P2 (Probable) :


 Batas antara P1 (lowest tested) s/d batas (LKO/LKG).
 Jika batas P1 ada di LKO/LKG (lowest tested = LKO/LKG)
maka batas P2 berada antara batas P1 s/d setengah antara
batas vertikal P1 dengan spill point korelasi antar sumur
atau Highest Known Water (HKW).
• Batas P3 (Possible) :
Batas antara P2 s/d spill point korelasi antar sumur atau
Highest Known Water (HKW)

29
PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN BERDASARKAN SUMURAN
(Secara Vertikal)

Ilustrasi - 1
Batas P1 secara vertikal dapat ditentukan berdasarkan
tes produksi
batas fluida (OWC/GWC), dimana batas fluida harus
mengalir gas
ditunjang dengan data uji alir produksi, interpretasi
petrofisik dan didukung dengan pressure gradient

Proven

GWC

tes produksi
mengalir air
30
PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN BERDASARKAN SUMURAN
(Secara Vertikal)

GR RT Ilustrasi - 2 GR RT

???
A Proven
Probable A
atau
Probable

tes prod.

Proven
B
B Proven
tes prod.

Probable
Probable
LKO 31
LKO
PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN
Batas P1, P2 dan P3 secara areal
• Batas P1 (Proven)
 1.5 x Radius Investigasi hasil dari uji alir produksi (DST) pada lapisan/zona
yang terwakili.
 1.5 x Radius pengurasan yang dihitung berdasarkan analisa decline profile
produksi untuk sumur yang telah berproduksi.
 Apabila tidak tersedia data uji alir produksi(DST) yang memadai maka perkiraan
batas area Proven (P1) mak 250 m untuk reservoir minyak dg API di atas 300,
sedangkan untuk reservoir gas maksimum 750 m dengan pemahaman
penyebaran secara lateral yang sangat baik.

• Batas area 2P (Proven + Probable)


 2.5 x Radius area P1 (Proven).
 Apabila dalam area P1 terpotong oleh facies berbeda atau adanya patahan
maka area yang terpotong pada posisi tidak ada data sumur dikategorikan
sebagai P2

• Di luar area 2P pada struktur yg sama sebagai area Possible 32(P3).


PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN BERDASARKAN SUMURAN
(Secara Areal)
Ilustrasi - 1
 Area-1 berada pada facies Area -1
Inner Platform telah dibor 2 Proven
sumur dan di tes produksi
dikategorikan sebagai area
Proven.
 Area-2 berada pada facies
Lagoon belum ada sumur, Area 2
dari analisa well test radius Probable
investigasi dapat
menjangkau area 2
dikategorikan sebagai
Probable
LKG

Area 3
Possible
33
PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN BERDASARKAN SUMURAN
(Secara Areal)
Ilustrasi - 2
Area Proven terpotong P3
oleh patahan, area yang
terpotong pada posisi tidak
ada data sumur
dikategorikan sebagai P2

LKO

P1

P2
Peta Net Pay.
Peta Net Pay
34
PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN BERDASARKAN SUMURAN
(Secara Areal)
Ilustrasi - 3
Untuk Sumur yang telah berproduksi,
area proven bisa dihitung berdasarkan
1.5x radius pengurasan sumur. Radius
LKO
pengurasan sumur hasil dari penarikan
decline analysis pada profile produksi
sampai dengan ekonomi limit.
Ult.R.R
Np P1

Ult.R.R
P2

Peta Net Pay


35
PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN BERDASARKAN SUMURAN
(Secara Areal dan Vertikal)

Ilustrasi - 1
 Area P1 minyak berdasarkan radius masing-
masing sumur 250 m atau 1.5 x Radius
Investigasi
Well 1
 Area 2P sebesar 2.5 x area P1 atau batas 250 m

POSSIBLE AREA
terbawah dari LKO. Well 2 Well 3

PROVEN

LKO WOC ?

36
PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN BERDASARKAN SUMURAN
(Secara Areal dan Vertikal)

Ilustrasi 2 Radius investigasi dapat


dianalogikan dengan pengertian
 Area P1 minyak berdasarkan radius masing- properti petrofisik minimal sama
masing sumur 250 m atau 1.5 x Radius investigasi. dengan sumur yang memiliki data
Jika ada sumur hasil dari tes menunjukkan radius test pada reservoar yang sama
investigasi lebih besar dari 250 m maka area P1
bisa digunakan hanya untuk area sumur tsb,
contoh sumur 2.
Well 1
 Area 2P sebesar 2.5 x area P1 atau batas 250 m

POSSIBLE AREA
terbawah dari LKO .
Well 2 Well 3
PROVEN

LKO WOC ?

37
PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN BERDASARKAN SUMURAN
(Secara Areal dan Vertikal)

Ilustrasi 3
 Jika Area P1 berdasarkan radius masing-masing
sumur 250 m (1.5 x radius investigasi) saling
bersinggungan, maka area P1 dihitung
berdasarkan kontur terluar yang bersinggungan
dengan area P1 sumuran tsb.
 Area 2P sebesar 2.5 x area P1 atau batas
terbawah dari LKO.
Well 1
250 m

POSSIBLE AREA
Well 1
Well 2 Well 3 Well 2 Well 3

250 m PROVEN

LKO WOC ?

PROVEN
PROBABLE
LKO
POSSIBLE
WOC ?
38
PEMBAGIAN KATEGORI CADANGAN BERDASARKAN SUMURAN
(Secara Areal dan Vertikal)

Ilustrasi 4
 Jika Area P1 berdasarkan radius masing-masing
sumur 250 m (1.5 x radius investigasi) saling
bersinggungan dan ada salah satu sumur dimana
lowest tested berada dibawah kontur yang
bersinggungan, maka area P1 dihitung
berdasarkan kontur terluar yang sama dengan
kedalaman lowest tested. Well 1

 Area 2P sebesar 2.5 x area P1 atau batas 250 m

POSSIBLE AREA
terbawah dari LKO. Well 2 Well 3

PROVEN
LKO WOC ?

39
METODE PERHITUNGAN IN PLACE
(Secara Umum)

OOIP (Original Oil In Place) atau OGIP (Original Gas In Place)


Secara umum metode yang sering digunakan :
• Pendekatan secara Deterministic :
 Pendekatan secara Stochastic (Geostatistic) :
Yaitu pemodelan geologi reservoar dengan mendistribusikan property
berdasarkan kaidah-kaidah statistik dengan memperhitungan jarak, koordinat
dan kedalaman suatu data.
 Volumetrik secara konvensional :
Yaitu memetakan secara 2D data-data Net Pay, Porosity, Saturation dari hasil
interpretasi log. Pendekatan lainnya yaitu membuat peta Iso-HPV
(Hydrocarbon pore volume) .
HPV = Net-pay * Por * Saturasi HK (tiap-tiap zonasi )

40
METODE PERHITUNGAN IN PLACE
(Secara Umum)
• Pendekatan secara Probability :
 Pendekatan dengan MonteCarlo :
Yaitu motode statistik secara probalistik yang menggunakan angka random
dengan batasan-batasan data tertentu (min, max dan rata-rata) tanpa
memperhitungkan jarak, koordinat dan kedalaman.
 Pendekatan secara Probability hasil dari Geostatistic :
Yaitu inplace hasil dari beberapa realisasi geostatistik dibuatkan probalility
dan menghasilkan P10, P50 dan P90.
• Pendekatan dengan Material Balance:
 Analitic Material Balance
F = N(Eo + mEg + Efw) + We (untuk reservoar Minyak)
F = Gp(Eg + Efw) + We (untuk reservoar Gas)
 Conventional Material Balance
P/Z=(1-Gp/G ) Pi /Zi atau P/Z vs Gp (untuk reservoar Gas)
41
METODE PERHITUNGAN IN PLACE
(Untuk Usulan POD)
Syarat perhitungan In Place untuk usulan POD, sbb :
• Didukung dengan Peta struktur, Netpay dan atau HPV.
• Terbagi atas area proven, probable, possible dan batas fluida (OWC/GWC/OGC )
atau LKO/LKG.
• Titik lokasi rencana pemboran terpetakan didalam model geologi : peta struktur,
peta Netpay /HPV, peta Sw, peta porosity, peta permeability dll.
Memperkirakan in place harus mengintegrasikan berbagai data :
• Geologi regional, geometri dan batas cebakan yang merupakan hasil analisis data
seismik.
• Karakteristik reservoar untuk menentukan besaran volume pori : distribusi
fasies/flow unit serta karakteristik fungsi-fungsi petrofisik reservoir.
• Hasil kajian geologi dan reservoir untuk menentukan kedalaman kontak fluida,
kualitas reservoir, tipe fluida sebagai kontrol besaran saturasi fluida.
• Besaran inplace telah terintegrasi dengan bubble map produksi (jika sudah
berproduksi)
42
METODE PERHITUNGAN IN PLACE
(Untuk Usulan POD)
Metode yang digunakan untuk perhitungan In Place, sbb :
• Deterministic : volumetrik conventional atau 3D Model geostatistik
(stochastic), metode ini sangat dianjurkan.
• Pendekatan secara probability hasil dari 3D Model geostatistic, boleh
dilakukan.
• Pendekatan secara probalility dengan MonteCarlo, tidak direkomendasikan
(hanya untuk pembanding).
• Material Balance dapat digunakan apabila didukung dengan peta model
geologi reservoar dan memiliki data produksi-tekanan cukup memadai, yaitu :
 Analitic material balance dengan perbandingan produksi terhadap Inplace
(Gp / Inplace) > 30%.
 Conventional material balance (P/Z vs Gp) dengan perbandingan
produksi terhadap Inpalce (Gp / Inplace) > 50%.

43
METODE PERHITUNGAN IN PLACE
(Tidak dianjuarkan dalam usulan POD)
Metode Perhitungan In Place secara probalility dengan MonteCarlo tidak
direkomendasikan, karena :
• Tanpa didukung dengan peta model geologi dan geofisik akan sulit menentukan
area proven, probable dan possible.
• Metode ini cocok dalam memperkirakan potensi suatu lapangan yang status masih
eksplorasi dimana data pendukung sangat kurang.

Metode Perhitungan gas In Place dengan material balance secara conventional


tidak direkomendasikan apabila data produksi tidak memadai, karena :
• Faktor ketidak pastian sangat tinggi dengan faktor kesalahan bisa mencapai 52%.
• In-place hasil plot P/Z vs Gp sangat tergantung pada mekanisme pendorong
reservoar (Water drive, depletion dan abnormar pressure) dan plot P/Z vs Gp per
sumur atau per reservoar atau perlapangan akan menghasilkan perhitungan in-
place yang berbeda-beda.
• Penentuan faktor deviasi gas (Z) tergantung metode yang dipakai metode standing
lebih optimis dibandingkan dengan metode dranchuk.
• Data produksi dan tekanan harus cukup memadai. 44
METODE PERHITUNGAN IN PLACE
(Berdasarkan P/Z vs Gp )
Hasil Gas in-place berdasarkan material balance conventional :
 Menyebabkan faktor kesalahan bisa mencapai 52%.

 Tergantung mekanisme pendorong reservoar.

45
Perbandingan Inplace hasil dari P/Z (Conventional), MBAL
dan Volumetric pada Lapangan di Bangladesh
Perhitungan Gas Inplace di Lapangan Bangladesh hasil studi dari Zaved Choudhury seorang
Manager Reservoir Engineering pada Petrobangla. Inplace hasil perhitungan material balance
P/Z vs Gp sangat optimiis jika dibandingkan dengan hasil Volumetrik, hal tsb karena Gp/Inplace
< 50% belum bisa dipakai untuk menentukan Inplace.
TITAS FIELD

Habiganj Upper Sand

46
Perhitungan Gas Inplace dengan
Material Balance Conventional (P/Z vs Gp)
Hasil perhitungan gas inplace dengan material balance conventional dapat digunakan dalam
pengajuan POD jika Gp/Inplace > 50%. Gambar dibawah ini hasil perhitungan gas Inplace
sebesar 266 Bscf dengan P/Z dimana Gp/Inplace = 76%, memberikan hasil yang sangat pasti
dan mendekati dengan hasil Volumetrik sebesar 262 Bscf .

47
PENENTUAN RF & CADANGAN HIDROKARBON
(Untuk Usulan POD)
Metode yang dapat dipakai untuk menghitung Recovery factor (RF) dan cadangan
hidrokarbon dalam usulan POD, sbb :

• Simulasi Reservoar, yaitu model geologi yang terintegrasi dengan seismik,


petrophysic dan reservoar telah teruji keakuratannya dengan data produksi dan
tekanan. Metode ini sangat dianjurkan dan dapat digunakan pada semua tahap
pengembangan lapangan.
• Material balance analitic, yaitu mirip dengan model simulasi tetapi jumlah grid
lebih sederhana dan diwakili dengan tank model. Metode ini dapat dilakukan baik
untuk reservoar minyak maupun reservoar gas apabila simulasi reservoar tidak
dilakukan dengan syarat perhitungan inplace berdasarkan model geologi
(Volumetrik) dan telah memiliki peta pendukung seperti peta netpay, porosity, sw,
permeabilitas serta rock region untuk masing-masing lapisan dan harus
dimodelkan beberapa tank model yang mencerminkan perbedaan karakteristik
reservoar seperti rock region/flow unit/property yang berbeda baik secara lateral
maupun vertikal.

48
PENENTUAN RF DAN CADANGAN HIDROKARBON
(Untuk Usulan POD)
• Material balance conventional, yaitu perhitungan cadangan atau RF berdasarkan
P/Z dapat dilakukan dengan syarat :
 Metode ini harus telah memiliki data produksi dan tekanan yang memadai
telah dimilikinya lebih dari 50% kumulatif produksi dari total perhitungan awal
minyak/gas ditempat, memiliki dan mengintegrasikan data analisa fluida dan
analisa batuan yang mewakili sebaran pelamparan lateral dan vertical
reservoir.
 Analisa P/Z per reservoar/per compartment/lapisan bukan per lapangan.
 Memiliki data-data PVT yang memadai dan tidak bisa dianalogikan dengan
lapangan sekitarnya.
Metode ini dapat dilakukan apabila metode simulasi reservoir atau metode
materila balance secara analitik (tank model) tidak bisa dilakukan dengan
pertimbangan data tidak cukup mendukung atau jumlah reservoar cukup banyak
atau pertimbangan lain.
• Decline curve, dapat dilakukan dengan syarat :
 Reservoir telah memiliki data produksi dan tekanan yang memadai, lapangan
telah memasuki tahanan kondisi produksi yang telah mature (telah melampaui
titik tertinggi dari kemampuan produksi).
 Analisa decline curve harus dilakukan per reservoar atau per sector. 49
Perhitungan Cadangan untuk POP dan POD/POFD
• Perhitungan perkiraan cadangan sampai konstrain (batas) ekonomik limit yang berasal dari
seluruh lapisan yang ada, sedangkan untuk keperluan perhitungan prediksi produksi dan
perhitungan keekonomian untuk pengembangan lapangan pada POP/POD/POFD,
cadangan menggunakan :
 Cadangan berasal dari lapisan yang akan di produksikan.
 Apabila prediksi produksi terpotong oleh kontrak,maka perhitungan cadangan dan
perkiraan produksi s/d kontrak habis.
• Klasifikasi cadangan yang akan digunakan untuk usulan POD sudah menggunakan
klasifikasi P1, P2 dan P3 dengan mengacu pada konsep deterministic.

Habis Kontrak
Ekonomi
Limit

50
Perkiraan Cadangan untuk POP dan POD/POFD
Perkiraan cadangan yang digunakan untuk prediksi produksi
untuk keperluaan perhitungan keekonomian pada usulan POP
dan POD/POFD dihitung berdasarkan :
• POP (Put On Production) : 90% P1
• POD (Plan of Development) :
 Minyak = 90% P1 + 50% P2
 Gas Pipa = 90% P1 + 50% P2
 Gas LNG = 90% P1, 50%P2 bisa digunakan untuk gas domestik

• POFD (Plan of Further Development) dari lapangan yang


sudah produksi :
 Minyak = 90% P1 (Sisa Cadangan) + 50% P2
 Gas Pipa = 90% P1 (Sisa Cadangan) + 50% P2
 Gas LNG = 90% P1 (Sisa Cadangan)
51
KLASIFIKASI CADANGAN
Dalam Buku Laporan Cadangan Tahunan (Annual Reserves Report)

• Berdasarkan tingkat kepastian :


 Cadangan Pasti (Proven Reserve)
 Cadangan Mungkin (Probable reserve)
 Cadangan Harapan (Possible Reserve)

• Berdasarkan Status Produksi


 Cadangan Dari Lap. Sudah Berproduksi
 Cadangan Dari Lap. Belum Berproduksi

Di dalam Pelaporan Cadangan Tahunan sudah tidak menggunakan lagi istilah :


• P90, P50 dan P10
• Low, Most likely dan High 52
53

Anda mungkin juga menyukai