Anda di halaman 1dari 49

SKRIPSI

Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Komputer dan


Jaringan Dasar Siswa Kelas X SMK Negeri Motongkad

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada jurusan pendidikan teknologi informasi dan komunikasi
universitas negeri manado

Oleh :
Mohamad Rafdi Riziq
17208097

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
2022
i
LEMBAR PENGESAHAN

Diterima dan disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk diajukan kepada Panitia

Ujian Sarjana Jurusan Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Fakulas Teknik

Universitas Negeri Manado.

Tondano, Agustus 2022

Dekan Ketua
Fakultas Teknik Jurusan PTIK

Dr. Eddy D. R. Kembuan, Mpd Alfrina Mewengkang, S.Kom, M.Eng


NIP.19620729 198803 1 001 NIP. 19890115 201404 2 002

Tim Penguji :

1. Peggy Veronica Togas, S.T, DEA (............................................)

2. Alfrina Mewengkang, S.Kom, M.Eng (............................................)

3. Drs. Djafar Wonggo, MT (............................................)

4. Olivia E. S. Liando, ST, M.Sc, M.Pd (............................................)

5. Prof. Dr.Ir. V.R.Palilingan, M.Eng (............................................)

ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mohamad Rafdi Riziq

NIM : 17 208 097

Jurusan : Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Judul Skripsi : “Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil

Belajar Komputer dan Jaringan Dasar Siswa Kelas X SMK

Negeri Motongkad”

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak mengandung karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis yang dirujuk dalam naskah ini

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Dalam pernyataan ini dibuat dengan benar dan apabila dikemudian hari terdapat

hal-hal yang tidak sesuai dengan pernyataan ini saya bersedia menerima sanksi sesuai

dengan aturan yang berlaku.

Tondano, September 2022

Mohamad Rafdi Riziq


NIM : 17 208 097

iii
Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajara Komputer dan
Jaringan Dasar Siswa Kelas X SMK Negeri Manado

Oleh :
Mohamad Rafdi Riziq
17208097

Dosen Pembimbing :
1. Peggy Veronica Togas, ST, DEA
2. Alfrina Mewengkang, S. Kom, M.Eng

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui Pengaruh Pembelajaran Blended Learning


terhadap hasil belajar Komputer dan Jaringan Dasar Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri
Motongkad. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental design. Jumlah
populasi yang diambil adalah seluruh siswa Kelas X TKJ SMK Negeri Motongkad yang
berjumlah 32 siswa. Nilai rata-rata skor tes awal pret-Test sebelum diberikan perlakuan
adalah 61.375. nilai skor minimum 50 dan maksimum 75. untuk tes akhir post-Test yang
menggunakan pembelajaran Blended Learning memperoleh peningkatan nilai rata-rata
84.90625 nilai skor minimum 75 dan maksimum 95. dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan pembelajaran Blended Learning berpengaruh terhadap hasil belajar
Komputer dan Jaringan Dasar Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri Motongkad.

Kata Kunci : Blended Learning, Hasil Belajar, Komputer dan Jaringan Dasar.

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Hidup kita itu suda di atur oleh yang maha kuasa, maka jalanilah hidup kita
dengan sebaik-baiknya maka hasilnya akan baik pula

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan terima kasi, Skripsi ini kupersembahkan kepada :
 Allah Subhanallahu Wata’ala, Tuhanku
 Nabi Muhammad Salallahu Walaihi Wasalam, Nabiku
 Al-Qur’an, Pedoman hidupku
 Mama, Papa, Kaka dan Adik tercinta
 Keluarga besar (Oma, Opa, Om, Tante, Keponakan)
 Sahabat-sahabat, teman-teman, dan orang terdekat
 Almamaterku jurusan PTIK FATEK UNIMA

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanallahu Wa Ta’alla, Karena hanya dengan izin
dan serta-nyalah semata, Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pembelajaran Blended Learning terhadap hasil belajar Komputer dan Jaringan Dasar
Siswa Kelas X SMK Negeri Motongkad” dengan baik.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, arahan dan
bimbingan banyak pihak. Oleh sebab itu penulis ingin sampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Negeri Manado
2. Dr. Eddy D. R. Kembuan, Mpd Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Manado
3. Drs. Djafar Wonggo, MT, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas

Negeri Manado.

4. Peggy Veronica Togas ST, DEA selaku Pembimbing I Skripsi yang membantu
dan memberi masukan selama studi dan penyelesaian skripsi.
5. Alfrina Mewengkang, S.Kom, M.Eng selaku Ketua Jurusan PTIK dan Pembimbing
II Skripsi yang tidak henti-hentinya membantu dan memberi masukan selama
penyelesaian skripsi.
6. Para Dosen penguji seminar Skripsi dan seminar Hasil atas kritik dan saran serta
penilaian yang telah diberikan.
7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado, yang
tpelah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung selama
proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
8. Darto Tatambihe, ST, selaku Kepada Sekolah SMK Negeri Motongkad.
9. Seluruh staf guru dan siswa-siswa di SMK Negeri Motongkad.

vi
10. Mama, Papa, kakak-kakakku yang tak henti – hentinya memberikan dukungan dan
bantuan. Terima kasih atas segala usaha dalam membesarkan, membimbing, dan
mendoakan untuk keberhasilan dalam perkuliahan.
11. Teman–teman seperjuangan ankatan 2017 yang selalu memberikan semangat,
dukungan, nasihat, dan doa.
12. Teman-teman kos yang selalu memberikan dukungan : Aldi, Awa, Hardi, Dandi,
Jovan, Febian, Arik, Randi dan Ivan
13. Semua pihak terkait yang telah memberikan bantuan pada penyelesaian
Skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu. Semoga Tuhan Membalas semua
kebaikan kalian.

Skripsi ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diharapkan saran,
kritik dan masukan yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat dan memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca.

Todano, September 2022

Penulis,
Mohamad Rafdi Riziq
NIM. 17 208 097

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN................................................Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN................................................iError! Bookmark not defined.

ABSTRAK...........................................................................................................................iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................................v

KATA PENGANTAR..........................................................................................................vi

DAFTAR ISI.......................................................................................................................vii

DAFTAR TABEL................................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1


B. Intifikasi Masalah…………………………………………………………………….4
C. Batasan Masalah……………………………………………………………………...4
D. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….4
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………..5
F. Manfaat Penelitian………………………………………………………………........5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Metode Blended Learning………………….....................................................................6


1. Konsep Blended Learning Untuk Pembelajaran…………………………………..6
2. Pengertian Blended Learning…………………………………………………………….6
3. Model Pembelajaran Blended Learning...................................................................9
4. Manfaat Blended Learning...................................................................................11

viii
5. Keunggulan Blended Learning..............................................................................13
6. Kekurangan Blended Learning..............................................................................14
7. Karakteristik Blended Learning.............................................................................15
B. Komputer dan Jaringan Dasar…..….………………………………………..………..17
C. Kerangka Berfikir.........................................................................................................17
D. Hipotesis Penelitian......................................................................................................17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................................19


B. Jenis Rancangan Penelitian........................................................................................19
C. Variabel Penelitian.....................................................................................................20
D. Populasi dan Sempel Penelitian.................................................................................20
E. Instrumen Penelitian..................................................................................................20
F. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................................20
G. Teknik Pengolahan Data..............................................................................................21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian..........................................................................................................23
1. Deskripsi Data Penelitian…………...……………………………..………...…..23

B. Hasil Analisis Data…...………..……………………………………..………….....26


C. Pembahasan Hasil Penelitia….………………………………………..…………....28

BAB V KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan...............................................................................................................32
B. Saran.........................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA……………………………..…………………..………………......33

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain penelitian one group Pre-Ttest-Post-Test…………..…..……………..19

Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Pret-Test dan Post-Test………………….

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pret-Test……………..…...

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.2 Histogram Nilai Hasil Pret-Test…………………...….…..………………...2


Gambar 4.3 Histogram Nilai Hasil Post-Test

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan kegiatan

belajar mengajar yang berkesinambungan. Kegiatan belajar mengajar

berlangsung di semua jenis dan jenjang pendidikan, termasuk wajib belajar 9 tahun,

pendidikan menengah atas, dan pendidikan tinggi. Kurikulum merupakan unsur sumber

daya pendidikan yang memegang peranan penting dalam

mewujudkan perkembangan potensi peserta didik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi semakin mendorong upaya inovasi pemanfaatan hasil teknologi dalam proses

pembelajaran. Guru harus tahu bagaimana menggunakan alat-alat yang disediakan

oleh sekolah dan alat-alat tersebut dapat mencerminkan evolusi dan kebutuhan zaman.

Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat di seluruh dunia dengan

adanya internet. Namun perkembangan yang pesat tersebut

tidak sesuai dengan permasalahan yang ada, khususnya di bidang pendidikan.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia. Hal

ini menyangkut bagaimana usahamanusiaselama penyampaian pendidikan mengalir mela

lui proses pembelajaran (Akib, Guntur dan Salam 2016).

Teknologi baru dalam pendidikan menciptakan peluang bagi pendidik atau guru

untuk menggunakan teknologi untuk mendukung proses dan kegiatan belajar mengajar

di dalam kelas dan di luar kelas. Proses belajar mempengaruhi hasil belajar yang dicapai

siswa. Proses belajar yang baik dan kualitas akan membantu siswa mencapai hasil belajar

yang baik dengan lebih mudah. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari pembelajaran,

1
2

penting untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang interaktif, menyenangkan, merangsang,

memotivasi dan yang memungkinkan kreativitas dan kemandirian.

Teknologi memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, pembelajaran

merupakan proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar sekolah. Beberapa metode

baru telah digunakan dalam proses belajar mengajar agar lebih menarik dan bermakna.

Hal ini menjadikan peran pendidik dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menggunakan bahan ajar yang

menarik dan efektif. Bahan ajar merupakan alat untuk mendukung proses

belajar mengajar dan memperjelas dua makna yang disampaikan oleh guru sehingga

dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik dan lebih sempurna (Cecep

Kustandi, 2013).

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah

mempengaruhi beberapa bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa, peningkatan sumber

daya manusia harus dibarengi. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka

perlu dilakukan peningkatan kualitas pendidikan. Keberhasilan pendidikan sangat

tergantung pada kemampuan guru dalam menyediakan fasilitas untuk mendukung siswa

dalam kegiatan belajar mengajar. Bagaimanapun, guru dapat menggunakan alat

yang ekonomis dan efektif yang, meskipun sederhana, sangat penting untuk mencapai

tujuan pendidikan yang diinginkan. Selain dapat menggunakan alat yang tersedia, guru

juga harus dapat mengembangkan keterampilan dalam menciptakan bahan ajar yang

akan digunakan. jika materi pelajaran belum tersedia. Oleh karena itu, guru harus

memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang topik tersebut. Dengan

pemilihan bahan ajar yang tepat, pendidik dapat meningkatkan efektivitas belajar
3

mengajar di kelas untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan

nasional dalam undang-undang no. 20 Tahun 2003 Republik Indonesia adalah untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak

mulia, sehat, sadar, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung

jawab. penduduk. Bahan ajar dapat dibagi menjadi kelompok, yaitu: 3 bahan dari

teknologi percetakan, bahan dari teknologi audio visual, bahan dari

teknologi informasi dan dokumen dari kombinasi teknologi percetakan dan

teknologi informasi (Azhar Arsyad, 2011).

Kurangnya minat terhadap tren belajar ini merupakan fenomena umum di

kalangan guru yang tidak memahami kebutuhan siswa tersebut, baik dari segi

karakteristik maupun perkembangan pengetahuannya. Dalam hal ini, peran guru sangat

penting untuk membantu siswa belajar secara efektif. Hal ini dapat dilakukan melalui

pembelajaran konvensional atau melalui metode yang lebih inovatif.

Sebagai salah satu mata pelajaran sekolah, ilmu komputer dan jaringan dasar telah

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu-ilmu lainnya.

Komputer dan Jaringan Dasar merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan

penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dassar merupakan salah satu mata

pelajaran yang dipelajari oleh siswa SMK Negeri Motongkad. Komputer dan Jaringan

Dasar adalah mata pelajaran yang dirancang untuk memungkinkan siswa

mengkomunikasikan ide atau konsep melalui media digital.

Salah satu permasalahan di SMK Negeri Motongkad adalah kurangnya kesadaran

siswa untuk belajar dan berpartsipasi secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
4

Ada juga masalah lain yaitu siswa kurang aktif dalam sehingga mengakibatkan

rendahnya motivasi belajar. Terlepas dari permasalahan yang berasal dari guru

bersangkutan dalam menyampaikan materi, guru hanya menggunakan metode ceramah

berbantuan media yang biasa. Metode ini dianggap kurang menarik

sehingga menyebabkan siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan.

Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis memilih judul : Pengaruh

Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Komputer dan Jaringan Dasar

Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri Motongkad

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, dapat diketahui masalah sebagai berikut:

1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

2. Proses belajar mengajar yang masih berpusat pada guru

3. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas masih kurang.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah, maka peneliti hanya membatasi “Pengaruh Pembelajaran

Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Komputer dan Jaringan Dasar Siswa Kelas X

TKJ SMK Negeri Motongkad”.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

: Apakah terdapat pengaruh pembelajaran Blended Learning terhadap hasil belajar

Komputer dan Jaringan Dasar Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri Motongkad?
5

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh pembelajaran Blended Learning terhadap hasil belajar Komputer dan Jaringan

Dasar Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri Motongkad.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Adapun yang menjadi manfaat dan harapan dalam penelitian ini adalah :
a. Secara Teoritis

Menambah wawasan mengenai motode pembelajaran Blended Learning.

2. Bagi Siswa

Dapat memberikan informasi tentang metode Pembelajaran Blended Learning

yang membuat siswa akan termotivasi serta meningkatkan hasil belajar.

3. Bagi Guru

Mampu memberikan solusi atas permasalahan pembelajaran yang berkaitan

dengan metode pembelajaran yang akan digunakan khususnya pada mata

pelajaran Ilmu Komputer dan Jaringan Dasar pada bidang kompetensi TKJ.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Metode Blended Learning

1. Konsep Blended Learning Untuk Pembelajaran

Penggunaan aplikasi komputer (e-learning) sebagai sarana pembelajaran

semakin populer di dunia pendidikan. Konsep e-learning

tentunya membawa nuansa baru dalam proses pendidikan yang hanya bertumpu

pada kehadiran guru. Menurut Clark dan Mayer. E-learning adalah belajar

berbantuan komputer. Huruf 'e' dalam eLearning berarti materi yang diberikan

dalam bentuk digital yang dapat disimpan pada perangkat elektronik. E-learning

berbasis komunitas, kapan saja, di mana saja, dengan siapa saja, untuk siapa saja

(desentralisasi), pembelajaran lebih terbuka (open) dan fleksibel (fleksibel),

berkat adanya teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet. itu akan

menjadi Menurut Castle dan McGuire, e-learning dapat meningkatkan

pengalaman belajar karena siswa tidak harus mengikuti kelas tatap muka dan

dapat belajar dimana saja, dalam kondisi apapun, selama memiliki koneksi

internet (Izuddin Syarif, 2012).

Blended learning adalah pendekatan fleksibel untuk penjadwalan yang

mendukung kombinasi waktu dan lokasi pembelajaran yang berbeda. Menurut

Rovai dan Jordan, blended learning pada hakekatnya merupakan perpaduan

antara manfaat pembelajaran di kelas dan pembelajaran virtual (e-learning).

Pembelajaran online atau e-learning dalam pembelajaran campuran

adalah perpanjangan alami dari metode pengajaran kelas tradisional. Model

6
7

blended learning membuat proses pembelajaran menjadi lebih efisien karena

proses pembelajaran Pendidikan normal didukung secara langsung (pendidikan

kelas). Anugerah Pada model blended learning, proses

pembelajaran menjadi lebih efisien karena proses belajar mengajar yang normal

didukung oleh e-learning, dalam hal ini berbasis infrastruktur IT, dan dapat

dilakukan kapan saja dan dimana saja. Selain itu, menurut Jusoff dan

Khodabandelou, blended learning tidak hanya mengurangi kesenjangan yang ada

antara siswa dan guru, tetapi juga meningkatkan interaksi antara keduanya.

(Izuddin Syarif, 2012).

2. Pengertian Blended Learning

Blended learning menggabungkan pembelajaran tradisional dengan

elektronik. blended learning menggabungkan aspek pembelajaran berbasis

web/internet, streaming video, komunikasi audio sinkron dan asinkron dengan

pembelajaran tatap muka tradisional. Efek dari blended learning adalah siswa

diharapkan lebih memahami materi dan lebih terlibat dalam

pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (Apriya Rizkiya,

2015).

Blended learning secara efektif menggabungkan manfaat pembelajaran

tatap muka (face-to-face learning) dan virtual (e-learning). Pembelajaran online

atau e-learning dalam Blended Learning merupakan perpanjangan alami dari

pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran tatap muka

(Izuddin Syarif, 2012).


8

Thorne menjelaskan bahwa blended learning adalah evolusi pembelajaran

yang paling logis. blended learning menawarkan solusi. Tantangannya

adalah menyesuaikan pembelajaran dan pengembangan dengan kebutuhan

individu (Kaye.Thorne, 2003).

Blended learning adalah kesempatan untuk mengintegrasikan kemajuan

inovatif dan teknologi yang ditawarkan e-learning dengan interaksi dan integrasi

keterlibatan terbaik dari pembelajaran tradisional. Pembelajaran campuran adalah

campuran teknologi multimedia, streaming video CD ROM, virtual, email,

animasi teks online yang dikombinasikan dengan bentuk tradisional

pelatihan tatap muka. (Apriliya Rizkiyah, 2015).

Menurut Carman, ada lima kunci pembelajaran blended learning, yaitu:

(Apriliya Rizkiyah, 2015).

a. Acara langsung, pembelajaran sinkron langsung atau tatap muka pada waktu

dan tempat yang sama atau pada waktu yang sama tetapi di tempat berbeda.

b. Pembelajaran dikombinasikan pembelajaran mandiri, belajar online kapan

saja, di mana saja.

c. Kolaborasi, kombinasi kolaborasi, baik kolaborasi dengan guru kolaborasi

antarapeserta pembelajaran.

d. Asesmen, perancang harus mampu jenis asesmen dan offline, baik uji coba

maupun non uji coba.

e. Materi pertunjukan memastikan bahwa materi pembelajaran dibuat dalam

bentuk digital dan dapat diakses oleh pembelajar offline dan online.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa blended learning


9

adalah pembelajaran yang merupakan perpaduan antara e-learning berbasis web

dan pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Blended Learning adalah

pembelajaran menggunakan teknologi informasi. berupa e-learning sebagai

sarana pemberian informasi dan peningkatan motivasi belajar siswa melalui

pembelajaran yang lebih modern dan menarik. Blended Learning dengan

pembelajaran lebih efektif karena pembelajaran normal dilakukan secara

konvensional atau tatap muka, didukung dengan pembelajaran online atau online

dengan teknologi informasi yang dapat dilakukan kapan saja, dimana saja.

(Apriliya Rizkiyah,2015).

3. Model Pembelajaran Blended Learning

Model pembelajaran merupakan salah satu elemen kunci untuk menciptakan

suasana belajar yang positif, inovatif, kreatif dan

menyenangkan. Pola pembelajaran yang bervariasi dan menarik akan

mempengaruhi minat dan motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar

mengajar. Model pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu bentuk

pembelajaran yang digambarkan sejak awal oleh apa yang secara khusus

disajikan oleh guru. Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran

adalah cetak biru atau blueprint yang dapat digunakan

untuk merancang kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),

merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pengajaran, pembelajaran di

kelas atau sebaliknya. Model pembelajaran dalam praktik merupakan pilihan

guru atau pengembang proses pembelajaran yang tepat dan efektif untuk

mencapai suatu tujuan (Rudi Susilana, 2006).


10

Saripuddin menyatakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang menggambarkan proses sistematis untuk mengatur pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan digunakan oleh

perancang dan pendidik untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar dan

sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran (Uduin Saripuddin W dan Sukamt,

1996)

Oleh karena itu, model pembelajaran merupakan urutan langkah-langkah

untuk melakukan suatu proses pembelajaran (Salamah, 2006).

Model ini kemudian memandu guru dan perancang pembelajaran dalam

merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran

dimaksudkan sebagai model interaksi siswa dan guru mencakup pendekatan,

strategi pembelajaran, metode dan teknik yang digunakan dalam melakukan

kegiatan belajar mengajar. Tempat belajar yang strategis dan fungsional

memiliki struktur konseptual dasar. Setelah dilakukan penjabaran model

asosiatif. Karena kondisi setiap sekolah yang berbeda, penggunaan blended

learning dapat dipilih sesuai dengan kondisi sekolah. Beberapa bentuk blended

learning diilustrasikan pada Gambar 2.1.

SEPENUHYNA ONLINE
Lengkapi program online dengan semua pembelajaran dilakukan
secara online dan tatap muka
Lengkapi resume online dengan opsi face co face
instruksi, tetapi node diperlukan

Lanjutkan sebagian besar atau seluruhnya online dengan hari-hari


tertentu diperlukan dalam ruang kelas atau ruang komputer
Program terutama atau seluruhnya online di lab komputer atau
Kelas tempat siswa bertemu setiap hari
Instruksi kelas dengan kursus online yang bermakna dan wajib
Komponen yang memperluas pembelajaran di luar kelas dan
di luar kehidupan sekolah sehari-hari
Instruksi kelas dengan integrasi sumber daya online tetapi terbatas
atau tidak ada permintaan untuk online selama berjam-jam
11

Gambar 2.1 Blended Learning Continum (Jhon Watson, 2018)

Perbedaan di atas menunjukkan bahwa ada segmen besar dalam blended

learning. Yaitu, antara program yang sepenuhnya online, pihak ketiga, dan

sepenuhnya pribadi yang menggunakan sedikit atau tanpa sumber daya berbasis

Internet. Pada tahap awal, penggunaan program sepenuhnya online dan semua

pembelajaran dilakukan secara online dan jarak jauh, tanpa komponen tatap muka.

Kedua, program sepenuhnya online dengan pilihan tatap muka untuk pendidikan

saja, tetapi tidak wajib. Ketiga, program ini sebagian besar atau seluruhnya online

dengan beberapa hari diperlukan kelas atau ruang computer. Keempat,

program berlangsung sebagian besar atau seluruhnya online

di laboratorium komputer atau ruang kelas di mana siswa bertemu setiap hari.

Kelima, instruksi kelas intensif, ditambah komponen online untuk memperluas

pembelajaran di luar kelas dan di luar kelas. Keenam, instruksi kelas mencakup

sumber daya online. Yang ketujuh dan terakhir secara tradisional dilakukan secara

langsung, tanpa memerlukan sumber daya atau komunikasi online.

4. Manfaat Blended Learning

Seperti yang telah disebutkan, pembelajaran campuran dimungkinkan antara

pembelajaran di kelas dan pembelajaran online. Setiap orang memiliki kekuatan

dan kelemahan, sehingga ketika digabungkan mereka memiliki kemampuan

untuk saling memperkuat dan menutupi kelemahan mereka. Grahammengurutkan

kekuatan dan kelemahan keduanya sebagai berikut: (Curtis J. Bonk, 2006).


12

Kekuatan e-learning:

1) fleksibilitas: dalam arti bahwa siswa dapat berkontribusi pada


diskusi secara tepat waktu tempat pilihan mereka;
2) partisipasi: bahwa semua siswa dapat berpartisipasi dalam proses
pembelajaran karena mereka dapat menyepakati waktu dan tempat untuk
berpartisipasi;
3) kedalaman pemikiran: siswa memiliki lebih banyak waktu untuk lebih
berhati-hatilah saat berdebat dan merenungkan pandangan dan pendapat
mereka.
Kelemahannya adalah:
1) Spontanitas: karena kecepatan ide dan pendapat umum diungkapkan tidak

didukung oleh rangkaian pikiran, maka pikiran yang dihasilkan tidak

memiliki dasar saling mendukung;

2) penundaan: kecenderungan untuk menjamin;

3) hubungan interpersonal: Inilah kelemahan utama, karena media tidak

bagi banyak orang secara pribadi.

Tatap muka asetnya adalah:

1) Hubungan manusia: tatap muka, mudah dibangun dan

mengembangkan kehadiran sosial dan rasa saling percaya;

2) Spontanitas: Pembelajaran tatap muka memungkinkan setiap orang

untuk mengikuti dan menyeimbangkan akselerasi yang dicerminkan

oleh kontributor untuk sampai pada pemahaman.

Kelemahannya adalah:

1) partisipasi: ada hambatan untuk partisipasi setiap orang terutama ketika

ada dominasi individu;


13

2) fleksibilitas: karena keterbatasan waktu, dokumen yang

dibahas mungkin tidak mencapai tujuan yang dimaksudkan. Kelemahan

dan kelebihan pembelajaran tatap muka dan online yang dipadukan

dengan blended learning memberikan manfaat yang bermanfaat dalam

pembelajaran langsung Beberapa keuntungan menggunakan blended

learning dalam pembelajaran adalah: (Sentot Kusairi, 2018).

a. Siswa bebas untuk melakukan penelitian independen menggunakan

bahan yang tersedia secara online.

b. Siswa dapat mengobrol dengan guru atau siswa lain di luar jam

pelajaran.

c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di luar

jam kehadiran dapat dikelola dan diawasi dengan baik oleh guru.

d. Guru dapat mengisi bahan ajar secara online.

e. Guru dapat meminta siswa untuk membaca materi atau mengikuti tes

sebelum mereka mulai belajar.

F. Guru dapat melakukan tes, memberikan umpan balik, dan

menggunakan hasil tes secara efektif.

G. Siswa dapat berbagi file dengan siswa lain dan masih

banyak lagi manfaat lain dari pembelajaran berbasis internet. Tidak

jauh berbeda dengan apa yang dijelaskan Kusairi di atas, dalam

penelitian terbarunya, Abraham mengungkapkan keunggulan mixed

lenders di seluruh dunia, yaitu

a. Berpikir kritis dapat didorong.


14

b. Efektivitas sistem penilaian online dan tutorial akan didorong.

c. Siswa memiliki kendali atas proses belajar mereka

5. Keunggulan Blended Learning

Manfaat menggunakan Blended Learning menurut Hariman adalah sebagai

berikut: (Thofan Ali Achmadi, 2018).

1) Siswa tidak hanya belajar lebih banyak dalam sesi online yang melengkapi

pembelajaran tradisional, tetapi juga dapat meningkatkan keterlibatan dan

kepuasan siswa.

2) Siswa memiliki banyak kesempatan di luar pembelajaran di kelas

untuk meningkatkan apa yang telah mereka pelajari dan untuk mengakses

tingkat pembelajaran lainnya.

3) Presentasi dapat dibuat lebih cepat bagi siswa untuk belajar melalui e-

learning.

4) Jangan belajar satu arah, blended learning memberikan keleluasaan

kepada siswa untuk mempelajari materi yang mereka inginkan, disertai

dengan jadwal dan jadwal yang fleksibel untuk suatu mata pelajaran

5) Tambahan tabungan untuk institusi dan mahasiswa.

6. Kekurangan Blended Learning


15

Inilah kelemahan model blended learning: (Husamah, 2013).

a. Sebua ukungan yang dibutuhkan sangat sehingga pelaksanaannya sulit

jika sarana dan prasarana tidak mendukung.

b. Fasilitas yang dimiliki mahasiswa belum merata, seperti komputer dan

akses internet. Meskipun blended learning internetyang cukup dan jika

jaringan tidak cukup, tentu akan sulit bagi siswa untuk terlibat dalam

pembelajaran online mandiri.

c. Kurangnya pengetahuan sumber daya pendidikan (guru, siswa dan orang

tua) tentang pemanfaatan teknologi.

7. Karakteristik Blended Learning


Ada beberapa pembelajaran tradisional seperti kursus pelatihan, pelajaran

tatap muka dan pendampingan, tetapi juga berbagai pilihan e-learning mulai dari

kursus online, dukungan online, model, alat pendukung keputusan dan basis

pengetahuan. (Sutopo, H. Ariesto, 2012). Mc Sporran dan King menjelaskan bawa

blended learning adalah metode campuran yang dipilih dan digunakan untuk

menyampaikan pelajaran yang berbeda berdasarkan kebutuhan pengguna yang

berbeda. Jadi pembelajaran terpadu berarti menggunakan dua atau lebih metode

pembelajaran yang berbeda, termasuk kombinasi berikut:

1) Menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online.

2) Kombinasi e-learning dengan akses ke fakultas atau anggota studi.

3) Kombinasi simulasi dan pembelajaran terstruktur.

4) Kombinasi pelatihan di tempat kerja dan sesi pembelajaran informal.

5) Menggabungkan pelatihan manajemen dengan kegiatan e-learning.

Menurut Sharpen et al. adalah ciri-ciri e-learning campuran: (Rusman, Kurniawan


16

D dan Riyana, 2012).

1. Penyediaan sumber daya tradisional tambahan untuk program akademik

terkait terutama dicapai melalui dukungan institusional untuk lingkungan

belajar virtual.

2. Transformasi praktik pembelajaran yang didukung oleh desain

pembelajaran

3. Pengenalan teknologi bantu untuk pembelajaran.

4. fitur blended learning adalah sumber yang saling melengkapi, metode

tradisional juga mendukung lingkungan belajar dalam sebuah institusi,

merancang pembelajaran imersif saat tingkat praktik berubah

5. Pelajari dan tinjau semua teknologi yang mendukung pembelajaran, seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Karakteristik Blended Learning

Ciri-ciri blended learning dapat dilihat dari media yang digunakan, media

pembelajaran yang digunakan untuk blended learning tidak terbatas pada

teknologi, diantaranya: (Sutopo, H. Ariesto, 2012).

1) E-learning/pelatihan otonom, asinkron atau sinkron.

2) Perangkat lunak pendukung (alat manajemen pengetahuan).

3) Ruang kelas tradisional, laboratorium atau alat pendidikan lainnya.


17

4) Membaca, RUANG CD atau belajar mandiri lainnya.

5) pelatihan jarak jauh (e-learning) atau cara lain.

B. Komputer dan Jaringan Dasar

Komputer dan Jaringan Dasar merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi

siswa SMK. Materi Computer dan Jaringan Dasar disediakan untuk memberikan

siswa informasi tentang tata kelola cara mengunakan computer dan belajar tentang

grafik di computer dan memahami konsep komputer dan struktur organisasinya.

Menurut Sujatmiko (2012:156) “Computer adalah mesin yang mampu

mengolah data digital dengan menggunakan serangkaian perintah

atau program sedangkan jaringan backbone dapat dipahami sebagai kumpulan

computer yang berkomunikasi secara simultan dengan computer lain dalam suatu

jaringan dan berbagi data ini berupa transfer

file, penggunaan peralatan computer secara simultan seperti modem, printer atau

data pada harddisk. Pada umumnya jaringan backbone digunakan

untuk menghubungkan ke Internet Service Provider agar jaringan komputer dapat

berkomunikasi data dengan jaringan komputer lainnya.

C. Kerangka Berfikir

Blended learning adalah model pembelajaran inovatif

yang menggabungkan teknologi yang menyelaraskan kebijakan pembelajaran

abad ke-21 dengan pembelajaran selama COVID-19.

Blended learning memberi siswa lebih banyak kesempatan

untuk memperluas pilihan metode pembelajaran melalui berbagai media dan


18

jadwal yang fleksibel. Teknologi yang digunakan dalam model blended learning

ini secara khusus melibatkan pembelajaran online. Namun, komunikasi online

dapat menawarkan berbagai interaksi yang lebih reflektif daripada interaksi

yang hanya berlangsung di dalam ruangan. Untuk mengklasifikasikan. Kelebihan

media online dibandingkan yang lain adalah memungkinkan siswa jarak jauh

untuk berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung, yang juga

memberikan keleluasaan dan kemudahan saat berinteraksi dengan siswa, siswa,

dan guru.

Di kelas tatap muka, interaksi fisik membantu menjernikan kesalahpahaman

dan memungkinkan siswa merasa nyaman berkomunikasi secara online.

Kolaborasi juga merupakan salah satu poin kunci dari blended learning.

Kolaborasi dapat menjadi penguatan pembelajaran yang dapat

membantu membangun komunitas siswa dimana siswa terlindungi dalam proses

pembelajaran. Siswa mendapat manfaat dari pembelajaran kooperatif ini.

D. Hipotesis Penelitian

Atas dasar kajian teoritis dan kerangka pemikiran

yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian ini yaitu

terdapat pengaruh blended learning terhadap hasil belajar Komputer dan Jaringan

Dasar Siswa Kelas X SMK Negeri Motongkad.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri Motongkad Tahun Ajaran 2021/2022.

B. Jenis Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah proyek pre-eksperimental

desing. Menurut Sugiono (2010:109) bahwa “hasil penelitian pre eksperimental desing

merupakan variabel terikat dan tidak hanya dipengaruhi oleh variabel bebas” Hal ini

dapat terjadi karena tidak ada variable kontrol dan sampel tidak acak.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group Pret-Test Post-

Test design. Dalam desain ini. Sebelum diberikan perlakuan terlebih dahulu diberi tes

awal (Pret-Test) dan diakhir pembelajaran diberikan tes akhir (Post-Test). Desain ini

dilakuakan sesuai dengan tujuan hendak di capai yaitu ingin mengetahui peningkatan

keterampilan hasil belajar siswa setelah diteranpkan pembelajaran blended learning.

Tabel 3.1 Desain penelitian One Grup Pret-Test Post-Test Desain

Tabel 3.1 Desain Penelitian one group pretest-posttest design


Pretest Treatment Posttest

01 X 02

(Sugiono,2008:111)
Keterangan:

01 : tes awal (Pret-Test) sebelum diberikan perlakuan


02 : tes akhir (Post-Test) sesuda diberikan perlakuan
X : Perlakuan

19
20

C. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variable bebas (x)

dan variabel terikat (y). Variabel bebasnya adalah blended bearning dan variabel

terikatnya adalah hasil belajar Computer dan Jaringan Dasar.

D. Populasi dan Sempel Penelitian


1. Populasi
Menurut Sugiono (2015:117), populasi adalah area generalisasi yang

terdiri dari objek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diterjemahkan

menjadi kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ SMK

Negeri Motongkad yang berjumlah 32 siswa.

2. Sampel

Sampel penelitian ini hanya terdiri dari siswa kelas X TKJ SMK

Negeri Motongkad yang berjumlah 32 siswa.

E. Instrumen Penelitian

yang digunakan berupa materi argumentasi dan pertanyaan, yaitu tujuan yang

kemudian dilakukan tes awal (Pret-Test) dan tes akhir (Post-Test) pada data hasil

kegiatan penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan hasil belajar siswa agar

sesuai dengan materi yang telah dipelajarinya. Tujuan diadakannya tes

tertulis adalah untuk mengetahui hasil siswa. Tes tertulis diberikan dua kali, yang
21

pertama (Pret-Test) dilakukan sebelum perlakuan atau sebelum dimulainya

pembelajaran online dan

offline. Kemudian memasuki fase pembelajaran online dengan menggunakan

materi (Pret-Test) dilakukan sebelum adanya perlakuan atau sebelum dimulainya

pembelajaran daring dan luring. setela itu masuk pada tahap pembelajaran daring

dengan menggunakan materi (Kesehatan, Keselamatan, Kerja dan Lingkungan

Hidup) dengan menggunakan metode ceramah bervarasi dan pendekatan

discovery learning setelah dilakukan pembelajaran daring terdapat peningkatan

antara hasil belajar siswa yang belum diberikan pembelajaran Blended Learning

dan sesuda diberikan pembelajaran Blended Learning. Setelah pembelajaran

daring selesai masuk pada tahap pembelajaran luring dengan meteri Perakitan

Komputer dengan menggunakan metode ceramah bervaryasi dan pendekatan

discovery learning. Sesudah dilakuakan pembelajaran daring dan luring maka

dilakukan tes kedua yaitu (Post-Test) setela diberikan Post-Test terdapat

peningkatan antara hasil belajar siswa yang belum diberikan pembelajaran

Blended Learning dan sesuda diberikan pembelajaran Blended Learning.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah kumpulan data tertulis atau tercetak mengenai fakta-

fakta yang akan dijadikan sebagai bukti fisik dalam penelitian dan hasil

penelitian ini dokumentasi akan mempunyai kedudukan yang sangat kuat.

G. Teknik Pengolahan Data


22

1). Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Uji Gain standar (N-Gain) dilakukan untuk mengetahui peningkatan

prestasi siswa setelah diberikan perlakuan. Peningkatan ini berasal dari hasil

pret-Test dan post-Test siswa. Gain yang dinormalisasi, atau disingkat N

Gain, adalah rasio antara perolehan aktual dan skor maksimum (Richart R.

Hake, 1998: 65). Gain sebenarnya adalah skor yang diperoleh siswa, sedangkan

skor maksimal adalah skor tertinggi yang diperoleh. siswa yang berhasil dapat

menerima. Perhitungan gain ternormalisasi (N-Gain) dapat dinyatakan dalam

rumus berikut.

posttest− pretest
GS=
Skor mak−pretest

Keterangan :

G : Gain yang dinormalisasi

Smaksimum : Skor maksimum (ideal) dari tes awal dan tes akhir

Sposttest : Skor tes akhir

Spretest : Skor tes awal

Interprestasi hasil perhitungan N-gain diklasifikasi pada table 3.3

Tabel 3.3. Interpensi N-Gain

Besar Presentase Interprestasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,7 > g ≥ 0,3 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri Montogkad pada siswa kelas

X TKJ tahun pelajaran 2021/2022. Berdasarkan hasil survei, data yang diambil

berasal dari Kelas X TKJ dengan yang berjumlah 32 siswa. Data

dihasilkan dengan uji objektif dengan materi (Komputer dan

Jaringan Dasar). Tes ini diberikan kepada kelas X TKJ. maka diperoleh hasil

tes siswa sebelum dan sesuda mendapatkan perlakuan.

Data dari penelitian ini kemudian diolah dan hasil pengolahannya

ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Pret-Test dan Post-Test
Pada Kelas X TKJ SMK Negeri Motongkad

Nilai Nilai Selisih


Statistik Pret-Test Treatment post-Test (01-02)
(01) (02)

X
Jumlah 1964 2717 743
Rata-Rata 61.375 84.90625 23.21875

Skor Minimum 50 75 9

Skor Maksimum 75 95 38
Varian 35.921875 36.77246094 46.17089844
Standar Deviasi 5.993486047 6.06403009 6.794917103

23
24

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil belajar Pret-Test dan

Post-Test untuk siswa kelas X TKJ Sebelum diberikan perlakuan dan sesuda

diberikan perlakuan yaitu nilai minimum Pret-Test yang diperoleh adalah 50

dan maksimum 75 sedangkan nilai minimum Post-Test adalah 75 dan

maksimum 95. Pada tabel dustribusi frekuensi dengan interval menggunakan

rumus struggess yaitu: K=1 + (3.3) Log n dimana n adalah banyaknya subjek

penelitian.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pret-Test


Interval Frekensi Absolte Frekensi Relatif
%
1 50-55 4 13%
2 56-60 10 31%
3 61-65 10 31%
4 66-70 6 19%
5 71-75 2 6%
Jumlah 32 100 %

Perhitungan Kelas Interval

Xn = 75
Xi = 50
R = 75-50
= 25
K = 1 + 3.3 Logn 32
= 5,96
P = 4,19

Berdasarkan tabel 4.2 data distribusi frekuensi dari tes awal (Pret-Test) di

dapat batas kelasnya yaitu 32 untk kelas interval. Agar supaya di ambil acuan

histogram.
25

Histogram dan Poligon Frekuensi


12
10
Frekuensi

8
Histogram
6
10 10 Poligon
4
6
2 4
2
0
50-55 56-60 61-65 66-70 71-75
Nilai

Gambar 4.2 Histogram Nilai Hasil Pre-test

Berdasarkan gambar 4.2 Histogram menunjukan bahwa hasil belajar

Komputer Dan Jaringan Dasar dengan menggunakan interval kelas.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test


Interval Frekensi Absolte Frekensi Relatif %
1 70-75 3 9%
2 76-80 7 22%
3 81-85 10 31%
4 86-90 5 16%
5 91-95 7 22%
Jumlah 32 100%

Perhitungan Kelas Interval


Xn = 95
Xi = 70
R = 95-70
= 25
K = 1 + 3.3 Logn 32
= 5,96
P = 4,19
26

Berdasarkan tabel 4.3 data distribusi frekuensi dari tes akhir (Post-Test) di

dapat batas kelasnya yaitu 32 untuk kelas interval. Agar supaya di ambil acuan

histogram.

Histogram dan Poligon Frekuensi


12
10
Frekuensi

8
6 Histogram
10 Poligon
4 7 7
2 5
3
0
70-75 76-80 81-85 86-90 91-95
Nilai

Gambar 4.3 Histogram Nilai Hasil Post-Test

Berdasarkan gambar 4.3 Histogram menunjukan bahwa hasil belajar

Komputer Dan Jaringan Dasar dengan menggunakan interval kelas.

B. Hasil Analisis Data

1. Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Tabel 4.4 Normalitas (N-Gain)

No NAMA Pret-Test Post-Test


1 RHAZIF AZIKRA POTABUGA
65 85
2 NOFIKA SARAFIL
71 95
3 HELDI MOMONGAN
53 75
4 MELANI S ADAM
50 80
5 TATIA MAMONTO
67 87
6 JAHWA POTABUGA
57 80
7 KERIN KAPUGU
66 75
27

8 TANTRI ORANYE
75 94
9 GEA AMELIA LABANDO
67 86
10 MOH ANUGRAH MAMONTO
64 83
11 ADIT SIMBALA
56 82

12 FINARSI MILE
69 80
13 FAHRI DAMOPOLII
62 85
14 FAZA SUANGI
60 82
15 FERA A. MANUEL
67 83
16 AHMAD P. PANGALIMA
50 78
17 SRI AYU OCTAVIA LIWOSO
56 75
18 AMELIA LEGOH
52 80
19 DIVA LESTARI ORANYE
65 95
20 ADI CANDRA LANTA
63 85
21 AHMAD RIFA MAMONTO
69 80
22 SYADEWA MAMONTO
62 82
23 ANANDA A. BAHMID
59 89
24 ALFINO MAMONTO
57 93
25 SULISTA MAMONTO
60 87
26 FAISA LANGKE
64 88
27 FIRZA F. DAMO
65 85
28 SUKMA A.W. MOKODONGAN
65 85
29 OWEN NAYOAN
60 93
30 JEVEN LAUNGKUM
57 95
31 MARGARETA JADI
57 80
32 TENDIANTO MOKODOMPIT
62 95
JUMLAH
1964 2717
RATA-RATA 61.375 84.90625
28

23 ,53−38 , 63
N-Gain =0 , 60=60 %
100−38 , 63

Tes N-Gain dilakukan untuk memeriksa besarnya peningkatan. Terjadi

ketika kelas TKJ diberikan Pret-Test dan Post-Test dengan menggunakan

Pembelajaran Blended Learning sebesar 0,60 < 0,7 atau 0,3 (kriteria sedang).

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan saat pembelajaran

(daring)

Langkah-langkah pembelajaran disatukan oleh peneliti sebelum mereka

mulai belajar. Adapun tahapan pembelajaran online yang dilakukan peneliti

pada umumnya sama dengan tahapan pembelajaran

yang dilaksanakan sebelum pandemi, antara lain pendahuluan, inti dan

penutup. Berikut ini adalah tahapan proses pembelajaran yang dilakukan

oleh peneliti.

Melalui aplikasi google meet

- Siswa berdoa bersama sebelum belajar

- Seteleh itu dilakukan pengisian absensi seperti pada umumnya.

- Peneliti menjelaskan materi pembelajaran yang akan dihasilkan untuk

mencapai keterampilan dasar yang dirumuskan

- Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran

- Peneliti menjelaskan penggunaan aplikasi Google Classrom. Peneliti

dan siswa melakukan tanya jawab tentang teknik pembelajaran

online.
29

- Selanjutnya masuk pada kegiatan inti pada kegiatan inti merupakan

bagian utama dalam proses pembelajaran. Berikut kegiatan inti

pembelajaran daring dengan menggunakan metode ceramah

bervaryasi dengan pendekatan discovery learning pada kelas X TKJ.

Peneliti memberikan bahan materi yang telah disiapkan berupa

materi K3LH setelah mempelajari materi tentang K3LH tersebut

peneliti akan mengarahkan pada siswa untuk memahami isi dari

materi tersebut

- Peneliti mendistribusikan materi melalui aplikasi Google Classroom

- Peneliti membagikan tautan powerpoint di google classroom

- Siswa diminta untuk membaca isi pada powerpoint

- Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi

secara online

- Siswa diinstruksikan untuk berdiskusi satu sama lain untuk

memecahkan masalah di grup whatsapp grup

- Siswa dan kelompoknya memecahkan masalah terkait dengan

permasalahan pada materi K3LH membahas : online melalui grup

whatsapp masing-masing

- Melalui aplikasi Google Meet, peneliti ini memandu siswa untuk:

merangkum materi yang dipelajari.

- Melalui aplikasi Google Meet, peneliti meminta siswa

untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan


30

mempresentasikan masing-masing kelompok secarasecara

bergantian.

- Menggunakan aplikasi Google Meet, peneliti meminta salah satu

siswa untuk memberiksn kesimpulan dari materi tersebut.

- Peneliti menutup pembelajaran dengan berdoa.

Setelah dilakukan pembelajaran online terdapat peningkatan antara

hasil belajar siswa yang belum diberikan pembelajaran blended

learning dan sesuda diberikan pembelajaran blended learning

2. Langkah-langkah pembelajaran luring

- yang pertama peneliti mengucapakan salam dan siswa menjawab

salam

- Peserta didik berdoa bersama sebelum dilakukan pembelajaran

- Seteleh itu dilakukan pengisian absensi seperti pada umumnya.

- Selanjutnya masuk pada kegiatan inti pada kegiatan inti merupakan

bagian utama dalam proses pembelajaran. Berikut kegiatan inti

pembelajara luring dengan menggunakan metode ceramah dengan

pendekatan berbasis masalah pada kelas X TKJ.

- Peneliti memberikan bahan materi yang telah disiapkan berupa

materi Perakitan komputer setelah mempelajari materi tentang

perakitan computer tersebut peneliti akan mengarahkan pada siswa

untuk memahami isi dari materi tersebut.

- jika ada siswa yang belum paham mengenai materi yang telah

diberikan maka peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk


31

bertanya terkait materi tersebut.

- Setelah kegiatan akhir dalam pembelajaran, kegiatan ini meliputi:

- Peneliti meberikan kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari

- setelah itu diberikan tugas kepada siswa. Tugas berupa tes pilihan

ganda.

- peneliti menutup pembelajaran dengan doa.

Setelah dilakukan pembelajaran luring terdapat peningkatan antara hasil

belajar siswa yang belum diberikan pembelajaran blended learning dan sesuda

diberikan pembelajaran blended learning.

Dari penelitian ini dapat dilihat:

Niai rata – rata skor tes awal (pret-Test) 61.37, nilai skor minimum 50 dan

maksimum 75. Untuk tes akhir (post-Test) yang menggunakan pembelajaran

blended learning memperoleh peningkatan nilai rata-rata 84.90 nilai skor

minimum 75 dan maximum 95. Dari deskripsi data di atas terlihat bahwa rata-rata

tes awal (pret-Test) dan tes akhir (post-Test) dengan mengunakan pembelajaran

blended learning mengalami peningkatan dengan nilai selisi rata-rata sebesar

23.21, selisih skor minimum sebesar 9 dan skor maksimum sebesar 38. Hal ini

dapat diasumsikan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dengan mengunakan

pembelajaran blended learning pada kelas X TKJ SMK Negeri Motongkad.


32
BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri Motongkad khususnya

kelas X dapat disimpulkan bahwa blended learning memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, dengan rata-rata post-Test

yang menggunakan pembelajaran blended learning yaitu 84.90625 lebih

tinggi dari pada nilai pret-Test tanpa menggunakan pembelajaran blended

learning yaitu 61.375.

B. Saran

Kepada guru mata pelajaran komputer dan jaringan dasar hendaknya

meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran terutama pada

mata pelajaran computer dan jaringan dasar demi terwujudnya individu

yang cerdas dan berkualitas dan tentunya dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Kepada siswa dapat mengikuti pola pembelajaran blended learning

pada saat ada kegiatan pembelajaran karena dapat meningkatkan keaktifan

selama proses pembelajaran berlansung demi terwujudnya individu yang

cerdas dan berkualitas.

32
DAFTAR PUSTAKA

(Akib, Guntur, & Salam 2016). Civitas Academic Perception of

”Blissful Services” for Recipient Postgraduate Program State

University of Makasar, Indonesia. In International Conference on

Publik Organization VI (ICONPO VI) (pp. 340-350). Thammsat

University, Tha Prachan Campus.2018).

Apriliya Rizkiyah, Penerapan Blended Learning untuk Menngkatkan

Hasil Belajar Siswa. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan,

Vol 1 Nomer 1/JKPTB/15, 2015.

Curtis J. Bonk and Charles R. Graham, The Handbook of

Blended Learning;Global perspectives, Local Designs, ( San

Fransisco:John Wiley & Sons, 2006), 18.

Husamah.Pembelajaran Bauran (Blended Learning). Jakarta: Hasil

Pustak,2013),3637.

Izuddin Syarif, Pengaru Model Blended Learning Terhadap

Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SMK. Jurnal Pendidikan

Vokasi, Vol 2, Nomor 2, Juni 2012. Izuddin Syarif, Pengaruh

Model Blended Learning.

Izzudin Syarif, Pengaruh penerapan model blended learning terhadap

motivasi dan prestasi belajar siswa SMK. Jurnal Pendidikan

Vokasi, Vol 2, Nomor 2, Juni 2012.

Kaye Thorne, Blended Learning How to Integrate Online and

Traditional Learning.United States: Kogan Page, 2003.

Profesionalitas Guru. (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,

2012), 245
33
34

Rudi Susilana, (Koord.tim). Kurikiulum dan Pembelajaran.

(Bandung: Jurusa Kurtek pend FIP UPI.2006), 139.

Rusman, Kurniawan D., & Riyana C .Pembelajaran Berbasis

Teknologi Informas dan Komunikasi Mengembangkan

Salamah,Pengembangan Model-model Pembelajaran Alternatif Bagi

Pendidikan islam (Suatu Alternatif Solusi Permasalahan

Pembealjaran Agama Islam (FIKRAH, Vo l5, No. 1, Januari-

Juni2006), 17

Sentot Kusairi, “ Seminar Nasional 2011 _ Pengembangan

Pembelajaran Berbasis Blended Learning Universitas Negeri

Malang,”http;//www.scribd. Com/doc/73445704/Implementasi

Blneded- Learnin Dalam-Pembelajaran. pdf (akses 23 Februari

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian pendidikan. (Pendekatan

Kuantitatif, dan R & D). Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: PT Alfabet.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method).

Bandung :Alfabeta.John Watson, Blended Learning: The

Convergence of Online and Face to face Education

httphttp://www.inacol.org/recearsch/promisingpractices/NACOL_

PP- Blended Learninglr.pdf (akses 23 Februari 2018).

Sutopo, H. Ariesto. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

Pendidikan. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 167. 17


35

Taofan Ali Achmadi, Pengaruh Penerapan Blended Learning

Terhadap Prestasi Belaja Siswa Kelas XI Teknik Permesinan

SMK Muhammadiyah Yogyakarta,(Yogyakarta: Fakultas

Teknik,Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), Senin, 15 J

anuari 2018

Uduin Saripuddin W dan Sukamto, Teori - teori Belajar dan

Model – model pembelajaran PAU Untuk Peningkatan dan

Pengembangan Aktivitas Instruksional. (Jakarta: Ditjen

DIKTI.1996),78
LAMPIRAN

70

Anda mungkin juga menyukai