Anda di halaman 1dari 1

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

- 19 -

(12) Tata cara percepatan penyelesaian Kurang Bayar


DBH sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(13) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman
penggunaan, penyaluran, pemantauan dan evaluasi
DBH perkebunan sawit sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf f diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan, setelah berkoordinasi dengan kementerian
negara/lembaga terkait.
(14) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman teknis atas
penggunaan DBH Kehutanan dari Dana Reboisasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dan
penggunaan sisa DBH Kehutanan dari Dana
Reboisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (10)
huruf c diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan
setelah berkoordinasi dengan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kehutanan.
(15) Ketentuan lebih lanjut mengenai DBH Cukai Hasil
Tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (10)
huruf a diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Pasal 11
(1) DAU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (2) huruf b, direncanakan sebesar
Rp396.000.000.000.000,00 (tiga ratus sembilan
puluh enam triliun rupiah).
(2) DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
disesuaikan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
oleh Pemerintah.
(3) Proporsi DAU antara provinsi dan kabupaten/kota
ditetapkan dengan imbangan 14, 1% (empat belas
koma satu persen) dan 85,9% (delapan puluh lima
koma sembilan persen) dengan mempertimbangkan
kebutuhan pendanaan dalam rangka pelaksanaan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah provinsi dan kabupaten/kota.
(4) DAU untuk tiap-tiap daerah dialokasikan
berdasarkan celah fiskal.

(5) Celah ...

SK No 156411 A
jdih.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai