(3) Memelihara dan membentengi adat, budaya tradisi dan
terutama Agama Islam agar tidak binasa dari pengaruh luar dan asing baik sosial politik maupun global yang bertentangan dengan philosopi Adat Basandi Syarak – Syarak Basandi Kitabullah.
MAAM berfungsi sebagaimana termuat dalam Pasal 9 Anggaran Dasar
Organisasi (Vide. Bukti P.18 – Akta Notaris) yang menyatakan: MAAM berfungsi: (1) Menyerap, menampung, menyalurkan, memperjuangkan aspirasi masyarakat adat dan meningkatkan kapasitas pemangku adat untuk mewujudkan masyarakat adat yang adil dan Makmur, material maupun spiritual. (2) Turut serta dalam program pembangunan nasional di brbagai sector yang adil dan beradab berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. (3) Saling bekerjasama dengan Pemerintah guna menyelamatkan sejarah dan asset sumber daya mineral, sumber daya alam serta sumber daya manusia, guna mengelola hak-hak adat mewujudkan kesejahteraan Rakyat Indonesia. (4) Menampung aspirasi masyarakat adat selaku rakyat Indonesia, mengelola dan memperjuangkan aspirasi-aspirasi tersebut untuk mencapai tujuan MAAM dalam segala aspek kehidupan masyarakat adat Minangkabau yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hukum dan hak asasi manusia, kelestarian tradisi, lingkungan dan keberlanjutan, dan MAAM dapat membentuk badan-badan usaha, unit-unit usaha lainnya guna menunjang keberlangsungan kegiatan-kegiatan tersebut. (5) Wadah pemersatu kaum adat sebagai kontribusi anak bangsa dalam memperjuangkan penegakan hukum adat Minangkabau untuk mendapatkan status hak istimewa Provinsi Sumatera Barat menjadi daerah otonomi khusus sebagai bentuk pengakuan dan perlindungan hak masyarakat hukum adat dari Pemerintah Republik Indonesia yang dijamin oleh Negara sesuai amanat Pasal 18B ayat (2) UUD 1945, UU No. 10 Tahun 2004, UU 32 Tahun 2004, PP No. 25 Tahun 2000, PP No. 39 Tahun 2001 dan PP No. 58 Tahun 2005, PP No. 72 Tahun 2005, dlsb.
4. Bahwa berdasarkan uraian di atas, Maka PEMOHON I, PEMOHON II,
PEMOHON III, masuk pada bagian persyaratan sebagai Perseorangan Warga Negara Indonesia sebagaimana diatur pada Pasal 51 ayat (1) huruf a UU Mahkamah Konstitusi. Sementara terhadap PEMOHON IV, PEMOHON V dan PEMOHON VI masuk pada bagian persyaratan sebagai Badan Hukum sebagaimana diatur pada Pasal 51 ayat (1) huruf c UU Mahkamah Konstitusi. 5. Selanjutnya untuk memenuhi kapasitas sebagai subjek hukum sebagaimana ditentukan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor