Anda di halaman 1dari 1

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

- 20 -

(5) Celah fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


dihitung sebagai selisih antara kebutuhan fiskal
Daerah dan potensi pendapatan daerah.
(6) Kebutuhan fiskal daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) merupakan kebutuhan pendanaan
daerah dalam rangka penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
(7) Potensi pendapatan daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) merupakan penjumlahan dari potensi
PAD, alokasi DBH, dan alokasi DAK nonfisik.
(8) Alokasi DAU per daerah dilakukan penyesuaian
secara proporsional dengan memperhatikan alokasi
DAU per daerah tahun sebelumnya.
(9) Alokasi DAU untuk setiap daerah terdiri atas bagian
DAU yang tidak ditentukan penggunaannya dan
bagian DAU yang ditentukan penggunaannya.
(10) Bagian DAU yang ditentukan penggunaannya untuk
Urusan Pemerintahan di bidang pendidikan,
kesehatan, dan pekerjaan umum pada daerah
provinsi dan daerah kabupaten/kota, dihitung
berdasarkan capaian kinerja daerah dalam memenuhi
target standar pelayanan minimal pada tiap-tiap
Urusan Pemerintahan Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(11) Sebagian Alokasi DAU provinsi di wilayah Papua
untuk bidang pendidikan dialihkan kepada
kabupaten/kota diwilayahnya masing-masing sebagai
tindak lanjut dari pengalihan kewenangan
pengelolaan Pendidikan Menengah dari provinsi
kepada kabupaten/kota sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai
kewenangan dan kelembagaan pelaksanaan kebijakan
otonomi khusus Provinsi Papua.
(12) Dalam hal data capaian kinerja daerah dalam
memenuhi target standar pelayanan minimal belum
tersedia, bagian DAU yang ditentukan
penggunaannya dihitung berdasarkan data indikator
yang mencerminkan tingkat kinerja daerah untuk
tiap-tiap Urusan Pemerintahan Daerah.

(13) Ketentuan ...

SK No 156412 A
jdih.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai