Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mohamad hifdy fauzan

NIM : 15/381964/EK/20545

BAB 11 Tinjauan atas Formula Perhitungan Dana Alokasi Umum


Daerah menghendaki diberikan keleluasaan dalam mengatur daerahnya masing-
masing termasuk adanya pemerataan dana pembangunan, hal inilah yang membawa
kebijakan baru pemerintah mengenai Otonomi Daerah. Kebijakan tersebut dilandasi oleh
dikeluarkannya Undang-Undang di bidang otonomi daerah, yakni UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara pemerintah Pusat dan Daerah. Pada kenyataannya, kemampuan
keuangan setiap daerah dalam melaksanakan fungsi otonomi tidak sama satu dengan yang
lainnya, makadari itu diperlukan suatu kebijakan transfer dari pemerintah pusat dalam
bentuk Dana Alokasi Umum (DAU).

Tujuan pengalokasian DAU adalah dalam rangka pemerataan kemampuan


penyediaan pelayanan public di antara pemerintah daerah di Indonesia. Sumber Daya
Alam berperan penting dalam keuangan tiap daerah, oleh karena itu, DAU dibutuhkan
untuk memperbaiki pemerataan perimbangan keuangan yang ditimbulkan oleh bagi hasil
SDA tersebut. Peran DAU sebagai equalizing grant secara strategis dapat menciptakan
pemerataan berdasarkan pertimbangan atas potensi fiscal dan kebutuhan dari masing-
masing daerah. Besaran DAU minimal 26% dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang
ditetapkan dalam APBN. Perhitungan perolehan DAU ditetapkan dari selisih fiscal gap
yakni antara Kebutuhan Daerah (Fiscal Need) dan Potensi Daerah (Fiscal Capacity).

Terdapat beberapa alasan mengapa perlu dilakukan transfer dana dari pusat ke
daerah, yaitu (1) untuk mengatasi persoalan ketimpangan fiskal vertical, (2) untuk
mengatasi persoalan ketimpangan fiskal horizontal, (3) adanya kewajiban untuk menjaga
tercapainya standar pelayanan minimum di setiap daerah, (4) untuk mengatasi persoalan
yang timbul dari menyebar atas melimpahnya efek pelaynan publik (inter-jurisdictional
spill-over-effect), (5) untuk stabilisasi. Sedangkan untuk melakukan transfer ke daerah
diperlukan beberapa kriterian umum yang biasa digunakan, seperti (1) otonomi, (2)
penerimaan yang memadai, (3) keadilan, (4) transparansi dan stabil, (5) sederhana,
(6) insentif.
Nama : Mohamad hifdy fauzan
NIM : 15/381964/EK/20545

Data penghitungan DAU diperoleh dari lembaga statistic pemerintah dan/atau lembaga
pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila, data tersebut tidak tersedia, maka harus menggunakan DUA tahun sebelumnya.

Variabel Data Dasar Penghitungan DAU

1. Data kebutuhan fiscal (KbF)


a. Jumlah penduduk
b. Luas wilayah
c. Indeks kemahalan konstruksi
d. Produk domestic regional bruto per kapita
e. Indeks pembangunan manusia
2. Data kapasitas fiscal (KpF)
a. Pendapatan asli daerah
b. Dana bagi hasil
3. Formula DAU
DAU = AD + CF
DAU = Dana Alokasi Umum
AD = Alokasi dasar yang dihitung berdasarkan jumlah gaji pegawai negeri sipil daerah
CF = celah fiscal yang merupakan selisih dari Kebutuhan Fiskal dengan Kapasitas Fiskal

Hasil Akhir Penghitungan DAU

CF = 0 ; Menerima DAU sebesar alokasi dasar

-CF < AD ; Menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah diperhitungkan nilai celah fiscal

-CF > AD ; Tidak menerima DAU

Daftar Pustaka
Halim, A. 2016. Manajemen Keuangan Publik: Problematika Penerimaan dan
Pengeluaran Pemerintah. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai