Anda di halaman 1dari 10

Perimbangan Keuangan

Pusat dan Daerah


Dosen Pengampu : Ahmad Sururi, S.Sos.,M.Si
Pertemuan 3_10 April 2021
DANA ALOKASI UMUM
PENGERTIAN

• Adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN


• Dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah
• Mendanai kebutuhan daerah
• Dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
PENERIMA DAU

DAU DIALOKASIKAN UNTUK:


1. PROVINSI
2. KABUPATEN/KOTA
Daerah kabupaten/kota yang ada di wilayah DKI Jakarta tidak
menerima DAU karena otonomi Provinsi DKI Jakarta diletakkan pada
lingkup provinsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
DAU bersifat  “Block Grant” yang berarti penggunaannya diserahkan 
kepada  daerah  sesuai  dengan  prioritas dan kebutuhan daerah untuk
peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah.
Pagu dan pembagian proporsi DAU

Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang- 26% x PDN Netto (PDN


kurangnya 26% dari PDN Netto yang ditetapkan dikurangi dengan dana bagi
dalam APBN
hasil yang diberikan pusat
(pasal 27 ayat (1) UU Nomor 33/2004
kepada daerah

Dalam hal penentuan proporsi DAU antara provinsi


dan kab/kota yang dihitung dari perbandingan antara
bobot urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan prov dan kab/kota belum dapat dihitung 10% 90% kabupaten/
secara kuantitatif, proporsi antara provinsi dan provinsi kota
kab/kota ditetapkan dengan imbangan 10% dan 90%
(Pasal 37 ayat (3) dan ayat (4) PP Nomor 55/2005
Tujuan dan Formula DAU

Alokasi Celah
Tujuan DAU DAU = +
Dasar Fiskal

Meningkatkan pemerataan
selisih
kemampuan keuangan antar
daerah yang ditunjukkan oleh
indeks Williamson yang paling Kebutuhan Kapasitas
Fiskal Fiskal
optimal dengan mengevaluasi Memperhitungkan
bobot Alokasi Dasar dan/atau Belanja Gaji PNSD
variable kebutuhan fiscal dan Jumlah
Penduduk
kapasitas fiscal dengan arah
Luas
mengurangi ketimpangan fiscal Wilayah
antar daerah PDRB Per
PAD
kapita
Indeks
Pembangunan DBH Pajak
Masyarakat
Indeks DBH SDA
Kemahalan
Konstruksi
DASAR PERHITUNGAN CELAH FISKAL
CF   = Celah Fiskal= KbF = Kebutuhan Fiskal - KpF = Kapasitas Fiskal
Kebutuhan Fiskal dihitung dengan formula
• KbF = TBR (∑1IP + ∑2IW + ∑3IKK + ∑4IPM + ∑5IPDRB/Kapita)
 
(1)Daerah yang memiliki nilai celah fiskal lebih besar
• TBR = Total Belanja Daerah Rata-rata dari 0 (nol), menerima DAU sebesar alokasi dasar
• IP = Indeks Penduduk ditambah celah fiskal.

• IW = Indeks Wilayah (2)Daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan
0 (nol), menerima DAU sebesar alokasi dasar.
• IKK = Indeks Kemahalan Konstruksi
• IPM = Indeks Pembangunan Manusia (3)Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan
nilai negatif tersebut lebih kecil dari alokasi dasar,
• IPDRB = Indeks PDRB per kapita menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah
diperhitungkan nilai celah fiskal.
• ∑ = bobot indeks masing-masing variabel
  (4)Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan
nilai negatif tersebut sama atau lebih besar dari alokasi
Formula yang digunakan untuk menghitung Kapasitas Fiskal adalah dasar, tidak menerima DAU.

• KpF = PAD + DBH SDA + DBH Pajak


PAD = Pendapatan Asli Daerah
DBH SDA = Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam dan DBH Pajak = Dana Bagi Hasil Pajak
Cara Perhitungan
Jika celah fiskal > 0, maka: DAU = Alokasi dasar + celah fiscal
Kebutuhan Fiskal = Rp150miliar, Kapasitas Fiskal = Rp100miliar, Alokasi Dasar = Rp50miliar
Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal – Kapasitas Fiskal, = Rp150miliar – Rp100miliar = 50 miliar,
DAU = Alokasi Dasar + Celah Fiskal, Total DAU = 50miliar + 50 miliar = 100miliar

Jika celah fiskal = 0, maka: DAU = Alokasi dasar


Kebutuhan Fiskal = Rp100miliar, Kapasitas Fiskal = Rp100miliar, Alokasi Dasar = Rp50miliar
Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal – Kapasitas Fiskal
= Rp100miliar – Rp100miliar = 0
DAU = Alokasi Dasar + Celah Fiskal, Total DAU = Rp50miliar + Rp0miliar = Rp50miliar
Lanjutan
Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut lebih kecil dari alokasi dasar,
menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah diperhitungkan nilai celah fiscal
kebutuhan Fiskal = 100miliar, Kapasitas Fiskal = Rp125miliar, Alokasi Dasar = Rp50miliar
Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal – Kapasitas Fiskal = Rp100miliar – Rp125miliar = Rp-25miliar (Negatif)
DAU= Alokasi Dasar + Celah Fiskal, Total DAU = Rp50miliar + (- Rp25miliar) = Rp25miliar

Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut sama atau lebih besar dari
alokasi dasar, tidak menerima DAU
Kebutuhan Fiskal = Rp100miliar, Kapasitas Fiskal = Rp175miliar, Alokasi Dasar = Rp50miliar
Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal – Kapasitas Fiskal = 100miliar – 175miliar = 75 miliar (negative)
DAU = Alokasi Dasar + Celah Fiskal
Total DAU = 50miliar + (-75miliar) = -25 miliar atau disesuaikan menjadi 0
Penyaluran DAU
- DAU disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas
Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah.
- Penyaluran DAU dilaksanakan setiap bulan masing-masing sebesar
1/12 (satu per duabelas) dari alokasi DAU daerah yang bersangkutan.
- Tata cara penyaluran diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri
Keuangan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai