Anda di halaman 1dari 5

DANA ALOKASI UMUM

Bagaimana pengalokasian Dana Alokasi Umum ini ?


DAU dialokasikan untuk daerah provinsi dan kabupaten/kota. Besaran DAU ditetapkan
sekurang-kurangnya 26% dari Pendapatan Dalam Negeri (PDN) Netto yang ditetapkan
dalam APBN. Proporsi DAU untuk daerah provinsi dan untuk daerah kabupaten/kota
ditetapkan sesuai dengan imbangan kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota.

Bagaimana Penghitungan Dana Alokasi Umum Menurut UU No. 33 Tahun 2004 seperti
yang tadi Bapak sebutkan ?
DAU dialokasikan kepada daerah dengan menggunakan formula DAU yang berdasarkan
Alokasi Dasar dan Celah Fiskal dengan proporsi pembagian DAU untuk daerah provinsi dan
kabupaten/kota masing-masing sebesar 10% (sepuluh persen) dan 90% (sembilan puluh
persen) dari besaran DAU secara nasional. Formula DAU per daerah rumusnya adalah:

DAU = AD + CF

DAU artinya alokasi DAU per daerah

AD = alokasi DAU berdasar Alokasi Dasar

CF = alokasi DAU berdasar Celah Fiskal

Bagaimana mengetahui alokasi dasar ?


Alokasi Dasar dihitung berdasarkan data jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dan
besaran belanja gaji PNSD dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan lain terkait dengan
penggajian. sedangkan, Celah Fiskal merupakan selisih antara Kebutuhan Fiskal dan
Kapasitas Fiskal. Kebutuhan Fiskal merupakan kebutuhan pendanaan daerah dalam rangka
melaksanakan fungsi layanan dasar umum yang diukur melalui variabel:

1. Jumlah Penduduk;

2. Luas Wilayah, yang meliputi luas darat dan luas wilayah perairan;

3. Indeks Kemahalan Konstruksi;

4. Indeks Pembangunan Manusia;

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per-kapita.

Bagaimana cara menghitung celah fiskal ?


Formula penghitungan Celah Fiskal dan Kapasitas Fiskal adalah:

CF = KbF – KpF

CF = Celah Fiskal

KbF = Kebutuhan Fiskal

KpF = Kapasitas Fiskal

Kebutuhan Fiskal dihitung dengan formula


KbF = TBR (∑1IP + ∑2IW + ∑3IKK + ∑4IPM + ∑5IPDRB/Kapita)

TBR = Total Belanja Daerah Rata-rata

IP = Indeks Penduduk

IW = Indeks Wilayah

IKK = Indeks Kemahalan Konstruksi

IPM = Indeks Pembangunan Manusia

IPDRB = Indeks PDRB per kapita

∑ = bobot indeks masing-masing variable

Formula yang digunakan untuk menghitung Kapasitas Fiskal adalah

KpF = PAD + DBH SDA + DBH Pajak

PAD = Pendapatan Asli Daerah

DBH SDA = Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

DBH Pajak = Dana Bagi Hasil Pajak, termasuk Cukai Hasil Tembakau
Ketentuan:

Jika celah fiskal > 0, maka: DAU = Alokasi dasar + celah fiskal

Jika celah fiskal = 0, maka: DAU = Alokasi dasar

Jika celah fiskal < 0 (atau negatif) dan nilainya negatif lebih kecil dari alokasi dasar,
maka: DAU = Alokasi dasar

Jika celah fiskal < 0 (atau negatif) dan nilainya sama atau lebih besar dari alokasi dasar,
maka: DAU = 0

Potensi Penerimaan Daerah

[Indeks Industri+ Indeks SDA + Indeks SDM ]


Penerimaan Daerah rata−rata x
3

Variabel-variabel Potensi Penerimaan Daerah

a. Penerimaan Rata-rata Daerah


DANA ALOKASI KHUSUS

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah suatu dana yang bersumberkan dari APBN yang
dialokasikan ke daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi urusan daerah
dan sesuai dengan skala prioritas nasional. Daerah tertentu dimaksud disini adalah daerah
dengan pertimbangan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Tujuan diberikan DAK
adalah membantu daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan
dasar masyarakat, serta untuk mendorong percepatan pembangunan daerah sehingga
tercapainya sasaran prioritas nasional.

Formula perhitungan DAK berdasarkan tiga kriteria, yaitu :

A. Kriteria Umum (KU)

Kriteria umum dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah yang dicerminkan dari
penerimaan umum APBD setelah dikurangi belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah, kemudian
kemampuan keuangan daerah juga dihitung berdasarkan indeks fiskal netto dan ditetapkan
setiap tahun.

KU=(PAD+DAU+DBH-DBH DR)-Belanja Gaji PNSD Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU


secara Nasional adalah daerah yang menjadi prioritas mendapatkan DAK.

B. Kriteria Khusus (KK)

Kriteria khusus ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur


penyelenggaraan otonomi khusus (Papua & Papua Barat) serta karakteristik daerah.
Karakteristik daerah meliputi:

(1) Daerah Tertinggal;

(2) Daerah perbatasan dengan negara lain;

(3) Daerah rawan bencana;

(4) Daerah Pesisir;

(5) Daerah ketahanan pangan;

(6) Daerah potensi pariwisata.

C. Kriteria Teknis (KT)

Kriteria ini berdasarkan pertimbangan dari berupa kondisi kerusakan infrastruktur masing-
masing bidang DAK dan ditetapkan oleh kementerian teknis.

Proses penetapan Dana Alokasi Khusus (DAK) dimulai dengan memperhitungkan Kriteria
Umum kemampuan keuangan daerah atau yang lebih dikenal dengan Indeks Fiskal Netto (IFN),
kemudian memperhitungkan Kriteria Khusus dengaan pertimbangan peraturan perundang-
undangan, Karakteristik Daerah yang dituangkan dalam Indeks Fiskal Wilayah (IKW) dan
selanjutanya dinilai dari Kriteria Teknis yang ditentukan oleh kementerian Teknis. Setelah
semuanya diformulasikan akan menjadi Indeks Teknis (IT), Indeks Fiskal Wilayah dan Teknis
(IFWT) dengan formulasi = f(IFN.IKW.IT). Kemudian akan ditentukan Bobot DAK dengan
formulasi = (IFWT*IKK) kemudian akan dihitung Alokasikan DAK per Bidang (ADB) =
ADB*Pagu per Bidang, setelah itu akan diakumulasi menjadi alokasi per daerah =ADB1+…..
(ADBn).

Anda mungkin juga menyukai