Anda di halaman 1dari 9

FR ANALIS LAPORAN KEUANGAN

1. Tema kebijakan fiskal :


a. (2018) memantapkan pengelolaan fiskal untuk akselerasi pertumbuhan yang berkeadilan
b. (2019) adil, sehat, dan mandiri
c. (2020) mendukung Indonesia maju

2. Tema RAPBN (2019) :


“MENDORONG INVESTASI DAN DAYA SAING MELALUI PEMBANGUNAN SUMBER DAYA
MANUSIA”
Tema RKP (2019):
“PEMERATAAN PEMBANGUNAN UNTUK PERTUMBUHAN YANG BERKUALITAS”

3. Strategi utama APBN ada 3 yaitu:


a. Mobilisasi pendapatan yang realistis serta menjaga iklim investasi
b. Peningkatan kualitas belanja dan penguatan value for money
c. Mendorong efisiensi dan inovasi pembiayaan

4. 5 prioritas nasional antara lain :


a. pembangunan manusia mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pelayanan
b. pengurangan kesenjangan antar wilayah
c. peningkatan nilai tambah ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja
d. pemantapan ketahanan energy, pangan, sumber daya air
e. stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan pemilu

5. Prinsip dan asas penyusunan APBN

Penyusunan APBN didasarkan pada prinsip umum yang meliputi berbagai aspek-aspek, antara
lain sebagai berikut.

a. Prinsip penyusunan berdasarkan aspek pendapatan 


 Mengindetifikasikan penerimaan sektor anggaran dalam jumlah dan ketepatan penyetoran.
 Mengintensifkan penagihan dan pemungutan piutang negara, misalkan sewa penggunaan
barang-barang milik negara, sewa pelabuhan dan bandara.
 Mengintensifkan tuntutan ganti rugi yang diderita oleh negara dan denda yang dijanjikan. 

b. Prinsip penyusunan APBN berdasarkan aspek pengeluaran


 Efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan teknis yang ada.
 Terarah dan terkendali sesuai dengan anggaran dan program kegiatan.
 Menggunakan semaksimal mungkin produk-produk dalam negeri dengan memperhatikan
kemampuan yang dimiliki
Asas penyusunan APBN

Dalam menyusunan APBN didasarkan pada tiga asas yang harus dilakukan diketahui pemerintah yang
dijadikan sebagai dasar penyusunan APBN, sebagai berikut.
a. Kemandirian, artinya pembiayaan oleh negara didasarkan atas kemampuan negara, pinjaman luar
negeri hanyalah sebagai pelengkap.
b. Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas
c. Penajaman prioritas pembangunan, maksud dari penajaman perioritas pembagunan adalah APBN
harus mendahulukan pembiayaan yang lebih bermanfaat

FUNGSI-FUNGSI APBN :

a. Fungsi otoritasi, bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun bersangkutan.
b. Fungsi perencanaan, bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi pengawasan, bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Fungsi alokasi, bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya. Efisiensi dan efektivitas perekonomian.
e. Fungsi distribusi, bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
f. Fungsi stabilisasi, bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.

6. Komponen APBN
APBN terdiri dari pendapatan Negara, belanja Negara dan pembiayaan Negara

PENDAPATAN NEGARA :
1. PAJAK
Pendapatan pajak dalam negeri
-PPH (Pajak penghasilan)
-PPN (Pajak pertambahan nilai)
-PBB (Pajak bumi dan bangunan)
-pajak penjualan atas barang mewah
-pendapatan cukai

Pendapatan pajak internasional


-pajak bea masuk
-pajak bea keluar
2. PNBP
- retribusi dan iuran
- sumber penerimaan dari barang yang dikuasai pemilik
- perusahaan yg melakukan monopoli dan oligopoly
- harta terlantar
- pendapatan bagian laba BUMN
- pendapatan BLU
- penerimaan SDA
- denda yg digunakan untuk kepentingan umum

3. HIBAH

BELANJA NEGARA

1. Belanja pemerintah pusat

Belanja pemerintah pusat menurut fungsi adalah:

1. fungsi pelayanan umum


2. fungsi pertahanan
3. fungsi ketertiban dan keamanan
4. fungsi ekonomi
5. fungsi lingkungan hidup
6. fungsi perumahan dan fasilitas umum
7. fungsi kesehatan
8. fungsi pariwisata
9. fungsi agama
10. fungsi pendidikan
11. fungsi perlindungan sosial
Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis adalah

1. belanja pegawai
2. belanja barang
3. belanja modal
4. pembayaran bunga utang
5. subsidi
6. belanja hibah
7. bantuan sosial
8. belanja lain-lain
2. Transfer ke daerah dan dana desa

Dana Bagi Hasil (DBH)

Dana Bagi Hasil terbagi menjadi dua, yaitu Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak. BERSUMBER DARI
APBN.

a. Dana Bagi Hasil (DBH) yang bersumber dari pajak terdiri atas:

 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);


 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan
 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh
Pasal 21.
b. Dana Bagi Hasil (DBH) bukan pajak yang bersumber dari sumber daya alam berasal dari :

 Kehutanan;
 Pertambangan umum;
 Perikanan;
 Pertambangan minyak bumi;
 Pertambangan gas bumi; dan
 Pertambangan panas bumi.

Penentuan alokasi TKDD yang akan diterima oleh setiap daerah ditentukan oleh 3 hal sebagai berikut:
 
1. Berdasarkan Formula (By Formula) 
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) kecuali yang berdasarkan usulan/proposal, Dana
Desa.
2.Berdasarkan Daerah Penghasil (By Origin) contohnya Dana Bagi Hasil
3. Berdasarkan Kinerja (By Performance) contohnya dana insentif daerah
 
Dana Otonomi Khusus (Dana Otsus) diberikan kepada Provinsi Aceh sebagai amanat dari Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2006 serta Provinsi Papua dan Papua Barat sebagai amanat dari Undang-
undang Nomor 21 Tahun 2001. Dana Keistimewaan (Dais) diberikan kepada Provinsi D.I. Yogyakarta
berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012. Hal-hal tersebut diatas yang dapat menentukan
besar kecilnya alokasi TKDD yang akan diterima oleh daerah. 

Pembagian Dana Bagi Hasil


a. PBB
P.Pusat = 10%
-kab.kota merata 6,5%
-kab.kota ygbelum terealisasi anggarannya 3,5%

P. Daerah
-provinsi 16,2 %
-kab.kota 64,8%
-biaya pungutan 10%

b. BPHTB
P.pusat=20%
P.rovinsi=16%
P.kabupaten=64%

c. PPH
P.pusat= 80%
Daerah = 20%
Provinsi =8%

Kab.kota =12%
Terdiri dari 8,4% kabupaten kota wajib pajak bersangkutan
Dan 3,6% kabupaten kota bersangkutan

PEMBIAYAAN NEGARA
Terdir dari pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan luar negeri.

7. Mandatory Spending adalah kewajiban alokasi belanja Negara yang telahditetapkan undang-
undang terdiri dari
Kesehatan=5%
Pendidikan=20%
Dana Alokasi Umum=26%
Dana Desa=10%

8. Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah dengan
tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Alokasi DAU per daerah ditetapkan dengan Peraturan Presiden. Alokasi DAU tambahan
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
DAU disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas
Umum Daerah. Penyaluran DAU dilaksanakan setiap bulan masing-masing sebesar 1/12 dari
alokasi DAU daerah yang bersangkutan. Tata cara penyaluran DAU dan DAU tambahan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan
Kondisi penerimaan DAU berdasarkan nilai celah fiskal:

 Daerah yang memiliki nilai celah fiskal lebih besar dari 0, menerima DAU sebesar alokasi dasar
ditambah celah fiskal.
 Daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan 0, menerima DAU sebesar alokasi dasar.
 Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut lebih kecil dari alokasi
dasar, menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah diperhitungkan nilai celah fiskal.
 Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut sama atau lebih besar
dari alokasi dasar, tidak menerima DAU.

9. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah


otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Berasal dari APBD.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah. Berasal dari APBN.
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan/atau desa atau
sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya
kepada yang menugaskan. Berasal dari APBN.

10. Yang mengatur kebijakan moneter adalah bank sentral dengan mengatur jumlah uang yang
beredar.
Instrument kebijakan moneter kebijakan operasi terbuka(penjualan atau pembelian SBI)
Kebijakan diskonto.
Kebijakan cadangan kasM
Penyesuaian tingkat suku bunga

Yang mengatur kebijakan fiskal adalah menteri keuangan dengan mengatur jumlah pendapatan
dan belanja Negara.
Instrument kebijakan fiskal adalah menaikkan jumlah pajak
Mewajibkan npwp
Melakukan penghematan pengeluaran Negara
Ada dua kebijakan fiskal :
Fiskal ekspansif meningkatkan jumlah uang beredar, menurunkan pajak dan harga barang
Fiskal kontraktif menurunkan jumlah uang yang beredar, menaikkan pajak dan harga barang

11. RPJP Nasional = 20 tahun ditetapkan oleh menteri dan undang undang
RPJP Daerah = 20 tahun ditetapkan oleh Bappeda dan peraturan daerah
RPJM Nasional= 5 tahun ditetapkan oleh menteri dan peraturan presiden
RPJM Daerah= 5 tahun ditetapkan oleh Bappeda dan peraturan kepala daerah
RENSTRA-KL = 5 TAHUN ditetapkan oleh pimpinan menteri atau lembaga dan peraturan
pimpinan kementrian
RENSTRA-SKPD= 5 tahun ditetapkan oleh kepala SKPD dan peraturan kepala SKPD
RKP Nasional= 1 tahun ditetapkan oleh menteri dan peraturan presiden
RKPD =1 tahun ditetapkan oleh Bappeda dan peraturan kepala daerah
RENJA-KL = 1 tahun ditetapkan oleh pimpinan menteri atau lembaga
RENJA-SKPD = 1 TAHUN ditetapkan oleh kepala SKPD
Sebelum RPJP Nasional menurut ketentuan dalam Undang-undang ini ditetapkan, penyusunan
RPJM Nasional tetap mengikuti ketentuan Pasal dengan RPJM Nasional mengesampingkan RPJP
Nasional sebagai pedoman, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perUndang-undangan.

Sebelum RPJP Nasional menurut ketentuan dalam Undang-undang ini ditetapkan, penyusunan
RPJP Daerah tetap mengikuti ketentuan RPJP Daerah dengan mengesampingkan RPJP Nasional
sebagai pedoman, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundangundangan.

Sebelum RPJP Daerah menurut ketentuan dalam Undang-undang ini ditetapkan, penyusunan
RPJM Daerah tetap mengikuti ketentuan RPJM daerah dengan mengesampingkan RPJP Daerah
sebagai pedoman, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.

Jika RPJM Provinsi belum ditetapkan maka RPJM kabupaten kota mengikuti RENSTRA KL

12. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip


kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.
Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh,
dan tanggap terhadap perubahan.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan Asas Umum
Penyelenggaraan Negara.

Sistem perencanaan pembangunan nasional :


- Politik
- Teknokratik
- Partisipatif
- Atas bawah (top down)
- Bawah atas (bottom up)

13. Wewenang umum dan khusus presiden


Umum :
Khusus :

Menteri Keuangan, dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, mempunyai tugas sebagai
berikut:

Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;

Menyusun rencana APBN dan rancangan perubahan APBN;

Mengesyahkan dokumen pelaksanaan anggaran;


Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan;

Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan negara yang telah ditetapkan
dengan undang-undang;

Melaksanakan fungsi bendahara umum negara;

Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN;

Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan ketentuan undang-undang.

Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang kementerian


negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas sebagai berikut:

Menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;

Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

Melaksanakan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;

Melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya ke Kas Negara;

Mengelola utang dan piutang negara yang menjadi tanggung jawab kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya;

Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kementerian negara/lembaga
yang dipimpinnya;

Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya


melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawab berdasarkan ketentuan undang-undang;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan undang-
undang.

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah mempunyai tugas sebagai
berikut:

Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD

Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD

Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah;
Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;

Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pejabat pengguna anggaran/ barang daerah mempunyai
tugas sebagai berikut:

Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang
dipimpinnya;

Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah
yang dipimpinnya;

Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.

14. .dvnksl

Anda mungkin juga menyukai