Anda di halaman 1dari 29

GAMBARAN UMUM SISTEM AKUNTANSI

PEMERINTAH DAERAH
Kelompok 6

01 02
Melda Yanti Siregar Lya Aulya A. Siregar
142190008 142190009

03 04
Hidayanti Hia Teresya H Halawa
142190015 142190032
01

Latar Belakang dan Ruang Lingkup Sistem


Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Akuntansi Pemerintah Daerah didesain sebagai sebuah sistem yang mengacu pada Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan
mengakomodasi arsitektur Pengelolaan Keuangan Daerah yang dibangun oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2019. Untuk dapat menyusun laporan keuangan yang sesuai SAP maka diperlukan
adanya sistem akuntansi yang harus dilaksanakan oleh setiap Pemda. Oleh karena itu, sistem akuntansi
diperlukan bagi pemda agar dapat menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAP dalam rangka
perwujudan pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel.

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) adalah rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi
sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintahan daerah. SAPD tersebut
ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.

Dalam Permendagri 77 Tahun 2020 disebutkan bahwa SAPD memuat pilihan prosedur dan
teknik akuntansi dalam melakukan identifikasi transaksi, pencatatan pada jurnal, posting ke dalam
buku besar, penyusunan neraca saldo, dan penyajian laporan keuangan. SAPD meliputi sistem
akuntansi PPKD dan sistem akuntansi SKPD.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019, Pasal
185 sampai dengan Pasal 188, bahwa Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah dilaksanakan oleh :

Entitas Pelaporan Entitas Akuntansi


Unit pemerintahan yang Unit pemerintahan pengguna
terdiri atas satu atau lebih anggaran dan oleh karenanya wajib
entitas akuntansi yang menyelenggarakan akuntansi dan
menurut peraturan menyusun laporan keuangan untuk
perundang-undangan digabungkan pada entitas pelaporan.
wajib menyampaikan Entitas akuntansi adalah setiap
laporan keuangan (PEMDA). Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) seperti Dinas ataupun Badan
yang ada dalam lingkungan Pemda
tersebut.
Sistem Akuntansi yang diselenggarakan SKPKD terdiri
atas :
Ø Sistem akuntansi SKPKD selaku SKPD

Sistem akuntansi SKPKD selaku SKPD sama dengan sistem akuntansi yang
diselenggarakan oleh SKPD lainnya. SKPKD seperti SKPD pada umumnya,
merupakan entitas akuntansi yang bertugas menyusun 5 jenis laporan
keuangan yaitu Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional
(LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK).

Lanjutan......
Sistem Akuntansi yang diselenggarakan SKPKD
terdiri atas :
Ø Sistem akuntansi PPKD

Sebagai PPKD, sistem akuntansi PPKD terbagi menjadi dua :

Sistem akuntansi PPKD Sistem akuntansi konsolidator


sebagai Bendahara Umum pemda yang bertugas
Daerah (BUD) yang menggabungkan/
menghasilkan laporan mengkonsolidasikan seluruh
keuangan PPKD berupa LRA, laporan keuangan SKPD dan PPKD
Neraca, LO, LPE, dan CaLK. sehingga tersusun menjadi 7
laporan yang meliputi LRA, LPSAL,
Neraca, LO, LPE, LAK, dan CaLK.
SKPD menyusun LRA, Neraca, LO,
PPKD sebagai konsolidator
LPE, dan CaLK sebagai entitas
pemda melakukan konsolidasi/
akuntansi, dilaksanakan oleh
menggabungkan seluruh
Dinas, Badan, dan Kantor di
1 3 laporan keuangan SKPD dan
lingkungan Pemda.
PPKD.

SKPKD menyusun 7
2 Laporan Keuangan
Pemda sebagai entitas
PPKD sebagai Bendahara Umum 4 pelaporan berupa LRA,
Daerah menyusun laporan LPSAL, Neraca, LO, LPE,
keuangan SKPKD (Dinas/Badan LAK, dan CaLK, dan
Pengelola Keuangan Aset disampaikan kepada
Daerah) berupa LRA, Neraca, LO, Kepala Daerah untuk
LPE, dan CaLK. disampaikan ke BPK dan
DPRD.
02

Persamaan Dasar Akuntansi


Keuangan Daerah
Persamaan dasar akuntansi keuangan daerah
Saldo Normal:
Akun + -

Aset D K
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Belanja/Beban D K
SKPD
Pembiayaan- D K
Aset + Belanja/Beban = Pengeluaran Daerah
(PK)
Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan
PPKD Kewajiban K D

Aset + Belanja/Beban + Pengeluaran Pembiayaan = Ekuitas K D


Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan + Penerimaan Pendapatan K D
Pembiayaan
Pembiayaan- K D
Penerimaan Daerah
(PT)
 Dengan menggunakan persamaan sederhana tersebut maka kita dapat dengan mudah membuat
jurnal untuk transaksi keuangan daerah. Namun, harus diperhatikan bahwa akuntansi keuangan
daerah secara prinsip adalah akuntansi anggaran.

 pendekatan ini berbeda dengan basis akuntansi kas menuju akrual, dimana setiap transaksi
dicatar di akun-akun LRA baru kemudian dilakukan jurnal korolari jika transaksi tersebut terkait
secara substansial dengan akun-akun neraca. Jurnal korolari merupaka jurnal pendamping yang
digunakan untuk mencatat transaksi yang melibatkan akun-akun LRA dan neraca
Perbandingan Pencatatan Akuntansi Komersial dan
Akuntansi PemDa (Basis Kas menuju Akrual)

Sistem akuntansi komersial Sistem akuntansi PemDa

Jurnal pembayaran : Jurnal pembayaran :


Aset tetap–tanah Rp500 Belanja modal-tanah Rp500
Kas Rp500 Kas Rp500
(pencatatan ini akan menyebabkan bertambahnya (pencatatan ini akan menyebabkan bertambahnya
saldo asset tetap-tanah dan berkurangnya saldo saldo belanja modal tanah pada LRA dan
kas pada neraca) berkurangnya saldo kas pada neraca

Jurnal korolari :
Aset tetap-tanah Rp500
Ekuitas dana diinvestasikan dlm asset tetap Rp500
(pencatatan dengan jurnal korolari ini akan
menyebabkan bertambahnya saldo asset tetap-
tanah dan berkurangnya saldo ekuitas dana
diinvestasikan pada neraca
Perbandingan Pencatatan Akuntansi Komersial dan
Akuntansi PemDa (Akrual)

Sistem akuntansi komersial Sistem akuntansi PemDa


Jurnal pembayaran : Jurnal finansial :
Aset tetap–tanah Rp500 Aset-tanah Rp500
Kas Rp500 Kas Rp500
(pencatatan ini akan menyebabkan bertambahnya (pencatatan ini akan menyebabkan bertambahnya
saldo asset tetap-tanah pada neraca dan saldo belanja modal tanah pada LRA dan
berkurangnya saldo kas pada neraca) berkurangnya saldo kas pada neraca

Jurnal realisasi anggaran :


Belanja modal tanah Rp500
Perubahan SAL Rp500
(pencatatan ini akan menyebabkan bertambahnya
saldo belanja modal tanah pada LRA menunjukkan
telah terjadinya realisasi anggaran belanja modal
tanah. Perubahan SAL merupakan akun perantara
yang berguna dalam rangka pencatatan transaksi
realisasi anggaran yang berbasis kas. Karena hanya
merupakan akun perantara maka perubahan SAL
diberi kode akun 0
Contoh penggunaan persamaan dasar akuntansi
keuangan daerah sebagai berikut
Contoh 1 :
Dinas kesehatan menerima kas dari pendapatan retribusi pelayanan kesehatan
sebesar Rp10.000.000

Karena Aset bertambah di debit sedangkan Pendapatan LO bertambah


dikredit sehingga dapat dibuat jurnal finansial :
Kas di Bendahara Penerimaan Rp 100.000.000
Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp100.000.000

Selanjutnya jurnal realisasi anggaran karena transaksi atas melibatkan kas dan
menunjukkan salso pendapatan LRA bertambah sehingga kredit. Akun perubahan
SAL pada posisi debit karena penerimaan kas dari pendapatan retribusi tersebut
menambah saldo kas di rekening kas daerah :
Perubahan SAL Rp 100.000.000
Pendaoatan Retribusi Pelayanan Kesehatan – LRA Rp 100.000.000
Contoh penggunaan persamaan dasar akuntansi
keuangan daerah sebagai berikut
Contoh 2 :
DPPKAD atas nama pemda melakukan penyertaan modal pada perusahaan
daerah sebesar Rp 50.000000. Penyertaan modal tersbut akan dimiliki secara
berkelanjutan.
Mempengaruhi 2 akun aset : akun di kas daerah berkurang, akun investasi
permanen bertambah sehingga jurnal finansial yang perlu dibuat :
Investasi Permanen Rp 250.000.000
Kas di kas daerah Rp 250.000.000

Membuat jurnal realisasi angaran yang menunjukkan akun penyertaan modal


yang termasuk kelompok kelompok pembiayaan pengeluaran bertambah
sehingga didebit. Sebagai penyeimbang akun perubahan SAL pada posisi
kredit.
Pembiayaan pengeluaran – Penyertaan Modal Rp 250.000.000
Perubahan SAL Rp 250.000.000
03

Ilustrasi dokumen akuntansi pemerintah


daerah
v Buku Jurnal
v Buku Besar
v Kertas Kerja Konsolidasian
04

Pelaksana Sistem Akuntansi


Pemerintah Daerah
•Penyelenggaraan sem akuntansi keuangan daerah dilakukan dengan
memperhatika penatausahaan keuangan daerah termasuk struktur organisasi
yang menunjukkan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) pihak-pihak yang terkait
dalam sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi :

a. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Kepala Daerah (Gubernur/Walikota/Bupati) adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan


daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Memiliki
beberapa kewenangan yaitu:

1. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD dan pengelolaan barang daerah


2.Menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang serta bendahara penerimaan dan atau pengeluaran
3.Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah, melakukan pengelolaan
utang dan piutang daerah, melakukan pengelolaan barang milik daerah, dan melakukan pengujian atas tagihan
dan memerintahkan pembayaran.
b. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah berkaitan dengan peran dan
fungsinya dalam membantu Kepala Daerah menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan
urusan pemerintahan daerah termasuk pengelolaan keuangan daerah.

Sekretaris Daerah mempunyai tugas koordinasi di bidang:


1.Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD dan barang daerah
2.Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD
3.Penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD, dan Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

Selain tugas koordinasi, Sekretaris Daerah mempunyai tugas:


1.Memimpin tim anggaran pemerintah daerah
2.Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD dengan pengelolaan barang daerah
3.Memberikan persetujuan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD dan Dokumen Pelaksanaan
Perubahan Anggaran SKPD
c. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah(PPKD)

Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah(SKPKD) biasanya dijabat oleh Kepala
Dinas/ Badan Pengelola Keuangan Daerah selaku PPKD mempunyai tugas:

1.Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah


2.Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD
3.Melaksanakan fungsi BUD

Kepala SKPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku Bendahara Umum Daerah(BUD)


berwenang untuk :
1.Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD
2.Mengesahkan DPA-SKPD/ DPPA-SKPD
3.Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD
d. Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang mempunyai tugas:
1.Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
2.Menyusun DPA-SKPD
3.Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja

Pejabat Pengguna Anggaran/ Pengguna barang biasanya dijabat oleh Kepala Dinas/ Kepala Kantor/
Kepala Badan/ Kepala Biro/ Kepala Sekretariat DPRD

e.Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Barang


Pejabat Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang dalam melaksanakan tugas-tugasnya dapat melimpahkan
sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna
barang. Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut berdasarkan pertimbangan tingkatan daerah, besaran
SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi.
f.Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Pejabat pengguna anggaran/barang dan kuasa pengguna anggaran/barang dapat
menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan(PPTK).
PPTK mempunyai tugas:
1.Menyusun rencana kegiatan kerja
2.Mengendalikan dan melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan
3.Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan

Pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran biasanya dapat menunjuk PPTK
sebagai berikut:
1.Kepala Sub Bagian pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD
2.Kepala Sub Bidang/Kasubag pada Badan dan Kantor
3.Kepala Sub Dinas/Kepala Seksi/Kasubag pada dinas
4.Kepala Seksi pada Kantor/Kecamatan/Kelurahan
Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam
DPA-SKPD, kepala SKPD menetapkan pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD
sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD, PPK-
SKPD mempunyai tugas :
1.Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan Bendahara penerimaan merupakan pejabat fungsional
jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
dan telah diketahui/disetujui oleh PPTK menyetorkan, menatausahakan, dan
2.Meneliti kelengkapan SPP-UP,SPP-GU,SPP-TU, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah
SPP-LS Gaji dan Tunjangan PNS serta penghasilan dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
lainnya yang diajukan oleh bendahara pengeluaran Sedangkan bendahara pengeluaran adalah pejabat
3.Melakukan verifikasi SPP fungsional yang ditunjuk untuk menerima,
4.Menyiapkan SPM menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD.
pelaksana sistem akuntansi pemerintah daerah adalah Pejabat Penatausahaan Keuangan
(PPK) baik PPK-SKPD maupun PPK-PPKD. Dalam pelaksanaan sistem akuntansi pemda
perlu dilakukan koordinasi antara fui akuntansi PPK-SKPD dengan bendahara penerimaan
dan bendahara pengeluaran SKPD terkait dengan dokumen-dokumen pelaksanaan anggaran.
selain itu fungsi akuntansi PPK-SKPD juga harus berkoordinasi dengan fungsi akuntansi
PPKD. Hal ini dikarenakan sistem akuntansi pemda merupakan sistem akuntansi konsolidasi.
Dalam penyusunan laporan keuangan pemda, PPKD bertugas melakukan konsolidasi
laporan-laporan keuangan SKPD menjadi laporan keuangan Pemda.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah
Thanks !!!

Anda mungkin juga menyukai