Anda di halaman 1dari 8

KEBIJAKAN ALOKASI

DANA ALOKASI UMUM TA 2020

DONY S. PRIYANDONO

KASUBDIT DANA ALOKASI UMUM


DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN

Jakarta, 18 Juni 2019


DANA ALOKASI UMUM (DAU)
DAU adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi.
UU Nomor 33 Tahun 2004

FORMULA
Alokasi Celah
DAU
Dasar Fiskal

Kebutuhan Kapasitas
Fiskal Fiskal

Memperhitung-
kan Belanja Gaji PNSD
dan kebijakan
kepegawaian lainnya

2
KEBUTUHAN FISKAL

KbF= TBR (1IP + 2IW + 3IKK + 4IPM + 5IPDRB)

• Jumlah penduduk merupakan variabel yang


mencerminkan kebutuhan akan penyediaan
layanan publik di setiap Daerah.
• Luas wilayah merupakan variabel yang
KbF mencerminkan kebutuhan atas penyediaan sarana
dan prasarana per satuan wilayah.
Kebutuhan Fiskal Daerah merupakan
kebutuhan pendanaan daerah untuk • IKK merupakan cerminan tingkat kesulitan
melaksanakan fungsi layanan dasar umum. geografis yang dinilai berdasarkan tingkat
Setiap kebutuhan pendanaan daerah untuk kemahalan harga prasarana fisik secara relatif
melaksanakan fungsi layanan dasar umum antar-Daerah. Atau dengan kata lain adalah angka
diukur secara berturut-turut dengan: indeks yang menggambarkan perbandingan tingkat
 jumlah penduduk kemahalan konstruksi suatu daerah terhadap
 luas wilayah, meliputi darat dan laut daerah lainnya.
 Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) • IPM merupakan variabel yang mencerminkan
 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tingkat pencapaian kesejahteraan penduduk atas
 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) layanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan.
per Kapita
• PDRB merupakan cerminan potensi dan aktivitas
TBR = Total Belanja Rata-rata perekonomian suatu daerah yang dihitung
berdasarkan total seluruh output produk kotor 3
suatu daerah.
KAPASITAS FISKAL

KpF
KpF= PAD + DBH SDA + DBH Pajak merupakan sumber pendanaan
daerah yang berasal dari :
a. Pendapatan Asli Daerah.
PAD = Pendapatan Asli Daerah
DBH SDA = Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam b. Dana Bagi Hasil Pajak,
DBH Pajak = Dana Bagi Hasil Pajak termasuk DBH CHT.
c. Dana Bagi Hasil Sumber Daya
Alam.
DATA DASAR PERHITUNGAN DAU TA 2020
 Data yang digunakan dalam penghitungan DAU diperoleh dari lembaga statistik Pemerintah dan/atau
lembaga Pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
pasal 41 ayat 1 dalam PP nomor 55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.
 Data Perhitungan alokasi DAU disampaikan paling lambat pada bulan Juli sesuai dengan Pasal 47 dalam PMK
nomor 50 tahun 2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa dengan disertai penjelasan
metode penghitungan/pengolahan data.

Alokasi
Gaji PNSD 2019 Daerah & Kemenkeu
Dasar
Jml Penduduk 2019 Kemendagri

Luas Wilayah Kemendagri & Badan


2019
Informasi Geospasial
Kebutuhan IKK 2019 BPS
Fiskal IPM 2018 BPS
PDRB Per Kapita 2018 BPS & Kemendagri
TBR 2018 Daerah & Kemenkeu
PAD 2018 Daerah & Kemenkeu
Kapasitas
Fiskal
DBH Pajak 2018 Kemenkeu
DBH SDA 2018 Kemenkeu
5
Bobot Variable Perhitungan Alokasi DAU Sepuluh Tahun Terakhir
TAHUN
DANA ALOKASI UMUM
2010 2011 2012 2013 2014
Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota
PDN Neto (Triliun rupiah) 740,35 867,42 1.053.132,45 1.196.689,57 1.312.382,02
Persentase Pagu Dau / PDN Neto 26,0% 26,0% 26,0% 26,0% 26,0%
PAGU DAU (Triliun rupiah) 192,49 225,53 273,81 311,14 341,22
Alokasi DAU (Triliun rupiah) 19,25 173,24 22,55 202,98 27,38 246,43 31,11 280,03 34,12 307,10
Alokasi Dasar 48,0% 45,0% 48,0% 45,3% 49,0% 45,0% 46,0% 48,0% 40,0% 49,0%
Celah Fiskal 52,0% 55,0% 52,0% 54,7% 51,0% 55,0% 54,0% 52,0% 60,0% 51,0%
VARIABEL KEBUTUHAN FISKAL
INDEKS PENDUDUK 30,00% 30,00% 30,00% 30,00% 30,0% 30,0% 30,0% 30,0% 30,0% 30,0%
INDEKS WILAYAH 15,00% 13,25% 15,00% 13,50% 13,0% 13,0% 13,0% 13,0% 14,0% 13,0%
Luas Wilayah Laut 30,00% 35,00% 30,00% 35,00% 35,0% 40,0% 35,0% 40,0% 35,0% 40,0%
INDEKS IKK 30,00% 30,00% 30,00% 30,00% 30,0% 31,0% 28,0% 28,0% 27,0% 28,0%
INDEKS IPM 10,00% 11,00% 10,00% 10,00% 12,0% 11,0% 11,0% 14,0% 15,0% 15,0%
INDEKS PDRB PERKAPITA 15,00% 15,75% 15,00% 16,50% 15,0% 15,0% 18,0% 15,0% 14,0% 14,0%
VARIABEL KAPASITAS FISKAL
PAD 50,00% 93,00% 50,00% 93,00% 50,0% 60,0% 50,0% 60,0% 58,0% 60,0%
DBH PAJAK 73,00% 100,00% 80,00% 100,00% 75,0% 60,0% 70,0% 55,0% 55,0% 57,0%
DBH SDA 95,00% 100,00% 95,00% 63,00% 70,0% 52,0% 55,0% 55,0% 63,0% 57,0%
Indeks Wiliamson Nasional 0,777 0,748 0,731 0,742 0,759
TAHUN
DANA ALOKASI UMUM
2015 2016 2017 2018 2019
Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota
PDN Neto (Triliun rupiah) 1.273.963,35 1.391.194,39 1.326.914,29 1.398,92 1.489,51
Persentase Pagu Dau / PDN Neto 27,7% 27,7% 28,7% 28,7% 28,05%
PAGU DAU (Triliun rupiah) 352,89 385,36 398,58 401,49 417,87
Alokasi DAU (Triliun rupiah) 35,29 317,60 38,54 346,82 56,00 342,59 56,61 344,88 58,50 359,38
Alokasi Dasar 40,0% 49,0% 40,0% 49,0% 40,0% 45,0% 55,00% 47,50% 55,00% 47,50%
Celah Fiskal 60,0% 51,0% 60,0% 51,0% 60,0% 55,0% 45,0% 52,5% 45,0% 52,5%
VARIABEL KEBUTUHAN FISKAL
INDEKS PENDUDUK 30,0% 30,0% 30,0% 30,0% 30,0% 30,0% 31,0% 31,0% 32,0% 34,0%
INDEKS WILAYAH 14,0% 13,0% 15,0% 13,0% 15,0% 13,0% 15,0% 13,0% 12,5% 9,5%
Luas Wilayah Laut 35,0% 40,0% 40,0% 45,0% 45,0% 50,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
INDEKS IKK 27,0% 28,0% 27,0% 28,0% 27,0% 28,0% 20,0% 24,0% 25,0% 26,0%
INDEKS IPM 17,0% 17,0% 17,0% 17,0% 17,0% 17,0% 22,0% 20,0% 20,5% 16,5%
INDEKS PDRB PERKAPITA 12,0% 12,0% 11,0% 12,0% 11,0% 12,0% 12,0% 12,0% 10,0% 14,0%
VARIABEL KAPASITAS FISKAL
PAD 70,0% 65,0% 70,0% 60,0% 70,0% 60,0% 60,0% 60,0% 60,0% 60,0%

6
DBH PAJAK 100,0% 80,0% 75,0% 60,0% 75,0% 60,0% 100,0% 100,0% 85,0% 100,0%
DBH SDA 100,0% 95,0% 85,0% 80,0% 85,0% 80,0% 100,0% 100,0% 80,0% 100,0%
Indeks Wiliamson Nasional 0,726 0,725 0,60442 0,59725 0,55763
KEBIJAKAN DAU TA 2020

ARAH KEBIJAKAN DAU

1
Pagu DAU nasional dalam APBN bersifat Memperhitungkan DAU Tambahan untuk mendukung
final untuk memberikan kepastian daerah
dalam pengelolaan APBD. 4 kebijakan kepegawaian, salah satunya penerimaan
CPNSD dan penerimaan PPPK.

Penyempurnaan formulasi DAU dengan

2 mengevaluasi bobot AD dan CF, sehingga


kemampuan fiskal antardaerah semakin
5 Mendukung kebijakan bantuan pendanaan bagi
daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang
lebih efektif melalui peran DAU, contohnya bantuan
merata.
pendanaan kepada Kecamatan

3 Memperhitungkan alokasi untuk dukungan


pendanaan kelurahan.
6
Mendorong daerah untuk memenuhi mandatory
spending sekurang-kurangnya 25 persen DTU (DAU
dan DBH) untuk membiayai belanja infrastruktur di
daerah.

7
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai