DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Atan, Handju, dan Armillah Widawati. Pengetahuan Seni Ukir Indonesia. Jakarta:
Mutiara,1981.
Bahesti. Kepemilikan dalam Seni Ukir, terjemahan Lukman Hakim dan Ahsin M,
Cet. 1.Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992.
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia bekerjasama dengan Japan International
Coorporation Agency, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual, 2006.
Hart, H.L.A. The Concept of Law. London: London University Press, 1972.
Maulana, Insan Budi. Pelangi HAKI dan Anti Monopoli. PSH FH UII,
Yogyakarta: 2000.
Purba, A.Zen Umar. Trips,UU Hak Cipta dan Penegakan Hukum,dalam Gagasan
dan Pemikiran tentang Pembaharuan Hukum Nasional Vol II. Jakarta:Tim
pakar Hukum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI,2003
Rasjid, Lili dan Wyasa Putra. Hukum Sebagai Suatu Sistem. Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya,1993.
Riswandi, Budi Agus dan M.Syamsudin. Hak Kekayaan Intelektual Dan Budaya
Hukum. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2004.
Saidin, Ok. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Cetakan Ketiga, Jakarta
:Raja Grafindo Persada, 2003.
Tesis
Skripsi
Koto, Desy Rizki. ”Penerapan Prinsip Itikad Baik Dalam Penyelesaian Sengketa
Desain Industri.” Skripsi, Program Sarjana Universitas Sumatera Utara,
Medan, 2006.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
WEBSITE
http://maindakon.blogspot.com/2010/03/tugas-seni-22-feb-2010-tentang-
seni.html (diakses 15Mei 2013.)
BAB III
pada sisi teoritis (berdasarkan teori) dan filosofis (berdasarkan pengetahuan). Banyak
sekali pengertian/ definisi mengenai seni. Beberapa pendapat menyatakan bahwa seni
berasal dari “SANI” yang artinya“Jiwa Yang Luhur/Ketulusan jiwa”. Dan menurut
kajian ilmu di Eropa mengatakan bahwa seni merupakan “ART” (artivisial) yang
menyenangkan, dalam artian bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan dan
perasaan keindahan itu dapat terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni atau satu
kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan. Hal kerajinan
tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni lipat,seni dekoratif, serta seni
62
Soedarso, S.P, Sejarah Perkembangan Seni Rupa Indonesia (Yogyakarta: Saku Dayar
Sana, 1990), hlm. 3.
63
Suwarna, Modul Sejarah Seni Rupa Indonesia (Yogyakarta: Program Semique Dirjend
Dikti, FBS, UNY, 2003), hlm. 6.
berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang
biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau
benda seni maupun barang pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara
barang - barang bekas seperti botol bekas, kardus, dan plastik makanan. Arti yang
suatu bentuk produk yang dominan menggunakan tangan manusia, yang sangat
minim dalam penggunaan mesin atau alat otomatis. Hal yang lumrah dalam
pembuatan kerajinan tangan adalah mengangkat suatu nilai dari bahan atau barang
yang tidak layak pakai (barang bekas), sehingga memiliki fungsi untuk kehidupan
terukur dari jumlah orang yang terlibat didalamnya. Selain itu adanya pengaruh
lain pameran yang cukup kredible adalah INACRAFT yang diadakan setiap
inilah ajang yang tepat untuk mendapatkan produk kerajinan tangan dari seluruh
64
Kerajinan Tangan, http://indonesiacraftproduct.blogspot.com/, diakses pada tanggal 17
juli 2013.
kerajinan tangan yang menarik dan unik. Inacraft adalah pameran kerajinan
terbesar Indonesia yang diadakan setahun sekali di JCC Jakarta tiap bulan April. 65
pertumbuhan ekonomi negara. Salah satu sektor terpenting dari ekonomi kreatif
dalam pameran tersebut banyak pelaku UKM yang mengikuti kegiatan tersebut untuk
produk- produk kerajinan tangan yang dihasilkan oleh pelaku UKM. Dalam
terhadap pelaku UKM yang berkaitan dengan pemasaran produk kerajinan tangan
HKI adalah hak kebendaan, hak atas sesuatu benda yang bersumber dari
hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil dari pekerjaan rasio manusia yang
menalar. Hasil kerjanya itu berupa benda immaterial (benda tidak berwujud).66
ciri-cirinya adalah harus berupa kreasi tentang bentuk, berbentuk tiga dimensi atau
65
Lidya Fitrian, “INACRAFT”, http://emak2blogger.web.id/2012/04/19/inacraft-
pameran-kerajinan-tahunan-terbesar-indonesia/ diakses pada tanggal 17 juli 2013.
66
Saidin, Op. Cit, hal. 9 .
dua dimensi, mempunyai nilai estetis, dan dapat diwujudkan dalam pola tiga
dimensi dan mampu menghasilkan produk atau komoditas industri atau kerajinan
tangan. Selain itu karya desain industri tersebut harus baru dan desain industri
Perlindungan desain industri diperoleh melalui sistem pendaftaran, dalam hal ini
berarti pendesain yaitu seorang atau beberapa orang yang menghasilkan karya
desain industri baru akan memperoleh perlindungan hukum atas karyanya atau
akan memperoleh hak desain industri bila pihaknya telah mendaftarkan karya
Obyek / lingkup desain industri adalah hasil karya intelektual yang berupa
kreasi tentang bentuk, berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi, mempunyai nilai
estetis, dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi dan mampu menghasilkan
produk atau komoditas industri atau kerajinan tangan. Sedangkan subyek dari
desain industri adalah pendesain atau pihak lain yang menerima hak desain dari
pendesain. 67
karya hak cipta , terutama dengan lingkup hak cipta dalam Pasal 12 huruf f yaitu
obyek hak cipta yang berupa seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis,
gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan.
Elemen seni ukir, seni pahat dan seni patung dalam hak cipta sering
67
Simanjuntak, “Peran Industri di Indonesia” (Makalah Seminar Kerjasama FH UNUD,
Klinik Haki Jakarta JICA, Denpasar, 2000), hlm.5
Kerajinan Tangan yang mengalami perkembangan pada saat ini juga sudah
diproduksi masa dalam bentuk tiga dimensi dan dua dimensi, memiliki nilai
estetika dan dapat diwujudkan dalam bentuk tiga dimensi dan mampu diproduksi
secara massal seperti yang terdapat pada souverni-souvernir. Maka lebih cocok
jika desain industri yang melindungi kerajinan tangan, seperti yang diketahui
eksklusif berkaitan dengan hak moral dan ekonomi pada pendaftar pertama.
definisi yang memuaskan dari bahan, teknik produksi, dan fungsi produk
kerajinan tangan. Enam bahan utama produk kerajinan tangan dapat berupa serat
tumbuhan, kulit, besi, tanah liat, kain, dan kayu. Bahan lainnya adalah variasi
hewan, bahan tumbuhan atau mineral. Selain itu, bahan-bahan dapat meliputi pula
batu, kaca, gading, tulang, tanduk, cangkang, kerang, atau mutiara. Para pembuat
68
NK Supasti Dharmawan, Perlindungan Hukum Atas Karya-Karya Intelektual Di
Bidang Hak Cipta Dan Desain Industri (Denpasar Bali : Makalah Seminar HKI, 2003), hlm. 5.
sebagai orang bisnis, sehingga mereka tentu saja berproduksi dengan motif
HKI dalam berbagai macam maupun ruang lingkup. Bahkan satu produk bisa
dilindungi oleh berbagai hak yang tercakup dalam HKI. Cakupan HKI yang cocok
melindungi karya seni dalam kerajinan tangan adalah desain industri karena para
Hak desain industri merupakan hak khusus yang diberikan oleh negara
kepada pendesain atau pemegang hak desain industri atas hasil kreasinya untuk
memperhatikan hal di atas, berarti hak desain industri tidak muncul seketika
sesaat desain itu selesai dikerjakan dan prinsip itu tidak sama dengan “hak cipta”
diwujudkan atau dilahirkan”. Dan pencipta atau pemegang hak cipta memiliki hak
untuk memperbanyak atau mengumumkan hasil karyanya yang khas dan bersifat
orisinal. 69
Jika hak cipta “muncul atau “lahir” seketika ciptaan itu selesai dibuat,
69
Republik Indonesia, Undang-Undang Hak Cipta Nomor 12 Tahun 1997, Pasal 1 dan
Pasal 2.
industri, karena hak desain industri diberikan oleh Negara, maka terjadinya hak
bertujuan:
70
Republik Indonesia, Undang-Undang No.20 Tahun 2008, Pasal 5.
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
di Indonesia. Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia sekitar tahun 1997,
UKM tetap bertahan bahkan peranannya semakin meningkat dan terlihat sangat
jelas dalam perekonomian Indonesia. Pada saat itu bentuk usaha inilah yang
paling cepat pulih dari krisis ekonomi dibandingkan dengan usaha-usaha skala
besar yang banyak terpuruk pada saat itu. 72 Dari sekian banyak UKM yang
berkembang di Indonesia dan tidak hanya terbatas pada bidang-bidang usaha yang
71
Republik Indonesia, Undang-Undang No.20 Tahun 2008, Pasal 6.
72
Chairunnisa, “Pentingnya HKI dalam UKM”,
http://belajarhukumbisnis.blogspot.com/2012/05/pentingnya-hki-bagi-ukm.html.(diakses pada
tanggal 24 Mei 2013).
HKI. Hal demikian karena akar hukum Indonesia bersifat komunal, gotong-
sifat individual. Hal ini terlihat dari beberapa pandangan dari pada pencipta
desainer yang tidak begitu memperdulikan bila karyanya ditiru orang lain dan
tidak merasa dirugikan, bahkan orang tersebut merasa bangga bila karyanya
desain dari suatu produk bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. curahan akal,
imajinasi, biaya, inspirasi, waktu dan tenaga kerja untuk menghasilkan suatu
yang telah menjadi tulang punggung perekonomian bangsa. Alasan lain mengapa
merupakan kelompok usaha yang jumlahnya mencapai lebih dari 90% dari pelaku
angka kemiskinan. 73
satunya, memberdayakan UKM. Secara umum struktur dan materi dari Undang-
Undang ini memuat tentang ketentuan umum, asas, prinsip dan tujuan
73
Ansori Sinungan,Op., Cit,. hlm.270.
Desain Industri tersebut, dapat disimak gambaran yang jelas bahwa terdapat
Indonesia. Hal ini untuk kemudian dijadikan alur berpikir yang menjiwai norma-
Desain Industri dengan peran UKM, hubungan antar HKI dan UKM merupakan
dimensi lain yang telah menjadi pembicaraan baik di tingkat nasional maupun
sehingga UKM telah memiliki posisi yang semakin penting dalam penentuan
dan penerapan iptek menuju ekonomi berbasis pengetahuan serta kemandirian dan
untuk dapat berkompetisi baik dalam tingkat nasional maupun internasional agar
untuk kegunaan praktis serta mempertemukan dengan para mitra bisnis maupun
adalah sangat besar dalam memajukan perusahaan baik dalam rangka melakukan
76
Ansori Sinungan,Op., Cit., hlm.278-280.
77
Ibid.
dapat memberikan daya tarik bagi konsumen, tampilan bentuk dari suatu produk,
Keberadaan desain industri dalam UKM adalah sebagai salah satu bentuk
perlindungan hukum terhadap pelaku UKM dalam industri UKM, terkait adanya
hak eksklusif yang diberikan oleh negara berupa hak ekonomi selain juga
dikenal oleh pelanggan baik dalam negeri maupun luar negeri, selanjutnya desain
industri juga sebagai alat monopoli serta desain industri merupakan sumber
pemasukan/devisa negara atau sebagai aset penting dalam ekonomi modern yang
mengandalkan pengetahuan.
78
Ibid,hlm.281.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pengrajin sebelum
sadar bahwa merekalah pemilik HKI atas produk kerajinan tangan yang mereka
produksi. Terkadang hal tersebut agak sulit didefinisikan karena terkadang desain
atas produk kerajinan tangan yang mereka buat atau produksi biasanya merupakan
desain komunal dan bukan kreasi pribadi. Walaupun tentu banyak juga para
pengrajin ini yang menciptakan desain sendiri. Apabila desain tersebut adalah
desain komunal atau turun-temurun, tentu saja pemilik HKI atas desain tersebut
Menurut Dirjen HKI dari hampir 8000 pemohon yang masuk, ternyata
hanya 49 pemohon saja yang berasal dari UKM, sebenarnya angka 8000 pemohon
itu sangat menggembirakan, jika saja diikuti jumlah pemohon dari UKM yang
meningkat pula. Mengingat, proses pendaftaran tersebut baru saja dibuka sejak
dua tahun lalu, tepatnya 16 Juni 2003 dan rata-rata per hari terdapat 30
79
Desain untuk dunia Industri, http://industrydesign.blogspot.com/2010/11/perlindungan-
hak-untuk-produk-kerajinan.html diakses pada tanggal 6 juli 2013.
80
Hukum Online, http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol8770/walau-didiskon-
pendaftaran-disain-industri-oleh-ukm-masih-minim diakses tanggal 16 juli 2013.
industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau
warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga
dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan
suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. Dimana dalam
hal ini kerajinan tangan termasuk kategori yang disebutkan dalam Pasal 1
tangan produksi UKM wajib dihormati. Desain industri tidak boleh digunakan
oleh orang lain (orang yang tidak berhak) tanpa izin pemiliknya, kecuali apabila
yang sudah terdaftar dalam desain industri dan dibuktikan dengan sertifikat
lain tanpa izin pemiliknya, atau pemalsuan, peniruan desain industri orang lain
Suatu produk yang dilindungi HKI hanya dapat diproduksi oleh si pemilik
atau pemegang hak atas produk tersebut (eksklusif). Apabila ada pihak lain yang
tidak berhak. Jika terjadi pelanggaran, maka pelanggar tersebut harus diproses
secara hukum dan bila terbukti melakukan pelanggaran maka dia akan dijatuhi
pidana.
tentang desain industri yaitu untuk menjamin perlindungan hak-hak pendesain dan
menetapkan hak dan kewajibannya serta menjaga agar pihak yang tidak berhak
tidak menyalahgunakan hak desain industri tersebut. Yang menjadi landasan bagi
UKM yang dalam skripsi ini adalah produk kerajinan tangan yang sudah diberi
Agar desain industri, dalam hal ini kerajinan tangan dapat dilindungi
hukum adalah dengan cara pendaftaran. Pendaftaran desain industri (desain tekstil
untuk desain motif batik) menimbulkan hak eksklusif, yaitu hak khusus yang
hanya diberikan oleh negara untuk jangka waktu tertentu kepada Pemegang Hak
desain industri untuk melaksanakan sendiri hak desain industri yang dimilikinya,
81
“Bisnis UKM”, http://bisnisukm.com/pentingnya-hki-bagi-ukm.html (diakses tanggal
24 Mei 2013).
atau memberikan persetujuan /izin kepada pihak lain untuk melaksanakan haknya
atas desain tersebut. Dengan demikian orang lain yang tidak berhak dilarang
persetujuan dari pemegang hak desain industri. 82 Pemegang hak desain industri
wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh Undang-
undang 83.
industri yang mandiri dan kreatif dengan persyaratan bahwa hak desain industri
yang diberikan perlindungan adalah baru. Negara anggota dapat menolah bahwa
desain tersebut tidak baru atau orisinal jika desain yang dimaksud tidak memiliki
dari beberapa desain yang telah ada. Lebih lanjut, dinyatakan bahwa negara
kebaruan saja tanpa persyaratan keaslian atau originality seperti yang tercantum
mensyaratkan kebaruan untuk diberi hak desain industri, dalam praktiknya secara
Hal ini terlihat dari adanya pemberian hak desain industri tanpa melalui
mekanisme proses pemeriksaan substantif apabila tidak ada keberatan dari pihak
lain. 85
tangan yang dihasilkan sangat rawan dijiplak oleh para pesaing yang berasal dari
luar negeri. Kondisi demikian sangat mungkin terjadi akibat tidak adanya
diperdagangkan tersebut. Secara lebih dalam bisa dilihat bahwa tidak adanya
kepemilikan hak cipta ini sangat wajar karena produk tersebut dihasilkan dengan
secara turun temurun dan bersifat terbuka. Hal ini berarti tidak ada seorangpun
yang bisa secara sepihak mengaku bahwa hak cipta produk tersebut adalah milik
individu tertentu.
secara sadar dan sengaja melakukan pelanggaran hukum tentang hak cipta.
85
Ibid.,hlm.114-115.
Dengan demikian, meskipun karya atau produk yang dihasilkan oleh pengusaha
kerajinan tersebut tidak bisa dimiliki hak ciptanya secara individu tetapi produk
tersebut tidak dapat diambil alih oleh orang asing karena negara sudah mengambil
alih hak cipta produk tersebut. Bila terjadi penjiplakan yang dilakukan oleh negara
industri:
industri yang diterima oleh pelaku UKM. Syarat untuk mendapatkan hak desain
merupakan syarat mutlak bagi pelaku UKM untuk melindungi produknya karena
hak desain industri melekat pada pendaftaran desain industri. Pelaku UKM
desain industri yang diperoleh pelaku UKM dapat juga melarang orang lain yang
86
Anastasia Resti Muliani, “Perlindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Bagi Usaha
Kecil Di Bidang Industri Kerajinan Di Wilayah Kabupaten Bantul”, (Tesis,universitas
diponogero,2007).
industri, dan pengalihan. Dalam Pasal 46 diatur bahwa pemegang hak desain
industri atau penerima lisensi dapat menggugat siapa pun yang dengan sengaja
berupa :
(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
dalam Pasal 8, Pasal 23 atau Pasal 32 dipidana dengan pidana penjara paling lama
1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 45.000.000,00 (empat puluh lima
juta rupiah).
(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) merupakan
delik aduan.
pendaftaran yang memberikan hak eksklusif berupa hak desain industri yang
didapat oleh pelaku UKM dan apabila ditemukan penyimpangan para pelaku
menjaga agar pihak yang tidak berhak tidak menyalahgunakan hak desain industri
tersebut. Yang menjadi landasan bagi perlindungan yang efektif terhadap berbagai
mengekspor, dan/atau mengedarkan barang itu yang sudah diberi hak desain
industri yang telah dikenal secara luas. Adapun prinsip pengaturannya adalah
pengakuan kepemilikan atas karya intelektual yang memberikan kesan estetis dan
dalam bentuk tertentu yaitu berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Dengan
industri harus lebih dipacu dan lebih ditingkatkan agar dapat menghadapi
87
Arie Abimanyu, “Desain Industri”,http://arieabimanyu.blogspot.com/2010/06/desain-
industri.html (diakses tanggal 23 Mei 2013).
hak eksklusif berupa hak desain industri sehingga melindungi produk yang
dihasilkan dan timbulnya hak ekonomi bagi pelaku UKM karena desain industri
1. Pelaku UKM
terhadap produk kerajinan tangan itu sendiri sehingga memperoleh nilai ekonomi
yang jauh lebih tinggi. Desain industri menentukan nilai sebuah produk, oleh
karena itu dengan kesadaran pelaku UKM terhadap pendaftaran desain industri
salah satunya adalah hak ekonomi yang didapat oleh pelaku UKM. Desain
industri memberikan hak pada pelaku UKM untuk menjual, mengekspor, dan
pelaku UKM akan mendapatkan hak atas desain industri tersebut. Desain industri
dapat mendorong rasa kebanggaan terhadap diri seseorang atau suatu masyarakat,
bahkan bangsa, yang akan mendorong semangat untuk meningkatkan kualitas dari
ciptaan yang mereka hasilkan. Sebagai contoh, Indonesia tentu merasa bangga
sebagai bangsa Indonesia jika misalnya kain Ulos digunakan di berbagai negara,
2. Industri
intelektual yang memberikan kesan estetis dan dapat diproduksi secara berulang-
ulang serta dapat menghasilkan suatu barang dalam bentuk tertentu yaitu
berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Dengan demikian desain industri dalam
pertumbuhan ekonomi. Dan disinilah desain industri harus lebih dipacu dan lebih
ditingkatkan agar dapat menghadapi persaingan yang ada dalam dunia industri
dan perdagangan.
menentukan nilai dari produk UKM yang dipasarkan itu sendiri. Sedemikian
melupakan kualitas, merek dan harga produk yang dipasarkan. Dampak dari suatu
dimana produk yang dibahas adalah kerajinan tangan. Kerajinan tangan UKM
bernilai ekonomi dan karena pelaku UKM kadang tidak mengetahui pentingnya
desain industri, sehingga setiap produk yang berupa kerajinan tangan yang
yang berdaya saing namun karena modal yang kurang dan tidak mengetahui akan
pentingnya desain industri sehingga produk UKM kadang kalah saing dengan
industri besar. Dengan adanya perlindungan hukum desain industri makan akan
tercipta industri yang kreatif dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi dunia
perdagangan.
3. Pemerintah
dengan meningkatkan kemampuan daya saing. Salah satu daya saing tersebut
Keanekaragaman budaya yang dipadukan dengan upaya untuk ikut serta dalam
globalisasi. 88
Indonesia banyak yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki keunikan terutama
apabila sudah masuk dalam pasar luar negeri. Karena UKM kurang peka dan
nilai tradisional yang ide dan desainnya ‘dicuri’ oleh pihak luar. Pemerintah
yang tinggi apabila sudah masuk dalam dunia perdagangan. Dampak perlindungan
desain industri bagi pemerintah adalah menciptakan iklim bisnis yang baik dalam
88
Ismail Saleh, Masalah Perlindungan Milik Intelektual Hukum dan Ekonomi (Jakarta
:Gramedia Pustaka Utama, 1990), hlm.4.
BAB IV
Desain industri memberi nilai tambah pada suatu produk. Desain industri
akan membuat suatu produk menjadi lebih menarik dan memikat bagi konsumen
dan hal itu merupakan nilai jual yang unik. Jadi, melindungi desain industri perlu
UKM. Pendaftaran desain industri di Ditjen HKI oleh UKM membuat UKM
tersebut mempunyai hak eksklusif yang dapat mencegah pihak lain untuk
1. Posisi jual pemilik desain menjadi lebih kuat karena dapat mencegah pesaing
2. Produk dengan desain yang terdaftar yang sukses akan meningkatkan nilai
perusahaan.
3. Desain yang sudah dilindungi juga dapat dilisensikan (dijual) kepada pihak
lain melalui pelisensian kepada pihak lain yang dapat menjangkau pasar yang
persaingan sehat dan perdagangan yang jujur yang selanjutnya akan mendorong
ditegaskan bahwa hak eksklusif yang dimiliki oleh pemegang hak desain industri
mencakup pada, pertama, hak untuk melaksanakan hak desain industri yang
dimilikinya; dan kedua, hak untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
barang yang diberi hak desain industri. Hal yang harus diketahui meskipun
pemegang hak desain industri mempunyai hak eksklusif bukanlah berarti tidak
Undang Desain Industri. Pembatasan itu terletak pada desain industri yang telah
tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang hak desain industri. 90
industri. Disamping itu juga desain industri merupakan basis perdagangan karena
89
Media HKI ,”Buletin Informasi dan Keragaman Hak Kekayaan Intelektual”,
http://mediahki.wordpress.com/vol-viino-01februari-2010/kolom-hki-2-2/ diakses tanggal 23 mei
2013
90
Republik Indoneisa, UU No 31 Tahun 2000 tentang desain industri, Pasal 9.
sebagai goodwill, lambang kualitas dan standar mutu, sarana menembus pasar,
actualization pada diri manusia. Bagi masyarakat hal ini akan berguna untuk
Untuk melindungi mereka yang melahirkan karya intelektual tersebut berarti yang
penjiplakan mampu perbuatan curang lainnya yang dilakukan oleh orang lain atas
Hampir di setiap negara, suatu desain industri harus didaftarkan agar dapat
didaftarkan adalah desain harus baru dan asli. Biasanya, kata baru diartikan
sebagai tidak ada desain yang identik atau mirip yang pernah ada sebelumnya.
Suatu desain industri dapat juga dilindungi sebagai suatu pengerjaan seni
yang dilindungi juga oleh hak Cipta. Di Indonesia dan beberapa negara,
perlindungan desain industri dan hak cipta dapat muncul bersamaan. Di negara-
negara lain, ada yang menerapkan secara mutually exclusive: bila pemilik desain
sudah memilih satu jenis perlindungan, maka dia tidak dapat lagi menggunakan
desain itu sendiri yang pemanfaatnya di batasi dengan jangka waktu tertentu serta
TRIPS Agreement yaitu: tentang Standards Concerning The Avability, Scope And
Use The Intelektual Property Right yang terdiri atas Pasal 25 dan Pasal 26. kedua
1. Desain industri yang dapat dilindungi adalah desain industri yang baru (New)
2. Hak desain industri yang mencakup membuat, menjual atau mengimpor dan
termasuk juga mencegah pihak lain yang melakukan hal itu tanpa izin
91
Institut teknologi bandung, “Desain Industri” http://ipr.itb.ac.id/?page_id=181 ,diakses
tanggal 23 mei 2013 .
92
Ita Gambiro, Desain Produk Indonesia ( Jakarta: CV Gramada Offset,1992), Hlm. 14.
Meski begitu, perlindungan atas HKI ini tidak muncul begitu saja. Agar
setempat. 94 Pada HKI terdapat adanya dua hak khusus, yaitu hak ekonomi
(economic right) dan hak moral (moral right), disamping adanya fungsi sosial 95.
intelektual. Hak ini berupa keuntungan sejumlah uang yang diperoleh karena
penggunaan sendiri HKI, atau karena penggunaan oleh pihak lain berdasarkan
lisensi. Hal ini dikarenakan hak kekayaan intelektual dapat menjadi objek
perdagangan dalam dunia usaha. Hak ekonomi dapat dialihkan. Sedangkan hak
moral adalah hak yang melindungi kepentingan pribadi (reputasi) pencipta atau
penemu. Hak ini melekat pada pribadi pencipta atau penemu yang bersifat pribadi,
menunjukkan ciri khas yang berkaitan dengan nama baik, kemampuan, dan
integritas yang hanya dimiliki oleh pencipta atau penemu serta bersifat kekal
artinya melekat pada pencipta atau penemu selama hidup bahkan setelah
93
Republik Indonesia,Undang- Undang No.31 Tahun 2000 tentang desain industri, Pasal
9 Ayat 1.
94
Ranti Fauzi Mayana,Op.,Cit..hlm.17.
95
Abdulkadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual (Bandung
: PT Citra Aditya Bakti, 2001), hlm. 120.
meninggal dunia. Maksud fungsi sosial dalam hal ini adalah bahwa disamping hak
kepentingan umum.
Berkaitan dengan desain industri dan merek dagang pada kerajinan tangan
produk UKM, maka hak ekonomi pada merek dagang, yaitu hak memperoleh
lisensi merek dagang tersebut 96. Hal yang sama juga berlaku pada desain
industri 97. Hak ekonomi ini dapat dialihkan melalui lisensi. Hak moral, yaitu hak
untuk menghormati karya kerajinan tangan dan pencantuman nama desain dalam
Daftar Umum Desain Industri dan Berita Resmi Desain Industri 98. Hak moral
hanya terdapat pada desain industri, selain juga hak cipta, dan tidak pada merek
dagang. Berbeda dengan hak ekonomi, untuk hak moral tidak dapat dialihkan
karena hak moral merupakan hak yang melekat pada pendesain. Sedangkan fungsi
sosial maksudnya adalah bahwa pada penggunaan merek dagang dan desain
industri tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, moralitas agama, atau
juga untuk kesejahteraan masyarakat umumnya. Khusus untuk desain, salah satu
maka negara mewajibkan pemilik desain memberikan izin (lisensi) kepada pihak
96
Republik Indonesia, UU No. 15 Tahun 2001, Pasal 3.
97
Republik Indonesia, UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, Pasal 9 ayat (1).
98
Republik Indonesia , UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri,
Penjelasan Pasal 8.
99
Muhammad Djumhana, Op.Cit, hlm. 50.
lain. Ini berarti kepentingan umum dapat membatasi hak individu, sehingga
dimana ada kesempatan bagi masyarakat dalam batas dan syarat tertentu untuk
Hak desain industri tercipta karena pendaftaran dan hak eksklusif atas
suatu desain akan diperoleh karena pendaftaran. Pendaftaran adalah mutlak untuk
terjadinya suatu hak desain industri. Tanpa pendaftaran, tidak akan ada hak atas
Perlindungan yang diberikan oleh desain industri yang sudah didaftar lebih
dan memberikan sertifikat pendaftaran yang merupakan bukti penting jika terjadi
alasan pembenar. Alasan pembenar ini didasarkan pada suatu pendekatan teoritik.
biasanya sangat dianjurkan untuk membuat dokumen atau catatan yang baik
tanggal pada setiap sketsa, dan menyimpan arsip/dokumen dari desain tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendaftaran desain industri sangat penting artinya
100
Ahmad M Ramli,HAKI Hak Atas Kepemilikan Intelektual Teori Dasar Perlindungan Rahasia
Dagang, Mandar Maju, 2000,halaman 25-28.
pelanggaran atau pemalsuan atas produk kerajinan tangan mereka, maka para
pengrajin tersebut selaku pemilik HKI dapat mengajukan surat peringatan kepada
atas produk kerajinan tangan dan diharapkan agar pelaku pelanggaran atau
mereka. Langkah ini terkadang lebih membuat takut para pelaku pelanggaran atau
pemalsuan. Langkah ketiga yang dapat dilakukan oleh para pengrajin yaitu
kepada pengadilan dapat disarankan apabila para pelaku pengrajin memiliki bukti
yang kuat bahwa merekalah pemilik sah HKI atas produk kerajinan tangan yang
dipalsukan tersebut. Selain itu, para pengrajin tersebut dapat membuktikan bahwa
101
“Electronic book DJHKI”, http://119.252.174.20/media-hki/?book=tampil-menarik-
pengantar-desain-industri-bagi-ukm (diakses tanggal 24 Mei 2013).
produk kerajinan tangan asli Indonesia, tetapi dipasarkan oleh para pemalsu atau
pembajak.
mendaftarkan produk yang dalam skripsi ini dibahas mengenai kerajinan tangan
maka pelaku mendapat keuntungan berupa hak desain industri. Dengan hak desain
industri pelaku UKM dapat menjual atau mengalihkan hak tersebut kepada orang
lain. Dapat dilihat bahwa hak desain indsustri tersebut merupakan hak eksklusif
yang diperoleh pelaku UKM. Hak eksklusif adalah hak yang semata-mata
diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh
sarana apa pun. Hak eksklusif yang didapat pelaku UKM salah satunya dalam
bidang ekonomi. Hak ekonomi yang didapat pelaku UKM dalam hal mengusai
kerajinan tangan yang dihasilkan UKM dari segala penyimpangan. UKM sebagai
produk mereka sehingga mampu bersaing dengan produk luar negeri terutama
untuk produk kerajinan maupun hasil kerajinan budaya lainya. Namun Dalam
1. Pelaku UKM
Undang Desain Industri. 102 Hal ini didukung dengan pendapat Ansori Sinungan
dalam riset yang dilakukanya dan tercantum dalam bukunya yang berjudul “
Indonesia” bahwa UKM sebagai mayoritas pelaku ekonomi masih kurang peduli
102
Ansori Sinunga,Op.,Cit.,hlm.453.
Pelaku UKM belum tersentuh secara utuh akan informasi dan sosialisasi
desain industri bukanlah merupakan pemberian hak, akan tetapi dianggap sebagai
suatu tambahan beban yang dianggap memberatkan, memakan waktu lama dan
biaya yang mahal. Kelompok UKM berpendapat bahwa tanpa pendaftaran desain
industri, mereka masih tetap dapat menjalankan usahanya. Justru yang banyak
dari kelompok usaha menengah dan besar karena mereka sudah memahami akan
pentingnya perlindungan HKI termasuk desain industri dalam dunia bisnis. 103
Dengan desain yang semakin menarik maka nilai sebuah produk ikut
desain. Terlebih, banyaknya industri terutama UKM yang tidak peduli dengan hak
ini. Karena itu, pendesain kerap tidak mempunyai hak atas kerativitas yang
dihasilkannya.
meliputi:
a. Faktor Internal
103
Perlindungan Hukum terhadap Desain Industri,http://tataxcupu88.wordpress.com
/2010/05/12/perlindungan-hukum-terhadap-desain-industri-masih-kurang/,diakses tanggal 23 Mei
2013.
104
Ibid.
itu sendiri. Semangat yang dimaksud disini, antara lain kesediaan terus
b. Faktor Eksternal
yang disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempat yang ada
kurang strategis.
Selain akses pembiayaan, UKM juga menemui kesulitan dalam hal akses
ataupun jasa dari unit usaha UKM dengan produk lain dalam hal kualitas.
Efek dari hal ini adalah tidak mampunya produk dan jasa sebagai hasil
dari UKM untuk menembus pasar ekspor. Namun, di sisi lain, terdapat
105
Ibid.
membutuhkan biaya yang banyak, yang mana hambatan ini kemudian ditambah
yang jelas bagi pelaku ukm. Sehingga banyak produk ukm yang masih belum
didaftarkan.
bondong untuk mendaftarkan. Mereka baru sadar setelah desain industri mereka
mendaftarkan desain Industri atas produk kerajinan tangan yang dihasilkan. 106
diajukan.
panjang/lama.
106
Sri Hadiningrum, “Persepsi Pengusaha Furniture Di Kota Medan Terhadap Pentingnya
Perlindungan Desain Industri”, (Tesis, Ilmu Hukum, Pascasarjana, USU, 2008).
4. Kebanyakan desain yang mereka buat adalah tiruan dari mereka lihat di
desainnya.
dari pemalsuan sampai /atau penjiplakan yang jelas-jelas merugikan hak ekonomi
mereka.
HKI adalah karena masalah pentingnya HKI belum tenar dikalangan masyarakat.
berniat untuk menuntut pelakunya, justru mereka merasa bangga bahwa mereka
beranggapan bahwa desain tersebut merupakan desain yang amat bagus. Hal ini
memadai di satu sisi dan pola sektor kepemilikan bersama, akan tetapi ada juga
sebagian pendesain yang ingin menuntut, tetapi tidak mengetahui caranya, selain
107
Ibid.
itu adanya prosedur yang berbelit-belit memakan waktu dan yang terlalu lama dan
2. Industri
pada umumnya merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang
sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, ditambah lagi
produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang
kurang kompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang telah mempunyai jaringan
yang sudah solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau
Selain akses pembiayaan, UKM juga menemui kesulitan dalam hal akses terhadap
memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk ataupun jasa dari unit
usaha UKM dengan produk lain dalam hal kualitas. Efek dari hal ini adalah
pelaku UKM tidak mengetahui secara jelas manfaat dari pendaftaran desain
industri. 108
3. Pemerintah
pola pikir pelaku UKM, dimana mereka akan lebih sadar akan perlunya
semakin kompetitif. Akan tetapi tanpa dorongan dari pemerintah hal ini
usahanya. 109
adalah faktor penegakan hukum yang masih perlu dikembangkan dan ditegakkan
109
Ibid.
pada masyarakat Indonesia sendiri yang masih menganggap HKI bukan sebagai
tidak ada sama sekali menjelaskan pentingnya perlindungan desain industri yang
sehingga lembaga ini menambah daftar panjang dalam memberi hambatan bagi
ada dilakukan sosialisasi baik dari pemerintah maupun dari lembaga DEKRANAS
sebagai pihak yang berperan dalam mengenalkan produk UKM, selain itu Dirjen
HKI pun tidak melakukan sosialisasi kepada pelaku UKM dalam melindungi
produknya.
hingar bingar kampanye anti pembajakan. Bagi kebanyakan orang istilah desain
2000). Pendaftarannya sendiri baru dimulai pada 16 Juni 2001. Tak heran, bila
desain industri kalah beken dibandingkan hak cipta, paten atau merek.
Apabila dicermati secara lebih rinci muatan materi yang ada pada Undang-
Oleh karena itu, dapat dipastikan kelemahan yang muncul dalam muatan materi
Desain Industri.
ketentuan Pasal 1 yang menjelaskan bahwa unsur desain industri itu harus
atas salah satu unsur yang dapat melengkapi suatu kreasi itu dikatakan desain
industri jika terkandung kesan estetis dalam kreasi tersebut namun, seandainya
suatu kreasi yang mempunyai kesan estetis tidak dijelaskan dalam undang-
110
Budi Agus Riswandi dan M.Syamsudin,Op.,Cit.,hlm.50.
kesan estetis sangat subjektif. Pada kenyataanya pernyataan ini dapat dibenarkan,
hak untuk menentukan suatu kreasi mempunyai kesan estetis atau tidak adalah
Industri. Perlu diketahui, tanpa disadari dengan rumusan norma seperti ini
nepotisme (KKN)
desain industri diberikan untuk desain industri yang baru. Pelaku UKM akan
pendaftaran trsebut.
Dalam bidang desain Industri, ada kesenjangan antara aturan yuridis dan
suatu desain industri wajib didaftarkan, sementara itu industri kreatif dalam
menghasilkan kerajinan tangan sangat terkait dengan trend pasar yang sangat
cepat atau mudah berubah sesuai keinginan konsumen (pasar). Dalam praktek,
yaitu antara 1 sampai dengan 1,5 tahun, sementara itu trend pasar hanya dalam
hak atas desain industri menjadi tidak efektif karena pada saat proses didaftarkan
sudah rentan pembajakan, sementara itu setelah sertifikat keluar, desain tersebut
sudah tidak up to date lagi sehingga sudah tidak mempunyai nilai ekonomis untuk
diproduksi. Hal seperti inilah yang menyebabkan para desainer malas untuk
maka akan menyebabkan hambatan dalam pendaftaran bagi pelaku UKM yang
Pada saat ini, manusia mengalami perpindahan era dan peradaban yang
baru. Dulu kita bergeser dari era pertanian lalu era industrilisasi. Perkembangan
kreatif. Perkembangan industri telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan
pola distribusi yang murah dan efisien. Perkembangan teknologi telah membuat
nilai tambah (value added). Sedangkan kreatif berarti create yaitu proses
menciptakan sesuatu. Industri Kreatif berfokus pada penciptaan barang dan jasa
intelektual. industri kreatif adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ekonomi
kreatif. Pada saat ini memang industri kreatif sangat diperlukan. Apalagi industri
kreatif merupakan industri dengan sumber yang terbarukan karena berfokus pada
disebabkan oleh banyak faktor yang ada di masyarakat, diantaranya faktor yuridis
dan ekonomis. Secara yuridis dapat dikatakan bahwa terdapat banyak desain yang
dimiliki oleh pendesain sekaligus pelaku usaha yang tidak didaftarkan, sehingga
perlindungan hukum desain industri yang dihasilkan oleh UKM. Sementara itu
secara ekonomi ada kendala dari segi finansial pemilik desain untuk membiayai
111
Budi Agus Riswandi, “Melindungi Desain Yang Tidak Terdaftar”, Majalah
Handicraft Indonesia, edisi 40 Tahun VI/Mei 2007.
yang mendukung atau menghindari hukum. Atau dengan kata lain, budaya hukum
disini adalah keseluruhan dari sikap-sikap warga masyarakat yang bersifat umum
dan nilai yang ada dalam masyarakat akan menentukan bagaimana hukum itu
berlaku dalam masyarakat dan hukum yang diterima dan diperlukan oleh
macam. Pertama internal legal culture, yakni kultur hukumnya para lawyer’s dan
judged’s dan external legal culture, yakni kultur hukum masyarakat pada
112
Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin,Op.,Cit., Hlm. 153.
nilai dalam masyarakat kadang dipatuhi kadang tidak dipatuhi. Dalam suatu
Menerima hukum atau justru sebaliknya (menolak). Oleh karena itu suatu
peraturan hukum akan diterima menjadi hukum apabila benar-benar diterima dan
suatu masyarakat. Pendapat Lili dan Wyasa terhadap karakter khas dari budaya
113
Esmi Warassih, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis (Semarang: Suryandaru
Utama, 2005), hlm. 113.
114
H.L.A Hart, The Concept of Law, London, London University Press, 1972. Lihat
dalam Esmi Warassih, Pranata Hukum Telaah Sosiologis, 2005 , Hlm. 86.
115
Lili Rasjid dan Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem (Bandung: Remaja
Rosdakarya,1993). hlm.431.
hukum masyarakat
diberlakukan,dan
diarahkan agar menjadi pelaku ekonomi yang berbasis iptek dan berdaya saing
dengan produk impor, khususnya dalam menyediakan barang dan jasa kebutuhan
Unsur ketiga dari sistem hukum adalah budaya hukum (Legal culture).
Dikatakan sangat menentukan karena apakah suatu sistem hukum akan berjalan
atau tidak adalah sangat bergantung kepada budaya hukum yang menyangkut
tidak hanya sekedar perintah atau hak-hak dari individu-individu harus ditegakkan
116
Republik Indonesia, UU Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025 ,Butir 17.
baik. 117
Pendaftaran desain industri memberikan hak desain industri. Oleh karena itu,
UKM merasa tidak keberatan kalau karyanya ditiru oleh pihak lain. Dengan ini
yang telah mengesampingkan faktor nilai ekonomi untuk menjaga hubungan baik
antara sesama warga pengusaha. Adanya Pendapat dari pelaku ekonomi bahwa
produk tersebut sudah merupakan produk umum yang dibuat kalangan UKM,
perbuatan saling meniru merupakan hal biasa yang dilakukan dari generasi ke
Oleh sebab itu, budaya hukum komunal dari kelompok UKM tersebut dapat
117
Ansori Sinungan,Op.,cit.,hlm. 483-484.
118
Ibid.,hlm.473-475.
termasuk perlindungan terhadap desain industri di Indonesia. 119Inti dan arti dari
penegakan hukum.
berlaku dalam kegiatan ekonomi di era globalisasi, akan sangat tergantung sejauh
memberikan mafaat bagi masyarakat yang akan terkena oleh aturan tersebut.
baik oleh masyarakat terhadap perlindungan desain industri, beberapa yang perlu
119
Ibid.
masyarakat. 120
Industri, kerjasama antara Ditjen HKI dengan Instansi terkait, masalah strategi
sumber daya manusia, sarana dan prasarana baik dari aspek perundang-undangan,
sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan kesadaran masyarakat. 121
kerajinan tangan produksinya tersebut. Selama ini pelaku UKM kurang sadar akan
sosialisasi, pelaku UKM harus menyadari bahwa produk kerajinan tangan tersebut
memiliki kualitas yang baik sehingga rentan terhadap peniruan oleh industri besar
yang memiliki modal lebih besar, apabila kesadaran akan budaya hukum pelaku
UKM tidak dirubah makan pelaku UKM akan mengalami kerugian atau dampak
terhadap produk kerajinan tangan tersebut. Setiap pelaku UKM yang sadar akan
pentingnya produk kerajinan tangan bagi pelaku UKM berati harus merubah cara
120
Ansori Sinungan,Op.,Cit., hlm.509.
121
Ibid.
sehingga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dan adanya perlindungan
pandangan pelaku UKM. Bahwa dengan budaya hukum para pelaku mengerti
peran penting pendaftaran desain industri. Pelaku UKM harus merubah cara
kerajinan tangan tersebut. Karena selama ini pelaku UKM kurang menggangap
penting pendaftaran desain industri yang mana dapat dilihat dari jumlah
menyadarkan para pelaku UKM melalui sosialisasi yang meluas terhadap setiap
pelaku UKM. Peran pemerintah diharapkan memberi warna baru dalam desain
pendaftaran desain industri. Jika pelaku UKM mulai sadar maka pemerintah telah
Undang Desain Industri dimana peraturan ini dapat dibilang baru dapat membantu
membantu bagi para pelaku industri. Sangat disayangkan memang jika peraturan
yang telah ada dibiarkan begitu saja tanpa ada kajian lebih dalam lagi. Diharapkan
122
Debora Putri Yohast, “ Perkembangan Hukum Desain Industri di Indonesia”, http://d-
yohast.blogspot.com/2013/04/perkembangan-hukum-industri-di-indonesia.html diakses pada
tanggal 10 juli 2013.
123
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Desain industri merupakan salah satu bangunan dari HKI dan produk
dalam HKI. Pengaturan desain industri terhadap kerajinan tangan sama halnya
Industri juga diatur jangka waktu perlindungan akan suatu produk yang telah
untuk mendapatkan hak desain industri adalah dengan cara pendaftaran desain
UKM selama ini masih belum dirasakan oleh pelaku UKM. Para pelaku UKM
sosialisasi yang menyeluruh terhadap pelaku UKM sehingga sampai saat ini
106
Universitas Sumatera Utara
107
dalam desain industri tetap dapat dinikmati jika pelaku UKM mendaftarkan
dalam mengatasi hambatan yang dialami oleh UKM adalah sebagai salah satu
cara untuk hak eksklusif berupa hak ekonomi dan hak moral sehingga
adalah syarat mutlak bagi pelaku UKM dalam mendapatkan hak desain
industri berupa hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia
kepada pendesain (pengrajin) atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu
untuk melaksanakan hak tersebut dan hak eksklusif yang didapat dengan
mendaftarkan adalah hak moral dan hak ekonomi yang jelas akan memberikan
B. Saran
merupakan perkara yang sulit, harus tetap dilakukan sehingga kita dapat
menjadi menjadi bangsa yang lebih inovatif dan kreatif agar dapat bersaing
BAB II
Desain industri adalah bagian dari HKI. Perlindungan atas desain industri
didasarkan pada konsep pemikiran bahwa lahirnya desain industri tidak terlepas
dari kemampuan kreatifitas cipta, rasa dan karsa yang dimimliki oleh manusia.
manusia. Jika desain industri semula diwujudkan dalam bentuk lukisan, karikatur
atau gambar/grafik, satu dimensi yang akan diklaim sebagai hak cipta maka, pada
tahapan berikutnya ia disusun dalam bentuk dua atau tiga dimensi dan dapat
diwujudkan dalams satu pola yang melahirkan produk material dapat diterapkan
desain industri. 26
desain industri yakni suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi
garis warna, atau garis dan warna, atau garis dan warna, atau gabungan
daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan
kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi
serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri,
26
H.OK.Saidin, Loc.Cit.
19
Universitas Sumatera Utara
20
Merujuk pada definisi di atas maka, karakteristik desain industri itu dapat
1. Satu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau
2. Bentuk konfigurasi atau komposisi tersebut harus berbentuk dua atau tiga
dimensi.
4. Butir 1, 2 dan 3 di atas harus dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,
suatu pola sebagai karya intelektual yang mengandung nilai estetis, dan dapat
2 (dua) atau 3 (tiga) dimensi. Desain industri adalah karya intelektual seorang
dilindungi sebagai hak atas desain industri. Hanya desain industri yang baru,yang
diberikan kepada pendesain. Batasan tentang desain industri yang baru itu oleh
industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan, desain industri tersebut
sebelum:
jangka waktu paling lama 6 bulan sebelum tanggal penerimaanya, desain industri
tersebut;
Indonesia atau di luar negeri yang resmi atau diakui sebagai resmi; atau
serta hukum, batasan tentang apa yang boleh didesain dan apa yang tidak boleh
dilakukan haruslah merujuk pada ukuran moral, religious, dan hukum tersebut.
Misalnya desain industri tidak diberikan terhadap karya desain yang bersifat
wajah nabi atau rasul yang dalam keyakinan agama tertentu termasuk pada
Guna lebih memahami ruang lingkup desain industri ini ada pandangan
suatu ahli yang sangat baik sehingga dapat lebih mampu melihat ruang lingkup
29
OK. Saidin, Op.Cit,hlm.472.
desain industri ini, yaitu pandangan Misha Black yang termuat dalam laporannya
2. Aspek fungsi, mengacu pada prinsip fisik dan teknik dari desain dan dilandasi
4. Aspek nilai estetis dan penampilan suatu produk, mengacu pada nilai visual
dan psikologis dari desain yang dilandasi oleh pertimbangan seperti bentuk
30
Jhon Heskett, Desain Industri, terjemahan Chandra Johan (Jakarta: Rajawali, 1968),
hlm. 5.
juga mengenai hal-hal mana saja yang dapat menjadi obyek desain industri. Tidak
semua desain industri yang mendapat perlindungan hukum, hanya desain industri
yang menjadi obyek perlindungan hukum desain industri adalah desain industri
a. Prinsip kebaruan;
hak desain industri diberikan untuk desain industri yang baru. Hal ini berarti
bahwa hanya desain industri yang mempunyai unsur kebaruan saja yang dapat
merupakan syarat mutlak agar desain industri yang mempunyai kebaruan tadi
Menurut Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) dihubungkan dengan Pasal 1 angka 9
Undang-Undang Desain Industri, suatu desain industri dianggap baru apabila pada
31
Rachmadi Usman, Hukum Hak Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi
Hukumnya di Indonesia (Bandung: Alumni, 2003), hlm. 418.
32
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia bekerjasama dengan Japan International Coorporation Agency, Buku
Panduan Hak Kekayaan Intelektual, 2006, hlm. 39.
Ternyata tidak semua desain industri yang baru dapat diberikan hak desain
kesusilaan.
Yang dapat diberi hak untuk memperoleh hak atas desain industri antara
lain: 33
b. Dalam hal pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama, hak
diperjanjikan lain;
c. Jika suatu desain industri dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain
pesanan, pemegang hak desain industri adalah pihak yang untuk dan/atau
dalam dinasnya desain industri itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain
33
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Hak Azasi
Indonesia, bekerjasama dengan Japan International Corporation Agency, Loc.Cit.
industri yang dibuat orang lain berdasarkan pesanan yang berlaku dalam
hubungan dinas;
4. Jika suatu desain industri dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan
pesanan, orang yang membuat desain industri itu dianggap sebagai pendesain
dan pemegang hak desain industri, kecuali jika diperjanjikan lain antara kedua
pihak.
tetap dicantumkan namanya dalam sertifikat desain industri, daftar umum desain
karya hak cipta , terutama dengan lingkup hak cipta dalam Pasal 12 huruf f yaitu
obyek hak cipta yang berupa seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis,
gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan.
Elemen seni ukir, seni pahat dan seni patung dalam hak cipta sering
34
OK Saidin, Op.Cit, hlm. 473.
Jika kreasi itu hanya dibuat untuk satu buah produk dengan penekanan
pada unsur seninya maka tidak dapat dikatagorikan sebagai desain industri. Jika
sebuah kerajinan tangan dibuat hanya satu buah yang diukir oleh penciptanya,
dengan segenap ekspresi seni yang sangat mendalam ini termasuk dalam hak
cipta.
Selain perbedaan diatas, perbedaan prinsip antara hak cipta dan desain
industri juga terlihat dari asas hukum yang mendasari kedua instrumen hukum
Industri yaitu dalam hak cipta terdapat asas orisinal, yaitu sesuatu yang langsung
berasal dari asal orang yang membuat atau yang menciptakan atau sesuatu yang
Sedangkan dalam desain industri terdapat asas kebaruan, artinya seseorang berhak
ditetapkan sebagai pemilik hak atas desain industri saat pertama kali
dengan mengajukan permohonan pada Ditjen HKI. Sedangkan dalam hak cipta
hak itu didapat secara otomatis dan tidak ada kewajiban mendaftarkan (Pasal 2
ayat(1) jo.Pasal 36 Undang-Undang Hak Cipta) Dan pendaftaran hak cipta bukan
35
NK Supasti Dharmawan, Perlindungan Hukum Atas Karya-Karya Intelektual Di
Bidang Hak Cipta Dan Desain Industri (Denpasar Bali : Makalah Seminar HKI, 2003), hlm. 5.
36
Insan Budi Maulana, A-B-C Desain Industri Teori dan Praktek di Indonesia
(Bandung:PT.Citra Aditya Bakti,2000), hlm.98.
industri berdasarkan pendekatan hak cipta di indonesia secara hukum telah ada
atas perlindungan yang bersifat tambahan atas perlindungan hak cipta terhadap
yang semakin erat melekat dalam segi-segi kegiatan ekonomi dan perdagangan
internasional saat ini. Namun, satu hal yang masih menjadi dilema, yaitu
bawah ini:
dalam suatu sistem hukum seperti diuraikan dalam paragraf di atas, selanjutnya
pada sub bab berikut ini akan diuraikan pembahasan dengan focus yang lebih
tajam terhadap keberlakuan HKI pada aspek desain industri. Sebagai acuan
pembahasan, dapat disimak konteks yang terdapat dalam defines lengkap desain
Secara garis besar, defnisi di atas memuat beberapa bagian pening bagi
pengauran atas desain industri, antara lain adanya: (i) perwujudan bentuk-bentuk,
konsep-konsep, serta (ii) sifat-sifat kebaruan dan keunikan bila dilihat dari setiap
Lionel Bently dan Brad Sherman berpendapat bahwa desain industri memegang
peran yang sangat penting, tetapi seringkali menjadi bagian yang terabaikan
dalam kehidupan kita. Sebagai contoh, sebgaimana penampilan pakaian yang kita
gunaka saat ini, bentuk kursi yang kita duduki, maupun papan selancar yang
kita buat dalam melakukan kegiatan konsumsi, seperti mengapa kita memilih satu
sikat gigi daripada sikat gigi yang lain, desain apa yang digunakan sebgai halaman
muka, perencanaan kota, desain gaya hidup, desain grafis, desain panggung
sampai dengan desain pakain desain produk, dan desain kemasan. Sebagaimana
refleksi atas keanekaragaman tersebut, peran desain telah meluas dan kuat.
37
Ansor Sinungan, Perlindungan Desain Industri Tantangan dan Hambatan dalam
praktiknya di Indonesia (Bandung:PT.Alumni,2011), hlm. 86.
akhirnya diadopsi oleh peserta yang sampai saat ini konvensi tersebut kita kenal
dengan nama Paris Convention for the Protection of Industrial Property. Lebih
Pada tahun 1883, sebuah kongres diplomatik yang baru telah diadakan lagi
Perancis, Guatemala, Italia, Belanda, Portugis, Spanyol, Serbia, dan Swiss. Pada
saat Paris Convention berlaku secara efektif pada tanggal 7 Juli 1884, Inggris,
38
Ibid,hlm. 90.
serta isinya tidak boleh bertentan dengan prinsip-prinsip dasar Paris Convention.
Konvensi ini merupakan salah satu konvensi di bidang HKI yang cukup tua.
Indonesia menjadi anggota Paris Convention pada tahun 1997 melalui Keputusan
Presiden No.15 Tahun 1997 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
No.32).
utama yang harus diterapkan oleh negara anggotaya antara lain sebagai berikut.
Maksud prinsip ini bahwa setiap negara anggota Paris Convention harus
lainnya. 39
Pada bagian lain, maksud prinsip national interest bahwa pada setiap
39
Ibid., hlm. 91.
yang mengatur tentan hak dan kewajiban baik bagi perorangan maupun badan
juga pada TRIPS, sehingga secara otomatis negara-neraga anggota WTO, dalam
suatu hal penting untuk dicapai. Harmonisasi yang menjurus pada kesergamana di
dari pelaku usaha negara maju dinegara berkembang. Ini penting di era dunia yang
tidak mengenal batas (bordless world) dan transaksi lintas batas yang memerlukan
pengaturan hukum.
40
Ibid., hlm.92.
undang HKI yang dibuat oleh negara-negara anggota WTO terutama terhadap
negara-negara berkembang.
Yang dimaksudkan dengan priority rights atau hak prioritas adalah hak
untuk mendapatkan tanggal pendaftaran (filing date) atas hak kekayaan industri
(industrial property rights) di negara tempat permohonan tersebut yang juga akan
sudah beberapa kali diubah dalam huruf A (1) berbunyi sebagai berikut: 42
Any person who has duly field application for patent, or for the
one of the countries of Inion, or his successor in title, shall enjoy, for the
41
Hikmahanto Juwana,Politik Hukum UU Bidang Ekonomi di Indonesia dalam gagasan
dan pemikiran Tentang Pembaharuan Hukum Nasional,Vol.II, (Jakarta:Tim Pakar Hukum
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI,2003), hlm.24.
42
Ibid., hlm.95.
sama denga hak prioritas pada desain industri sebgaimana disebutkan dalam
priority based on the filing of a utility model, the period of priority shall be
competition.
merupakan salah satu objek perlindungan HKI yang secara internasional sejak
diadopsi berdasarkan Pasal 2 Ayat (3) Huruf b Paris Convention yang berbunyi
43
Ibid., hlm.96.
sebagai berikut yaitu tanggal prioritas apabila permohonan diajukan dengan Hak
Convention for the Protection of Literary and Artistic Works tahun 1886
diadakan pada tanggal 9 september 1886 dan telah diubah pada tanggal 24 Juli
1971 di Paris dan terakhir telah diubah kembali pada tahun 1979. Bern
Convention tidak hanya mengatur maslah perlindugan hak cipta di bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra, tetapi juga memberikan perlindungan bagi desain
mencerdaskan kehidupan bangsa. Achmad Zen Umar Purba, dalam hal Indonesia
44
Ibid., hlm.98.
Indonesia keluar dari konvensi ini dengan alasan yang strategis: dengan
harapan agar kita akan dapat melakukan berbagai kegiatan untuk
memindahkan ilmu pengetahuan dari luar negeri masuk ke dalam negeri
dengan misalnya menerjemahkan, meniru, menyalin ciptaan-ciptaan para
pencipta luar negeri. Sebgai negara yang baru merdeka, waktu itu kita
perlu memperkuat diri dengan ilmu dari luar negeri tanpa harus
mengeluarkan biaya. Akan tetapi, ternyata maksud baik ini tidak pernah
terealisasi. 45
Di lain pihak, pada saat Indonesia keluar dari Bern Convention Indonesia
yang dilakukan Jepang, sampai akhirnya karena Indonesia telah menjadi anggoat
WTO pada tahun 1994, Indonesia harus meratifikasi kembali Bern Convention
bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dengan cara atau system yang sama dan
seperti halnya yang dipraktikkan dalam sistem Patent Cooperation Treaty (PCT)
45
A.Zen Umar Purba, Trips,UU Hak Cipta dan Penegakan Hukum,dalam Gagasan dan
Pemikiran tentang Pembaharuan Hukum Nasional,Vol II (Jakarta:Tim pakar Hukum Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI,2003), hlm.173.
46
Ansori Sinungan,Op.Cit., hlm.98.
Berdasarkan Article 5 (1) dinyatakan bahwa cipttan yang berasal dari salah
satu negara lian peserta pernajian harus mendapat perlindungan hukum yang sama
denga perlindungan yang diperoleh hasil karya ciptaan seorang pencipta di dalam
Authors shall enjoy, in respect of works for which they are protected under
ghis convention, in countries of the Union other than the country of origin,
the rights which their respective laws do now or may here after grant to
dijelmakan atau difiksasikan dalam bentuk nyata (fixation), hak cipytanya secara
disebutkan dalam Atricle 5 (2) Bern Convention yang berbunyi sebagai berikut:
The enjoyment and the exercise of these rights shall not be subject to any
formality; such enjoyment and such exercise shall be independent of the
existence of protection in the country of orgin of the work. Consequently,
apart form the provision of this Convention, the extent of protection, as
well s the means of redress afforded to the author to prortect his rights,
47
Ibid., hlm.99.
dalam Article 5 (2) Bern Convention adalah bersifat independen sesuai dengan
perlindungan yang berlaku di negara asal pencipta atau negara tempat suatu karya
cipta dilahirkan untuk pertama kalinya. Dengan demikian, terlepas dari adanya
ketentuan dari Article 5(2) Bern Convention ini, hak cipta dari pencipta adalah
yang bersangkutan. 48
Desain Industri
industri dalam industri kerajinan tangan produksi UKM muncul seiring dengan
pendaftaran desain industri yang dibuat oleh pelaku UKM, dengan adanya
tersebut. selain itu pemerintah memberikan hak eksklusif yang berupa hak desain
unruk melaksanakan hak desain industri yang dimilikinya dan untuk melarang
48
Ibid., hlm.100.
Selanjutnya pada Pasal 1 ayat 5 disebutkan hak desain industri adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada pendesain atas
yang berhak memperoleh hak desain industri adalah pendesain atau yang
hak desain industri, kecuali terbukti sebaliknya. Oleh karena itu, pihak pendesain
yang dapat juga dikatakan dengan pelaku UKM harus mendaftarkan produk
kerajinan tangannya untuk menghindari adanya pihak lain yang meniru hasil
produk tersebut dan melakukan pendaftaran desain industri. Dengan melihat Pasal
tersebut dapat dilihat betapa pentingnya perlindungan hukum bagi pelaku UKM
untuk mendapatkan hak atas desain industri tersebut. Dimana pendaftran atas
kerajinan tangan yang merupakan produk dari UKM merupakan syarat mutlak
49
Republik Indonesia, Undang-Undang Desain Industri Nomor 30 Tahun 2000, Pasal 6.
kebaruan (novelty), yakni suatu fakta hukum yang membuktikan bahwa pada saat
pertamakali permintaan pendaftaran diajukan, tidak ada pihak lain yang dapat
membantah status kreasi desain tersebut tidak baru atau telah ada pengungkapan
sebelumnya.
Norma hukum ini pada dasarnya lebih merupakan kualifikasi teknis. Yang
berarti, apabila secara teknis tidak ada yang dapat membuktikan adanya desain
serupa yang lebih dahulu didaftarkan atau diungkapkan kepada publik, maka
desain yang diajukan itu dianggap sebagai baru. Persyaratan lainnya merujuk pada
itu yang berhak mendapatkan perlindungan meski ada orang lain yang mengaku
lebih dahulu membuat desain. Prinsip ini lazim disebut first to file system. Adapun
Prinsip-prinsip HKI :
1. Prinsip Ekonomi.
Prinsip ekonomi, yakni hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif suatu
kemauan daya pikir manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang
2. Prinsip keadilan.
yang bekerja membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu
50
Asep Yudha Wirajaya, “Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Untuk Seni dan
Budaya Tradisional”, http://asepyudha.staff.uns.ac.id/2012/02/20/perlindungan-hak-kekayaan-
intelektual-untuk-seni-dan-budaya-tradisional/. diakses pada tanggal 09 juli 2013.
pemiliknya.
3. Prinsip kebudayaan.
4. Prinsip sosial.
artinya hak yang diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu
prinsip yang ada dalam kekayaan intelektual berkaitan dengan desain industri.
Dimana dikatakan bahwa desain industri juga merupakan salah satu perlindungan
industri juga terdapat prinsip ekonomi, bahwa dikatakan dalam Pasal 9 Undang-
Undang Desain Industri seorang yang mendapat hak desain industri dapat
membuat, memakai, menjual, atau mengedarkan barang yang diberi hak desain
Desain Industri pun juga menganut prinsip first to file. Pendaftaran pertama
dalam desain industri ( First to file ) berarti bahwa orang yang pertama
hukum dan bukan orang yang mendesain pertama kali. Sebagaimana dikatakan
sebelumnya dalam prinsip first to file yang dapat diartikan sebagai prinsip
pendafataran suatu temuan yang didasari atas siapa yang pertama kali
mendaftarkan temuan tersebut baik pribadi atau badan hukum baik berupa
perusahaan industri. Adalah suatu sistem pemberian hak eksklusif yang menganut
Hak desain industri merupaka hak khusus yang diberikan oleh Negara
kepada pendesain atau pemegang hak desain industri atas hasil kreasinya untuk
52
Insan Budi Maulana, Op.Cit, hlm.26.
53
desain industri secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Ditjen HKI
53
Ibid, hlm.27.
Negara Bukan Pajak (PP PNBP) yang pada saat ini diatur dalama
pendaftaran, baik paten, merek, hak cipta, maupun desain industri belum
Banten, atau melalui Kantor Perwakilan Ditjen HKI yang berada di ibu
belum bisa dilaksanakan secara efisien dan efektif karena masalah sumber
a. Contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari desain industri yang
dimohonkan pendaftarannya;
selaku kuasa;
adalah miliknya.
2. Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu
diajukan untuk satu kesatuan atau kelas yang sama dari desain industri yang
diajukan tersebut.
5. Persyaratan lain yang harus diikuti oleh pemohon yang bertempat tinggal di
luar wilayah Negara Republik Indonesia, yaitu permohonan itu harus diajukan
melalui konsultan HKI selaku kuasanya dan pemohon harus menyarakan dan
prioritas, permohonan itu harus diajukan dalam waktu paling lama enam bulan
negara lain yang merupakan anggota Konvensi Paris (Paris Convention) atau
lama tiga bulan terhitung sejak batas akhir pengajuan permohonan dengan hak
HKI pun dapat meminta agar permohonan dengan menggunakan hak prioritas
dilengkapi dengan:
yang khusus untuk itu yang dapat dengan mudah serta jelas dilihat oleh
prioritas; dan
kembali karena tidak memenuhi Pasal 11, tetapi kemudian didaftar atas
putusan tersebut.
3. Pada saat pengajuan permohonan, pemohon dapat meminta secara tertulis agar
boleh melebihi waktu dua belas bulan terhitung sejak tanggal penerimaan
Pasa 28 ayat 1, setiap pihak dapat mengajukan keberatan yang mencakup hal-
hal bersifat substantif secara tertulis kepada Ditjen HKI dengan membayar
biaya.
pihak direktorat jenderal paling lama tiga bulan terhitung sejak tanggal
terhitung sejak tanggal pengiriman pemberitahuan oleh Ditjen HKI. Dalam hal
menyetujui atau menolak keberatan dalam waktu paling lama enam bulan
konsultan selaku kuasanya paling lama tiga puluh hari terhitung sejak tanggal
dengan bukti yang cukup bahwa pemohon harus disertai dengan pernyataan
yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon berhak atas desain
pendesain ini adalah pihak lain yang menerima pengalihan desain industri dari
pendesain. Bukti yang cukup adalah bukti yang sah, benar, serta memadai
54
Insan Budi Maulana,Op., Cit., hlm. 28.
55
Rachmadi Usman,Loc.,Cit.
Direktorat Jenderal. 56
melainkan kuasa di sini haruslah seorang konsultan HKI. Ini berarti selain
Hak atas desain industri diberikan oleh negara. Tentu negara tidak akan
memberikan begitu saja, tanpa ada pihak yang meminta. Secara normatif,
disyaratkan untuk lahirnya hak tersebut harus dilakukan dengan cara dan prosedur
tertentu. 58
Sejalan dengan asas-asas hukum benda, maka sebagai hak kebendaan hak
atas desain industri juga dapat berakhir atau dialihkan degan cara:
a. pewarisan;
b. hibah;
c. wasit;
56
Ibid.
57
Ibid., hlm .437.
58
OK Saidin, Op.Cit, hlm. 473.
pengalihan hak. Segala bentuk pengalihan hak desain indstri wajib dicatat dalam
Daftar Umum Desain Industri pada Ditjen HKI dengan membayar biaya. Namun
demikian pengalihan hak desain industri yang tidak dicatatkan dalam Daftar
Industri Pengalihan hak desain industri tidak menghilangkan hak pendesain untuk
tetap dicantumkan nama dan identitasnya, baik dalam Sertifikat Desain Industri,
Berita Resmi Desain Industri, maupun dalam Daftar Umum Desain Industri, inilah
yang disebutkan dengan hak moral. 59 Di samping pengalihan atas dasar yang
disebut di atas, hak desain industri dapat juga dialihkan berdasarkan ketentuan
melekat pada hak tersebut, kecuali jika diperjajian lain. Dengan tidak mengurangi
hak pemegang lisensi, pemegang hak desain industri tetap dapat melaksanakn
perbuatan yang melekat pada hak tersebut, kecuali jika diperjanjikan lain.
pada Ditjen HKI dengan dikenal biaya. Perjanjian lisensi yang tidak dicatatkan
59
Ok.Saidi,Op.,Cit., hlm.481.
dalm Daftar Umum Desain Industri tidak berlaku terhadap pihak ketiga.
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangn yang berlaku, jika hal itu
tersebut. 60
Walaupun hak atas desain industri telah dialihkan atau beralih kepada
pihak lain, hak moralnya tetap melekat pada pendesainnya. Pasal 32 Undang-
Undang Desain Industri menyatakan bahwa pengalihan hak desain industri tidak
baik dalam Sertifikat Desain Industri, Berita Resmi Desain Industri maupun
dalam Daftar Umum Desain Industri. Hak desain industri juga dapat diberikan
kepada orang lain melalui apa yang dinamakan dengan perjanjian lisensi.
Desain Industri.
disusun pengertian lisensi, yaitu izin yang diberikan oleh pemegang hak desain
industri kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian
hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu desain
Industri yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.
60
Ibid.
diizinkan untuk menikmati manfaat ekonomis yang ditimbulkan dari satu desain
industri yang dilisensikan tersebut. Tentu saja izin dimaksudkan hanya diberikan
industri juga wajib dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Industri dan
diumumkan dalam Berita Resmi Desain Industri pada Direktorat Jenderal HKI.
Pemegang Hak Desain Industri dapat memberikan lisensi kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian lisensi dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu
untuk melaksanakan hak desain industri dan untuk melarang orang lain yang
lain.
61
Rachmadi Usman, Op., Cit., hlm.448.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia saat ini merupakan salah satu bangsa yang secara
untuk terus menerus menciptakan desain baru. Tidak semua desain industri yang
baru dapat diberikan hak atas desain industri dan perlindungan hukum. Pasal 4
1
Budi Agus Riswandi dan M.Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual Dan Budaya Hukum
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 51.
1
Universitas Sumatera Utara
2
kesusilaan. 2
seperti aspek teknologi, industri, sosial, budaya dan berbagai aspek lainnya.
Namun aspek yang terpenting jika dihubungkan dengan perlindungan bagi karya
permasalahan yang timbul berkaitan dengan HKI tersebut. Hukum harus dapat
untuk merangsang aktivitas kreatif dari pendesain untuk terus menciptakan desain
khususnya di bidang ekonomi, adalah faktor perangkat hukum yang masih perlu
2 Sri Rahayu, “Kriteria Syarat Subjektif Pendaftaran Desain Industri” (Skripsi, Ilmu
Hukum, Program Sarjana, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2004), hlm.24-25.
3
I ketut Wirawan, “Budaya Hukum dan Disfungsi UUHC Kasus Masyarakat Seniman
Bali” ( Tesis, Ilmu Hukum, Program Pascasarjana UNDIP, Semarang, 2000),hlm.
4
Ibid., hlm. 52.
meninggalkan perjalanan hukum nasional. Oleh karena itu, dalam era globalisasi
menimbulkan adanya persaingan tersebut sebagai suatu hal yang mempunyai arti
Desain industri merupakan sarana untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi yang
industri kecil yang mana dalam skripsi ini yaitu produksi kerajinan tangan UKM
mampu bersaing dalam hal mutu, harga dan sistem manajemen terpadu agar dapat
menembus pasar dalam negeri ataupun internasional. Disinilah peran desain atas
suatu produk industri akan terlihat, bukan hanya pada usaha industri besar
melainkan juga pada usaha industri kecil. Desain tersebut harus menimbulkan
minat beli dan layak secara keamanan, kesehatan, dan lingkungan hidup. 6
estetika akan menimbulkan adanya daya jual yang tinggi sehingga dengan
5
Eric Wolfhard, Internasional Trade in Intellectual property:The emerging GATT
Regime, University of Toronto Faculty of Law Review,Vol.49,1991, hlm 107.
6
Bonny Surya, Peran Desain Bagi Ekspor Indonesia (Bandung), hlm.1.
demikian terdapat nilai ekonomi yang terkandung dalam suatu hak desain industri.
seorang pendesain dalam hal ini adalah pelaku usaha kecil menegah (UKM)
memiliki hak ekonomi dalam setiap desain yang dihasilkanya yaitu kerajinan
tangan. Hak ekonomi tersebut dapat berupa hak untuk menjual, hak untuk
dengan meningkatkan kemampuan daya saing. Salah satu adanya daya saing
dengan upaya untuk ikut serta dalam globalisasi perdagangan dengan memberikan
perlindungan hukum yang layak atas desain industri untuk dapat menjamin
untuk menghindari kompetisi yang tidak sehat unfair competition walau dengan
Permohonan pendaftaran hanya dapat diajukan untuk 1 (satu) desain industri atau
7
Abdulkadir Muhammad I, Hukum Harta Kekayaan ( Bandung: Citra Aditya Bakti,
1994), hlm.115.
8
Abdulkadir Muhammad II, Kajian Hukum Ekonomi HKI ( Bandung: Citra Aditya,
,2001), hlm. 26.
beberapa desain industri yang merupakan satu kesatuan desain industri atau
memiliki kelas yang sama. Adapun yang dimaksud dengan satu desain industri
adalah satu satuan lepas desain industri, sedangkan yang dimaksud dengan kelas
Seperti juga bidang hak kekayaan intelektual yang lain, desain industri
Desain industri adalah satu konsep yang sudah tua. Indonesia sendiri sudah
dalam undang-undang ini merujuk pada suatu karya intelektual tentang bentuk,
konfigurasi garis atau warna, atau garis dan warna yang memberikan kesan
estetis. Karya tersebut diwujudkan dalam pola tiga atau dua dimensi serta bisa
tangan. 10
tantangan yang timbul. Salah satu tantangan tersebut adalah kurangnya kesadaran
hukum dan pemahaman masyarakat akan penting dan berharganya hasil karya
9
M. Djumhana dan R. Djubaidillah, Hak Milik Intelektual Sejarah Teori dan Prakteknya
di Indonesi (Bandung: Citrra Aditya Bakti , 2004), hlm. 233.
10
Ibid, hlm.16.
Selanjutnya, penulis juga berharap agar pelaku UKM dapat mengetahui dan
B. Perumusan Masalah
menengah (UKM) ?
tangan dalam mengatasi hambatan yang dialami oleh usaha kecil menengah
(UKM) ?
11
Akang kasep, “Pembajakan Hambatan Industri Kreatif di Indonesia”,
http://batampos.co.id/Opini/opini/Bangkit_dari_Krisis_dengan_industri_kreatif.html (diakses
tanggal 10 Mei 2013).
1. Tujuan penulisan
perak dalam mengatasi hambatan yang dialami oleh usaha kecil menengah
(UKM).
2. Manfaat penulisan
a. Manfaat praktis
dalam rancanganya.
b. Manfaat teoritis
wawasan dan kajian lebih lanjut bagi yang ingin mengetahui dan
D. Keaslian Penelitian
Ide dan usaha penulisan skripsi ini adalah berasal dari penulis sendiri.
Sepanjang pengamatan penulis, tidak ditemukan tulisan lain, baik skripsi maupun
karangan ilmiah lain yang memiliki kesamaan materi dengan skripsi ini. Baik
judul yang sama , isi, tata redaksi, format penulisan atau dengan kata lain “Tulisan
yang persis sama dengan tulisan” meskipun beberapa karangan ilmiah membahas
perbedaan yang jelas dengan skripsi ini. Proses pembuatan skripsi ini penulis
(UKM) kemudian penulis merangkainya sendiri, menjadi suatu karya tulis ilmiah
yang disebut dengan skripsi. Oleh karena itu penulis dapat menyatakan bahwa
E. Tinjauan Pustaka
Desain industri merupakan salah satu bangunan dari hak atas kekayaan
gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan lain-lain yang berguna untuk manusia.
Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena
intelektualnya atau tidak. 12 Hak eklusif yang diberikan negara kepada individu
dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas) nya dan agar
orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi, sehingga
bahwa lahirnya desain industri tidak lepas dari kemampuan kreativitas cipta, rasa,
dan karsa yang dimiliki oleh manusia. Desain industri merupakan produk
intelektual manusia, produk peradaban manusia. 13 Jika desain industri itu semula
12
Wikipedia, “kekayaan intelektual”, http://id.wikipedia.org/wiki/Kekayaan_intelektual
(diakses tanggal 05 juli 2013).
13
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Jakarta :Raja Grafindo
Persada, 2003), hlm.467.
diwujudkan dalam bentuk lukisan, karikatur atau gambar (grafik), satu dimensi
yang dapat diklaim sebagai hak cipta, maka pada tahapan berikutnya ia disusun
dalam bentuk dua atau tiga dimensi dan dapat diwujudkan dalam suatu pola yang
melahirkan produk material dan dapat diterapkan dalam aktivitas industri, dalam
Undang Desain Industri, desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk,
konfigurasi atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna atau gabungan
dari padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan
pesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi
Begitu pentingnya unsur seni atau estetis dalam desain industri ini. Seni
dalam kerajinan tangan UKM mengandung unsur keindahan atau estetika itu
lain jika karya intelektualitas itu dapat diterapkan dan menghasilkan suatu produk
14
Ibid.
15
Tim Lindsey, dkk, Hak Kekayaan Intelektual:Suatu Pengantar (Bandung: Alumni,
2000), hlm. 220.
berupa barang atau komoditas industri, maka gabungan keduanya (antara nilai
korelasi yang erat dengan pembangunan ekonomi Indonesia, antara lain dengan
masuknya investasi asing dan eksistensi desain industri itu sendiri. Dalam
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun untuk tetap bertahan di pasar
harus terdapat aturan main yang fair dan persaingan usaha yang sehat di antara
para pendesain.
Usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu
kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro, kecil, dan menengah
adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh
16
OK. Saidin, Op.,Cit.,hlm.468.
17
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.
sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat,
tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan badan usaha milik negara. Dalam hal
ini pelaku usaha kecil menengah sangat memerlukan perlindungan desain industri
UKM tersebut adalah kerajinan tangan yang memiliki desain yang perlu
dilindungi. 18
Pada dasarnya, relevansi HKI bagi UKM dapat digunakan sebagai sarana
untuk melakukan inovasi terhadap suatu produk. Hal ini dikarenakan syarat untuk
pemberian HKI salah satunya adalah harus adanya unsur kebaruan. Dengan
adanya syarat seperti ini bagi UKM akan terdorong untuk mampu menghasilkan
produk yang lebih inovatif dan kreatif. Semisal; desain industri sebagai suatu
bentuk rancangan produk yang dapat berupa bentuk, konfigurasi dan komposisi
Relevansi lain dari HKI bagi penguatan UKM adalah HKI memiliki arti
yang sangat strategis untuk UKM. Dengan adanya HKI, UKM dapat melakukan
18
Desy Rizki Koto, “Penerapan Prinsip Itikad Baik Dalam Penyelesaian Sengketa Desain
Industri,” ( Skripsi, Ilmu Hukum, Program Sarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2006),
hlm.11
Sementara itu, melalui HKI pula suatu UKM dapat melakukan ekspansi
pasar tanpa harus mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Fenomena ini dapat
HKI oleh UKM menjadikan UKM tidak harus bersusah payah menyiapkan
Desain Industri tidak berarti secara otomatis desain industri yang dimaksud akan
maka ia yang berhak atas suatu desain apabila mengacu kepada Undang-Undang
Desain Industri tampak terlihat dibedakan anatar desain yang dapat diberikan
1. Desain industri yang baru. Desain industri dianggap “ baru “ jika pada tanggal
telah ada sebelumnya. Jadi, jika ada pendaftaran dan juga tidak ada
19
Ibid.
20
Insan Budi Maulana, Pelangi HAKI dan Anti Monopol (Yogyakarta: PSH FH UII, ,
2000), hlm. 171 .
pengungkapan lain mengenai desain industri yang sama yaitu melalui media
atas bentuk, konfigurasi, pola atau ornamentasi tertentu dari sebuah desain.
aspek fungsional dari sebuah desain, seperti cara pembuatan produk, cara
F. Metode Penelitian
Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan
21
Tim Lindsey, dkk, Op.Cit. hlm.221.
dan mengumpulkan data- data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer,
yaitu bahan- bahan hukum yang bersifat mengikat, misalnya: peraturan dasar,
peraturan perundang- undangan, dan peraturan lain yang berkaitan. Bahan hukum
hukum primer, misalnya: hasil penelitian hukum dan hasil karya ilmiah dari
kalangan hukum, dan bahkan bahan hukum tertier yang memberi petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
2. Bahan penelitian
Menengah.
22
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, ( Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 141.
23
Ibid.
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk maupun
research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka
ilmiah para ahli hukum, buku-buku ilmiah, artikel-artikel baik dari surat kabar,
4. Analisis data
dirumuskan.
24
Ibid, hlm. 142.
25
Ibid.
G.Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
TAHUN 2000
Pada bab ini menguraikan antara lain ruang lingkup desain industri,
MENENGAH (UKM)
BAB V PENUTUP
ABSTRAKSI
Roma Victoria*)
Ramli Siregar **)
Windha***)
Kata Kunci : Desain Industri, Kerajinan Tangan dan Usaha Kecil Menengah
*)Mahasiswa
**)Dosen Pembimbing I
**) Dosen Pembimbing II
vi
Universitas Sumatera Utara
Perlindungan Desain Industri dalam Industri Kerajinan Tangan
SKRIPSI
OLEH:
ROMA VICTORIA
NIM.090200227
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
SKRIPSI
OLEH:
ROMA VICTORIA
090200227
HUKUM EKONOMI
Disetujui oleh:
Ketua Departemen Hukum Ekonomi
Windha,SH.M.Hum
NIP:197501122005012002
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan atas Rahmat dan Kasih-Nya
Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
ini masih jauh dari sempurna serta tidak luput dari kekurangan, baik dari materi,
kerendahan hati penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang bersifat
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini maupun kepada semua pihak telah memberikan
bimbingan, bantuan dan dorongan berbagai pihak berupa bantuan moril maupun
materil yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu, penulis menghaturkan
i
Universitas Sumatera Utara
4
untuk memberi saran dan petunjuk serta bimbingan kepada penulis dalam
memberi masukan, koreksi serta arahan yang menjadikan skripsi ini lebih
baik lagi.
8. Secara khusus penghargaan, rasa hormat dan terima kasih yang tak
ii
Universitas Sumatera Utara
5
Baker dan Ibu Rita Zuraida yang telah membesarkan, mendidik dan
10. Serta Romy Tok yang selalu setia mengingatkan penulis untuk
Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat serta dapat menjadi salah satu
Medan, 28 Mei2013
Penulis
Roma Victoria
iii
Universitas Sumatera Utara
6
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Abstrak ............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
F. Metode Penelitian................................................................................. 14
2000
iv
Universitas Sumatera Utara
7
Tangan ................................................................................................. 66
(UKM)
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
v
Universitas Sumatera Utara
8
ABSTRAKSI
Roma Victoria*)
Ramli Siregar **)
Windha***)
Kata Kunci : Desain Industri, Kerajinan Tangan dan Usaha Kecil Menengah
*)Mahasiswa
**)Dosen Pembimbing I
**) Dosen Pembimbing II
vi
Universitas Sumatera Utara