Anda di halaman 1dari 11

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENCIPTA

BERKAITAN DENGAN PLAGIARISME


KARYA ILMIAH DI INDONESIA

Yuliati

Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang


Email: yuliaticholil@ub.ac.id

Abstract

Honesty, integraty and originality are the most important aspects should be considered carefully when
someone creates a work, whereas plagiarsm act occurs when someone fail to provide sufficient source to
mention on one’s work. The research shows that either Indonesia Penal Code or Indonesia Copyrights
Act do not provide any definition related to plagiarism, however, Article 13,14,15 Indonesia Copyrights
Act 2002 states clearly exception and limitation in using copyrighted materials on one’s work. Mean-
while, copyrights infringement is categorized as a crime. Indonesia National Education System Act
states the act of plagiarsm without any further explanaition, but article 25 says that the act plagiarism
who done by students, lecturers, or researchers can be use as ground reasoning to higher education
institution to withdrawl or revoke someone’s degree. The act of plagiarism, the scope of protection as
well as the administrative sanctions state clearly on Minister of education’s decree.Indonesia Copy-
rights Act 2002 has provide sufficient legal protection for creator from plagiarism act, while Indonesia
National Education System Act and Minister of education’s decree give more specific legal protection to
student, lecturer, researcher from plagiarism act on educational process at higher education institutions.
Keyword: plagiarism, copy rights, legal protection

ABSTRAK

Kejujuran, integritas dan orisinalitas merupakan unsur utama yang perlu diperhatikan dengan seksama
pada saat seseorang menciptakan karya seni,sastra maupun karya ilmiah, ketiga hal tersebut sering
kali diabaikan sehingga berakibat terjadinya perbuatan plagiarisme yang dampaknya akan merugikan
bagi pencipta, penulis ataupun peneliti. KUHP tidak mengenal istilah plagiarisme sebaliknya UUHC
tidak menyebut secara eksplisit akan tetapi plagiarisme tersirat dalam pasal 13,14 dan 15 UUHC yang
disebut dengan pengecualian dan pembatasan hak cipta, sedangkan pelanggaran hak cipta dirumuskan
tersendiri dalam pasal yang berbeda. UU SISDIKNAS menyebut plagiarisme tanpa ada penjelasan lebih
lanjut, akan tetapi menyatakan bahwa tindakan plagiarisme dapat dijadikan dasar untuk mencabut gelar
akademik seseorang. Sedangkan, PERMENDIKNAS no. 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penang-
gulangan Plagiat di Perguruan Tinggi telah memberikan kejelasan konsep tindakan plagiarisme beserta
tindakan yang dilarang. Prinsip perlindungan hukum didasarkan pada 5 parameter yaitu Pengakuan
hak bagi pencipta , Penetapan plagiarisme sebagai tindak pidana, Perumusan sanksi pidana, Adanya
pidana tambahan, Mekanisme penyelesaian sengketa menunjukkan bahwa UUHC sudah memberikan
perlindungan hukum bagi pencipta yang paling memadai. Sedangkan UU SISDIKNAS dan PERMEN-
DIKNAS No. 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di perguruan Tinggi juga
sudah memberikan perlindungan hukum bagi pencipta, penulis dan peneliti di perguruan tinggi terhadap
tindakan plagiarisme.
Kata Kunci : plagiarisme, hak cipta, perlindungan hukum

54
Yuliati, Perlindungan Hukum Bagi Pencipta Berkaitan dengan ... 55

LATAR BELAKANG diduga menjiplak karya ilmuwan Siyka Zlatanova.


Semua peradaban bangsa-bangsa yang hebat Makalah itu dibawa
di dunia didasarkan pada pembangunan karakter MZ ke konferensi ilmiah di Chengdu, Cina,
bangsa yang bersumber pada nilai-nilai moral yang pada September 2008.3 Beberapa kasus yang
baik dan berguna bagi individu yang bersangkutan, sempat menyita perhatian publik sebagai berikut: 4
keluarga, bangsa dan umat manusia. Proses pendi- Pada tanggal 2 Februari 2010, Kasus penji-
dikan baik yang formal dan nonformal merupakan plakan teknologi tungku batu bara gasifikasi
sarana yang paling strategis untuk menumbuh- yang melibatkan oknum dosen Fakultas Pertanian
kembangkan nilai-nilai moral tersebut pada semua Universitas Mataram dibawa ke Pengadilan Niaga
anak bangsa. Fuad Amsyari menjelaskan bahwa di Surabaya, Jawa Timur. Direktur CV Madina
tujuan pendidikan nasional seharusnya difokuskan Technocindo, Mufidzah Munfa`ati, mengklaim
pada peningkatan keimanan dan kepercayaan sebagai penemu tungku batu bara gasifikasi yang
kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektualitas, dijiplak oleh oknum dosen Universitas Mataram.
ketrampilan dan budi pekerti yang dapat memem- Munfa’ati pun melaporkan hal itu ke polisi.
perbaiki kepribadian dan memperkuat kecintaan Pada tanggal 4 Februari 2010, harian The
pada bangsa dan Negara.1 Jakarta Post menyatakan tulisan bertajuk “RI as
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kreatif New Middle Power” yang dibuat mantan Dekan
dan inovatif dan punya semangat tinggi untuk FISIP Universitas Parahiyangan Anak Agung
memajukan pendidikan dan kebudayaannya. Banyu Perwita bukan karya asli.Anak Agung
Banyak prestasi-prestasi yang membanggakan diduga menjiplak karya Carl Ungerer bertajuk
yang telah diraih oleh anak bangsa bukan hanya “The Middle Power, Concept in Australia Foreign
ditingkat nasional tetapi juga ditingkat interna- Policy“. Karya warga Australia itu dimuat di
sional, akan tetapi ironisnya ada juga individu- Australian Journal of Politics and History Volume
individu yang mencoreng prestasi-prestasi gemi- 53 pada 2007.
lang itu dengan melakukan tindakan yang sangat Pada tanggal 16 Februari 2010, Pembantu
tidak terpuji yaitu plagiarisme. Kejujuran, integ- Rektor (Purek) I Universitas Tirtayasa Serang
ritas dan orisinalitas merupakan unsur utama Banten Sadeli Hanafi mengatakan Komisi Etika
yang perlu diperhatikan dengan seksama pada dan Disiplin Senat Universitas Tirtayasa Serang,
saat seseorang menciptakan karya seni,sastra Banten, mempelajari kasus dugaan plagiat (penji-
maupun karya ilmiah, ketiga hal tersebut sering plakan) karya ilmiah yang diduga melibatkan guru
kali diabaikan sehingga berakibat terjadinya besar Untirta, Prof Dr Sholeh Hidayat.Karya ilmiah
perbuatan plagiarisme yang dampaknya akan Sholeh Hidayat yang berjudul “Bermimpi Untirta
merugikan bagi pencipta, penulis ataupun peneliti. Menjadi World Class University” yang diterbitkan
Bahkan Menteri Pendidikan mengatakan bahwa, di media massa lokal diduga banyak kemiripan
banyaknya tindakan plagiarisme menunjukkan dengan tulisan sejenis. Dalam beberapa paragraf,
lemahnya karakter, moral dan budaya insan di tulisan Sholeh Hidayat nyaris sama dengan karya
dunia akademik.2 Tindakan plagiarisme di Indo- ilmiah yang berjudul “Impian Mendorong Unhalu
nesia tidak hanya terjadi di bidang akademik akan 2025 (sebagai World Class University)” karya
tetapi juga terjadi di bidang seni dan budaya. Laode M Aslan, Dekan Fakultas Perikanan dan
Dalam bidang akademik, selain kasus plagia- Ilmu Kelautan Universitas Haluleo (Unhalu).
risme yang terjadi di Institut Teknologi Bandung Dugaan tindakan plagiarisme juga dilakukan
yang berakibat dibatalkannya gelar Doktor untuk oleh pejabat eselon I untuk kepentingan kenaikan
Muhammad Zuliansyah, Dalam karya ilmiah pangkat yang bersangkutab pada institusi yang
berjudul ‘On 3D Topological Relationships’, MZ bergengsi yaitu LIPI (lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia). Kasus yang cukup pelik dan aneh ini

1 Fuad Amsyari, New Paradigm of National Development, Islamic Vision to Make a Better World,Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008,
h.59
2 Mulyana,Pencegahan Tindak Plagiarisme dalam Penulisan Skripsi: Upaya memperkuat pembentukan Karakter di Dunia Akademik,
Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY, h.60
3 Plagiarisme Doktor ITB ,Gelar Magister Zuliansyah Tak Dicabut ,www.detik.com,23 April 2010, diakses 17 Maret 2011
4 Inilah kasus-kasus penjiplakan Akademisi Indonesia Tahun 2010, www.tempointeraktif.com, 10 April 2010, diakses 17 Maret 2011.
56 ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 1, April 2012, Halaman 1-74

mulai menjadi perhatian setelah secara menge- jaminan bahwa data tersebut tidak disalah
jutkan pertengahan bulan lalu, Kepala Pusat Pene- gunakan dan apakah tindakan semacam itu
litian dan Pengembangan BMKG Mezak Arnold dapat dikenakan ketentuan sanksi pidana
Ratag menuduh atasannya, Sri Woro menjiplak dalam berbagai peruran perundangan di Indo-
karya ilmiahnya yang berjudul “Development of nesia ataukah tidak.
Modalities to Acquire and Implement Less GHG
Emission Technologies” tahun 2001 lalu. Tuduhan PEMBAHASAN
itu disampaikan Mezak setelah menemukan bukti
adanya buku terbitan BMKG tahun 2007 dengan
ANALISIS YURIDIS KOMPARATIF
penulis Sri Woro yang berjudul “Less Greenhouse
KONSEP PLAGIARISME DALAM KHP,UU
Gas Emission Technologies in The Context of HAK CIPTA, UU SISDIKNAS DAN UU ITE
Climate Change” yang ternyata isinya menurut
Mezak, 95 persen persis dengan karya ilmiahnya Merujuk pada ketentuan Pasal 380 (1) ke- 1
tujuh tahun lalu tersebut.5 KUHP berikut :
Berbagai fenomena yang berkaitan dengan diancam dengan pidana penjara paling
tindakan plagiarisme menjadi penting untuk dikaji lama dua tahun delapan bulan atau denda paling
karena faktanya tindakan terus-menerus terjadi. banayak lima ribu rupiah:
Tindakan plagiarisme ini akan bertambah mudah Ke-1 barang siapa menaruh suatu nama atau
dilakukan karena perkembangan teknologi infor- tanda secara palsu diatas atau di dalam suatu hasil
masi dan konvergensi teknologi yang sangat cepat kesusasteraan, keilmuan, kesenian dan kerajianan
serta mudah diakses terutama di kota-kota besar atau memalsu nama atau tanda yang asli, dengan
di Indonesia, juga berperan serta dalam terjadinya maksud supaya karenanya orang mengira bahwa
tindakan plagiarisme.6 Hal ini dapat dibuktikan itu benar-benar buah hasil orang yang nama atau
adanya situs-situs pelayanan penjualan informasi tandanya olehnya ditaruh diatas atau di dalamnya
secara online, yang dengan sangat gamblang tadi;
memperjual belikan hasil karya ilmiah baik berupa Ke-2 barang siapa dengan sengaja
skripsi, thesis dari berbagai disiplin ilmu. Situs- menjual,menawarkan, menyerahkan, mempu-
situs tersebut pada umumnya menampilkan tag nyai persediaan ke Indonesia, buah hasil kesu-
line “jurnal skripsi thesis-layanan pencarian data sasteraan, kesenian keilmuan dan kerajinan yang
24 jam”, akan tetapi pada kenyataannya tidak ada didalamnya atau diatasnya telah ditaruh nama atau
yang gratis dari informasi yang disediakan, bahkan tanda yang palsu, atau yang nama dan tandanya
beberapa situs tersebut terang-terang memasang yang asli telah dipalsukan, seakan-akan itu benar-
harga, misalnya 300 ribu rupiah untuk skripsi, 500 benar buah hasil orang yang nama atau tandanya
ribu rupiah untuk thesis. Situs ini juga melayani telah ditaruh secara palsu tadi. (2)Jika buah hasil
pengiriman data baik secara online dalam format itu kepunyaan terpidana, boleh dirampas.
word ataupun pdf melalui email ataupun dalam Ketentuan Pasal 380 (1) ke- 1 KUHP dapat
bentuk softcopy dalam CD ke seluruh wilayah diuraikan unsur-unsur tindak pidana sebagai
Indonesia.7 Situs seperti itu juga menampilkan berikut8:
disclaimer bahwa data yang disediakan hanya Unsur subyektif:
untuk referensi dan tidak mendukung plagiarisme, Dengan maksud
akan tetapi siapa yang dapat memberikan Unsur subyektif:

5 Dugaan Plagiat Karya Ilmiah, LIPI Turunkan Pangkat Kepala BMKG, www.kompas.com, 13 Des 2008, diakses 11 juni 2011
6 Marak, plagiarisme Internet di Sekolah, www.detiknet.com, 21 Juni 2010, diakses 26 Maret 2011, lihat juga artikel , Kisah issu Plagia-
risme Sekum PP Muhammadiayah, www.detiknet.com,26 Agustus 2010, diakses 26 Maret 2011.
7 www.Jurnalskripsithesis.com, diakses 20 Mei 2010. Pada halaman harga dan layanan, pemilik situs ini menampilkannya sebagai berikut:
Layanan kami 24 jam. ● Skripsi Rp 300 ribu Tesis Rp 500 ribu dan mungkin akan segera dinaikkan. Silahkan SMS judul dan alamat
email Anda, kirim ke nomor HP.0819 0405 1059 atau Telp: (0274) 7400200 ● Kami melayani pemesanan dari seluruh kota di Indonesia;
dari Aceh sampai Papua (termasuk Dili-Timor leste dan Malaysia). ● Pengiriman berupa file via email sehingga langsung sampai pada
hari ini juga, atau bisa melalui Pos/Tiki (2-7hari). ● Layanan ini bersifat referensi atau bahan pembelajaran, kami tidak mendu-
kung plagiatisme. ● Kami melayani juga makalah dan terjemahan (Rp20.000/lembar). ● Mohon Maaf, kami hanya merespon bagi yang
serius saja.
8 KUHP DAN KUHAP, Permata Pers, Jakarta, 2008, h.126
Yuliati, Perlindungan Hukum Bagi Pencipta Berkaitan dengan ... 57

Barang siapa Berdasarkan ketentuan Pasal 380 KUHP


Membubuhkan secara palsu sesuatu nama tersebut diatas, Wirjono Projodikoro menyatakan
atau tanda bahwa orang dapat tertipu dengan membeli
Memalsukan nama yang sebenarnya atau barang seni yang dipalsukan atau yang ditawari
tanda yang asli hasil pekerjaan tersebut. Noyon dan Langemeyer
Pada karya sastra, karya ilmiah, kerajinan. menyebutkan bahwa pasal ini tidak bertujuan
Ketentuan pasal tersebut diatas dikategorikan melindungi hak cipta dari si pencipta atau penulis,
dalam tindak pidana yang dilakukan dalam hal akan tetapi bertujuan untuk melindungi kepent-
jual beli walaupun perbuatan materiilnya adalah ingan atau kepercayaan khalayak ramai.10 Selan-
memalsukan. Hal ini lebih ditekankan pada jutnya, perlindungan hukum terhadap Hak Cipta
larangan melakukan jual beli barang misalnya pada dasarnya berintikan pengakuan terhadap hak
lukisan, karya ilmiah dan kerajinan yang dipal- atas kekayaan dan hak untuk menikmati kekayaan
sukan, tidak berkaitan dengan plagiarisme. itu dalam waktu tertentu11. Artinya selama waktu
Putusan pengadilan Tinggi Belanda (HR tertentu pemilik atau pemegang hak atas Hak
19 januari 1914) menyebutkan bahwa: Tujuan Cipta dapat mengijinkan ataupun melarang orang
dari ketentuan pasal ini bukan melindungi hak lain untuk menggunakan karya intelektualnya.
cipta, tetapi melarang kebohongan-kebohongan Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam UU
yang keterlaluan dibidang karya ilmiah, seni dan Hak cipta berkaitan dengan konsep plagiarisme
kerajinan dengan cara membubuhkan nama atau antara lain pengertian hak cipta, obyek hak cipta,
tanda palsu. Sedangkan Wirjono Projodikoro pembatasan hak cipta dan pengecualian hak cipta
menyatakan bahwa perbuatan pidana dalam dan kepemilikan hak cipta. Hal baru yang diatur
pasal 380 (1) ke-1 KUHP yang dibohongi adalah dalam UU RI nomor 19 Tahun 2002 tentang
setiap orang yang melihat hasil pekerjaan tersebut Hak Cipta (selanjutnya disebut UUHC) adalah
tanpa disebutkan akibat dari kebohongan itu, baik diaturnya hak Persewaan atau rental rights yang
pelaku maupun orang yanga melihat. Jadi tindak memang belum pernah diatur dalam undang-
pidana ini juga sudah terjadi, misalnya si pemalsu undang hak cipta terdahulu.
merasa bangga mempunyai hasil pekerjaan dari Pasal 1 angka 1 UUHC mengatur: Hak cipta
orang yang namanya dipalsukan itu tanpa perlu adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima
merugikan siapapun.9 hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
Selanjutnya ketentuan pasal 380 (1) ke- 2 ciptaannya atau memberi ijin untuk itu dengan
KUHP dapat diuraikan sebagai berikut: tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
Unsur subyektif: menurut peraturan perundang- undangan yang
Dengan sengaja berlaku. Dari ketentuan Pasal 1 angka 1 UUHC
Unsur obyektif: tersebut seorang pencipta memiliki hak eksklusif
Barang siapa sebagai berikut: Pertama, bahwa hak cipta adalah
Menjual, menawarkan untuk hak eksklusif bagi pencipta yang berarti bahwa
dibeli,menyerahkan,mempunyai dalam hak ini hanya diperuntukkan bagi pencipta dan
persediaan untuk dijual atau mema- bagi mereka yang memperoleh dari padanya.
sukkan ke indonesia; Kedua, hak eksklusif tersebut meliputi hak untuk
Karya-karya sastra, ilmiah,seni atau kera- mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya.
jinan; Ketiga, hak eksklusif tersebut juga mengenai hak
Yang dibubuhi nama atau tanda secara palsu; untuk memberi izin mengumumkan atau memper-
Yang nama sebenarnya atau tanda yang asli banyak ciptaannya.
telah dipalsukan; Selain itu, ketentuan pasal 1 angka 1 UUHC
Seolah-olah berasal dari orang yang namanya ini bermakna bahwa Hak cipta pada hakekatnya
atau tandanya telah dibubuhkan secara adalah perjanjian antara pencipta dengan pihak
palsu pada atau di dalam karya tersebut. lain untuk mengumumkan dan atau memperba-

9 Wirjono Projodikoro,Tindak_tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Eresco, Bandung, 1986, h.43


10 Ibid,h.43-44
11 Bambang Kesowo, Pengantar Hak Atas Kekayaan Intelektual, UGM-Yogyakarta, 1995, h.10
58 ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 1, April 2012, Halaman 1-74

nyak ciptaannya. Konsekuensi logis dari definisi semua hasil karya tulis lain;
ini adalah: peran pemerintah hanyalah sebagai Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang
administrator, akan tetapi tidak menerbitkan atau sejenis dengan itu;
memberikan hak seperti paten. Hal ini tercermin Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan
dalam sistem pendaftaran hak cipta yang bersifat pendidikan dan ilmu pengetahuan;
Negatif Deklaratif artinya Setiap orang yang Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
mendaftarkan karya ciptanya dianggap sebagai Drama atau drama musikal, tari, koreografi,
pencipta, kecuali terbukti sebaliknya, sebagaimana pewayangan dan pantomim;
tercantum dalam Pasal 5 UUHC. Seni rupa, dalam segala bentuk seperti seni
Pada prinsipnya hak cipta diperoleh bukan lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat,
karena pendaftaran, tetapi jika terjadi sengketa hak seni patung, kolase dan seni terapan;
cipta baik yang terdaftar maupun tidak, maka sert- Arsitektur;
ifikat kepemilikan hak cipta ini akan memudahkan Peta;
pembuktian dalam pemeriksaan di pengadilan. seni batik;
Pada dasarnya hak cipta diakui keberadaannya fotogafi;
apabila ciptaan itu merupakan karya original (hasil Sinematografi;
dari daya kreativitas pencipta) dan dalam bentuk Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai,
yang tetap dan nyata (fix and tangible). Sedangkan data base, dan karya lain dari hasil pengalihwu-
pendaftaran Pendaftaran ciptaan bukanlah suatu judan.
keharusan, karena tanpa pendaftaranpun karya Sedangkan yang dimaksud dengan ciptaan
cipta secara otomatis sudah mendapatkan perlind- adalah hasil setiap karya pencipta yang menun-
ungan hukum sebagaimana diatur dalam pasal 2 jukkan keasliannya dalam lapangan ilmu penge-
(1) UUHC. tahuan, seni dan sastra.( Pasal 1 angka 3 UUHC).
Adapun cara mendapatkan perlindungan Selain memberikan batasan yang jelas tentang
hukum, yang diakui secara internasional sebagai obyek perlindungan hak cipta, pasal 13 UUHC
berikut12: Untuk karya dibidang ilmu pengetahuan, juga menyebut dengan jelas hal-hal yang tidak
seni dan sastra cukup dengan membubuhkan tanda dilindungi oleh hak cipta, karena hal tersebut
 disertai nama pencipta dan tahun penerbitan. merupakan informasi umum yang bersifat milik
Untuk karya rekaman (audio dan audiovisual) umum (public domain).
dengan membubuhkan tanda P atau N didalam Pasal 13 UUHC: Tidak ada Hak Cipta atas:
lingkaran disertai tahun penerbitan. Untuk hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;
memperkuat pengakuan perlindungan hak cipta peraturan perundang-undangan;
dapat ditambahkan maklumat “Todos los derechos pidato kenegaraaan dan Pidato pejabat Pemer-
reservados”/“All Rights Reversed”13 intah;
Sedangkan pencipta adalah seorang atau putusan pengadilan atau penetapan hakim;
beberapa orang secara bersama-sama yang atas keputusan badan arbitrase atau keputusan
inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan badan-badan sejenis lainnya.
kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, Hak cipta adalah bagian dari HKI yang tidak
ketrampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bersifat absolut, karena dibatasi oleh jangka waktu
bentuk khas dan yang bersifat pribadi.(Pasal 1 berlakunya perlindungan hak cipta itu sendiri,
angka 2 UUHC) sehingga jika perlindungan hak cipta berakhir
Undang- undang ini telah menetapkan secara maka ciptaan itu menjadi milik umum dan setiap
limitatif jenis ciptaan yang dilindungi dalam orang dapat memanfaatkanya. Jangka waktu
bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra sebagai berlakunya hak cipta berdasarkan obyeknya secara
berikut (pasal.12 UUHC): umum adalah selama hidup pencipta ditambah 50
Buku, program komputer, pamflet, perwa- tahun setelah pencipta meninggal dunia kecuali,
jahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan program komputer, sinematografi, data base dan

12 Ketentuan dari Universal Copyrights Convention 1952.


13 Ketentuan Konvensi Pan Amerika Revisi Havana 1928.
Yuliati, Perlindungan Hukum Bagi Pencipta Berkaitan dengan ... 59

karya pengalihwujudan berlaku selama 50 tahun cipta.15 Selain itu, dalam prakteknya tindakan
sejak pertama kali diumumkan. Sedangkan hak plagiarisme berkaitan juga dengan penyebutan
cipta atas susunan perwajahan karya tulis yang referensi. Penyebutan referensi kepustakaan
diterbitkan berlaku selama 50 tahun sejak perta- agak sulit dijadikan bentuk pertanggungjawaban
makali diterbitkan (pasal 29 dan 30 UUHC). akademik karena referensi kepustakaan bukan
Pengaturan hak cipta dan pemanfaatan ciptaan sebagai salah satu barometer pertanggungjawaban
juga diberikan pengecualian hak cipta, berkaitan tersebut. Tidak cukup hanya sekedar mencan-
dengan hal-hal yang bersifat informasi bagi tumkan daftar referensi, dalam penulisan karya
publik, sehingga pemakaian ciptaan tertentu atau ilmiah diwajibkan membuat catatan kaki (foot-
informasi tertentu tidak dianggap sebagai pelang- notes). Tidaklah mungkin, suatu karya ilmiah
garan hak cipta, sebagaimana diatur dalam pasal tanpa mencantumkan catatan kaki memiliki tang-
14 dan 15 UU HC. gung jawab akademik. Penggunaan literatur dalam
Kelima, Pemanfaatan hak cipta tidaklah mencantumkan sumber yang ditentukan, atau
sepenuhnya bersifat monopoli seperti paten, kewajiban pemegang hak cipta yang bersangkutan
karena ada pengecualian-pengecualian yang untuk memberikan izin kepada pihak lain untuk
berdasarkan pada pemanfaatan demi kepentingan menerjemahkan dan/atau memperbanyak ciptaan
masyarakat (fair dealing)14. Hal ini diatur dalam tersebut atau dapat juga menunjuk pihak lain
pembatasan hak cipta dalam pasal 15 UUHC. untuk melakukan penerjemahan/pembanyakan
Undang-Undang Hak cipta walaupun tidak ciptaan tersebut, dan lain-lain. Hal ini dilakukan
menyebutkan konsep tindakan plagiarisme terhadap ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan
secara eksplisit, akan tetapi undang-undang ini dan sastra khusus untuk kepentingan pendidikan,
telah memberikan batasan yang cukup memadai ilmu pengetahuan, sastra, serta penelitian dan
tentang tindakan plagiarisme sebagaimana diatur pengembangan.
dalam pasal 15 UUHC. Dalam penjelasan pasal Hal lain yang perlu dipahami dengan cermat
ini disebutkan bahwa pembatasan ini perlu adalah batasan plagiarisme dan pelanggaran hak
dilakukan karena ukuran kuantitatif untuk menen- cipta. Plagiarisme adalah pengambilan atau meng-
tukan pelanggaran hak cipta sulit diterapkan. Oleh gunakan ciptaan orang lain tanpa menyebutkan
karena itu undang-undang ini menganut ukuran sumbernya dengan lengkap. Sedangkan pelangg-
secara kualitatif artinya untuk menentukan ada aran hak cipta lingkupnya lebih luas, karena meng-
atau tidaknya pelanggaran hak cipta didasarkan gunakan karya kreatif orang lain yang meliputi
pada pengambilan unsur yang paling penting lagu, film, video klip, karya seni visual lainnya,
(paling esensial dari ciptaan tersebut), meskipun karya fotografi dan karya kreatif lainnya tanpa
kurang dari 10 % dari keseluruhan ciptaan. Seba- ijin dan atau tanda memberikan kompensasi yang
liknya aturan tidak tertulis akan tetapi disetujui dan layak kepada pencipta atau pemegang hak cipta.
diterapkan di berbagai negara adalah ukuran kuan- Oleh karena itu, tindakan plagiarisme biasanya
titatif 10 % tetap di terapkan. Penentuan pengam- berkaitan erat dengan dunia akademik atau hal-hal
bilan unsur terpenting ini tetap saja menimbulkan yang bersifat karya ilmiah dan lebih banyak
kesulitan karena penentuan “bagian terpenting” dibahas dari sudut etika, sedangkan pelanggaran
dari ciptaan karena bisa sangat subyektif. hak cipta berkaitan erat dengan karya kreatif dan
Selanjutnya khusus untuk pengutipan karya upaya komersialisasinya sehingga masuk dalam
tulis, penyebutan atau pencantuman sumber ranah hukum.
ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
lengkap. Artinya, dengan mencantumkan Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU
sekurang-kurangnya nama pencipta, judul atau Sisdiknas) juga tidak menyebutkan secara eksplisit
nama ciptaan, dan nama penerbit jika ada, maka tentang konsep tindakan plagiarisme, akan tetapi
pemanfaatan itu dianggap tidak melanggar hak undang-undang ini memberikan kewenangan pada

14 The existing notion of fair dealing reflects cultural values relating to the use of material in the interests accsess for the purposes of those
concerned with the preservation and promotion of learning, culture, knowledge and ideas, CLRC, Copyrights Reform : A Consideration
of Rationales, Interest and Objectives, 1993, h.13
15 Penjelasan pasal 15 UUHC
60 ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 1, April 2012, Halaman 1-74

institusi pendidikan tinggi untuk memberikan maksud Karya adalah hasil karya akademik atau
gelar akademik pada peserta didik yang memenuhi non akademik oleh orang perseorangan, kelompok
persyaratan yang telah ditetapkan, selain itu insti- atau badan di luar lingkungan perguruan tinggi,
tusi pendidikan tinggi juga diberikan kewenangan baik yang diterbitkan, dipresentasikan, maupun
untuk mencabut dan membatalkan gelar yang dibuat dalam bentuk tertulis.
telah diberikan jika terbukti ada tindakan plagia- Pasal 2 PERMENDIKNAS 17 tahun 2010
risme. Hal ini diatur secara singkat dalam keten- ini merupakan bagian yang terpenting karena
tuan Pasal 25 UU SISDIKNAS. Jika dikaitkan mengatur lingkup tindakan plagiarisme ini
dengan tindakan plagiarisme jelas tersirat dalam dengan sangat luas dan rinci. Berdasarkan keten-
Pasal 25 UU SISDIKNAS bahwa tindakan tuan pasal 2 PERMENDIKNAS 17 tahun 2010
plagiarisme tidak mendukung fungsi pendidikan tindakan plagiarisme ternyata diuraikan sangat
nasional karena potensi, kemampuan dan watak luas lingkupnya selain berkaitan pengutipan
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam bahan bacaan dalam penulisan karya ilmiah yang
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan berbentuk tulisan baik yang di presentasikan
tidak akan terbentuk, terutama bagi pelaku yang maupun diterbitkan secara langsung maupun
tidak memikirkan tindakan dan akibatnya bagi secara on line dalam berbagai format. Selain itu
masyarakat. tindakan plagiarisme juga bersinggungan dengan
Ketentuan Pasal 25 UU SISDIKNAS ini obyek perlindungan hak cipta, karena penggunaan
ditindak lanjuti oleh pemerintah dengan mener- bahan berupa Komposisi musik, Perangkat lunak
bitkan PERMENDIKNAS nomor 17 tahun 2010 computer, Fotografi, Lukisan, Sketsa, Patung
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat tanpa menyebutkan sumber yang memadai juga
di Perguruan Tinggi. Ada beberapa hal yang dianggap sebagai tindakan plagiarisme. Ketentuan
menarik dari permendiknas ini sebagai berikut: ini berlaku bagi mahaiswa, dosen, peneliti, tenaga
Pertama, Pasa1 1 angka 1 dan 2 PERMENDIKNAS kependidikan di perguruan tinggi, sebagaimana
17 tahun 2010 memberikan batasan konsep yang tercantum dalam pasal 3 PERMENDIKNAS 17
jelas tentang plagiarisme dan pelaku plagia- tahun 2010.
risme (dalam hal ini menggunakan istilah plagiat Hasil analisis atas tiga undang-undang dan satu
dan plagiator). Plagiat adalah perbuatan secara peraturan menteri yang membahas tentang batasan
sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh konsep tindakan plagiarisme dapat dijabarkan
atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk dalam tabel sebagai berikut. Secara normatif
suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian istilah plagiarisme yang merujuk pada pelaku dan
atau seluruhnya karya dan atau karya ilmiah pihak perbuatannya, dirumuskan secara terpisah dalam
lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa UU SISDIKNAS dan PERMENDIKNAS No. 17
menyebutkan sumber secara tepat dan memadai. tahun 2010, sedangkan KUHP tidak mengenal
Sedangkan Plagiator adalah orang perseorangan istilah plagiarisme dan UUHC tidak menyebut
atau kelompok pelaku plagiat, masing-masing secara eksplisit akan tetapi plagiarisme tersirat
bertindak untuk diri sendiri atau kelompok atau dalam pasal 13,14 dan 15 UUHC yang disebut
untuk dan atas nama suatu badan. Dari keten- dengan pengecualian dan pembatasan hak cipta,
tuan pasal dapat dikatakan bahwa yang dimaksud sedangkan pelanggaran hak cipta dirumuskan
plagiarisme ini berkaitan langsung dengan tujuan tersendiri dalam pasal yang berbeda.
untuk memperoleh nilai baik untuk kepentingan Berkaitan dengan lingkup berlakunya dan
akademik maupun untuk kepentingan penilaian kualifikasi pelaku KUHP, UUHC berlaku untuk
jabatan. semua orang sedangkan UU SISDIKNAS dan
Pasal 1 angka 6 dan 7 menyebut batasan karya PERMENDIKNAS berlaku bagi mahasiswa
ilmiah dan karya sebagai berikut: Karya ilmiah (peserta didik), dosen, peneliti dan rofesi lain di
adalah hasil karya akademik mahasiswa/dosen/ lingkungan institusi pendidikan. Berkaitan dengan
peneliti/tenaga kependidikan di lingkungan pergu- batasan karya atau karya ilmiah, KUHP hanya
ruan tinggi, baik yang dibuat dalam bentuk tertulis menyebutkan tapi tidak ada uraian penjelasannya,
baik cetak maupun elektronik yang diterbitkan UUHC menyebutkan karya ilmiah adalah bagian
dan atau dipresentasikan. Sedangkan yang di dari obyek perlindungan hak cipta sebagaimana
Yuliati, Perlindungan Hukum Bagi Pencipta Berkaitan dengan ... 61

tercantum dalam pasal 12 UUHC. Sedangkan ini. Sebagaimana diketahui bahwa dalam proses
UU SISDIKNAS juga tidak memberikan batasan hukum pidana, oleh karena itu jika ada tindak
karya ilmiah. PERMENDIKNAS no. 17 tahun pidana yang bersesuaian unsur-unsurnya dengan
2010 menyebut dengan jelas batasan karya ilmiah pasal 380 KUHP, maka kepentingan korban lang-
dan karya sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 sung diambil alih oleh jaksa, maka semua proses
angka 6 dan 7. Dari seluruh peraturan perundang- peradilan mengikuti hukum acara pidana umum
undangan yang telah diteliti, ternyata PERMEN- yang tidak mengenal alternatif penyelesaian seng-
DIKNAS no. 17 tahun 2010 tentang Pencegahan keta.
dan Penanggulangan Plagiat di perguruan Tinggi Dalam UUHC pengakuan atas hak-hak
telah memberikan kejelasan konsep tindakan pencipta terbagi dalam dua jenis yaitu hak ekonomi
plagiarisme beserta tindakan yang dilarang. dan hak moral. Hak ekonomi ini meliputi hak
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tindakan penggandaan (reproduction right); hak penyebar-
plagiarisme adalah tindakan yang dilakukan oleh luasan (distribution right); hak adaptasi (adapta-
seseorang yang menggunakan segala macam dan tion Right) yang meliputi hak penerjemahan, hak
jenis informasi yang merupakan karya cipta milik dramatisasi, hak film ; hak pertunjukan (perfor-
orang lain tanpa menyebut sumbernya dengan mance Right): hak atas rekaman suara (Mechan-
memadai. Jika didasarkan pada konsep yang ical Right); hak atas program siaran (broadcasting
ada dalam undang-undang tersebut diatas dapat right).16 Perwujudan perlindungan hukum atas
dikatakan bahwa dalam UUHC tindakan plagia- hak ekonomi ini menjelma dalam penentuan jenis
risme yang mengacu pada pelanggaran atas hak perbuatan yang dilarang beserta sanksi pidananya
moral dari si pencipta sehingga dapat dikategor- diatur dalam pasal 72 UUHC.
ikan sebagai tindak pidana. Sedangkan konsep Sedangkan hak moral adalah hak yang
plagiarisme dalam UU SISDIKNAS bukan hanya melekat pada pencipta, yaitu hak untuk selalu
berlaku bagi pelaku secara individual tetapi juga dicantumkan nama pencipta dalam setiap cipta-
berlaku bagi institusi yang menerbitkan ijazah annya dan hak atas keutuhan ciptaannya terhadap
bagi pelaku. perubahan isi maupun judul. Hak moral ini secara
eksplisit diatur dalam pasal 24 UUHC. Hak moral
PERBANDINGAN PRINSIP PERLIND- ini tidak bisa dialihkan kepemilikannya seperti hak
UNGAN HUKUM BAGI PENCIPTA YANG ekonomi. Hak moral ini merupakan hak yang akan
DIRUGIKAN HAKNYA ATAS TINDAKAN mengikuti karya cipta kemanapun karya cipta itu
PLAGIARISME beralih, hak ini biasa disebut dengan Droit de suite
Prinsip perlindungan hukum pada dasarnya karena tetap melekat pada ciptaan walaupun kepe-
adalah adanya pengakuan hak, perumusan pelang- milikan ciptaan tersebut sedah berpindah tangan.
garan hak yang bisa termasuk dalam ranah Berkaitan dengan upaya penyelesaian seng-
hukum perdata, pidana maupun administrasi serta keta, UUHC memberikan pilihan mekanisme
mekanisme penyelesaian sengketa, serta peru- bagi pencipta dan atau pemegang hak cipta untuk
musan sanksi pidana atau administratif. mempertahankan haknya dengan tiga cara yaitu:
Dalam KUHP yang merupakan induk dari Melalui jalur hukum perdata
hukum pidana materiil, maka ketentuan pasal 380 Mengajukan gugatan perdata permohonan
(ayat 1 dan 2) telah menyebutkan dengan jelas penyitaan terhadap barang hasil pelanggaran serta
perbuatan yang dilarang serta ancaman pidana bagi permohonan penyerahan seluruh atau sebagian
pelaku. Jika dikaitkan dengan sejarah pembuatan penghasilan dari pelanggaran. sebagaimana diatur
KUHP pada tahun 1886, maka dapat dikatakan dalam pasal 56 UUHC.
bahwa pembuat KUHP ini merupakan orang Selain itu pemegang hak cipta juga berhak
yang memiliki visi jauh kedepan,hal ini terbukti meminta penetapan sementara17 dari hakim agar
bahwa tindak pidana penipuan dalam hubungan memerintahkan pelanggar menghentikan segala
jual beli karya seni masih relevan sampai saat kegiatan pelanggaran hak cipta agar tidak timbul

16 M. Djumhana dan R. Djubaidillah, Op.cit h. 51-54.


17 Pasal 67 UUHC
62 ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 1, April 2012, Halaman 1-74

kerugian yang lebih besar bagi pemegang hak (dua ratus juta rupiah)”. Selain mengatur tentang
cipta. Gugatan perdata ini dapat di ajukan di tindakan plagiarisme, UU SISDIKNAS juga
Pengadilan Niaga18 yang berkedudukan di 4 kota melarang dan menyatakan sebagai tindak pidana
besar di Indonesia yaitu Medan, Jakarta, Sura- atas penerbitan ijasah palsu dan penggunaannya
baya dan Makassar. Sedangkan pelanggaran atas sebagaimana tercantum dalam pasal 67, 68 dan 69
hak moral dari pencipta tetap dapat diajukan oleh UU SISDIKNAS.
pencipta atau ahli warisnya bila pencipta telah Dari ketentuan UU SISDIKNAS ini maka
meninggal dunia. persoalan plagiarisme tidak lagi berada pada
Melalui jalur hukum pidana, ranah etika ataupun integritas moral akan tetapi
Dengan mengajukan tuntutan pidana, penga- sudah masuk dalam ranah hukum administrasi
juan gugatan perdata dalam pelanggaran hak cipta dan hukum pidana, dengan demikian dapat disim-
tidak menggugurkan hak negara untuk melakukan pulkan bahwa UU SISDIKNAS juga menyediakan
tuntutan pidana. perlindungan hukum yang memadai bagi korban
Melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa tindakan plagiarisme.
Pasal 65 UUHC menyatakan bahwa selain Dari ketentuan pasal-pasal dalam UU
penyelesaian sengketa melalui jalur perdata dan SISDIKNAS, pemerintah seharusnya meninda-
pidana, para pihak juga dapat menggunakan arbi- klanjuti dengan mengeluarkan Peraturan Pemer-
trase dan alternatif penyelesaian sengketa lainnya. intah secepatnya agar ketentuan ini bisa dilaksakan
Dari analisis UUHC menunjukkan bahwa dengan efektif. Berdasarkan pada realita yang
UUHC telah memberikan perlindungan hukum terjadi di masyarakat adanya kasus plagiarisme
yang memadai bagi pencipta, hal ini dapat dibuk- dan pemalsuan ijasah maka senyampang belum
tikan dengan adanya pengakuan hak serta peru- dibuatnya peraturan pemerintah, mentri pendi-
musan tindak pidana baik yang berkaitan dengan dikan Nasional menerbitkan PERMENDIKNAS
plagiarisme maupun yang berkaitan dengan no. 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan
pelanggaran hak cipta beserta sanksi pidananya. Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi yang
UUHC juga memberikan berbagai alternatif merupakan peraturan pelaksanaan dari ketentuan
upaya penyelesaian sengketa bagi pencipta yang pasal 25 UU SISDIKNAS yang sebenarnya secara
dirugikan haknya, tanpa mengurangi hak pemer- nomatif tidak dapat dibenarkan karena UURI no
intah untuk menegakkan hukum hak cipta secara 10 tahun 2004 tentang Tata urutan Perundangan
efektif. hanya mengakui 4 jenis aturan hukum yaitu UUD,
Dalam Pasal 25 ayat (2) Undang-undang UU, PP dan PERDA.
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan PERMENDIKNAS No. 17 tahun 2010
Nasional menyebutkan secara langsung bahwa tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat
Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya di Perguruan Tinggi selain menguraikan dengan
digunakan untuk memperoleh gelar akademik, jelas dan rinci tentang tindakan plagiarisme, juga
profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan menguraikan dengan jelas sanksi administratif
dicabut gelarnya. Jadi, disebutkan secara lang- yang dapat dijatuhkan kepada pelaku (mahasiswa
sung tindakan yang dilakukan (menjiplak) dan dan atau dosen) berkaitan dengan tindakan plagia-
pelakunya (lulusan perguruan tinggi) yang meru- risme. Berikut ini adalah bentuk sanksi plagiat
pakan plagiator. Selain sanksi administratif, yang dilakukan oleh mahasiwa dan dosen :
ada juga sanksi pidana yang diatur dalam pasal 1). Sanksi bagi mahasiswa
70 UU SISDIKNAS sebagai berikut: “Lulusan Sanksi bagi mahasiswa yang melakukan
yang karya ilmiah yang digunakannya untuk plagiarisme diatur dalam pasal 12 ayat (1) Permen-
mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi diknas Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi
terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan yang berbunyi: Sanksi bagi mahasiswa yang
pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimak-
pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 sudkan dalam pasal 10 ayat (4), secara berurutan

18 Pasal 59 UUHC
Yuliati, Perlindungan Hukum Bagi Pencipta Berkaitan dengan ... 63

dari yan paling ringan sampai dengan yang paling tahun 2010). Dalam pasal 13 disebutkan bahwa
berat, terdiri atas: penjatuhan sanksi administratif sebagaimana
Teguran diatur dalam pasal 12 dilakukan secara propor-
Peringatan tertulis sional berdasarkan sikap batin pelaku (sengaja
Penundaan pemberian sebagian hak maha- atau lalai) serta tidak menghapuskan sanksi yang
siswa ada pada peraturan perundang-undangan lainnya.
Pembatalan nilai satu atau beberapa mata Berdasarkan analisis atas UUHC dapat
kuliah yang diperoleh mahasiswa dikatakan bahwa plagiarisme yang dilakukan oleh
Pemberhentian dengan hormat dari status seseorang berdasarkan ketentuan UUHC meru-
sebagai mahasiswa pakan tindak pidana yang melanggar hak moral
Pemberhentian tidak dengan hormat dari dari pencipta, sedangkan pelanggaran atas hak
status sebagai mahasiswa, atau ekonomi dari pencipta biasanya disebut dengan
Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah pembajakan hak cipta, selain itu kedua tindakan
lulus dari suatu program. tersebut bisa dilakukan oleh siapa saja (berlaku
2). Sanksi bagi dosen umum). Sedangkan jika didasarkan pada tujuan
Sanksi bagi dosen yang melakukan plagia- yang ingin dicapai oleh pelaku, plagiarisme ditu-
risme diatur dalam pasal 12 ayat (2) Permen- jukan untuk mendapatkan pengakuan (integritas)
diknas Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan sebagai pecipta dengan caramencederai integ-
dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi ritas pemilik hak cipta, sedangkan pembajakan
yang berbunyi: Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga hak cipta lebih ditujukan untuk mendapatkan
kependidikan yang terbukti melakukan plagiat keuntungan ekonomi dengan cara melanggar hak
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 11 ayat ekonomi pencipta.
(6), secara berurutan dari yang paling ringan PERMENDIKNAS no. 17 tahun 2010
sampai dengan yang paling berat, terdiri atas: tersebut dapat disimpulkan bahwa peraturan telah
Teguran memberikan perlindungan hukum yang memadai
Peringatan tertulis dengan adanya perumusan sanksi administratif
Penundaan pemberian hak dosen/peneliti/ yang jelas. PERMENDIKNAS no. 17 tahun
tenaga kependidikan 2010 ini memandang bahwa plagiarisme sebagai
Penurunan pangkat dan jabatan akademik/ tindakan yang tercela secara etis dan moral akan
fungsional tetapi tidak menganggap sebagai tindak pidana.
Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai Hal ini dapat dicermati dari rumusan sanksi berupa
gurubesarprofessor/ahli peneliti utama bagi yang sanksi administratif dan bukan sanksi pidana.
memenuhi syarat Hal ini bertentangan denga ketentuan pasal 25
Pemberhentian dengan hormat dari status UU SISDIKNAS yang menyatakan plagiarisme
sebagai dosen/peneliti/tenaga kependidikan. adalah tindak pidana karena adanya sanksi pidana
Pemberhentian tidak dengan hormat dari berupa penjatuhan pidana penjara dalam waktu
status sebagai dosen/peneliti/tenaga kependi- tertentu dan penjatuhan pidana denda. Dengan
dikan; atau demikian dapat disimpulkan bahwa baik UU
Pembatalan ijazah yang diperoleh dari pergu- SISDIKNAS maupun PERMENDIKNAS no. 17
ruan tinggi yang bersangkutan. tahun 2010 memiliki sudut pandang yang berbeda
Sedangkan jika yang bersangkutan menyan- dalam memberikan perlindungan hukum bagi
dang sebutan guru besar/profesor/ahli peneliti pencipta yang dirugikan karena tindakan plagia-
utama, maka yang bersangkutan diberikan sanksi risme, seharusnya antara UU SISDIKNAS dan
tambahan berupa pemberhentian jabatan dari guru PERMENDIKNAS no. 17 tahun 2010 sejalan dan
besar/profesor/ahli peneliti utama oleh Mentri atau saling melengkapi.
pejabat yang berwenang atas usul perguruan tinggi-
yang diselenggarakan oleh pemerintah atau atas KESIMPULAN
usul perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh KUHP tidak mengenal istilah plagiarisme
masyarakat melalui Koordinator Perguruan Tinggi sebaliknya UUHC tidak menyebut secara eksplisit
Swasta.(pasal 12 ayat 5 PERMENDIKNAS no. 17 akan tetapi plagiarisme tersirat dalam pasal 13,14
64 ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 1, April 2012, Halaman 1-74

dan 15 UUHC yang disebut dengan pengecualian Prinsip perlindungan hukum didasarkan pada
dan pembatasan hak cipta, sedangkan pelanggaran 5 parameter yaitu Pengakuan hak bagi pencipta,
hak cipta dirumuskan tersendiri dalam pasal yang Penetapan plagiarisme sebagai tindak pidana, Peru-
berbeda. UU SISDIKNAS menyebut plagiarisme musan sanksi pidana, Adanya pidana tambahan,
tanpa ada penjelasan lebih lanjut, akan tetapi Mekanisme penyelesaian sengketa menunjukkan
menyatakan bahwa tindakan plagiarisme dapat bahwa UUHC sudah memberikan perlindungan
dijadikan dasar untuk mencabut gelar akademik hukum bagi pencipta yang paling memadai.
seseorang. Sedangkan, PERMENDIKNAS no. Sedangkan UU SISDIKNAS dan PERMEN-
17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penang- DIKNAS no. 17 tahun 2010 tentang Pencegahan
gulangan Plagiat di Perguruan Tinggi telah dan Penanggulangan Plagiat di perguruan Tinggi
memberikan kejelasan konsep tindakan plagia- juga sudah memberikan perlindungan hukum bagi
risme beserta tindakan yang dilarang. pencipta, penulis dan peneliti di perguruan tinggi
terhadap tindakan plagiarisme.

DAFTAR PUSTAKA
Amsyari, Fuad, 2008, New Paradigm of National Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang
Development, Islamic Vision to Make Sistem Pendidikan Nasional
a Better World, Raja Grafindo Persada, Undang-Undang RI Nomor 11 tahun 2008 tentang
Jakarta. Informasi Teknologi dan Transaksi
Chazawi, Adami, 2002, Pelajaran Hukum Elektronik
Pidana Bagian 1 Stelsel Pidana, Tindak PP MENDIKNAS Nomor 17 tahun 2010 tentang
pidana, Teori-teori Pemidanaan dan Pencegahan dan Penanggulangan
Batas berlakunya Hukum Pidana), Raja Plagiat di Perguruan Tinggi
Grafindo Persada, Jakarta.
Moeljatno, 2002, Asas-asas Hukum Pidana,
Rineka Cipta, Jakarta. Jurnal
M. Djumhana dan R. Djubaedillah, 1997, Hak Mulyana,Pencegahan Tindak Plagiarisme dalam
Milik Intelektual ( Sejarah, Teori dan Prak- Penulisan Skripsi: Upaya memperkuat
teknya di Indonesia), Citra Aditya Bakti, pembentukan Karakter di Dunia Akademik,
Bandung. Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th.
Poernomo, Bambang, 1985, Asas-Asas Hukum XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Projodikoro, Wiryono, 1986, Tindak_tindak
Pidana Tertentu di Indonesia, Eresco, Internet
Bandung.
Plagiarisme Doktor ITB ,Gelar Magister Zulian-
Peraturan Perundang-undangan syah Tak Dicabut ,www.detik.com
Inilah kasus-kasus penjiplakan Akademisi Indo-
Kitab Undang-Undang Hukum pidana (KUHP)
nesia Tahun 2010,www.tempointeraktif.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
com
Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Marak,plagiarisme Internet di Sekolah,www.
Pidana.
detiknet.com
Undang-Undang RI Nomor 19 tahun 2002 tentang
www.Jurnal skripsi thesis.com
Hak Cipta

Anda mungkin juga menyukai