Menurut KBBI, literasi adalah kemampuan individu dalam mengolah informasi dan
pengetahuan untuk kecakapan hidup. Hal ini dapat dikaitkan dengan judul di atas yaitu etika
akademik. Secara etimologi, etika berasal dari Bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti adat-
istiadat (kebiasaan), perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan atau
mengajarkan tentang keluhuran budi baik-buruk (Yatimim, 2006:4). Dari pengertian tersebut
etika dapat diartikan sebagai budi pekerti baik dari perbuatan, perkataan, maupun karya. Dari
penjabaran tersebut literasi seseorang termasuk ke dalam etika namun pada bidang karya atau
akademik.
Etika akademik adalah kesepakatan ataupun norma sosial yang diperuntukkan serta wajib
diamalkan oleh civitas akademikka maupun saintifik pada setiap sesuatu yang berhubungan
dengan etika pada bidang karya seperti pengolahan informasi, penjabaran teori, dan
penyampaiannya kepada masyarakat. Dari definisi tersebut etika akademik seringkali
berhubungan dengan karya yang bersifat informatif tertulis seperti jurnal, karya tulis ilmiah, dan
lain-lain. Dikarenakan karya yang tertulis seperti ini bersifat orisinal dan faktual, oleh karena itu
etika akademik akan banyak berhubungan dengan hak cipta maupun plagiarisme
Esensi dari etika akademik tidak lepas dari budi pekerti itu sendiri. Poin penting dari
etika akademikk sendiri adalah tentang menjadi individu yang jujur dalam mengemukakan
pendapat yang orisinal anti plagiarisme, berani bertanggungjawab atas segala aksi dan
konsekuensi yang akan terjadi, bersikap adil dalam berpendapat dan dalam memandang pendapat
orang lain karena tidak peduli siapa yang berpendapat namun apa isi pendapatnya itu lebih
penting, rendah hati serta kemandirian moral. Maka manfaat utama yang diharapkan bagi civitas
akademikk yang mengikuti panduan etika akademikk diantaranya adalah menjadi antusias ilmu
yang dapat menghormati, mengamalkan, serta menempatkan ilmu dan gagasannya dalam lingkup
masyarakat universal tanpa melanggar ataupun merugikan pihak manapun terkait norma literasi
dan pengetahuan.
Menurut KBBI, hak cipta ataupun orisinalitas merupakan hak seseorang atas hasil
penemuan yang dilindungi oleh undang-undang seperti hak cipta dalam mengarang, mengubah
musik. Dalam penulisan literasi dan etika akademik, mengikuti protokol hak cipta tentunya
adalah kewajiban sebagai warga negara yang taat. Dengan mendukung penerapan orisinalitas
tidak hanya akan menghindari orang dari menjadi korban ketidakadilan literasi yaitu plagiarisme
namun juga akan mendorong semangat para civitas akademikka khususnya di Indonesia untuk
berkarya tentunya dengan mengikuti etika akademikk yang sesuai.
Tantangan lain yang seringkali dihadapi para civitas akademikk dalam penulisan karya
literasi adalah plagiarisme. Secara etimologi sendiri plagiarisme atau plagiat berasal dari
diversifikasi Bahasa latin plagiarius yang berarti penculik. Plagiarisme sendiri adalah kegiatan
mencuri atau meniru ide/karya intelektual seseorang dan mengumumkan atau memberikan klaim
atas karya tersebut. Selain mendapat kecaman yang keras dari undang-undang para pelaku
plagiarisme tentunya sangat merugikan banyak pihak, contohnya bayangkan saja jika ternyata
penemu lampu bukanlah Thomas Alva Edison melainkan seseorang yang karyanya dijiplak maka
betapa besarnya dampak dari plagiarisme yang ngerinya mulai dianggap hal yang bias
dimaklumi di masa perkembangan IPTEK sekarang.
Bagaimana kiprah plagiarisme pada masa modern dan perkembangan IPTEK? Pada masa
serba online sekarang ini informasi sangat mudah diakses dan tersebar di seluruh dunia mulai
dari pedalaman Papua hingga tingginya Pegunungan Tibet lewat platform daring yaitu internet.
Bahkan ketika dunia sedang dilanda pandemic COVID-19 pada dua tahun terakhir internet
membuktikan eksistensinya dengan membantu menyalurkan informasi ke seluruh dunia dalam
hamper segala aspek. Dengan mudahnya akses informasi maka tentunya punya potensi efek
samping khususnya dalam dunia literasi. Salah satu potensi bahaya paling ditakutkan adalah
berkembangnya faktor pendukung maraknya plagiarisme diantaranya sebagai berikut:
Jadi apakah kemudahan akses informasi ini dapat dilihat sebagai terobosan atau justru bumerang
potensi kemunduran kualitas generasi?
1.) Software pengecekan orisinalitas( contohnya seperti software cek plagiarisme dari ITS
atau Copyscape.)
2.) Software atau aplikasi yang membantu melakukan parafrase (Spinner.id atau SEO
Magnifier.)
3.) Software atau aplikasi pengelola sumber referensi (Mendeley dan Zotero).
Dari paparan materi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa etika akademik adalah
norma ataupun panduan yang disepakati diperuntukkan serta wajib dilaksanakan oleh civitas
akademik pada sesuatu yang berhubungan dengan karya literasi seperti pengolahan informasi,
penjabaran teori karya ilmiah, dan penyampaiannya kepada masyarakat. Dalam menerapkan
etika akademik biasanya akan dihadapkan dengan tantangan berat seperti plagiarisme serta
orisinalitas. Oleh karena itu diharapkan para civitas akademika dapat menerapkan serta
mengamalkan baik sikap maupun nilai-nilai etika akademik demi berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia.