Anda di halaman 1dari 11

Budiana Dwinata

Assalamu’alaikum Para Penulis,


Semoga sehat-sehat yaaaa, lancar urusannya, berkah rezekinya, manfaat bagi
banyak orang bukunya. Aammiinn.
----
Memiliki sebuah buku yang di cover depan tertera nama sendiri adalah impian
banyak orang. Tetapi, hanya segelintir orang saja yang berhasil mewujudkannya.
Jika Anda adalah salah satu orang yang berhasil mewujudkan impian itu, saya
ucapkan selamat atas kegigihan dan ketekunan Anda. Selamat, telah mewariskan
ilmu bagi generasi mendatang.
Namun, muncul pertanyaan besar dari setiap penulis setelah bukunya terbit yaitu:
“Nanti kalau bukunya udah terbit, bakalan laku ga ya?”
Apakah Anda juga merasakan kekhawatiran yang sama? Kalau iya, Anda sedikit
beruntung kali ini. Karena Saya akan membagikan sedikit pengalaman saya dalam
dunia pemasaran digital.
Di Ebook ini saya bermaksud untuk menjelaskan strategi digital marketing untuk
penjualan buku Anda. Urutan pembahasannya seperti ini:
1. Apa Strateginya?
2. Sumber daya apa yang dibutuhkan?
3. Bagaimana implementasinya?
4. Bagaimana skema budgetingnya?
5. Penutup
tapi…..
Sebelum masuk ke inti pembahasannya, perlu Anda ketahui bahwa tidak semua
sepatu fit ke semua kaki. Sepatu dengan ukuran tertentu hanya fit pada ukuran kaki
tertentu.
Artinya strategi ini juga hanya akan fit pada buku dan kondisi tertentu. Karena saya
juga bukan Dukun yang bisa menjual segala hal. Hahaha..

Oiya, sedikit tambahan strategi ini tidak gratis. Anda perlu modal untuk bisa
menjalankannya. Kalau mau strategi yang gratisan, silahkan cari di youtube atau
google. Sudah banyak orang bahas.

Kalau Anda siap menyimak bagaimana strateginya


Yuk lanjut baca sampai akhir.
Strateginya adalah…

FB Ads Marketing.
Ya, strategi ini menggunakan FB Ads untuk menjual bukunya.
Apa sih FB Ads itu?
Pernah lihat postingan yang ada tulisan bersponsor-nya ? Atau justru pernah belanja
sesuatu dengan nge-klik postingan tersebut?

Ya, itu adalah FB Ads. Sebuah konten yang diiklankan oleh pengguna Facebook
seperti Anda dan atau kita. Diaturnya Menggunakan Bisnis Manager FB (kalau
sekarang jadi Meta Busines Suite).
Cara kerja FB Ads ini adalah mendistribusikan konten yang Anda buat, kepada
orang-orang yang bisa Anda targetkan secara spesifik. Keren Kan? Kita bisa tentuin
loh, siapa aja yang harus melihat konten kita.
Cara bikin FB ads ini, Silakan kunjungi halaman business.facebook.com lalu buat
akun bisnis Facebook dan akun iklannya di sana. Kalau bingung, cari di YouTube ya
tutorialnya ya 

Strategi penjualan menggunakan FB Ads tuh begini ya:

Konten Landing Chat


Iklan Page WhatsApp
Jadi, kita bikin konten, terus disetting di FB Ads untuk ditampilkan ke target pembaca
yang sudah kita tentukan. Harapannya, mereka tertarik dan mau ngeklik iklan
tersebut.
Setiap orang yang ngeklik iklan tersebut, akan berangkat ke halaman Landing Page
lalu membaca sebuah penawaran buku Anda di sana.
Mereka yang tertarik untuk membeli, akan menghubungi Anda ke WhatsApp yang
sudah Anda tuliskan di Landing Page.
Simpel kan? Gak sesimpul itu juga sih.
Mari Saya jelaskan satu per satu:
1. Konten Iklan
“Konten is a King” kata sebagian besar Content Creator. Saya sih
sepakat. Karena konten ini adalah ujung tombak atau pintu gerbang menuju
penjualan yang laris manis.
Konten menjadi wajah awal yang ketemu langsung dengan calon
pembeli. Kalau Anda berhasil membuat konten yang menarik dan click-able
alias bikin orang gregetan untuk ngeklik. Selamat Anda berhasil.
Bagaimana cara membuat konten yang click-able?
1. Pastikan konten bikin orang penasaran dan tertarik.
Saya mulai dengan konten gambar dulu ya. Rumusnya adalah visual +
pesan yang jelas. Pastikan visualnya menarik, jelas, gambarnya bagus
nggak pecah-pecah. Lalu isi dengan teks headline yang membuat orang
menarik untuk klik.
Awas! Jangan kebanyakan teks. Pusing. Tau sendiri negeri Wakanda ini
literasinya rendah. Kalau nunjukin gambar yang banyak teksnya, pasti
deh di skip orang. Males bacanya ah. Kasih teks maksimal 2 kalimat aja,
tapi sudah mewakili bukunya.
Contoh:
2. Harus ada Call To Action
Ini penting nih, jangan sampai lupa tambahin juga call to action di dalam
fotonya. Contoh: Miliki Sekarang, Order Sekarang, Daftar Sekarang, Cari
Tahu Selengkapnya, Klik di sini dll.
Intinya Call to Action ini adalah perintah untuk melakukan sesuatu. Kalau
nggak ada call to actionnya, nanti calon konsumen bingung mesti
ngapain. Gak jadi deh beli bukunya 
3. Kalau Video Bagaimana?
Prinsipnya sama, buat orang tertarik dengan visual yang menarik dan
masukan call to action di dalamnya. Kalau mau buat video edukasi
tentang seberapa pentingnya buku Anda, pastikan masukin subtitle dan
ada manusia realnya yang ngomong ya. Sepengalaman saya, konten
yang cuman gambar berjalan/ animasi grafis itu gak bikin orang tertarik.
Pengalaman saya loh ya, bisa jadi beda dengan Anda.
4. 5 detik pertama adalah krusial.
Seperti di judulnya, yang menentukan calon customer mau nonton
videonya sampai beres atau nggak itu tergantung di 5 detik pertama.
Kalau di 5 detik pertama Anda bisa buat orang penasaran, besar
kemungkinan Audience mau nonton sampai akhir bahkan ngklik iklannya.

2. Landing Page
Setelah calon customer tertarik dengan konten iklan Anda, mereka akan klik
iklannya, lalu mereka akan diarahkan ke mana?

Jawabannya benar! Landing Page


Apa sih Landing Page itu? Landing Page adalah website yang isinya cuman
satu halaman. Ya, satu halaman. Satu halaman itu menjelaskan buku yang
Anda jual dan bagaimana cara customer membelinya

Di Landing Page ini, Anda perlu menguasai skill copywriting alias seni menjual
lewat tulisan. Sederhananya bahasa iklan.

Di copywritingnya (bahasa iklannya) Anda harus bisa menjelaskan pada


customer Anda, Kenapa sih mereka harus membeli buku Anda dan seberapa
penting buku Anda untuk mereka.

Anda bisa cek writing goal nomor 1, 2 dan 3 ya. Karena ini bisa jadi modal
besar untuk Anda membuat copywriting.
Contoh:
Buku yang mau dijual adalah buku Parenting tentang bagaimana
menangani anak yang tantrum.

- Siapa target pembaca? Orangtua usia 25 – 35 tahun, punya anak usia 1- 5


tahun.
- Apa masalah pembaca? Orangtua bingung, stress, dan merasa gagal menjadi
orangtua ketika harus dampingi anaknya yang sedang tantrum. Apalagi kalau
tantrumnya di tempat umum. Orangtua jadi malu sama orang lain. Apalagi
kalau tantrumnya sampai ngerusak barang atau melukai diri sendiri. Pusing deh
pokoknya.
- Apa solusi yang Anda tawarkan lewat buku Anda? Cara orangtua mengontrol
emosi, cara mengajarkan pada anak untuk mengontrol emosi, dan tips-tips
yang diambil dari pengalaman Anda yang pasti Work.

Dari data itu, tinggal dibikin deh copywritingnya di Landing Page. Buat contoh
yang udah jadi, coba liat-liat Landing Page buku orang lain aja, atau liat contoh
Landing Page di YouTube. Banyak Kok 
Di bagian bawah halaman, jangan lupa sertakan harga dan cara
memesannya.
Lalu sertakan “button click” untuk di klik oleh mereka yang tertarik pada buku
Anda.
Button click ini boleh dibikin banyak. Satu yang mengarahkan ke whatsapp,
satu lagi ke shopi, satu lagi ke tokodedia, dan satu lagi bukapalak jika mau.
3. WhatsApp

Kalau Anda sudah mendapatkan chat masuk dari orang yang tertarik
dengan buku Anda, saya ucapkan Selamat! Artinya copywriting Anda berjalan
dengan baik. Kalau masih gak ada yang chat juga, coba rombak lagi
copywritingnya. Emang gitu kok, kita perlu uji coba berulang kali testing mana
penawaran di Landing Page yang paling mujarab dan mendatangkan calon
pembeli.
Eh, kok malah bahas lagi Landing Page sih. Kita kembali ke WhatsApp ya
Di tahap ini, tipsnya gampang aja. Anda juga mungkin sudah tahu.

1. Jangan ketus kalo sama calon pembeli, kasih emoticon kek pas ngetiknya.
2. Fast respon sih kalau bisa
3. Kasih mereka kemudahan seperti Gratis Ongkir, Diskon, Bonus, atau
COD.
4. Itungin ongkirnya, jangan suruh mereka ngitung sendiri ya.
5. Tanya kepastian, kapan mau transfer.
6. Manusia mah sering lupa sih iya, makanya kalau ada chat masuk dari
calon customer terus mereka menghilang gitu aja kaya gaji bulanan, chat
lagi besoknya buat ditanyain kabar dan dipastiin, mau jadi nggak nih beli
bukunya.

4. Transfer
Nah, ini tahap akhir. Kalau customer sudah nanyain nomor rekening dan
kirim bukti transfernya, yaudah buruan kirim bukunya dan kirim resi
pengirimannya ke customer. Jangan bikin mereka harap harap cemas ya.

Dan jangan sampai bukunya gak dikirim ya! Nanti kena Pasal 378 KUHP loh.
Plis deh, hari gini emang masih musim cari duit dengan cara gak halal. Udah
keduluan sama Abu Jahal noh, gak kreatif amat cari duit. Hehe
Kesimpulannya: Cara ini tidak mudah dan tidak murah juga, Tapi, berpeluang banjir
orderannya lebih besar. Ketimbang cuman upload di story whatsapp atau posting di
IG sendiri. Emang punya kontak berapa sih? Emang punya follower berapa sih?
Tapi, bukan berarti cara ini adalah satu-satunya cara yang akan berhasil ya. Bisa jadi
posting di IG dan WhatsApp jauh lebih menghasilkan.
Ya.. Namanya juga usaha ya. Kita mah kan wajibnya juga berusaha keras, sambil
kuncingnya melihara TUYUL kalo kata Mbah Lasyo.

T.U.Y.U.L (Taqwa, Usaha, Yakin, Ulet dan Lincah) hehe


Sumber daya yang dibutuhkan?
To the point aja ya:
1. Akun facebook dan Instagram
2. Akun bisnis dan akun iklan facebook
3. Konten Iklan, foto dan atau video
4. Hosting dan domain (ini buat bikin Landing Page)
5. Copywriting buat di Landing Page
6. Kartu Kredit buat bayar iklan atau bisa pakai Jenius dari BTPN. Bikinnya
gratis kok, via online bisa.
7. Duit, buat modal iklan dan sewa hosting + domain.

Bagaimana Praktiknya?
Awalnya saya mau menjelaskan panjang kali lebar bagaimana cara praktik
beriklan di Facebook. Tapi, pas saya buka YouTube dan Google, ternyata
banyaaaaaaaak banget yang bikin tutorialnya. Jadi daripada saya cape-cape ngetik,
Anda nonton YouTube aja ya Hahaha..
Lagian kalau dijelaskan lewat video lebih kebayang, kan? 

Skema Budgeting
Tenang, kalau di bagian ini saya tidak akan meminta Anda nonton YouTube
kok, karena gak ada, hehe.
Disclaimer dulu. Strategi ini hanya fit untuk Anda yang menerbitkan bukunya di
Penerbit Indie. Karena di Penerbit Indie, Anda bebas menentukan harga jual dan
mengambil margin keuntungan berapa pun. Beda dengan penerbit mayor, harga
jual ditentukan Penerbit lalu Anda dapat royalty.
Sebenernya sih bisa aja, tapi nantinya Anda bakal nombok gede. Coba aja hitung,
harga jual buku di Penerbit Mayor berapa sih?
Misal saja harga jual 80.000 / buku. Lalu royalty 10%, maka Anda akan dapat
keuntungan sebesar 8.000 perak. Buat beli Nasi Goreng sebungkus aja nggak
cukup, Bos, ditambah ada tukang parkirnya lagi 
Jadi, silahkan cari strategi lain untuk Anda yang mau menerbitkan di mayor ya.
Good Luck 
--------
Kembali ke budget,
Kita buat permisalannya ya:
Harga penerbitan indie per 1 eksemplar = @Rp 75.000 / eks
Total Penerbitan 500 eks = Rp. 75.000 x 500
= 37.500.000
Sewa Hosting + Domain = 850.000 / tahun
Jasa Bikin Landing Page + Copywriting = 2.500.000
Beli desain konten iklan = 450.000

Total Modal Awal = Rp. 41.300.000


= Rp 82.600 / eks

Harga Jual Buku (ini bebas mau jual berapa) = Rp. 150.000 / eks
Margin Keuntungan setelah dikurangi modal = Rp. 67.400 / eks

Biaya iklan yang keluar setiap closing 1 buku = Rp. 30.000 / eks

Keuntungan bersih = Rp. 37.400 / eks

Dengan skema di atas, total omzet yang sudah dikurangi biaya iklan adalah Rp.
120.000 / eksemplar
BEP (Break Event Poin) alias balik modal awal akan tercapai ketika terjual 345
eksemplar.
Kalau ditargetin satu hari terjual 3 buku, maka dalam waktu 4 bulan kurang
seminggu, Anda sudah balik modal. Sisanya ya keuntungan bersih.
Maka Anda berpotensi mendapat keuntungan bersih sekitar Rp. 18.600.000
Yaaa, Lumayan lah, ketimbang di Penerbit Mayor yang Cuma 8000 / eksemplar x
500 Cuma dapet 4.000.000, hehe.
Kalau lah di Penerbit Mayor, buku Anda dijual dengan harga yang sama yakni,
150.000 dengan royalty 10%. Maka potensi Anda mendapatkan keuntungan hanya
Rp. 7.500.000,-

Gimana? Tertarik pake strategi ini?


Oiya, ini belum dihitung dari keuntungan tidak langsung seperti diundang seminar
dan acara bedah buku lainnya ya 
Penutup
Ingatlah, strategi ini hanyalah cara. Rezeki Allah yang atur. Kalau cara ini tidak
berhasil, jangan langsung mikir berarti Allah ga kasih rezeki sama Anda. Bisa jadi
konten iklannya kurang menarik, atau copywriting di Landing Page nya kurang
greget, atauuuu costumer servicenya yang nyebelin.
Uji coba, eksperimen, dan testing itu penting banget. Kalau tidak berhasil bukan
berarti Anda gagal, melain Anda telah berhasil menemukan cara yang salah. Hah?
Gimana sih maksudnya?
Kata Thomas Alfa Edison pas penelitian bikin lampunya gagal ke-sekian ratus kali,
beliau tidak bilang itu semua gagal. Tapi beliau bilang telah berhasil menemukan
cara yang salah untuk membuat lampu. Menemukan “cara yang salah” ini penting
loh untuk kita lewati, supaya kita bisa tahu mana cara yang benar. Iya kan?
Kita nggak akan tahu apa itu siang, kalau matahari tidak pernah terbit. Pun kita juga
nggak akan sadar, bahwa itu malam.
Terus belajar ya, Anda.

Hatur Nuhun.
Budiana Dwinata
Digital Marketing Expert – Tinta Langit

Contact: budiana.tintalangit@gmail.com
089-66064-0901

Anda mungkin juga menyukai