BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
KEBAHAGIAAN
Matius 5:1–12
Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
“Berbahagialah ....”
(Mat. 5:2-3)
REFLEKSI:
Kebahagiaan sejati hanya dapat dinikmati oleh mereka yang
memfokuskan hidupnya untuk melakukan kehendak Allah.
“Di dalam kehidupan ini kita dapat memilih antara hidup yang
memuliakan Tuhan atau mempermalukan Tuhan.” Pernyataan
ini tentunya mendorong kita untuk mempunyai hidup yang
memuliakan Tuhan lewat hidup kita.
Paulus dengan tegas mengatakan kepada umat Kristen
yang berlatar belakang Yahudi bahwa keselamatan dan hidup
yang memuliakan Tuhan tidak berdasarkan etnis atau karena
telah melaksanakan perintah Taurat termasuk sunat. Sunat
yang benar bukanlah sunat lahiriah, melainkan sunat di dalam
hati. Sunat di dalam hati adalah sebuah proses pembaruan
hidup yang dilakukan dengan sungguh-sungguh di dalam
Tuhan agar makin mempunyai hidup yang sesuai dengan
kehendak Tuhan. Bagi Paulus, mereka yang telah sunat hati akan
memperlihatkan tanda kehidupan sebagai berikut: Pertama,
seorang yang dapat mengajar dirinya sendiri terlebih dahulu
sebelum mengajar orang lain (ay. 21-22). Kedua, seorang
yang tidak hanya memberitakan kebenaran, tetapi sungguh
menghidupi kebenaran tersebut (ay. 23-24). Ketiga, seorang
yang tidak hanya beribadah secara lahiriah, tetapi juga dengan
hati yang sungguh-sungguh mengasihi Allah melalui sikap
hidupnya sehari-hari (ay. 25-29).
Setiap pribadi yang telah mengalami pembaruan hidup
akan memiliki kehidupan yang memuliakan Tuhan. Nyatakanlah
kasih Tuhan dengan tepat melalui sikap hidup kita agar menjadi
kesaksian yang hidup bagi sesama kita.
REFLEKSI:
Kita tidak akan menjadi terang kehidupan bagi
orang lain jika kita sendiri berada dalam kegelapan.
REFLEKSI:
Tuhan adalah sumber terang kehidupan kita. Bersama-Nya kita akan
dimampukan untuk mengatasi tantangan kehidupan yang kita hadapi.
HIDUP MUNAFIK
Matius 23:13–28
Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang,
tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
(Mat. 23:28)
REFLEKSI:
Kemunafikan hanya menghasilkan sikap hidup dalam kepalsuan yang
berdampak buruk bagi diri sendiri dan sesama.
JANGAN “OMDO”
Matius 23:1–12
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan
kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka,
karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
(Mat. 23:3)
REFLEKSI:
Manusia yang bijak adalah mereka yang dapat melakukan apa yang
dikatakannya, dan mengatakan apa yang dilakukannya.
Ada yang menarik dari seekor unta. Pada waktu pagi ia akan
membungkuk di hadapan tuannya untuk diletakkan beban
yang harus dibawanya. Seharian ia membawa beban itu
ke mana pun tuannya pergi. Pada malam harinya, ia juga
akan membungkuk di hadapan tuannya meminta untuk
dilepaskan bebannya agar ia dapat beristirahat. Sikap unta
ini adalah sikap yang menyerahkan sepenuhnya hidupnya
dalam ketaatan dan penyerahan diri kepada tuannya.
Pemazmur selalu merindukan Tuhan dan ingin dekat-Nya.
Hanya Tuhan yang menjadi andalan hidupnya. Ia memulai
harinya dengan penyerahan diri dan mencari kehendak
Tuhan atas hidupnya. Pemazmur sangat yakin bahwa cara
terbaik untuk memulai suatu hari adalah dengan datang
kepada Tuhan dan memohon kemampuan dari Tuhan
untuk melewati hari yang baru dengan kekuatan dari-Nya.
Pada malam hari, ia memuji Tuhan atas segala kebaikan
dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya dari pagi hingga
malam. Jadi, pemazmur mengawali dan menutup hari
kehidupannya dalam penyerahan diri serta kerendahan
hati kepada Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Adakah kita menyediakan
waktu untuk merendahkan hati kita kepada-Nya ketika
akan memulai aktivitas di pagi hari dan bersyukur ketika
akan beristirahat di malam hari? Jika ya, berarti kita telah
menempatkan Tuhan sebagai sumber kehidupan kita.
REFLEKSI:
Memulai dan menutup hari dalam doa kepada Allah adalah
bukti nyata Tuhan menjadi sumber kehidupan kita.
REFLEKSI:
Lebih baik meminum obat yang terasa pahit, tetapi menyembuhkan,
ketimbang meminum madu beracun yang membuat kita sakit.
REFLEKSI:
Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati
manusia mencerminkan manusia itu (Ams. 27:19).
YA TUHAN TOLONGLAH!
Mazmur 70
Ya Allah, bersegeralah melepaskan aku, menolong aku, Ya TUHAN!
(Mzm. 70:2)
REFLEKSI:
Di dalam setiap pergumulan hidup, kita berseru kepada Tuhan yang pasti
memberikan pertolongan-Nya kepada kita.
JANGAN BEBAL
Wahyu 9:13–21
Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu,
tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka...
(Why. 9:20)
REFLEKSI:
Hiduplah hari ini seperti hari terakhir dalam hidup kita, dengan
melakukan yang terbaik, sesuai, dan seturut dengan kehendak-Nya.
TEGURAN TUHAN
Amos 4:6–13
“Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum, telah
melayukan taman-tamanmu dan kebun-kebun anggurmu, pohon-pohon ara
dan pohon-pohon zaitunmu dimakan habis oleh belalang, namun kamu tidak
berbalik kepada-KU,”
(Amos 4:9)
REFLEKSI:
Tuhan menegur kita agar kita mengetahui dan menyesali
kesalahan serta hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
REFLEKSI:
Seluruh kehidupan kita haruslah menjadi hidup
yang menantikan kedatangan Yesus kedua kalinya.
REFLEKSI:
Persekutuan jemaat adalah tempat di mana setiap orang merasakan kehadiran
Allah melalui sesamanya satu terhadap yang lainnya.
REFLEKSI:
Hidup tak bercacat dan kudus di hadapan Tuhan adalah
proses setiap hari dalam hidup kita, bukan sekali jadi.
REFLEKSI:
Berkarya dan berbagi kehidupan dengan sesama adalah sikap
berjaga-jaga yang tepat dalam menantikan kedatangan Tuhan.
REFLEKSI:
Allah adalah tempat perlindungan yang kekal saat kita menjalani
hari kehidupan kita seturut dengan kehendak-Nya.
REFLEKSI:
Berjaga-jaga dalam menantikan kedatangan Tuhan kembali
adalah sebuah gaya hidup, bukan sebuah pilihan.
REFLEKSI:
Rumah kosong rawan dicuri. Hati yang kosong
rawan dikuasai hal yang buruk bagi kehidupan.
PENGEMBANGAN DIRI
Matius 25:14–30
“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar
negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya
kepada mereka.”
(Mat. 25:14)
REFLEKSI:
Tuhan menghargai setiap upaya kita dalam mengembangkan diri menjadi
pribadi yang lebih bermanfaat bagi kehidupan bersama.
Zef. 1:7, 12-18; Mzm. 90:1-8, (9-11), 12; 1Tes. 5:1-11; Mat. 25:14-30
Senin, 20 November 2023
REFLEKSI:
Pertobatan bukanlah sekadar ucapan ataupun rutinitas, melainkan
komitmen untuk melakukan pembaruan hidup di hadapan Tuhan.
REFLEKSI:
Karena hidup adalah tentang membangun kualitas sehingga menjadi berkat.
REFLEKSI:
Sebagai pribadi yang telah diselamatkan dalam Yesus kita harus
menempatkan diri sebagai hamba yang setia dan bijaksana.
INTEGRITAS DIRI
1 Raja-raja 22:13–23
Tetapi Mikha menjawab,” Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang
akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan.”
(1Raj. 22:14)
REFLEKSI:
Integritas diri menunjukkan kualitas diri kita di hadapan Tuhan dan sesama.
REFLEKSI:
Hidup kita seutuhnya harus menjadi pujian yang indah bagi Tuhan.
REFLEKSI:
Kita mengasihi Allah yang tidak kelihatan dengan mengasihi sesama yang
terlihat. Dengan demikian, kita telah menjadi saudara Yesus.
BERDAMPAK POSITIF
Matius 25:31–46
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
segala seesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang
paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
(Mat. 25:40)
REFLEKSI:
Hidup yang berdampak positif bagi kehidupan bersama
adalah bukti nyata kasih kita kepada Allah dan sesama.
“LEGACY”
2 Timotius 2:8–13
Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati,
yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud,
itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
(2Tim. 2:8)
REFLEKSI:
Tiap orang meninggalkan legacy sesuai dengan kapasitas dan
panggilan hidupnya.
REFLEKSI:
Tuhan tidak pernah abai dan ingkar janji.
Ia adalah sumber kekuatan yang penuh kasih bagi kita.
REFLEKSI:
Tuhan selalu setia dalam kasih-Nya kepada kita.
Kasih-Nya melampaui kesalahan yang kita buat.
KETEKUNAN
Wahyu 14:6–13
Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti
perintah Allah dan iman kepada Yesus.
(Why. 14:12)
REFLEKSI:
Ketekunan dalam iman membuat kita terus melangkah maju
menghadapi berbagai tantangan sebagai murid yang setia.
Pendidikan :
1993 : S1 STT Jakarta
2007 : S2 STT Jakarta
Pelayanan :
1993 – 2001 : Pendeta di GKI Sudirman 638
Bandung
2001 – 2011 : Pendeta di GKI Kebonjati 100
Bandung
2011 – 2019 : Sekum BPMSW GKI SW Jawa barat
2012 – 2022 : Anggota BPMS GKI
2012 – sekarang : Pendeta GKI Kebonjati 100 Bandung
Pendidikan :
2003 : Lulus S1 STT Jakarta
Pelayanan :
2007 – sekarang : Pendeta GKI Halimun
Jumat, 1 Desember 2023
DOA:
Terima kasih ya Allah, untuk Roh Kudus-Mu yang membuatku
bersungguh-sungguh hidup mengikuti teladan Kristus, Anak-Mu. Amin.
DOA:
Terima kasih, ya Kristus karena dalam setiap proses perubahan hidup,
apa yang Engkau katakan telah memelihara imanku. Amin.
DOA:
Aku akan selalu waspada dan siaga berbekal firman-Mu, ya Kristus. Janji-Mu
setia dan pemulihan-Mu sempurna. Amin.
DOA:
Aku bersedia ya Tuhan, menjadi pembawa damai-Mu bagi sesama.
Perlengkapi aku dengan kuasa kasih dan Roh-Mu. Amin.
DOA:
Kuasai dan kuatkan aku ya Roh Kudus untuk ambil bagian dalam pelayanan
kasih demi penyataan Kerajaan Allah. Amin.
DOA:
Tenangkan hatiku, ya Tuhan sehingga setiap masalah
dapat aku sikapi dengan pertolongan hikmat-Mu. Amin.
DOA:
Ya Tuhan, aku mau mengenal kehendak-Mu dan mengasihi-Mu
dengan setia, lebih daripada segenap pemberian benda-benda mati. Amin.
Kita tahu istilah “kritik yang membangun”. Kritik semacam ini tidak
hanya memperlihatkan apa yang salah, tetapi juga menyatakan
apa yang mesti dilakukan untuk menggantikan perilaku yang
salah itu. Kritik semacam ini jauh lebih berkualitas ketimbang
“kritik yang merusak”. Sebab, dalam “kritik yang membangun”
ada solusi, bukan sekadar menggerutu dan memaki.
Nabi Yeremia mendapat tugas yang jelas. Allah akan
memberikan keberanian bagi Yeremia untuk berbicara kepada
para raja dan bangsa-bangsa. Seumpama tanaman dan bangunan,
tanaman beracun akan dicabut dan bangunan yang tidak
berguna diruntuhkan. Ini merujuk pada Kerajaan Yehuda, yang
pada waktu itu korup dan tidak memberlakukan kehendak
Allah. Yeremia menubuatkan bahwa Kerajaan Babel akan
menaklukkan mereka. Namun, tugas Yeremia bukan hanya
itu. Ia juga mendapat kuasa dari Allah untuk membangun dan
menanam. Akan tiba waktunya umat Allah pulih dan dibangun
kembali dalam kasih, keadilan, dan kebenaran.
Walaupun bukan nabi, kita semua mendapat kuasa dari
Allah untuk mengatur kembali kehidupan kita. Pasti ada yang
harus dicabut dan dirobohkan, dibinasakan dan diruntuhkan
dalam diri kita. Tinggi hati, benci, dendam, kekhawatiran, dan
ketidakpedulian tidak patut dipelihara. Sebaliknya, kerendahan
hati, kepedulian, pengampunan, belas kasihan harus dibangun
dan ditanam. Percayalah, Allah sanggup memulihkan hidup kita
dengan didikan dan arahan-Nya yang membangun.
DOA:
Pulihkan aku, ya Tuhan, dengan didikan dan arahan-Mu
yang penuh anugerah dan membangun kehidupan. Amin.
DOA:
Aku mau Roh-Mu ada dalam batinku, ya Allah, supaya hatiku menjadi
lembut dan mengalami hidup baru karena anugerah-Mu. Amin.
DOA:
Ya Roh Kudus, sucikan pikiran dan hatiku sehingga
apa yang aku katakan dan perbuat memuliakan Kristus. Amin.
DOA:
Bimbing aku, ya Tuhan, sehingga cermat mengelola bagaimana caraku hidup
sebagai bagian dari jemaat-Mu. Amin.
DOA:
Ya Tuhan, naungi aku dengan kemurahan anugerah-Mu
sehingga setiap karya hidupku dilingkupi oleh kehendak kasih-Mu. Amin.
Raja, imam, dan nabi adalah peran tiga serangkai yang dipercayakan
Allah untuk memimpin dan memelihara umat. Raja mengeluarkan
peraturan dan melindungi umat dari ancaman keamanan pihak
asing. Imam memfasilitasi umat menjalankan ritus bakti dan jalinan
relasi dengan Allah. Nabi memberikan koreksi dan arahan visi ke
depan bagi umat, raja, dan imam. Dalam sejarah umat Tuhan,
ketiganya acapkali muncul bersama-sama.
Demikian juga kita menemukannya dalam teks Alkitab hari
ini. Saat Herodes menjadi raja, ada seorang imam yang bernama
Zakharia. Ia mendapatkan anak secara ajaib, yang kelak akan
menjalankan peran nabi. Anaknya itu adalah Yohanes, yang
mengingatkan umat untuk bertobat sebelum kemunculan Kristus.
Nyata benar bahwa peran nabi sangat dibutuhkan di sini. Sebab
saat itu Herodes tidak menjalankan peran raja dengan baik; para
imam hanya menjalankan tindakan ritual belaka tanpa makna.
Yohanes pun hadir sebagai nabi. Ia mengajak semua pihak untuk
berbalik kepada anugerah Allah sehingga semua tetap terpelihara
dalam kebaikan-Nya.
Apakah masih ada nabi saat ini? Secara tokoh mungkin tidak.
Namun, peran nabi selalu dihadirkan Allah di tengah komunitas yang
memiliki pemimpin korup, materialistis dan tidak memiliki tujuan
yang benar dan jelas. Apakah kita dapat menjalankan peran nabi
juga? Tentu. Allah memanggil kita supaya tidak takut memberikan
koreksi, perbaikan, dan peringatan jika dalam komunitas kita
kepemimpinan tidak diemban dengan benar dan baik.
DOA:
Kuatkan hatiku, ya Tuhan untuk menjalankan peran nabi melalui
apa yang aku kerjakan setiap hari. Amin.
DOA:
Aku tidak akan berbalik lagi, ya Kristus. Temanilah aku selalu untuk
melangkah maju bersama-Mu dalam perubahan hidup. Amin.
DOA:
Aku percaya bahwa setiap proses yang kutempuh
berharga karena penyertaan-Mu setia, ya Allah. Amin.
DOA:
Aku akan bersukacita di dalam Tuhan, bersorak-sorai di dalam Allah
Penyelamatku. Amin.
DOA:
Tuhan, berikanlah aku kerendahan hati untuk menunjukkan apa yang sedang
dan akan Kristus buat bagi dunia ini. Amin.
Yes. 61:1-4, 8-11; Mzm. 126; 1Tes. 5:16-24; Yoh. 1:6-8, 19-28
Senin, 18 Desember 2023
Orang yang tertipu itu adalah orang yang hanya melihat sebagian
dari kebenaran. Dalam permainan sulap misalnya, ada gerakan
dan perlengkapan yang tidak kelihatan mata penonton. Contoh
lain: penipuan investasi. Para investor terkesima dengan hasil
yang dijanjikan tanpa mengetahui sistem seutuhnya bagaimana
uang mereka dikelola. Maka untuk melawan penipuan, orang
harus memiliki bekal pengetahuan yang lengkap dan mencermati
dengan utuh apa yang tersembunyi di balik yang kelihatan.
Jemaat Efesus dinasihatkan untuk melawan penipuan Iblis.
Sedari dahulu Iblis melawan Allah. Bekal melawan Iblis harus
berasal dari kekuatan Allah. Serangan Iblis yang paling mengerikan
adalah manipulasi yang terjadi dalam pikiran dan hati manusia.
Jemaat harus terus memurnikan motivasi dan tujuan hidup
mereka. Jemaat tidak boleh terpengaruh oleh nilai-nilai yang
korup dan jahat. Apa yang benar, adil dan menjadi kabar baik
bagi dunia harus ditunjukkan. Firman Allah bukan saja harus
dibaca dan dipahami, melainkan dipelihara dan diberlakukan
dengan tindakan-tindakan iman. Inilah senjata-senjata rohani
yang akan mengalahkan penipuan Iblis.
Ingatlah bahwa Iblis hanya seolah-olah saja berkuasa.
Kuasa sejati adalah dari Allah. Miliki bekal yang benar dalam
hidup beriman supaya kita tidak tertipu Iblis. Jernihkan pikiran
dan lembutkan hati untuk mengimani firman Allah sehingga
kita tetap berdiri dalam Injil yang menghadirkan kebenaran
dan keadilan.
DOA:
Dengan kekuatan-Mu, ya Allah, aku akan melawan tipu muslihat Iblis dan hidup
karena Injil yang menghadirkan kebenaran dan keadilan. Amin.
DOA:
Temani aku, ya Kristus, untuk melanjutkan apa yang sudah Engkau mulai bagi
dunia ini melalui karya keseharian hidupku. Amin.
DOA:
Aku percaya bahwa akan ada kemenangan dalam setiap karya baik yang aku
jalankan dalam kehendak kasih-Mu. Amin.
Sampai detik ini terus muncul miliaran artikel, buku, lagu, film,
dan pernak pernik seni tentang Yesus Kristus. Banyak orang
mengagumi Yesus. Dunia sungguh berubah sejak kehadiran-
Nya sebagai manusia. Namun tentu, Yesus tidak pernah boleh
menjadi objek. Sebab Ia adalah Subjek yang utama bagi iman
dan keselamatan kita sebagai para pengikut-Nya.
Inilah yang diingatkan penulis Surat Ibrani pada awal
suratnya. Allah mengasihi umat-Nya. Ia bukan sekadar mengutus
nabi-nabi. Yesus Kristus, Anak-Nya menjadi cahaya kemuliaan
dan gambar keberadaan Allah yang sesungguhnya. Sejak alam
semesta diciptakan, Firman Allah sudah ada. Melalui kehadiran
Anak-Nya itu, kita jadi tahu apa yang sedang diperbuat Allah
bagi dunia. Apa yang dikatakan Kristus itu sungguh berkuasa.
Sekarang ini, para pengikut Kristus berada dalam kepemimpinan-
Nya yang menyelamatkan sampai alam semesta pulih karena
kekuatan kuasa kasih Allah.
Setiap hari kita menjumpai kata-kata; lisan dan tulisan. Kata-
kata sanggup memengaruhi kehidupan kita. Namun, dari sekian
banyak kata-kata yang ada dalam hidup itu, ingatlah selalu
kata-kata yang diucapkan Kristus. Sebab dengan menyimak
firman-Nya, kita sedang mendengarkan suara dan kehendak
Allah. Karena firman-Nya, kita tercipta. Karena firman-Nya, kita
terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan anugerah-Nya.
Tetaplah jadikan Kristus sebagai Subjek hidup kita. Kepada-Nya
saja kemuliaan harus tertuju selamanya.
DOA:
Aku ada karena kata-kata firman-Mu, ya Kristus. Bagi-Mu
saja kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
DOA:
Aku hendak menyanyikan segala kasih setia-Mu Tuhan, selama-lamanya dan
memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku. Amin.
JANGAN KAGET
Yohanes 7:40-52
Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.
(Yoh. 7:43)
DOA:
Ya Roh Kudus, berkuasalah di dalam diriku supaya aku tidak ragu
dan bimbang untuk mengimani dan mengikut Kristus selamanya. Amin.
Salah satu ciri orang yang putus asa adalah menutup diri bagi
hadirnya kemungkinan-kemungkinan. Terkadang, kesimpulan
begitu cepat diberikan. Seolah-olah tidak ada lagi jalan dan
pilihan-pilihan yang dapat diambil.
Pada Minggu terakhir Adven sekaligus saat akan
menyongsong perayaan Natal malam ini, sekali lagi kabar
baik dari Allah menyapa kita. “Sebab, bagi Allah tidak ada yang
mustahil.” Demikian kata Malaikat Gabriel kepada Maria. Allah
hadir untuk menegaskan kemungkinan-kemungkinan baru
yang melampaui akal budi dan perasaan manusia. Kehadiran
Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus secara ajaib dalam
kandungan bunda mereka adalah bukti dari banyak cara Allah
mengintervensi tatanan hidup manusia demi hadirnya damai
sejahtera bagi dunia ini.
Apa yang kita alami dalam hidup memang tidak selalu
sesuai dengan dambaan kita. Adakalanya kita merasa seperti
menghadapi jalan buntu. Pandangan kita terbatas dan langkah
kita terhenti. Namun, berita Injil telah menggugah kita untuk
menyadari bahwa kuasa kebaikan Allah tidak pernah jauh.
Allah memungkinkan tersedianya jalan-jalan baru dalam
rencana-Nya yang menyelamatkan bagi kita. Ingatlah bahwa
apa yang Allah rancangkan jauh lebih indah dari apa yang kita
dambakan. Lalu, bagaimana tanggapan kita dalam menerima
kabar baik ini? Seperti Maria, kita boleh mengatakan: “Aku
ini hamba Tuhan. Jadilah padaku menurut perkataanmu itu”.
DOA:
Aku percaya intervensi-Mu yang indah dalam
pandangan-Mu bagi hidupku, ya Allah. Temanilah hamba-Mu ini. Amin.
2Sam. 7:1-11, 16; Mzm. 89:2-5, 20-27; Rm. 16:25-27; Luk. 1:26-38
Senin, 25 Desember 2023
DOA:
Terima kasih, ya Allah, aku dipedulikan dan diselamatkan
melalui kehadiran Kristus, Anak-Mu. Amin.
NATAL DI HATI
Ibrani 8:1-13
“Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya
dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan
menjadi umat-Ku.”
(Ibr. 8:10)
DOA:
Hati dan akal budiku adalah tempat bagi hukum kasih-Mu, ya Tuhan.
Bimbinglah umat-Mu ini untuk selalu mengenali kehadiran-Mu. Amin.
DOA:
Terima kasih Tuhan karena aku dikasihi, dijaga, dan dipelihara
oleh kasih dan kebajikan-Mu. Amin.
PUJILAH TUHAN
Mazmur 148
Baiklah semuanya memuji nama TUHAN,
sebab Dia memberi perintah dan semuanya tercipta.
(Mzm. 148:5)
DOA:
Ya Tuhan, Engkaulah sumber hidupku.
Terpujilah nama-Mu selamanya. Amin.
DOA:
Terima kasih Kristus sebab aku diterima menjadi saudara-Mu. Amin.
DOA:
Ya Tuhan, aku mau menerima undangan hikmat suci-Mu. Amin.
DOA:
Ya Kristus, aku percaya keselamatan yang datang dari-Mu
akan menemani perjalanan hidupku selamanya. Amin.
ALAMAT : .............................................................
.............................................................
TELEPON : .............................................................
e-mail : .............................................................
NAMA : ..........................................................................
ALAMAT : ..........................................................................
..........................................................................
TELEPON : ..........................................................................
NB:
- Harga per eksemplar/edisi (2 bulan) Rp9.500,-
- Harga satu tahun (6 edisi) Rp95.000,-
- Form berlangganan dan bukti pembayaran harap
dikirimkan via WA, e-Mail atau ke bagian Distribusi.
- Penting!
Jangan memasukkan uang ke dalam sampul surat.