Anda di halaman 1dari 65

Dalam dua bulan terakhir ini, kita

Diterbitkan sejak tahun 1970 sudah akan memasuki tahun baru,


ISSN 0853-0917
tahun 2024. Saatnya kita berefleksi
Penanggung Jawab:
Pdt. Arliyanus Larosa sejenak tentang perjalanan hidup kita
Pemimpin Redaksi:
selama hampir setahun ini. Apakah
Pdt. Rumenta Santyani Manurung kita sudah melakukan yang berkenan
Redaktur Pelaksana:
pada Tuhan? Atau justru sebaliknya?
Monica Petra Menerima teguran tentu bukan
Editor: hal yang menyenangkan. Karena
Pdt. R. Santyani Manurung teguran berarti bahwa orang sedang
Penulis: mengoreksi kesalahan kita. Di bulan
Pdt. Jotje H. Karuh
Pdt. Essy Eisen November ini Pdt. Jotje H. Karuh dari
Foto Sampul
GKI Kebonjati akan membawa kita
GKI Jemursari merenungkan apa arti sebuah teguran
Artistik: dari Tuhan. Tuhan sering menegur
Victory Valentino J.W. bangsa Israel pada zaman dulu. Di
Alamat: masa kini pun Tuhan juga menegur
Graha Arteri Mas
Kav. 19 - 20 kita melalui orang lain atau peristiwa
Jl. Panjang No. 68 tertentu. Teguran Tuhan bukan berarti
Kedoya - Jakarta 11520
Ia jahat tapi justru karena Ia peduli
Telepon:
+62 21 583 03398
pada kita.
+62 21 583 03498 Pada bulan Desember kita tentu
Website: mulai sibuk mempersiapkan Natal.
www.ykb-wasiat.org
E-mail:
Namun, apakah Natal hanya sekadar
wasiat@ykb-wasiat.org perayaan pesta saja bagi kita?
Persembahan Kasih melalui: Bersama Pdt. Essy Eisen kita diajak
BCA Bidakara
A/C 450 305 2990
untuk menghayati masa Adven dengan
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama mengingat bahwa kita harus menjadi
Pengganti ongkos cetak saksi Kristus. Pendeta GKI Halimun ini
dan biaya pengiriman:
Rp9.500,-/eksemplar
menekankan bahwa bersaksi adalah
Rp95.000,-/tahun keharusan bukan pilihan.
Pembayaran melalui:
Selamat bersaat teduh, selamat
Bank Mandiri Jakarta - Kelapa Dua menjalani hari bersama dengan Tuhan
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama dan menikmati kasih-Nya setiap hari.
Marketing

BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

WASIAT menggunakan kertas daur ulang


agar lebih ramah lingkungan.
Rabu, 1 November 2023

KEBAHAGIAAN
Matius 5:1–12
Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
“Berbahagialah ....”
(Mat. 5:2-3)

Semua orang mencari dan mengejar kebahagiaan dalam hidup


ini. Kebahagiaan sering kali diidentikkan dengan kondisi yang
baik. Kekayaan, kesuksesan, kuasa serta memiliki apa saja
yang membuat hati kita senang biasanya menjadi prasyarat
untuk mendapatkan kebahagiaan. Karena itu, banyak orang
mengejar kebahagiaan dengan melakukan berbagai cara tanpa
memperhatikan proses dan dampaknya di kemudian hari.
Lalu, bagaimana memperoleh kebahagiaan menurut Yesus?
Dalam Injil hari ini delapan ucapan bahagia yang Yesus
sampaikan harus kita pahami maknanya dalam kerangka pola
kehidupan di “Kerajaan Surga”, yang berarti kebahagiaan
adalah hasil dari kehidupan yang memenuhi standar nilai-nilai
Kerajaan Surga. Kebahagiaan menurut Yesus tidak diukur dari
seberapa banyak harta dan kuasa yang kita miliki, tetapi dari
seberapa besar kerinduan kita untuk mengikuti dan melakukan
kehendak-Nya, berserah penuh pada pemeliharaan Tuhan,
ketangguhan dalam menghadapi pergumulan hidup, kesediaan
mencari dan melakukan kebenaran, menjaga kesucian hati,
sikap lemah lembut, murah hati, dan membawa damai.
Anda ingin bahagia? Mari kita tempatkan kebahagiaan
kita sesuai dengan standar Tuhan. Kita menjalani hidup
yang berorientasi menyenangkan hati Tuhan. Jika hal ini
dapat kita lakukan, kita akan menjadi terang dan garam
kehidupan yang membawa kebahagiaan untuk kehidupan
bersama.

REFLEKSI:
Kebahagiaan sejati hanya dapat dinikmati oleh mereka yang
memfokuskan hidupnya untuk melakukan kehendak Allah.

Why. 7:9-17; Mzm. 34:2-11, 23; 1Yoh. 3:1-3; Mat. 5:1-12


Kamis, 2 November 2023

SUNAT HATI YANG MEMULIAKAN TUHAN


Roma 2:17-29
Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan
sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka
pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
(Rm. 2:29)

“Di dalam kehidupan ini kita dapat memilih antara hidup yang
memuliakan Tuhan atau mempermalukan Tuhan.” Pernyataan
ini tentunya mendorong kita untuk mempunyai hidup yang
memuliakan Tuhan lewat hidup kita.
Paulus dengan tegas mengatakan kepada umat Kristen
yang berlatar belakang Yahudi bahwa keselamatan dan hidup
yang memuliakan Tuhan tidak berdasarkan etnis atau karena
telah melaksanakan perintah Taurat termasuk sunat. Sunat
yang benar bukanlah sunat lahiriah, melainkan sunat di dalam
hati. Sunat di dalam hati adalah sebuah proses pembaruan
hidup yang dilakukan dengan sungguh-sungguh di dalam
Tuhan agar makin mempunyai hidup yang sesuai dengan
kehendak Tuhan. Bagi Paulus, mereka yang telah sunat hati akan
memperlihatkan tanda kehidupan sebagai berikut: Pertama,
seorang yang dapat mengajar dirinya sendiri terlebih dahulu
sebelum mengajar orang lain (ay. 21-22). Kedua, seorang
yang tidak hanya memberitakan kebenaran, tetapi sungguh
menghidupi kebenaran tersebut (ay. 23-24). Ketiga, seorang
yang tidak hanya beribadah secara lahiriah, tetapi juga dengan
hati yang sungguh-sungguh mengasihi Allah melalui sikap
hidupnya sehari-hari (ay. 25-29).
Setiap pribadi yang telah mengalami pembaruan hidup
akan memiliki kehidupan yang memuliakan Tuhan. Nyatakanlah
kasih Tuhan dengan tepat melalui sikap hidup kita agar menjadi
kesaksian yang hidup bagi sesama kita.

REFLEKSI:
Kita tidak akan menjadi terang kehidupan bagi
orang lain jika kita sendiri berada dalam kegelapan.

Mzm. 43; 1Sam. 2:27-36; Rm. 2:17-29


Jumat, 3 November 2023

ALLAH SUMBER TERANGKU


Mazmur 43

Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan


dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
(Mzm. 43:3)

Satu hal penting sebelum melukis ialah mengidentifikasi


asal sumber terang. Asal sumber terang ini bermanfaat
untuk menentukan mana bagian yang terang dan mana
bagian yang gelap dari sebuah objek. Sumber terang juga
memengaruhi ke mana bayangan suatu objek akan jatuh.
Persoalan akan muncul ketika melukis sebuah objek kita
meninggalkannya sebelum lukisan itu selesai. Ketika kita
kembali untuk melanjutkan lukisan tersebut maka sumber
terang mungkin sudah berubah posisi sehingga objek lukisan
itu menjadi tidak konsisten. Gambaran kehidupan kita juga
demikian. Lukisan kehidupan kita mengekspresikan dari
mana sumber terang yang menuntun langkah kehidupan
kita. Apabila sumber terang kita bertumpu pada kekuatan
diri kita sendiri, kita akan rapuh, jatuh, dan sukar untuk
bangkit kembali.
Pemazmur dalam Mazmur 43:3 menyatakan bahwa
dalam pergumulan kehidupannya Tuhanlah yang menjadi
sumber terang hidupnya. Pengenalan akan Tuhan sebagai
sumber terang hidupnya inilah yang memampukannya untuk
mengatasi gelap kehidupan yang tengah dihadapinya. Ia tidak
goyah. Ia tidak putus asa. Ia tetap menjalani hidup dengan
penuh rasa syukur kepada Tuhan serta mampu menatap
masa depan yang penuh harapan bersama Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Siapakah yang menjadi sumber
terang kehidupan kita? Tuhan ataukah diri kita sendiri?

REFLEKSI:
Tuhan adalah sumber terang kehidupan kita. Bersama-Nya kita akan
dimampukan untuk mengatasi tantangan kehidupan yang kita hadapi.

Mzm. 43; Yeh. 13:1-16; 2Ptr. 2:1-3


Sabtu, 4 November 2023

HIDUP MUNAFIK
Matius 23:13–28
Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang,
tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
(Mat. 23:28)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang


dimaksudkan dengan munafik atau kemunafikan ialah
sebuah sikap yang penuh kepura-puraan dan mengatakan
sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya. Kemunafikan
membuat kita bermuka dua. Lain di wajah, lain di hati. Orang
yang munafik menghambat dan menghalangi orang lain
untuk melihat kebenaran yang sesungguhnya. Kemunafikan
juga membuat seseorang mudah melihat kekurangan orang
lain, tetapi sulit melihat kelemahan dirinya sendiri.
Dalam Injil ini Yesus mengecam cara hidup orang Farisi
dan ahli-ahli Taurat. Penampilan luar mereka begitu baik
dan menarik, tetapi hatinya penuh dengan kecemaran. Yesus
mengilustrasikannya sebagai cawan yang luarnya bersih,
tetapi di dalamnya penuh kotoran. Atau seperti kuburan
yang luarnya bercat putih bersih, tetapi di dalamnya penuh
tulang-belulang.
Sikap munafik bisa juga terjadi dalam kehidupan kita. Kita
bisa tampil menarik dalam perkataan dan perbuatan, tetapi
hati kita tidak. Akibat dari kemunafikan itu kita bisa membuat
orang lain jauh dari Tuhan. Kecaman Yesus terhadap orang
Farisi dan ahli-ahli Taurat sebagai peringatan bagi kita agar
kita hidup dalam pertobatan. Kita berusaha mengalahkan
kemunafikan dalam diri kita agar dapat menjadi penuntun
bagi orang lain melihat dan bertindak yang benar dalam
kehidupannya.

REFLEKSI:
Kemunafikan hanya menghasilkan sikap hidup dalam kepalsuan yang
berdampak buruk bagi diri sendiri dan sesama.

Mzm. 43; Mal. 1:6-2:9; Mat. 23:13-28


Minggu, 5 November 2023

JANGAN “OMDO”
Matius 23:1–12
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan
kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka,
karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
(Mat. 23:3)

Pernahkah Anda mendengar perkataan, “Do as I say, not as


I do”, yang artinya, “Ikutilah perkataan saya, tetapi jangan
perbuatan saya”? Perkataan itu menunjuk kepada orang yang
tidak melakukan apa yang diajarkannya, bahkan mungkin saja
ia melakukan kebalikan dari apa yang ia ajarkan. Itulah yang
terjadi dengan para ahli Taurat dalam teks Injil hari ini. Yesus
menegur mereka, bahkan menyebut mereka sebagai orang-
orang munafik. Mereka seperti kuburan yang kelihatan bersih
di luar, tetapi sebenarnya penuh dengan tulang-belulang dan
kotoran di dalamnya (Mat. 23:27).
Bagaimana menghadapi orang yang demikian? Yesus
memberikan pengajaran yang baik bagi kita: Turutilah dan
lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi jangan ikuti apa yang dilakukannya. Suatu pengajaran
yang bijaksana. Pada satu sisi kita diajak untuk menghargai
hal baik yang diajarkan orang lain kepada kita. Pada sisi yang
lain, kita juga diingatkan agar jangan sampai menjadi pribadi
yang hanya “omdo”, yaitu ‘omong doang’ (cuma bicara), tetapi
tidak melakukannya.
“Omdo” membuat kesaksian hidup kita tidak efektif
terhadap orang lain. “Omdo” menjadikan kita seorang yang
munafik. Kesatuan antara kata dan perbuatan memperlihatkan
integritas diri yang baik. Bukankah satu keteladanan lebih
berarti dibandingkan seribu nasihat yang kita sampaikan
kepada orang lain?

REFLEKSI:
Manusia yang bijak adalah mereka yang dapat melakukan apa yang
dikatakannya, dan mengatakan apa yang dilakukannya.

Mi. 3:5-12; Mzm. 43; 1Tes. 2:9-13; Mat. 23:1-12


Senin, 6 November 2023

MENGAWALI DAN MENGAKHIRI BERSAMA TUHAN


Mazmur 5
TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku…
(Mzm. 5:4)

Ada yang menarik dari seekor unta. Pada waktu pagi ia akan
membungkuk di hadapan tuannya untuk diletakkan beban
yang harus dibawanya. Seharian ia membawa beban itu
ke mana pun tuannya pergi. Pada malam harinya, ia juga
akan membungkuk di hadapan tuannya meminta untuk
dilepaskan bebannya agar ia dapat beristirahat. Sikap unta
ini adalah sikap yang menyerahkan sepenuhnya hidupnya
dalam ketaatan dan penyerahan diri kepada tuannya.
Pemazmur selalu merindukan Tuhan dan ingin dekat-Nya.
Hanya Tuhan yang menjadi andalan hidupnya. Ia memulai
harinya dengan penyerahan diri dan mencari kehendak
Tuhan atas hidupnya. Pemazmur sangat yakin bahwa cara
terbaik untuk memulai suatu hari adalah dengan datang
kepada Tuhan dan memohon kemampuan dari Tuhan
untuk melewati hari yang baru dengan kekuatan dari-Nya.
Pada malam hari, ia memuji Tuhan atas segala kebaikan
dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya dari pagi hingga
malam. Jadi, pemazmur mengawali dan menutup hari
kehidupannya dalam penyerahan diri serta kerendahan
hati kepada Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Adakah kita menyediakan
waktu untuk merendahkan hati kita kepada-Nya ketika
akan memulai aktivitas di pagi hari dan bersyukur ketika
akan beristirahat di malam hari? Jika ya, berarti kita telah
menempatkan Tuhan sebagai sumber kehidupan kita.

REFLEKSI:
Memulai dan menutup hari dalam doa kepada Allah adalah
bukti nyata Tuhan menjadi sumber kehidupan kita.

Mzm. 5; Yer. 5:18-31; 1Tes. 2:13-20


Selasa, 7 November 2023

MENDENGAR YANG HARUS DIDENGAR


Ratapan 2:13–17

Nabi-nabimu melihat bagimu penglihatan yang dusta dan hampa. Mereka


tidak menyatakan kesalahanmu, guna memulihkan engkau kembali. Mereka
mengeluarkan bagimu ramalan-ramalan yang dusta dan menyesatkan.
(Rat. 2:14)

Pepatah mengatakan “kejujuran itu pahit rasanya seperti


obat yang manjur memberikan kesembuhan”. Kejujuran
walaupun terasa pahit ketika didengar, tetapi menyadarkan
seseorang pada kesalahannya. Sebaliknya, kebohongan dan
harapan palsu terasa menyenangkan di telinga, tetapi ia
dapat membawa kita pada kehancuran. Nyatanya, harapan
palsu lebih laris manis didengar ketimbang kenyataan
pahit yang harus diterima.
Ratapan 2:13-17 memperlihatkan nabi-nabi di Israel
pada masa itu lebih memilih untuk menyampaikan perkataan
dusta, harapan palsu, yang memikat sehingga umat Isarel
tidak menyadari kesalahan dan dosa yang telah mereka
perbuat. Para nabi tidak menyampaikan teguran Tuhan
atas dosa mereka. Para nabi tidak menyampaikan apa
yang harus didengar umat agar mereka bertobat, tetapi
menyampaikan apa yang ingin didengar oleh umat. Para
nabi tidak menyampaikan kehendak Tuhan yang bagaikan
obat untuk memulihkan hidup umat-Nya. Akibatnya, bangsa
Israel terus hidup dalam dosa. Mereka tidak menyadari
kesalahannya dan melakukan pertobatan di hadapan Tuhan.
Sebagai umat Allah, kita harus siap mendengar
kebenaran yang harus kita dengar walaupun terasa tidak
sedap di telinga kita. Ketika kita mampu menerimanya di
saat itulah kita siap dipulihkan dan dibentuk Allah menjadi
pribadi yang makin berkenan di mata Allah dan sesama.

REFLEKSI:
Lebih baik meminum obat yang terasa pahit, tetapi menyembuhkan,
ketimbang meminum madu beracun yang membuat kita sakit.

Mzm. 5; Rat. 2:13-17; Kis. 13:1-12


Rabu, 8 November 2023

MANIS DI BIBIR PAHIT DI HATI


Matius 15:1–9
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,
padahal hatinya jauh daripada-Ku.
(Mat. 15:8)

Ungkapan “lain di bibir lain di hati” tentunya kita sudah sering


mendengarnya. Apa yang dikatakan belum tentu sama dengan
apa yang ada dalam hati. Ucapannya bisa begitu manis terdengar,
tetapi isi hatinya penuh dengan kebencian atau kemarahan.
Setiap kita membutuhkan kejujuran. Apa yang dikatakan selaras
dengan apa yang ada di hati. Apa yang ada di dalam hati itulah
yang dinyatakan. Mereka yang konsisten, tidak hidup dalam
kepura-puraan adalah pribadi yang berintegritas.
Yesus dalam teks Injil hari ini mengecam keras orang
Farisi dan ahli Taurat. Ketekunan mereka dalam melaksanaan
hukum Taurat tentu tidak diragukan lagi. Masalahnya adalah
pengetahuan mereka tentang Taurat hanya sebatas aspek
pengetahuan (kognitif), belum menyentuh aspek pembaruan
isi hati (afektif) yang mendorong terjadinya pembaruan sikap
hidup menjadi lebih baik (psikomotorik). Hal ini terlihat dari
sikap mereka menafsirkan dan melakukan hukum Taurat yang
disesuaikan dengan selera dan kepentingan mereka sendiri.
Mereka sangat pandai dalam memuliakan Tuhan melalui
bibirnya, tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Mereka manis di bibir,
tetapi pahit di hati.
Lingkungan sekitar kita membutuhkan orang-orang yang
berintegritas, bukan yang sekedar pencitraan. Oleh sebab itu,
mari kita memuliakan Tuhan dengan hidup kita. Biarlah isi hati
dan tindakan kita benar di mata Tuhan. Kita manis di bibir dan
juga manis di dalam tindakan.

REFLEKSI:
Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati
manusia mencerminkan manusia itu (Ams. 27:19).

Mzm. 5; Ams. 16:21-33; Mat. 15:1-9


Kamis, 9 November 2023

YA TUHAN TOLONGLAH!
Mazmur 70
Ya Allah, bersegeralah melepaskan aku, menolong aku, Ya TUHAN!
(Mzm. 70:2)

“Jarak paling jauh antara masalah dengan solusi hanyalah


sejauh lutut dengan lantai. Orang yang berlutut berdoa pada
Tuhan bisa berdiri untuk melakukan apa pun!” Kalimat bijak ini
memberikan pesan yang kuat kepada kita bahwa doa adalah
sumber kekuatan kita. Tentu, kita harus paham bahwa doa
bukanlah cara untuk membuat Tuhan melakukan apa pun yang
kita inginkan. Doa merupakan suatu ungkapan iman kita akan
kuasa, kasih dan pemeliharaan-Nya yang akan meneguhkan
dan memampukan kita menghadapi berbagai pergumulan
hidup yang dihadapi.
Mazmur 70 memperlihatkan isi doa pemazmur kepada
Tuhan ketika diperhadapkan dengan berbagai situasi hidup
yang tidak terkendali. Pemazmur berdoa meminta pertolongan
kepada Tuhan (ay. 2, 6). Ia menyadari ketidakberdayaannya,
tetapi memiliki pengharapan yang kuat kepada Tuhan (ay. 3-5).
Ia tidak mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi sepenuhnya
kepada pertolongan Tuhan. Doa pemazmur dijawab Tuhan
oleh sebab itu ia mengajak orang-orang benar bersukacita
bersamanya (ay. 5a).
Berdoa berarti kita mengakui kelemahan diri dan
mengungkapkan keinginan kita untuk berserah kepada Tuhan
yang akan menuntun kita mengambil langkah yang tepat
serta meneguhkan hati kita untuk melewati masa-masa sukar
dalam kehidupan. Datang kepada Tuhan dalam doa di dalam
pergumulan kita adalah sebuah langkah yang tepat.

REFLEKSI:
Di dalam setiap pergumulan hidup, kita berseru kepada Tuhan yang pasti
memberikan pertolongan-Nya kepada kita.

Mzm. 70; Am. 1:1-2:5; Why. 8:6-9:12


Jumat, 10 November 2023

JANGAN BEBAL
Wahyu 9:13–21
Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu,
tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka...
(Why. 9:20)

Tidak ada seorang pun yang mau disebut sebagai orang


bebal. Sangat mungkin mereka yang disebut bebal akan
tersinggung dan marah. Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kata bebal diartikan sebagai sukar mengerti,
tidak cepat menanggapi sesuatu, dan bodoh. Jadi, yang
dimaksud dengan orang bebal adalah mereka yang sukar
mengerti pendapat atau nasihat orang lain, sukar berubah
walaupun ia tahu perbuatannya salah, dan bertindak bodoh
dalam hidup karena tidak pernah bersedia belajar dari
pengalaman untuk menjadi lebih baik.
Sikap bebal ini diperlihatkan oleh mereka yang selamat
dari malapetaka dalam penglihatan Yohanes. Pada saat
sangkakala keenam dibunyikan, maka datanglah malapetaka
ke atas bumi yang membinasakan sebanyak sepertiga jumlah
umat manusia. Namun tampaknya, peristiwa tersebut tidak
membuat orang-orang yang masih hidup bertobat. Mereka
tidak cepat tanggap dan tidak mengerti bahwa jika mereka
selamat dari malapetaka tersebut adalah kesempatan yang
Tuhan berikan agar mereka bertobat. Mereka bertindak
bodoh ketika menolak kesempatan yang Tuhan berikan
untuk bertobat.
Disadari atau tidak, kita juga dapat bersikap bebal. Kita
merasa paling benar dan karena itu, enggan memperbaiki
diri. Marilah kita selalu membuka hati dan pikiran kita agar
selalu berada dalam proses pembaruan hidup di dalam Tuhan.

REFLEKSI:
Hiduplah hari ini seperti hari terakhir dalam hidup kita, dengan
melakukan yang terbaik, sesuai, dan seturut dengan kehendak-Nya.

Mzm. 70; Am. 3:1-12; Why. 9:13-21


Sabtu, 11 November 2023

TEGURAN TUHAN
Amos 4:6–13
“Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum, telah
melayukan taman-tamanmu dan kebun-kebun anggurmu, pohon-pohon ara
dan pohon-pohon zaitunmu dimakan habis oleh belalang, namun kamu tidak
berbalik kepada-KU,”
(Amos 4:9)

“Jangan buruk rupa cermin dibelah karena cermin hanya


menampilkan fakta.” Peribahasa ini hendak mengingatkan
kita untuk menerima teguran, mengakui kesalahan, dan
memperbaiki kelakuan. Teguran umumnya disampaikan karena
adanya rasa peduli dan tujuannya positif untuk membangun
kehidupan kita menjadi makin baik.
Amos 4:6–13 berisikan teguran Tuhan kepada bangsa
Israel. Israel ditegur Tuhan karena pola beribadah mereka yang
salah di hadapan Tuhan. Ibadah mereka begitu meriah, tetapi
kering akan kasih kepada Tuhan dan sesama. Ibadah hanya
sebatas rutinitas tanpa makna sehingga tidak berdampak
pada proses pembaruan hidup mereka. Mereka tetap hidup
dalam dosa. Tuhan menolak pola ibadah yang seperti ini.
Teguran Tuhan melalui kegagalan panen gandum serta
pohon ara dan pohon zaitun yang tidak menghasilkan buah
bertujuan agar mereka peka dan sadar akan dosa mereka.
Namun amat disayangkan, teguran Tuhan dianggap sepi
oleh mereka. Mereka menolak teguran Tuhan dan karena
itu mereka tidak bertobat.
Teguran Tuhan kepada kita melalui orang lain atau
berbagai peristiwa yang mengingatkan kesalahan kita bukan
karena Tuhan benci kepada kita, melainkan tanda kasih-Nya
kepada kita. Teguran Tuhan harus kita respons dengan baik
dan melakukan introspeksi diri karena teguran Tuhan selalu
mendatangkan kebaikan bagi kita.

REFLEKSI:
Tuhan menegur kita agar kita mengetahui dan menyesali
kesalahan serta hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Mzm. 70; Am. 4:6-13; Mat. 24:1-14


Minggu, 12 November 2023

BUKAN KAPAN, MELAINKAN BAGAIMANA


Matius 25:1–13
“Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu
tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”
(Mat. 25:13)

Kapan waktunya Yesus datang untuk kedua kalinya? Ini adalah


pertanyaan banyak orang sampai saat ini. Banyak orang,
bahkan orang Kristen sendiri, mencoba meramalkan kapan
waktu kedatangan-Nya. Padahal, Yesus telah memperingatkan
agar kita tidak perlu pusing soal “kapan” waktunya, tetapi lebih
berfokus pada sikap kita menyambut kedatangan-Nya. Di dalam
masa penantian itu pertanyaan yang perlu kita ajukan bukanlah
“kapan pastinya Yesus datang kedua kalinya?”, melainkan “apa
yang harus kita lakukan dalam menantikan kedatangan-Nya?”
Sikap hidup kita dalam menantikan kedatangan Yesus itulah
yang harus kita perhatikan.
Injil hari ini berisikan perumpamaan mengenai gadis-gadis
yang bijak dan gadis-gadis yang bodoh. Bagi Yesus, sikap
dalam menantikan kedatangan-Nya dapat dibagi dalam dua
sikap, yaitu bersikap bijaksana dan bersikap bodoh. Mereka
yang bersikap bijaksana adalah mereka yang menyiapkan diri
sepenuhnya, tidak lengah, dalam menyambut kedatangan Yesus.
Mereka menyiapkan “minyak”, yaitu memelihara sikap hidup
yang berkenan kepada Yesus agar lampu kehidupannya tidak
padam dalam masa penantian tersebut. Sedangkan mereka yang
bersikap seperti gadis-gadis bodoh akan bersikap sebaliknya.
Tuhan Yesus pasti akan datang untuk kedua kalinya. Kita
dipanggil untuk bersikap bijaksana dalam masa penantian
ini. Jagalah agar lampu kehidupan kita tidak padam dalam
menantikan kedatangan-Nya.

REFLEKSI:
Seluruh kehidupan kita haruslah menjadi hidup
yang menantikan kedatangan Yesus kedua kalinya.

Am. 5:18-24; Mzm. 70; 1Tes. 4:13-18; Mat. 25:1-13


Senin, 13 November 2023

SUNGGUH, ALLAH ADA DI TENGAH KAMU!


1 Korintus 14:20-25
... segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata,
sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: “Sungguh,
Allah ada di tengah-tengah kamu.”
(1Kor. 14:25)

Konsep “Church hospitality” akhir-akhir ini sering menjadi


perbincangan dalam pengembangan pelayanan gereja. Konsep
ini menekankan pentingnya membangun suasana keterbukaan
dalam menyambut pendatang baru dan keramah-tamahan dalam
relasi antar anggota jemaat sehingga tercipta komunitas jemaat
yang saling membangun satu terhadap yang lain di dalam kasih.
Paulus dalam teks Alkitab hari ini juga berbicara mengenai
pentingnya membangun komunitas jemaat yang ramah satu
terhadap yang lain sehingga kehadiran Allah dirasakan dalam
kehidupan mereka. Pada masa itu, jemaat Korintus sedang
meributkan penggunaan bahasa roh yang mengakibatkan jemaat
ini berada dalam bahaya perpecahan. Paulus mengingatkan
bahwa hal yang utama bukanlah bahasa rohnya, melainkan
bagaimana mereka dengan semua karunia Roh yang ada
mampu membangun sebuah komunitas yang menghadirkan
kasih Allah di dalamnya. Sehingga ketika ada orang yang belum
mengenal Kristus hadir dalam komunitas mereka, maka orang
tersebut dapat merasakan kehadiran Allah melalui keterbukaan
dan keramah-tamahan yang mereka perlihatkan satu terhadap
yang lain.
Bagaimana dengan komunitas persekutuan kita? Mari
kita bentuk komunitas persekutuan kita menjadi tempat yang
memberikan kehangatan, keterbukaan, dan keramahan satu
terhadap yang lain. Dengan demikian, setiap orang dapat berkata,
“Sungguh, Allah yang penuh kasih ada di tengah-tengah kita!”

REFLEKSI:
Persekutuan jemaat adalah tempat di mana setiap orang merasakan kehadiran
Allah melalui sesamanya satu terhadap yang lainnya.

Mzm. 63; Am. 8:7-14; 1Kor. 14:20-25


Selasa, 14 November 2023

TAK BERCACAT DI MATA ALLAH


1 Tesalonika 3:6–13
Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan
Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua
orang kudus-Nya.
(1Tes. 3:13)

Hidup selalu diperhadapkan dengan berbagai pilihan. Salah satu


pilihan itu ialah memilih untuk hidup tak bercacat dan kudus di
hadapan Tuhan atau sebaliknya memilih untuk hidup bagi diri
sendiri dan menolak kehadiran Tuhan dalam diri kita. Hidup
tak bercacat dan kudus bukanlah hidup tanpa dosa, melainkan
sebuah sikap yang terus bersedia melakukan proses pembaruan
hidup agar tetap taat dan setia kepada Tuhan di dalam segala
pergumulan yang dihadapi.
Jemaat di Tesalonika adalah jemaat yang sedang bergumul
dalam menantikan kedatangan Yesus kembali. Di dalam
penantian itu, mereka mengalami berbagai situasi yang sulit
karena iman mereka. Karena hal itu, Paulus mengutus Timotius
untuk memperteguh iman mereka. Kabar sukacita disampaikan
Timotius. Jemaat Tesalonika walaupun di tengah kesulitan
yang mengimpit mereka memilih untuk tetap teguh dan terus
bertumbuh dalam iman kepada Yesus. Paulus berdoa agar
jemaat Tesalonika terus dapat hidup tak bercacat dan kudus di
hadapan Allah di dalam menantikan kedatangan Yesus. Inilah
bukti nyata pilihan mereka untuk tetap teguh dan bertumbuh
bersama Yesus.
Bagaimana dengan kita? Kita semua tentu mempunyai
pergumulan hidupnya masing-masing. Tetapi kita mempunyai
panggilan dan tanggung jawab untuk tetap berupaya hidup
tak bercacat dan kudus di hadapan Tuhan sebagai bukti nyata
kita menghidupi iman kita kepada Yesus.

REFLEKSI:
Hidup tak bercacat dan kudus di hadapan Tuhan adalah
proses setiap hari dalam hidup kita, bukan sekali jadi.

Mzm. 63; Yl. 1-14; 1Tes. 3:6-13


Rabu, 15 November 2023

PELAJARAN DARI POHON ARA


Matius 24:29–35

Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara:


Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas,
kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.
(Mat. 24:32)

Matius 24:29–35 adalah bagian dari pengajaran Yesus


mengenai akhir zaman yang terdapat dalam Matius pasal
24-25. Dalam teks Injil hari ini Yesus mengajar para murid agar
belajar dari pohon ara dalam menantikan hari kedatangan
Tuhan. Mengapa pohon ara? Apa tujuan pengajaran-Nya?
Tidak seperti pohon lainnya yang bertunas di musim semi,
pohon ara justru baru memiliki tunas di awal musim panas.
Kemunculan tunas pohon ara menjanjikan adanya kesejukan
bagi mereka yang membutuhkan tempat perlindungan selama
musim panas. Bukan hanya kesejukan, melainkan juga berkat
yang diberikan melalui buah ara yang dihasilkannya. Konon,
buah pohon ara disebut juga buah surgawi, yang memiliki
banyak manfaat dan khasiat bagi kesehatan. Kesejukan
pohon ara menjadi simbol dari situasi damai dan buahnya
menjadi simbol kesukacitaan yang hadir ketika datangnya
hari Tuhan. Itulah makna hari Tuhan, hari di mana Tuhan
datang kembali. Pada hari itu Tuhan hadir untuk memberikan
kesejukan, keteguhan, dan kesukacitaan bagi mereka yang
setia percaya kepada-Nya di dalam masa penantian yang
penuh pergumulan itu.
Kini yang perlu bagi kita, bukan sibuk mencari tahu kapan
hari Tuhan akan terjadi. Hari Tuhan bisa terjadi kapan pun.
Bagi kita, yang terpenting adalah selalu berjaga-jaga dengan
tetap berkarya bagi kehidupan bersama yang memuliakan
Tuhan.

REFLEKSI:
Berkarya dan berbagi kehidupan dengan sesama adalah sikap
berjaga-jaga yang tepat dalam menantikan kedatangan Tuhan.

Mzm. 63; Yl. 3:9-21; Mat. 24:29-35


Kamis, 16 November 2023

RAPUH TETAPI PENUH ANUGERAH


Mazmur 90:1–8
Engkau mengembalikan manusia kepada debu … Sebab di mata-Mu seribu
tahun sama seperti kemarin, apabila berlalu, atau seperti giliran jaga di waktu
malam.
(Mzm. 90:3-4)

“Manusia bagaikan rumput. Di waktu pagi tumbuh dan


berkembang. Di sore hari ia terkulai layu dan mati.” Pernyataan
ini hendak memperlihatkan realitas kehidupan manusia yang
diwarnai oleh kesementaraan karena singkatnya hidup manusia
dan rapuhnya dirinya dalam menjalani kehidupan ini.
Mazmur bacaan kita berisikan doa yang mengakui
keterbatasan, kesementaraan, dan rapuhnya diri manusia.
Kesementaraan dan singkatnya hidup manusia sangat kontras
dengan kekekalan Allah. Bagi Tuhan, 1000 tahun seperti
satu hari. Sebaliknya, manusia bagaikan rumput yang dalam
sehari sudah layu. Selain kesementaraan hidup yang singkat,
hidup manusia juga diliputi oleh tantangan dan pergumulan,
kecenderungan untuk berbuat dosa, serta mengalami kegagalan
dan penderitaan oleh karena kerapuhannya (ay. 7-9). Perjalanan
hidup pemazmur membawanya pada satu pengakuan bahwa
Tuhanlah tempat perteduhan yang paling tepat, sudah teruji
turun temurun, bahkan sebelum dunia ini ada. Di dalam
perteduhan dengan Tuhan, pemazmur merasakan kehadiran
Tuhan yang penuh kasih. Tuhan mengampuninya, meneguhkan
semangat hidupnya, serta memampukannya untuk menjalani
kehidupan di dalam segala keterbatasan dan kerapuhannya.
Jangan pernah kita ragu untuk menjadikan Tuhan sebagai
tempat perteduhan kita dalam kehidupan ini. Tuhan selalu
dapat diandalkan bukan hanya bagi pemazmur pada waktu
itu, melainkan juga bagi kita pada saat ini.

REFLEKSI:
Allah adalah tempat perlindungan yang kekal saat kita menjalani
hari kehidupan kita seturut dengan kehendak-Nya.

Mzm. 90:1-8; Yeh. 6:1-14; Why. 16:1-7


Jumat, 17 November 2023

BERJAGA-JAGA DAN PERHATIKAN PAKAIANMU!


Wahyu 16:8–21
“Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan
yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang
dan jangan kelihatan kemaluannya.”
(Why. 16:15)

Yesus bukan pencuri. Namun, Yesus mengatakan bahwa


kedatangan-Nya kembali di akhir zaman bagaikan pencuri.
Tidak ada seorang pun yang tahu. Karena itu, kita selalu harus
mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan-Nya.
Wahyu 16:15 memberikan dua kata kunci apa yang harus kita
lakukan supaya disebut sebagai orang yang berbahagia pada
saat kedatangan Yesus di akhir zaman. Pertama, berjaga-jaga.
Berjaga-jaga yang Yesus maksud ialah keteguhan iman yang
membuat kita tidak lengah terhadap godaan dan tantangan
kehidupan serta kesiapsiagaan moralitas kita agar tetap hidup
kudus di hadapan-Nya. Berjaga-jaga membutuhkan ketekunan
dan energi yang cukup supaya tidak lengah dan tertidur.
Karena itu, kita tetap dan terus membangun relasi yang kuat
dengan-Nya melalui doa, ibadah bersama, pembacaan dan
perenungan firman Tuhan, dan melakukan kehendak-Nya.
Kedua, “memperhatikan pakaian” yang kita pakai. Pakaian
sering kali berhubungan dengan keagungan dan kehormatan
seseorang. Pakaian yang dimaksudkan oleh Yesus ialah kualitas
kehidupan yang kita perlihatkan kepada sesama. Kita harus
menjaga kekudusan dan kehormatan hidup kita agar Tuhan
dimuliakan melalui hidup kita.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa mereka yang
berbahagia ialah mereka yang berjaga-jaga dan memperhatikan
pakaian kehidupannya dalam menantikan kedatangan Tuhan
di akhir zaman.

REFLEKSI:
Berjaga-jaga dalam menantikan kedatangan Tuhan kembali
adalah sebuah gaya hidup, bukan sebuah pilihan.

Mzm. 90:1-8; Yeh. 7:1-9; Why. 16:8-21


Sabtu, 18 November 2023

JANGAN JADI RUMAH KOSONG!


Matius 12:43–45
Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka
pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur.
(Mat. 12:44)

Kita sering mendengar bahwa ada banyak pencuri yang masuk


pada saat kondisi rumah kosong atau tidak berpenghuni.
Mengapa? Karena rumah kosong atau tidak berpenghuni tidak
terjaga keamanannya. Oleh sebab itu, rumah kosong selalu
menjadi tempat yang menarik bagi orang-orang jahat untuk
memasukinya. Biasanya, mereka akan merusak bagian rumah
agar bisa dimasuki secara paksa sehingga dapat meneruskan
tindak kejahatan yang akan mereka lakukan.
Teks Alkitab hari ini menyatakan bahwa hati manusia
bagaikan sebuah rumah. Setiap orang yang menerima Yesus
sebagai Tuhan hatinya digambarkan seperti rumah yang
bersih tersapu dan rapi teratur. Sebab, hatinya (rumahnya)
telah dibersihkan dari kuasa roh kejahatan. Hati yang telah
bersih ini jangan dibiarkan kosong. Hati yang telah diperbarui
ini harus diisi dengan kehadiran Tuhan. Jika tidak demikian,
hati kita akan diisi kembali oleh kuasa jahat yang lebih kuat
lagi yang akan membuat hidup kita menjauh dari Tuhan dan
melakukan berbagai perbuatan yang lebih buruk kepada
sesama. Karena itu, kita harus mengisi hati yang bagaikan
rumah ini dengan isi yang berkualitas baik, yaitu ketaatan
dan kesetiaan kepada Tuhan.
Hati kita jangan dibiarkan kosong. Pastikan tidak ada ruang
kosong dalam hati kita yang dapat menjadi celah masuknya
kuasa kejahatan dalam diri. Mari penuhi hati kita dengan
ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan.

REFLEKSI:
Rumah kosong rawan dicuri. Hati yang kosong
rawan dikuasai hal yang buruk bagi kehidupan.

Mzm. 90:1-8; Yeh. 7:10-27; Mat. 12:43-45


Minggu, 19 November 2023

PENGEMBANGAN DIRI
Matius 25:14–30
“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar
negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya
kepada mereka.”
(Mat. 25:14)

Mengembangkan potensi diri adalah panggilan Tuhan bagi


kita semua. Setiap orang diberi potensi oleh Tuhan untuk
berkembang. Ketika kita mampu memaksimalkan potensi diri
serta memanfaatkannya, maka kita akan menjadi manusia
bernilai yang memberi nilai tambah bagi kehidupan bersama.
Perumpamaan tentang talenta menekankan pentingnya
kesetiaaan dan ketekunan dalam mengembangkan talenta
atau potensi diri yang Tuhan percayakan kepada kita. Kepada
masing-masing hamba diberikan sejumlah talenta. Jumlah
itu diberikan sesuai dengan peran dan kesanggupan setiap
hambanya dalam mengembangkan talenta. Sang tuan sangat
mengetahui kemampuan setiap hambanya. Teguran sang tuan
kepada hamba yang menerima satu talenta bukan karena
ia tidak dapat melipatgandakannya, melainkan karena ia
tidak setia dan tekun dalam mengembangkan talenta yang
dipercayakan kepadanya. Artinya, dalam perumpamaan ini bukan
jumlah pelipatgandaannya yang terpenting. Yang dipentingkan
adalah kesanggupan setiap hamba untuk mengelola dan
mengembangkan talenta dengan tekun dan setia.
Kita tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan yang lain,
tetapi mintalah hikmat dari Tuhan agar dimampukan melakukan
yang terbaik bagi diri sendiri, sesama, dan bagi Tuhan dengan
talenta yang kita miliki. Jika kita tidak mau mengembangkannya,
tidak mau bekerja, diam saja, bersikap pasif, itu sama artinya
kita tidak menghargai Tuhan sebagai pemberi talenta.

REFLEKSI:
Tuhan menghargai setiap upaya kita dalam mengembangkan diri menjadi
pribadi yang lebih bermanfaat bagi kehidupan bersama.

Zef. 1:7, 12-18; Mzm. 90:1-8, (9-11), 12; 1Tes. 5:1-11; Mat. 25:14-30
Senin, 20 November 2023

JANGAN MENGANGGAP SEPI KEMURAHAN ALLAH!


Roma 2:1–11
Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya
dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan
Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
(Rm. 2:4)

Di dalam sebuah perbincangan ringan seseorang berkata:


“Udah tidak apa-apa hari ini kita berbuat dosa, besok hari
Minggu, toh tinggal mengaku dosa Tuhan pasti mengampuni
kita.” Pernyataan ini tentu merupakan sebuah jokes belaka.
Namun, jika kita setuju dengan pernyataan tersebut, maka
ada persoalan mendasar di dalamnya, yaitu menganggap
sepi atau menilai tidak berharganya kasih Allah kepada kita.
Allah yang kita imani adalah Allah yang panjang
sabar dan penuh kasih setia kepada umat-Nya. Karena
itu, Allah akan mengampuni segala dosa kita ketika kita
mengaku dosa kepada-Nya. Paulus dalam teks Alkitab hari
ini mengingatkan kita kembali agar jangan meremehkan
kemurahan atau kesabaran Allah kepada kita. Kemurahan
dan kesabaran Allah yang kita rasakan dalam hidup harus
menuntun kita hidup dalam semangat pertobatan. Hidup
dalam semangat pertobatan adalah hidup yang sangat
menghargai kebaikan, kesabaran, dan pengampunan
Allah kepada kita. Oleh sebab itu, kita selalu melakukan
proses pembaruan hidup agar hidup kita makin berkenan
kepada Allah.
Setiap hari mungkin kita berdoa dan memohon
pengampunan Tuhan. Namun, pertanyaannya ialah:
Apakah kita sungguh-sungguh menghargai kemurahan
Allah dengan hidup dalam semangat pertobatan? Ataukah
kita menganggap sepi semua kebaikan Allah bagi kita?

REFLEKSI:
Pertobatan bukanlah sekadar ucapan ataupun rutinitas, melainkan
komitmen untuk melakukan pembaruan hidup di hadapan Tuhan.

Mzm. 9:2-15; Za. 1:7-17; Roma 2:1-11


Selasa, 21 November 2023

SIKAP HIDUP ORANG PERCAYA


1 Tesalonika 5:12–18
Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup
dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang
lemah, sabarlah terhadap semua orang.
(1Tes. 5:14)

“Kehidupan yang tak bermanfaat adalah kematian yang datang


lebih awal,” demikian kata Johann Wolfgang von Goethe. Ini
sebuah pernyataan yang mengingatkan kita untuk memiliki
hidup yang bermakna. Bagaimana kita mewujudkannya dalam
kehidupan bersama dan dalam persekutuan jemaat?
Paulus pada bagian akhir suratnya ini memberikan beberapa
nasihat kepada jemaat di Kota Tesalonika agar menata hidup
mereka di dalam jemaat dan kehidupan sehari-hari. Pertama,
nasihat membangun diri sendiri. Mereka tekun berdoa,
mengucap syukur dalam segala hal, serta sukacita dalam
menjalani hidup. Sikap seperti ini tentu akan memampukan
mereka untuk tetap berdiri tegak dalam menghadapi situasi
apa pun hidup mereka. Kedua, nasihat membangun kasih
persaudaraan. Mereka saling peduli, saling menguatkan, dan
saling menegur seorang terhadap yang lain dalam kasih. Jika
demikian, kasih persaudaraan yang terbentuk akan saling
menguatkan dan saling membangun kehidupan yang lebih
baik satu terhadap yang lainnya. Ketiga, nasihat membangun
persekutuan jemaat. Mereka mendukung pelayanan dalam
jemaat dengan talenta yang mereka miliki, menerima teguran
dan nasihat dari pemimpin jemaat ketika mereka berbuat
salah, hidup damai dengan sesama anggota jemaat, serta
menghormati, mengasihi dan mendoakan pimpinan jemaat.
Mari kita bangun kualitas hidup yang bermanfaat bagi
diri sendiri, dengan sesama, dan bagi gereja kita.

REFLEKSI:
Karena hidup adalah tentang membangun kualitas sehingga menjadi berkat.

Mzm. 9:2-15; Za. 2:1-5, 5:1-4; 1Tes. 5:12-18


Rabu, 22 November 2023

HAMBA YANG SETIA


Matius 24:45-51
Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu,
ketika tuannya itu datang.
(Mat. 24:46)

Matius 24:45–51 berisikan perumpamaan yang memperlihatkan


dua model kualitas hamba dalam menantikan kedatangan
kembali tuannya, yaitu hamba yang setia dan bijaksana serta
hamba yang jahat. Perumpamaan ini diawali dengan sebuah
pertanyaan “siapakah hamba yang setia dan bijaksana?” Ini
berarti yang menjadi perhatian utama perumpamaan tersebut
ialah bagaimana kita menempatkan diri sebagai hamba yang
setia dan bijaksana dalam menantikan kedatangan Yesus pada
akhir zaman.
Hamba yang setia dan bijaksana mempunyai ciri sebagai
berikut: Pertama, dapat dipercaya dan menjaga kepercayaan
tuannya. Ia menggunakan kepercayaan tuannya dengan baik.
Kedua, berintegritas. Setiap tugas dilaksanakan dengan baik
dan penuh tanggung jawab walaupun tidak diawasi oleh
tuannya. Tidak korupsi. Tidak menyelewengkan jabatan untuk
kepentingannya. Ketiga, menggunakan waktu yang diberikan
tuannya sebagai kesempatan untuk menghasilkan karya yang
baik dan bermanfaat. Ia tidak membuang waktu dengan
percuma seperti dilakukan hamba yang jahat. Karena itulah,
tuannya puas dengan hasil kerjanya.
Kita semua dipanggil Tuhan untuk menjadi hamba yang
setia dan bijaksana dalam masa penantian kedatangan Tuhan
pada akhir zaman. Karena itu, mari kita memperlihatkan kualitas
hidup yang membuat kita menjadi pribadi seperti hamba yang
setia dan bijaksana dalam perumpamaan hari ini.

REFLEKSI:
Sebagai pribadi yang telah diselamatkan dalam Yesus kita harus
menempatkan diri sebagai hamba yang setia dan bijaksana.

Mzm. 9:2-15; Ayb. 16:1-21; Mat. 24:45-51


Kamis, 23 November 2023

INTEGRITAS DIRI
1 Raja-raja 22:13–23
Tetapi Mikha menjawab,” Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang
akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan.”
(1Raj. 22:14)

Martin Luther King Jr. pernah berkata bahwa: “Ukuran yang


paling hakiki bagi seorang manusia bukanlah di mana ia
berpijak di saat-saat penuh kenyamanan serta keleluasaan,
melainkan di mana ia berpijak di saat-saat penuh tantangan
serta kontroversi”. Baginya, kualitas integritas diri seseorang
terlihat pada saat ia tetap dapat memilih dan melakukan hal
yang benar walaupun dalam situasi yang sulit dan penuh
tantangan sekalipun.
Teks Alkitab hari ini berbicara tentang rencana peperangan
yang akan dilakukan oleh Ahab kepada Ramot-Gilead. Semua
nabi yang dimintai pendapat sepakat mendukung keputusan
Ahab dan berkata bahwa Tuhan akan memberi kemenangan
kepadanya. Namun, tidak demikian dengan Nabi Mikha.
Mikha tahu bahwa bukan itu yang menjadi kehendak Tuhan.
Integritas Mikha diuji ketika ia didesak oleh para nabi agar isi
nubuatannya sesuai dengan keinginan hati Ahab. Di dalam
situasi yang sulit dan penuh tantangan itu Mikha tetap
menyampaikan apa yang difirmankan Tuhan kepadanya
bahwa Israel akan mengalami kekalahan, bahkan kematian
Ahab. Mendengar hal itu, Ahab menjadi sangat tersinggung
dan kemudian memenjarakan Mikha.
Bagaimana dengan kita? Dapatkah kita tetap bersikap dan
bertindak benar di tengah lingkungan yang bertentangan dengan
kehendak Tuhan? Tentu ini bukanlah hal yang mudah, tetapi
di situlah integritas kita diuji! Hikmat Tuhan menyertai kita!

REFLEKSI:
Integritas diri menunjukkan kualitas diri kita di hadapan Tuhan dan sesama.

Mzm. 95:1-7a; 1Raj. 22:13-23; Why. 14:1-11


Jumat, 24 November 2023

MEMUJI DAN TAAT KEPADA ALLAH


Mazmur 95:1–7a
Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu
keselamatan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya
dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya.
(Mzm. 95:1, 7a)

Seorang anak aktivis gereja bercerita kepada pendetanya,


“Ayahku yang di gereja dan yang di rumah itu berbeda. Di
gereja, ayahku dikenal sebagai sosok yang rajin pelayanan
dan memuji Tuhan. Namun, di rumah sikapnya berbeda. Ia
sering marah dan mengumpat dengan kata–kata kasar yang
menyakitkan hati kami semua.”
Pemazmur mengajak bangsa Israel untuk memuji Tuhan
karena Ia adalah Allah. Pemazmur menunjukkan betapa luar
biasanya penyertaan dan pemeliharaan Tuhan kepada umat-
Nya. Tuhan mengasihi umat-Nya seperti gembala mengasihi
domba-dombanya. Namun demikian, pemazmur mengajak kita
tidak hanya memuji Tuhan dengan nyanyian, tetapi juga dengan
ketaatan dalam mendengar dan melaksanakan kehendak-Nya.
Kita taat bagaikan domba yang mengenal dan mau mendengar
suara gembala dan mengikuti petunjuk jalan yang diberikannya
kepada domba-dombanya. Sehingga pujian yang kita sorakkan
kepada Tuhan bukan hanya sebatas ucapan bibir tanpa makna,
melainkan juga tecermin dalam sikap dan tindakan kita sehari-
hari yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Pujian kita kepada Tuhan harus bersumber dari hati yang
mau taat kepada-Nya. Kita tidak hanya memuji Tuhan melalui
mulut kita, tetapi juga dibarengi dengan ketaatan dalam
mendengar dan melakukan kehendak-Nya. Jika demikian, ada
kesatuan utuh antara ucapan, pujian, dan tindakan. Inilah hidup
yang memuji Tuhan dengan seluruh kehidupan kita.

REFLEKSI:
Hidup kita seutuhnya harus menjadi pujian yang indah bagi Tuhan.

Mzm. 95:1-7a; 1Taw. 17:1-15; Why. 22:1-9


Sabtu, 25 November 2023

MENJADI SAUDARA YESUS


Matius 12:46–50
“Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah
saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
(Mat. 12:50)

Kita menyebut seseorang sebagai saudara karena mempunyai


hubungan darah atau keluarga. Sebutan keluarga dapat juga
dikenakan kepada mereka yang relasinya sudah sangat dekat
dengan kita. Atau mereka yang telah banyak berjasa dalam
kehidupan kita. Dalam Injil hari ini Yesus juga berbicara
tentang makna keluarga, tetapi dalam pemahaman yang baru.
Ketika sedang mengajar di Kapernaum, Yesus diberi tahu
bahwa ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya ingin bertemu
dengan-Nya. Jawaban Yesus sangat mengejutkan. Di luar
dugaan, Yesus mengatakan: “Sebab siapa pun yang melakukan
kehendak Bapa-Ku, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-
Ku perempuan, dialah ibuku”. Kata “saudara” yang dipakai
pada ayat 50 ini berasal dari kata Yunani adelphos yang berarti
saudara dalam persekutuan atau saudara seiman. Jawaban
Yesus ini memberi penekanan penting sekaligus perluasan
penjelasan status siapakah saudara atau ibu-Nya. Bagi Yesus,
makna kata saudara tidak sebatas hubungan darah atau ikatan
keluarga, tetapi lebih dari itu, yaitu dalam ikatan spiritual.
Dengan demikian, setiap orang dapat menjadi saudara dan
ibu Yesus ketika mendengarkan dan melakukan kehendak
Allah dalam hidupnya.
Bagaimana dengan kita? Menjadi pengikut Yesus adalah
menjadi pelaku firman dalam kehidupan sehingga kita layak
menjadi saudara-saudari-Nya. Apakah kita sudah layak disebut
sebagai saudara-saudara Yesus?

REFLEKSI:
Kita mengasihi Allah yang tidak kelihatan dengan mengasihi sesama yang
terlihat. Dengan demikian, kita telah menjadi saudara Yesus.

Mzm. 95:1-7a; Yes. 44:21-28; Mat. 12:46-50


Minggu, 26 November 2023

BERDAMPAK POSITIF
Matius 25:31–46
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
segala seesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang
paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
(Mat. 25:40)

John Maxwell memberikan suatu pernyataan yang menarik,


“Hidup yang tidak memberi dampak yang positif bagi
kehidupan bersama adalah kehidupan yang tidak layak untuk
dijalani”. Kalimat bijak ini mengingatkan dan mengajak kita
untuk membangun dan memiliki kehidupan yang bermakna
serta berdampak positif bagi kehidupan bersama. Kita
hidup bukan asal hidup. Kita memperlihatkan sikap dan
tindakan yang memberikan keteladanan atau inspirasi bagi
hidup bersama.
Jika kita mencermati teks Injil Matius 25:31-46 ini, kita
dapat melihat bahwa yang ditekankan oleh Yesus dalam
perumpamaan-Nya ini adalah kualitas hidup yang kita bangun
dalam kehidupan kita. Bukan berapa lama kita telah menjadi
seorang Kristen, melainkan apa yang telah kita lakukan
bagi sesama dalam kehidupan kita. Bukan seberapa banyak
pengetahuan kita tentang Tuhan, melainkan bagaimana
pengenalan itu mewujud dalam kehidupan sehari-hari: Apakah
dalam kehidupan ini kita menghadirkan kepedulian, kasih, dan
kebaikan Allah kepada sesama ataukah sebaliknya. Kualitas
hidup beriman kita dilihat dari dampak atau pengaruh yang
kita perlihatkan dalam kehidupan.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita telah dan akan
terus membangun kualitas hidup beriman yang semakin
baik? Apakah kita akan semakin memperlihatkan kehidupan
yang berdampak positif bagi kehidupan bersama?

REFLEKSI:
Hidup yang berdampak positif bagi kehidupan bersama
adalah bukti nyata kasih kita kepada Allah dan sesama.

Yeh. 34:11-16, 20-24; Mzm. 95:1-7a; Ef. 1:15-23; Mat. 25:31-46


Senin, 27 November 2023

“LEGACY”
2 Timotius 2:8–13
Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati,
yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud,
itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
(2Tim. 2:8)

“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan


belang, dan manusia mati meninggalkan nama.” Demikian
kata pepatah. Nama yang ditinggalkan manusia ketika ia
mati adalah nama baik. Nama baik bersumber dari kebaikan-
kebaikan yang kita lakukan sewaktu hidup di dunia terutama
yang berhubungan dengan sesama manusia. Itulah legacy
hidup yang sesungguhnya bagi manusia. Legacy adalah warisan
yang berupa nilai-nilai kehidupan yang dapat menjadi teladan
dan peninggalan abadi yang akan dikenang oleh orang lain
walaupun kita telah meninggalkan dunia ini.
Surat 2 Timotius 2:8–13 berisikan nasihat Paulus kepada
Timotius agar ia mengingat apa yang telah Paulus teladankan
kepadanya. Teladan dalam kesetiaan memberitakan Injil
dan keteguhan hati dalam meghadapi berbagai tantangan
memberitakan Injil. Teladan ini diharapkan menjadi legacy
Paulus bagi Timotius dalam memberitakan Injil.
George Washington Carver memberi sebuah pernyataan
yang menarik: “Tidak ada seorang pun yang berhak datang
ke dunia dan meninggalkannya tanpa sesuatu yang berarti”.
Kita tidak harus kaya raya, terkenal, berpengaruh, atau punya
bakat yang luar biasa untuk meninggalkan sebuah legacy.
Legacy paling inspiratif dan abadi justru berasal dari sikap
hidup keseharian kita yang menginspirasi orang lain untuk
melakukan hal yang baik bagi dirinya dan bagi kehidupan
bersama.

REFLEKSI:
Tiap orang meninggalkan legacy sesuai dengan kapasitas dan
panggilan hidupnya.

Mzm. 28; Bil. 27:15-23; 2Tim. 2:8-13


Selasa, 28 November 2023

TUHAN BENTENG HIDUPKU


Mazmur 28
TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan
bagi orang yang diurapi-Nya!
(Mzm. 28:8)

Di beberapa daerah di Indonesia kita akan menemukan


bangunan berbentuk benteng peninggalan Belanda atau
Jepang. Benteng adalah bangunan yang kokoh tempat
berlindung atau bertahan dari serangan musuh. Benteng
juga menjadi tempat untuk menyusun kekuatan dan strategi
untuk mengalahkan musuh yang mengancam keselamatan
negeri atau suatu bangsa.
Daud dalam Mazmur 28: 8 mengatakan bahwa Tuhan
adalah kekuatan dan benteng keselamatan baginya dan bagi
seluruh umat-Nya. Mazmur 28 menggambarkan pergumulan
Daud yang membuatnya resah dan gelisah. Pergumulan ini
disebabkan oleh beberapa orang yang bersikap buruk dan
merencanakan hal yang jahat terhadap dirinya (ay. 3). Meskipun
demikian, Daud percaya bahwa Tuhan akan menolong dan
menyelamatkannya. Pernyataan bahwa Tuhan adalah kekuatan
dan benteng hidupnya membuatnya tidak khawatir dan
menyerah terhadap keadaan. Daud merasa aman dalam Tuhan.
Ia berserah kepada pertolongan Tuhan, tetapi tidak menyerah
terhadap tantangan kehidupan yang harus dihadapinya.
Perjalanan kehidupan kita bukanlah perjalanan yang bebas
dari berbagai kesulitan dan tantangan yang dapat membuat
kita resah dan gelisah akan hidup yang kita jalani. Di tengah
situasi seperti ini, keyakinan dan kesadaran kita bahwa Tuhan
adalah benteng kehidupan kita akan menjadi sumber kekuatan
yang memampukan kita melanjutkan kehidupan dengan teguh.

REFLEKSI:
Tuhan tidak pernah abai dan ingkar janji.
Ia adalah sumber kekuatan yang penuh kasih bagi kita.

Mzm. 28; Za. 11:4-17; Why. 19:1-9


Rabu, 29 November 2023

KASIH YANG MENGALAHKAN KEPEDIHAN


Yeremia 31:10–14
Dengarlah firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-
tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan
mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap
kawanan dombanya!
(Yer. 31:10)

“Tuhan tidak pernah mengakhiri sesuatu dengan negatif, karya


kasih Tuhan selalu menciptakan akhir yang positif. Kasih-Nya
yang kekal mengalahkan kepedihan yang kita buat kepada-
Nya.” Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa kasih
Tuhan sangat sempurna melampaui segala kepedihan karena
dosa yang kita lakukan kepada-Nya. Di dalam kasih-Nya, Tuhan
selalu turut bekerja menciptakan perubahan yang positif bagi
kehidupan umat-Nya.
Yeremia 31:10–14 berisikan nubuat pemulihan Israel yang
sedang berada dalam pembuangan di Babel. Hukuman Tuhan
kepada Israel melalui pembuangan bukanlah akhir segalanya.
Nubuat pemulihan menunjukkan Tuhan tidak melupakan mereka.
Tuhan tetap memedulikan mereka walaupun di masa lalu Israel
telah membuat pedih hati Tuhan. Tuhan akan berbuat sesuatu
untuk mengubah kehidupan mereka menjadi baik. Bagaikan
gembala yang penuh kasih menuntun domba-dombanya,
demikian juga Tuhan akan menuntun bangsa Israel kembali
ke negeri asalnya. Mereka akan hidup dalam kelimpahan di
negeri mereka sendiri karena Tuhan memberkati hasil tanah
mereka. Mereka akan memainkan kembali alat-alat musik dan
menari dengan penuh sukacita. Tuhan mengubah dukacita
mereka menjadi sukacita.
Kasih Tuhan yang sempurna juga sudah kita rasakan.
Tuhan selalu memberikan kesempatan baru bagi kita untuk
melakukan pembaruan hidup. Kita hidup dalam kasih Allah.

REFLEKSI:
Tuhan selalu setia dalam kasih-Nya kepada kita.
Kasih-Nya melampaui kesalahan yang kita buat.

Mzm. 28; Yer. 31:10-14; Yoh. 5:19-40


Kamis, 30 November 2023

KETEKUNAN
Wahyu 14:6–13
Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti
perintah Allah dan iman kepada Yesus.
(Why. 14:12)

Tidak ada seorang pun yang meragukan Steve Jobs sebagai


seorang yang sangat berbakat dan jenius. Namun baginya,
faktor penentu kesuksesan seseorang bukan semata-mata
karena bakat dan kejeniusannya, melainkan ketekunannya.
Di dalam ketekunan terdapat sifat kegigihan, sikap pantang
menyerah, kerajinan, kerja keras, konsisten, fokus untuk
mencapai tujuan, ketabahan dan kesetiaan. Tanpa ketekunan
apa pun yang kita upayakan tidak akan membuahkan hasil
yang diharapkan. Semua akan kandas di tengah jalan.
Kitab Wahyu ditujukan kepada umat yang sedang berada
dalam penderitaan karena iman mereka kepada Yesus. Dalam
kesulitan dan penderitaan, godaan untuk berpaling dan
meninggalkan iman tentunya lebih mudah daripada berjuang
menjadi murid yang setia mempertahankan iman sampai akhir
kehidupan. Karena itu, dalam Wahyu 14:12 Yohanes menasihati
dan memotivasi umat Kristen saat itu untuk bertekun dalam
iman. Mereka yang bertekun dalam iman tidak lari dari kesulitan
dan penderitaan, tetapi menghadapinya bersama Yesus.
Mahkota kehidupan tersedia bagi mereka yang tetap setia
berjuang dan bertahan sampai akhir walaupun mereka harus
menghadapi penderitaan, bahkan kematian karena imannya.
Bertekun menjadi murid yang setia di tengah segala
pergumulan kehidupan yang kita hadapi adalah pilihan yang
tepat bagi kita. Kita akan dihadirkan sebagai orang-orang
kudus di hadapan-Nya.

REFLEKSI:
Ketekunan dalam iman membuat kita terus melangkah maju
menghadapi berbagai tantangan sebagai murid yang setia.

Mzm. 80:2-8, 18-20; Za. 13:1-9; Why. 14:6-13


BIODATA PENULIS
NOVEMBER - DESEMBER 2023

Pdt. Jotje Hanri Karuh


TTL : Tangerang, 26 Oktober 1969

Pendidikan :
1993 : S1 STT Jakarta
2007 : S2 STT Jakarta

Pelayanan :
1993 – 2001 : Pendeta di GKI Sudirman 638
Bandung
2001 – 2011 : Pendeta di GKI Kebonjati 100
Bandung
2011 – 2019 : Sekum BPMSW GKI SW Jawa barat
2012 – 2022 : Anggota BPMS GKI
2012 – sekarang : Pendeta GKI Kebonjati 100 Bandung

Pdt. Essy Eisen


TTL : Tangerang, 24 September 1980

Pendidikan :
2003 : Lulus S1 STT Jakarta

Pelayanan :
2007 – sekarang : Pendeta GKI Halimun
Jumat, 1 Desember 2023

LEBIH BERSUNGGUH-SUNGGUH LAGI


1 Tesalonika 4:1-18
Hal itu memang kamu telah turuti, tetapi baiklah
kamu melakukannya lebih sungguh-sungguh lagi.
(1 Tes. 4:1b)

Kapan terakhir kali Anda mengerjakan sebuah pekerjaan dengan


sungguh-sungguh? Bagaimana hasilnya? Tentu jauh lebih
baik dari pekerjaan yang dilakukan dengan biasa-biasa atau
seadanya saja, bukan? Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan
kesungguhan pikiran, hati dan perbuatan sudah pasti memiliki
nilai lebih. Sebab pekerjaan itu dilakukan berangkat dari motivasi
bukan saja harus selesai, melainkan bagaimana terselesaikan
lebih baik dari pekerjaan yang dilakukan sebelumnya.
Rasul Paulus mengingatkan gereja di Tesalonika supaya
lebih bersungguh-sungguh hidup berkenan kepada Allah.
Dengan kekuatan Roh Allah, setiap orang Kristen dimampukan
mengendalikan hawa nafsunya. Dengan mengikuti teladan
Kristus, hidup bersama menjadi hidup yang memberikan
manfaat. Memang akan ada saatnya kematian datang. Namun,
kematian pun tidak menjadi akhir bagi orang yang percaya pada
Kristus. Hidup yang diisi dengan kesungguhan melanjutkan
kasih Kristus, akan berakhir dalam kebersamaan dengan Allah
selama-lamanya. Allah sungguh peduli pada orang-orang yang
mengisi hidup pemberian-Nya dengan kesungguhan.
Sebagai pengikut Kristus, kita bukan hanya dijadikan baik,
melainkan mempertahankan serta meningkatkan apa yang baik.
Hidup kita adalah perjalanan menuju pada kesempurnaan kasih
Allah. Hati-hati, jangan berjalan mundur kembali pada dosa
pementingan diri! Itu merugikan dan memperdaya sesama. Mari
kita lebih bersungguh-sungguh lagi memberlakukan kasih-Nya.

DOA:
Terima kasih ya Allah, untuk Roh Kudus-Mu yang membuatku
bersungguh-sungguh hidup mengikuti teladan Kristus, Anak-Mu. Amin.

Mzm. 80:2-8, 18-20; Za. 14:1-9; 1Tes. 4:1-18


Sabtu, 2 Desember 2023

MEMPERHATIKAN PERKATAAN KRISTUS


Matius 24:15-31
Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu.
(Mat.24:25)

Tanda peringatan di jalan tol dibuat untuk memberikan


pemahaman yang utuh bagi pengemudi supaya proses perjalanan
berlangsung aman, nyaman, dan selamat sampai tujuan. Tanda
peringatan itu dibuat oleh pihak yang sangat mengerti kondisi
jalan secara menyeluruh. Hambatan, ancaman, kekeliruan
yang mungkin dapat muncul dalam perjalanan dapat dicegah
jika pengemudi memperhatikan dengan sungguh-sungguh
peringatan-peringatan yang ada.
Tuhan Yesus sangat mengerti bahwa proses perubahan
tatanan menjadi seperti yang dikehendaki Allah, yang harus
ditempuh oleh para pengikut-Nya tidak mudah. Akan ada pihak
yang menciderai simbol iman dengan kekerasan. Ada bencana
alam yang tidak dapat diprediksi. Bahkan, dalam kegentingan akan
muncul orang yang sepertinya sanggup memberi pertolongan,
tetapi sebenarnya hanya akan memperdaya dan menjatuhkan
iman. Namun akan tiba saatnya, Anak Manusia tampil sebagai
pemenang. Maka para pengikut Yesus diajak bukan untuk
menghindari segala kesusahan yang akan terjadi, melainkan
menjalani apa yang diizinkan Tuhan terjadi sambil tetap
memegang apa yang dikatakan Kristus.
Dalam menantikan kedatangan Kristus kembali, apa saja
perkataan Kristus yang sudah kita terima dan selalu kita ingat
sampai saat ini? Selama ini apakah kita sudah memperhatikan
apa yang dikatakan Kristus sewaktu menjalani saat-saat genting
dalam hidup kita?

DOA:
Terima kasih, ya Kristus karena dalam setiap proses perubahan hidup,
apa yang Engkau katakan telah memelihara imanku. Amin.

Mzm. 80:2-8, 18-20; Mi. 2:1-13; Mat. 24:15-31


Minggu, 3 Desember 2023

WASPADA & SIAGA BERBEKAL FIRMAN KRISTUS


Markus 13:24-37
Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
(Mrk. 13:31)

Ada empat status untuk setiap gunung api di Indonesia, yaitu:


normal, waspada, siaga dan awas. Status ini sewaktu-waktu dapat
berubah sesuai dengan tanda-tanda yang terlihat dan kondisi
yang terjadi terkait gunung api yang diamati. Pemberitahuan
status terkini akan membantu upaya pencegahan bencana
khususnya bagi penduduk yang berada di sekitar gunung berapi.
Adven adalah momen yang mengajak kita waspada dan
siaga dalam proses penyempurnaan kerajaan Allah yang sedang
berlangsung bagi dunia ini. Penginjil Markus menjelaskan
bahwa apa yang Tuhan Yesus sampaikan jauh lebih penting
ketimbang keadaan sulit yang harus dialami para pengikut
Kristus. Tuhan Yesus tidak pernah ingkar janji. Apa yang
difirmankan-Nya pasti digenapi.
Hidup tidak selalu mudah. Mungkin akan ada hal di luar
kendali kita terjadi tiba-tiba. Adakalanya waktu menjadi begitu
cepat dan genting sewaktu kita harus mengambil pilihan yang
penting dan mendesak. Namun, dalam semua kegentingan itu
kita memiliki bekal, yaitu: perkataan-perkataan Kristus. Maka
pada waktu kita menantikan pemulihan dan jawaban dari
setiap pergumulan, kita menantikannya dengan waspada dan
siaga, bukan dengan cemas dan khawatir. Waspada artinya kita
mencermati dengan bijak apa yang menjadi kehendak Allah
dalam peristiwa yang terjadi. Siaga artinya kita tetap memilih
untuk berpegang pada perintah dan janji Allah yang penuh
anugerah, yang akan menyelamatkan hidup kita.

DOA:
Aku akan selalu waspada dan siaga berbekal firman-Mu, ya Kristus. Janji-Mu
setia dan pemulihan-Mu sempurna. Amin.

Yes. 64:1-9; Mzm. 80:2-8, 18-20; 1Kor. 1:3-9; Mrk. 13:24-37


Senin, 4 Desember 2023

PEDANG MENJADI MATA BAJAK


Mikha 4:1-5
... mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-
tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat
pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.
(Mik. 4:3b)

Pemahaman kita tentang akhir zaman dapat menjadi tidak utuh


karena film-film keluaran Hollywood yang acapkali mempertunjukkan
akhir zaman sebagai kehancuran total dunia. Padahal dalam
keutuhan berita Alkitab, momen sekitar akhir zaman adalah saat
Allah memerintah dunia menjadi tempat yang jauh lebih baik.
Orang-orang akan hidup dalam damai yang penuh dan menaati
hukum kasih Allah dengan nyata.
Nabi Mikha berbicara tentang hari ketika TUHAN akan
menyelesaikan semua perselisihan di antara bangsa-bangsa besar.
Ada saatnya peralatan perang akan diubah menjadi peralatan yang
menghasilkan damai. Bangsa-bangsa tidak akan lagi “mengangkat
pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar
perang”. Nabi Yesaya yang berkarya sezaman dengan Mikha juga
memiliki pengharapan yang sama, sebagaimana dituliskan dalam
Yesaya 2:1-3. Dikatakan juga bahwa pusat peribadahan di Yerusalem
bukan saja akan menjadi tempat pemuliaan TUHAN, melainkan
juga menjadi tempat di mana firman dan pengajaran kasih TUHAN
diberlakukan untuk menjadi panutan bagi bangsa-bangsa.
Sebagai pengikut Kristus, kita diajarkan oleh Tuhan bukan
sekadar cinta damai, melainkan membawa damai (Mat.5:9).
Dengan pertolongan Roh Kudus, kita mendapat hikmat untuk
mengolah apa yang dapat menyakiti sesama menjadi sarana yang
menghadirkan kebaikan. Contoh paling dekat dan sederhana
ialah lidah kita. Bersediakah lidah kita menjadi pembawa damai
bagi sesama?

DOA:
Aku bersedia ya Tuhan, menjadi pembawa damai-Mu bagi sesama.
Perlengkapi aku dengan kuasa kasih dan Roh-Mu. Amin.

Mzm. 79; Mi. 4:1-5; Why. 15:1-8


Selasa, 5 Desember 2023

MENGAMBIL BAGIAN DALAM PELAYANAN KASIH


Wahyu 18:1-10
Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan
mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut
ditimpa malapetaka-malapetakanya.
(Why. 18:4)

Babel dikenal sebagai kerajaan yang menjahati umat Israel.


Para pemimpinnya tidak mengenal Allah. Dalam teks Alkitab
hari ini, Malaikat utusan Allah yang memberi wahyu kepada
Yohanes menggunakan sebutan “Babel” bagi pemerintah yang
korup dan telah terbukti menindas banyak orang dengan keji.
Pada masa awal gereja perdana, kekaisaran Roma termasuk
penindas gereja. Kejahatan mereka bahkan meluas ke banyak
negara dan bangsa. Maka sebutan “Babel” di sini adalah juga
untuk kekaisaran Roma. Lalu, apa yang akan terjadi dengan
pemerintah yang berlaku keji dan melawan Allah ini? Mereka
semua akan musnah. Allah tidak akan mengizinkan pemerintah
yang keji memberikan pengaruh jahat bagi dunia ini. Kuasa
Allah jauh lebih kuat dibandingkan kuasa kejahatan manusia.
Apa yang menjadi peringatan bagi gereja? Gereja diingatkan
tidak ambil bagian dalam dosa-dosa pemerintah keji yang
korup itu. Gereja harus memilih hidup dalam keselamatan,
bukan malapetaka.
“Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya”
(Ams. 27:17). Demikianlah penulis Amsal mengingatkan betapa
mudahnya kita sebagai makhluk sosial menerima dan memberi
pengaruh satu sama lain. Maka mengingat nasihat Malaikat dalam
pewahyuan bagi gereja Tuhan, mari kita semua mewawas diri.
Jangan membiarkan pengaruh jahat dari komunitas meracuni
karakter baik kita. Ambillah bagian dalam pelayanan kasih.
Hindari ambil bagian dalam kejahatan dosa.

DOA:
Kuasai dan kuatkan aku ya Roh Kudus untuk ambil bagian dalam pelayanan
kasih demi penyataan Kerajaan Allah. Amin.

Mzm. 79; Mi. 4:6-13; Why. 18:1-10


Rabu, 6 Desember 2023

MENGELOLA HATI DENGAN BAIK


Lukas 21:34-38
“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan
untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan
berdiri di hadapan Anak Manusia.”
(Luk.21:36)

Salah satu tanda kedewasaan adalah kesanggupan menjaga diri.


Anak-anak tidak cakap dalam memilah dan memilih. Namun,
orang dewasa biasanya cenderung makin cermat dan bijak. Apa
yang baik dan membangun diri dipertahankan. Sedangkan yang
jelas-jelas merusak dan menciderai ditinggalkan.
Tuhan Yesus menasihatkan bahwa sewaktu kita hidup
dalam pemerintahan Allah, hati harus dikelola dengan baik.
Seperti dalam sebuah perjalanan, bawaan kita mestinya yang
berguna dan ringan. Begitu juga hati kita. Jangan dibebani
dengan kekhawatiran. Jangan mencari solusi yang semu bagi
masalah hidup. Sebab akan tiba waktunya ada situasi di luar diri
kita yang membutuhkan tanggapan yang serius dan bijaksana.
Jika menjaga diri saja kita lemah, bagaimana kita menghadapi
keadaan yang berada di luar kendali kita? Beruntung, kita
mempunyai sumber kekuatan yang kokoh. Allah hanya sejauh
doa. Allah akan memampukan kita tetap berdiri dalam menjaga
kesetiaan kasih kita untuk Kristus.
Jagalah hati supaya jangan dikuasai oleh kekhawatiran.
Percayalah bahwa pemeliharaan Tuhan sempurna. Suka dan
duka dipakai untuk kebaikan kita. Mintalah hati yang tenang
dan sabar dari Tuhan. Jagalah hati untuk menemukan solusi
yang sesuai dengan perintah Tuhan. Jangan menambah masalah
baru sewaktu menyikapi masalah. Mintalah hikmat Tuhan untuk
menimbang perkara. Terakhir yang terpenting, ingatlah bahwa
pertolongan kita datang dari Tuhan.

DOA:
Tenangkan hatiku, ya Tuhan sehingga setiap masalah
dapat aku sikapi dengan pertolongan hikmat-Mu. Amin.

Mzm. 79; Mikha 5:1-5a; Luk. 21:34-38


Kamis, 7 Desember 2023

IBADAH YANG SEJATI


Hosea 6:1-6
Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan,
dan menyukai pengenalan akan Allah,
lebih dari pada korban-korban bakaran.
(Hos.6:6)

Seorang remaja ditemukan mengalami depresi berat. Ia


mengurung diri di kamarnya. Psikiater didatangkan untuk
menolongnya. Orangtuanya heran mengapa anaknya menjadi
depresi. Padahal, selama ini mereka selalu memenuhi kebutuhan
fisik si anak. Bahkan, kamarnya penuh dengan barang-barang
teknologi terkini yang menyenangkan bagi anak seusianya.
Setelah sekian sesi percakapan dan pendampingan si anak
mengungkapkan isi hatinya, “Aku merindukan papa dan mama
hadir dalam hidupku, bukan pemberian-pemberian mereka.”
Melalui Nabi Hosea, Allah mengingatkan bahwa Ia tidak
bisa dibohongi. Tindakan ritual berupa kurban sembelihan
dan kurban bakaran tidak disukai Allah jika umat-Nya masih
senang melakukan kejahatan. Apa yang disukai Allah ialah
kesetiaan yang berangkat dari kasih. Relasi yang makin hari
makin baik untuk mengenal kasih Allah jauh lebih bermakna
ketimbang segenap pemberian barang-barang mati untuk-Nya.
Kita tentu ingat nasihat Rasul Paulus dalam Roma 12:1.
Tubuh kita harusnya menjadi persembahan yang hidup, yang
kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Itulah ibadah yang
sejati. Segenap pemberian tanpa relasi yang saling memahami
dan mengasihi adalah bentuk penyuapan. Allah menghendaki
diri kita seutuhnya. Pikiran, waktu, tenaga, jauh lebih bermakna
ketimbang benda-benda mati. Allah menyukai kejujuran,
kerendahan hati, dan kesetiaan kita untuk selalu belajar
mengenali kehendak-Nya dan hidup dalam anugerah-Nya.

DOA:
Ya Tuhan, aku mau mengenal kehendak-Mu dan mengasihi-Mu
dengan setia, lebih daripada segenap pemberian benda-benda mati. Amin.

Mzm. 85:2-3, 9-14; Hos. 6:1-6; 1Tes. 1:2-10


Jumat, 8 Desember 2023

MEMBANGUN DAN MENANAM KASIH


Yeremia 1:4-10
“Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan
atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan
dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.”
(Yer. 1:10)

Kita tahu istilah “kritik yang membangun”. Kritik semacam ini tidak
hanya memperlihatkan apa yang salah, tetapi juga menyatakan
apa yang mesti dilakukan untuk menggantikan perilaku yang
salah itu. Kritik semacam ini jauh lebih berkualitas ketimbang
“kritik yang merusak”. Sebab, dalam “kritik yang membangun”
ada solusi, bukan sekadar menggerutu dan memaki.
Nabi Yeremia mendapat tugas yang jelas. Allah akan
memberikan keberanian bagi Yeremia untuk berbicara kepada
para raja dan bangsa-bangsa. Seumpama tanaman dan bangunan,
tanaman beracun akan dicabut dan bangunan yang tidak
berguna diruntuhkan. Ini merujuk pada Kerajaan Yehuda, yang
pada waktu itu korup dan tidak memberlakukan kehendak
Allah. Yeremia menubuatkan bahwa Kerajaan Babel akan
menaklukkan mereka. Namun, tugas Yeremia bukan hanya
itu. Ia juga mendapat kuasa dari Allah untuk membangun dan
menanam. Akan tiba waktunya umat Allah pulih dan dibangun
kembali dalam kasih, keadilan, dan kebenaran.
Walaupun bukan nabi, kita semua mendapat kuasa dari
Allah untuk mengatur kembali kehidupan kita. Pasti ada yang
harus dicabut dan dirobohkan, dibinasakan dan diruntuhkan
dalam diri kita. Tinggi hati, benci, dendam, kekhawatiran, dan
ketidakpedulian tidak patut dipelihara. Sebaliknya, kerendahan
hati, kepedulian, pengampunan, belas kasihan harus dibangun
dan ditanam. Percayalah, Allah sanggup memulihkan hidup kita
dengan didikan dan arahan-Nya yang membangun.

DOA:
Pulihkan aku, ya Tuhan, dengan didikan dan arahan-Mu
yang penuh anugerah dan membangun kehidupan. Amin.

Mzm. 85:2-3, 9-14; Yer. 1:4-10; Kis. 11:19-26


Sabtu, 9 Desember 2023

MENJADI BARU DENGAN KUASA ROH ALLAH


Yehezkiel 36:24-28
Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu
hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-
peraturan-Ku dan melakukannya.
(Yeh. 36:27)

Apa yang membuat orang mengubah sikap hidupnya untuk


mengikuti kehendak Allah setelah mendengar khotbah? Apakah
karena kemahiran Sang Pengkhotbah dalam menyajikan khotbah
yang menyentuh, menginspirasi, dan menyegarkan? Rasanya
tidak selalu demikian. Sebab yang akan mengubahkan sikap
seseorang untuk menjadi makin serupa Kristus hanyalah kuasa
Roh Kudus. Semenarik dan semenggugah apa pun khotbah
yang disajikan, jika kekerasan hati dan pikiran masih teperdaya
oleh hal-hal yang bukan kasih Allah, orang tidak akan pernah
dapat berubah.
Melalui Yehezkiel, Allah menegaskan sebuah pembaruan
yang sedang dikerjakan-Nya bagi umat-Nya. Akan tiba saatnya
umat Allah dikumpulkan dalam sebuah persekutuan yang
utuh dan akrab satu dengan yang lain. Mereka tidak akan
lagi teperdaya oleh berhala-berhala. Hati yang membatu
berubah menjadi hati yang lembut. Batin mereka akan menjadi
tempat Roh Allah berdiam. Dengan kuasa Roh Allah, mereka
dimampukan untuk tetap berpegang pada kehendak kasih
Allah dan melakukannya.
Pembaruan dari Allah terus berlangsung sampai sekarang.
Kita yang percaya pada Yesus Kristus menerima Roh Allah yang
bekerja dalam batin kita. Dengan-Nya kita sanggup mengerti,
memelihara dan memberlakukan firman Allah. Perubahan demi
perubahan hidup terjadi karena hati kita sudah dilembutkan
Allah sehingga kuasa kasih-Nya memerintah dalam diri kita.

DOA:
Aku mau Roh-Mu ada dalam batinku, ya Allah, supaya hatiku menjadi
lembut dan mengalami hidup baru karena anugerah-Mu. Amin.

Mzm. 85:2-3, 9-14; Yeh. 36:24-28; Mrk. 11:27-33


Minggu, 10 Desember 2023

DIBAPTIS DENGAN ROH KUDUS


Markus 1:1-8
“Aku membaptis kamu dengan air,
tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.”
(Mrk. 1:8)

Pada Minggu kedua Adven ini, kita kembali bertemu dengan


sosok Yohanes Pembaptis. Ia yang mengingatkan kita dengan
tegas memilah dan memilih serta mengisi hidup dengan anugerah
Allah yang menyelamatkan.
Yohanes Pembaptis sadar betul bahwa mengaku dosa dan
memutuskan untuk bertobat sewaktu memberi diri dibaptis saja
tidak cukup. Apa yang menjadi “isi” dari hidup yang baru sesudah
dibaptiskan itu jauh lebih penting dan bernilai. Maka kepada
orang-orang yang sudah dibaptisnya, Yohanes berpesan untuk
mengikuti Ia yang datang sesudahnya, yaitu: Tuhan Yesus. Ialah
yang “membaptis dengan Roh Kudus”. Ialah yang menginisiasi
perubahan yang dimulai dari dalam pikiran dan hati untuk
kemudian berbuah melalui pembaruan kata dan perilaku hidup.
Ada penyataan kuasa Ilahi yang memperlengkapi dan menaungi
kelemahan insani.
Sudahkah Anda dibaptis dengan Roh Kudus oleh Tuhan Yesus?
Bagaimana kita menjawab pertanyaan ini? Cermatilah perubahan
hidup kita. Apakah kita memilih untuk mengalami perubahan
hidup berangkat dari iman kepada Kristus atau karena kekuatan
diri sendiri? Apakah kita tersentuh oleh belas kasihan Allah atau
karena takut dihukum Allah? Jika kesediaan menempuh proses
perubahan hidup untuk mengikuti kehendak Allah itu berawal
dari dalam hati dan pikiran kita yang percaya bahwa karena belas
kasihan Allah melalui Kristus saja kita sanggup mengelola potensi diri,
maka besar kemungkinan kita sudah dibaptis dengan Roh Kudus.

DOA:
Ya Roh Kudus, sucikan pikiran dan hatiku sehingga
apa yang aku katakan dan perbuat memuliakan Kristus. Amin.

Yes. 40:1-11; Mzm. 85:2-3, 9-14; 2Ptr. 3:8-15a; Mrk. 1:1-8


Senin, 11 Desember 2023

CARA HIDUP JEMAAT


Kisah Para Rasul 2:37-42
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
(Kis. 2:42)

Baptisan adalah tanda suci dimulainya hidup dalam anugerah


keselamatan Allah melalui Kristus dengan pertolongan Roh
Kudus. Baptisan menandakan “matinya” hidup yang lama dan
berkembangnya hidup baru yang terus-menerus disempurnakan
Allah demi penyataan karya kasih Allah bagi dunia, antara lain
melalui karya gereja. Maka, menerima sakramen baptisan tidak
boleh menjadi pencapaian akhir dari hidup mengikut Kristus.
Kita menjumpai kenyataan ini dalam kehidupan jemaat
yang pertama. Sesudah dibaptis, jemaat pertama tekun belajar
dari rasul-rasul tentang cara hidup Kristus. Mereka sehati sepikir
sebagai sebuah persekutuan. Mereka berbagi kasih bersama
saat mengingat pengorbanan Kristus dalam perjamuan kudus.
Mereka menjaga relasi yang akrab dengan Allah melalui kehidupan
doa bersama. Cara hidup seperti inilah yang membuat jemaat
pertama disukai semua orang. Bahkan, tiap-tiap hari Tuhan
menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Marilah sekarang kita mengingat baptisan yang sudah
kita terima. Ingatlah bahwa cara hidup baru semestinya sudah
mulai terlihat sejak saat itu dan akan berakhir sampai kita
menutup mata. Tetaplah menjadi bagian dari persekutuan.
Tetaplah belajar menjadi makin serupa Kristus. Berbagilah
dengan sesama. Sebab pada akhirnya, kita sadar bahwa bukan
bagaimana dan kapan seseorang “mati” yang terpenting,
melainkan bagaimana cara hidupnya setelah menerima
anugerah keselamatan dari Kristus.

DOA:
Bimbing aku, ya Tuhan, sehingga cermat mengelola bagaimana caraku hidup
sebagai bagian dari jemaat-Mu. Amin.

Mzm. 27; Yes. 26:7-15; Kis. 2:37-42


Selasa, 12 Desember 2023

MENJADI IMAM MELALUI KARYA HIDUP


Mazmur 27
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah
TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati
bait-Nya.
(Mzm. 27:4)

Bait Allah di Yerusalem disebut juga dengan “Rumah TUHAN”.


Menurut kebiasaan, para imam tinggal di Bait Allah. Daud rupanya
memiliki kerinduan mengalami apa yang dialami para imam.
Ia mendambakan tinggal di Rumah TUHAN seumur hidupnya.
Memang yang didambakannya ini tidak terwujud. Daud lebih
banyak menghabiskan waktunya di istana, memimpin kerajaan
untuk melindungi dan mengayomi umat.
Walaupun tidak menjadi imam, Daud melakukan karya hidupnya
dengan jiwa seorang imam. Dalam karya kepemimpinannya
sebagai raja, sebagaimana terlihat dalam seluruh Mazmur 27,
Daud menghayati betapa kuasa Allah selalu terlibat dalam
kepemimpinannya. Seperti seorang imam, Daud rindu menjadi
pengantara terwujudnya karya kasih Allah melalui karyanya
sebagai raja bagi segenap umat yang dikasihi Allah.
Sebagai pengikut Kristus, kita adalah “para imam” yang
melayani Allah, Raja kita. Inilah makna panggilan “imamat
am orang percaya”. Tentu kita tidak harus menjadi imam atau
pendeta untuk mengerjakan panggilan ini. Seperti Daud, kita
dapat menghayati setiap pekerjaan kita dengan semangat
seorang imam. Artinya, kita percaya bahwa hanya karena
kekuatan Allah dan demi terwujudnya kasih Allah bagi sesama
saja kita mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawab kita
sehari-hari. Dalam penghayatan ini, kita menjadi seperti orang
yang tinggal di Rumah TUHAN, menyaksikan kemurahan TUHAN
dan menikmati bait-Nya.

DOA:
Ya Tuhan, naungi aku dengan kemurahan anugerah-Mu
sehingga setiap karya hidupku dilingkupi oleh kehendak kasih-Mu. Amin.

Mzm. 27; Yes. 4:2-6; Kis. 11:1-18


Rabu, 13 Desember 2023

MENJALANKAN PERAN NABI


Lukas 1:5-17
Dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk
membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang
durhaka kepada pikiran orang-orang benar ....
(Luk. 1:17)

Raja, imam, dan nabi adalah peran tiga serangkai yang dipercayakan
Allah untuk memimpin dan memelihara umat. Raja mengeluarkan
peraturan dan melindungi umat dari ancaman keamanan pihak
asing. Imam memfasilitasi umat menjalankan ritus bakti dan jalinan
relasi dengan Allah. Nabi memberikan koreksi dan arahan visi ke
depan bagi umat, raja, dan imam. Dalam sejarah umat Tuhan,
ketiganya acapkali muncul bersama-sama.
Demikian juga kita menemukannya dalam teks Alkitab hari
ini. Saat Herodes menjadi raja, ada seorang imam yang bernama
Zakharia. Ia mendapatkan anak secara ajaib, yang kelak akan
menjalankan peran nabi. Anaknya itu adalah Yohanes, yang
mengingatkan umat untuk bertobat sebelum kemunculan Kristus.
Nyata benar bahwa peran nabi sangat dibutuhkan di sini. Sebab
saat itu Herodes tidak menjalankan peran raja dengan baik; para
imam hanya menjalankan tindakan ritual belaka tanpa makna.
Yohanes pun hadir sebagai nabi. Ia mengajak semua pihak untuk
berbalik kepada anugerah Allah sehingga semua tetap terpelihara
dalam kebaikan-Nya.
Apakah masih ada nabi saat ini? Secara tokoh mungkin tidak.
Namun, peran nabi selalu dihadirkan Allah di tengah komunitas yang
memiliki pemimpin korup, materialistis dan tidak memiliki tujuan
yang benar dan jelas. Apakah kita dapat menjalankan peran nabi
juga? Tentu. Allah memanggil kita supaya tidak takut memberikan
koreksi, perbaikan, dan peringatan jika dalam komunitas kita
kepemimpinan tidak diemban dengan benar dan baik.

DOA:
Kuatkan hatiku, ya Tuhan untuk menjalankan peran nabi melalui
apa yang aku kerjakan setiap hari. Amin.

Mzm. 27; Mal. 2:10-3:1; Luk. 1:5-17


Kamis, 14 Desember 2023

TERUS MELANGKAH MAJU


Filipi 3:7-11
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku,
sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
(Flp. 3:7)

Seumpama kita harus menetapkan kedai bakmi favorit, apa


alasan kita memilih kedai itu? Tentu karena kualitas yang jauh
lebih baik dibandingkan dengan banyak kedai lainnya. Dalam
hal beriman, kita juga melakukan seleksi. Namun, bagian penting
yang harus diingat ialah bahwa setelah seleksi selesai, proses
selanjutnya adalah aksi dan devosi. Berjalan maju makin baik
tanpa berbalik.
Anugerah ditemukan oleh Yesus Kristus adalah hadiah
terbesar dalam hidup Rasul Paulus. Baginya, Kristus adalah yang
terbaik. Kerinduannya untuk menemukan kebenaran Ilahi yang
membebaskan jiwanya dari belenggu ketakutan karena kuasa
dosa terjawab sempurna. Paulus tidak mau berbalik pada hidup
yang lama. Dia berkomitmen setia pada Kristus. Ia mau mengikuti
cara Kristus yang mengasihi dengan penuh pengorbanan.
Paulus yakin Kristus sudah mengubah dan membangkitkan
hidupnya menjadi makin baik setiap hari. Tidak ada lagi kata
berbalik. Hanya maju saja.
Kita semua punya pengalaman bagaimana ditemukan dan
menemukan Kristus. Mungkin suatu waktu bisa saja akan muncul
godaan untuk berbalik dan meninggalkan Kristus. Namun, bagi
kita yang menyadari bahwa Kristus adalah yang terbaik, semua
godaan itu sebaiknya kita anggap sampah saja. Sebab kita harus
terus melangkah maju dalam pengenalan dan kesetiaan kepada
Kristus. Hanya melalui anugerah Yesus Kristus, kita beroleh
kebangkitan hidup yang memerdekakan dan membahagiakan.

DOA:
Aku tidak akan berbalik lagi, ya Kristus. Temanilah aku selalu untuk
melangkah maju bersama-Mu dalam perubahan hidup. Amin.

Mzm. 126; Hab. 2:1-5; Flp. 3:7-11


Jumat, 15 Desember 2023

MENCINTAI PROSES YANG HARUS DITEMPUH


Mazmur 126
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti
pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
(Mzm. 126:6)

“Tidak akan ada hasil yang mengagumkan tanpa kita mencintai


proses yang harus ditempuh.” Demikian diungkapkan seorang
pedagang sukses yang mengawali usahanya berbekal gerobak
dorong di pinggir jalan. Setiap jam, hari, minggu, dan bulan,
ia mengupayakan pekerjaan terbaik. Si pedagang itu yakin
bahwa talenta yang diberikan Tuhan kepadanya pasti akan
membuahkan hasil pada saat-Nya.
Dalam Mazmur 126 ini, yang biasa dinyanyikan sewaktu umat
beribadah, kita menjumpai pernyataan iman dan pengharapan.
Setelah sekian waktu umat ada dalam pembuangan di
Babel, Tuhan bertindak memulihkan. Sungguh pengalaman
mengagumkan yang bahkan diakui oleh orang lain yang
menyaksikannya. Membangun kembali kehidupan pasca
kesusahan tidak mudah. Namun, umat percaya bahwa proses
itu dijalankan bersama dengan Tuhan. Setiap kerja keras yang
dilakukan dengan pengharapan yang suci selalu teberkati
pada saat-Nya.
Mungkin sekarang ini masih ada yang harus kita selesaikan
dalam proses yang tidak sebentar demi kemajuan hidup.
Bersama pemazmur kita percaya bahwa Tuhan berkuasa
menghadirkan perubahan. Setiap tetesan keringat dan air
mata itu berharga di mata Tuhan. Setiap kualitas baik yang
kita harapkan terjadi dalam hidup adalah wujud keseriusan
hidup yang Tuhan kagumi. Dengan iman kita terus melangkah,
menanti hasil yang teberkati.

DOA:
Aku percaya bahwa setiap proses yang kutempuh
berharga karena penyertaan-Mu setia, ya Allah. Amin.

Mzm. 126; Hab. 3:2-6; Flp. 3:12-16


Sabtu, 16 Desember 2023

KEKUATAN TUHAN BAGIKU


Habakuk 3:13-19
ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia
membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.
(Hab. 3:19)

Seorang pemuda hidup di hutan seorang diri. Ia tekun berdoa


kepada Tuhan. Harapannya adalah supaya batu besar yang
menggelinding dari gunung dan menutupi jalan masuk ke rumahnya
dapat disingkirkan. Hari demi hari dia berdoa dan berusaha.
Mendorongnya, mengungkitnya dengan kayu, mendorong lagi,
tetapi batu itu tidak bergeser. Tahun-tahun berlalu, ia tetap berdoa.
Sampai satu hari ia bertanya kepada Tuhan: “Mengapa tidak ada
perubahan sedikit pun, ya Tuhan?” Tuhan menjawab: “Coba lihat
otot-otot tangan dan kakimu. Kini makin kuat dan padat”. Keesokan
harinya ada gempa bumi. Lalu, batu besar itu menggelinding
kencang masuk jurang. Tuhan setia memeliharanya.
Dalam doa Nabi Habakuk, kita menjumpai bahwa Tuhan peduli
dan membela umat-Nya. Tuhan menindak siapa yang menjahati
umat-Nya. Cara Tuhan memang beda. Habakuk kaget dengan
pertolongan Tuhan yang ajaib. Karena itu, walaupun kenyataan
hidup tidak selalu bagus dan maksimal, Habakuk tetap bersukacita
karena Tuhan. Apa yang menjadi kekuatannya bukan pada ciptaan
Allah, melainkan Allah sendiri. Habakuk terus melangkah, menuju
yang terbaik dalam kehendak kasih dan pemeliharaan yang
sempurna dalam hidupnya.
Apakah masih ada yang kita doakan dan belum dijawab
oleh Tuhan? Jangan kehilangan pengharapan! Kuasa, kekuatan,
dan rencana Tuhan selalu lebih benar, baik, dan indah ketimbang
dambaan kita. Tuhan tahu apa yang paling kita butuhkan dalam
hidup ini.

DOA:
Aku akan bersukacita di dalam Tuhan, bersorak-sorai di dalam Allah
Penyelamatku. Amin.

Mzm. 126; Hab. 3:13-19; Mat. 21:28-32


Minggu, 17 Desember 2023

HARUS BERSAKSI TENTANG KRISTUS


Yohanes 1:6-8, 19-28
Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
(Yoh. 1:8)

Ornamen dan dekorasi menyambut Natal biasanya sudah


terpasang di banyak tempat sekarang ini. Suasana yang berbeda
karena kehadiran ornamen dan dekorasi itu menggugah
orang yang penasaran dengannya untuk berfoto, membuat
video, dan berbagi keceriaan bersama. Namun, kita tahu
bahwa ornamen dan dekorasi itu bukan yang utama. Yang
terpenting bukanlah tanda-tanda penunjuk, melainkan siapa
yang ditunjuk melalui kehadiran ornamen dan dekorasi itu.
Siapa itu Yohanes Pembaptis? Mengapa ia membaptis?
Demikian kurang lebih pertanyaan dari beberapa Imam orang-
orang Lewi, dan orang-orang Farisi dari Yerusalem. Mereka
penasaran dengan kehadiran dan perilaku Yohanes Pembaptis.
Jawaban dari pertanyaan itu menjadi bentuk kesaksian
Yohanes tentang Tuhan Yesus. Bagi Yohanes, ia hanyalah
suara yang berseru di padang gurun. Ia harus memaklumkan
pentingnya pertobatan dalam ziarah hidup. Mengapa? Karena
perjanjian yang baru dari Allah sudah tiba. Melalui Kristus, Allah
menghadirkan terang yang melenyapkan kegelapan dosa.
Pada Minggu ketiga Adven ini, kita diundang untuk
membuat orang penasaran dengan hidup kita. Bukan karena
perilaku kita yang menjengkelkan, melainkan karena karya
kasih Kristus yang kentara melalui apa yang kita katakan dan
perbuat. Ingatlah bahwa bersaksi tentang terang Kristus adalah
sebuah keharusan, bukan pilihan. Terang sedang datang ke
dalam dunia. Bersaksilah!

DOA:
Tuhan, berikanlah aku kerendahan hati untuk menunjukkan apa yang sedang
dan akan Kristus buat bagi dunia ini. Amin.

Yes. 61:1-4, 8-11; Mzm. 126; 1Tes. 5:16-24; Yoh. 1:6-8, 19-28
Senin, 18 Desember 2023

AWAS TERTIPU IBLIS


Efesus 6:10-17
Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah,
supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
(Ef. 6:11)

Orang yang tertipu itu adalah orang yang hanya melihat sebagian
dari kebenaran. Dalam permainan sulap misalnya, ada gerakan
dan perlengkapan yang tidak kelihatan mata penonton. Contoh
lain: penipuan investasi. Para investor terkesima dengan hasil
yang dijanjikan tanpa mengetahui sistem seutuhnya bagaimana
uang mereka dikelola. Maka untuk melawan penipuan, orang
harus memiliki bekal pengetahuan yang lengkap dan mencermati
dengan utuh apa yang tersembunyi di balik yang kelihatan.
Jemaat Efesus dinasihatkan untuk melawan penipuan Iblis.
Sedari dahulu Iblis melawan Allah. Bekal melawan Iblis harus
berasal dari kekuatan Allah. Serangan Iblis yang paling mengerikan
adalah manipulasi yang terjadi dalam pikiran dan hati manusia.
Jemaat harus terus memurnikan motivasi dan tujuan hidup
mereka. Jemaat tidak boleh terpengaruh oleh nilai-nilai yang
korup dan jahat. Apa yang benar, adil dan menjadi kabar baik
bagi dunia harus ditunjukkan. Firman Allah bukan saja harus
dibaca dan dipahami, melainkan dipelihara dan diberlakukan
dengan tindakan-tindakan iman. Inilah senjata-senjata rohani
yang akan mengalahkan penipuan Iblis.
Ingatlah bahwa Iblis hanya seolah-olah saja berkuasa.
Kuasa sejati adalah dari Allah. Miliki bekal yang benar dalam
hidup beriman supaya kita tidak tertipu Iblis. Jernihkan pikiran
dan lembutkan hati untuk mengimani firman Allah sehingga
kita tetap berdiri dalam Injil yang menghadirkan kebenaran
dan keadilan.

DOA:
Dengan kekuatan-Mu, ya Allah, aku akan melawan tipu muslihat Iblis dan hidup
karena Injil yang menghadirkan kebenaran dan keadilan. Amin.

Mzm. 125; 1Raj. 18:1-18; Ef. 6:10-17


Selasa, 19 Desember 2023

SADAR DAN BERTOBAT


Kisah Para Rasul 3:17-4:4

Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,


(Kis. 3:19)

Proses belajar adalah kegiatan dari tidak tahu menjadi tahu.


Dari melakukan yang keliru menjadi melakukan apa yang
benar dan baik. Ilmu pengetahuan yang dipelajari sudah
teruji oleh waktu dan patut diketahui. Tentu saja akan muncul
hambatan dalam proses belajar. Biasanya karena tinggi hati
dan merasa tahu, padahal yang diketahui keliru. Namun,
orang yang sukses belajar tidak menyerah. Sebab, ia yakin
bahwa apa yang diketahuinya akan membawa perubahan
besar bagi hidupnya.
Petrus adalah murid Yesus yang senang belajar dari
Kristus. Injil-Injil mencatat dirinya sebagai murid yang paling
aktif menanggapi pengajaran Yesus. Tentu tidak selalu Petrus
menangkap pelajaran dengan baik. Namun pada akhirnya,
Petrus lulus sebagai murid Kristus yang berdampak. Petrus
menyebarkan apa yang sudah ia pelajari kepada orang banyak.
Orang-orang yang tidak tahu tentang karya Kristus menjadi
tahu, sadar dan bertobat. Memang masih ada orang yang tidak
mau menerima apa yang benar. Namun, tidak sedikit pada
akhirnya orang yang sadar dan mengalami perubahan hidup.
Jika kita sudah mendapatkan pengetahuan iman tentang
siapa Kristus bagi hidup kita, langkah selanjutnya adalah
mengikuti apa yang Kristus lakukan bagi dunia. Pengorbanan
kasih-Nya, kepemimpinan-Nya dalam menyatakan kebaikan
bagi dunia, ini semua menjadi panutan yang harus kita lanjutkan
sebagai murid-murid Yesus yang sadar dan mau bertobat.

DOA:
Temani aku, ya Kristus, untuk melanjutkan apa yang sudah Engkau mulai bagi
dunia ini melalui karya keseharian hidupku. Amin.

Mzm. 125; 2Raj. 2:9-22; Kis. 3:17-4:4


Rabu, 20 Desember 2023

TUHAN INGAT ORANG BAIK


Maleakhi 3:16-4:6
Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang
menyayangi anaknya yang melayani dia.
(Mal. 3:17b)

Seorang pegawai kantor berkeluh kesah pada pendetanya:


“Saya tidak kuat lagi kerja di situ. Hampir semua rekan kerja saya
berkinerja buruk. Saya heran, apakah pimpinan tahu apa yang
sebenarnya terjadi.” Si Pendeta hanya menjawab pendek: “Tuhan
ingat kok orang baik.” Si pegawai itu hanya terdiam merenung.
Tiga bulan kemudian terjadi restrukturisasi besar-besaran di
perusahaan tempat si pegawai itu bekerja. Banyak rekan kerjanya
di-PHK. Sedangkan, ia sendiri pindah posisi dari Anggota Staf
menjadi Kepala Divisi.
Tuhan Mahakuasa dan Maha Mengetahui. Ia sedang
memperbaiki tatanan dunia ini. Setiap orang yang mau menjadi
rekan kerja-Nya akan mendapatkan apa yang baik dalam
kehendak dan rencana-Nya. Sedangkan yang berperilaku jahat
akan menikmati kesusahan. Demikianlah Maleakhi menyemangati
umat Tuhan untuk tetap memegang firman-Nya. Tuhan akan
mengutus hamba-Nya supaya umat bertobat dan tidak mengalami
kehancuran hidup.
Tuhan ingat orang baik. Jangan ragu menjadi rekan kerja
Tuhan untuk memperbaiki lingkungan hidup kita. Sejarah akan
membuktikan siapa yang terbaik. Orang yang jahat telah memilih
kesusahan sebagai tujuan akhir hidupnya. Namun, orang yang
berjalan dalam kasih Allah akan dibebaskan dari kesulitan. Seperti
orangtua yang menyayangi anak-anaknya, Allah mengenali setiap
orang yang memegang firman-Nya. Ia akan mendampingi kita
supaya kehancuran bukan menjadi tujuan akhir kita.

DOA:
Aku percaya bahwa akan ada kemenangan dalam setiap karya baik yang aku
jalankan dalam kehendak kasih-Mu. Amin.

Mzm. 125; Mal. 3:16-4:6; Mrk. 9:9-13


Kamis, 21 Desember 2023

FIRMAN-NYA PENUH KEKUASAAN


Ibrani 1:1-4
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.
(Ibr. 1:3a)

Sampai detik ini terus muncul miliaran artikel, buku, lagu, film,
dan pernak pernik seni tentang Yesus Kristus. Banyak orang
mengagumi Yesus. Dunia sungguh berubah sejak kehadiran-
Nya sebagai manusia. Namun tentu, Yesus tidak pernah boleh
menjadi objek. Sebab Ia adalah Subjek yang utama bagi iman
dan keselamatan kita sebagai para pengikut-Nya.
Inilah yang diingatkan penulis Surat Ibrani pada awal
suratnya. Allah mengasihi umat-Nya. Ia bukan sekadar mengutus
nabi-nabi. Yesus Kristus, Anak-Nya menjadi cahaya kemuliaan
dan gambar keberadaan Allah yang sesungguhnya. Sejak alam
semesta diciptakan, Firman Allah sudah ada. Melalui kehadiran
Anak-Nya itu, kita jadi tahu apa yang sedang diperbuat Allah
bagi dunia. Apa yang dikatakan Kristus itu sungguh berkuasa.
Sekarang ini, para pengikut Kristus berada dalam kepemimpinan-
Nya yang menyelamatkan sampai alam semesta pulih karena
kekuatan kuasa kasih Allah.
Setiap hari kita menjumpai kata-kata; lisan dan tulisan. Kata-
kata sanggup memengaruhi kehidupan kita. Namun, dari sekian
banyak kata-kata yang ada dalam hidup itu, ingatlah selalu
kata-kata yang diucapkan Kristus. Sebab dengan menyimak
firman-Nya, kita sedang mendengarkan suara dan kehendak
Allah. Karena firman-Nya, kita tercipta. Karena firman-Nya, kita
terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan anugerah-Nya.
Tetaplah jadikan Kristus sebagai Subjek hidup kita. Kepada-Nya
saja kemuliaan harus tertuju selamanya.

DOA:
Aku ada karena kata-kata firman-Mu, ya Kristus. Bagi-Mu
saja kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.

Mzm. 89:2-5, 20-27; 2Sam. 6:1-11; Ibr. 1:1-4


Jumat, 22 Desember 2023

MENYANYIKAN SEGALA KASIH SETIA TUHAN


Mazmur 89:2-5, 20-27
Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak
memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun.
(Mzm. 89:2)

Gereja tidak dapat lepas dari nyanyian. Mungkin sekarang ini


kelompok-kelompok paduan suara dengan sukacita tengah
berlatih lagu-lagu yang akan dinyanyikan di hari Natal nanti.
Gereja bernyanyi setiap waktu, dalam suka dan duka, dan
pergumulan serta perayaan. Nyanyian adalah salah satu
ekspresi iman yang dapat menjadi kesaksian bagi setiap orang
yang mendengarkannya. Tentu nyanyian gereja bukan sekadar
untaian nada dan tempo. Yang terpenting dari nyanyian adalah
kata-katanya dan hati dari setiap orang yang menghayatinya.
Mazmur 89 adalah nyanyian pengajaran. Artinya, ada yang
hendak diajarkan melalui nyanyian ini. Dalam teks Alkitab hari
ini, kita menjumpai ungkapan pemazmur tentang betapa
setia-Nya kasih dari Allah itu. Dia memercayakan kepada Daud
kepemimpinan yang teberkati. Bahkan, akan tiba saatnya salah
seorang dari keturunan Daud yang akan memanggil Allah
sebagai “Bapa”. Sosok itu disertai oleh kebenaran dan kasih
Allah yang sempurna. Ia akan memimpin dan menyelamatkan
banyak orang melalui karya-Nya.
Tidak semua dari kita mahir bernyanyi. Namun, nyanyian iman
sejati sebenarnya bukan tentang suara atau diri kita. Nyanyian
iman sejati adalah tentang kasih Allah yang setia. Nyanyian
gereja selalu tentang Kristus. Dialah bukti betapa Allah selalu
menyertai kita dan berkenan menyelamatkan kita. Di tengah
beragamnya lagu Natal favorit yang kita dengar dan nyanyikan
saat ini, ingatlah selalu Kristus dan karya-Nya bagi kita.

DOA:
Aku hendak menyanyikan segala kasih setia-Mu Tuhan, selama-lamanya dan
memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku. Amin.

Mzm. 89:2-5, 20-27; 2Sam. 6:12-19; Ibr. 1:5-14


Sabtu, 23 Desember 2023

JANGAN KAGET
Yohanes 7:40-52
Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.
(Yoh. 7:43)

Melalui Youtube kita dapat menikmati beragam sajian video


yang diunggah oleh pribadi dan komunitas dari seluruh dunia.
Banyak video yang informatif, inspiratif, dan edukatif. Namun,
banyak juga yang menyesatkan, memecah-belah, dan destruktif.
Tidak jarang kita menjumpai konten-konten yang menista
kepercayaan yang berbeda. Termasuk juga yang menjelekkan
iman Kristen dan sosok Kristus. Bagaimana kita menyikapinya?
Penginjil Yohanes memperlihatkan bahwa karya kehadiran
Yesus menghasilkan beragam tanggapan. Ada yang menganggap
Yesus sebagai nabi. Ada yang menduga Ia Mesias dengan
keraguan. Ada yang terang-terangan ingin menangkap Dia,
tetapi tidak mampu. Ada yang gelap mata membela Taurat,
tetapi tidak memberlakukan Taurat dengan utuh. Intinya, sejak
semula ada pro dan kontra tentang Yesus Kristus. Lalu apa
maknanya bagi kita saat ini? Maknanya: jangan kaget jika kita
menemui orang yang kontra dan menjelekkan Tuhan Yesus.
Tanpa pertolongan Roh Kudus, orang memang tidak akan
pernah percaya dan menerima karya Kristus.
Tentu, kita perlu menyimak sikap Nikodemus. Ia yang
awalnya bertanya-tanya tentang siapa Yesus, pada akhirnya
berada di pihak Yesus dengan mengajukan pembelaannya
untuk Yesus. Kelihatannya Nikodemus telah mengerti apa arti
dilahirkan kembali. Dengan mantap Nikodemus memilih Kristus
ketimbang suara rekan-rekannya yang dipenuhi emosi negatif
kepada Yesus. Jangan kaget! Roh Kudus ternyata telah berkarya.

DOA:
Ya Roh Kudus, berkuasalah di dalam diriku supaya aku tidak ragu
dan bimbang untuk mengimani dan mengikut Kristus selamanya. Amin.

Mzm. 89:2-5, 20-27; Hak. 13:2-24; Yoh. 7:40-52


Minggu, 24 Desember 2023
INTERVENSI ALLAH MEMUNGKINKAN
KITA MELANGKAH
Lukas 1:26-38
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
(Luk. 1:37)

Salah satu ciri orang yang putus asa adalah menutup diri bagi
hadirnya kemungkinan-kemungkinan. Terkadang, kesimpulan
begitu cepat diberikan. Seolah-olah tidak ada lagi jalan dan
pilihan-pilihan yang dapat diambil.
Pada Minggu terakhir Adven sekaligus saat akan
menyongsong perayaan Natal malam ini, sekali lagi kabar
baik dari Allah menyapa kita. “Sebab, bagi Allah tidak ada yang
mustahil.” Demikian kata Malaikat Gabriel kepada Maria. Allah
hadir untuk menegaskan kemungkinan-kemungkinan baru
yang melampaui akal budi dan perasaan manusia. Kehadiran
Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus secara ajaib dalam
kandungan bunda mereka adalah bukti dari banyak cara Allah
mengintervensi tatanan hidup manusia demi hadirnya damai
sejahtera bagi dunia ini.
Apa yang kita alami dalam hidup memang tidak selalu
sesuai dengan dambaan kita. Adakalanya kita merasa seperti
menghadapi jalan buntu. Pandangan kita terbatas dan langkah
kita terhenti. Namun, berita Injil telah menggugah kita untuk
menyadari bahwa kuasa kebaikan Allah tidak pernah jauh.
Allah memungkinkan tersedianya jalan-jalan baru dalam
rencana-Nya yang menyelamatkan bagi kita. Ingatlah bahwa
apa yang Allah rancangkan jauh lebih indah dari apa yang kita
dambakan. Lalu, bagaimana tanggapan kita dalam menerima
kabar baik ini? Seperti Maria, kita boleh mengatakan: “Aku
ini hamba Tuhan. Jadilah padaku menurut perkataanmu itu”.

DOA:
Aku percaya intervensi-Mu yang indah dalam
pandangan-Mu bagi hidupku, ya Allah. Temanilah hamba-Mu ini. Amin.

2Sam. 7:1-11, 16; Mzm. 89:2-5, 20-27; Rm. 16:25-27; Luk. 1:26-38
Senin, 25 Desember 2023

BERGEMBIRA KARENA ALLAH MENYELAMATKAN


Lukas 1:46b-55
“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku
bergembira karena Allah, Juruselamatku,
(Luk. 1:46b-47)

Walaupun judul perikop yang kita baca adalah “Nyanyian Pujian


Maria”, kita dapat juga memaknakan apa yang dikatakan Maria
ini sebagai sebuah doa. Bahkan, kalau kita telisik, inilah doa
pertama yang dicatat dalam Injil-Injil. Isinya mirip dengan doa
dari Hana, ketika Allah mengaruniakan Samuel (1Sam. 2:1-10).
Lalu, apa yang istimewa dari doa Maria?
Pertama sekali, doa Maria adalah tentang pemuliaan Tuhan.
Tuhan adalah Allah yang menyelamatkan. Ia memperhatikan
orang yang rendah. Ia penuh belas kasihan demi lestarinya
kehidupan. Kedua, doa Maria adalah bentuk ungkapan syukur
karena tindakan Tuhan. Tindakan-Nya yang mendidik dengan
keras orang yang tinggi hati. Tindakan-Nya yang membela
orang miskin dan kekurangan. Tindakan-Nya yang menepati
janji-Nya kepada umat-Nya sejak dulu, sekarang, dan selamanya.
Ketiga, doa ini terucap karena Yesus Kristus yang ada dalam
rahim Maria. Seluruh doa ini hendak menegaskan betapa karya
Allah yang hadir dalam hidup Maria, akan dinyatakan juga bagi
dunia melalui diri Kristus.
Membaca doa bunda dari Kristus dalam perayaan kelahiran
Kristus membuat kita mengingat arti Natal yang sesungguhnya,
yaitu: pernyataan belas kasihan Allah bagi kita yang membutuhkan
Juru selamat. Berbahagialah kita yang butuh pertolongan Tuhan,
yang dianggap rendah, dan miskin. Berbahagialah kita yang
menantikan janji Tuhan digenapi. Kita memuliakan Tuhan dan
bergembira karena Allah, Juru selamat kita lahir. Selamat Natal!

DOA:
Terima kasih, ya Allah, aku dipedulikan dan diselamatkan
melalui kehadiran Kristus, Anak-Mu. Amin.

Luk. 1:46b-55; 1Sam. 1:1-18; Ibr. 9:1-14


Selasa, 26 Desember 2023

NATAL DI HATI
Ibrani 8:1-13
“Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya
dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan
menjadi umat-Ku.”
(Ibr. 8:10)

Jimmy dan Carol Owens menciptakan lagu berjudul “Natal


bukan Natal sampai itu terjadi di hatimu”. Berikut penggalan
liriknya. Natal bukanlah Natal, sampai itu terjadi di hatimu.
Di suatu tempat jauh di dalam dirimu di mana Natal benar-
benar dimulai. Jadi, berikan hatimu kepada Yesus. Kamu akan
menemukan ketika kamu melakukannya. Bahwa ini Natal,
benar-benar Natal untukmu.
Penulis Surat Ibrani menjelaskan apa artinya perjanjian
yang baru. Bukan berarti perjanjian lama tidak bermakna,
melainkan dalam perjanjian yang baru, lingkup pernyataan
anugerah Allah lebih luas dan tak terbatas lagi. Karena karya
Yesus Kristus, kemah suci tidak lagi ada di bumi, tetapi di surga.
Sebagai Imam Besar, Kristus memperkenalkan hukum Allah
yang akan tertulis dalam akal budi dan hati. Artinya, hukum
Allah tidak sesempit kata-kata yang mati, tetapi memengaruhi
pikiran dan hati. Umat-Nya akan mengenali Allah yang berbelas
kasih dan pengampun. Allah pembimbing dan bukan penuntut;
penyelamat, bukan penghukum.
Pada masa perayaan Natal ini, pikiran dan hati kita kembali
digugah oleh ingatan akan peristiwa karya kasih Allah yang
agung melalui Kristus. Namun, jangan berhenti pada tergugah
saja! Sebab Natal bukanlah suasana atau nuansa. Natal adalah
kenyataan kabar baik bahwa kita memiliki Tuhan dan Juru selamat
yang memimpin kehidupan kita dengan firman dan Roh-Nya.
Berikanlah hati kita kepada Yesus supaya Natal terjadi di hati kita.

DOA:
Hati dan akal budiku adalah tempat bagi hukum kasih-Mu, ya Tuhan.
Bimbinglah umat-Mu ini untuk selalu mengenali kehadiran-Mu. Amin.

Luk. 1:46b-55; 1Sam. 1:19-28; Ibr. 8:1-13


Rabu, 27 Desember 2023

TUHAN MENJAGA LANGKAH KAKI KITA


1 Samuel 2:1-10
Langkah kaki orang-orang yang dikasihi-Nya dilindungi-Nya, tetapi orang-
orang fasik akan mati binasa dalam kegelapan, sebab bukan oleh karena
kekuatannya sendiri seseorang berkuasa.
(1Sam. 2:9)

Mengenali apa yang sudah Tuhan lakukan dalam setiap


peristiwa dan pengalaman hidup yang telah lewat adalah
latihan spiritual yang sehat. Ada yang menuliskannya dalam
buku harian. Ada yang mengunggahnya melalui status di
akun media sosial lengkap dengan foto-foto. Atau ada juga
yang menyimpannya secara pribadi dalam pikiran dan batin.
Setiap pengalaman itu mengingatkan kita untuk selalu rendah
hati dan bersyukur.
Hana berbagi pengalaman imannya pada kita melalui
doanya yang kita baca hari ini. Hana bergembira karena
pertolongan Tuhan. Hanya dalam Tuhan saja Hana menemukan
perlindungan yang utuh. Melalui doanya, Hana bersaksi bahwa
tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Ia menyimak kelakuan
umat-Nya dan peduli kepada yang lemah. Tuhan menghendaki
umat-Nya mengalami kehidupan yang bermakna. Umat yang
merindukan perubahan dibarui-Nya. Sebagai Pencipta yang
penuh kasih, Tuhan membimbing, membela, dan menguatkan.
Perjalanan hidup Hana memang tidak selalu baik-baik saja.
Namun, Hana tahu, ia ada dalam pemeliharaan Tuhan yang
amat baik.
Jika tahun ini seumpama sebuah perjalanan, kita hampir
tiba di akhir. Ingatlah betapa Tuhan sudah menjaga langkah
kaki kita, umat yang dikasihi-Nya. Kita percaya bahwa
pemeliharaan-Nya setia menuntun, sehingga kita tidak akan
terjebak dalam kefasikan, kegelapan, dan kebinasaan.

DOA:
Terima kasih Tuhan karena aku dikasihi, dijaga, dan dipelihara
oleh kasih dan kebajikan-Mu. Amin.

Luk. 1:46b-55; 1Sam. 2:1-10; Mrk. 11:1-11


Kamis, 28 Desember 2023

PUJILAH TUHAN
Mazmur 148
Baiklah semuanya memuji nama TUHAN,
sebab Dia memberi perintah dan semuanya tercipta.
(Mzm. 148:5)

Seorang yang berasal dari desa primitif diajak menginap di hotel.


Dia amat kagum dengan keran air. Tinggal putar air mengalir.
Keluar dari hotel dia mencopot keran itu. Dia mau bawa ke desanya
supaya bisa ditempel di dinding rumahnya dan menikmati air
mengalir. Orang ini sudah gagal paham tentang arti “sarana”
dan “sumber”.
Pemazmur mengajak kita mengingat bahwa ciptaan harus
menyembah dan memuji Sang Pencipta. Ciptaan tidak boleh
disembah dan diagungkan. Siklus peredaran matahari, bulan, dan
bintang memang digunakan untuk menunjukkan hari, bulan, dan
tahun. Melampaui semua itu, umat harus mengarahkan hati pada
Tuhan yang berkuasa di sepanjang waktu dan zaman. Samudra,
cuaca, gunung, bukit, pohon buah, pohon aras, binatang-binatang,
memang berguna menyokong manusia dalam membangun
kehidupan dan kebudayaan. Melampaui semua itu, umat harus
menghayati mereka sebagai bentuk-bentuk dari pemeliharaan
Allah. Raja-raja, taruna, anak dara, orangtua, orang muda adalah
elemen-elemen terwujudnya komunitas dan generasi. Namun,
melampaui semua itu, Tuhanlah yang memberi hidup dan
kemampuan.
Kita mesti waspada untuk tidak mempertuhankan apa yang
bukan Tuhan. Waktu, sumber daya alam, benda-benda, orang-orang
di sekitar kita, semua ada dalam kendali Tuhan. Jangan sampai
itu semua membuat kita lupa kepada Tuhan dan mengabaikan
kehendak kasih-Nya. Dialah sumber kehidupan kita. Bukan yang lain.

DOA:
Ya Tuhan, Engkaulah sumber hidupku.
Terpujilah nama-Mu selamanya. Amin.

Mzm. 148; Yer. 31:15-17; Mat. 2:13-18


Jumat, 29 Desember 2023

MENJADI SAUDARA YESUS


Matius 12:46-50
“Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-
Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
(Mat. 12:50)

Ada peribahasa “darah lebih kental dari air”. Maknanya: hubungan


darah dalam keluarga lebih kuat daripada orang yang tidak sedarah
seperti teman atau orang lain. Ini menjadi kenyataan pada banyak
budaya di dunia dan tidak keliru. Namun, ada juga peribahasa
lainnya yang mengatakan “darah perjanjian lebih kental dari air
ketuban”. Peribahasa ini hendak mengatakan bahwa makna dari
“kedekatan” dapat meluas jika alasan menjadi dekat itu lebih
universal lagi sifatnya.
Bagi Yesus, yang disebut keluarga itu ternyata tidak sesempit
hubungan darah semata. Dalam hubungan dengan Allah yang
dipanggil Bapa oleh Yesus, setiap orang yang percaya dan
melakukan kehendak Allah, Sang Bapa, adalah bagian dari keluarga
Yesus juga. Bukan berarti Yesus bersikap kasar terhadap anggota
keluarga-Nya, melainkan Yesus hendak mengajar murid-murid-
Nya bahwa relasi dengan Allah harus mengawali dan menjadi
dasar relasi dengan anggota keluarga.
Di tengah budaya di mana kesukuan dan kekerabatan satu
keturunan atau marga begitu mendominasi dan cenderung jatuh
kepada bahaya mementingkan kelompok tertentu saja, sikap
Yesus ini menjadi cara pandang yang mencerahkan. Komunitas
dibangun dengan setara dan akrab. Kesediaan memberlakukan
kehendak Allah telah menjadi jembatan yang memperkuat jalinan
penerimaan kepada orang yang selama ini dianggap jauh, bahkan
berbeda. Kehendak Allah saja yang harus menjadi subjek yang
mempersatukan, bukan kehendak diri.

DOA:
Terima kasih Kristus sebab aku diterima menjadi saudara-Mu. Amin.

Mzm. 148; Yes. 49:5-15; Mat. 12:46-50


Sabtu, 30 Desember 2023

DATANG KEPADA HIKMAT


Amsal 9:1-12
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN,
dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
(Ams. 9:10)

Kecerdasan logika perlu, tetapi kecerdasan hati nurani pun


penting. Tuhan mengaruniakan kita kebebasan untuk memilih.
Namun, setiap pilihan memiliki akibat. Awal yang baik sangat
menentukan tujuan akhir. Apa yang terjadi dengan kita di
akhir tahun ini biasanya terkait erat dengan apa yang kita
mulai di awal tahun lalu. Oleh sebab itu, penting bagi kita
untuk memilah dan memilih dengan tepat karena hikmat.
Dalam teks Alkitab hari ini, kita menjumpai upaya penulis
Amsal menggambarkan hikmat kebijaksanaan dalam wujud
seseorang yang memiliki rumah kokoh dan tengah mengadakan
pesta. Ia mengundang orang yang mau belajar tentang
hikmat untuk datang menikmati jamuannya. Tersedia hadiah
berupa pengetahuan, umur panjang, dan kebijaksanaan.
Penegasan yang penting tentang mendapatkan hikmat
dijelaskan juga, yaitu bahwa untuk menjadi bijaksana, orang
harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada Tuhan. Jika
orang mau mengenal Tuhan, orang itu akan mendapatkan
pengertian.
Makin bertambah usia, makin kita harus bertambah
dalam hikmat dan pengertian. Orang yang takut kepada
Tuhan adalah orang yang rendah hati. Dalam kerendahan
hati, orang mudah belajar. Menutup tahun dan menyongsong
tahun baru, kita semua mendapat kesempatan untuk makin
berhikmat. Ingat bahwa hikmat dari Tuhan selalu tersedia
bagi kita untuk didapatkan. Jangan memilih kebodohan!

DOA:
Ya Tuhan, aku mau menerima undangan hikmat suci-Mu. Amin.

Mzm. 148; Ams. 9:1-12; 2Ptr. 3:8-13


Minggu, 31 Desember 2023

PERJALANAN HIDUP BERSAMA KRISTUS


Lukas 2:22-40
“Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang
datang dari pada-Mu,
(Luk. 2:29-30)

Seorang Kristen berarti orang yang percaya pada Kristus


-Sang Mesias dari Tuhan-, tentu yang menjadi orang-orang
Kristen perdana menurut Injil Lukas adalah Simeon dan Hana.
Mereka berdua percaya dan menyambut anugerah Allah
yang dinyatakan melalui Yesus Kristus. Dalam bimbingan
Roh Kudus, mereka berdua sanggup mengenali dan berani
menyatakan apa yang menjadi karya Kristus bagi dunia.
Simeon dan Hana rasanya tidak muda lagi. Namun, seiring
bertambahnya usia, kerinduan mereka untuk mengenali
dan menerima kehendak Tuhan tidak pernah berhenti.
Kerinduan itu dijawab Tuhan. Mereka begitu lega karena
pada penghujung hidup, kehadiran Kristus telah mereka
lihat, rasakan, dan alami. Mereka percaya bahwa Israel dan
dunia kini sudah memiliki Juru selamat. Kelak, dunia akan
menjadi baru karena karya dan kehadiran Yesus Kristus. Apa
yang akan dijelang ke depan menjadi sebuah perjalanan
dalam penyertaan anugerah Allah yang membebaskan,
merombak, membentuk, membarui. Ini adalah kabar baik
yang patut disyukuri dengan iman melalui perubahan sikap
hidup yang nyata.
Pada penghujung tahun ini, Simeon dan Hana menginspirasi
kita tentang pengalaman iman bersama Kristus. Sekian waktu
kita percaya dan mengikuti Kristus, maka apa saja yang sudah
kita lihat, rasakan, dan alami karena kehadiran Kristus? Apakah
kita bersedia dibebaskan, dirombak, dibentuk, dan dibarui?

DOA:
Ya Kristus, aku percaya keselamatan yang datang dari-Mu
akan menemani perjalanan hidupku selamanya. Amin.

Yes. 61:10-62:3; Mzm. 148; Gal. 4:4-7; Luk. 2:22-40


SEBAGAI HADIAH
Saudara ingin hadiah Saudara dikenang SETIAP HARI SELAMA SETAHUN?
Langgankan “dia” majalah Renungan WASIAT

NAMA (YANG MEMESAN) : .............................................................

ALAMAT : .............................................................

.............................................................

KOTA/ KODE POS : .............................................................

TELEPON : .............................................................

e-mail : .............................................................

Ingin menghadiahkan untuk :

NAMA : ..........................................................................

ALAMAT : ..........................................................................

..........................................................................

KOTA/ KODE POS : ..........................................................................

TELEPON : ..........................................................................

MULAI BULAN : ........................... SEJUMLAH ............ EKSEMPLAR

SELAMA : 1 TAHUN 2 TAHUN

Pembayaran telah dikirim melalui:


-Bank Mandiri Cabang Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama Marketing
-BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

NB:
- Harga per eksemplar/edisi (2 bulan) Rp9.500,-
- Harga satu tahun (6 edisi) Rp95.000,-
- Form berlangganan dan bukti pembayaran harap
dikirimkan via WA, e-Mail atau ke bagian Distribusi.
- Penting!
Jangan memasukkan uang ke dalam sampul surat.

Anda mungkin juga menyukai