Disusun Oleh:
Kelompok 2
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kami sehingga dapat membuat
dan menyelesaikan makalah pada mata kuliah Matematika Ekonomi. Adapun tujuan
utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Matematika Ekonomi dengan materi “Diferensial fungsi Majemuk”. Dengan
adanya makalah ini kami mengharapkan materi yang kami sampaikan dapat dipahami
dan bermanfaat oleh para pembaca. Kami sebagai penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi pemaparan materi
maupun tata cara pengelolaan data hingga penyajian hasil akhir. Oleh sebab itu kami
senantiasa menerima saran saran maupun petunjuk yang berguna dalam
penyempurnaan makalah semacam ini pada masa yang akan datang. Terimakasih
kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Matematika Ekonomi.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persamaan diferensial yaitu suatu persamaan yang melibatkan satu atau lebih turunan
dari suatu fungsi dan aplikasinya dalam ekonomi (Wirawan, 2016). Sedangkan diferensial
fungsi majemuk membahas tentang diferensial untuk fungsi fungsi yang mengandung lebih
dari satu macam variabel bebas. Pada dasarnya prinsip diferensial fungsi majemuk tidak
berbeda dengan prinsip diferensial untuk fungsi variabel bebas tunggal. Perbedaannya hanya
terletak pada adanya konsep. Dalam ilmu ekonomi terdapat beberapa materi yang dapat
dijelaskan menggunakan diferensial fungsi majemuk. Salah satu contohnya adalah dalam
memahami konsep permintaan marginal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mencari nilai ekstrim
2. Bagaimana konsep optimasi bersyarat
3. Konsep aplikasi fungsi diferensial parsial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai Ekstrim: Maksimum dan Minimum
Nilai-nilai ekstrim dari sebuah fungsi yang mengandung lebih dari satu variabel bebas
dapat dicari dengan pengujian sampai turunan keduanya.
Untuk y = f(x,z) maka y akan mencapai titik ekstrim jika :
∂y ∂y
= 0, =0
∂x ∂z
Untuk mengetahui apakah titik ekstrim itu berupa titik maksimum atau minimum,
diperlukan syarat:
∂² y ∂² y
Maksimum bila: < 0 dan <0
∂x² ∂ z²
∂² y ∂² y
Minimum bila: > 0 dan >0
∂x² ∂ z²
Contoh 1:
1. Selidiki apakah titik ekstrim dari fungsi berikut ini merupakan titik maksimum atau
minimum y = -x² + 12x - z² + 10z – 45.
∂y ∂y
= -2x + 12 = -2z + 10
∂x ∂z
-2x + 12 = 0 -2z + 10 = 0
x=6 -2z = -10
z=5
y = -(6)² + 12 (6) – (5)² + 10(5) – 45
y = -36 + 72 – 25 + 50 – 45
y = 16
∂² y ∂² y
= -2 < 0 dan = -2 < 0
∂x² ∂ z²
∂² y ∂² y
Karena dan < 0 maka titik ekstrimnya adalah titik maksimum dengan
∂x² ∂ z²
ymaks = 16
B. Optimasi Bersyarat
Apabila fungsi ingin dioptimumkan tetapi terhambat oleh fungsi lain yang harus
dipenuhi, maka dapat diselesaikan dengan metode:
1. Pengganda Lagrange
Caranya: dengan membentuk fungsi baru yang disebut fungsi lagrange merupakan
penjumlahan dari fungsi yang hendak dioptimumkan ditambah hasil kali pengganda
lagrange λ dengan fungsi kendalanya.
Nilai Ekstrim:
Contoh:
f = xy + λ (x + 2y – 10)
= xy + λx + 2λy – 10
∂f
= y +λ = 0, diperoleh λ = -y
∂x
∂f 1
= x + 2λ = 0, diperoleh λ = - x
∂x 2
1
-y = - x, berarti 2y = x
2
x + 2y = 10
2. Kondisi Kuhn-Tucker
Maksimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(z,y) < 0 atau minimumkan
fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(x,y) > 0.
Prosedur penyelesaiannya dapat ditempuh melalui dua macam cara, yakni melalui
metode Lagrange yang dimodifikasikan kemudian diuji dengan kondisi (persyaratan)
Kuhn-Tucker, atau secara langsung dengan menggunakan metoda Kuhn-Tucker
sendiri.
(2) Lakukan pengujian terhadap nilai 2. Jika > 0 berarti nilai optimum yang
diperoleh (berdasarkan kendala yang telah dimodifikasikan) tadi juga merupakan nilai
optimum berkenaan fungsi kendala yang berbentuk pertidaksamaan. Jika λ < 0 berarti
optimisasi fungsi tujuan f(x, y) tanpa menyertakan fungsi kendala g(x, y) sudah
dengan sendirinya akan memenuhi kendalanya. [Dalam hal 2 < 0 kendala yang
bersangkutan dikatakan bersifat tidak mengikat (non-binding), oleh karenanya dapat
diabaikan; dalam hal 2. > 0 kendalanya disebut mengikat (binding)]. Sedangkan
prosedur metoda Kuhn-Tucker secara langsung dilakukan sebagai berikut.
(1) Rumuskan permasalahannya, misalnya maksimumkan f(x,y) terhadap g(x,y) <
0, atau minimumkan, f(x,y) terhadap g(x,y) > 0
∂ f (x , y) ∂ g (x , y )
a. –λ =0
∂x ∂x
∂ f (x , y) ∂ g (x , y )
b. –λ =0
∂y ∂x
Contoh:
10y – 5x = 10x – 2y
1,8y = 9
y=5
(a)2x – y – λ = 0 → 2x – (8-x)- λ= 0 → 3x – 8 – λ = 0
λ = 3x – 8….(1)
λ = -5x + 32 ….(2)
3x – 8 = -5x + 32
8x = 24
x = 3, y = 8-3 = 5
Dengan x=5 dan y=3 kendala x+y ≥ 8 terpenuhi. Jadi f(x,y) min = 28.
Misalkan ada dua macam produk A dan B yang saling berhubungan satu sama
lainnya, dan harga masing-masing produk berturut-turut adalah Pa dan Pb, maka
fungsi permintaan dari kedua macam produk tersebut dapat dinyatakan oleh,
Qa= f (Pa, Pb) dan Qb= f (Pa, Pb )
Jika jumlah yang diminta Qa dan Qb tergantung pada harga masing-masing
produk yaituPadanPb dan apabila fungsi permintaan untuk kedua variabel bebas ini
dianggap kontinu, maka dapat dinyatakan oleh bidang yang disebut bidang
permintaan(demand surfaces).
Apabila dua macam barang mempunyai hubungan dalam penggunaannya, maka
permintaan akan masing-masing barang akan fungsional terhadap harga masing-
masing barang tersebut, jadi misalnya terdapat dua macam barang yaitu teh dan gula
dan kedua macam barang tersebut mempunyai hubungan penggunaan, maka:
Qda= f (Pa, Pb )
dibaca : permintaan akan barang A dipengaruhi oleh harga barang A dan harga
barang B.
Qdb= f (Pa, Pb )
dibaca : permintaan akan barang B dipengaruhi oleh harga barang B dan harga
barang A. Turunan pertama dari Qdadan Qdb adalah fungsi-fungsi permintaan
marjinalnya dimana :
(∂Qda/∂Pa) adalah permintaan marjinal akan A berkenaan dengan P a
(∂Qdb/∂Pb)adalah permintaan marjinal akan A berkenaan dengan P b
(∂Qdb/∂Pa)adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan P a
(∂Qda/∂Pb) adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan P b
Dengan dapat diturunkannya fungsi permintaan tersebut maka kita
dapatmengetahui Elastisitas permintaan dua macam barang yang memiliki hubungan
penggunaan dengan rumus sebagai berikut :
/ηda=Qda/Pa. Pa/ Q da
dibaca : elastisitas permintaan barang A berkenaan dengan perubahan harga
barang A
/ηab=Qda/Pb. Pb/ Q da
dibaca : elastisitas permintaan barang A berkenaan dengan perubahan harga
barang B
ηdb=Qdb/Pb. Pb/ Q db
dibaca : elastisitas permintaan barang B berkenaan dengan perubahan harga
barang B
ηba=Qdb/Pa. Pa/ Q db
dibaca : elastisitas permintaan barang B berkenaan dengan perubahan harga
barang A
Jika nilai ηda dan ηdb > 1 disebut bersifat elastis,unitary elastis jika = 1, dan
inelastis jika < 1 (tanda negatif diabaikan). Sedangkan jika ηab dan ηba bernilai
negatif maka kedua barang tersebut bersifat komplementer dan substitusi jika
bertanda positif.
Contoh:
Fungsi permintaan akan barang A dan barang B masing-masing ditunjukkan oleh
persamaan Qda. Pa 2. Pb3- 1 = 0danQdb . Pa3 . Pb - 1 = 0.Berapa elastisitas masing-masing
barang dan apa hubungan kedua barang tersebut ?
Penyelesaian:
Qda=1Pa2.Pb3=Pa-2. Pb-3 Qdb = 1 Pa3 .Pb =Pa-3. P b -1
QdaPa=-2Pa-3. Pb-3 Q db P b = -Pa-3. Pb -2
QdaPb=-3Pa-2. Pb-4 Q db P a = -3Pa-4. P b -1
Maka:
ηda = dQda Pa
dPa . Qda
=−2Pa−3. Pb−3 . Pa
Pa−2. Pb−3 = - 2
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pendekataan diferensial parsial sangat bermanfaat untuk diterapakan pada model-
model ekonomi yang mengandung lebih dari satu variable bebas. Dalam penerapan
diferensial parsial pada ekonomi kita menelaah secara parsial pengaruh dari salah satu
variable bebas terhadap variable lainya. Salah satunya adalah menelaah permintaan marjinal
yang mana fungsinya memiliki hubungan dengan perubahan harga. Jenis suatu barang dari
suatu fungsi juga dapat ditentukan dengan mencaru hasil dari turunan fungsinya.
SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA