Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS


“DIFERENSIAL FUNGSI MAJEMUK”
Dosen Pengampu: Filipus A. G. Suryaputra, S.E., M. Ak

Disusun Oleh:
Kelompok 2

1. Rania Intan Fadila (2310020113)


2. Alexandra C. Dos Santos Lay (2310020106)
3. Theresia Verenita Bhoki Keo (2310020065)
4. Donata Angela Dosi Woda (2310020070)
5. Sandra Elisa Jean Ly Ratu (2310020067)
6. Maria Karmelia Benu (2310020123)
7. Nadya Kurnia Silalahi (2310020094)
8. Riani Wensi Faot (2310020117)
9. Agustina Lipat Ola Lamapaha (2310020114)
10. Charnie Maria Matalu Banda (2310020078)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kami sehingga dapat membuat
dan menyelesaikan makalah pada mata kuliah Matematika Ekonomi. Adapun tujuan
utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Matematika Ekonomi dengan materi “Diferensial fungsi Majemuk”. Dengan
adanya makalah ini kami mengharapkan materi yang kami sampaikan dapat dipahami
dan bermanfaat oleh para pembaca. Kami sebagai penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi pemaparan materi
maupun tata cara pengelolaan data hingga penyajian hasil akhir. Oleh sebab itu kami
senantiasa menerima saran saran maupun petunjuk yang berguna dalam
penyempurnaan makalah semacam ini pada masa yang akan datang. Terimakasih
kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Matematika Ekonomi.

Kupang, 30 Oktober 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Persamaan diferensial yaitu suatu persamaan yang melibatkan satu atau lebih turunan
dari suatu fungsi dan aplikasinya dalam ekonomi (Wirawan, 2016). Sedangkan diferensial
fungsi majemuk membahas tentang diferensial untuk fungsi fungsi yang mengandung lebih
dari satu macam variabel bebas. Pada dasarnya prinsip diferensial fungsi majemuk tidak
berbeda dengan prinsip diferensial untuk fungsi variabel bebas tunggal. Perbedaannya hanya
terletak pada adanya konsep. Dalam ilmu ekonomi terdapat beberapa materi yang dapat
dijelaskan menggunakan diferensial fungsi majemuk. Salah satu contohnya adalah dalam
memahami konsep permintaan marginal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mencari nilai ekstrim
2. Bagaimana konsep optimasi bersyarat
3. Konsep aplikasi fungsi diferensial parsial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai Ekstrim: Maksimum dan Minimum

Nilai-nilai ekstrim dari sebuah fungsi yang mengandung lebih dari satu variabel bebas
dapat dicari dengan pengujian sampai turunan keduanya.
Untuk y = f(x,z) maka y akan mencapai titik ekstrim jika :
∂y ∂y
= 0, =0
∂x ∂z
Untuk mengetahui apakah titik ekstrim itu berupa titik maksimum atau minimum,
diperlukan syarat:
∂² y ∂² y
Maksimum bila: < 0 dan <0
∂x² ∂ z²
∂² y ∂² y
Minimum bila: > 0 dan >0
∂x² ∂ z²
Contoh 1:
1. Selidiki apakah titik ekstrim dari fungsi berikut ini merupakan titik maksimum atau
minimum y = -x² + 12x - z² + 10z – 45.
∂y ∂y
= -2x + 12 = -2z + 10
∂x ∂z
-2x + 12 = 0 -2z + 10 = 0
x=6 -2z = -10
z=5
y = -(6)² + 12 (6) – (5)² + 10(5) – 45
y = -36 + 72 – 25 + 50 – 45
y = 16
∂² y ∂² y
= -2 < 0 dan = -2 < 0
∂x² ∂ z²
∂² y ∂² y
Karena dan < 0 maka titik ekstrimnya adalah titik maksimum dengan
∂x² ∂ z²
ymaks = 16
B. Optimasi Bersyarat
Apabila fungsi ingin dioptimumkan tetapi terhambat oleh fungsi lain yang harus
dipenuhi, maka dapat diselesaikan dengan metode:

1. Pengganda Lagrange

Caranya: dengan membentuk fungsi baru yang disebut fungsi lagrange merupakan
penjumlahan dari fungsi yang hendak dioptimumkan ditambah hasil kali pengganda
lagrange λ dengan fungsi kendalanya.

Misalkan hendak dioptimumkan Z = f(x,y) dengan syarat harus terpenuhi u =


g(x,y) maka fungsi lagrange : f(x, y, λ) = f(x,y) + λ g(x,y).

Nilai ekstrim f(x, y, λ) dapat dicari dengan memformulasikan masing-masing


derivative persial pertamanya = 0.

fx (x, y, λ) = (fx + λ gx = 0 fy (x, y, λ) = fy + λ gy = 0

Nilai Ekstrim:

Maksimum bila: fxx < 0 dan fyy < 0

Minimum bila: fxx > 0 dan fyy > 0

Contoh:

Optimumkan z = xy dengan syarat x + 2y = 10.

f = xy + λ (x + 2y – 10)

= xy + λx + 2λy – 10

Syarat yang diperlukan agar f optimum, f’= 0

∂f
= y +λ = 0, diperoleh λ = -y
∂x

∂f 1
= x + 2λ = 0, diperoleh λ = - x
∂x 2

1
-y = - x, berarti 2y = x
2

x + 2y = 10

2y + 2y = 10, diperoleh y = 2,5. Selanjutnya x = 5.


Jadi, z optimum pada x = 5 dan y = 2,5; dengan zopt = xy = (5)(2,5) = 12,5.

2. Kondisi Kuhn-Tucker

Metode Kuhn-Tucker merupakan pengembangan lebih lanjut dari model


optimisasi bersyarat. Jika metode pengganda Lagrange kita mengoptimumkan sebuah
fungsi terhadap kendala yang berbentuk persamaan, maka dalam metode Kuhn-
Tucker kita mengoptimumkan sebuah fungsi terhadap sebuah fungsi yang berbentuk
pertidaksamaan. Bentuk permasalahannya biasanya berupa:

Maksimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(z,y) < 0 atau minimumkan
fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(x,y) > 0.

Prosedur penyelesaiannya dapat ditempuh melalui dua macam cara, yakni melalui
metode Lagrange yang dimodifikasikan kemudian diuji dengan kondisi (persyaratan)
Kuhn-Tucker, atau secara langsung dengan menggunakan metoda Kuhn-Tucker
sendiri.

Prosedur metoda Kuhn-Tucker melalui metoda Lagrange yang dimodifikasikan


lakukan sebagai berikut :

(1) Anggap kendala pertidaksamaannya sebagai sebuah persamaan. Kemudian


selesaikan masalahnya dengan metoda Lagrange yang biasa hingga diperoleh nilai
optimum yang dicari [khusus dalam hal ini fungsi baru Lagrangenya harus dibentuk
dengan cara: F(x,y, 2) =f(x, y) - g(x,y); jadi, tidak boleh: F(x, y, λ)=f(x, y) + g(x, y)].

(2) Lakukan pengujian terhadap nilai 2. Jika > 0 berarti nilai optimum yang
diperoleh (berdasarkan kendala yang telah dimodifikasikan) tadi juga merupakan nilai
optimum berkenaan fungsi kendala yang berbentuk pertidaksamaan. Jika λ < 0 berarti
optimisasi fungsi tujuan f(x, y) tanpa menyertakan fungsi kendala g(x, y) sudah
dengan sendirinya akan memenuhi kendalanya. [Dalam hal 2 < 0 kendala yang
bersangkutan dikatakan bersifat tidak mengikat (non-binding), oleh karenanya dapat
diabaikan; dalam hal 2. > 0 kendalanya disebut mengikat (binding)]. Sedangkan
prosedur metoda Kuhn-Tucker secara langsung dilakukan sebagai berikut.
(1) Rumuskan permasalahannya, misalnya maksimumkan f(x,y) terhadap g(x,y) <
0, atau minimumkan, f(x,y) terhadap g(x,y) > 0

(2) Tetapkan kondisi Kuhn-Tucker:

∂ f (x , y) ∂ g (x , y )
a. –λ =0
∂x ∂x

∂ f (x , y) ∂ g (x , y )
b. –λ =0
∂y ∂x

c. λg (x,y) = 0 di mana g(x,y) 0 atau g(x,y) 0

(3) Ujilah (2c) masing-masing untuk λ = 0 dan g(x,y) = 0 guna menentukan di


mana di antaranya yang memenuhi persamaan-persamaan (2a) dan (2b) serta
pertidaksamaan kendala g(x,y). Nilai-nilai x dan y yang memenuhi ketiga kondisi ini
merupakan nilai-nilai yang mengoptimumkan fungsi tujuan, f(x,y).

Contoh:

Maksimumkan f(x,y) = 10xy – 2,5x – yterhadap kendala x + y ≤ 9 Penyelesaian:

Dengan menganggap x + y = 9 maka berdasarkan metode Lagrange :

F(x,y, λ) = 10xy – 2,5x – y – λ(x+y-9)

F’x = 0 → 10y – 5x – λ = 0 → λ = 10y - 5x

F’y = 0 → 10x – 2y – λ = 0 → λ = 10x – 2y

10y – 5x = 10x – 2y

12y= 15x,y = 1,25xataux = 0,8y

Menurut kendala : x + y = 9 → 0,8y + y = 9

1,8y = 9

y=5

x = 0,8 (5) = 4→ f(x,y) maks = 135

λ = 10(5) – 5(4) = 10(4) – 2(5) = 30


karena λ > 0 berarti x = 4 dan y = 5 yang memaksimumkan f(x,y) terhadap
kendala yang dianggap berbentuk persamaan, berlaku juga terhadap kendala yang
berbentuk pertidaksamaan.

Jika x + y – 8 = 0, dengan kata lain y = 8 – x maka :

(a)2x – y – λ = 0 → 2x – (8-x)- λ= 0 → 3x – 8 – λ = 0

(b)-x + 4y – λ = 0 → -x + 4(8-x)-λ=0 → -5x + 32 – λ = 0

λ = 3x – 8….(1)

λ = -5x + 32 ….(2)

3x – 8 = -5x + 32

8x = 24

x = 3, y = 8-3 = 5

Dengan x=5 dan y=3 kendala x+y ≥ 8 terpenuhi. Jadi f(x,y) min = 28.

C. Aplikasi Fungsi Diferensial Parsial


1. Permintaan Marginal dan Elastisitas Permintaan Parsial

Misalkan ada dua macam produk A dan B yang saling berhubungan satu sama
lainnya, dan harga masing-masing produk berturut-turut adalah Pa dan Pb, maka
fungsi permintaan dari kedua macam produk tersebut dapat dinyatakan oleh,
Qa= f (Pa, Pb) dan Qb= f (Pa, Pb )
Jika jumlah yang diminta Qa dan Qb tergantung pada harga masing-masing
produk yaituPadanPb dan apabila fungsi permintaan untuk kedua variabel bebas ini
dianggap kontinu, maka dapat dinyatakan oleh bidang yang disebut bidang
permintaan(demand surfaces).
Apabila dua macam barang mempunyai hubungan dalam penggunaannya, maka
permintaan akan masing-masing barang akan fungsional terhadap harga masing-
masing barang tersebut, jadi misalnya terdapat dua macam barang yaitu teh dan gula
dan kedua macam barang tersebut mempunyai hubungan penggunaan, maka:
Qda= f (Pa, Pb )
dibaca : permintaan akan barang A dipengaruhi oleh harga barang A dan harga
barang B.
Qdb= f (Pa, Pb )
dibaca : permintaan akan barang B dipengaruhi oleh harga barang B dan harga
barang A. Turunan pertama dari Qdadan Qdb adalah fungsi-fungsi permintaan
marjinalnya dimana :
(∂Qda/∂Pa) adalah permintaan marjinal akan A berkenaan dengan P a
(∂Qdb/∂Pb)adalah permintaan marjinal akan A berkenaan dengan P b
(∂Qdb/∂Pa)adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan P a
(∂Qda/∂Pb) adalah permintaan marjinal akan B berkenaan dengan P b
Dengan dapat diturunkannya fungsi permintaan tersebut maka kita
dapatmengetahui Elastisitas permintaan dua macam barang yang memiliki hubungan
penggunaan dengan rumus sebagai berikut :
/ηda=Qda/Pa. Pa/ Q da
dibaca : elastisitas permintaan barang A berkenaan dengan perubahan harga
barang A
/ηab=Qda/Pb. Pb/ Q da
dibaca : elastisitas permintaan barang A berkenaan dengan perubahan harga
barang B
ηdb=Qdb/Pb. Pb/ Q db
dibaca : elastisitas permintaan barang B berkenaan dengan perubahan harga
barang B
ηba=Qdb/Pa. Pa/ Q db
dibaca : elastisitas permintaan barang B berkenaan dengan perubahan harga
barang A
Jika nilai ηda dan ηdb > 1 disebut bersifat elastis,unitary elastis jika = 1, dan
inelastis jika < 1 (tanda negatif diabaikan). Sedangkan jika ηab dan ηba bernilai
negatif maka kedua barang tersebut bersifat komplementer dan substitusi jika
bertanda positif.
Contoh:
Fungsi permintaan akan barang A dan barang B masing-masing ditunjukkan oleh
persamaan Qda. Pa 2. Pb3- 1 = 0danQdb . Pa3 . Pb - 1 = 0.Berapa elastisitas masing-masing
barang dan apa hubungan kedua barang tersebut ?
Penyelesaian:
Qda=1Pa2.Pb3=Pa-2. Pb-3 Qdb = 1 Pa3 .Pb =Pa-3. P b -1
QdaPa=-2Pa-3. Pb-3 Q db P b = -Pa-3. Pb -2
QdaPb=-3Pa-2. Pb-4 Q db P a = -3Pa-4. P b -1
Maka:
ηda = dQda Pa
dPa . Qda
=−2Pa−3. Pb−3 . Pa
Pa−2. Pb−3 = - 2

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Pendekataan diferensial parsial sangat bermanfaat untuk diterapakan pada model-
model ekonomi yang mengandung lebih dari satu variable bebas. Dalam penerapan
diferensial parsial pada ekonomi kita menelaah secara parsial pengaruh dari salah satu
variable bebas terhadap variable lainya. Salah satunya adalah menelaah permintaan marjinal
yang mana fungsinya memiliki hubungan dengan perubahan harga. Jenis suatu barang dari
suatu fungsi juga dapat ditentukan dengan mencaru hasil dari turunan fungsinya.

SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ning Dumairy, Ismael Gibraltar, Afuammar Bazargan, Magistrani Aprizky


1991, “Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi”, Yogyakarta, BPFE.

Course Hero, Modul-Optimisasi Bersyarat, 13 November 2016,


https://www.coursehero.com, 30 Oktober 2023.

Anda mungkin juga menyukai