Anda di halaman 1dari 9

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara dengan resiko gempa tinggi. SNI 03-1726-2019 membagi
Indonesia menjadi 6 wilayah resiko gempa. Dalam mengatisipasi terjadinya bencana akibat
gempa, diperlukan perancangan kinerja struktur yang mampu menghasilkan mekanisme
keruntuhan yang ideal. Keruntuhan yang terjadi sebaiknya terjadi pada kolom kemudian pada
balok.
Kondisi eksisting pada gedung pasar yang akan dibangun termasuk kedalam wilayah
resiko gempa IV dan KDS D sehingga sistem struktur yang harus digunakan adalah sistem
rangka pemikul momen khusus (SRPMK). Beban gempa dihitung dengan metode respon
spektrum dan dibandingkan dengan beban gempa hasil analisis dengan statik ekivalen. Struktur
direncanakan menggunakan beton bertulang. Elemen struktur masing – masing Gedung
diperiksa kapasitasnya dan dilakukan pemeriksaan keruntuhan setelah ditambahkan beban
gempa. Dari keseluruhan hasil perhitungan dengan menggunakan aplikasi SAP2000 dan
perhitungan manual mengacu pada peraturan yang berlaku diperoleh kebutuhan tulangan
struktur atas yaitu tulangan balok B1(35 x 60) dengan tulangan lentur tumpuan 8D19 pada
wilayah tarik dan 5D19 pada wilayah tekan sedangkan tulangan lentur lapangan 3D19 pada
wilayah tarik dan 5D19 pada wilayah tekan, B2(30 x 50) dengan tulangan lentur tumpuan 6D19
pada wilayah tarik dan 3D19 pada wilayah tekan sedangkan tulangan lentur lapangan 3D19
pada wilayah tarik dan 5D19 pada wilayah tekan, dan B3(25 x 45) dengan tulangan lentur
tumpuan 4D19 pada wilayah tarik dan 3D19 pada wilayah tekan sedangkan tulangan lentur
lapangan 3D19 pada wilayah tarik dan 4D19 pada wilayah tekan. Pada tulangan kolom yaitu
K1 (60 x 60) dengan tulangan utama 20D19, K2 (50X50), dengan tulangan utama 16D19 dan
K3 (20 x 40) dengan tulangan utama 8D16.
Hasil analisa kinerja pada struktur pasar didapatkan hasil Immediate Occupancy – Life
Safety yang berarti bangunan mengalami kerusakan di rentang 15 – 30%, beberapa cidera
mungkin terjadi pada penghuni, namun keselamatan penghuni tetap terjamin

Kata Kunci : SRPMK, beton bertulang, analisa kinerja, resiko gempa, pasar
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar tradisional merupakan fasilitas umum yang berfungsi sebagai pusat transaksi jual
dan beli di suatu daerah. Keberadaan pasar tradisional hingga saat ini tidak bisa diabaikan
karena berperan besar terhadap kebutuhan masyarakat, menyangga perekonomian masyarakat,
dan merupakan sumber pendapatan pemerintah daerah dari pernarikan retribusi/pajak terhadap
pedagang dimana pasar tradisional itu berada.
Gedung Pasar Sukawati Blok C yang akan direncanakan merupakan salah satu bangunan
dari Proyek Pasar Sukawati yang akan dibangun di Kecamatan Sukawati, Gianyar. Gedung
pasar ini menggunakan struktur beton bertulang dan baja profil pada struktur atap, bangunan
ini terdiri dari 2 basement dan 3 lantai dengan ketinggian struktur bangunan 21,98 meter. Lantai
basement 2 direncanakan sebagai ruang MEP, ground tank dan parkir, lantai basement 1
hingga 3 digunakan sebagai kios. Bangunan ini menggunakan dinding penahan tanah yang juga
menjadi bagian dari struktur bangunan tersebut. Sehingga struktur gedung pasar ini rentan
mengalami soft story pada tingkat dasar.
Perancangan struktur gedung harus memenuhi peraturan perencanaan struktur tahan
gempa. Namun dalam kenyataannya, peraturan tersebut belum sepenuhnya diterapkan pada
pelaksanaan struktur bangunan di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya pada pelaksanaan
struktur bangunan beton bertulang (Imran and Hendrik, 2010). Akibatnya, sebagai salah satu
contoh, saat terjadi gempa di Palu banyak ditemukan rumah dan hotel-hotel yang mengalami
kerusakan pada elemen utama strukturnya. Lebih detail lagi, banyak ditemukan bangunan
dengan inti beton hancur karena jumlah tulangan yang kurang, sambungan tangga dengan
elemen struktur lain yang kurang baik, dan kegagalan tekuk pada rangka atap baja ringan. Dari
hasil temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyebab banyaknya kerusakan bangunan
akibat gempa adalah adanya inkonsistensi desain, khususnya yang terkait dengan ketentuan
pendetailan tulangan, kualitas bahan, penyatuan elemen-elemen non-struktural yang kaku dan
kurangnya perawatan bangunan.
Menyikapi permasalahan tersebut, maka pada Tugas Akhir ini dilakukan perancangan dan
pemeriksaan kinerja struktur beton bertulang yang sesuai dengan peraturan perencanaan
gedung yang dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Sistem Rangka
Pemikul Momen Khusus (SRPMK) yakni sistem rangka yang difungsikan untuk memikul atau
menahan gaya gempa tinggi. Sistem rangka ini bekerja berdasarkan konsep Strong Column
Weak Beam dimana kolom – kolom dalam struktur Gedung didesain sedemikian rupa agar
mampu berdeformasi dan dapat merespon terhadap beban gempa dengan mengembangkan
mekanisme sendi plastis pada setiap ujung – ujung balok dan pada dasar kolom.
Perancangan struktur bangunan Pasar Sukawati Block C tentunya memerlukan analisis
untuk menentukan kinerja gedung. Pada tugas akhir ini akan dilakukan pemeriksaan kinerja
dengan Analisis pushover pada program SAP2000 untuk mengetahui perilaku struktur terhadap
beban gempa rencana.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah bagaimana perancangan dan kinerja struktur gedung Pasar Sukawati Blok
C dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur gedung pasar tersebut.

1.3 Tujuan Perancangan


Adapun tujuan dari perancangan ini adalah untuk mendapatkan hasil perancangan dan
kinerja struktur gedung Pasar Sukawati Blok C dalam menahan beban-beban yang bekerja pada
struktur gedung pasar tersebut.

1.4 Manfaat Perancangan


Manfaat yang diharapkan dalam perancangan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
perancangan struktur gedung Pasar Sukawati Blok C serta kinerja struktur akibat beban-beban
yang bekerja pada struktur gedung pasar tersebut.

1.5 Batasan Masalah


Agar ruang lingkup permasalahan tidak terlalu luas, maka diambil batasan masalah pada
Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut:
1. Tidak meninjau dari segi biaya dan waktu pelaksanaan.
2. Perancangan yang dilakukan meliputi perancangan balok, kolom, pelat, dan pondasi.
3. Analisis kinerja struktur menggunakan analisis statis non-linear (Static Pushover
Analysis).
4. Beban gempa yang digunakan yaitu Respon Spectrum dan Auto Lateral Load.
5. Tidak meninjau dari segi biaya, waktu, dan metode pelaksanaan.
6. Perancangan dan analisis struktur dilakukan dengan SAP2000 v20 dan SP Column.

Anda mungkin juga menyukai