Anda di halaman 1dari 11

Journal Review

&
Financial
Statement
Analysis

Kelompok 5 F I N A N C I A L R AT I O S &
S I G N A L I N G T H E O RY

Purwanto Badarani
Andi R Ricardo
Singgih Widigdya
The Effect of Earning Per Share and Debt to Asset Ratio on
Firm’s Value :
Case Study on Food and Beverage Corporation Listed in Indonesia Stock Exchange
Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 13 No. 2 Juni 2017: 120-127, Devy Ekaprasatyana, Saiful Anwar

Conceptual Framework Literature Review Hypothesis Development

- Penelitian ini didasarkan pada teori - Penelitian sebelumnya menunjukkan - Hipotesis pertama menyatakan bahwa
signaling dan teori trade-off. hubungan positif antara laba per laba per saham berpengaruh positif
saham dan nilai perusahaan. terhadap nilai perusahaan.
- Teori signaling menjelaskan
- Penelitian sebelumnya juga - Hipotesis kedua menyatakan bahwa rasio
hubungan antara laba per saham utang terhadap aset berpengaruh negatif
menunjukkan hubungan negatif antara
dan nilai perusahaan. terhadap nilai perusahaan.
rasio utang terhadap aset dan nilai
- Teori trade-off menjelaskan perusahaan. - Hipotesis ketiga menyatakan bahwa laba
hubungan antara rasio utang - Beberapa penelitian menunjukkan
per saham dan rasio utang terhadap aset
terhadap aset dan nilai perusahaan. memiliki pengaruh yang berbeda
hubungan yang berbeda antara rasio terhadap nilai perusahaan pada
keuangan dan nilai perusahaan. perusahaan-perusahaan yang berbeda.
The Effect of Earning Per Share and Debt to Asset Ratio on
Firm’s Value :
Case Study on Food and Beverage Corporation Listed in Indonesia Stock Exchange…..(cont..ed)

Research Methodology Analysis & Discussions Conclusions

- Penelitian ini menggunakan metode - Laba per saham berpengaruh positif - Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba
penelitian kuantitatif dengan terhadap nilai perusahaan. bersih per saham berpengaruh positif dan
formula associative problem. signifikan terhadap nilai perusahaan.
- Rasio utang terhadap aset
- Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
- Penelitian ini menggunakan metode berpengaruh negatif terhadap nilai rasio hutang terhadap aset berpengaruh
studi kasus dengan mengambil perusahaan. negatif dan tidak signifikan terhadap nilai
enam perusahaan sub-sektor - Laba per saham memiliki pengaruh perusahaan.
makanan dan minuman yang yang lebih besar terhadap nilai - Hasil penelitian mendukung teori signaling
terdaftar di Bursa Efek Indonesia perusahaan daripada rasio utang dan teori trade-off dalam menjelaskan
sebagai sampel. terhadap aset. hubungan antara laba per saham, rasio
- Analisis data dilakukan dengan hutang terhadap aset, dan nilai
- Variabel lain seperti ukuran perusahaan.
menggunakan program IBM SPSS perusahaan dan harga saham juga
20 dan teknik analisis regresi linier berpengaruh terhadap nilai
berganda perusahaan.
Identifikasi Sinyal Positif dan Negatif
Sinyal Positif
Laba bersih per saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan
teori signaling, dimana keputusan perusahaan memberikan dividen tinggi merupakan sinyal positif bagi
investor bahwa pertumbuhan pendapatan perusahaan di masa depan juga tinggi. Oleh karena itu, potensi
dividen maksimal dapat diukur dengan laba bersih per saham, semakin tinggi laba per saham semakin
tinggi daya tawar saham perusahaan, sehingga nilai perusahaan juga akan meningkat.

Sinyal Negatif
Rasio hutang terhadap aset berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Kenaikan
jumlah utang dianggap sebagai sinyal negatif oleh investor sehingga pengaruhnya negatif. Masing-masing
pihak berkompetisi untuk menjadi pemenang. Perusahaan berusaha menarik investor melalui kinerja
keuangan yang baik dan investor bersaing untuk berinvestasi di perusahaan yang memberikan keuntungan
maksimal.
PRESENTATION TITLE

FINANCIAL RATIOS
ANALYSIS
PT BUKIT ASAM Tbk [PTBA]

Kelompok 5
Purwanto Badarani
Andi R Ricardo
5
Singgih Widigdya
FINANCIAL RATIOS FINANCIAL RATIOS PTBA
2022 vs 2021 Performance

4,35% 9,03% 26,59%


Operating Profit Margin Net Profit Margin Return on Asset

33,27% 12,14% 5,97%


Return on Equity Quick Ratio Current Ratio

10,32% 16,20% 27,27%


Debt to Asset Ratio Debt to Equity Ratio Collectability Rate

6
INTERPRETASI
Hal ini menandakan bahwa pada tahun 2022 PTBA mampu meningkatkan kinerja perolehan laba operasi
IINTERPRETATION

4,35% terhadap total pendapatan usahanya sebesar 4,35 persen jika dibandingkan kinerja perolehan laba operasi
terhadap total pendapatan usaha di tahun 2021. Pada tahun 2021, persentase perolehan laba operasi
Dari 34,03% menjadi 35,51%
terhadap total pendapatan usaha sebesar 34,03 persen dan meningkat menjadi 35,51 persen pada tahun
Operating Profit Margin 2022. Kemampuan PTBA dalam meminimalkan biaya produksi dan biaya operasional dan atau
kemampuan PTBA dalam menghasilkan pendapatan dan laba operasi semakin membaik terbukti dengan
peningkatan rasio margin laba operasi sebesar 4,35 pada tahun 2022.

Hal ini menandakan bahwa pada tahun 2022 PTBA mampu meningkatkan kinerja perolehan laba bersih
9,03% terhadap total pendapatan usahanya sebesar 9,03 persen jika dibandingkan kinerja perolehan laba bersih
terhadap total pendapatan usaha di tahun 2021. Pada tahun 2021, persentase perolehan laba bersih
Dari 27,03% menjadi 29,47%
terhadap total pendapatan usaha sebesar 27,03 persen dan meningkat menjadi 29,47 persen pada tahun
Net Profit Margin 2022. Kemampuan PTBA dalam memaksimalkan perolehan laba bersih pada tahun 2022 semakin
membaik terbukti dengan peningkatan rasio margin laba bersih sebesar 9,03 pada tahun 2022. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan mampu meningkatkan profitabilitas, mengendalikan biaya yang lebih
baik dan meningkatkan pendapatan.

Hal ini menandakan bahwa pada tahun 2022 PTBA mampu meningkatkan kinerja perolehan laba bersih
26,59% terhadap total aset sebesar 26,59 persen jika dibandingkan kinerja perolehan laba bersih terhadap total
asset di tahun 2021. Kinerja PTBA dalam pemanfaatan aset untuk meraih laba bersih semakin optimal
Dari 21,89% menjadi 27,71%
atau dengan kata lain PTBA semakin efisien dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba
Return on Asset bersih perusahaan.
7
INTERPRETASI
Hal ini menandakan bahwa pada tahun 2022 PTBA mampu meningkatkan kinerja perolehan laba bersih
IINTERPRETATION

33,27% terhadap total ekuitas sebesar 33,27 persen jika dibandingkan kinerja perolehan laba bersih terhadap total
ekuitas di tahun 2021. Kinerja PTBA dalam pemanfaatan ekuitas untuk meraih laba bersih semakin
Dari 32,61% menjadi 43,46%
optimal atau dengan kata lain PTBA semakin efisien dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan
Return on Equity laba bersih perusahaan. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan profitabilitas, pengendalian biaya yang
lebih baik, meningkatnya efisiensi penggunaan modal. Semakin tinggi ROE semakin baik perusahaan
memanfaatkan modal pemegang sahamnya.

Posisi likuiditas PTBA pada tahun 2022 semakin membaik untuk menjamin atau menutupi kewajiban
12,14% jangka pendeknya. Kenaikan Quick Ratio dari tahun 2021 sebesar 58,58% menjadi 65,69% pada tahun
2022 adalah indikasi yang positif untuk kesehatan keuangan PTBA. Kenaikan Quick Ratio menunjukkan
Dari 58,58% menjadi 65,69%
bahwa perusahaan memiliki lebih banyak aset likuid yang dapat digunakan untuk membayar kewajiban
Quick Ratio jangka pendeknya karena ada kenaikan jumlah kas yang cukup signifikan dari 4,4 Triliun di 2021 menjadi
7,0 Triliun di tahun 2022.

Rasio lancar Perusahaan di tahun 2022, tercatat sebesar 228,30%, mengalami penurunan jika
5,97% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 242,80%. Sementara rasio kas Perusahaan di
Dari 242,80% menjadi 228,30% tahun 2022, tercatat sebesar 65,69%, mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya sebesar 58,58%.
Walaupun kewajiban jangka pendek naik 3,5T di tahun 2022, namun asset lancar meningkat 6,2T. Hal ini
Current Ratio menunjukkan Perusahaan masih memiliki kemampuan yang sangat baik untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
8
IINTERPRETATION
INTERPRETASI
Debt to Asset Ratio (DAR) di tahun 2022, tercatat sebesar 36,25%, mengalami kenaikan dibanding tahun
10,32% sebelumnya sebesar 32,86%. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar proporsi aset yang didanai dengan
Dari 32,86% menjadi 36,25% utang, dan ini dapat mengindikasikan tingkat risiko keuangan yang lebih tinggi. Kenaikan Debt to Asset
Ratio menunjukkan bahwa perusahaan lebih bergantung pada utang sebagai sumber dana untuk
Debt to Asset Ratio membiayai aset-asetnya. Ini bisa disebabkan oleh peningkatan peminjaman atau penggunaan utang yang
lebih intensif dalam struktur keuangan.

Rasio liabilitas terhadap ekuitas atau Debt to Equity Ratio (DER) di tahun 2022, tercatat sebesar 56,87%,
16,20% mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 48,94%. Kenaikan rasionya
mencapai 16,20 persen. Hal ini berarti bahwa proporsi modal perusahaan yang dibiayai dari utang
Dari 48,94% nenjadi 56,87%
semakin meningkat atau dengan kata lain tingkat resiko keuangan PTBA menjadi lebih tinggi. Kenaikan
Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio menunjukkan bahwa perusahaan lebih bergantung pada utang sebagai sumber dana
untuk membiayai operasi atau investasi

Tingkat kolektabilitas piutang di tahun 2022, adalah 32 hari, berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni 44
27,27% hari. Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan berupaya untuk terus menekan jumlah piutang usaha. Hal
Dari 44 hari menjadi 32 hari tersebut dilakukan dengan menjaga jumlah hari collection period. Collectability Rate mengukur waktu
yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengumpulkan piutang dari pelanggan atau klien. Semakin
Collectability Rate rendah angka ini, semakin baik, karena itu menunjukkan bahwa perusahaan lebih efisien dalam mengelola
piutangnya.
9
LAPORAN LABA / (RUGI) (jutaan Rp) LAPORAN POSISI KEUANGAN (jutaan Rp) LAPORAN ARUS KAS (jutaan Rp)
FINANCIAL REPORT

10
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai