Kriteria pengujian
1) Jika nilai d (durbin Watson) lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4 – dL) maka
terdapat gejala autokorelasi
2) Jika nilai d (durbin Watson) terletak antara dU dan (4 – dU) maka tidak terdapat
gejala autokorelasi
3) Jika nilai d (durbin Watson) terletak antara dL dan dU atau diantara (4 – dU) dan
(4 – dL) maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Note:
Nilai dU dan dL diperoleh dari table durbin Watson
Pada table durbin Watson terdapat baris n (n = banyak sampel/data) dan k (k = banyak
variabel bebas), sesuaikan n dan k dengan kasus yang diuji.
1. Persiapkan data yang ingin di uji dalam file doc atau exel
2. Buka program spss lalu klik pada menu variable view (pojok kiri bawah)
3. Isi menu pada variable view berdasarkan data sampel yang akan di uji
Catatan:
a. Nama : variable bebas di simbolkan dengan X, dan var. terikat di simbolkan dengan y
b. Decimals : jumlah angka di belakang koma
c. Label : menuliskan label dari nama, penulisan dua kata di pisahkan oleh garis bawah (bukan
spasi)
d. Measure : pilih scale (skala)
4. Klik data view dan copy data dari exel ke spss
7. Maka muncul kotak “Linear Regression : Statistics”. Pada bagian Residual centang (v) Durbin-
Watson (abaikan kolom yang lain) selanjunya klik continue, lalu klik Ok
8. Lihat tampilan table output yang muncul di table SPSS “Model Summary” kolom Watson-
Durbin.
Nilai dL
1, 67 > 1,244 berlawanan dengan dasar pegambilan keputusan point 1
1,67 < 2,756
Nilai dU
1,650 < 1,670 < 2,350 sesuai dasar pengambilan point 2
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gelaja autokorelasi.
UJI RUN
Dalam analsisis statistic, uji autokorelasi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode
yang paling sering digunakan oleh peneliti (dalam hal menyelesaikan tugas, skirpsi maupun
tesis) adalah metode durbin Watson. Namun uji durbin Watson mempunyai kelemahan yakni
jika Jika nilai d (durbin Watson) terletak antara dL dan dU atau diantara (4 – dU) dan (4 – dL)
maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti apakah terjadi gejala autokorelasi atau tidak.
Jika demikian kondisinya maka alternative yang baik untuk mengatasi adalah dengan
menggunakan metode lain yaitu run test.
Contoh kasus
Dibawah ini merupakan data KURS dan SBI yang mempengaruhi ISHG tahun 2019.
Berdasarkan data diatas setelah dilakukan uji autokorelasi dengan durbin-watson diperoleh nilai
durbin-watson dari table output SPSS sebagai berikut.
Nilai Durbin-Watson dari output SPSS = 1,072
Nilai dL = 0,8122 dan (4 – dL) = 3,1878
1,072 > 0,8122 berlawanan dengan dasar pegambilan keputusan point 1
1,072 < 3, 8178
Nilai dU = 1,5794 dan (4 – dU) = (4 – 1,5794) = 2,4206
Nilai DW (durbin-watson) tidak terletak diantara dU dan (4 – dU)
1,072 > 1,5794 berlawanan dengan dasar pegambilan keputusan point 2
1,072 > 2,4206
Nilai DW terletak diantara dL dan dU
0,8122 < 1,072 < 1,5794
Sehingga menghasilkan kesimpulan yang tidak pasti apakah terjadi autokorelasi atau
tidak. Jika seperti ini terjadi maka untuk mengatasinya menggunakan uji run test.
Langkah-langkah uji run test
1. Isi menu pada variable view berdasarkan data sampel yang akan di uji
5. Maka muncul kotak “Linear Regression : Save”. Pada bagian Residuals centang (v)
Unstandardized (abaikan kolom yang lain) selanjunya klik continue, lalu klik Ok
6. Abaikan saja output yang muncul dari program spss. Perhatikan pada tampilan Data View, akan
muncul variable baru dengan nama RES_1 (seperti pada layar)
7. Selanjutnya untuk melakukan uji run, pilih menu Analyze – Nonparametric Teasts – Legacy
Dialogs – Runs
8. Muncul kotak dialog Run tes, kemudian masukkan variabel Unstandardized Residual ke
kotak Test Variabel List, pada bagian cut point berikan tanda centang untuk median.
Kemudian klik OK.
Dari table output diketahui nilai sig = 0,762 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi.