Anda di halaman 1dari 138

BERKELEY LIBRARY

777
A2
D341
1979
MAIN

UC -NRLF

B 3 202 499
Prof.Darji Darmodiharjo,SH
PANCASILA
SUATU ORIENTASI SINGKAT

BHINNEKA TUNGGALIKA

dilengkapidengan :
Pedoman Penghayatan
Pengamalan PANCASILA
dan
(KETETAPAN MPR No. I /MPR/1978)
PN .BALAI PUSTAKA
LIBRARY
UNIVERSITY OF
CAUPOENA
Prof. Darji Darmodiharjo , SH

PANCASILA
Suatu Orientasi Singkat

dilengkapi dengan:
Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan PANCASILA
(KETETAPAN MPR No. II/MPR /1978 )

PN BALAI PUSTAKA
Jakarta 1979
65046602
Penerbit : PN BALAI PUSTAKA
Pencetak : PT . Dian Tujuhbelas
BP. No. 2776
Hak Pengarang dilindungi Undang-Undang
Cetakan I tahun 1974 (Universitas Brawijaya , Malang
Cetakan II tahun 1974 (Universitas Brawijaya , Malang)
Cetakan III tahun 1975 (Universitas Brawijaya , Malang)
Cetakan IV tahun 1976 (Universitas Brawijaya , Malang)
Cetakan V tahun 1977 (Universitas Brawijaya , Malang)
Cetakan VI tahun 1978 (Universitas Brawijaya , Malang)
Cetakan VII tahun 1978 (PN Balai Pustaka, Jakarta)
Cetakan VIII tahun 1979 (PN Balai Pustaka, Jakarta)

CAT FOR
MAIN
‫ست ین‬
‫باه‬ ‫هام‬
‫می‬
‫هاوه مینی‬
‫می ین زدر‬
‫توعی ن‬
‫ی‬‫یر‬
‫‪E‬‬ ‫سا‬
‫در‬
‫برر ومن ‪E‬‬
‫‪N‬‬
‫می‬ ‫ی‬
‫می‬ ‫* * بمهره‬
‫تر‬

‫‪Soeharto‬‬
‫‪AZ‬‬

‫‪109‬‬
‫‪1979‬‬

‫‪Presiden Republik Indonesia‬‬


‫‪MAIN‬‬
‫‪JQ777‬‬
‫‪D341‬‬
AR
CA

Adam Malik
Wakil Presiden Republik Indonesia
W
U
M

00
00
0
m
O

BHINN
EKA TUNGGAL DU

GARUDA PANCASILA
LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA
WARNA:
Seluruh burung garuda, bintang, kapas, padi dan rantai .. kuning emas
Ruangan perisaiditengah -tengah . . .. . . . . .. . . . . . .. . . . . merah -putih
(kiri atas dan kanan bawah : merah ; kanan atas dan kiri bawah : putih )
Dasar bintang yang berbentuk perisai . .. ... .... ..... hitam
Kepala Banteng ... ............... .... . . . . . . . . hitam
Pohon beringin ... ... . . . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. hijau
Pita . ... ... .... ..... putih
Hurut . . . . . . . . hitam
JUMLAH HELAIBULU :
Pada tiap-tiap sayap .. .. .
Pada ekor . . . . . .. . . . . . .
Kecil dibawah perisai ... ...
Kecil di leher . . . . . . . . . .
Pancasila

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia :
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia

"... saya mengajak masyarakat luas ...


untuk memikirkan dan mengusahakan
rumusan -rumusan penjabaran Panca
sila itu yang sederhana dan mudah
dimengerti sehingga mudah dihayati
dan diamalkan oleh rakyat Indonesia . ”
(Pidato Kenegaraan, 16 -8 - 1975)
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

KATA SAMBUTAN ? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I. Tujuan Mempelajari Pancasila . ............ ..


BAB II. Pengertian FungsiDan Peranan Pancasila . .. .. .. .
BAB III. Sejarah Perumusan Pancasila Dalam Hubungannya
Dengan Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia . ... .
BAB IV . Analisa Dan Kesimpulan Tonggak-tonggak Sejarah
Perjuangan Bangsa Indonesia . . . .. . . . ..
BAB V. Hakikat Pengertian Pancasila Dan Nilai-nilai Yang
Terkandung DiDalamnya .
BAB VI. Pengamalan Pancasila . ... .. . a . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
.

BAB VII. Hak-hak AsasiManusia Dalam Pancasila


BAB VIII. Demokrasi Pancasila
BAB IX . Pancasila Dan Pembangunan Nasional
BAB X . Pengamanan Pancasila
LAMPIRAN -LAMPIRAN :
I. Sepuluh Hal Yang Perlu Diketahui Dalam Mema
hamiPancasila ..... . . ..
IIA . Tonggak -tonggak Sejarah Dalam . Hubungannya
Dengan Pancasila . . .. .
IIB . Macam -macam Rumusan Pancasila .. . . .. . .. . . .. .
III. Pembukaan UUD 1945
IV . Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(Ketetapan MPR No. II /MPR / 1978 ), Dengan
Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 103
V . Kutipan Ketetapan MPR No. IV /MPR /1978 Sub
Bidang Pendidikan .... . . . . . . . . . . . .. 120
VI. Kutipan Penting Ketetapan MPRS No. XX /MPR /
1966 . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. ....
VII. InstruksiPresiden No. 12 Tahun 1968 .. ... .. .. ....
VIII. Daftar Kepustakaan .. . . . . . . . . . . . . . . .
KATA PENGANTAR
Untuk masa Pelita III, bagi Sektor Pendidikan , dalam GBHN 1978
antara lain ditegaskan , bahwa dalam rangka pelaksanaan pendidikan
nasional, perlu diambil langkah-langkah yang memungkinkan peng
hayatan dan pengamalan Pancasila oleh seluruh lapisan Masyarakat .
Kamimerasa terpanggil untuk ikut serta dalam kegiatan ini, dengan
cara menyajikan sarana bagi langkah -langkah yang diamanatkan oleh
GBHN tersebut di atas
Buku Pancasila, Suatu Orientasi Singkat ini jelas akan sangat
berguna dalam hal ini. Karena itu kami pandang perlu sekali
menerbitkannya kembali untuk kedua kalinya.
Semoga buku ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat
Indonesia dalam rangka Pembangunan Nasional.

Jakarta , 14 April 1979

PN Balai Pustaka
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memahamiPancasila secara singkat dan konprehensif,
dalam buku ini kami coba memberikan sekedar uraian yang berisi
orientasi umum mengenai pokok -pokok pengertian dan aspek-aspek
Pancasila dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat.
Kamimenyadari tulisan ini masih kurang sempurna dan kurang
mendalam justru karena demikian luas dan dalamnya isi Pancasila
termaksud di atas, namun kami mencoba menyajikannya dengan
maksud untuk memberikan gambaran secara singkat dan secara garis
besar tetapi menyeluruh.
Demikianlah, semoga ada juga manfaatnya .
Malang, 11Maret 1974

Darji Darmodiharjo

Catatan Pada Cetakan Keempat


Pada cetakan keempat ini diadakan beberapa penambahan untuk
menyempurnakan isi buku, sehingga jika dibandingkan dengan
cetakan -cetakan sebelumnya agak banyak mengalami perubahan .
Meskipun demikian , prinsip pengertian yang terdapat di dalamnya
tidaklah berbeda.
Malang, 2 Mei 1976

Darji Darmodiharjo

11 .
Catatan Pada Cetakan Kelima

Pada cetakan kelima ini terdapat beberapa tambahan /penyem


purnaan .

Malang, 2Mei 1977

Darji Darmodiharjo

Catatan Pada Cetakan Ketujuh

Pada cetakan ketujuh ini isi bagian IX Pancasila dan Pembangunan


Nasional telah disesuaikan dengan Ketetapan MPR No. IV /MPR /
1978. Di samping itu dilengkapi pula dengan Ketetapan MPR No .
II /MPR / 1978 mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila .
Kepada kaSdr. ma katC a.nSn.yTa. olKansil,
n teriDrs. eh PA SH ang menyuntingkan dan
SH yyang
mengusahakan penerbitannya oleh PN Balai Pustaka di Jakarta kami
mengucapkan terima kasih .

Malang, 2Mei 1978

Darji Darmodiharjo
KATA SAMBUTAN
1. Bapak Darji Darmodiharjo , SH , Rektor Universitas Brawijaya
di Malang yang bertahun -tahun telah menjabat sebagai Ketua Labo
ratorium Pancasila IKIP Malang dalam menyusun sebuah karangan
yang diberi judul " Orientasi Singkat Pancasila” telah meminta saya
untuk membubuhi Kata Sambutan sebagai pengantar karangannya itu
dalam rangka Orientasi Pancasila sekarang ini.
2 . Pada hemat kami sebuah pengantar dari tangan saya , kalau itu
dimaksud sebagai suatu anjuran untuk perlunya diketahui isi ka
rangan Bapak Darji Darmodiharjo itu dalam kalangan yang lebih
luas, maka menurut pengelihatan saya nama pengarang dan pengalam
annya dalam bidang pembinaan Pancasila selama ini sudah cukup
memberi jaminan yang positif.
3. Hanya inginlah saya menggarisbawahi pentingnya sepuluh materi
pokok yang dikemukakan Pengarang agar menjadi pegangan pertama
bagi kita semua yang dengan kesadaran ingin memahami arti Pancasila
kita itu , baik sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia maupun
sebagai pedoman Hidup Bangsa kita yang langsung tergali dari kepri
badiannya melalui terutamasejarah perjuangan Bangsamenjadi Bangsa
yang merdeka dan berdaulat.
4 . Dalam pada itu inginlah saya menekankan , bahwa tugas
penghayatan dan Pembinaan Pancasila itu sebagai sumber
tertib -hukum Indonesia adalah terletak di tangan kita semua sebagai
Bangsa yang berbudi luhur dan berkebudayaan tinggi. Namun
demikian secara organisatoris kenegaraan usaha nasional yang sepenting
itu karena merupakan sarana untuk Kesejahteraan dan Ketahanan
Nasional, perlu diatur dan dilengkapi dengan suatu susunan aparatur
serta mekanisme yang tangguh dan berkemampuan tinggi dari pusat
hingga daerah kecil sekalipun .
5. Perlulah kiranya diperhatikan perkembangan baru di bidang
pelaksanaan pokok-pokok pemikiran tentang Demokrasi Pancasila
khusus di Daerah-daerah berdasarkan prinsip-prinsip yang telah ditetap
kan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (TAP MPR No. IV Tahun
1973) seperti diuraikan lebih lanjut dalam REPELITA ke II, yaitu
pokok -pokok asas tentang pemberian otonomi daerah yang nyata dan
bertanggung jawab melalui asas desentralisasi bersama-sama dengan
dekonsentrasi, yang menghasilkan pembagian wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam Daerah -daerah otonom dan Wilayah -wilayah
administratip yang dapat melaksanakan tugas pemerintahan di daerah
secara serasi yang didasarkan terutama pada hasil guna dan daya-guna
penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut, sebagaimana diatur
dalam Undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok
Pemerintahan di Daerah .
6. Dengan harapan yang besar bahwa pengertian dan pemahaman
tentang Pancasila kita itu akan segera dapat ditingkatkan di segala
bidang Pembangunan dan melalui sarana pendidikan baik yang formal
maupun non formal, maka kami mengucapkan selamat bagi semua
pembaca yang bersama saya sendiri merasa pentingnya permasalahan
untuk ditingkatkan ruang lingkupnya sampai dapat menjiwai seluruh
masyarakat kita bersama.

27 Maret 1974
Surabaya, -
14 Januari 1975

Salam ,
Prof. K . Purbopranoto, SH
Ketua Team Pancasila UNAIR

14
PENDAHULUAN
Bagi manusia yang sadar dan normal, segala aktivitas, tingkah laku
dan perbuatannya tentu mempunyai maksud atau tujuan dan cita
tertentu. Demikian pula apabila ia ingin mengadakan , merumuskan
dan menciptakan sesuatu , tentu mempunyai dan disertai dengan
maksud /tujuan / cita tertentu . Begitu juga halnya dengan bangsa
Indonesia mengadakan /merumuskan Pancasila itu . Apakah maksud
dan tujuan bangsa Indonesia mengadakan /merumuskan Pancasila ?
Jawab atas pertanyaan itu akan diberikan dalam Pendahuluan ini,
sebelum kita masuki pembicaraan berikutnya, agar dengan demikian
kita dapatmelihat dan menempatkan Pancasila itu pada proporsi yang
sebenarnya .
Menurut sejarahnya, Pancasila diadakan atau dirumuskan dengan
tujuan untuk dipakai sebagai DASAR NEGARA Indonesia Merdeka
(Republik Indonesia ).
Bukti-bukti sejarah yang menyatakan bahwa Pancasila adalah Dasar
Negara Republik Indonesia dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Dalam pembukaan sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Junbi Choosakai) tanggal
29 Mei 1945, Dr. K .R . T . Rajiman Wedyodiningrat sebagai Ketua
Badan Penyelidik meminta agar sidang Dokuritsu Junbi Choosakai
mengemukakan dasar Indonesia Merdeka (philosofische grondslag
dari Indonesia Merdeka ).
2 . Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin pada permulaan
pidato dalam sidang Badan Penyelidik , antara lain mengatakan se
bagai berikut: "Kewajiban untuk ikut menyelidiki bahan-bahan
yang menjadidasar (garis bawah dari penulis) dan susunan negara
yang akan terbentuk dalam suasana kemerdekaan , yang telah diakui
dan telah dibela oleh rakyat Indonesia dengan korban darah daging
sejak beratus-ratus tahun , ...” (Naskah Persiapan UUD 1945 jilid I
halaman 88 ).
3 . MR u. Ph. Soeroso pada diwaktu
rangkamemberi peringatan kepada Mr.
Muhamad amad Yamin ai tepidato
,co hagdalam n dasarn29
tanggal (garis1945,
ya Mei på 1antara
945 jililain
d I me
ngatakan : " Sebagai diterangkan oleh tuan Ketua , tuan Rajiman ,
tadiyang dibicarakan ialah dasar-dasarnya (garis bawah dari penulis )
Indonesia Merdeka ... (Naskah Persiapan UUD 1945 jilid I ha
laman 100 ).
4. Prof. Mr. Dr. Soepomo dalam pidato sidang pertama Badan
Penyelidik tanggal 31 Mei 1945, antara lain mengatakan: " Soal
yang kita bicarakan ialah , bagaimanakah akan dasar -dasarnya
(garis bawah dari penulis) Negara Indonesia Merdeka " . (Naskah
Persiapan UUD 1945 jilid I halaman 109).
5 . Dalam pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang
Badan Penyelidik antara lain disebutkan , bahwa yang diminta oleh
Ketua Badan Penyelidik adalah agar sidang mengemukakan dasar
Indonesia Merdeka yaitu Philosofische grondslag dari Indonesia
Merdeka. Selanjutnya beliau memberi nama Philosofische grondslag
atau dasar falsafah Negara Indonesia Merdeka tersebut: Pancasila .
6 . Di dalam ” Piagam Jakarta " atau " Jakarta Charter ” yang disusun
oleh 9 tokoh bangsa kita pada tanggal 22 Juni 1945 , tercantum
kalimat sebagai berikut:
” ......, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia , yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat, dengan berdasar (garis bawah dari penulis) kepada: ke
Tuhan -an , dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi
pemeluk -pemeluknya , menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan , serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia " . (Naskah Persiapan UUD 1945 jilid I halaman 709).
7 . Di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia yang disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
tanggal 18 Agustus 1945 tercantum kalimat sebagai berikut
" ..., maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia , yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia , yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar (garis bawah dari penulis)
16
kepada : Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa , Kemanusiaan yang adil dan
beradab , Persatuan Indonesia , dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam prmusyawaratan /perwakilan , serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia ” .
Dengan menunjukkan bukti-bukti atau data -data sejarah tersebut
jelaslah kepada kita , bahwa memang asal-mula atau tujuan bangsa
Indonesia mengadakan atau merumuskan Pancasila itu adalah untuk
dipergunakan sebagai DASAR NEGARA kita , yani Negara Republik
Indonesia .
Dalam pada itu perlu dikemukakan, bahwa Pancasila sebagai Dasar
Negara itu digali dari Pandangan Hidup Bangsa Indonesia . Oleh sebab
itu pada hakikatnya Pancasila mempunyai dua pengertian pokok, yaitu
Pancasila sebagai Dasar Negara, dan Pancasila sebagai Pandangan
Hidup Bangsa . Penyebutan atau pengertian yang bermacam -macam
yang dihubungkan dengan Pancasila dapat dikembalikan kepada dua
pengertian pokok tersebut di atas. Penyebutan yang bermacam -macam
yang sering kita dengar di dalam masyarakat kita kiranya dapat
dirumuskan secara sistematis sebagai berikut:
a . Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia .
b . Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia .
c . Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia .
d . Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia .
(Dasar falsafah Negara Republik Indonesia ).
e . Pancasila sebagai Sumber dari segala sumber Hukum (Sumber
tertib hukum ) dari Negara Republik Indonesia .
f. Pancasila sebagai Perjanjian luhur Bangsa Indonesia (waktu
mendirikan Negara ).
g . Pancasila sebagai cita - cita dan tujuan Bangsa Indonesia (seperti
yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945).
h . Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang mempersatukan Bangsa
Indonesia .
Dilihat dari segi positifnya, ini berarti bahwa Pancasila dapat
diterima dan dipergunakan Bangsa Indonesia dalam segala bidang
kehidupan . Tetapi dengan adanya berbagai penyebutan terhadap
Pancasila tersebut kadang-kadang dapat mengaburkan pengertian dan
fungsi yang pokok ( yang proporsional) yaitu sebagai Dasar Negara .
Sebagai contoh misalnya: Pancasila dikatakan sebagai " Alat Pemersatu
Bangsa ” , yang sengaja diberi pengertian /tafsiran yang salah (oleh
17
Aidit), yaitu apabila Bangsa Indonesia sudah bersatu maka Pancasila
tidak diperlukan lagi dan Dasar Negara Indonesia dapat diganti
dengan ideologi yang lain (Komunisme).
Adalah benar bahwa Pancasila dapat dipergunakan sebagai alat
pemersatu Bangsa Indonesia, karena memang di dalam Pancasila
terkandung asas-asas persatuan dan kesatuan bagi hidup bersama
segenap Bangsa Indonesia , sehingga dengan Pancasila persatuan dan
kesatuan Bangsa Indonesia menjadi kokoh dan kekal. Itulah sebabnya ,
maka falsafah Pancasila telah diangkat dari Falsafah Bangsa menjadi
Dasar Falsafah Negara Republik Indonesia (Dasar Negara Republik
Indonesia ). Namun menganggap Pancasila sebagai alat pemersatu
" an sich ” adalah kurang tepat.
BAB I

TUJUAN MEMPELAJARI PANCASILA


Seperti halnya dengan tujuan kita mempelajari sesuatu , lebih -lebih
jika sesuatu itu merupakan ilmu pengetahuan , maka tujuan kita
mempelajari Pancasila itu adalah ingin mengetahui Pancasila yang
benar, yakni yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara yuridis
konstitusional maupun secara obyektif-ilmiah . Secara yuridis-konsti
tusional karena Pancasila adalah Dasar Negara yang dipergunakan
sebagai dasar mengatur-menyelenggarakan pemerintah Negara. Oleh
karena itu tidak setiap orang boleh memberikan pengertian atau tafsiran
menurut pendapatnya sendiri. Secara obyektif-ilmiah karena Pancasila
adalah suatu faham filsafat, suatu philosophical way of thinking atau
philosophical system , sehingga uraiannya harus logis dan dapat diterima
oleh akal sehat.
Selanjutnya Pancasila yang benar itu kita amalkan sesuai dengan
fungsinya, dan kemudian Pancasila yang benar itu kita amankan agar
jiwa dan semangatnya, perumusan dan sistematiknya yang sudah
tepat-benar itu tidak diubah -ubah apalagi dihapuskan atau diganti
dengan isme yang lain .
Apabila kita perhatikan tujuan kita mempelajari Pancasila seperti
dikemukakan di atas itu ,maka akan segera kita sadari bahwa tujuan itu
sebenarnya bertitik -tolak pada salah satu sifat manusia, yaitu sifat atau
hasrat ” ingin tahu ” .
Setiap manusia yang normal pastimempunyai sifat ” ingin tahu ” ini.
Hasrat ” ingin tahu " yang merupakan sifat asasi atau kodrat manusia
itu bukan hanya sekedar " ingin tahu ” saja , melainkan " ingin tahu”
yang benar. Manakala seseorang sudah tahu yang benar atau telah
mengetahui dengan sebenarnya tentang sesuatu , maka ia akan
menghubungkan sesuatu itu dengan dirinya, yaitu pemanfaatan sesuatu
itu terhadap dirinya atau terhadap orang lain . Dengan kata lain :
seseorang akan memanfaatkan atau mengamalkan sesuatu yang benar
yang telah diketahuinya dengan sebenar-benarnya itu untuk

19
kepentingannya atau kepentingan orang lain . Inilah yang kita
maksudkan dengan mengamalkan Pancasila ..
Selanjutnya apabila seseorang telah mengetahui sesuatu yang benar
dan telah pula memanfaatkannya, maka timbullah suatu
kecenderungan pada dirinya untuk berusaha menjaga agar sesuatu itu
tetap baik keadaannya , sehingga ia dapat memanfaatkannya selama
mungkin . Inilah yang kita maksud dengan mengamankan Pancasila .
Mengingat bahwa Pancasila adalah Dasar Negara, maka mengamal
kan dan mengamankan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai
sifat imperatif/memaksa, artinya setiap warganegara Indonesia harus
tunduk -taat kepadanya. Siapa saja yang melanggar Pancasila sebagai
Dasar Negara, ia harus ditindak menurut hukum , yakni hukum yang
berlaku di Negara Indonesia . Dengan perkataan lain : pengamalan dan
pelaksanaan Pancasila sebagai Dasar Negara disertai sanksi-sanksi
hukum . Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai
Weltanschauung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari
tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat,
artinya setiap manusia Indonesia terikat dalam cita-cita yang terkan
dung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupannya ,
sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang
berlaku .
Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan, bahwa hakikat mem
pelajari Pancasila adalah :
1 . Mengerti Pancasila yang benar
2 . Mengamalkan Pancasila
3 . Mengamankan Pancasila
BAB II

PENGERTIAN , FUNGSI DAN PERANAN PANCASILA


Pancasila , yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama
daripada Dasar Negara kita , Negara Republik Indonesia .
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad
XIV , yaitu terdapat di dalam buku Negarakertagama karangan
Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular. Dalam buku
Sutasoma ini istilah Pancasila di samping mempunyai arti ' berbatu
sendi yang lima” (dari bahasa Sanskerta ), juga mempunyai arti
” Pelaksanaan Kesusilaan yang lima" (Pancasila Krama), yaitu :
1 . Tidak boleh melakukan kekerasan
2 . Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4 . Tidak boleh berbohong
5 . Tidak boleh mabuk minuman keras
Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha
Usaha Persiapan Kemerdekaan, Ir. Soekarno mengusulkan agar Dasar
Negara Indonesia Merdeka diberi nama Pancasila. (Menurut beliau
nama Pancasila ini didapat atas petunjuk dari kawan beliau seorang
ahli bahasa). Dengan demikian dapatlah dimengerti, bahwa Dasar
Negara kita Pancasila bukanlah lahir pada tanggal 1 Juni 1945; dan
kiranya lebih tepat dikatakan , bahwa tanggal 1 Juni 1945 adalah ''hari
lahir ” istilah Pancasila sebagai NAMA Dasar Negara kita. Dasar
Negara Republik Indonesia , yang sekarang kita kenal dengan nama
Pancasila , diterima dan disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang merupakan penjelmaan atau wakil-wakil dari
seluruh bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu
bersamaan dengan disahkannya Pembukaan UUD 1945 dan Batang
Tubuh UUD 1945. Nama Pancasila itu sendiri sebenarnya tidaklah
terdapat baik di dalam Pembukaan UUD 1945 maupun di dalam
Batang Tubuh UUD 1945. Namun telah cukup jelas bahwa Pancasila
yang kita maksud adalah lima Dasar Negara kita sebagaimana yang
21
tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang
berbunyi sebagai berikut:
1. Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa
2 . Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia .
4 . Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
5 . Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia .
Seperti telah disinggung di dalam Pendahuluan buku ini, banyak
penyebutan yang dihubungkan dengan Pancasila. Sekalipun semuanya
itu benar, tetapi pada hakikatnya dapat dikembalikan kepada dua
pengertian , yakni: Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia , dan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia .

A . Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Pancasila dalam pengertian ini sering juga disebut: way of life,
Weltanschauung, Wereldbeschouwing, Wereld en levensbeschouwing,
pandangan dunia , pandangan hidup , pegangan hidup , pedoman hidup ,
petunjuk hidup . Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk
hidup sehari-hari (Pancasila diamalkan dalam hidup sehari-hari).
Dengan kata lain : Pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua
kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala bidang .
Ini berarti, bahwa semua tingkah-laku dan tindak-perbuatan setiap
manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua
sila Pancasila , karena Pancasila sebagai Weltanschauung selalu
merupakan suatu kesatuan , tidak bisa dilepas-pisahkan satu dengan
yang lain ; keseluruhan sila di dalam Pancasila merupakan satu kesatuan
organis. Pancasila yang harus dihayati ialah Pancasila sebagaimana
tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945. Dengan demikian , jiwa
keagamaan ( sebagai manifestasi/ perwujudan sila ke-Tuhan -an Yang
Maha Esa), jiwa yang berperikemanusiaan (sebagai manifestasi/
perwujudan dari sila Kemanusiaan yang adil dan beradab), jiwa
kebangsaan (sebagai manifestasi/perwujudan dari sila Persatuan
Indonesia ). jiwa Kerakyatan (sebagaimanifestasi /perwujudan dari sila
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permu
syawaratan /perwakilan )dan jiwa yangmenjunjung tinggi keadilan sosial
( sebagaimanifestasi/perwujudan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
22
Indonesia ) selalu terpancar dalam segala tingkah -laku dan tindak
perbuatan setiap sikap hidup seluruh bangsa Indonesia .
Pancasila sebagai norma fundamental, maka Pancasila berfungsi
sebagai cita -cita atau idea . Dan sebagai cita- cita semestinyalah kalau ia
selalu diusahakan untuk dicapai oleh tiap-tiap manusia Indonesia ,
sehingga cita - cita itu bisa terwujud menjadi suatu kenyataan .
Sesungguhnya tidaklah mudah untuk merumuskan secara konkrit
betapa perwujudan Pancasila itu dalam setiap tindak -perbuatan ,
tingkah -laku dan sikap hidup sehari-hari. Hal ini tersebab selain terlalu
banyak macam ragamnya, juga meliputi seluruh aspek kehidupan .
Karena itu yang mungkin dapat dikemukakan ialah: bahwa Pancasila
sebagai pegangan hidup yang merupakan pandangan hidup bangsa,
penjelmaan falsafah hidup bangsa , dalam pelaksanaan hidup sehari-hari
tidak boleh bertentangan dengan norma-norma agama, norma-norma
kesusilaan , norma-norma sopan - santun , dan tidak bertentangan dengan
norma-norma hukum yang berlaku .
Demikianlah pengertian Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia . Dilihat dari kedudukannya , Pancasila mempunyai
kedudukan yang tinggi, yakni sebagai Cita-cita dan Pandangan Hidup
bangsa dan negara Republik Indonesia . Dilihat darifungsinya , Pancasila
mempunyai fungsi utama sebagai Dasar Negara Republik Indonesia .
Dilihat dari segi materinya, Pancasila digali dari Pandangan Hidup
Bangsa Indonesia , yang merupakan Jiwa dan Kepribadian Bangsa
Indonesia. Demikianlah dapat dikatakan bahwa Pancasila itu dibuat
dari materi atau bahan " dalam negeri" , bahau asli murni, dan merupa
kan kebanggaan bagi suatu bangsa yang patriotik .
Apabila kita memperhatikan penyebutan -penyebutan yang dikaitkan
dengan Pancasila , maka kita dapat menduga berapa luas peranan
Pancasila dalam tata-kehidupan Bangsa Indonesia . Pengertian
pengertian yangberhubungan dengan berbagai penyebutan Pancasila itu
dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Pancasila dalam pengertian ini adalah seperti yang dijelaskan dalam
teori Von Savigny, bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing
masing yang disebut ' Volkgeist" (jiwa rakyat/jiwa bangsa). Pancasila
sebagai jiwa bangsa adanya /lahirnya bersamaan dengan adanya
Bangsa Indonesia , yaitu pada zaman Sriwijaya-Majapahit. Hal ini
diperkuat oleh Prof. Mr. A . G . Pringgodigdo dalam tulisan beliau
" Sekitar Pancasila " . Beliau antara lain mengatakan , bahwa tanggal
1 Juni 1945 adalah hari lahir istilah Pancasila , sedang Pancasila
itu sendiri telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya
bangsa Indonesia .

2 . Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Jiwa Bangsa Indonesia mempunyai arti statis (tetap tidak berubah ),
dan mempunyai arti dinamis (bergerak ). Jiwa ini ke luar diwujudkan
dalam sikap mental dan tingkah-laku serta amal-perbuatan . Sikap
mental, tingkah-laku dan amal-perbuatan bangsa Indonesia
mempunyai ciri-ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa
lain . Ciri-ciri khas inilah yang kita maksud dengan kepribadian ,
dan kepribadian Bangsa Indonesia adalah Pancasila.

3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia (lihat uraian


di atas).
4 . Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia (lihat uraian di
bawah ).
5 . Pancasila sebagai Sumber dari segala Sumber Hukum atau Sumber
Terbit Hukum bagi Negara Republik Indonesia .
Pancasila dalam pengertian ini disebutkan dalam Ketetapan MPRS
No. XX /MPRS/ 1966 (jo . Ketetapan MPR No. V /MPR / 1973 dan
Ketetapan MPR No. IX /MPR / 1978). Dijelaskan, bahwa sumber
tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup,
kesadaran dan cita -cita hukum serta cita -cita moral yang meliputi
suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia . Selanjutnya
dikatakan , bahwa cita-cita tersebut meliputi cita -cita mengenai
kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, peri kemanusiaan,
keadilan sosial, perdamaian Nasional dan mondial, cita-cita politik
mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita -cita moral mengenai
kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawan
tahan dari Budi Nurani Manusia .
6 . Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia pada waktu
mendirikan negara
Pancasila dalam pengertian ini diucapkan dalam pidato Presiden
Soeharto di depan Sidang DPRGR pada tanggal 16 Agustus 1967.
Dinyatakan oleh beliau , bahwa Pancasila adalah perjanjian luhur
seluruh Rakyat Indonesia , yang harus selalu kita bela selama
lamanya.
Sebagaimana kita ketahui, pada saat bangsa Indonesia mendirikan
negara (Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945), bangsa
Indonesia belum mempunyai Undang -Undang Dasar negara yang
tertulis. Baru pada keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945
disahkanlah Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI ini merupakan
penjelmaan atau wakil-wakil dari seluruh Rakyat Indonesia yang
mengesahkan perjanjian luhur itu .
7 . Pancasila sebagai Cita-cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
Pancasila dalam pengertian ini, yaitu sebagai Cita - cita dan Tujuan
Bangsa Indonesia pernah diucapkan dalam pidato Presiden Soeharto
di depan Sidang DPRGR pada tanggal 17 Agustus 1967. Dikatakan
oleh beliau , bahwa " Cita -cita luhur Negara kita tegas dimuat dalam
Pembukaan UUD 1945” .Karena Pembukaan UUD 1945 merupakan
penuangan jiwa Proklamasi ialah jiwa Pancasila , maka dengan
demikian Pancasila juga merupakan cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia . Dalam pidato tersebut dikatakan pula , bahwa "Cita-cita
luhur inilah yang akan dicapai oleh Bangsa Indonesia " .
8 . Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa
Indonesia
Pancasila adalah merupakan sarana yang ampuh sekali untuk
mempersatukan Bangsa Indonesia . Hal ini sudah semestinya, karena
Pancasila adalah Falsafah Hidup dan Kepribadian Bangsa Indonesia ,
yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa
Indonesia diyakini paling benar , paling adil, paling bijaksana,
paling baik dan paling sesuai/tepat bagi bangsa Indonesia sehingga
dapat mempersatukan Bangsa Indonesia .
B , Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila dalam pengertian ini sering disebut Dasar Falsafah Negara
(Dasar Filsafat Negara), Philosofische Grondslag dari Negara , Ideologi
negara , Staatsidee . Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar
mengatur Pemerintahan Negara. Atau dengan kata lain : Pancasila
digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara .
Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara seperti dimaksudkan di
atas sesuai dengan bunyi Pembukaan UUD 1945, yang dengan jelas
menyatakan: " ...., maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia ,
yang berbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang ber
kedaulatan Rakyat dengan berdasar kepada: ...” (garis bawah dari
penulis ).

Dipandang dari segi morfologi Bahasa Indonesia , kata berdasar


berasal dari kata : dasar yang diberi berawalan ber menjadi berdasar.
Mengenai Pancasila sebagai Dasar Negara ini, Prof. Drs. Notonagoro
SH , dalam karangan beliau yang berjudul " Berita pikiran ilmiah tentang
jalan ke luar dari kesulitan mengenai Pancasila sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia " antara lain dinyatakan , " di antara unsur-unsur
pokok kaidah negara yang fundamental , asas kerokhanian Pancasila
adalah mempunyai kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan
hukum bangsa Indonesia ” . Di bagian lain beliau mengatakan , " norma
hukum yang pokok dan disebut pokok kaidah fundamental daripada
negara itu dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, ,
kuat dan tak berubah bagi negara yang dibentuk , dengan lain perkataan
dengan jalan hukum tidak dapat diubah ."
Pendapat di atas menjelaskan , betapa fungsi dan kedudukan Pancasila
sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Hal ini penting sekali,
karena UUD baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis harus
bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental
itu .
Berbicara tentang fungsi Pancasila , yang perlu mendapat perhatian
kita ialah : apa yang merupakan fungsi pokok daripada Pancasila itu .
Penentuan mengenai apa yang menjadi fungsi pokok ini sangat penting,
karena sebagai telah diuraikan di muka ada berbagai penyebutan
tentang Pancasila yang sekaligusmengandung pengertian Pancasila yang
bermacam -macam , sehingga mungkin mengaburkan pengertian
pokoknya . Kaburnya pengertian pokok membawa akibat kaburnya
fungsi pokok , dan akibat selanjutnya Pancasila tidak dapat mencapai
tujuan untuk apa sebenarnya Pancasila itu dirumuskan .
Fungsi pokok daripada Pancasila adalah sebagai Dasar Negara , sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945 , dan yang pada hakikatnya adalah
sebagai Sumber dari segala sumber hukum atau Sumber dari tertib
hukum , sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No.
XX /MPRS /1966 (io . Ketetapan MPR No. V /MPR / 1973 dan
26
Ketetapan MPR No. IX /MPR / 1978 ). Pengertian demikian adalah
pengertian Pancasila yang bersifat yuridis-ketatanegaraan .
Pengertian Pancasila yang bersifat sosiologis adalah di dalam fungsi
nya sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya, sedangkan
pengertiannya yang bersifat ethis dan filosofis adalah di dalam fungsinya
sebagai pengatur tingkahlaku pribadi dan cara-cara dalam mencari
kebenaran . Dalam hal yang disebut terakhir, yakni Pancasila sebagai
philosophical way of thinking atau philosophical system dapat dianalisa
dan dibicarakan secara mendalam , karena orang berpikir secara filosofis
tidak akan ada henti-hentinya ; ia selalu mencari dan mencari kebenaran
itu . Namun demikian harus disadari, bahwa kebenaran yang dapat
dicapaimanusia adalah kebenaran yang masih relatif, tidak absolutatau
mutlak. Kebenaran yang absolut atau yang mutlak adalah kebenaran
yang ada pada Tuhan Yang Maha Esa . Karena itu, dalam mencari
kebenaran Pancasila sebagai philosphical way of thinking atau
philosophical system tidaklah perlu sampai menimbulkan pertentangan
dan persengketaan apalagi perpecahan .
BAB III

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DALAM


HUBUNGANNYA DENGAN SEJARAH PERJUANGAN
BANGSA INDONESIA
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita - citanya
berjalan berabad-abad , dengan cara bermacam -macam dan bertahap .
Sejarah perumusan Pancasila erat hubungannya dengan sejarah
perjuangan bangsa Indonesia itu .
Karena sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak berabad-abad
yang lalu itu panjang sekali,maka perlulah ditetapkan tonggak-tonggak
sejarah tersebut, yakni peristiwa-peristiwa yang menonjol, terutama
dalam hubungannya dengan Pancasila. Tonggak-tonggak sejarah itu
dapat kita ikhitisarkan sebagai berikut:
1. Manusia Pertama
Baik dalam Antropologi Budaya maupun dalam sejarah bangsa
Indonesia dapatlah kita ketahui, bahwabangsa Indonesia adalah bangsa
yang percaya kepada adanya Tuhan YangMaha Esa. Hal ini pun sesuai
dengan fitrah kemanusiaan dan alam sekitarnya yang mengajarkan ,
bahwa ada Tuhan Yang Maha Kuasa itu .
Sebagai bangsa yang religius, bangsa Indonesia yakin dengan sebenar
benarnya bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah mencipta segala yang
ada termasuk alam semesta beserta isinya dan termasuk pula di
dalamnya makhluk manusia .
Makhluk manusia yang pertama menurut keyakinan agama adalah
Adam , dan Hawa yang berasal dari tulang rusuk kiri Adam . Dari kedua
manusia inilah lahir manusia -manusia baru dan terus berkembang-biak
sampaimenjadiumat manusia sekarang ini, termasuk bangsa Indonesia .
2 . Bangsa Indonesia fabad VII — XVI)
Menurut sejarah , pada kira-kira sekitar abad VII-XII, bangsa
Indonesia telah mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan , dan
kemudian pada sekitar abad XIII-XVI didirikan pula kerajaan
Majapahit di Jawa Timur .
Kedua zaman itu kita jadikan tonggak sejarah, karena pada waktu itu
bangsa Indonesia telah memenuhi syarat-syarat sebagai bangsa yang
28
mempunyai negara . Baik Sriwijaya maupun Majapahit pada zamannya
itu telah merupakan negara-negara yang berdaulat, bersatu serta
mempunyai wilayah yang meliputi seluruh Nusantara ini. Pada zaman
itu bangsa Indonesia telah mengalami kehidupan yang gemah -ripah
loh -jinawi, tata -tentrem , kerta-raharja .
Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila yakni: Ke- Tuhan-an,
Kemanusiaan, Persatuan , Tata -pemerintahan atas dasar Musyawarah,
dan Keadilan sosial telah terdapat sebagai asas-asas yang menjiwai
bangsa Indonesia , yang dihayati serta dilaksanakan pada waktu itu ;
hanya saja belum dirumuskan secara konkrit. Dokumen tertulis yang
membuktikan terdapat unsur-unsur tersebut ialah Prasasti-prasasti:
Telaga Batu , Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo dan Kota
Kapur. Juga di dalam Negarakertagama karangan Mpu Prapanca
diuraikan susunan pemerintahan Majapahit yang mencerminkan unsur
musyawarah , di samping hal-hal lain misalnya tentang hubungan antara
Majapahit dengan negara -negara tetangga , wilayah kekuasaan
Majapahit dan sebagainya.
Kehidupan dua agama yakniHindu dan Budha secara berdampingan
yang membuktikan sifat toleransi bangsa Indonesia pada zaman itu
dilukiskan oleh Mpu Tantular dalam kitabnya Sutasoma.
Itulah sebabnya maka kedua zaman kerajaan tersebut kita jadikan
pula sebagai tonggak sejarah perjuangan bangsa kita dalam mencapai
cita -citanya.
3 . Penjajahan Barat (abad XVII-XX]
Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yangmelimpah, terutama
rempah -rempahnya yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar
Indonesia , menyebabkan bangsa Asing berduyun -duyun masuk ke
Indonesia . Bangsa Barat yang membutuhkan sekali rempah -rempah
Indonesia itu dari pedagang-pedagang Asia , mulai berusaha untuk
langsung mengambil rempah-rempah itu dari Indonesia . Maka mulai
bermunculanlah bangsa -bangsa Barat yakni Portugis, Spanyol, Inggris
dan akhirnya Belanda di bumi Indonesia .
Bangsa-bangsa Barat berlomba-lomba memperebutkan kemakmuran
bumi Indonesia ini. Maka sejak itu mulailah lembaran hitam sejarah
Indonesia dengan mulainya penjajahan oleh bangsa-bangsa Barat itu
terutama Belanda terhadap bumidan Bangsa Indonesia .
Masa penjajahan Barat ini kita jadikan tonggak sejarah perjuangan
bangsa Indonesia dalam mencapai cita -citanya, sebab pada zaman
penjajahan ini, apa yang telah dipunyai oleh bangsa Indonesia pada
29
zaman Sriwijaya dan Majapahit menjadi hilang. Kedaulatan negara
hilang, persatuan dihancurkan , kemakmuran lenyap, wilayah
diinjak -injak penjajah .
4 . Perlawanan Fisik Bangsa Indonesia (abad XVII-XX ]
Penjajahan Barat yang memusnahkan kemakmuran bangsa Indonesia
itu tidak dibiarkan begitu saja oleh segenap bangsa Indonesia . Sejak
semula imperialis itu menjejakkan kakinya di Indonesia , dimana-mana
bangsa Indonesia melawannya dengan semangat patriotik .
Kita mengenal nama-nama Pahlawan Bangsa yang berjuang dengan
gigih melawan penjajah . Cukup banyak untuk disebutkan . Pada abad ke
XVII dan XVIII perlawanan terhadap penjajah digerakkan oleh
pahlawan Sultan Agung (Mataram 1645) Sultan Ageng Tirta Yasa dan
Ki Tapa (di Banten terjadi pada th . 1950), Hasanudin (di Makasar
terjadi pada th . 1660 ), Iskandar Muda (di Aceh terjadi pada th . 1635 ),
Untung Surapati dan Trunodjoyo (Jawa Timur £ th . 1670), Ibn
Iskandar (diMinangkabau + th . 1680 ).
Kemudian pada permulaan abad XIX penjajah Belanda mengubah
sistem kolonialismenya, yang semula berbentuk perseroan dagang
partikelir V . O . C ., pada abad itu berubah menjadi Badan pemerintahan
resmi yaitu Pemerintahan Hindia Belanda.
Pada permulaan abad ini sebenarnya pernah terjadi pergeseran
Pemerintah Penjajahan dari Hindia Belanda kepada Inggris. Tetapi hal
ini tidak terjadi lama dan segera kembali lagi kepada Belanda . Di dalam
usahanya memperkuat kolonialismenya pada abad XIX itu , Belanda
menghadapiperlawanan bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Pattimura
(terjadi diMaluku pada th . 1817), Imam Bonjol (terjadi di Minang
kabau pada + th . 1822-1837), Diponegoro (terjadi di Mataram th.
1825 - 1830), Badaruddin (terjadi di Palembang pada + th . 1817),
Pangeran Antasari (terjadi di Kalimantan pada th . 1860), Jelantik
(terjadi di Bali pada + th . 1850 ), Anak Agung Made (terjadi di Lombok
pada + th . 1895), Teuku Umar , Teuku Cik di Tiro , Cut Nya'Din
(terjadi di Aceh pada th . 1873-1904), Si Singamangaraja (terjadi di Batak
pada th . 1900 ).
Apabila diperhatikan , maka sebenarnya perlawanan terhadap
penjajahan Belanda itu terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia ini.
Akan tetapi sangatlah disayangkan perlawanan -perlawanan secara fisik
tersebut terjadi sendiri-sendiri pada tiap-tiap daerah . Tidak adanya
persatuan serta koordinasi perlawanan itu mengakibatkan tidak
berhasilnya bangsa Indonesia menghalau kolonialis pada waktu itu .

30
5 . Kebangkitan Nasional/Kesadaran Bangsa Indonesia (20 Mei
1908 ]
Pada permulaan abad XX , bangsa Indonesia mengubah cara -caranya
di dalam melawan kolonialis Belanda.Kegagalan-kegagalan perlawanan
secara phisik yang tidak terkoordinir pada masa lampau mendorong
Pemimpin -pemimpin Indonesia pada permulaan abad XX itu untuk
memakai bentuk perlawanan yang lain . Bentuk perlawanan itu ialah
dengan menyadarkan bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara .
Maka lahirlah pada waktu itu bermacam -macam organisasi politik di
samping organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial
yang dipelopori oleh Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Mereka
yang tergabung di dalam organisasi-organisasi itu mulai merintis jalan
baru ke arah tercapainya cita-cita perjuangan bangsa . Kita mengenal
nama-nama pahlawan perintis pergerakan nasional itu antara lain : H .O .
S. Tjokroaminoto (S . I. 1912), Douwes Dekker ( Indische Partij 1912),
Soewardi Soerjaningrat atau KiHajar Dewantoro , Tjiptomangunkusumo
(kedua-duanya juga tokoh Indische Partij di samping Douwes Dekker ),
dan masih banyak lagi nama-nama yang lain beserta macam -macam
organisasinya .

6 . Sumpah Pemuda/ Persatuan Bangsa Indonesia (28 Oktober 1928 ]


Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia di dalam mencapai cita - citanya . Pada saat
itu pemuda-pemuda Indonesia yang dipelopori oleh Muh. Yamin ,
Kuntjoro Purbopranoto , Wongsonegoro dan lain -lainnya menguman
dangkan Sumpah Pemuda Indonesia yang berisi pengakuan akan adanya
Bangsa , Tanah -air dan Bahasa yang satu , yakni Indonesia .
Dengan sumpah pemuda inimakin tegaslah apa yang diinginkan oleh
Bangsa Indonesia , yaitu kemerdekaan tanah air dan Bangsa Indonesia .
Untuk mencapai kemerdekaan tanah air dan bangsa itu , diperlukan
adanya rasa persatuan sebagai bangsa yang merupakan syarat mutlak .
Tali pengikat persatuan sebagai satu bangsa itu , yakni Bahasa
Indonesia .
7. Penjajahan Jepang [9 Maret 1942]
Pada tanggal 7 -12- 1941 meletuslah Perang Pasifik , yaitu dengan
dibomnya Pearl Harbour oleh Jepang . Dalam waktu yang singkat
Jepang dapat menduduki daerah-daerah jajahan Sekutu (Amerika,
Inggris, Belanda) didaerah Pasifik .
Demikianlah maka pada tanggal8-3 -1942 Jepangmasuk ke Indonesia,
menghalau penjajah Belanda. Pada waktu itu Jepang mengetahui apa
yang diinginkan oleh Bangsa Indonesia , yakni Kemerdekaan bangsa dan
tanah air Indonesia .

Catatan :
Peristiwa penyerahan Belanda kepada Jepang terjadi di Kalijati (Jawa
Tengah ) pada tanggal 9 Maret 1942 .
Untuk mendapatkan bantuan rakyat Indonesia , maka Jepang
memprogandakan bahwa kehadirannya di bumiIndonesia, adalah justru
untuk membebaskan bangsa dan tanah air Indonesia dari cengkeraman
penjajah Belanda. Untuk meyakinkan propagandanya yang demikian itu
terhadap rakyat Indonesia maka Jepang kemudian memperbolehkan
rakyat Indonesia mengibarkan bendera merah putih serta menyanyikan
lagu Indonesia Raya .
Tipu muslihat Jepang yang demikian itu berhasil. Di mana-mana
rakyat Indonesia membantu Jepang menghancurkan Belanda, dengan
tujuan agar selekas mungkin bebas dari cengkeraman penjajah .
Tetapi kenyataan yang dihadapioleh bangsa Indonesia pada waktu itu
ialah bahwa sesungguhnya Jepang pun penjajah yang tak kurang
kejamnya dibandingkan dengan penjajah Belanda. Bahkan pada zaman
inilah bangsa Indonesia mengalami penderitaan dan penindasan yang
sampai pada puncaknya . Kemerdekaan tanah air dan bangsa yang
didambakan tak pernah menunjukkan tanda-tanda kedatangannya,
bahkan terasa semakin menjauh bersamaan dengan semakin
mengganasnya bala -tentara Jepang.
Oleh kenyataan itu rakyat Indonesia kecewa dan merasakan tipu
muslihat Jepang selama itu . Maka timbullah perlawanan -perlawanan
terhadap Jepang baik secara illegalmaupun legal (pemberontakan PETA
di Blitar dll.).
Sementara itu sejarah berjalan terus. Perang pasifik menunjukkan
tanda-tanda akan berakhir dengan kekalahan Jepang di mana-mana.
Untuk mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia , maka Jepang yang
pada waktu itu berada di ujung kekalahannya mencoba menarik hati
bangsa Indonesia dengan mengumumkan janji Indonesia merdeka
dikelak kemudian hari, apabila perang telah selesai.
8 . Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (29 April 1945 ]
Sebagaitindak-lanjutdari janjinya seperti dikemukakan di atas,maka
pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan dibentuknya
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Choosakai (selanjutnya
disebut: Badan Penyelidik ). Badan ini kemudian terbentuk pada tanggal
29 April 1945, tetapi baru dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 dan baru
mulai bekerja pada tanggal 29 Mei 1945 .
Dengan terbentuknya Badan Penyelidik ini bangsa Indonesia dapat
secara legal mempersiapkan kemerdekaannya, untuk merumuskan
syarat-syarat apa yang harus dipenuhi sebagai negara yang merdeka.
Oleh karena itu peristiwa ini kita jadikan suatu tonggak sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita -citanya.
9. Mr. Muhamad Yamin (29 Mei 1945 )
Pada tanggal 29 Mei 1945 itu Badan Penyelidik mengadakan sidang
yang pertama. Peristiwa ini kita jadikan tonggak sejarah, karena pada
saat itulah Mr.Muh . Yamin mendapat kesempatan yang pertama untuk
mengemukakan pidatonya di hadapan sidang-lengkap Badan Penyelidik .
Pidato Mr. Muh . Yamin itu berisikan lima asas dasar untuk Negara
Indonesia Merdeka yang diidam -idamkan itu , yakni:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4 . Peri Kerakyatan
5 . Kesejahteraan Rakyat.
Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai
Rancangan UUD Republik Indonesia . Di dalam Pembukaan dari
rancangan UUD itu tercantum perumusan lima asas dasar Negara yang
berbunyi sebagai berikut:
1. Ke- Tuhan-an Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3 . Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4 . Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5 . Keadilan sosialbagi seluruh rakyat Indonesia .
Perlu dicatat, bahwa usul lima ašas dasar Negara yang dikemukakan
oleh Mr. Muh . Yamin secara lisan dan yang dikemukakan secara tertulis
terdapat perbedaan , baik perumusan kata -katanya maupun
sistematiknya.
Kenyataan mengenai isi pidato serta usul tertulis mengenai Rancangan
UUD yang dikemukakan oleh Mr. Muh . Yamin itu dapatlah
meyakinkan kita , bahwa Pancasila tidaklah lahir pada tanggal 1 Juni
1945, karena pada tanggal 29 Mei itu Mr. Muh , Yamin telah
mengucapkan pidato serta menyampaikan usul Rancangan UUD Negara
Republik Indonesia yang berisi lima asas dasar Negara. Bahkan lebih
dari itu, perumusan dan sistematik yang dikemukakan oleh Mr. Muh.
Yamin pada tanggal 29 Mei 1945 itu hampir sama dengan Pancasila yang
sekarang ini (Pembukaan UUD 1945). Tiga sila yakni: Sila pertama,
beancasil danya kelima
keempat a n di dalabaik
m perumusan maupun tempatnya sama dengan
Pancasila yang sekarang. Perbedaannya adalah pada sila kedua dan
ketiga , yang di dalam sistematik usul Mr. Muh.
Keb Yamin berbalikan
dengan sistematik yang ada paun Pancasila
ada pada aneda siSelain
ada la " sekarang. la di aitutas
perumusan kedua Sila itu pun ada sedikit perbedaan , yaitu
digunakannya kata " Kebangsaan " pada sila " Kebangsaan Persatuan
Indonesia” , dan digunakannya kata "Rasa” pada sila " Rasa
Kemanusiaan yang adil dan beradab ” . Kedua kata tersebut di atas
yaknikata " Kebangsaan " dan "Rasa ” , sebagaimana diketahui di dalam
Pancasila yang sekarang tidak terdapat.
10 . Ir . Soekarno ( 1 Juni 1945)
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengucapkan pidatonya di
hadapan sidang hari ketiga Badan Penyelidik . Dalam pidato itu
dikemukakan /diusulkan juga lima hal untuk menjadi dasar-dasar
Negara Merdeka, yang perumusan serta sistematiknya sebagai berikut:
1 . Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme, - atau Perikemanusiaan
3. Mufakat, - atau Demokrasi
4 . Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan .
Untuk lima dasar Negara itu oleh beliau diusulkan pula agar diberi
nama Pancasila . Dikatakannya bahwa nama ini berasal dari seorang ahli
bahasa kawan beliau, tetapi tidak dikatakannya siapa. Usul mengenai
nama Pancasila ini kemudian diterima oleh sidang.
Jika perumusan dan sistematik yang dikemukakan /diusulkan oleh Ir .
Soekarno itu kita bandingkan dengan Pancasila yang sekarang, nyata
sekali bahwa perumusan dan sistematik Ir . Soekarno itu lain dari

34
perumusan dan sistematik Pancasila yang sekarang .
Kiranya sistematik yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno itu
merupakan hasil pemikiran atas dasar " denk methode historisch
materialisme” . Dengan pola berfikir yang dialektis ini, maka asas
Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme dihadapkan /dipertentangkan
dengan asas Internasionalisme” . Selanjutnya asas Mufakat atau
Demokrasidalam hal inidemokrasi politik dihadapkan / dipertentangkan
dengan asasKesejahteraan Sosial yakni demokrasi ekonomidan menjadi
" Sosio -Demokrasi” .
Kemudian " Sosio -Nasionalisme" , " Sosio- Demokrasi" dan " Ke
Tuhanan" itu disebut Trisila , yang dikatakannya sebagai perasan dari
lima sila / Pancasila . Trisila ini kemudian diperas lagi menjadi ekasila
yakni "Gotong Royong” . Dengan demikian kiranya dapat dimengerti,
bahwa beliau tidak menggunakan cara berfikir filosofis dan religius itu.
Pada tahun 1947, pidato Ir . Soekarno tanggal 1 Juni 1945 diterbitkan /
dipublikasikan dengan nama ''Lahirnya Pancasila ” , kemudian menjadi
populer dalam masyarakat bahwa Pancasila adalah nama dari Dasar
Negara kita , meskipun bunyi rumusan dan sistematika serta metode
berfikir antara usul Dasar Negara 1 Juni 1945 tidak sama dengan Dasar
Negara yang disahkan dalam Pembukaan UUD 1945 tanggal 18 Agustus
1945 .
Pada tahun 1958 dan 1959 Presiden Soekarno memberikan kursus
kursus dan kuliah umum di Istana Negara Jakarta dan Yogyakarta, yang
pada tanggal 1 Juni 1964 dibukukan dengan judul: ” Tjamkan Pantja
Sila ! ” (dengan " denkmethode historisch materialisme” ).
Pada tanggal 17 Agustus 1959 diucapkan pidato Presiden Soekarno
yang kemudian menjadi "MANIPOL" dan "MANIPOL /USDEK ” .
Pada waktu itu MANIPOL dianggap sebagai pengamalan dari Pancasila
dengan " Nasakom " dan " Lima Azimat Revolusi” nya . Kemudian
meletuslah pengkhianatan " G . 30 S / PKI” tanggal 1 Oktober 1965.
Tanggal 1 Oktober 1965 dinyatakan sebagai Tonggak Demarkasi Orde
Baru , dan selanjutnya tanggal 1 Oktober diperingati sebagai " Hari Ke
saktian Pancasila ” . Berdasarkan Radiogram Sekretaris Negara (Mayjen
TNI H . Alamsjah Ratu Prawiranegara) sejak tahun 1970 hingga se
karang tanggal 1 Juni tidak lagi diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila .
11. Piagam Jakarta (22 Juni 1945]
Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional yang juga
tokoh-tokoh Dokuritsu Junbi Choosakaimengadakan pertemuan untuk
35
membahas pidato serta usul-usulmengenai asasdasar Negara yang telah
dikemukakan dalam sidang-sidang Badan Penyelidik .
Setelah mengadakan pembahasan , maka oleh sembilan tokoh tersebut
disusunlah sebuah Piagam yang kemudian terkenal dengan nama
” Piagam Jakarta ” , yang di dalamnya terdapat perumusan dan sistematik
Pancasila sebagaiberikut:
1. Ke-Tuhan -an , dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk -pemeluknya .
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab .
3 . Persatuan Indonesia .
4 . Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah-kebijaksanaan dalam per
musyawaratan perwakilan .
5 . Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
Adapun sembilan tokoh nasional itu ialah : Ir . Soekarno, Drs. Moh.
Hatta , Mr.A . A . Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdoelkahar
Muzakkir, Haji Agus Salim , Mr. Achmad Soebardjo , K . H . Wachid
Hasjim , Mr. Muh . Yamin .
12. Penerimaan Piagam Jakarta oleh Badan Penyelidik [14 Juli
1945]
Piagam Jakarta yang didalamnya terdapat perumusan dan sistematik
Pancasila sebagaimana diuraikan tersebutdi atas itu kemudian diterima
oleh Badan Penyelidik dalam sidangnya (kedua) pada tanggal 14 - 16 Juli
1945 .
Sampai di sini kita dapat mengetahui bagaimana hubungan secara
khronologis sejarah perumusan dan sistematik -sistematik lima asas dasar
Negara berturut-turutmulai tanggal 29 Mei 1945, 1 Juni 1945, 22 Juni
1945 dan 14 Juli 1945. Apa yang telah terjadi pada tanggal-tanggal
tersebut diatas belumlahmerupakan suatu keputusan yang final, karena
perumusan dan sistematik itu barulah merupakan usul perseorangan ,
kecuali Piagam Jakarta yang telah diterima oleh Badan Penyelidik . .
Akan tetapi inipun belum final di samping Badan itu sendiri belum
merupakan perwakilan yang representatif.
13. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (9 Agustus 1945 ]
Pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan (Dokuritsu Junbi linkai), yang juga sering disebut Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ir . Soekarno diangkat
sebagai Ketua dan Drs. Moh . Hatta sebagai Wakil Ketuanya. Panitia

36
Persiapan Kemerdekaan ini penting sekali fungsinya, apalagi setelah
Proklamasi keanggotaannya disempurnakan . Badan yang mula-mula
bersifat ” Badan buatan Jepang " untuk menerima " hadiah kemerde
kaan ” dari Jepang, setelah takluknya Jepang dan Proklamasi
Kemerdekaan Negara Republik Indonesia lalu mempunyai sifat " Badan
nasional" Indonesia .
Badan yang mula -mula bertugas memeriksa hasil-hasil Badan
Penyelidik , tetapi menurut sejarah kemudian mempunyai kedudukan
dan berfungsi yang penting sekali, yaitu :
a. Mewakili seluruh Bangsa Indonesia .
b . Sebagai Pembentuk Negara. (Yang menyusun Negara Republik
Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945 ).
c . Menurut teori hukum , badan seperti itu mempunyai wewenang
untuk meletakkan Dasar Negara (pokok kaidah negara yang
fundamental).
14 . Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepangmenyerah -kalah kepada Sekutu .
Pada saat itu terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia . Inggris
yang oleh Sekutu diserahi tugas untuk memelihara keamanan di Asia
tenggara termasuk Indonesia pada saat itu belum datang. Sementara itu
sambil menunggu kedatangan Inggris, tugas penjagaan keamanan di
Indonesia oleh Sekutu diserahkan kepada Jepang, yang telah kalah
perang itu .
Situasi kekosongan kekuasaan itu tidak disia -siakan oleh Bangsa
Indonesia . Pemimpin -pemimpin bangsa terutama para pemudanya
segera menanggapi situasi ini dengan mempersiapkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia . Penyelenggaraan Proklamasi Kemerdekaan ini
disiapkan oleh Badan yang disebut Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (Dokuritsu Junbi Iinkai) yang telah terbentuk sebelumnya,
yang kita anggap mewakili bangsa Indonesia seluruhnya dan yang
merupakan sebagai Pembentuk Negara Republik Indonesia. Naskah
ProklamasiKemerdekaan itu ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs.
Moh . Hatta atas nama bangsa Indonesia , bertanggal 17 Agustus 1945
(naskah asli memakai tahun Jepang 05 = 2605).
Dari kenyataan sejarah itu dapatlah diketahui, bahwa kemerdekaan
bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari Jepang ,melainkan sebagai suatu
perjuangan dan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Proklamasi

37
Kemerdekaan merupakan titik kulminasi daripada perjuangan bangsa
Indonesia dalam membebaskan dirinya untuk mencapai kemerdekaan
negara dan bangsa yang telah berabad- abad dicengkeram oleh penjajah .
15 . Pengesahan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah
melahirkan Negara Republik Indonesia . Untuk melengkapi alat-alat
perlengkapan Negara sebagaimana lazimnya suatu negara yang
merdeka, maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (disingkat:
PPKI) segera mengadakan sidang.
Dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945 itu , PPKI yang telah
disempurnakan antara lain telah mengesahkan Undang-undang Dasar
Negara yang kini terkenal dengan sebutan UUD 1945.
UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI itu sendiri dari dua bagian ,
yakni bagian ” Pembukuan " dan bagian " Batang tubuh UUD ” yang
berisi: 37 pasal, 1 Aturan Peralihan terdiri atas 4 pasal, 1 Aturan
Tambahan terdiri dari 2 ayat.
Didalam bagian " Pembukaan ” yang terdiri atas empat alinea itu , di
dalam alinea ke-4 tercantum perumusan Pancasila yang berbunyi sebagai
berikut:
1. Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa
2 . Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4 . Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
5 . Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
Rumusan Dasar Negara Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 inilah yang sah dan benar , karena di samping mempunyai
kedudukan konstitusional, juga disahkan oleh suatu Badan yang
mewakili seluruh Bangsa Indonesia (Panitia Persiapan kemerdekaan )
yang berarti disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia .
Sebagai catatan dapat ditambahkan bahwa selain rumusan tersebut di
atas kita dapati pula rumusan -rumusan sebagai berikut:
a . Dalam konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) yang berlaku
mulai tanggal 29 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950,
rumusan Dasar Negara Pancasila berbunyi sebagai berikut:
1. Ke- Tuhan-an Yang Maha Esa
2 . Peri Kemanusian
3 . Kebangsaan
4 . Kerakyatan
5 . Keadilan Sosial.
b . Dalam Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia
(UUDS 1950) yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950 sampai
tanggal 5 Juli 1959 (sejak 5 Juli 1959 berdasarkan Dekrit Presiden
Undang-Undang Dasar 1945 berlaku kembali) rumusan Dasar
Negara Pancasila sama dengan yang tercantum dalam Konstitusi
RIS .
c . Disamping itu masih ada rumusan Dasar Negara Pancasila berbunyi
sebagai berikut:
1 . Ke-Tuhan- an Yang Maha Esa
2 . Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4 . Kedaulatan Rakyat
5 . Keadilan Sosial
Rumusan -rumusan dalam a , b , c di atas semuanya tidak berlaku .

39
BAB IV

ANALISA DAN KESIMPULAN


TONGGAK - TONGGAK SEJARAH PERJUANGAN
BANGSA INDONESIA
Setelah kita menentukan tonggak - tonggak sejarah perjuangan bangsa
Indonesia dalam mencapai cita -citanya, selanjutnya kita menganalisa
dan menarik kesimpulan yang kiranya dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Dari tonggak pertama kita berkesimpulan , bahwabangsa Indonesia
yang religius itu percaya, manusia pertama yang diciptakan oleh
Tuhan adalah Adam dan Hawa. Sebaliknya secara ilmiah orang
berpendapat, bahwamanusia itu hasil proses evolusi (teori Darwin ).
Akan tetapi sampai dewasa ini, ilmu pengetahuan belum mampu
memberikan bukti yang nyata dan memuaskan .
Dasar kepercayaan bangsa Indonesia bahwa manusia pertama itu
adalah Adam dan Hawa berdasarkan keyakinan Agama, yang
dengan sendirinya tidak memerlukan pembuktian secara ilmiah ,
karena Agama didasarkan atas keyakinan atau kepercayaan yang
mempunyai kebenaran mutlak.
Kita menyadari, bahwa kebenaran indera dan kebenaran ilmiah itu
relatif atau tidak sempurna, karena indera manusia yang tidak
sempurna, dan fikiran manusia pun terbatas kemampuannya .
Tonggak kedua memberi kesimpulan kepada kita , bahwa pada
zaman Sriwijaya dan Majapahit, bangsa Indonesia telah mengalami
masa yang gemilang,mempunyai negara yang merdeka, bangsa yang
bersatu dan berdaulat. Pada waktu itu bangsa Indonesia telah
mengenyam kehidupan yang adil-makmur, " gemah ripah loh jinawi
tata tentrem kerta raharja” . Unsur-unsur yang terdapat di dalam
Pancasila telah menjadi asas dan menjiwai kehidupan bangsa .
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa pada waktu itu bangsa
Indonesia maupun jiwa Pancasila telah ada .
3 . Dari tonggak ketiga kita ketahui, bahwa penjajahan Barat selama
350 tahun itu telah mengakibatkan lenyapnya segala yang telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya dan
Majapahit. Kedaulatan hilang, persatuan dihancurkan , kemak
muran dirampas, wilayah diinjak -injak penjajah. Akibat penjajahan
inipula rakyat Indonesia sangat menderita lahir-batin . Penderitaan
rakyat itu menjadi amanat bagi pemimpin -pemimpin bangsa untuk
memperjuangkan dan memperbaiki nasibnya, yang kini kita kenal
dengan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera ).
Dari tonggak keempat kita mengetahui, bahwa perlawanan fisik
terhadap penjajahan telah timbul dimana-mana. Tetapi perlawanan
itu dilakukan oleh bangsa dan pahlawan-pahlawan kita secara
sendiri- sendiri.
Karena belum adanya koordinasi inilah, maka perlawanan
perlawanan itu belum berhasilmengenyahkan penjajah . Kekalahan
bangsa Indonesia itu disebabkan pula oleh karena penjajah
mempergunakan sistem senjata teknologi (sistek ) yang lebih modern ,
dan jugamempergunakan sistem senjata sosial (sissos) yang terkenal
yaitu devide et impera (pecah belah dan kuasai).
5 . Tonggak kelima memberi kesimpulan kepada kita , bahwa pemimpin
perjuangan bangsa Indonesia telah mendapatkan pengalaman pahit
dari perlawanan secara fisik yang tak terkoordinir itu , sehingga
perlawanan - perlawanan itu tidak memperoleh hasil yang diharap
kan. Oleh karena itu, para pemimpin nasional pada waktu itu
merintis perjuangan dengan pendidikan ; yaitu dengan memajukan
bangsa dan sekaligus menumbuhkan persatuan dan kesadaran
bernegara bagi bangsa Indonesia.
6 . Pada tonggak keenam kita dapatmengambil kesimpulan mengenai
tuntutan perjuangan bangsa Indonesia yang makin tegas. Melalui
sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dengan tegas dinyatakan :
kita adalah satu tanah air ,satu bangsa , dan satu bahasa : Indonesia .
7. Tonggak ketujuh adalah tonggak zaman penjajahan Jepang.
Dari zaman ini bangsa Indonesia mendapat pengalaman, bahwa
setiap penjajahan itu apa pun bentuknya dan oleh siapa pun pasti
menimbulkan penderitaan lahir -batin . Penjajahan Jepang merupa
kan puncak penderitaan bangsa Indonesia . Meskipun demikian ,
semangat perjuangan bangsa Indonesia tidaklah padam , terbukti
pula dari perlawanan -perlawanan terhadap Jepang.
8 . Tonggak kedelapan adalah tonggak Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia . Dalam bulan ini bangsa

41
Indonesia secara legal mempersiapkan kemerdekaannya, untuk
merumuskan syarat-syarat bagi suatu negara yang merdeka.
9 . Tonggak kesembilan adalah tanggal 29 Mei 1945. Kesimpulan dari
tonggak ini ialah : pada tanggal 29 Mei 1945 itu Mr. Muh . Yamin
telah mengemukakan lima dasar Negara Republik Indonesia .
Perumusan dan Sistematik lima asas Dasar Negara itu hampir sama
dengan Pancasila yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945.
Mr. Muh. Yamin tidak memberikan nama pada lima asas Dasar
Negara yang diusulkannya itu .
10 . Tonggak kesepuluh adalah tanggal 1 Juni 1945, saat Ir. Soekarno
mengucapkan pidatonya. Pidato itu mengemukakan lima dasar
falsafah Negara Indonesia , yang dinamakannya Panca Sila .
Perumusan dan sistematiknya berlainan dengan Dasar Negara
Pancasila yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945. Dari
pidato tanggal 1 juni 1945 itu kita mengenal istilah Pancasila
sebagai nama untuk Dasar Negara kita atau Dasar Falsafah
negara kita (philosofische grondslag).
11. Tonggak kesebelas adalah tanggal 22 Juni 1945. Kesimpulan dari
tonggak ini ialah : bahwa sembilan tokoh nasional yang merupakan
tokoh -tokoh Badan Penyelidik berhasil merumuskan landasan
perjuangan bangsa Indonesia yang kemudian terkenal dengan nama
Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
12. Tonggak kedua belas adalah tanggal 14 Juli 1945, yaitu tanggal
diterimanya Piagam Jakarta oleh Badan Penyelidik atas usul
Ir. Soekarno untuk dijadikan Pembukaan di dalam Hukum Dasar
yang sedang dirancang di dalam sidang ke II Badan Penyelidik yang
berlangsung antara tanggal 10 sampai 16 Juli 1945.
13. Tonggak ketiga belas adalah tanggal 9 Agustus 1945, saat terbentuk
nya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI ini
sangat penting , karena PPKI setelah diperluas keanggotaannya
merupakan Badan yang mewakili seluruh rakyat Indonesia dan
yang menurut sejarah merupakan Pembentuk Negara Republik
Indonesia. Menurut Hukum Tatanegara, hanya Pembentuk
Negaralah yang berwenang menetapkan Hukum Dasar yang
fundamental.
14 . Tonggak keempat belas adalah ProklamasiKemerdekaan Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi Kemerdekaan ini adalah titik
kulminasi dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang berabad
abad yang didorong oleh Amanat Penderitaan Rakyat dan yang
dijiwai oleh Pancasila . Hal ini dapat kita lihat dengan menghubung
kan tonggak -tonggak kedua sampai dengan keempat belas ini.
15. Tonggak kelima belas adalah tanggal 18 Agustus 1945, yaitu tanggal
disahkannya Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 , oleh
PPKI. Sebagai diuraikan di atas, PPKI adalah badan yang penting
sekali, karena badan tersebut mewakili seluruh bangsa Indonesia ,
dan sebagai Pembentuk Negara menurut Hukun Tatanegara
mempunyai wewenang untuk meletakkan Pokok Kaidah Negara
yang fundamental.
Dari uraian tersebut, selanjutnya kita dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
a . Jiwa Pancasila yangmerupakan Jiwa Bangsa Indonesia mempunyai
sifat statis (tetap, tidak dapat diganti/diubah ) dan juga mempunyai
sifat yang dinamis (sebagai penggerak ), sehingga menimbulkan
keinginan, cita-cita sebagai cita -cita luhur bangsa Indonesia . Cita -cita
luhur bangsa Indonesia ini, yang dijiwai Pancasila , oleh bangsa
Indonesia diperjuangkan untuk menjadi suatu kenyataan .
b . Perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita -cita luhur
tersebut berlangsung berabad-abad , bertahap dan menggunakan
cara yang bermacam -macam : fisik non -fisik , legal-illegal non dan co
(bekerja sama dan tidak bekerja sama).
c . Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik
kulminasi (titik tertinggi) dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia
yang berabad -abad yang didorong oleh Amanat Penderitaan Rakyat
dan dijiwai Pancasila .
d . Hubungan antara Proklamasi Kemerdekaan dengan Pembukaan
UUD 1945 erat sekali, bahkan tidak dapat dipisahkan , karena
Pembukaan UUD 1945 tidak lain adalah penuangan Jiwa Proklamasi
(Jiwa Pancasila ), atau dengan kata lain : Pembukaan UUD 1945
merupakan uraian terperinci dari Proklamasi Kemerdekaan tanggal
17 Agustus 1945.
e. Menurut Penjelasan resmiUUD 1945, dalam Pembukaan UUD 1945
mengandung empat pokok pikiran , yakni: paham Negara Persatuan ;
Negara bertujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia ;Negara berdasarkan kedaulatan rakyat;Negara berdasar
kan Ke-Tuhan -an YangMaha Esamenurut dasar Kemanusiaan yang
adil dan beradab.
f. Dalam Penjelasan resmi UUD 1945 ada ketentuan yang berbunyi
sebagai berikut: Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam ' Pembukaan ” dalam pasal-pasalnya.
Ini berarti, bahwa pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945
merupakan uraian terperinci daripada pokok -pokok yang terkandung
didalam Pembukaan UUD 1945 yang berjiwa Pancasila .
g . Dengan demikian, maka penafsiran sila -sila Pancasila harus
bersumber, berpedoman dan berdasar kepada Pembukaan dan
Batang Tubuh UUD 1945.
BAB V
HAKEKAT PENGERTIAN PANCASILA DAN
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA

Sebagai telah dijelaskan dimuka Bab II huruf B , Pancasila selalu


merupakan suatu kesatuan , sila yang satu tidak bisa dilepas-pisahkan
dari sila yang lain ; keseluruhan sila di dalam Pancasila merupakan
suatu kesatuan organis atau suatu kesatuan keseluruhan yang bulat.
Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Sila I : " Ke- Tuhan-an Yang Maha Esa” meliputi dan menjiwai
sila II, III , IV , dan V .
Sila II : ” Kemanusiaan yang adil dan beradab ” diliputi dan dijiwai
sila I, meliputi dan menjiwai sila III, IV , dan V .
Sila III : " Persatuan Indonesia " diliputi dan dijiwai sila I dan II ,
meliputi dan menjiwai sila IV dan V .
Sila IV : "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan / perwakilan " diliputi dan dijiwai
sila I, II, III,meliputi dan menjiwai sila V .
Sila V : " Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia" diliputi
dan dijiwai sila I, II , III, dan IV .
Untuk lebih menjelaskan hal tersebut dapat diberikan contoh berikut:
faham kemanusiaan kiranya dimiliki pula oleh bangsa-bangsa lain , akan
tetapi bagi bangsa Indonesia faham kemanusiaan sebagai yang
dirumuskan dalam sila II itu adalah faham kemanusiaan yang dibimbing
oleh Ke- Tuhan -an Yang Mahaesa , tegasnya faham kemanusiaan
sebagaimana diajarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa . Inilah yang
dimaksud dengan sila II diliputi dan dijiwai oleh sila I. Begitu pula
halnya dengan sila-sila yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan ,
bahwa sila -sila II, III, IV , dan V pada hakikatnya merupakan
penjabaran dan penghayatan daripada sila I.
Adapun susunan sila -sila Pancasila adalah sistematis-hierarkhis,
artinya kelima sila Pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian

45
urut-urutan yang bertingkat (hierarkhis). Tiap -tiap sila mempunyai
tempatnya sendiri didalam rangkaian susunan kesatuan itu , sehingga
tidak dapat digeser-geser atau dibalik -balikkan . Ditilik dari intinya,
urut-urutan lima sila itu menunjukkan rangkaian tingkat dalam luas dan
isi sifatnya. Tiap-tiap sila yang di belakang sila lainnya lebih sempit
" luasnya” , tetapi lebih banyak " isi sifatnya” dan merupakan peng
khususan sila -sila yang dimukanya.
Sekalipun sila -sila di dalam Pancasila itu merupakan suatu kesatuan
yang tidak bisa dilepas-pisahkan satu dari yang lain , namun dalam hal
memahamihakikat pengertiannya sangatlah diperlukan uraian sila demi
sila . Dalam hubungan ini sebagaimana dijelaskan di muka (Bab IV ,
mengenai kesimpulan ), uraian atau penafsiran itu haruslah bersumber,
berpedoman dan berdasar kepada Pembukaan dan Batang Tubuh
UUD 1945 .

A . Hakekat Pengertian Pancasila


1. Sila Pancasila : Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa .
Ketuhanan berasal darikata Tuhan, ialah Allah, Pencipta segala yang
ada dan semua makhluk .
Yang Maha Esa berarti Yang Maha Tunggal, tiada sekutu ; esa dalam
zat-Nya , esa dalam sifat-Nya, esa dalam perbuatan -Nya, artinya: bahwa
Zat Tuhan tidak terdiri dari zat-zat yang banyak lalu menjadi satu ,
bahwa sifat Tuhan adalah sesempurna-sempurnanya, bahwa perbuatan
Tuhan tiada dapat disamai oleh siapa pun .
Jadi, Ke-tuhan -an Yang Maha Esa , mengandung pengertian dan
keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa , Pencipta alam semesta
beserta isinya.
Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa itu bukanlah suatu dogma
atau kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui
akal-pikiran , melainkan suatu kepercayaan yang berakar pada penge
tahuan yang benar yang dapat diuji atau dibuktikan melalui kaidah
kaidah logika .
Atas keyakinan yang demikianlah maka Negara Indonesia berdasar
kan Ke-Tuhan -an Yang Maha Esa , dan Negara memberi jaminan
kebebasan kepada setiap penduduk untuk memeluk agamasesuai dengan
keyakinannya dan untuk beribadat menurut agamanya dan keper
cayaannya itu . Bagi dan di dalam Negara Indonesia tidak boleh ada
pertentangan dalam hal Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa, tidak boleh ada
46
sikap dan perbuatan yang anti Ke-Tuhan -an Yang Maha Esa dan anti
keagamaan , serta tidak boleh ada paksaan agama. Dengan lain
perkataan : di dalam Negara Indonesia tidak ada dan tidak boleh ada
faham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa (atheisme), dan yang
seharusnya ada ialah Ke- Tuhan - an Yang Maha Esa dengan toleransi
terhadap kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya
dan untuk beribadatmenurut agamanya dan kepercayaannya itu .
Sebagaisila pertama Pancasila , Ke- Tuhan -an YangMaha Esa menjadi
sumber pokok nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia , menjiwai dan
mendasari serta membimbing perwujudan Kemanusiaan yang adil dan
beradab , penggalangan Persatuan Indonesia yang telah membentuk
Negara Republik Indonesia yang berdaulat penuh, yang bersifat
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusya
waratan /perwakilan , guna mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia . Hakekat pengertian di atas sesuaidengan :
a . Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi antara lain :
" Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa ...."
b . Pasal 29 UUD 1945:
1) Negara berdasarkan atas Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa.
2 ) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanyamasing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu .
2 . Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab .
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang
memiliki potensi pikir , rasa,karsa dan cipta. Karena potensi inimanusia
menduduki atau memiliki martabat yang tinggi. Dengan akal budinya ,
manusia menjadi berkebudayaan. Dengan budi nuraninya manusia
menyadari nilai-nilai, norma-norma.
Kemanusiaan terutama berarti sifatmanusia yang merupakan essensia
dan identitas manusia , karena martabat kemanusiaannya (human
dignity).
Adil terutamamengandung arti, bahwa suatu keputusan dan tindakan
didasarkan atas norma-normayang obyektif, jadi tidak subyektif apalagi
sewenang-wenang .
Beradab berasal dari kata adab , yang berarti budaya. Jadi beradab
berarti berbudaya. Inimengandung arti bahwa sikap hidup, keputusan
dan tindakan selalu berdasarkan nilai-nilai budaya, teutamanormasosial
47
dan kesusilaan (moral). Adab terutama mengandung pengertian
tata -kesopanan , kesusilaan atau moral. Dengan demikian beradab dapat
ditafsirkan sebagai berdasar nilai-nilai kesusilaan atau moralitas
khususnya dan kebudayaan umumnya.
Jadi:Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan
perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budinuranimanusia
dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik
terhadap diri-pribadi, sesama manusia maupun terhadap alam dan
hewan .
Pada prinsipnya Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sikap
dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat hakekat manusia
yang berbudi, sadar-nilai dan berbudaya.
Potensi kemanusiaan sebagaimana diuraikan di atas dimiliki olah
semua manusia di dunia, tidak pandang ras dan warna kulitnya, jadi
bersifat universil. Mereka sama-sama memiliki martabat kemanusiaan
yang tinggi. Mereka harus diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan , sesuai dengan fitrahnya sebagai mahluk Tuhan yang
mulia .
Di dalam sila II” Kemanusiaan yang adil dan beradab ” telah
tersimpul cita -cita kemanusiaan yang lengkap , yang adil dan beradab
memenuhi seluruh hakekat mahluk manusia . Kemanusiaan yang adil
dan beradab adalah suatu rumusan sifat keluhuran budi manusia
( Indonesia ). Dengan kemanusiaan yang adil dan beradab , maka setiap
warga negara mempunyai kedudukan yang sederajat dan sama terhadap
Undang-Undang Negara, mempunyai kewajiban dan hak-hak yang
sama; setiap warga negara dijamin haknya serta kebebsannya yang
menyangkut hubungan dengan Tuhan, dengan orang-orang "seorang,
dengan negara , dengan masyarakat, dan menyangkut pula kemerdekaan
menyatakan pendapat dan mencapai kehidupan yang layak sesuai
dengan hak asasi manusia .
Sebagai dijelaskan di atas, sila II ini diliputi dan dijiwai sila I. Hal ini
berarti, bahwa kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa
Indonesia bersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa , sesuai dengan
kodratmanusia sebagai ciptaan -Nya.
Hakekat pengertian di atas sesuai dengan :
a . Pembukaan UUD 1945 alinea pertama:
" Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu , maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan ,
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan .....”
48
b . Pasal-pasal 27, 28 , 29, 30 UUD 1945.
Pasal 27:
1) Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum
dan Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan
Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2 ) Tiap- tiap Warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan .
Pasal 28 :
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang
undang.
Pasal 29:
Lihat di atas .
Pasal 30 :
1) Tiap -tiap Warga Negara berhak dan wajib ikut-serta dalam usa
ha pembelaan Negara .
2 ) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang.
Pasal 31:
1) Tiap -tiap Warga Negara berhak mendapat pengajaran .
2 ) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pe
ngajaran nasional, yang diatur dengan Undang -undang. ; ;
3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
Persatuan berasal dari kata satu , yang berarti utuh tidak
terpecah -belah ; persatuan mengandung pengertian bersatunya
bermacam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan .
Indonesia mengandung dua makna, pertama: makna geografis , yang
berarti sebagian bumi yang membentang dari 95° — 141° bujur Timur
dan dari 6° lintang Utara sampai 11° lintang Selatan . Kedua : makna
bangsa dalam arti politis, yaitu bangsa yang hidup di dalam wialayah
tersebut. Indonesia dalam sila III ini ialah Indonesia dalam pengertian
bangsa .
Jadi: Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia . Bangsa yang mendiamiwilayah Indonesia ini bersatu
karena didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas
dalam wadah negara yangmerdeka dan berdaulat. Persatuan Indonesia
merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia ,
bertujuan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari pada faham kebangsaan
Indonesia yang dijiwai oleh Ke- Tuhan-an Yang Maha Esa serta
Kemanusiaan yang adil dan beradab . Karena itu , faham kebangsaan
Indonesia tidaklah sempit (chauvinistis ), tetapi dalam arti menghargai
bangsa lain sesuai dengan sifat kehidupan bangsa itu sendiri.
Nasionalisme Indonesia mengatasi faham golongan, suku bangsa ;
sebaliknya membina tumbuhnya persatuan dan kesatuan sebagai satu
bangsa yang padu , tidak terpecah-belah oleh sebab apapun .
Hakekat pengertian di atas sesuai dengan :
a . Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang antara lain berbunyi:
" Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa nIndonesia dan seluruh
sarkandankeuntuk
tumpah darah Indonesia an iaknujuka kkesejahteraan
gsa ,dmemajukan ese an umum ,
ka disusunlaka , perdamaiak ketertib
mencerdaskan kehidupan bangsa , dan ikutmelaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu undang -undang dasar negara Indo
nesia ... "
b . Pasal-pasal 1, 32 , 35 dan 36 UUD 1945 .
Pasal 1:
(1 ) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan , yang berbentuk
Republik .
(2) Kedaulatan adalah di tangan Rakyat,dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Pasal 32 :
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia .
Pasal 35:
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih .
Pasal 36 :
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia .
4 . Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan /perwakilan .
Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang berarti sekelompok
manusia yang berdiam dalam satu wilayah tertentu . Kerakyatan dalam
hubungan sila IV ini berarti bahwa 'kekuasaan yang tertinggi berada di
tangan rakyat" . Kerakyatan disebutpula kedaulatan rakyat (rakyat yang
berdaulat /berkuasa) atau demokrasi (rakyat yangmemerintah ).
50
Hikmah kebijaksanaan berarti penggunaan fikiran atau rasio yang
sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan
bangsa , kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan
bertanggung jawab serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati
nurani.
Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia
untuk merumuskan dan atau memutuskan sesuatu hal berdasarkan
kehendak rakyat, hingga tercapai keputusan yang berdasarķan
kebulatan pendapat atau mufakat.
Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur)
mengusahakan turut -sertanya rakyat mengambil bagian dalam
kehidupan bernegara , antara lain dilakukan dengan melalui
Badan -Badan Perwakilan .
Jadi: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan berarti, bahwa rakyatdalam menjalankan
kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan keputusan -keputusannya
diambil dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh fikiran yang sehat
serta penuh tanggung jawab , baik kepada Tuhan Yang Mahaesa maupun
kepada rakyat yang diwakilinya.
Sila IV ini merupakan sendi yang penting daripada asas kekeluargaan
masyarakat kita .
Sila IV ini juga merupakan suatu asas, bahwa tata pemerintahan
Republik Indonesia didasarkan atas kedaulatan rakyat.
Hakekat pengertian di atas sesuai dengan :
a . Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang antara lain sebagai
berikut: ” ... Maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia , yang
berkedaulatan rakyat ... ”
b . Pasal-pasal 1, 2, 3 , 28 dan 37 UUD 1945 .
Pasal 1 : lihat di atas.
Pasal 2 :
(1 ) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri dari atas anggota
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah dengan utusan
utusan Daerah -daerah dan golongan -golongan , menurut aturan
yang ditetapkan dengan Undang -undang .
( 2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali
dalam lima tahun .
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan
dengan suara terbanyak .
Pasal 3 :
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang
Dasar dan garis-garis besar daripada haluan Negara .
Pasal 28 : Lihat di atas.
Pasal 37:
( 1) Untuk mengubah Undang -Undang Dasar sekurang-kurangnya
2 / 3 daripada jumlah anggota majelis Permusyawaratan Rakyat
harus hadir .
(2) putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2 /3
daripada jumlah anggota yang hadir .
5 . Sila V : Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia .
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di
segala bidang kehidupan, baik material maupun spiritual.
Seluruh Rakyat Indonesia berarti setiap orang yang menjadi Rakyat
Indonesia , baik yang berdiam di wilayah kekuasaan Republik Indonesia
maupun warga negara Indonesia yang berada di luar negeri.
Jadi: Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia berarti, bahwa
setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang
hukum , politik , sosial, ekonomidan kebudayaan . Sesuai dengan UUD
1945, makna keadilan sosial mencakup pula pengertian adil dan
makmur.
Oleh karena kehidupan manusia itu meliputi kehidupan jasmani dan
kehidupan rokhani, maka keadilan itupun meliputi keadilan di dalam
pemenuhan tuntutan -tuntutan hakiki bagi kehidupan jasmani serta
keadilan di dalam pemenuhan tuntutan -tuntutan hakikibagi kehidupan
rokhani. Dengan kata lain : keadilan itu meliputi keadilan di bidang
material dan di bidang spiritual. Pengertian ini mencakup pula
pengertian adil dan makmur yang dapat dinikmati oleh seluruh bangsa
Indonesia secara merata, dengan berdasarkan asas kekeluargaan.
Sila "Keadilan Sosial" adalah tujuan dari empat sila yangmendahului.
nya, merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara, yang
perwujudannya ialah tata -masyarakat adil-makmur berdasarkan
Pancasila .
Hakekat pengertian di atas sesuai dengan:
a . Pembukaan UUD 1945 alinea kedua ;
" Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
negara Indonesia yang merdeka, bersatu , berdaulat, adilmakmur”.
52
Pasal-pasal 23, 27, 28 , 29, 31 dan 34 UUD 1945 .
Pasal 23:
( 1) Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan tiap -tiap tahun
dengan Undang-undang. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat,
tidak menyetujui anggaran yang diusulkan Pemerintah , maka
Pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu .
(2 ) Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan Undang
undang .
( 3) Macam dan harga mata -uang ditetapkan dengan Undang
undang .
(4 ) Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan Negara
diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan , yang peraturannya
ditetapkan dengan Undang-undang .Hasil pemeriksaan itu diberi
tahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 27 : Lihat di atas
Pasal 28 : Lihat di atas
Pasal 29: Lihat di atas
Pasal 31: Lihat di atas.
Pasal 33 :
( 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan .
(2 ) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasaihajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
(3 ) Bumidan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Pasal 34: Fakir miskin dan anak -anak terlantar dipelihara oleh
Negara.
Demikianlah secara singkat hakekat pengertian sila -sila Pancasila .
Perlu dikemukakan, bahwa di samping Pembukaan dan Batang Tubuh
UUD 1945, juga Ketetapan -Ketetapan MPR dan Ketetapan -Ketetapan
MPRS yang masih berlaku dipergunakan pula sebagai pedoman
penafsiran Pancasila, karena sebagaimana kita ketahui MPR adalah
pemegang kedaulatan tertinggi Negara (pasal 1 ayat 2 UUD 1945 dan
Penjelasan UUD 1945 ) .

B . Penghayatan Pancasila
Dengan uraian di atas kita dapat mengetahui tentang hakikat
pengertian Pancasila . Selanjutnya hakekat pengertian Pancasila itu

53
hendaknya kita hayati. Penghayatan Pancasila secara pokok dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Falsafah Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD
1945 yang merupakan uraian terperinci dari Proklamasi 17 Agustus
1945 yang dijiwai Pancasila .
2 . Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945
merupakan suatu kebulatan yang utuh dan tersusun secara teratur
(sistematis ) dan bertingkat (hierarkhis ). Sila yang satu menjiwai dan
meliputi sila yang lain secara bertingkat.
3 . Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 , tercermin dalam pokok -pokok yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
4 . Berdasarkan Penjelasan Otentik UUD 1945, Undang-Undang Dasar
menciptakan pokok -pokok pikiran yang terkandung dalam
" Pembukaan ” dalam pasal-pasalnya. Ini berarti pasal-pasal dalam
Batang Tubuh UUD 1945 menjelmakan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai perwujudan dari
Jiwa Pancasila .
5. Berhubung dengan itu Kesatuan Tafsir Sila -sila Pancasila harus
bersumber dan berdasarkan Pembukaan dan berdasarkan Pem
bukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
6 . Nilai-nilaiyang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia yang
belum tertampung dalam Pembukaan UUD 1945 perlu diselidiki
untuk memperkuat dan memperkaya nilai-nilai Pancasila yang
terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945,
dengan ketentuan :
a . Nilai-nilai yang menunjang, memperkuat menambah nilai-nilai
yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD
1945, dapat ditambah /dimasukkan sebagai Nilai- nilai Pancasila .
b . Nilai-nilai yangmelemahkan dan bertentangan dengan Nilai-nilai
yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD
1945 tidak dimasukkan sebagai Nilai-nilai Pancasila , bahkan
harus diusahakan tidak hidup dan berkembang lagi dalam
masyarakat Indonesia .
c. Nilai-nilaiyang terkandungdalam Pembukaan dan Batang Tubuh
UUD 1945 dipergunakan sebagai Batu Ujian dari nilai-nilai yang
lain agar dapat diterima sebagai Nilai-nilai Pancasila .
sok di 7 . Penafsiran Sila -sila Pancasila :
a . Sila I, bersumber kepada Pembukaan UUD 1945 dan pasal 29
Undang-Undang Dasar 1945.
b . Sila II, bersumber kepada Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal
27 ayat 1, 28, 29 ayat, 2 30 , 31, 33 dan 34 Undang-Undang
TDB Dasar 1945 .
C . Sila III, bersumber kepada Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal 1
ara tera
пjiwi.
ayat 1, 32, 35 dan 36 Undang-Undang Dasar 1945.
d. Sila IV, bersumber kepada Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal 1
Prokies
ayat 2 , 2 ayat 3, 28 dan 37.
e. Sila V , bersumber kepada Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal
pokok 23, 27 ayat 2 , 28, 29 ayat 2, 30 , 31, 33 dan 34.
Dengan penghayatan Pancasila ini maka kita akan dapat lebih
Hang Di memahamitentang hakekatpengertian Pancasila . Hal ini penting sekali
ng dal bagi kita bangsa Indonesia , agar supaya tidak lagi terjadi penyele
asal de wengan -penyelewengan terhadap Pancasila , yang pada dasarnya
kiran disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terhadap pengertian dan tidak
ajudani adanya penghayatan terhadap Pancasila itu sendiri.
C . Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila
zasila by 1 . Pengertian Nilai
Ikan Pi
Nilai yang dalam bahasa Inggeris " value" termasuk pengertian
filsafat.
onesia Menilaiberartimenimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan
a diseli
sesuatu dengan sesuatu , untuk selanjutnya mengambil keputusan .
asila , Keputusan inilah dapatmengatakan : berguna atau tidak berguna , benar
JUD 10 atau tidak benar, baik atau tidak , religius atau tidak religius. Hal ini
dihubungkan dengan unsur-unsur yang ada pada manusia yaitu
nila's jasmani, cipta, rasa, karsa , dan kepercayaan
ubuh !! Sesuatu dikatakan mempunyai nilai, apabila sesuatu itu berguna ,
i Pancas benar (nilai kebenaran ), indah (nilai aesthetis ), baik (nilai moral/ethis),
Nilai religius (nilai agama).
ubuh IT Prof. Dr. Drs. Notonagoro , SH membagi nilaimenjadi tiga :
Ja,bable 1 ) Nilaimaterial, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani
manusia .
2 ) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat dapatmengadakan kegiatan aktivitas.
tang Tu 3 ) Nilai kerokhanian , yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rokhani
inilaiy
manusia .
Nilai kerokhanian inidapat dibedakan atas empat macam :
a . Nilai kebenaran /kenyataan , yang bersumber pada unsur akal
manusia (ratio , budi, cipta ).
b . Nilai Keindahan , yang bersumber pada unsur rasa manusia
sh (gevoel, perasaan , aesthetis ).
c . Nilai Kebaikan atau Nilai Moral, yang bersumber pada unsur
tuwi kehendak /kemauan manusia (will, karsa , ethic ).
d . NilaiReligius, yangmerupakan Nilai Ke- Tuhan -an , Kerokhanian
il yang tertinggi dan mutlak . Nilai religius ini bersumber pada
kepercayaan /keyakinan manusia .
Jadi yang mempunyai nilai itu tidak hanya sesuatu yang berwujud
bendamaterial saja , akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud benda
material. Bahkan sesuatu yang tidak berwujud bendamaterial itu dapat
mempunyai nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagimanusia .
" Nilai material relatif dapat diukur dengan mudah , yaitu dengan
menggunakan alat- alat pengukur, misalnya: dengan alat pengukur berat
(kilogram ), alat pengukur panjang (meter), alat pengukur luas (meter
persegi), alatmengukur besar (meter kubik ), alat pengukur isi (liter ), dan
sebagainya . Sedangkan nilairokhani tidak dapat diukur dengan alat-alat
pengukur di atas, tetapi diukur dengan "budinurani manusia ” ; karena
itu lebih sulit dilakukan . Hal ini terlebih lagi apabila dipermasalahkan ,
apakah ada perwujudan budinuranimanusia yang universal.
Manusia yang mengadakan penilaian terhadap sesuatu yang bersifat
rokhaniah menggunakan budi nurani-nya dengan dibantu oleh
inderanya , akalnya, perasaannya, kehendaknya ,dan oleh keyakinannya .
Sampai sejauh mana kemampuan dan peranan alat-alat bantu ini bagi
manusia dalam menentukan penilaiannya tidak sama bagimanusia yang
satu dengan yang lain ; jadi bergantung kepada manusia yang
mengadakan penilaian itu .
Dalam hubungannya dengan filsafat, nilaimerupakan salah satu hasil
pemikiran filsafat yang oleh pemikirnya dianggap sebagai hasilmaksimal
yang paling benar, paling bijaksana dan paling baik.
Bagi manusia , nilai dijadikan landasan , alasan atau motivasi dalam
segala perbuatannya . Hal ini terlepas dari kenyataan , bahwa ada
orang-orang yang dengan sadar berbuat lain dari kesadaran nilai dengan
alasan yang lain pula .
* Dalam bidang pelaksanaannya (bidang operasional), nilai-nilai ini
dijabarkan dalam bentuk kaidah/norma /ukuran (normatif), sehingga
56
merupakan suatu perintah /keharusan , anjuran , atau merupakan
larangan / tidak diinginkan /celaan .
Segala sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran /keindahan /kebaikan
dan sebagainya, diperintahkan /diharuskan /dianjurkan . Sedang segala
sesuatu yang sebaliknya (tidak benar, tidak iandah , tidak baik dan
sebagainya ), dilarang /tidak diinginkan /dicela .
2 . Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila -sila Pancasila .
Dalam hubungan dengan pengertian nilai sebagaimana diterangkan
di atas . Pancasila tergolong nilai kerokhanian , tetapi nilai kerokhani
an yang mengakui adanya nilai material dan nilai vital. Dengan per
kataan lain : Pancasila yang tergolong nilai kerokhanian itu di dalam
nya terkandung pula nilai-nilai yang lain secara lengkap dan
harmonis, baik nilaimaterial, nilai vital, nilai kebenaran /kenyataan ,
nilai aesthetis, nilai ethis /moralmaupun nilai religius. Hal ini dapat
terlihat pada susunan sila -sila Pancasila yang sistematis-hierarkhis ,
yang dimulai dari sila pertama " Ke-Tuhan -an Yang Maha Esa "
sampai dengan sila kelima "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia " .
Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam sila -sila Pancasila itu
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Dalam sila I berbunyi "Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa " terkandung
nilai-nilai religius antara lain :
a . Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat
sifatNya Yang Maha Sempurna, yakni: Maha Kasih , Maha
Kuasa, Maha Adil,Maha Bijaksana, dan lain -lain sifat yang suci.
b . Ketaqwaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa , yakni:
menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala larangan
Nya .
c . Nilai sila I inimeliputi dan menjiwai sila -sila II, III, IV , dan V .
2 . Dalam sila II yang berbunyi ”Kemanusiaan yang adil dan beradab ”
terkandung nilai-nilai kemanusiaan, antara lain :
a . Pengakuan terhadap adanya martabat manusia .
b . Perlakuan yang adil terhadap sesamamanusia .
c . Pengertian manusia yang beradab yangmemiliki daya cipta , rasa ,
karsa dan keyakinan , sehingga jelas adanya perbedaan antara
manusia dan hewan .
d . Nilai sila II ini diliputi dan dijiwai sila I , meliputi dan menjiwai
sila III, IV dan V .
3. Dalam sila III yang berbunyi " Persatuan Indonesia terkandung nilai
persatuan bangsa antara lain :
a . Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia .
b . Bangsa Indonesia adalah persatuan suku -suku bangsa yang men
diamiwilayah Indonesia .
c. Pengakuan terhadap ke ' Bhinneka Tunggal Ika " an suku bangsa
(ethnis ) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa)
yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa .
d . Nilai sila III ini diliputi dan dijiwai sila I dan II, meliputi dan
menjiwai sila IV dan V .
4 . Dalam sila IV yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan " terkandung
nilai kerakyatan , antara lain :
a . Kedaulatan Negara adalah di tangan rakyat.
b . Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan, yang dilan
dasi akal sehat.
C . Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat
Indonesia mempunyai kedudukan , hak dan kewajiban yang sama.
d . Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan
wakil-wakil rakyat.
e . Nilai sila IV ini diliputi dan dijiwai sila I, II dan III,meliputi dan
menjiwai sila V .
5 . Dalam sila V yang berbunyi " Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia." terkandung nilai keadilan sosial, antara lain :
a . Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau ke
masyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia .
b . Keadilan dalam kehidupan sosial terutamameliputi bidang-bidang
ideologi, politik , ekonomi, sosial, kebudayaan dan pertahanan
keamanan nasional ( IPOLEKSOSBUDHANKAMNAS).
c . Cita -cita masyarakat adil makmur, material dan spiritual, yang
merata bagi seluruh rakyat Indonesia .
d . Keseimbangan antara hak dan kewajiban , dan menghormati
hak orang lain .
e. Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
f. Nilai sila V ini meliputi dan dijiwai sila -sila I, II, III dan IV .
b . 1) Nilai-nilai Pancasila termasuk golongan nilai kerokhanian , tetapi
nilai kerokhanian yang mengakui pentingnya nilai material dan
nilai vital secara seimbang (harmonis). Hal ini dapat dibuktikan
dengan susunan sila -sila dari Pancasila yang dimulai dari Sila
Pertama (Ke-Tuhan -an Yang Maha Esa ) sampaidengan Kelima,
yang tersusun secara sistematis -hierarkhis.
2 ) Nilai-nilai Pancasila juga mempunyai sifat obyektif dan subyektif,
kedua-duanya. Sifat obyektif karena sesuai dengan obyeknya /
kenyataannya dan bersifat umum /universil; sifat subyektif karena
sebagai hasil pemikiran bangsa Indonesia .
Sifat obyektif dari nilai-nilai Pancasila dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a ) Rumusan dari sila -sila Pancasila itu sendiri (Ke-Tuhan -an
Yang Maha Esa , Kemanusiaan yang adil dan beradab , Per
satuan Indonesia, dan seterusnya) menunjukkan kenyataan
adanya sifat-sifat abstrak, umum dan universil. Jadi nilai-nilai
Pancasila adalah obyektif, sesuai dengan kenyataannya.
b ) Inti dari sila -sila Pancasila akan tetap ada sepanjang masa
dalam kehidupan bangsa Indonesia , (dan mungkin juga pada
bangsa -bangsa lain ), baik dalam adat kebiasaan , dalam kebu
dayaan , dalam hidup keagamaan dan lain -lain ; hal ini
disebabkan karena di dalam Pancasila terkandung dalam hu
bungan hidup kemanusiaan yang mutlak (antara manusia
dengan Tuhan , antara sesama manusia dan bangsa dan
sebagainya ). Dengan demikian nilai-nilai Pancasila adalah
absolut (mutlak ) tidak berubah ; jadi obyektif.
c ) Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah
negara yang fundamentil, tidak dapat diubah oleh setiap orang
atau badan /lembaga kecuali oleh Pembentukan Negara (yang
melahirkan negara) itu sendiri, sedang pembentuk Negara itu
sendiri yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ,
sekarang sudah tidak ada. Dengan demikian nilai-nilai
Pancasila akan tetap ada sepanjang masa ; jadi obyektif .
d ) Ketetapan MPRS No. XX /MPRS /1966 (jo . Ketetapan MPR
No. V /MPR / 1973 dan ketetapan MPR No. IX /MPR / 1978
menyatakan ,bahwa Pembukaan UUD 1945 (yang mengandung
jiwa Pancasila ), secara hukum tidak dapat diubah oleh
siapa pun, juga tidak dapat diubah oleh MPR hasil pemilihan
umum , karena mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti
membubarkan Negara Proklamasi. Dengan demikian
Pancasila akan tetap ada; jadi obyektif.
e ) Menurut Prof. Dr. Drs . Notonagoro , SH , alinea III
Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi " Atas berkat rakhmat
Allah Yang Maha Kuasa dan seterusnya" merupakan alasan
ghaib mengapa Pembukaan UUD 1945 yang mengandung
Pancasila tidak dapat diubah (tetap), karena kemerdekaan
(yang didalamnya mengandung Pancasila )merupakan karunia
Tuhan , dan karena Karunia Tuhan maka manusia tidak dapat
mengubahnya; jadi obyektif.
f) Sifat subyektif dari nilai-nilai Pancasila dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai
hasil penilaian dan hasil pemikiran filsafat dari bangsa
Indonesia. Dilihat dari subyek yang menemukakannya,
nilai-nilai Pancasila mempunyai sifat subyektif.
2 ) Nilai-nilai Pancasila adalah merupakan filsafat hidup
(pandangan hidup, pegangan hidup, pedoman hidup,
petunjuk hidup , way of life) yang paling tepat bagi bangsa
Indonesia, paling adil, paling bijaksana , paling baik , dan
paling sesuai bagi bangsa Indonesia .
3 ) Nilai-nilai Pancasila mengandung 4 macam nilai kerokhani
an sebagai diuraikan di muka (nilai kenyataan /kebenaran
nilai aesthetis, nilai ethis dan nilai religius), yang merupa
kan manifestasi dari hakekat sifat budi nurani · bangsa
Indonesia ; jadi mempunyai nilai sifat subyektif.
3. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945
Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945
dapat digali dari pokok -pokok pikiran yang terkandung di dalam
nya sesuai dengan penjelasan resmi UUD 1945, dan / atau dari
masing-masing alinea.
Nilai-nilai tersebut antara lain :
1) Faham Negara Persatuan , yaitu Negara yang melindungi
segenap Bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia ; Negara
yang mengatasi segala faham golongan dan perseorangan ;
Negara yang mengatasi segala kepercayaan agama.
2 ) Tujuan Negara yaitu : Negara yang melindungi segenap Bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia , memajukan kesejahteraan
umum , mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
3 ) Negara yang berkedaulatan yang berdasar atas kerakyatan dan
Permusyawaratan perwakilan .
4 ) Negara berdasarkan atas Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa menurut
dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab .
5 ) Menentang penjajahan karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan .
6 ) Mencita -citakan Negara yang merdeka, bersatu , berdaulat, adil
dan makmur.
7 ) Bersemangat perjuangan dalam mencapai cita -citanya.
4 . hubungan nilai-nilai Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945, dengan Pembukaan UUD 1945, dengan Batang
Tubuh UUD 1945, dan dengan Manusia Indonesia.
1 ) Nilai-nilai Pancasila bagi Bangsa Indonesia menjadi landasan
atau dasar serta motivasi segala perbuatannya dalam hidup
sehari-harimaupun dalam hidup kenegaraan . Dengan perkataan
lain : nilai-nilai Pancasila diwujudkan menjadi kenyataan .
2 ) Fakta sejarah menunjukkan, bahwa Bangsa Indonesia memper
juangkan terwujudnya nilai-nilai Pancasila tersebut dengan
macam -macam
bermacam -macam cara dan bertahap
I (Perhatian tonggak -tonggak
Bangsa ndonesia).
3 ) Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan titik
1945 merupakan titi
kulminasi sejarah perjuangan Bangsa Indonesia yang didorong
oleh Amanat Penderitaan Rakyat dan dijiwai Pancasila pada
taraf yang tertinggi. Dapat dikatakan , bahwa Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah merupakan perwujudan
atau penjelmaan dari nilai-nilai Pancasila .
4 ) Bagaimana perwujudan dan perumusan nilai-nilai Pancasila yang
menjelma di dalam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
dapat dibaca lebih jelas di dalam Pembukaan UUD 1945 . Di
dalam Pembukaan UUD 1945 di samping tercantum rumusan
Pancasila secara lengkap, juga terkandung dan tercermin isi
nilai-nilai Pancasila . Isi itu dapat dilihat pada tiap-tiap alinea
dan dari pokok -pokok pikiran yang terkandung di dalamnya,
61
Pembukaan UUD 1945 adalah uraian terperinci dari Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
5 ) Dalam penjelasan resmi UUD 1945 tercantum ketentuan yang
berbunyi, bahwa: Undang-Undang Dasar menciptakan pokok
pokok pikiran yang terkandung dalam “ Pembukaan ” dalam
pasal-pasalnya . Ini berarti, bahwa pasal-pasal dalam Batang
Tubuh UUD 1945 menciptakan /menjelmakan /mewujudkan
pokok -pokok pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan
UUD 1945. Dengan demikian dapat disimpulkan , bahwa nilai
nilai Pancasila menjelma menjadi Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945, diuraikan terperinci di dalam Pembukaan
UUD 1945, kemudian dengan lebih terperinci lagi diwujudkan
dalam pasal-pasal yang termuat dalam Batang Tubuh UUD 1945 .
6 ) Bagi Bangsa /Manusia Indonesia , Pembukaan UUD 1945 meru
pakan konsensus/ sebagai perwujudan atau pencerminan nilai
nilai Pancasila yang kita terima dan kita sepakati bersama,
sehingga nilai-nilai penjabarannya yang kita gali dan kita kete
mukan kemudian akan selalu kita uji kebenarannya dengan
perwujudan nilai yang telah kita sepakati tersebut.
Nilai-nilai Pancasila yang dapat kita lihat dalam kepribadian
dan kebudayaan Bangsa Indonesia telah terkandung di dalam
budinurani Bangsa Indonesia bersamaan dengan adanya Bangsa
Indonesia .

D . Hubungan Nilai, Norma, dan Sanksi


Nilai terbentuk atas dasar pertimbangan -pertimbangan cipta , rasa ,
karsa dan keyakinan seseorang atau sekelompok masyarakat/bangsa.
Terbentuknya suatu nilai secara teoritis melalui proses tertentu dan atas
dasar kesadaran dan keyakinan , jadi tidak dapat dipaksakan.
Nilai secara singkat dapat dikatakan sebagai hasil penilaian /pertim
bangan baik /tidak baik ” terhadap sesuatu yang kemudian
dipergunakan sebagai dasar alasan (motivasi) melakukan atau tidak
melakukan sesuatu.
Norma (kaidah ) adalah petunjuk tingkah laku (perilaku ) yang harus
dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam hidup sehari-hari,
berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu dengan disertai sanksi.
Sanksi adalah ancaman / akibat yang akan diterima apabila norma
(kaidah ) tidak dilakukan.
62
Dari hubungan nilai, norma dan sanksi ini timbullah macam -macam
norma dengan sanksinya , misalnya:
1. norma agama, dengan sanksi agama.
2 . norma kesusilaan, dengan sanksi rasa susila .
3 . norma sopan -santun , dengan sanksi sosial dari masyarakat.
4 . norma hukum , dengan sanksi hukum dari pemerintah (alat-alat
negara).
Mengenai pembagian norma, masih ada cara -cara lain dalam
pembagiannya.
Hubungan nilai, norma dan sanksi sangat penting, karena
penjelmaan nilai menjadi norma (apakah norma hukum atau bukan
norma hukum ) akan sangat mempengaruhi pelaksanaan dari nilai-nilai
tersebut.
Mengingat bahwa nilai-nilai mempunyai sifat subyektif dan obyektif
sehingga hal ini juga mempengaruhi peralihan nilai menjadi norma
beserta status norma dan sanksinya, maka pengetrapan nilai-nilai dalam
hidup sehari-hari diperlukan adanya keserasian . Keserasian ini
diperlukan terutama dalam hal pengetrapan nilai-nilai itu , karena
mengenai pembentukan nilai itu sendiri adalah bebas, meskipun dapat
dipengar nilai ada bunorma, juga sai-nilai yang teri bangsa Ind
Antar nilai ada hubungan timbal balik secara korelatif. Demikian
pula hubungan antar norma, juga saling mempengaruhi.
Dalam hubungannya dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam
Pancasila , Pembukaan UUD 1945 dan dalam pribadi bangsa Indonesia ,
yang perlu diperhatikan ialah nilai-nilaimana yang telah disepakati oleh
bangsa Indonesia sehingga mempunyai kekuatan yang mengikat lebih
tinggi, dan nilai-nilai mana yang sedang hidup berkembang dalam
рапи masyarakat yang masih memerlukan kristalisasi. Meskipun dilihat dari
segi hukum norma-norma hukum yang mempunyai kekuatan mengikat
yang lebih tinggi dan sanksi yang lebih kuat (dapat memaksakan
perti pelaksanaannya), namun dilihat dari segi kemanfaatan , norma hukum
udi dan bukan norma hukum mempunyai pengaruh timbal balik , saling
mengisi. Pengaruh timbal balik ini, baik dalam pembentukan
norma-norma hukum (penyusunan hukum positif) maupun dalam
pengetrapannya oleh unsur-unsur penegak hukum (alat-alat negara dan
heb
badan -badan peradilan ). Namun demikian , demi kemanfaatan dan
sanki demi kepastian hukum , pada umumnya dalam pelaksanaannya
DOTE norma-norma hukum 'mempunyai peranan yang lebih menentukan .

63
BAB VI

PENGAMALAN PANCASILA

Setelah kita memahamidan menghayati sila -sila Pancasila sebagai


telah diuraikan dimuka , di bawah ini akan diuraikan sekedarnya
pengamalan Pancasila , baik sebagai Pandangan Hidup Bangsa maupun
sebagai Dasar Negara RI. Pengamalan Pancasila sebagai Pandangan
hidup Bangsa dapat pula disebut sebagai pengamalan Pancasila secara
subyektif atau pelaksanaan subyektif Pancasila ; sedangkan pengamalan
Pancasila sebagai DasarNegara dapat pula disebut sebagai pengamalan
Pancasila secara obyektif atau pelaksanaan obyektif Pancasila .
A . Pengamalan Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Mngamalkan Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa (Falsafah
Hidup bangsa ) berarti melaksanakan Pancasila dalam hidup
sehari-hari, menggunakan Pancasila sebagai petunjuk hidup sehari-hari
agar hidup kita dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir
batin . Pengamalan Pancasila dalam hidup sehari-hari ini adalah sangat
penting, karena dengan demikian diharapkan adanya tata-kehidupan
yang serasi [harmonis ) antara hidup kenegaraan dan hidup
kemasyarakatan dalam negara.
Namun demikian , karena hidup sehari-hari itu meliputi bidang yang
sangat luas dan selalu berkembang, maka dalam prakteknya peraturan
hidup Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak mungkin dibuat dalam
peraturan -peraturan secara menyeluruh dan terperinci. Berhubung
dengan itu pada asasnya pengamalan Pancasila dalam hidup sehari-hari
diserahkan kepada kesadaran kita masing-masing terhadap Pancasila .
Secara umum sekali dapat dirumuskan , bahwa mengamalkan
Pancasila dalam hidup sehari-hari adalah apabila kita mempunyai sikap
mental, pola berpikir dan tingkah laku (amal perbuatan ) yang dijiwai
sila -sila Pancasila secara kebulatan, bersumber kepada Pembukaan dan
Batang Tubuh UUD 1945 , tidak bertentangan dengan norma-norma
agama, norma-norma kesusilaan , norma-norma sopan -santun dan adat
64
kebiasaan, dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang
berlaku .
Secara kongkrit norma-norma itu dapat digali dan dikembangkan
dari:
1. Sila -sila Pancasila (termasuk di dalamnya ajaran -ajaran agama).
2 . Pembukaan UUD 1945 (4 pokok pikiran).
3 . Batang Tubuh UUD 1945 (prinsip -prinsip ).
4 . Ketetapan-ketatapan MPR /S dan segala peraturan perundang
undangan yang berlaku .
5. Norma-norma perjuangan bangsa Indonesia (Jiwa dan Nilai-nilai
1945 ).
6 . Norma-norma lainnya yang bersumber kepada Kepribadian Bangsa
Indonesia .
Sebagai dikemukakan di atas, pengamalan Pancasila dalam hidup
sehari-hari dapat disebut pengamalan Pancasila secara subyektif
(pelaksanaan subyektif Pancasila). Pengamalan Pancasila secara
Subyektif ini meliputi bidang-bidang yang luas, antara lain bidang
ideologi, politik , ekonomi, sosial, kebudayaan , agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Juga meliputi lingkungan hidup
pribadi, hidup keluarga, hidup kemasyarakatan dan sebagainya .

B . Pengamalan Pancasila Sebagai DasarNegara


Dalam penjelasan otentik UUD 1945 dinyatakan , bahwa "Undang
Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam “ Pembukaan ” dalam pasal-pasalnya.
Di atas dasar UUD ini dibentuklah susunan pemerintahan dan
keseluruhan peraturan hukum positif yang mencakup segenap bangsa
Indonesia dalam kesatuan hidup bersama secara kekeluargaan dan
gotong -royong .
Seluruh hidup kenegaraan dan tertib hukum Indonesia didasarkan
atas, ditujukan kepada dan diliputi oleh asas falsafah , asas politik dan
tujuan negara . Demikian pula dalam hal menentukan kebijaksanaan
haluan negara.
Negara adalah lembaga kemanusiaan, baik secara lahir maupun
batin . Hakikat negara didasarkan atas pokok pikiran yang bersendi
ni
pada dan terdiri atas manusia yang mempunyai hakikat sifat sebagai
?OTT
individu dan makhluk sosial dalam satu kesatuan serta keseimbangan .
az ads
Negara Republik Indonesia adalah monodualistis, yaitu kedua sifat
manusia sebagai individu dan sebagai makhluk sosial secara s
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia .

1. Pengamalan Pokok -pokok pikiran yang terkandung dalam Pem


bukaan UUD 1945
Mengamalkan Pancasila sebagai Dasar Negara berartimengamalkan
Pancasila sebagai dasar untuk mengatur menyelenggarakan pemerin
tahan negara .
Pokok-pokok pikiran tentang hakikat, sifat dan bentuk negara serta
pemerintah negara Republik Indonesia telah dituangkan di dalam
Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 yang merupakan
penuangan jiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ialah jiwa
Pancasila ,mengandung empat pokok pikiran:
a . Negara Persatuan, ialah negara yang melindungi segenap bangsa
Indonesia , dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi segala
faham golongan dan perorangan , mengatasi segala agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa . Ini merupakan .
perwujudan dari sila III Pancasila yang berbunyi: Persatuan
Indonesia . . . . . .Ji n ni
b . Negara bertujuan mewujudkan keadilan sosial bugi seluruh rakyat,
dalam rangka mewujudkan negara yang merdeka, bersatu , beré
daulat, adil dan makmur. Dalam hal ini negara berkewajiban
memajukan kesejahteraan umum , mencerdaskan kehidupan bangsa ,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemer
dekaan , perdamaian abadi dan keadilan sosial. Lni merupakan
perwujudan dari sila V Pancasila yang berbunyi: Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia . .. :
c. Negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan /perwakilan. Negara kita berkedaulatan rakyat. "
mempunyai sistem pemerintahan demokrasi yang kita sebut
Demokrasi Pancasila . Ini merupakan perwujudan dari wile IV ,
Pancasila yang berbunyi: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat ;
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan . "
d . Negara berdasarkan Ke-Tuhan-an Yang Mshe Run menura dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara kita bukan tayari
" atheis" tetapi juga bukan Degara " chteokrasi." . Negan kita mene
junjung tinggi semua agamadan kepercayaan terhadap Tube Yang
Maha Esa. Inimerupakan perwujudan dari wila 1 Pancasila yung
.

66 .
berbunyi:Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa, dan sila II yang berbunyi:
Kemanusiaan yang adil dan beradab .
Di samping empat pokok pikiran di atas, dalam Pembukaan UUD
1945 ditegaskan tentang:
e . Negara yang merdeka dan berdaulat .
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea pertama dinyatakan , bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ; dalam
alinea kedua dinyatakan negara yang kita cita -citakan adalah negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
f. Negara kita anti penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan . Hal ini ditegaskan dalam alinea
pertama Pembukaan UUD 1945 .
2 . Pengamalan Prinsip -prinsip yang terkandung di dalam Batang
Tubuh UUD 1945
Dari uraian di atas jelaslah kiranya, bahwa hakekat dan sifat negara
kita adalah identik dengan hakekat dan sifat- sifat manusia Indonesia ,
ialah sebagai individu dan makhluk sosial dalam satu kesatuan yang
disebut "monodualis” .
Berpokok pangkal pada dasar itu , disusunlah pemerintahan negara
Pancasila yang prinsip -prinsipnya terkandung di dalam pasal-pasal
Batang Tubuh UUD 1945.
a . Negara Kesatuan Republik Indonesia .
Sesuai dengan pasal 1 ayat 1 UUD 1945, negara kita ialah Negara
Kesatuan yang berbentuk Republik .
· Mengenai bentuk negara , kita mengenal bentuk "Negara Serikat”
(Bondstaat) dan " Serikat Negara" (Statenbond), di samping bentuk
yang lain. Bagi negara kita paling tepat ialah bentuk Negara Kesatuan
(Eenheidstaat). Ini sesuai dengan sejarah perjuangan dan
perkembangan bangsa dan negara kita yang mempunyai wawasan
nasional:Wawasan Nusantara, yakni Kepulauan Nusantara sebagai
satu kesatuan Politik , satu kesatuan Ekonomi, satu kesatuan
Sosial-Budaya, dan satu kesatuan Pertahanan dan Keamanan .
b . Hak Asasi Manusia berdasarkan Pancasila
Negara Pancasila menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia . Hak
asasimanusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang menjadi
dasar daripada hak -hak dan kewajiban -kewajiban yang lain. Di
samping hak asasi terdapat kewajiban asasi.
67
Kalau dalam masyarakat yang individualitis, tuntutan pelaksanaan
hak-hak asasi manusia ada kecenderungan berlebih -lebihan sehingga
mungkin merugikan masyarakat, maka dalam masyarakat Pancasila
hak asasi itu dilaksanakan secara seimbang sebagai menusia
"monodualistis ” , atau dengan kata lain dapat disebut bersifat
kekeluargaan .
Contoh -contoh perwujudan hak -hak asasi manusia berdasarkan
Pancasila dapat dilihat pada Pembukaan UUD1945 dan pasal-pasal 27,
28 , 29, 30 , 31, 33 dan 34 UUD 1945.
c . Sistem politik :kesamaan kedudukan dalam Hukum dan Pemerin
tahan .
Pada hakekatnya politik adalah masalah kekuasaan , kekuasaan suatu
pemerintah terhadap warganegara dan rakyatnya berdasarkan hukum
yang berlaku dalam suatu pemerintahan negara.
Dalam pasal 26 UUD 1945 dinyatakan , bahwa yang menjadi
warganegara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang -undang sebagai
warganegara .
Selanjutnya dalam pasal 27 ayat ( 1) dinyatakan :Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan
wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan Politik meliputi: kesatuan
wilayah , kesatuan bangsa , satu falsafah dan ideologi (Pancasila ) dan
satu kesatuan hukum .
d . Sistem Ekonomisebagai usaha bersama dan kekeluargaan
Negara yang kita cita -citakan adalah negara yang merdeka, bersatu ,
berdaulat, adil dan makmur.
Di samping tugas dan kewajiban yang lain , Pemerintah Negara
Indonesia berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum , yaitu
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia .
Hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan bangsa ini diatur
terutama dalam pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas ke
keluargaan .
2 ) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara .
3 ) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran Rakyat.
Pasal 33 ini menggambarkan adanya demokrasi, yakni produksi
dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan
dan pengawasan anggota- anggota masyarakat. Kemakmuran masyara
kat yung diutamakan , bukan kemakmuran orang- seorang. Sebab itu
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan . Bentuk perusahaan yang sesuai dengan itu ialah
koperasi, karena dalam koperasi terdapat unsur demokrasi kooperatif,
persamaan , persatuan , demokrasi ekonomidan pendidikan.
Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Hal ini
berarti, bahwa perusahaan -perusahaan yang tidak menguasai hajat
hidup orang banyak boleh berada di tangan orang-seorang.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
adalah pokok kemakmuran rakyat. Karena itu harus dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pasal-pasal lain dalam UUD 1945 yang ada sangkut-pautnya dengan
kesejahteraan rakyat antara lain pasal 23 yang mengatur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara , pasal 27 ayat (2 ) yang mengatur
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan , pasal 29 ayat
(2 ) tentang kemerdekaan memeluk /memilih sesuatu agama yang
diyakininya, pasal 30 tentang hak dan kewajiban ikut serta dalam
pembelaan negara, pasal 31 tentang hak mendapatkan pengajaran ,
pasal 34 tentang fakir miskin dan anak -anak yang terlantar dipelihara
oleh Negara .
Kepulauan Nusantara kita sebagai kesatuan ekonomiberarti, bahwa
kekayaan wilayah Nusantara adalah modal dan milik bersama bangsa ,
dan tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di
seluruh Indonesia .
e. Sistem Sosial- Budaya : atas dasar Kebudayaan Nasional dan
Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam pasal 32 UUD1945 disebutkan , bahwa Pemerintah
memajukan kebudayaan nasional Indonesia . Ini berarti, bahwa bangsa
Indonesia mengutamakan pembinaan dan pembangunan kebudayaan
nasional.' Penerimaan unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam
kebudayaan nasional, dengan syarat lebih menyempurnakan

69
kebudayaan nasional dan tidak bertentangan dengan kepribadian !
bangsa Indonesia .
Disamping itu , karena Negara kita terdiri atas banyak pulau dan suku
bangsa serta golongan warga negara, maka kita menujunjung tinggi
semboyan " Bhinneka Tunggal Ika." Dalam hubungan ini kita tidak
boleh mempertentangkan perbedaan bentuk dan wujud kebudayaan
yang beraneka ragam yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
kita , tetapi keanekaragaman itu hendaknya saling melengkapi dan
semuanya itu merupakan khasanah kebudayaan kita .
Kepulauan Nusantara kita sebagai kekuatan sosial dan budaya
berarti, bahwa masyarakat Indonesia adalah satu , berperikehidupan
serasi, menuju tingkat kemajuan yang sama, merata dan seimbang.
Corak ragam budaya menggambarkan kekayaan budaya bangsa , yang
harus dikembangkan untuk dapat dinikmati bersama.

f. Sistim pembelaan negara : Hak dan kewajiban dalam pembelaan


Negara
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV dinyatakan , bahwa
Pemerintah Negara Indonesia harus melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia .
Selanjutnya dalam pasal 30 UUD 1945 dinyatakan , bahwa tiap- tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
Negara.
Pembelaan negara kita berlandaskan doktrin keamanan nasional, dan
berusaha untukmenciptakan sistem pertahanan keamanan nasional yang
mampu mensukseskan dan mengamankan perjuangan nasional pada
umumnya .
Doktrin Pertahanan Keamanan Nasional kita laksanakan dengan
sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (HANKAMRATA ),
yang berarti keselamatan Negara dan Bangsa ditentukan oleh faktor
Rakyat yang patriotik , militan , terlatih dan tersusun baik , kwalitas
Rakyat dalam arti mental/jiwa organisasi serta ketrampilannya
ditentukan oleh kwalitas dari inti kekuatan HANKAMNAS yaitu ABRI.
Kepulauan Nusantara kita sebagai satu kesatuan Pertahanan
Keamanan berarti, bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu
daerah pada hakekatnya merupakan ancaman terhadap selruh Bangsa
dan Negara, dan bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan Negara dan Bangsa .
70
These 8. Sistem Pemerintahan Demokrasi
Paperoilo yang bermuat di dalam Pembukaan UUD 1945, bahkan
and seluruh isi Pembukaan UUD 1945 tidaklah mungkin dapat kita trapkan
di dalam kehidupan ketatapogaraan sebari-hari, bila tidak dirumuskan di
dalam ketentuan -ketentuan yang konkrit yang sekarang tercantum di
dayan dalam pasal-pasal UUD 1945. Dengan kata lain , seluruh pasal-pasal di
dalam UUD 1945 sebenarnya mengandung pokok-pokok pikiran sebagai
Di de penjelmaan daripada jiwa dan semangat Pancasila . .
Penjelasan UUD 1945 telah menyebutkan sejumlah pokok pikiran ,
yang masing-masing tidak berdiri sendiri, melainkan mempunyai
hubungan yang sangat erat satu dengan yang lain , karena secara
keseluruhan semuanya merupakan satu sistem , ialah sistem
Pemerintaban Negara RI, yang dapat diterangkan sebagai berikut:
1) Indonesia ialah Negara yang berdasar atas Hukum (Rechtstaat)
"Negara Indonesia berdasar atas hukum (Rechtstaat) tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (Machtstaat). " Demikianlah keterangan
te dari Penjelasan UUD 1945 mengenai prinsip pertama di atas. Maksud
dari Penjelasan UUD 1945 di atas ialah, bahwa pengertian pokok
daripada negara hukum ialah , bahwa kekuasaan negara dibatasi oleh ,
d ap juga bordasarkná atas hakum , jadi bukanlah berdasarkan atas
kekuaskan semata-mata . Sedang maksud tujuan daripada pembatasan
terhadap kekuasaan negara oleh hukum ini ialah agar kepentingan
rakyat atau hak -hak asasi rakyat dapat terjamin atau dijaga terhadap
Kemungkinan tindakan sewenang-wenang dari penguasa yang sedang
memerintah . Hal ini pernah pula ditegaskan oleh Ketua Presidium
Kabinet Ampera , Bapak Soeharto waktu itu , pada sidang paripurna
kabinet tanggal 19 April 1967, dengan kata -kata : bahwa Orde Baru dan
atau Negara Hukum " adalah satu tertib masyarakat dan negara yang
bordasarkan hukum , di mana terdapat keseimbangan antara
kepentingan individu dan masyarakat dan di mana warga negara
. . maupun pengusaha tunduk kepada ketentuan yang berlaku.”
: 2) Sistem Konstitusional :
:: Penjelasan dari UUD 1945 mengenai prinsip kedua ini hanyalah
is berbunyi " Pemerintahan berdasarkan atas Konstitusi (Hukum Dasar)
dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).”
Makond pembentukan UUD 1945 dengan penjelasan di atas ialah
bahwa pemerintahan Indonesia haruslah suatu pemerintahan yang
Konstitusional. Artinya , bahwa pemerintahan tersebut tidak hanya
dibatasi tindakan - tindakannya oleh ketentuan -ketentuan Konstitusi,
tetapi konstitusi tersebut haruslah menjadi landasan atau pedoman dari
negara . Karena sebagai landasan dari negara,maka konstitusi haruslah
mengatur susunan organisasi daripada negara itu ; juga menentukan dan
merumuskan hak dan kewajiban warganegara /penduduk dan pengusaha
di pusat maupun di daerah .
Akhirnya, karena di dalam negara dengan sistem konstitusional,
konstitusi atau hukum (undang-undang negara yang tertinggi, maka
tidaklah mungkin kedudukannya kurang penting dari peraturan -pera
turan negara yang lain ; bahkan tidak mungkin UUD dikalahkan oleh
tekanan atau kehendak suatu partai, golongan ataupun suatu penguasa
yang sedang memerintah di dalam negara.
3] Kekuasaan Negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawa
ratan Rakyat (MPR )
Mengenai prinsip ini, Penjelasan UUD 1945 mengatakan : "Kedau
latan rakyat dipegang oleh suatu Badan, bernama "Majelis Permusya
waratan Rakyat " sebagai penjelasan seluruh Rakyat Indonesia ."
Selanjutnya dikatakan : "Majelis inilah yang memegang kekuasaan
Negara yang tertinggi, sedang Presiden harus menjalankan haluan
Negara menurut garis- garis besar yang telah ditetapkan oleh Majelis .
Presiden yang diangkat oleh Majelis, tunduk dan bertanggung jawab
kepada Majelis. Ia adalah "mandataris” dari Majelis, ia berwajib
menjalankan putusan-putusan Majelis. Presiden tidak " neben ,” akan
tetapi " untergeordnet” kepada Majelis .” . Demikian Penjelasan UUD
1945 mengenai asas ke- 3 dari sistem pemerintahan menurut UUD 1945
kita .
Dari uraian di atas jelaslah, bahwa Undang-Undang Dasar 1945 kita
menganut sistem kedaulatan rakyat, yang dijadikan juga pokok pangkal
bertolak prinsip ke- 3 ini. Hal ini jelas dinyatakan dalam salah satu
kalimat dari alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan : " ..... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia , yang
terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat ..." Demikianlah latar belakang dan isi dari
prinsip ke- 3 dalam sistem pemerintahan RI yang menyatakan , bahwa
kekuasaan Negara yang tertinggi di tangan MPR .
4 ] Presiden ialah Penyelenggara Pemerintah Negara yang tertinggi di
bawah Majelis
Mengenai prinsip ke-4 dalam sistem pemerintahan ini, Penjelasan
UUD 1945 menerangkan , bahwa: " Dibawah Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Presiden ialah Penyelenggara Pemerintah Negara yang
tertinggi. Dalam menjalankan Pemerintahan Negara, kekuasaan dan
tanggungjawab adalah di tangan Presiden ( concentration of power and
responsibility upon the President)” .
Apakah arti dari Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 ini?
Kalau kita kembali kepada Penjelasan dari asas ke-3 sebelum uraian
epadayang
ini (berbunyi: ” Kekuasaan Negara yang di ddii tangan
Me ? tertinggi tang MPR ” ),
maka disebutkan di situ , bahwa : " Presiden yang diangkat oleh Majelis,
tunduk dan bertanggungjawab kepada Majelis (MPR ).”
Dengan dinyatakannya pertanggunganjawab Presiden kepadaMPR di
atas, maka berarti ada suatu pemerintahan yang bertanggungjawab di
Republik Indonesia (responsible government).
Inilah sebenarnya yang dimaksudkan oleh asas ke-4 ini dengan
kata -kata bahwa : " Presiden ialah Penyelenggara Pemerintah Negara
yang tertinggi di bawah Majelis (MPR ).” Jadi hanya " dibawah MPR ,
Presiden ialah Pemerintahan Negara yang tertinggi.” Atau " di bawah
MPR " kekuasaan dan tanggungjawab Pemerintah Negara di tangan
Presiden . Dengan ini berarti pula bahwa ketentuan di atas menolak
adanya pertanggungan jawab menteri(kepada DPR ).
5 ] Presiden tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Mengenai prinsip ini Penjelasan Undang-Udang Dasar 1945
menyatakan : " Di sampingnya Presiden adalah Dewan Perwakilan
Rakyat. Presiden harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat untuk membentuk undang-undang dan untuk menetapkan
apatan dan Belanjnekerja bersama-samakepada Dewan
hAnggaran
uo ka Pendapatan
Pre dan Belanja
rena itu
leh karena t Negara.
berta " Bi
siac deharus
itu Presiden n idabekerja
k D
nggun nada ewan . Dewan
Oleh bersama-samadengan
(DPR ), akan tetapi Presiden tidak bertanggungjawab kepada Dewan,
artinya kedudukan Presiden tidak bergantung daripada Dewan .

Demikian penjelasan dari UUD 1945.


Latar belakang dari Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 di atas
ialah bahwa pemerintahan Indonesia adalah suatu pemerintahan yang
demokratis dan berdasarkan perwakilan .

73
Hal ini dijamin pula baik di dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, pasal 1 Ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 , maupun oleh
Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945. Misalnya, Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 mengatakan : " ...., Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan /perwakilan ,
...., " pasal 19 Undang-Undang Dasar 1945 melanjutkan : " Perwakilan
rakyat ini terjelma di dalam Dewan Perwakilan Rakyat, yang
susunannya akan ditetapkan dengan suatu Undang-Undang. "
Akhirnya perlu ditambahkan , bahwa walaupun Presiden tidak
bertanggung jawab kepada DPR , akan tetapi Presiden harus mendapat
persetujuan DPR dalam beberapa hal yang penting, seperti misalnya:
dalam membentuk Undang-Udang dan penetapan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
6 ] Pengawasan Parlemen
Anggota-anggota Parlemen (DPR ) adalah juga anggota-anggota
MPR . Karena kedudukannya tersebut maka Parlemen dapatmengawasi
jalannya Pemerintahan (Eksekutif ), yaitu apabila Pemerintah
melakukan hal-hal yang tidak sesuai atau bertentangan dengan
Ketetapan -ketetapan MPR , maka Parlemen (DPR ) yang juga sebagai
anggota MPR dapatmengundang anggota -anggotanya untuk bersidang.
7 ] Peradilan bebas
Dalam penjelasan resmi UUD 1945 dinyatakan , bahwa kekuasaan
kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka, artinya terlepas dari
pengaruh kekuasaan Pemerintah . Berhubung dengan itu harus diadakan
jaminan dalam Undang-undang tentang kedudukan para hakim .
8 ] Otonomidaerah
Pembagian Daerah Indonesia atas Daerah besar dan kecil, dengan
bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang
dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam
sistem Pemerintah Negara, dan hak -hak asal-usul dalam Daerah -daerah
yang bersifat Istimewa.
Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah Propinsi, dan daerah
Propinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. Di
daerah-daerah yang bersifat otonoom akan diadakan Badan Perwakilan
Daerah , oleh karena di daerahpun pemerintahan akan bersendi atas
dasar permusyawaratan .

74
Negara RI menghormati kedudukan daerah -daerah istimewa dan
segala peraturan negara yang mengenai daerah itu akan mengingati
hak -hak asal-usul daerah tersebut.
C . Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengamalan Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa dalam
hidup sehari-hari
1) Berdasarkan Sila I: Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa .
a . Mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat
sifatNya Yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, dan lain -lain
sifat yang serba suci.
b . Menaati ajaran-ajaran Tuhan Yang Maha Esa .
c. Saling hormat-menghormati antara penganutagamadan keper
cayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d . Memperhatikan Pembukaan dan pasal 29 UUD 1945.
2) Berdasarkan Sila II : Kemanusiaan yang adil dan beradab .
a . Menempatkan sesama manusia sebagai makhluk Tuhan
dengan segala martabat dan hak asasinya.
b . Memperlakukan sesama manusia secara adil dan beradab
seperti memperlakukan dirinya sendiri (Bahasa Jawa " tepo
seliro " ).
c . Memperlakukan sesama manusia sebagai manusia pribadi
dan manusia sosial secara seimbang .
d . Memperhatikan Pembukaan dan pasal 27, 28, 29, 30 , 31, 33 ,
dan 34 UUD 1945.
3) Berdasarkan Sila III: Persatuan Indonesia .
a . Membina persatuan sesama suku-suku Bangsa di Indonesia .
b . Membina persatuan Wilayah Indonesia dan Kebudayaan yang
Bhinneka Tunggal Ika .
c . Mencintai Tanah Air dan Bangsa , dan menempatkan kepen
tingan umum , bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan .
d . Memperhatikan Pembukaan dan pasal 1, 32, 35, dan 36
UUD 1945 .
4 ) Berdasarkan Sila IV : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan .
a . Menjunjung tinggi asas kerakyatan .
b . Melaksanakan asas kerakyatan tersebut dengan pimpinan akal
sehat dalam permusyawaratan / perwakilan .
c . Menaati segala putusan rakyat dalam lembaga-lembaga per
wakilan .
d . Memperhatikan Pembukaan dan pasal 1 , 2 , 28 , dan 37
UUD 1945.
5 ) Berdasarkan Sila V : Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia .
a . Memelihara kehidupan yang adil di segala bidang kehidupan :
politik, ekonomi, sosial-budaya dan lain -lain bagi seluruh
Rakyat Indonesia .
b . Menumbuhkan hidup tolong-menolong, kekeluargaan dan
gotong -royong.
c . Memelihara kehidupan sebagai makhluk sosial dan mem
perlakukan hak miliknya sehingga mempunyai fungsi sosial.
d . Memperhatikan Pembukaan dan pasal 23, 27, 28, 29, 30, 31,
33, dan 34 UUD 1945.

2. Pengamalan Pancasila sebagai Dasar Negara


1) Melaksanakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 :
a . Faham Negara Persatuan (Sila III )
b . Negara mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia (Sila V )
c . Negara berdasarkan Kedaulatan Rakyat, musyawarah /
perwakilan (Sila IV )
d . Negara berdasarkan Ke- Tuhan - an Yang Maha Esa atas dasar
Kemanusiaan yang adil dan beradab (Sila I dan II)
e . Negara Merdeka berdaulat
f. Negara anti penjajahan .
2 ) Melaksanakan prinsip -prinsip yang terkandung dalam Batang
Tubuh UUD 1945:
a . Negara Kesatuan berbentuk Republik
b . Hak -hak asasi manusia berdasarkan Pancasila
c . Sistem Politik berdasarkan pasal 27 ayat 1 UUD 1945
d . Sistem Ekonomiberdasarkan pasal 33 UUD 1945
e . Sistem Sosial Budaya berdasarkan pasal 32 dan 34 UUD 1945.
f. Sistem Pertahanan Keamanan berdasarkan pasal 30 UUD 1945
g . Sistem Pemerintahan berdasarkan Sistem Demokrasi dengan
ketentuan -ketentuan :
(1 ) Negara Hukum (rechtsstaat),
(2) Negara berdasarkan UUD yang tertulis (konstitusional),
(3 ) Supermasi MPR ,
(4 ) Pemerintah bertanggung jawab kepada MPR ,
(5 ) Presidentil Kabinet ,
(6 ) Pengawasan Parlemen , .
(7 ) Peradilan bebas,
(8 ) OtonomiDaerah.
3 . Bidang-bidang lain
Di samping cara pembidangan tersebut, dapat pula dikemukakan
cara pembidangan lain , misalnya:
1 ) Secara praktis dan yang lazim dipergunakan , bidang kehidupan
dibagi sebagai berikut:
a. Bidang Ideologi
b . Bidang Politik
c. Bidang Ekonomi
d. Bidang Sosial Budaya
e. Bidang Pertahanan dan Keamanan .
2) Kita dapat pula membagi bidang kehidupan menurut sila-sila
Pancasila , yaitu :
a . Bidang Keagamaan / Kepercayaan (Sila I)
b . Bidang Kemanusiaan (Sila II)
c. Bidang Kebangsaan (Sila III)
d . Bidang Kenegaraan /Kedaulatan (Sila IV )
e . Bidang Sosial Ekonomi(Sila V ).
3 ) Bidang kehidupan dapat dibagimenurut sistematika Pembukaan
dan Batang Tubuh UUD 1945.
4 ) Bidang kehidupan dibagi menurut adanya macam -macam
Departemen Pemerintahan atau menurut bidang-bidang pem
bangunan dalam Garis -garis Besar Haluan Negara (GBHN ). .
5 ) Cara membagi yang lain , misalnya Prof. Dr. Drs. Notona
goro, SH , membagi sebagai berikut:
a . Bidang kehidupan manusia, meliputi:
( 1) Sosial
( 2) Ekonomi
(3 ) Teknologi
77
(4 ) Kebudayaan
(5 ) Kesusilaan
(6 ) Pendidikan
(7) Ilmu Pengetahuan
(8 ) Kejiwaan
(9) Keagamaan
(10 ) Kepercayaan .
b . Bidang kehidupan negara, meliputi:
( 1 ) Pemerintahan
(2) Perundang-undangan
(3 ) Peradilan
(4 ) Politik
(5 ) Pertahanan -Keamanan .
Dengan mengetahui bidang-bidang kehidupan terlebih dahulu kita
dapat menentukan tingkah laku dan amal perbuatan (perilaku ) yang
bagaimana yang harus kita lakukan , dan mana -mana yang tidak boleh
kita lakukan .
BAB VII

HAK -HAK ASASIMANUSIA DALAM PANCASILA

A . Pengertian dan Pengembangannya


Hak -hak asasi manusia adalah hak -hak dasar atau hak -hak pokok
yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa . Hak -hak asasi ini menjadi dasar daripada hak -hak dan
kewajiban -kewajiban yang lain .
Sebagaimana kita ketahui, di samping hak -hak asasi ada kewajiban
kewajiban asasi, yang dalam hidup kemasyarakatan kita seharusnya
mendapat perhatian terlebih dahulu dalam pelaksanaannya. Memenuhi
kewajiban terlebih dahulu , baru menuntut hak .
Dalam masyarakat yang individualistis ada kecenderungan pelak
sapaan atau tuntutan pelaksanaan hak -hak asasi ini agak berlebih
lebihan .
Hak -hak asasi tidak dapat dituntut pelaksanaannya secara mutlak ,
karena penuntutan pelaksanaan hak asasi secara mutlak , berarti
melanggar hak -hak asasi yang sama dari orang lain .
Menurut sejarahnya asalmula hak asasimanusia itu ialah dari Eropa
Barat, yaitu Inggeris. Tonggak pertama kemenangan hak asasi ialah :
pada tahun 1215 dengan lahirnya Magna Charta .
Di dalam Magna Charta itu tercantum kemenangan para bangsawan
atas raja Inggeris. Di dalamnya dijelaskan bahwa raja tidak lagi
bertindak sewenang-wenang. Dalam hal-hal tertentu , raja di dalam
tindakannya harus mendapat persetujuan para bangsawan. Walaupun
hal itu terbatas dalam hubungan antara raja dengan bangsawan, tetapi
kemudian terus berkembang. Sebagai suatu prinsip , hal ini merupakan
suatu kemenangan , sebab hak-hak tertentu telah diakuioleh Pemerintah.
:* Perkembangan berikutnya ialah adanya revolusi Amerika 1776 , dar .
revolusi Perancis 1789. Dua revolusi dalam abad ke XVIII ini besar
sekali pengaruhnya pada perkembangan hak asasi manusia tersebut.'
Revolusi Amerikamenuntut adanya hak bagi setiap orang untuk hidup
merdeka, dalam hal ini hidup bebas dari kekuasaan Inggeris. Revolusi
besar Perancis pada tahun 1789 bertujuan untuk membebaskan manusia
warga negara Perancis dari kekangan kekuasaan mutlak dari seorang
raja penguasa tunggal negara (absolute monarchie) di Perancis pada
waktu itu (Raja Louis XVI). Istilah yang dipakai pada waktu itu adalah
" droit de l'homme” yang berarti ' hak manusia " , yang dalam bahasa
Inggeris disebut 'human rights” , atau "mensen rechten " dalam bahasa
Belanda . Dalam bahasa Indonesia biasa disalin dengan ' hak -hak
kemanusiaan " atau " hak -hak asasi manusia ” .
Yang dimaksudmula -mula dari istilah ini ialah hak yangmelekat pada
martabat manusia sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, seperti
misalnya hak hidup dengan selamat,hak kebebasan dan kesamaan , yang
sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapa pun juga.

B . Macam -macam Hak Asasi


Hak -hak asasimanusia dapat dibagi atau dibedakan sebagai berikut:
a . Hak-hak asasi pribadi atau "personal rights ” yang meliputi
kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama,
kebebasan bergerak dan sebagainya.
b . Hak -hak asasi ekonomi atau " property rights ” , yaitu hak untuk
memiliki sesuatu ,membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya .
c . Hak -hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan atau yang biasa disebut " rights of legal
equality " .
d . Hak-hak asasi politik atau " political rights " , yaitu hak untuk ikut
serta dalam pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam
pemilihan umum ), hak mendirikan partai politik dan sebagainya.
e . Hak-hak asasisosialdan kebudayaan atau " social and culture rights " ,
misalnya hak untuk memilih pendidikan , mengembangkan
kebudayaan dan sebagainya.
f. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata -cara peradilan
dan perlindungan atau " procedural rights ” , misalnya peraturan
dalam hal penangkapan , penggeledahan, peradilan , dan sebagainya .
C . Negara Hukum dan Hak -hak Asasi
Menjadi kewajiban dari Pemerintah atau negara hukum untuk
mengatur pelaksanaan daripada hak -hak asasi ini, yang berarti

80
menjamin pelaksanaannya, mengatur pembatasan - pembatasannya demi
kepentingan umum , kepentingan bangsa dan negara . Malahan ada
kecenderungan , bahwa demipenghormatan akan perlindungan hak asasi
manusia itu , maka negara bertugas hanyalah menjaga ketertiban
masyarakat; karena yang penting dalam hal ini ialah negara tidak akan
turut campur dalam hal yang dianggap merupakan pelanggar akan hak
asasi itu , seperti masalah setiap orang berjuang dan bersaing dalam
kehidupan ekonomi. Dalam hal ini, para anggota masyarakat dibiarkan
bersaing dalam kehidupan dengan suatu anggapan dasar , bahwa bila
setiap orang berjuang sendiri-sendiri dengan melaksanakan hak asasinya ,
maka masyarakat akan dengan sendirinya makmur. Dengan menghor
mati hak asasi manusia itu , maka setiap orang akan mempergunakan
haknya dan dengan sendirinya setiap orang akan berjuang untuk
mencapai kemakmurannya masing-masing. Dengan adanya kemak
muran masing-masing,maka kemakmuran rakyat akan tercapai dengan
sendirinya di dalam masyarakat. Dalam hal ini timbullah masyarakat
liberal, di mana individu dikedepankan peranannya. Individualisme
berkembang. Perkembangan ini dimungkinkan dalam masyarakat yang
liberal tersebut.
Didalam suatu negara hukum yang dinamis, negara ikut aktif dalam
usaha menciptakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian
diaturlah masalah fungsi negara dengan penyelenggaraan hak dan
a yeleng
kewajiban asasi manusia itu . Bagaimanapun juga, negara di satu pihak
eperti di besarny tu , berupen
melindungi hak -hak asasi, namun di pihak lain menyelenggarakan
kepentingan umum . Kepentingan umum itu , berupa kesejahteraan
masyarakat. Dalam hal ini betapa besarnya peranan negara .
Walaupun demikian , seperti disebutkan di atas, betapapun juga
peranan negara dalam membina kesejahteraan masyarakat, namun hak
asasi manusia itu harus tetap dilindungi dan diakui.

D . Hak -hak Asasi di dalam UUD 1945


Berkenaan dengan hak asasi ini, PBB telah mengeluarkan pernyataan
yang bernama: " Universal Declaration of Human Rights” , pada tanggal
10 Desember 1948. Indonesia sebagai anggota dari lembaga dunia ini,
pula memperhatikan masalah tersebut. Walaupun kita ketahui bahwa
dasar dari Deklarasi itu adalah individualisme dengan segala hak -hak
yang dipunyainya, namun dalam kerangka pelaksanaannya di Indonesia ,
keseimbangan di antara hak dan kewajiban selalu diperhatikan . Hak-hak
81
itu secara terperinci diuraikan di dalam Deklarasi tersebut, dan di
Indonesia secara konstitusional dicantumkan pokok - pokoknya dengan
latar belakang semangat kekeluargaan . Di dalam Negara Pancasila
sebagai Negara Hukum , hak -hak asasi manusia dan hak -hak serta
kewajiban warga negara diatur pelaksanaannya dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945 dan dalam pasal-pasal dari Batang Tubuh
UUD 1945 .
Seperti kita ketahui,
a line pertama dari Pembukaan UUD
dalam aalinea
t a n g l
dia , mtentang
1945 dinyatakan a a kemerdekaan yang dimiliki oleh segala
hhak
bangsa di dunia , maka oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan , karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan .
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menetapkan , bahwa segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Sedang dalam ayat( 2) pasaltersebutmenetapkan ,bahwa tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan .
Selanjutnya dalam pasal 28 uud 1945 diatur tentang kemerdekaan
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya yang ditetapkan dengan Undang-undang .
Jaminan tentang kemerdekaan memeluk agama ditentukan dalam pasal
29 UUD 1945 ayat (2) yang berbunyi: Negara menjamin kemerdekaan
agam
tiap -tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing -masing dan untuk
anya dan pers p
onal rifam asitual. (Bandingkan
dan kepercayaannya
beribadat menurut agamanya
dengan hak -hak asasi pribadi atau " personal right” ).
Hak -hak dalam pembelaan negara diatur dalam pasal 30 UUD 1945
yang dalam ayat ( 1 )berbunyi: Tiap -tiap Warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan Negara. Yang dimaksud dengan
" pembelaan Negara” di sini, dengan istilah sekarang adalah
” Pertahanan dan Keamanan Nasional” .

Kemudian hak -hak asasi di bidang Kesejahteraan Sosial (bandingkan


dengan " property rights ” ) sesuai dengan Sila V Pancasila, diatur dalam
pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:
1 ) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
2 ) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya di
kuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Dalam hal pelaksanaan hak -hak asasimanusia dalam Pancasila , yang
perlu mendapat perhatian kita adalah, bahwa di samping hak-hak asasi,
wajib -wajib asasi harus kita penuhi terlebih dahulu dengan penuh rasa
tanggung-jawab . Hak -hak asasi manusia dilaksanakan dalam rangka
hak -hak serta kewajiban warga negara .

83
BAB VIII

DEMOKRASI PANCASILA
A . Dasar dan Asas
Demokrasi (demos = rakyat; kratos = pemerintahan ) adalah suatu
sistem pemerintahan dimana rakyat diikutsertakan dalam pemerintahan
negara . Menurut perkembangan sekarang , demokrasi tidak hanya
meliputi bidang pemerintahan / politik saja , tetapi juga bidang ekonomi,
sosial dan kebudayaan.
Demokrasi yang dikembangkan sekarang di Indonesia ialah
Demokrasi Pancasila . Demokrasi Pancasila adalah faham demokrasi
yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesia , yang perwujudannya seperti ketentuan -ketentuan dalam
Pembukaan dan Undang -undang Dasar 1945.
Dasar dari Demokrasi Pancasila adalah kedaulatan rakyat, seperti
tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 . Pelaksanaan
dasar ini terdapat dalam pasal 1 ayat (2 ) Undang-undang Dasar 1945
yang berbunyi: " Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat " .
Adapun asas Demokrasi Pancasila terdapat dalam sila keempat
Pancasila yang berbunyi: " Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan .
Dalam Demokrasi Pancasila rakyat adalah subyek demokrasi, artinya
rakyat sebagai keseluruhan berhak ikut secara efektif menetukan
keinginan-keinginan dan pelaksana yang melaksanakan keinginan
keinginan itu , dengan turut serta dalam penentukan garis- garis besar
haluan negara dan menentukan mandataris atau pimpinan nasional yang
akan melaksanakan garis -garis besar haluan negara tersebut.
B . Partisipasi Rakyat
Pengaturan partisipasi rakyat dalam kehidupan demokrasi itu secara
positif ditentukan dalam peraturan perundangan yang berlaku. Aturan
permainan dalam kehidupan demokrasi diatur secara melembaga. Ini
berarti, bahwa keinginan -keinginan rakyat tersebut disalurkan melalui
lembaga-lembaga perwakilan yang ada, yang dibentuk melalui pemilihan
umum yang demokratis . Hasil pemilihan umum itu mencerminkan
keinginan rakyat untuk menentukan wakil-wakilnya yang diharapkan
akan menyuarakan aspirasinya .
Berkenaan dengan masalah kebebasan individu dalam alam
demokrasi, maka kebebasan mengeluarkan pendapat bukan sekedar
bebas mengeluarkan pendapat atau berbuat, melainkan pula harus
disertaitanggung jawab yang besar atas penggunaan kebebasan tersebut.
Demokrasi Pancasila sebagai suatu sistem pemerintahan yang
berdasarkan kedaulatan rakyat, maka rakyatlah yang menentukan
bentuk dan isi pemerintahan yang dikehendakinya sesuai dengan hati
nuraninya. Dalam hal ini sudah sewajarnya Pemerintah harus
memfokus-kan perhatiannya kepada kepentingan rakyat banyak dalam
rangka tercapainya kemakmuran yang merata .
Segala langkah kebijaksanaan Pemerintah harus berdasar atas hasil
musyawarah . Kearifan dalam mengambil keputusan yang akan
merupakan pedoman dan garis kebijaksanaan itu adalah sesuai dengan
jiwa Pancasila . Kestabilan pemerintahan sebagai suatu syarat dapat
terlaksananya program -program haruslah tetap dapat menampung
adanya perbedaan -perbedaan pendapat di dalam masyarakat. Adanya
perbedaan pendapat itu adalah wajar, asal penyelesaiannya melalui
aturan permainan dalam alam demokrasi itu sendiri dengan mentaati
bersama sistem kelembagaan dan musyawarah serta selalu berpijak atas
kepentingan rakyat sebagaikeseluruhan .
Demokrasi Pancasila tidak saja demokrasi dalam bidang politik , yang
hanya mengatur tentang masalah politik negara atau hal yang
berhubungan dengan pengaturan kenegaraan, tetapi juga mengatur
masalah ekonomi, sosial dan kebudayaan. Pengaturan pokok masalah itu
terdapat di dalam UUD 13 : Pengaturan tersebut dapat dilihat dalam
pasal 31 mengenai pendidikan , pasal 32 mengenai kebudayaan , pasal 33
mengenai perekonomian , pasal 34 mengenai fakir miskin .
Dengan lain perkataan dapat dikatakan , bahwa demokrasi Pancasila
adalah demokrasi politik , demokrasi ekonomi, sosial dan kebudayaan .
Dalam hal ini berarti bahwa dalam bidang politik , ekonomi, sosial dan
kebudayaan , rakyat diikutsertakan dalam keterlibatannya, sehingga
masalah itu dirasakan sebagai masalahnya sendiri. Dengan demikian
gagasan demokrasi sebagai suatu pengembangan " populisme"
(keterlibatan atau ikut campur tangannya rakyat) dan " progresivisme”
85
(mencapai kemajuan) diatur secara konstitusional. Konstitusional, yang
dalam hal ini UUD 1945, telah meletakkan garis- garis pokok kegiatan
tersebut. Secara keseluruhan dapat disimpulkan, bahwa Demokrasi
Pancasila mencakup macam -macam demokrasi. Di samping sebagai
demokrasi politik , ekonomi, sosial dan kebudayaan , juga sebagai
demokrasi konstitusional, sebab demokrasi ini berdasar atas konstitusi,
yaitu UUD 1945 . UUD iu sendirimerupakan realisasi Pancasila sebagai
dasar negara .
C . Landasan Hukum
Dalam rangka pelaksanaan Demokrasi Pancasila tersebut,
pelaksanaannya mengikuti aturan -aturan hukum . Hal ini sudah dengan
sendirinya demikian , karena Indonesia adalah negara hukum .
Dalam hubungan itu dikenallah adanya tata -urutan peraturan
perundangan . Dalam hal ini maka Pancasila adalah sumber dari segala
sumber hukum , yang kemudian melahirkan sumber-sumber hukum
lainnya.
Sumber-sumber hukum itu adalah sebagai berikut :
1 . Proklamasi 17 Agustus 1945
2 . Dekrit Presiden 5 Juli 1959 .
3 . UUD 1945 .
4. SUPERSEMAR (Surat Perintah 11Maret 1966 ).
Sumber -sumber hukum ini merupakan landasan atas lahirnya
peraturan-peraturan lainnya.
D . Tata Urutan Peraturan Perundangan
Tata urutan ini menggambarkan , bahwa peraturan yang di atas
merupakan pangkal bagi peraturan yang lebih rendah. Akibatnya ialah
peraturan yang lebih rendah itu tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang di atasnya.
Tata-urutan itu adalah sebagai berikut :
1 . UUD 1945
2 . Ketetapan MPR
3. Undang-undang, dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
undang
4 . Peraturan Pemerintah
5 . Keputusan Presiden
6 . Peraturan -peraturan pelaksanaan lainnya, seperti: Peraturan
Menteri, Instruksi Menteri, dan lain -lain .
Demikianlah mengenaimasalah tata peraturan -perundangan dalam
sistem pemerintahan di Indonesia .
E . Demokrasi Pancasila sebagai " Way of Life"
Di samping demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan , juga
merupakan ” Way of Life " atau cara hidup dalam bidang pemerintah .
Cara hidup itu ialah suatu cara yang di anggap paling sesuai dalam
rangka terselenggaranya pemerintahan dengan teratur. Dalam hal ini
dikembangkan suatu cara yang semua orang akan menyertainya, karena
cara itu menjamin adanya ketertiban dalam hidup bernegara. Tertib
tetapipenuh dengan kedinamisan , karena dinamika itu merupakan suatu
ciri dari suatu masyarakat yang hidup dan demokratis.
Demokrasi sebagai suatu cara hidup yang baik antara lain meliputi
hal-hal-hal sebagai berikut:
Pertama: Segala pendapat atau perbedaan pendapat mengenai
masalah kenegaraan dan lain -lain yang menyangkut kehidupan negara
dan masyarakat diselesaikan lewat lembaga-lembaga negara . Hal ini di
sebut bahwa penyelesaian itu melembaga;artinya lembaga-lembaga yang
erat hubungannya dengan penyelesaian masalah itu melalui wakil-wakil
rakyat yang duduk di dalam lembaga negara seperti DPR atau DPRD .
Cara hidup ini akan mengantarkan dan merupakan suatu kebiasaan
menyelesaikan perselisihan itu melalui lembaga itu , sehingga masalah itu
dapat diselesaikan dengan tertib dan teratur.
Kedua : diskusi. Sebagai suatu negara demokrasi di mana rakyat
diikutsertakan dalam masalah negara, maka pertukaran pikiran yang
bebas, demi terselenggaranya kepentingan rakyat, maka diskusi harus
dibuka seluas-luasnya. Diskusi dapat berbentuk polemik didalam mass
media , seperti surat kabar, dan lain -lain . Di dalam diskusi atau
musyawarah sebagai ladasan kehidupan bangsa dan negara, harus
diberikan saluran . Dengan demikian , apa yang dikehendaki oleh rakyat
itu akan mudah diketahui. ” Way of Life” seperti dikemukakan di atas,
dalam rangka pembanguan Pancasila, sangatlah sesuai dengan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusya
waratan /perwakilan . Dalam hal inimaka semangat musyawarah , baik
dalam lembaga-lembaga perwakilan maupun dalam wadah -wadah
lainnya seperti mass -media sudah sewajarnya dibina terus menerus.
BAB IX
PANCASILA DAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Sebagai telah ditetapkan di dalam Garis -Garis Besar Haluan Negara


(GBHN ) atau Ketetapan MPR No. IV /MPR / 1978, Pembangunan
Nasional yang dilaksanakan dewasa ini adalah di dalam rangka
Pembangunan Manusia Indonesia seutuhnya dan Pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia . Hal ini berarti, bahwa pembangunan itu tidak
hanya mengejar kemajuan lahiriah atau kepuasan batiniah saja,
melainkan keselarasan , keserasian dan keseimbangan antara keduanya,
lahiriah dan batiniah, jasmaniah rokhaniah, merata di seluruh tanah air
dan untuk seluruh masyarakat Indonesia . Dengan demikian bangsa
Indonesia menghendaki keselarasan hubungan antara manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa, antara sesama manusia serta lingkungan alam
sekitar,keserasian hubungan antara bangsa-bangsa dan juga keselarasan
antara cita -cita hidup di dunia dan mengejar kebahagiaan di akhirat,
karena kehidupan manusia dan masyarakat yang serba selaras adalah
tujuan akhir Pembanguan Nasional; secara singkat disebut masyarakat
maju , adil dan makmur berdasarkan Pancasila . Oleh sebab itu dapatlah
dikatakan , bahwa hakekat mengambilkan Pancasila adalah
melaksanakan Pembanguan Nasional dalam segala bidang kehidupan .
Sungguhnya pemikiran mengenai Pembangunan Nasional telah
tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945, dan diuraikan secara
terperinci di dalam pasal-pasal atau Batang Tubuh UUD 1945. MPR
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi di dalam negara kita kemudian
menjabarkannya di dalam Ketetapan MPR No. IV /MPR /1978 . Di
dalam Ketetapan MPR itu dimuat tiga pola pembangunan , yaitu :
1. Pola Dasar Pembangunan Nasional (yang berlaku untuk seterusnya ).
2 . Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang (yang berlaku selama
25 — 30 tahun ).
3. Pola Umum Pembangunan Lima Tahun Ketiga /Pelita III (yang
berlaku mulai 1 April 1979 – 31 Maret 1984 ).
Landasan idiil Pembangunan Nasional adalah Pancasila . Ini berarti
88
bahwa Pembangunan Nasional dilaksanakan dengan dijiwai
Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa , berdasar atas Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, dengan mementingkan Persatuan Indonesia , dengan
berpedoman kepada Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /Perwakilan, serta untuk
mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia .
Adapun landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945.
Mengenai tujuan Pembangunan Nasional, di dalam Ketetapan MPR
tersebut dinyatakan, bahwa Pembangunan Nasional bertujuan untuk
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material
dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka , berdaulat dan bersatu , dan berke
daulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman ,
tenteram , tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia
yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Selanjutnya mengenai Asas-asas Pembangunan Nasional disebutkan
sebagai berikut:
1. AsasManfaat, ialah bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan
harus dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemanusiaan , bagi
peningkatan kesejahteraan Rakyat, dan bagi pengembangan pribadi
Warga Negara.
2 . Asas Usaha Bersama dan Kekeluargaan, ialah bahwa usahamencapai
cita-cita dan aspirasi-aspirasi Bangsa harus merupakan usaha
bersama dari Bangsa dan seluruh Rakyat yang dilakukan secara
gotong-royong dan dijiwai oleh semangat kekeluargaan .
2 . Asas Usaha Bersama dan Kekeluargaan , ialah bahwa usahamencapai
cita -cita dan aspirasi-aspirasi Bangsa harus merupakan usaha
bersama dari Bangsa dan seluruh Rakyat yang dilakukan secará
gotong-royong dan dijiwai oleh semangat kekeluargaan .
3 . Asas Demokrasi, ialah Demokrasi berdasarkan Pancasila yang
meliputi bidang-bidang Politik , Sosial dan Ekonomi, serta yang
dalam penyelesaian masalah-masalah Nasional berusaha sejauh
mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai
mufakat.
4 . Asas Adil dan Merata, ialah bahwa hasil-hasil material dan spiritual
yang dicapai dalam pembangunan harus dapat dinikmatimerata oleh
seluruh Bangsa dan bahwa tiap-tiap Warga Negara berhak menikmati
89
hasil-hasil pembangunan yang layak diperlukan bagi kemanusiaan
dan sesuai dengan nilai darma-baktinya yang diberikannya kepada
Bangsa dan Negara .
5 . Asas Perikehidupan dalam Keseimbangan, ialah keseimbangan
antara kepentingan-kepentingan ,yaitu antara kepentingan keduniaan
dan akhirat, antara kepentingan material dan spiritual, antara
kepentingan jiwa dan raga, antara perikehidupan darat, laut, dan
udara , serta antara kepentingan nasional dan internasional.
al .

6 . Asas Kesadaran Hukum , ialah bahwa tiap Warga Negara Indonesia


harus selalu sadar dan taat kepada hukum dan mewajibkan Negara
untuk menegakkan dan menjamin kepastian hukum .
7 . Asas Kepercayaan pada diri sendiri, yaitu bahwa Pembangunan
Nasional harus berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan
dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepada kepribadian bangsa .
Adapun Pola Umum Jangka Panjang mempunyai sasaran -sasaran
sebagai berikut:
a. Bidang Ekonomi
Struktur ekonomiyang seimbang di mana terdapat kemampuan dan
kekuatan industri yang maju yang didukung oleh kekuatan dan
kemampuan pertanian yang tangguh . Dengan prinsip bahwa Repelita
yang terdahulu mempunyai sasaran untukmenaikkan tingkathidup dan
kesejahteraan Rakyat banyak serta untuk menciptakan landasan bagi
Repelita berikutnya , maka struktur ekonomi yang seimbang itu akan
dicapai secara bertahap melalui pelaksanaan serangkaian Repelita
repelita ialah :
1) Repelita Pertama:meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan
industri yang mendukung sektor pertanian .
2 ) Repelita Kedua:meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan
meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan
baku .
3 ) Repelita Ketiga :meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah
bahan baku menjadi barang jadi.
4 ) Repelita Keempat: meletakkan titik berat pada sektor pertanian
untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin
industri sendiri, baik industri beratmaupun industri ringan yang akan
terus dikembangkan dalam Repelita -repelita selanjutnya.
90
Dengan meningkatkan bidang industri dan pertanian secara terhadap
seperti tersebut di atas, akan terpenuhilah kebutuhan pokok rakyat dan
akan tercapailah struktur ekonomi yang seimbang, ialah struktur
ekonomidengan titik berat kekuatan industri yang didukung oleh bidang
pertanian yangkuat, setelah dilampaui Pembangunan Lima Tahun yang
Kelima atau yang Keenam akan menjadi landasan bidang ekonomi
untuk mencapai tujuan nasional, ialah masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila .
b . Bidang Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
Sosial-Budaya
Atas dasar kepercayaan Bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang
Maha Esa amaka kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia harus
benar-benar selaras dalam hubungannya dengan Tuhan YangMaha Esa ,
dengan sesama dan alam sekitarnya serta memiliki kemantapan
keseimbangan dalam kehidupan lahiriah dan batiniah serta mempunyai
jiwa yang dinamis dan semangat gotong-royong yang berkembang,
sehingga sanggup serta mampu untuk melanjutkan perjuangan Bangsa
dalam mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan landasan
ekonomiyang seimbang.
Bentuk -bentuk kebudayaan sebagai pengejawantahan Pribadi
Manusia Indonesia harus benar-benar menujukkan nilai hidup dan
makna kesusiaan yang dijiwai Pancasila. Sedangkan kebudayaan itu
sendiri harus merupakan penghayatan nilai-nilai yang luhur sehingga
tidak dipisahkan dari Manusia Budaya Indonesia sebagai
pendukungnya .
c . Bidang Politik
Dalam bidang politik dalam negeri dimantapkan kesadaran kehidupan
politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang -undang
Dasar 1945 bagi setiap warga negara , sehingga dapat terjamin
kelancaran usaha mencapai tujuan nasional.
Dalam rangka mencapai sasaran itu termasuk di dalamnya
usaha-usaha untuk menciptakan , mengkonsolidasikan dan memanfaat
kan kondisi serta situasi untuk memungkinkan terlaksananya proses
proses pembaharuan kehidupan politik , sehingga dapat diciptakan
keadaan dengan sistem politik yang benar -benar demokratis, stabil,
dinamis, efektif dan efisien yang dapat memperkuat kehidupan
konstitusional, mewujudkan Pemerintahan yang bersih , berkemampuan
dan berwibawa , pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang

91
semakin efektif serta terwujudnya kesadaran dan kepastian hukum
dalam masyarakat yang semakin mantap .
Dalam bidang politik luar negeri yang bebas aktif diusahakan agar
Indonesia dapat terus meningkatkan peranannya dalam memberikan
sumbangannya untuk turut serta menciptakan perdamaian dunia yang
abadi, adil dan sejahtera.
d . Bidang Pertahanan Keamanan
Sesuai Doktrin Pertahanan dan Keamanan Nasional,maka diciptakan
sistem pertahanan rakyat semesta yang mampu mensukseskan dan
mengamankan perjuangan nasional pada umumnya, pembangunan
nasional pada khususnya, dari setiap ancaman yang datang dari luar
negeri serta dari dalam negeri, sehingga usaha bangsa dalam mencapai
tujuan nasional benar-benar aman dan tertib .
Dalam pelaksanaan doktrin tersebut di atas, ABRI yang tumbuh dari
rakyat dan bersama rakyat untuk menegakkan dan mengisi
kemerdekaan , adalah inti dari sistem Pertahanan Keamanan Rakyat
Semesta .
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia di samping selaku kekuatan
Hankam , juga merupakan kekuatan Sosial.
Demikianlah sasaran -sasaran yang termuat di dalam Pola Umum
Jangka Panjang .
Khususmengenai Pelita Ketiga prioritas diletakkan pada:
1) Sesuai dengan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang, maka
dalam Pelita Ketiga prioritas diletakkan pada pembangunan bidang
ekonomidengan titik berat pada pembangunan sektor pertanian menuju
swasembada pangan dengan meningkatkan sektor industri yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku dan barang jadi dalam
rangka menseimbangkan struktur ekonomi Indonesia .
2) Sejalan dengan prioritas pada pembangunan bidang ekonomi, maka
pembangunan dalam bidang politik , sosial, budaya dan lain -lain , akan
ditingkatkan sepadan dengan kemajuan -kemajuan yang dicapai oleh
pembangunan bidang ekonomi.
Apa yang dikemukakan di atas, hanyalah sekedar gambaran mengenai
Pola Pembangunan Nasional sebagaimana digariskan di dalam Ke
tetapan MPR No. IV /MPR / 1978, yang tidak dapat kita lepaskan dari
pengalaman Pancasila secara keseluruhan .

92
BAB X

PENGAMANAN PANCASILA
Mengamankan Pancasila berarti menyelamatkan , mempertahankan
dan menegakkan Pancasila yang benar agar tidak diubah , dihapus
ataupun diganti dengan yang lain .
Mengamankan Pancasila pada hakikatnya adalah mengamankan
Negara . Sebaliknya, mengamankan Negara bertujuan mengamankan
Pancasila , karena Pancasila adalah Dasar Negara. Jika Dasar Negara
Pancasila terancam (dirongrong), berarti Negara terancam . Bahkan jika
Dasar Negara Pancasila digantimaka runtuhlah Negara: artinya Negara
telah dikhianati atau Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 telah diganti
(dengan negara lain ). Demikianlah dapat dikatakan , bahwa
mengamankan Negara dalam arti yang sebenarnya adalah
mengamankan Pancasila , lebih -lebih dalam dunia modern sekarang ini
di mana persaingan ideologi bangsa-bangsa telah menimbulkan
peperangan atau pertentangan , seperti: Kapitalisme-Komunisme-Fasis
me. Karena itu , masalah pengamanan Pancasila adalah masalah yang
sangat penting serta menjadi tanggung jawab Pemerintah bersama
seluruh Rakyat.
Karena masalah pengamanan Pancasila meliputi seluruh aspek dan
bidang kehidupan , maka usaha pengamanannya juga meliputi seluruh
aspek dan bidang tersebut.
Secara garis besar , usaha pengamanan Pancasila itu dapat dilakukan
melalui dua cara: preventif dan represif.

A . Preventif, yaitu usaha pengamanan yang bersifat pencegahan


Usaha yang bersifat pencegahan ini pada hakikatnya merupakan
upaya yang lebih fondamental (mendasar ), termasuk di dalamnya
kewaspadaan yang setinggi-tingginya dan terus-menerus terhadap
berbagai kemungkinan adanya usaha darimanapun , dalam negeri atau
luar negeri, yang dapatmendorong Pancasila sebagai Dasar Negara dan
sebagai Pandangan Hidup Bangsa.
Adapun usaha pengamanan yang bersifat pencegahan itu antara lain
dilakukan dengan :
1. Membina keadaan Wawasan Nusantara.
2 . Membina kesadaran Ketahanan Nasional.
3 . Melaksanakan Sistem dan Doktrin HANKAMRATA (Pertahanan
Keamanan Rakyat Semesta).
4 . Melaksanakan Pendidikan Moral Pancasila .
5 . Meningkatkan pengertian , pemahaman dan penghayatan tentang
Pancasila melalui sarana Pendidikan , Penerangan , Santiaji dan lain
lain .
B . Represif, yaitu usaha pengamanan yang bersifat penindakan
Usaha yang bersifat atau berupa penindakan ini dilakukan untuk
membasmibahaya yang mengancam , baik dari dalam negeri maupun
dari luar negeri.
1 . Dalam Negeri dilakukan terhadap :
a . Pemberontak
b . Pengkhianat
c. Pelanggar Hukum
d . Perongrong Pancasila:
Faham Komunisme/Marxisme-Leninisme.
Faham Liberalisme.
Faham Ekstrim :Agama
Nasional
Sosial
Golongan Anarkhi.
2. Luar Negeri dilakukan terhadap :
a. Penjajah .
b . Invasi.
c . Infiltrasi.
d . Subversi.
e . Subversi Ideologi / Kebudayaan .
Demikianlah , usaha pengamanan yang bersifat penindakan itu antara
lain dengan :
1. Menindak pelanggar-pelanggar Hukum , pengkhianat, pemberontak,
dan perongrong Pancasila .
2 . Melarang faham , aliran dan ideologi yang bertentangan dengan
Pancasila
ua ..

3 . Melarang masuknya atau berkembangnya nilai-nilai yang dapat


membahayakan nilai-nilai Pancasila .
Lampiran : I

SEPULUH HAL YANG PERLU DIKETAHUI


DALAM MEMAHAMIPANCASILA

1. Mengetahui Pancasila yang benar.


I. TUJUAN - 2 . Mengamalkan Pancasila .
L3. Mengamankan Pancasila .

1. Jiwa Bangsa Indonesia .


- 2 . Kepribadian Bangsa Indonesia .
II. PENGERTIAN 3. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia .
Pancasila 4 . Dasar Negara Republik Indonesia .
Sebagai + 5 . Sumber dari segala sumber Hukum
Negara Republik Indonesia.
16. Perjanjian luhur Bangsa Indonesia .
+ 7 . Cita -cita dan tujuan Bangsa Indonesia .
18. Pandangan hidup yang Mempersatukan
Bangsa Indonesia .

1. Mr. Muh. Yamin Tg. 29 -5 - 1945


(Pidato ).
2 . Mr. Muh . Yamin tgl. 29-5-1945
(Rancangan Hukum Dasar ) (tertulis ).
3 . Ir. Soekarno tgl. 1-6 - 1945. (pidato
tanpa naskah ).
- 4 . Piagam Jakarta tgl. 22-6- 1945.
15 . Pembukaan UUD 1945 tgl. 18 - 8-1945 .
6 . Mukadimah Konstitusi RIS tgl.
III. SEJARAH 27- 12 -1945 dan Mukadimah UUDS
RUMUSAN tgl. 17-8 - 1950.
PANCASILA 67. Seperti No. 6 , tetapi Sila IV berbunyi
"Kedaulatan Rakyat" .
Tonggak- tonggak Sejarah . (lihat
Lampiran II A ).
Rumusan Pancasila . (lihat Lampiran
II B ).

95
IV . ANALISA DAN KESIM sl. Jiwa Pancasila .
PULAN TENTANG + 2 . Proklamasi Kemerdekaan .
HUBUNGAN – 3. Pembukaan UUD 1945.
4 . Batang Tubuh UUD 1945 .
45. Ketetapan MPR / S.

1. Sila I: Pembukaan dan UUD 1945


pasal: 29.
2 . Sila II: Pembukaan dan UUD 1945
pasal: 27, 28 , 29, 30 , 31.
V . SILA-SILA 3 . Sila III: Pembukaan dan UUD 1945
PANCASILA - pasal: 1, 32, 35, 36 .
4 . Sila IV: Pembukaan dan UUD 1945
pasal: 1, 2 , 3, 37.
5 . Sila V : Pembukaan dan UUD 1945
pasal: 23, 27 , 28, 29, 31, 33, 34 .

VI. PENGAMALAN rA. Sebagai Dasar Negara : Melaksanakan


PANCASILA - ketentuan -ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan .
LB. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa :
Tingkah laku dan perbuatan dijiwai
Pancasila dan tidak bertentangan
dengan norma-norma agama, norma
norma kesusilaan , norma-norma sopan
santun dan norma-normahukum .

VII. HAK -HAK ASASI Fl. Sebagian dasar dari hak dan kewa
MANUSIA DALAM jiban -kewajiban yang lain .
PANCASILA 2. Pelaksanaannya tidak dapat mutlak .
3. Pemerintah berkewajiban mengatur.
-- 4 . Diatur dalam Pembukaan dan Ba
tang Tubuh UUD 1945 pasal: 27 ,
28 , 29 , 30, dan 31.
L5. Pelaksanaan hak -hak serta kewa
jiban warga negara.
r1. Arti kata demokrasi: pemerintahan
rakyat.
2 . Demokrasi Pancasila bersumber kepada
kepribadian dan filsafat hidup Bangsa
Indonesia (seperti ketentuan dalam
UUD 1945.).
VIII. DEMOKRASI 3. Inti demokrasi Pancasila : rakyat ikut
PANCASILA serta menentukan keinginan dan pelak
sanaannya .
14. Demokrasi Pancasila melembaga dalam
pelaksanaannya disertai tanggung jawab
yang besar.
sl. Hakekat pengamalan Pancasila: Pem
bangunan Nasional.
2 . Ditetapkan dalam Ketetapan MPR
No. IV tahun 1978 G ( BHN ).
+ 3. Berisi: Tiga Pola -Pola Pembangunan .
IX . PANCASILA DAN 4. Bidang: Ekonomi, Agama, dan Keper
PEMBANGUNAN cayaan terhadap Tuhan Yang Maha
NASIONAL Esa , sosial-budaya, politik HANKAM .
15. Mensukseskan pelaksanaan PELITA II
dan seterusnya .

X . PENGAMANAN rl. Preventif - a . Penerangan .


PANCASILA b . Pendidikan .
Lc. Santiaji.

. dalam negeri (pem


berontak , pengkhi
L2. Represif nat).
Lb . luar negeri (penja
jah , invasi, infiltrasi
dan subversi).

CATATAN :
a . Perongrong Pancasila dari dalam negeri antara lain :
1) Pengaruh ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme-Maoisme.

97
2) Pengaruh ajaran Liberalisme (Demokrasi Liberal dan Fede
ralisme).
3 ) Pengaruh golongan ekstrim (ekstrim agama, ekstrim nasional
dan lain -lain ).
4 ) Kelompok -kelompok atau unsur-unsur anarkhi (penafsiran Panca
sila bertentangan dengan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD
1945 ).
5) Pelanggar -pelanggar hukum .
b . Perongrong Pancasila dari luar negeri, antara lain :
1 ) Subversi ideologi asing.
2) Infiltrasi (fisik dan kebudayaan ).
3) Invasi.
4 ) Pendudukan (Penjajahan ).
Lampiran: II A

TONGGAK -TONGGAK SEJARAH DALAM HUBUNGANNYA


DENGAN PANCASILA
Aant

Tuhan Yang Maha Esa .


son

-Manusia pertama.

-Bangsa Indonesia (VII-XVI : Sriwijaya-Majapahit).


-Penjajahan Barat (XVII-XX ).
-Perlawanan Fisik Bangsa Indonesia (XVII-XX ).
-Kebangkitan Nasional (20-5 - 1908 : Budi Utomo).
-Persatuan
P en Bangsa Indonesia ( 28Ru- m10-1928 : Sumpah
Ru Pemuda).
ussilmenyerah
nsjiaojnahPaennsJJepang
·Penjajahan vealnidik ((929-4 1945:: Belanda
- 3- -1942 a, musa).r
-Badan Penyelidik (29-4 - 1945).
-Mr. Muh. Yamin (29-5 -1945 : Rumusan 1 dan 2 ).
10 - Ir. Soekarno (1 -6 - 1945 : Istilah Pancasila, Rumusan 3 ).
11 -Piagam Jakarta ( 22-6 - 1945: Rumusan 4 )
-Piagam Jakarta diterima Badan Penyelidik (14 -7 -1945 ).
-Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (9 -8 -1945).
-PROKLAMASI KEMERDEKAAN (17-8 -1945 ).
-PENGESAHAN PEMBUKAAN DAN BATANG TUBUH
UUD 1945 : Rumusan 5 ).
-Konstitusi RIS (27 - 12- 1949 : Rumusan 6 ).
-UUDS 1950 (17-8-1950).
18 -Dekrit Presiden (5 - 7-1959 ).
19. -Kesaktian Pancasila (1 - 10 -1965).
-Surat Perintah 11 Maret (11- 3 -1966 ).
-SU MPRS IV (21-6 - 1966 ).
22 -SIMPRS ( 7 - 3 - 1967).
-SU MPRS V (21- 3-1968 ).
-PELITA I ( 1 - 4 - 1969).
25 -SU MPR ( 12 -3-1973 : GBHN ).
26 -PELITA II (1 -4 -1974).

Menuju masyarakat adil makmur material-spiritual berdasarkan


Pancasila .
Lampiran: II B

MACAM -MACAM RUMUSAN


PANCASILA

Rumusan - 1 :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3 . Peri Ke- Tuhan -an
4 . Peri Kerakyatan
5 . Kesejahteraan Sosial (Keadilan Sosial).
Rumusan - 2 :
1. Ke-Tuhan -an Yang Maha Esa.
2 . Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4 . Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia .
Rumusan - 3 :

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme, atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat, atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ke- Tuhan-an yang berkebudayaan .
Rumusan - 4 :
1 . Ke-Tuhan -an , dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk -pemeluknya
2 . Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat – kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia .

100
Rumusan - 5 :
1, Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa
2 . Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4 . Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia .
Rumusan - 6 :
1. Ke- Tuhan -an YangMaha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3 . Kebangsaan
4 . Kerakyatan
5 . Keadilan Sosial.

Rumusan - 7 :
1 . Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5 . Keadilan Sosial.

101
Lampiran III

UNDANG -UNDANG DASAR NEGARA


REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Seperti diputuskan dan disahkan dalam sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diumumkan
dengan resmi dalam Berita Republik Indonesia 15 Pebruari 1945
(tahun II No 7 ) .

UNDANG -UNDANG DASAR


PEMBUKAAN

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan


oleh sebab itu , maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan ,karena
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan .
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indoensia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan
Rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu , berdaulat, adil dan makmur .
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong
kan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka mrakyat
udi Indonesia
darip menyatakan
du segen dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian
a
an daripada n
da itu untuk apb
gi membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
esejahte dan seluruh
ukan kkesejahteraan
tumpah -darah Indonesia dan untuk memajukan umum ,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia , yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa , Kemanusiaan
yang adil dan beradab , Persatuan Indonesia , dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwa
kilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
Rakyat Indonesia .

102
Lampiran IV

PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN


PANCASILA (Ketetapan MPR No. II/MPR / 1978

PENGANTAR

Sebagai pengantar memasuki masalah Pedoman Penghayatan dan


Pengamalan Pancasila sebagaimana ditetapkan oleh MPR dalam sidang
umumnya pada bulan Maret 1978 , ada baiknya dikemukakan
pandangan Fraksi Utusan Daerah dalam MPR mengenai alasan
pentingnya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila , serta
tujuan dan fungsi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila .

1 . Alasan pentingnya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan


Pancasila .
a . Alasan Filosofis
Suatu bangsa mutlak harus memiliki suatu pandangan hidup yang
secara nasional diakui benar dan sah , karena apabila tidak demikian
maka bangsa tersebut akan terpecah-belah menjadi sejumlah golongan
sesuai dengan jumlah pandangan hidup yang timbul di negara itu .
Setiap bentuk penyelewengan atau penyimpangan pasti dilandasi oleh
pandangan hidup tertentu, yang berbeda dari pandangan hidup yang
secara nasional diakui benar dan sah yang tertuang dalam Konstitusi
Negara. Dengan demikian , apabila ada perseorangan atau golongan
berusaha mengembangkan pandangan hidup yang lain dan berbeda dari
pandangan hidup yang benar dan sah tersebut, sadar atau tidak , pasti
akan mengundang penyelewengan .
Suatu bangsa dapat hidup dan berkembang dengan integritas dan
kepribadian yang kuat, apabila memiliki Satu Pandangan Hidup yang
dimengerti, dihayatidan diamalkan dalam hidup sehari-hari oleh seluruh
warganya .
Suatu Pandangan Hidup dapat dimengerti, dihayati dan diamalkan
oleh pendukung-pendukungnya, apabila terjabar dengan jelas dengan
bahasa yang dimengerti oleh mereka. Dengan demikian diharapkan ,
pandangan hidup yang mengandung nilai-nilai luhur tersebut
bermanfaat untuk hidup sehari-hari dan diamalkan dengan cara yang
103
benar . Dengan lain perkataan , selain tujuannya benar, cara untuk
mencapai tujuan pun benar .
Apabila suatu pandangan hidup diakui secara nasional kebenaran dan
kesahannya, tetapi tidak dimengeri oleh pendukung-pendukungnya,
maka pandangan hidup tersebut hanya akan menjadi slogan formal dari
pendukung-pendukungnya dan tidak bermanfaat bagi hidup mereka
sehari-hari. Apabila keadaan demikian sampai terjadi, maka kemung
kinan besar pendukung-pendukung tersebut akan mempraktekkan nilai
pandangan hidup yangmenyimpang dari pandangan hidup yang secara
formal diakuibenar dan sah itu . Kenyataan demikian dapat berkembang
menjadi atau dimanfaatkan oleh pihak tertentu agar terjadi
penyelewengan .
b . Alasan Historis
Adanya berbagai macam pemberontakan yang terjadi semenjak
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan bukti sejarah bagi kita, yang
menunjukkan adanya penyelewengan yang dilakukan oleh pihak -pihak
tertentu , yang dilandasi oleh pandangan hidup lain dari pandangan
hidup yang secara nasional sah dan diakuikebenarannya, yaitu Pancasila
sebagaimana terkandung dan terumuskan dalam Pembukaan UUD
1945.
Banyaknya pandangan hidup yang secara liberal berkembang di
negara kita antara tahun 1950 sampai dengan 1959, ternyata berkembang
menjadi sikap yang sangat mengutamakan kepentingan golongan atau
daeah di atas kepentingan nasional. Hal tersebutmengakibatkan kurang
berperanannya pandangan hidup Pancasila , dan akhirnya menyebab
kan timbulnya berbagai macam pemberontakan .
Masa antara tahun 1959 sampai dengan 1965 juga memberi bukti
sejarah kepada kita , di mana pandangan hidup Pancasila hanya
berfungsi sebagai slogan , sedang yang berlaku dan diamalkan oleh rakyat
ialah nilai dari pandangan hidup yang lain . Hal tersebut ternyata
berkembang menjadi peristiwa G 30 S /PKI Lubang Buaya pada tahun
1965 .
Dari uraian tersebut di atas jelas bagi kita , betapa banyaknya korban
yang sudah jatuh . Janganlah korban itu ditambah lagi. Janganlah kita
memberi kesempatan -sengaja atau tidak akan timbulnya kembali
penyelewengan yang baru. Banyak kesalahan yang telah kita lakukan,
karena itu janganlah hendaknya ktia sampai ditertawakan orang lain
karena selalu membuat kesalahan yang sama.
104
Sebab utama terjadinya penyelewengan di atas ialah : karena Pancasila
yang merupakan Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia, yang secara nasional diakui benar dan sah, sampai saat ini
belum memilikiPedoman Penghayatan dan Pengamalan yang benar dan
sah . Sebab itu adanya pedoman tersebut penting agar Pancasila yang
mengandung kebenaran-kebenaran nasional yang ideal dapat secara
nyata bermanfaat dalam hidup sehari-hari. Apabila keadaan demikian
dapat dicapai, maka betapapun majunya Bangsa Indonesia , Pancasila
akan tetap menjadi Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia yang benar-benar berfungsi.

c. Alasan Yuridis -Konstitusional


Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia beserta jabarannya memiliki status resmi, agar isinya yang
benar itu mempunyai sifat sah sampai kepada pengamalannya.
Apabila penghayatan dan pengamalan tersebut memiliki pedoman
yang ditetapkan oleh badan Tertinggi dalam negara yaitu MPR ,•maka
selain hal itu menjamin sifatnya yang resmi, dapat pula diharapkan
bahwa segala sesuatunya akan menjadi lebih jelas , dan pelaksanaannya
teratur secara terarah serta dapat dipertanggungjawabkan secara
nasional.
Pancasila dengan nilai-nilainya yang terkandung di dalamnya pada
hakikatnya merupakan ukuran nasional, yakniukuran yang merupakan
standar tingkah laku , baik dalam kehidupan pribadi, kemasyarakatan
maupun kenegaraan. Dengan adanya pedoman yang jelas, maka fungsi
sebagai ukuran nasional tersebut diharapkan dapat terlaksana secara
lebih berdayaguna dan berhasilguna.
Dengan adanya pedoman tersebut, diharapkan penyusunan materi
dan arah program di berbagai bidang pembangunan dapat lebih
dipermudah , karena selama iniyang kita cari terutama adalah Pedoman
Pengamalan Pancasila sebagai pribadi, yang sekaligusmenyebar ke arah
pengamalan dalam kita membenahi berbagai bidang kehidupan .
Apabila Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila sebagai
Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia yang secara
nasional diakui benar dan sah tersebut tidak dibuat oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat, maka sadar atau tidak , kita telah membuka
kemungkinan adanya Pedoman yang lain , yang sudah tentu datang dari
Pandangan Hidup yang lain pula .

105
d . Alasan Pedagogis-Psikologis.'
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Mahaesa , yang di
dalam dirinya terkandung kemampuan potensi-embrional untuk tumbuh
dan berkembang. Perkembangan manusia tersebut ditentukan oleh
padua dua hal, yaitu : (1) Kemampuan embrional yang dimiliki sejak
diciptakan dalam kandungan , dan ( 2 ) Pengaruh-pengaruh masyarakat
tempat manusia tersebut hidup dan berkembang. Kedua hal tersebut
secara pasti merupakan faktor-faktor dominan yang menetukan watak
dan kepribadian manusia , walaupun manusia sendiri sering tidak
menyadari, dan bahkan sering tidak menyenanginya .
Terhadap pengaruh yang datang dari dalam yang berupa kemampuan
embrional tersebut, manusia tidak dapat berbuat banyak . Sebaliknya
faktor yang datang dari luar yang berupa pengaruh lingkungan , justru
sepenuhnya terserah kepada manusia untuk mengaturnya. Jelasnya,
bentuk pengaruh itu tidak lain adalah pendidikan , latihan , pengalaman ,
petunjuk , dan lain -lain hal yang datang dari lingkungan hidup manusia
yang sedang berkembang itu , dan yang kesemuanya itu mempengaruhi
manusia tersebut. Perkembangan akan menghasilkan pribadi seperti
yang diharapkan , apabila kedua faktor tersebutbekerja secara harmonis .
Pemegang peranan yang menentukan dari faktor yang berupa pengaruh
tersebut adalah para pendidi, dalam hal initemasuk guru , orang tua, dan
para pemimpin masyarakat.
Dalam hubungannya dengan Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila , maka adanya pedoman tersebut dapat merupakan bentuk
faktor dari luar yang mempengaruhi kita semua. Karena itu agar
penghayatan dan pengamalan tersebut jelas dan arahnya benar
diperlukan adanya pedoman yang benar dan sah . Hal itu mutlak , sebab
kalau tidak, pengaruh tersebut akan tidak jelas, tidak terarah dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan , baik isimaupun caranya.
Dalam hubungannya dengan perkembangan bangsa Indonesia dari
generasi ke generasi, prinsip pendidikan yang dijiwai oleh Ilmu Jiwa
tersebut juga tetap benar. Artinya, jelas bagi kita bahwa perkembangan
bangsa di mana pun di dunia iniberlangsung dari generasi ke generasi.
Generasi yang lebih dahulu (untuk tidak menyebut generasi tua) harus
membimbing generasi yang lebih kemudian datangnya. Membimbing itu
merupakan kewajiban bawaan yang wajib dikerjakan , karena generasi
muda memerlukannya , walupun sering tidak disadari dan bahkan tidak
disukainya . Membimbing, di sini tidak lain adalah mendidik , memberi
latihan , memberi pengalaman, memberi petunjuk dan lain -lain , yang
106
dapat mempengaruhi dan mengarahkan menuju tercapainya tujuan
bangsa secara nasional. Pedoman terhadap penghayatan dan
pengamalan Pancasila tersebut pada hakekatnya merupakan pedoman
untuk meresapkan dan mengarahkan pelaksanaan bimbingan tersebut.
Hal itu diperlukan , agar perkembangan bangsa Indonesia dari generasi
ke generasi, selain tujuannya benar, caranya juga benar dan berlangsung
secara berkesinambungan .

2 . Tujuan dan Fungsi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan


Pancasila .
Sebagian ummat manusia di dunia ini membulat menjadi bangsa ,
karena anggota-anggotanya memiliki sifat-sifatnya pokok yang sama di
antara mereka, yang mengikat mereka menjadi satu dengan pandangan
hidup yang satu pula . Sifat-sifat pokok yang fundamental ini disebut
Jiwa Bangsa, yang tercermin ke luar sebagai kepribadian bangsa.
Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia ialah Pancasila , seperti yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia tahun 1945 .
Jiwa dan kepribadian bangsa ini dalam hidup sehari-hari sering
menjadikabur, karena pengaruh lingkungan . Pergaulan dan pendidikan
menciptakan kemampuan dan kecakapan yang lebih bersifat dispersif
(memecah -belah )dari pada jiwabangsa yang selalu bersifat menyatukan .
Karena itu , jika sesuatu bangsa ingin tetap menjadibangsa ,maka bangsa
itu harus selalu waspada terhadap pergulatan antara dua kekuatan
kontradiktif jiwa bangsa dan pengaruh lingkungan ini. Bangsa yang telah
kehilangan jiwanya terhenti menjadi bangsa . Demikian pula Bangsa
Indonesia . Jika Bangsa Indonesia kehilangan jiwanya karena hanyut
berantakan dilanda pengaruh lingkungan , maka hilanglah Bangsa
Indonesia dalam eksistensinya sebagai Bangsa Indonesia . Karena itu
Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian Bangsa Indonesia harus
dijunjung tinggi-tinggi, diresapi dalam -dalam , dihayati dan diamalkan
dalam hidup sehari-hari. Kita tidak dapat mempertahankan kehidupan
bangsa kita sebagai Bangsa Indonesia , dan kita tidak mungkin
melestarikan eksistensi Bangsa Indonesia sebagai Bangsa Indonesia
hanya dengan ' lip -service " saja (melayaninya dengan kata -kata), atau
dengan mempelajarinya dengan otak kita saja tanpa menyadarinya dan
menghayatinya serta mengamalkannya sedemikian rupa hingga meresap
dan mendarah-daging dalam diri kita . Pancasila dan Bangsa Indonesia
adalah satu . Pancasila dan Bangsa Indonesia tidak dapat
107
dipisah -pisahkan . Bangsa Indonesia adalah Pancasila ! Pancasila adalah
Bangsa Indonesia !
Inilah tujuan kita dengan Penghayatan dan Pemgamalan Pancasila ;
agar setiap manusia Indonesia menghayati, mengamalkan Pancasila
secara murnidan konsekwen , di rumah , di sekolah , dikantor, di tempat
rekreasi, di dalam masyarakat, di dalam hidup sehari-hari kita . Untuk
itu kita membutuhkan penuntun yang benar , sah, dan baik , agar kita
tidak menyimpang dan menyeleweng dari Pancasila yang murni sebagai
jiwa, kepribadian, dasar negara , dan pandangan hidup Bangsa
Indonesia .
Tiap kelompok , tiap golongan , tiap organisasi termasuk negara , dan
tiap massa termasuk bangsa , membutuhkan suatu tuntunan , suatu
pegangan , suatu pedoman , yang mengatur kehidupan sehari-hari kita
dan menahankan kelestarian eksistensi hidup kekelompokan ,
kegolongan , kenegaraan , dan kebangsaan kita . Itu dapat berupa
anggaran dasar bagi hidup kekelompokan, atau Undang-undang Dasar
bagi hidup kenegaraan , atau sesuatu pedoman bagi hidup kebangsaan ,
Ini tidak berarti bahwa pedoman hidup kebangsaan atau yang akan kita
sebut Penghayatan dan Pengamalan Pancasila inimerupakan tandingan
bagi UUD kita . Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan UUD itu
akan senafas dan senada, bahkan sejiwa, karena kedua-duanya
bersumberpada sesuatu yang sama, ialah Pancasila sebagai jiwa bangsa .
Kedudukan mereka ialah seperti kedudukan hukum dan norma.Mereka
tidak saling melanggar atau terjang-menerjang, tetapi justeru
lengkap n-melengkapi.
seora . SP (bdan
perPenghayatan alaman
ersifPengalaman
,Sag Pancasila juga tidak berarti sesuatu
yang intrusif (bersifat pemerkosaan ) terhadap kehidupan pribadi
perseorangan , tetapi bersifat penyempurnaan kehidupan pribadi sesuai
dengan jiwa dan kepribadian bangsanya. Jika ini dianggap intrusif ter
hadap kehidupan pribadi, maka semua pengaturan hidup menuju
ke kesempurnaan hidup seperti undang-undang, peraturan -peraturan ,
dan sebagainya merupakan perkosaan belaka terhadap kehidupan
pribadi. Kita , Bangsa Indonesia , tidak menganut faham individualisme
seperti Dunia Barat . Hak milik kita mempunyai fungsi sosial, termasuk
hak milik atas ” privacy” kita .
Menilik apa yang telah diuraikan di atas, maka adanya Penghayatan
dan Pengalaman Pancasila sebagai penuntun kehidupan sehari-hari kita
sesuai dengan jiwa Bangsa Indonesia dan tercermin dalam kepribadian
108
Bangsa Indonesia yang disebut Pancasila , dapat dibenarkan dan
diterima.
Pedoman tentang Penghayatan dan Pengalaman Pancasila berfungsi
sebagai Pedoman kehidupan kita sehari-hari sesuai dengan Pancasila .
Karena akan berfungsi sebagai Pedoman hidup kita bersama, maka
Pedoman tentang Penghayatan dan Pengalaman Pancasila itu harus
dibuat bersama, disepakati bersama, dan disahkan bersama, sehingga
semua yang tidak sesuai dengan ini dapat dikategorikan sebagai
penyimpangan, penyelewengan , dan tidak sah .

109
KETETAPAN

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : II/MPR / 1978
TENTANG
PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN
PANCASILA
(EKAPRASETIA PANCAKARSA )

- - - - - -.
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA

--
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA

- -
: - -
Mengingat : a . bahwa Pancasila yang merupakan pandangan
hidup Bangsa dan dasar Negara Republik Indo
nesia perlu dihayati dan diamalkan secara nyata
untuk menjaga kelestarian dan keampuhannya
demi terwujudnya tujuan Nasional serta cita -cita
Bangsa seperti tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945;
b . bahwa demikesatuan bahasa, kesatuan pandangan
dan kesatuan gerak langkah dalam hal menghayati
serta mengamalkan Pancasila diperlukan adanya
Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila;
c. bahwa oleh karena itu Majelis Permusyawaratan
Rakyat yang keanggotaannya diresmikan pada
tanggal 1 Oktober 1977 berpendapat perlu adanya
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila .
Mengingat : 1. Pembukaan dan pasal 1 ayat (2 ) Undang-Undang
Dasar 1945.
2. Keputusan -keputusan MPR -RI No: 1/MPR /
1977, No: 3/MPR / 1977, No: 4 /MPR / 1977,
No: 1/MPR / 1978 dan No: 2 /MPR / 1978 ;
3. Ketetapan MPR -RI No: I/MPR / 1973, dihubung
kan dengan Keputusan MPR -RINo. 2 /MPR / 1977.
110
Memperhatikan : 1 . Permusyawaratan dalam Sidang Umum Majelis
Permusyawaratan Rakyat bulan Maret 1978 yang
membahas Rancangan Ketetapan tentang Pedo
man Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang
telah dipersiapkan oleh Badan Pekerja Majelis
Permusyawaratan Rakyat;
2 . Putusan Rapat Paripurna Ke-5 tanggal 21-22
Maret 1978 Sidang Umum Majelis Permusya
waratan Rakyat bulan Maret 1978 .
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARAT .
AN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PEDOMAN PENGHAYATAN
DAN PENGAMALAN PANCASILA (EKAPRA
SETIA PANCAKARSA ) .

Pasal 1
Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila ini tidak
merupakan tafsir Pancasila sebagai Dasar Negara, dan juga tidak
dimaksud menafsirkan Pancasila Dasar Negara sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Batang Tubuh dan
Penjelasannya.
Pasal 2
Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila dituangkan dalam
rumusan yang sederhana, jelas dan mudah dipahamimaknanya, disusun
dengan tata urutan sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan ;
BAB II: Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka
prasetia Pancakarsa );
BAB III: Penutup .

Pasal 3
Pedoman sebagaimana tersebut dalam pasal 1 beserta penjelasannya
terdapat dalam Naskah Pedoman penghayatan dan Pengamalan
Pancasila sebagailampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
Ketetapan ini.
111
Pasal 4
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ini merupakan
penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara bagi setiap warganegara Indonesia , setiap penyelenggara
Negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan ,
baik di Pusat maupun di Daerah dan dilaksanakan secara bulat dan
utuh .
Pasal 5
Menugaskan kepada Presiden sebagai Mandataris atau Presiden
bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengusahakan agar
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dapat dilaksanakan
sebaik -baiknya dengan tetap berlandaskan peraturan perundang
undangan yang berlaku .
Pasal6
Ketetapan inimulai berlaku pada tanggal ditetapkan .
Ditetapkan di JAKARTA .
Pada tanggal 22 Maret 1978 .
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
KETUA,

( ADAM MALIK )
WAKIL KETUA, WAKIL KETUA,

maloni
MASHURI, S . H . K .H .MASIKUR

WAKIL KETUA, WAKIL KETUA, WAKIL KETUA,


As
lastele
R . KARTIDJO H . ACHMAD LAMO Mh. ISNAENI

112
NASKAH
PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN
PANCASILA
(EKAPRASETIA PANCAKARSA )
I. PENDAHULUAN
Bahwa sesungguhnya atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa
perjuangan rakyat Indonesia telah mengantarkan rakyat Indonesia
kepada Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu dan
berdaulat berdasarkan Pancasila. Maka menjadi tugas dan tanggung
jawab setiap warga negara Indonesia dan seluruh bangsa Indonesia
untuk mengemban kelangsungan hidupnya .
Sesungguhnyalah sejarah telah mengungkapkan , bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia , yang memberi kekuatan hidup
kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir batin yangmakin baik , didalam masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur .
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai
dasar Negara seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup Bangsa , yang
telah diuji kebenaran , keampuhan dan kesaktiannya, sehingga tak ada
satu kekuatan mana pun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia .
Menyadari bahwa untuk kelestarian keampuhan dan kesaktian
Pancasila itu , perlu diusahakan secara nyata dan terus-menerus
penghayatan dan pemgamalan nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya oleh setiap warga negara Indonesia , setiap penyelenggara
Negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan ,
baik di Pusatmaupun di Daerah .
Dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila oleh manusia
Indonesia akan terasa dan terwujudlah Pancasila dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia .
Untuk memungkinkan dan memudahkan pelaksanaan penghayatan
dan pengamalan Pancasila diperlukan suatu pedoman , yang dapat
menjadi penuntun dan pegangan hidup bagi sikap dan tingkah laku
setiap manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat dan
kehidupan bernegara .

113
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila itu dituangkan
dalam rumusan yang sederhana dan jelas, yangmencerminkan suara hati
nurani manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila dan yang mampu
secara terus -menerus menggelorakan semangat serta memberikan
keyakinan dan harapan akan hari depan yang lebih baik , sehingga
Pedoman itu dapat mudah diresapi, dihayati, dan diamalkan .
II. PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCA
SILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA ).
Pancasila seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 merupakan kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima Sila .
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab ,
Persatuan Indonesia , Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak
sanaan dalam permusyawaratan / perwakilan , Keadilan Sosial bagi
seluruh Rakyat Indonesia .
Pancasila yang bulat dan utuh itu memberi keyakinan kepada rakyat
dan bangsa Indonesia bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai apabila
didasarkan atas keselarasan dan keseimbangan , baik dalam hidup
manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan masyarakat,
dalam hubungan manusia dengan alam , dalam hubungan bangsa dengan
bangsa-bangsa lain , dalam hubungan manusia dengan Tuhannya,
maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah .
Dengan keyakinan akan kebenaran Pancasila , maka manusia
ditempatkan pada keluhuran harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan YangMaha Esa dengan kesadaran untuk mengemban kodratnya
sebagai makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial.
Dengan berpangkal tolak darikodratmanusia sebagaimakhluk Tuhan
Yang Maha Esa , yang merupakan makhluk prigadi dan sekaligus
makhluk sosial, maka penghayatan dan pengamalan Pancasila akan
ditentukan oleh kemauan dan kemampuan seseorang dalam
mengendalikan diri dan kepentingannya agar dapat melaksanakan
kewajibannya sebagaiwarga negara dan warga masyarakat.
Untuk memenuhi kewajibannya sebagai warga negara dan warga
masyarakat, manusia Indonesia dalam menghayati dan mengamalkan
Pancasila secara bulat dan utuh menggunakan pedoman sebagai berikut:
1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia
menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha

114
Esa dan oleh karenanya manusia Indonesia percaya dan takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan keper
cayaannya masing -masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab .
Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembangkan sikap
hormat-menghormati dan bekerjasama antara pemeluk -pemeluk agama
dan menganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga
dapat selalu dibina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa .
Sadar bahwa agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa adalah masalah yang menyangkuthubungan pribadi dengan Tuhan
Yang Maha Esa yang dipercayai dan diyakininya , maka
dikembangkanlah sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai agama dan kepercayaannya dan tidak memaksakan suatu
agama dan kepercayaannya itu kepada orang lain .
2 . SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Dengan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab , manusia diakui
dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa , yang samaderajatnya, yang sama hak
dan kewajiban -kewajiban asasinya, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan , agama dan kepercayaan , jenis kelamin , kedudukan sosial ,
warna kulit, dan sebagainya. Karena itu dikembangkanlah sikap saling
mencintai sesamamanusia , sikap tenggang rasa dan ” tepa salira” , serta
sikap tidak semena -mena terhadap orang lain .
Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan , gemar melakukan kegiatan -kegiatan kemanu
siaan , dan berani membela kebenaran dan keadilan . Sadar bahwa
manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya
sebagai bagian dari seluruh umatmanusia ,karena itu dikembangkanlah
sikap hormat-menghormati dan kerjasama dengan bangsa -bangsa lain .
3. SILA PERSATUAN INDONESIA
Dengan Sila Persatuan Indonesia , manusia Indonesia menempatkan
persatuan , kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan
Negara di atas kepentingan pribadiatau golongan .
Menempatkan kepentingan Negara dan Bangsa di atas kepentingan
pribadi, berarti bahwa manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban
untuk kepentingan Negara dan Bangsa, apabila diperlukan. Oleh karena

115
orkorban untuk
sikap rela berkorban
kepentingan Negara
untuk kepentingan b
angsa ituertdilandasi
Air dandan BBangsa anah air
oleh rasa cinta kepada Tanah Air dan Bangsanya , maka
dikembangkanlah rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia , dalam rangkamemelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan , perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Persatuan dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dengan
memajukan Pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa.

4 . SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT


KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN /PER
WAKILAN
Dengan Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan /Perwakilan ,manusiampIndonesia
unyai dsebagai
i warga
me
negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai e
kkedudukan , hak
dan kewajiban yang s a m
sama. a. D a l
Dalam a m menggunakan hak-haknya ia
adari perlunu
menyadari perlunya selalu memperhatikan dan mengutamakan
kepentingan Negara dan kepentingan Masyarakat.
Karenamempunyaikedudukan , hak dan kewajiban yang sama,maka
pada dasarnya tidak boleh ada suatu kehendak yang dipaksakan kepada
pihak lain . Sebelum diambil keputusan yang menyangkut kepentingan
bersama terlebih dahulu diadakan musyawarah . Keputusan diusahakan
secara mufakat. Musyawarah untuk mencapaimufakat ini diliputi oleh
semangat kekeluargaan, yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia.
Manusia Indonesia menghormati dan menjujung tinggi setiap hasil
keputusan musyawarah , karena itu semua pihak yang bersangkutan
harus menerimanya dan melaksanakannya dengan itikad baik dan rasa
tanggung jawab . Di sini kepentingan bersamalah yang diutamakan di
atas kepentingan pribadi dan golongan . Pembicaraan dalam
musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur. Keputusan -keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan , mengutamakan persatuan dan kesatuan, demi
kepentingan bersama.
Dalam melaksanakan permusyawaratan, kepercayaan diberikan
kepada wakil-wakil yang dipercayainya.

116
5 . SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA
Dengan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,manusia
Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang samauntuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia . Dalam rangka
ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan .
Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak -hak
orang lain .
Demikian pula perlu dipupuk sikap suka memberikan pertolongan
kepada orang yang memerlukan agar dapat berdiri sendiri. Dengan sikap
yang demikian ia tidak menggunakan hak miliknya untuk usaha-usaha
yang bersifat pemerasan terhadap orang lain , juga tidak untuk hal-hal
yang bersifat pemborosan dan hidup bergaya mewah serta perbuatan
perbuatan lain yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum .
Demikian juga dipupuk sikap suka bekerja keras dan sikap
menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai
kemajuan dan kesejahteraan bersama. Kesemuanya itu dilaksanakan
dalam rangka mewujudkan kemajuan yangmerata dan keadilan sosial.
Demikianlah dengan ini ditetapkan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila yang dinamakan Ekaprasetia Pancakarsa .
Ekaprasetia , karena Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila ini bertolak dari tekad yang tunggal, janji yang luhur, kepada
diri sendiri bahwa sadar akan kodratnya sebagai makhluk pribadi dan
sekaligus makhluk sosial, manusia Indonesia merasa harus mampu
mengendalikan diri dan kepentingannya agar dapat melaksanakan
kewajibannya sebagaiwarga negara dan warga masyarakat.
Kesadaran akan kodratnya dan kemampuan mengendalikan diri dan
kepentingannya itu merupakan modal serta mendorong tumbuhnya
karsa pribadi untuk menghayati dan mengamalkan kelima Sila dari
Pancasila , yang karenanya dinamakan Pancakarsa .

III. PENUTUP
Sadar sedalam -dalamnya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup
Bangsa dan dasar Negara Republik Indonesia serta merasakan bahwa
Pancasila adalah sumber kejiwaan Masyarakat dan Negara Republik
117
Indonesia , maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila
sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya harus dimulai
dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara Negara yang
secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh
setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan , baik di Pusat
maupun di Daerah .
Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa dan
dasar Negara Republik Indonesia akan mempunyai arti nyata bagi
manusia Indonesia dalam hubungannya dengan kehidupan
kemasyarakatan dan kenegaraan .
Untuk itu perlu usaha yang sungguh-sungguh dan terus-menerus serta
terpadu demiterlaksananya penghayatan dan pengamalan Pancasila .
Demikianlah manusia dan bangsa Indonesia menjamin kelestarian dan
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu
dan berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila serta penuh gelora
semangat membangun masyarakat Indonesia yang maju , sejahtera , adil
dan makmur.
Semoga rahmat Tuhan Yang Maha Esa menyertai pelaksanaan
Pedoman ini.

118
un Panca PENJELASAN ATAS BAB II ANGKA 1
akatan : PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN
egara
PANCASILA
casilaa (KETETAPAN MPR No. : II/MPR / 1978 )
ik di Pus
Dengan rumusan Sila Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa seperti tersebut
angsa 2
pada bab II angka 1 tidak berarti bahwa Negara memaksa agama atau
yata bit suatu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebab agama dan
ehidup kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu berdasarkan
keyakinan , hingga tidak dapat dipaksakan dan memang agama dan
ers
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri tidak memaksa
casile setiap manusia untuk memeluk dan menganutnya.
ariana Pancasila dan Undang -Undang Dasar 1945 menjamin kemerdekaan
-, ber tiap -tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing -masing dan
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu . Kebebasan
cera, agama adalah merupakan salah satu hak yang paling asasi di antara
hak-hak asasi manusia , karena kebebasan beragama itu langsung
ksanu bersumber kepada martabat manusia sebagaimakhluk ciptaan Tuhan .
Hak kebebasan beragama bukan pemberian Negara atau bukan
pemberian golongan .

119
Lampiran V
KUTIPAN
Ketetapan MPR No. IV /MPR / 1978 Tentang Garis
garis Besar Haluan Negara, Naskah Bab IV pola
Umum PELITA Ketiga, Bidang Agama dan Keperca
yaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa , Sosial-Budaya
Sub Bidang Pendidikan
a . Pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan
untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ,
kecerdasan , ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat
menumbuhkan manusia -manusia pembangunan yang dapat mem
bangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa .
b . Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu diambil
langkah-langkah yang memungkinkan penghayatan dan pengamalan
Pancasila oleh seluruh lapisan masyarakat.
c . Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan moral Pancasila dan
unsur-unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa dan
nilai-nilai 1945 kepada generasi muda dimasukkan ke dalam kuri
kulum di sekolah -sekolah , mulai dari Taman Kanak -kanak sampai
universitas, baik negerimaupun swasta .
d . Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu
pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masya
rakat dan Pemerintah .
c . Perguruan Swasta mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam
usaha melaksanakan pendidikan nasional. Untuk itu perlu dikem
bangkan pertumbuhannya sesuai dengan kemampuan yang ada
berdasarkan pola pendidikan nasional yang mantap , dengan tetap
mengindahkan ciri-ciri khas perguruan yang bersangkutan .
Pendidikan juga menjangkau program - program luar sekolah yaitu
pendidikan yang bersifat kemasyarakatan , termasuk kepramukaan ,
latihan -latihan ketrampilan dan pemberantasan buta huruf dengan
mendayagunakan sarana dan prasarana yang ada .

120
g . Mutu pendidikan ditingkatkan untuk mengejar ketinggalan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutlak diperlukan
untuk mempercepat pembangunan .
h . Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangun
an segala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan ketram
pilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktivitas, mutu dan
efisiensi kerja .
i. Titik berat program pendidikan diletakkan pada perluasan pendi
dikan dasar dalam rangka mewujudkan pelaksanaan wajib belajar
yang sekaligusmemberikan ketrampilan yang sesuai dengan kebu
tuhan lingkungannya serta peningkatan pendidikan teknik dan
kejuruan pada semua tingkat untuk dapat menghasilkan anggota
anggota masyarakat yang memiliki kecakapan sebagai tenaga -tenaga
pembangunan .
j. Pendidikan tinggi dikembangkan dan peranan Perguruan Tinggi
diarahkan untuk :
1) Menjadikan Perguruan Tinggi sebagian pusat pemeliharaan , pere
litian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai
dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa datang;
2 ) Mendidik mahasiswa-mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian
serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa
depan Bangsa dan Negara Indonesia ;
3 ) Menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha
pembangunan nasional dan pembangunan daerah ;
4 ) Mengembangkan tata kehidupan kampuns yang memadai dan
tampak jelas corak khas kepribadian Indonesia .
k . (dan seterusnya ).

121
Lampiran VI.

-
KUTIPAN -KUTIPAN PENTING DARI:

--
KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

- - - --
SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA
No. XX / MPRS / 1966

-
- -
TENTANG

MEMORANDUM DPR -GR MENGENAI SUMBER TERTIB


HUKUM REPUBLIK INDONESIA DAN TATA URUTAN
PERATURAN PERUNDANGAN REPUBLIK INDONESIA .

1. SUMBER TERTIB HUKUM REPUBLIK INDONESIA.


PANCASILA : Sumber dari segala sumber hukum .
Sumber dari tertib hukum sesuatu negara atau yang biasa dinyatakan
sebagai " sumber dari segala sumber hukum ” adalah pandangan hidup ,
kesadaran dan cita -cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi
suasana kejiwaan dan watak dari rakyat negara yang bersangkutan .
Sumber dari tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan
hidup , kesadaran dan cita -cita hukum serta cita -cita moral yang
meliputi suasana kejiwaan serta watak daripadabangsa Indonesia , ialah
cita -cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa,
peri-kemanusiaan , keadilan sosial, perdamaian nasional, dan mondial,
cita -cita politik mengenai sifat bentuk dan tujuan Negara, cita - cita
moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai
pengejawatahan daripada Budi Nurani Manusia .
Pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita -cita
moral luhur yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa
Indonesia itu pada tanggal 18 Agustus 1945 telah dimurnikan dan
didapatkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan atas nama Rakyat
Indonesia, menjadiDasar Negara Republik Indonesia , yakni Pancasila :
Ke- Tuhan- an Yang Maha Esa , Kemanusiaan yang adil dan beradab,
dan seterusnya .

122
Lampiran VII

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


No. 12 Tahun 1968

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :
1. bahwa sampai sekarang masih belum terdapat keseragaman
mengenai tata urutan dan rumusan sila -sila dalam penulisan /
pembacaan / pengucapan Pancasila ;
2. bahwa untuk kepentingan keseragaman itu perlu menetapkan tata
urutan dan rumusan sila-sila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, sebagai tata urutan dan rumusan
dalam penulisan / pembacaan / pengucapan Pancasila ;
3. bahwa dalam hubungan itu perlu menyempurnakan penjelasan atas
Instruksi Presiden RI No. 01 tahun 1967;

Mengingat:
1 . Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
2 . Pasal 4 ayat ( 1) Undang-Undang Dasar 1945;
3. Undang-Undang No. 18 tahun 1961 tentang Ketentuan -ketentuan
pokok kepegawaian;
4 . Instruksi Presiden RI. No. 1 tahun 1967.

MEMUTUSKAN :

Dengan mencabut penjelasan atas Instruksi Presiden RI. No. 01 tahun


1967 sub A .
Menginstruksikan :
Kepada : Semua Menteri Negara dan Pimpinan Lembaga/Badan
Pemerintah lainnya;
Untuk : Dalam melaksanakan Instruksi Presiden RI. No. 01 tahun
1967, supaya sila -sila dalam Pancasila dibaca /diucapkan
dengan tata -urutan dan rumusan sebagai berikut:
123
SATU : KE- TUHAN -AN YANG MAHA ESA .
DUA : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB .
TIGA : PERSATUAN INDONESIA .
EMPAT : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN /
PERWAKILAN .
LIMA : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA .
Instruksi ini mulaiberlaku pada tanggal ditetapkan .

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 13 April 1968
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd ,

SOEHARTO
Jenderal TNI

124
Lampiran VII
DAB.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
HIKV:
CARATA 1. Back , Robert N , Perspectives In Social Philosophy, Holt, Rinehart and Winston ,
Inc. New York, 1967.
RANTE 2. Darmodihardjo, SH , Dardji, Pengantar Studi Pancasila, Laboratorium Pancasila
IKIP Malang, 1972.
3. Darmodihardjo , SH , Dardji dan Drs. I Nyoman Dekker, SH , Uraian Singkat Tentang
pokok-pokok Demokrasi Pancasila, Universitas Bravijaya Malang, 1971.
4. Daryatmo, Let Jen , Demokrasi Pancasila Sistem Konstitusional dan Pola Eksekutip
Berdasarkan UUD 1945, Ceramah tanggal 18 Oktober 1971.
5 . Departemen Pertahanan Keamanan (ed ), Pengertian Dasar Bagi Pedoman Imple
mentasi Pancasila untuk ABRI, 1971.
6 . Departemen Penerangan RI (ed ), Garis -garis Besar Haluan Negara RI (Ketetapan
MPR RI No. IV /MPR / 1973) dan Ketetapan Sidang Umum Majelis Permusya
waratan Rakyat 1973 MPR RI, 1973 .
I 1968 7. Drijarkara , Prof. Dr. N , Percikan Filsafat, PT Pembangunan Jakarta, 1969.
DONEN 8. Harjoko, O. Carm , Prof. Dr, dkk. Aspek-aspek Filosofis Pancasila , Laboratorium
Pancasila IKIP Malang, 1974 .
9. Hatta, Dr. Moh ., Sekitar Proklamasi, Tintamas, Jakarta, 1970.
10. Ismail Suny, MCL. Prof. Dr, Revolusi dan Konstitusi, ceramah di depan Hansip /
Hanra tgl. 6 Mei 1966 di Persatuan Pendidikan dan Latihan Pertahanan Rakyat:
" Pancasona" Jakarta, Penerbit Harian Indonesia Raya.
11. Joeniarto , SH , Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara , dalam Seri Ilmu Hukum
Tata Negara , Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta , 1967.
12. Kansil, SH , Drs. C .S. T., Pancasila dan UUD 1945 , Dasar Falsafah Negara, Pradnya
Paramita , Jakarta , 1973 , Bagian I dan II.
13. Kartohadiprodjo , Prof. Mr. Soedirman, Pancasila dan dalam Undang-Undang Dasar
1945, Bandung, 1967.
14. Krissantono (Ed), Pandangan Presiden Soeharto tentang Pancasila , CSIS , Jakarta ,
1976 .
15. Laboratorium Pancasila IKIP Malang, Pokok-pokok Pembahasan Pancasila , Lembaga
Penerbit IKIP Malang, Almamater, Edisi Revisi, 1973.
16 . Laboratorium Pancasila IKIP Malang, Pengertian Pancasila atas dasar UUD 1945
dan Ketetapan -ketetapan MPR , Lembaga Penerbit IKIP Malang, Almamater,
Edisi Revisi, 1973 .
17. Nasution , Jenderal Dr. A .H . Demokrasi Pancasila , Di Masa Sekarang dan DiMasa
Datang, Laboratorium Pancasila IKIP Malang, 1971.
18. Notonagoro, Prof. Drs. SH , Beberapa halmengenai Falsafah Pancasila , Universitas
Pancasila, Jakarta 1967.
19. Notonagoro , Prof. Drs. SH , Pancasila secara Ilmiah Populer, Pancoran Tujuh
Jakarta. 1971 .
20. Notonagoro, SH Prof, Dr, Drs, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Pancoran Tujuh,
Jakarta, 1974 .

125
PN BALAI PUSTAKA – JAKARTA
U.C.BERKELEY LIBRARIES

099592220 )

Anda mungkin juga menyukai