Pengantar Pancasila
Pengantar Pancasila
777
A2
D341
1979
MAIN
UC -NRLF
B 3 202 499
Prof.Darji Darmodiharjo,SH
PANCASILA
SUATU ORIENTASI SINGKAT
BHINNEKA TUNGGALIKA
dilengkapidengan :
Pedoman Penghayatan
Pengamalan PANCASILA
dan
(KETETAPAN MPR No. I /MPR/1978)
PN .BALAI PUSTAKA
LIBRARY
UNIVERSITY OF
CAUPOENA
Prof. Darji Darmodiharjo , SH
PANCASILA
Suatu Orientasi Singkat
dilengkapi dengan:
Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan PANCASILA
(KETETAPAN MPR No. II/MPR /1978 )
PN BALAI PUSTAKA
Jakarta 1979
65046602
Penerbit : PN BALAI PUSTAKA
Pencetak : PT . Dian Tujuhbelas
BP. No. 2776
Hak Pengarang dilindungi Undang-Undang
Cetakan I tahun 1974 (Universitas Brawijaya , Malang
Cetakan II tahun 1974 (Universitas Brawijaya , Malang)
Cetakan III tahun 1975 (Universitas Brawijaya , Malang)
Cetakan IV tahun 1976 (Universitas Brawijaya , Malang)
Cetakan V tahun 1977 (Universitas Brawijaya , Malang)
Cetakan VI tahun 1978 (Universitas Brawijaya , Malang)
Cetakan VII tahun 1978 (PN Balai Pustaka, Jakarta)
Cetakan VIII tahun 1979 (PN Balai Pustaka, Jakarta)
CAT FOR
MAIN
ست ین
باه هام
می
هاوه مینی
می ین زدر
توعی ن
ییر
E سا
در
برر ومن E
N
می ی
می * * بمهره
تر
Soeharto
AZ
109
1979
Adam Malik
Wakil Presiden Republik Indonesia
W
U
M
00
00
0
m
O
BHINN
EKA TUNGGAL DU
GARUDA PANCASILA
LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA
WARNA:
Seluruh burung garuda, bintang, kapas, padi dan rantai .. kuning emas
Ruangan perisaiditengah -tengah . . .. . . . . .. . . . . . .. . . . . merah -putih
(kiri atas dan kanan bawah : merah ; kanan atas dan kiri bawah : putih )
Dasar bintang yang berbentuk perisai . .. ... .... ..... hitam
Kepala Banteng ... ............... .... . . . . . . . . hitam
Pohon beringin ... ... . . . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. hijau
Pita . ... ... .... ..... putih
Hurut . . . . . . . . hitam
JUMLAH HELAIBULU :
Pada tiap-tiap sayap .. .. .
Pada ekor . . . . . .. . . . . . .
Kecil dibawah perisai ... ...
Kecil di leher . . . . . . . . . .
Pancasila
Halaman
KATA PENGANTAR . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KATA SAMBUTAN ? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
PN Balai Pustaka
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memahamiPancasila secara singkat dan konprehensif,
dalam buku ini kami coba memberikan sekedar uraian yang berisi
orientasi umum mengenai pokok -pokok pengertian dan aspek-aspek
Pancasila dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat.
Kamimenyadari tulisan ini masih kurang sempurna dan kurang
mendalam justru karena demikian luas dan dalamnya isi Pancasila
termaksud di atas, namun kami mencoba menyajikannya dengan
maksud untuk memberikan gambaran secara singkat dan secara garis
besar tetapi menyeluruh.
Demikianlah, semoga ada juga manfaatnya .
Malang, 11Maret 1974
Darji Darmodiharjo
Darji Darmodiharjo
11 .
Catatan Pada Cetakan Kelima
Darji Darmodiharjo
Darji Darmodiharjo
KATA SAMBUTAN
1. Bapak Darji Darmodiharjo , SH , Rektor Universitas Brawijaya
di Malang yang bertahun -tahun telah menjabat sebagai Ketua Labo
ratorium Pancasila IKIP Malang dalam menyusun sebuah karangan
yang diberi judul " Orientasi Singkat Pancasila” telah meminta saya
untuk membubuhi Kata Sambutan sebagai pengantar karangannya itu
dalam rangka Orientasi Pancasila sekarang ini.
2 . Pada hemat kami sebuah pengantar dari tangan saya , kalau itu
dimaksud sebagai suatu anjuran untuk perlunya diketahui isi ka
rangan Bapak Darji Darmodiharjo itu dalam kalangan yang lebih
luas, maka menurut pengelihatan saya nama pengarang dan pengalam
annya dalam bidang pembinaan Pancasila selama ini sudah cukup
memberi jaminan yang positif.
3. Hanya inginlah saya menggarisbawahi pentingnya sepuluh materi
pokok yang dikemukakan Pengarang agar menjadi pegangan pertama
bagi kita semua yang dengan kesadaran ingin memahami arti Pancasila
kita itu , baik sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia maupun
sebagai pedoman Hidup Bangsa kita yang langsung tergali dari kepri
badiannya melalui terutamasejarah perjuangan Bangsamenjadi Bangsa
yang merdeka dan berdaulat.
4 . Dalam pada itu inginlah saya menekankan , bahwa tugas
penghayatan dan Pembinaan Pancasila itu sebagai sumber
tertib -hukum Indonesia adalah terletak di tangan kita semua sebagai
Bangsa yang berbudi luhur dan berkebudayaan tinggi. Namun
demikian secara organisatoris kenegaraan usaha nasional yang sepenting
itu karena merupakan sarana untuk Kesejahteraan dan Ketahanan
Nasional, perlu diatur dan dilengkapi dengan suatu susunan aparatur
serta mekanisme yang tangguh dan berkemampuan tinggi dari pusat
hingga daerah kecil sekalipun .
5. Perlulah kiranya diperhatikan perkembangan baru di bidang
pelaksanaan pokok-pokok pemikiran tentang Demokrasi Pancasila
khusus di Daerah-daerah berdasarkan prinsip-prinsip yang telah ditetap
kan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (TAP MPR No. IV Tahun
1973) seperti diuraikan lebih lanjut dalam REPELITA ke II, yaitu
pokok -pokok asas tentang pemberian otonomi daerah yang nyata dan
bertanggung jawab melalui asas desentralisasi bersama-sama dengan
dekonsentrasi, yang menghasilkan pembagian wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam Daerah -daerah otonom dan Wilayah -wilayah
administratip yang dapat melaksanakan tugas pemerintahan di daerah
secara serasi yang didasarkan terutama pada hasil guna dan daya-guna
penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut, sebagaimana diatur
dalam Undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok
Pemerintahan di Daerah .
6. Dengan harapan yang besar bahwa pengertian dan pemahaman
tentang Pancasila kita itu akan segera dapat ditingkatkan di segala
bidang Pembangunan dan melalui sarana pendidikan baik yang formal
maupun non formal, maka kami mengucapkan selamat bagi semua
pembaca yang bersama saya sendiri merasa pentingnya permasalahan
untuk ditingkatkan ruang lingkupnya sampai dapat menjiwai seluruh
masyarakat kita bersama.
27 Maret 1974
Surabaya, -
14 Januari 1975
Salam ,
Prof. K . Purbopranoto, SH
Ketua Team Pancasila UNAIR
14
PENDAHULUAN
Bagi manusia yang sadar dan normal, segala aktivitas, tingkah laku
dan perbuatannya tentu mempunyai maksud atau tujuan dan cita
tertentu. Demikian pula apabila ia ingin mengadakan , merumuskan
dan menciptakan sesuatu , tentu mempunyai dan disertai dengan
maksud /tujuan / cita tertentu . Begitu juga halnya dengan bangsa
Indonesia mengadakan /merumuskan Pancasila itu . Apakah maksud
dan tujuan bangsa Indonesia mengadakan /merumuskan Pancasila ?
Jawab atas pertanyaan itu akan diberikan dalam Pendahuluan ini,
sebelum kita masuki pembicaraan berikutnya, agar dengan demikian
kita dapatmelihat dan menempatkan Pancasila itu pada proporsi yang
sebenarnya .
Menurut sejarahnya, Pancasila diadakan atau dirumuskan dengan
tujuan untuk dipakai sebagai DASAR NEGARA Indonesia Merdeka
(Republik Indonesia ).
Bukti-bukti sejarah yang menyatakan bahwa Pancasila adalah Dasar
Negara Republik Indonesia dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Dalam pembukaan sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Junbi Choosakai) tanggal
29 Mei 1945, Dr. K .R . T . Rajiman Wedyodiningrat sebagai Ketua
Badan Penyelidik meminta agar sidang Dokuritsu Junbi Choosakai
mengemukakan dasar Indonesia Merdeka (philosofische grondslag
dari Indonesia Merdeka ).
2 . Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin pada permulaan
pidato dalam sidang Badan Penyelidik , antara lain mengatakan se
bagai berikut: "Kewajiban untuk ikut menyelidiki bahan-bahan
yang menjadidasar (garis bawah dari penulis) dan susunan negara
yang akan terbentuk dalam suasana kemerdekaan , yang telah diakui
dan telah dibela oleh rakyat Indonesia dengan korban darah daging
sejak beratus-ratus tahun , ...” (Naskah Persiapan UUD 1945 jilid I
halaman 88 ).
3 . MR u. Ph. Soeroso pada diwaktu
rangkamemberi peringatan kepada Mr.
Muhamad amad Yamin ai tepidato
,co hagdalam n dasarn29
tanggal (garis1945,
ya Mei på 1antara
945 jililain
d I me
ngatakan : " Sebagai diterangkan oleh tuan Ketua , tuan Rajiman ,
tadiyang dibicarakan ialah dasar-dasarnya (garis bawah dari penulis )
Indonesia Merdeka ... (Naskah Persiapan UUD 1945 jilid I ha
laman 100 ).
4. Prof. Mr. Dr. Soepomo dalam pidato sidang pertama Badan
Penyelidik tanggal 31 Mei 1945, antara lain mengatakan: " Soal
yang kita bicarakan ialah , bagaimanakah akan dasar -dasarnya
(garis bawah dari penulis) Negara Indonesia Merdeka " . (Naskah
Persiapan UUD 1945 jilid I halaman 109).
5 . Dalam pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang
Badan Penyelidik antara lain disebutkan , bahwa yang diminta oleh
Ketua Badan Penyelidik adalah agar sidang mengemukakan dasar
Indonesia Merdeka yaitu Philosofische grondslag dari Indonesia
Merdeka. Selanjutnya beliau memberi nama Philosofische grondslag
atau dasar falsafah Negara Indonesia Merdeka tersebut: Pancasila .
6 . Di dalam ” Piagam Jakarta " atau " Jakarta Charter ” yang disusun
oleh 9 tokoh bangsa kita pada tanggal 22 Juni 1945 , tercantum
kalimat sebagai berikut:
” ......, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia , yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat, dengan berdasar (garis bawah dari penulis) kepada: ke
Tuhan -an , dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi
pemeluk -pemeluknya , menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan , serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia " . (Naskah Persiapan UUD 1945 jilid I halaman 709).
7 . Di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia yang disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
tanggal 18 Agustus 1945 tercantum kalimat sebagai berikut
" ..., maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia , yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia , yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar (garis bawah dari penulis)
16
kepada : Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa , Kemanusiaan yang adil dan
beradab , Persatuan Indonesia , dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam prmusyawaratan /perwakilan , serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia ” .
Dengan menunjukkan bukti-bukti atau data -data sejarah tersebut
jelaslah kepada kita , bahwa memang asal-mula atau tujuan bangsa
Indonesia mengadakan atau merumuskan Pancasila itu adalah untuk
dipergunakan sebagai DASAR NEGARA kita , yani Negara Republik
Indonesia .
Dalam pada itu perlu dikemukakan, bahwa Pancasila sebagai Dasar
Negara itu digali dari Pandangan Hidup Bangsa Indonesia . Oleh sebab
itu pada hakikatnya Pancasila mempunyai dua pengertian pokok, yaitu
Pancasila sebagai Dasar Negara, dan Pancasila sebagai Pandangan
Hidup Bangsa . Penyebutan atau pengertian yang bermacam -macam
yang dihubungkan dengan Pancasila dapat dikembalikan kepada dua
pengertian pokok tersebut di atas. Penyebutan yang bermacam -macam
yang sering kita dengar di dalam masyarakat kita kiranya dapat
dirumuskan secara sistematis sebagai berikut:
a . Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia .
b . Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia .
c . Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia .
d . Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia .
(Dasar falsafah Negara Republik Indonesia ).
e . Pancasila sebagai Sumber dari segala sumber Hukum (Sumber
tertib hukum ) dari Negara Republik Indonesia .
f. Pancasila sebagai Perjanjian luhur Bangsa Indonesia (waktu
mendirikan Negara ).
g . Pancasila sebagai cita - cita dan tujuan Bangsa Indonesia (seperti
yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945).
h . Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang mempersatukan Bangsa
Indonesia .
Dilihat dari segi positifnya, ini berarti bahwa Pancasila dapat
diterima dan dipergunakan Bangsa Indonesia dalam segala bidang
kehidupan . Tetapi dengan adanya berbagai penyebutan terhadap
Pancasila tersebut kadang-kadang dapat mengaburkan pengertian dan
fungsi yang pokok ( yang proporsional) yaitu sebagai Dasar Negara .
Sebagai contoh misalnya: Pancasila dikatakan sebagai " Alat Pemersatu
Bangsa ” , yang sengaja diberi pengertian /tafsiran yang salah (oleh
17
Aidit), yaitu apabila Bangsa Indonesia sudah bersatu maka Pancasila
tidak diperlukan lagi dan Dasar Negara Indonesia dapat diganti
dengan ideologi yang lain (Komunisme).
Adalah benar bahwa Pancasila dapat dipergunakan sebagai alat
pemersatu Bangsa Indonesia, karena memang di dalam Pancasila
terkandung asas-asas persatuan dan kesatuan bagi hidup bersama
segenap Bangsa Indonesia , sehingga dengan Pancasila persatuan dan
kesatuan Bangsa Indonesia menjadi kokoh dan kekal. Itulah sebabnya ,
maka falsafah Pancasila telah diangkat dari Falsafah Bangsa menjadi
Dasar Falsafah Negara Republik Indonesia (Dasar Negara Republik
Indonesia ). Namun menganggap Pancasila sebagai alat pemersatu
" an sich ” adalah kurang tepat.
BAB I
19
kepentingannya atau kepentingan orang lain . Inilah yang kita
maksudkan dengan mengamalkan Pancasila ..
Selanjutnya apabila seseorang telah mengetahui sesuatu yang benar
dan telah pula memanfaatkannya, maka timbullah suatu
kecenderungan pada dirinya untuk berusaha menjaga agar sesuatu itu
tetap baik keadaannya , sehingga ia dapat memanfaatkannya selama
mungkin . Inilah yang kita maksud dengan mengamankan Pancasila .
Mengingat bahwa Pancasila adalah Dasar Negara, maka mengamal
kan dan mengamankan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai
sifat imperatif/memaksa, artinya setiap warganegara Indonesia harus
tunduk -taat kepadanya. Siapa saja yang melanggar Pancasila sebagai
Dasar Negara, ia harus ditindak menurut hukum , yakni hukum yang
berlaku di Negara Indonesia . Dengan perkataan lain : pengamalan dan
pelaksanaan Pancasila sebagai Dasar Negara disertai sanksi-sanksi
hukum . Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai
Weltanschauung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari
tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat,
artinya setiap manusia Indonesia terikat dalam cita-cita yang terkan
dung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupannya ,
sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang
berlaku .
Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan, bahwa hakikat mem
pelajari Pancasila adalah :
1 . Mengerti Pancasila yang benar
2 . Mengamalkan Pancasila
3 . Mengamankan Pancasila
BAB II
30
5 . Kebangkitan Nasional/Kesadaran Bangsa Indonesia (20 Mei
1908 ]
Pada permulaan abad XX , bangsa Indonesia mengubah cara -caranya
di dalam melawan kolonialis Belanda.Kegagalan-kegagalan perlawanan
secara phisik yang tidak terkoordinir pada masa lampau mendorong
Pemimpin -pemimpin Indonesia pada permulaan abad XX itu untuk
memakai bentuk perlawanan yang lain . Bentuk perlawanan itu ialah
dengan menyadarkan bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara .
Maka lahirlah pada waktu itu bermacam -macam organisasi politik di
samping organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial
yang dipelopori oleh Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Mereka
yang tergabung di dalam organisasi-organisasi itu mulai merintis jalan
baru ke arah tercapainya cita-cita perjuangan bangsa . Kita mengenal
nama-nama pahlawan perintis pergerakan nasional itu antara lain : H .O .
S. Tjokroaminoto (S . I. 1912), Douwes Dekker ( Indische Partij 1912),
Soewardi Soerjaningrat atau KiHajar Dewantoro , Tjiptomangunkusumo
(kedua-duanya juga tokoh Indische Partij di samping Douwes Dekker ),
dan masih banyak lagi nama-nama yang lain beserta macam -macam
organisasinya .
Catatan :
Peristiwa penyerahan Belanda kepada Jepang terjadi di Kalijati (Jawa
Tengah ) pada tanggal 9 Maret 1942 .
Untuk mendapatkan bantuan rakyat Indonesia , maka Jepang
memprogandakan bahwa kehadirannya di bumiIndonesia, adalah justru
untuk membebaskan bangsa dan tanah air Indonesia dari cengkeraman
penjajah Belanda. Untuk meyakinkan propagandanya yang demikian itu
terhadap rakyat Indonesia maka Jepang kemudian memperbolehkan
rakyat Indonesia mengibarkan bendera merah putih serta menyanyikan
lagu Indonesia Raya .
Tipu muslihat Jepang yang demikian itu berhasil. Di mana-mana
rakyat Indonesia membantu Jepang menghancurkan Belanda, dengan
tujuan agar selekas mungkin bebas dari cengkeraman penjajah .
Tetapi kenyataan yang dihadapioleh bangsa Indonesia pada waktu itu
ialah bahwa sesungguhnya Jepang pun penjajah yang tak kurang
kejamnya dibandingkan dengan penjajah Belanda. Bahkan pada zaman
inilah bangsa Indonesia mengalami penderitaan dan penindasan yang
sampai pada puncaknya . Kemerdekaan tanah air dan bangsa yang
didambakan tak pernah menunjukkan tanda-tanda kedatangannya,
bahkan terasa semakin menjauh bersamaan dengan semakin
mengganasnya bala -tentara Jepang.
Oleh kenyataan itu rakyat Indonesia kecewa dan merasakan tipu
muslihat Jepang selama itu . Maka timbullah perlawanan -perlawanan
terhadap Jepang baik secara illegalmaupun legal (pemberontakan PETA
di Blitar dll.).
Sementara itu sejarah berjalan terus. Perang pasifik menunjukkan
tanda-tanda akan berakhir dengan kekalahan Jepang di mana-mana.
Untuk mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia , maka Jepang yang
pada waktu itu berada di ujung kekalahannya mencoba menarik hati
bangsa Indonesia dengan mengumumkan janji Indonesia merdeka
dikelak kemudian hari, apabila perang telah selesai.
8 . Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (29 April 1945 ]
Sebagaitindak-lanjutdari janjinya seperti dikemukakan di atas,maka
pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan dibentuknya
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Choosakai (selanjutnya
disebut: Badan Penyelidik ). Badan ini kemudian terbentuk pada tanggal
29 April 1945, tetapi baru dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 dan baru
mulai bekerja pada tanggal 29 Mei 1945 .
Dengan terbentuknya Badan Penyelidik ini bangsa Indonesia dapat
secara legal mempersiapkan kemerdekaannya, untuk merumuskan
syarat-syarat apa yang harus dipenuhi sebagai negara yang merdeka.
Oleh karena itu peristiwa ini kita jadikan suatu tonggak sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita -citanya.
9. Mr. Muhamad Yamin (29 Mei 1945 )
Pada tanggal 29 Mei 1945 itu Badan Penyelidik mengadakan sidang
yang pertama. Peristiwa ini kita jadikan tonggak sejarah, karena pada
saat itulah Mr.Muh . Yamin mendapat kesempatan yang pertama untuk
mengemukakan pidatonya di hadapan sidang-lengkap Badan Penyelidik .
Pidato Mr. Muh . Yamin itu berisikan lima asas dasar untuk Negara
Indonesia Merdeka yang diidam -idamkan itu , yakni:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4 . Peri Kerakyatan
5 . Kesejahteraan Rakyat.
Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai
Rancangan UUD Republik Indonesia . Di dalam Pembukaan dari
rancangan UUD itu tercantum perumusan lima asas dasar Negara yang
berbunyi sebagai berikut:
1. Ke- Tuhan-an Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3 . Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4 . Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5 . Keadilan sosialbagi seluruh rakyat Indonesia .
Perlu dicatat, bahwa usul lima ašas dasar Negara yang dikemukakan
oleh Mr. Muh . Yamin secara lisan dan yang dikemukakan secara tertulis
terdapat perbedaan , baik perumusan kata -katanya maupun
sistematiknya.
Kenyataan mengenai isi pidato serta usul tertulis mengenai Rancangan
UUD yang dikemukakan oleh Mr. Muh . Yamin itu dapatlah
meyakinkan kita , bahwa Pancasila tidaklah lahir pada tanggal 1 Juni
1945, karena pada tanggal 29 Mei itu Mr. Muh , Yamin telah
mengucapkan pidato serta menyampaikan usul Rancangan UUD Negara
Republik Indonesia yang berisi lima asas dasar Negara. Bahkan lebih
dari itu, perumusan dan sistematik yang dikemukakan oleh Mr. Muh.
Yamin pada tanggal 29 Mei 1945 itu hampir sama dengan Pancasila yang
sekarang ini (Pembukaan UUD 1945). Tiga sila yakni: Sila pertama,
beancasil danya kelima
keempat a n di dalabaik
m perumusan maupun tempatnya sama dengan
Pancasila yang sekarang. Perbedaannya adalah pada sila kedua dan
ketiga , yang di dalam sistematik usul Mr. Muh.
Keb Yamin berbalikan
dengan sistematik yang ada paun Pancasila
ada pada aneda siSelain
ada la " sekarang. la di aitutas
perumusan kedua Sila itu pun ada sedikit perbedaan , yaitu
digunakannya kata " Kebangsaan " pada sila " Kebangsaan Persatuan
Indonesia” , dan digunakannya kata "Rasa” pada sila " Rasa
Kemanusiaan yang adil dan beradab ” . Kedua kata tersebut di atas
yaknikata " Kebangsaan " dan "Rasa ” , sebagaimana diketahui di dalam
Pancasila yang sekarang tidak terdapat.
10 . Ir . Soekarno ( 1 Juni 1945)
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengucapkan pidatonya di
hadapan sidang hari ketiga Badan Penyelidik . Dalam pidato itu
dikemukakan /diusulkan juga lima hal untuk menjadi dasar-dasar
Negara Merdeka, yang perumusan serta sistematiknya sebagai berikut:
1 . Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme, - atau Perikemanusiaan
3. Mufakat, - atau Demokrasi
4 . Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan .
Untuk lima dasar Negara itu oleh beliau diusulkan pula agar diberi
nama Pancasila . Dikatakannya bahwa nama ini berasal dari seorang ahli
bahasa kawan beliau, tetapi tidak dikatakannya siapa. Usul mengenai
nama Pancasila ini kemudian diterima oleh sidang.
Jika perumusan dan sistematik yang dikemukakan /diusulkan oleh Ir .
Soekarno itu kita bandingkan dengan Pancasila yang sekarang, nyata
sekali bahwa perumusan dan sistematik Ir . Soekarno itu lain dari
34
perumusan dan sistematik Pancasila yang sekarang .
Kiranya sistematik yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno itu
merupakan hasil pemikiran atas dasar " denk methode historisch
materialisme” . Dengan pola berfikir yang dialektis ini, maka asas
Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme dihadapkan /dipertentangkan
dengan asas Internasionalisme” . Selanjutnya asas Mufakat atau
Demokrasidalam hal inidemokrasi politik dihadapkan / dipertentangkan
dengan asasKesejahteraan Sosial yakni demokrasi ekonomidan menjadi
" Sosio -Demokrasi” .
Kemudian " Sosio -Nasionalisme" , " Sosio- Demokrasi" dan " Ke
Tuhanan" itu disebut Trisila , yang dikatakannya sebagai perasan dari
lima sila / Pancasila . Trisila ini kemudian diperas lagi menjadi ekasila
yakni "Gotong Royong” . Dengan demikian kiranya dapat dimengerti,
bahwa beliau tidak menggunakan cara berfikir filosofis dan religius itu.
Pada tahun 1947, pidato Ir . Soekarno tanggal 1 Juni 1945 diterbitkan /
dipublikasikan dengan nama ''Lahirnya Pancasila ” , kemudian menjadi
populer dalam masyarakat bahwa Pancasila adalah nama dari Dasar
Negara kita , meskipun bunyi rumusan dan sistematika serta metode
berfikir antara usul Dasar Negara 1 Juni 1945 tidak sama dengan Dasar
Negara yang disahkan dalam Pembukaan UUD 1945 tanggal 18 Agustus
1945 .
Pada tahun 1958 dan 1959 Presiden Soekarno memberikan kursus
kursus dan kuliah umum di Istana Negara Jakarta dan Yogyakarta, yang
pada tanggal 1 Juni 1964 dibukukan dengan judul: ” Tjamkan Pantja
Sila ! ” (dengan " denkmethode historisch materialisme” ).
Pada tanggal 17 Agustus 1959 diucapkan pidato Presiden Soekarno
yang kemudian menjadi "MANIPOL" dan "MANIPOL /USDEK ” .
Pada waktu itu MANIPOL dianggap sebagai pengamalan dari Pancasila
dengan " Nasakom " dan " Lima Azimat Revolusi” nya . Kemudian
meletuslah pengkhianatan " G . 30 S / PKI” tanggal 1 Oktober 1965.
Tanggal 1 Oktober 1965 dinyatakan sebagai Tonggak Demarkasi Orde
Baru , dan selanjutnya tanggal 1 Oktober diperingati sebagai " Hari Ke
saktian Pancasila ” . Berdasarkan Radiogram Sekretaris Negara (Mayjen
TNI H . Alamsjah Ratu Prawiranegara) sejak tahun 1970 hingga se
karang tanggal 1 Juni tidak lagi diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila .
11. Piagam Jakarta (22 Juni 1945]
Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional yang juga
tokoh-tokoh Dokuritsu Junbi Choosakaimengadakan pertemuan untuk
35
membahas pidato serta usul-usulmengenai asasdasar Negara yang telah
dikemukakan dalam sidang-sidang Badan Penyelidik .
Setelah mengadakan pembahasan , maka oleh sembilan tokoh tersebut
disusunlah sebuah Piagam yang kemudian terkenal dengan nama
” Piagam Jakarta ” , yang di dalamnya terdapat perumusan dan sistematik
Pancasila sebagaiberikut:
1. Ke-Tuhan -an , dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk -pemeluknya .
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab .
3 . Persatuan Indonesia .
4 . Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah-kebijaksanaan dalam per
musyawaratan perwakilan .
5 . Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
Adapun sembilan tokoh nasional itu ialah : Ir . Soekarno, Drs. Moh.
Hatta , Mr.A . A . Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdoelkahar
Muzakkir, Haji Agus Salim , Mr. Achmad Soebardjo , K . H . Wachid
Hasjim , Mr. Muh . Yamin .
12. Penerimaan Piagam Jakarta oleh Badan Penyelidik [14 Juli
1945]
Piagam Jakarta yang didalamnya terdapat perumusan dan sistematik
Pancasila sebagaimana diuraikan tersebutdi atas itu kemudian diterima
oleh Badan Penyelidik dalam sidangnya (kedua) pada tanggal 14 - 16 Juli
1945 .
Sampai di sini kita dapat mengetahui bagaimana hubungan secara
khronologis sejarah perumusan dan sistematik -sistematik lima asas dasar
Negara berturut-turutmulai tanggal 29 Mei 1945, 1 Juni 1945, 22 Juni
1945 dan 14 Juli 1945. Apa yang telah terjadi pada tanggal-tanggal
tersebut diatas belumlahmerupakan suatu keputusan yang final, karena
perumusan dan sistematik itu barulah merupakan usul perseorangan ,
kecuali Piagam Jakarta yang telah diterima oleh Badan Penyelidik . .
Akan tetapi inipun belum final di samping Badan itu sendiri belum
merupakan perwakilan yang representatif.
13. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (9 Agustus 1945 ]
Pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan (Dokuritsu Junbi linkai), yang juga sering disebut Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ir . Soekarno diangkat
sebagai Ketua dan Drs. Moh . Hatta sebagai Wakil Ketuanya. Panitia
36
Persiapan Kemerdekaan ini penting sekali fungsinya, apalagi setelah
Proklamasi keanggotaannya disempurnakan . Badan yang mula-mula
bersifat ” Badan buatan Jepang " untuk menerima " hadiah kemerde
kaan ” dari Jepang, setelah takluknya Jepang dan Proklamasi
Kemerdekaan Negara Republik Indonesia lalu mempunyai sifat " Badan
nasional" Indonesia .
Badan yang mula -mula bertugas memeriksa hasil-hasil Badan
Penyelidik , tetapi menurut sejarah kemudian mempunyai kedudukan
dan berfungsi yang penting sekali, yaitu :
a. Mewakili seluruh Bangsa Indonesia .
b . Sebagai Pembentuk Negara. (Yang menyusun Negara Republik
Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945 ).
c . Menurut teori hukum , badan seperti itu mempunyai wewenang
untuk meletakkan Dasar Negara (pokok kaidah negara yang
fundamental).
14 . Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepangmenyerah -kalah kepada Sekutu .
Pada saat itu terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia . Inggris
yang oleh Sekutu diserahi tugas untuk memelihara keamanan di Asia
tenggara termasuk Indonesia pada saat itu belum datang. Sementara itu
sambil menunggu kedatangan Inggris, tugas penjagaan keamanan di
Indonesia oleh Sekutu diserahkan kepada Jepang, yang telah kalah
perang itu .
Situasi kekosongan kekuasaan itu tidak disia -siakan oleh Bangsa
Indonesia . Pemimpin -pemimpin bangsa terutama para pemudanya
segera menanggapi situasi ini dengan mempersiapkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia . Penyelenggaraan Proklamasi Kemerdekaan ini
disiapkan oleh Badan yang disebut Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (Dokuritsu Junbi Iinkai) yang telah terbentuk sebelumnya,
yang kita anggap mewakili bangsa Indonesia seluruhnya dan yang
merupakan sebagai Pembentuk Negara Republik Indonesia. Naskah
ProklamasiKemerdekaan itu ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs.
Moh . Hatta atas nama bangsa Indonesia , bertanggal 17 Agustus 1945
(naskah asli memakai tahun Jepang 05 = 2605).
Dari kenyataan sejarah itu dapatlah diketahui, bahwa kemerdekaan
bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari Jepang ,melainkan sebagai suatu
perjuangan dan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Proklamasi
37
Kemerdekaan merupakan titik kulminasi daripada perjuangan bangsa
Indonesia dalam membebaskan dirinya untuk mencapai kemerdekaan
negara dan bangsa yang telah berabad- abad dicengkeram oleh penjajah .
15 . Pengesahan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah
melahirkan Negara Republik Indonesia . Untuk melengkapi alat-alat
perlengkapan Negara sebagaimana lazimnya suatu negara yang
merdeka, maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (disingkat:
PPKI) segera mengadakan sidang.
Dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945 itu , PPKI yang telah
disempurnakan antara lain telah mengesahkan Undang-undang Dasar
Negara yang kini terkenal dengan sebutan UUD 1945.
UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI itu sendiri dari dua bagian ,
yakni bagian ” Pembukuan " dan bagian " Batang tubuh UUD ” yang
berisi: 37 pasal, 1 Aturan Peralihan terdiri atas 4 pasal, 1 Aturan
Tambahan terdiri dari 2 ayat.
Didalam bagian " Pembukaan ” yang terdiri atas empat alinea itu , di
dalam alinea ke-4 tercantum perumusan Pancasila yang berbunyi sebagai
berikut:
1. Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa
2 . Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4 . Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
5 . Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
Rumusan Dasar Negara Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 inilah yang sah dan benar , karena di samping mempunyai
kedudukan konstitusional, juga disahkan oleh suatu Badan yang
mewakili seluruh Bangsa Indonesia (Panitia Persiapan kemerdekaan )
yang berarti disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia .
Sebagai catatan dapat ditambahkan bahwa selain rumusan tersebut di
atas kita dapati pula rumusan -rumusan sebagai berikut:
a . Dalam konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) yang berlaku
mulai tanggal 29 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950,
rumusan Dasar Negara Pancasila berbunyi sebagai berikut:
1. Ke- Tuhan-an Yang Maha Esa
2 . Peri Kemanusian
3 . Kebangsaan
4 . Kerakyatan
5 . Keadilan Sosial.
b . Dalam Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia
(UUDS 1950) yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950 sampai
tanggal 5 Juli 1959 (sejak 5 Juli 1959 berdasarkan Dekrit Presiden
Undang-Undang Dasar 1945 berlaku kembali) rumusan Dasar
Negara Pancasila sama dengan yang tercantum dalam Konstitusi
RIS .
c . Disamping itu masih ada rumusan Dasar Negara Pancasila berbunyi
sebagai berikut:
1 . Ke-Tuhan- an Yang Maha Esa
2 . Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4 . Kedaulatan Rakyat
5 . Keadilan Sosial
Rumusan -rumusan dalam a , b , c di atas semuanya tidak berlaku .
39
BAB IV
41
Indonesia secara legal mempersiapkan kemerdekaannya, untuk
merumuskan syarat-syarat bagi suatu negara yang merdeka.
9 . Tonggak kesembilan adalah tanggal 29 Mei 1945. Kesimpulan dari
tonggak ini ialah : pada tanggal 29 Mei 1945 itu Mr. Muh . Yamin
telah mengemukakan lima dasar Negara Republik Indonesia .
Perumusan dan Sistematik lima asas Dasar Negara itu hampir sama
dengan Pancasila yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945.
Mr. Muh. Yamin tidak memberikan nama pada lima asas Dasar
Negara yang diusulkannya itu .
10 . Tonggak kesepuluh adalah tanggal 1 Juni 1945, saat Ir. Soekarno
mengucapkan pidatonya. Pidato itu mengemukakan lima dasar
falsafah Negara Indonesia , yang dinamakannya Panca Sila .
Perumusan dan sistematiknya berlainan dengan Dasar Negara
Pancasila yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945. Dari
pidato tanggal 1 juni 1945 itu kita mengenal istilah Pancasila
sebagai nama untuk Dasar Negara kita atau Dasar Falsafah
negara kita (philosofische grondslag).
11. Tonggak kesebelas adalah tanggal 22 Juni 1945. Kesimpulan dari
tonggak ini ialah : bahwa sembilan tokoh nasional yang merupakan
tokoh -tokoh Badan Penyelidik berhasil merumuskan landasan
perjuangan bangsa Indonesia yang kemudian terkenal dengan nama
Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
12. Tonggak kedua belas adalah tanggal 14 Juli 1945, yaitu tanggal
diterimanya Piagam Jakarta oleh Badan Penyelidik atas usul
Ir. Soekarno untuk dijadikan Pembukaan di dalam Hukum Dasar
yang sedang dirancang di dalam sidang ke II Badan Penyelidik yang
berlangsung antara tanggal 10 sampai 16 Juli 1945.
13. Tonggak ketiga belas adalah tanggal 9 Agustus 1945, saat terbentuk
nya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI ini
sangat penting , karena PPKI setelah diperluas keanggotaannya
merupakan Badan yang mewakili seluruh rakyat Indonesia dan
yang menurut sejarah merupakan Pembentuk Negara Republik
Indonesia. Menurut Hukum Tatanegara, hanya Pembentuk
Negaralah yang berwenang menetapkan Hukum Dasar yang
fundamental.
14 . Tonggak keempat belas adalah ProklamasiKemerdekaan Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi Kemerdekaan ini adalah titik
kulminasi dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang berabad
abad yang didorong oleh Amanat Penderitaan Rakyat dan yang
dijiwai oleh Pancasila . Hal ini dapat kita lihat dengan menghubung
kan tonggak -tonggak kedua sampai dengan keempat belas ini.
15. Tonggak kelima belas adalah tanggal 18 Agustus 1945, yaitu tanggal
disahkannya Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 , oleh
PPKI. Sebagai diuraikan di atas, PPKI adalah badan yang penting
sekali, karena badan tersebut mewakili seluruh bangsa Indonesia ,
dan sebagai Pembentuk Negara menurut Hukun Tatanegara
mempunyai wewenang untuk meletakkan Pokok Kaidah Negara
yang fundamental.
Dari uraian tersebut, selanjutnya kita dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
a . Jiwa Pancasila yangmerupakan Jiwa Bangsa Indonesia mempunyai
sifat statis (tetap, tidak dapat diganti/diubah ) dan juga mempunyai
sifat yang dinamis (sebagai penggerak ), sehingga menimbulkan
keinginan, cita-cita sebagai cita -cita luhur bangsa Indonesia . Cita -cita
luhur bangsa Indonesia ini, yang dijiwai Pancasila , oleh bangsa
Indonesia diperjuangkan untuk menjadi suatu kenyataan .
b . Perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita -cita luhur
tersebut berlangsung berabad-abad , bertahap dan menggunakan
cara yang bermacam -macam : fisik non -fisik , legal-illegal non dan co
(bekerja sama dan tidak bekerja sama).
c . Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik
kulminasi (titik tertinggi) dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia
yang berabad -abad yang didorong oleh Amanat Penderitaan Rakyat
dan dijiwai Pancasila .
d . Hubungan antara Proklamasi Kemerdekaan dengan Pembukaan
UUD 1945 erat sekali, bahkan tidak dapat dipisahkan , karena
Pembukaan UUD 1945 tidak lain adalah penuangan Jiwa Proklamasi
(Jiwa Pancasila ), atau dengan kata lain : Pembukaan UUD 1945
merupakan uraian terperinci dari Proklamasi Kemerdekaan tanggal
17 Agustus 1945.
e. Menurut Penjelasan resmiUUD 1945, dalam Pembukaan UUD 1945
mengandung empat pokok pikiran , yakni: paham Negara Persatuan ;
Negara bertujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia ;Negara berdasarkan kedaulatan rakyat;Negara berdasar
kan Ke-Tuhan -an YangMaha Esamenurut dasar Kemanusiaan yang
adil dan beradab.
f. Dalam Penjelasan resmi UUD 1945 ada ketentuan yang berbunyi
sebagai berikut: Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam ' Pembukaan ” dalam pasal-pasalnya.
Ini berarti, bahwa pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945
merupakan uraian terperinci daripada pokok -pokok yang terkandung
didalam Pembukaan UUD 1945 yang berjiwa Pancasila .
g . Dengan demikian, maka penafsiran sila -sila Pancasila harus
bersumber, berpedoman dan berdasar kepada Pembukaan dan
Batang Tubuh UUD 1945.
BAB V
HAKEKAT PENGERTIAN PANCASILA DAN
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA
45
urut-urutan yang bertingkat (hierarkhis). Tiap -tiap sila mempunyai
tempatnya sendiri didalam rangkaian susunan kesatuan itu , sehingga
tidak dapat digeser-geser atau dibalik -balikkan . Ditilik dari intinya,
urut-urutan lima sila itu menunjukkan rangkaian tingkat dalam luas dan
isi sifatnya. Tiap-tiap sila yang di belakang sila lainnya lebih sempit
" luasnya” , tetapi lebih banyak " isi sifatnya” dan merupakan peng
khususan sila -sila yang dimukanya.
Sekalipun sila -sila di dalam Pancasila itu merupakan suatu kesatuan
yang tidak bisa dilepas-pisahkan satu dari yang lain , namun dalam hal
memahamihakikat pengertiannya sangatlah diperlukan uraian sila demi
sila . Dalam hubungan ini sebagaimana dijelaskan di muka (Bab IV ,
mengenai kesimpulan ), uraian atau penafsiran itu haruslah bersumber,
berpedoman dan berdasar kepada Pembukaan dan Batang Tubuh
UUD 1945 .
B . Penghayatan Pancasila
Dengan uraian di atas kita dapat mengetahui tentang hakikat
pengertian Pancasila . Selanjutnya hakekat pengertian Pancasila itu
53
hendaknya kita hayati. Penghayatan Pancasila secara pokok dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Falsafah Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD
1945 yang merupakan uraian terperinci dari Proklamasi 17 Agustus
1945 yang dijiwai Pancasila .
2 . Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945
merupakan suatu kebulatan yang utuh dan tersusun secara teratur
(sistematis ) dan bertingkat (hierarkhis ). Sila yang satu menjiwai dan
meliputi sila yang lain secara bertingkat.
3 . Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 , tercermin dalam pokok -pokok yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
4 . Berdasarkan Penjelasan Otentik UUD 1945, Undang-Undang Dasar
menciptakan pokok -pokok pikiran yang terkandung dalam
" Pembukaan ” dalam pasal-pasalnya. Ini berarti pasal-pasal dalam
Batang Tubuh UUD 1945 menjelmakan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai perwujudan dari
Jiwa Pancasila .
5. Berhubung dengan itu Kesatuan Tafsir Sila -sila Pancasila harus
bersumber dan berdasarkan Pembukaan dan berdasarkan Pem
bukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
6 . Nilai-nilaiyang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia yang
belum tertampung dalam Pembukaan UUD 1945 perlu diselidiki
untuk memperkuat dan memperkaya nilai-nilai Pancasila yang
terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945,
dengan ketentuan :
a . Nilai-nilai yang menunjang, memperkuat menambah nilai-nilai
yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD
1945, dapat ditambah /dimasukkan sebagai Nilai- nilai Pancasila .
b . Nilai-nilai yangmelemahkan dan bertentangan dengan Nilai-nilai
yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD
1945 tidak dimasukkan sebagai Nilai-nilai Pancasila , bahkan
harus diusahakan tidak hidup dan berkembang lagi dalam
masyarakat Indonesia .
c. Nilai-nilaiyang terkandungdalam Pembukaan dan Batang Tubuh
UUD 1945 dipergunakan sebagai Batu Ujian dari nilai-nilai yang
lain agar dapat diterima sebagai Nilai-nilai Pancasila .
sok di 7 . Penafsiran Sila -sila Pancasila :
a . Sila I, bersumber kepada Pembukaan UUD 1945 dan pasal 29
Undang-Undang Dasar 1945.
b . Sila II, bersumber kepada Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal
27 ayat 1, 28, 29 ayat, 2 30 , 31, 33 dan 34 Undang-Undang
TDB Dasar 1945 .
C . Sila III, bersumber kepada Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal 1
ara tera
пjiwi.
ayat 1, 32, 35 dan 36 Undang-Undang Dasar 1945.
d. Sila IV, bersumber kepada Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal 1
Prokies
ayat 2 , 2 ayat 3, 28 dan 37.
e. Sila V , bersumber kepada Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal
pokok 23, 27 ayat 2 , 28, 29 ayat 2, 30 , 31, 33 dan 34.
Dengan penghayatan Pancasila ini maka kita akan dapat lebih
Hang Di memahamitentang hakekatpengertian Pancasila . Hal ini penting sekali
ng dal bagi kita bangsa Indonesia , agar supaya tidak lagi terjadi penyele
asal de wengan -penyelewengan terhadap Pancasila , yang pada dasarnya
kiran disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terhadap pengertian dan tidak
ajudani adanya penghayatan terhadap Pancasila itu sendiri.
C . Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila
zasila by 1 . Pengertian Nilai
Ikan Pi
Nilai yang dalam bahasa Inggeris " value" termasuk pengertian
filsafat.
onesia Menilaiberartimenimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan
a diseli
sesuatu dengan sesuatu , untuk selanjutnya mengambil keputusan .
asila , Keputusan inilah dapatmengatakan : berguna atau tidak berguna , benar
JUD 10 atau tidak benar, baik atau tidak , religius atau tidak religius. Hal ini
dihubungkan dengan unsur-unsur yang ada pada manusia yaitu
nila's jasmani, cipta, rasa, karsa , dan kepercayaan
ubuh !! Sesuatu dikatakan mempunyai nilai, apabila sesuatu itu berguna ,
i Pancas benar (nilai kebenaran ), indah (nilai aesthetis ), baik (nilai moral/ethis),
Nilai religius (nilai agama).
ubuh IT Prof. Dr. Drs. Notonagoro , SH membagi nilaimenjadi tiga :
Ja,bable 1 ) Nilaimaterial, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani
manusia .
2 ) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat dapatmengadakan kegiatan aktivitas.
tang Tu 3 ) Nilai kerokhanian , yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rokhani
inilaiy
manusia .
Nilai kerokhanian inidapat dibedakan atas empat macam :
a . Nilai kebenaran /kenyataan , yang bersumber pada unsur akal
manusia (ratio , budi, cipta ).
b . Nilai Keindahan , yang bersumber pada unsur rasa manusia
sh (gevoel, perasaan , aesthetis ).
c . Nilai Kebaikan atau Nilai Moral, yang bersumber pada unsur
tuwi kehendak /kemauan manusia (will, karsa , ethic ).
d . NilaiReligius, yangmerupakan Nilai Ke- Tuhan -an , Kerokhanian
il yang tertinggi dan mutlak . Nilai religius ini bersumber pada
kepercayaan /keyakinan manusia .
Jadi yang mempunyai nilai itu tidak hanya sesuatu yang berwujud
bendamaterial saja , akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud benda
material. Bahkan sesuatu yang tidak berwujud bendamaterial itu dapat
mempunyai nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagimanusia .
" Nilai material relatif dapat diukur dengan mudah , yaitu dengan
menggunakan alat- alat pengukur, misalnya: dengan alat pengukur berat
(kilogram ), alat pengukur panjang (meter), alat pengukur luas (meter
persegi), alatmengukur besar (meter kubik ), alat pengukur isi (liter ), dan
sebagainya . Sedangkan nilairokhani tidak dapat diukur dengan alat-alat
pengukur di atas, tetapi diukur dengan "budinurani manusia ” ; karena
itu lebih sulit dilakukan . Hal ini terlebih lagi apabila dipermasalahkan ,
apakah ada perwujudan budinuranimanusia yang universal.
Manusia yang mengadakan penilaian terhadap sesuatu yang bersifat
rokhaniah menggunakan budi nurani-nya dengan dibantu oleh
inderanya , akalnya, perasaannya, kehendaknya ,dan oleh keyakinannya .
Sampai sejauh mana kemampuan dan peranan alat-alat bantu ini bagi
manusia dalam menentukan penilaiannya tidak sama bagimanusia yang
satu dengan yang lain ; jadi bergantung kepada manusia yang
mengadakan penilaian itu .
Dalam hubungannya dengan filsafat, nilaimerupakan salah satu hasil
pemikiran filsafat yang oleh pemikirnya dianggap sebagai hasilmaksimal
yang paling benar, paling bijaksana dan paling baik.
Bagi manusia , nilai dijadikan landasan , alasan atau motivasi dalam
segala perbuatannya . Hal ini terlepas dari kenyataan , bahwa ada
orang-orang yang dengan sadar berbuat lain dari kesadaran nilai dengan
alasan yang lain pula .
* Dalam bidang pelaksanaannya (bidang operasional), nilai-nilai ini
dijabarkan dalam bentuk kaidah/norma /ukuran (normatif), sehingga
56
merupakan suatu perintah /keharusan , anjuran , atau merupakan
larangan / tidak diinginkan /celaan .
Segala sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran /keindahan /kebaikan
dan sebagainya, diperintahkan /diharuskan /dianjurkan . Sedang segala
sesuatu yang sebaliknya (tidak benar, tidak iandah , tidak baik dan
sebagainya ), dilarang /tidak diinginkan /dicela .
2 . Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila -sila Pancasila .
Dalam hubungan dengan pengertian nilai sebagaimana diterangkan
di atas . Pancasila tergolong nilai kerokhanian , tetapi nilai kerokhani
an yang mengakui adanya nilai material dan nilai vital. Dengan per
kataan lain : Pancasila yang tergolong nilai kerokhanian itu di dalam
nya terkandung pula nilai-nilai yang lain secara lengkap dan
harmonis, baik nilaimaterial, nilai vital, nilai kebenaran /kenyataan ,
nilai aesthetis, nilai ethis /moralmaupun nilai religius. Hal ini dapat
terlihat pada susunan sila -sila Pancasila yang sistematis-hierarkhis ,
yang dimulai dari sila pertama " Ke-Tuhan -an Yang Maha Esa "
sampai dengan sila kelima "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia " .
Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam sila -sila Pancasila itu
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Dalam sila I berbunyi "Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa " terkandung
nilai-nilai religius antara lain :
a . Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat
sifatNya Yang Maha Sempurna, yakni: Maha Kasih , Maha
Kuasa, Maha Adil,Maha Bijaksana, dan lain -lain sifat yang suci.
b . Ketaqwaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa , yakni:
menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala larangan
Nya .
c . Nilai sila I inimeliputi dan menjiwai sila -sila II, III, IV , dan V .
2 . Dalam sila II yang berbunyi ”Kemanusiaan yang adil dan beradab ”
terkandung nilai-nilai kemanusiaan, antara lain :
a . Pengakuan terhadap adanya martabat manusia .
b . Perlakuan yang adil terhadap sesamamanusia .
c . Pengertian manusia yang beradab yangmemiliki daya cipta , rasa ,
karsa dan keyakinan , sehingga jelas adanya perbedaan antara
manusia dan hewan .
d . Nilai sila II ini diliputi dan dijiwai sila I , meliputi dan menjiwai
sila III, IV dan V .
3. Dalam sila III yang berbunyi " Persatuan Indonesia terkandung nilai
persatuan bangsa antara lain :
a . Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia .
b . Bangsa Indonesia adalah persatuan suku -suku bangsa yang men
diamiwilayah Indonesia .
c. Pengakuan terhadap ke ' Bhinneka Tunggal Ika " an suku bangsa
(ethnis ) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa)
yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa .
d . Nilai sila III ini diliputi dan dijiwai sila I dan II, meliputi dan
menjiwai sila IV dan V .
4 . Dalam sila IV yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan " terkandung
nilai kerakyatan , antara lain :
a . Kedaulatan Negara adalah di tangan rakyat.
b . Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan, yang dilan
dasi akal sehat.
C . Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat
Indonesia mempunyai kedudukan , hak dan kewajiban yang sama.
d . Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan
wakil-wakil rakyat.
e . Nilai sila IV ini diliputi dan dijiwai sila I, II dan III,meliputi dan
menjiwai sila V .
5 . Dalam sila V yang berbunyi " Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia." terkandung nilai keadilan sosial, antara lain :
a . Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau ke
masyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia .
b . Keadilan dalam kehidupan sosial terutamameliputi bidang-bidang
ideologi, politik , ekonomi, sosial, kebudayaan dan pertahanan
keamanan nasional ( IPOLEKSOSBUDHANKAMNAS).
c . Cita -cita masyarakat adil makmur, material dan spiritual, yang
merata bagi seluruh rakyat Indonesia .
d . Keseimbangan antara hak dan kewajiban , dan menghormati
hak orang lain .
e. Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
f. Nilai sila V ini meliputi dan dijiwai sila -sila I, II, III dan IV .
b . 1) Nilai-nilai Pancasila termasuk golongan nilai kerokhanian , tetapi
nilai kerokhanian yang mengakui pentingnya nilai material dan
nilai vital secara seimbang (harmonis). Hal ini dapat dibuktikan
dengan susunan sila -sila dari Pancasila yang dimulai dari Sila
Pertama (Ke-Tuhan -an Yang Maha Esa ) sampaidengan Kelima,
yang tersusun secara sistematis -hierarkhis.
2 ) Nilai-nilai Pancasila juga mempunyai sifat obyektif dan subyektif,
kedua-duanya. Sifat obyektif karena sesuai dengan obyeknya /
kenyataannya dan bersifat umum /universil; sifat subyektif karena
sebagai hasil pemikiran bangsa Indonesia .
Sifat obyektif dari nilai-nilai Pancasila dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a ) Rumusan dari sila -sila Pancasila itu sendiri (Ke-Tuhan -an
Yang Maha Esa , Kemanusiaan yang adil dan beradab , Per
satuan Indonesia, dan seterusnya) menunjukkan kenyataan
adanya sifat-sifat abstrak, umum dan universil. Jadi nilai-nilai
Pancasila adalah obyektif, sesuai dengan kenyataannya.
b ) Inti dari sila -sila Pancasila akan tetap ada sepanjang masa
dalam kehidupan bangsa Indonesia , (dan mungkin juga pada
bangsa -bangsa lain ), baik dalam adat kebiasaan , dalam kebu
dayaan , dalam hidup keagamaan dan lain -lain ; hal ini
disebabkan karena di dalam Pancasila terkandung dalam hu
bungan hidup kemanusiaan yang mutlak (antara manusia
dengan Tuhan , antara sesama manusia dan bangsa dan
sebagainya ). Dengan demikian nilai-nilai Pancasila adalah
absolut (mutlak ) tidak berubah ; jadi obyektif.
c ) Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah
negara yang fundamentil, tidak dapat diubah oleh setiap orang
atau badan /lembaga kecuali oleh Pembentukan Negara (yang
melahirkan negara) itu sendiri, sedang pembentuk Negara itu
sendiri yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ,
sekarang sudah tidak ada. Dengan demikian nilai-nilai
Pancasila akan tetap ada sepanjang masa ; jadi obyektif .
d ) Ketetapan MPRS No. XX /MPRS /1966 (jo . Ketetapan MPR
No. V /MPR / 1973 dan ketetapan MPR No. IX /MPR / 1978
menyatakan ,bahwa Pembukaan UUD 1945 (yang mengandung
jiwa Pancasila ), secara hukum tidak dapat diubah oleh
siapa pun, juga tidak dapat diubah oleh MPR hasil pemilihan
umum , karena mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti
membubarkan Negara Proklamasi. Dengan demikian
Pancasila akan tetap ada; jadi obyektif.
e ) Menurut Prof. Dr. Drs . Notonagoro , SH , alinea III
Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi " Atas berkat rakhmat
Allah Yang Maha Kuasa dan seterusnya" merupakan alasan
ghaib mengapa Pembukaan UUD 1945 yang mengandung
Pancasila tidak dapat diubah (tetap), karena kemerdekaan
(yang didalamnya mengandung Pancasila )merupakan karunia
Tuhan , dan karena Karunia Tuhan maka manusia tidak dapat
mengubahnya; jadi obyektif.
f) Sifat subyektif dari nilai-nilai Pancasila dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai
hasil penilaian dan hasil pemikiran filsafat dari bangsa
Indonesia. Dilihat dari subyek yang menemukakannya,
nilai-nilai Pancasila mempunyai sifat subyektif.
2 ) Nilai-nilai Pancasila adalah merupakan filsafat hidup
(pandangan hidup, pegangan hidup, pedoman hidup,
petunjuk hidup , way of life) yang paling tepat bagi bangsa
Indonesia, paling adil, paling bijaksana , paling baik , dan
paling sesuai bagi bangsa Indonesia .
3 ) Nilai-nilai Pancasila mengandung 4 macam nilai kerokhani
an sebagai diuraikan di muka (nilai kenyataan /kebenaran
nilai aesthetis, nilai ethis dan nilai religius), yang merupa
kan manifestasi dari hakekat sifat budi nurani · bangsa
Indonesia ; jadi mempunyai nilai sifat subyektif.
3. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945
Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945
dapat digali dari pokok -pokok pikiran yang terkandung di dalam
nya sesuai dengan penjelasan resmi UUD 1945, dan / atau dari
masing-masing alinea.
Nilai-nilai tersebut antara lain :
1) Faham Negara Persatuan , yaitu Negara yang melindungi
segenap Bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia ; Negara
yang mengatasi segala faham golongan dan perseorangan ;
Negara yang mengatasi segala kepercayaan agama.
2 ) Tujuan Negara yaitu : Negara yang melindungi segenap Bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia , memajukan kesejahteraan
umum , mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
3 ) Negara yang berkedaulatan yang berdasar atas kerakyatan dan
Permusyawaratan perwakilan .
4 ) Negara berdasarkan atas Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa menurut
dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab .
5 ) Menentang penjajahan karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan .
6 ) Mencita -citakan Negara yang merdeka, bersatu , berdaulat, adil
dan makmur.
7 ) Bersemangat perjuangan dalam mencapai cita -citanya.
4 . hubungan nilai-nilai Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945, dengan Pembukaan UUD 1945, dengan Batang
Tubuh UUD 1945, dan dengan Manusia Indonesia.
1 ) Nilai-nilai Pancasila bagi Bangsa Indonesia menjadi landasan
atau dasar serta motivasi segala perbuatannya dalam hidup
sehari-harimaupun dalam hidup kenegaraan . Dengan perkataan
lain : nilai-nilai Pancasila diwujudkan menjadi kenyataan .
2 ) Fakta sejarah menunjukkan, bahwa Bangsa Indonesia memper
juangkan terwujudnya nilai-nilai Pancasila tersebut dengan
macam -macam
bermacam -macam cara dan bertahap
I (Perhatian tonggak -tonggak
Bangsa ndonesia).
3 ) Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan titik
1945 merupakan titi
kulminasi sejarah perjuangan Bangsa Indonesia yang didorong
oleh Amanat Penderitaan Rakyat dan dijiwai Pancasila pada
taraf yang tertinggi. Dapat dikatakan , bahwa Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah merupakan perwujudan
atau penjelmaan dari nilai-nilai Pancasila .
4 ) Bagaimana perwujudan dan perumusan nilai-nilai Pancasila yang
menjelma di dalam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
dapat dibaca lebih jelas di dalam Pembukaan UUD 1945 . Di
dalam Pembukaan UUD 1945 di samping tercantum rumusan
Pancasila secara lengkap, juga terkandung dan tercermin isi
nilai-nilai Pancasila . Isi itu dapat dilihat pada tiap-tiap alinea
dan dari pokok -pokok pikiran yang terkandung di dalamnya,
61
Pembukaan UUD 1945 adalah uraian terperinci dari Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
5 ) Dalam penjelasan resmi UUD 1945 tercantum ketentuan yang
berbunyi, bahwa: Undang-Undang Dasar menciptakan pokok
pokok pikiran yang terkandung dalam “ Pembukaan ” dalam
pasal-pasalnya . Ini berarti, bahwa pasal-pasal dalam Batang
Tubuh UUD 1945 menciptakan /menjelmakan /mewujudkan
pokok -pokok pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan
UUD 1945. Dengan demikian dapat disimpulkan , bahwa nilai
nilai Pancasila menjelma menjadi Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945, diuraikan terperinci di dalam Pembukaan
UUD 1945, kemudian dengan lebih terperinci lagi diwujudkan
dalam pasal-pasal yang termuat dalam Batang Tubuh UUD 1945 .
6 ) Bagi Bangsa /Manusia Indonesia , Pembukaan UUD 1945 meru
pakan konsensus/ sebagai perwujudan atau pencerminan nilai
nilai Pancasila yang kita terima dan kita sepakati bersama,
sehingga nilai-nilai penjabarannya yang kita gali dan kita kete
mukan kemudian akan selalu kita uji kebenarannya dengan
perwujudan nilai yang telah kita sepakati tersebut.
Nilai-nilai Pancasila yang dapat kita lihat dalam kepribadian
dan kebudayaan Bangsa Indonesia telah terkandung di dalam
budinurani Bangsa Indonesia bersamaan dengan adanya Bangsa
Indonesia .
63
BAB VI
PENGAMALAN PANCASILA
66 .
berbunyi:Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa, dan sila II yang berbunyi:
Kemanusiaan yang adil dan beradab .
Di samping empat pokok pikiran di atas, dalam Pembukaan UUD
1945 ditegaskan tentang:
e . Negara yang merdeka dan berdaulat .
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea pertama dinyatakan , bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ; dalam
alinea kedua dinyatakan negara yang kita cita -citakan adalah negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
f. Negara kita anti penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan . Hal ini ditegaskan dalam alinea
pertama Pembukaan UUD 1945 .
2 . Pengamalan Prinsip -prinsip yang terkandung di dalam Batang
Tubuh UUD 1945
Dari uraian di atas jelaslah kiranya, bahwa hakekat dan sifat negara
kita adalah identik dengan hakekat dan sifat- sifat manusia Indonesia ,
ialah sebagai individu dan makhluk sosial dalam satu kesatuan yang
disebut "monodualis” .
Berpokok pangkal pada dasar itu , disusunlah pemerintahan negara
Pancasila yang prinsip -prinsipnya terkandung di dalam pasal-pasal
Batang Tubuh UUD 1945.
a . Negara Kesatuan Republik Indonesia .
Sesuai dengan pasal 1 ayat 1 UUD 1945, negara kita ialah Negara
Kesatuan yang berbentuk Republik .
· Mengenai bentuk negara , kita mengenal bentuk "Negara Serikat”
(Bondstaat) dan " Serikat Negara" (Statenbond), di samping bentuk
yang lain. Bagi negara kita paling tepat ialah bentuk Negara Kesatuan
(Eenheidstaat). Ini sesuai dengan sejarah perjuangan dan
perkembangan bangsa dan negara kita yang mempunyai wawasan
nasional:Wawasan Nusantara, yakni Kepulauan Nusantara sebagai
satu kesatuan Politik , satu kesatuan Ekonomi, satu kesatuan
Sosial-Budaya, dan satu kesatuan Pertahanan dan Keamanan .
b . Hak Asasi Manusia berdasarkan Pancasila
Negara Pancasila menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia . Hak
asasimanusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang menjadi
dasar daripada hak -hak dan kewajiban -kewajiban yang lain. Di
samping hak asasi terdapat kewajiban asasi.
67
Kalau dalam masyarakat yang individualitis, tuntutan pelaksanaan
hak-hak asasi manusia ada kecenderungan berlebih -lebihan sehingga
mungkin merugikan masyarakat, maka dalam masyarakat Pancasila
hak asasi itu dilaksanakan secara seimbang sebagai menusia
"monodualistis ” , atau dengan kata lain dapat disebut bersifat
kekeluargaan .
Contoh -contoh perwujudan hak -hak asasi manusia berdasarkan
Pancasila dapat dilihat pada Pembukaan UUD1945 dan pasal-pasal 27,
28 , 29, 30 , 31, 33 dan 34 UUD 1945.
c . Sistem politik :kesamaan kedudukan dalam Hukum dan Pemerin
tahan .
Pada hakekatnya politik adalah masalah kekuasaan , kekuasaan suatu
pemerintah terhadap warganegara dan rakyatnya berdasarkan hukum
yang berlaku dalam suatu pemerintahan negara.
Dalam pasal 26 UUD 1945 dinyatakan , bahwa yang menjadi
warganegara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang -undang sebagai
warganegara .
Selanjutnya dalam pasal 27 ayat ( 1) dinyatakan :Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan
wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan Politik meliputi: kesatuan
wilayah , kesatuan bangsa , satu falsafah dan ideologi (Pancasila ) dan
satu kesatuan hukum .
d . Sistem Ekonomisebagai usaha bersama dan kekeluargaan
Negara yang kita cita -citakan adalah negara yang merdeka, bersatu ,
berdaulat, adil dan makmur.
Di samping tugas dan kewajiban yang lain , Pemerintah Negara
Indonesia berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum , yaitu
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia .
Hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan bangsa ini diatur
terutama dalam pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas ke
keluargaan .
2 ) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara .
3 ) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran Rakyat.
Pasal 33 ini menggambarkan adanya demokrasi, yakni produksi
dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan
dan pengawasan anggota- anggota masyarakat. Kemakmuran masyara
kat yung diutamakan , bukan kemakmuran orang- seorang. Sebab itu
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan . Bentuk perusahaan yang sesuai dengan itu ialah
koperasi, karena dalam koperasi terdapat unsur demokrasi kooperatif,
persamaan , persatuan , demokrasi ekonomidan pendidikan.
Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Hal ini
berarti, bahwa perusahaan -perusahaan yang tidak menguasai hajat
hidup orang banyak boleh berada di tangan orang-seorang.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
adalah pokok kemakmuran rakyat. Karena itu harus dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pasal-pasal lain dalam UUD 1945 yang ada sangkut-pautnya dengan
kesejahteraan rakyat antara lain pasal 23 yang mengatur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara , pasal 27 ayat (2 ) yang mengatur
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan , pasal 29 ayat
(2 ) tentang kemerdekaan memeluk /memilih sesuatu agama yang
diyakininya, pasal 30 tentang hak dan kewajiban ikut serta dalam
pembelaan negara, pasal 31 tentang hak mendapatkan pengajaran ,
pasal 34 tentang fakir miskin dan anak -anak yang terlantar dipelihara
oleh Negara .
Kepulauan Nusantara kita sebagai kesatuan ekonomiberarti, bahwa
kekayaan wilayah Nusantara adalah modal dan milik bersama bangsa ,
dan tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di
seluruh Indonesia .
e. Sistem Sosial- Budaya : atas dasar Kebudayaan Nasional dan
Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam pasal 32 UUD1945 disebutkan , bahwa Pemerintah
memajukan kebudayaan nasional Indonesia . Ini berarti, bahwa bangsa
Indonesia mengutamakan pembinaan dan pembangunan kebudayaan
nasional.' Penerimaan unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam
kebudayaan nasional, dengan syarat lebih menyempurnakan
69
kebudayaan nasional dan tidak bertentangan dengan kepribadian !
bangsa Indonesia .
Disamping itu , karena Negara kita terdiri atas banyak pulau dan suku
bangsa serta golongan warga negara, maka kita menujunjung tinggi
semboyan " Bhinneka Tunggal Ika." Dalam hubungan ini kita tidak
boleh mempertentangkan perbedaan bentuk dan wujud kebudayaan
yang beraneka ragam yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
kita , tetapi keanekaragaman itu hendaknya saling melengkapi dan
semuanya itu merupakan khasanah kebudayaan kita .
Kepulauan Nusantara kita sebagai kekuatan sosial dan budaya
berarti, bahwa masyarakat Indonesia adalah satu , berperikehidupan
serasi, menuju tingkat kemajuan yang sama, merata dan seimbang.
Corak ragam budaya menggambarkan kekayaan budaya bangsa , yang
harus dikembangkan untuk dapat dinikmati bersama.
73
Hal ini dijamin pula baik di dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, pasal 1 Ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 , maupun oleh
Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945. Misalnya, Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 mengatakan : " ...., Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan /perwakilan ,
...., " pasal 19 Undang-Undang Dasar 1945 melanjutkan : " Perwakilan
rakyat ini terjelma di dalam Dewan Perwakilan Rakyat, yang
susunannya akan ditetapkan dengan suatu Undang-Undang. "
Akhirnya perlu ditambahkan , bahwa walaupun Presiden tidak
bertanggung jawab kepada DPR , akan tetapi Presiden harus mendapat
persetujuan DPR dalam beberapa hal yang penting, seperti misalnya:
dalam membentuk Undang-Udang dan penetapan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
6 ] Pengawasan Parlemen
Anggota-anggota Parlemen (DPR ) adalah juga anggota-anggota
MPR . Karena kedudukannya tersebut maka Parlemen dapatmengawasi
jalannya Pemerintahan (Eksekutif ), yaitu apabila Pemerintah
melakukan hal-hal yang tidak sesuai atau bertentangan dengan
Ketetapan -ketetapan MPR , maka Parlemen (DPR ) yang juga sebagai
anggota MPR dapatmengundang anggota -anggotanya untuk bersidang.
7 ] Peradilan bebas
Dalam penjelasan resmi UUD 1945 dinyatakan , bahwa kekuasaan
kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka, artinya terlepas dari
pengaruh kekuasaan Pemerintah . Berhubung dengan itu harus diadakan
jaminan dalam Undang-undang tentang kedudukan para hakim .
8 ] Otonomidaerah
Pembagian Daerah Indonesia atas Daerah besar dan kecil, dengan
bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang
dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam
sistem Pemerintah Negara, dan hak -hak asal-usul dalam Daerah -daerah
yang bersifat Istimewa.
Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah Propinsi, dan daerah
Propinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. Di
daerah-daerah yang bersifat otonoom akan diadakan Badan Perwakilan
Daerah , oleh karena di daerahpun pemerintahan akan bersendi atas
dasar permusyawaratan .
74
Negara RI menghormati kedudukan daerah -daerah istimewa dan
segala peraturan negara yang mengenai daerah itu akan mengingati
hak -hak asal-usul daerah tersebut.
C . Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengamalan Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa dalam
hidup sehari-hari
1) Berdasarkan Sila I: Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa .
a . Mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat
sifatNya Yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, dan lain -lain
sifat yang serba suci.
b . Menaati ajaran-ajaran Tuhan Yang Maha Esa .
c. Saling hormat-menghormati antara penganutagamadan keper
cayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d . Memperhatikan Pembukaan dan pasal 29 UUD 1945.
2) Berdasarkan Sila II : Kemanusiaan yang adil dan beradab .
a . Menempatkan sesama manusia sebagai makhluk Tuhan
dengan segala martabat dan hak asasinya.
b . Memperlakukan sesama manusia secara adil dan beradab
seperti memperlakukan dirinya sendiri (Bahasa Jawa " tepo
seliro " ).
c . Memperlakukan sesama manusia sebagai manusia pribadi
dan manusia sosial secara seimbang .
d . Memperhatikan Pembukaan dan pasal 27, 28, 29, 30 , 31, 33 ,
dan 34 UUD 1945.
3) Berdasarkan Sila III: Persatuan Indonesia .
a . Membina persatuan sesama suku-suku Bangsa di Indonesia .
b . Membina persatuan Wilayah Indonesia dan Kebudayaan yang
Bhinneka Tunggal Ika .
c . Mencintai Tanah Air dan Bangsa , dan menempatkan kepen
tingan umum , bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan .
d . Memperhatikan Pembukaan dan pasal 1, 32, 35, dan 36
UUD 1945 .
4 ) Berdasarkan Sila IV : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan .
a . Menjunjung tinggi asas kerakyatan .
b . Melaksanakan asas kerakyatan tersebut dengan pimpinan akal
sehat dalam permusyawaratan / perwakilan .
c . Menaati segala putusan rakyat dalam lembaga-lembaga per
wakilan .
d . Memperhatikan Pembukaan dan pasal 1 , 2 , 28 , dan 37
UUD 1945.
5 ) Berdasarkan Sila V : Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia .
a . Memelihara kehidupan yang adil di segala bidang kehidupan :
politik, ekonomi, sosial-budaya dan lain -lain bagi seluruh
Rakyat Indonesia .
b . Menumbuhkan hidup tolong-menolong, kekeluargaan dan
gotong -royong.
c . Memelihara kehidupan sebagai makhluk sosial dan mem
perlakukan hak miliknya sehingga mempunyai fungsi sosial.
d . Memperhatikan Pembukaan dan pasal 23, 27, 28, 29, 30, 31,
33, dan 34 UUD 1945.
80
menjamin pelaksanaannya, mengatur pembatasan - pembatasannya demi
kepentingan umum , kepentingan bangsa dan negara . Malahan ada
kecenderungan , bahwa demipenghormatan akan perlindungan hak asasi
manusia itu , maka negara bertugas hanyalah menjaga ketertiban
masyarakat; karena yang penting dalam hal ini ialah negara tidak akan
turut campur dalam hal yang dianggap merupakan pelanggar akan hak
asasi itu , seperti masalah setiap orang berjuang dan bersaing dalam
kehidupan ekonomi. Dalam hal ini, para anggota masyarakat dibiarkan
bersaing dalam kehidupan dengan suatu anggapan dasar , bahwa bila
setiap orang berjuang sendiri-sendiri dengan melaksanakan hak asasinya ,
maka masyarakat akan dengan sendirinya makmur. Dengan menghor
mati hak asasi manusia itu , maka setiap orang akan mempergunakan
haknya dan dengan sendirinya setiap orang akan berjuang untuk
mencapai kemakmurannya masing-masing. Dengan adanya kemak
muran masing-masing,maka kemakmuran rakyat akan tercapai dengan
sendirinya di dalam masyarakat. Dalam hal ini timbullah masyarakat
liberal, di mana individu dikedepankan peranannya. Individualisme
berkembang. Perkembangan ini dimungkinkan dalam masyarakat yang
liberal tersebut.
Didalam suatu negara hukum yang dinamis, negara ikut aktif dalam
usaha menciptakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian
diaturlah masalah fungsi negara dengan penyelenggaraan hak dan
a yeleng
kewajiban asasi manusia itu . Bagaimanapun juga, negara di satu pihak
eperti di besarny tu , berupen
melindungi hak -hak asasi, namun di pihak lain menyelenggarakan
kepentingan umum . Kepentingan umum itu , berupa kesejahteraan
masyarakat. Dalam hal ini betapa besarnya peranan negara .
Walaupun demikian , seperti disebutkan di atas, betapapun juga
peranan negara dalam membina kesejahteraan masyarakat, namun hak
asasi manusia itu harus tetap dilindungi dan diakui.
83
BAB VIII
DEMOKRASI PANCASILA
A . Dasar dan Asas
Demokrasi (demos = rakyat; kratos = pemerintahan ) adalah suatu
sistem pemerintahan dimana rakyat diikutsertakan dalam pemerintahan
negara . Menurut perkembangan sekarang , demokrasi tidak hanya
meliputi bidang pemerintahan / politik saja , tetapi juga bidang ekonomi,
sosial dan kebudayaan.
Demokrasi yang dikembangkan sekarang di Indonesia ialah
Demokrasi Pancasila . Demokrasi Pancasila adalah faham demokrasi
yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesia , yang perwujudannya seperti ketentuan -ketentuan dalam
Pembukaan dan Undang -undang Dasar 1945.
Dasar dari Demokrasi Pancasila adalah kedaulatan rakyat, seperti
tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 . Pelaksanaan
dasar ini terdapat dalam pasal 1 ayat (2 ) Undang-undang Dasar 1945
yang berbunyi: " Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat " .
Adapun asas Demokrasi Pancasila terdapat dalam sila keempat
Pancasila yang berbunyi: " Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan .
Dalam Demokrasi Pancasila rakyat adalah subyek demokrasi, artinya
rakyat sebagai keseluruhan berhak ikut secara efektif menetukan
keinginan-keinginan dan pelaksana yang melaksanakan keinginan
keinginan itu , dengan turut serta dalam penentukan garis- garis besar
haluan negara dan menentukan mandataris atau pimpinan nasional yang
akan melaksanakan garis -garis besar haluan negara tersebut.
B . Partisipasi Rakyat
Pengaturan partisipasi rakyat dalam kehidupan demokrasi itu secara
positif ditentukan dalam peraturan perundangan yang berlaku. Aturan
permainan dalam kehidupan demokrasi diatur secara melembaga. Ini
berarti, bahwa keinginan -keinginan rakyat tersebut disalurkan melalui
lembaga-lembaga perwakilan yang ada, yang dibentuk melalui pemilihan
umum yang demokratis . Hasil pemilihan umum itu mencerminkan
keinginan rakyat untuk menentukan wakil-wakilnya yang diharapkan
akan menyuarakan aspirasinya .
Berkenaan dengan masalah kebebasan individu dalam alam
demokrasi, maka kebebasan mengeluarkan pendapat bukan sekedar
bebas mengeluarkan pendapat atau berbuat, melainkan pula harus
disertaitanggung jawab yang besar atas penggunaan kebebasan tersebut.
Demokrasi Pancasila sebagai suatu sistem pemerintahan yang
berdasarkan kedaulatan rakyat, maka rakyatlah yang menentukan
bentuk dan isi pemerintahan yang dikehendakinya sesuai dengan hati
nuraninya. Dalam hal ini sudah sewajarnya Pemerintah harus
memfokus-kan perhatiannya kepada kepentingan rakyat banyak dalam
rangka tercapainya kemakmuran yang merata .
Segala langkah kebijaksanaan Pemerintah harus berdasar atas hasil
musyawarah . Kearifan dalam mengambil keputusan yang akan
merupakan pedoman dan garis kebijaksanaan itu adalah sesuai dengan
jiwa Pancasila . Kestabilan pemerintahan sebagai suatu syarat dapat
terlaksananya program -program haruslah tetap dapat menampung
adanya perbedaan -perbedaan pendapat di dalam masyarakat. Adanya
perbedaan pendapat itu adalah wajar, asal penyelesaiannya melalui
aturan permainan dalam alam demokrasi itu sendiri dengan mentaati
bersama sistem kelembagaan dan musyawarah serta selalu berpijak atas
kepentingan rakyat sebagaikeseluruhan .
Demokrasi Pancasila tidak saja demokrasi dalam bidang politik , yang
hanya mengatur tentang masalah politik negara atau hal yang
berhubungan dengan pengaturan kenegaraan, tetapi juga mengatur
masalah ekonomi, sosial dan kebudayaan. Pengaturan pokok masalah itu
terdapat di dalam UUD 13 : Pengaturan tersebut dapat dilihat dalam
pasal 31 mengenai pendidikan , pasal 32 mengenai kebudayaan , pasal 33
mengenai perekonomian , pasal 34 mengenai fakir miskin .
Dengan lain perkataan dapat dikatakan , bahwa demokrasi Pancasila
adalah demokrasi politik , demokrasi ekonomi, sosial dan kebudayaan .
Dalam hal ini berarti bahwa dalam bidang politik , ekonomi, sosial dan
kebudayaan , rakyat diikutsertakan dalam keterlibatannya, sehingga
masalah itu dirasakan sebagai masalahnya sendiri. Dengan demikian
gagasan demokrasi sebagai suatu pengembangan " populisme"
(keterlibatan atau ikut campur tangannya rakyat) dan " progresivisme”
85
(mencapai kemajuan) diatur secara konstitusional. Konstitusional, yang
dalam hal ini UUD 1945, telah meletakkan garis- garis pokok kegiatan
tersebut. Secara keseluruhan dapat disimpulkan, bahwa Demokrasi
Pancasila mencakup macam -macam demokrasi. Di samping sebagai
demokrasi politik , ekonomi, sosial dan kebudayaan , juga sebagai
demokrasi konstitusional, sebab demokrasi ini berdasar atas konstitusi,
yaitu UUD 1945 . UUD iu sendirimerupakan realisasi Pancasila sebagai
dasar negara .
C . Landasan Hukum
Dalam rangka pelaksanaan Demokrasi Pancasila tersebut,
pelaksanaannya mengikuti aturan -aturan hukum . Hal ini sudah dengan
sendirinya demikian , karena Indonesia adalah negara hukum .
Dalam hubungan itu dikenallah adanya tata -urutan peraturan
perundangan . Dalam hal ini maka Pancasila adalah sumber dari segala
sumber hukum , yang kemudian melahirkan sumber-sumber hukum
lainnya.
Sumber-sumber hukum itu adalah sebagai berikut :
1 . Proklamasi 17 Agustus 1945
2 . Dekrit Presiden 5 Juli 1959 .
3 . UUD 1945 .
4. SUPERSEMAR (Surat Perintah 11Maret 1966 ).
Sumber -sumber hukum ini merupakan landasan atas lahirnya
peraturan-peraturan lainnya.
D . Tata Urutan Peraturan Perundangan
Tata urutan ini menggambarkan , bahwa peraturan yang di atas
merupakan pangkal bagi peraturan yang lebih rendah. Akibatnya ialah
peraturan yang lebih rendah itu tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang di atasnya.
Tata-urutan itu adalah sebagai berikut :
1 . UUD 1945
2 . Ketetapan MPR
3. Undang-undang, dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
undang
4 . Peraturan Pemerintah
5 . Keputusan Presiden
6 . Peraturan -peraturan pelaksanaan lainnya, seperti: Peraturan
Menteri, Instruksi Menteri, dan lain -lain .
Demikianlah mengenaimasalah tata peraturan -perundangan dalam
sistem pemerintahan di Indonesia .
E . Demokrasi Pancasila sebagai " Way of Life"
Di samping demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan , juga
merupakan ” Way of Life " atau cara hidup dalam bidang pemerintah .
Cara hidup itu ialah suatu cara yang di anggap paling sesuai dalam
rangka terselenggaranya pemerintahan dengan teratur. Dalam hal ini
dikembangkan suatu cara yang semua orang akan menyertainya, karena
cara itu menjamin adanya ketertiban dalam hidup bernegara. Tertib
tetapipenuh dengan kedinamisan , karena dinamika itu merupakan suatu
ciri dari suatu masyarakat yang hidup dan demokratis.
Demokrasi sebagai suatu cara hidup yang baik antara lain meliputi
hal-hal-hal sebagai berikut:
Pertama: Segala pendapat atau perbedaan pendapat mengenai
masalah kenegaraan dan lain -lain yang menyangkut kehidupan negara
dan masyarakat diselesaikan lewat lembaga-lembaga negara . Hal ini di
sebut bahwa penyelesaian itu melembaga;artinya lembaga-lembaga yang
erat hubungannya dengan penyelesaian masalah itu melalui wakil-wakil
rakyat yang duduk di dalam lembaga negara seperti DPR atau DPRD .
Cara hidup ini akan mengantarkan dan merupakan suatu kebiasaan
menyelesaikan perselisihan itu melalui lembaga itu , sehingga masalah itu
dapat diselesaikan dengan tertib dan teratur.
Kedua : diskusi. Sebagai suatu negara demokrasi di mana rakyat
diikutsertakan dalam masalah negara, maka pertukaran pikiran yang
bebas, demi terselenggaranya kepentingan rakyat, maka diskusi harus
dibuka seluas-luasnya. Diskusi dapat berbentuk polemik didalam mass
media , seperti surat kabar, dan lain -lain . Di dalam diskusi atau
musyawarah sebagai ladasan kehidupan bangsa dan negara, harus
diberikan saluran . Dengan demikian , apa yang dikehendaki oleh rakyat
itu akan mudah diketahui. ” Way of Life” seperti dikemukakan di atas,
dalam rangka pembanguan Pancasila, sangatlah sesuai dengan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusya
waratan /perwakilan . Dalam hal inimaka semangat musyawarah , baik
dalam lembaga-lembaga perwakilan maupun dalam wadah -wadah
lainnya seperti mass -media sudah sewajarnya dibina terus menerus.
BAB IX
PANCASILA DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
91
semakin efektif serta terwujudnya kesadaran dan kepastian hukum
dalam masyarakat yang semakin mantap .
Dalam bidang politik luar negeri yang bebas aktif diusahakan agar
Indonesia dapat terus meningkatkan peranannya dalam memberikan
sumbangannya untuk turut serta menciptakan perdamaian dunia yang
abadi, adil dan sejahtera.
d . Bidang Pertahanan Keamanan
Sesuai Doktrin Pertahanan dan Keamanan Nasional,maka diciptakan
sistem pertahanan rakyat semesta yang mampu mensukseskan dan
mengamankan perjuangan nasional pada umumnya, pembangunan
nasional pada khususnya, dari setiap ancaman yang datang dari luar
negeri serta dari dalam negeri, sehingga usaha bangsa dalam mencapai
tujuan nasional benar-benar aman dan tertib .
Dalam pelaksanaan doktrin tersebut di atas, ABRI yang tumbuh dari
rakyat dan bersama rakyat untuk menegakkan dan mengisi
kemerdekaan , adalah inti dari sistem Pertahanan Keamanan Rakyat
Semesta .
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia di samping selaku kekuatan
Hankam , juga merupakan kekuatan Sosial.
Demikianlah sasaran -sasaran yang termuat di dalam Pola Umum
Jangka Panjang .
Khususmengenai Pelita Ketiga prioritas diletakkan pada:
1) Sesuai dengan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang, maka
dalam Pelita Ketiga prioritas diletakkan pada pembangunan bidang
ekonomidengan titik berat pada pembangunan sektor pertanian menuju
swasembada pangan dengan meningkatkan sektor industri yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku dan barang jadi dalam
rangka menseimbangkan struktur ekonomi Indonesia .
2) Sejalan dengan prioritas pada pembangunan bidang ekonomi, maka
pembangunan dalam bidang politik , sosial, budaya dan lain -lain , akan
ditingkatkan sepadan dengan kemajuan -kemajuan yang dicapai oleh
pembangunan bidang ekonomi.
Apa yang dikemukakan di atas, hanyalah sekedar gambaran mengenai
Pola Pembangunan Nasional sebagaimana digariskan di dalam Ke
tetapan MPR No. IV /MPR / 1978, yang tidak dapat kita lepaskan dari
pengalaman Pancasila secara keseluruhan .
92
BAB X
PENGAMANAN PANCASILA
Mengamankan Pancasila berarti menyelamatkan , mempertahankan
dan menegakkan Pancasila yang benar agar tidak diubah , dihapus
ataupun diganti dengan yang lain .
Mengamankan Pancasila pada hakikatnya adalah mengamankan
Negara . Sebaliknya, mengamankan Negara bertujuan mengamankan
Pancasila , karena Pancasila adalah Dasar Negara. Jika Dasar Negara
Pancasila terancam (dirongrong), berarti Negara terancam . Bahkan jika
Dasar Negara Pancasila digantimaka runtuhlah Negara: artinya Negara
telah dikhianati atau Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 telah diganti
(dengan negara lain ). Demikianlah dapat dikatakan , bahwa
mengamankan Negara dalam arti yang sebenarnya adalah
mengamankan Pancasila , lebih -lebih dalam dunia modern sekarang ini
di mana persaingan ideologi bangsa-bangsa telah menimbulkan
peperangan atau pertentangan , seperti: Kapitalisme-Komunisme-Fasis
me. Karena itu , masalah pengamanan Pancasila adalah masalah yang
sangat penting serta menjadi tanggung jawab Pemerintah bersama
seluruh Rakyat.
Karena masalah pengamanan Pancasila meliputi seluruh aspek dan
bidang kehidupan , maka usaha pengamanannya juga meliputi seluruh
aspek dan bidang tersebut.
Secara garis besar , usaha pengamanan Pancasila itu dapat dilakukan
melalui dua cara: preventif dan represif.
95
IV . ANALISA DAN KESIM sl. Jiwa Pancasila .
PULAN TENTANG + 2 . Proklamasi Kemerdekaan .
HUBUNGAN – 3. Pembukaan UUD 1945.
4 . Batang Tubuh UUD 1945 .
45. Ketetapan MPR / S.
VII. HAK -HAK ASASI Fl. Sebagian dasar dari hak dan kewa
MANUSIA DALAM jiban -kewajiban yang lain .
PANCASILA 2. Pelaksanaannya tidak dapat mutlak .
3. Pemerintah berkewajiban mengatur.
-- 4 . Diatur dalam Pembukaan dan Ba
tang Tubuh UUD 1945 pasal: 27 ,
28 , 29 , 30, dan 31.
L5. Pelaksanaan hak -hak serta kewa
jiban warga negara.
r1. Arti kata demokrasi: pemerintahan
rakyat.
2 . Demokrasi Pancasila bersumber kepada
kepribadian dan filsafat hidup Bangsa
Indonesia (seperti ketentuan dalam
UUD 1945.).
VIII. DEMOKRASI 3. Inti demokrasi Pancasila : rakyat ikut
PANCASILA serta menentukan keinginan dan pelak
sanaannya .
14. Demokrasi Pancasila melembaga dalam
pelaksanaannya disertai tanggung jawab
yang besar.
sl. Hakekat pengamalan Pancasila: Pem
bangunan Nasional.
2 . Ditetapkan dalam Ketetapan MPR
No. IV tahun 1978 G ( BHN ).
+ 3. Berisi: Tiga Pola -Pola Pembangunan .
IX . PANCASILA DAN 4. Bidang: Ekonomi, Agama, dan Keper
PEMBANGUNAN cayaan terhadap Tuhan Yang Maha
NASIONAL Esa , sosial-budaya, politik HANKAM .
15. Mensukseskan pelaksanaan PELITA II
dan seterusnya .
CATATAN :
a . Perongrong Pancasila dari dalam negeri antara lain :
1) Pengaruh ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme-Maoisme.
97
2) Pengaruh ajaran Liberalisme (Demokrasi Liberal dan Fede
ralisme).
3 ) Pengaruh golongan ekstrim (ekstrim agama, ekstrim nasional
dan lain -lain ).
4 ) Kelompok -kelompok atau unsur-unsur anarkhi (penafsiran Panca
sila bertentangan dengan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD
1945 ).
5) Pelanggar -pelanggar hukum .
b . Perongrong Pancasila dari luar negeri, antara lain :
1 ) Subversi ideologi asing.
2) Infiltrasi (fisik dan kebudayaan ).
3) Invasi.
4 ) Pendudukan (Penjajahan ).
Lampiran: II A
-Manusia pertama.
có
Rumusan - 1 :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3 . Peri Ke- Tuhan -an
4 . Peri Kerakyatan
5 . Kesejahteraan Sosial (Keadilan Sosial).
Rumusan - 2 :
1. Ke-Tuhan -an Yang Maha Esa.
2 . Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4 . Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia .
Rumusan - 3 :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme, atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat, atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ke- Tuhan-an yang berkebudayaan .
Rumusan - 4 :
1 . Ke-Tuhan -an , dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk -pemeluknya
2 . Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat – kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia .
100
Rumusan - 5 :
1, Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa
2 . Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4 . Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia .
Rumusan - 6 :
1. Ke- Tuhan -an YangMaha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3 . Kebangsaan
4 . Kerakyatan
5 . Keadilan Sosial.
Rumusan - 7 :
1 . Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5 . Keadilan Sosial.
101
Lampiran III
102
Lampiran IV
PENGANTAR
105
d . Alasan Pedagogis-Psikologis.'
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Mahaesa , yang di
dalam dirinya terkandung kemampuan potensi-embrional untuk tumbuh
dan berkembang. Perkembangan manusia tersebut ditentukan oleh
padua dua hal, yaitu : (1) Kemampuan embrional yang dimiliki sejak
diciptakan dalam kandungan , dan ( 2 ) Pengaruh-pengaruh masyarakat
tempat manusia tersebut hidup dan berkembang. Kedua hal tersebut
secara pasti merupakan faktor-faktor dominan yang menetukan watak
dan kepribadian manusia , walaupun manusia sendiri sering tidak
menyadari, dan bahkan sering tidak menyenanginya .
Terhadap pengaruh yang datang dari dalam yang berupa kemampuan
embrional tersebut, manusia tidak dapat berbuat banyak . Sebaliknya
faktor yang datang dari luar yang berupa pengaruh lingkungan , justru
sepenuhnya terserah kepada manusia untuk mengaturnya. Jelasnya,
bentuk pengaruh itu tidak lain adalah pendidikan , latihan , pengalaman ,
petunjuk , dan lain -lain hal yang datang dari lingkungan hidup manusia
yang sedang berkembang itu , dan yang kesemuanya itu mempengaruhi
manusia tersebut. Perkembangan akan menghasilkan pribadi seperti
yang diharapkan , apabila kedua faktor tersebutbekerja secara harmonis .
Pemegang peranan yang menentukan dari faktor yang berupa pengaruh
tersebut adalah para pendidi, dalam hal initemasuk guru , orang tua, dan
para pemimpin masyarakat.
Dalam hubungannya dengan Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila , maka adanya pedoman tersebut dapat merupakan bentuk
faktor dari luar yang mempengaruhi kita semua. Karena itu agar
penghayatan dan pengamalan tersebut jelas dan arahnya benar
diperlukan adanya pedoman yang benar dan sah . Hal itu mutlak , sebab
kalau tidak, pengaruh tersebut akan tidak jelas, tidak terarah dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan , baik isimaupun caranya.
Dalam hubungannya dengan perkembangan bangsa Indonesia dari
generasi ke generasi, prinsip pendidikan yang dijiwai oleh Ilmu Jiwa
tersebut juga tetap benar. Artinya, jelas bagi kita bahwa perkembangan
bangsa di mana pun di dunia iniberlangsung dari generasi ke generasi.
Generasi yang lebih dahulu (untuk tidak menyebut generasi tua) harus
membimbing generasi yang lebih kemudian datangnya. Membimbing itu
merupakan kewajiban bawaan yang wajib dikerjakan , karena generasi
muda memerlukannya , walupun sering tidak disadari dan bahkan tidak
disukainya . Membimbing, di sini tidak lain adalah mendidik , memberi
latihan , memberi pengalaman, memberi petunjuk dan lain -lain , yang
106
dapat mempengaruhi dan mengarahkan menuju tercapainya tujuan
bangsa secara nasional. Pedoman terhadap penghayatan dan
pengamalan Pancasila tersebut pada hakekatnya merupakan pedoman
untuk meresapkan dan mengarahkan pelaksanaan bimbingan tersebut.
Hal itu diperlukan , agar perkembangan bangsa Indonesia dari generasi
ke generasi, selain tujuannya benar, caranya juga benar dan berlangsung
secara berkesinambungan .
109
KETETAPAN
- - - - - -.
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA
--
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
- -
: - -
Mengingat : a . bahwa Pancasila yang merupakan pandangan
hidup Bangsa dan dasar Negara Republik Indo
nesia perlu dihayati dan diamalkan secara nyata
untuk menjaga kelestarian dan keampuhannya
demi terwujudnya tujuan Nasional serta cita -cita
Bangsa seperti tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945;
b . bahwa demikesatuan bahasa, kesatuan pandangan
dan kesatuan gerak langkah dalam hal menghayati
serta mengamalkan Pancasila diperlukan adanya
Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila;
c. bahwa oleh karena itu Majelis Permusyawaratan
Rakyat yang keanggotaannya diresmikan pada
tanggal 1 Oktober 1977 berpendapat perlu adanya
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila .
Mengingat : 1. Pembukaan dan pasal 1 ayat (2 ) Undang-Undang
Dasar 1945.
2. Keputusan -keputusan MPR -RI No: 1/MPR /
1977, No: 3/MPR / 1977, No: 4 /MPR / 1977,
No: 1/MPR / 1978 dan No: 2 /MPR / 1978 ;
3. Ketetapan MPR -RI No: I/MPR / 1973, dihubung
kan dengan Keputusan MPR -RINo. 2 /MPR / 1977.
110
Memperhatikan : 1 . Permusyawaratan dalam Sidang Umum Majelis
Permusyawaratan Rakyat bulan Maret 1978 yang
membahas Rancangan Ketetapan tentang Pedo
man Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang
telah dipersiapkan oleh Badan Pekerja Majelis
Permusyawaratan Rakyat;
2 . Putusan Rapat Paripurna Ke-5 tanggal 21-22
Maret 1978 Sidang Umum Majelis Permusya
waratan Rakyat bulan Maret 1978 .
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARAT .
AN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PEDOMAN PENGHAYATAN
DAN PENGAMALAN PANCASILA (EKAPRA
SETIA PANCAKARSA ) .
Pasal 1
Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila ini tidak
merupakan tafsir Pancasila sebagai Dasar Negara, dan juga tidak
dimaksud menafsirkan Pancasila Dasar Negara sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Batang Tubuh dan
Penjelasannya.
Pasal 2
Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila dituangkan dalam
rumusan yang sederhana, jelas dan mudah dipahamimaknanya, disusun
dengan tata urutan sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan ;
BAB II: Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka
prasetia Pancakarsa );
BAB III: Penutup .
Pasal 3
Pedoman sebagaimana tersebut dalam pasal 1 beserta penjelasannya
terdapat dalam Naskah Pedoman penghayatan dan Pengamalan
Pancasila sebagailampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
Ketetapan ini.
111
Pasal 4
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ini merupakan
penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara bagi setiap warganegara Indonesia , setiap penyelenggara
Negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan ,
baik di Pusat maupun di Daerah dan dilaksanakan secara bulat dan
utuh .
Pasal 5
Menugaskan kepada Presiden sebagai Mandataris atau Presiden
bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengusahakan agar
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dapat dilaksanakan
sebaik -baiknya dengan tetap berlandaskan peraturan perundang
undangan yang berlaku .
Pasal6
Ketetapan inimulai berlaku pada tanggal ditetapkan .
Ditetapkan di JAKARTA .
Pada tanggal 22 Maret 1978 .
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
KETUA,
( ADAM MALIK )
WAKIL KETUA, WAKIL KETUA,
maloni
MASHURI, S . H . K .H .MASIKUR
112
NASKAH
PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN
PANCASILA
(EKAPRASETIA PANCAKARSA )
I. PENDAHULUAN
Bahwa sesungguhnya atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa
perjuangan rakyat Indonesia telah mengantarkan rakyat Indonesia
kepada Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu dan
berdaulat berdasarkan Pancasila. Maka menjadi tugas dan tanggung
jawab setiap warga negara Indonesia dan seluruh bangsa Indonesia
untuk mengemban kelangsungan hidupnya .
Sesungguhnyalah sejarah telah mengungkapkan , bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia , yang memberi kekuatan hidup
kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir batin yangmakin baik , didalam masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur .
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai
dasar Negara seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup Bangsa , yang
telah diuji kebenaran , keampuhan dan kesaktiannya, sehingga tak ada
satu kekuatan mana pun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia .
Menyadari bahwa untuk kelestarian keampuhan dan kesaktian
Pancasila itu , perlu diusahakan secara nyata dan terus-menerus
penghayatan dan pemgamalan nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya oleh setiap warga negara Indonesia , setiap penyelenggara
Negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan ,
baik di Pusatmaupun di Daerah .
Dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila oleh manusia
Indonesia akan terasa dan terwujudlah Pancasila dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia .
Untuk memungkinkan dan memudahkan pelaksanaan penghayatan
dan pengamalan Pancasila diperlukan suatu pedoman , yang dapat
menjadi penuntun dan pegangan hidup bagi sikap dan tingkah laku
setiap manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat dan
kehidupan bernegara .
113
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila itu dituangkan
dalam rumusan yang sederhana dan jelas, yangmencerminkan suara hati
nurani manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila dan yang mampu
secara terus -menerus menggelorakan semangat serta memberikan
keyakinan dan harapan akan hari depan yang lebih baik , sehingga
Pedoman itu dapat mudah diresapi, dihayati, dan diamalkan .
II. PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCA
SILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA ).
Pancasila seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 merupakan kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima Sila .
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab ,
Persatuan Indonesia , Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak
sanaan dalam permusyawaratan / perwakilan , Keadilan Sosial bagi
seluruh Rakyat Indonesia .
Pancasila yang bulat dan utuh itu memberi keyakinan kepada rakyat
dan bangsa Indonesia bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai apabila
didasarkan atas keselarasan dan keseimbangan , baik dalam hidup
manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan masyarakat,
dalam hubungan manusia dengan alam , dalam hubungan bangsa dengan
bangsa-bangsa lain , dalam hubungan manusia dengan Tuhannya,
maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah .
Dengan keyakinan akan kebenaran Pancasila , maka manusia
ditempatkan pada keluhuran harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan YangMaha Esa dengan kesadaran untuk mengemban kodratnya
sebagai makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial.
Dengan berpangkal tolak darikodratmanusia sebagaimakhluk Tuhan
Yang Maha Esa , yang merupakan makhluk prigadi dan sekaligus
makhluk sosial, maka penghayatan dan pengamalan Pancasila akan
ditentukan oleh kemauan dan kemampuan seseorang dalam
mengendalikan diri dan kepentingannya agar dapat melaksanakan
kewajibannya sebagaiwarga negara dan warga masyarakat.
Untuk memenuhi kewajibannya sebagai warga negara dan warga
masyarakat, manusia Indonesia dalam menghayati dan mengamalkan
Pancasila secara bulat dan utuh menggunakan pedoman sebagai berikut:
1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia
menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
114
Esa dan oleh karenanya manusia Indonesia percaya dan takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan keper
cayaannya masing -masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab .
Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembangkan sikap
hormat-menghormati dan bekerjasama antara pemeluk -pemeluk agama
dan menganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga
dapat selalu dibina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa .
Sadar bahwa agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa adalah masalah yang menyangkuthubungan pribadi dengan Tuhan
Yang Maha Esa yang dipercayai dan diyakininya , maka
dikembangkanlah sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai agama dan kepercayaannya dan tidak memaksakan suatu
agama dan kepercayaannya itu kepada orang lain .
2 . SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Dengan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab , manusia diakui
dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa , yang samaderajatnya, yang sama hak
dan kewajiban -kewajiban asasinya, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan , agama dan kepercayaan , jenis kelamin , kedudukan sosial ,
warna kulit, dan sebagainya. Karena itu dikembangkanlah sikap saling
mencintai sesamamanusia , sikap tenggang rasa dan ” tepa salira” , serta
sikap tidak semena -mena terhadap orang lain .
Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan , gemar melakukan kegiatan -kegiatan kemanu
siaan , dan berani membela kebenaran dan keadilan . Sadar bahwa
manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya
sebagai bagian dari seluruh umatmanusia ,karena itu dikembangkanlah
sikap hormat-menghormati dan kerjasama dengan bangsa -bangsa lain .
3. SILA PERSATUAN INDONESIA
Dengan Sila Persatuan Indonesia , manusia Indonesia menempatkan
persatuan , kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan
Negara di atas kepentingan pribadiatau golongan .
Menempatkan kepentingan Negara dan Bangsa di atas kepentingan
pribadi, berarti bahwa manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban
untuk kepentingan Negara dan Bangsa, apabila diperlukan. Oleh karena
115
orkorban untuk
sikap rela berkorban
kepentingan Negara
untuk kepentingan b
angsa ituertdilandasi
Air dandan BBangsa anah air
oleh rasa cinta kepada Tanah Air dan Bangsanya , maka
dikembangkanlah rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia , dalam rangkamemelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan , perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Persatuan dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dengan
memajukan Pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa.
116
5 . SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA
Dengan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,manusia
Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang samauntuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia . Dalam rangka
ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan .
Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak -hak
orang lain .
Demikian pula perlu dipupuk sikap suka memberikan pertolongan
kepada orang yang memerlukan agar dapat berdiri sendiri. Dengan sikap
yang demikian ia tidak menggunakan hak miliknya untuk usaha-usaha
yang bersifat pemerasan terhadap orang lain , juga tidak untuk hal-hal
yang bersifat pemborosan dan hidup bergaya mewah serta perbuatan
perbuatan lain yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum .
Demikian juga dipupuk sikap suka bekerja keras dan sikap
menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai
kemajuan dan kesejahteraan bersama. Kesemuanya itu dilaksanakan
dalam rangka mewujudkan kemajuan yangmerata dan keadilan sosial.
Demikianlah dengan ini ditetapkan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila yang dinamakan Ekaprasetia Pancakarsa .
Ekaprasetia , karena Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila ini bertolak dari tekad yang tunggal, janji yang luhur, kepada
diri sendiri bahwa sadar akan kodratnya sebagai makhluk pribadi dan
sekaligus makhluk sosial, manusia Indonesia merasa harus mampu
mengendalikan diri dan kepentingannya agar dapat melaksanakan
kewajibannya sebagaiwarga negara dan warga masyarakat.
Kesadaran akan kodratnya dan kemampuan mengendalikan diri dan
kepentingannya itu merupakan modal serta mendorong tumbuhnya
karsa pribadi untuk menghayati dan mengamalkan kelima Sila dari
Pancasila , yang karenanya dinamakan Pancakarsa .
III. PENUTUP
Sadar sedalam -dalamnya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup
Bangsa dan dasar Negara Republik Indonesia serta merasakan bahwa
Pancasila adalah sumber kejiwaan Masyarakat dan Negara Republik
117
Indonesia , maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila
sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya harus dimulai
dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara Negara yang
secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh
setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan , baik di Pusat
maupun di Daerah .
Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa dan
dasar Negara Republik Indonesia akan mempunyai arti nyata bagi
manusia Indonesia dalam hubungannya dengan kehidupan
kemasyarakatan dan kenegaraan .
Untuk itu perlu usaha yang sungguh-sungguh dan terus-menerus serta
terpadu demiterlaksananya penghayatan dan pengamalan Pancasila .
Demikianlah manusia dan bangsa Indonesia menjamin kelestarian dan
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu
dan berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila serta penuh gelora
semangat membangun masyarakat Indonesia yang maju , sejahtera , adil
dan makmur.
Semoga rahmat Tuhan Yang Maha Esa menyertai pelaksanaan
Pedoman ini.
118
un Panca PENJELASAN ATAS BAB II ANGKA 1
akatan : PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN
egara
PANCASILA
casilaa (KETETAPAN MPR No. : II/MPR / 1978 )
ik di Pus
Dengan rumusan Sila Ke- Tuhan -an Yang Maha Esa seperti tersebut
angsa 2
pada bab II angka 1 tidak berarti bahwa Negara memaksa agama atau
yata bit suatu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebab agama dan
ehidup kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu berdasarkan
keyakinan , hingga tidak dapat dipaksakan dan memang agama dan
ers
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri tidak memaksa
casile setiap manusia untuk memeluk dan menganutnya.
ariana Pancasila dan Undang -Undang Dasar 1945 menjamin kemerdekaan
-, ber tiap -tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing -masing dan
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu . Kebebasan
cera, agama adalah merupakan salah satu hak yang paling asasi di antara
hak-hak asasi manusia , karena kebebasan beragama itu langsung
ksanu bersumber kepada martabat manusia sebagaimakhluk ciptaan Tuhan .
Hak kebebasan beragama bukan pemberian Negara atau bukan
pemberian golongan .
119
Lampiran V
KUTIPAN
Ketetapan MPR No. IV /MPR / 1978 Tentang Garis
garis Besar Haluan Negara, Naskah Bab IV pola
Umum PELITA Ketiga, Bidang Agama dan Keperca
yaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa , Sosial-Budaya
Sub Bidang Pendidikan
a . Pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan
untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ,
kecerdasan , ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat
menumbuhkan manusia -manusia pembangunan yang dapat mem
bangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa .
b . Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu diambil
langkah-langkah yang memungkinkan penghayatan dan pengamalan
Pancasila oleh seluruh lapisan masyarakat.
c . Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan moral Pancasila dan
unsur-unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa dan
nilai-nilai 1945 kepada generasi muda dimasukkan ke dalam kuri
kulum di sekolah -sekolah , mulai dari Taman Kanak -kanak sampai
universitas, baik negerimaupun swasta .
d . Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu
pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masya
rakat dan Pemerintah .
c . Perguruan Swasta mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam
usaha melaksanakan pendidikan nasional. Untuk itu perlu dikem
bangkan pertumbuhannya sesuai dengan kemampuan yang ada
berdasarkan pola pendidikan nasional yang mantap , dengan tetap
mengindahkan ciri-ciri khas perguruan yang bersangkutan .
Pendidikan juga menjangkau program - program luar sekolah yaitu
pendidikan yang bersifat kemasyarakatan , termasuk kepramukaan ,
latihan -latihan ketrampilan dan pemberantasan buta huruf dengan
mendayagunakan sarana dan prasarana yang ada .
120
g . Mutu pendidikan ditingkatkan untuk mengejar ketinggalan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutlak diperlukan
untuk mempercepat pembangunan .
h . Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangun
an segala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan ketram
pilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktivitas, mutu dan
efisiensi kerja .
i. Titik berat program pendidikan diletakkan pada perluasan pendi
dikan dasar dalam rangka mewujudkan pelaksanaan wajib belajar
yang sekaligusmemberikan ketrampilan yang sesuai dengan kebu
tuhan lingkungannya serta peningkatan pendidikan teknik dan
kejuruan pada semua tingkat untuk dapat menghasilkan anggota
anggota masyarakat yang memiliki kecakapan sebagai tenaga -tenaga
pembangunan .
j. Pendidikan tinggi dikembangkan dan peranan Perguruan Tinggi
diarahkan untuk :
1) Menjadikan Perguruan Tinggi sebagian pusat pemeliharaan , pere
litian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai
dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa datang;
2 ) Mendidik mahasiswa-mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian
serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa
depan Bangsa dan Negara Indonesia ;
3 ) Menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha
pembangunan nasional dan pembangunan daerah ;
4 ) Mengembangkan tata kehidupan kampuns yang memadai dan
tampak jelas corak khas kepribadian Indonesia .
k . (dan seterusnya ).
121
Lampiran VI.
-
KUTIPAN -KUTIPAN PENTING DARI:
--
KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
- - - --
SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA
No. XX / MPRS / 1966
-
- -
TENTANG
122
Lampiran VII
Menimbang :
1. bahwa sampai sekarang masih belum terdapat keseragaman
mengenai tata urutan dan rumusan sila -sila dalam penulisan /
pembacaan / pengucapan Pancasila ;
2. bahwa untuk kepentingan keseragaman itu perlu menetapkan tata
urutan dan rumusan sila-sila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, sebagai tata urutan dan rumusan
dalam penulisan / pembacaan / pengucapan Pancasila ;
3. bahwa dalam hubungan itu perlu menyempurnakan penjelasan atas
Instruksi Presiden RI No. 01 tahun 1967;
Mengingat:
1 . Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
2 . Pasal 4 ayat ( 1) Undang-Undang Dasar 1945;
3. Undang-Undang No. 18 tahun 1961 tentang Ketentuan -ketentuan
pokok kepegawaian;
4 . Instruksi Presiden RI. No. 1 tahun 1967.
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 13 April 1968
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd ,
SOEHARTO
Jenderal TNI
124
Lampiran VII
DAB.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
HIKV:
CARATA 1. Back , Robert N , Perspectives In Social Philosophy, Holt, Rinehart and Winston ,
Inc. New York, 1967.
RANTE 2. Darmodihardjo, SH , Dardji, Pengantar Studi Pancasila, Laboratorium Pancasila
IKIP Malang, 1972.
3. Darmodihardjo , SH , Dardji dan Drs. I Nyoman Dekker, SH , Uraian Singkat Tentang
pokok-pokok Demokrasi Pancasila, Universitas Bravijaya Malang, 1971.
4. Daryatmo, Let Jen , Demokrasi Pancasila Sistem Konstitusional dan Pola Eksekutip
Berdasarkan UUD 1945, Ceramah tanggal 18 Oktober 1971.
5 . Departemen Pertahanan Keamanan (ed ), Pengertian Dasar Bagi Pedoman Imple
mentasi Pancasila untuk ABRI, 1971.
6 . Departemen Penerangan RI (ed ), Garis -garis Besar Haluan Negara RI (Ketetapan
MPR RI No. IV /MPR / 1973) dan Ketetapan Sidang Umum Majelis Permusya
waratan Rakyat 1973 MPR RI, 1973 .
I 1968 7. Drijarkara , Prof. Dr. N , Percikan Filsafat, PT Pembangunan Jakarta, 1969.
DONEN 8. Harjoko, O. Carm , Prof. Dr, dkk. Aspek-aspek Filosofis Pancasila , Laboratorium
Pancasila IKIP Malang, 1974 .
9. Hatta, Dr. Moh ., Sekitar Proklamasi, Tintamas, Jakarta, 1970.
10. Ismail Suny, MCL. Prof. Dr, Revolusi dan Konstitusi, ceramah di depan Hansip /
Hanra tgl. 6 Mei 1966 di Persatuan Pendidikan dan Latihan Pertahanan Rakyat:
" Pancasona" Jakarta, Penerbit Harian Indonesia Raya.
11. Joeniarto , SH , Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara , dalam Seri Ilmu Hukum
Tata Negara , Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta , 1967.
12. Kansil, SH , Drs. C .S. T., Pancasila dan UUD 1945 , Dasar Falsafah Negara, Pradnya
Paramita , Jakarta , 1973 , Bagian I dan II.
13. Kartohadiprodjo , Prof. Mr. Soedirman, Pancasila dan dalam Undang-Undang Dasar
1945, Bandung, 1967.
14. Krissantono (Ed), Pandangan Presiden Soeharto tentang Pancasila , CSIS , Jakarta ,
1976 .
15. Laboratorium Pancasila IKIP Malang, Pokok-pokok Pembahasan Pancasila , Lembaga
Penerbit IKIP Malang, Almamater, Edisi Revisi, 1973.
16 . Laboratorium Pancasila IKIP Malang, Pengertian Pancasila atas dasar UUD 1945
dan Ketetapan -ketetapan MPR , Lembaga Penerbit IKIP Malang, Almamater,
Edisi Revisi, 1973 .
17. Nasution , Jenderal Dr. A .H . Demokrasi Pancasila , Di Masa Sekarang dan DiMasa
Datang, Laboratorium Pancasila IKIP Malang, 1971.
18. Notonagoro, Prof. Drs. SH , Beberapa halmengenai Falsafah Pancasila , Universitas
Pancasila, Jakarta 1967.
19. Notonagoro , Prof. Drs. SH , Pancasila secara Ilmiah Populer, Pancoran Tujuh
Jakarta. 1971 .
20. Notonagoro, SH Prof, Dr, Drs, Pancasila Dasar Falsafah Negara, Pancoran Tujuh,
Jakarta, 1974 .
125
PN BALAI PUSTAKA – JAKARTA
U.C.BERKELEY LIBRARIES
099592220 )